Upload
buithuy
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“SPKP Maju Bersama” Sangat Potensial dikembangkan menjadi POSLUHUTDES
Oleh : Yumi
Pusat Penyuluhan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM mulai tahun 2015
memprogramkan kegiatan Pos Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (Posluhutdes), baik melalui
anggaran APBN maupun DAK Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota. Secara umum Posluhutdes
merupakan kegiatan serupa dan atau pengembangan dari kegiatan Sentra Penyuluhan
Kehutanan Pedesaan (SPKP) yang telah dilakukan Pusat Penyuluhan sejak tahun 2002.
Posluhutdes, merupakan salah satu upaya percepatan proses pembelajaran pelaku utama dan
pelaku usaha dalam memperoleh akses informasi, teknologi, pasar untuk meningkatkan
produktivitas, pendapatan, kesejahteraan serta kesadaran dalam pelestarian fungsi kelestarian
lingkungan hidup. Posluhutdes dibentuk dan dikembangkan terutama di desa-desa di dalam
dan di sekitar kawasan hutan yang memiliki intensitas interaksi masyarakat yang relatif
tinggi dengan sumber daya alam hutan dan belum terdapat Pos Penyuluhan Desa
(Posluhdes).
Banyak pihak yang memiliki pemahaman yang kurang tepat mengenai Posluhutdes, dan
menganggap Posluhutdes sama dengan proyek-proyek Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan lainnya yang lebih berorientasi pada kegiatan teknis kehutanan yang bersifat fisik.
Berbeda dengan proyek atau kegiatan yang dijalankan oleh Kementerian LHK lainnya,
Posluhutdes lebih difokuskan pada pengembangan kelembagaan masyarakat untuk
mempercepat proses pembelajaran masyarakat, khususnya dalam pembangunan kehutanan.
SPKP Potensial dikembangkan menjadi POSLUHUTDES Produktif
Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP), sebagai cikal bakal Posluhutdes sudah jauh
lebih mengakar dalam kelembagaan masyarakat desa. Oleh karena itu sangat potensial untuk
ditingkatkan dan dikembangkan lebih luas menjadi Posluhutdes di tahun mendatang. SPKP
Maju Bersama di Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa
Timur merupakan salah satu contoh SPKP yang sangat potensial dikembangkan menjadi
Posluhutdes yang produktif di waktu mendatang.
Mengubah pola pikir “AKU” menjadi “KITA”
Pernyataan di atas merupakan motto SPK
Tasemat. SPKP Maju Besama mulai berdiri tahun 2013, dirintis oleh Bapak Tasemat sebagai
Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) berprestasi, yaitu juara I tingkat
kabupaten dan Juara II tingkat provinsi dalam
2015.
Tasemat menyadari betul bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, hal yang
paling penting dilakukan adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Peningkatan
kapasitas SDM anggota harus dimulai
penting untuk diubah menurutnya adalah mengubah “AKU” menjadi “KITA”. Dengan kata
lain filosofi “kerja sama”, “gotong royong” dan “guyub” perlu ditumbuhkan kembali dan
dikembangkan dalam setiap kegiatan, un
modal sosial demikian dipercaya akan dapat mengubah “nasib” petani Hutan Rakyat
subsisten menjadi pengusaha Hutan Rakyat.
SPKP “Maju Bersama” sebagian besar anggotanya (421 orang) adalah anggota Kelompok
Pengelola Hutan Rakyat (KPHR) “Wana Lestari”, dengan akte notaris Nomor 162 tanggal 12
September 2013, dan telah mendapatkan sertifikat VLK pada tahun 2013 (16 Desember 2013
sampai dengan 15 Desember 2023) dari Komite Akretditasi Nasional (KAN) dan PT SGS
Indonesia dengan Nomor sertifikat SGS
tanaman yang dikembangkan adalah sengon, jagon, suren, mahoni, mindi, jati dan waru.
Berbagai media digunakan untuk penyebarluasan informasi, di antaranya koran
Post dan
Mengubah pola pikir “AKU” menjadi “KITA”
Pernyataan di atas merupakan motto SPKP “Maju Bersama” yang diketuai oleh Bapak
Tasemat. SPKP Maju Besama mulai berdiri tahun 2013, dirintis oleh Bapak Tasemat sebagai
Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) berprestasi, yaitu juara I tingkat
kabupaten dan Juara II tingkat provinsi dalam rangka Lomba Wana Lestari tahun 2013 dan
Tasemat menyadari betul bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, hal yang
paling penting dilakukan adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Peningkatan
kapasitas SDM anggota harus dimulai dari perubahan pola pikir. Pola pikir yang sangat
penting untuk diubah menurutnya adalah mengubah “AKU” menjadi “KITA”. Dengan kata
lain filosofi “kerja sama”, “gotong royong” dan “guyub” perlu ditumbuhkan kembali dan
dikembangkan dalam setiap kegiatan, untuk menggantikan budaya ke”AKU”an. Dengan
modal sosial demikian dipercaya akan dapat mengubah “nasib” petani Hutan Rakyat
subsisten menjadi pengusaha Hutan Rakyat.
SPKP “Maju Bersama” sebagian besar anggotanya (421 orang) adalah anggota Kelompok
gelola Hutan Rakyat (KPHR) “Wana Lestari”, dengan akte notaris Nomor 162 tanggal 12
September 2013, dan telah mendapatkan sertifikat VLK pada tahun 2013 (16 Desember 2013
sampai dengan 15 Desember 2023) dari Komite Akretditasi Nasional (KAN) dan PT SGS
onesia dengan Nomor sertifikat SGS-ID-LKH-0053 dengan luas 277 hektar. Jenis
tanaman yang dikembangkan adalah sengon, jagon, suren, mahoni, mindi, jati dan waru.
Berbagai media digunakan untuk penyebarluasan informasi, di antaranya koran
Post dan papan himbauan di pohon-pohon
P “Maju Bersama” yang diketuai oleh Bapak
Tasemat. SPKP Maju Besama mulai berdiri tahun 2013, dirintis oleh Bapak Tasemat sebagai
Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) berprestasi, yaitu juara I tingkat
rangka Lomba Wana Lestari tahun 2013 dan
Tasemat menyadari betul bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, hal yang
paling penting dilakukan adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Peningkatan
dari perubahan pola pikir. Pola pikir yang sangat
penting untuk diubah menurutnya adalah mengubah “AKU” menjadi “KITA”. Dengan kata
lain filosofi “kerja sama”, “gotong royong” dan “guyub” perlu ditumbuhkan kembali dan
tuk menggantikan budaya ke”AKU”an. Dengan
modal sosial demikian dipercaya akan dapat mengubah “nasib” petani Hutan Rakyat
SPKP “Maju Bersama” sebagian besar anggotanya (421 orang) adalah anggota Kelompok
gelola Hutan Rakyat (KPHR) “Wana Lestari”, dengan akte notaris Nomor 162 tanggal 12
September 2013, dan telah mendapatkan sertifikat VLK pada tahun 2013 (16 Desember 2013
sampai dengan 15 Desember 2023) dari Komite Akretditasi Nasional (KAN) dan PT SGS
0053 dengan luas 277 hektar. Jenis
tanaman yang dikembangkan adalah sengon, jagon, suren, mahoni, mindi, jati dan waru.
Berbagai media digunakan untuk penyebarluasan informasi, di antaranya koran Malang
SPKP Maju Bersama, sebagai cikal bakal Posluhutdes telah melakukan beberapa kegiatan
antara lain:
- Pembinaan/peningkatan kapasitas anggota SPKP, yang berasal dari 4 desa yaitu Desa
Babadan, Balesari, Ngajum
- Pertemuan rutin di sekretariat SPKP 1 kali dalam satu bulan;
- penyebarluasan informasi melalui berbagai media, baik media cetak (koran Malang Post)
maupun media elektronik, di antaranya di Jawa Timur TV (JTV) acara Gub
- pemasangan papan-papan informasi/peringatan/himbauan;
- melakukan kaderisasi Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) yang berasal
dari Ketua KTH yang tergabung dalam SPKP;
- Demonstrasi dan percontohan pembuatan kompos organik yang dilaku
kompos”. Pupuk organik dijual di daerah sekitar Kec.Ngajum;
SPKP Maju Bersama juga telah berhasil menjalin kemitraan dalam pemasaran kayu rakyat
dengan SUB Jombang dan PT Sejahtera Abadi Bersama (SAB) Ketawang Gondanglegi
Malang. Selain itu kemitraan dengan beberapa perusahaan swasta non kehutanan yaitu : (1)
Pertamina dengan program CSR berupa bantuan bibit dan mesin pencacah rumput, dan (2)
PT Greenville berupa pelatihan budidaya rumput odot untuk pakan ternak.
Rumah kompos sebagai unit percontohan merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran anggota, dan penjualan pupuk organik merupakan upaya peningkatan
SPKP Maju Bersama, sebagai cikal bakal Posluhutdes telah melakukan beberapa kegiatan
Pembinaan/peningkatan kapasitas anggota SPKP, yang berasal dari 4 desa yaitu Desa
Babadan, Balesari, Ngajum dan Kesemben di Kecamatan Ngajum;
Pertemuan rutin di sekretariat SPKP 1 kali dalam satu bulan;
penyebarluasan informasi melalui berbagai media, baik media cetak (koran Malang Post)
maupun media elektronik, di antaranya di Jawa Timur TV (JTV) acara Gub
papan informasi/peringatan/himbauan;
melakukan kaderisasi Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) yang berasal
dari Ketua KTH yang tergabung dalam SPKP;
Demonstrasi dan percontohan pembuatan kompos organik yang dilaku
kompos”. Pupuk organik dijual di daerah sekitar Kec.Ngajum;
SPKP Maju Bersama juga telah berhasil menjalin kemitraan dalam pemasaran kayu rakyat
dengan SUB Jombang dan PT Sejahtera Abadi Bersama (SAB) Ketawang Gondanglegi
kemitraan dengan beberapa perusahaan swasta non kehutanan yaitu : (1)
Pertamina dengan program CSR berupa bantuan bibit dan mesin pencacah rumput, dan (2)
PT Greenville berupa pelatihan budidaya rumput odot untuk pakan ternak.
Rumah kompos sebagai unit percontohan merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran anggota, dan penjualan pupuk organik merupakan upaya peningkatan
pendapatan anggota
SPKP Maju Bersama, sebagai cikal bakal Posluhutdes telah melakukan beberapa kegiatan
Pembinaan/peningkatan kapasitas anggota SPKP, yang berasal dari 4 desa yaitu Desa
penyebarluasan informasi melalui berbagai media, baik media cetak (koran Malang Post)
maupun media elektronik, di antaranya di Jawa Timur TV (JTV) acara Gubug Rembug;
melakukan kaderisasi Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) yang berasal
Demonstrasi dan percontohan pembuatan kompos organik yang dilakukan di “rumah
SPKP Maju Bersama juga telah berhasil menjalin kemitraan dalam pemasaran kayu rakyat
dengan SUB Jombang dan PT Sejahtera Abadi Bersama (SAB) Ketawang Gondanglegi
kemitraan dengan beberapa perusahaan swasta non kehutanan yaitu : (1)
Pertamina dengan program CSR berupa bantuan bibit dan mesin pencacah rumput, dan (2)
Rumah kompos sebagai unit percontohan merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran anggota, dan penjualan pupuk organik merupakan upaya peningkatan
Kegiatan dan keberadaan SPKP Maju Bersama telah dirasakan oleh anggota dan masyarakat
lainnya, di antaranya adalah:
- Harga jual kayu HR yang lebih tinggi (karena sudah VLK dan bermitra)
- Kelembagaan masyarakat yang jelas membuat kerja sama dengan pihak lain menjadi lebih
mudah: kemitraan dengan Pertamina dan Greenville;
- Informasi dan inovasi yang berguna seperti pupuk bokashi, rumput odot dapat dibagikan
melalui media pertemuan SPKP;
Rencana kegiatan SPKP Maju Bersama, sebagai cikal bakal Posluhutdes ke depan terfokus
pada kegiatan penguatan kelembagaan dan SDM anggota, di antaranya melalui:
- penyadaran atau mengubah pola pikir “AKU” menjadi “KITA” (ekonomi kerakyatan);
- mengubah pola berusahatani “seadanya” ke arah bisnis wirausaha/ enterpreuneurship);
- pelatihan, studi banding dan pertemuan kelompok;
- pengembangan unit percontohan/demplot Hutan Rakyat, pembibitan, pembuatan pupuk
kompos dan lainnya.
Posluhutdes yang dikembangkan dari kegiatan SPKP akan lebih banyak berperan dalam
proses penyuluhan dan pembelajaran masyarakat desa karena sudah memiliki kelembagaan
yang relatif lebih kuat, jejaring kerja yang luas, yang berdampak pada besarnya dukungan
para pihak dalam pengembangan Posluhutdes. Agar pelaksanaan kegiatan Posluhutdes efektif
dan efisien, pembentukan Posluhutdes difokuskan pada desa yang sudah memiliki SPKP.
Oleh karena itu Pusat Penyuluhan maupun Dinas Kabupaten/Kota perlu melakukan
inventarisasi SPKP yang masih aktif dan potensial untuk dikembangkan. Selanjutnya
komitmen bersama antara semua stakeholder merupakan kunci keberhasilan Posluhutdes.
Komitmen bersama Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat dan Penyuluh Kehutanan
PNS, serta dukungan dari tokoh masyarakat dan stakeholder lainnya merupakan
Komitmen bersama Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat dan Penyuluh Kehutanan
PNS, serta dukungan dari tokoh masyarakat dan stakeholder lainnya merupakan
keberhasilan Posluhutdes.
Komitmen bersama Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat dan Penyuluh Kehutanan
PNS, serta dukungan dari tokoh masyarakat dan stakeholder lainnya merupakan kunci