22
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM VOKASI BIDANG ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI PERPAJAKAN TAKE HOME TEST – AGAMA KRISTEN PROTESTAN SPIRITUALITAS TANPA TUHAN oleh Purnama Marvenia Putri (1006781725) Sebagai salah satu komponen penilaian mahasiswa

spiritualisme tanpa Tuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: spiritualisme tanpa Tuhan

UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM VOKASIBIDANG ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI PERPAJAKAN

TAKE HOME TEST – AGAMA KRISTEN PROTESTAN

SPIRITUALITAS TANPA TUHAN

olehPurnama Marvenia Putri (1006781725)

Sebagai salah satu komponen penilaian mahasiswa

Depok2010

Page 2: spiritualisme tanpa Tuhan

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat

dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk dapat mengerjakan dan

menyelesaikan take home test dengan menuliskan parafrase dari buku “

Spiritualitas Tanpa Tuhan “ yang dikarang oleh Andre Comte Sponville.

Dalam penyusunan tugas ini saya mengalami berbagai kendala, namun hal

ini dapat teratasi. Karena dalam pengerjaan tugas ini, Tuhan memberikan

hikmatNya.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami ucapkan terima kasih

kepada Bapak Pdt. Ranto Gunawan yang telah membimbing saya dalam

menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini, dan memebrikan Ilmu Ilmu yang be

rkaitan dengan tugas yang diberikan. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada

orang tua saya yang telah memberi dukungan baik moril maupun material.

Dalam pengerjaan tugas ini saya sudah berusaha semaksimalkan mungkin

namun manusia tidak luput dari kesalahan maka dari itu jika ada kesalahan

kesalahan yang ada saya minta maaf dan jika ada kritik dan saran itu sangat

membantu saya untuk menambah ilmu saya yang saya miliki

Jakarta, 21 Desember 2010

Purnama Marvenia Putri

Page 3: spiritualisme tanpa Tuhan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hari – hari ini semakin banyak kelompok – kelompok studi ataupun yang

sejenisnya menyatakan bahwa kelompoknya adalah kelompok spiritual. Bahkan

kata – kata spiritual sudah tidak asing untuk didengar. Tetapi apakah arti dari

spiritual itu sendiri ? Apakah sama dengan religius ? Ternyata Spiritual dan

Religius adalah dua hal yang berbeda. Ketika seorang manusia merasakan

adanya suatu kekuatan semesta yang abstrak yang menciptakan,

membimbing, menjaga, memberikan penghargaan serta sanksi kepada

dirinya serta dimana kekuatan ini dirasakan mempengaruhi seluruh alam

semesta beserta isinya, hal ini merupakan suatu pemahaman spiritual. Jika

manusia tersebut mendefinisikan kekuatan tersebut sebagai suatu Yang

Maha Tinggi serta Maha Berkuasa kemudian mengidentifikasikan-Nya

sebagai Tuhan yang menunjukkan seperangkat pedoman jiwa/ hidup, maka

ini merupakan suatu pemahaman religi. Lalu apakah Spiritualitas ? Apa

perbedaanya dengan Religiusitas ? Religiusitas adalah keterikatan pada suatu

keyakinan agama tertentu yang memiliki aturan yang harus dipatuhi dan

dijalankan. Aturan semacam itu dapat berupa ritual-ritual keagamaan, seperti

sholat, pergi ke gereja, pura, wihara, dsb. Sebaliknya spiritualitas tidak sama

sekali terikat pada agama-agama tertentu saja. Spiritualitas ada pada semua

agama, tidak memandang apakah itu agama langit maupun agama bumi.

Spiritualitas itu lintas agama, Anda dapat menemukan spiritualitas itu bahkan

pada orang yang tidak memilih untuk beragama. Spiritualitas adalah makna dari

kehidupan.

Page 4: spiritualisme tanpa Tuhan

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menjelaskan tentang keeksisan Spiritualitas tanpa Tuhan dapat melalui tiga

permasalahan :

1. Bisakah kita hidup tanpa agama ?

2. Apakah Tuhan itu ada ?

3. Mungkinkah ada Spiritualitas Atheis ?

1.3 Tujuan Penulisan

Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, penulisan take home test ini

memiliki beberapa tujuan yang saling berkaitan yaitu :

1. Memahami arti dari agama

2. Mencari kebenaran akan keeksisan Tuhan

3. Memahami tentang Spiritualitas Atheis

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistem penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan : bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penulisan, serta sistematika penulisan. Dalam makalah ini kami menulis

tentang parafrase dari buku “ Spiritualitas Tanpa Tuhan “. Latar belakang berisi

tentang apa arti dari spiritualitas yang sebenarnya dan perbedaanya dengan

religiusitas. Dalam rumusan masalah dikemukakan masalah-masalah yang

dikemukakan didalam buku. Sedangkan tujuan penulisan adalah tujuan dari

makalah ini serta Sistematika penulisan yaitu sistematika penulisan dari makalah

ini.

Bab II Isi : bab ini berisi tentang parafrase dan pendapat mengenai buku “

Spiritualitas tanpa Tuhan “ yang ditulis oleh Andre Comte Sponville

Bab III Penutup : bab ini berisikan kesimpulan dari buku ini dan pendapat tentang

buku ini

Page 5: spiritualisme tanpa Tuhan

BAB II

ISI

2.1 Kehidupan tanpa Agama

Menurut Durkehim dalam bukunya yang berjudul Elementary Forms of

Religious Life, Agama adalah sistem keyakinan dan praktik – praktik keagamaan

terpadu mengenai hal – hal yang suci, yakni yang terpisah dari tabu. Melalui

agama kita mengartikan segenap keteraturan dari bentuk – bentuk kepercayaan

dan ritual yang meliputi hal suci dan gaib dimana keyakinan maupun ritual saling

menyatu, untuk mereka yang mengakuinya dan mempraktikkannya dalam sebuah

komunitas moral dan spiritual. Yahudi, Kristen dan Islam adalah contoh agama

yang ada di dunia ini. Ketiganya adalah agama monoteis atau yang percaya hanya

kepada satu Tuhan.

Ketika Andre (penulis buku Spiritualitas tanpa Tuhan) memilih untuk hidup

tanpa Agama, setelah 18 Tahun hidup didalam lingkungan kristen katolik, Ia

merasa segala sesuatu tampak lebih sederhana, lebih ringan, lebih kuat dan

semakin terbuka. Ia merasa meninggalkan ketakutannya , ketertutupannya dan

kelemahannya. Ia menjadi lebih bebas dan bergairah. Menurut saya, Ia menjadi

bebas karena tidak terbeban akan ritual – ritual keagamaan yang biasa ia lakukan

semasa Ia kecil hingga dewasa. Ia merasa tidak ada lagi hal – hal yang bisa

melarangnya. Apapun yang ia lakukan tidak ada upahnya yang biasa disebut oleh

orang yang memiliki agama adalah dosa. Ia bebas menentukan segala tindakannya

tanpa perlu takut akan kehidupan setelah kematian. Karena didalam kamus Atheis

tidak ada surga tidak ada neraka. Tidak ada penghakiman dari Allah Bapa.

Baginya, banyak orang termasuk dirinya memiliki keseharian hidup yang

sempurna tanpa kehadiran agama. Tetapi dia tidak memaksa kita untuk tidak

beragama supaya merasakan keseharian hidup yang sempurna. Menurutnya

Page 6: spiritualisme tanpa Tuhan

Ateisme bukanlah sebuah kewajiban maupun tuntutan yang harus dipenuhi.

Begitu juga dengan agama. Itu semua tergantung kepada kita masing – masing.

Mau menerima atau menolak.

Agama sebagai kepercayaan kepada Tuhan Sang Pencipta sehingga ketika

mujncul pertanyaan, apakah manusia dapat hidup tanpa agama. Ya adalah

jawabannya. Sebagai cotnoh adalah Agama Budha. Tidak mengenal adanya

Tuhan dan percaya kepada dewa – dewa tetpa hidup sampai sekarang. Umurnya

bhkan sudah berabad abad.

Agama (religion) ternyata memiliki dua asal kata dan sampai saat ini belum ada

yang bisa menentukan mana yang lebih tepat. Yang pertama adalah dari bahasa

latin religion yang berasal dari kata kerja religare yang berarti mengikat. Agama

ditujukan sebagai sesuatu yang mengikat masyarakat dalam kebersamaan. Tetapi

yang menjadi permasalahan adalah agama bukanlah satu – satunya hal yang

mengikat masyrakat.Minat pribadi juga mempengaruhi ikatan kebersamaan dalam

sebuah struktur masyrakat. Menurut Andre yang mengikat masyarakat menjadi

satu kepercayaan bukanlah Tuhan yang keeksisannya diragukan tetapi

kebersamaan yang terjalin dalam keyakinan yang sama yaitu kenyataan perasaan

bahwa mereka semua terikat kepada Tuhan (secara vertikal) dan ikatan

kebersamaan (secara horizontal)

Inilah yang dimaksud dengan kebersamaan. Manusia mungkin dapat hidup

tanpa agama tetapi tidak dapat hidup tanpa komune. Baginya, Masyarakat tanpa

komune sama saja dengan meninggalkan ide dasar komunitas karena komunelah

yang menciptakan komunitas. Masyarakat bukanlah sebuah komunitas yang

melahirkan komune. Sebaliknya, komunelah yang mengubha sekumpulan

masyarakat menjadi sebuah komunitas. Menjalin komune berarti berbagi tanpa

membagi sebagai contoh dalam keluarga atau persahabatan.Orang – orang

menjalin komune dalam kegembiraan. Semua berbagi kebahagiaan tanpa harus

membaginya.Kebahagian setiap orang dalam kelompok keluarga atau

persahabatan justru terletak pada keikutsertaan merasakan kenikmatan yang

diperolej rekan lainnya. Inilah yang disebut komune pikiran karen hanya

pikiranlah yang tau bagaiman caranya berbagi tanpa membagi.

Page 7: spiritualisme tanpa Tuhan

Komune tanpanya tidak akan ada bangsa hanya individu – individu. Sebuah

bangsa adalah sebauah komunitas. Ini membuktikan bahwa indovidu individu

didalamnya salin menjalin komune. Komune itu diperlukan karen tanpanya

masyarakat tidak akan berkembang.Tidak ada sebuah masyarakat tanpa

komune.Namun, hal ini tidak berarti semua komune adalah berkeyakinan kepada

Tuhan sang Pencipta.Tidak ada masyarakat yang sanggup hidup tanpa komune,

namun tidak seuma komune bersifatr keagamaan . Komune dapat terjalin dalam

bentuk yang lain selaian bentuk suci dan ilaiah. Ketika ada masyarakat yang jelas

jelas bisa eksis tanpa tuhan dan tanpa agama, maka tidak ada masyarakt dalam

waktu lama meninggalkan komune.

Asal kata kedua dari agama (religion) ternyata relegare yang berarti

merenungkan .Dalam pengertian ini, Andre menyimpulkan bahwa Agama tidka

sepenuhnya sesuatu yang mengikat melainkan sesuatu yang

direnungkan.Menurutnya, agama lebih mengarah kepada ketaatan (merenungkan

dan membaca ulang) daripada komune (yang mengikat). Lebih tepatnya agama

dijalankan dengan cara merenungkan, membaca ulang firman Tuhan, mitos atau

teks yang sama sehingga orang orang berakhir dengan menjalin komune dalam

keimanan dan idealisme - idealisme yang sama.Terikat karena membaca berulang

– ulang.Tidak ada komune tanpa ketaatan.

Ketaatan dan Keimanan memiliki asal kata yang sama dari bahasa latin yaitu

fides. Tetapi bagi Andre, Ketaatan adalah sesuatu yang masih tersisa ketika

keimanan telah hilang.Keimanan adalah sebuah kepercayaan sedagkan ketaatan

adalah kecintaan, komitmen, kebersyukuran. Keimanan melibatkan satu atau

beberapa tuhan sedangkan ketaatan melibatkan komunitas. Yang pertama

menuntut imajinasi dan kesopanan sedangkan yang kedua menuntu kehendak dan

ingatan.Keduanya bisa seiring berjalan dan dilakukan oleh pemeluk agama tetapi

kedua hal itupun dapat terpisah.

Menurut Andre, ketika berhenti percaya kepada Tuhan dan memilih untuk tidak

menganut agama apapun tidak langsung membuat seseorang menjadi pengecut

ataupun jahat. Keimanan tidak menjamin ketaatan sedangkan tidak mungkin ada

ketaatan tanpa keimanan. Keimanan merupakan anugerah Tuhan sedangkat

Page 8: spiritualisme tanpa Tuhan

ketaatan merupakan tanggung jawab.

Andre tidak percaya kepada Tuhan ataupun kekuatan kekuatan supranatural

namun memiliki keimanan karena mengakui tempatnya dalam sejarah, tradisi, dan

komunitas Yahudi-Kristen.Baginya, orang yang mengajarkan etika kepdanya

ketika sudah tidak memiliki keimanan kepada Tuhan adalah penyanyi Goerges

Brassens. Semua orang tahu bahwa Ia tidak percaya kepada Tuhan namum

memiliki etika yang mengandung jejeak-jejak alkitab. Spinoza, seorang ateis juga

menjadikan Yesus sebagai guru besar. Yesus adalah manusia biasa dengan

penngecualian. Dia adalah “Filsuf terbesar”. Seseorang yang mengungkapkan

moralitas dengan cara yang paling baik.Mereka tidak percaya kepada Tuhan

namun tetap menganggap dirinya orang Kristen karena mereka mengetahui dan

menilai perlengkapan mereka masih ada hubungannya dengan kekristenan.

Dalam Ilmu pengetahuan, hilangnya kepercayaan kepada Tuhan tidak

mengubah apapun. Ilmu pengetahuan akan tetap sama dan memiliki keterbatasan-

keterbatasan yang sama. Para Ilmuwan sangat menyadari hal ini. Percaya maupun

tidak percaya akan keberadaaan Tuhan dapat mempengaruhi mereka menjalani

profesi mereka. Dalam moral, hilangnya kepercayaan kepada Tuhan tidak

mengubah apapun.Ketika tidak percaya lagi kepada Tuhan lantas tidak membuat

sesorang langsung dengan bebas melakukan kejahatan.Menurutnya, perintah yang

baik tidak menjadi baik karena Tuhan memerintahkan untu melakukannya. Ketika

memiliki agama semua kwajiban adalah perintah suci sedangkat jika tidak

memiliki keimanan lagi semua perintah hilang yang ada hanyalah kewajiban,

yaitu perintah yang kita bebankan kepda diri kita . Tidak perlu percaya Tuhan,

hanya perlu lebih mendengarkan suara hatinya. Percaya atau tidak percaya kepada

Tuhan tidak mengubah hal – hal secara signifikan. Memiliki agama maupun tidak

tidak dapat mencegah untuk menghormati semua makhluk hidup, kebebasan, dan

martabat orang lain.

Hilangnya kepercayaan kepada Tuhan tidak mengubah hal hal dalam Ilmu

pengetahuan maupun mmoral akan tetapi mengubah skala harapan. Jika percaya

pada Tuhan, kita dapat berharap apa saja kepadaNya.Tetapi orang – orang yang

tidak percaya kepada Tuhan tidak memiliki harapan lagi sehingga mereka tidak

Page 9: spiritualisme tanpa Tuhan

bisa menghindari dari keputusasaan.Tetapi nili manusia diukur bukan oleh

harapan maupun keimanan, melinkan besarnya cinta, belas kasih, dan keadilan

yang dilakukan.Menurut Snto Thomas, Didalam diri Yesus ada kemurahan hati

yang sempuran namun tidak memiliki keimanan maupun harapan karena dia

adalah Tuhan, Tuhan tidak perlu percay kepada Tuhan maupun Yahudi, dan dia

tidak perlu mengharapkan apapun karena Ia Mahatahu.Jika Yesus sendiri tidak

memiliki keimanan maupun harapan, maka berimana kepada Yesus tidak berarti

menirukan keimanan dan harapannya tetapi kemurah hatiannya.

2.2. Keeksistensian Tuhan

Tuhan adalah zat yang tak terjangkau, tak terlukiskan, dan melampaui

pemahaman. Tuhan adalah zat kekal abadi yang gaib dan Mahasempurna,

Mahakuasa, Mahaadil, Maha pengasih dan Maha pencipta. Dia tidak menciptakan

dirinya sendiri dan tidak bergantung pada apapun. Dia Mahamenentukan dan

Mahamutlak.

Ateis meyakini bahwa Tuhan itu tidak ada sedangkan agnostik tidak percaya

pada pernyataan Tuhan itu ada dan tidak ada. Mereka tidak menyangkal

keberadaan Tuhan dan membiarkan pernyataan mengambang diudara.Berbeda

dengan para penganut agam yang percaya bahwa Tuhan itu ada. Itulah yang

disebut keimanan. Tak seorang pun mengetahui apakah Tuhan itu ada maupun

tidak ada. Bagi penganut agama, Tuhan telah memberi mereka kebenaran sekali

untuk selamanya. Wahyu saja sudah cukup maka tidak perlu adanya pembuktian.

Andre tidak tahu apakah Tuhan itu ada atau tidak, etapi percaya bahwa dia tidak

ada.Baginya, tidak ada bahkan tidak mungkin ada pembuktian bagi kehadiran

Tuhan.Tuhan bukanlah sebuah dalil. Dia adalah zat yang seorangpun tak akan

sanggup membuktikannya.Menurutnya tidak mungkin sesuatu itu bisa ada tanpa

pembuktian. Sebagai contoh sinterklas.

Salah satu alasan utama Andre tidak mempercayai Tuhan adalah Ia tidak

melihat fakta atas kehadiran Tuhan. Jika Tuhan itu ada seharusnya Ia lebih mudah

untuk dibuktikan atau dirasakan. Harusnya lebih efektif jika Ia menampakkan

dirinya.Menurutnya Tuhan yang bersembunyi sangat bersikap kekanak- kanakan

Page 10: spiritualisme tanpa Tuhan

dan tidak bijaksana. Dan Tuhan yang bersembunyi sangat berlawanan dengan

gagasan Tuhan Bapa, karena tidka mungkin seorang bersembunyi ketika anaknya

menderita. Sehingga alasan yang kuat untuk tidak mempercayainya adalah, Jika

Tuhan tidak menampakkan dirinya mungkin saja dia bersembunyi atau mungki

dia tidak ada.Menurut saya Tuhan bukan bersembunyi, itu adalah bentuk dari

menghormati kebebasan kita . Jika Ia tampak maka kita tidak akan memiliki

pilihan untuk mempercayainya ataupun tidak. Tidak akan ada lagi keimanan

karena kita sudah melihatnya yang ada adalah bentuk nyata. Selain itu ia

bersembunyi agar kita memiliki keinginan untuk mencarinya. Sehingga Ia tak

terlupakan. Tuhan menciptakan manusia agar ada yang bergantung padanya

sehingga jika Tuhan tampak bisa saja kita tidak bergantung kepadanya lagi.

Menurut Plato, Jika keesaan Tuhan benar benar ada maka tidak ada yang perlu

dibicarakan tentangnya. Bahkan tidak ada sebutan yang tepat baginya. Ia tidak

bisa didefinisikan maupun diketahui, dirasakan mauun diberi penilaian. Jika

Tuhan tidak mungkin dipahami maka tidak akan ada yang menilai pemahaman

kita akan Dia. Jika tidak ada yang dapat dikatakan perihal Tuhan, maka tak dapat

dinyatakan bahwa Dia ada. Seluruh nama atau sebutan untuk Tuhan bersifat

kemanusiaan namun Tuhan tanpa nama bukanlah Tuhan lagi. Menurut saya ,

Tuhan memberikan kebebasan kepada kita untuk memnyebutnya dengan sebutan

manusiawi agar kita lebih dekat lagi kepadaNya. Agar tidak terlalu ada jurang

pembatas antar Tuhan dan Manusia karena Ia ingin lebih dekat dengan ciptaan-

ciptaanNya. Dia ingin kita juga menyamakan dirinya dengan Bapa kita sehingga

apa yang kita berbuat(tentu saja yang baik) kepada Bapa kita juga dilakukan

kepadaNya sehingga terjadi hubungan yang sangat dekat antara Tuhan dan

CiptaaNya seperti Bapa dan Anaknya.

Bagi Andre, Keeksistensian kejahatan bukan hanya mengungkapkan kelemahan

agama tetapi juga menguatkan pemikiran bahwa Tuha tidak ada. Entah Tuhan

ingin melenyapkan kejahatan namun tidak mampu atau Dia mampu tetapi tidak

mau atau Dia tidak mampu dan tidak mau atau Dia mau dan Dia mampu. Jika Dia

mau tetapi tidak mampu maka artiya dia adalah lemah. Jika Ia mampu tetapi tidak

mau Dia adalah jahat. Jika Dia tidak mampu dna tidak mampu maka Dia lemah

Page 11: spiritualisme tanpa Tuhan

dan jahat dan jika Dia mau dan dia mampu berati darimakanah asal kejahatan.

Harus disimpulkan bahwa tidak ada Tuhan yang menciptakan dunia ini ataupun

mengaturnya baik karena tidak ada Tuhan atau Tuhan tidak perduli terhadapat

kita. Menurut saya, Tuhan tidak menciptakan kejahatan tetapi Tuhan memberika

hak kepada Iblis untuk menghasut manusia tujuannya adalah Tuhan ingin

mengetahui yang mana manusia yang taat kepadaNya dan mana yang mudah

terhasut godaan Iblis seperti Andre. Andre adalah contoh manusi yang mudah

dihasut oleh Iblis karena Ia seperti Adam dan Hawa, didalam hatinya pasti Ia iri

kepada Tuhan yang Maha segalanya. Ia butuh sosok yang benar benar nyata untuk

dia akui sebagai Tuhan padahal Tuhan sendiri berkata dalam Yohanes 20: 29 “

……..Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” Sehingga yang

dibutuhkan adalah keimanan bahwa Tuhan memang ada dan seharusnya Ia

merasakan keberadaan Tuhan buakn dengan fisik melainkan dengan hatinya.

Mungkin ia kurang membuka hatinya kepada Tuhan sehingga Tuhan tidak bisa

masuk untuk menjamah hatinya atau mungkin Ia melakukan kewajibannya selama

menjadi kristen hanya sebagai rutinitas bukan kerinduan untuk menyenangkan

hati Tuhan sehingga Iblis mudah mempengaruhi dia untuk tidak percaya akan

Tuhan. Tuhan memberikan hak untuk Iblis untuk menghasut manusia dengan

tujuan yang jelas supaya manusia lebih dekat lagi kepadanya. Lebih

membutuhkan dia agar tidka terserang gangguan Iblis. Supaya Tuhan bisa

menolongnya dari jerat Iblis.

Tuhan menciptakan manusia menurut gambaranNya sendiri. Menurut Andre

gagasan ini menimbulkan keraguan karena ia lebih percaya tentang teori darwin

yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera. Saya yakin bahwa Andre

tidak begitu mengerti akan aertid ari menurut gambaranNya bukan secara fisik

sebenarnya Tuhan mengartikan itu tetapi kepada sifat dan roh kita . Bahwa kita

memiliki roh yang lebih besar dari dunia ini seperti yang dimiliki Tuhan. Kita

pada dasarnya penuh dengan sifat yang penuh kasih seperti Tuhan penuhdan

penuh pengertian namun karena Adam dan Hawa melanggar yang Tuhan

perintahkan maka Iblis menjadi berkuasa akan dunia ini untuk memperdaya kita

agar tidak serupa lagi dengan Tuhan.

Page 12: spiritualisme tanpa Tuhan

2.3 Spiritualitas Atheis

Manusia bisa hidup tanpa agama namun tidka bisa hidup tanpa komune bahkan

manusia tidka dapat hidup tanpa spiritualitas.Spiritualitas adalah kehidupan roh.

Spiritualitas mencakup seluruh aspek kehidupan manusia yang sesungguhnya.

Spiritual sama artinya dengan katag mental atau rohaniah.Semua agama bersifat

spiritualitas. Tetapi tidak semua spiritualitas berdifat keagamaan.

Menjadi seorang atheis mengingkari keeksisan Tuhan dan menjadi tidak

berTuhan namun bukan berarti tidak menjadi apa – apa. Menurut orang orang

atheis, alam merupakan totalitas dari realitas dimana tidak terdapat hal gaib .

Alam ada dan terbebas dari roh.Roh bukanlah sebab adanaya alam. Roh adalah

akibat alam yang paling menarik. Menurutnya Spiritulitas berasalh dari alam.

Menurut kebanyaka orang agama sama dengan spiritualitas padahal kedua

hal tersebut berbeda. Jika mundur ke abad abad sebelumnya, spiritualitas telah ada

sebelum agama. Kehidupan spiritual lebih cenderung kepada mistikisme.

Sehingga baginya kita bisa mempunya kehidupan spiritual tanpa harus percaya

kepada Tuhan.

Meski ia tidak percaya Tuhan dan skeptis terhadap agama, Sponville bukanlah

orang yang tidak butuh spiritualitas. Tetapi spiritualitas yang ia inginkan bukanlah

pemenuhan spirit yang berasal dari sesuatu yang lain, baik dari agama maupun

Tuhan.

Spiritualitas menurut Sponville adalah kehidupan dengan ruh. Ruh itu sendiri,

dengan meminjam uraiannya Rene Descartes dikatakan Sponville sebagai sesuatu

yang berpikir. Ruh itulah yang berpikir, mencecap, mengetahui, merasakan, dan

sebagainya. Sesuatu itu dalam pandangan Sponville adalah otak sementara

Descartes meyakininya sebagai substansi material.

Kebutuhan akan spiritualitas itulah yang kemudian mendorong Sponville

menawarkan spiritualitas tanpa Tuhan atau spiritualitas ateis.

Saya tidak setuju dengan Andre karena tidak mungkin ada spiritualitas

tanpa Tuhan karena semua yang berhubungan dengan spiritualitas berhubugan

dengan roh dan roh berasal dari Tuhan dan Yesus sendiri mengatakannya, bahwa

Page 13: spiritualisme tanpa Tuhan

diluar Dia kita tidak mempunyai kehidupan sejati macam apapun, entah kita

menyebutnya sementara atau rohani, dan karena itu semua kehidupan atau

perbuatan yang dilakukan tanpa Dia adalah sesuatu yang kosong. “Akulah pokok

anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan

Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat

apa-apa “ ,Yohanes 15:5

Page 14: spiritualisme tanpa Tuhan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Andre Comte, penulis buku “Spiritualitas tanpa Tuhan” tidak percaya

kepada Tuhan karena :

1. Tidak ada argumen yang dapat membuktikan keeksitensianNya

2. Tidak memilik pengalaman yang membuktikan Tuhan itu ada

Dan baginya hidup tanpa komune adalah suatu hal yang tidak mungkin apalagi

sipirtualitas namu karena Ia tidak percaya kepada Tuhan maka ia membuat

spiritualitas tanpa Tuhan yang ia namakan dengan Spiritualitas Atheis.

3.2 Saran

Sebagai anak – anak Tuhan yang dikasihNya seharusnya kita memiliki

iman yang kuat kepada Tuhan bukan sekedar iman yang butuh pembuktian seperti

yang diinginkan Andre karena Tuhan berkata berbahagialah kita yang tidak

melihat namun percaya dan biarlah kita merasakan kehadiran Tuhan dengan hati

kita bukan secara fisik seperti yang diinginkan oleh Andre.

Page 15: spiritualisme tanpa Tuhan

DAFTAR PUSTAKA

Sponville, Andre Comte . 2006 . Spiritualitas Tanpa Tuhan . Jakarta : Alvabet

Departemen Kehakiman dan HAM . 2000 . Alkitab . Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia