Ssss

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hjk

Citation preview

1.Memberikan edukasi kepada pasien tentang sindroma metabolic1.1 Menjelaskan tentang definisi dan etiologi sindroma metabolicDEFINISI Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko tersebut antara lain terdiri dari dislipidemia atherogenik, peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan prototrombik, dan proinflamasi (Semiardji, 2004).Berdasarkan the National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel (NCEP-ATP III) yang telah banyak diterima secara luas, Sindrom Metabolik adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: 1. Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria > 102 cm);1. Peningkatan kadar trigliserida darah ( 150 mg/dL, atau 1,69 mmol/ L); 1. Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan pada wanita < 50 mg/dL atau 4 jam per hari maka orang kebiasaan menonton televisi atau menonton video atau bekerja menggunakan komputer lebih dari 4 jam per hari memiliki kemungkinan 2x lebih besar untuk terkena sindrom metabolik.

UsiaAngka kejadian sindrom metabolik pada populasi di Amerika Serikat, 44% terjadi pada orang-orang dengan usia 50an. Pada rentang usia ini angka kejadian sindrom metabolik lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria. Faktor usia ini juga memiliki pengaruh yang sama terhadap prevalensi munculnya sindrom metabolik ini di negara-negara lain di seluruh dunia.

Diabetes MellitusFaktor diabetes mellitus ini terdapat pada kriteria NCEP dan International Diabetes Foundation (IDF) tentang definisi sindrom metabolik. Diperkirakan mayoritas besar 75% pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 atau impaired glucose tolerance (IGT) memiliki sindrom metabolik. Pada populasi yang mengidap diabetes melitus tipe 2 atau impaired glucose tolerance (IGT) yang disertai dengan sindrom metabolik memiliki angka prevalensi yang tinggi terhadap terjadinya cardiovascular dissease dibandingkan dengan populasi yang mengidap diabetes mellitus tipe 2 atau impaired glucose tolerance (IGT) yang tidak disertai dengan sindrom metabolik.

Penyakit Jantung Koroner (PJK)Angka prevalensi dari pasien metabolik sindrom dengan penyakit jantung koroner adalah 50%, dengan prevalensi sebesar 37% pasien mengalami penyakit jantung koroner yang prematur (usia kurang dari 45 tahun), biasanya terdapat pada wanita. Dengan perawatan jantung yang baik disertai dengan perubahan gaya hidup (misalnya nutrisi yang baik, olahraga teratur, penurunan berat badan, dan pada beberapa kasus menggunakan agen farmakologis) maka prevalensi dari sindrom metabolik dapat diturunkan.

LipodistrofiGangguan lipodistrofi pada umunya dihubungkan dengan metabolik sindrom. Ada yang secara genetik misalnya Berardinelli-Seip congenital lipodystrophy, Dunnigan familial partial lipodystrophy atau didapat misalnya lipodistrofi pada pasien-pasien HIV yang diberikan terapi antiretroviral dapat membentuk lipodistrofi yang dapat meningkatkan tingkat keparahan resistensi insulin dan banyak lagi komponen sindrom metabolik.

1.2Menjelaskan tentang patofisiologi Sindroma MetabolikObesitas merupakan komponen utama kejadian SM, namun mekanisme yang jelas belum diketahui secara pasti. Obesitas yang diikuti dengan meningkatnya metabolisme lemak akan menyebabkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) meningkat baik di sirkulasi maupun di sel adiposa. Meningkatnya ROS di dalam sel adipose dapat menyebabkan keseimbangan reaksi reduksi oksidasi (redoks) terganggu, sehingga enzim antioksidan menurun di dalam sirkulasi. Keadaan ini disebut dengan stres oksidatif. Meningkatnya stres oksidatif menyebabkan disregulasi jaringan adiposa dan merupakan awal patofisiologi terjadinya SM, hipertensi dan aterosklerosis (Furukawa, et al, 2004).Stres oksidatif sering dikaitkan dengan berbagai patofisiologi penyakit antara lain diabetes tipe 2 dan aterosklerosis. Pada pasien diabetes melitus tipe 2, biasanya terjadi peningkatan stress oksidatif, terutama akibat hiperglikemia. Stress oksidatif dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya disfungsi endotel-angiopati diabetic, dan pusat dari semua angiopati diabetik adalah hiperglikemia yang menginduksi stress oksidatif melalui 3 jalur, yaitu; peningkatan jalur poliol, peningkatan auto-oksidasi glukosa dan peningkatan protein glikosilat (Majalah Farmacia, 2007).Pada keadaan diabetes, stres oksidatif menghambat pengambilan glukosa di sel otot dan sel lemak serta menurunkan sekresi insulin oleh sel- pankreas. Stres oksidatif secara langsung mempengaruhi dinding vaskular sehingga berperan penting pada patofisiologi terjadinya diabetes tipe 2 dan aterosklerosis (Ceriello, 2004). Dari beberapa penelitian diketahui bahwa akumulasi lemak pada obesitas dapat menginduksi keadaan stress oksidatif yang disertai dengan peningkatan ekspresi Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphatase (NADPH) oksidase dan penurunan ekspresi enzim antioksidan (Sartika, 2006)

Gambar 1. Peningkatan produksi reactive oxidative stress (ROS) pada lemak yang terakumulasi dan menyebabkan keadaan sindroma metabolik (Furukawa, 2004).

Pada kultur sel adiposa, peningkatan kadar asam lemak meningkatkan stres oksidatif melalui aktivasi NADPH oksidase sehingga menyebabkan disregulasi sitokin proinflamasi IL-6 dan MCP-1. Akumulasi peningkatan stres oksidatif pada sel adiposa dapat menyebabkan disregulasi adipokin dan keadaan SM. Furukawa dkk (2004) menunjukkan bahwa kadar adiponektin berhubungan terbalik dengan stres oksidatif secara sistemik.Patofisiologi SM masih menjadi kontroversi, namun hipotesis yang paling banyak diterima adalah resistensi insulin. Gambar 2 menunjukkan etiologi patofisiologi dari resistensi insulin dan sindroma metabolik (Mahan, 2003).Resistensi InsulinPengaruh genetik Pengaruh lingkungan Defisiensi zat-zat gizi Intake kalori yang berlebihan Aktivitas fisik rendah

HyperinsulinemiaAterosklerosis

Gout

Diabetes

Obesitas

Hipertensi

Peningkatan asam uratPeningkatan kolesterol LDLPeningkatan TrygliseridaPenurunan kolesterol HDLPeningkatan lipogenesisPeningkatan tekanan darah

Intoleransi glukosa

Gambar 2. Etiologi patofisiologi resistensi insulin dan sindroma metabolik1.3Menjelaskan tentang bahaya yang terjadi akibat Sindroma MetabolikSuatu hipotesis menyatakan bahwa penyebab primer dari sindrom metabolik adalah resistensi insulin. Resistensi insulin mempunyai kolerasi dengan timbunan lemak yang dapat ditemukan dengan pengukuran lingkar pinggang. Hubungan antara resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular di duga dimediasi oleh terjadinya stres oksidatif yang menimbulkan disfungsi endotel yang akan menyebabkan kerusakan vaskular dan pembentukan atheroma.

Penyakit kardiovaskularRisiko relatif untuk onset baru CVD pada pasien dengan sindrom metabolik, pada pasien tanpa diabetes, rata-rata antara 1,5 dan tiga kali lipat3. Dalam sebuah 8-tahun tindak-lanjut dari laki-laki setengah baya dan wanita di Framingham Offspring Study (FOS), risiko penduduk yang timbul pada pasien dengan sindrom metabolik untuk mengembangkan CVD adalah 34% pada pria dan 16% pada wanita. Dalam studi yang sama, baik sindrom metabolik dan diabetes stroke iskemik diprediksi dengan risiko lebih besar untuk pasien dengan sindrom metabolik daripada untuk diabetes sendiri (19% vs 7%), khususnya pada wanita (27% vs 5%). Pasien dengan sindrom metabolik juga pada peningkatan risiko untuk penyakit pembuluh darah perifer.

Diabetes mellitus type 2Secara keseluruhan, resiko diabetes tipe 2 pada pasien dengan sindrom metabolik adalah meningkat tiga sampai lima kali lipat3. Dalam FOS's 8-tahun tindak-lanjut dari laki-laki setengah baya dan wanita, resiko populasi yang timbul untuk mengembangkan diabetes tipe 2 62% pada pria dan 47% pada wanita.

Keadaan-keadaan lain yang menyertai sindrom metabolikSelain fitur-fitur khusus yang terkait dengan sindrom metabolik, resistensi insulin disertai dengan perubahan metabolisme lainnya. Ini termasuk peningkatan apoB dan C III, asam urat, faktor protrombotik (fibrinogen, plasminogen activator inhibitor 1), viskositas serum, dimethylarginine asimetris, homosistein, jumlah sel darah putih, sitokin pro-inflamasi, CRP, mikroalbuminuria, penyakit hati berlemak nonalkohol ( NAFLD) dan / atau steatohepatitis alkohol (NASH), penyakit ovarium polikistik (PCOS), dan apnea tidur obstruktif (OSA).

Nonalkoholik fatty liver diseaseFatty liver adalah relatif umum. Namun, dalam NASH, akumulasi trigliserida baik dan hidup berdampingan peradangan. NASH kini hadir di 2-3% dari populasi di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Sebagai prevalensi kelebihan berat badan / obesitas dan peningkatan sindrom metabolik, NASH dapat menjadi salah satu penyebab lebih sering dari penyakit hati stadium akhir dan karsinoma hepatoseluler.

HiperurisemiaHyperuricemia mencerminkan defek dalam aksi insulin pada reabsorpsi tubular ginjal asam urat, sedangkan peningkatan dimethylarginine asimetris, penghambat endogen oksida nitrat sintase, berhubungan dengan disfungsi endotel. Mikroalbuminuria juga bisa disebabkan oleh patofisiologi endotel diubah pada keadaan resisten insulin.

Sindrom ovarium polikistikPCOS sangat berhubungan dengan sindrom metabolik, dengan prevalensi antara 40 dan 50%. Wanita dengan PCOS yang 2-4 kali lebih mungkin untuk memiliki sindrom metabolik dibandingkan dengan wanita tanpa PCOS.

Obstructive Sleep Apnea OSA umumnya terkait dengan obesitas, hipertensi, meningkatkan sirkulasi sitokin, IGT, dan resistensi insulin. Dengan asosiasi, maka tidak mengherankan bahwa sindrom metabolik sering hadir. Apalagi bila biomarker resistensi insulin dibandingkan antara pasien dengan OSA dan-berat kontrol cocok, resistensi insulin lebih parah pada pasien dengan OSA. tekanan udara Continuous positif (CPAP) pengobatan pada pasien OSA meningkatkan sensitivitas insulin.

1.4Menjelaskan tentang penatalaksanaan Sindroma Metabolik1. TERAPI NON-MEDIKAMENTOSATerapi diet Terapi diet direncanakan berdasarkan individu. Hal ini bertujuan untuk membuat deficit 500 hingga 1000kcal/hari menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program penurunan berat badan apapun. Sebelum menganjurkan deficit kalori sebesar 500 hingga kcal/hari sebaiknya diukur kebutuhan energy basal dapat menggunakan rumus dari Harris-Benedict:Laki-laki: B.E.E = 66.5 + (13,75 kg) + (5.003 cm) (6.775 age)Perempuan: B.E.E = 655.1 + (9.563 kg) + 1.850 cm) (4.676 age)Kebutuhan kalori total sama dengan BEE dikali dengan jumlah factor stress dan aktivitas. Factor stress ditambah aktivitas berkisar dari 1.2 sampai lebih dari 2. Disamping pengurangan lemak jenuh, total lemak seharusnya kurang dan sama dengan 30 persen dari total kalori. Pengurangan persentase lemak dalam menu sehari-hari saja tidak dapat menyebabkan penurunan berat badan, kecuali total kalori juga berkurang. Ketika asupan lemak dikurangi, prioritas harus diberikan untuk mengurangi lemak jenuh. Hal tersebut bermaksud untuk menurunkan kolesterol-LDL.

Aktivitas FisikPeningkatan aktivitas fisik merupakan komponen penting dari program penurunan berat badan, walaupun aktivitas fisik tidak menyebabkan penurunan berat badan lebih banyak dalam jangka waktu enam bulan. Kebanyakan penurunan berat badan terjadi karena penurunan asupan kalori. Aktivitas fisik yang lama sangat membantu pada pencegahan peningkatan berat badan. Keuntungan tambahan aktivitas fisik adalah terjadi pengurangan risiko kardiovaskular dan diabetes lebih banyak dibandingkan dengan penguranan berat badan tanpa aktivitas fisik saja. Aktivitas fisik yang berdasarkan gaya hidup cenderung lebih berhasil menurunkan berat badan dalam jangka waktu panjang dibandingkan dengan program latihan yang terstruktur. Untuk pasien obes, terapi harus dimulai secara perlahan, dan intensitasnya sebaiknya, ditingkatkan secara bertahap. Latihan dapat dilakukan seluruhnya pada satu saat atau secara bertahap sepanjang hari. Pasien dapat memulai aktivitas fisik dengan berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu. Dengan regimen ini, pengeluaran energy tambahan sebanyak 100 sampai 200 kalori per hari dapat dicapai. Regimen ini dapat diadaptasi kedalam berbagai bentuk aktivitas fisik lain, tetapi jalan kaki lebih menarik karena keamananya dan kemudahannya. Pasien harus dimotivasi untuk meningkatkan aktivitas sehari-hari seperti naik tangga daripada naik lift. Seiring waktu, pasien dapat melakukan aktivitas yang lebih berat.

Terapi perilakuUntuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankannya diperlukan suatu strategi untuk mengatasi hambatan yang muncul pada saat terapi diet dan aktivitas fisik. Strategi yang spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan dan aktivitas fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan masalah, contingency management, cognitive restructuring dan dukungan social.

Terapi NutrisiSelalu merupakan tahap awal penatalaksanaan seseorang dengan dislipidemia, oleh karena itu disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Pada dasarnya adalah pembatasan jumlah kalori dan jumlah lemak. Pasien dengan kadar kolesterol LDL atau kolesterol total tinggi dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak jenuh, dan meningkatkan asupan lemak tidak jenuh rantai tunggal dan ganda (mono unsaturate fatty acid = MUFA dan poly unsaturated fatty acid = PUFA). Pada pasien dengan kadar trigliserida yang tinggi perlu dikurangi asupan karbohidrat, alcohol dan lemak.

Komposisi Makanan untuk HiperkolesterolemiaMakanan Asupan yang DianjurkanTotal lemak 20-25% dari kalori totalLemak jenuh 30%Keb Kal AktifitasRingan: 10-15%Sedang : 20%Berat: 30%

Keb Kal Basal= 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) - (6,8 x U)= 66 + (13,7 x 95) + (5 x 175) (6,8 x 26)= 66 + 1301,5 + 875 176,8= 2065,7

Keb Kal Total= Keb. Kal. Basal + Keb. Kalori Aktifitas + Keb. Kal. Resiko Penyakit2.2Menjelaskan presentase komposisi makronutrien karbohidrat, protein, lemak, dan menerjemahkannya dalam bentuk gramKarbohidrat= 60% x Jmlh Kalori Total= 60% x = kalori : 4 gramProtein= 15% x Jmlh Kalori Total= 15% x = kalori : 4 gramLemak= 25% x Jmlh Kalori Total= 25% x = kalori : 9 gramKebutuhan Makanan dalam GramKarbohidrat:1gram = 4 kaloriProtein: 1gram = 4 kaloriLemak: 1gram = 9 kalori

2.3Menjelaskan jumlah gram karbohidrat, protein, lemak dalam bentuk bahan makanan menggunakan daftar komposisi bahan makanan penukar (DKBM)GOLONGAN 1 (Sumber Karbohidrat)Satu satuan penukar mengandung:40 g karbohidrat, 4 g protein, 175 kKaloriBahan MakanURTGram

Bengkuang2 bj bsr320 S+++

Bihun gls50

Biskuit4 bh bsr40 Na+

Gadung1 ptg175 S++

Ganyong1 ptg185 S++

Gembili1 ptg185 S++

Havermout5 sdm45 S++

Jagung segar3 bj sdg125 S++

Kentang2 bh sdg210 K+

Kentang Hitam12 bj125 P-

Maizena10 sdm50 P-

Makaroni gls50 P-

Mi basah2 gls200 Na+P-

Mi Kering1 gls50 Na+

Nasi Beras giling3/4 gls100

Nasi beras giling3/4 gls100

Nasir Ketan Hitam3/4 gls100

Nasi ketan putih3/4 gls100

Roti Putih3 iris70 Na+

Roti warna coklat3 iris70

Singkong1 ptg120 K+,P-,S+

Sukun3 ptg sdg150 S++

Talas bj sdg125 S+

Tape beras ketan5 sdm100

Tape singkong1 ptg sdg100 S++,P-

Tepung Tapioka8 sdm50 K+,P-

Tepung beras8 sdm50

Tepung Hunkwee10 sdm50

Tepung sagu8 sdm50 P-

Keterangan:Na+ = Natrium 200-400 mgP- = Rendah ProteinS++ = Serat >6 gK+ = Tinggi KaliumS+ = Serat 3-6 g

GOLONGAN II (SUMBER PROTEIN HEWANI)1. Rendah LemakSatuan penukar mengandung:7 g Protein, 2 g Lemak, 50 kKaloriBahan MakananURTGram

Babat1 ptg sdg40 Ko+ Pr+

Cumi-cumi1 ekor kcl45

Daging asap1 lembar20

Daging ayam tanpa kulit1 ptg sdg40

Daging kerbau1 ptg sdg35

Dendeng daging sapi1 ptg sdg15

Dideh sapi1 ptg sdg35

Gabus Kering1 ptg sdg10

Ikan asin kering1/3 ekor bsr15 Na+

Ikan kakap1/3 ekor sdg35

Ikan kembung1/3 ekor sdg30

Ikan lele ekor sdg40

Ikan Mas1/3 ekor sdg45

Ikan Mujair1/3 ekor kcl30

Ikan Peda1 ekor kcl35

Ikan Pindang ekor sdg35

Ikan segar1 ptg sdg40

Kepiting1/3 gls50

Kerang gls90 Na+ Pr+

Lemuru1 ptg35

Putih Telur ayam2 btr65

Rebon kering2 sdm10

Rebon segar2 sdm45

Selar kering1 ekor20

Sepat kering1 ptg sdg20

Teri kering1 sdm15

Teri nasi1/3 gls20

Udang segar5 ekor sdg35 KO+

Keterangan:Na+ = Natrium 200-400 mgKo+ = Tinggi KolesterolPr+ = Tinggi Purin

1. Lemak SedangSatu satuan penukar mengandung:7 g Protein, 5 g Lemak, 75 kKaloriBahan MakananURTGram

Bakso10 bj sdg170

Daging anak sapi1 ptg sdg35

Daging domba1 ptg sdg40

Daging kambing1 ptg sdg40

Daging sapi1 ptg sdg35 Ko+

Ginjal sapi1 ptg bsr45 Ko+Pr+

Hati ayam1 bh sdg30 Pr+

Hati babi1 ptg sdg35 Ko+ Pr+

Hti sapi1 ptg sdg35 Ko+ Pr+

Otak1 ptg bsr60 Ko+ Pr+

Telur ayam1 btr55 Ko+

Telur Bebek asin1 btr50 Ko+

Telur penyu2 btr60

Telur puyuh5 btr55

Usus Sapi1 ptg bsr50 Ko+ Pr+

Keterngan:Ko+ = Tinggi ProteinPr+ = Tinggi Purin

1. Tinggi LemakSatu satuan penukar mengandung:7 g Protein, 13 g Lemak, 150 kKaloriBahan MakananURTGram

Bebek1 ptg sdg45 Pr-

Belut3 ekor kcl50 -

Corned Beef3 sdm45 Na+

Daging ayam dengan kulit1 ptg sdg55 Ko+

Daging babi1 ptg sdg50 Ko+

Ham1 ptg kcl40 Na++, Ko+, Pr+

Sardencis ptg sdg35 Pr +

Sosis ptg50 Na++

Kuning telur ayam4 btr45 Ko+

Telur bebek1 btr55 Ko+

Telur Ikan1 ptg sdg40 -

Keterangan:Na+ = Natrium 200-400 mgNa++ = Natrium >400 mg

GOLOGNGAN III (Sumber Protein Nabati)Satu satuan penukar mengandung:7 g Karbohidrat, 5 g Protein, 3 g Lemak, 75 kKaloriBahan MakananURTGram

Kacang Hijau2 sdm20 S++

Kacang kedele2 sdm25 S+

Kacang merah2 sdm20 S+

Kacang mente1 sdm15 Tj+

Kacang tanah2 sdm15 S+, Tj+

Kacang tanah kupas2 sdm15 S+, Tj+

Kacang tolo2 sdm20

Keju kacang tanah1 sdm15 Tj+

Kembang tahu1 lembar20

Oncom2 ptg kcl40 S++

Pete segar gls55

Tahu1 bj bsr110

Tempe2 ptg sdg50 S+

Sari dele bubuk2 sdm25

Keterangan:S+ = Serat 3-6 gS++ = Serat >6 gTj+ = Sumber Lemak Tidak Jenuh TunggalK+ = Tinggi Kalium

2.4Menjelaskan pembagian frekuensi makan selama satu hariNasi (100 g) atau penukarnyaLaukSayur (100 g)1 mangkok matengBuah1 PenukarSusu 1 gelasAtau penukarnya

Ikan (40 g)Atau penukarnyaTempe(50g) Atau penukarnya

Pagi1 nasi1x ikan x tempe1mangkok --

Selingan----1 buah-

Siang 2x nasi1x ikan1x tempe1mangkok1 buah-

Selingan ----1 buah-

Malam2x nasi1x ikan1x tempe1mangkok1 buah-

2.5Menjelaskan cara menyusun menu sepanjang hari1. Hitung kebutuhan kalori sehari anda1. Lihat kebutuhan bahan makanan sehari sesuai kebutuhan kalori anda1. Buat tabel seperti berikut

Contoh Menu Sehari ...... Kalori123456

WaktuBahan MakananPenukarGramURTContoh Menu

Pagi .............................................................. P karbohidrat.. P hewani.. P nabati.. P sayuran................................................ .......... .......... .......... ..........

Selingan ................. P buah............ ..........

Siang............................................................................. P karbohidrat.. P hewani.. P nabati.. P sayuran.. P buah............................................................ .......... .......... .......... .......... ..........

Selingan................. 1P buah............ ..........

Malam ............................................................................. P karbohidrat.. P hewani.. P nabati.. P sayuran.. P buah............................................................ .......... .......... .......... .......... ..........

1. Pada tabelkolom 2: jenis bahan makananKolom 3: jumlah penukarKolom 4 : berat bahan makanan dalam garamKolom 5 : banyaknya bahan makanan dalam ukuran rumah tangga (URT)1. Menu dirulis pada kolom 6Menu sebaiknya: Dalam satu hidangan satu saja yang berkuah Dalam satu hidangan tidak lebih dari satu macam lauk yang digoreng atau dengan santan sehingga penggunaan minyak tidak berlebihan, lauk selebihnya dimasak dengan sedikit minyak seperti sup, tumis, kukus, panggang, bakar, dll Sebaiknya penggunaan bahan makanan bervariasi sesuai dengan bahan makanan penukar1. Makanan keluargaMenu makanan disesuaikan dengan kesukaan keluarga. Jumlah makanan yang dimasak tentunya sesuai dengan banyaknya anggota keluarga yang kebutuhan kalorinya berbeda-beda. Untuk memudahkan perkiraan kebutuhan gizi setiap anggota keluarga sebaiknya potongan bahan makanan dibuat sesuai besar porsi makanan penukar.

3.Memberikan edukasi tentang olahraga kepada pasien Sindroma Metabolik3.1menjelaskan manfaat olahraga pada Sindroma Metabolik (berdasarkan biokim dan fisiologi tubuh manusia)

Olahga dapat membantu perbaikan efek secara fisiologi bagi penderita sindrom metabolik, berikut adalah penjelas tentang peristiwa yang teradi selama olahraga. Efek dari pelatihan dapat dipelajari paling mudah dengan mengelompokkan perubahan sebagai berikut1) Yang terjadi pada lavel jaringan, yaitu, perubahan biokimia2) Yang terjadi secara sistemik, yaitu orang mempengaruhi sistem peredaran darah dan pernapasan, termasuk tranport oksigen sistem3) Perubahan lain seperti kita mereka yang peduli dengan komposisi tubuh, kolesterol darah dan trigliserida, perubahan tekanan darah, dan perubahan sehubungan dengan panas aklimatisasi.Adapun penjelasannya:1) Perubahan Biokimia,Perubahan aerobikperubahan yang terjadi pada sistem aerobik setelah latihan, yaitu:- Meningkatkan kandungan myoglobin, kandungan mioglobin dalam otot rangka telah terbukti secara substansial peningkatan kualitas pelatihan. Mioglobin adalah pigmen yang mengikat oksigen yang mirip dengan hemoglobin. Dalam hal ini, ia bertindak sebagai toko untuk oksigen. Namun, hal ini dianggap sebagai fungsi kecil dalam memberikan kontribusi bagi perbaikan sistem aerobik. Fungsi utamanya dalam membantu pengiriman (difusi) oksigen dari selaput sel ke mitokondria mana dikonsumsi- Peningkatan oksidasi karbohidrat (glikogen). Pelatihan meningkatkan kapasitas otot rangka untuk memecah glikogen dengan adanya oksigen (oksidasi) untuk CO2 + H2O dengan produksi ATP. Dengan kata lain, kapasitas otot untuk menghasilkan energi aerobik ditingkatkan. Bukti untuk perubahan ini adalah peningkatan daya aerobik maksimal (VO2 max).2) Perubahan Sistemik,Didalam perubahan sistemik terdapat tiga inti yaitu sistem peredaran darah dan pernapasan, termasuk tranport oksigen sistema) Sistem Perdaran Darah dan Pernapasanpertama kita akan membahas beberapa perubahan yang dibuktikan dalam kondisi istirahat, dan kemudian kita akan menjelaskan perubahan-perubahan sistemik yang menonjol selama latihan submaksimal dan maksimal.Ada lima perubahan utama yang dihasilkan dari pelatihan yang jelas pada saat istirahat:1. perubahan ukuran jantung,2. detak jantung yang menurun,3. stroke volume meningkat,4. peningkatan volume darah dan hemoglobin dan5. perubahan dalam otot rangka.Beberapa perubahan penting dalam fungsi transportasi oksigen dan sistem terkait berikut pelatihan dibuktikan selama steady state, latihan submaksimal.1. Tidak ada perubahan atau sedikit Penurunan konsumsi oksigen2. Penurunan pemanfaatan glikogen otot3. Penurunan produksi asam laktat (Kenaikan anaerobik Threshold)4. Tidak ada perubahan atau sedikit Penurunan cardiac output5. Peningkatan stroke volume6. Penurunan denyut jantung7. Perubahan aliran darah ototPerubahan selama latihan maksimal itu adalah pengetahuan umum bahwa pelatihan fisik sangat meningkatkan kapasitas kerja maksimal. Beberapa perubahan perubahan fisiologis yang diperlukan untuk membawa perbaikan tersebut.1. Peningkatan Daya aerobik maksimal2. Peningkatan cardiac output3. Peningkatan volume Stroke4. Tidak ada perubahan atau sedikit penurunan denyut jantung5. Peningkatan produksi asam laktat6. Tidak ada perubahan dalam aliran darah ototb) Perubahan Respiratory1. ventilasi menit maksimal dalam pelatihan berikut berkerut. Karena ventilasi bukan merupakan faktor pembatas untuk VO2 max, peningkatan ventilasi maksimal harus dipertimbangkan sekunder untuk meningkatkan dalam VO2 max. Namun demikian, kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan baik volume tidal dan frekuensi pernafasan.2. Pelatihan menyebabkan peningkatan efisiensi ventilasi. Efisiensi ventilasi yang lebih tinggi berarti bahwa jumlah ventilasi udara pada tingkat konsumsi oksigen yang sama lebih rendah dari pada orang terlatih. Karena biaya oksigen meningkat ventilasi sangat dengan meningkatnya ventilasi, ventilasi sebuah efisiensi yang lebih besar, khususnya melalui upaya berkepanjangan (misalnya maraton) akan menghasilkan kurang oksigen ke otot pernapasan dan lebih untuk bekerja otot skeletel.3. Volume berbagai paru diukur dalam kondisi istirahat (dengan pengecualian volume tidal) lebih besar dalam dilatih dari pada orang terlatih. Sebagian besar perubahan ini dapat dikaitkan dengan fakta bahwa hasil pelatihan dalam fungsi paru membaik dan oleh karena itu dalam volume paru-paru yang lebih besar. Ini harus disebutkan, bagaimanapun, bahwa ada sedikit, jika ada, hubungan antara kinerja atletik dan perubahan volume paru-paru ini.4. Atlet cenderung memiliki kapasitas difusi yang lebih besar saat istirahat dan selama latihan dibandingkan non atlet,. Hal ini terutama berlaku untuk atlet ketahanan. Diperkirakan bahwa difusi kapasitas per detik tidak langsung dipengaruhi oleh pelatihan melainkan bahwa volume paru yang lebih besar dari atlet memberikan daerah permukaan lebih besar alveolar-kapiler.3. Perubahan Lainselain perubahan biokimia dan perubahan dalam sistem kardiorespirasi, pelatihan menghasilkan perubahan penting lainnya. Yaitua. komposisi tubuh,Perubahan komposisi tubuh yang disebabkan oleh pelatihan adalah sebagai berikut: (1) penurunan lemak tubuh total, (2) tidak ada perubahan atau sedikit peningkatan bobot tubuh total, dan (3) penurunan berat badan kecil di total. Untuk sebagian besar, perubahan-perubahan, khususnya yang kehilangan lemak, lebih jelas untuk pria obse dan perempuan daripada individu yang sudah ramping.Dalam membahas perubahan komposisi tubuh, penting untuk diingat bahwa hilangnya lemak tubuh adalah tergantung pada keseimbangan antara kalori diambil dan pengeluaran kalori. Arti penting dari penelitian ini adalah bahwa biaya kalori berjalan dan berjalan tidak tergantung pada kecepatan. Dalam hal berapa kalori yang dikeluarkan, tidak seberapa cepat Anda menjalankan atau berjalan, tetapi sejauh mana Anda bepergian. Selain itu, perhatikan sangat penting bahwa (1) lebih banyak kalori yang dikeluarkan ketika menjalankan sesuatu daripada berjalan dalam jarak tertentu dan (2) perempuan mengeluarkan lebih banyak kalori per kilogram berat badan dibandingkan laki-laki baik berjalan atau menjalankan suatu jarak tertentu.b. kolesterol darah dan trigliserida,program latihan teratur menyebabkan penurunan baik kolesterol darah dan trigliserida. Perubahan ini terutama terlihat pada individu yang awalnya memiliki kadar darah yang sangat tinggi sebelum pelatihan. Yang menarik baru-baru ini adalah jenis spesifik ditemukan kolesterol dalam darah, disebut sebagai high density lipoprotein (HDL), low-density lipoprotein (LDL) dan lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL). Mereka disebut lipoprotein karena kolesterol adalah lemak dan dilakukan dalam darah dalam kombinasi kimia dengan protein tertentu.c. tekanan darahMengikuti pelatihan, tekanan darah pada beban kerja mutlak yang sama lebih rendah dibandingkan sebelum pelatihan. Selanjutnya, individu dengan hipertensi menunjukkan penurunan yang signifikan dalam beristirahat tekanan darah diastolik dan sistolik juga.d. aklimatisasi panas, danaklimatisasi panas melibatkan penyesuaian fisiologis yang memungkinkan kita untuk bekerja lebih nyaman dalam panas. mempromosikan pelatihan fisik tingkat tinggi aklimatisasi panas bahkan jika sesi pelatihan tidak dilakukan di lingkungan panas. Sebagai contoh latihan interval 50% dari total penyesuaian fisiologis akibat aklimatisasi panas.Aklimatisasi panas meningkat dipromosikan oleh latihan fisik tampaknya dirangsang oleh jumlah besar panas yang dihasilkan selama sesi pelatihan. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu kulit dan tubuh dalam suatu kulit suhu tubuh dibandingkan dengan yang dihadapi ketika bekerja di lingkungan panasMaka jelas dengan penjelasan diatas olah raga bisa mengurangi kriteria pada syndrom metabolic seperti mengurangi kadar kolestrol dan menurunkan berat badan pada pasien, itu adalah faktor resiko yang bisa dihindarkan pada syndrom metabolicLatihan dianggap suatu intervensi penting, dan rekomendasi saat ini bagi pasien untuk melakukan aktivitas dengan intensitas sedang fisik secara teratur selama minimal 30 menit terus menerus setidaknya 5 hari per minggu (idealnya, 7 hari per minggu). Mempertahankan kepatuhan jangka panjang, bagaimanapun, tetap menjadi tantangan. Sebuah studi oleh Bateman et al menyimpulkan bahwa latihan aerobik merupakan modus yang paling efisien latihan untuk meningkatkan kesehatan kardiometabolik

Dalam satu studi prospektif, kebugaran kardiorespirasi dikaitkan dengan risiko mengembangkan sindrom metabolik secara dosis-tergantung, dengan pasien laki-laki dalam kategori tertinggi kebugaran memiliki risiko terendah mengembangkan baru-onset sindrom metabolik.

Bukti menunjukkan bahwa duduk berlebihan dan perilaku lainnya yang rendah dalam kegiatan dan pengeluaran energi dapat memicu respon seluler unik yang berkontribusi pada perkembangan sindrom metabolik3.2. Menjelaskan jenis dan pengaturan olahraga yahng sesuai pada pasien Sindroma MetabolikMelakukan olahraga atau aktivitas fisik yang lebih banyak. Olagraga dapat membantu kadar gula darah tetap dalam kondisi normal. Olahraga yang cocok untuk penderita sindroma metabolik adalah olahraga yang ber-ritme, maksudnya gerakan dilakukan berulang-ulang seperti lari, jalan kaki, bersepeda, berenang, dll. Selain itu olahraga harus dilakukan secara continue, maksudnya jika anda memutuskan untuk olahraga lari selama 30 menit, maka dalam waktu 30 menit tersebut anda disarankan untuk tidak beristirahat. Agar anda bisa melakukan olahraga secara continue lakukan dengan selang seling misalnya jalan cepat diselingi dengan jalan lamban, hal ini untuk mengatur stamina anda agar anda bisa melakukan olahraga tersebut selama 30 menit.Pengguna insulin akan lebih efisien sampai 70 jam setelah olahraga, sehingga untuk penderita sindrom metabolik dianjurkan untuk berolahraga 3-4 kali seminggu.Latihan fisik yang dianjurkan antara lain: Pasien hendaklah diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan derajat aktifitas fisiknya secara teratur dalam jangka panjang. Kombinasi latihan fisik aerobik dan latihan fisik menggunakan beban merupakan pilihan terbaik. Penggunan dumbbell ringan dan elastic exercise band merupakan pilihan terbaik untuk latihan dengan menggunakan beban. Jalan kaki dan jogging selama 1 jam perhari juga terbukti dapat menurunkan lemak viseral secara bermakna pada laki-laki tanpa mengurangi jumlah kalori yang dibutuhkan.

4.Memberikan edukasi tentang ajaran islam perihal makanan yang halal dan baik4.1menjelaskan tentang makanan yang halal dan haram4.2menjelaskan tentang jenis, pengaturan dan cara makan yang baik sesuai ajaran islamJenis makananSeperti firman Allah Swt dalam QS. Al Maidah ayat 88:

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

Juga dalam QS. Al Baqarah ayat 168: Hai manusia makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syaitan. Sungguh, syaitan itu musuh yang nyata bagimu.Berdasarkan Firman Allah dan Hadist Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan yang halal ialah : Semua makanan yang baik, tidak kotor dan menjijikan Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya Semua makanan yang tidak mengandung mudharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani, dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah. Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut atau air tawarSedangkan menurut Syekh Yusuf Qardhawi ayat tersebut menyerukan secara khusus kepada manusia supaya makan dari makanan yang baik yang telah disediakan oleh Allah. Makanan hakekatnya beraneka macam, ada yang berupa makanan padat dan ada juga yang berupa daging hewan. Makanan yang dinyatakan syara sebagai makanan yang boleh sebagai berikut : Binatang LautBinatang laut adalah semua binatang yang hidupnya di dalam air. Binatang laut semuanya halal (boleh dimakan),baik diperoleh dalam keadaan bagaimanapun, apakah waktu didapatnya dalam keadaan masih hidup atau menjadi bangkai. Selagi tidak mengandung dzat (racun) yang berbahaya. Hewan darat yang halal (bintang ternak)Binatang ternak sesuai dengan Surah An-Nahl ayat 5, meliputi Unta, Sapi, kerbau, kambing, domba dll Burung yang tidak berkuku tajam.

PengaturanJadwal ini harus sesuai dengan irama biologis kehidupan; lapar dan kenyang.Prinsipnya sesuai hadis Rasulullah saw :

kami sebuah kaum tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.

Dan Islam melarang mengkomsumsi makanan secara berlebihan (israf dan Tabdzir).Seperti dijelaskan pada QS. Al-Isra : 26-27 Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Cara / Etika Makan Berdoa dan niat makan agar memiliki energi untuk melakukan ibadah. Dengan membaca basmalah, Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, bahkan lebih sempurnanya dengan berwudhu. Makan makanan yang halal dan baik (thayyib), dilarang makan-makanan yang haram, baik dari jenisnya atau dari cara mendapatkannya Memakan makanan yang baik lagi bersih, tidak makan makanan yang kotor dan tidak tertutupi Makan dengan tangan kanan dengan memakai tiga jari (untuk jenis makanan yang cukup hanya dengan menggunakan tiga jari) dan memakai sendok jika belum mencucinya Jika makan bersama, makan makanan yang berada terdekat dengan tempat duduk dengan tidak memanjangkan tangan untuk mengambil yang ada di dekat orang lain. Menyedikitkan atau mengecilkan suapan ke dalam mulut dan sempurna dalam mengunyahnya serta tidak menyendok (mengambil suapan) lagi kecuali telah habis suapan sebelumya Tidak meniup makanan yang panas dan tidak juga makan makanan yang terlalu dingin atau terlalu panas. Hendaknya makan dalam posisi duduk tegak, tidak berdiri atau posisi miring, tdk tiduran, atau berbaring. Tidak mencela makanan, karena makanan itu adalah nikmat Allah. Tidak menghamburkan atau menyia-nyiakan nikmat Allah walau hanya sedikit, senantiasa menjaganya, dan hendaknya tidak membuang makanan seenaknya dengan menyisakan makanan serta tidak membuangnya ke tempat sampah Hendaknya tidak tertawa dan terbahak-bahak ketika makan atau mengejek seseorang Hendaknya tidak langsung tidur sehabis makan, mandi, atau langsung beraktifitas, bekerja atau belajar kecuali setelah istirahat beberapa saat. Bersyukur dan berdoa kepada Allah setelah makan