32
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur selalu terucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, nikmat kesehatan, dan umur serta karunia-Nya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar kimia yang berjudul Peranan Enzim Selulase dalam Pembetukan Bioetanol dari Ampas Tebu Shalawat serta salam tetap tercurahkan buat pemimpin dunia yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan menuju alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini yaitu Nabi Muhammad SAW. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Namun penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Miharty, M.Pd selaku dosen pembimbing i

Step 3

  • Upload
    lim-mun

  • View
    18

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Step 3

Citation preview

Page 1: Step 3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur selalu terucapkan kehadirat

Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, nikmat kesehatan, dan umur serta

karunia-Nya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

seminar kimia yang berjudul Peranan Enzim Selulase dalam Pembetukan

Bioetanol dari Ampas Tebu

Shalawat serta salam tetap tercurahkan buat pemimpin dunia yang telah

membawa umat manusia dari alam kebodohan menuju alam yang berilmu

pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini yaitu Nabi Muhammad SAW.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan

kerjasama berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Namun

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Miharty, M.Pd selaku dosen pembimbing

2. Ibu Dra. Betty Holiwarni, M.Pd selaku koordinator mata kuliah Seminar

Kimia

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UR

4. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberi motivasi

5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca.

i

Page 2: Step 3

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan

makalah ini untuk semua pecinta ilmu pengetahuan. Semoga bermanfaat bagi

kita semua.

Pekanbaru, September 2011

Penulis

DAFTAR ISI

ii

Page 3: Step 3

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v

RINGKASAN...............................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4

2.1 Ampas Tebu.........................................................................................................4

2.2 Selulosa................................................................................................................4

2.3 Enzim...................................................................................................................5

2.4 Enzim Selulase.....................................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................11

BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

DAFTAR TABEL

iii

Page 4: Step 3

Tabel 1. Perkembangan Kebutuhan Bahan Bakar Solar di Indonesia...........................2

iv

Page 5: Step 3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ampas Tebu (Bagas)....................................................................................4

Gambar 2. Selulosa........................................................................................................5

Gambar 3. Selulosa kristal menjadi selulosa...............................................................12

Gambar 4. Hidrolisis selulosa menjadi selobiosa........................................................12

Gambar 5. Hidrolisis selobiosa menjadi glukosa.........................................................13

Gambar 6. Skema tahap-tahap hidrolisis selulosa secara enzimatis............................13

v

Page 6: Step 3

RINGKASAN

Ampas tebu sebagai limbah pabrik gula merupakan salah satu bahan

lignoselulosa yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber energi seperti

bioetanol. Bahan lignoselulosa, termasuk dari ampas tebu terdiri atas tiga

komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa dapat

dihidrolisis dengan menggunakan enzim selulase. Enzim selulase merupakan

campuran dari beberapa enzim, yaitu endoglukanase, eksoglukanase

(selobiohidrolase), dan β-glukosidase. Hasil hidrolisis selulosa merupakan

glukosa yang selanjutnya difermentasi sehingga terbentuk etanol. Etanol yang

dihasilkan setelah proses dehidrasi dapat digunakan sebagai alternatif pengganti

Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kata Kunci: enzim, selulase, bioetanol

vi

Page 7: Step 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap manusia memanfatkan sumber daya hayati untuk memenuhi

kelangsungan hidupnya. Akan tetapi penggunaan tersebut haruslah memiliki

tujuan yang positif, sehingga nantinya tidak akan membahayakan manusia itu

sendiri. Jika terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan persediaan energi maka

akan mengakibatkan suatu masalah dan perlu segera dicari pemecahannya.

Berdasarkan perkiraan dan perhitungan para ahli, pada tahun 2010an produksi

minyak akan menurun tajam dan bisa menjadi titik awal kesenjangan energi,

ditambah lagi dengan tidak menentunya harga minyak di pasar Internasional yang

mengakibatkan melambungnya harga minyak dunia yang merupakan sumber

energi primer yang banyak digunakan. 

Situasi ini juga telah berpengaruh pada bangsa Indonesia. Dimana minyak

bumi menjadi sumber energi utama. Hal ini menyebabkan naiknya ongkos

produksi akibat adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk

itulah perlu solusi energi alternatif yang dapat menggantikan minyak bumi atau

bahan bakar fosil lainnya yang bersifat lebih efisien, ramah lingkungan dan

terbaharui. (Nugrohoadi, 2008)

Satu kelemahan dari minyak bumi adalah sifatnya yang tidak bisa

diperbaharui. Proses pembentukan minyak bumi di dalam perut bumi

membutuhkan waktu berjuta-juta tahun. Sebaliknya, pengeksploitasian minyak

bumi dilakukan setiap hari. Bisa dibayangkan jika pengambilan minyak bumi

Page 8: Step 3

2

dilakukan terus menerus pasti ketersediaannya semakin menipis. Risiko yang

mungkin dihadapi adalah habisnya cadangan minyak bumi di dalam perut bumi.

(Simamora, 2008)

Kebutuhan bahan bakar untuk Indonesia, misalnya, para pakar sudah

memperkirakan bahwa cadangan minyak dan gas bumi negeri ini tidak akan lebih

lama lagi dari 25 tahun ke depan. (Effendi, 2004)

Tabel 1. Perkembangan Kebutuhan Bahan Bakar Solar di Indonesia

TAHUN KETERANGAN

1996 – 19971997 – 19981999 – 200020002005

2007 - 2015

Kebutuhan solar 19,3 juta kilo literKebutuhan solar 22,2 juta kilo literImpor BBM dalam negeri 31.707 juta barelIndonesia sudah mengimpor 5-6 miliar liter pertahunSubsidi solar sebagian besar dicabut dan harga disesuaikan dengan harga minyak duniaKebutuhan solar 19,3 juta kilo liter

(Susilo. 2006)

Namun tanpa disadari, tingginya produktivitas ini juga berimplikasi pada

tingginya dampak lingkungan di satu sisi dan dampak penipisan sumber daya

alam di sisi lain. Dampak pencemaran lingkungan antara lain terbukti dengan

tingginya pencemaran udara ambient di kawasan perkotaan akibat penggunaan

bahan bakar fosil. Juga semakin masifnya gas-gas rumah kaca (CO2, CH4, N2O,

HFCS, PFCS, dan SF6) di lapisan luar atmosfer kita, sehingga menghalangi

transfer kembali sebagian panas matahari dari permukaan bumi ke angkasa luar.

Situasi ini pada gilirannya meningkatkan suhu atmosfer kita secara global (global

warming) yang bermuara pada situasi ketidakmenentuan keadaan iklim di

berbagai belahan dunia.

Page 9: Step 3

3

Melihat realitas lingkungan global dengan dampak global warming, kita

dapat memetik beberapa hal yang harus dilakukan selain mengusahakan adaptasi

untuk memperkecil risiko atas potensi bencana yang mungkin akan terjadi.

Pertama, mencari alternatif bahan bakar yang lebih bersih (cleaner fuels). Kedua,

mencari solusi diversifikasi bahan bakar sehingga ke depan negara kita tidak

bergantung pada bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis.

Ketiga, mengembangkan bahan bakar baru dan terbarukan (new and renewable

fuels) yang potensial dapat dikembangkan dan dapat menjadi competitive

advantage bagi Indonesia di pasar Internasional. (Nugrohoadi, 2008)

Indonesia memiliki potensi limbah biomassa / limbah pertanian yang

sangat melimpah seperti ampas tebu (bagas). Berdasarkan data dari Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ampas tebu yang dihasilkan

sebanyak 32% dari berat tebu giling. Sebanyak 60% dari ampas tebu tersebut

dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai bahan bakar, bahan baku untuk kertas,

industri jamur, bahan baku industri kanvas rem dan lain-lain. Oleh karena itu,

diperkirakan sebanyak 40% dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan.

(Binoto,et al., 2010)

Ampas tebu merupakan bahan lignoselulosa yang berpotensi untuk

dikembangkan menjadi bioetanol yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai

alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM)

Berdasarkan kenyataan di atas, maka penulis ingin membahas tentang

pemanfaatan lignoselulosa ampas tebu untuk produksi bioetanol.

Page 10: Step 3

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ampas Tebu

Ampas tebu sebagai limbah pabrik gula merupakan salah satu bahan

lignoselulosa yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber energi seperti

bioetanol. Konversi bahan lignoselulosa menjadi bioetanol mendapat perhatian

penting karena bioetanol dapat digunakan untuk mensubstitusi bahan bakar bensin

untuk keperluan transportasi. Bahan lignoselulosa, termasuk dari ampas tebu

terdiri atas tiga komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin.

Konversi bahan lignoselulosa menjadi etanol pada dasarnya terdiri atas perlakuan

pendahuluan, hidrolisis selulosa menjadi gula, fermentasi gula menjadi etanol, dan

pemurnian etanol melalui proses distilasi dan dehidrasi. (Hermiati,et.al, 2010)

Gambar 1. Ampas Tebu (Bagas)

2.2 Selulosa

Selulosa merupakan komponen struktural utama dinding sel. Selulosa

dicirikan dengan kekuatan daya tahannya yang tinggi terhadap zat-zat kimia dan

relatif tidak larut dalam air. Selulosa dapat dihidrolisis dengan enzim selulosa.

Page 11: Step 3

5

Karena tubuh manusia tidak memiliki enzim ini maka selulosa tidak dapat

dimanfaatkan atau dicerna oleh tubuh manusia. (Kusnandar, 2010)

Gambar 2. Selulosa

Selulosa merupakan polisakarida yang melimpah. Bila dihidrolisa

sempurna, maka selulosa menghasilkan D glukosa yang dihubungkan oleh ikatan

beta (1-4), namun selulosa tidak dapat dikonsumsi oleh manusia karena tidak

adanya enzim selulase dan selebiase dalam alat pencernaan manusia. (Azmi,

2008)

2.3 Enzim

Enzim merupakan molekul protein yang berfungsi untuk mempercepat

reaksi kimia dalam sistem biologis, tanpa terlibat di dalam proses. Enzim

merupakan biokatalisator yang sangat efektif dalam meningkatkan kecepatan

reaksi kimia spesifik, artinya pada kondisi tanpa enzim reaksi biokimia

berlangsung secara lambat. Enzim berperan dalam meningkatkan kecepatan reaksi

dengan cara menurunkan energi aktivasi (Kusnandar. 2010)

Page 12: Step 3

6

Enzim mempercepat reaksi paling sedikit sejuta kali. Memang, tanpa

enzim, kecepatan sebagian besar reaksi kimia di dalam sistem biologi sedemikian

rendah sehingga tidak dapat diukur. Enzim sangatlah spesifik, baik terhadap

reaksi yang dikatalisisnya maupun terhadap reaktan yang diolahnya, yang disebut

substrat. Suatu enzim biasanya mengkatalisis satu reaksi kimia saja, atau

seperangkat reaksi yang sejenis.. (Lubert.2000)

Enzim bekerja pada substrat yang spesifik. Terdapat berbagai jenis enzim

yang sering digunakan dalam proses pangan, diantaranya protease, amilase, dan

lipase. Protease merupakan enzim yang berperan dalam reaksi yang melibatkan

pemecahan protein. Enzim ini memecah protein dengan bantuan air sehingga

dikelompokkan dalam enzim hidrolase. Protease dapat dihasilkan dari hewan,

tanaman, atau mikroba secara ekstraseluler ataupun intraseluler.

Suatu enzim dapat diberi nama berdasarkan nama trivial dan nama

sistematik. Penamaan suatu enzim sistematik dibuat oleh suatu persamaan

biokimia Internasional (commission on enzymes of the international union of

biochemistry = CEIUB). Penamaan ini didasarkan pada macam reaksi yang

dikatalis, maka dalam hal ini enzim dapat dikelompokkan atas: (Azmi. 2008)

1. Hidrolase

Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan

pertolongan air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan substratnya

yaitu :

Page 13: Step 3

7

Karbohidrase, yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.

Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikannya,

misal :

a. Amilase, yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu

polisakarida) menjadi maltosa 9 suatu disakarida).

b. Sukrase, yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi

glukosa dan fruktosa.

c. Laktase, yaitu enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan

galaktosa.

d. Selulase, emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida)

menjadi selobiosa ( suatu disakarida)

e. Pektinase, yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi asam-

pektin.

Esterase, yaitu enzim-enzim yang memecah golongan ester.

Contoh-contohnya :

a. Lipase, yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan

asam lemak.

b. Fosfatase, yaitu enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas

asam fosfat.

Proteinase atau Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan

protein.

Contoh-contohnya:

Page 14: Step 3

8

a. Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam

amino.

b. Gelatinase, yaitu enzim yang menguraikan gelatin.

c. Renin, yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.

2. Oksidase dan reduktase , yaitu enzim yang menolong dalam proses oksidasi

dan reduksi.

Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;

a. Dehidrogenase : enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah

zat-zat organik menjadi hasil-hasil oksidasi.

b. Katalase : enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan

oksigen.

3. Desmolase , yaitu enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan

beberapa ikatan lainnya.

Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :

a. Karboksilase : yaitu enzim yang mengubah asam piruyat menjadi

asetaldehida.

b. Transaminase : yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu

asam amino ke suatu asam organik sehingga yang terakhir ini berubah

menjadi suatu asam amino.

(Irfani, 2007)

Page 15: Step 3

9

2.4 Enzim Selulase

Enzim selulase adalah nama bagi semua enzim yang memutuskan ikatan

glikosidik beta-1,4 di dalam selulosa, dan turunannya. Selulase tidak dimiliki oleh

manusia, karena itu manusia tidak dapat menguraikan selulosa. Tetapi hal ini

dapat dilakukan oleh beberapa hewan seperti kambing, sapi, dan insekta seperti

rayap karena dalam sistem pencernaannya mengandung bakteri dan protozoa yang

menghasilkan enzim selulase yang akan menghidrolisis (mengurai) ikatan

glikosidik beta-1,4. Oleh karena reaksi yang ditimbulkan oleh selulase saat

mengurai selulosa adalah hidrolisis, maka selulase diklasifikasikan ke dalam jenis

enzim hidrolase. (Anonim, 2010)

Enzim selulase dapat mengubah selulosa tak-tersubstitusi menjadi

selobiosa yang kemudian dihidrolisis lebih lanjut dengan -glukosidase.

Pemutusan ikatan ini akan menghasilkan oligosakarida turunan selulosa, untuk

akhirnya diubah menjadi monomer glukosa. Selulase termasuk sistem

multienzim yang terdiri dari endoglukanase, selobiohidrolase (eksoglukanase),

dan -glukosidase. Semua komponen tersebut bekerja secara sinergis untuk

mendegradasi selulosa. Selulase dihasilkan oleh mikroorganisme dan dapat

diekstrak secara ekstraseluler pada jamur dan bakteri. Terdapat 3 kelompok

enzim utama yang menyusun selulase berdasarkan spesifitas substrat masing-

masing, yaitu :

1. Enzim endo- ß-1,4 glukanase, memiliki nama sistimatik ß-1,4-D-Glukano

hidrolase (EC. 3.2.1.4). Enzim ini menghidrolisis ikatan glikosidik ß-1,4

Page 16: Step 3

10

secara acak dan bekerja terutama pada daerah amorf dari serat selulosa,

seperti pada Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

2. Enzim ß-1,4-D-Glukan Selobiohidrolase (EC.3.2.1.91), menyerang ujung

rantai selulosa non pereduksi dan menghasilkan selobiosa.

3. Enzim ß-1,4-Glukosidase dengan nama sistimatik ß-1,4-Glukosida

Glukohidrolase (EC.3.2.1.21), menghidrolisis selobiosa dan rantai pendek

selo-oligosakarida dan menghasilkan D-glukosa.

(Monica, 2007)

Page 17: Step 3

11

BAB III

PEMBAHASAN

Selulase termasuk dalam kelompok enzim hidrolase yang

mengkatalisis reaksi hidrolisis pada substrat. Hidrolisis merupakan proses

pemecahan suatu subtrat menjadi senyawa–senyawa yang lebih sederhana

dengan pertolongan air, kemudian dilakukan oleh asam atau enzim. Apabila

ditinjau dari satuan–satuan penyusun selulosa maka hidrolisis selulosa akan

menghasilkan glukosa.

Hidrolisis selulosa terjadi dengan memutusan ikatan silang ß(1-4)-

glikosidik antara rantai yang satu dengan yang lainya sehingga terjadi

pemecahan selulosa menjadi rantai selulosa yang lebih pendek dengan memutus

ikatan sampai akhirnya menjadi monomer glukosa. (Monica, 2007)

Enzim selulase biasanya merupakan campuran dari beberapa enzim,

Sedikitnya ada tiga kelompok enzim yang terlibat dalam proses hidrolisis

selulosa, yaitu 1) endoglukanase yang bekerja pada wilayah serat selulosa yang

mempunyai kristalinitas rendah untuk memecah selulosa secara acak dan

membentuk ujung rantai yang bebas, 2) eksoglukanase atau selobiohidrolase yang

mendegradasi lebih lanjut molekul tersebut dengan memindahkan unit-unit

selobiosa dari ujung-ujung rantai yang bebas, dan 3) β-glukosidase yang

menghidrolisis selobiosa menjadi glukosa. Jumlah enzim yang diperlukan untuk

hidrolisis selulosa berbeda-beda, bergantung pada kadar padatan tidak larut air

(water insoluble solids) pada bahan yang akan dihidrolisis. Sampai tahap tertentu,

Page 18: Step 3

selobiohidrolase

selulosa selobiosa

12

semakin banyak selulase yang digunakan, semakin tinggi rendemen dan kecepatan

hidrolisis, namun juga meningkatkan biaya proses. (Fatimah, 2011)

Mekanisme hidrolisis selulosa secara enzimatis menjadi glukosa:

Gambar 3. Selulosa kristal menjadi selulosa

Tahap aktivasi yang disebabkan oleh enzim endoglukanase. Enzim ini

akan menghidrolisis ikatan glikosidik beta-1,4-, yaitu dengan menyerang bagian

serat yang amorf untuk membuka jalan bagi kerja enzim eksoglukanase

(selobiohidrolase) sehingga terbentuk selulosa reaktif.

Gambar 4. Hidrolisis selulosa menjadi selobiosa

Page 19: Step 3

13

Enzim selobiohidrolase (eksoglukananase) akan menyerang ujung rantai

selulosa non pereduksi dan menghasilkan selobiosa. Akan tetapi, enzim ini tidak

dapat menghidrolisis selobiosa.

Gambar 5. Hidrolisis selobiosa menjadi glukosa

Selobiosa tergolong ke dalam disakarida. Dikarenakan enzim

selobiohidrolase tidak mampu memecah selobiosa, maka enzim β-glukosidase

selanjutnya bereaksi memecah selobiosa menjadi glukosa.

Gambar 6. Skema tahap-tahap hidrolisis selulosa secara enzimatis

Page 20: Step 3

14

Glukosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis selulase, selanjutnya

difermentasi menjadi etanol dengan bantuan ragi Saccharomyces cerevisiae dan

bakteri Zymmomonas mobilis. Fermentasi biasanya dilakukan pada suhu 300C, pH

5, dan sedikit aerobik.

Setelah proses fermentasi selesai, cairan dimasukkan ke dalam

evaporator dengan suhu evaporator dipertahankan 79 – 810C. Pada suhu ini,

etanol sudah menguap, sedangkan air tidak menguap. Uap etanol dialirkan

ke destilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran destilator. Destilasi

pertama biasanya kadar etanol masih di bawah 94 %. Apabila kadar destilasi

masih di bawah 94 % maka perlu dilakukan destilasi ulang hingga kadar

etanolnya 94 %. Setelah kadar 94 % tercapai, selanjutnya dilakukan dehidrasi

atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur

tohor atau zeolit sintetis. Larutan dibiarkan semalam. Etanol hasil dehidrasi

memiliki kemurnian hingga 99,5%. (Fatimah, 2011)

Page 21: Step 3

15

BAB IV

KESIMPULAN

Ampas tebu sebagai limbah pabrik gula merupakan salah satu bahan

lignoselulosa yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber energi

seperti bioetanol.

Selulosa merupakan polisakarida yang melimpah. Bila dihidrolisa sempurna,

maka selulosa menghasilkan D glukosa yang dihubungkan oleh ikatan beta (1-

4).

Selulase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan -1,4-glukosida

pada selulosa dan turunannya. Selulase termasuk sistem multienzim yang

terdiri dari endoglukanase, selobiohidrolase, dan -glukosidase

Glukosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis selulase, selanjutnya

difermentasi menjadi etanol dengan bantuan ragi Saccharomyces cerevisiae

dan bakteri Zymmomonas mobilis. Etanol yang dihasilkan setelah proses

dehidrasi memiliki kemurnian hingga 99,5%, yang dapat dijadikan sebagai

alternatif Bahan Bakar Minyak (BBM)

Page 22: Step 3

16

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010. Selulase. From: http://id.wikipedia.org/wiki/selulase, 29 Juli 2011

Azmi, Johni. 2008. Biokimia 1(Biomolekul). Pekanbaru : Universitas Riau

Binoto, et al.2010. Hidrolisis Ampas Tebu Secara Enzimatis Menggunakan Trichoderma reesei. From: http://eprints.undip.ac.id/16660/4/9-BAB_IV_Hasil_dan_Pembahasan.pdf

Effendi, Syarief. 2004. Melawan Ketergantungan pada Minyak. Yogyakarta. INSIST PRESS.

Fatimah, Nur. 2011. Bioetanol Molase Tebu. From: http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpsur/images/stories/perbenihan/bioetanol.pdf, 10 Juni 2011, 10:19am

Irfani, Achmad. 2007. Enzim. From: http://achmadirfani.files.wordpress.com., 10 Juni 2011, 09:37am

Kusnandar, Feri. 2010. Kimia Pangan:Komponen Makro. Jakarta : PT. Dian Rakyat

Lubert, Stryer. Penerjemah dr. Mohammad Sadikin. 2000. Biokimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Monica, Athiya.2007. Studi Aktivitas Spesifik Selulase dari Lactobacilluscollinoides yang dimurnikan dengan pengendapan bertingkat ammonium sulfat. Malang: Unversitas Brawijaya

Nugrohoadi, 2008. Untuk Apa Minyak. From: http://nugrohoadi.wordpress.com/2008/05/, 13 Juni 2011.

Simamora, Suhut. 2008. Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak & Gas dari Kotoran Ternak. Jakarta: AgroMedia.

Susilo, Bambang. 2006. Biodiesel. Surabaya : Trubus Agrisarana