Upload
dinhhanh
View
219
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SHAR-E
PADA PT. POS INDONESIA
(Studi Pada PT. Pos Indonesia Cabang Ciputat)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh :
MAESAROH
NIM : 206046103841
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Penulis panjatkan atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah dilimpahkan pada kita semua.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini yang
berjudul “Strategi Pemasaran Produk Shar-e Pada PT. Pos Indonesia (Studi Pada
PT. Pos Indonesia cabang Ciputat)” bukan semata-mata atas usaha penulis sendiri
namun juga karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ah. Azharudin Latief, M.Ag.,MH selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA selaku Koordinator Teknis Program Non
Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. H. Ahmad Yani,M.Ag Sekretaris Koordinator Teknis Program Non
Reguler Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
ii
6. Dr. A. Sudirman Abbas, MA selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan saran-saran kepada penulis.
7. Ibu Mufidah SEI dan Bapak Syafi’i SEI yang telah banyak membantu
memberikan arahan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
8. Untuk staf perpustakaan, terima kasih atas kemudahan dan bantuannya untuk
cepat menyelasaikan skripsi ini.
9. Untuk keluarga, ayahanda, ibunda serta kakak-kakak yang amat disayangi
lagi dicintai, terimakasih atas perhatian segala doa dan kesabarannya yang
tidak terbatas serta senantiasa memberikan semangat dan harapan tanpa jemu
serta dukungan baik moril maupun materiil hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, segala jasa pengorbanan senantiasa terpahat
diingatan. Tiada kata yang dapat dipersembahkan sebagai balasan, melainkan
hanya dengan sebuah harapan.
10. Supervisor keuangan dan Supervisor Pelayanan pada PT. Pos Indonesia
cabang Ciputat Bpk. Muchlis Sholehudin dan Ibu Indah Yusitawati. Serta
segenap karyawan yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya
untuk memberikan informasi dan data dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Tak lupa pula teman-teman khususnya PS A dan teman-teman kozn yang
selalu berteriak kencang memberikan lecutan semangat dan doa, sadarlah
kawan kalian bentuk pasti dari makna sahabat sejati.
iii
12. Untuk semua pihak yang telah membantu, terimakasih sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Untuk mereka semua, penulis pribadi tidak dapat membalas kecuali dengan
ucapan “Jazakumullah Khaira al-Jaza”, semoga Allah SWT yang membalasnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, 10 November 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Pembatasan masalah dan Perumusan Masalah .......................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan .................................. 7
E. Review Studi Terdahulu .......................................................... 10
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi Pemasaran .................................................. 13
B. Pengertian Produk .................................................................... 20
C. Sejarah dan pengertian Shar-e .................................................. 26
D. Pengertian dan Tujuan PT Pos Indonesia .................................. 32
v
BAB III GAMBARAN UMUM PT POS INDONESIA
A. Sejarah Singkat dan Perkembangan .......................................... 33
B. Visi dan Misi PT Pos Indonesia ................................................ 34
C. Program PT Pos Indonesia ....................................................... 35
D. Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan PT Pos Indonesia..36
F. Struktur Organisasi ................................................................... 38
BAB IV ANALISA PEMASARAN PRODUK SHAR-E PADA PT POS
INDONESIA
A. Strategi Pemasaran Produk Shar-e pada PT Pos Indonesia ....... 39
B. Keunggulan Produk Shar-e pada PT Pos Indonesia ................... 50
C. Perkembangan Produk Shar-e pada PT Pos Indonesia ............... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 55
B. Saran ......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sudah berabad-abad lamanya ekonomi dunia didominasi oleh sistem bunga
dan hampir semua transaksi khususnya dalam perbankan dikaitkan dengan bunga.
Pengalaman ratusan tahun dalam dominasi bunga telah membuktikan ketidak
berdayaan sistem ini dalam menjembatani ketimpangan ini. Banyak orang kaya yang
menjadi semakin kaya diatas beban orang lain, begitu juga banyak negara mencapai
kemakmurannya diatas kemiskinan negara lain. Kesenjangan ekonomi semakin
melebar antara negara maju dan negara berkembang, sedangkan didalam negara
berkembang kesenjangan itu semakin dalam.1
Atas fenomena seperti diatas hanya sedikit orang yang menyadari bahaya
bunga bagi terciptanya keadilan ekonomi. Dan ditengah pesatnya persaingan dunia
perbankan nasional yang menerapkan sistem bunga, dengan menggunakan sistem
ekonomi islam yang berlandaskan kepada al- Qur’an dan hadits,2 perbankan syariah
muncul dan mampu bersaing bahkan kini perkembangannya amatlah pesat.
Seperti yang telah diketahui, fungsi dasar dari bank itu adalah
mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
1Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan,(Jakarta: CV. Rajawali), 1982, h. 35 2M. A. Mannan, Ekonomi Islam; Teori dan Praktek, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa,
1997), h. 19.
2
masyarakat yang membutuhkan dana.3 Selain itu bank juga dapat memberikan jasa-
jasa keuangan dan pembayaran lainnya, dengan tujuan untuk mempermudah segala
bentuk transaksi yang dilakukan oleh masyarakat dan sebagai kegiatan penunjang
untuk menghimpun dan menyalurkan dana.4
Dalam hal ini apabila bank menginginkan produknya mudah untuk dijual
dan ekspansif atau dalam kata lain banyak diminati oleh nasabah maupun calon
nasabahnya, maka persyaratan dan produknya harus dipermudah. Misalnya
kemudahan dalam hal memperoleh produk itu, baik secara persyaratan dokumentasi,
transaksi pembayaran maupun prosedur-prosedur lainnya. Dan produk tersebut
haruslah dapat menjawab semua kebutuhan masyarakat. Inilah salah satu persoalan
yang dihadapi suatu bank dalam hal menciptakan produk baru. Disatu sisi bank
menginginkan suatu alat untuk menjaring nasabah lebih banyak lagi, tetapi disisi lain
bank akan dihadapi oleh sebuah dilema teknis yang harus disiasati.
Dari setiap produk yang diluncurkan oleh bank, pasti bertujuan untuk
menarik minat masyarakat agar membeli atau mempergunakan produk yang
dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan. Produk sebagai sesuatu yang dapat
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan, pentingnya suatu produk fisik
bukan terletak pada kepemilikannya, tetapi pada jasa yang dapat diberikannya.5
Produk yang inovatif dan dapat mengakomodir semua keinginan nasabah akan
3Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional, (Jakarta: Kencana, 2005), h.19. 4Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 33 5Philip Kotler, Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian
(Jakarta: Salemba empat, 1995), h. 9
3
menjadi ujung tombak bagi bank untuk menjaring nasabah sebanyak-banyaknya,
sehingga nasabah bersedia mempercayakan dananya untuk dititipkan ke bank.
Kemunculan bank-bank syariah kini semakin banyak di Indonesia.
Eksistensi Perbankan syariah di Indonesia diawali oleh terbentuknya PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk pada tahun 1991 yang diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia. Berdirinya Bank Muamalat Indonesia merupakan indikasi awal dari
perkembangan lembaga syariah di Indonesia. Konsep Ekonomi Syariah diyakini
menjadi sistem yang efektif bagi Bank Muamalat Indonesia sehingga tidak
terpengaruh oleh gejolak krisis ekonomi, bahkan konsep ekonomi syariah dapat
menarik minat pihak perbankan konvensional untuk mendirikan bank yang
menggunakan sistem syariah. Selanjutnya, pada tahun 1999 perkembangan perbankan
syariah berkembang luas dan menjadi tren di tahun 2004. Dengan munculnya
berbagai macam lembaga yang berbasis syariah seperti perbankan syariah, asuransi
syariah, reksadana syariah, dan pegadaian syariah.
Lembaga tersebut banyak mengeluarkan produk-produk perbankan yang
sangat beragam yang jumlahnya mendekati produk bank konvensional. Industri
perbankan harus terus berupaya memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam
melakukan transaksinya. Baik bank syariah ataupun bank konvensional, sama-sama
berlomba memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Oleh sebab itu
untuk menjaring nasabah lebih banyak lagi disini Bank Muamalat mengeluarkan
produk Shar-e dan menjalin kerja sama dengan PT Pos Indonesia. Biasanya PT Pos
Indonesia identik dengan tempat untuk pengiriman surat atau paket. Tetapi seiring
4
waktu berjalan, PT Pos Indonesia juga melayani masyarakat untuk melakukan
transaksi pembayaran bermacam-macam tagihan, seperti tagihan listrik, telepon,
ponsel, angsuran kredit kendaraan bahkan tagihan kartu kredit dan tidak hanya itu
kelebihan yang di miliki oleh PT Pos Indonesia, kini di PT Pos Indonesia juga bisa
menabung dengan hanya memiliki kartu shar-e yaitu produk dari salah satu Bank
Muamalat. Ini berawal dari adanya kebutuhan dari masyarakat yang berada di daerah-
daerah yang ingin meninggalkan riba, namun daerah tersebut tidak terjangkau oleh
layanan perbankan syariah, disisi lain bank belum mampu memenuhi keinginan
masyarakat untuk membuka kantor cabang hingga kepelosok tanah air, karena
kendala permodalan.
Maka, manajemen berinovasi dengan meluncurkan kartu shar-e yang
merupakan produk tabungan dan investasi syariah berbasis teknologi yang
dikombinasi dengan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bersama yang diluncurkan oleh
Bank Muamalat Indonesia karena keterbatasannya jumlah kantor cabang Bank
Muamalat Indonesia, maka Bank Muamalat Indonesia bekerjasama dengan PT Pos
Indonesia untuk memasarkan pendistribusian kartu shar-e karena PT Pos Indonesia
sangat dekat dengan masyarakat diseluruh Indonesia, banyak dari aktifitas
masyarakat yang bersentuhan dengan pos, oleh karena itu Bank Muamalat Indonesia
ingin membuat bahwa shar-e dekat dengan masyarakat.
Salah satu faktor yang melatarbelakangi kerjasama antara Bank Muamalat
Indonesia dengan PT Pos Indonesia adalah karena jaringan pos sudah sangat luas
hampir mencakup seluruh kecamatan di Indonesia bahkan daerah yang tidak terdapat
5
bank syariah, masyarakat dapat memperoleh tabungan syariah hanya dengan
mendatangi pos online yang terdekat untuk membeli shar-e dan menabung.
Karena banyaknya persaingan antar bank saat ini, maka Bank Muamalat
Indonesia yang memiliki produk shar-e dituntut untuk melakukan proses pemasaran
yang dapat menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabah Bank Muamalat
Indonesia yang berada di PT Pos Indonesia. Pemasaran yang dijalankan harus
menerapkan suatu strategi yang tepat dalam rangka menarik minat masyarakat untuk
menjadi nasabah dan mempertahankan nasabah yang sudah ada.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian mengenai “STRATEGI PEMASARAN PRODUK
SHAR-E PADA PT POS INDONESIA ( Studi Pada PT. Pos Indonesia Cabang
Ciputat )”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menjaga agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan menghindari
kemungkinan pembahasan yang menyimpang dari pokok permasalahan yang hendak
diteliti, maka skripsi ini dibatasi pada masalah strategi pemasaran produk shar-e pada
PT. Pos Indonesia cabang Ciputat. Maka penulis juga merumuskan kedalam beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pemasaran produk shar-e pada PT. Pos Indonesia?
2. Apa keunggulan produk shar-e pada PT. Pos Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan produk shar-e pada PT. Pos Indonesia?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan
yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk shar-e yang berada di PT. Pos
Indonesia cabang Ciputat.
2. Untuk mengetahui keunggulan produk shar-e yang berada di PT. Pos Indonesia
cabang Ciputat.
3. Untuk mengetahui perkembangan produk shar-e yang berada di PT. Pos
Indonesia cabang Ciputat.
Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca dalam
penambahan wawasan dan pengetahuan dari sisi keilmuan dan pengalaman lapangan
mengenai produk Bank Muamalat yang salah satunya adalah shar-e. selain itu,
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Manfaat bagi akademisi
1. Untuk memperkaya bahan kajian dan pustaka serta menambah khasanah
pengetahuan bahwa menabung tidak hanya di bank tetapi bisa juga di PT. Pos
Indonesia yang bekerjasama dengan Bank Muamalat yang mengeluarkan
produk shar-e.
2. Untuk menambah wawasan intelektualitas mengenai berbagai produk
perbankan syariah dari Bank Muamalat salah satunya adalah produk shar-e.
3. Selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi
penelitian yang lain.
7
b) Manfaat bagi praktisi
1. Bagi Bank Muamalat diharapkan hasil penelitian ini dapat menghasilkan
informasi yang dapat dijadikan bahan masukan untuk perkembangan produk
shar-e agar terus dikembangkan.
2. Menjadi masukan yang bermanfaat bagi perbankan syariah bahwa bekerja
sama dengan PT. Pos Indonesia jauh lebih efektif untuk penjualan produk
perbankan.
c) Manfaat bagi masyarakat
1. Untuk memberikan informasi kapada masyarakat tentang keberadaan produk
shar-e yang berada di PT. Pos Indonesia.
2. Selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan karna
menabung di PT. Pos Indonesia jauh lebih praktis dan efektif di bandingkan
dengan menabung di bank.
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
deskriptif yaitu data penelitian yang berupa kata-kata, berupa wawancara,
catatan-lapangan, dokumen resmi. Setelah itu data dikumpulkan, diolah dan
dijelaskan sesuai apa adanya.
Teknik penelitian yang dilakukan yaitu penelitian lapangan (field
research) dimana penulis langsung terjun pada objek penelitian yaitu PT. Pos
8
Indonesia yang bekerjasama dengan Bank Muamalat yang telah mengeluarkan
produk shar-e dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Interview (wawancara)
Yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat
dalam penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Pegawai Pos Indonesia, yaitu Muchlis Sholehudin (Supervisor Keuangan)
dimana mereka mempunyai wewenang dan keahlian khusus mengenai
perkembangan produk shar-e tersebut.
2. Pegawai Pos Indonesia, yaitu Indah Yusitawati (Supervisor Pelayanan)
dimana mereka mempunyai wewenang dan keahlian khusus mengenai
pemasaran produk shar-e yang berada di kantor pos cabang Ciputat.
b. Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang diterima dari
perusahaan yang diteliti dan laporan lainnya yang berkaitan dengan masalah
penelitian ini.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT. Pos Indonesia yang berada di wilayah
Ciputat Jl. R.E. Martadinata No. 17 Ciputat 15417.
3. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis data yaitu:
9
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil
pertanyaan melalui wawancara mengenai produk shar-e yang berada di PT.
Pos Indonesia.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen,
literatur-literatur kepustakaan sepeti buku-buku serta sumber lainnya yang
berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini.
4. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis skripsi akan menggunakan jenis penelitian
kualitatif atau penelitian yang tidak mengadakan perhitungan melainkan
penekanan ilmiah yang bersifat deskriptif analisis, yaitu sebuah metode dimana
penulis menggambarkan permasalahan yang didasari pada data yang telah
diperoleh, kemudian menganalisa data tersebut lebih lanjut. Proses analisa
dimulai dari membaca, mempelajari dan menelaah data secara seksama,
selanjutnya diambil kesimpulan dari hasil analisa tersebut. 6
Adapun teknik penulisan skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah
penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh
Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
6Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung, Alvabeta, 1999), h. 209
10
E. Review Studi Terdahulu
Agar dalam penulisan ini dapat dengan mudah untuk dikaji lebih lanjut maka
penulis membutuhkan pedoman untuk dijadikan acuan dalam penulisan. Untuk itu
penulis telah meneliti beberapa penelitian terdahulu yang menjadi pedoman dan
acuan dalam penulisan skripsi ini, adapun review studi terdahulu yang digunakan
penulis pada skripsi ini adalah:
1. Pada tahun 2008, Winda Fevlona pernah melakukan penelitian dengan judul
Efektifitas Penjualan Shar-E pada Unserved Area ( studi komparasi penjualan
oleh Da’I Muamalat dan PT. Pos Indonesia ), dengan sifat penelitiannya adalah
kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitiannya menunjukan bahwa para Da’I
Muamalat berperan untuk memasarkan produk shar-e yang berada di PT. Pos
Indonesia secara efektif.
2. Pada tahun 2010, Rizky Armis Maulana pernah melakukan penelitian dengan
judul Analisa Produk Tabungan Rencana Bukopin Syariah Serta Pengaruhnya
Terhadap Perolehan Dana Pihak Ketiga Pada Bank Bukopin Syariah Jakarta,
dengan sifat penelitiannya adalah kuantitatif. Dalam skripsi tersebut penulis
terdahulu membahas tentang pengertian produk, sistem bagi hasil, mekanisme
pengelolaan dana tabungan Rencana Bukopin Syariah, keuntungan, keunggulan
serta laporan keuangan triwulan yang dikeluarkan oleh Bank Bukopin Syariah
dari 2009.
3. Pada tahun 2010, Herni Vidiastuti pernah melakukan penelitian dengan judul
Analisis Strategi Pemasaran Tabungan Haji Pada Bank BRI Syariah Cabang
11
Mampang, dengan sifat penelitiannya adalah kualitatif. Dalam skripsi tersebut
penulis terdahulu membahas tentang menganalisis strategi pemasaran khususnya
tabungan haji pada Bank BRI syariah cabang Mampang.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih terarah dan memudahkan penilisan serta memperoleh gambaran
yang utuh, sehingga tidak melebar dan rancu. Penulis membuat sistematika sesuai
dengan masing-masing bab, maka penulis akan membagi pokok-pokok permasalahan
ke dalam lima bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Mafaat Penelitian, Metode Penelitian
dan Teknik Penulisan, serta Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari pengertian strategi pemasaran, pengertian produk,
sejarah dan pengertian kartu shar-e serta pengertian dan tujuan PT Pos
Indonesia.
BAB III GAMBARAN UMUM PT POS INDONESIA
Bab ini terdiri dari sejarah singkat dan perkembangan, visi dan misi,
program PT Pos Indonesia, kerjasama Bank Muamalat dengan PT Pos
Indonesia serta struktur organisasi.
12
BAB IV ANALISA PEMASARAN SHAR-E PADA PT. POS INDONESIA
Bab ini terdiri dari bagaimana strategi pemasaran produk shar-e pada
PT Pos Indonesia cabang Ciputat, apa keunggulan produk shar-e pada
PT Pos Indonesia cabang Ciputat serta bagaimana perkembangan
produk shar-e pada PT. Pos Indonesia cabang Ciputat.
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan di akhiri dengan saran-saran dari
penulis
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi Pemasaran
Kata strategi berasal dari Yunani, yaitu stratogos atau strategis yang
berarti jendral. Strategi berarti seni para jendral.1 Dalam pembahasan kata
“strategi” sulit untuk dibantah bahwa penggunaannya dibawah atau bersumber
dari dan popular dilingkungan militer. Dilingkungan tersebut penggunaannya
lebih dominan dalam situasi peperangan sebagai tugas seorang komandan dalam
menghadapi musuh.2
Manajemen strategi merupakan arus keputusan dan tindakan yang
mengarah pada perkembangan suatu strategi. Strategi yang efektif membantu
tercapainya sasaran-sasaran perusahaan. Strategi perusahaan merupakan rumusan
perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi
dan tujuannya.3 Proses manajemen strategi adalah cara dengan jalan mana
perencanaan strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategi.
Keputusan strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir. Keputusan
ini mencakup definisi tentang bisnis, produk dan pasar yang harus dilayani,
fungsi yang harus dilaksanakan dan kebijaksanaan utama yang diperlukan untuk
1Djaslim Saladin, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, (Bandung: Linda Karya, 2004), h. 1
2Hadin Nawawi, Manajemen Strategik, (Gajah Mada University: Press, 2003), cet.2, h. 147 3J. David Hunger dan Thomas L. Whleen, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Penerbit Andi,
2007), h. 16
14
mengatur dalam melaksanakan keputusan ini demi mencapai sasaran. Cara
berpikir pemasaran mulai dengan kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia
membutuhkan makanan, udara, air, pakaian dan rumah untuk hidup. Diluar ini,
manusia ingin bereaksi, pendidikan maupun jasa lainnya. Mereka punya pilihan
yang jelas akan macam dan merek terentu dari barang dan jasa pokok.4
Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P (Perfektif, Posisi,
Pola kegiatan, Penipuan dan Penyesuaian) yaitu strategi perfektif, strategi
sebagai posisi, strategi sebagai pola kegiatan dan strategi sebagai “penipuan”
(ploy yaitu muslihat rahasia). Sebagai perfektif kepada semua aktifitas. Sebagai
posisi, dimana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai pola kegiatan dimana
dalam strategi dibentuk pola yaitu umpan balik dan penyesuaian.
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi secara umum
dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah suatu seni. Walaupun diadakan
suatu analisis peralatan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi, tetapi
proses perumusan strategi tetap lebih banyak didominasi oleh pemikiran
institusi, perasaan, persepsi dan pendapat individu.5
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.6
4Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian,
(Jakarta: Salemba Empat, 1995), h. 8 5Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, (Jakarta: PT Phasa Warna, 1992), h. 335 6Philip Kotler, Op Cit. hal. 15
15
Sedangkan arti lain dari pemasaran berasal dari kata pasar yang dalam
konteks tradisional diartikan dengan “tempat orang berjual beli”. Akan tetapi,
pengertian pasar yang dimaksud disini bukan dalam pengertian kongkrit,
melainkan lebih ditujukan pada pengertian abstrak. Menurut Philip Kotler
pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial, dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, melalui
penciptaan dan pertukaran produk secara serta nilai dengan pihak lain.
Pemasaran juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan dan menjual
produk kepada berbagai pihak dengan maksud tertentu.7
Setiap pemasaran bagi setiap perusahaan tidak ada perbedaan. Hanya
yang menjadi masalah adalah penerapan masalah untuk setiap jenis perusahaan
memiliki karakteristik tersendiri. Bank sebagai perusahaan yang bergerak
dibidang keuangan, produk dijual belikan merupakan jasa keuangan. Oleh karena
itu, perlakuan pemasaran terhadap dunia perbankan sedikit berbeda dengan
perusahaan lainnya. Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu
proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara
memberikan kepuasan.
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,
terpadu dan menyatu dibidang pemasaran. Yang memberikan panduan tentang
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu
7Kasmis Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-2, h. 74
16
perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan
sasaran. Kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha
pemasaran dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta
alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi
lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah-ubah.8 Strategi
pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarahkan kegiatan
atau usaha pemasaran dari suatu perusahaan, dalam suatu kondisi persaingan dan
lingkungan yang selalu berubah, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Sedangkan pemasaran menurut Philip Kottler pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.9 Definisi ini berdasarkan pada
konsep inti: kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk nilai, biaya dan
kepuasan, pertukaran transaksi dan hubungan pasar, pemasaran serta pemasar.
Sedangkan menurut Murti Sumarni sistem pemasaran telah
memungkinkan kesemuanya itu berlangsung sebab, pemasaran itu sendiri
merupakan studi tentang proses pertukaran yaitu, bagaimana transaksi dimulai,
dimotivasikan dan dikonsumsikan, sedangkan tujuan pemasaran adalah untuk
memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi
konsumen sehingga produk atau jasa tersebut dapat terjual dengan sendirinya,
8Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Ed. 1, Cet.
Ke-7, h.168 9Philip Kottler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Indeks, 2005) cet ke-II, h. 10
17
jadi pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.10
Definisi ini menyadari bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang
mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan juga mencakup
barang, jasa serta gagasan. Berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah
memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat.
Tujuan pemasaran adalah untuk memahami keinginan dan kebutuhan
konsumen agar produk atau jasa sesuai bagi konsumen sehingga produk atau jasa
tersebut dapat terjual dengan sendirinya.
Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
strategi pemasaran adalah:
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya. Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandangan
penjual (4 P) adalah tempat yang strategis (place), produk yang bermutu
(product), harga yang kompetitif (price) dan promosi yang gencar
(promotion). Sedangkan sepenuhnya (“total customer statisfacion”).
Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada apa yang
menurut kita dan keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesunguhnya mereka
10Murti Sumarni, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997), edisi revisi, h. 5
18
inginkan serta kapan dan bagaimana mereka inginkan. Atau secara singkat
adalah memnuhi kebutuhan pelanggan.
Strategi pemasaran untuk memuaskan nasabah, kepuasan nasabah
berhubungan erat dengan keandalan produk jasa bank yang ditawarkan dan
pelayanan yang diberikan bank. Keandalan produk terkait dengan kualitas
produk tersebut. Dalam hal ini, kualitas merupakan jaminan terbaik kesetiaan
nasabah. Kualitas yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan nasabah yang lebih
tinggi, sekaligus mendukung harga lebih tinggi dan sering juga biaya yang lebih
rendah.
Strategi yang perlu dilakukan bank adalah:
1. Bank harus mendengarkan “suara” nasabah sehingga kualitas produk/jasa
bank tepat seperti yang diinginkan nasabah. Penyempurnaan kualitas jasa
bank hanya akan berarti jika disadari dan dirasakan oleh nasabah. Kualitas ini
harus diikuti dengan kualitas promosi, pelayanan dan lain-lain.
2. Perbaikan kualitas memerlukan komitmen total dari para petugas bank.
Karyawan harus bekerja selaku team work untuk memuaskan nasabah.
3. Melalui banch marking yaitu, mengukur kerja bank dibandingkan dengan
pesaing terbaik di kelasnya dan berupaya meniru bahkan melampauinya,
penyempurnaan kualitas produk/jasa bank dapat ditingkatkan. Jadi, kualitas
tidak dapat diperiksa saja tetapi harus direncanakan semenjak awal.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan
pelanggan serta keuntungan indistri. Mutu yang telah tinggi menghasilkan
19
kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih
tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat
tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama,
sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen
mutu total (“Total Quality Managament”).
Kebutuhan dan keinginan manusia serta nilai suatu produk bagi manusia
tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul saat orang
memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran.
Pertukaran merupakan salah satu dari empat cara orang mendapatkan suatu
produk.11
Cara pertama adalah dengan menghasilkannya sendiri. Orang lapar
dapat mencari makan dengan berburu, atau mengumpulkan buah. Dia tidak perlu
berinteraksi dengan orang lain, dan tidak pasar atau pemasaran.
Cara kedua adalah dengan memaksa. Orang lapar dapat merebut atau
makanan dari orang lain. Satu-satunya keuntungan bagi orang lain adalah orang
itu tidak disakiti.
Cara ketiga adalah dengan meminta-minta. Orang lapar dengan
mengemis pada orang lain, dengan hanya menawarkan rasa terimakasih.
Cara terakhir adalah pertukaran. Orang lapar dapat pula menawarkan
sesuatu kepada orang lain, seperti uang, barang atau jasa lain.
11Philip Kotler, Op Cit. hal. 10
20
Pemasaran muncul dari yang terakhir. Pertukaran adalah cara
mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan
sesuatu sebagai penggantinya. Pertukaran ini adalah konsep dasar pemasaran.
Supaya terjadi pertukaran, ada lima syarat yang harus dipenuhi:
1. Ada sekurang-kurangnya dua pihak.
2. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lainnya.
3. Masing-masing pihak dapat berkomunikasi dan menyerahkan barang.
4. Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak penawaran yang ada.
5. Masing-masing pihak memang menginginkan dan bersedia berurusan dengan
pihak yang lainnya.
Kalau kelima syarat terpenuhi, ada kemungkinan terjadi pertukaran.
Terjadi atau tidaknya pertukaran tergantung apakah kedua belah pihak dapat
menyetujui syarat pertukaran yang saling menguntungkan (atau minimal tidak
merugikan). Jadi pertukaran sering disebut “proses penciptaan nilai”, karena
masing-masing pihak biasanya lebih beruntung daripada sebelum pertukaran.
B. Pengertian Produk
Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan
menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Organisasi-
organisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan desain produk dan jenis jasa
yang mereka tawarkan dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan para
konsumen. Organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti kantor-kantor
21
pemerintah juga harus mencoba untuk melaksanakan misinya dengan sebaik
mungkin untuk melayani masyarakat. Salah satu fungsi manajerial terpenting
dalam semua jenis organisasi itu adalah menjamin bahwa masukan-masukan
berbagai sumber daya organisasi menghasilkan produk-produk atau jasa yang
dirancang secara tepat, atau “keluaran-keluaran” yang dapat memuaskan
keinginan para pelanggan.12
Secara umum definisi produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk sebagai sesuatu yang dapat
ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Pentingnya suatu produk
fisik bukan terletak pada kepemilikannya, tetapi pada jasa yang dapat
diberikannya. Sebenarnya, jasa juga diberikan oleh sarana orang lain seperti
orang, tempat, kegiatan, organisasi atau gagasan.13 Produk itu tidak hanya terdiri
dari barang berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik,
jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide atau campuran dari hal-hal tersebut.
Definisi produk menurut Tjiptono adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu
yang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau
12T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi ke-1, (Yogyakarta:
BPFE,1984), h. 31 13Philip Kotler, Op Cit. hal. 9
22
sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Produk biasanya digunakan untuk
dikonsumsi baik untuk kebutuhan rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan
sebagai balas jasanya misalnya dengan cara pembelian.
Penjual yang menjual produknya menganut konsep berwawasan produk,
konsep berwawasan menjual serta konsep berwawasan pemasaran.14
Konsep berwawasan produk yaitu produk berpendapat bahwa konsumen
akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal
inovatif lainnya. Manajer dalam organisasi berwawasan produk memusatkan
perhatian untuk membuat produk yang lebih baik dan terus
menyempurnakannya.
Perusahaan yang menganut konsep berwawasan produk sering
merancang produk mereka tanpa memasukan dari pelanggan. Mereka percaya
bahwa insinyur mereka tahu bagaimana merancang atau menyempurnakan suatu
produk.
Konsep lain yang banyak dianut adalah konsep berwawasan menjual
(konsep berwawasan penjualan). Konsep berwawasan menjual berpendapat
bahwa kalau konsumen dibiarkan saja, konsumen tidak akan membeli produk
organisasi dalam jumlah cukup. Organisasi harus melakukan usah penjualan dan
promosi yang agresif.
14Philip Kotler, Op Cit. hal. 17-22
23
Konsep ini beranggapan bahwa konsumen enggan membeli dan harus
didorong supaya membeli, serta perusahaan mempunyai banyak cara promosi
dan penjualan yang efektif untuk merangsang pembelian.
Konsep berwawsan pemasaran konsep berwawasan pemasaran ini
berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan
yang diinginkan serta lebih efektif dan efisien daripada saingannya.
Konsep berwawasan pemasaran ini telah dinyatakan dalam banyak cara:
1. Memenuhi kebutuhan dengan menguntungkan
2. Temukan keinginan dan penuhilah
3. Cintailah pelanggan bukan produknya
4. Dapatkanlah sesuai dengan kesukaan anda
5. Berusahalah sekuat tenaga memberikan nilai,mutu dan kepuasan tertinggi bagi
uang pelanggan
a. Tingkatan Level Produk
Dalam merencanakan penawaran atau produk, terdapat lima tingkatan
level produk, yaitu:
1. Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
2. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi
produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat
berfungsi).
24
3. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal
(layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
4. Produk pelengkap (augmented product), yaitu berbagai atribut produk
yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga
dapat memberika tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan
produk pesaing.
5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.
b. Kualitas Produk
Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau
pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Ini merupakan kualitas yang
berpusat pada konsumen.15
Menurut Lupiyoadi, kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan
karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah di
tentukan atau bersifat laten.16
15Philip Kottler, Op Cit. hal. 70 16Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa: Toeri dan Praktek, (Jakarta: PT. Salemba
Empat Patria, 2001) h. 144
25
Jadi, kualitas produk adalah kemampuan produk dalam memenuhi
fungsinya. Kualitas produk berkontribusi besar pada kepuasan pelanggan,
pangsa pasar dan profitabilitas.
Menurut David A. Garvin yang dikutip Durianto, dimensi kualitas
produk meliputi:
1. Kinerja (performance): melibatkan berbagai karakteristik operasional
utama.
2. Pelayanan (servicebility): mencerminkan kemampuan memberikan
pelayanan pada produk tersebut.
3. Ketahanan (durability): mencerminkan umur ekonomis dari produk
tersebut.
4. Keandalan (reliability): konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu
produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya.
5. Karakteristik produk (features): bagian-bagian tambahan dari produk
(features).
6. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance with spesifications):
merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada
cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan diuji.
7. Hasil (fit and finish): mengarah pada kualitas yang dirasakan yang
melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak dapat
26
menghasilkan ”hasil akhir” produk yang baik maka kemungkinan produk
tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting.17
C. Shar-E
1. Sejarah Shar-e
Ide munculnya bermula dari adanya tuntutan dari masyarakat di
daerah-daerah yang ingin meninggalkan riba, namun daerah tersebut tidak
terjangkau oleh layanan perbankan syariah, disisi lain bank Muamalat belum
mampu memenuhi keinginan masyarakat untuk membuka kantor cabang
hingga ke pelosok tanah air, karena kendala permodalan. Maka itu,
manajemen berinovasi dengan meluncurkan kartu shar-e yang merupakan
produk tabungan dan investasi syariah berbasis teknologi yang dikombinasi
dengan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan kartu debit.
Pada dasarnya shar-e juga memiliki keterkaitan dengan visi dan
misi Bank Muamalat Indonesia yang ingin dominan di pasar spiritual dan di
kagumi di pasar rasional sedangkan misi nya menjadi role model lembaga
keuangan syariah dunia dengan penekanan kepada semangat kewirausahaan
dari segi penjualanya, misalnya dengan adanya program penjualan shar-e
crew, shar-e rabat, shar-e debitur dan sebagainya.
17Darmadi Durianto, dkk, Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Pelaku Merk,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 98-99
27
Untuk menjadi bank syariah utama, maka Bank Muamalat
Indonesia harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang
membutuhkan layanan syariah, karena keterbatasannya jumlah kantor
cabang Bank Muamalat Indonesia, maka dibutuhkan produk yang inovatif
yang mampu menjawab masalah tersebut. Sehingga, diluncurkan shar-e
sebagai terobosan mengatasi keterbatasan modal, jika bank ini harus
membuka kantor cabang di setiap daerah.
Shar-e merupakan produk penghimpunan dana yang inovatif dan
belum pernah ada, dimana produk kartu bertabungan tersebut akan
memudahkan nasabah membuka tabungan secara instan. Operasional kartu
shar-e juga inovatif dimana Bank Muamalat Indonesia melakukan afiliasi
dengan pihak lain, misalnya PT Pos, jaringan ATM bersama, jaringan ATM
BCA / Prima dan jaringan MEPS (Malaysian Electrinic Payment System).
Secara resmi produk shar-e diluncurkan pada 10 Maret 2004, tapi
produk ini benar-benar mulai serius dipasarkan terhitung pada Desember
2004, shar-e diluncurkan untuk mengawal Fatwa MUI mengenai haramnya
bunga bank. Dengan adanya shar-e, maka tercabutnya kedaruratan bank
konvensional dan terbukalah pintu hijrah muamalah bagi masyarakat yang
ingin berinvestasi secara syariah di seluruh pelosok tanah air. Sehingga, aset
umat bisa disalurkan kembali untuk produktifitas umat.
28
2. Pengertian Shar-e
Shar-e adalah produk Bank Muamalat yang khusus dihadirkan bagi
Anda yang membutuhkan pengelolaan dana secara islami dengan cara yang
mudah.
Bank Muamalat Indonesia, tbk sebagai bank syariah pertama di
Indonesia telah mengambil peranan yang sangat penting dalam
perkembangan perbankan islam Indonesia. Bank Muamalat Indonesia
terbukti berhasil dalam mengatasi badai krisis yang melanda Indonesia pada
tahun 1997 an.
Hasil tersebut dikarenakan Bank Muamalat Indonesia dalam
menjalankan usahanya selalu berpedoman pada sektor riil disamping
produk-produk yang sesuai dengan prinsip syariah islam, diantara produk
yang dikeluarkan oleh Bank Muamalat adalah produk shar-e merupakan
produk investasi syariah yang diperuntukan bank bagi nasabah yang ingin
menyimpan uangnya di bank dengan kemudahan cara transaksinya.
Shar-e berasal dari kata sharia yang berarti syariah atau aturan-
aturan dari Allah sedangkan (ain) dalam logo adalah kata dalam bahasa arab
yang berarti mata atau lensa yang menerima cahaya dan memantulkannya ke
seluruh penjuru.18 Huruf ”e” dalam kata didukung dengan teknologi yang
tinggi yang memberikan kemudahan layanan transaksi elektronik. Shar-e
18http://www.share.com diakses pada tanggal 08 Agustus 2010
29
merupakan tabungan instant syariah yang dapat dibeli di Bank Muamalat
Indonesia dan jangka kantor pos online diseluruh Indonesia. Brand shar-e
dibangun dengan maksud untuk menerima syariah seutuhnya dan
memanfaatkannya, masyarakat diajak untuk turut serta berinvestasi secara
syariah dan dananya akan disalurkan untuk membangun dan
memaksimalkan produksi secara halal.
Shar-e juga berarti easy, avery where, and extradionary. Easy
mudah memilikinya, mudah penyetorannya, mudah pengelolaan dananya.
Every where, cukup membeli paket shar-e di bank muamalat dan kantor pos
online. Extradionary, setiap bulan nasabah memperoleh bagi hasil murni
syariah yang akan ditambahkan ke rekening.
Shar-e dapat diperoleh di Bank Muamalat Indonesia maupun di
seluruh SOPP (System Online Payment Point) kantor pos online di seluruh
Indonesia. Hanya dengan mendatangi Bank Muamalat Indonesia atau kantor
pos online dan membayar sebesar 125.000 lalu mengisi formulir pembelian
shar-e maka nasabah akan mendapatkan starterpack dengan isi rekening
awal 100.000 startepack terdiri dari kartu shar-e, buku petunjuk, PIN
(Personal Identification Number) dan TIN (Telephone Identification
Number) 16 digit nomor di shar-e merupakan nomor rekening pada Bank
Muamalat Indonesia.
Shar-e menawarkan berbagai fasilitas diantaranya: menarik uang
tunai di lebih dari 8.888 ATM (Anjungan Mandiri Tinai) yang terdiri dari
30
ATM Bank Muamalat, ATM BCA, ATM Bank Permata dan ATM bersama,
fasilitas lainnya, kartu shar-e dapat dipergunakan sebagai kartu debit di
merchant-merchant yang memiliki logo debit BCA. Bank Muamalat juga
menyediakan layanan phone banking untuk keperluan informasi saldo,
mutasi dan layanan pengaduan.
3. Landasan Hukum Kartu Shar-e
Pada dasarnya kartu shar-e adalah sebuah jasa pelayanan yang
diberikan oleh Bank Muamalat untuk memudahkan proses transaksi nasabah
sacara islami dalam bentuk produk tabungan melalui teknologi kartu plastik.
Dengan demikian landasan hukum kartu shar-e mengacu pada fatwa Dewan
Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang tabungan dan peraturan
Bank Indonesia No.10 Tahun 1998.
4. Karakteristik Poduk Shar-e
a. Praktek Perdana
Paket perdana shar-e adalah satu kemasan paket dengan ukuran kotak 14
cm x 11 cm x 2 cm yang terdiri dari:
1) Sebuah dompet
2) Sebuah kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri)
3) Sebuah kartu TIN (Telephone Indentification Number)
4) Sebuah kartu PIN (Personal Identification Number)
5) Buku panduan
31
b. Fitur Shar-e
Saldo awal rekening yang merupakan saldo thresahold adalah
sebesar Rp.100.000 yang akan aktif setelah dilakukan pembelian dikantor
Bank Muamalat Indonesia atau kantor SOPP (System Online Payment
Point) pos online atau agen pemuat lainnya. Shar-e bisa dibeli dengan
harga 125.000 per paket, dimana Rp.100.000 merupakan harga kartu paket
perdana SIM card telepon selular.
c. PIN (Personal Identification Number) dan TIN (Telephone Identification
Number)
Pemegang kartu akan menerima nomor PIN (Personal
Identification Number) dan TIN (Telephone Identification Number) yang
merupakan akses untuk melakukan seluruh transaksi keuangan melalui
Phone Banking, call center, jaringan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dan
jaringan debit BCA. Untuk meningkatkan keamanan transaksi keuangan,
maka setelah melakukan pembelian, pemegang kartu diharuskan untuk
segera melakukan perubahan PIN (Personal Identification Number).
Nomorr TIN (Telephone Identification Number) yang di cetak dan
di masukan dalam paket perdana berisi nomor kunci yang harus disimpan
selama menjadi pemegang kartu dan dapat digunakan untuk menghubungi
Phone Banking di call center pada saat kehilangan atau lupa nomor PIN
(Personal Identification Number). Atas penyerahan nomor TIN
(Telephone Identification Number) dan nomor PIN (Personal
32
Identification Number) kepada pemegang kartu, Bank Muamalat
Indonesia dibebaskan dari segala tuntutan penyalahgunaan kartu, nomor
PIN (Personal Identification Number) dan nomor TIN (Telephone
Identification Number), seluruh transaksi melalui rekening shar-e yang
dilakukan dengan menggunakan PIN (Personal Identification Number)
dianggap merupakan transaksi yang sah dan pemegang kartu bertanggung
jawab atas seluruh transaksi tersebut.
D. Pengertian PT Pos Indonesia
PT Pos Indonesia adalah tempat untuk pengiriman surat atau paket. Tetapi
seiring waktu berjalan, PT Pos Indonesia juga melayani masyarakat untuk
melakukan transaksi pembayaran bermacam-macam tagihan, seperti tagihan
listrik, telepon, ponsel, angsuran kredit kendaraan bahkan tagihan kartu kredit.
Dengan adanya jasa layanan finansial seperti ini, PT Pos Indonesia memudahkan
masyarakat untuk melakukan berbagai transaksi. PT Pos Indonesia juga
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bertujuan untuk turut serta
melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang
pelayanan jasa pos bagi masyarakat pada khususnya, baik didalam maupun
diluar wilayah Indonesia, dengan menerapkan perseroan terbatas.
33
BAB III
GAMBARAN UMUM PT POS INDONESIA
A. Sejarah PT Pos Indonesia Tabel 3.1
Tahun Uraian
26 - 8- 1746 Kantor pos pertama di Indonesia adalah di Batavia didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron
1906 Posts Telegraafend Telefoon Diensts 27-9 – 1945 Jawatan PTT Republik Indonesia ditandai pengambilalihan kantor
pusat PTT di Bandung oleh Angkatan Muda PTT dari pemerintahan Militer Jepang. Tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Bakti Postel
1961 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.240 Tahun 1961 status Jawatan PTT berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos dan Telekomunikasi
1965 PN Pos dan Telekomunikasi dibagi dua menjadi : PN Pos dan Giro berdasarkan Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 1965 dan PN Telekomunikasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1965
1978 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1978, status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro.
20 - 6-1995 Dasar Hukum : Undang-undangNomor 1 Tahun 1995 tentang Perusahaan Perseroan; Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero) (Lembaran Negara RI Tahun 1995 Nomor 11); Anggaran Dasar PT Pos Indonesia (Persero) yang tercantum dalam akta Notaris Sutjipto, SH Nomor117 tanggal 20 Juni 1995 tentang Pendirian Perusahaan Persero PT Pos Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 89 tanggal 21 September 1998 dan Nomor111 tanggal 28 Oktober 1998
33
34
B. Visi dan Misi PT Pos Indonesia
Visi
2009 - 2010 : Integrated mail, logistic & financial services infrastructure
2011 - 2013 : Indonesia’s leader in the mail logistics & financial services
2014 - 2018 : ASEAN Champion of Postal Industries
PT Pos Indonesia senantiasa berupaya untuk menjadi penyedia sarana
komunikasi kelas dunia yang peduli terhadap lingkungan yang dikelola oleh
SDM (Sumber Daya Manusia) yang profesional sehingga mampu memberikan
layanan yang terbaik bagi masyarakat serta tumbuh dan berkembang sesuai
konsep bisnis yang sehat.1
Misi
1. PT Pos Indonesia menyediakan solusi handal dalam mail, logistik dan jasa
keuangan dengan menggunakan jejaring bisnis dan infrastruktur terluas dan
terpadu serta mengembangkan hubungan kolaboratif.
2. PT Pos Indonesia penyedia sarana komunikasi yang andal dan terpercaya
bagi masyarakat dan pemerintah yang berguna untuk menunjang
pembangunan Nasional serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
dan negara.
3. PT Pos Indonesia mengembangkan usaha bertumpu pada peningkatan mutu
pelayanan melalui penarapan IPTEK tepat guna untuk mencapai kepuasan
1www.posindonesia.co.id, diakses pada tanggal 28 Oktober 2010
35
pelanggan serta memberi nilai tambah yang optimal untuk karyawan,
pemegang saham, masyarakat, dan mitra kerja.
C. Program PT Pos Indonesia
Dalam tahun 2010 Pos Indonesia akan melaksanakan program-program
pembangunan yang meliputi seluruh rantai proses bisnis mulai dari kegiatan
pelayanan oleh frontline di loket sampai dengan pelayanan purna jual. Langkah-
langkah yang akan dilaksanakan seperti :
1. Peningkatan kemampuan service excellence Juru Parkir, Petugas Satpam,
Petugas Marketing, Petugas Loket, Petugas Customer Service, Petugas
Cleaning Service, dan Petugas Antaran.
2. Pembenahan dan pemenuhan sarana pelayanan di loket dan pengaturan
Sistem Antrian di Loket, pakaian seragam untuk memenuhi physical
evidence frontline.
3. Reposisi peran dan fungsi dan penyempurnaan pelayanan Customer Service
dengan ruangan yang memadai dengan diawaki oleh sdm yang memiliki
kompetensi dan kualifikasi yang baik.
4. Pembangunan Customer Contact Center berbasis ICT.
5. Pemenuhan infrastruktur pendukung proses pelayanan, meliputi prasarana
loket, prasarana antaran secara memadai sesuai standar kinerja prima.
6. Pembenahan IT (Ilmu Teknologi) guna mendukung operational excellence.
36
7. Pembenahan proses operasi pelayanan loket, prosessing, transporting, dan
delivery.
8. Pemenuhan kebutuhan untuk physical evidence gedung meliputi tampilan
eksterior gedung, interior gedung, perlengkapan kerja, dan atribut tangible
lainnya yang merupakan bagian dari corporate identity.
Dengan hadirnya tahun 2010, PT Pos Indonesia secara konsisten
berupaya untuk menjaga dan meningkatkan manfaat layanan bagi konsumen dan
masyarakat. Upaya tersebut di atas merupakan konsekuensi yang harus dihadapi
oleh PT Pos Indonesia sehubungan dengan telah diundangkannya Undang-
undang No. 38 tahun 2009 tentang Pos pada tanggal 14 Oktober 2009, dimana
dalam masa transisi selama 5 tahun kedepan yang diberikan oleh Pemerintah, Pos
Indonesia harus melakukan penyehatan perusahaan agar siap bersaing di pasaran
bebas. Perusahaan jejaring yang selalu menjadi sandaran pemerintah kini harus
menghadapi tantangan berbagai bentuk usaha yang menyelenggarakan jasa
layanan pos dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan pos kepada
masyarakat baik layanan pos universal maupun komersial.
D. Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan PT Pos Indonesia
Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan PT Pos Indonesia sudah
dimulai sejak lama namun kerjasama mengenai penjualan dan penyetoran dana
tabungan melalui produk shar-e baru dimulai pada 10 Maret 2004 dengan
37
penandatanganan kerjasama antara Bank Muamalat Indonesia dengan PT Pos
Indonesia No 009/BMI/PKS/III/2004 dan No PKS/18/DIRKUG/0304 tentang
pemanfaatan pelayanan pos untuk penjualan paket kartu perdana shar-e dan
pengiriman dana bagi pemegang kartu perdana shar-e dan pengiriman dana bagi
pemegang kartu Bank Muamalat Indonesia.
Bank Muamalat Indonesia sengaja menggandeng PT Pos untuk
memasarkan pendistribusian kartu shar-e karena PT Pos sangat dekat dengan
masyarakat di seluruh Indonesia, banyak dari aktifitas masyarakat yang
bersentuhan dengan pos, oleh karena itu Bank Muamalat ingin membuat bahwa
shar-e dekat dengan masyarakat.
Salah satu faktor yang melatarbelakangi kerjasama antara Bank
Muamalat dengan PT Pos adalah karena jaringan pos sudah sangat luas hampir
mencakup seluruh kecamatan di Indonesia bahkan daerah yang tidak terdapat
bank syariah, masyarakat dapat memperoleh tabungan syariah hanya dengan
mendatangi pos online yang terdekat untuk membeli shar-e dan menabung.
Strategi Bank Muamalat bekerjasama dengan PT Pos dalam memasarkan
produknya merupakan strategi yang cerdas karena bank muamalat tidak perlu
mengeluarkan investasi yang besar untuk membuka cabang diselusuh pelosok-
pelosok Indonesia, tetapi hanya dengan melakukan kerjasama dengan pos maka
seluruh masyarakat Indonesia akan terjangkau sampai tingkat keseluruhan.
38
E. Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia
Tabel 3.2
Direktorat Pemasaran &
Pengembangan Bisnis
Direktorat Keuangan
Direktorat Operasi Surat
Pos & Logistik
Direktorat Teknologi &
Jasa Keuangan
Direktorat Sumber Daya Manuasi &
Umum
Satuan Pengawas Internal
Divisi Hukum
Sentral Giro Jakarta
Devisi Regional
Unit Pelaksana Teknis
Sekretariat Perusahaan
Pemegang Saham
Komisaris
Direktur Utama
Wakil Direktur Utama
39
BAB IV
ANALISA PEMASARAN PRODUK SHAR-E PADA PT. POS
INDONESIA
1. Strategi Pemasaran Produk Shar-e
Saat ini pertumbuhan bank syariah di Indonesia terjadi seiring dengan
meningkatnya kesadaran dan minat masyarakat untuk menabung di bank yang
halal dan mementramkan. Setelah kehadiran fatwa MUI (Majelis Ulama
Indonesia) setiap bank syariah yang ada dituntut mampu menangkap peningkatan
potensial demand atau permintaan potensial masyarakat dengan mengemas
produk-produk syariahnya yang inovatif agar mampu memenuhi keinginan pasar.
Shar-e adalah tabungan instant pertama yang ada di Indonesia, ini
merupakan produk unggulan yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia, Bank
Muamalat Indonesia merupakan salah satu bank berdasarkan prinsip islam yang
tidak terlepas dari persaingan-persaingan antar bank syariah yang lain. Untuk itu
Bank Muamalat Indonesia perlu melakukan kebijakan dalam penghimpunan dana
masyarakat yang bersifat umum seperti tabungan dan deposito yang salah
satunya adalah produk shar-e namun demikian setiap usaha yang dilakukan oleh
bank dalam memasarkan produk-produknya yang bertujuan untuk meningkatkan
sumber dana dengan menargetkan sejumlah nasabah atau calon nasabah potensial
sesuai dengan apa yang direncanakan merupakan bagian dari strategi pemasaran.
39
40
Salah satu hal yang paling mendasar sangat diperlukan dalam strategi pemasaran
adalah bagaimana cara dan upaya menarik minat nasabah agar dapat bertahan
ataupun jumlahnya meningkat. Diperlukan strategi pemasaran yang tetap untuk
meraih kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya.
Berikut adalah strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank Muamalat
Indonesia khususnya pada produk shar-e yaitu dengan menggunakan strategi
segmenting, targeting dan positioning. Selain itu, dengan mengembangkan
marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari empat unsur yaitu produk,
harga, distribusi dan promosi, yang mana dengan menggunakan perumusan
strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk menarik dan mempertahankan
loyalitas para nasabah. Untuk lebih jelasnya mengenal strategi tersebut, berikut
uraiannya:
a. Segmentation
Langkah awal yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia yang
berkerjasama dengan PT Pos Indonesia dalam kegiatan pemasaran adalah
dengan segmentasi pasar. Dalam hal ini segmentasi pasar Bank Muamalat
Indonesia memiliki segmentasi secara khusus. Adapun kriteria yang
dibutuhkan dalam segmentasi pasar antara lain:
1) Dari segi daerah atau wilayah: Bank Muamalat Indonesia yang
bekerjasama dengan PT Pos Indonesia membagi atau lebih memfokuskan
kepada daerah atau wilayah yang sulit dijangkau karena disini PT Pos
Indonesia mempunyai cabang hingga ke seluruh penjuru Indonesia
41
sehingga bisa memudahkan masyarakat yang ingin menjadi nasabah dan
menyimpan dananya secara halal di produk shar-e tersebut.
2) Dari segi pekerjaan: pelajar, pegawai, pedagang dan sebagainya.
b. Targeting
Untuk target pasar, Bank Muamalat Indonesia yang bekerjasama
dengan PT Pos Indonesia menargetkan untuk semua masyarakat khususnya
yang berada di daerah yang belum memiliki kantor cabang ataupun caunter
bank muamalat, jadi tidak ada alasan lagi bagi masyarakat yang berada di
wilayah terpencil untuk tidak menabung di Bank Muamalat.
Mudah memilikinya, mudah penyetorannya serta mudah pengelolaan
dananya. Hanya dengan membeli paket perdana shar-e seharga Rp.125.000.00
mengisi formulir aplikasi pembelian shar-e serta menyerahkan copy identitas
diri maka akan mendapatkan starter pack shar-e yang terdiri dari kartu ATM
(Anjungan Tunai Mandiri), kartu PIN (Personal Identification Number), kartu
TIN (Telephone Identification Number), serta buku petunjuk penggunaan
shar-e. Dengan membeli shar-e seharga tersebut otomatis saldo awal kita
adalah 100 ribu rupiah dan langsung menjadi nasabah Bank Muamalat
Indonesia.
c. Positioning
Bank Muamalat Indonesia yang bekerjasama dengan PT Pos Indonesia
mensosialisasikan dirinya sebagai mitra bisnis yang amanah dan maslahah,
memposisikan dirinya sebagai lembaga keuangan yang tugas pokoknya
42
mengumpulkan dana masyarakat dan menyalurkan kepada masyarakat.
Sehingga Bank Muamalat Indonesia merupakan solusi terbaik untuk
memberikan berbagai fasilitas produk dan jasa kepada masyarakat dengan
menggunakan sistem bagi hasil dalam proses yang cepat, praktis dan
menentramkan serta jangka waktu tertentu yang fleksibel.
d. Marketing Mix
Untuk mencapai target pasar, diperlukan marketing mix atau bauran
pemasaran. Karena bagian inilah yang terlihat dipasar, oleh sebab itu Bank
Muamalat Indonesia memiliki beberapa strategi dalam pemasaran adalah
sebagai berikut:
1) Strategi Produk
Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan kepasar
untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang
dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ia meliputi benda fisik, jasa,
orang, tempat, organisasi dan gagasan.1
Menurut daya tahannya atau kemampuan wujudnya, produk dapat
diklasifikasikan dalam tiga kelompok,2 yakni barang tidak tahan lama
yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dengan satu atau
beberapa kali pemakaian contohnya makanan, minuman dan lain-lain.
Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya digunakan
1Philip Kotler,Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: CV Intermedia, 1987), Jilid 1, edisi ke- 3, h. 432 2Ibid, h. 434
43
untuk waktu yang lama contohnya pakaian, barang-barang elektronik dan
lain-lain. Jasa adalah kegiatan manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan
sesuatu untuk dijual contohnya pangkas rambut, layanan perbankan dan
lain-lain.
Penerapan strategi pemasaran produk shar-e yang berada di PT
Pos Indonesia cabang Ciputat adalah dengan menampilkan mutu dari
produk shar-e tersebut. Sehingga dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan pasar sasaran. Mutu dari produk ini meliputi pemberian
fasilitas dan kemudahan yang terdapat didalam karakteristik produk antara
lain:
a. Memberikan keamanan karena dana nasabah dijamin oleh pemerintah.
b. Cara mendapatkan produk shar-e sangat mudah hanya dengan
melakukan investasi syariah, yaitu cukup dengan membeli paket shar-e,
maka otomatis nasabah akan mempunyai rekening tabungan Bank
Muamalat Indonesia dan otomatis memiliki kartu ATM (Anjungan
Tunai Mandiri).
c. Dapat menabung di berbagai kantor pos dengan layanan SOPP (System
Online Payment Point) serta di Kantor Bank Muamalat seluruh
Indonsia.
d. Penarikan tunai dan transfer dapat dilakukan di seluruh ATM
(Anjungan Tunai Mandiri) Bank Muamalat, ATM (Anjungan Tunai
44
Mandiri) bersama dan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) BCA. Kartu ini
juga dapat digunakan sebagai kartu debit di semua merchant debit
BCA.
2) Strategi Harga
Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa
barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi secara
produk dan pelayanan yang menyertainya. Suatu tingkat harga dapat
memberikan pengaruh yang tidak sedikit baik didalam perekonomian
maupun didalam perusahaan.3 Dalam perekonomian, harga pasar dari
sebuah barang dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba
atas pembayaran faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, upah, modal,
dan lain-lain. Sedangkan dalam perusahaan, harga merupakan penentu
bagi permintaan pasarnya, harga memberikan hasil maksimal dengan
menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih, harga dapat
mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan mempengaruhi market
share nya.
Dalam dunia perbankan konvensional yang dimaksud dengan
harga adalah bunga. Pengertian bunga ada tiga macam yaitu: harga beli,
harga jual, dan biaya yang dibebankan kepada para nasabahnya.4 Harga
beli adalah bunga yang dibagikan kepada nasabah yang memiliki
3Marius P. Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), edisi revisi cet ke-2, h. 269
4Ksmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2001), h. 153
45
simpanan seperti giro, tabungan dan deposito sedangkan harga jual adalah
bunga yang dibebankan kepada penerima kredit atau pembiayaan. Adapun
biaya ditentukan kepada berbagai jenis jasa yang ditawarkan.
Penetapan strategi pemasaran produk shar-e pada PT Pos
Indonesia cabang Ciputat dari segi harga sebagai pengembalian modal
adalah berupa sistem bagi hasil.
Bagi hasil merupakan kebijakan yang diberikan oleh pihak bank
sesuai kesepakatan bersama (antara bank dan nasabah). Pada bank
muamalat sistem bagi hasil tersebut perlu dikomunikasikan secara intensif
guna menumbuhkan pemahaman yang mendalam mengenai sistem
operasionalnya.
Dengan demikian, keuntungan yang akan diperoleh nasabah shar-e
selain rasa aman dan rasa was-was akan riba yang disebabkan oleh
pemberian suku bunga nasabah juga akan mendapatkan keuntungan bagi
hasil.
3) Strategi Distribusi
Untuk mempermudah pelanggan memperoleh akses pelayanan
bank muamalat, sejak diluncurkannya shar-e pada tahun 2004 lalu, Bank
Muamalat langsung menggandeng Kantor Pos sebagai mitra kerja. Shar-e
adalah investasi syariah yang dikemas khusus dalam bentuk paket perdana
seharga Rp 125.000,00 dan dapat diperoleh di kantor layanan Bank
Muamalat dan Kantor Pos Online di seluruh Indonesia.
46
4) Strategi Promosi
Produk sudah diciptakan, harga sudah ditetapkan dan tempat
(lokasi dan layout sudah disediakan), arti produk sudah benar-benar siap
untuk dijual promosi merupakan marketing mix yang terakhir. Kegiatan
ini merupakan kegiatan yang sama penting dengan ketiga kegiatan diatas,
baik produk, harga, dan distribusi. Oleh karena itu, promosi merupakan
sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan
nasabahnya.
Istilah promosi sering dipersamakan dengan komunikasi
pemasaran.5 Menurut Philip Kotler, promosi atau komunikasi pemasaran
terdiri atas empat sarana atau alat yang penting yakni: periklanan
(advertising), publisitas (publicity), dan penjualan pribadi (personal
selling). Dan menghadapi persaingan bank muamalat juga melakukan
promosi. Sarana promosi yang digunakan oleh bank muamalat dalam
memasarkan produk shar-e adalah sebagai berikut:
a. Periklanan (advertising)
Iklan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan bribadi
atau gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sebuah sponsor
tertentu. Bank muamalat kurang begitu memaksimalkan kegiatan
promosi dalam bentuk periklanan sebagai sesuatu cara yang paling
efektif dan diminati oleh masyarakat umum, dengan alasan bank
5Gregorius Chandra, Strategi dan Program Pemasaran,(Jakarta: Yogyakarta: ANDI, 2002), h. 167
47
muamalat tidak memberikan porsi yang besar karena akan
menimbulkan pemborosan anggaran meskipun yang menjadi sasaran
mereka adalah nasabah dari semua kalangan.
Promosi melalui iklan sangat difokuskan pada media yang
merupakan media pasar sasaran produk shar-e. berikut ini akan
dipaparkan beberapa media periklanan yang digunakan oleh bank
muamalat dalam memasarkan produk shar-e, antara lain:
1) Media Cetak
Adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan
visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian
informasi. Media cetak yang digunakan oleh Bank Muamalat yang
bekerjasama dengan PT Pos Indonesia adalah melalui majalah,
koran dan tabloid.
2) Media Luar Ruang (out door)
Berupa pemasangan gambar-gambar, poster, spanduk, brosur, dan
lain-lain ditempat tertentu. Akan tetapi bank muamalat Indonesia
yang bekerjasama dengan PT Pos Indonesia hanya menggunakan
spanduk yang dipasang di tempat-tempat yang banyak dikunjungi
masyarakat umum seperti di pusat kota tetapi karena PT Pos
Indonesia sudah berada di seluruh penjuru Indonesia maka
masyarakat yang berada di seluruh penjuru Indonesia pun sudah
mengetahui bahwa menabung tidak perlu ke bank yang jauh ke
48
pusat kota tapi hanya dengan mendatangi PT Pos Indonesia yang
terdekat masyarakat sudah bisa menabung. Sedangkan brosur yang
diberikan kepada setiap masyarakat yang datang ke kantor pos,
bentuk brosur harus tampil semenarik mungkin yaitu dengan
susunan lay out brosur yang menggunakan tata warna, desain, kata-
kata, dan grafis yang baik agar menimbulkan kesan ekskusif
sehingga konsumen tertarik untuk mebacanya. Brosur tersebut
termuat tentang pernyataan, produk, keuntungan dan keistimewaan
serta fasilitas-fasilitas yang diberikan. Dengan demikian, para
nasabah atau calon nasabah dapat mengenal dan mengetahui produk
yang dipilihnya berdasarkan informasi yang didapatkan dari brosur
tersebut. Peran brosur untuk mempromosikan produk dan jasa
cukup efisien, karena keberadaan brosur dalam strategi pemasaran
yang dilakukan oleh bank muamalat yang bekerjasama dengan PT
Pos Indonesia cukup berperan bagi peningkatan pendapatan.
3) Media Elektronik
Terdiri dari tevisi, radio dan internet. Dalam strateginya Bank
Muamalat yang bekerjasama dengan PT Pos Indonesia
menggunakan media elektronik dalam rangka mengiklankan
produk-produk dan jasanya.
49
b. Publisitas (publicity)
Adalah suatu rangsangan permintaan bukan pribadi atas produk,
jasa atau satuan bisnis dengan memasang berita yang signifikan secara
komersial mengenai produk, jasa, atau satuan bisnis pada media cetak
atau dengan memperoleh penyajian yang menarik melalui televisi atau
alat media lainnya. Publisitas dapat berupa seminar, pidato, pertemuan
dengan pers, laporan tahunan dan sebagainya.
Kegiatan publisitas yang dilakukan oleh bank muamalat yang
bekerjasama dengan PT Pos Indonesia adalah dengan cara mengundang
masyarakat baik nasabah langsung atau tidak dengan pembicara-
pembicara terkenal yang diselenggarakan oleh Bank Muamalat
Indonesia dengan tujuan dapat menambah wawasan bagi nasabah dan
calon nasabah untuk mengenal dan mengetahui produk yang
ditawarkan. Selain itu, bank muamalat juga melakukan laporan tahunan
yang bertujuan untuk memberikan informasi secara detail mengenai
sistem operasional produk-produk dan jasa yang ditawarkan serta
kegiatan-kegiatan yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia berupa
keuangan maupun yang lainnya pada tiap tahunnya.
c. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Adalah penyajian lisan dalam pembicaraan dengan satu atau
beberapa pembeli dengan tujuan melaksanakan pembelian. Atau
50
dengan kata lain melakukan pendekatan secara personal kepada calon
nasabah potensial.
Yang dilakukan adalah pada saat masyarakat datang untuk
keperluan pos atau pengiriman barang maka pegawai yang berada di
gerai shar-e menawarkan produk shar-e tersebut dan menjelaskan
keunggulan yang dimiliki produk shar-e tersebut.
2. Keunggulan Produk Shar-e pada PT Pos Indonesia
Ada beberapa keunggulan produk shar-e dibandingkan produk tabungan
lainnya, diantaranya adalah:
a. Easy, mudah melakukan investasi syariah, yaitu cukup dengan membeli paket
shar-e, maka otomatis nasabah akan mempunyai rekening tabungan Bank
Muamalat Indonesia dan otomatis memiliki kartu ATM (Anjungan Tunai
Mandiri).
b. Everywher, paket shar-e dapat dibeli di kantor pos bertanda SOPP (Sistem
Online Payment Point) diseluruh Indonesia dan ditambah saldonya melalui
gerai atau agen IZI uang ataupun melalui kantor pos, bahkan shar-e dapat
ditarik tunai melalui jaringan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) secara gratis.
c. Ekstraodinary, nasabah akan mendapatkan bagi hasil yang dikelola secara
syariah, bahkan bisa mendapatkan fee bila menjualnya kepada pihak ketiga.
Selain itu nasabah shar-e tidak dikenakan biaya administrasi bulanan untuk
saldo rata-rata sama atau lebih besar Rp 100.000,-/bulan.
51
3. Perkembangan Produk Shar-e pada PT Pos Indonesia
Perkembangan dana dan peningkatan jumlah nasabah pada produk shar-e
ini tidak terlepas dari strategi pemasaran yang dilakukan Bank Muamalat serta
PT Pos Indonesia. Semua rencana strategis yang telah dibuat programnya telah
berjalan dengan baik kalau dilaksanakan sesuai dengan anggaran dan prosedur
yang telah ditetapkan. Untuk menghindari pesaing maka pihak bank selalu lebih
agresif dalam merebut konsumen untuk mempertahankan market share.
Berdasarkan laporan perkembangan total pendapatan nasabah dari produk
shar-e pada PT Pos Indonesia cabang Ciputat periode 2007-2009 adalah sebagai
berikut:
a. Perkembangan produk shar-e pada tahun 2007
Perkembangan penjualan produk shar-e mulai tahun 2007 dengan
jumlah nasabah mencapai 635 nasabah, tidak menutup kemungkinan bahwa
produk shar-e akan berkembang pesat, ada keyakinan yang besar para
pengelola produk shar-e bahwa produk shar-e ini akan berkembang untuk
tahun-tahun berikutnya.
b. Perkembangan produk shar-e pada tahun 2008
Perkembangan penjualan produk shar-e pada tahun 2008 dengan
jumlah nasabah 805 nasabah, ini terbukti bahwa produk shar-e ini telah
berkembang pesat apabila Bank Muamalat melakukan inovasi secara terus
menerus.
52
c. Perkembangan produk shar-e pada tahun 2009
Perkembangan penjualan produk shar-e mulai tahun 2009 dengan
jumlah nasabah mencapai 912 nasabah. Dengan melihat perkembangan
penjualan yang semakin besar, kenaikan ini cukup pesat dari tahun pertama.
Hal ini disebabkan banyaknya masyarakat yang menggunakan produk ini,
khususnya bagi masyarakat yang berada didaerah atau wilayah yang sulit
dijangkau karena disini PT Pos Indonesia mempunyai cabang hingga ke
seluruh penjuru Indonesia sehingga bisa memudahkan masyarakat yang ingin
menjadi nasabah dan menyimpan dananya secara halal di produk shar-e
tersebut.
Dilihat dari pendapatan nasabah pada produk shar-e mengalami
peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun, maka kenaikan perolehan
penjualan produk ini menandakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap
Bank Muamalat Indonesia yang bekerjasama dengan PT Pos Indonesia
cabang Ciputat semakin meningkat. Serta peran dari strategi pemasaran itu
sendiri yang ditetapkan bank dalam upaya memperkenalkan produknya
khususnya untuk membantu masyarakat yang berada di daerah terpencil tapi
bisa dengan mudah menabung di kantor pos online terdekat.
4. Analisa Pemasaran Produk Shar-e pada PT Pos Indonesia
Pada tanggal 10 Maret 2004 telah dilakukan perjanjian kerjasama antara
Bank Muamalat Indonesia dengan PT Pos Indonesia Nomor:
53
009/BMI/PKS/III/2004 dan Nomor: PKS/18/DIKUG/0304 tentang pemanfaatan
layanan pos untuk penjualan paket perdana kartu shar-e dan pengiriman dana
bagi pemegang kartu Muamalat.
Bank Muamalat melakukan kerjasama strategis dengan PT Pos Indonesia
dalam memasarkan produk shar-e, ini merupakan suatu ide yang cerdas yang
dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia karena langkah yang ditempuh betul-
betul sangat menguntungkan kedua belah pihak, bagi Bank Muamalat Indonesia
menggandeng PT Pos Indonesia sangat membantu dalam mendekatkan produk
bank syariah kepada masyarakat Indonesia di berbagai pelosok daerah, bahkan
saat ini dapat mencapai masyarakat sampai tingkat kelurahan, apabila Bank
Muamalat Indonesia membuka cabang pada daerah-daerah tersebut maka biaya
operasional yang dikeluarkan pun lebih mahal, sedangkan apabila bekerjasama
dengan Pos semua lapisan masyarakat tersebut dapat dijangkau dengan biaya
yang relatif murah.
Penjualan shar-e pada PT Pos Indonesia tidak memiliki target, Pos hanya
menunggu orang yang datang yang ingin membuka rekening shar-e promosi
hanya dilakukan melalui pamplet, dan iklan yang dilakukan oleh Bank Muamalat
Indonesia melalui televisi, radio atau brosur-brosur, pos tidak melakukan
promosi yang khusus terhadap shar-e hanya saja apabila ada nasabah Bank
Muamalat Indonesia yang menyatakan tentang shar-e maka petugas Pos akan
menjawab dengan lengkap terutama mereka yang bertugas di gerai Muamalat,
proses pelayanan transaksi Bank Muamalat di kantor Pos adalah: aktivasi
54
pelayanan transaksi Bank Muamalat di Kantor Pos meliputi: verifikasi dan
identifikasi data nasabah saat pembelian, berikut prosesnya:
Pertama kali nasabah shar-e akan berhadapan dengan petugas Pos untuk
membuka rekening shar-e, setelah nasabah mengisi formulir dan mengisi data,
maka petugas pos akan melakukan verifikasi data nasabah, nantinya dari Pos
akan mengirimkan data tersebut ke Bank Muamalat.
55
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan dan penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1) Dalam menghadapi para pesaing yang semakin meningkat jumlahnya di dunia
perbankan syariah nasional, Bank Muamalat selalu berusaha untuk
mengedepankan aktivitas promosi dan sosialisasi yang inovatif, kreatif dan
bermanfaat bagi masyarakat. Dalam melakukan kegiatan pemasaran, Bank
Muamalat yang bekerjasama dengan PT Pos Indonesia berusaha untuk
menerapkan perencanaan secara matang dan terarah menggunakan konsep
segmenting, targeting dan positioning serta dengan menerapkan empat unsur atau
komponen yang terdapat pada bauran pemasaran atau marketing mix, yakni:
strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Kegiatan
promosi yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia cabang Ciputat, antara lain:
kegiatan periklanan (advertising), kegiatan publisitas (publicity), dan kegiatan
penjualan pribadi (personal selling).
2) Kerjasama yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia dengan PT Pos
Indonesia sangat membantu khususnya bagi masyarakat yang berada didaerah
atau wilayah yang sulit dijangkau karena disini PT Pos Indonesia mempunyai
55
56
cabang hingga ke seluruh penjuru Indonesia sehingga bisa memudahkan
masyarakat yang ingin menjadi nasabah dan menyimpan dananya secara halal di
produk shar-e tersebut.
3) keberadaan Bank Muamalat Indonesia yang bekerjasama dengan PT Pos
Indonesia mampu membangkitkan kepercayaan nasabah untuk menyimpan atau
menginvestasikan dananya. Ini terlihat dari data peningkatan jumlah nasabah dari
tahun ke tahun, peningkatan jumlah nasabah tersebut tidak lepas dari strategi
pemasaran yang digunakan oleh PT Pos Indonesia tersebut.
4) Kemudahan dan pelayanan menjadi ujung tombak untuk mengajak masyarakat
turut serta mengembangkan. Sepereti Bank Muamalat yang bekerjasama dengan
kantor pos untuk produk shar-e, dan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) dengan
BCA yang mempunyai ATM (Anjungan Tunai Mandiri) terbanyak dan tersebar
diseluruh penjuru Indonesia.
B. SARAN
Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis mencoba untuk
memberikan saran bahwa hendaknya Bank Muamalat Indonesia yang bekerjasama
dengan PT Pos Indonesia semakin aktif untuk meningkatkan inovasi dalam kegiatan
pemasaran, baik promosi atau sosialisasi, karena kegiatan pemasaran terbukti mampu
meningkatkan jumlah nasabah. Namun jika dilihat dari persentase peningkatan
jumlah nasabah dari tahun ke tahun, dirasakan masih belum berhasil secara maksimal.
Oleh karena itu perlu diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktivitas promosi dan
57
sosialisasi secara terus menerus untuk mengetahui seberapa efektif keberhasilan
strategi pemasaran yang dilakukan, mengatasi berbagai kendala yang timbul dan
sebagai bahan acuan perencanaan kegiatan promosi dan sosialisasi di masa
mendatang.
Evaluasi juga perlu dilakukan dengan mendengarkan masukan yang diberikan
para nasabahnya sebagai upaya untuk membangun hubungan kekerabatan
silaturrahim antara bank dengan nasabah. Hal ini akan menciptakan image sekaligus
bagian dari sosialisasi pemahaman, pengetahuan, dan pengenalan produk shar-e yang
dimiliki oleh bank muamalat Indonesia yang bekerjasama dengan PT Pos Indonesia.
58
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Hasan, Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Jakarta, Pradiya Utama,
1976
Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta, Pustaka
Alvabet, 2005
Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2004
Chapra, M. Umar, The Future Of Economic An Islamic Perspektif, Jakarta,
Sharia Economic and Banking Institute, 2001
Djumhana, Muhammad, Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta, PT. Citra
Aditya Bakti, 1993
Durianto, Darmadi dkk, Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan
Pelaku Merk, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004
Edillius, Pengantar Ekonomi Perusahaan, jakarta, Rineka Cipta, 1992
Handoko, T Hani, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi Edisi ke-1,
Yogyakarta, BPFE, 1984
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasionl, Jakarta, Kencana, 2005
Kasmis Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-2
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2000
58
59
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 20003
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran; Analisis, Perencanaan, Implementasi,
dan Pengendalian, Jakarta, Salemba empat, 1995
Kottler, Philip dkk, Manajemen Pemasaran Persfektif Asia, Yogyakarta,
Penerbit Andi, 2000
Kottler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Indeks, 2005, cet ke-II
Lupiyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa: Toeri dan Praktek, Jakarta,
PT. Salemba Empat Patria, 2001
Muhammad, Bank Syariah: Analisis, Kekuatan, Peluang, Kelemahan dan
Ancaman, Yogyakarta, Ekonisia, 2006, Cetakan Pertama, Edisi Kedua
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta, UPM YKPN, 2003
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta, Ekonisia Kampus
VII, 2004
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta, UPP AMP
YKPN, 2005
Nawawi, Hadin, Manajemen Strategik, Gajah Mada University Press, 2003
Saladin, Djaslim, Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, Bandung,
Linda Karya, 2004
Saleh, Rahmat, Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah,
Jakarta, Penerbit Djambatan, 2003, Cetakan Kedua
60
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta, Fakultas Ekonomi
UI, 1995, Edisi IV
Sjahdeini, Sutan. Remy, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata
Hukum Perbankan Indonesia, Jakarta, PT. Pustaka Utama dan Grafiti, 1999
Soekanto, Soerjono, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan, Jakarta, CV.
Rajawali, 1982
Solehudin, Muchlis, Wawancara Pribadi, Ciputat, 10 November 2010
Sugiono, Metodologi Penelitian Bisnis, Bandung, Alvabeta, 1999
Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, Jakarta, PT Phasa Warna, 1992
Sumarni, Murti, Marketing Perbankan, Yogyakarta, Liberty, 1997
---------- Tim Pengembangan Perbankan Syariah, Institute Bankir Indonesia,
Konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta, Djambatan,
2003, Cetakan Kedua
Yusitawati, Indah, Wawancara Pribadi, Ciputat, 10 November 2010
---------- http://www.muamalatbank.com
---------- http://www.share.com
---------- http://www. Posindonesia.co.id
---------- http://wiryasaputra.blogspot.com/2009/05/shar-e.html