12
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP Virgana FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI [email protected] Abstact: This experiment research is aimed at obtaining information related to the possibility that the students’ understanding the concept of Mathematics is caused by cooperative learning model of type Student Team Achievement Division (STAD) and interent of study. Research has been implemented using experimental variables after all put into 2 x 2 factorial design research. In this research, the students have been chosen as a unit of analysis 60 samples selected. The result of analysis finds out that: 1) the students’ understanding the concept of Mathematics is caused by cooperative learning model of type Student Team Achievement Division, 2) influence of learning interest against the students’ understanding the concept of Mathematics, and 3) the influence of interaction of the learning model cooperative type of Student Team Achievement Division and learning interest against the students’ understanding the concept of Mathematics. Therefore, cooperative learning model of type Student Team Achievement Division and discipline of study should be put into the account of development in managing human resources in teaching activities in the classroom, especially of the Mathematics subject. However other variables are necessary to be taken into account properly. Keywords: experiment, cooperative learning, interest, and students’ understanding the concept of Mathematics Abstrak: Penelitian dalam eksperimen ini, untuk mengetahui pemahaman konsep matematika ditinjau dari model pembelajaran koperatif dengan Student Team Achievement Division (STAD) dan problem solving serta minat belajar siswa sekolah menengah pertama. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan eksperimen setelah semua dimasukkan ke dalam design faktorial 2 x 2. Dalam penelitian ini, siswa telah dipilih sebagai unit analisis 60 sampel. Hasil dari analisis didapati bahwa: 1) pemahaman konsep matematika dipengaruhi oleh model pembelajaran koperatif jenis Student Team Achievement Division, 2) pemahaman konsep matematika dipengaruhi oleh minat belajar, dan 3) pemahaman konsep matematika dipengaruhi oleh interaksi model pembelajaran koperatif dengan Student Team Achievement Division dan minat belajar. Dengan demikian, pembelajaran model jenis model pembelajaran koperatif dengan Student Team Achievement Division dan minat belajar perlu mendapat perhatian dari guru-guru dalam rangka peningkatan pengelolaan aktivitas belajar mengajar di sekolah. Kata kunci: eksperimen, pembelajaran koperatif, minat belajar, dan pemahaman konsep.

STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308

297

STAD PROBLEM SOLVING MINATDAN PEMAHAMAN KONSEP

VirganaFTMIPA Universitas Indraprasta PGRI

[email protected]

Abstact: This experiment research is aimed at obtaining information related to the possibilitythat the students’ understanding the concept of Mathematics is caused by cooperative learningmodel of type Student Team Achievement Division (STAD) and interent of study. Researchhas been implemented using experimental variables after all put into 2 x 2 factorial designresearch. In this research, the students have been chosen as a unit of analysis 60 samplesselected. The result of analysis finds out that: 1) the students’ understanding the concept ofMathematics is caused by cooperative learning model of type Student Team AchievementDivision, 2) influence of learning interest against the students’ understanding the conceptof Mathematics, and 3) the influence of interaction of the learning model cooperative typeof Student Team Achievement Division and learning interest against the students’ understandingthe concept of Mathematics. Therefore, cooperative learning model of type Student TeamAchievement Division and discipline of study should be put into the account of developmentin managing human resources in teaching activities in the classroom, especially of theMathematics subject. However other variables are necessary to be taken into account properly.

Keywords: experiment, cooperative learning, interest, and students’ understanding the conceptof Mathematics

Abstrak: Penelitian dalam eksperimen ini, untuk mengetahui pemahaman konsep matematikaditinjau dari model pembelajaran koperatif dengan Student Team Achievement Division (STAD)dan problem solving serta minat belajar siswa sekolah menengah pertama. Penelitiandilaksanakan dengan menggunakan eksperimen setelah semua dimasukkan ke dalam designfaktorial 2 x 2. Dalam penelitian ini, siswa telah dipilih sebagai unit analisis 60 sampel. Hasildari analisis didapati bahwa: 1) pemahaman konsep matematika dipengaruhi oleh modelpembelajaran koperatif jenis Student Team Achievement Division, 2) pemahaman konsepmatematika dipengaruhi oleh minat belajar, dan 3) pemahaman konsep matematika dipengaruhioleh interaksi model pembelajaran koperatif dengan Student Team Achievement Division danminat belajar. Dengan demikian, pembelajaran model jenis model pembelajaran koperatifdengan Student Team Achievement Division dan minat belajar perlu mendapat perhatian dariguru-guru dalam rangka peningkatan pengelolaan aktivitas belajar mengajar di sekolah.

Kata kunci: eksperimen, pembelajaran koperatif, minat belajar, dan pemahaman konsep.

Page 2: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

298

Virgana, Stad Problem Solving Minat dan Pemahaman Konsep .........

PENDAHULUANPerkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi setiap saat mengalami perubahanyang sangat pesat, terutama dalam bidangkomunikasi. Dengan perkembangan ini,diantaranya ada beberapa kantor yangberfungsi sebagai pusat penghubung(komunikasi) antar penduduk beberapa puluhtahun yang lalu, sekarang sudah tidakmelaksanakan fungsinya lagi. Sepertimengirim berita melalaui surat menyurat yangmenggunakan amplop berperangko ataumengirim berita melalui kantor telegram.Sekarang hal tersebut dapat dilakukan denganshort massege service (SMS) melalui handphone, dengan biaya murah dan cepat, atauyang lebih murah lagi dengan menggunakanWhatsApp (WA).

Sejalan dengan itu, kemajuan teknologisuatu negara berbanding lurus dengankemajuan negara itu sendiri. Sedangkan dasarkemajuan teknologi adalah kemajuan ilmupengetahuan yang berhubungan denganmatematika. Berdasarkan Kompas (2013)Kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun dibidang matematika, sains, dan membacadibandingkan dengan anak-anak lain di duniamasih rendah. Hasil Programme forInternational Student Assessment 2012,Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65negara yang berpartisipasi dalam tes, hanyasatu tingkat di atas Peru. Demikian jugaIndonesia masih ketinggalan jauh dengannegara tetangga lainnya, seperti Singaporedan Malaysia.

Berdasarkan hal tersebut, pemerintahIndonesia harus berupaya keras dalammemajukan pendidikan, terutama dalampembenahan pelaksanaan kurikulum, sistempengawasan kepada kepala sekolah dan guru.Terutama supervisi pembelajaran yangdilaksanakan oleh kepala sekolah, dalampelaksanaan kurikulum yang berlaku.Sedangkan di lapangan para kepala sekolahdan guru, dibuat bingung dengandiberlakukannya dualisme kurikulum, yaitu

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)dan kurikulum 2013. Sementara di sisi lain,guru matematika juga mempunyai keraguandalam menerapkan sistem pembelajaran manayang tepat untuk penanaman konsepmatematika di kelasnya.

Sekolah menengah pertama yang menjadiobjek penelitian adalah sekolah yang berlokasidekat kampus Unindra, yaitu sekolahmenengah pertama negeri 239 Jakarta Selatan.Karakteristik siswa di sekolah ini sangatberagam, kareana lokasi sekolah berada didekat dengan kota Depok, dimana tempattinggal siswa banyak di luar wilayah JakartaSelatan. Sehingga tingkat minat belajar merekasangat beragam, demikian juga letak tempattinggal siswa, jarak ke sekolah sangatberagam, selain itu ditambah dengankemacetan jalan raya. Hal ini dapatmengganggu sistem pembelajaran, karena jikasiswa terlambat akan ketinggalan konsepmatematika yang sedang di jelaskan oleh guru.

Disinilah diperlukan peran seorang gurudalam memilih model pembelajaran yangcocok, untuk siswa yang beragam dalamrangka penanaman konsep matematika. Dalampenelitian menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Student Team AchievementDivision untuk kelompok ekperimen, danModel pembelajaran problem solving untukkelompok kontrol dalam penelitian. Makapenelitian ini diberi judul Penanaman KonsepMatematika ditinjau dari model pembelajarandan minat belajar.

Tujuan Penelitian. Berdasarkan latarbelakang tersebut di atas, maka tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipeStudent Team Achievement Division terhadappemahaman konsep matematika, 2) Pengaruhminat belajar terhadap pemahaman konsepmatematika, dan 3) Pengaruh interaksi modelpembelajaran kooperatif tipe Student TeamAchievement Division dan minat belajarterhadap pemahaman konsep matematika.

Pemahaman Konsep. Pemahaman

Page 3: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

299

Konsep merupakan suatu bentuk abstraksidari serangkaian pengalaman yangdidefinisikan sebagai suatu kelompok objekatau kejadian yang tersimpan dalam pikiran.Dengan kata lain pemahaman konsepdiperoleh dari pengalaman-pengalaman yangmengalami abstraksi, suatu konsep telahdipelajari apabila siswa dapat menampilkanprilaku-prilaku tertentu, konsep-konseptersebut merupakan hasil penyajian internaldari sekelompok stimulus, konsep-konseptidak dapat diamati dan dilihat, tetapi harusdisimpulkan dari setiap prilaku. MenurutCarrol dalam Trianto (2010:158) konsepmerupakan suatu bentuk abstraksi dariserangkaian pengalaman yang didefinisikansebagai suatu kelompok objek atau kejadian.Pendapat ini diperkuat oleh Bahri (2008 : 30)yang mendefinisikan konsep sebagai satuanyang yang mewakili sejumlah objek yangmempunyai ciri yang sama. Orang yangmemiliki konsep mampu mengadakanabstraksi terhadap objek-objek yangdihadapinya, sehingga objek-objekditempatkan dalam golongan tertentu.Pendapat lain dari Djamarah dan Zain (2008:17) konsep merupakan kondisi utama yangdiperlukan untuk menguasai kemahirandiskriminasi dalam proses kognitifberdasarkan ciri-ciri dan sekumpulan stimulusdari objeknya.

Konsep merupakan dasar untuk berpikir,konsep dapat dipelajari dengan baik bilarepresentasinya dimulai dengan benda-bendakongkret yang beraneka ragam, denganmelihat berbagai contoh siswa akanmemperoleh penghayatan yang lebih besar,dan dengan banyak contoh siswa akan lebihbanyak dapat menerapkan konsep itu dalamsituasi yang lain. Namun untuk mempelajarisuatu konsep diharapkan secara berkelanjutandan berurutan, karena jika suatu konsepdipelajari secara terputus-putus maka prosesbelajar matematika tidak akan lancar. Dalamhal ini S. Nasution (2005: 164) siswa yang

menguasai konsep dapat mengidentifikasi danmengerjakan soal baru yang lebih bervariasi.Selain itu, apabila anak memahami suatukonsep maka ia akan dapat meng-generalisasikan suatu obyek dalam berbagaisituasi lain yang tidak digunakan dalam situasibelajar.

Dari pendapat para ahli diatas dapatdisimpulkan bahwa konsep merupakan dasarberpikir yang memungkinkan seseorang untukmengklasifikasikan objek atau kejadian, danmenetapkan apakah objek atau kejadian itumerupakan contoh atau bukan contoh untukmemecahkan masalah. Jadi konsep dalammatematika ialah ide abstrak yangmemungkinkan kita untuk mengelompokkan(mengklasifikasikan) obyek atau kejadian.Konsep sebagai gagasan yang bersifat abstrak,dipahami anak melalui beragam pengalaman.

Oleh karena i tu dalam prosespembelajaran tentang konsep haruslah disertaioleh contoh dan juga memperlihatkan yangbukan contoh dari konsep itu. Kegiatan belajardipandang tidak hanya sejauh mengenalkansuatu pengetahuan yang baru kepada siswa,te tap i juga sebagai upaya untukmemberdayakan ser ta memperkuatpengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematikayang disajikan dalam bentuk yang konkretatau dapat dikatakan sebagai matematikarealistik, sehingga akan dapat dipahami denganbaik, ini berarti bahwa benda-benda atauobjek-objek dalam bentuk permainan akansangat berperan bila dimanipulasi dengan baikdalam pengajaran matematika. Jadi siswadituntut lebih aktif, sehingga mampumengetahui asal-muasal dari konsep yangdihasilkan. Menurut Budiono (2009:4) konsepmatematika adalah segala yang berwujudpengertian-pengertian baru yang bisa timbulsebagai hasil pemikiran, meliputi definisi,pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti /isidari materi matematika.

Matematika merupakan ilmu tentang

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308

Page 4: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

300

konsep sebagaimana diungkapkan oleh Jamesdan James dalam Ruseffendi (1993 : 42)bahwa matematika adalah ilmu tentang logikamengenai bentuk, susunan, besaran dankonsep-konsep yang saling berhubungan satusama lainnya. Penanaman konsep ataumerumuskan konsep ini juga memerlukanketerampilan jasmani dan rohani (Sa’dijah,2006: 15) keterampilan jasmani meliputiketerampilan-keterampilan yang dapatdiamati, sedangkan keterampilan rohanibersifat lebih rumit karena selalu berhubungandengan masalah-masalah yang dapat diamatidan lebih abstrak, seperti keterampilanberpikir, penghayatan serta kreativitas untukmenyelesaikan dan merumuskan masalah ataukonsep.

Jadi penguasaan konsep merupakanmodal utama dalam menyelesaikan persoalansebagaimana yang diungkapkan Kurniawan(2006:6) modal utama dalam mengerjakansebuah soal adalah menguasai konsep materidari soal tersebut, bahkan dalam mengerjakansoal antar ruang lingkup diperlukanpenguasaan beberapa konsep.

Sa’dijah (2006: 18) menjelaskan bahwasetidaknya ada tujuh indicator penguasaankonsep matematika yang dapat dilihat olehsiswa yaitu: 1) menyatakan ulang sebuahkonsep; 2) mengklasifikasikan objek-objekberdasarkan sifat-sifat tertentu (sesuai dengankonsepnya); 3) memberikan contoh dan noncontoh dari konsep; 4) menyajikan konsepdalam bebagai bentuk representativematematis; 5) mengembangkan syarat perluatau cukup suatu konsep; 6) menggunakan,memanfaatkan, dan memilih prosedur atauoperasi tertentu; 7) mengaplikasikan konsepatau algoritma pemecahan masalah.

Karakter terpenting dalam matematikaadalah penguasaan konsep, algoritma dankemampuan pemecahan masalah. Belajarmatematika berarti belajar konsep, struktursuatu topik dan mencari hubungan antarastruktur dan konsep tersebut. Konsep

matematika harus diajarkan secara berurutan,karena pembelajaran matematika tidak dapatdilakukan secara melompat-lompat tetapiharus tahap demi tahap, dimulai denganpemahaman ide dan konsep yang sederhanasampai ke tahap yang kompleks. Misalnyauntuk memahami konsep difrensial, siswaharus terlebih dahulu memahami konsep limitfungsi, demikia juga untuk mempelajariintegral siswa harus terlebih dahulumemahami konsep sigma. Jika siswa tidakm e m a h a m i k o n s e p - k o n s e p y a n gdipersyaratkan maka siswa akan terkendalauntuk memahami konsep-konsep berikutnya.

Sebagaimana telah dinyatakan diatasbahwa, suatu konsep dapat diartikan sebagaisuatu abstraksi mental yang mana abstraksimental tersebut memiliki kelas-kelas stimulus,sehingga suatu konsep telah dipelajari jikasiswa dapat menampilkan prilaku-prilakutertentu. Dengan demikian pada hakekatnyapendidikan matematika pada prinsipnyamembantu peserta didik agar berpikir kritis,bernalar efektif, efisien, bersikap ilmiah,disiplin dan bertanggung jawab, percaya diridan disertai dengan iman dan takwa.

Berdasarkan uraian diatas dapatdisimpulkan bahwa pemahaman konsepmatematika adalah kemampuan bersikap,berpikir dan bertindak yang ditunjukkan olehsiswa dalam memahami definisi, pengertian,ciri khusus, hakikat dan intisari darimatematika dan kemampuan dalam memilihprosedur secara efisien dan tepat. Pemahamankonsep materi sangat penting untukmemahami konsep selanjutnya. Disampingitu pemahaman konsep matematika juga dapatdiartikan sebagai suatu kemampuanmenemukan ide abstrak dalam matematikauntuk mengklasifikasikan objek-objek yangbiasanya dinyatakan dalam suatu istilahkemudian dituangkan kedalam contoh danbukan contoh, sehingga seseorang dapatmemahami suatu konsep dengan jelas.Model pembelajaran kooperatif.

Virgana, Stad Problem Solving Minat dan Pemahaman Konsep .........

Page 5: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

301

Banyak jenis model pembelajarandiantaranya adalah model pembelajarankooperatif, adalah suatu model belajar dalampelaksanaannya mengutamakan pemanfaatankelompok-kelompok pembelajar. Prinsip yangharus dipegang teguh dalam kaitan dengankelompok kooperatif adalah setiap anggotakelompok (siswa) harus mempunyai tingkatkemampuan yang heterogen (tinggi, sedangdan rendah) dan jika dipandang perlu merekaharus berasal dari ras, budaya, suku yangberbeda serta mempertimbangkan kesetaraangender. Model pembelajaran kooperatifmengutamakan kerjasama pada saatmenyelesaikan permasalahan belajar, yaitudengan menerapkan pengetahuan danketerampilan sehingga tujuan pembelajarandapat dicapai. Sebuah model pembelajaranbercirikan adanya struktur tugas belajar,struktur tujuan pembelajaran dan strukturpenghargaan (reward). Ada beberapa tipemodel pembelajaran, tetapi dalam penelitianini hanya dua tipe pembelajaran saja yangakan digunakan. Yaitu tipe Student TeamAchievement Division dan Problem solving.

Student Teams Achievement Division.Pada model pembelajaran kooperatif tipe

ini siswa dikelompokkan ke dalam kelompokkecil yang disebut tim. Kemudian seluruhsiswa diberikan presentasi materi pelajaran,kemudian dilakukan tes kepada siswa. Hasiltes atau nilai-nilai individu digabungkanmenjadi nilai tim. Pada model pembelajarankooperatif tipe ini walaupun siswa dites secaraindividual, siswa tetap dipacu untuk bekerjasama untuk meningkatkan kinerja dan prestasitimnya. Bila model ini baru pertama kalidigunakan di kelas anda, maka ada baiknyaguru terlebih dahulu menjelaskan modelpembelajaran kooperatif tersebut kepada siswa.

Pendapat beberapa ahli tentangpembelajaran kooperatif, diantaranya:Menurut Isjoni (2012:15)”Pembelajarankooperatif adalah suatu model pembelajaran

dimana sistem belajar dan bekerja dalamkelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapatmerangsang siswa lebih bergairah dalambelajar.” Pembelajaran tersebut siswadikelompokkan secara heterogen sehinggainteraksi antar siswa lebih aktif dan pendapatberbagai siswa lebih variatif. SedangkanMenurut Ratnaya (2013) menyatakan bahwa“pembelajaran kooperatif adalah suatupembelajaran yang dibentuk dalam suatukelompok kecil di mana siswa bekerjasamadan mengoptimalkan keterlibatan dirinya dananggota kelompoknya dalam belajar”.

P rob lem so lv ing a t au Mode lPembelajaran Pemecahan Masalah. Dariberbagai macam model yang ada, modelpemecahan masalah dipilih sebagai kelaskontrol dari penelitian ini. Problem solvingatau pemecahan masalah adalah suatu prosesbagi siswa menemukan paduan antara yangsebelumnya sudah dipelajari untuk diterapkandalam memperoleh pemecahan bagi situasibaru. Ratna. W. Dahar (1996: 137) lebih lanjutmenyatakan bahwa kemampuan memecahkanmasalah pada dasarnya merupakan tujuanutama proses pendidikan „'84Solving aproblem„'84 adalah menemukan suatu jalanuntuk melintasi gap (kesenjangan) yang ada.Sedangkan Smith (dalam Helgeson 1992)berpendapat bahwa kesulitan untukmenentukan definisi pemecahan masalahdisebahkan oleh dikotomi dalam definisipemecahan „'84masalah„'84 Disatu sisimasalah diartikan sebagai kesenjangan, yangmengandung makna si pelaku tidak memilikicukup pengetahuan untuk memilih modelyang tepat untuk digunakan, disisi lain dapatberarti latihan, dimana si pelaku memilikiberbagai strategi yang mungkin dapatditerapkan untuk memecahkan masalah yangdihapinya.

Adapun prosedur atau sintaks yangdigunakan dalam pengimplementasipembelajaran mengikuti tahap-tahap yang

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308

Page 6: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

302

diajukan Nana.S. (1996 : 67) yangdimodifikasi. Model ini mempunyai 5 fasekegiatan sebagai berikut:

a) Tahap orientasiTahap orientasi yaitu peristiwa paling

awal diberikan untuk memberi kesan umumdan pemahaman global tentang batas-batasruang lingkup masalah yang akan dibahaslebih lanjut ke dalam skema atau sub-submasalah sebagai suatu kesatuan.

b) Tahap mengidentifikasi masalahPada tahap ini guru memberi kesempatan

pada siswa untuk mengidentifikasi masalahyang ada di sekitarnya mengenai konsep aksi-interaksi.

c) Tahap mencari alternatif pemecahanmasalah

Dalam tahap ini guru menyiapkan bahan-bahan atau alat-alat sebagai sumber belajar.Sumber belajar dapt berupa buku, grafik,lingkungan, bagan dan lain-lain. Siswamelakukan percobaan dan belajar sendiri.Guru berperan sebagai fasilitator danpembimbing.

d) Tahap menilai setiap alternatifpemecahan masalah

Tahap ini artinya mempertimbangkanjawaban mana yang paling tepat diantaraalternatif yang ada.

e) Tahap menarik kesimpulanDalam tahap menarik kesimpulan guru

bersama-sama dengan siswa merumuskanjawaban masalah. Model mengajar ini banyakmenumbuhkan aktivitas belajar, baik secaraindividual maupun secara kelompok. Hampirsetiap langkah menurut keaktifan belajarsiswa, sedangkan peranan guru lebih banyaksebagai pemberi stimulasi, pembimbingkegiatan siswa

Minat. Sekolah merupakan suatu wadahbagi para siswa yang ingin belajar bersama-sama dalam upaya mencapai suatu tujuanyang telah ditetapkan serta untuk mencapaisuatu kompetensi minimal dengan standarkreteria ketuntasan minimal. Dalam upayamencapai produktivitas pemahaman konsep,

diperlukan adanya suatu standar dan peraturanuntuk mengelola keminatan belajar. Peraturanyang dibuat oleh sekolah, dijadikan sebagaistandar nilai, norma dan kaidah yang harusdipatuhi dan ditaati dengan minat oleh semuaanggota sekolah. Tanpa adanya kepeminatandari anggota sekolah dalam melaksanakanperaturan-peraturan sekolah, maka akan sulitdalam mewujudkan sasaran-sasaran yang akandicapai.

Minat dalam kehidupan sehari-hari dapatdiartikan suatu keinginan hati terhadap sesuatuyang akan menjadi pilihannya, menurut bahasaminat berarti “kecendrungan hati yang tinggiterhadap sesuatu”. Minat merupakan sifatyang relative menetap pada diri seseorang,sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatuyang diminatinya. Demikian juga tanpa minattak mungkin seseorang melakukan sesuatu.Sedangkan pengertian minat secara istilahtelah banyak dibicarakan para ahli, diantaranyadikemukan oleh Houle (1982 : 232)menyatakankan bahwa “minat adalah perasaaningin tahu, keterkaitan yang sangat kuat akansesuatu, atau kekhususan pada sebuah obyekatau aktivitas yang sering berperan pentinguntuk memperoleh pengalaman-pengalamanyang menimbulkan kepuasan ataukesenangan”. Selanjutnya, Slamento (2003 :180) “ Minat adalah suatu rasa lebih suka danrasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,tanpa ada yang menyuruh. Minat padadasarnya adalah penerimaan akan suatuhubungan antara diri sendiri dengan sesuatudiluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungantersebut, semakin besar minatnya”. SedangkanMuhibin (2003: 151) berpendapat bahwa”minat adalah kecendrungan dan kegairahanyang tinggi atau keinginan yang besar terhadapsesuatu”. Dengan demikian minat merupakanpendorong bagi seseorang untuk menunjukkanperhatiannya terhadap sesuatu yang menarikatau menyenangkan, ia akan cendrungberusaha lebih aktif untuk mengetahui sesuatuyang diminatinya.

Belajar adalah suatu proses perubahan

Virgana, Stad Problem Solving Minat dan Pemahaman Konsep .........

Page 7: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

303

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 289-296

dari tidak tahu menjadi tahu (komptensikognitif), dari tidak paham menjadi paham(kompetensi afektif) dan dari tidak bisamenjadi bisa (kompetensi psikomotor). Haltersebut dapat dicapai melalui interaksimanusia dengan lingkungannya. Belajarbersifat aktif, peserta didik tidak akan mampumerubah prilaku jika ia tidak aktif mengikutisetiap proses yang terencana. Minat belajaradalah keinginan pembelajar untukmewujudkan harapan guru, orang tua danteman bahwa dirinya termasuk orang yangmemiliki kemampuan dan kecakapan untukbelajar. Dengan munculnya keinginan tersebutmaka akan tumbuh minat belajar. Minat belajarmerupakan dorongan batin yang tumbuh dariseseorang untuk meningkatkan kebiasaanbelajar. Minat belajar akan tumbuh saatmanusia memiliki keinginan untuk meraihkompetensi yang lebih baik dengan indikatormemperoleh indeks prestasi yang baik, atauingin memenangkan persaingan dalam belajarantar peserta didik lainnya. Minat belajar jugadapat dibangun dengan menetapkan cita-citayang tinggi sesuai dengan bakat dankemampuan seseorang.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 48), ada 4 cara untuk membangkitkan minatbelajar, yaitu : 1) membangkitkan adanyakebutuhan, 2) menghubungkan denganpersoalan pengalaman yang lampau, 3)memberi kesempatan untuk hasil yang baik,4) menggunakan berbagai model belajar.

Meningkatkan minat belajar pembelajartidak dapat dilepaskan seutuhnya padapembelajar, unsur orang tua dan guru, dimanaguru sangat berperan dalam membangunprilaku belajar pembelajar. Peran guru danorang tua adalah memberi dukungan morilpada pembelajar bahwa mereka memilikikemampuan dan bakat untuk berhasil dalambelajar baik sehingga tidak ada hal yang perludirisaukan dan meyakinkan pembelajar bahwapada dasarnya mereka memiliki kemampuanuntuk menguasai materi mata pelajaran sesulit

apa pun. Keminatan tinggi suatu anggotakelompok akan lebih lancar dalammelaksanakan untuk mewujudkan pemahamankonsep, bila dibandingkan dengan kelompoklain yang mempunyai minat rendah dan dapatdipastikan pemahaman konsepnya akanrendah. Kepeminatan seseorang dapatditingkatkan dari minat rendah sampai kepadaminat tinggi melalui latihan diri untukmeningkatkan minat. Senge (1994:147) dalambukunya berjudul Fifth Dicipline, menyatakanbahwa “The way to begin developing a senseof personal mastery is to approach it as adicipline, as a series of practices andprinciples that must be applied tobe useful.Just as one becomes a master artis bycontinual practice”. Dan ketingkat minatanakan berubah secara perlahan sesuai dengankeseriusan latihan individu untuk berminatSenge (1994:167) “As individuals practisethe discipline of personal mastery, severalchanges gradually take place within them”.

Menurut Prijodarminto dalam Tuu(2004:31) “minat adalah suatu kondisi yangtercipta dan berbentuk melalui proses dariserangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,keteraturan dan keterikatan”. Dengan katalain, bahwa minat seseorang dapat melaluiproses prilaku yang mengandung nilai-nilaiatau norma-norma tertentu, selanjutnyaMenurut Maman Rachman dalam Tu’u(2004:32) menyatakan minat sebagai upayamengendalikan diri dan sikap mental individuatau masyarakat dalam mengembangkankepatuhan dan ketaatan terhadap peraturandan tata tertib berdasarkan dorongan dankesadaran yang muncul dari dalam hatinya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkanbahwa minat belajar merupakan doronganbatin yang merupakan kompetensi afektifuntuk tumbuh dari seorang pembelajar untukmeningkatkan kebiasaan belajar. Sedangkanminat belajar mata pelajaran matematikapembelajar adalah ketertarikan pembelajar

Page 8: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

304

pada materi pelajaran atau mata pelajaranyang ditandai dengan adanya dorongan yangtinggi untuk belajar, mengerahkan perhatianserta pikirannya untuk memperolehpengetahuan dan mencapai pemahamantentang materi pelajaran mata pelajaran seperti:1) Perasaan senang pembelajar dalammemberikan perhatian terhadap mata pelajaranatau mata pelajaran. 2) Ketekunan dalammempelajari mata pelajaran atau matapelajaran. 3) Kecendrungan untuk berusahaaktif meraih manfaat yang diharapkan. 4)Memiliki keterampilan atau kemampuandalam mata pelajaran atau mata pelajaran.

Hipotesis stastistik dalam penelitian inidapat dirumuskan sebagai berikut :Hipotesis Utama1. Hipotesis pertama

Ho : A1 < D A2Ha : A1 > A2

Ho diterima atau tolak Ha. Adanyapengaruh Model pembelajaran Student TeamAchievement Division terhadap pemahamankonsep matematika2. Hipotesis Kedua

Ho : B1< B2Ha : B1 > B2

Ho diterima atau tolak Ha. Adanyapengaruh minat belajar terhadap pemahamankonsep matematika yang menggunakan Modelpembelajaran Student Team AchievementDivision.3. Hipotesis ketiga

Ho : interaksi A x B = 0Ha : interaksi A x B • 0

Ho diterima atau tolak Ha. Terdapatsaling pengaruh (interaksi) antara ModelPembelajaran Student Team AchievementDivision dengan minat belajar siswa terhadappemahaman konsep matematika.

Model PenelitianModel yang digunakan adalah model

penelitian eksperimen (Quasy Eksperiment)dengan analisis uji Anova dua arah. Dalam

eksperimen ini, guru mengajar materimatematika di sekolah tersebut denganmenggunakan model pembelajaran kooperatifyang melibatkan dua kelompok sample, yaitukelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Adapun dalam pelaksanaan pada penelitiantersebut berlaku ketentuan sebagai berikut:a. Kelompok eksperimen adalah kelompok

yang menggunakan Student TeamAchievement Division.

b. Kelompok kontrol adalah kelompok siswayang menggunakan pendekatan Problemsolving.

Penelitian ditentukan berdasarkankelompok model pembelajaran dan MinatBelajar. Model pembelajaran dibedakanmenjadi dua jenis yaitu pembelajaran dengantipe Student Team Achievement Division danProblem solving. Sedangkan minat siswadalam belajar matematika dibedakan menjadikelompok tinggi dan rendah. Desain penelitiansebagai berikut seperti pada tabel 1:

Prosedur PenelitianPelaksanaan penelitian dilakukan denganurutan sebagai berikut:a. Menentukan dua kelas sebagai sampel

penelitian dari masing-masing kelassejumlah 30 orang per kelas,

b. Dari dua kelas tesebut ditentukan, yaituuntuk kelas eksperimen dan kelas kontrol,dimana pada kelas eksperimen kegiatanbelajar mengajarnya menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Virgana, Stad Problem Solving Minat dan Pemahaman Konsep .........

Page 9: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

305

Achievement Division, sedangkan pada kelaskontrol menggunakan model pembelajaranproblem solving,

c. Mempersiapkan instrumen soal dan angketuntuk mengukur pemahaman konsep siswadan minat belajar siswa, yang didahuluidengan pembuatan kisi-kisi instrumen,

d. Melaksanakan proses pengajaran sesuairencana yang telah dibuat,

e. Memvalidasi instrumen penelitian pada

anggota kelompok di luar respondenpenelitian, dan

f. Melaksanakan tes matematika sebagaipemahaman konsep dan tes minat belajar,menggunakan instrument soal yang telahdivalidasi.

Berikut ini adalah rekapitulasi hasilperhitungan statistik dari 8 kelompok data, padatabel 2:

HASIL PENELITIANSebelum melakukan penelitian, dilakukan

terlebih dahulu uji normalitas, danhomogentias data, pengujian dilakukan

sebagai persyaratan analisis data lebih lanjut.Inilah hasil rekapitulasi perhitungannya tabel3. Uji Normalitas, tabel 4. Uji Homogennitas

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308

Page 10: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

306

Pelaksanaan uji hipotesis dapat dilakukandengan data-data yang normal dan homogenyang telah dihitung terlebih dahulu. Kemudiandilakukan pengujian dari hipotesis

penelitiannya dengan desain ANOVA duaarah. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis sepertipada tabel 5.

Dari tabel di atas dapat terbaca, sebagaiberikut:

1. Pengujian hipotesis ternyata Fhitung >Ftabel(•'61 = 0,05:1/56) = 88,91 > 4,02; artinya Ho

ditolak dan terima Ha. kesimpulan : Terdapatpengaruh model pembelajaran kooperatif tipeStudent Team Achievement Division terhadappemahaman konsep matematika.

2. Pengujian hipotesis ternyata Fhitung >Ftabel(•'61 = 0,05:1/56) = 278,30 > 4,02; artinya Ho

ditolak dan terima Ha. kesimpulan : Terdapatpengaruh minatsiswa terhadap pemahamankonsep matematika yang menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe Student TeamAchievement Division

3. Pengujian hipotesis ternyata Fhitung >Ftabel(•'61 = 0,05:1/56) = 5,57 > 4,02; artinya Ho

ditolak dan terima Ha. kesimpulan : Terdapatsaling (interaksi) antara model pembelajarankooperatif tipe Student Team AchievementDivision dengan minatsiswa terhadappemahaman konsep matematika.

PEMBAHASAN PENELITIANBerdasarkan hasil penelitian didapat bahwa :

1. Penggunaaan Model Student TeamsAchievement Division pada proses pembelajarandalam penelitian di Sekolah menengah pertamanegeri 239 Jakarta Selatan memperoleh nilairata-rata X = 72,36 dan nilai rata-rata ModelProblem solving X = 62,24. Ditemukan bahwaModel Student Teams Achievement Division

memberikan dampak positif karena siswa lebihkritis dan aktif dalam proses pembelajaran modelSTAD, karena pada model ini memberikankesempatan waktu untuk berpikir, meresponsdan bekerja secara mandiri serta membantuteman lain secara positif untuk menyelesaikantugas yang diberikan.

2. Tingkat minat siswa yang tinggi terhadappemahaman konsep matematika yang diterapkanpada proses pembelajaran dalam penelitian diSekolah menengah pertama negeri 239 JakartaSelatan memperoleh nilai rata-rata X = 83,90dan nilai rata-rata siswa yang memiliki minatrendah X = 58,53. Selain itu siswa yang memilikitingkat minat yang lebih tinggi memberikandampak positif pada pemahaman konsepmatematika. Hal ini disebabkan karena siswatersebut memiliki kematangan dalam berinisiatifuntuk belajar

3. Berdasarkan hasil penelitian denganmodel Student Teams Achievement Divisionyang ditinjau dari minatbelajar, didapat hasilpengujian hipotesis dengan ANOVA diperolehnilai Fhitung = 5,57 dan Ftabel = 4,02 yang berartinilai Fhitung > Ftabel. Hasil tersebut menunjukkanbahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Denganditerimanya H1 , hal ini berarti telahmembuktikan kebenaran dari hipotesis dengandemikian pemberian model Student TeamsAchievement Division dan minat, yang tinggiberpengaruh terhadap pemahaman konsepmatematika.

Virgana, Stad Problem Solving Minat dan Pemahaman Konsep .........

Page 11: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

307

Sehingga kesimpulannya adalah, bahwapemberian Model Student Teams AchievementDivision berpengaruh positif terhadappemahaman konsep matematika dengan pokokbahasan Teori Himpunan. Antara Model StudentTeams Achievement Division dan minat belajarpun ada saling pengaruh (interaksi) dalampemahaman konsep matematika. Penelitianyang relevan dilakukan oleh Sinaga (2016: 361)yang berjudul “ Penerapan Model Student TeamsAchievement Division Untuk MeningkatkanHasil Belajar Dan Kreativitas Belajar Ekonomi”menunjukan bahwa model pembelajarankooperative tipe STAD dapat meningkatkanhasil belajar siswa kelas VII-2 SMP Negeri 1Pancurbatu, yaitu dari 62,89% menjadi 75%.Hal tersebut dapat mendukung relevansi dalampenelitian ini, bahwa Model Student TeamsAchievement Division berpengaruh positifterhadap hasil belajar secara umum.SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukandi atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Pertama, terdapat pengaruh yang signifikanpemahaman konsep matematika pada siswayang memilki minat tinggi pada pengajaranyang menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Student Team AchievementDivision.

Kedua,. terdapat pengaruh yang signifikanpemahaman konsep matematika pada siswayang memiliki minat tinggi pada pengajaranyang menggunakan model pembelajaranproblem solving.

Ketiga, terdapat pengaruh yang siginfikanpemahaman konsep matematika pada siswayang memilki minat rendah pada pengajaranyang menggunakan model pembelajarankooperatif tipe Student Team AchievementDivision.

Keempat, terdapat pengaruh yangsiginifikan pemahaman konsep matematikapada siswa yang memilki minat rendah padapengajaran yang menggunakan model

pembelajaran problem solving.Namun jenis model pembelajaran yang

berbeda dan dinteraksikan dengan variabelpenelitian yang berbeda, diduga dapatmempengaruhi pemahaman konsep matematikahal ini dapat diteliti oleh peneliti lainnya.Demikian juga halnya, dengan pengambilansampel penelitian yang lebih besar akanmemberikan ketepatan hasil penelitian.

SARANPemahaman para guru matematika

terhadap model-model pembelajaran, akansangat membatu dalam pemilihan strategi belajarmengajar yang akan digunakan. Hal tersebutakan meningkatkan pemahan konsepmatematika dari materi yang diberikan gurukepada siswanya. Pembinaan terhadap gurusecara berkala dalam rangka pelaksanaanpembinaan profesional guru melalu supervisioleh kepala sekolah akan sangat memantupeningkatan hasil belajar. Hal lain yang perlumendapat perhatian adalah dorongan moralterhadap guru dalam pengembangan karirnya,serta pembinaan terhadap pemahaman visi danmisi lembaga diharapkan kinerja guru terjagauntuk memajukan lembaga.

Selanjutnya penulis mengucapkanterimakasih kepada Prof. Dr. Sumaryoto selakurektor Universitas Indraprasta PGRI Jakarta,yang telah memberikan pembinaan terhadapsemua civitas academika dengan baik sehinggamewujudkan atmospir yang kondusif. Dan jugaucapan terimakasih kepada Drs.H. Syamsuri,MM selaku kepala LPPM Unindra yang selalumendorong para guru untuk menulis karya padajurnal. Semoga Allah Subhanawatallah selalumelindungi kita dalam menjalankan tugas yangmulia.

Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308

Page 12: STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP · 2020. 8. 13. · Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 3 No. 3 November 2016, hal 297-308 297 STAD PROBLEM SOLVING MINAT DAN PEMAHAMAN

308

DAFTAR PUSTAKA

Boediono, 2009, Kurikulum BerbasisKompetensi, Jakarta: Pusat Kurikulum,Balitbang Depdiknas.

De Cento, David A & P. Robins, Stephen,1998 Human Resources Management, NewYork: Jhon Wiley and Sons, Inc.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, 2010,Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: RinekaCipta.

Edriati, Sofia. Anggraini , Villia, dan Siska,Mery. 2015. Efektivitas model problemsolvingdisertai penilaian diskusi untukmeningkatkan kemampuan matematismahasiswa. Cakrawala Pendidikan,dalamJurnal Ilmiah Pendidikan, Edisi Juni2015. Hal 288-295

Fitriana, laila. 2010. “Pengaruh ModelPembelajaran Cooperative Tipe GroupInvestigation (GI) dan Terhadap Prestasi BelajarMatematika Ditinjau Dari Minat

Belajar siswa. Tesis. Universitas SebelasMaret.

Isjoni. 2012. Cooperative Learningefektivitas pembelajaran kelompok. Bandung :Alfabeta

Jihad, Asep. Haris, Abdul. 2013. EvaluasiPembelajaran. Multi Pressindo. BantulYogyakarta.

Nasution, S. 2005.Berbagai PendekatanDalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara.

Nugroho, 2009. Penerapan PembelajaranKooperatif Tipe Berorientasi KeterampilanProses, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5(2009): 108-112

Ratnaya, I gede. 2013. “Implementasipembelajaran kooperatif Tipe GroupInvestigation Untuk Meningkatkan Aktivitasdan Pemahaman konsep Matematika.” JurnalPendidikan dan Pengajaran, Jilid 46, Nomor 2,Juli, hlm.125-135

Ruseffendi dalam Septiani. 2010.Pengajaran Matematika untuk MeningkatkanCBSA. Bandung: Tarsito.

R. Wayne Mondy, Arthur Siharplin &Edwin B. Flipo, 1998, Management: conceptand Practices, Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Senge, Peter M, 1994, The Fifth Discipline,Printed in The United State of America.

Sinaga, Dearlina. 2016. Penerapan ModelStudent Teams Achevement Division UntukMeningkakatkan Hasil Belajar daan KretuvitasBelajar ekonomi. Jurnal Cakrawala Pendidikan,Th XXXV, No.3. Oktober 2016.

Slavin, Robert E. 2009. CooperativeLearning. Bandung: Nusa Media.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative LearningTheory. Research, and Practice. Second Edition.America: Allyn and Bacon.

Susanto, Agus. 2013. Teori Belajar &Pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:Kencana Perdana Media Grup

Sudjana, Nana. 2004. Penelitian HasilProses Belajar . Penerbit PT RemajaRosdakarya, Bandung.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian HasilProses Belajar Mengajar. Penerbit PT RemajaRosdakarya, Bandung.

Surat Kabar KOMPAS, 2013. Skor PISA:Posisi Indonesia Nyaris Juru Kunci

Tuu, Tulus, 2004, Peran Minat padaPerilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta, Grasindo.

Trianto, 2010, Mendesain ModelPembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta :Prenada Media.

Virgana, Stad Problem Solving Minat dan Pemahaman Konsep .........