11
A. Judul program Pelatihan Teknik Kultur Spirulina platensis Skala Semi Massal dan Potensinya sebagai Pakan Alami Ikan di Desa Beji Purwokerto. B. Latar belakang masalah Kabupaten Banyumas dikenal sebagai penghasil ikan Gurame terbesar dengan sentra pembesaran di Sumpiuh, Kemranjen, dan Tambak. Penghasil benih Gurame berada di Beji dan Singasari. Benih gurami dari kedua desa itu sudah mendapat sertifikat pada tahun 2005 dan 2006. Kelompok Petani Ikan di Desa tersebut mendapat sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi Dirjen Perikanan Budi daya dengan nomor 001/BBATS-AGS/Sys/III/200. Pembenihan ikan gurami (osphronemus goramy) untuk jenis produksi telur sampai P2. Desa Beji ditargetkan sebagai desa mina pada 2007 dan saat ini masih dalam penataan. Masyarakat di Desa Beji hampir separuh warganya bermata pencaharian sebagai peternak ikan dan yang tercatat sebagai anggota Koperasi Giat Makaryo sebanyak 70 peternak ikan, setiap anggota menaungi langsung 10 peternak. Masing-masing anggota memproduksi benih Tawes, Melem, Mujahir, Nila, Emas, dan Lele Dumbo. Akan tetapi ikan yang banyak di kembangkan di Desa Beji adalah jenis Gurame. Budidaya Gurame di Desa Beji dimulai dari tahap pemilihan induk. Induk yang digunakan sudah mencapai umur 3 tahun. Gurame dipilih untuk dipijahkan dengan perbandingan jumlah antara induk jantan dan betina biasa 1 : 1 – 14.Dengan harapan induk jantan paling sedikit bisa mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan. Setelah Gurame mengeluarkan telur, diambil dipindahkan pada tempat penetasan. Telur akan menetas dalam tempo 30 sampai 36 jam. Selama 5 hari benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena masih mengisap kuning telur (yolk sack). Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus disuplai dari luar. Suplai makanan terdiri dari pakan buatan dan pakan alami. Pakan alami larva ikan di Desa Beji masih mengandalkan pakan yang dibeli dari pembudidaya pakan alami yang berada jauh dari lokasi peternakan. Pakan alami larva ikan yang sering digunakan adalah Cacing Tubifex. Tubifex diperoleh dengan harga Rp 5.000 per 200 ml. Pengeluaran terbesar dalam pembenihan ikan adalah untuk pengadaan pakan alami yang sangat dibutuhkan pada saat proses perkembangan larva. Pakan alami sangat dibutuhkan oleh benih ikan untuk melangsungkan hidupnya. Fungsi utama pakan adalah untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk kelangsungan/ mempertahankan hidupnya dan kelebihannya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Selama ini jenis pakan yang banyak digunakan di Desa Beji adalah pakan buatan. Sebagai

Spirulina Search

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Spirulina SearchSpirulina Search

Citation preview

A.Judul programPelatihan Teknik KulturSpirulina platensisSkala Semi Massal dan Potensinya sebagai Pakan Alami Ikan di Desa Beji Purwokerto.B.Latar belakang masalahKabupaten Banyumas dikenal sebagai penghasil ikan Gurame terbesar dengan sentra pembesaran di Sumpiuh, Kemranjen, dan Tambak. Penghasil benih Gurame berada di Beji dan Singasari. Benih gurami dari kedua desa itu sudah mendapat sertifikat pada tahun 2005 dan 2006. Kelompok Petani Ikan di Desa tersebut mendapat sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi Dirjen Perikanan Budi daya dengan nomor 001/BBATS-AGS/Sys/III/200.Pembenihan ikan gurami (osphronemus goramy) untuk jenis produksi telur sampai P2.Desa Beji ditargetkan sebagai desa mina pada 2007 dan saat ini masih dalam penataan. Masyarakat di Desa Beji hampir separuh warganya bermata pencaharian sebagai peternak ikan dan yang tercatat sebagai anggota Koperasi Giat Makaryosebanyak 70 peternak ikan, setiap anggota menaungi langsung 10 peternak.Masing-masing anggota memproduksi benih Tawes, Melem, Mujahir, Nila, Emas, dan Lele Dumbo. Akan tetapi ikan yang banyak di kembangkan di Desa Beji adalah jenis Gurame.Budidaya Gurame di Desa Beji dimulai dari tahap pemilihan induk. Induk yang digunakan sudah mencapai umur 3 tahun. Gurame dipilih untuk dipijahkan dengan perbandingan jumlah antara induk jantan dan betina biasa 1 : 1 14.Dengan harapan induk jantan paling sedikit bisa mengawini dua ekor induk betina dalam satu tarikan. Setelah Gurame mengeluarkan telur, diambil dipindahkan pada tempat penetasan. Telur akan menetas dalam tempo 30 sampai 36 jam. Selama 5 hari benih-benih belum membutuhkan makanan tambahan, karena masih mengisap kuning telur (yolk sack). Setelah lewat masa itu benih membutuhkan makanan yang harus disuplai dari luar.Suplai makanan terdiri dari pakan buatan dan pakan alami. Pakan alami larva ikan di Desa Beji masih mengandalkan pakan yang dibeli dari pembudidaya pakan alami yang berada jauh dari lokasi peternakan.Pakan alami larva ikan yang sering digunakan adalah CacingTubifex.Tubifexdiperoleh dengan harga Rp 5.000 per 200 ml. Pengeluaran terbesar dalam pembenihan ikan adalah untuk pengadaan pakan alami yang sangat dibutuhkan pada saat proses perkembangan larva.Pakan alami sangat dibutuhkan oleh benih ikan untuk melangsungkan hidupnya. Fungsi utama pakan adalah untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan.Pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk kelangsungan/ mempertahankan hidupnya dan kelebihannya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Selama ini jenis pakan yang banyak digunakan di Desa Beji adalah pakan buatan. Sebagai pakan benih ikan, jenis pakan buatan mempunyai banyak kekurangan dibandingkan pakan alami. Komponen penyusun pakan alami lebih lengkap, sehingga ikan cenderung lebih menyukai pakan alami. Selain itu tidak membahayakan pemangsa.Kebutuhan pakan alami ini semakin sulit terpenuhi, karena peternak ikan belum memahami teknik kultur pakan alami. Oleh karena itu baru beberapa pengusaha yang menanamkan modalnya secara khusus dalam produksi pakan ikan alami.Berbeda dengan pakan buatan yang lebih praktis dan mudah pengerjaannya, sehingga banyak pembudidaya ikan menggunakannya meskipun sebenarnya kurang baik atau sering membahayakan untuk pembenihan larva udang maupun ikan.Kelemahan pakan buatan adalah kurang menarik pemangsa karena lama-lama tidak mengambang/ melayang di air. Disamping itu apabila tidak habis dapat membahayakan ikan dan udang peliharaan, serta perairan menjadi tercemar.Spirulinamerupakan mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami benih ikan. Alga ini mempunyai kandungan gizi yang tinggi, yaitu protein yang bisa mencapai 70 % dari berat keringnya sehingga dapat menjadi alternatif bagi makanan kesehatan. Dalam dunia perikanan, mikroalga ini telah banyak dijual dalam bentuk tepung dan produk-produk makanan olahan. Tepung seperti ini sudah diproduksi secara komersial di California, Israel, Jepang, Taiwan dan juga Mexico.KulturpakanalamiSpirulinadapat dilakukanoleh para petani dengan mudah dan tidak memerlukan lahan yang luas. Pengembangan pakan alami mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya karena mikroalga mudah dikultur, ukuran sesuai mulut larva/ ikan pemangsa, pergerakan mampu memberikan rangsangan bagi pemangsa untuk memakannya, mampu berkembang biak dengan cepat dalam waktu relatif singkat sehingga ketersediaannya dapat terjamin sepanjang waktu.Spirulinamerupakan mikroalga hijau kebiruan, sel berkoloni dan membentuk filamen terpilin yang menyerupai spiral/ helig. Alga ini mengandungan berbagai zat gizi seperti protein dapat mencapai 72 %, lipid 8%, karbohidrat 16%,vitamin B1, B2, B6, B12, C, niasin, karotin dan kandungan asam amino yang cukup seimbang.Spirulinajuga mengandung salah satu asam lemak esensial yaitu asam -linoleat (GLA), yang merupakan asam lemak majemuk.Spirulinamenyediakan semua asam amino yang diperlukan tubuh dan dalam bentuk tersebut 5 kali lebih mudah untuk dicerna dibanding dengan protein kedelai.Spirulinamengandung 8 asam amino essensial dan 10 asam amino non essensial.Spirulinamengandung lipopolisakarida sebesar 1,5% bobot keringnya, kandungan lipopolisakarida inilah yang menjadikanSpirulinadigunakan sebagai immunostimulan yang potensial dalam meningkatkan respon kekebalan tubuh pada ikan. DindingSpirulinakaya akan muco-protein meningkatkan lapisan mukus pada kulit ikan yang menyebabkan sirip ikan lebih sehat, meningkatkan resistensi/ peradangan kulit terhadap serangan penyakit.Manfaat lain dari mikroalgaSpirulinaadalah sebagai pakan zooplankton/ larva udang atau ikan dan hewan-hewan kecil lainnya. Di JepangSpirulinadiberikan pada ikan mas koki dan ikan hias lainnya untuk meningkatkan kualitas warna ikan hias tersebut.Hingga saat ini di Indonesia belum terdapat pembudidayaan spirulina skala massal yang dilakukan oleh peternak ikan untuk kepentingan pakan alami. Menurut Prof Nyoman Kabinwa, periset spirulina, perairan Indonesia meliputi perairan tawar, payau, dan laut berpotensialuntuk pengembangan ganggang hijau biru.Mikroalga bersel silindris dengan dinding selnya yang tipis ini memiliki potensi pengembangan yang lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan tingkat tinggi. MikroalgaSpirulinadapat mudah dikembangkan dengan lebih cepat dan praktis. Pengembangan dilakukan menurut dimensi volume, berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi yang saat ini masih dikembangkan dalam dimensi luas. Pemanfaatan luas lahan yang sama, dapat memberikan efisiensi yang lebih besar bagi pembudidayaan mikroalga. Selain itu dengan daur hidupnya yang pendek mikroalgaSpirulinamampu berkembang biak dalam waktu yang singkat, dapat dipanen sekitar 3-7 hari setelah inokulasi. Sedangkan tumbuhan tingkat tinggi, misalnya padi paling cepat membutuhkan waktu sekitar 100 hari untuk dapat dipanen.C.Perumusan Masalah1.Peternak ikan masihmengabaikan penggunaan pakan benih ikan yang bermutu pada tahap pemeliharaan larva, sehingga pertumbuhan larva kurang optimum,hasil yang rendah sebagai akibat mortalitas yang tinggi2.Peternak ikan belum mempunyai keterampilan mengenai teknik kultur pakan alami.3.Spirulinamerupakan pakan alami yang mempunyai kandungan gizi lengkap yang dibutuhkan ikanD.Tujuan dan ManfaatTujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah1.Memberikan Pengetahuan dasar terhadap peternak ikan mengenai pentingnya pakan alami berkualitas dalam proses pembenihan ikan, sehingga dapat menekan tingkat mortalitas dalam fase larva ikan.2.Memberikan keterampilan mengenai teknik kultur pakan alami skala semi massal, sehingga peternak ikan mampu untuk memproduksi pakan alami sendiri secara berkesinambungan.3.Memberikan pejelasan mengenai keunggulanSpirulinasebagai pakan alami benih ikan.E.Luaran yang Diharapkan1.Peternak ikan mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya pakan alami terhadap keberlangsungan hidup larva ikan2.Peternak ikan mendapatkan keterampilan mengenai teknik kulturSpirulinaskala semi massal serta mampu menghasilkan pakan alami untuk kepentingan pribadi ataupun dijual kepeternak lain.3.Tersedianya pakan alamiSpirulinasecara berkesinambungan dan memenuhikebutuhan baik kualitas maupun kuantitas.F.Kegunaan ProgramPermasalahan para peternak ikan di Desa Beji adalah tingginya tingkat mortalitas ikan pada fase larva disebabkan tidak sesuainya pakan yang diberikan dengan sifat morfologis dan fisiologis dari larva ikan. Kurangnya keanekaragaman nutrisi yang terdapat pada pakan yang selama ini digunakan untuk menopang kelangsungan hidupnya pada saat adaptasi.Melalui program pengabdian masyarakat para peternak ikan diharapkan memahami dan mampu untuk memproduksi pakan alami yang kaya akan nutrisi dan sekaligus berguna sebagai suplemen immunostimulan yang sangat diperlukan oleh ikan pada fase larva yang rentan terkena penyakit. Dengan keterampilan teknik kultur, peternak ikan dapat memproduksi pakan alami untuk kepentingan sendiri ataupun dijadikan lapangan pekerjaan baru sebagai produsen pakan alami yang bisa dijual ke para peternak ikan lain.G.Gambaran Umum MasyarakatSasaranProgram Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat akan dilaksanakan di Desa Beji Kabupaten Purwokerto, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak ikan. Desa Beji merupakan desa pemasok ikan Gurame terbesar di Banyumas. Di Desa Beji terdapat Koperasi Giat Makaryo yang menaungi bidang ternak ikan. Koperasi Giat Makaryo pada saat ini tercatat ada 70 anggota kelompok, tiap kelompok terdiri dari 10 petani dengan jumlah kolam sekitar 2.100 buah.Pelaksanaan Program Kreatifitas Mahasiswa, akan mengundang 3 orang dari perangkat Desa sebagai wakil dan pemantau dari pihak pemerintahan dan melibatkan 10 peternak ikan yang merupakan kelompok anggota Koperasi Giat Makaryo dengan pertimbangan untuk kelancaran dan kesejahteraan usaha peternakan ikan di Desa Beji dan demi keberlangsungan kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdiaan Masyarakat ini. Jarak antara kampus Biologi dengan Desa Beji sekitar 15 km.H.Metode Pelaksanan ProgramMetode yang akan digunakan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian masyarakat adalah dengan alih teknologi yaitu transfer ilmu sekaligus memberikan pelatihan mengetahui cara produksiSpirulinaskala semi massal kepada para peternak ikan di Desa Beji, selain itu juga akan dilaksanakan praktek cara teknik kultur, teknik perangkaian dan penggunaan alat-alat kultur serta proses-proses dalam berlangsungnya kultur.KulturSpirulinadibagi menjadi tiga tahap, yaitu isolasi atau pembuatan stok murni diruang alga. Dalam program ini stok murni diperoleh dari Balai Besar Budidaya Air Payau Jepara. Sedangkan perbanyakan kulturSpirulinaskala laboratriun dilakukan di Laboratorium Biologi Akuatik, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Dan kultur skala semi massal dan massal dilakukan oleh para peternak ikan di Desa Beji.Kultur dilakukansecara bertahap dimulai dari kulturskala laboratorium volume 500-1000 ml dengan pemberian bibitSpirulinasebanyak1/3dari air media. Setelah bibit (inokulan) dimasukkan ke dalam botol kultur yang berisi air media, diberi aerasi (udara) agarSpirulinadapat berkembang dengan cepat. Suhu ruangan diusahakan stabil sekitar 230C-240C. Sebagai sumber cahaya untuk berlangsungnya fotosintesis digunakan lampu TL-40 watt dengan intenitas cahaya 3.000-4.500 lux. Penggantian air media dilakukan 4-5 harisekali. Yaitu dimanaSpirulinasedang dalam masa pertumbuhan, ditandai secara visual dengan warna airyang sesuai dengan pigmentasi selSpirulinayang dikultur. Kultur skala laboratorium dilakukan secara bertahap hingga volume 2-5 Liter.Program pengabdian masyarakat dimulai dari kultur skala semi massal mulai dari volume 20 liter hingga 100 liter. wadah I terbuat dari ember berukuran 25 liter dan wadah II terbuat dari bak plastik berukuran 120 liter. Air yang digunakan untuk kultur harus disterilisasi dulu dengan cara air yang akan digunakan disaring sebelumnya dengan screen, laku ditambahkan chlorin 60 mg/ L selama minimal 1 jam dan dinetralisir dengan larutan Na-Thiosulfat 20 mg/ L untuk menghilangkan sisa-sisa chlorin dalam air hingga bau chlorin hilang.Air steril dimasukan pada wadah I, kemudian di masukan inokulum sekitar1/20bagian dari total volume atau untuk 20 liter air datambahkan sekitar 4 literSpirulina. Inokulum dipupuk Menggunakan media CFTR (2) yakni berasal dari komposisi NPK (17:17:17 atau 15:15:15) 1.000 mg, TSP 100 mg, MgSO450 mg. NaHCO34000 mg. Pencahayaan hanya mengandalkan cahaya matahari pada siang hari. Pada keadaan tertentu dimana cahaya matahari kurang memadai, dapat menggunakan lampu TL atau lampu sorot. Aerasi dijaga jangan sampai mati, karena hal itu akan menghambat pertumbuhanSpirulinadan dapat menyebabkan kematian.I.Jadwal PelaksanaanKeteranganWaktu ( bulan)

123456

Persiapan alat dan bahanX

Kultur skala laboratoriumX

Pemberi materi danpraktek kulturX

Pemantauan kulturXX

Penyusunan laporanX

J.Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok1. Ketua Pelaksana Kegiatana.Nama lengkap: Sani Iskandarb.NIM: B1J005056c.Fakultas: Biologid.Perguruan Tinggi: Universitas Jenderal Soedirmane.Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu2. Anggota Pelaksana Ia. Nama lengkap:Dendy Permanab.NIM: B1J002164c.Fakultas: Biologid.Perguruan Tinggi: Universitas Jenderal Soedirmane.Waktu untuk kegiatan : 7 jam/mingguAnggota pelaksana IIa.Nama lengkap:Dimas Rakatamab.NIM:B1J004046c.Fakultas: Biologid.Perguruan Tinggi: Universitas Jenderal Soedirmane.Waktu untuk kegiatan : 7 jam/mingguAnggota pelaksana IIIc.Nama lengkap:Dwi Antari Sulistyorinid.NIM: B1J005084c.Fakultas: Biologid.Perguruan Tinggi: Universitas Jenderal Soedirmane.Waktu untuk kegiatan : 7 jam/mingguAnggota pelaksana IVe.Nama lengkap: Rizky kelanaf.NIM: B1J005066c.Fakultas: Biologid.Perguruan Tinggi: Universitas Jenderal Soedirmane.Waktu untuk kegiatan : 7 jam/mingguK.Nama dan Biodata Dosen Pendamping1. Nama Lengkap: Dra. Dwi Sunu Widyartini, MSi.2. NIP: 1318558133. Golongan dan Pangkat:IIId \Penata Tk. I3. Jabatan Fungsional: Lektor4. Jabatan Struktural: Staf Pengajar Fakultas Biologi UNSOED5. Fakultas: Biologi6. Perguruan Tinggi: Universitas Jenderal Soedirman7. Bidang Keahlian: Algologi8. Waktu untuk kegiatan: 4 jam/mingguL.Anggaran KegiatanNoSpesifikasiJumlah SatuanHarga Satuan (Rp)Harga total (Rp)

1.Bahan Habis Pakai

BiakanSpirulina3 Liter50.000150.000

Pupuk CTFR (2)12 Botol @ Liter12.500150.000

Chlorin12 Bungkus @ Kg7.50090.000

Na Tiosulfat12 Bungkus @ Kg4.00048.000

2Peralatan Penunjang Pkm

Botol Kultur10 buah300030.000

Botol Pupuk12 buah10.000120.000

Aerator13 buah50.000650.000

Selang60 meter1.00060.000

Batu Aerasi50 buah100050.000

Sambungan T25 buah50012.500

Rak Kultur1 buah100.000100.000

Lampu TL 20 Watt12 buah50.000600.000

Pipet Tetes12 buah1.50018.000

Takaran Air 2 Liter12 buah25.000300.000

Screen12 buah30.000360.000

Infus Aerator50 buah75037.500

Kabel+Piting+Terminal12 set22.500270.000

Ember 25 Liter22 buah35.000770.000

Bak 100 Liter12 buah100.0001.200.000

3.Perjalanan

Transfortasi--128.000

4.Biaya Alih Teknologi

Konsumsi Peserta (3X)15 orang4.000180.000

Biaya Pemasaran--100.000

Sewa Tempat--200.000

Penggandaan Makalah15 buah5.00075.000

Adrimistrasi--30.000

5.Pembuatan Proposal

Pengetikan--20.000

Penggandaan--80.000

6Pembuatan Laporan

Disket2 buah4.5009.000

Pengetikan--20.000

Penggandaan--80.000

7Dokumentasi

Film + Cuci Cetak--50.000

Jumlah Total6.000.000

M.Daftar PustakaAlfred, B. 1989. Budidaya Air. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.Arlyza, Irma Shita. 2005. Isolasi Pigmen Biru Phycocyanin dari MikroalgaSpirulina palatensis. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 2005 No. 38 : 79-92.Arlyza, Irma Shita. 2005. Phycocyanin dari Mikroalga Bernilai Ekonomis Tinggi sebagai Produk Industri. Jurnal Oseana, Volume XXX, No. 3, 2005 : 27-36.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.1990. Petunjuk Teknis Budidays Pakan Alami Iksn dan Udang. Departemen Pertanian. Jakarta.Belay, Amha. 2002. The Potensial Application ofSpirulina(Arthospira) as aNutritional and Therapeutic Supplement in Health Management. Jurnal of American Nutraceutical Association Vol. 5, No. 2, Spring 2002.Direktorat Bina Pembenihan. 1998. Budidaya Mikroalga Skala Laboratorium danMassal . Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta : 1-10.Djajasewaka, H. 1990. Pakan Ikan (Makanan Ikan). CV. Yasaguna. Jakarta.Durachman. 2001. Teknik Budidaya lkan Gurame.Sub Dinas Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan.Fogg, G. E. 1995. Algal Cultures and Phytoplankton Ecology. The University of Wisconsin Press, Madison, Wilwaukee and London.Isnansetyo, A. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.Mantau, Zulkifli. 2004. Pembenihan Ikan Mas yang Efektif dan EfisienJurnal Litbang Pertanian, 23(2), 2004.Nurhidayati, Tutik. 2005. Pengaruh Penambahan IAA terhadap Laju Pertumbuhan PopulasiSpirulina spdalam Media Zarrouk Modifikasi. Jurnal IPTEK, Vol. 8, No 3, September 2005.Panji, Tri. 1996. Produksi asamlinolenat dari ganggang mikroSpirulina platensismenggunaka limbah lateks pekat. Jurnal Menara Perkebunan, 1996, 64 (1), 34-44Panji, Tri dan Suharyanto. 2003. ProduksiSpirulina platensisdan Potensinya sebagai Pakan Ikan. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Bogor, 9 september 2003.Prihatman, K. 2000. Pakan Ikan. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Bappenas. Jakarta.Silitonga, P. !982. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan terhadap Pertumbuhan Ikan Nila(Tilapia nilotica). Tesis. Fakultas Perikanan Universitas Riau. Pekanbaru.Simanjuntak, Sorta Basar Idaet all. 2003. Hispatologis Organ Limpa dan Ginjal Ikan Patin Jambal (Pangasius djambalBleeker) Akibat PemberianSpirulina dalam Pakan Seacara disontinyu. Jurnal Biosfera 20 (2) Mei 2003.Soelchan, F. 1996. Biologi dari Chlorella. Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta.Buletin Perikanan Darat 9 (1)Juni 1996.Suhartono. 2000. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Kelautan.Institut Teknologi Bogor.Supriyantini, Endanget all. 2004. Studi Penggunaan Hormon Pertumbuhan (Indole Acetid Acid, Giberelin Acid dan Citokinin) dalam KulturSpirulina sp.Julnal Biosfera.Tarwiyah. 2001.Budidaya Ikan Gurame.Dinas Perikanan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta.