21
ILMU GIZI “PENILAIAN STATUS GIZI DAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA TOODLER” KELOMPOK 3 Anggota : 1. Feri Adianto 2. Khenia Arini Sekar A. 3. Novika Ana Lely H. 4. Sela Andela 5. Sisca Ayu Vamela 6. Yanti Saputri Kelas : IIB DIV Keperawatan Dosen : Hanna Damanik, SKM, M.Kes KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

Status Gizi Pada Usia Toodler

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keperawatan Palembang

Citation preview

Page 1: Status Gizi Pada Usia Toodler

ILMU GIZI

“PENILAIAN STATUS GIZI DAN KEBUTUHAN NUTRISI

PADA ANAK USIA TOODLER”

KELOMPOK 3

Anggota : 1. Feri Adianto

2. Khenia Arini Sekar A.

3. Novika Ana Lely H.

4. Sela Andela

5. Sisca Ayu Vamela

6. Yanti Saputri

Kelas : IIB DIV Keperawatan

Dosen : Hanna Damanik, SKM, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2015

Page 2: Status Gizi Pada Usia Toodler

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tidak akan terlepas dari makanan karena

makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping oksigen. Tentunya

makanan yang dimaksud adalah bukan sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat

tertentu sehingga memenuhi kebutuhan manusia, dan zat-zat tersebut disebut gizi. Makanan

yang dimakan harus dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat

kesehatan, atau sering disebut status gizi. Ada beberapa kelompok rentan gizi, yaitu suatu

kelompok dalam masyarakat yang rentan sekali menderita gangguan kesehatannya atau rentan

karena kekurangan gizi, salah satunya adalah anak usia toddler. Anak usia toddler berada pada

masa pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang

lebih besar. Oleh sebab itu, jika kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau

kesehatannya.

Oleh karena itulah, sangat penting mengetahui peran gizi pada anak usia toddler,

sehingga memungkinkan tercapainya kecuupan gizi bagi anak usia toddler. Hal tersebut

mendorong kami untuk menulis makalah yang membahas mengenai “ Penilaian status gizi

dan kebutuhan nutrisi pada anak usia toodler”

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui tentang penilaian status gizi

2. Mengetahui tentang status gizi/ nutrisi pada anak usia Toodler

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah metode penilaian status gizi?

2. Bagaimanakah karakteristik usia toodler?

3. Apakah tujuan pemberian nutrisi pada anak usia toodler?

4. Bagaimana kebutuhan gizi anak usia toodler?

5. Bagaimanakah pola dan pilihan makanan pada anak usia toodler?

6. Apakah masalah gizi pada usia toodler?

7. Apakah faktor yang mempengaruhi status gizi pada usia toodler?

Page 3: Status Gizi Pada Usia Toodler

BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Penilaian Status Gizi

1. Istilah Yang Berhubungan dengan Status Gizi

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan status gizi, yaitu:

a. Gizi ( Nutrition )

Gizi adalah suatu. proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara

normal melalui proses digest, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan uatuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan

dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

b. Keadaan gizi

Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan

menggunakan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi

dalam selluler tubuh.

c. Status gizi ( Nutrition Status )

Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan

dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh : Gondok endemik merupakan keadaan

tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.

d. Malnutrition (Gizi salah, Malnutrisi)

Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative maupun absolut

satu atau lebih zat gizi.

Ada 4 bentuk malnutrisi:

1. Under Nutrition : kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode

tertentu

2. Spesific_Desienecy: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vitamin A,

yodium, Fe, dll

3. Over Nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu.

Page 4: Status Gizi Pada Usia Toodler

4. Imbalance : karena disproporsi zat gizi, misalnya : kolesterol terjadi karena tidak

seimbangnya LDL ( Low Density Lipoprotein ), HDL ( High Density Lipoprotein ) dan

VLDL (Very Low Density Lipoprotein ).

2. Penilaian Status Gizi Secara Langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 yaitu:

a. Antropometri

Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka

antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

b. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi

masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan

dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitet ( superficial

epithelial tissues ) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang

dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

c. Biokimia

Adalah pemeriksaan spesimen yang di uji secara laboratoris yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine,

tinja danjuga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

d. Biofisik

Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya

jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

3. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Survei konsumsi makanan

Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan

jenis zat gizi yang dikonsumsi

b. Statistik vital

Page 5: Status Gizi Pada Usia Toodler

Menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan

umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertetitu dan data lainnya yang

bertiubungan dengan gizi

c. Faktor ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil

interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang

tersedia sangat tergantung dari kedaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dll

4. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi

Dalam menentukan diagnosis suatu penyakit perlu digunakan beberapa jenis metode.

Penggunaan satu metode akan memberikan gambaran yang kurang komprehensif tentang

suatu keadaan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan

menggunakan metode adalah sebagai berikut:

1. Tujuan

Tujuan perlu diperhatikan dalam memilih metode, seperti tujuan ingin melihat fisik

seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropometri.

2. Unit sampel yang akan di ukur

Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengaruhi penggunaan

metode penilaian status gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individual, rumah

tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang akan di ukur adalah

kelompok / masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan maka menggunakan metode

antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah bisa dipertanggungjawabkan.

3. Jenis Informasi yang dibutuhkan

Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis informasi

yang diberikan. Jenis informasi antara lain: asupan makanan, berat dan tinggi badan, tingkat

hemoglobin dan situasi sosial ekonomi. Apabila menginginkan informasi tentang asupan

makanan, maka metode yang digunakan adalah survei konsumsi. Jika ingin mengetahui

tingkat hemoglobin maka metode yang digunakan adalah biokimia. Membutuhkan informasi

tentang keadaan fisik (berat badan & tinggi badan) maka metodenya adalah antropometri. Dan

apabila membutuhkan informasi tentang situasi sosial ekonomi, metode yang digunakan

adalah pengukuran faktor ekologi.

Page 6: Status Gizi Pada Usia Toodler

4. Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan

Tiap metode penilaian gizi mempunyai tingkat reliabilitas dan akurasi yang berbeda-

beda. Contoh penggunaan metode klinis dalam menilai tingkatan pembesaran kelenjar gondok

adalah sangat subyektif sekali. Penilaian ini membutuhkan tenaga medis dan paramedis yang

terlatih dan mempunyai pengalaman yang cukup dibidangnya. Berbeda dengan penilaian

secara biokimia yang mempunyai reliabilitas dan akurasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu

jika ada biaya, tenaga dan sarana yang mendukung, maka penilaian status gizi dengan

biokimia sangat dianjurkan.

5. Tersedianya fasilitas dan peralatan

Berbagai jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi.

Fasilitas tersebut ada yang mudah didapat ada yang sulit diperoleh. Umumnya fasilitas dan

peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi secara antropometri relatif mudah

didapat dibanding dengan peralatan penentuan status gizi dengan biokimia.

6. Tenaga

Ketersediaan tenaga baik jumlah, maupun mutu sangat mempengaruhi penggunaan

metode penentuan status gizi. Jenis tenaga yang digunakan antara lain ; dokter, ahli kimia dan

tenaga lain. Penilaian status gizi secara biokimia perlu tenaga ahli kimia/analis kimia karena

menyangkut berbagai jenis bahan kimia yang harus dikuasai. Jika menggunakan cara

antropometri tidak perlu tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih sebelum menjalankan

tugasnya. Kader gizi di posyandu adalah tenaga gizi yang tidak ahli tetapi dapat

melaksanakan tugas dengan baik, walaupun disana sini masih terdapat kekurangannya. Tugas

utama kader gizi adalah melakukan pengukuran antropometri seperti mengukur tinngi badan,

berat badan dan umur anak. Setelah mendapat data mereka dapat memasukkan pada KMS dan

langsung dapat menginterpretasikan data tersebut.

Penilaian status gizi secara klinis membutuhkan tenaga medis ( dokter) karena salah satu

tugasnya adalah menginterpretasikan tanda-tanda klinis.

7. Waktu

Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi mempengaruhi metode yang akan

digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan, tahunan. Apabila kita ingin

menilai status gizi di suatu masyarakat dan waktu yang singkat maka menggunakan metode

Page 7: Status Gizi Pada Usia Toodler

antropometri. Jika menggunakan metode biokimia membutuhkan waktu yang lama, biaya,

tenaga dan peralatan yang memadai.

8. Dana

Masalah dana juga mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk menilai

status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal dibanding dengan metode

lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalain penilaian

status gizi.

Jadi penilaian metode status penilaian gizi harus mempertimbangkan faktor tersebut

diatas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri tapi saling mengait. Oleh karena itu untuk

menentukan metode penilaian status gizi harus memperhatikan keseluruhan dan mencermati

kelebihan dan kekurangan tiap metode tersebut.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

a. Faktor Langsung

1. Konsumsi Makanan

Faktor makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh langsung terhadap

keadaan gizi seseorang karena konsumsi makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh,

baik kualitas maupun kuantitas dapat menimbulkan masalah gizi (Khumaidi,1996).

2. Infeksi

Timbulnya KEP tidak hanya karena makanan yang kurang, tetapi juga karena

penyakit. Anak mendapatkan makanan cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam,

akhirnya dapat menderita KEP. Sebaliknya anak yang makannya tidak cukup baik, daya

tahan tubuh dapat melemah. Dalam keadaan demikian mudah diserang infeksi, kurang nafsu

makan, dan akhirnya mudah terserang KEP (Soekirman, 2000)

b. Faktor tidak langsung

1. Tingkat Pendapatan

Pendapatan keluarga merupakan penghasilan dalam jumlah uang yang akan

dibelanjakan oleh keluarga dalam bentuk makanan. Kemiskinan sebagai penyebab gizi

kurang menduduki posisi pertama pada kondisi yang umum. Hal ini harus mendapat

Page 8: Status Gizi Pada Usia Toodler

perhatian serius karena keadaan ekonomi ini relatif mudah diukur dan berpengaruh besar

terhadap konsumen pangan.

Golongan miskin menggunakan bagian terbesar dari pendapatan untuk memenuhi

kebutuhan makanan, dimana untuk keluarga di negara berkembang sekitar dua pertiganya

(Suhardjo, 1996).

2. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi ibu merupakan proses untuk merubah sikap dan perilaku

masyarakat untuk mewujudkan kehidupan yang sehat jasmani dan rohani. Pengetahuan ibu

yang ada kaitannya dengan kesehatan dan gizi erat hubungannya dengan pendidikan ibu.

Semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi pula pengetahuan akan kesehatan dan gizi

keluarganya. Hal ini akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas zat gizi yang dikonsumsi oleh

anggota keluarga ( Soekirman,2000).

3. Sanitasi Lingkungan

Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai

jenis penyakit antara lain diare, kecacingan,dan infeksi saluran pencernaan. Apabila anak

menderita infeksi saluran pencernaan, penyerapan zat-zat gizi akan terganggu yang

menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi. Seseorang kekurangan zat gizi akan mudah

terserang penyakit,dan pertumbuhan akan terganggu (Supariasa dkk,2002).

6. Masalah Gizi Kurang

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau

status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara

efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja,

dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.

Gizi kurang dapat terjadi karena seseorang mengalami kekurangan salah satu zat gizi

atau lebih di dalam tubuh (Almatsier, 2005).

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi yang banyak dihadapi oleh negara-

negara yang sedang berkembang. Hal ini dapat terjadi karena tingkat pendidikan yang rendah,

pengetahuan yang kurang mengenai gizi dan perilaku belum sadar akan status gizi. Contoh

masalah kekurangan gizi, antara lain KEP (Kekurangan Energi Protein), GAKI (Gangguan

Akibat Kekurangan Iodium), Anemia Gizi Besi (AGB) (Apriadji, 1986).

Page 9: Status Gizi Pada Usia Toodler

7. Masalah Gizi Lebih

Status gizi lebih merupakan keadaan tubuh seseorang yang mengalami kelebihan berat

badan, yang terjadi karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk

cadangan berupa lemak. Ada yang menyebutkan bahwa masalah gizi lebih identik dengan

kegemukan. Kegemukan dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya yaitu dengan

munculnya penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner,

hipertensi, gangguan ginjal dan masih banyak lagi (Soerjodibroto, 1993).

Masalah gizi lebih ada dua jenis yaitu overweight dan obesitas. Batas IMT untuk

dikategorikan overweight adalah antara 25,1 – 27,0 kg/m2, sedangkan obesitas adalah ≥ 27,0

kg/m2 (Suyono, 1986).

B. Status gizi pada anak usia Toodler (1-3 Tahun)

1. Karakteristik Usia Toodler

Toddler adalah anak adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan. Secara

umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badan berjalan cukup stabil/

lambat.Rata-rata bertambah sekitar 2,3 kg/tahun,sedangkan tinggi badan bertambah sekitar 6–

7 cm / tahun ( tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah dibanding anggota tubuh lain ).

Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi dengan

berbagai perubahan dan stress, sehingga saat ini sudah bisa diajarkan toilet training . Pada

fase ini perkembangan motorik sangat menonjol. Toddler tersebut ditandai dengan

peningkatan kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif

lebih besar.

2. Tujuan pemberian nutrisi pada anak usia toodler

Usia toddler adalah usia anak dari 1-3 tahun, dimana pada usia tersebut sangat rentan

terganggu kesehatannya. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa kondisi antara lain:

1. Anak usia toddler baru berada pada masa transisi dari makanan bayi ke makanan anak-

anak.

2. Biasanya ibu dari anak usia toddler sudah mulai kembali ke rutinitasnya secara penuh

sehingga perhatian ibu sedikit berkurang.

Page 10: Status Gizi Pada Usia Toodler

3. Anak usia toddler sudah mulai main di tanah, dan sudah dapat main di luar rumahnya

sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang

memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.

4. Anak usia toddler belum dapat mengurus diriya sendiri, termasuk dalam memilih

makanan. Di pihak lain, ibunya sudah tidak terlalu memperhatikan lagi makanan

anaknya, karena sudah kembali ke rutinitasnya.

Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik – baiknya kepada anak usia toddler,

bertujuan sebagai berikut :

1. Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam:

a. Memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit.

b. Melaksanakan berbagai jenis aktivitas.

c. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.

2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan

yang diperlukan (FKUI (Edisi 1), 1985).

3. Kebutuhan gizi untuk anak usia toodler

a. Kecepatan pertumbuhan berkurang secara dramatis sehingga kebutuhan anak usia ini

terhadap kalori, protein dan cairan menurun.

b. Kebutuhan kalori 102 kkal/kgBB/hari & Kebutuhan protein 1,2 gr/kgBB/hari.

c. Pemberian susu tidak lebih dari 1 liter / hari untuk membantu menjamin asupan makanan

yang kaya zat besi. Pemeriksaan hematokrit harus dilakuakn untuk screening anemia.

d. Anak toddler dengan diet vegetarian tidak menerima protein yang cukup, harus dirujuk ke

ahli gizi.

Jenis-jenis kebutuhan nutrien yang di perlukan anak usia toddler yaitu sebagai berikut:

1. Air, merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk nutrien lainnya.

Berikut ini adalah tabel kebutuhan anak usia toddler untuk pemenuhan kebutuhan terhadap air

No. Usia Air per kg BB per hari (ml)

1. 1 tahun 120 – 135

2. 2 tahun 135-150

Sekitar 65% dari bobot tubuh adalah air. Air ini merupakan unsur paling penting

diantara semua nutrien dan terdapat baik dalam makanan padat maupun dalam minuman.

Page 11: Status Gizi Pada Usia Toodler

Sejumlah kecil air dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan media tempat semua proses

metabolisme berlangsung.

2. Protein, ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Tedapat dua jenis protein, yaitu :

a. Protein hewani : yang didapat dari daging hewan.

b. Protein nabati : yang didapat dari tumbuh – tumbuhan.

c. Lemak, pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali

lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Lemak berfungsi untuk

mempermudah absorsi vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K.

d. Karbohidrat, adalah sumber tenaga pada anak. Pada anak yang mendapatkan asupan

karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi. Dibawah  ini kebutuhan kalori

untuk anak usia toddler (marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988) :

No. Usia Berat badan (kg) Permukaan tubuh (m2) Cal/kg (kg)

1. 6 bln – 12 bln 8 – 12 0,35 – 0,45 50 – 60

2. 12 bln – 24 bln 10 – 15 0,45 – 0,55 45- 50

e. Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi untuk

mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988).

f.  Mineral, terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan protein. Mineral merupakan unsur

esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting dalam pengendalian

komposisi cairan tubuh. Unsur – unsur mineral di dalam tubuh kurang lebih 3% dari

keseluruhan bobot tubuh. Sejumlah mineral yang terlibat dalam pelbagai proses tubuh :

kalsium, fosfor, kalium/ potassium, sulfur/ belerang, natrium/ sodium, klor, besi fluor,

tembaga, seng, yodium, kobalt, mangan, magnesium, kromium dan selenium.

4. Pola dan pilihan makanan untuk anak usia toodler

1. Pada usia 12 bulan, kebanyakan toddler makan makanan keluarga.

2. Pada usia 18 bulan, sebagaian besar toddler mengalami anoreksi fisiologis dan

menjadi pemilih dalam hal makanan,menginginkan suatu makanan tertentu, mkan

dalam jumlah besar di suatu hari dan sangat sedikit di hari berikutnya.

3. Toddler memilih makanan sendiri dan lebih menyukai makanan dalam porsi kecil

(makanan yang enak dan mengundang selera).

4. Toddler lebih menyukai satu jenis makanan dalam piring daripada makanan yang

dicampur.

Page 12: Status Gizi Pada Usia Toodler

5. Orangtua harus menanjurkan penggunaan alat makan tetapi menyadari bahwa toddler

lebih menyukai mengunakan tangan.

Contoh Menu makanan pada Usia Toodler:

• Pukul 06.00 : Susu

• Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim

• Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan

• Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim

• Pukul 14.00 : Susu 

• Pukul 16.00 : Makanan selingan 

• Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim 

• Pukul 20.00 : Susu. 

e. Masalah gizi pada usia toodler

Kecepatan perkembangan turun ketika usia toddler (1-3 tahun). Kebutuhan anak akan

kalori lebih rendah, tetapi terdapat peningkatan jumlah protein dalam hubungan berat badan.

Kalsium dan fosfor penting untuk perkembangan tulang. Pada usia ini anak lebih tertarik

dalam lingkungan dan meningkatkan keterampilan motorik dibanding dengan makanan.

f. Faktor yang mempengaruhi status gizi pada usia toodler

1. Sulit makan, anak usia 1-3 tahun mencapai suatu fase gemar memproses.  Masa ini

dinamakan “berkeras kepala”, apabila anak disuruh makan dia akan menolaknya

apalagi bila dipaksa ia merasa tertekan. Hal inilah yang menyebabkan gizi terganggu.

2. Banyak mengemil atau jajan, anak yang baru tumbuh banyak memerluka aktivitas di

luar rumah, seperti bermain. Ketika di luar rumah makanan tidak terkontrol dan

mereka cenderung lebih menyukai mengemil atau jajan.

3. Mengemut makanan, anak-anak suka mengemut makanan lebih lama dalam mulutnya

karena makanan yang dikunyahnya terutama yang mengandung karbohidrat terasa

semakin manis. Oleh karena itu, makanan yang diberikan tidak cepat habis dan

pemenuhan gizi tidak terpenuhi.

4. Sosial budaya, pengaruh sosial budaya berasal dari keluarga dan masyarakat. Seperti

berbagai makanan yang tabu dikenakan pada anak balita, dan justru menyebabkan

bagian makanan yang diberikan kepada anak-anak jauh dibawah kebutuhannya. Selain

itu, keluarga ayah biasanya lebih berkuasa dan paling banyak mendapat bagian

makanan, sedangkan balita tetap tidak diperhatikan.

Page 13: Status Gizi Pada Usia Toodler

PERTANYAAN:

1. Kebanyakan toodler makan makanan keluarga, apakah itu dibatasi atau tdk?

JAWAB :

Anak usia toodler memang harus sudah dikenalkan dengan makanan keluarga. Akan tetapi

syarat makanan yang diberikan itu harus sesuai dengan usia toodler. Adapun syarat

makanannya yaitu:

1. Memenuhi kecukupan zat gizi dan energi sesuai dengan umurnya.

Orang tua harus memberikan makanan kepada anak toodler dengan mempertimbangkan

zat gizi dan energi yang terkandung dalam makanan tersebut, seperti kecukupan

karbohidrat, protein, lemak, dll.

2. Susunan hidangan disesuaikan dengan menu seimbang dengan bahan makanan setempat

yang tersedia.

3. Bentuk dan posisi makanan disesuaikan dengan daya terima dan toleransi.

4. Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.

Page 14: Status Gizi Pada Usia Toodler

DAFTAR PUSTAKA

Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Atmarita, Tatang S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Makalah

pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei 2004

Febry, Ayu Bulan, dkk. 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. PT. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Proverawati, Atikah Dan Erna Kusuma Wati. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan. PT. Nuha

Medika. Yogyakarta.

http://zaebetterhealth.blogspot.co.id/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-toddler.html

http://makalahlistavanny.blogspot.co.id/2014/10/kebutuhan-nutrisi-pada-berbagai-

tahapan.html

http://www.sinarharapan.co/sehat/read/19801/ketahui-kebutuhan-gizi-di-berbagai-usia-1

http://rizkydhea.blogspot.co.id/2014/03/tugas-idk-v-peran-gizi-pada-usia-toddler.html