Upload
doankien
View
288
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
STANDARSTRUKTUR DATA SPASIAL DXF
BADAN PERTANAHAN NASIONALNovember, 2004
DAFTAR ISI
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................1I.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
I.2. TUJUAN...........................................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................4
RUANG LINGKUP STANDARISASI..........................................................................................4II.1. STANDAR SISTEM PROYEKSI DAN PENOMORAN LEMBAR....................................4
II.2. STANDAR SATUAN GAMBAR.......................................................................................8
II.3. STANDAR PENAMAAN FILE DAN DIREKTORI............................................................9
II.4. STANDAR PENAMAAN LAYER DAN ENTITAS............................................................9
II.5. STANDAR STRUKTUR DATA SPASIAL......................................................................15
II.6. STANDAR JENIS TOPOLOGI......................................................................................22
II.7. STANDAR PENULISAN TEKS.....................................................................................23
II.8. STANDAR FORMAT PENCETAKAN ..........................................................................24
II.8.1. Elemen – Elemen Peta Pendaftaran.....................................................................24
II.8.2. Metode Pembuatan Layout...................................................................................31
II.9. STANDAR LEGENDA...................................................................................................32
BAB III.......................................................................................................................................34
VALIDASI DATA.......................................................................................................................34II.1. RUANG LINGKUP VALIDASI DATA.............................................................................34
Struktur Data Spasial DXF
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
eta dapat didefinisikan sebagai representasi permukaan fisik bumiyang ditampilkan secara grafik pada bidang planar. Petamenampilkan isyarat, simbol dan hubungan spasial diantara fitur
geografik. Adakalanya peta menekankan, mengeneralisasi danmenghilangkan fitur tertentu sesuai dengan kebutuhan peta tersebut.Sebagai contoh, jalan kereta api mungkin saja ditampilkan pada petatransportasi tetapi dihilangkan dari peta jalan.
PSeiring dengan perkembangan teknologi informasi, maka teknologipemetaan juga berkembang ke arah Sistem Informasi Geografik atausering disingkat dengan SIG. SIG adalah integrasi antara data geografik,data atribut dan data – data bereferensi geografik lainnya didalam sebuahsistem terkomputerisasi sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan.SIG dipakai untuk mengumpulkan, menyimpan, memanggil, menganalisadan menampilkan data spasial. Dalam hubungannya dengan basis datarelasional dan peta digital, SIG dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar XX. Hubungan Antara Basis Data, CAD, dan SIG
Basis data relasional pada umumnya hanya menyimpan data – datatekstual dan tidak dihubungkan dengan data spasial, sebaliknya peta –peta digital dalam format CAD tidak dilengkapi dengan data atribut.Sistem Informasi geografik kemudian mengorganisasikan basis datarelasional dengan peta digital tersebut sehingga pengguna dapat
Badan Pertanahan Nasional 1
Gambar 1. Hubungan Antara Basis Data, CAD, dan SIG
Sistem Informasi Geografis
Peta Digital Kartografi
(CAD Format)
Basis Data Relasional(RDBMS)
Struktur Data Spasial DXF
memperoleh informasi spasial yang tergambar pada peta digital dari database relasional atau sebaliknya, pengguna bisa memperoleh informasiyang tersimpan pada basis data relasional melalui peta digital.Dengan demikian jelas sekali terlihat bahwa tidak bisa dilakukankomparasi atau perbandingan antara kemampuan software - softwareCAD (AutoCad, Microstation) dengan software - software SIG (Smallworld,Arc GIS, MapInfo) karena memang 'wilayah kerja' software tersebutberbeda. Hal ini dikarenakan software - software CAD dirancang bukanuntuk mengelola sistem informasi geografis, sebaliknya software -software SIG dibuat dengan kondisi editing tool yang tidak terlalu baik.Meskipun beberapa software CAD sekarang ini dilengkapi dengan moduluntuk mengelola data spasial seperti AutoCad dengan AutoCad Map danMicrostation dengan Microstation Geographic, masih tetap saja adakelemahannya yaitu software - software tersebut tidak bisa menanganidata - data spasial dengan ukuran yang besar. Berbeda sekali dengansoftware - software GIS yang memang dipersiapkan untuk mengelola datageografis dengan ukuran yang besar. Untuk mengatasi keterbatasanediting tool pada perangkat lunak SIG, maka peta digital bisa dibuatdengan menggunakan perangkat lunak CAD yang mempunyai 'engine'topologi. Selanjutnya peta – peta digital tersebut diimport ke dalam SIG.Keuntungan yang bisa diperoleh dengan mensinergikan dua perangkatlunak CAD dan SIG adalah kecepatan penggambaran dan kemampuanpengelolaan data spasial. Kendala yang dihadapi dalam mensinergikan duaperangkat lunak tersebut adalah mengenai format data. Seperti telahdiketahui bersama, data - data tekstual yang diorganisasikan dalam suatudatabase relasional memiliki banyak sekali kaidah agar tercipta suatukondisi dimana tabel – tabel yang membetuk database tersebut normal(tidak ada redudancy dan duplikasi data). Redudancy data biasanyadikurangi dengan memecah tabel menjadi beberapa tabel dan masing –masing tabel tersebut direlasikan dengan sebuah 'foreign key'. Duplikasidata dapat dikurangi dengan penggunaan 'primary key' yaitu sebuah nilai(value) yang unik yang membedakan suatu objek dengan objek lainnya.Norma – norma tersebut tidak pernah ditemukan pada peta digitaldengan format CAD. Seorang operator CAD bisa memasukkan entity apasaja pada peta digital tanpa terikat oleh norma – norma basis datarelasional. Seorang operator bahkan bisa membuat sebuah layer yanghanya dimengerti oleh dirinya sendiri. Hal ini tentu saja akan menyulitkandalam proses integrasi data nantinya. Oleh karena itu, perlu dibuat suatustandarisasi mengenai peta digital, sehingga menjamin peta tersebutdapat diintegrasikan dengan database relasional.
I.2. TUJUAN
Tujuan pembuatan standar struktur data DXF ini adalah untukmenerapkan standar yang jelas dalam pembuatan peta digital dilingkungan Badan Pertanahan Nasional. Dengan standar struktur data ini,
Badan Pertanahan Nasional 2
Struktur Data Spasial DXF
diharapkan proses import data ke dalam sistem informasi geografis dapatberjalan dengan baik. Selain itu, dengan struktur data yang jelasdiharapkan peta – peta tersebut bisa dipahami oleh semua pihak, baik dilingkungann BPN maupun instansi lain diluar BPN yang memerlukan data –data spasial bidang tanah.
Badan Pertanahan Nasional 3
Struktur Data Spasial DXF
BAB II
RUANG LINGKUP STANDARISASI
II.1. STANDAR SISTEM PROYEKSI DAN PENOMORAN LEMBAR
Standar sistem proyeksi diperlukan untuk memastikan adanyakesamaan pola distorsi sudut, luas dan jarak pada peta. Seperti telahdiketahui, setiap sistem proyeksi peta hanya mampu meminimalkandistorsi, tidak menghilangkan. Karakteristik distorsi tersebut berbeda –beda untuk setiap sistem proyeksi. Dengan adanya kesamaan poladistorsi, diharapkan peta – peta pendaftaran diseluruh wilayah indonesiadapat disatukan dalam satu sistem peta tunggal.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997, sistemkoordinat nasional menggunakan sistem koordinat proyeksi TransverseMercator Nasional dengan lebar zone 3o atau disingkat TM3o. BerdasarkanPeraturan Pemerintah tersebut, sistem koordinat TM3o memiliki ketentuan– ketentuan sebagai berikut:
1. Meridian sentral zone TM-3o terletak 1,5 derajat di timur danbarat meridian sentral zone UTM yang bersangkutan
2. Besaran faktor skala di meridian sentral yang digunakan dalamZone TM-3o adalah 0,9999
3. Titik nol semu yang digunakan mempunyai koordinat (X) =200.000 m barat dan (Y) = 1.500.000 m selatan.
4. Model matematik bumi sebagai bidang referensi adalah spheroidpada datum WGS-1984 dengan parameter a = 6.378.137 meterdan f = 1 / 298,25722357
World Geodetic System 1984 (WGS 84) selanjutnya dikenal jugadengan Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN 95). Selengkapnya, datum inimempunyai parameter sebagai berikut :
1. Jari-jari ekuator (a) = 6.378.137 m
2. Penggepengan (f) = 1 : 298,25722357
3. Setengah sumbu pendek (b) = 6.356.752,314 m
4. Jari-jari kutub (c) = 6.399.593,626 m
5. Eksentisitas I kuadrat (e2) = 0,006694380
6. Eksentrisitas II kuadrat (e'2) = 0,006739497
Badan Pertanahan Nasional 4
Struktur Data Spasial DXF
Berdasarkan titik semu tersebut dan dengan beberapapenyederhanaan, satu zone TM-3o akan berupa sebuah persegi panjangdengan dengan koordinat titik kiri bawah adalah (32.000, 282.000) dantitik kanan atas adalah (368.000, 2.166.000).
Dengan mengacu pada ketentuan tersebut, maka pembagian zoneTM3o adalah sebagai berikut :
Dalam penggambaran Peta Pendaftaran, satu zone TM-3o dibagi menjadibeberapa lembar. Penomoran lembar tersebut disesuaikan dengan skalapeta yang akan dibuat.
1. Penomoran Lembar Peta Skala 1:10.000
Untuk peta skala 1:10.000, satu zone TM-3 dibagi menjadi bujursangkar kecil dengan ukuran 6.000 m x 6.000 m sehinggaterbentuk 314 baris dan 56 kolom bujur sangkar. Nomor kolomdan baris masing – masing bujur sangkar tersebut dijadikandasar penomoran lembar pada skala 1:10.000. Formatpenomoran lembar pada skala 1:10.000 adalah kk.bbb dimanakk adalah nomor kolom (2 digit) dan bbb adalah nomor baris (3digit). Penomoran baris dimulai dari nomor satu dan makinmembesar kearah atas. Penomoran kolom dimulai dari nomorsatu dan makin membesar ke arah kanan. Sebagai contoh, bujursangkar yang terletak pada baris pertama kolom pertamamempunyai nomor lembar 01.001, bujur sangkar yang terletakpada baris terakhir kolom terakhir mempunyai nomor lembar56.314.
Badan Pertanahan Nasional 5
Gambar 2. Pembagian Zona TM3
94O30' 97O30' 100O30' 103O30' 106O30' 109O30' 112O30' 115O30' 118O30' 121O30' 124O30' 127O30' 130O30' 133O30' 136O30' 139O30'
93O 96O 99O 102O 105O 108O 111O 114O 117O 120O 123O 126O 129O 132O 135O 138O 141O
46.2 47.1 47.2 48.1 48.2 49.1 49.2 50.1 50.2 51.1 51.2 52.1 52.2 53.1 53.2 54.1
Struktur Data Spasial DXF
2. Penomoran Lembar Peta Skala 1:2.500
Satu lembar peta skala 1:10.000 dibagi menjadi 16 lembar petaskala 1:2.500 dengan ukuran masing – masing 1.500 m.Penomoran kotak dimulai dari kotak kiri bawah dengan nomorurut satu. Nomor ini makin membesar ke arah kanan. Setelahkolom keempat, penomoran dilanjutkan dari baris diatasnya danmembesar lagi kearah kanan. Demikian selanjutnya sampai bariskeempat. Format penomoran lembar skala 1:2.500 adalahkk.bbb-mm dimana kk.bbb adalah nomor lembar skala 1:10.000dan nn adalah nomor kotak skala 1:2.500.
Badan Pertanahan Nasional 6
Gambar 3. Pembagian Lembar Skala 1:10000
312
313
314
001
002
003
01 02 03 54 55 56
02.002
Struktur Data Spasial DXF
3. Penomoran Lembar Peta Skala 1:1.000
Satu lembar peta skala 1:2.500 dibagi menjadi 9 lembar petaskala 1:1.000 dengan ukuran masing – masing 500 m.Penomoran kotak dimulai dari kotak kiri bawah dengan nomorurut satu. Nomor ini makin membesar ke arah kanan. Setelahkolom ketiga, penomoran dilanjutkan dari baris diatasnya danmembesar lagi kearah kanan. Demikian selanjutnya sampai barisketiga. Format penomoran lembar skala 1:2.500 adalah kk.bbb-mm-n dimana kk.bbb-mm adalah nomor lembar skala 1:2.500dan n adalah nomor kotak skala 1:1.000.
4. Penomoran Lembar Peta Skala 1:500
Satu lembar peta skala 1:1.000 dibagi menjadi 4 lembar petaskala 1:500 dengan ukuran masing – masing 250 m. Penomorankotak dimulai dari kotak kiri bawah dengan nomor urut satu.Nomor ini makin membesar ke arah kanan. Setelah kolomketiga, penomoran dilanjutkan dari baris diatasnya danmembesar lagi kearah kanan. Demikian selanjutnya sampai barisketiga. Format penomoran lembar skala 1:500 adalah kk.bbb-mm-n-o dimana kk.bbb-mm-n adalah nomor lembar skala1:1.000 dan o adalah nomor kotak skala 1:500.
Badan Pertanahan Nasional 7
Gambar 5. Pembagian Lembar Skala 1:1000
Gambar 4. Pembagian Lembar Skala 1:2500
1 2 3
4 5 6
7 8 9Skala 1 : 2.500, No. Lembar 02.002-06
Skala 1 : 1.000, No. Lembar 02.002-06-5
01 02 03 04
05 06 07 08
09
13
10 1211
14 15 16
Skala 1 : 10000, No. Lembar 02.002
Skala 1 : 2.500, No. Lembar 02.002-06
Struktur Data Spasial DXF
5. Penomoran Lembar Peta Skala 1:250
Satu lembar peta skala 1:500 dibagi menjadi 4 lembar peta skala1:250 dengan ukuran masing – masing 125 m. Penomoran kotakdimulai dari kotak kiri bawah dengan nomor urut satu. Nomor inimakin membesar ke arah kanan. Setelah kolom kedua,penomoran dilanjutkan dari baris diatasnya dan membesar lagikearah kanan. Demikian selanjutnya sampai baris kedua. Formatpenomoran lembar skala 1:250 adalah kk.bbb.nn.m.o.p dimanakk.bbb.nn.m.o adalah nomor lembar skala 1:500 dan p adalahnomor kotak skala 1:250.
II.2. STANDAR SATUAN GAMBAR
Standar satuan gambar ini sangat terkait dengan data spasialutama yang dikelola oleh BPN, yaitu bidang tanah. Setiap bidang tanahmemiliki identitas unik yang disebut dengan nomor identitas bidang.Nomor identitas bidang ini terdiri dari 13 digit numerik. Delapan digitpertama merupakan kode desa persil yang bersangkutan dan 5 digitberikutnya dikenal dengan istilah nomor induk bidang. Nomor identitasbidang tersebut selalu unik untuk setiap bidang diseluruh wilayahindonesia karena kode desa bersifat unik, tetapi nomor induk bidang (5digit terakhir) bisa sama untuk desa yang berbeda. Pada petapendaftaran, yang ditampilkan hanyalah nomor induk bidangnya saja,
Badan Pertanahan Nasional 8
Gambar 7. Pembagian Lembar Skala 1:250
Gambar 6. Pembagian Lembar Skala 1:250
21
3 4Skala 1 : 500, No. Lembar 02.002-06-5-1
Skala 1 : 250, No. Lembar 02.002-06-5-1-4
21
3 4Skala 1 : 1.000, No. Lembar 02.002-06-5
Skala 1 : 500, No. Lembar 02.002-06-5-1
Struktur Data Spasial DXF
yaitu 5 digit terakhir. Oleh karena itu, satuan peta pendaftaranseharusnya di buat perdesa, mengikuti sistem penomoran nomor identitasbidang. Hal ini berarti dalam satu file peta digital hanya ada satu kodedesa saja. Jika diperlukan untuk mengimport data ke dalam SIG, nomoridentitas bidang sebagai kode yang unik dengan mudah bisa diperolehdengan menggabungkan kode desa dengan nomor induk bidang setiapbidang tanah. Bagi kantor yang memiliki dua zone, maka dilakukanpenyederhanaan pembagian zone per desa dilihat dari kecenderungandesa tersebut masuk ke dalam zone berapa. Untuk keperluan pencetakanperlembar berdasarkan peta – peta perdesa tersebut akan dijelaskan padabagian standar format pencetakan.
II.3. STANDAR PENAMAAN FILE DAN DIREKTORI
Setiap file dengan satuan per desa disimpan dengan nama filesesuai dengan kode desanya. Struktur direktori untuk penyimpanan filedimulai dari kode kantor. Kode kantor mempunyai sub direktori kodekecamatan. File peta digital disimpan dibawah kode kecamatan sesuaidengan kecamatan desa yang bersangkutan seperti gambar berikut ini :
Untuk kepentingan back up data secara permanen, data disimpan dalambentuk CD data. CD tersebut dilengkapi dengan sampul yangmenerangkan isi CD tersebut dan informasi – informasi penting lainnya.
II.4. STANDAR PENAMAAN LAYER DAN ENTITAS
Peta – peta digital yang dibuat dengan perangkat lunak CAD padaumumnya diorganisasikan dalam beberapa layer. Layer adalah sebuahlapisan transparan yang memuat entity tertentu. Setiap entity yangmemiliki kesamaan tema digambar pada satu layer. Dilain pihak,perangkat lunak SIG mengorganisasikan data dalam bentuk tabel. Untukmempermudah proses import kedalam sistem informasi geografis,penamaan layer harus konsisten. Sebagai contoh tabel batas persil pada
Badan Pertanahan Nasional 9
Gambar 8. Struktur Direktori Penyimpanan Data
Kode Kantor
Kode Kecamatan 1Kode Desa1Kode Desa2Dan Seterusnya...
Kode Kecamatan 2Kode Desa1Kode Desa2Dan Seterusnya...
Dan Seterusnya...
Struktur Data Spasial DXF
SIG akan selalu diambil dari layer batas persil dengan identitas persil yangbersangkutan akan selalu diambil dari entity teks pada layer identitaspersil. Jika penamaan layer dan tipe entitynya tidak konsisten, makalogika pemrograman dalam proses import sulit untuk diterapkan. Selainnama layer, tipe entity yang terdapat pada suatu layer juga harus sama.Sebagai contoh : layer batas persil tidak boleh memiliki entity selainpolyline. Contoh lainnya adalah layer NIB tidak boleh memiliki entity selainteks. Hal ini dilakukan untuk menjamin tidak ada kesalahan penempatanentity pada suatu layer.
Secara umum nama layer didefinisikan sebagai 6 digit desimal dandikelompokkan berdasarkan layer batas administrasi, layer kadastral,layer perairan, layer transportasi, layer titik tinggi geodesi, layer titikdasar teknis, layer bangunan, layer teks, layer penggunaan tanah, layerkontur dan layer bingkai / frame dan layer raster. Standar penamaanlayer tersebut adalah sebagai berikut:
Layer Administrasi
NamaLayer Deskripsi Warna
DXFKombinasi
R,G,BEntity
010100 Batas Negara 42 Polyline
010200 Batas Propinsi 42 Polyline
010300 Batas Kabupaten / Kotamadya 42 Polyline
010400 Batas Kecamatan 42 Polyline
010500 Batas Kelurahan 42 Polyline
010600 Batas RW 42 Polyline
010700 Batas RT 42 Polyline
Layer Kadastral
NamaLayer Deskripsi Warna
DXFKombinasi
R,G,BEntity
020100 Batas Persil 255 Polyline
020200 Batas Sub Persil 255 Polyline
020300 Garis Garis Gambar Ukur 255 Polyline
020400 Dimensi Pengukuran 255 Dimensi
020500 Pagar Tembok 2 Polyline
020600 Pagar Besi 2 Polyline
020700 Pagar Kayu 80 Polyline
020800 Pagar Bambu 80 Polyline
020900 Pagar Hidup 80 Polyline
Badan Pertanahan Nasional 10
Struktur Data Spasial DXF
Layer Perairan
NamaLayer Deskripsi Warna
DXFKombinasi
R,G,BEntity
030100 Batas Sungai 160 Polyline
030200 Garis Tengah Sungai 160 Polyline
030300 Batas Saluran / Selokan 140 Polyline
030400 Garis Tengah Saluran / Selokan 140 Polyline
030500 Danau 150 Polyline
030600 Rawa 150 Polyline
030700 Empang / Kolam 150 Polyline
030800 Batas Pantai 160 Polyline
030900 Dam 160 Polyline
031000 Galian 150 Polyline
Layer Transportasi
NamaLayer Deskripsi Warna
DXFKombinasi
R,G,BEntity
040100 Batas Jalan Diperkeras 20 Polyline
040200 Garis Tengah Jalan Diperkeras 20 Polyline
040300 Batas Trotoar 20 Polyline
040400 Batas Jalan Tanah 20 Polyline
040500 Garis Tengah Jalan Tanah 20 Polyline
040600 Batas Jalan Tanah Di Pemukiman, Gang /Lorong
10 Polyline
040700 Garis Tengah Jalan Tanah Di Pemukiman, Gang/ Lorong
10 Polyline
040800 Batas Jalan Setapak Di Sawah, Ladang,Perkebunan
20 Polyline
040900 Garis Tengah Jalan Setapak Di Sawah, Ladang,Perkebunan
20 Polyline
041000 Batas Rel Kereta Api 10 Polyline
041100 Garis Tengah Rel Kereta Api 10 Polyline
041200 Batas Rel Lori 20 Polyline
041300 Garis Tengah Rel Lori 20 Polyline
041400 Batas Jembatan 20 Polyline
041500 Garis Tengah Jembatan 20 Polyline
Badan Pertanahan Nasional 11
Struktur Data Spasial DXF
Layer Titik Tinggi Geodesi
NamaLayer Deskripsi Warna
DXFKombinasi
R,G,BEntity
050100 Titik Tinggi Geodesi BPN 30 Titik
050200 Titik Tinggi Geodesi Instansi Lain 30 Titik
Layer Titik Dasar Teknis
NamaLayer Deskripsi Warna
DXFKombinasi
R,G,BEntity
060100 Titik Dasar Teknis Orde 0 1 Titik
060200 Titik Dasar Teknis Orde 1 1 Titik
060300 Titik Dasar Teknis Orde 2 1 Titik
060400 Titik Dasar Teknis Orde 3 1 Titik
060500 Titik Dasar Teknis Orde 4 1 Titik
060600 Titik Dasar Teknis Perapatan 1 Titik
060700 Titik Dasar Teknis Instansi Lain 1 Titik
060800 Titik Pengukuran 1 Titik
Layer Bangunan
NamaLayer Deskripsi Warna
DXFKombinasi
R,G,BEntity
070100 Bangunan Rumah 30 Polyline
070200 Bangunan Bertingkat 31 Polyline
070300 Menara Transmisi 30 Polyline
070400 Tiang Listrik 30 Titik
070500 Tiang Telepon 30 Titik
070600 Pipa 30 Titik
070700 Bangunan Tidak Permanen 30 Polyline
Layer Teks
NamaLayer Deskripsi Warna
DXFKombinasi
R,G,BEntity
080101 Nama Negara 42 Teks
080102 Nama Propinsi 42 Teks
080103 Nama Kabupaten / Kotamadya 42 Teks
080104 Nama Kecamatan 42 Teks
080105 Nama Desa 42 Teks
080106 Nama RW 42 Teks
080107 Nama RT 42 Teks
Badan Pertanahan Nasional 12
Struktur Data Spasial DXF
080201 NIB 255 Teks
080202 Nomor SU 255 Teks
080203 Nomor Hak 255 Teks
080204 Kode Sub Persil 255 Teks
080301 Nama Sungai 160 Teks
080302 Nama Saluran / Selokan 140 Teks
080303 Nama Danau 150 Teks
080304 Nama Rawa 150 Teks
080305 Nama Empang / Kolam 150 Teks
080306 Nama Pantai 160 Teks
080307 Nama Dam 160 Teks
080308 Nama Galian 150 Teks
080401 Nama Jalan Diperkeras 20 Teks
080402 Nama Jalan Tanah 20 Teks
080403 Nama Jalan Setapak Di Pemukiman, Gang /Lorong
10 Teks
080404 Nama Jalan Setapak Di Sawah, Ladang,Perkebunan
20 Teks
080405 Nama Rel Kereta Api 10 Teks
080406 Nama Rel Lori 20 Teks
080407 Nama Jembatan 20 Teks
080501 Identitas Titik Tinggi Geodesi BPN 30 Teks
080502 Identitas Titik Tinggi Geodesi Instansi Lain 30 Teks
080601 Identitas Titik Dasar Teknis Orde 0 1 Teks
080602 Identitas Titik Dasar Teknis Orde 1 1 Teks
080603 Identitas Titik Dasar Teknis Orde 2 1 Teks
080604 Identitas Titik Dasar Teknis Orde 3 1 Teks
080605 Identitas Titik Dasar Teknis Orde 4 1 Teks
080606 Identitas Titik Dasar Teknis Perapatan 1 Teks
080607 Identitas Titik Dasar Teknis Instansi Lain 1 Teks
080608 Identitas Titik Pengukuran 1 Teks
080701 Identitas Bangunan Rumah 30 Teks
080702 Identitas Bangunan Bertingkat 31 Teks
080703 Identitas Menara Transmisi 30 Teks
080704 Identitas Tiang Listrik 30 Teks
080705 Identitas Tiang Telepon 30 Teks
080706 Identitas Pipa 30 Teks
080707 Identitas Bangunan Tidak Permanen 30 Teks
080901 Nama Kebun 70 Teks
080902 Nama Sawah 70 Teks
080903 Nama Tegalan / Tanah Kosong 70 Teks
080904 Nama Hutan 80 Teks
Badan Pertanahan Nasional 13
Struktur Data Spasial DXF
Layer Penggunaan Lahan
Nama Layer Deskripsi WarnaDXF
KombinasiR,G,B
Entity
090100 Kebun 70 Polyline
090200 Sawah 70 Polyline
090300 Tegalan / Tanah Kosong 70 Polyline
090400 Hutan 80 Polyline
Layer Kontur
Nama Layer Deskripsi WarnaDXF
KombinasiR,G,B
Entity
100100 Garis Kontur 41 Polyline
100200 Garis Kontur Indeks 51 Polyline
Layer Frame
Nama Layer Deskripsi WarnaDXF
KombinasiR,G,B
Entity
110100 Layer Layout Peta 255 Blok
Layer Raster
Nama Layer Deskripsi WarnaDXF
KombinasiR,G,B
Entity
120100 Layer Citra / Foto Udara 51 Image
Setiap entity titik didefinisikan sebagai blok atau blok atribut. Hal inidimaksudkan untuk mempermudah pemberian simbol bagi titik tersebut.Khusus untuk titik yang mempunyai identitas seperti titik GPS, titik tinggi,dan lain – lain dibuat dengan blok atribut sehingga dimungkinkan setiapsimbol titik tersebut berafiliasi dengan text yang menjelaskan titiktersebut. Posisi titik akan dijelaskan oleh insertion point dari blok tersebutdan identitas titik yang bersangkutan akan diterangkan oleh atribut bloktersebut. Penamaan blok-blok atribut tersebut adalah sebagai berikut :
Nama Objek Nama Blok
Titik Dasar Orde 0 TDO0
Titik Dasar Orde 1 TDO1
Titik Dasar Orde 2 TDO2
Titik Dasar Orde 3 TDO3
Titik Dasar Orde 4 TDO4
Titik Dasar Instansi Lain TDIL
Badan Pertanahan Nasional 14
Struktur Data Spasial DXF
Nama Objek Nama Blok
Titik Poligon TPOL
Titik Pengukuran Detil TTPD
Titik Elevasi TELE
Tiang Listrik TLIS
Tiang Telepon TTEL
Tower TOWR
Hidran THDR
II.5. STANDAR STRUKTUR DATA SPASIAL
Struktur data spasial yang dipakai adalah data spasial dengantopologi. Topologi didefinisikan sebagai aturan geometri dalam suaturuang yang menjamin integritas data spasial. Tipe topologi disesuaikandengan type entity. Tidak semua entity pada peta digital memiliki topologi,tetapi semua entity adalah bagian dari topologi. Sebagai contoh, teks NIByang tersimpan pada layer NIB tidak mempunyai topologi tetapidigunakan sebagai centroid pada topologi persil. Beberapa tipe entityyang dipakai sebagai element topologi antara adalah titik, garis / polyline,luasan / area dan teks.
Beberapa tipe topologi yang sering dipergunakan untuk membuatpeta digital antara lain :
1. Topologi Node. Topologi Node adalah hubungan spasial diantarafeature titik. Sebagai contoh adalah topologi sebaran titik GPS.
Badan Pertanahan Nasional 15
Gambar 9. Tipe Entitas Sebagai Elemen Topologi
Vertek
Node
Node
Garis / PolylineTitik
Node
Vertek
Vertek
Luasan / Area
Jakarta
Teks
Struktur Data Spasial DXF
Tipe topologi ini menyimpan koordinat semua node (dalam sistemkoordinat tertentu). Node tersebut bisa berupa titik, ujung suatulink atau perpotongan link.
2. Topologi jaringan. Topologi jaringan adalah hubungan spasialdiantara garis seperti diilustrasikan pada gambar berikut :
Berdasarkan topologi node seperti yang dijelaskan diatas, bisadibuat link. Link tersebut mempunyai arah yang bisa ketahui denganmenyimpan informasi mengenai mengenai node awal dan nodeakhir link tersebut. Link terbentuk oleh beberapa garis lurus yangmenghubungkan beberapa vertex sehingga link bisa berupa kurvayang halus. Contoh topologi jaringan adalah adalah topologijaringan jalan, saluran listrik, sungai dan lain-lain.
3. Topologi Poligon. Topologi Poligon adalah hubungan spasial diantarafeature geografik yang berupa luasan.
Badan Pertanahan Nasional 16
Gambar 11. Topologi Jaringan
Gambar 10. Topologi Node
Node 2
Node 1
Node 3
Node 4
Node 5Link 1
Link 2
Link 3
Link 4
Link 5
Link 6
Link 7
Link1
Dari Node Ke Node
234567
1231435
2312425
Node 2
Node 1
Node 3
Node 4
Node 5
Node
2
3
4
5
1
X
X2
X3
X5
X5
X1
Y
Y2
Y3
Y4
Y5
Y1
Struktur Data Spasial DXF
Poligon pada dasarnya dibentuk oleh link. Sebuah poligondidefinisikan dengan menyimpan link yang membatasi poligontersebut. Dengan topologi ini, sebuah garis yang merupakanperbatasan poligon akan digambar sekali saja.
4. Topologi Kiri – Kanan (contiguity)
Dengan adanya topologi kiri – kanan ini, topologi bisa menjawabpertanyaan mengenai konektivitas sebuah poligon, misalnya poligontetangga.
Data – data digital hasil dijitasi ataupun penggambaran langsungsecara digital sering kali masih mengandung kesalahan sehingga belumsiap untuk dibangun topologinya. Beberapa kesalahan yang sering terjadiantara lain:
1. Duplikasi objek. Setiap objek dalam satu layer tidak bolehkongruen (sama dan sebangun) pada posisi yang sama.
Badan Pertanahan Nasional 17
Gambar 12. Topologi Poligon
Node 2
Node 1
Node 3
Node 4
Node 5Link 1
Link 2
Link 3
Link 4
Link 5
Link 6
Link 7
A
BC
D
Poligon
B
C
D
A
Link
2, 5, 6, 7
3, 4, 6
7
1, 5, 4
Gambar 13. Topologi Kiri - Kanan
Node 2
Node 1
Node 3
Node 4
Node 5Link 1
Link 2
Link 3
Link 4
Link 5
Link 6
Link 7
A
BC
D
Link1
Dari Node Ke Node
234567
Map ExtentMap ExtentMap Extent
AACB
ABCCBBD
Gambar 14. Duplikasi Objek
Salah : Dua Garis Dengan Bentuk Dan Posisi Yang Sama Benar : Satu Garis Saja
Struktur Data Spasial DXF
2. Segment yang sangat pendek. Segmen yang sangat pendeksering kali menimbulkan tampilan yang kurang indah(jagged/bergerigi). Dengan pertimbangan tertentu, segmen inisebaiknya dihilangkan.
3. Objek grafik yang berupa garis/polyline, luasan/area selalumemiliki node dan vertek. Pada suatu layer yang sama, setiapgaris yang bersilangan harus berpotongan pada satu vertekseperti gambar berikut ini:
4. Tidak ada “dangling lines”. Dangling lines adalah suatu kondisidimana sebuah garis tidak kontinyu. Ketidakkontinyuan tersebutbisa disebabkan oleh overshoot atau undershoot.
Badan Pertanahan Nasional 18
Gambar 15. Segmen Pendek
Salah : Segmen Terlalu Pendek Benar : Segmen Pendek Digabungkan
Gambar 16. Persilangan
NodeNode
Vertek
Vertek
Salah (cross) : Tidak Ada Vertek
NodeNode
Vertek
Vertek
Benar : Ada Vertek
Struktur Data Spasial DXF
5. Beberapa centroid dalam satu luasan / area. Setiap poligon harusmemiliki satu satu centroid pada layer yang sama, tidak bolehlebih. Centroid tersebut bisa berupa titik (label) ataupun teks(anotasi). Pada kondisi tertentu, misalnya centroid persil yangberupa teks NIB, teks tersebut harus unik. Namun adakalanyateks tersebut tidak unik seperti teks yang menjelaskanpenggunaan lahan, karena penggunaan lahan bisa saja samauntuk beberapa luasan/area.
6. Node clustering. Jarak antar setiap node dalam suatu peta digitalharus harus dibatasi dengan toleransi tertentu. Beberapa nodeyang berdekatan melebihi tolerasi disebut dengan cluster.
Badan Pertanahan Nasional 19
Gambar 17. Garis Dangling
NodeNode
Vertek
Salah : undershoot
NodeNode
Vertek
Salah : overshoot
NodeNode
Vertek
Benar : Vertek pada perpotongan
NodeNode
Vertek
Benar : Vertek pada perpotongan
Gambar 18. Centroid Dalam Poligon
Salah : Terbuka, tanpa centroid Benar : Tertutup, centroid berupa teks
02356
Gambar 19. Node Clustering
Salah : Cluster Node Benar : Cluster Node Dihapus
Cluster Node
Struktur Data Spasial DXF
7. Pseudo Node. Pesudo node adalah node yang menghubungkandua garis atau polyline.
8. Sliver Polygon. Sliver poligon adalah poligon yang memanjangdengan luas yang sangat kecil.
9. Kesederhanaan bentuk. Objek – objek yang terlalu rumitsebaiknya disederhanakan dengan tetap memperhatikan tingkatkeakurasian informasi yang akan ditampilkan. Objek garis yangterlalu rumit seringkali menimbulkan ukuran data menjadi besardan proses refreshing gambar di komputer menjadi lambat.
Untuk mencapai integritas data spasial seperti yang diinginkan, adadua proses yang harus dilalui yaitu clean-up data dan pembangunantopologi. Proses clean up akan mengoreksi beberapa kesalahan dataseperti berikut ini:
Badan Pertanahan Nasional 20
Gambar 20. Pseudo Node
Segmen I Segmen II
Vertek Segmen I Vertek Segmen II
Node Segmen INode Segmen II
Segmen
Vertek
Node
Node
Pseudo Node
Gambar 21. Sliver Poligon
Salah : Sliver Poligon Benar : Sliver Poligon Telah Dihapus
Sliver Poligon
Gambar 22. Generalisasi
Garis Yang Belum Disederhanakan Garis Yang Telah Disederhanakan
Struktur Data Spasial DXF
Proses clean-up data hanya akan mengkoreksi kesalahan data padatoleransi tertentu. Kesalahan data diluar jangkauan toleransi akanterdeteksi dalam proses pembangunan topologi.
Dengan pembangunan topologi, kondisi data yang diharapkanadalah sebagai berikut:
1. Untuk entitas yang berupa luasan• Luasan hanya memiliki satu centroid saja• Tidak ada sliver poligon• Tidak ada dangling line• Tidak ada pseudo node• Link yang membentuk area harus berupa polyline
2. Tidak ada duplikasi objek baik duplikasi link maupun duplikasicentroid.
Badan Pertanahan Nasional 21
Gambar 23. Perbaikan Kesalahan Dengan Proses Clean - Up
Sebelum Clean Up Setelah Clean Up Keterangan
Duplikasi
Segmen Pendek
Persilangan / Cross
Undershoot
Overshoot
Cluster Nodes
Pseudo Node
Penyederhanaan Garis
Struktur Data Spasial DXF
3. Untuk entitas yang berupa jaringan, kesalahan link harus benar –benar dipertimbangkan. Pertimbangan tersebut dijelaskan padabagian validasi data.
II.6. STANDAR JENIS TOPOLOGI
Standar penamaan topologi dibuat untuk menjamin bahwa topologisuatu entity tidak dibuat lebih dari satu buah. Hal ini dimaksudkan untukpenghematan ukuran file. Penamaan topologi, dan layer-layer yangdipakai sebagai unsur pembentuk topologinya adalah sebagai berikut :
Nama Topologi Jenis Topologi Layer Link Layer Centroid
Batas_Negara Poligon 010100 080101
Batas_Propinsi Poligon 010200 080102
Batas_Kabupaten Poligon 010300 080103
Batas_Kecamatan Poligon 010400 080104
Batas_Desa Poligon 010500 080105
Batas_RT Poligon 010600 080106
Batas_RW Poligon 010700 080107
Batas_Persil Poligon 020100 080201
Batas_Sub_Persil Poligon 020200 080204
Pagar_Tembok Jaringan 020500 -
Pagar_Besi Jaringan 020600 -
Pagar_Kayu Jaringan 020700 -
Pagar_Bambu Jaringan 020800 -
Pagar_Hidup Jaringan 020900 -
Batas_Sungai Poligon 030100 080301
As_Sungai Jaringan 030200 -
Batas_Saluran Poligon 030300 080302
As_Saluran Jaringan 030400 -
Batas_Danau Poligon 030500 080303
Batas_Rawa Poligon 030600 080304
Batas_Kolam Poligon 030700 080305
Garis_Pantai Jaringan 030800 -
Batas_Dam Poligon 030900 080307
Batas_Galian Poligon 031000 080308
Batas_Jalan Poligon 040100 080401
As_Jalan Jaringan 040200 -
Batas_Trotoar Poligon 040300 -
Batas_Jalan_Tanah Poligon 040400 080402
As_Jalan_Tanah Jaringan 040500 -
Batas_Gang Poligon 040600 080403
As_Gang Jaringan 040700 -
Badan Pertanahan Nasional 22
Struktur Data Spasial DXF
Batas_Jl_Setapak Poligon 040800 080404
As_Jl_Setapak Jaringan 040900 -
Batas_Rel Poligon 041000 080405
As_Rel Jaringan 041100 -
Batas_Lori Poligon 041200 080406
As_Lori Jaringan 041300 -
Batas_Jembatan Poligon 041400 080407
As_Jembatan Jaringan 041500 -
Rumah Poligon 070100 080701
Bg_Bertingkat Poligon 070200 080702
Bg_Sementara Poligon 070700 080707
Batas_Kebun Poligon 090100 080901
Batas_Sawah Poligon 090200 080902
Batas_Tegalan Poligon 090300 080903
Batas_Hutan Poligon 090400 080904
Kontur_2m Jaringan 100200 -
Kontur_10m Jaringan 100100 -
II.7. STANDAR PENULISAN TEKS
Teks sangat berpengaruh dalam proses import peta dxf kedalamdatabase sistem informasi geografis. Teks biasanya akan menjadi identitassuatu objek, misalnya NIB, nama jalan, nama sungai, dan lain – lain. Jikapenulisan teks tersebut salah atau tidak mengikuti aturan tertentu, makaada kemungkinan proses import menjadi terhambat atau mengakibatkandata di dalam database menjadi tidak akurat. Oleh karena itulah, formatteks juga dibakukan. Penulisan teks mengikuti hal hal sebagai berikut:
1. Teks NIB terdiri dari 5 digit numerik dengan posisi titik insertdidalam persil (sebaiknya pada centroid-nya). Dalam satu desa,tidak ada teks nib yang sama.
2. Standar penulisan SU adalah jenis dokumen : nomor dokumen /tahun dokumen. Sebagai contoh, SU nomor 10 tahun 2001 ditulisSU : 10/2001. Contoh lainnya, GS nomor 14 tahun 1981 ditulisGS : 14/1981. Titik insert teks nomor GS/SU harus beradadidalam persil dan tidak overlap dengan teks lainnya seperti teksNIB. Dalam satu desa, tidak ada nomor GS/SU yang sama.
3. Standar penulisan nomor hak adalah singkatan hak diikutidengan nomor haknya. Singkatan hak tersebut adalah M untukHak Milik, U untuk Hak Guna Usaha, B untuk Hak GunaBangunan, P untuk Hak Pakai, L untuk Hak Pengelolaan, R untukHMRSS dan W untuk Hak Wakaf. Sebagai contoh, Hak Miliknomor 18 ditulis M.15, Hak Guna Bangunan nomor 20 ditulisB.20, dan seterusnya. Titik insert teks nomor hak harus berada
Badan Pertanahan Nasional 23
Struktur Data Spasial DXF
didalam persil dan tidak overlap dengan teks lainnya seperti teksnib atau teks nomor GS/SU. Dalam satu desa, tidak ada nomorhak yang sama.
4. Teks nama unsur – unsur transportasi ditulis lengkap (tanpasingkatan) atau disingkat dengan pola yang teratur. Penulisanteks – teks tersebut dilakukan dengan pola “title case”, yaitusemua kata diawali dengan huruf kapital. Titik insert teks namajalan harus berada didalam batas jalan / tidak boleh diluar dandekat dengan garis tengah jalan tetapi tidak overlap.
5. Teks nama unsur - unsur perairan ditulis lengkap (tanpasingkatan) dengan pola “title case” . Titik insert teks tersebutharus berada didalam batas sungai, selokan atau saluran dandekat dengan garis tengah sungai, selokan atau saluran tetapitidak overlap.
II.8. STANDAR FORMAT PENCETAKAN
Peta pendaftaran BPN dibuat pada skala 1:10.000 atau 1:2500 atau1:1000.
II.8.1. Elemen – Elemen Peta Pendaftaran
Elemen elemen pada peta pendaftaran BPN adalah :
1. Muka Peta
Ukuran muka peta disesuaikan dengan ukuran grid, yaitu
Muka peta skala 1:10000 berukuran 60 cm x 60 cm
Muka peta skala 1:2500 berukuran 60 cm x 60 cm
Muka peta skala 1:1000 berukuran 50 cm x 50 cm
Didalam muka peta ini tergambar grid koordinat yang berbentukseperti tanda tambah (+).
Bidang gambar dibuat dengan ukuran panjang dan lebar 20 cmlebih besar daripada muka peta untuk peta skala 1:1000 dan1:2500, sedangkan untuk skala 1:10.000 ukuran muka petasama dengan bidang gambar. Bidang gambar dibatasi olehsebuah garis kontinyu berbentuk segiempat sama sisi.
2. Informasi Tepi
Informasi tepi dibatasi dengan garis kontinyu dengan jarak 2 cmdi sebelah kanan bidang gambar. Informasi tepi ini berukuran
Badan Pertanahan Nasional 24
Struktur Data Spasial DXF
lebar 15 cm dengan panjang disesuaikan dengan panjang bidanggambar. Informasi tepi memuat:
(a)Kotak Judul, Arah Utara dan Skala
Skala Peta Ukuran Kotak
1:10000 15 cm x 11 cm
1:2500 15 cm x 14 cm
1:1000 15 cm x 14 cm
Judul peta pendaftaran adalah “PETA DASARPENDAFTARAN” ditulis dengan huruf tegak atau TimesNew Romans dengan ukuran font 28. Jarak antara garisbatas informasi tepi dengan bagian atas judul peta adalah1.5 cm.
Arah utara digambarkan dengan anak panah tegak luruskeatas dengan huruf U diatasnya. Sayap anak panahbagian kiri diwarnai hitam.
Ukuran anak panah disesuaikan dengan skala petanyaseperti terlihat pada gambar berikut ini:
Skala Peta Panjang Kaki Ukuran Sayap Lebar Sayap
1:10000 4.5 cm 3.5 cm 1.5 cm
1:2500 6.0 cm 4.5 cm 1.5 cm
1:1000 6.0 cm 4.5 cm 1.5 cm
Huruf U dibuat menggunakan font Arial dengan ukuran 14.Jarak huruf dengan panah adalah 2 mm.
Badan Pertanahan Nasional 25
Gambar 24. Arah Utara
Struktur Data Spasial DXF
Skala peta terdiri dari skala grafis dan numeris. Penulisanskala peta adalah
• Skala 1 : 10000
• Skala 1 : 2500
• Skala 1 : 1000
Huruf untuk penulisan skala adalah arial dengan ukuranfont 12. Jarak antara huruf bagian atas dengan kaki anakpanah adalah
Skala Peta Jarak Dari Kaki Anak Panah
1:10000 5 mm
1:2500 1.3 mm
1:1000 1.3 mm
Skala grafis dibuat dengan 3 garis horisontal paraleldengan panjang 8 cm dan masing – masing berjarak 1mm. Garis dibagi menjadi 5 kolom. Lebar kolom pertamaadalah 10 mm dibagi menjadi 10 garis vertikal denganlebar masing – masing 1 mm. Lebar kolom kedua adalah 2cm dengan kotak bagian bawah diwarnai hitam. Lebarkolom ketiga adalah 2 cm dengan kotak bagian atasdiwarnai hitam. Lebar kolom keempat adalah 2 cm dengankotak bagian bawah diwarnai hitam. Lebar kolom kelimaadalah 1 cm dengan bagian atas diwarnai hitam. Diatasskala grafis, ditulis tanda ukuran jarak dengan font arialukuran 6. Angka tersebut adalah:
Skala Peta Penulisan Tanda Ukuran Jarak
1:10000 100, 0, 200, 400, 600, 700 meter
1:2500 25, 0 , 50, 100, 150, 175 meter
1:1000 10, 0, 20, 40, 60, 70 meter
Jarak antara skala numeris dengan bagian atas angkaskala grafis serta jarak antara skala grafis dengan garisbatas kotak adalah :
Skala Peta Jarak Dengan SkalaNumeris
Jarak Dengan Batas Kotak
1:10000 0.7 cm 1 cm
1:2500 1.0 cm 1.5 cm
1:1000 1.0 cm 1.5 cm
Contoh penggambaran skala numeris dan grafis untukpeta skala 1 : 10000 adalah :
Badan Pertanahan Nasional 26
Struktur Data Spasial DXF
(b)Kotak Lokasi
Kotak ini adalah untuk menunjukkan lokasi desa dankecamatan pada lembar tesebut. Kotak lokasi dibuatdengan ukuran 15 cm x 4 cm. Kotak lokasi dibagaimenjadi empat baris dengan jarak antar baris 1 cm dandua kolom dengan lebar kolom pertama 5.5 cm. Isi kolompertama baris petama dan kolom pertama baris ketigaadalah KECAMATAN, sedangkan isi baris kedua kolompertama dan baris keempat kolom pertama adalahDESA/KELURAHAN. Ukuran garis kotak adalah 0.33 mm.Ukuran huruf adalah Arial dengan ukuran 12. Penulisanhuruf rata kiri dan terletak dibagian tengah kotak.
(c)Kotak Petunjuk Lembar
Kotak penunjuk lembar peta dan keterangannya dibuatdengan ukuran 15 cm x 12 cm pada semua skala.Keterangan yang ditulis adalah:
i. Tulisan PETUNJUK LEMBAR dengan jenis font Arialukuran 14. Jarak antara huruf dengan garis kotakadalah 1 cm.
ii. Diagram peta yang menunjukkan posisi peta yangbersangkutan terhadap peta yang berdampingandibuat dalam bentuk 9 bujur sangkar dengankomposisi 3 baris dan 3 kolom. Ukuran masing –masing bujur sangkar adalah 2 cm x 2 cm dengantebal garis 0.2 mm. Bujur sangkar yang terletakditengah menunjukkan posisi peta yangbersangkutan dibuat dengan garis lebih tebal yaitu0.5 mm. Jarak antara kotak diagram dengan tulisanpetunjuk lembar adalah 8 mm.
Badan Pertanahan Nasional 27
Gambar 25. Skala Batang
8cm
2cm
0.2c
m
0.1cm
100 0 200 400 600 700
Struktur Data Spasial DXF
iii.Pada masing – masing bujur sangkar ditulis nomorlembar yang sesuai dengan posisinya. Penulisannomor lembar tersebut adalah sebagai berikut:
• Untuk peta skala 1 : 10000 pada masing –masing bujur sangkar ditulis nomor lembarpeta skala 1:10000 dengan font Arial ukuran14.
• Untuk peta skala 1 : 2500 nomor lembar petaterdiri dari dua baris yaitu baris pertamaberisi nomor zone dan lembar peta skala 1 :10000 dan baris kedua berisi nomor lembarskala 1: 2500. Baris pertama dibuatmenggunakan font Arial berukuran 8. Bariskedua dibuat menggunakan font Arialberukuran 14.
• Untuk peta skala 1 : 1000 nomor lembar petaterdiri dari dua baris yaitu baris pertamaberisi nomor zone dan lembar peta skala 1 :10000 dan baris kedua berisi nomor lembarskala 1: 1000. Baris pertama dibuatmenggunakan font Arial berukuran 8. Bariskedua dibuat menggunakan font Arialberukuran 14.
iv.Keterangan. Keterangan digunakan untukmenuliskan informasi yang dianggap penting dalamproses pembuatan peta dasar pendaftaran. JudulKETERANGAN dibuat dengan font Arial berukuran11. Jarak antara bagian atas huruf dengan kotakdiagram adalah 1 cm atau 1.5 cm. Isi keterangandibuat dengan jarak 8 mm dari judul keterangandan dibuat dengan font Arial berukuran 8 denganjarak spasi 1.
(d)Kotak Legenda
Kotak legenda berisikan simbol unsur – unsur alammaupun buatan manusia yang digunakan dalam peta.Ukuran kotak legenda adalah:
Skala Peta Ukuran Kotak Legenda
1 : 10000 15 cm x 16 cm
1 : 2500 15 cm x 31 cm
1 : 1000 15 cm x 21 cm
Badan Pertanahan Nasional 28
Struktur Data Spasial DXF
Informasi yang ditampilkan pada kotak legenda adalah :
i. Bagian atas kotak ditulis LEGENDA dengan font Arial14. Jarak antara bagian atas tulisan legenda dengangaris kotak legenda adalah 7 mm.
ii. Simbol yang mengacu pada simbolisasi standar BPN.Keterangan simbol ditulis disebelah kiri dengan fontArial berukuran 7. Simbol tersebut dikelompokkanberdasarkan BATAS ADMINISTRASI, TITIK danKONTUR. Pengelompokan tersebut ditulis denganfont Arial berukuran 8.
iii.Sumber data ditulis dengan huruf Arial atau huruftegak dengan ukuran sesuai dengan bidangpenulisan yang tersedia.
(e)Kotak Informasi Pejabat Pembuat
Kotak informasi instansi pembuat peta dibuat denganukuran 15 cm x 3 cm untuk semua skala. Isi kotak iniadalah :
Logo BPN dan disebelah kanannya ditulis BADANPERTANAHAN NASIONAL dengan font Arial berukuran 18.
Bagian organisasi pembuat ditulis dengan font Arialberukuran 11. Contoh redaksi organisasi pembuat adalah :
DEPUTI BIDANG INFORMASI PERTANAHANDIREKTORAT PENGUKURAN DAN PEMETAAN
atau
KANTOR WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAHBIDANG PENGUKURAN DAN PENDAFTARAN TANAH
atau
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SEMARANGSEKSI PENGUKURAN DAN PENDAFTARAN TANAH
(f)Kotak Proyek dan Tahun Anggaran
Kotak proyek dan tahun anggaran pelaksanaannya dibuatdengan ukuran 15 cm x 2 cm untuk semua skala. Kotakproyek ditulis dengan font Arial ukuran 16 – 18. Penulisanproyek nama proyek misalnya PROYEK ADMINISTRASIPERTANAHAN, PROYEK KOMPUTERISASI KANTOR
Badan Pertanahan Nasional 29
Struktur Data Spasial DXF
PERTANAHAN, dan lain – lain. Tahun anggaran proyekditulis dengan font Arial berukuran 12-14. Contohpenulisan tahun anggaran adalah TAHUN ANGGARAN2004.
(g)Kotak Pengesahan
Kotak pengesahan dibuat dengan ukuran :
Skala Peta Ukuran Kotak Pengesahan
1 : 10000 15 cm x 10 cm
1 : 2500 15 cm x 12 cm
1 : 1000 15 cm x 12 cm
Redaksi kotak pengesahan adalah sebagai berikut
Tempat, Tanggal Pengesahan
Untuk Penggunaannya
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten / Kotamadya
Nama Pejabat Yang Mengesahkan
NIP
Tulisan pada kotak pengesahan ditulis dengan font Arialberukuran 10. Tulisan tempat dan tanggal pengesahanberada 1 cm dibawah garis kotak pengesahan.
(h)Kotak Identifikasi Perusahaan Pelaksana
Kotak identifikasi perusahaan pelaksana dibuat denganukuran 15 cm x 2 cm untuk semua skala. Isi dari kotak initerdiri dari dua baris kalimat yaitu baris pertama adalahPELAKSANA dan baris kedua adalah pihak yangmelaksanakan pekerjaan tersebut, misalnya PT. INDOMAPGEOMATIKA. Baris pertama ditulis dengan font Arial 12.Baris kedua ditulis dengan huruf Arial berukuran 14.
Badan Pertanahan Nasional 30
Struktur Data Spasial DXF
3. Informasi Tambahan. Ada beberapa informasi tambahan yangdiberikan pada peta pendaftaran yaitu :
(a)Informasi mengenai nama propinsi yang ditulisPropinsi : Nama Propinsi. Teks nama propinsi ditulispada kiri atas bidang gambar dengan jarak antarabagian bawah teks dengan garis batas bidang gambaradalah 0.5 cm. Teks propinsi ditulis dengan font TimesNew Romans berukuran 24.
(b)Informasi mengenai nama kabupaten yang ditulisKabupaten : Nama Kabupaten. Teks nama kabupatenditulis 0.5 cm diatas bidang gambar dengan titik tengahpada bagian tengah bidang gambar tersebut. Teks namakabupaten ditulis dengan font Times New Romansberukuran 24.
(c)Informasi Nomor Lembar yang ditulis Nomor Lembar :nomor lembar. Nomor lembar ditulis pada kiri atasinformasi tepi dengan jarak antara garis batas informasitepi dengan bagian bawah teks adalah 0.5 cm. Teksnomor lembar ditulis dengan font Times New Romanberukuran 24.
(d)Absis ditulis pada bagian bawah bidang gambar
(e)Ordinat ditulis disebelah kiri bidang gambar
(f)Nomor kolom ditulis tepat diantara dua absis. Nomorbaris ditulis tepat diantara dua ordinat. Nomor kolomdan nomor baris ditulis dengan font Arial berukuran 18.Penulisan nomor kolom dan nomor baris tersebutadalah:
Skala Nomor Kolom Nomor Baris
1 : 10000 A, B, C, D, E, F 1 , 2, 3, 4, 5, 6
1 : 2500 A, B, C, D, E, F 1 , 2, 3, 4, 5, 6
1 : 1000 A, B, C, D, E 1 , 2, 3, 4, 5
4. Bingkai Peta
Bingkai peta pendaftaran adalah garis persegi panjang yangmengelilingi bidang gambar dan informasi tepi. Bingkai petapendaftaran ini berjarak masing-masing 3 cm disekeliling bidanggambar dan informasi tepi.
Badan Pertanahan Nasional 31
Struktur Data Spasial DXF
II.8.2. Metode Pembuatan Layout
Layout peta dibuat pada 'layout tile', dengan muka peta yangberupa viewport. Ukuran viewport tersebut disesuaikan dengan ukuranmuka peta seperti yang dijelaskan diatas. Dengan demikian, petapendaftaran tetap kontinyu dalam satu desa, tetapi dalam prosespencetakan bisa ditampilkan perlembar.
Pemotongan peta menjadi satu lembar tidak perlu dilakukan karena alasanberikut ini:
1. Pemotongan peta per lembar tersebut menghambatpembentukan peta tunggal. Seperti diketahui, ukuran dancakupan peta berbeda – beda untuk skala 1:10000, 1:2500,1:1000. Akibatnya, area yang sama pada skala 1:10000 dibuatmenjadi 1 file skala 1:10000, 16 file skala 1:2500 dan 144 fileskala 1:1000. Jika suatu bidang tanah yang terdapat pada peta –peta tersebut dipecah atau digabungkan akan timbulpermasalahan peta mana yang akan diedit.
2. Pembuatan peta indeks menjadi tidak efisien.
3. Pemotongan peta per lembar cenderung mengakibatkanpermasalahan pada saat edge matching. Seringkali dijumpaiobjek jalan bertemu dengan objek sungai, objek sungai yangbuntu, jalan buntu yang tidak terhubung sama sekali ke jalanlainnya, dan lain – lain. Selain itu pula, antara persil – persil yangbersebelahan tetapi terletak pada lembar yang berbeda seringkali tidak match (terjadi gap atau overlap).
Badan Pertanahan Nasional 32
Gambar 26. Pembuatan Layout Dengan Viewport
Peta Kontinyu Per Desa Layout Dengan Viewport
Struktur Data Spasial DXF
4. Proses pencarian suatu bidang tanah juga sangat sulit jika peta –peta tersebut dibagi – bagi per lembar.
II.9. STANDAR LEGENDA
Legenda pada pendaftaran memberikan keterangan mengenai objek– objek yang tergambar di dalam peta. Legenda dibuat sama untuk semuajenis dan skala peta, tetapi item yang ditampilkan bisa berbeda beda.Sebagai contoh, legenda mengenai batas persil biasanya ditampilkan padapeta pendaftaran tetapi tidak ditampilkan pada peta dasar pendaftaran.
Badan Pertanahan Nasional 33
Struktur Data Spasial DXF
Badan Pertanahan Nasional 34
Gambar 27. Legenda Peta
BATAS ADMINISTRASI
Batas Kelurahan / Desa
Batas Kecamatan
Batas Kabupaten / Kodya / Kotip
Batas Propinsi
Batas Negara
BATAS FISIK
Batas Persil
Pagar Tembok
Pagar Besi
Pagar Kawat
Pagar Bambu
Pagar Hidup
BANGUNAN
Bangunan Beratap
Bangunan Tidak Beratap
Bangunan Bertingkat
JALAN
Jalan Aspal / Beton
Jalan Tanah
Jalan Setapak
REL
Rel Kereta Api
Rel Lori
JEMBATAN
Jembatan Beton
Jembatan Besi
Jembatan Kayu
PERTANIAN
Sawah
Ladang
Tambak
PERKEBUNAN
Kelapa, Kelapa Sawit, Sagu
Karet, Kina, Kopi
Coklat, Lada, Cengkeh
Tembakau, Tebu, Teh
Jati, Pinus
Alang - alang
Belukar, Hutan
PERAIRAN
Sungai
Dam
Saluran Irigasi
Saluran / Selokan
Tanggul
Galian / Cekungan
Rawa - Rawa
Pasir
Garis Pantai
JARINGAN
Tiang Listrik
Tiang Telepon
Menara Transmisi
Pipa
TITIK TETAP
Titik Dasar Teknik Orde 0 Atau Orde 1
Titik Dasar Teknik Orde 2
Titik Dasar Teknik Orde 3
Titik Dasar Teknik Orde 4
Titik Dasar Teknik Orde 4 Lokal
Tinggi Titik Tanah
KONTUR
Interval Kontur 2 m
Interval Kontur 10 m
a
BT
PT
PBS
PK
PB
PH
S
Ld
Tb
12
10
Laut
TL
TP
30.5
LEGENDA
Struktur Data Spasial DXF
BAB III
VALIDASI DATA
II.1. RUANG LINGKUP VALIDASI DATA
Kesesuaian antara konsep standarisasi dan peta yang ada akandiketahui dari proses validasi ini. Beberapa hal yang harus divalidasiadalah :
1. Nama layer. Meskipun tidak ada pada standar layer ini, layer 0adalah layer default format DXF. Demikian pula dengan layerdefpoints. Jadi layer 0 dan layer defpoints bukan merupakan layeryang salah. Layer 0 hanyaboleh memiliki entity viewport saja.
2. Kesalahan link. Beberapa kesalahan yang tertinggal dalam proses clean up harusdihilangkan atau tetap dibiarkan, sesuai dengan jenis topologi yangakan dibangun. Pertimbangan – pertimbangan dalam melakukankoreksi kesalahan data tersebut antara lain sebagai berikut:
Jenis Kesalahan Topologi Jaringan Topologi Poligon
Duplikasi Harus dihilangkan Harus dihilangkan
Segmen Pendek Bisa dihilangkan Bisa dihilangkan
Persilangan / Cross Cek validitasnya Harus dihilangkan
Undershoot Harus dihilangkan Harus dihilangkan
Node Cluster Harus dihilangkan Harus dihilangkan
Pseudo Node Bisa dihilangkan Bisa dihilangkan
Dangles / Overshoot Cek validitasnya Harus dihilangkan
Penyederhanaan Objek Dipertimbangkan Dipertimbangkan
3. Kesesuaian entitas pada suatu layer. Suatu entitas yang tidaksesuai dengan layernya dianggap sebagai kesalahan. Sebagaicontoh, apabila ada entitas teks pada layer batas persil, makaentitas tersebut perlu di teliti lebih lanjut karena ada kemungkinankesalahan penempatan layer.
4. Duplikasi NIB (NIB yang sama pada satu desa)
NIB adalah pengenal bidang yang unik dalam satu kelurahan / desa.Oleh karena itu, tidak ada dua bidang atau lebih memiliki NIB yangsama.
5. Format Teks NIB
Badan Pertanahan Nasional 35
Struktur Data Spasial DXF
Teks NIB terdiri dari 5 digit numerik, misalnya : 02341. NIB tidakberisi alfanumerik.
6. Posisi centroid harus didalam poligon.
Posisi centroid, ditentukan oleh insertion point jika centroid tersebutberupa teks atau blok. Walaupun sebuah teks sekilas terlihat sepertidi dalam sebuah poligon, tetapi jika insertion pointnya berada diluarpoligon maka centroid tersebut masih salah seperti terlihat padagambar :
Badan Pertanahan Nasional 36
Gambar 28. Kesalahan Posisi Centroid
13452
Salah: insertion point diluar poligon
Insertion Point 13452
Benar : insertion point didalam poligon
Insertion Point