41
0 Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK DEPARTEMEN IKGA DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

0

Standard Operating Procedure

REQUIREMENT KLINIK DEPARTEMEN IKGA

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 2: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

1

LEMBAR IDENTIFIKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

UN10/F14/43/HK.01.02a/005

15 Desember 2017

Requirement Klinik Departemen IKGA

0

Halaman 1 dari 40

REQUIREMENT KLINIK DEPARTEMEN IKGA

Proses

Penanggungjawab

Tanggal Nama Jabatan

Tanda tangan

1 Perumusan Dini Rachmawati, drg, Sp.KGA

Ka Dep IKGA

15 Des 2017

2 Pemeriksaan Trining Widodorini, drg, M.Kes

GJM

15 Des 2017

3 Persetujuan Dr. Nur Permatasari, drg, MS

WaDek 1

15 Des 2017

4 Penetapan R. Setyohadi, drg, MS

Dekan

15 Des 2017

5 Pengendalian Dr. Nur Permatasari, drg, MS

WaDek 1

15 Des 2017

Page 3: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

2

DAFTAR ISI

halaman LEMBAR IDENTIFIKASI 1 DAFTAR ISI 2 A. Tujuan 3

B. Ruang Lingkup dan Unit yang Terkait 3

C. Standar Mutu yang Terkait 3

D. Istilah dan Definisi 3

E. Urutan Prosedur 5

F. Bagan Alir 6

G. Referensi / Dokumen Terkait 40

Page 4: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

3

Standard Operating Procedure

REQUIREMENT KLINIK DEPARTEMEN IKGA

A. TUJUAN

SOP requirement klinik departemen IKGA dibuat sebagai pedoman dalam penatalaksanaan perawatan di bidang ilmu kedokteran gigi anak yang merupakan kompetensi dasar mahasiswa Program Profesi Dokter Gigi.

B. RUANG LINGKUP DAN UNIT YANG TERKAIT

1. Mahasiswa Program Profesi Dokter Gigi 2. Instruktur Program Profesi Departemen IKGA 3. Pasien

C. STANDAR MUTU YANG TERKAIT 1. 2.

D. ISTILAH DAN DEFINISI

1. Requirement klinik departemen IKGA adalah kebutuhan kasus yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa program profesi dokter gigi untuk menyelesaikan pendidikan profesi di departemen IKGA

2. Requirement klinik departemen IKGA meliputi :

Nama Tindakan Σ Requirement

Rekam Medik Umum 5 + 1 miniCEX

Dental Health Education (DHE) 2 + 1 miniCEX

Topikal Aplikasi Fluoride 4

Fissure Sealant 3 + 1 DOPS

Preventive Resin Restoration (PRR) tipe A Preventive Resin Restoration (PRR) tipe B Preventive Resin Restoration (PRR) tipe C

2 2 2

Restorasi GIC kelas I Restorasi GIC kelas II Restorasi GIC kelas III / IV Restorasi GIC kelas V

3 1 1

1 DOPS

Stainless steel crown (SSC) 1

Page 5: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

4

Nama Tindakan Σ Requirement

Ekstraksi topikal Ekstraksi infiltrasi

2 3 + 1 DOPS

Pulpotomi vital Pulpotomi non vital

1 DOPS 1

Pulpektomi vital Pulpektomi non vital

1 1

Space maintainer baru Space maintainer lanjutan

1 kelompok: 3 mhs 1 kelompok: 3 mhs

Journal Reading 1

Asistensi 40 x

3. Instruktur adalah seorang dokter gigi yang berkompeten

dalam bidang yang sesuai dengan kasus pasien 4. Pasien adalah orang awam yang datang untuk

mendapatkan perawatan gigi dan mulut. 5. Mini-CEX (Mini Clinical Evaluation Exercise) adalah salah

satu jenis assessment yang digunakan untuk mengukur kompetensi klinis mahasiswa pendidikan profesi dokter gigi, serta menilai performance mahasiswa dalam menghadapi pasien sesungguhnya, bersamaan dengan pemberian umpan balik oleh penguji di akhir sesi.

6. DOPS (Direct Observation Procedural Skills) adalah salah satu jenis assessment yang digunakan untuk menilai keterampilan klinis / skill mahasiswa setiap melaksanakan tindakan pada pasien sesuai dengan standar kompetensi minimal tingkat kemampuan keterampilan klinis, bersamaan dengan pemberian umpan balik oleh penguji di akhir sesi.

E. URUTAN PROSEDUR 1. Rekam Medik Umum

Rekam medik bertujuan sebagai data lengkap penderita yang dapat dipergunakan sebagai pelengkap informasi yang berkaitan dengan rencana perawatan. Urutan prosedurnya terdiri dari: a. Persiapan alat dan bahan

Alat : kaca mulut, pinset, sonde, excavator, gelas kumur Bahan : cotton pellet, cotton roll, chlor ethyl

Page 6: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

5

b. Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) c. Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) d. Pengisian rekam medik umum antara lain :

- Nama operator, kode dan tanggal - Identitas umum pasien - Keadaan umum anak - Riwayat medik - Pengalaman pemeliharaan kesehatan gigi & mulut - Keluhan utama - Pemeriksaan EO - Pemeriksaan IO - Lain-lain - Status kebersihan mulut - Status geligi dan jaringan penyangga - Pemeriksaan pelengkap

- Model cetakan gigi - Rekam foto - Tahapan Diagnosis : keluhan utama & lengkap - Rencana perawatan

Page 7: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

6

Bagan Alir

Prosedur Rekam Medik Umum

Mulai

Persiapan operator, pasien,

peralatan dan bahan

Buku nilai

Melakukan anamnesis, pemeriksaan ekstra oral dan

intra oral, pemeriksaan penunjang

Buku nilai

Menentukan diagnosis dan

rencana perawatan

Buku nilai

Melapor kepada instruktur

(acc rekam medik)

Buku nilai

Mahasiswa profesi

Mahasiswa profesi

Mahasiswa profesi

Mahasiswa profesi

Selesai

Page 8: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

7

2. Dental Health Education (DHE) DHE bertujuan memberi pengetahuan kepada pasien tentang penyakit gigi dan mulut, cara pencegahannya dan cara menyikat gigi yang benar. Urutan prosedurnya terdiri dari: a. Persiapan alat dan bahan

Alat : model gigi, sikat gigi, poster gigi, kaca mulut, pinset, gelas kumur Bahan : cotton pellet, disclosing agent, pasta gigi

b. Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) c. Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) d. Memberi penyuluhan patogenesis karies, gingivitis,

penyakit mulut lainnya e. Mengajarkan dan menerangkan cara menyikat gigi yang

benar f. Mengulas disclosing agent g. Melakukan penyikatan gigi anak h. Evaluasi penyikatan gigi anak i. Scaling dan pulas (bila perlu) j. Kontrol DHE

Page 9: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

8

Bagan Alir Prosedur Dental Health Education (DHE)

Mulai

Persiapan operator, pasien, peralatan dan bahan

Buku nilai

Memberi penyuluhan patogenesis karies, gingivitis,

dan penyakit mulut lainnya

Mengulas diclosing agent

Mahasiswa profesi

Mengajarkan cara menyikat gigi yang benar

Melakukan penyikatan gigi anak

Evaluasi penyikatan gigi anak

Scaling dan pulas (bila perlu)

Kontrol DHE

Selesai

Page 10: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

9

3. Topikal Aplikasi Fluor Perawatan topikal aplikasi fluor merupakan tindakan preventif untuk mencegah karies gigi terutama pada gigi sulung dan permanen yang baru erupsi. Urutan prosedurnya terdiri dari: a. Persiapan alat dan bahan

Alat : kaca mulut, pinset, sonde, bur brush, handpiece low speed, tip aplicator Bahan : cotton pellet, disclosing agent, pumice, fluor (APF/ NaF), tumpatan sementara

b. Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) c. Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) d. Semua gigi yang karies ditutup tumpatan sementara e. Permukaan gigi diulas dengan disclosing agent f. Gigi dipulas dengan brush dan pumice g. Irigasi dengan air h. Gigi diisolasi dengan cotton roll dan dikeringkan i. Aplikasi larutan NaF 2% pada permukaan gigi dengan tip

aplicator dan tunggu hingga kering j. Instruksi kepada pasien yaitu tidak boleh makan dan

minum setelah aplikasi fluor (sesuai merk fluor yang digunakan)

Page 11: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

10

Bagan Alir Prosedur Topikal Aplikasi Fluor

Mulai

Mahasiswa

Profesi → Persiapan Operator Pasien, Peralatan dan Bahan ↔ Buku

Nilai

Gigi Yang Karies Ditumpat

Sementara

Mengulas Diclosing Agent

Pulas Deangan Pumice

Isolasi Daerah Kerja

Aplikasi Fluor

Intruksi Kepada Pasien

Selesei

Page 12: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

11

4. Fissure Sealant

Perawatan fissure sealant merupakan perawatan preventif pada gigi molar permanen yang sehat (belum mengalami karies) dengan fissure yang dalam. Urutan prosedurnya terdiri dari : a. Persiapan alat dan bahan

Alat : kaca mulut, sonde, pinset, bur brush, handpiece low speed, light cured, microbrush, saliva ejector Bahan : cotton roll, cotton pellet, disclosing agent, pumice, etsa, sealant, articulating paper

b. Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) c. Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) d. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan saliva ejector e. Mengulas disclosing agent f. Pulas permukaan gigi dengan brush dan pumice hingga

bersih g. Isolasi daerah kerja dan keringkan h. Etsa permukaan gigi, diamkan selama 30 detik, bilas

dengan bersih i. Reisolasi gigi dengan cotton roll dan keringkan j. Aplikasi bahan sealant pada pit dan fissure k. Polimerisasi sinar visible 20 detik l. Cek oklusi dengan articulating paper

Page 13: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

12

Bagan Alir Prosedur Fissure Sealant

Mulai

Mahasiswa Profesi → Persiapan Operator Pasien,

Peralatan dan Bahan ↔ Buku Nilai

Isolasi daerah Kerja

Mengulas Diclosing Agent

Pulas Deangan Pumice

Isolasi Daerah Kerja

Etsa Permukaan Gigi dan Bilas

Hingga Bersih

Reisolasi Daerah Kerja

Aplikasi Sealant Pada pit dan

Fissure

Cek Oklusi

Selesei

Page 14: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

13

5. Preventive Resin Restoration (PRR) Perawatan preventive resin restoration merupakan perawatan preventif pada gigi molar permanen dengan fissure yang dalam dan sudah karies menggunakan resin komposit dan sealant. Berdasarkan kedalaman kariesnya, PRR terbagi menjadi 3 tipe, yaitu : a. PRR tipe A : karies pada enamel b. PRR tipe B : karies pada dentin dangkal c. PRR tipe C : karies pada dentin dalam

Urutan prosedurnya terdiri dari : - Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, bur brush, handpiece low speed, light cured, diamond bur Bahan : cotton roll, cotton pellet, disclosing agent, pumice, etsa, bonding agent, sealant, articulating paper, resin komposit, zinc phosphat cement, liner CaOH2

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Aplikasi disclosing agent

- Pulas permukaan gigi dengan brush dan pumice hingga bersih

- Preparasi jaringan karies sebatas enamel/dentin dangkal/dentin dalam

- Isolasi daerah kerja dan keringkan - Dentin yang terbuka diberi liner CaOH2 dan basis zinc

fosfat cement - Etsa permukaan gigi, diamkan selama 30 detik, bilas

dan keringkan

- Aplikasi bonding agent dan sinar selama 10 detik - Aplikasi komposit ke dalam kavitas sesuai anatomi gigi - Aplikasi sealant diatas restorasi dan pada pit fissure - Polimerisasi sinar visible 20 detik - Cek oklusi dengan articulating paper

Page 15: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

14

Bagan Alir Preventive Resin Restoration (PRR)

Mulai

Persiapan Operator, pasien, peralatan

dan bahan

Aplikasi disclosing agent

Pulas dengan pumice

Persiapan Operator, pasien, peralatan

dan bahan

PRR A PRR B PRR C

Preparasi sebatas enamel

Isolasi dan keringkan

Etsa dan bilas hingga bersih

Reisolasi dan keringkan

Aplikasi sealant pada pit dan

fissure

Cek oklusi

Preparasi sebatas dentin dangkal

Isolasi dan keringkan

Basis ZnPO₄

Etsa dan bilas hingga bersih

Reisolasi dan keringkan

Aplikasi bonding

Aplikasi komposit

Aplikasi sealant pada pit dan

fissure

Cek oklusi

Preparasi sebatas dentin dalam

Isolasi dan keringkan

Basis ZnPO₄

Etsa dan bilas hingga bersih

Reisolasi dan keringkan

Aplikasi bonding

Aplikasi komposit

Aplikasi sealant pada pit dan

fissure

Cek oklusi

Liner CaOH₂

Selesai

Page 16: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

15

6. Restorasi Glass Ionomer Cement (GIC) Restorasi GIC merupakan perawatan yang dilakukan pada gigi anterior dan posterior dengan menggunakan bahan glass ionomer cement. Menurut Black, klasifikasi karies gigi terbagi menjadi : a. Kelas I : karies pada permukaan oklusal yaitu pada 2/3

oklusal, baik pada permukaan labial/lingual/palatal dari gigi-geligi dan karies yang terdapat pada permukaan lingual gigi depan

b. Kelas II : karies yang terdapat pada permukaan proksimal gigi belakang termasuk karies yang menjalar ke oklusalnya

c. Kelas III : karies yang terdapat pada permukaan proksimal dari gigi depan dan belum mengenai incisal edge

d. Kelas IV : karies pada permukaan proksimal gigi depan dan telah mengenai incisal edge

e. Kelas V : karies yang terdapat pada 1/3 servikal dari permukaan bukal/ labial atau lingual/palatal dari seluruh gigi

f. Kelas VI : karies yang terdapat pada daerah incisal edge gigi depan atau pada ujung cusp gigi belakang Urutan prosedur restorasi GIC terdiri dari :

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, diamond bur, contra angle highspeed, rubber stone, celluloid strip, matrix band Bahan : cotton roll, cotton pellet, dentin conditioner, glass ionomer cement, zinc phosphat cement, varnish, articulating paper

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black - Isolasi daerah kerja dan keringkan - Basis menggunakan zinc phosphat cement bila kavitas

dalam

- Ulas dengan dentin conditioner - Irigasi dan keringkan, kemudian isolasi daerah kerja - Pemasangan celluloid strip / matrix band

Page 17: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

16

- Aplikasi GIC - Aplikasi varnish - Cek oklusi

Bagan Alir Restorasi Glass Ionomer Cement

Mulai

Persiapan operator, pasien,

peralatan dan bahan

Mahasiswa

profesi

Buku Nilai

Preparasi kavitas

Isolasi dan keringkan

Basis ZnPO₄ bila kavitas

dalam

Ulas dentin conditioner

Irigasi dan keringkan, isolasi

daerah kerja

Pemasangan celluloid strip /

matrix band

Aplikasi GIC

Aplikasi varnish

Cek oklusi

Selesai

Page 18: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

17

7. Stainless Steel Crown (SSC) Stainless Steel Crown (SSC) merupakan restorasi jadi yang menyelubungi seluruh permukaan mahkota klinik gigi dan terbuat dari bahan stainless steel. Tujuan perawatan SSC adalah untuk memperbaiki oklusi dan fungsi pengunyahan. Urutan prosedur restorasi GIC terdiri dari :

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, diamond bur, contra angle highspeed, sendok cetak sebagian, tang contouring, gunting Bahan : cotton roll, cotton pellet, GIC luting, SSC, alginat, articulating paper

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Pengurangan bidang oklusal sebanyak 1-1,5 mm - Pengurangan bidang proksimal sebanyak 1-1,5 mm

hingga bebas kontak dengan gigi sebelah kanan kirinya

- Pemilihan crown sesuai lebar mesio-distal gigi - Contouring crown - Pasang coba crown - Insersi crown dengan GIC luting - Cek oklusi menggunakan articulating paper

Page 19: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

18

Bagan Alir Stainless Steel Crown (SSC)

Mulai

Persiapan operator, pasien,

peralatan dan bahan

Pengurangan bidang proximal

Pengurangan bidang oklusal

Pemilihan crown SSC

Contouring crown

Pasang coba crown

Insersi crown dengan GIC luting

Cek oklusi

Selesai

Page 20: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

19

8. Ekstraksi (pencabutan gigi) Tindakan ekstraksi dilakukan bila gigi tidak dapat lagi dirawat secara konservatif atau gigi tersebut dalam kondisi sisa akar dan menimbulkan infeksi pada jaringan lunak sekitarnya. Urutan prosedur restorasi GIC terdiri dari :

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, diamond bur, tang cabut, bein, spuit injection, citoject Bahan : cotton pellet, tampon, povidone iodine, xylestesin, benzokain gel, chlor etyl

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Aplikasi bahan desinfektan (povidone iodine) pada

daerah kerja / regio gigi yang akan diekstraksi - Aplikasi anestesi topikal (chlor etyl atau benzokain gel)

atau anestesi infiltrasi (spuit / citoject ) pada daerah kerja / regio gigi yang akan diekstraksi

- Melakukan ekstraksi dengan sikap operator yang benar dan instrument yang sesuai dengan gigi yang akan dicabut

- Memberikan tampon dengan povidone iodine - Memberikan instruksi pasca pencabutan, yaitu :

a. Tidak boleh menggigit bibir pada regio yang teranestesi

b. Tidak boleh berkumur c. Tidak boleh menghisap dan memainkan lidah pada

bekas pencabutan d. Tidak boleh memegang bekas pencabutan e. Tidak boleh makan dan minum panas selama 1 hari f. Bila sakit / perdarahan berlanjut langsung kontrol ke

dokter / rumah sakit

Page 21: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

20

Bagan Alir Ekstraksi

Mulai

Persiapan operator, pasien,

peralatan dan bahan

Melakukan asebsis dengan

mengulas betadine pada daerah

kerja

Prosedur anestesi topikal Prosedur anestesi infiltrasi

Aplikasi benzokain gelAplikasi chlor etyl pada kapas

Melakukan anestesi pada regio gigi

yang akan di extraksi

Melakukan extraksi dengan sikap

operator dan instrument yang

benar

Memberi tampon yang berisi

povidone iodine

Instruksi pasca pencabutan

Menempalkan kapas pada bukal

dan lingual gigi yang akan di

extraksi

Fixsasi gigi yang akan di extraksi

Melakukan extraksi dengan sikap

operator dan instrument yang

benar

Memberi tampon yang berisi

povidone iodine

Instruksi pasca pencabutan

Selesai

Page 22: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

21

9. Pulpotomi Pulpotomi merupakan perawatan pengambilan jaringan pulpa dari kamar pulpa yang mengalami infeksi dengan meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar dalam keadaan sehat dan vital, kemudian diikuti oleh penempatan medikamen diatas orifice yang akan menstimulasi perbaikan atau memfiksasi sisa jaringan pulpa pada saluran akar. Tujuan perawatan pulpotomi adalah menghilangkan semua jaringan pulpa yang terinfeksi. Tindakan pulpotomi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : a. Pulpotomi vital

Pulpotomi vital adalah perawatan pengambilan jaringan pulpa bagian korona gigi namun tetap meninggalkan jaringan pulpa di saluran akar tetap vital. Urutan prosedur pulpotomi vital adalah : Kunjungan I

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, diamond bur, contra angle highspeed, spuit injection, citoject, plastic filling Bahan : cotton pellet, cotton roll, povidone iodine, xylestesin, citoject / spuit, H2O2, aquadest, zinc oxide eugenol, zinc phospat cement, tumpatan sementara

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Melakukan tindakan asepsis pada daerah kerja dengan

mengulasi povidone iodine - Melakukan anestesi infiltrasi pada daerah kerja / regio

gigi yang akan dilakukan pembukaan akses pulpotomi vital

- Pembukaan akses menggunakan round bur untuk membuka dan menghilangkan atap pulpa sesuai dengan root map serta menghilangkan jaringan karies pada ruang pulpa

- Melakukan irigasi dengan H2O2 3% dan aquadest steril

- Melakukan kontrol perdarahan pulpa dengan aplikasi cotton pellet di kamar pulpa sampai mencapai hemostasis

Page 23: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

22

- Fiksasi jaringan menggunakan cotton pellet dan formocresol (cotton pellet tidak boleh terlalu basah) pada pulpa selama 3-5 menit

- Melakukan isolasi ulang daerah kerja menggunakan cotton roll

- Pengisian ruang pulpa dengan pasta zinc oxide eugenol dan tumpatan sementara

- Foto pengisian pulpotomi - Jika pengisian sudah memenuhi ruang pulpa, tumpatan

sementara dilepas dan diaplikasikan basis zinc fosfat cement dan restorasi permanen GIC

b. Pulpotomi devital

Pulpotomi devital adalah pengambilan jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa yang sebelumnya telah didevitalisasi, kemudian dengan pemberian pasta antiseptik, jaringan dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik. Kunjungan I

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, excavator, diamond bur, contra angle highspeed, plastic filling Bahan : cotton pellet, cotton roll, H2O2, aquadest, pasta formaldehid, zinc oxide eugenol, zinc phospat cement, tumpatan sementara

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Isolasi daerah kerja - Pembukaan akses menggunakan round bur untuk

membuka dan menghilangkan atap pulpa sesuai dengan root map serta menghilangkan jaringan karies pada ruang pulpa

- Melakukan irigasi dengan H2O2 3% dan aquadest steril dan keringkan

- Meletakkan pasta devitalisasi yaitu pasta formaldehid diatas pulpa yang terbuka menggunakan cotton pelet

- Tutup kavitas dengan tumpatan sementara - Instruksi pasien untuk kembali 1 minggu lagi

Page 24: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

23

Kunjungan II

- Isolasi daerah kerja - Membuka tambalan sementara, lihat apakah pulpa

masih vital atau sudah non vital. Bila masih vital maka lakukan lagi perawatan seperti kunjungan pertama, bila pulpa sudah non vital lakukan perawatan selanjutnya

- Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dan dibersihkan - Melakukan isolasi ulang daerah kerja menggunakan

cotton roll - Sterilisasi I menggunakan ChKM / cresophen - Kavitas ditutup dengan tumpatan sementara

Kunjungan III

- Isolasi daerah kerja dan membuka tambalan sementara - Sterilisasi II menggunakan ChKM / cresophen - Kavitas ditutup dengan tumpatan sementara

Kunjungan IV

- Isolasi daerah kerja dan membuka tambalan sementara - Pengisian ruang pulpa dengan pasta zinc oxide eugenol

dan tumpatan sementara - Foto pengisian pulpotomi - Jika pengisian sudah memenuhi ruang pulpa, tumpatan

sementara dilepas dan diaplikasikan basis zinc fosfat cement dan restorasi permanen GIC

c. Pulpotomi non vital Pulpotomi non vital adalah pengambilan jaringan pulpa nekrotik yang terdapat dalam kamar pulpa kemudian dengan pemberian pasta antiseptik, jaringan dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik. Kunjungan I

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, excavator, diamond bur, contra angle highspeed, plastic filling

Page 25: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

24

Bahan : cotton pellet, cotton roll, H2O2, aquadest, zinc oxide eugenol, zinc phospat cement, tumpatan sementara

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Isolasi daerah kerja - Pembukaan akses menggunakan round bur untuk

membuka dan menghilangkan atap pulpa sesuai dengan root map serta menghilangkan jaringan karies pada ruang pulpa

- Melakukan irigasi dengan H2O2 3% dan aquadest steril dan keringkan

- Melakukan isolasi ulang daerah kerja menggunakan cotton roll

- Sterilisasi I menggunakan ChKM / cresophen - Kavitas ditutup dengan tumpatan sementara

Kunjungan II

- Isolasi daerah kerja dan membuka tambalan sementara - Sterilisasi II menggunakan ChKM / cresophen - Kavitas ditutup dengan tumpatan sementara

Kunjungan III

- Isolasi daerah kerja dan membuka tambalan sementara - Pengisian ruang pulpa dengan pasta zinc oxide eugenol

dan tumpatan sementara - Foto pengisian pulpotomi - Jika pengisian sudah memenuhi ruang pulpa, tumpatan

sementara dilepas dan diaplikasikan basis zinc fosfat cement dan restorasi permanen GIC

Page 26: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

25

Bagan Alir Pulpotomi

Mulai

Pulpotomi Vital Pulpotomi devital Pulpotomi non vital

Persiapan alat dan

bahan

Melakukan asepsis

dengan mengulas

betadine

Anestesi infiltrasi

Pembukaan akses

menggunakan

roundbur

Irigasi H₂O₂ +

aquadest

Kontrol perdarahan

pulpa

Fixsasi jaringan

dengan cotton pellet

+ formocresol

Isolasi daerah kerja

Pengisian ruang

pulpa dengan Zinc

Oxide Eugenol + TS

Foto pengisian

Aplikasi basis ZnPO₄ + GIC

Kunjungan I

Persiapan alat dan

bahan

Isolasi daerah kerja

Pembukaan akses

menggunakan

roundbur

Irigasi H₂O₂ +

aquadest

Meletakkan pasta

devitalisasi + TS

Isolasi daerah kerja

Cek pulpa masih

vital atau sudah non

vital

Vital

Jaringan pulpa dikamar

pulpa dibersihkan

Intruksi pasien

kembali 1 minggu

lagi

Kunjungan I

Non Vital

Isolasi ulang daerah kerja

Sterilisasi I:

ChKM / cresophen + TS

Kunjungan II

Persiapan alat dan

bahan

Isolasi daerah kerja

Pembukaan akses

menggunakan

roundbur

Irigasi H₂O₂ +

aquadest

Reisolasi daerah

kerja

Sterilisasi I:

ChKM / cresophen +

TS

Kunjungan I

Isolasi daerah kerja

Sterilisasi II:

ChKM / cresophen + TS

Kunjungan II

Isolasi daerah kerja

Pengisian ruang

pulpa dengan Zinc

Oxide Eugenol + TS

Foto pengisian

Aplikasi basis ZnPO₄ + GIC

Kunjungan III

Page 27: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

26

Isolasi daerah kerja

Sterilisasi II:

ChKM / cresophen + TS

Kunjungan III

Isolasi daerah kerja

Pengisian ruang

pulpa dengan Zinc

Oxide Eugenol + TS

Foto pengisian

Aplikasi basis ZnPO₄ + GIC

Kunjungan IV

Kunjungan III dan IV pulpotomi devital

Page 28: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

27

10. Pulpektomi Pulpektomi merupakan perawatan pengambilan jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar yang mengalami infeksi. Pulpektomi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu : a. Pulpektomi vital

Pulpektomi vital adalah pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital. Urutan prosedur pulpotomi vital adalah : Kunjungan I

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, diamond bur, contra angle highspeed, spuit injection, citoject, plastic filling, jarum ektirpasi, jarum K-file, jarum lentulo, jarum miller Bahan : cotton pellet, cotton roll, povidone iodine, xylestesin, citoject / spuit, H2O2, aquadest, zinc oxide eugenol, zinc phospat cement, tumpatan sementara

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Melakukan tindakan asepsis pada daerah kerja dengan

mengulasi povidone iodine - Melakukan anestesi infiltrasi pada daerah kerja / regio

gigi yang akan dilakukan pembukaan akses pulpotomi vital

- Pembukaan akses menggunakan round bur untuk membuka dan menghilangkan atap pulpa sesuai dengan root map serta menghilangkan jaringan karies pada ruang pulpa

- Melakukan kontrol perdarahan pulpa dengan aplikasi cotton pellet di kamar pulpa sampai mencapai hemostasis

- Fiksasi jaringan menggunakan cotton pellet dan formocresol (cotton pellet tidak boleh terlalu basah) pada pulpa selama 3-5 menit

- Pengukuran panjang kerja saluran akar dan foto DWP - Melakukan preparasi saluran akar dengan mengangkat

jaringan pulpa di saluran akar menggunakan jarum file

Page 29: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

28

endodonti dimulai dari jarum file nomor terkecil sesuai panjang kerja saluran akar

- Melakukan irigasi dengan H2O2 3% dan aquadest steril - Melakukan isolasi ulang daerah kerja menggunakan

cotton roll - Pengisian saluran akar dengan pasta zinc oxide eugenol

hingga kamar pulpa menggunakan jarum lentulo, dilanjutkan tumpat sementara

- Foto pengisian pulpektomi - Jika pengisian sudah memenuhi kamar pulpa dan

saluran akar, tumpatan sementara dilepas dan diaplikasikan basis zinc fosfat cement dan restorasi permanen GIC

b. Pulpektomi devital Pulpektomi devital adalah pengambilan jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa dan saluran akar yang sebelumnya telah didevitalisasi. Kunjungan I

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, excavator, diamond bur, contra angle highspeed, plastic filling, jarum ektirpasi, jarum K-file, jarum lentulo, jarum miller Bahan : cotton pellet, cotton roll, paper point, H2O2, aquadest, pasta formaldehid, zinc oxide eugenol, zinc phospat cement, tumpatan sementara

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Isolasi daerah kerja - Pembukaan akses menggunakan round bur untuk

membuka dan menghilangkan atap pulpa sesuai dengan root map serta menghilangkan jaringan karies pada ruang pulpa

- Melakukan irigasi dengan H2O2 3% dan aquadest steril dan keringkan

- Meletakkan pasta devitalisasi yaitu pasta formaldehid diatas pulpa yang terbuka menggunakan cotton pelet

Page 30: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

29

- Tutup kavitas dengan tumpatan sementara - Instruksi pasien untuk kembali 1 minggu lagi

Kunjungan II

- Isolasi daerah kerja - Membuka tambalan sementara, lihat apakah pulpa

masih vital atau sudah non vital. Bila masih vital maka lakukan lagi perawatan seperti kunjungan pertama, bila pulpa sudah non vital lakukan perawatan selanjutnya

- Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dan dibersihkan - Pengukuran panjang kerja saluran akar dan foto DWP - Melakukan preparasi saluran akar dengan mengangkat

jaringan pulpa di saluran akar menggunakan jarum file endodonti dimulai dari jarum file nomor terkecil sesuai panjang kerja saluran akar

- Melakukan irigasi dengan H2O2 3% dan aquadest steril - Melakukan isolasi ulang daerah kerja menggunakan

cotton roll - Sterilisasi I menggunakan paper point, kapas dan ChKM

/ cresophen - Kavitas ditutup dengan tumpatan sementara

Kunjungan III

- Isolasi daerah kerja dan membuka tambalan sementara - Sterilisasi II menggunakan paper point, kapas dan

ChKM / cresophen - Kavitas ditutup dengan tumpatan sementara

Kunjungan IV

- Isolasi daerah kerja dan membuka tambalan sementara

- Pengisian saluran akar dengan pasta zinc oxide eugenol dan tumpatan sementara

- Foto pengisian pulpotomi - Jika pengisian sudah memenuhi saluran akar, tumpatan

sementara dilepas dan diaplikasikan basis zinc fosfat cement dan restorasi permanen GIC

- c. Pulpektomi non vital

Page 31: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

30

Pulpektomi non vital adalah pengambilan jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa dan saluran akar pada gigi yang mengalami nekrosis pulpa / kematian pulpa Kunjungan I

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, excavator, diamond bur, contra angle highspeed, plastic filling, jarum ektirpasi, jarum K-file, jarum lentulo, jarum miller, Bahan : cotton pellet, cotton roll, H2O2, aquadest, zinc oxide eugenol, zinc phospat cement, tumpatan sementara

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Isolasi daerah kerja - Pembukaan akses menggunakan round bur untuk

membuka dan menghilangkan atap pulpa sesuai dengan root map serta menghilangkan jaringan karies pada ruang pulpa

- Pengukuran panjang kerja saluran akar dan foto DWP - Melakukan preparasi saluran akar dengan mengangkat

jaringan pulpa di saluran akar menggunakan jarum file endodonti dimulai dari jarum file nomor terkecil sesuai panjang kerja saluran akar

- Melakukan irigasi dengan H2O2 3% dan aquadest steril dan keringkan dengan paper point

- Melakukan isolasi ulang daerah kerja menggunakan cotton roll

- Sterilisasi I menggunakan paper point, kapas, dan ChKM / cresophen

- Kavitas ditutup dengan tumpatan sementara Kunjungan II

- Isolasi daerah kerja dan membuka tambalan sementara - Sterilisasi II menggunakan paper point, kapas, dan

ChKM / cresophen - Kavitas ditutup dengan tumpatan sementara

Kunjungan III

Page 32: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

31

- Isolasi daerah kerja dan membuka tambalan sementara - Pengisian ruang pulpa dengan pasta zinc oxide eugenol

dan tumpatan sementara - Foto pengisian pulpektomi - Jika pengisian sudah memenuhi ruang pulpa, tumpatan

sementara dilepas dan diaplikasikan basis zinc fosfat cement dan restorasi permanen GIC

Bagan Alir Pulpektomi

Page 33: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

32

Mulai

Pulpektomi Vital Pulpektomi devital Pulpektomi non vital

Persiapan alat dan

bahan

Melakukan asepsis

dengan mengulas

betadine

Anestesi infiltrasi

Pembukaan akses

menggunakan

roundbur

Kontrol perdarahan

pulpa

Fiksasi jaringan

dengan cotton pellet

+ formocresol

Isolasi daerah kerja

Pengisian SA

dengan Zinc Oxide

Eugenol + TS

Foto pengisian

Aplikasi basis ZnPO₄ + GIC

Kunjungan I

Persiapan alat dan

bahan

Isolasi daerah kerja

Pembukaan akses

menggunakan

roundbur

Irigasi H₂O₂ +

aquadest

Meletakkan pasta

devitalisasi + TS

Isolasi daerah kerja

Cek pulpa masih

vital atau sudah non

vital

Vital

Jaringan pulpa dikamar

pulpa dibersihkan

Intruksi pasien

kembali 1 minggu

lagi

Kunjungan I

Non Vital

Isolasi ulang daerah kerja

Sterilisasi I:

ChKM / cresophen + TS

Kunjungan II

Persiapan alat dan

bahan

Isolasi daerah kerja

Pembukaan akses

menggunakan

roundbur

Pengukuran panjang

kerja SA dan foto

DWP

Preparasi SA

Irigasi H₂O₂ +

aquadest

Kunjungan I

Isolasi daerah kerja

Sterilisasi II:

ChKM / cresophen + TS

Kunjungan II

Isolasi daerah kerja

Pengisian ruang

pulpa dengan Zinc

Oxide Eugenol + TS

Foto pengisian

Aplikasi basis ZnPO₄ + GIC

Kunjungan III

Pengukuran panjang

kerja SA dan foto

DWP

Preparasi SA

Irigasi H₂O₂ +

aquadest

Pengukuran panjang

kerja SA dan foto

DWP

Preparasi SA

Irigasi H₂O₂ +

aquadest

Isolasi ulang daerah kerja

Sterilisasi I:

ChKM / cresophen + TS

Page 34: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

33

Isolasi daerah kerja

Pengisian SA

dengan Zinc Oxide

Eugenol + TS

Foto pengisian

Aplikasi basis ZnPO₄ + GIC

Kunjungan IV

Isolasi daerah kerja

Sterilisasi II:

ChKM / cresophen + TS

Kunjungan III

Kunjungan III dan IV pulpektomi devital

Page 35: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

34

11. Space maintainer Space maintainer merupakan piranti yang digunakan untuk menjaga ruang akibat kehilangan dini gigi sulung pada fase geligi pergantian (mixed dentition). Fungsi dari space maintainer adalah mencegah pergeseran dari gigi ke ruang yang terjadi akibat pencabutan dini, mencegah ektrusi gigi antagonis dari gigi yang dicabut dini, memperbaiki fungsi pengunyahan, memperbaiki fungsi estetik dan fungsi bicara setelah pencabutan dini. Urutan prosedur space maintainer terdiri dari :

- Indikasi pasien dengan kehilangan prematur gigi sulung kepada instruktur IKGA dengan membawa rekam medik dan foto panoramik ( pasien memenuhi syarat perawatan space maintainer )

- Persiapan alat dan bahan Alat : kaca mulut, sonde, pinset, jangka sorong, kawat untuk pengukuran, sendok cetak RA-RB, bowl, spatula gips, tang adams, tang coil, tang 3 jari, table moyers Bahan : alginat, gips biru, malam merah, kawat klamer akrilik

- Persiapan pasien (pengaturan posisi kerja) - Persiapan operator (baju klinik, sarung tangan, masker) - Pencetakan model studi untuk diskusi rencana

perawatan

- Analisa ruang dengan menghitung space pada area premature loss menggunakan table moyers

- Mendesain space maintainer - Mencetak model kerja - Membuat space maintainer - Insersi space maintainer - Kontrol

Page 36: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

35

Bagan Alir Space Maintainer

Mulai

Indikasi pasien SM kepada

instruktur IKGA

Persiapan operator, pasien,

peralatan dan bahan

Cetak model studi SM

Analisa ruang SM

Mendesain SM

Cetak model kerja

Membuat SM

Insersi SM

Selesai

Kontrol

Page 37: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

36

12. Journal reading Journal reading adalah tugas individu dimana dokter gigi muda menilai kesahihan hasil penelitian sebagai bekal dasar bagi evidence based medicine. Tujuan tugas ini agar dokter gigi muda mampu menilai secara kritis kesahihan informasi terkini dan menerapkan dalam pengelolaan kasus yang ada. Urutan prosedur journal reading di departemen IKGA adalah: a. Mahasiswa profesi melapor kepada pembimbing journal

reading b. Mahasiswa mengajukan lebih dari satu judul jurnal sesuai

kompetensi dokter gigi umum c. Mahasiswa menerjemahkan dan mengumpulkan literatur

dan menganalisa kesahihan hasil penelitian dalam jurnal tersebut

d. Mahasiswa mempresentasikan di depan pembimbing dan rekan mahasiswa profesi lainnya di departemen IKGA

e. Pembimbing menjadi narasumber sesuai tema journal reading yang disampaikan

f. Pembimbing menilai performa presentasi dan makalah journal reading

Page 38: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

37

Bagan Alir Pelaksanaan Journal Reading

Mulai

Melapor kepada pembimbing

journal reading

Mengajukan > 1 journal reading

Menerjemahkan dan membuat

makalah

Mempresentasikan journal reading

Menjadi narasumber journal

reading

Menilai performa presentasi dan

makalah journal reading

Selesai

Mahasiswa Profesi

Pembimbing

Page 39: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

38

13. Asistensi Asistensi adalah kegiatan mengasisteni atau membantu operator (mahasiswa profesi) dalam melakukan perawatan kepada pasien. Tujuan asistensi adalah menciptakan perawatan “four handed dentistry” pada anak. Four handed dentistry adalah teknik dalam kedokteran gigi dimana operator dan asisten secara bersama melakukan tindakan perawatan pada pasien. Metode ini bertujuan untuk mempercepat proses dan mengurangi kelelahan pasien dan tenaga kesehatan gigi. Selain itu, metode ini dapat memperpendek waktu perawatan gigi dan meningkatkan kualitas pekerjaan. Urutan prosedur asistensi di departemen IKGA adalah: a. Mahasiswa profesi melapor kepada instruktur klinik bahwa

akan menjadi asisten dari rekan mahasiswa profesi lainnya (operator)

b. Menyiapkan posisi pasien agar merasa nyaman di dental chair

c. Memasang napkin/celemek kepada pasien d. Menyiapkan rekam medik e. Membantu menyiapkan alat dan bahan kedokteran gigi f. Saat prosedur perawatan dimulai, maka asisten harus

membantu memberikan hand instrument dan bahan gigi kepada operator

g. Asisten menjaga regio gigi yang dilakukan perawatan bebas dari saliva menggunakan saliva ejector

h. Asisten menyiapkan dan mengaduk bahan tambalan i. Setelah perawatan selesai, asisten melepaskan

napkin/celemek pasien dan mempersilahkan pasien meninggalkan dental chair

Page 40: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

39

Bagan Alir Asistensi

Mulai

Melapor kepada instruktur klinik

bahwa akan menjadi asisten

Menyiapkan posisi pasien di dental

chair

Memasang alas dada pasien

Menyiapkan rekam medik

Membantu menyiapkan alat dan

bahan KG

Perawatan dimulai, asisten

membantu transfer alat dan bahan

kepada operator

Mahasiswa Profesi

Selesai

Menjaga regio gigi yang dirawat

menggunakan saliva ejector

Menyiapkan dan mengaduk bahan

tambalan

Perawatan selesai, asisten

melepas alas dada px dan

mempersilahkan px meninggalkan

dental chair

Page 41: Standard Operating Procedure REQUIREMENT KLINIK …fkg.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/UN10F14-43-HK0102a-005-SOP... · - Preparasi kavitas sesuai klasifikasi karies menurut Black

40

G. REFERENSI / DOKUMEN TERKAIT 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004

tentang Praktik Kedokteran 4. Buku Pedoman Pendidikan Universitas Brawijaya 5. Buku Pedoman Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Brawijaya.