2
Sri Melfa Damanik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya B andung - Sumedang KM.21 Jatinangor - Sumedang ) Em ail : cutemelfa@ yahoo.com 081396883240 2 PENDAHULUAN Infeksi nosokomial merupakan masalah besar yang dihadapi rumah sakit, tidak hanya menyebabkan kerugian sosial ekonomi, tetapi juga mengakibatkan penderita lebih lama berada di rumah sakit. Hal ini berarti menambah beban tambahan bagi rumah saki t dalam hal biaya maupun tugas yang akan dikerjakan oleh tenaga kesehatan. P enelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat. Pengetahuan perawat te ntang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya

Sri Melfa Damanik

  • Upload
    maha

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hand

Citation preview

Sri Melfa DamanikFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor-Sumedang)Email : [email protected] nosokomialmerupakan masalah besar yang dihadapi rumah sakit, tidak hanya menyebabkan kerugian sosial ekonomi, tetapi juga mengakibatkan penderita lebih lama berada di rumah sakit. Hal ini berarti menambah beban tambahan bagi rumah sakit dalam hal biaya maupun tugas yang akan dikerjakan oleh tenaga kesehatan.Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama dirawat.Pengetahuan perawat tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya universal precautionsehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial. Pada tanggal 2 Mei 2007 WHO Collaborating Centre for Patient Safety resmi menerbitkan Nine Life Saving Patient Safety Solutions,Panduan ini mulai disusun sejak tahun 2005 dengan mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien. Salah satu solusi tersebut adalah peningkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab hal ini terjadi yaitu kurangnya pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan, rendahnya pengawasan praktik mencuci tangan dan kurangnya gambaran yang positif tentang cuci tangan. Faktor lain yang juga mendukung ketidaktaatan adalah kekurangan tenaga di ruangan kerja dan jenis kelamin (Hassan, 2004).Selain itu Peningkatan pengetahuan dan kemudahan mengakses dispenser dengan alcohol hand rub (ALC) sebagai antiseptik mencuci tangan secara