14
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini semakin pesat, terutama pada bidang Teknologi Informasi.Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai kepentingan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi supaya tidak tertinggal dari negara- negara maju. Penguasaan ilmu dan teknologi sebagai sarana bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan di banyak bidang. Seperti salah satunya adalah IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Di dalam sebuah perusahaan harus selalu menjaga konsistensinya, karena persaingan didalamnya sangat berat. Dengan perkembangan jaman yang sangat pesat dan munculnya perusahaan–perusahaan atau kompetitor dalam jumlah yang tidak sedikit. Oleh karena itu bila sebuah perusahaan tidak dapat mengikuti perkembangan jaman akan dengan mudah akan tersisihkan dalam dunia bisnis. Untuk menjaga konsistensi dalam dunia bisinis, hal yang paling penting adalah kepercayaan, ketepatan dan kualitas dari barang yang dipesan.Perkembangan teknologi informasi dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan akan teknologi dan sistem informasi yang akurat, efektif dan efisien.Berkembangnya teknologi komputer mempengaruhi 1

spk bab 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: spk bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini

semakin pesat, terutama pada bidang Teknologi Informasi.Indonesia

sebagai negara berkembang mempunyai kepentingan terhadap ilmu pengetahuan

dan teknologi supaya tidak tertinggal dari negara-negara maju. Penguasaan ilmu

dan teknologi sebagai sarana bagi bangsa Indonesia untuk bangkit dari

keterpurukan di banyak bidang. Seperti salah satunya adalah IPTEK (Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi). Di dalam sebuah perusahaan harus selalu menjaga

konsistensinya, karena persaingan didalamnya sangat berat. Dengan

perkembangan jaman yang sangat pesat dan munculnya perusahaan–perusahaan

atau kompetitor dalam jumlah yang tidak sedikit.

Oleh karena itu bila sebuah perusahaan tidak dapat mengikuti

perkembangan jaman akan dengan mudah akan tersisihkan dalam dunia bisnis.

Untuk menjaga konsistensi dalam dunia bisinis, hal yang paling penting adalah

kepercayaan, ketepatan dan kualitas dari barang yang dipesan.Perkembangan

teknologi informasi dipengaruhi oleh tingginya kebutuhan akan teknologi dan

sistem informasi yang akurat, efektif dan efisien.Berkembangnya teknologi

komputer mempengaruhi kinerja manusia sebagai operasional sistem sehingga

peralihan kearah sistem informasi yang berbasiskan komputer semakin

meningkat.Sebagai contoh setiap perusahaan, departemen yang melakukan

kegiatan pengelolaan material yang baik dituntut untuk memiliki sistem informasi

yang baik pula untuk memilih pemasok yang bagus pada perusahaan tersebut.

Salah satu bagian sistem informasi yang menjadi pokok perhatian pada

perusahaan adalah sistem Purchasing.Departemen purchasing merupakan bagian

penting dari organisasi perusahaan manufakturing yang bertanggung jawab

terhadap pengadaan dan pengelolaan material yang baik.Disini kita akan membuat

sebuah sistem pembelian material botol di sebuah perusahaan yang memproduksi

botol untuk perusahaan yang memproduksi deterjen kemasan botol ukuran

1

Page 2: spk bab 1

500ml.Pemilihan pemasok ditentukan dari kualitas yang baik, harga yang murah,

pelayanan yang baik dan pengiriman yang tepat waktu.

2. Analisis

Jika laba terletak dalam biaya-biaya, maka peran purchasing menjadi

sangat besar artinya dalam kegiatan perusahaan khususnya dalam usaha mencapai

target profit yang ditetapkan manajemen. Strategi pengadaan dan pengelolaan

material, yang meliputi proses pemesanan, peramalan, pemilihan pemasok,

pengendalian persediaan, kalkulasi dan penetapan harga serta usaha-usaha yang

dapat dilakukan untuk menekan biaya adalah tugas bagian purchasing.

perusahaan.Dikatakan fungsi dasar karena perusahaan tidak dapat beroperasi

dengan baik tanpanya.Dari sifatnya, pembelian adalah bagian dasar dan integral

dari manajemen bisnis.

Departemen pembelian bukan lagi sekedar bagian yang memproses

pemesanan material dan bersifat administratif "Pembelian" yang efektif juga

mencakup kegiatan seperti mewawancara penjual, negosiasi dengan pemasok

potensial, menganalisa tawaran dan menentukan pilihan, memilih pemasok,

mengeluarkan perintah pembelian (purchase order), menangani masalah dengan

pemasok, dan menyimpan rekaman informasi yang diperlukan. Memampukan

pemahaman yang baik di dalam mencapai sasaran pembelian berupa kemampuan

pembelian :

Mutu yang tepat

Dalam jumlah yang tepat

Dari pemasok yang tepat

Dengan harga yang tepat

Dengan layanan pengiriman yang tepat

Untuk memudahkan pemilihan pemasok material, maka dibutuhkan sebuah sistem

yang bertujuan untuk mempermudah memberikan pilihan pemasok material yang

cocok bagi konsumen dan diharapkan dapat membantu masalah-masalah yang ada

pada perusahaan.

2

Page 3: spk bab 1

BAB II

IDENTIFIKASI SISTEM

Dalam suatu sistem terdapat beberapa subsistem yang menghasilkan input,

proses, dan output. Adapun pembahasan singkat sebagai berikut:

Masukkan (Input).

Sesuatu yang dimasukkan kedalam sebuah sistem untuk diproses dan

menghasilkan sebuah informasi,input berupa data (numerik/karakter).

Proses

Suatu kegiatan yang mengolah input (berupa data) menjadi output (informasi yang

berguna bagi pemakainya) kegiatan dalam proses meliputi : mencatat,

mengklasifikasi, menghitung, menganalisa.

Keluaran (Output).

Segala sesuatu hasil dari sebuah proses,dapat berupa informasi, laporan, gambar,

grafik, dan lain sebagainya.

Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Pengendalian dan umpan balik / feedback berfungsi sebagai kontrol pengendali

berfungsi untuk mengendalikan proses yang sedang berjalan.

Beberapa subsistem yang digunakan dalam sistem ini antara lain :

1. Quality

Mengetahui kualitas dari supplier berdasarkan minimum jumlah

2. Delivery

Ketepatan waktu kedatangan material yang dilakukan oleh supplier.

Delivery sangat berkaitan dengan departemen lain seperti departemen

produksi dan perencanaan karena membantu mereka dalam perhitungan

pengadaan barang yang diperlukan dalam proses produksi.

3

Page 4: spk bab 1

3. Service

Ketersediaan material dan kemampuan customize material sesuai

permintaan.

4. Cost

Membandingkan harga beli material berdasarkan supplier/vendor.

4

Page 5: spk bab 1

BAB III

TAHAPAN PENGEMBANGAN

Keputusan memilih supplier  bukanlah sebuah hal yang mudah, pada

kenyataannya ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih

supplier  yang berkualitas. Dahulu, pembelian barang cenderung dilakukan hanya

untuk mendapatkan harga serendah mungkin, yaitu dengan menggunakan

banyak supplier dengan perjanjian jangka pendek. Seiring dengan berkembangnya

sistem produksi, misalnya dengan adanya just in time (JIT), kecenderungan

tersebut sekarang berubah dengan memberikan penekanan lebih pada beberapa

kriteria, daripada hanya menggunakan atribut harga.

Ada banyak kriteria yang muncul dalam masalah pemilihan supplier ,

namun dari sekianbanyak kriteria, ternyata harga yang ditawarkan oleh supplier ,

kualitas supplier , dan waktu pengiriman selalu muncul dalam masalah ini. Selain

itu, resiko dapat menjadi faktor utama yang mempengaruhi pemilihan supplier .

Resiko disini dapat berupa resiko penolakan barang pesanan, maupun resiko

keterlambatan pengiriman barang. Sementara harga yang ditawarkan oleh tiap-tiap

supplier  juga sering kali berubah-ubah secara fluktuatif akibat dari kebijakan

supplier sendiri maupun dari perubahan harga bahanbaku di pasar global.

Untuk membuat sistem pemilihan supplier, melibatkan para pengembang

maupun pakar dalam bidang jaringan teknologi informasi, procurement, strategic

buyer, QA manager, warehouse manager, analisis bisnis, dan PPIC.

Data dan informasi yang diperlukan dalam submodel ini antara lain adalah

data peramalan produksi, rencana produksi, kapasitas produksi, data incoming

material, data reject produk botol karena cacat pada botol.

5

Page 6: spk bab 1

BAB IV

RANCANG BANGUN SISTEM

a. Kerangka Model

Sub model ini terdiri dari tiga komponen yaitu sistem manajemen

inventory, sistem manajemen basis data, dan sistem penjadwalan produksi.

Subsistem ini dipegang secara langsung di bawah kendali bagian procurement

yang diketahui oleh bagian procurement setiap pabrik. Sehingga informasi

langsung diterima oleh bagian yang berhubungan langsung dengan konsumen.

Dengan adanya subsistem ini diharapkan adanya informasi tersebut

diharapkan adanya informasi timbal balik dari bagian yang berhubungan langsung

dengan supplier sehingga adanya interaksi yang menciptakan optimalisasi dalam

proses pembelian bahan baku botol.

b. Desain Sistem

1. Input

Input dalam submodel ini antara lain :

1. Data peramalan permintaan

2. Rencana produksi

3. Kapasitas produksi

4. Kapasitas gudang

5. Incoming material

2. Desain Proses

Dengan menggunakan data-data dilakukan analisis desain proses

untuk pemilihan supplier dengan menggunakan metode skoring. Evaluasi

skoring dilakukan terhadap pertimbangan yang telah diberikan. Evaluasi

ini dilakukan dengan mempertimbangkan nilai dari consistency ratio (CR).

Penilaian dapat dikatakan konsisten apabila nilai CR lebih kecil atau sama

dengan 0,10. Bila nilai CR lebih besar dari 0,10 maka mengindikasikan

perlu adanya pemeriksaan terhadap pertimbangan yang telah dibuat.

Timbulnya ketidakkonsistenan sebagian besar karena ide baru yang

mempengaruhi empat fungsi psikologis manusia dalam memecahkan

6

Page 7: spk bab 1

masalah, yaitu intuisi, pikiran, perasaan, dan penginderaan. Hal ini

cenderung menyebabkan pengambilan keputusan mengubah preferensi dan

komitmen yang telah dilakukannya.Consistency ratio dalam penelitian ini

dapat kita lihat pada tabel berikut :

Kode Kriteria(elemen-elemen)

Bobot(%)

Const. Ratio(CR)

A Quality 30 0,3B Cost 20 0,2C Delivery 20 0,2D Service 30 0,3Nilai seluruh sistem 100 1

3. Output

Output yang dihasilkan dari desain sistem adalah data supplier

yang memenuhi kriteria kualitas, distribusi, pelayanan, dan harga

berdasarkan skoring yang diperoleh dari data input.

c. Spesifikasi sistem

Diperlukan komputer berbasis sistem operasi Windows 7, dan aplikasi

Expert Choice.

7

Page 8: spk bab 1

d. Kerangka Sistem

8

Page 9: spk bab 1

Tabel 1. Hasil Akhir Seluruh Bobot Submodel Sistem Purchasing untuk Bahan Baku Botol

Ni la i Konvers i Ni la i Ni la i Konvers i Ni la i Ni la i Konvers i Ni la i

Qual i ty 0.3Del ivery 0.2Service 0.2Cost 0.3

Qual i tyMinimum level penerimaan botol 0.65 0.195 3 70 13.65 90 17.55 90 17.55

Maximum level penolakan botol 0.35 0.105 5 80 8.4 90 9.45 80 8.4

Del ivery

Service

Ketersediaan materia l 0.38 0.076 6 80 6.08 75 5.7 90 6.84

Cost

Harga bel i materia l 1 0.3 1 95 28.5 80 24 70 21

TOTAL 4 1 480 83.07 485 80.62 495 80.71

7.4460 9.92809.92

Assesment Suppl ier A Assesment Suppl ier B Assesment Suppl ier C

0.124

0.2

Target Bobot

1785147019952

4 80

Ranking

ketepatan waktu dari kedatangan materia l

Kemampuan customize materia l sesuai request

0.62

1

Bobot Lokal ElemenGroupLevel

3 Subkri teria

1

Kri teria2

1 Tujuan Sub Model

9

Page 10: spk bab 1

BAB V

KESIMPULAN

Untuk memudahkan pemilihan supplier material, maka dibutuhkan sebuah

sistem pendukung keputusan yang bertujuan untuk mempermudah memberikan

pilihan supplier material yang cocok bagi konsumen dan diharapkan dapat

membantu masalah - masalah yang ada pada perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem

pendukung keputusan yang dirancang merupakan sistem pendukung keputusan

pemilihan suplai material botol yang dapat memberikan informasi yang akurat

terkait dengan kriteria calon supplier. Diperoleh hasil dengan metode skoring

yaitu supplier A yang memiliki nilai tertinggi, sehingga sebaiknya departemen

purchasing memilih supplier A.

10

Page 11: spk bab 1

DAFTAR PUSTAKA

[1]      Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi Offset.

[2]    Syaifullah (2010). Pengenalan Metode AHP. Syaifullah08.Wordpress.

11