Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRIKERAJINAN BERBAHAN BAKU ROTAN
Studi di Sentra Industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur KabupatenLampung Tengah
(Skripsi)
Oleh:Adi Sasongko
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG2018
ABSTRACT
BUSINESS STRATEGY AND PERFORMANCE OF CRAFT INDUSTRIESBASED ON RATTAN
Research at the Industrial Center of Nunggal Rejo Village, Punggur District,Central Lampung Regency
By
Adi Sasongko
The purpose of this research was to analyze and determine the effect of eachstrategy implementation (price, product, marketing and promotion, andcooperation) on the performance of the rattan-based handicraft industry in theform of a bird cage at the industrial center of Nunggal Rejo Village, PunggurDistrict, Central Lampung Regency. This research used primary data obtainedfrom questionnaires and interviews with owners of handicraft industries madefrom rattan raw material in the form of bird cage webbing. The analytical toolused is multiple linear regression method or Ordinary Least Square (OLS). Theresults of this research indicate that strategies (price, product, marketing andpromotion, and cooperation) have a positive and significant influence on theperformance of the handicraft industry with rattan raw material in the form of birdcage webbing.
Keywords: Business Performance, Cooperation Strategy, Marketing andPromotion Strategy, Price Strategy, Product Strategy.
ABSTRAK
STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI KERAJINANBERBAHAN BAKU ROTAN
Studi di Sentra Industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur KabupatenLampung Tengah
Oleh
Adi Sasongko
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruhsetiap implementasi strategi (harga, produk, pemasaran & promosi, dankerjasama) terhadap kinerja usaha industri kerajinan berbahan baku rotan berupaanyaman sangkar burung di sentar industri Desa Nunggal Rejo KecamatanPunggur Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan data primeryang diperoleh dari kuesioner dan wawancara pada pemilik industri kerajinanberbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung. Alat analisis yangdigunakan adalah regresi linear berganda metode Ordinary Least Square (OLS).Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi (harga, produk, pemasaran &promosi, dan kerjasama) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadapkinerja usaha industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkarburung.
Kata Kunci : Kinerja Usaha, Strategi Harga, Strategi Kerjasama, StrategiPemasaran dan Promosi, Strategi Produk.
STRATEGI DAN KINERJA USAHA INDUSTRI
KERAJINAN BERBAHAN BAKU ROTAN Studi di Sentra Industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten
Lampung Tengah
(Skripsi)
Oleh:
Adi Sasongko
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Adi Sasongko lahir di Purworejo Kecamatan Kota Gajah
Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 6 Juli 1994. Penulis merupakan anak
ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Tarmuji dan Ibu Sri Bingat.
Penulis mulai menjalani pendidikan di TK Darul Fallah pada tahun 1999 dan
selesai pada tahun 2001. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri
2 Purworejo dan selesai pada tahun 2007. Setelah itu penulis melanjutkan
pendidikannya di SMP Negeri 2 Kota Gajah dan tamat pada tahun 2010. Pada
tahun yang sama penulis kemudian meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 1
Punggur dan lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013 penulis diterima di perguruan tinggi Universitas Lampung
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis pada Program Studi Ekonomi Pembangunan dan
mengambil konsentrasi Ekonomi Perencanaan. Pada tahun 2015 penulis
melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) ke BAPPENAS, Direktorat
Jendral Anggaran dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 2016 penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Tulang Bawang,
Kecamatan Menggala Timur, Desa Sungai Luar selama 60 hari sebagai bentuk
pengabdian kepada masyarakat.
PERSEMBAHAN
Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, serta puji syukur kepada Allah
SWT, kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
Kedua Orang Tuaku Bapak Tarmuji dan Ibu Sri Bingat yang telah
membimbingku, memberikan kasih sayang, mendukungku dalam setiap
langkahku serta yang selalu mendoakan keselamatan dan keberhasilanku dalam
setiap doanya. Terima kasih juga kutunjukan untuk kakakku Dwi Hermawan dan
Tri Susilo serta keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan semangat
dihidupku.
Sahabat-sahabatku dari Jurusan Ekonomi Pembangunan terima kasih atas
kebersamaan selama ini Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
Dan
Almamater tercinta Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Lampung.
MOTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersamakesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatuurusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap.
(Al-Insyirah : 5-8)
Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantarabintang-bintang.
(Ir. Soekarno)
Pilihlah jalan mendaki.Karena itu akan mengantar kita ke puncak-puncak baru.
(Adi Sasongko)
SANWACANA
Puji syukur kuucapkan kepada Allah SWT, karena atas segala rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul
“strategi dan kinerja usaha industri kerajinan berbahan baku rotan studi di sentra
industri Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembanguan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembanguan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Muhidin Sirat, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan, kritik dan saran, dukungan, dan meluangkan
waktunya untuk penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dr. Lies Maria Hamzah, S.E., M.E selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan bimbingan, arahan, masukan, dan dukungan kepada penulis
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
bimbingan, arahan, masukan, dan dukungan kepada penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Thomas Andrian, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan arahan kepada penulis selama menjalani proses
perkuliahan.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung yang
telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama proses perkuliahan di
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
9. Staf dan Pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung, Bu
Yati, Pak Kasim, Mas Maruf, Mas Rulli terima kasih telah berperan dalam
proses kelancaran skripsi ini.
10. Kedua Orangtuaku, Bapak Tarmuji dan Ibu Sri Bingat. yang telah
membimbing, mendidik, mendoakan serta memotivasi penulis sehingga dapat
menyelesaikan penelitian ini.
11. Kakakku Dwi Hermawan dan Tri Susilo terima kasih atas doa dan dukungan
yang telah diberikan selama ini.
12. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2013 barisan sore A Ridho Dani, Aris
Kencono, Riki Rinaldi, Ready setya, Ricky Charel, Yoga Andy, Fredi
Ardianto, Fajar Sidik, Sahnan Hastari, Seprtianda Baratama, Fitria Waluyo,
Putri Rohma, Fibriyani Puspita, Tessa Theresia, Milda Maulina, Dyah Ayu,
Fadila Khoiriah, dan barisan pagi Sandi, Ilham, Mas Ahmad, Sara serta yang
lainnya yang gak cukup disebutin satu-satu. Terima kasih telah berbagi suka
dan duka dengan penulis selama perkuliahan semoga kita bisa sukses dengan
cara masing-masing.
13. Sahabat SMA Rizal, Arif, Firman, dan semuanya angkatan 2010 yang luar
biasa.
14. Teman-teman KKN satu atap Sungai Luar dan Badarou Indan Doni, Bayu,
Gito, Azil, Mbah Raharjo, Monic, Lia, Sindi, Haska, Desvita, Hasnah,
Merlinda, dan Atika yang selalu berbagi canda dan tawa serta
kekompakannya dengan penulis selama menjalankan KKN selama 60 hari.
15. Kakak Tingkat EP 2012 dan adik tingkat EP 2014 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dari awal
sampai dengan skripsi ini terselesaikan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Desember 2018
Penulis
Adi Sasongko
i
DAFTAR ISI
HalamanDaftar Isi ........................................................................................................ iDaftar Tabel ................................................................................................... ivDaftar Gambar .............................................................................................. vDaftar Lampiran ........................................................................................... vi
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ............................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 8D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 9
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teori ............................................................................................ 101. Pengertian Industri.................................................................................. 102. Klasifikasi Industri.................................................................................. 113. Tujuan Perusahaan.................................................................................. 154. Peran Industri.......................................................................................... 17
B. Struktur Pasar Dan Macamnya.................................................................... 181. Struktur Pasar Persaingan Sempurna...................................................... 182. Struktur Pasar Monopoli......................................................................... 193. Struktur Pasar Oligopoli ......................................................................... 194. Struktur Pasar Persaingan Monopolistik ................................................ 20
C. Cara Pengukuran Struktur Pasar.................................................................. 211. Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio)............................................... 212. Pangsa Pasar Perusahaan (Market Share)............................................... 223. Indeks Herfindhal ................................................................................... 23
D. Perilaku........................................................................................................ 241. Strategi Harga ......................................................................................... 242. Strategi Produk ....................................................................................... 253. Strategi Pemasaran Dan Promosi............................................................ 254. Strategi Kerjasama.................................................................................. 26
E. Kinerja ......................................................................................................... 26F. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 28G. Hipotesis ...................................................................................................... 30H. Penelitian Terdahulu.................................................................................... 30
III. METODE PENELITIAN
ii
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 33B. Jenis Dan Sumber Data ............................................................................... 33C. Penentuan Jumlah Sampel........................................................................... 34D. Operasionalisasi Variabel............................................................................ 35E. Alat Analisis ................................................................................................ 37
1. Pengukuran Variabel Strategi Dan Kinerja ............................................ 372. Analisis Deskriptif .................................................................................. 383. Uji Persyaratan Instrumen ...................................................................... 394. Analisis Struktur Pasar ........................................................................... 415. Analisis Regresi Liniear Berganda ......................................................... 436. Elastisitas Variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) ................. 457. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 468. Uji Statistik ............................................................................................. 48
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Statistik Deskriptif....................................................................................... 51
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ...................................................... 512. Karakteristik Responden......................................................................... 52
B. Analisis Deskriptif Tentang Pencapaian Kondisi Ideal AspekPerilaku Usaha............................................................................................. 531. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Harga ....................... 542. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Produk ..................... 553. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Promosi ................... 564. Capaian Kondisi Ideal Dalam Penerapan Strategi Kerjasama................ 575. Capaian Ideal Strategi Usaha.................................................................. 58
C. Analisis Deskriptif Tentang Pencapaian Kondisi Ideal AspekKinerja Usaha .............................................................................................. 59
D. Uji Kualitas Instrumen Penelitian ............................................................... 601. Uji Validitas............................................................................................ 602. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 62
E. Struktur Pasar .............................................................................................. 631. Pangsa Pasar (Market Share).................................................................. 652. Indeks Herfindahl ................................................................................... 65
F. Hasil Perhitungan Analisis Regresi ............................................................. 66G. Hasil Hitung Elastisitas ............................................................................... 67H. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 68
1. Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 682. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 693. Hasil Uji Multikolenearitas..................................................................... 69
I. Pengujian Statistik ....................................................................................... 701. Hasil Uji t Statistik ................................................................................. 702. Hasil Uji F Statistik ................................................................................ 723. Koefisien Determinasi Berganda R2 ...................................................... 73
J. Pembahasan ................................................................................................. 73K. Implikasi Penelitian ..................................................................................... 76
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ..................................................................................................... 79
iii
B. Saran ............................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Keadaan Industri Kecil dan Tenaga Kerja di KabupatenLampung Tengah, 2010-2015................................................................... 3
2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurutKecamatan di Kabupaten Lampung Tengah, 2015................................... 3
3. Banyaknya Industri Perabotan dan Perlengkapan RumahtanggaMenurut Jenis Industri di Kecamatan Punggur, 2015............................... 5
4. Jenis dan Jumlah Industri Anyaman di Desa Nunggal Rejo, 2016........... 65. Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 306. Operasionalisasi Variabel ......................................................................... 367. Rancangan Analisis Deskriptif ................................................................. 398. Tabel Reliabilitas ...................................................................................... 419. Responden Berdasarkan Usia.................................................................... 5210. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................... 5311. Responden Berdasarkan Lama Usaha....................................................... 5312. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Harga................................ 5413. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Produk.............................. 5514. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Promosi ............................ 5615. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Strategi Kerjasama ........................ 5716. Capaian Ideal Strategi Usaha .................................................................... 5817. Persentase Pencapaian Kondisi Ideal Kinerja Usaha................................ 5918. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pada Responden........................................ 6119. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ............................................................... 6320. Hasil Perhitungan Struktur Pasar .............................................................. 6321. Hasil Penghitungan Regresi Berganda...................................................... 6622. Hasil Penghitungan Elastisitas .................................................................. 6723. Uji Normalitas........................................................................................... 6924. Uji Heteroskedastisitas.............................................................................. 6925. Uji Muktikolinearitas ................................................................................ 7026. Hasil Uji t Statistik.................................................................................... 7127. Uji Stastistik F........................................................................................... 72
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran.................................................................................. 29
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................. L-1
2. Sekor Jawaban Responden ........................................................................ L-11
3. Pengubahan Data Ordinal Menjadi Interval.............................................. L-20
4. Hasil Uji Validitas ..................................................................................... L-22
5. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................. L-32
6. Struktur Pasar ............................................................................................ L-33
7. Hasil Uji Regresi, Uji t Statistik, dan Uji F Statistik ................................ L-34
8. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................................... L-35
9. Hasil Perhitungan Elastisitas Setiap Variabel (Xi)
terhadap Variabel Terikat (Y) ................................................................... L-36
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu serangkaian proses yang harus dilakukan oleh
negara di Dunia, pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara mempunyai
tujuan utama untuk mensejahterakan masyaakat. Pembanguan selain bertujuan
untuk mensejahterakan masyarakat juga untuk meningkatkan daya saing dengan
negara lain dengan tingkat global. Dalam mewujudkan tujuan-tujuan dari
pembanguan setiap negara tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang
terjadi, seperti halnya didalam negara-negara berkembang permasalahan yang
terjadi antara lain kemiskinan, pengangguran, pendidikan, dan masih banyak lagi.
Perkembangan ekonomi regional merupakan suatu gambaran untuk melihat
tingkat kesejahteraan masyarakat pada daerah, tidak dapat dipungkiri bahwa
terdapat keterkaitan antara perkembangan ekonomi dalam berbagai sektor dengan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Jika perkembangan ekonomi suatu daerah
meningkat maka kesejahteraan hidup masyarakat daerah tersebut juga akan
meningkat ( Lincolin Arsyad, 2010 : 442 ).
Konsep pembangunan sering dikaitkan dengan proses industrialisasi, oleh karena
sering kali pengertiannya dianggap sama. Proses industrialisasi dan pembangunan
industri ini sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan
2
kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup
yang lebih bermutu. Dengan kata lain pembanguan industri itu merupakan suatu
fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat bukan merupakan kegiatan yang
mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.
Industri mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin (leading sector). Leading
sector maksudnya adalah dengan pembangunan industri maka akan memacu dan
meningkatkan pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan
sektor jasa. Pertumbuhan sektor industri yang pesat akan merangsang
pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi
industri. Sektor jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut,
misalnya berdirinya lembanga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga
pemasaran/periklanan, dan sebagainya, yang akan mendukung pertumbuhan
industri ( Basuki Pujoalwanto, 2014 : 221 ).
Konsidern Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984, menyatkan bahwa untuk
mencapai sasaran pembangunan di bidang ekonomi dalam pembangunan nasional,
industri memegang peranan yang menentukan dan oleh karenanya perlu lebih
dikembangkan secara seimbang dan terpadu dengan meningkatkan peran serta
masyarakat secara aktif serta mendayagunakan secara optimal seluruh sumber
daya alam, manusia, dan dana yang tersedia.
Menurut ( Muhammad Teguh, 2010 : 4 ) industri adalah suatu usaha atau kegiatan
pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang
memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
3
Tabel 1. Keadaan Industri Kecil dan Tenaga Kerja di Kabupaten LampungTengah, 2010-2015
TahunJumlah Unit
Usaha PertumbuhanJumlah Tenaga
Kerja Pertumbuhan
(%) (%)
2010 5.350 4,40 35.499 0,41
2011 5.372 0,41 35.573 0,21
2012 5.412 0,74 35.727 0,43
2013 5.443 0,57 35.854 0,36
2014 5.506 1,16 36.237 1,07
2015 5.529 0,42 36.438 0,55Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lampung Tengah,
2016
Lampung Tengah memiliki peningkatan jumlah industri kecil pada setiap
tahunnya dilihat dari tahun 2010 yang berjumlah 5350 menjadi berjumlah 5529
pada 2015. Semakin bertumbuhnya industri diharapkan juga dapat semakin
memacu peningkatan penyerapan tenaga kerja yang dikarenakan setiap industri
pasti menggunakan tenaga kerja dalam proses menjalankannya, maka
pertumbuhan industri perlu semakin ditingkatkan dan semakin mendapat
dukungan yang serius dari pemerintah .
Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurutKecamatan di Kabupaten Lampung Tengah 2015
Kecamatan Luas Wilayah Penduduk KepadatanPenduduk per
km2Km2 % Jumlah %
1. Padang Ratu 204 4.27 48.939 3.99 239
2. Selagai Lingga 309 6.44 32.728 2.67 106
3. Pubian 174 3.63 41.710 3.40 240
4. Anak Tuha 162 3.37 36.913 3.01 228
Berlanjut..
4
Lanjutan..
5. Anak Ratu Aji 68 1.43 15.847 1.29 232
6. Kalirejo 101 2.12 65.732 5.36 649
7. Sendang Agung 109 2.27 37.172 3.03 341
8. Bangun Rejo 133 2.77 56.771 4.63 428
9. Gunung Sugih 130 2.72 65.829 5.36 506
10. Bekri 94 1.95 26.365 2.15 282
11. Bumi RatuNuban
65 1.36 30.247 2.46 464
12. Trimurjo 68 1.43 50.698 4.13 741
13. Punggur 118 2.47 38.045 3.10 321
14. Kota Gajah 68 1.42 33.051 2.69 486
15. Seputih Raman 147 3.06 47.901 3.90 327
16. Terbanggi Besar 209 4.36 115.473 9.41 553
17. Seputih Agung 122 2.55 48.619 3.96 398
18. Way Pengubuan 211 4.40 40.868 3.33 194
19. Terusan Nunyai 302 6.31 44.484 3.62 147
20. Seputih Mataram 120 2.51 47.370 3.86 395
21. Bandar Mataram 1055 22.03 75.982 6.19 72
22. Seputih Banyak 146 3.05 44.029 3.59 302
23. Way Seputih 78 1.63 17.935 1.46 230
24. Rumbia 106 2.21 35.026 2.85 330
25. Bumi Nabung 109 2.27 31.739 2.59 291
26. Putra Rumbia 95 1.98 17.981 1.47 189
27. Seputih Surabaya 145 3.02 46.041 3.75 318
28. Bandar Surabaya 142 2.97 33.690 2.75 237
Lampung Tengah 4.790 100 1.227.185 100 256
Sumber : BPS Kabupaten Lampung Tengah, 2016
Kabupaten Lampung Tengah memiliki 28 Kecamatan dengan salah satunya
adalah Kecamatan Punggur. Kecamatan Punggur memiliki luas wilayah 118 km2
5
dan jumlah penduduk sebanyak 38.045 jiwa, yang menyebabkan tingkat
kepadatan penduduk 321 jiwa/km2. Dengan kapadatan yang ada masyarakat
Kecamatan Punggur mejadi lebih sulit untuk mendapatkan lapangan pekerjaan
dari sektor formal. Dalam keadaan sulitnya mencari lapangan pekerjaan pada
sektor formal memaksa masyarakat untuk lebih berfikir kreatif dalam upaya
menciptakan lapangan pekerjaan dengan diantaranya yaitu memproduksi berbagai
macam bentuk kerajinan meubelair dan anyaman yang memiliki bahan baku kayu,
bambu,dan rotan.
Tabel 3. Banyaknya Industri Perabotan dan Perlengkapan Rumahtangga MenurutJenis Industri di Kecamatan Punggur, 2015
No Kampung Meubelair Anyaman
Kayu Bambu Rotan
1 Nunggal Rejo 14 2 6 318
2 Badran Sari 4 - - -
3 Sri Sawahan 6 - - -
4 Toto Katon 17 - - 63
5 Tanggul Angin 5 - 1 24
6 Ngesti Rahayu 6 - - -
7 Mojo Pahit 6 1 - 16
8 Asto Mulyo 9 1 - 21
9 Sido Mulyo 3 - - 9
Jumlah 70 4 7 451Sumber: Monografi Desa, Potensi Desa dan Profil Desa dalam BPS Kabupaten
Lampung Tengah, 2016
Anyaman merupakan industri yang paling banyak terdapat di Kecamatan Punggur
dengan jumlah sebanyak 451 unit industri dibandingkan dengan industri
meubelair yang hanya memiliki jumlah keseluruhan sebanyak 81 unit industri.
Desa Nunggal Rejo sendiri memiliki 318 unit industri, dengan kata lain Desa
Nunggal Rejo dapat dikatakan sebagai sentra industri anyaman di Kecamatan
6
Punggur.
Tabel 4. Jenis dan Jumlah Industri Anyaman di Desa Nunggal Rejo, 2016Nama Dusun Jenis Anyaman
Sangkar Burung Tudung Saji danKeranjang Buah
Kurung Ayam
Dusun I 12 13 33Dusun II 16 17 12Dusun III 29 14 8Dusun IV 41 8 4Dusun V 37 16 6Dusun VI 22 25 5
Jumlah 157 93 68Sumber : Kantor Desa, 2018
Industri anyaman yang terdapat di Desa Nunggal Rejo dapat dibedakan menjadi
dua jenis berdasarkan bahan bakunya berupa rotan dan bambu. Sangakar burung,
tudung saji, dan keranjang buah merupakan industri anyaman yang menggunakan
bahan baku rotan sedangkan kurung ayam merupakan industri yang menggunakan
bahan baku bambu.
Anyaman sangkar burung merupakan jenis kerajinan yang memiliki jumlah
terbanyak dibandingakan dengan jenis anyaman atau kerajinan yang lainnya,
sehingga peneliti memutuskan untuk meneliti jenis anyaman sangkar burung pada
penelitiannya. Anyaman sangkar burung merupakan bentuk kerajinan yang cukup
tinggi diminati oleh masyarakat karena seiring dengan semakin banyaknya orang
yang memiliki hobi burung kicau serta memperhatikan tingkat keindahan dan nilai
seni dari sangkar burung itu sendiri. Dengan semakin banyaknya orang yang
memiliki hobi burung kicau maka akan semakin meningkat juga permintaan
masyarakat terhadap anyaman sangkar burung.
Perusahaan atau organisasi memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam
7
usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam
mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi dari strategi yang dimiliki oleh
organsisasi tersebut. Strategi sendiri memiliki arti sebagai sebuah rencana yang
disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi
perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang direncanakan untuk
memastikan bahwa tujuan utama perusahaan itu dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Kinerja dapat diartikan sebagai capaian
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya (Amirullah, 2015 : 4 ).
Berdasarkan alasan diatas maka peneliti menfokuskan penelitiannya pada jenis
usaha industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung
dan akan berupaya meneliti tentang strategi dan kinerja usaha yang mana
diharapkan sebagai salah satu cara atau solusi untuk dapat mengembangkan usaha
industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung yang ada
di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah.
Harapannya adalah dengan semakin berkembangnya usaha industri kerajinan
berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung dapat meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup serta menciptakan lapangan kerja masyarakat Desa
Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah.
B. Rumusan Masalah
Dalam melihat permasalahan yang ada didalam industri kerajinan berbahan baku
rotan berupa anyaman sangkar burung dan berdasarkan latar belakang diatas,
maka perumusan masalah yang akan dikaji adalah :
8
1. Apakah kualitas implementasi (strategi harga, strategi produk, strategi
pemasaran & promosi, dan strategi kerja sama) telah berjalan efektif ?
2. Bagaimanakah pengaruh dari setiap kualitas implementasi strategi yang
diterapkan perusahaan pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa
anyaman sangkar burung terhadap kinerja usaha di Desa Nunggal Rejo
Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah ?
3. Bagaimanakah pengaruh secara bersama antara kualitas implementasi strategi
terhadap kinerja pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman
sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten
Lampung Tengah ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis penerapan (strategi harga, strategi produk, strategi
pemasaran & promosi, dan strategi kerja sama) telah berjalan efektif.
2. Untuk mengetahui pengaruh setiap implementasi strategi yang diterapkan pada
industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung di
Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah terhadap
kinerja usaha.
3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama antara implementasi strategi
terhadap kinerja pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman
sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten
Lampung Tengah.
9
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai :
1. Sebagai kajian untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah daerah Lampung
Tengah dalam mengembangkan industri kerajinan anyaman sangkar burung
berbahan baku rotan.
2. Untuk membantu memberikan sumber informasi bagi pengrajin anyaman
sangkar burung berbahan baku rota di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur
Kabupaten Lampung Tengah untuk lebih meningkatkan kualiatas agar lebih
maju demi kesejahteraan industri pembuatan kerajinan anyaman sangkar
burung.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain
yang akan meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan dengan masalah
ini.
4. Bagi penulis penelitian ini merupakan penerapan terhadap teori ekonomi yang
telah diperoleh selama ini dalam bangku kuliah terhadap kondisi yang nyata di
lapangan dan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi jurusan
Ekonomi Pembangunan pada Universitas Lampung.
10
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Industri
Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, yang
menyebutkan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancangan dan perekayasaan industri. Pengertian industri juga meliputi semua
perusahaan yang mempunyai kegiatan tertentu dalam mengubah secara mekanik
atau secara kimia bahan-bahan organis sehingga menjadi hasil baru.
Menurut ( BPS, 2017 ) industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat dengan
pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri/makloon dan
pekerjaan perakitan(assambling).
Industri mencakup segala kegiatan produksi yang memproses pembuatan bahan-
bahan mentah menjadi bahan-bahan setengah jadi maupun barang jadi atau
kegiatan yang bisa mengubah keadaan barang dari suatu tingkat tertentu ke
tingkat yang lain, kearah peningkatan nilai atau daya guna yang berguna untuk
11
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut ( Lincolin Arsyad, 2014 : 4 ) industri mengacu pada sejumlah
perusahaan yang memproduksi dan menjual sejumlah produk yang serupa,
memanfaatkan teknologi yang serupa, dan mungkin juga mengakses faktor
produksi (input) dari pasar faktor produksi yang sama.
2. Klasifikasi Industri
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986,
industri dibedakan menjadi :
a. Industri kimia dasar: misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk,
dsb.
b. Industri mesin, dan logam dasar: misalnya industri pesawat terbang,
kendaraan bermotor, tekstil, dll.
c. Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak
goreng curah, dll.
d. Aneka industri: industri pakaian, industri makanan, dan minuman, dan
lain-lain.
Klasifikasi berdasarkan tempat bahan baku :
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung dari
alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, dan lain lain.
b. Industri nonekstaktif, yaitu industri yang bahan baku didapat dari tempat
lain selain alam sekitar.
12
c. Industri fasilitatif, yaitu industri yang produk utamanya adalah berbentuk
jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan,
transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.
Jenis industri berdasarkan modal :
a. Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang
jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
b. Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititikberatkan pada
sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta
pengoperasiannya.
Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja :
a. Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja
berjumlah antara 1-4 orang.
b. Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja
berjumlah antara 5-19 orang.
c. Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah
karyawan/tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
d. Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja
berjumlah antara 100 orang atau lebih.
Penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi :
a. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market
oriented industry), yaitu industri yang didirikan sesuai dengan lokasi
potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-
kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan
13
semakin menjadi lebih baik.
b. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man
power oriented industry), adalah industri yang berada pada lokasi di pusat
pemukiman penduduk karena biasanya jenis industri tersebut
membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif, dan efisien.
c. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply
oriented industry), yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana
bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi
yang besar.
d. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri yang
didirikan tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan
di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas
serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya : Industri elektronik, Industri
otomotif, dan industri transportasi.
Klasifikasi Industri berdasarkan Proses Produksi :
a. Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lais, industri
alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi
barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen, misalnya: Industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubelair.
Jenis industri berdasarkan produktivitas perorangan :
14
Pada level atas, industri seringkali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu primer
(ekstraktif), sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa). Beberapa penulis
menambahkan sektor kuarterner (pengetahuan) atau bahkan sektor kuinari (kultur,
dan penelitian). Seiring berjalannya waktu, perpecahan industri masyarakat pada
masing-masing sektor mengalami perubahan.
a. Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan
hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah
hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan
sebagainya.
b. Industri sekunder, adalah industri yang mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah
kembali. Misalnya pemintalan benang sutra, komponen elektronik, daging
kaleng, dan sebagainya.
c. Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa
layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan
kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
d. Industri kuarterner, adalah industri yang mencakup penelitian
pengetahuan, dan teknologi serta berbagai tugas berlevel tinggi lainnya.
Misalnya adalah para peneliti, dokter, dan pengacara.
e. Industri kuinari, beberapa menganggapnya sebagai salah satu cabang
sektor kuarterner yang meliputi level tertinggi pengambilan keputusan
dalam masyarakat atau ekonomi. Sektor ini meliputi eksekutif atau
pegawai resmi dalam bidang pemerintahan, pengetahuan, universitas, non-
profit, kesehatan, kultur, dan media.
15
3. Tujuan Perusahaan
Menurut ( Lincolin Arsyad, 2014 : 30 ) Tujuan perusahaan menjadi salah satu
aspek yang penting dalam teori perusahaan. Dalam hal ini, tujuan menciptakan
suatu kerangka terstruktur terkait aktifitas perusahaan yang akan menjadi acuan
bagi perusahaan untuk mencapai efisiensi serta menetukan kebijakan-kebijakan
yang akan diambil dalam rangka mencapai output yang diharapkan. Disamping
itu, tujuan perusahaan juga menjadi ukuran bagi perusahaan dalam menentukan
tingkat keberhasilan dari aktifitasnya. Oleh karena itu, tujuan perusahaan harus
jelas sehingga mampu menyediakan acuan bagi stakeholders perusahaan dalam
menjalankan fungsinya masing-masing maupun dalam menilai kinerja
perusahaan.
Tujuan perusahaan yang paling sering dikemukakan dalam berbagai literatur
adalah maksimisasi profit. Meskipun demikian, terdapat berbagai tujuan lain
perusahaan, misalnya maksimisasi penjualan, maksimisasi nilai perusahaan,
maksimisasi pertumbuhan perusahaan, motivasi manajerial (maksimisasi utilitas
manajemen), stabilitas produksi, optimalitas persediaan, stabilitas dan ekspansi
pemasaran serta penguasaan pasar. Berikut adalah penjelasan dari beberapa tujuan
perusahaan tersebut :
a. Maksimisasi Laba
Maksimisasi laba dapat diartikan sebagai pendapatan dikurangi biaya.
Dalam jangka pendek, profit perusahaan akan maksimum ketika
pendapatan marjinal atau marginal revenue (MR) sama dengan biaya
marjinal atau maginal cost (MC) perusahaan. Oleh karena itu untuk
memaksimalkan profitnya, perusahaan akan mengatur agar MR=MC.
16
b. Maksimisasi Penjualan
Maksimisasi penjualan secara sederhana dapat diartikan menjual produk
sebanyak mungkin. Meskipun demikian seringkali ada kendala yang
membatasi maksimisasi penjulan tersebut. Perusahaan dapat
memaksimumkan pendapatan dari penjualannya dengan kendala profit
minimum (atau bisa juga tanpa kendala profit). Ketika tujuan perusahaan
memaksimumkan penjualan dan tidak ada kendala profit minimum, maka
output yang diproduksi seharusnya adalah output ketika pendapatan
marjinal (MR) sama dengan nol. Ketika kendala profit minimun
diterapkan, maka TR maksimum bukan lagi tercapai pada tingkat produksi
output sama MR=0, namun menyesuiakan pada tingkat profit minimun
yang diperbolehkan.
c. Maksimisasi Pertumbuhan
Tujuan maksimisasi pertumbuhan mengandung pengertian bahwa
perusahaan berusaha untuk memaksimumkan tingkat pertumbuhan
sejumlah area dalam aktivitasnya, seperti penjualan, laba, aset atau nilai
saham dengan eksistensi sejumlah kendala tertentu, misalnya kendala
profit minimum, laba ditahan maksimum, tingkat deviden minimum dan
tingkat likuiditas maksimum. Pertumbuhan dapat mendorong
keberlanjutan perusahaan. Dalam hai ini, pertumbuhan dapat mendorong
tercapainya economies of scale, peningkatan efisiensi pertumbuhan dan
selanjutnya mendorong peningkatan profit.
d. Maksimisasi Nilai Perusahaan
Tujuan maksimisasi nilai perusahaan mensyaratkan agar pengambilan
keputusan oleh manajemen perusahaan ditinjau untuk memaksimumkan
17
nilai perusahaan. Nilai perusahaan terkait dengan aliran profit yang
diterima atau diharapkan akan diterima oleh perusahaan. Sebagai contoh,
harga pasar dari saham perusahaan sangat ditentukan oleh tingkat laba
perusahaan saat ini maupun yang akan diterima pada masa mendatang.
Oleh karena itu tujuan maksimisasi nilai perusahaan sulit untuk dipisahkan
dari tujuan maksimisasi profit.
4. Peran Industri
Menurut ( Mudrajad Kuncoro, 2007 : 363 ) Industri memiliki peran yang sangat
penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu Industri perlu
dikembangkan karena :
a. Industri mampu menyerap tenaga kerja. Kecenderungan menyerap banyak
tenaga kerja umumnya membuat banyak IKRT intensif pula dalam
menggunakan sumber daya alam lokal, sehingga akan menimbulkan
dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan
jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan, dan
pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.
b. Industri kecil dan rumah tangga (IKRT) memegang peranan penting dalam
ekspor nonmigas, meskipun jika dibandingkan dengan industri besar
kontribusinya masih jauh lebih kecil.
c. Pengembangan industri kecil merupakan cara yang dinilai besar peranan-
nya dalam pengembangan industri manufaktur.
Beberapa dampak positif industri yang juga menjadi peranan industri kecil dalam
kehidupan masyarakat, antara lain:
18
a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran.
b. Menghasilkan aneka barang yang diperlukan oleh masyarakat dan untuk
mengurangi ketergantungan negara pada luar negeri.
c. Memperluas lapangan kerja dan memberi sumbangan devisa bagi negara.
d. Merangsang masyarakat memperluas kegiatan ekonomi dalam
meningkatkan pengetahuan industri dan kewirausahaan.
B. Struktur Pasar dan Macamnya
Menurut (Nur laily dan Budiyono Pristyadi, 2013 : 80 ) struktur pasar merupakan
suatu pola dimana elemen-elemen dalam industri saling berinteraksi, baik antara
penjual, antara pembeli, antara penjual dan pembeli, maupun antara penjual yang
sudah ada dengan calon pesaing yang akan masuk ke pasar. Strutur terkait dengan
seberapa tinggi derajat konsentrasi penjual (jumlah penjuan dan distribusi
penjualan), derajat konsentrasi pembeli (jumlah pembeli dan distribusi
pembelian), derajat diferensiasi produk (seberapa tinggi tingkat variasi produk)
dan hambatan untuk terjadinya kompetisi (seberapa tinggi tingkat kesulitan yang
ditemui oleh pesaing atau new entrants untuk masuk ke dalam industri).
1. Struktur Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan suatu industri dimana terdapat banyak
penjual dan pembeli, dan setiap penjual maupun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan di pasar. Ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna :
a. Setiap perusahaan adalah “pengambil harga” (price taker) yang berati
suatu perusahaan yang ada di pasar tidak dapat menentukan atau
19
harga di pasar.
b. Setiap perusahaan bebas untuk keluar atau masuk.
c. Setiap perusahaan menghasilkan barang yang sama
(sejenis/homogen/identical).
d. Para pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan
pasar.
2. Struktur Pasar Monopoli
Definisi pasar monopoli adalah suatu industri atau sebagai struktur pasar dimana
hanya terdapat satu penjual saja dan perusahaan yang perusahaan yang
menjalankannya bersifat BUMN. Ciri-ciri pasar monopoli diantaranya :
a. Industri satu perusahaan, artinya barang yang dihasilkan tidak dapat dibeli
di tempat lain (para pembeli tidak punya pilihan).
b. Tidak punya barang pengganti yang mirip.
c. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri (bersifat legal
keluar masuk pasar).
d. Dapat menguasai atau menentukan harga.
e. Promisi secara iklan tidak diperlukan.
3. Struktur Pasar Oligopoli
Struktur pasar oligopoli dapat diartikan dimana pada suatu pasar terdapat
beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaing. Ciri-
ciri dari pasar oligopoli itu sendiri adalah :
a. Jumlah perusahaan sangat sedikit.
b. Terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai pasar saling
20
mempengaruhi.
c. Barang produksinya adalah barang “standard”
1) Barang standar atau barang mentah. Misalnya industri baja,
alumunium, bahan baku dan lain-lain.
2) Barang berbeda corak atau barang akhir. Misalnya industri mobil,
industri rokok, industri pesawat terbang dan lain-lain.
d. Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan tangguh. Tangguh
ketika melakukan kerjasama menentukan harga sesama perusahaan dan
lemah ketika sendiri-sendiri dalam menentukan harga.
e. Pada umumnya perusahaan perlu melakukan promosi secara iklan.
4. Struktur Pasar Persaingan Monopolistik
Struktur pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada
diantara dua jenis yang ekstrim. Definisinya adalah sebagai suatu pasar dimana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak
(differentiated product). Pasar monopolistik dapat dicirikan :
a. Terdapat banyak perusahaan atau penjual.
b. Tetapi tidak seperti pasar persaingan sempurna.
c. Tidak bisa melebihi perusahaan yang lain.
d. Barang produksinya berbeda corak.
e. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan
memenuhi harga.
f. Masuk kedalam industri relatif mudah.
g. Persaingan mempromosikan penjualan sangat aktif.
21
C. Cara Pengukuran Struktur Pasar
1. Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio)
Rasio konsentrasi atau yang sering dikenal dengan istilah CR merupakan ukuran
yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi industri dengan menggunakan
teknik andil setiap perusahaan yang ada dalam industri yang ingin diamati.
Variabel-variabel yang ingin digunakan tergantung dari tujuan pengamatan yang
diinginkan, misalkan dapat berdasarkan pada variabel ; market share, output, nilai
tambah, nilai penjualan, nilai investasi, profit, tenaga kerja, modal dan
sebagainya(Prasetyo, 2010).
CRn =∑Dimana :
n = Jumlah perusahaan yang dipilih berdaarkan peringkat penjualan terbesar.
Xi = Besarnya angka penjualan dari perusahaan yang dipilih karena memiliki
tingkat penjualan terbesar.
Tj = Total penjualan dalam industri.
Hasil perhitungan CR yang sederhana dan bermanfaat untuk mengetahui bentuk
struktur industri juga memiliki kelemahan yaitu ukuran CR kurang mampu
menggambarkan struktur suatu industri secara lengkap. Hal ini dikarenakan
perhitungan CR hanya menggunakan suatu variabel saja, dimana nilai rasio
konsentasi ini kurang mampu memberikan informasi yang lengkap tentang
struktur industri.
22
2. Pangsa Pasar Perusahaan (Market Share)
Setiap perusahaan memiliki pangsa pasarnya sendiri, berkisar antara 0 sampai 100
persen dari total penjualan seluruh pasar. Menurut literatur neo-klasik, landasan
posisi pasar perusahaan adalah pangsa pasar yang diraihnya.
Rumus pangsa pasar adalah sebagai berikut :
MSi = x 100
Keterangan :
MSi = pangsa pasar perusahaan i (persen),
si = penjualan perusahaan i (juta rupiah),
stot = penjualan total seluruh perusahaan (juta rupiah).
Kriteria pangsa pasar :
1. Monopoli murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar.
2. Perusahaan dominan, bila memiliki 80% - 100% dari pangsa pasar dan tanpa
pesaing kuat.
3. Oligopoli ketat, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 60% - 100% dari
pangsa pasar.
4. Oligopoli longgar, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 40% - <60%
pangsa pasar.
5. Persaingan monopolistik, jika banyak pesaing yang efektif tidak satupun yang
memiliki lebih dari 10% pangsa pasar.
6. Persaingan murni, jika lebih dari 50 pesaing, tapi tidak satupun yang me-
miliki pangsa pasar berarti.
23
3. Indeks Herfindhal
Menurut ( Hasibuan, 1993 : 116 ) dalam mengukur struktur pasar dapat dilakukan
dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Herfindhal Index ( HI ) : ∑ 2
Keterangan :
n = Jumlah perusahaan yang terdapat dalam suatu industri
X = Nilai penjualan perbulan (Rp)
T = Jumlah total nilai penjualan perbulan dalam industri (Rp)
Indeks Herfindal (IHH) berkisar antara 0 atau 1/n sampai 1, dimana n adalah
jumlah perusahaan yang ada di pasar. IHH semakin mendekati 0 atau 1/n maka
konsentrasi pasar adalah rendah (mengarah pasar persaingan murni), sebaliknya
apabila IHH mendekati 1 maka konsentrasi pasar adalah tinggi (mengarah pasar
persaingan monopili). The Federal Trade and Commision in the US menetapkan
bahwa pasar terkategori high concentrated jika nilai IHH > 0,18 (Chiang : 2001).
Salah satu acuan untuk menggunakan IHH dalam penentuan klasifikasi industri
yang dikeluarkan oleh Department of Justice (DOJ) dan Federal Trade
Commision (FTC) Negara Amerika Serikat, dalam “Horizontal Marger
Guidelines” (D Salvatore, microeconomic: theory and applications :2003) yang
menyatakan :
1. IHH < 0,10 mengindikasikan pasar yang tidak terkonsentrasi.
2. 0,10 < IHH < 0,18 mengindikasikan pasar yang terkonsentasi secara
moderat.
3. IHH > 0,18 mengindikasikan pasar yang terkonsentasi tinggi.
24
Di dalam negeri KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) menetapkan bahwa
interprestasi angka IHH adalah :
Nilai IHH < 0,18 = tingkat konsentasi rendah
Nilai IHH > 0,18 = tingkat konsentasi tinggi
D. Perilaku
perilaku merupakan pola perilaku yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan yang
ada di pasar untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan masing-masing. Perilaku perusahaan tercermin dari
berbagai strategi dan kebijakan yang diterapkan oleh pengambil keputusan dalam
perusahaan untuk menghadapi persaingan. Elemen perilaku mencakup penentuan
harga, jenis, kualitas produk yang diproduksi, penentuan standar proses dan
kualitas produk, strategi periklanan, penelitian dan pengembangan serta berbagai
bentuk praktik persaingan maupun kerja sama (kolusi) yang ada dalam industri.
Elemen perilaku mengacu pada perilaku perusahaan dalam merespon kondisi
persaingan dalam industri ( Lincolin Aryad, 2014 : 63 ).
1. Strategi Harga
Strategi harga merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menentukan harga
produknya yang sangat ditentukan oleh karakteristik struktural industri yang
melingkupi perusahaan tersebut. Dalam pasar monopoli, penetapan harga diatas
biaya marjinal sangat dimungkinkan (sebaliknya tidak dimungkinkan pada pasar
persaingan sempurna). Sementara itu, dalam pasar persangan monopolistik dan
pasar persaingan oligopolistik kompetisi harga secara terang-terangan cenderung
25
tidak akan efektif. Bahkan pada pasar oligopoli dapat memicu perang harga yang
sifatnya negatif bagi seluruh perusahaan yang melakukan perang harga (Lincolin
Arsyad, 2014 : 67).
2. Strategi Produk
Strategi produk dapat diartikan sebagai kemampuan produsen untuk menciptakan
pembedaan, baik secara fisik maupun non fisik, antara produk produsen tersebut
dan produk substitusinya sehingga konsumen tidak lagi menganggap kedua jenis
produk tersebut identik atau mendekati sama. Strategi produk dapat dikelompokan
menjadi strategi produk horisontal dan strategi produk vertikal. Strategi produk
vertikal mengacu pada adanya perbedaan kualitas secara keseluruhan antara suatu
produk dengan produk lainnya (misalnya produk susu dengan kandungan lemak
rendah dengan produk susu biasa). Sementara itu strategi horisontal mengacu
pada adanya perbedaan sejumlah karakteristik antara suatu produk dengan produk
lainnya, namun kualitas produk-produk tersebut secara keseluruhan hampir sama
(Lincolin Arsyad, 2014 : 168).
3. Strategi Pemasaran dan Promosi
Strategi pemasaran merupakan pendekatan terinci untuk menerapkan strategi-
strategi yang ditentukan lewat program-program pemasaran yang spesifik, seperti
program periklanan, promosi penjualan, pengembangan produk, serta program
penjualan dan distribusi ( Amirullah, 2015 : 156 ).
Promosi merupakan suatu metode yang digunakan oleh perusahaan penyedia
barang dan jasa (produsen) untuk memberikan informasi kepada konsumen
mengenai barang dan jasa yang harus dibeli sesuai dengan kebutuhan dan
26
anggarannya. Aktivitas promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti
pengiriman brosur (direct-mail), dan promosi melalui toko (in-store promotion)
seperti diskon buy one get one free. Promosi berdasarkan sifatnya dapat
dikelompokan menjadi dua jenis yaitu promosi yang bersifat informatif dan
promosi yang bersifat persuasif ( Lincolin Arsyad, 2014 : 171 ).
4. Strategi Kerjasama
Strategi kerjasama di devinisikan oleh (Lincolin Arsyad, 2014 : 174) merupakan
aktivitas kerjasama antara perusahaan yang dilakukan sebagai sarana untuk
menghindari ketidak pastian dalam bisnis ( terutama apabila perusahaan berada
dalam struktur pasar oligopoli dimana terdapat hubungan saling ketergantungan
antara produsen dalam proses pengambilan keputusan ). Terkait dengan hai ini,
starategi kerjasama anatara perusahaan dapat mengurangi sejumlah resiko bisnis,
terutama resiko yang muncul akibat persaingan dalam industri. Kerjasama lebih
merupakan suatu cara untuk meredam tekanan persaingan dan menciptakan
lingkungan operasional yang managable melalui aktifitas yang seragam dari suatu
strategi untuk memaksimalkan profit perusahaan-perusahaan yang terlibat
didalam kerjasama. Aktifitas kolusi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu kolusi
informal atau (yang tidak memerlukan persetujuan atau komunikasi formal atau
yang sifatnya eksplisit) dan kolusi formal (yang didasarkan pada persetujuan
formal antara perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalamnya).
E. Kinerja
Menurut (Lincolin Arsyad, 2014 : 68 ) kinerja mengacu pada pengukuran sejauh
mana industri atau perusahaan dalam industri mampu mencapai tujuan yang telah
27
ditetapkan. Kinerja tercermin dari tingkat profitabilitas, efisiensi, dan
pertumbuhan perusahaan dalam industri. Berikut ini adalah sejumlah indikator
yang dapat digunakan untuk mempresentasikan kinerja perusahaan :
1. Profitabilitas
Teori neoklasik yang digunakan dalam pendektan SCP mengasumsikan
bahwa profit yang tinggi (diatas normal) hanya dapat terjadi pada
perusahaan yang memiliki dan memanfaatkan kekuatan pasarnya untuk
mengendalikan harga dan kuantitas produk yang diproduksi atau dijualnya.
Di sisi lain, aliran pemikiran ekonomi Chicago School menyatakan profit
diatas normal terjadi karena keunggulan biaya atau keunggulan efisiensi
perusahaan yang kemudian meningkatkan derajat monopoli yang
dicapainya.
2. Pertumbuhan
Profitabilitas merupakan ukuran yang tepat bagi tingkat keberhasilan
kinerja perusahaan yang bertujuan untuk memaksimumkan profit.
Meskipun demikian, indikator profitabilitas kurang relevan untuk
menganalisis kinerja perusahaan yang tidak bertujuan untuk
memaksimumkan profit. Terkait dengan hal ini, indikator pertumbuhan
seperti pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aset, atau pertumbuhan
lapangan kerja mungkin dapat menjadi salah satu alternatifnya. Di
samping itu, dengan menggunakan indikator pertumbuhan, pencapaian
kinerja perusahaan dengan skala usaha yang tidak sebanding dapat
diperbadingkan.
3. Kualitas produk
28
Kualitas produk dapat menjadi indikator yang penting ketika kepuasan
konsumen menjadi tujuan utama perusahaan. Indikator ini biasa digunakan
dalam analisis yang digunakan oleh lembaga pemerintahan maupun
lembaga perlindungan konsumen.
4. Perkembangan teknologi
Tingkat perkembangan teknologi (tingkat inovasi) seringkali dianggap
sebagai indikator kinerja industri yang penting. Dalam jangka panjang,
kemajuan teknologi mampu menciptakan damapak yang sangat besar bagi
pasar. Terutama melalui pengaruhnya terhadap sisi permintaan (dimana
selera dan preferensi konsumen cenderung berubah seiring dengan
keluarnya produk baru ke pasar akibat penemuan teknologi baru) dan sisi
penawaran (dimana teknologi dan struktur biaya cenderung berubah ketika
terdapat teknologi produksi baru yang lebih efisien).
5. Efisiensi
Efisiensi dapat dibagi menjadi 2, yaitu efisiensi produktif dan efisiensi
alokatif. Efisiensi produktif terkait dengan jumlah output yang dihasilkan
dengan jumlah input tertentu, termasuk terkait pemilihan kombinasi input
untuk memproduksi output dalam jumlah tertentu. Sementara itu, efisiensi
alokatif terkait dengan kemampuan pasar dalam memaksimalkan
kesejahteraan seluruh stakeholder dalam pasar dimana perusahaan ber-
oprasi.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang digunakan sesuai dengan teori SCP yaitu pendekatan
Structure, Conduct, dan Performance Markets. Bahwa dalam ilmu ekonomi
29
industri antara struktur pasar ( market structure ), perilaku ( conduct ), dan kinerja
( performence ) memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat. Pada satu sisi
struktur pasar menentukan perilaku perusahaan industri, dan perilaku perusahaan
industri menentukan keadaan kinerja pasar.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran.
Industri Kerajinan Berbahan Baku Rotan
Strategi ( Variabel X )
X1 = Strategi Harga
X2 = Strategi Produk
X3 = Strategi Pemasaran
dan Promosi
X4 = Strategi Kerja Sama
Kinerja Usaha (Variabel Y)
Y1 = Maksimisasi
Keuntungan
Y2 = Maksimisasi Penjualan
Y3 = Kepuasan
Y4 = Pangsa Pasar
Y5 = Stabilitas Harga
Y6 = Stabilitas Produk
Pendekatan Struktur, Condact,dan Performance (SCP)
Pengaruh Ketepatan PenerapanStrategi Terhadap Kinerja
Struktur Pasar(Cara Pengukuran):
1. KonsentrasiRasio (CR)
2. Pangsa Pasar(Market Share)
3. IndeksHerfindal
Ketepatan StrategiTerhadap Struktur Pasar
30
G. Hipotesis
1. Diduga kualitas implementasi (strategi harga, strategi produk, strategi
pemasaran & promosi, dan strategi kerja sama) telah berjalan efektif.
2. Terdapat pengaruh positif dari setiap implementasi strategi yang
diterapkan pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman
sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten
Lampung Tengah terhadap kinerja usaha.
3. Terdapat pengaruh positif secara bersama antara implementasi strategi
terhadap kinerja pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa
anyaman sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur
Kabupaten Lampung Tengah.
H. Penelitian Terdahulu
Tabel 5. Ringkasan Penelitian TerdahuluNo Peneliti
dan TahunPenelitian
Judul Penelitian MetodeAnalisis
Hasil Penelitian
1 RezekiAngrianiSiregar(2014)
Analisis Structure,Conduct, DanPerformance (SCP)Industri TekstilDan Produk TekstilDi Indonesia
Metode analisisyang digunakandenganmenggunakanuji statistikmelalui uji F, ujit, dan koefisiendeterminasi(R2).
Berdasarkan hasil analisisyang diperoleh bahwavariabel yang mempunyaipengaruh terbesar dansignifikan dalampeningkatan kinerjaadalah efisiensi (XEF).Variabel rasiokonsentrasi (CR4)berpengaruh negatif dantidak signifikan terhadapPrice Cost Margin(PCM), variabel MESdan pertumbuhan output(growth) berpengaruhpositif dan tidaksignifikan terhadap
31
PCM industri TPT diIndonesia.
2 RebekaBelangkaehe, DaisyEngka DanDennijMandeij(2014)
Analisis StrukturPasar, Perilaku,Dan Kinerja
Industri PerbankanIndonesia
(Studi Pada BankYang Terdaftar DiBei Periode 2008-2012).
Multikolinieritas, Autokorelasi,Heterokedastisitas, uji t, uji f,dan ujideterminasi (R2)
Struktur pasar
industri perbankanIndonesia pada periode2008-2012 adalahmonopolistic, sedangkanperilaku bank yangmemberikan keutunganadalah efisiensi, karenapada penelitian iniindustri perbankanIndonesia
mendukung hipotesisefisiensi.
3 Winsih(2007)
Struktur, Perilakudan KinerjaIndustriManufakturIndonesia
Analisis RegresiLinier Berganda
1. Variabel yang
Mempunyai pengaruh
terbesar pada peningkatankinerja
adalah produktivitas, danefisiensi-x.
2. Variabel konsentrasi
empat perusahaan
terbesar, pertumbuhan
nilai produksi, ekspor danimpor tidak signifikanterhadap peningkatankeuntungan.
4 AndrianiIndri
(2006)
Analisis Struktur,Perilaku, KinerjaIndustri Susu diIndonesia
RegresiBerganda
1. Strategi penetapanharga
dan produk dilakukan
dengan melakukan
interdependensi antarapesaing yang satu dengan
pesaing lainnya. Strategiproduk yang dilakukan
32
adalah melaluidiversifikasi produk.
2. Dalammempromosikan
produknya, industri susumelakukan strategiberbentuk merek. Darisegi kinerja, industry susudi Indonesia memilikinilai PCM yang cukuptinggi.
5 Neuberger(1997)
Structure,Conduct, and Performancein BankingMarkets
Panel data (CRNI) berpengaruhpositif signifikanterhadap profitabilitas.Pola SCP memberikantemuan yang berbedaantar negara karenakarakteristik (kondisipasar) yang berbeda antarnegara, perbankanAmerika mendukunghipotesis efisiensi,dengan hasil pangsa pasar(MS) berpengaruh positifsignifikan terhadapprofitabilitas dankonsentrasi (CR) tidaksignifikan berpengaruhterhadap profitabilitas.Sedangkan perbankanEropa sebaliknya,mendukung hipotesistradisional pangsa pasar(MS) tidak berpengaruhsignifikan terhadapprofitabilitas dankonsentrasi (CR)berpengaruh positifsignifikan terhadapprofitabilitas.
33
III. METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antara
berbagai fenomena yang diselidiki, dan juga untuk mengetahui hubungan atau
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen pada usaha
industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung.
Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan dengan menggunakan metode survei,
menurut ( BPS, 2017 ) metode survei adalah metode pengumpulan data dengan
mengambil sebagian objek populasi tetapi dapat mencerminkan populasi dengan
memperhatikan keseimbangan antara jumlah variabel, akurasi, tenaga, waktu dan
biaya. Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Desa Nunggal Rejo, Kecamatan
Punggur, Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian dilakukan pada tahun 2018
dengan jumlah populasi sebanyak 157 industri.
B. Jenis dan Sumber Data
Untuk melakukan penelitian ini diperlukan dua jenis data yaitu :
1. Data Primer
Menurut (J. Supranto, 1993) yaitu data yang secara langsung dikumpulkan oleh
penulis dari obyek penelitian dilapangan. Metode yang digunakan sebagai
34
pengumpul data yaitu :
a. Interview, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan
wawancara langsung dan dengan disertai kuesioner mengenai
permasalahan yang diteliti yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
b. Observasi, yaitu metode yang dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung dan pencatatan secara sistematis didaerah penelitian.
2. Data Sekunder
Menurut (J. Supranto, 1993) data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak
langsung dalam bentuk dokumen, majalah, dan sebagainya yang berhubungan
dengan kegiatan penelitian. Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari
lembaga terkait seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten
Lampung Tengah, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lampung Tengah dan
data lain yang bersumber dari referensi studi kepustakaan melalui jurnal, artikel,
dan bahan lain dari berbagai situs website yang mendukung.
C. Penentuan Jumlah Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil/ditentukan berdasarkan
karakteristik dan teknik tertentu. Penentuan jumlah sampel sangat tergantung dari
karakteristik dan jumlah populasi. Apabila jumlah populasi diketahui secara jelas
jumlahnya maka dapat digunakan beberapa rumus atau tabel, salah satu rumus
yang sering digunakan adalah rumus slovin (Tony Wijaya, 2013 : 29) :
n = N / ( 1 + N e2 ) = 157 / ( 1 + 157 x 0,12 ) = 2,57
= 157 : 2,57
= 61 kuesioner atau responden
35
Dimana :
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (error tolerance ) 1-15 %
D. Operasionalisasi Variabel
Menurut ( Amirullah, 2015 : 4 ), strategi adalah sebuah rencana yang disatukan,
luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan dan direncanakan untuk memastikan bahwa tujuan
utama perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh
organisasi. Variabel strategi ini diantaranya adalah :
1. Strategi Harga
Strategi harga membahas beberapa metode penentuan harga dan strategi harga
yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Strategi harga
difokuskan pada sejumlah strategi penetuan harga berikut, diantaranya penetapan
harga berdasarkan harga perusahaan pemimpin (price-leadership princing), biaya
produksi (cost plus pricing), diskriminasi harga ( price discrimination ), dan harga
jual perusahaan lain.
2. Strategi Produk
Strategi produk dapat diartikan sebagai kemampuan produsen untuk menciptakan
pembedaan, baik secara fisik maupun non-fisik, antara produk produsen tersebut
dan produk substitusinya sehingga konsumen tidak lagi menganggap kedua jenis
produk tersebut identik atau mendekati sama.
3. Strategi Pemasaran dan Promosi
36
Startegi pemasaran dan promosi diartikan sebagai cara produsen dalam upaya
meningkatkan penjualan dan meyakinkan kepada konsumen bahwa produk yang
dijual layak untuk dibeli.
4. Strategi Kerja Sama
Strategi kerja sama dapat diartikan sebagai bentuk upaya produsen dalam
menjalin kesepakatan kerja sama dengan pihak lain yang berupa pengadaan modal
usaha, pengadaan bahan baku, dan pemasaran barang.
Tabel 6. Operasionalisasi VariabelNo Variabel Sub-Variabel Indikator Skala
Strategi Strategi harga 1. Keragaman cara Ordinal
2. Menetapkan harga batasterendah dan tertinggi
3. Memberlakukandiskriminasi harga
4. Memberlakukandiskriminasi hargaberdasarkan bentuk dancorak produk
5. Menetapkan hargaberdasarkan hargaperusahaan lain
Strategi produk 6. Bentuk produk Ordinal7. Kuantitas produk8. Kualitas produk9. Tampilan/corak produk10. Memperhatikan selera
konsumen11. Memperhatikan target
penjualanStrategipemasaran danpromosi
12. Skala waktu promosi Ordinal
13. Biaya promosi14. Cara promosi
Strategikerjasama
15. Kerja sama dalampengadaan modal
Ordinal
Berlanjut..
37
Lanjutan..16. Kerja sama dalam
pengadaan bahan baku17. Kerja sama dalam
pemasaran
Kinerja Maksimisasikeuntungan
18. Tercapainyamaksimisasi targetkeuntungan
Ordinal
Maksimisasipenjualan
19. Tercapainyamaksimisasi target nilaipenjualan
Ordinal
Kepuasan 20. Tercapainya kepuasankonsumen
Ordinal
Pangsa pasar 21. Tercapainya targetpangsa pasar
Ordinal
Stabilitas harga 22. Tercapainya stabilitasharga
Ordinal
Stabilitas produk 23. Tercapainya stabilitasproduk
Ordinal
E. Alat Analisis
Untuk menganalisis permasalahan yang ada maka alat analisis yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran Variabel Strategi dan Kinerja
Pengukuran variabel strategi dan kinerja perusahaan menggunakan metode
pengubahan data dari skala ordinal menjadi skala interval (metode successive
interval). Menurut tingkatannya data dari skala terendah samapai dengan skala
tertinggi adalah nominal, ordinal, interval, dan rasio. Dalam analisis minimal
skala yang digunakan adalah skala interval, maka supaya analisis tersebut dapat
dilakukan skala ordinal harus dinaikan atau ditransformasikan ke dalam skala
interval. Skala ordinal ialah pemberian klasifikasi atau urutan terhadap objek yang
diukur. Misalnya melihat tingkat perekonomian individu masyarakat yang dapat
38
kita bagi menjadi kaya, menengah, dan tertinggal ( Sidik Priadana, 2009 : 170 ).
Menurut ( Zainal Mustafa, 2013 : 55 ) skala ordinal merupakan suatu instrumen
yang menghasilkan nilai atau skor yang bertingkat atau berjenjang (bergradasi),
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mencakup sifat skala nominal
b. Bersifat kontinyu (kontinum)
c. Nilai yang dihasilkan oleh skala ordinal bukan sebagai nilai absolut
terhadap suatu objek, tetapi sebagai urutan (ranking/jenjang) dari yang
paling rendah hingga yang paling tinggi.
d. Interval atau jarak antara rangking/jenjang tidak sama
e. Jika pada skala ordinal terdapat angka 0 (nol), maka angka tersebut
merupakan angka semu (tidak dapat diartikan sebagai tidak ada).
f. Nilai dari skala ordinal 4, tidak berarti sama dengan 2x dari nilai 2.
Jenjang yang digunaka merupakan skala Likert :
1. Sangat baik 5
2. baik 4
3. cukup baik 3
4. kurang baik 2
5. tidak baik 1
2. Analisis Deskriptif
Menurut ( Setyosari Puanji, 2010 : 89 ) Penelitian deskriptif adalah Penelitian
yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan,
peristiwa, objek ataukah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-
variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.
39
Tabel 7. Rancangan Analisis DeskriptifNo Aspek Penilaian
VariabelPerilaku
ItemPertanyaan
Tatal SkorRill
Total SkorHarapan
PencapaianKondisi Ideal
X1 Strategi Harga 5 ................. 1525 ................X2 Strategi Produk 6 ................. 1830 ................X3 Strategi
Pemasaran danPromosi
3 ................. 915 ................
X4 StrategiKerjasama 3 ................. 915 ................
Y Kinerja Usaha 6 ................. 1830 ................Jumlah 23 ................. 7015 ................
Rata-rata ................. 1403 ................
Untuk mengetahui persentase pencapaian kondisi ideal deskriptif dapat dengan
membandingkan dengan penilaian sebagai berikut :
a. 81% - 100% = Sangat Tercapai
b. 61% - 80% = Tercapai
c. 41% - 60% = Cukup Tercapai
d. 21% - 40% = Kurang Tercapai
e. 0% - 20% = Tidak Tercapai
3. Uji Persyaratan Instrumen
a. Uji Validitas
Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006 : 160) uji validitas (uji kesahihan) untuk
mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid atau sahih, maka
perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan
skor total kuesioner tersebut. Untuk item-item pertanyaan yang tidak valid harus
dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen pertanyaan. Untuk mengukur
validitas angket digunakan korelasi product moment, yaitu:
40
Rumus : rxy = N(Σ x y) – (Σ x) . (Σ y)(Σx ) − (Σ x) (Σy ) − (Σ y)Keterangan :
rxy = hubungan variabel X dengan variabel Y
X = skor dari setiap pertanyaan
Y = skor total dari pertanyaan
N = jumlah populasi
Pengujian kevalidan menggunakan r product moment pada derajat kebebasan (df)
= N - 2 dengan kriteria pengujian :
Jika rxy > r tabel maka daftar pertayaan dinyatakan valid
Jika rxy < r tabel maka daftar pertayaan dinyatakan tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Menurut (Suharsimi Arikunto, 2006 : 178) uji reliabilitas memiiki pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak
akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban
tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yaitu yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar
sesuai dengan kenyataannya, maka berulang kali pun diambil, tetap akan sama.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat
reliabilitas adalah Cronbach Alpha dengan cara membandingkan nilai Alpha
dengan standarnya. Pengukuran reliabilitas menggunakan metode Alpha
Cronbach akan menghasilkan nilai alpha dalam skala 0-1 menunjukkan keandalan
41
(reliabilitas) instrument, yang dapat dikelompokkan dalam lima kelas. Nilai
masing-masing kelas dan tingkatan reliabilitasnya seperti terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 8. Tabel ReliabilitasAlpha Tingkat Reliabilitas
0,801 – 1,000 Sangat Tinggi
0,601 – 0,800 Tinggi
0,401 – 0,600 Cukup
0,201 – 0,400 Kurang
0,000 – 0,200 Tidak
Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus cronbachalpha sebagai berikut:
= ( − 1) 1∑Apabila koefisien Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,60 maka dapat dikatakan instrumen
tersebut reliabel.
4. Analisis Struktur Pasar
a. Pangsa Pasar Perusahaan (Market Share)
Setiap perusahaan memiliki pangsa pasarnya sendiri, berkisar antara 0 sampai 100
persen dari total penjualan seluruh pasar. Menurut literatur neo-klasik, landasan
posisi pasar perusahaan adalah pangsa pasar yang diraihnya.
Rumus pangsa pasar adalah sebagai berikut :
MSi = x 100
Keterangan :
MSi = pangsa pasar perusahaan i (persen)
si = penjualan perusahaan i (juta rupiah)
42
stot = penjualan total seluruh perusahaan (juta rupiah).
Kriteria pangsa pasar :
1. Monopoli murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar.
2. Perusahaan dominan, bila memiliki 80% - 100% dari pangsa pasar dan tanpa
pesaing kuat.
3. Oligopoli ketat, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 60% - 100% dari
pangsa pasar.
4. Oligopoli longgar, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 40% - <60%
pangsa pasar.
5. Persaingan monopolistik, jika banyak pesaing yang efektif tidak satupun yang
memiliki lebih dari 10% pangsa pasar.
6. Persaingan murni, jika lebih dari 50 pesaing, tapi tidak satupun yang
memiliki pangsa pasar berarti.
b. Indeks Herfindhal
Menurut ( Hasibuan, 1993 : 116 ) dalam mengukur struktur pasar dapat dilakukan
dengan menggunakan formula sebagai berikut:
Herfindhal Index ( HI ) : ∑ 2
Keterangan :
n = Jumlah perusahaan yang terdapat dalam suatu industri
X = Nilai penjualan perbulan (Rp)
T = Jumlah total nilai penjualan perbulan dalam industri (Rp)
Indeks Herfindal (IHH) berkisar antara 0 atau 1/n sampai 1, dimana n adalah
jumlah perusahaan yang ada di pasar. IHH semakin mendekati 0 atau 1/n maka
43
konsentrasi pasar adalah rendah (mengarah pasar persaingan murni), sebaliknya
apabila IHH mendekati 1 maka konsentrasi pasar adalah tinggi (mengarah pasar
persaingan monopili). The Federal Trade and Commision in the US menetapkan
bahwa pasar terkategori high concentrated jika nilai IHH > 0,18 (Chiang : 2001).
Salah satu acuan untuk menggunakan IHH dalam penentuan klasifikasi industri
yang dikeluarkan oleh Department of Justice (DOJ) dan Federal Trade
Commision (FTC) Negara Amerika Serikat, dalam “Horizontal Marger
Guidelines” (D Salvatore, microeconomic: theory and applications :2003) yang
menyatakan :
1. IHH < 0,10 mengindikasikan pasar yang tidak terkonsentrasi.
2. 0,10 < IHH < 0,18 mengindikasikan pasar yang terkonsentasi secara
moderat.
3. IHH > 0,18 mengindikasikan pasar yang terkonsentasi tinggi.
Di dalam negeri KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) menetapkan bahwa
interprestasi angka IHH adalah :
Nilai IHH < 0,18 = tingkat konsentasi rendah
Nilai IHH > 0,18 = tingkat konsentasi tinggi
5. Analisis Regresi Liniear Berganda
Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan adalah model regresi liniear
berganda. Menurut ( Damodar Gujarati, 2000 : 95 ) model regresi berganda adalah
model yang mempertunjukan hubungan antara variabel terikat dengan variabel
bebas. Persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + Et
44
Keterangan :
Y = Kinerja usaha
β0 = Nilai konstanta
β1-4= Nilai koefisien regresi
X1 = Strategi harga
X2 = Strategi produk
X3 = Strategi pemasaran dan promosi
X4 = Strategi kerjasama
Et = Error term
Dalam menentukan persamaan regresi skala ordinal dibentuk menjadi skala
interval dengan menggunakan metode successive interval. Menurut (Sarwono
2011 : 177) dalam penelitian statistik parametrik yaitu regresi liniear data
kuesioner ordinal harus transformasi terlebih dahulu menjadi data interval agar
hasilnya tidak bias pada saat digunakan untuk regresi linear. Transformasi data
ordinal menjadi interval dapat dilakukan dengan menggunakan cara successive
interval, berikut langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval
secara manual :
1. Memperhatikan frekuensi setiap responden yaitu banyaknya responden yang
memberikan respon untuk masing-masing kategori yang ada.
2. Menentukan nilai populasi setiap responden yaitu dengan membagi setiap
bilangan pada frekuensi, dengan banyaknya responden keseluruhan.
3. Jumlah proporsi secara keseluruhan (setiap responden), sehingga diperoleh
proporsi komulatif.
4. Tentukan nilai Z untuk setiap proporsi komulatif.
45
5. Menghitung Scale Value (SV) untuk masing-masing responden dengan
rumus:
SV =( ) ( )( ) ( )
Keterangan :
Density of Lower Limit = Kepadatan Atas Bawah
Density at Upper Limit = Kepadatan Batas Bawah
Area Below Upper Limit = Daerah Batas Atas Bawah
Area Below Lower Limit = Daerah Bawah Batas Bawah
6. Mengubah Scala Value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (= 1) dan
mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil
sehingga sehingga diperoleh Transformed Scale Value (TSV).
6. Elastisitas Variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y)
Menurut (Damodar Gujarati, 2000) elastisitas adalah perubahan persentase Y
akibat adanya perubahan persentase nilai X. Perubahan yang dimaksud bisa
positif (searah) atau negatif (berbalik arah) sesuai tanda koefisien pada regresi.
Konsep elastisitas digunakan untuk memperoleh ukuran kuantitatif respon suatu
fungsi terhadap faktor yang mempengaruhi. Perhitungan elastisitas dalam
penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :
E = ×Keterangan:
=
46
== data (Xi) yang telah di successive
y = data (y) yang telah di succesive
7. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut ( Damodar Gujarati, 2000 : 97 ) uji normalitas merupakan uji yang
dilakukan untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak.
Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Jarque-Bera (JB). Pengujian ini
diawali dengan menghitung skewness (kemiringan) dan kurtosis (keruncingan)
yang mengukur residual OLS dan menggunakan pengujian statistik:
JB = n [ +( ) ]
Dimana n = ukuran sampel, S = koefisien skewness, dan K = koefisien kurtosis.
Di bawah hipotesis nol, residual memiliki distribusi normal, JB statistik mengikuti
distribusi Chi-square dengan df 2 secara asimtotik.
Hipotesis yang digunakan :
H0 : residual terdistribusi dengan normal
Ha : residual terdistribusi tidak normal
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
JB statistik > X2 tabel, p-value > 5%, H0 ditolak, Ha diterima.
JB statistik < X2 tabel, p-value < 5%, H0 diterima, Ha ditolak.
47
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Damodar Gujarati, 2000 : 105 ) heteroskedastisitas adalah varian dari
residual model regresi yang digunakan dalam penelitian tidak homokedastis atau
dengan kata lain tidak konstan. Data yang diambil dari pengamatan satu ke lain
atau data yang diambil dari observasi satu ke yang lain tidak memiliki residual
yang konstan atau tetap. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas maka
dapat digunakan metode White Heteroskedastisitas Test (no cross term). Uji
keberadaan heteroskedastisitas dilakukan dengan menguji residual hasil estimasi
menggunakan metode White Heteroskedastisitas Test (no cross term) dengan
membandingkan nilai Obs*R square dengan nilai Chi-square. Jika Obs*R square
(χ2 -hitung) > Chi-square (χ2–tabel), berarti terdapat masalah heteroskedastisitas
didalam model. Jika Obs*R square (χ2-hitung) < Chi-square (χ2–tabel), berarti
tidak ada masalah heteroskedastisitas. Dalam hal ini, hipotesis pendugaan masalah
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
H0 : Obs*R square (χ2 -hitung ) > Chi-square (χ2–tabel) maka mengalami
masalah heteroskedastisitas.
Ha : Obs*R square (χ2 -hitung ) < Chi-square (χ2–tabel), Model terbebas dari
masalah heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Menurut ( Damodar Gujarati, 2000 : 125 ) multikolinearitas adalah hubungan
linier yang terjadi diantara variabel-variabel independen, meskipun terjadinya
multikolinearitas tetap menghasilkan estimator yang BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator). Pengujian terhadap gejala multikolinearitas dapat dilakukan
dengan menghitung Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil estimasi. Jika VIF
48
< 10 maka antara variabel independen tidak terjadi hubungan yang linier atau
tidak ada multikolinearitas. Cara menghitung VIF adalah sebagai berikut:
VIP = ( )VIF menunjukkan bagaimana varians dari sebuah estimator ditingkatkan oleh
keberadaan multikolinearitas. Seiring dengan mendekati 1, VIF mendekati
tidak terhingga. Hal tersebut menunjukkan sebagaimana jangkauan kolinearitas
meningkat, varian dari sebuah estimator juga meningkat, dan pada suatu nilai
batas dapat menjadi tidak terhingga.
H0 : VIF > 10, terdapat multikolinearitas antar variabel bebas.
Ha : VIF < 10, tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas.
8. Uji Statistik
a. Uji t Statistik
Menurut (Damodar Gujarati, 2010) Uji t statistik dilakukan untuk melihat
hubungan atau pengaruh antara variabel bebas secara individual terhadap variabel
terikat. Cara menghitung uji t statistik adalah:
t₀ = = /√Dimana :
= rata-rata dari seluruh sampelμ = rata-rata x
σ = simpangan baku
n = jumlah sampel
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
49
: β = 0, variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat
H : ≠ 0, variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
1. Jika < maka diterima dan ditolak, artinya variabel
bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
2. Jika > maka H ditolak dan diterima, artinya variabel
bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
b. Uji F Statistik
Menurut (Damodar Gujarati, 2010) pengujian F Statistik akan memperlihatkan
hubungan atau pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Cara menghitung uji F statistik adalah:
= ( , )Dimana:
= numerator degree of freedom( k-1)
= denumerator degree of freedom (n-k)
= tingkat signifikansi
k = jumlah variabel
n = jumlah pengamatan
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
: = 0, secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
: β ≠ 0, secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
50
variabel terikat.
Dengan kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Jika F < , maka diterima dan H ditolak, artinya secara
bersama-sama seluruh variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat.
2. Jika F > maka ditolak dan diterima, artinya secara
bersama-sama seluruh variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat.
c. Koefisien Determinasi Berganda R2
Menurut (Damodar Gujarati, 2010) menyatakan bahwa koefisien determinasi R2
yaitu angka yang menunjukan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel
bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai
alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau
presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel
bebas X. Perhitungan R2 merupakan ukuran ikhtisar yang mengatakan seberapa
baik regresi sample mencocokan data. Koefisien determinasi R2 menyatakan
proporsi ragam pada Y(variabel terikat) yang dapat diterangkan oleh X (variabel
bebas). Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan :
1. Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin erat/dekat atau dengan kata lain model
tersebut dapat dinilai baik.
2. Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat jauh/tidak erat atau dengan kata lain model tersebut
dapat dinilai kurang baik.
79
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan strategi dan kinerja usaha
industri kerajinan berbahan baku rotan di sentra industri Desa Nunggal Rejo
Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah, maka dapat ditarik simpulan
sebagai berikut :
1. Kualitas implementasi (strategi harga, strategi produk, strategi pemasaran
serta promosi, dan strategi kerja sama) telah berjalan efektif. Hal ini
dikarenakan pencapaian efektifitas kondisi ideal rata-rata (strategi harga,
strategi produk, strategi pemasaran serta promosi, dan strategi kerja sama)
memiliki kriteria capaian nilai tercapai.
2. Pengaruh dari kualitas implementasi setiap strategi yang diterapkan
perusahaan pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman
sangkar burung terhadap kinerja usaha di Desa Nunggal Rejo Kecamatan
Punggur Kabupaten Lampung Tengah berpengaruh positif dan signifikan.
Hal ini dikarenakan nilai t-statistik lebih besar dari nilai t-tabel dan nilai
probabilitas kurang dari 0,05.
3. Pengaruh secara bersama antara kualitas implementasi strategi terhadap
kinerja usaha pada industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman
80
sangkar burung di Desa Nunggal Rejo Kecamatan Punggur Kabupaten
Lampung Tengah berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini dikarenakan
nilai F-statistik lebih besar dari nilai F-tabel.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, peneliti
mengajukan saran diantaranya adalah :
1. Untuk mendapatkan kemandirian usaha pemilik usaha industri kerajinan
berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar burung sebaiknya lebih
menjalin dan meningkatkan kerja sama terhadap toko perlengkapan
burung kicau dengan melakukan diskriminasi harga, karena diskriminasi
harga merupakan bentuk kerjasama dalam pemasaran serta harga jual
produk dan keuntungan dapat lebih ditentukan oleh pemilik usaha.
2. Pemilik industri kerajinan berbahan baku rotan berupa anyaman sangkar
burung untuk lebih memperhatikan kuantitas produk dan memperhatikan
target penjualan dalam memproduksi kerajinan berbahan baku rotan
berupa anyaman sangkar burung dengan cara meningkatkan jam kerja
pada kegiatan produksi.
3. Perlu lebih diperhatikan aspek promosi terutama pada keragaman cara
promosi seperti melakukan promosi melalui media sosial dan lain
sebagainya agar tidak cenderung hanya melakukan promosi secara
langsung saja oleh pemilik industri kerajinan berbahan baku rotan berupa
anyaman sangkar burung.
4. Kerjasama dalam pengadaan modal sangat perlu dilakukan dalam upaya
81
meningkatkan usaha industri kerajinan berbahan baku rotan berupa
anyaman sangkar burung, dimana dalam setiap peningkatan jumlah
produksi pasti juga meningkatkan jumlah bahan baku yang mana dalam
mendapatkan bahan baku diperlukan biaya untuk membelinya. Kerjasama
pengadaan modal pada Bank, Koprasi, BMT, atau kerabat perlu dilakukan
ketika ingin meningkatkan jumlah produksi dan biaya modal sudah tidak
bisa tercukupi secara pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2015. Manajemen Strategi Teori-Konsep-Kinerja. Jakarta: MitraWacana Media.
Anonym. https://id.wikipedia.org/wiki/Industri
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian, Prosedur PenelitianPendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, Lincolin., Kusuma Eri Stephanus. 2014. Ekonomika Industri, PendekatanStruktur Perilaku dan Kinerja. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan, edisi 5. Yogyakarta : UPP STIMYKPN.
BPS Lampung Tengah. 2016. Statistik Daerah Kecamatan Punggur.
BPS Lampung Tengah. 2017. Monografi Desa, Potensi Desa, dan Profil Desa.
EQ, Mustafa, Zainal. 2013. Mengurai Variabel Hingga Instrumensi. Yogyakarta :Graha Ilmu.
Gujarati, Damodar. 2000. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga.
Gujarati, Damodar. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga.
Hasibuan, Nurimansyah. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli danRegulasi. LP3ES. Yogyakarta.
Laily, Nur., Pristyadi, Budiyono. 2013. Teori Ekonomi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Mudrajad, Kuncoro. 2007. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,Perencanaan, Strategi, dan Peluang.Jakarta : Erlangga.
Novita, R. 2016. Perilaku Perusahaan dan Pengaruhnya terhadap PeningkatanKinerja Usaha Pada Industri Jasa Fotocopy. Skripsi : Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Lampung.
Prasetyo, P. Eko. 2010. Ekonomi Industri. Yogyakarta : Beta Offset.
Priadana, Sidik, Moh., Muis Saludin. 2009. Metodologi Penelitian, Ekonomi &
Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Puanji, Setyosari. 2010. Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta :Kencana.
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia, Tinjauan Historis, Teoritis,dan Empiris. Yogyakarta : Graga Ilmu.
Sarwono, Jonathan. 2011. Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatifdan Riset Kualitatif Secara Benar. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Teguh, Muhammad. 2010. Ekonomi Industri. Jakarta : Rajawali Pers.
Universitas Lampung. 2016. Panduan Penulisan Usul dan Lamporan Skripsi.Universitas Lampung : Bandar Lampung.
Utari, Yunita. 2015. Penerapan Strategi Usaha (Conduct) dan HubungannyaDengan Peningkatan Kinerja Usaha di Sentra Produksi Krupuk LampungTengah. Skripsi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Wijaya, Tony. 2013. Metodolegi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Teori danPraktik. Yogyakarta : Graha Ilmu.