Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
91
SRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
UNTUK ANAK-ANAK
Oleh: Nanin Sumiarni, M.Ag
Abstrak
كبيرة مع الأساليب وهي كيفية تحقيق الأهدافالالاستراتيجية لها أوجه الشبه اره وسيلة ف العام عن الاستراتيجيات باعتبالتعليمية التي تم وضعها. ويمكن تعري
لتحديد الجوانب العامة المتعلقة بتحقيق أهداف التعلم وتخطيطه وتنفيذه وتقييمه.ة استراتيجيات التعلم هي سياسة المعلم في إحداث الفعاليات والتبسيط وتحسين الوظيف
ف التدريس. اوالتفاعل بين الطلاب مع مكونات التعلم في نشاط التعلم لتحقيق أهد استراتيجية التعلم لها تشمل المناهج والنماذج والأساليب والتقنيات للتعلم.
ولكن عندما يتم استخدام كلمة الإستراتيجية لتعلم الأطفال فهو يعني أن المهارات في تنظيم التعلم مع النصائح المناسبة لأجل تحقيق أقصى قدر من النتائج. لذا،
شطة التعلم تفسيرها إلى أداة التفاعل في عملية التعلم، وبهذا أناستراتيجية التعلم يمكن تتم عمليته حتى يمكن في تحقيق الأهدف المحدودة بأحسن العملية.
Kata Kunci: Bahasa Arab, Strategi Pembelajaran,
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut kamus The Advanced Learner’s Dictionary of Current
English by Homby; London Oxford University Press. Kata strategi berasal
dari bahasa asing, strategy, yang berarti seni atau ilmu berperang atau rencana
dari angkatan perang yang disusun sedemikian rupa sehingga pertempuran
sedapat mungkin berlangsung dalam kondisi yang paling menguntungkan.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
92
Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu
usaha untuk mencapai suatu kemenangan dalam suatu peperangan awalnya
digunakan dalam lingkungan militer namun istilah strategi digunakan dalam
berbagai bidang yang memiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi
dalam konteks pembelajaran yang dikenal dalam istilah strategi
pembelajaran.1
Menurut J.R David (1976) strategi pembelajaran adalah perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Sementara itu dick and Carey (1985) berpendapat bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar siswa/peserta latih.
Pendapat dari moedjiono (1993) strategi pembelajaran adalah
kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsisten
antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana
untuk itu guru menggunakan siasat tertentu.
Merujuk dari beberapa pendapat diatas strategi pembelajaran dapat
dimaknai secara sempit dan luas. Secara sempit strategi mempuanyai
kesamaan dengan metoda yang berarti cara untuk mencapai tujuan belajar
yang telah ditetapkan. Secara luas strategi dapat diartikan sebagai suatu cara
penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran, teramasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Strategi pembelajaran merupakan siasat guru dalam mengefektifkan,
mengefisienkan, serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi antara siswa
dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pengajaran. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup
pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.
Namun apabila kata strategi digunakan dalam pembelajaran untuk
anak-anak, maka artinya adalah keterampilan dalam mengatur pembelajaran
dengan kiat-kiat yang sesuai agar mencapai hasil maksimal. Sehingga, strategi
pembelajaran dapat diartikan suatu alat interaksi di dalam proses
pembelajaran, dengan demikian kegiatan pembelajaran berlangsung baik
sehingga tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan baik pula.
1 Masitoh & Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: DEPAG RI, 2009),Hal 37.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
93
Setelah mencermati konsep strategi pembelajaran, kita perlu
mengkaji pula tentang istilah lain yang erat kaitannya dengan strategi
pembelajaran dan memiliki keterkaitan makna yaitu pendekatan, metoda, dan
teknik.
a) Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pandang dalam melihat dan
memahami situasi pembelajaran. Terdapat dua pendekatan dalam
pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher
centred approach) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student
centred approach).
b) Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam
menyampaikan bahan agar tujuan atau kompetensi dasar tercapai.
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran untuk anak-anak
adalah untuk:
a) Mengaktifkan anak belajar dengan kondisi yang menyenangkan tanpa
adanya tekanan-tekanan secara mental ataupun emosional;
b) Memperoleh perubahan perilaku anak didik sebagai hasil belajar yang
diorganisasikan;
c) Membuat lingkungan belajar yang merangsang dan menantang anak
serta mengembangkan seluruh aspek perkembangan baik afeksi,
kognisi, bahasa, fisik-motorik, maupun sosial emosional.2
B. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sebagai segala usaha guru dalam menerapkan
berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada
bermacam-macam strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, dan
Pemilihan strategi pembelajaran tersebut hendaknya mempertimbangkan
beberapa faktor penting, yaitu:
1. Karakteristik tujuan pembelajaran
Yang dimaksud dengan karakteristik tujuan pembelajaran
adalah pengembangan kreativitas, pengembangan bahasa,
2 Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2013), Hal. 99.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
94
pengembangan emosi, pengembangan motorik dan pengembangan nilai
serta pengembangan sikap dan nilai.
2. Karakteristik anak dan cara belajarnya
Selain tujuan karakteristik anak juga ikut menentukan
pemilihan metode ataupun strategi dalam pembelajaran. Perlu diingat
oleh guru bahwa anak anak pada umumnya adalah anak yang selalu
bergerak, mempunyai rasa ingin yang kuat, senang bereksperimen dan
menguji, mampu mengeksperimenkan diri secara kreatif, mempunyai
imajinasi dan senang berbicara.
3. Tempat berlangsungnya kegiatan belajar
Gordon & Browne (1986) mengemukakan bahwa ada kegiatan
yang cocok bila dilakukan di dalam kelas, tetapi disamping itu juga ada
kegiatan yang hanya cocok dilakukan di luar kelas.
4. Tema pembelajaran
Tema yang dipilih hendaknya tema-tema yang menarik, yang
menantang dan yang bermakna bagi anak. untuk memenuhi kriteria-
kriteria tersebut, sebaiknya tema itu berkaitan langsung, ada kaitannya
dengan anak Gordon & Browne (1986). Tema-tema tersebut antara lain
adalah tema aku, tema pancaindera, tema keluargaku, tema rumah, tema
sekolah, tema makanan dan minuman dll.
5. Pola kegiatan.
Gordon & Browne (1991) mengemukakan tiga macam kegiatan
yang dapat dipilih guru untuk mencapai tujuan kegiatan, yaitu 1)
Kegiatan yang dilaksanakan dengan pengarahan langsung oleh guru,
yaitu kegiatan yang kondisi dan kegiatannya berada dalam jangka waktu
tertentu. Kegiatan macam ini mempunyai ciri-ciri anaknya duduk tenang
di bangku masing-masing dan memperhatikan apa yang harus
dikerjakan sesuai dengan suruhan guru. 2) Kegiatan yang berpola semi
kreatif, guru memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan
kegiatan yang menghasilkan karya berupa suatu tiruan atau hasil
mencontoh model. 3) Kegiatan yang kreatif dilaksanakan dengan cara
meghadapkan anak pada berbagai masalah yang harus dipecahkan.
Fungsi guru dengan pola kegiatan ini adalah sebagai fasilitator yang
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
95
selalu siap memberikan bantuan, petunjuk, bimbingan, pujian,
perbaikan, yang dibutuhkan oleh anak.3
Untuk memilih strategi pembelajaran dapat dilihat dari kecerdasan
siswa, Howard Gardner seorang psikolog terkemuka dari University of
Harvard, ia menggagas dan mengembangkan salah satu konsep dalam
pembelajaran yaitu pembelajaran dengan Multiple Intelligence (kecerdasan
majemuk). Menurut teori ini pada hakikatnya setiap anak adalah cerdas.
Karena setiap anak memiliki kecerdasan tertentu dan potensi tertentu dan anak
satu dengan anak lainnya memiliki kecerdasan yang berbeda.
Gardner dalam Alwi4 menetapkan syarat khusus yang harus dipenuhi
setiap kecerdasan agar dapat dimasukkan dalam teorinya. Empat diantaranya
adalah:
1. Setiap kecerdasan dapat dilambangkan. Misalnya matematika-logi ada
lambang, musik ada lambang (not, birama, dan lain-lain), kinestetik ada
lambang atau irama gerak, lambaian tangan, untuk selamat tinggal, atau
mau tidur.
2. Setiap kecerdasan mempunyai riwayat perkembangan. Artinya tidak
seperti IQ yang meyakini bahwa kecerdasan itu mutlak tetap dan sudah
ditetapkan saat kelahiran atau tidak berubah, MI (Multiple Intelligences)
percaya bahwa kecerdasan itu muncul pada titik tertentu di masa kanak-
kanak, mempunyai periode yang berpotensi untuk berkembang selama
rentang hidup, dan berisikan pola unik yang secara berlahan atau cepat
semakin merosot seiring dengan menuanya seseorang.
3. Setiap kecerdasan rawan terhadap cacat akibat atau cedera pada wilayah
otak tertentu. Misalnya orang dengan kerusakan pada Lobus Frontal pada
belahan otak kiri, ia tidak mampu berbicara dan menulis dengan mudah.
Namun ia tanpa kesulitan dapat menyanyi, melukis dan menari.
3 Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
Hal. 10. 4 Muhammad Alwi, Belajar Menjadi bahagia dan Sukses Sejati (Bimbingan Praktis
Penerapan Multiple Intelligences di Keluarga, Lembaga Pendidikan, dan Bisnis), (Jakarta:
Kompas Gramedia, 2011), Hal. 186-187.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
96
4. Setiap kecerdasan mempunyai keadaan akhir berdasar nilai budaya.
Artinya, tidak harus matematis-logis yang penting atau spatial atau musik
atau .... atau...., bergantung budaya masing-masing.
Dalam menerapkan strategi pembelajaran berbasis kecerdasan
majemuk, dapat ditempuh dengan: (1) memberdayakan semua jenis
kecerdasan yang ada pada setiap mata pelajaran; (2) Mengoptimalkan
pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol
pada masing-masing siswa; (3) Mengoptimalkan pengelolaan kelas yang
variatif.
Ada sembilan kecerdasan (intelligence) siswa yang harus dikenali
guru sebagaimana diungkapkan Gardner bahwa kecerdasan bukan hanya pada
satu faktor saja, melainkan ada majemuk, yakni, kecerdasan linguistik, logis-
matematik, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpribadi, intrapribadi,
naturalis dan eksistensial. Adapun rincian dari masing-masing kecerdasan
yang dijelaskan Gardner dalam Alwi adalah sebagai berikut: 5
1. Linguistik
Kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam mengolah
kata. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi,
meyakinkan orang, menghibur, mengajar dengan efektif lewat kata-
kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan bunyi
bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata. Kadang-kadang
mereka pun mahir dalam hal-hal kecil sebab mereka gemar sekali
membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa
tulisan secara luas. Kecerdasan ini terdiri atas beberapa komponen,
termasuk fonologi (bunyibahasa), sintaksis (struktur/susunan
kalimat), semantik (pemahaman mendalam tentangmakna), dan
pragmatika (penggunaan bahasa untuk mencapai sasaran praktis).
2. Logis Matematis
Kecerdasan logis-matematis merupakan kecerdasan dalam
hal angka dan logika.Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-
5 Muhammad Alwi, Belajar........... , Hal.187-190.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
97
matematis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan,
berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis,mencari
keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya
umumnya bersifat rasional. Berdasarkan pendapat Armstrong6
keterampilan kerja yang didukung oleh kecerdasan ini diantaranya:
mengurus keuangan, membuat anggaran,melakukan penelitian
ekonomi, menyusun hipotesis, melakukan estimasi, melakukan
kegiatan akuntansi, berhitung, mengadakan kalkulasi, menggunakan
statistik, melakukan audit, membuat penalaran, menganalisa,
menyusun sistematika, mengkelompokkan, dan mengurutkan.
Jika anak senang bekerja dengan angka dan dapat
melakukan perhitungan mental, tertarik dengan kemajuan teknologi
dan gemar melakukan percobaan untuk melihat cara kerja sesuatu
hal, dan senang dengan permainan, puzzle atau sesuatu yang
membutuhkan kemampuan berpikir logis dan statistis seperti
permainan cheker atau catur maka siswa tersebut memiliki potensi
kecerdasan logika matematika.
3. Visual dan Spasial
Kecerdasan spasial adalah kecerdasan yang mencakup
kemampuan berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk
menyerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam
aspek dunia visual-spasial. Orang dengan tingkat kecerdasan
spasialyang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan tajam
terhadap detail visual danmembuat sketsa ide secara jelas, serta
dengan mudah menyesuaikan orientasi dalamruang tiga dimensi.
Menurut Armstrong7 keterampilan kerja yang mendukung
kecerdasan ini seperti: melukis, menggambar, membayangkan,
menciptakan penyajian visual, merancang, berkhayal, membuat
penemuan, member ilustrasi, mewarnai, menggambar mesin,
membuat grafik, membuat peta, berkecimpung dalam fotografi,
6 Thomas Amstrong, 7 Kinds of Smart. Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda
Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), Hal. 179. 7 Thomas Amstrong, 7 Kinds ..........., Hal. 179.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
98
membuat dekorasi, membuat film dan contoh profesi yang
cocokdengan kecerdasan ini diantaranya: insinyur, ahli survei,
arsitek, perencana kota,seniman grafis, desainer interior, fotografer,
guru kesenian, penemu, kartografer, pilot, seniman seni murni,
pematung.
Jika anak menyukai seni, menikmati lukisan dan patung,
memilki citra rasa yang baik akan warna, cenderung menyukai
pencatatan secara visual, bisa menulis dengan cepat saat anda
mencatat atau berpikir mengenai sesuatu, dapat menggambar dengan
cukup baik, senang membongkar sesuatu dan memasang kembali
dengan baik, dapat menyusun peralatan dan mengikuti instruksi
dengan baik, sering menjelaskan apa yang ada dalam pikiran anda
dengan menggunakan gambar, suka membaca bahan bacaan yang di
lengkapi dengan banyak gambar, maka siswa tersebut memiliki
potensi kecerdasan visual dan spesial.
4. Musik
Kecerdasan musikal ini berhubungan dengan kemampuan
untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi.
Kecerdasan musikal juga dimiliki oleh orang yang peka nada, dapat
menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan
yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman
tertentu. Berdasarkan pendapat Armstrong (2002)8 keterampilan
kerja yang didukung oleh kecerdasan ini diantaranya: bernyanyi,
memainkan sebuah instrumen musik, merekam, menjadi dirigen,
melakukan improvisasi, menggubah lagu, membuat transkrip,
membuat aransemen, mendengarkan, membedakan nada, menyetem,
melakukan orkestrasi, menganalisis dan mengkritik gaya musik.
Jika anak dapat memainkan alat musik, dapat menyanyi
sesuai dengan tinggi rendahnya kunci nada, dapat mengingat sebuah
irama hanya dengan mendengarkan beberapa kali saja, sering
mendengarkan musik, suka mendengarkan lagu sambil bekerja,
8 Thomas Amstrong, 7 Kinds ..........., Hal. 179.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
99
mengikuti irama musik dengan baik dan tanpa sadar mengetuk-
ngetukkan jari anda mengikuti irama lagu, dapat membedakan suara
berbagai alat musik yang berbeda menemukan suatu emosi dan
kenangan atau gambaran saat mendengarkan musik itu, sering bersiul
atau mengeluarkan suara "hmm...hmmm" mengikuti irama lagu,
maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan musik.
5. Interpribadi
Kecerdasan Interpribadi berkaitan dengan kemampuan
untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Orang yang
memiliki kecerdasan ini mempunyai kemampuan untuk memahami
orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang
bersangkutan. Oleh karena itu mereka dapat menjadi networker ,
perunding dan guru yang ulung. Orang yang memiliki kecerdasan ini
mempunyai kemampuan untuk menggunakan pemahaman yang
diperolehnya untuk bernegoisasi dengan orang lain, meyakinkan
orang lain untuk mengikuti tindakan tertentu, menyelesaikan konflik
antar individu, mendapatkan informasi penting dari rekan sejawat,
serta mempengaruhi rekan kerja, rekan sejawat, dan teman sebaya
dengan berbagai cara. Salah satu cirri individu yang mahir dalam
pergaulan antar pribadi adalah kemampuan untuk menemukan
individu utama dalam sebuah kelompok yang mampu menolongnya
mencapai sasaran.
Jika anak senang bekerja sama dengan orang lain dalam
suatu kelompok atau komite, lebih suka belajar kelompok dari pada
belajar sendiri, sering kali datang kepada orang untuk meminta
nasihat, penuh simpati, lebih suka team sport seperti basket, soffball,
sepak bola dari pada individual seperti renang dan lari, menyukai
permainan yang melibatkan orang lain seperti bridge dan monopoli,
suka berkumpul dengan orang lain (menghadiri pesta, perkumpulan
dan lain-lain), mempunyai beberapa kawan yang sangat dekat, dapat
berkomunikasi dengan baik dan dapat membantu menyelesaikan
pertikaian, tidak segan-segan untuk mengambil kepemimpinan,
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
100
menunjukkan pada orang lain bagaimana melakukan sesuatu, lebih
suka memecahkan suatu masalah dengan orang lain dari pada harus
memikirkan dan memecahkan masalah itu sendiri, maka siswa
tersebut memiliki potensi kecerdasan personal.
2. Intrapribadi
Kecerdasan intrapribadi merupakan kemampuan untuk
mengakses perasaan sendiri, membedakan berbagai macam keadaan
emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya
dan membimbing hidupnya. Orang dengan kecerdasan ini sangat
mawas diri dan sukabermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain
penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat
mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis
besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih
suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain. Menurut
Armstrong9 keterampilan kerja yang memerlukan kecerdasan ini
antara lain melaksanakan keputusan, bekerja sendiri,
mempromosikan diri sendiri, menentukan sasaran, mencari sasaran,
mengambil inisiatif, mengevaluasi, menilai, merencanakan,
mengorganisasi, membedakan peluang, bermeditasi, dan memahami
diri sendiri.
Jika anak memiliki buku harian untuk mencatat pikiran anda
yang sangat dalam dan pribadi, sering menyendiri untuk memikirkan
dan memecahkan masalah itu sendiri, pemikir independen (mandiri),
memutuskan sendiri keputusan pribadi, mempunyai hobi atau
kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak bagikan atau ungkapkan
kepada orang lain, suka memancing dan memanjat gunung seorang
diri, senang dengan kesendirian, mempunyai pandangan yang
realistis mengenai kekuatan dan kelemahan, tertarik untuk
menghadiri seminar pengembangan diri atau pernah melakukan
konseling untuk belajar lebih banyak mengenai diri sendiri, maka
siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan intrapribadi.
9 Thomas Amstrong, 7 Kinds ..........., Hal. 181.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
101
3. Kinestetik
Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak
tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Orang dengan
kecerdasan fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang,
atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti
berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu.
Mereka adalah orang-orang yang sangat cekatan, indra perabanya
sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.
Menurut Armstrong10 keterampilan kerja yang didukung oleh
kecerdasan ini diantaranya: menyortir, menyeimbangkan,
mengangkat, membawa sesuatu, berjalan, berlari, membuat kerajinan
tangan, memperbarui, menjadi seorang model, menari, berolahraga,
mengorganisasi kegiatan luar rumah dan bepergian. Contoh profesi
yang cocok dengan kecerdasan ini diantaranya: ahli terapi fisik,
pekerja rekreasi, penari, aktor, model, petani, ahli mekanik,
pengrajin, guru pendidikan jasmani, pekerja pabrik, penata tari, atlet
profesional, polisi hutan, tukang jam.
Jika anak gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik,
cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri, senang memikirkan
persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau lari,
tidak keberatan jika diminta untuk menari, pergi ke pusat hiburan atau
permainan, anda senang dengan permainan yang sangat menantang
dan "mengerikan" secara fisik seperti jet coaster, suka menangani
sesuatu secara fisik, suka memegang atau mencoba sesuatu agar
benar-benar mengerti, menggunakan gerakan tangan atau bahasa
tubuh anda untuk mengekspresikan diri, menyukai permainan yang
melibatkan fisik dengan anak-anak, misalnya bermain sambil
berguling-guling atau saling tarik menarik, lebih suka mempelajari
hal baru langsung dengan mempraktekkannya daripada sekadar
membaca manual atau menonton video yang menjelaskan hal itu,
maka siswa tersebut memiliki potensi kecerdasan kinestetik.
10 Thomas Amstrong, 7 Kinds ..........., Hal. 180.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
102
4. Naturalis
Kecerdasan naturalis berkaitan dengan mengenali dan
mengklasifikasi banyak spesies flora dan fauna dalam
lingkungannya, Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung
memiliki kemahiran dalam berkebun, memelihara tanaman di dalam
rumah,menggarap taman yang indah, atau memperlihatkan suatu
perhatian alami terhadap tanaman dengan cara – cara lain.11
Jika siswa senang memelihara atau menyukai hewan, dapat
mengenali dan membedakan nama berbagai jenis pohon, bunga dan
tanaman, tertarik dan memilki pengetahuan yang cukup mengenai
bagaimana tubuh bekerja -di mana letak organ tubuh yang penting-
dan mengerti akan kesehatan, tahu jalur atau jalan setapak, sarang
burung dan hewan liar lainnya saat berjalan di alam dan bisa
"Membaca" cuaca, dapat membayangkan diri sebagai seorang petani
atau mungkin suka memancing, suka berkebun dan mengenal efek
dari pergantian musim, mengerti dan tertarik dengan topik
lingkungan global, mengikuti perkembangan astronomi, mengerti
asal muasal terjadinya alam semesta dan evolusi kehidupan, tertarik
pada masalah sosial, psikologi dan motivasi manusia, beranggapan
bahwa perlindungan sumber daya alam dan mencapai cita-cita
merupakan dua hal yang sangat penting di zamannya, maka siswa
tersebut memiliki potensi kecerdasan naturalis.
5. Eksistensial
Menurut Gardner dalam Suyadi12 bahwa “eksistensial”
mempunyai kaitan erat dengan spiritualitas seseorang. Hanya saja,
Gardner memandang bahwa pengalaman spiritualitas antara satu
orang dengan yang lainnya berbeda.
Kecerdasan ini merupakan kecerdasan yang menaruh
perhatian pada masalah hidup yang paling utama. Gardner
11 Thomas Amstrong, 7 kind......., Hal. 212. 12 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), Hal. 138.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
103
merumuskan kemampuan inti kecerdasan eksistensial ke dalam dua
bagian yaitu:13
a) Menempatkan diri sendiri dalam jangkauan wilayah kosmos yang
terjauh yang tak terbatas maupun yang amat kecil.
b) Menempatkan diri sendiri dalam ciri manusiawi yang paling
eksistensial –makna hidup, makna kematian, keberadaan akhir
dari dunia jasmani dan psikologi, pengalaman batin seperti kasih
kepada manusia lain, atau terjun secara total ke dalam suatu karya
seni.
Menurut Armstrong setiap masyarakat telah menciptakan peran
formal bagi orang-orang yang berperan dalam pembinaan kehidupan
eksistensi anggotanya. Peran ini dipegang oleh pemimpin formal atau
konvensional lembaga keagamaan: pendeta, pastor, imam, uskup, ulama, guru,
dan ulama. Kecerdasan ini dapat diwujudkan dengan mengajak siswa
mempertanyakan soal keberadaannya.
Semua kriteria ini memberikan implikasi bagi guru untuk dapat
memilih strategi pembelajaran yang tepat pada pendidikan anak.
C. Prinsip Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab Untuk Anak
Untuk memilih dan menentukan strategi pembelajaran Arabiyah Lil
Athfal, guru hendaknya terlebih dahulu memahami dengan baik prinsip-
prinsip pembelajaran Arabiyah Lil Athfal dan karakteristik siswa yang akan
diajar. Karakteristik siswa tersebut antara lain:14
1) Siswa masih belajar dan senang berbicara tentang lingkungan mereka,
2) Senang bermain,
3) Senang mempraktekkan sesuatu yang baru diketahui/dipelajarinya,
4) Cenderung senang bertanya,
5) Cenderung senang mendapatkan penghargaan, dan
6) Cenderung mau melakukan sesuatu karena dorongan dari luar.
13 Thomas Amstrong, 7 kind......., Hal. 218-219. 14 Muhaiban, Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak (ALA), Makalah disampaikan pada
Pelatihan Pembelajarn Bahasa Arab untuk Anak Melalui Bercerita, Bermain, dan Bernyanyi
Pada tanggal 30 September 2004 di Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri .
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
104
Berdasarkan beberapa karakteristik tersebut, guru dapat memilih
strategi pembelajaran Arabiyah Lil Athfal yang sesuai. Salah satu karakteristik
siswa adalah bahwa pengetahuan mereka masih terbatas pada lingkungan
hidup mereka sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut maka materi pelajaran
sebaiknya dipilihkan hal-hal yang terkait dengan lingkungan mereka.
Misalnya tentang diri mereka sendiri, orang tua (bapak/ibu), saudara kandung,
rumah dan isinya, binatang piaraan, mainan, lingkungan sekolah, dan teman
bermain.
Di samping itu, ada pertimbangan lain yang perlu diperhatikan oleh
guru dalam memilih materi sebagaimana dikemukakan oleh Dick dan Carey
(1985), antara lain apakah materi pembelajaran itu:
1) cukup menarik,
2) isinya relevan,
3) urutannya tepat,
4) mengandung informasi yang dibutuhkan oleh siswa,
5) berisi soal latihan, dan
6) berisi jawaban untuk latihan yang diberikan.
Asy-Sya’ban dalam )Ainin, 2002 15(mengemukakan beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh guru dalam pemilihan materi, yaitu materi
pembelajaran dimulai:
1) Dari hal yang diketahui oleh siswa ke hal yang belum diketahui,
2) Dari yang paling mudah ke yang paling sulit,
3) Dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks,
4) Dari yang kongkrit ke yang abstrak, dan
5) Dari yang praktis ke yang teoritis.
Di atas telah disebutkan bahwa salah satu karakteristik siswa usia
kanak-kanak adalah bahwa mereka senang bertanya. Hal tersebut perlu
dijadikan pertimbangan oleh guru dalam memilih strategi pembelajaran.
Dalam memulai kegiatan pembelajaran misalnya, guru dapat merangsang
lahirnya keingintahuan siswa. Dengan demikian akan timbul pertanyaan atau
15 Ainin. Pemilihan Materi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak-anak, Makalah tidak diterbitkan. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002).
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
105
komentar dari siswa yang mengarah pada substansi materi. Dengan lahirnya
pertanyaan dari siswa tersebut sangat memungkinkan terjadinya interaksi dan
kuminaksi multi arah.
Untuk memotivasi agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik, guru dapat melakukan variasi. Variasi ini bisa dilakuan dari segi materi,
metode/teknik, media, dan tempat. Motivasi juga bisa diberikan kepada siswa
dalam bentuk hadiah berupa pujian, nasihat/himbauan, nyanyian, barang, dan
pemaparan hasil karya.16
D. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk
Anak-anak
Dalam belajar-mengajar, guru dituntut untuk melaksakan proses
pengajaran dengan baik. Setiap guru harus mempunyai strategi dalam
pengajarannya, agar setiap peserta didik mampu memahami dan mengerti
terhadap materi yang di sampaikan oleh guru. Selain itu strategi juga harus
menarik dan memahami karakteristik peserta didik. dibawah ini beberapa
strategi pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak antara lain:
1. Strategi Bermain
Menurut Jean Jacques Rousseau, bahwa bermain adalah kodrat
anak dan mereka memiliki kemampuan untuk memilih apa yang ingin
mereka pelajari, anak bermain karena menginginkan kebebasan.
Kemudian ide gagasan free play dikembangkan oleh ahli pendidikan
dengan menggunakan istilah discovery learning (pembelajaran untuk
menemukan) yang pada intinya mempunyai tujuan dan maksud yang
sama, dan dalam pelaksanaannya juga mengandung unsur-unsur belajar,
serta dalam kebebasannya bermain dengan baerbagai alat, bahan dan
perlengkapan yang disediakan.17
Menurut pendidik dan ahli psikologi, bermain merupakan
pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak (Gordon &
Browne, 1985). Bermain merupakan kegiatan yang memberikan
kepuasan pada diri sendiri. Melalui bermain anak meperoleh
16 Muhaiban, file///D:/ bahan buku arabiyah lil athfal/AHLAN WA SAHLAN.xhtml 17 Mukhtar Latif, dkk, Orientasi........., Hal. 100.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
106
pembatasan dan memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan
yang memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu
sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya daripada hasil yang
diperoleh dari kegiatan itu (Dworetsky: 1990).18
Bermain merupakan kebutuhan anak. Bermain merupakan
aktivitas yang menyatu dengan dunia anak, yang di dalamnya
terkandung bermacam-macam fungsi seperti pengembangan
kemampuan fisik motorik, kognitif, afektif, sosial, dst. Dengan bermain
akan mengalami suatu proses yang mengarahkan pada perkembangan
kemampuan manusiawinya.
Dworetzky memberikan batasan bermain, setidaknya ada lima
kriteria yaitu:19
a) Motivasi intrinsik, yakni memotivasi anak dengan cara belajar
sambil bermain, dengan cara ini muncul keinginan belajar dari
dalam diri anak, serta anak melakukannya dengan senang.
b) Pengaruh positif, Bermain adalah hal yang menyenangkan atau
menggembirakan untuk dilakukan.
c) Model bermain yang dilakukan tidak dikerjakan dengan sambil
lalu karena tingkah laku itu tidak mengikuti pola/aturan
sebenarnya, melainkan lebih bersifat pura-pura.
d) Cara/tujuan. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya
sebab anak lebih tertarik pada tingkah-laku itu sendiri daripada
hasil yang akan diperoleh.
e) Kelenturan, yakni ditunjukan dalam bentuk maupun dalam
hubungan dan berlaku dalam setiap situasi.
Dengan bermain, kita dapat menyisipkan sedikit demi sedikit
materi bahasa arab, anak akan mendengarkan aneka bunyi dan
mengucapkan sukukata maupun kosakata.
18 Moeslichatoen, Metode........ , Hal. 24. 19 Mukhtar Latif, dkk, Orientasi........., Hal. 110
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
107
2. Strategi Bercakap-cakap
Bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan
perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif
dan bahasa ekspresif. Bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai
dialog atau sebagai perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam
suatu situasi.
Dengan strategi ini anak diajak untuk tanya-jawab tentang benda-
benda di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa arab, setelah guru
memberitahukan beberapa kosakata berbahasa arab.
Menurut Halliday dalam Moeslichatoen20, secara umum manfaat
bercakap-cakap bagi anak adalah sebagai berikut :
a) Berfungsi sebagai alat yang dapat memuaskan kebutuhan anak
untuk menyatakan keinginannya.
b) Berfungsi mengatur, yakni untuk mengendalikan tingkah laku
orang lain.
c) Berfungsi sebagai hubungan antar pribadi, yakni bahasa dapat
digunakan sebagai alat komunikasi dalam lingkungan sosial,
termasuk dalam dunia anak.
d) Berfungsi bagi diri sendiri, yaitu anak dapat menyatakan
pandangannya,perasaannya dan sikapnya.
e) Berfungsi heuristik, yaitu berfungsi untuk menanyakan sesuatu
seperti,”katakan kepadaku mengapa begitu”.
f) Fungsi imajinatif, yaitu dengan bahasa anak dapat menghindarkan
diri dari kenyataan atau dengan kata lain dapat berfungsi fuitis.
g) Fungsi informatif, yaitu anak dapat menginformasikan informasi
baru kepada orang lain melalui bahasa,seperti kalimat “ aku punya
sesuatu untuk kuceritakan”.
Sementara Mukhtar Latif dkk mengemukakan beberapa
manfaat nyata dari bercakap-cakap antara lain :21
a) Meningkatkan keberanian anak anak untuk berbicara.
20Moeslichatoen, Metode .......... , Hal. 95. 21Mukhtar Latif, dkk, Orientasi........., Hal. 115.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
108
b) Melatih kemampuan anak untuk mendengarkan pembicaraan dan
dan menangkap pesan dari orang lain.
c) Membangun konsep diri yang positif.
d) Memperluas pengetahuan dan meningkatkan perbendaharaan
kosakata yang dimiliki anak.
e) Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan
dengan orang lain seperti pada guru dan teman sebaya.
3. Strategi Demonstrasi
Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan, dan
menjelaskan. Menjelaskan sesuatu secara lisan saja tidak cukup, apalagi
dalam pengajaran bahasa Arab, tentunya lebih mudah menirukan seperti
apa yang diucapkan gurunya setelah ditunjukan bendanya yang harus
dihafalkan. Dalam strategi ini guru menunjukan, mengerjakan, dan
menjelaskan nama benda atau pekerjaan yang ditunjukan tersebut.
Dengan kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan
pemahaman anak melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta
untuk memperhatikan dan mendengarkan baik-baik semua keterangan
guru sehingga ia lebih paham tentang cara mengerjakan sesuatu. Dengan
demikian selanjutnya anak dapat meniru bagaimana caranya melakukan
hal tersebut seperti yang dicontohkan guru.
Manfaat dari strategi demonstrasi adalah sebagai berikut:
a) Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam
menjelaskan informasi kepada anak. Bagi anak melihat bagaimana
peristiwa berlangsung lebih menarik dan merangsang perhatian
serta menantang.
b) Dapat membantu meningkatkan daya fikir anak dalam
meningkatkan kemampuan mengenal mengenai nama benda-
benda dalam bahasa Arab dan mengingatnya.22
22 Moeslichatoen, Metode.......... , Hal. 113-114.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
109
4. Strategi proyek
Strategi Proyek merupakan salah satu cara pemberian
pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-
hari yang harus dipecahkan secara berkelompok, misalnya menyebutkan
berbagai jenis pekerjaan dengan bahasa Arab, kemudian didiskusikan
bersama dengan bantuan seorang pemandu dalam kelompok anak-anak
itu.
Metode ini berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep
“learning by doing”, yaitu perolehan hasil belajar dengan mengerjakan
tindakan-tindakan sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan
anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas
serangkaian tingkah-laku untuk mencapai tujuan.
Menurut hasil penelitian, terdapat hubungan yang erat antara
proses memperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan.
Oleh karena itu, pendidikan bagi anak harus diintegrasikan dengan
lingkungan kehidupan yang dapat memacu anak untuk mendapatkan
pengalaman langsung dalam pembelajaran bahasa Arab, misalnya saja
pengalaman penambahan kosakata yang diperolehnya ketika bermain
dan belajar dengan ibunya.
Lingkungan kehidupan sebagai pribadi dan terutama
lingkungan kehidupan anak dalam kelompok, banyak memberikan
pengalaman bagaimana praktek berbicara bahasa Arab secara bersama-
sama dengan temannya. Manfaat strategi ini bagi anak yang dalam
perkembangan, terletak pada kekuatannya dalam memotivasi anak
untuk mempelajari bahasa Arab.
Strategi ini sangat penting dalam membentuk pribadi anak yang
sehat sehingga dapat dengan mudah menerima pelajaran bahasa Arab.
Pribadi anak yang sehat adalah pribadi yang memiliki ciri-ciri seperti
sikap mandiri, percaya diri, mudah menyesuaikan diri, dan dapat
mengembangkan diri. Dengan metode ini diharapkan anak dapat belajar
bahasa Arab secara optimal.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
110
5. Strategi Bercerita
Strategi ini merupakan salah satu pemberian pengalaman
belajar bagi anak dengan cara membawakan cerita secara lisan. Lewat
cerita itu disisipkan nama-nama pelakunya dalam bahasa Arab, misalnya
kata “sekretaris” disebut “katib”, direktur disebut “mudir”, dan lain
sebagainya. Akan tetapi, cerita yang dibawakan harus menarik dan
mengundang perhatian anak, dan tidak terlepas dari tujuan pendidikan
bagi anak. Ada beberapa macam teknik bercerita, sebagai berikut:
a) Membaca langsung dari buku cerita. Teknik bercerita dengan
membacakan langsung dari buku cerita ini sangat bagus bila guru
menambahkan puisi/prosa yang sesuai untuk dibacakan kepada
anak.
b) Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku Bila
cerita yang disampaikan kepada anak terlalu panjang dan terinci,
maka penambahan ilustrasi gambar dari buku yang menarik
perhatian anak dapat menjadikan teknik bercerita ini akan
berfungsi dengan baik. Mendengarkan cerita tanpa ilustrasi
gambar menuntut pemusatan perhatian yang lebih besar
dibandingkan bila anak mendengarkan cerita dari buku
bergambar. Penggunaan gambar dalam cerita dimaksudkan untuk
memperjelas pesan-pesan yang dituturkan, juga untuk
mengingatkan perhatian anak pada jalannya cerita.
c) Menceritakan dongeng Cerita dongeng merupakan bentuk
kesenian yang paling kuno. Mendongeng merupakan cara
meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan kebajikan kepada anak. Lewat dongeng ini pula dapat
diselipkan beberapa kosakata bahasa Arab.
d) Bercerita dengan menggunakan flanel Guru dapat membuat papan
flanel yang berwarna netral, misalnya abu-abu. Tulisan-tulisan
nama benda dalam bahasa Arab berserta gambar-gambar
digunting dan dirapikan, kemudian anak-anak yang
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
111
menempelkannya dengan cara menyesuaikan antara gambar dan
namanya.23
e) Bercerita dengan menggunakan media boneka.
f) Bercerita dengan menggunakan atau memainkan jari-jari tangan.
6. Strategi Mengajar di Kelas dengan Multiple Intelligences
a) Intelligensi linguistik, Jika anak senang bermain dengan kata-kata,
menikmati puisi, suka mendengarkan cerita, membaca apa saja
(buku, majalah, surat kabar dan bahkan label produk), merasa mudah
dan percaya diri mengekspresikan diri, maka siswa tersebut memiliki
potensi kecerdasan linguistik.
Dalam pembelajaran untuk kecerdasan ini sebagaimana diungkapkan
Alwi24 dapat dilakukan dengan memberi kesempatan kepada siswa
untuk bercerita, menulis kembali yang dipelajari, dengan
braistroming, membuat jurnal tentang materi yang dipelajari atau
menerbitkan majalah dinding. Dengan kata lain, setelah mempelajari
topik tertentu siswa perlu diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pemikiran-pemikirannya dengan menuliskan kembali lewat kata-kata
sendiri. Jika topiknya tentang keluarga( الأسرة ), siswa dapat diminta
untuk menceritakan atau menulis tentang kedudukan dan peran
anggota keluarga mereka.
b) Intelligensi matematis-logis, kecerdasan ini dapat diwujudkan dalam
bentuk menghitung, membuat kategorisasi atau penggolongan,
membuat pemikiran ilmiah dengan proses ilmiah, membuat analogi
dan sebagainya. Dalam topik keluarga, siswa diajak untuk
menghitung berapa jumlah anggota keluarga mereka baik keluarga
inti maupun keluarga gabung, dan diminta membuat tabel tentang
data tersebut .
c) Intelligensi ruang-visual, Untuk kecerdasan ini dapat diungkapkan
dengan visualisasi materi, dengan membuat sketsa, gambar, simbol,
23 Muhammad Mukti, Jurnal Ibda P3M STAIN Purwekerto/ Vol. 3/No. 2/ Jul-Des 2005/ 297-
306. 24 Muhammad Alwi, Belajar ............. , Hal. 205.
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
112
grafik, mengadakan tour ke luar kelas, mengadakan eksperimen di
laboratorium, dan sebagainya. Jika topiknya tentang keluarga, diputar
film tentang kegiatan anggota keluarga.
d) Intelligensi musikal, Untuk kecerdasan ini dapat diungkapkan dengan
memberikan kesempatan dan tugas kepada siswa untuk menyanyi,
membuat lagu, atau mengungkapkan materi dalam bentuk suara.
Apabila topiknya tentang keluarga, siswa diminta menuliskan atau
menyanyikan lagu tentang keluarga, misalnya lagu “kasih ibu حب
”أرحم أمى atau “satu-satu aku sayang ibu ”أمى
e) Intelligensi kinestetik, kecerdasan ini dapat diungkapkan dengan
bentuk ekspresi gerak dan badan. Bentuk-bentuk seperti
mendramatisasi, membuat teater tentang materi yang dipelajari
sangat membantu dalam mengungkapkan intelegensi kinestetik
badani. Dalam topik keluarga, siswa dapat mementaskan role play
tentang kegiatan anggota keluarga.
f) Intelligensi interpribadi, kecerdasan ini dapat diekspresikan dalam
bentuk kegiatan sharing, diskusi kelompok, kerjasama membuat
proyek atau praktikum bersama, permainan bersama maupun
membuat simulasi bersama. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa
setiap siswa dalam kelompok sungguh aktif bekerjasama. Kerjasama
itu tidak dikuasai satu siswa dan yang lainnya pasif, tatapi siswa yang
tidak begitu lancar bekerjasama perlu dibantu utnuk lebih berani.
g) Intelligensi intrapribadi, kecerdasan ini dapat dikembangkan dengan
memberikan waktu sendiri kepada siswa untuk merefleksi dan
berpikir sejenak. Beberapa soal yang diberikan perlu persoalan
terbuka dimana siswa secara mandiri dapat mengungkapkan
gagasannya.
h) Intelligensi naturalis, Kecerdasan ini dapat diungkapkan dengan
mengajak siswa untuk melihat apakah topik yang dipelajarinya ada
kaitannya dengan lingkungan hidup mereka, dengan alam tempat
mereka hidup. Misalnya dalam topik di kebun atau di taman ( فى
mereka diajak untuk melihat tanaman atau bunga di taman ,( الحديقة
atau yang ada di sekitar rumah mereka, jika tanaman tersebut selalu
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
113
disiram maka akan tumbuh subur tetapi jika tidak disiram maka
tanaman tersebut akan layu bahkan mati.
i) Intelligensi eksistensial, kecerdasan ini dapat diwujudkan dengan
mengajak siswa mempertanyakan soal keberadaannya.
Berikut ini contoh desain pembelajaran dengan multiple
intelligensi:
Bahasa
Tujuan: belajar membuat kalimat yang lengkap ( جملة كاملة), ada fi’il,
fâ’il dan maf’ûl.
Alat: alat tulis, papan kertas yang ditulisi.
Intelligensi yang ditekankan: linguistik, ruang visual, intrapersonal,
musikal, kinestetik-badani, matematis-logis.
Cara:
1. Siswa diberi bacaan sederhana, kalimatnya ada yang lengkap dan
ada yang tidak lengkap. Setiap siswa diminta mencari kalimat yang
lengkap dan tidak lengkap, dengan menyebutkan alasannya.
(linguistik dan matematis-logis)
2. Setiap siswa membuat papan dari karton dan menuliskan kata-kata
yang dapat berkedudukan sebagai fi’il, fâ’il dan maf’ûl. ( ruang-
visual).
3. Siswa dalam kelompok bermain kata dan kalimat. Setiap kelompok
misalnya 6 orang. Satu orang maju ke depan dan menunjukkan
papan-nya, misalnya sebagai fi’il. Lalu, teman lain berlomba untuk
maju bila ia membawa kata fâ’il. Kemudian yang membawa maf’ûl
bisa maju, dan seterusnya. Selama maju mereka berderet menurut
urutan kalimat. (kinestetik-badani).
4. Siswa berkelompok membuat lagu yang berisi aturan kalimat
lengkap. (musikal).
5. Setiap siswa diminta membuat 10 kalimat lengkap yang lain sendiri-
sendiri. (intrapersonal).
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
114
Jika dirangkumkan dalam satu tabel menjadi sebagai berikut:
Topik Intelegensi Bentuk pembelajaran
Kalimat
lengkap
Linguistik Membaca
Matematis-logis Mencari yang lengkap dan
alasannya
Ruang-visual Membuat papan kata
Kinestetik-badani Kain kata dan kalimat
Musikal Membuat lagu
Intrapersonal Membuat kalimat sendiri
El-Ibtikar Volume 04, nomor 01, Juli 2015
Srategi Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak-anak Nanin S.
115
DAFTAR PUSTAKA
Ainin, Pemilihan Materi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak-anak,
Makalah tidak diterbitkan. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002).
Alwi, Muhammad, Belajar Menjadi bahagia dan Sukses Sejati (Bimbingan
Praktis Penerapan Multiple Intelligences di Keluarga, Lembaga
Pendidikan, dan Bisnis), (Jakarta: Kompas Gramedia, 2011).
Amstrong, Thomas, 7 Kinds of Smart. Menemukan dan Meningkatkan
Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002).
Latif, Mukhtar, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013).
Masitoh & Dewi, Laksmi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: DEPAG RI,
2009).
Muhaiban, Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Anak (ALA), Makalah
disampaikan pada Pelatihan Pembelajarn Bahasa Arab untuk Anak
Melalui Bercerita, Bermain, dan Bernyanyi Pada tanggal 30 September
2004 di Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri .
________, file///D:/ bahan buku arabiyah lil athfal/AHLAN WA
SAHLAN.xhtml
Moeslichatoen, Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004).
Mukti, Muhammad, Jurnal Ibda P3M STAIN Purwekerto/ Vol. 3/No. 2/ Jul-
Des 2005/ 297-306.
Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014).