Upload
lim-mun
View
18
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Step 3
Citation preview
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur selalu terucapkan kehadirat
Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, nikmat kesehatan, dan umur serta
karunia-Nya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
seminar kimia yang berjudul Peranan Enzim Selulase dalam Pembetukan
Bioetanol dari Ampas Tebu
Shalawat serta salam tetap tercurahkan buat pemimpin dunia yang telah
membawa umat manusia dari alam kebodohan menuju alam yang berilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan
kerjasama berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Namun
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Miharty, M.Pd selaku dosen pembimbing
2. Ibu Dra. Betty Holiwarni, M.Pd selaku koordinator mata kuliah Seminar
Kimia
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UR
4. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberi motivasi
5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
i
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan
makalah ini untuk semua pecinta ilmu pengetahuan. Semoga bermanfaat bagi
kita semua.
Pekanbaru, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
RINGKASAN...............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................4
2.1 Ampas Tebu.........................................................................................................4
2.2 Selulosa................................................................................................................4
2.3 Enzim...................................................................................................................5
2.4 Enzim Selulase.....................................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................11
BAB IV KESIMPULAN.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
DAFTAR TABEL
iii
Tabel 1. Perkembangan Kebutuhan Bahan Bakar Solar di Indonesia...........................2
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ampas Tebu (Bagas)....................................................................................4
Gambar 2. Selulosa........................................................................................................5
Gambar 3. Selulosa kristal menjadi selulosa...............................................................12
Gambar 4. Hidrolisis selulosa menjadi selobiosa........................................................12
Gambar 5. Hidrolisis selobiosa menjadi glukosa.........................................................13
Gambar 6. Skema tahap-tahap hidrolisis selulosa secara enzimatis............................13
v
RINGKASAN
Ampas tebu sebagai limbah pabrik gula merupakan salah satu bahan
lignoselulosa yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber energi seperti
bioetanol. Bahan lignoselulosa, termasuk dari ampas tebu terdiri atas tiga
komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Selulosa dapat
dihidrolisis dengan menggunakan enzim selulase. Enzim selulase merupakan
campuran dari beberapa enzim, yaitu endoglukanase, eksoglukanase
(selobiohidrolase), dan β-glukosidase. Hasil hidrolisis selulosa merupakan
glukosa yang selanjutnya difermentasi sehingga terbentuk etanol. Etanol yang
dihasilkan setelah proses dehidrasi dapat digunakan sebagai alternatif pengganti
Bahan Bakar Minyak (BBM).
Kata Kunci: enzim, selulase, bioetanol
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia memanfatkan sumber daya hayati untuk memenuhi
kelangsungan hidupnya. Akan tetapi penggunaan tersebut haruslah memiliki
tujuan yang positif, sehingga nantinya tidak akan membahayakan manusia itu
sendiri. Jika terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan persediaan energi maka
akan mengakibatkan suatu masalah dan perlu segera dicari pemecahannya.
Berdasarkan perkiraan dan perhitungan para ahli, pada tahun 2010an produksi
minyak akan menurun tajam dan bisa menjadi titik awal kesenjangan energi,
ditambah lagi dengan tidak menentunya harga minyak di pasar Internasional yang
mengakibatkan melambungnya harga minyak dunia yang merupakan sumber
energi primer yang banyak digunakan.
Situasi ini juga telah berpengaruh pada bangsa Indonesia. Dimana minyak
bumi menjadi sumber energi utama. Hal ini menyebabkan naiknya ongkos
produksi akibat adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk
itulah perlu solusi energi alternatif yang dapat menggantikan minyak bumi atau
bahan bakar fosil lainnya yang bersifat lebih efisien, ramah lingkungan dan
terbaharui. (Nugrohoadi, 2008)
Satu kelemahan dari minyak bumi adalah sifatnya yang tidak bisa
diperbaharui. Proses pembentukan minyak bumi di dalam perut bumi
membutuhkan waktu berjuta-juta tahun. Sebaliknya, pengeksploitasian minyak
bumi dilakukan setiap hari. Bisa dibayangkan jika pengambilan minyak bumi
2
dilakukan terus menerus pasti ketersediaannya semakin menipis. Risiko yang
mungkin dihadapi adalah habisnya cadangan minyak bumi di dalam perut bumi.
(Simamora, 2008)
Kebutuhan bahan bakar untuk Indonesia, misalnya, para pakar sudah
memperkirakan bahwa cadangan minyak dan gas bumi negeri ini tidak akan lebih
lama lagi dari 25 tahun ke depan. (Effendi, 2004)
Tabel 1. Perkembangan Kebutuhan Bahan Bakar Solar di Indonesia
TAHUN KETERANGAN
1996 – 19971997 – 19981999 – 200020002005
2007 - 2015
Kebutuhan solar 19,3 juta kilo literKebutuhan solar 22,2 juta kilo literImpor BBM dalam negeri 31.707 juta barelIndonesia sudah mengimpor 5-6 miliar liter pertahunSubsidi solar sebagian besar dicabut dan harga disesuaikan dengan harga minyak duniaKebutuhan solar 19,3 juta kilo liter
(Susilo. 2006)
Namun tanpa disadari, tingginya produktivitas ini juga berimplikasi pada
tingginya dampak lingkungan di satu sisi dan dampak penipisan sumber daya
alam di sisi lain. Dampak pencemaran lingkungan antara lain terbukti dengan
tingginya pencemaran udara ambient di kawasan perkotaan akibat penggunaan
bahan bakar fosil. Juga semakin masifnya gas-gas rumah kaca (CO2, CH4, N2O,
HFCS, PFCS, dan SF6) di lapisan luar atmosfer kita, sehingga menghalangi
transfer kembali sebagian panas matahari dari permukaan bumi ke angkasa luar.
Situasi ini pada gilirannya meningkatkan suhu atmosfer kita secara global (global
warming) yang bermuara pada situasi ketidakmenentuan keadaan iklim di
berbagai belahan dunia.
3
Melihat realitas lingkungan global dengan dampak global warming, kita
dapat memetik beberapa hal yang harus dilakukan selain mengusahakan adaptasi
untuk memperkecil risiko atas potensi bencana yang mungkin akan terjadi.
Pertama, mencari alternatif bahan bakar yang lebih bersih (cleaner fuels). Kedua,
mencari solusi diversifikasi bahan bakar sehingga ke depan negara kita tidak
bergantung pada bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis.
Ketiga, mengembangkan bahan bakar baru dan terbarukan (new and renewable
fuels) yang potensial dapat dikembangkan dan dapat menjadi competitive
advantage bagi Indonesia di pasar Internasional. (Nugrohoadi, 2008)
Indonesia memiliki potensi limbah biomassa / limbah pertanian yang
sangat melimpah seperti ampas tebu (bagas). Berdasarkan data dari Pusat
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ampas tebu yang dihasilkan
sebanyak 32% dari berat tebu giling. Sebanyak 60% dari ampas tebu tersebut
dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai bahan bakar, bahan baku untuk kertas,
industri jamur, bahan baku industri kanvas rem dan lain-lain. Oleh karena itu,
diperkirakan sebanyak 40% dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan.
(Binoto,et al., 2010)
Ampas tebu merupakan bahan lignoselulosa yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi bioetanol yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM)
Berdasarkan kenyataan di atas, maka penulis ingin membahas tentang
pemanfaatan lignoselulosa ampas tebu untuk produksi bioetanol.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ampas Tebu
Ampas tebu sebagai limbah pabrik gula merupakan salah satu bahan
lignoselulosa yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber energi seperti
bioetanol. Konversi bahan lignoselulosa menjadi bioetanol mendapat perhatian
penting karena bioetanol dapat digunakan untuk mensubstitusi bahan bakar bensin
untuk keperluan transportasi. Bahan lignoselulosa, termasuk dari ampas tebu
terdiri atas tiga komponen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin.
Konversi bahan lignoselulosa menjadi etanol pada dasarnya terdiri atas perlakuan
pendahuluan, hidrolisis selulosa menjadi gula, fermentasi gula menjadi etanol, dan
pemurnian etanol melalui proses distilasi dan dehidrasi. (Hermiati,et.al, 2010)
Gambar 1. Ampas Tebu (Bagas)
2.2 Selulosa
Selulosa merupakan komponen struktural utama dinding sel. Selulosa
dicirikan dengan kekuatan daya tahannya yang tinggi terhadap zat-zat kimia dan
relatif tidak larut dalam air. Selulosa dapat dihidrolisis dengan enzim selulosa.
5
Karena tubuh manusia tidak memiliki enzim ini maka selulosa tidak dapat
dimanfaatkan atau dicerna oleh tubuh manusia. (Kusnandar, 2010)
Gambar 2. Selulosa
Selulosa merupakan polisakarida yang melimpah. Bila dihidrolisa
sempurna, maka selulosa menghasilkan D glukosa yang dihubungkan oleh ikatan
beta (1-4), namun selulosa tidak dapat dikonsumsi oleh manusia karena tidak
adanya enzim selulase dan selebiase dalam alat pencernaan manusia. (Azmi,
2008)
2.3 Enzim
Enzim merupakan molekul protein yang berfungsi untuk mempercepat
reaksi kimia dalam sistem biologis, tanpa terlibat di dalam proses. Enzim
merupakan biokatalisator yang sangat efektif dalam meningkatkan kecepatan
reaksi kimia spesifik, artinya pada kondisi tanpa enzim reaksi biokimia
berlangsung secara lambat. Enzim berperan dalam meningkatkan kecepatan reaksi
dengan cara menurunkan energi aktivasi (Kusnandar. 2010)
6
Enzim mempercepat reaksi paling sedikit sejuta kali. Memang, tanpa
enzim, kecepatan sebagian besar reaksi kimia di dalam sistem biologi sedemikian
rendah sehingga tidak dapat diukur. Enzim sangatlah spesifik, baik terhadap
reaksi yang dikatalisisnya maupun terhadap reaktan yang diolahnya, yang disebut
substrat. Suatu enzim biasanya mengkatalisis satu reaksi kimia saja, atau
seperangkat reaksi yang sejenis.. (Lubert.2000)
Enzim bekerja pada substrat yang spesifik. Terdapat berbagai jenis enzim
yang sering digunakan dalam proses pangan, diantaranya protease, amilase, dan
lipase. Protease merupakan enzim yang berperan dalam reaksi yang melibatkan
pemecahan protein. Enzim ini memecah protein dengan bantuan air sehingga
dikelompokkan dalam enzim hidrolase. Protease dapat dihasilkan dari hewan,
tanaman, atau mikroba secara ekstraseluler ataupun intraseluler.
Suatu enzim dapat diberi nama berdasarkan nama trivial dan nama
sistematik. Penamaan suatu enzim sistematik dibuat oleh suatu persamaan
biokimia Internasional (commission on enzymes of the international union of
biochemistry = CEIUB). Penamaan ini didasarkan pada macam reaksi yang
dikatalis, maka dalam hal ini enzim dapat dikelompokkan atas: (Azmi. 2008)
1. Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan
pertolongan air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan substratnya
yaitu :
7
Karbohidrase, yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.
Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikannya,
misal :
a. Amilase, yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu
polisakarida) menjadi maltosa 9 suatu disakarida).
b. Sukrase, yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi
glukosa dan fruktosa.
c. Laktase, yaitu enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan
galaktosa.
d. Selulase, emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida)
menjadi selobiosa ( suatu disakarida)
e. Pektinase, yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi asam-
pektin.
Esterase, yaitu enzim-enzim yang memecah golongan ester.
Contoh-contohnya :
a. Lipase, yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan
asam lemak.
b. Fosfatase, yaitu enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas
asam fosfat.
Proteinase atau Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan
protein.
Contoh-contohnya:
8
a. Peptidase, yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam
amino.
b. Gelatinase, yaitu enzim yang menguraikan gelatin.
c. Renin, yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.
2. Oksidase dan reduktase , yaitu enzim yang menolong dalam proses oksidasi
dan reduksi.
Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;
a. Dehidrogenase : enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah
zat-zat organik menjadi hasil-hasil oksidasi.
b. Katalase : enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen.
3. Desmolase , yaitu enzim-enzim yang memutuskan ikatan-ikatan C-C, C-N dan
beberapa ikatan lainnya.
Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
a. Karboksilase : yaitu enzim yang mengubah asam piruyat menjadi
asetaldehida.
b. Transaminase : yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu
asam amino ke suatu asam organik sehingga yang terakhir ini berubah
menjadi suatu asam amino.
(Irfani, 2007)
9
2.4 Enzim Selulase
Enzim selulase adalah nama bagi semua enzim yang memutuskan ikatan
glikosidik beta-1,4 di dalam selulosa, dan turunannya. Selulase tidak dimiliki oleh
manusia, karena itu manusia tidak dapat menguraikan selulosa. Tetapi hal ini
dapat dilakukan oleh beberapa hewan seperti kambing, sapi, dan insekta seperti
rayap karena dalam sistem pencernaannya mengandung bakteri dan protozoa yang
menghasilkan enzim selulase yang akan menghidrolisis (mengurai) ikatan
glikosidik beta-1,4. Oleh karena reaksi yang ditimbulkan oleh selulase saat
mengurai selulosa adalah hidrolisis, maka selulase diklasifikasikan ke dalam jenis
enzim hidrolase. (Anonim, 2010)
Enzim selulase dapat mengubah selulosa tak-tersubstitusi menjadi
selobiosa yang kemudian dihidrolisis lebih lanjut dengan -glukosidase.
Pemutusan ikatan ini akan menghasilkan oligosakarida turunan selulosa, untuk
akhirnya diubah menjadi monomer glukosa. Selulase termasuk sistem
multienzim yang terdiri dari endoglukanase, selobiohidrolase (eksoglukanase),
dan -glukosidase. Semua komponen tersebut bekerja secara sinergis untuk
mendegradasi selulosa. Selulase dihasilkan oleh mikroorganisme dan dapat
diekstrak secara ekstraseluler pada jamur dan bakteri. Terdapat 3 kelompok
enzim utama yang menyusun selulase berdasarkan spesifitas substrat masing-
masing, yaitu :
1. Enzim endo- ß-1,4 glukanase, memiliki nama sistimatik ß-1,4-D-Glukano
hidrolase (EC. 3.2.1.4). Enzim ini menghidrolisis ikatan glikosidik ß-1,4
10
secara acak dan bekerja terutama pada daerah amorf dari serat selulosa,
seperti pada Carboxy Methyl Cellulose (CMC).
2. Enzim ß-1,4-D-Glukan Selobiohidrolase (EC.3.2.1.91), menyerang ujung
rantai selulosa non pereduksi dan menghasilkan selobiosa.
3. Enzim ß-1,4-Glukosidase dengan nama sistimatik ß-1,4-Glukosida
Glukohidrolase (EC.3.2.1.21), menghidrolisis selobiosa dan rantai pendek
selo-oligosakarida dan menghasilkan D-glukosa.
(Monica, 2007)
11
BAB III
PEMBAHASAN
Selulase termasuk dalam kelompok enzim hidrolase yang
mengkatalisis reaksi hidrolisis pada substrat. Hidrolisis merupakan proses
pemecahan suatu subtrat menjadi senyawa–senyawa yang lebih sederhana
dengan pertolongan air, kemudian dilakukan oleh asam atau enzim. Apabila
ditinjau dari satuan–satuan penyusun selulosa maka hidrolisis selulosa akan
menghasilkan glukosa.
Hidrolisis selulosa terjadi dengan memutusan ikatan silang ß(1-4)-
glikosidik antara rantai yang satu dengan yang lainya sehingga terjadi
pemecahan selulosa menjadi rantai selulosa yang lebih pendek dengan memutus
ikatan sampai akhirnya menjadi monomer glukosa. (Monica, 2007)
Enzim selulase biasanya merupakan campuran dari beberapa enzim,
Sedikitnya ada tiga kelompok enzim yang terlibat dalam proses hidrolisis
selulosa, yaitu 1) endoglukanase yang bekerja pada wilayah serat selulosa yang
mempunyai kristalinitas rendah untuk memecah selulosa secara acak dan
membentuk ujung rantai yang bebas, 2) eksoglukanase atau selobiohidrolase yang
mendegradasi lebih lanjut molekul tersebut dengan memindahkan unit-unit
selobiosa dari ujung-ujung rantai yang bebas, dan 3) β-glukosidase yang
menghidrolisis selobiosa menjadi glukosa. Jumlah enzim yang diperlukan untuk
hidrolisis selulosa berbeda-beda, bergantung pada kadar padatan tidak larut air
(water insoluble solids) pada bahan yang akan dihidrolisis. Sampai tahap tertentu,
selobiohidrolase
selulosa selobiosa
12
semakin banyak selulase yang digunakan, semakin tinggi rendemen dan kecepatan
hidrolisis, namun juga meningkatkan biaya proses. (Fatimah, 2011)
Mekanisme hidrolisis selulosa secara enzimatis menjadi glukosa:
Gambar 3. Selulosa kristal menjadi selulosa
Tahap aktivasi yang disebabkan oleh enzim endoglukanase. Enzim ini
akan menghidrolisis ikatan glikosidik beta-1,4-, yaitu dengan menyerang bagian
serat yang amorf untuk membuka jalan bagi kerja enzim eksoglukanase
(selobiohidrolase) sehingga terbentuk selulosa reaktif.
Gambar 4. Hidrolisis selulosa menjadi selobiosa
13
Enzim selobiohidrolase (eksoglukananase) akan menyerang ujung rantai
selulosa non pereduksi dan menghasilkan selobiosa. Akan tetapi, enzim ini tidak
dapat menghidrolisis selobiosa.
Gambar 5. Hidrolisis selobiosa menjadi glukosa
Selobiosa tergolong ke dalam disakarida. Dikarenakan enzim
selobiohidrolase tidak mampu memecah selobiosa, maka enzim β-glukosidase
selanjutnya bereaksi memecah selobiosa menjadi glukosa.
Gambar 6. Skema tahap-tahap hidrolisis selulosa secara enzimatis
14
Glukosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis selulase, selanjutnya
difermentasi menjadi etanol dengan bantuan ragi Saccharomyces cerevisiae dan
bakteri Zymmomonas mobilis. Fermentasi biasanya dilakukan pada suhu 300C, pH
5, dan sedikit aerobik.
Setelah proses fermentasi selesai, cairan dimasukkan ke dalam
evaporator dengan suhu evaporator dipertahankan 79 – 810C. Pada suhu ini,
etanol sudah menguap, sedangkan air tidak menguap. Uap etanol dialirkan
ke destilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran destilator. Destilasi
pertama biasanya kadar etanol masih di bawah 94 %. Apabila kadar destilasi
masih di bawah 94 % maka perlu dilakukan destilasi ulang hingga kadar
etanolnya 94 %. Setelah kadar 94 % tercapai, selanjutnya dilakukan dehidrasi
atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur
tohor atau zeolit sintetis. Larutan dibiarkan semalam. Etanol hasil dehidrasi
memiliki kemurnian hingga 99,5%. (Fatimah, 2011)
15
BAB IV
KESIMPULAN
Ampas tebu sebagai limbah pabrik gula merupakan salah satu bahan
lignoselulosa yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber energi
seperti bioetanol.
Selulosa merupakan polisakarida yang melimpah. Bila dihidrolisa sempurna,
maka selulosa menghasilkan D glukosa yang dihubungkan oleh ikatan beta (1-
4).
Selulase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan -1,4-glukosida
pada selulosa dan turunannya. Selulase termasuk sistem multienzim yang
terdiri dari endoglukanase, selobiohidrolase, dan -glukosidase
Glukosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis selulase, selanjutnya
difermentasi menjadi etanol dengan bantuan ragi Saccharomyces cerevisiae
dan bakteri Zymmomonas mobilis. Etanol yang dihasilkan setelah proses
dehidrasi memiliki kemurnian hingga 99,5%, yang dapat dijadikan sebagai
alternatif Bahan Bakar Minyak (BBM)
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Selulase. From: http://id.wikipedia.org/wiki/selulase, 29 Juli 2011
Azmi, Johni. 2008. Biokimia 1(Biomolekul). Pekanbaru : Universitas Riau
Binoto, et al.2010. Hidrolisis Ampas Tebu Secara Enzimatis Menggunakan Trichoderma reesei. From: http://eprints.undip.ac.id/16660/4/9-BAB_IV_Hasil_dan_Pembahasan.pdf
Effendi, Syarief. 2004. Melawan Ketergantungan pada Minyak. Yogyakarta. INSIST PRESS.
Fatimah, Nur. 2011. Bioetanol Molase Tebu. From: http://ditjenbun.deptan.go.id/bbp2tpsur/images/stories/perbenihan/bioetanol.pdf, 10 Juni 2011, 10:19am
Irfani, Achmad. 2007. Enzim. From: http://achmadirfani.files.wordpress.com., 10 Juni 2011, 09:37am
Kusnandar, Feri. 2010. Kimia Pangan:Komponen Makro. Jakarta : PT. Dian Rakyat
Lubert, Stryer. Penerjemah dr. Mohammad Sadikin. 2000. Biokimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Monica, Athiya.2007. Studi Aktivitas Spesifik Selulase dari Lactobacilluscollinoides yang dimurnikan dengan pengendapan bertingkat ammonium sulfat. Malang: Unversitas Brawijaya
Nugrohoadi, 2008. Untuk Apa Minyak. From: http://nugrohoadi.wordpress.com/2008/05/, 13 Juni 2011.
Simamora, Suhut. 2008. Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak & Gas dari Kotoran Ternak. Jakarta: AgroMedia.
Susilo, Bambang. 2006. Biodiesel. Surabaya : Trubus Agrisarana