Upload
vonhu
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK LAMBAN BELAJAR
(SLOW LEARNER)
DI SD INKLUSI SDN “SUKA MENOLONG” YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
SEVENTINA YUSTINA GIAWA
NIM: 141134200
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang Berbelaskasih
(SCMM)
Orangtua, saudara-saudariku, sahabat dan para Suster sekomunitasku
St.Secilia-Yogyakarta yang selalu setia memberikan dukungan dengan
caranya masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Berikan yang terbaik dari apa yang engkau miliki dan itu
mungkin tidak akan pernah cukup.
Tetapi tetaplah berikan yang terbaik.
Jangan pedulikan apa yang orang lain pikirkan atas
perbuatan baik yang engkau lakukan.
Percayalah bahwa mata TUHAN tertuju pada orang-orang
yang jujur dan DIA melihat ketulusan hatimu.
(Mother Teresa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK LAMBAN BELAJAR
(SLOW LEARNER)
DI SD INKLUSI SDN “SUKA MENOLONG” YOGYAKARTA
Seventina Yustina Giawa
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang
dilaksanakan oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada anak lamban
belajar di Sekolah Inklusi SDN “Suka Menolong” Yogyakarta pada tahun
pelajaran 2016/2017.
Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode studi kasus atau case-studies. Subjek penelitian adalah
Guru Kelas, Guru Pendamping Khusus (GPK), Anak Lamban Belajar dan Kepala
Sekolah di SD Negeri “Suka Menolong”. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang
diperoleh dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian: (1) Guru Kelas dan Guru Bidang Studi tidak
membuat Rancangan Pembelajatan Individu (RPI) untuk anak lamban belajar. (2)
Guru Kelas dan Guru Bidang Studi menggunakan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) reguler untuk anak lamban belajar. (3) Strategi penyampaian
pembelajaran, yaitu Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan penutup
Pembelajatan tidak ada perbedaan antara anak lamban belajar dan anak reguler.
(4) Dalam seluruh kegiatan pembelajaran guru menyampaikan informasi dan
materi kepada anak lamban belajar dengan cara berulang-ulang, tiga sampai lima
kali. (5) Anak lamban belajar membutuhkan pendampingan agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran tertentu.
Kata Kunci: Strategi pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, anak
lamban belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
LEARNING STRATEGY FOR SLOW LEARNER CHILDREN IN
INCLUSIVE ELEMENTARY SCHOOL OF “SUKA
MENOLONG”, YOGYAKARTA
Seventina Yustina Giawa
Universitas Sanata Dharma
2017
The aim of this study is to find out how the strategies being implemented
by the teachers in delivering the learning matery to the children who are slow in
learning in Inclusive School SDN "Suka Menolong" Yogyakarta.
The type of research for this study is qualitative approach by using case
study method or case-studies. The subjects of the study were Teachers of the class,
Special Counselors (GPK), slow learner children and the Principal of the school
SDN "Suka Menolong" Yogykarta. The technique for collection the data in this
study were obtained by observation, interview and documentation. The data were
being analyzed by data reduction, data presentation and conclusion.
The results of the study: (1) Teachers of the class and Teachers of special
Study Field did not make Individual Learning Design (RPI) for slow learner
children. (2) The teachers of the class and Teachers of special field Study using a
regular Learning Implementation Plan (RPP) for slow learner children. (3)
Learning delivery strategy, in Introduction Activity, Core Activity and Closing
Activity There is no difference between the slow learner and the regular child. (4)
In all teaching-learning activities teachers deliver information and materials to
slow learner children in a repetitive manner, three to five times. (5) Slow learner
children need assistance in order to achieve certain learning goals.
Keywords: Learning strategy, learning delivery strategy, slow learner children.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan kasih-Nya yang menuntun dan menyertai penulis, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Strategi Pembelajaran Anak Lamban
Belajar (Slow Learner) di SD Inklusi SD “Suka Menolong” Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak yang telah memberikan perhatian,
dorongan, motivasi dan inspirasi. Maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang
dengan sabar telah memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
7. Seluruh dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
terimakasih atas bantuan dan motivasinya.
8. Bambang Purwaka, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN “Suka Menolong”
Yogyakarta.
9. Guru Kelas I, II, III, IV, dan V SDN “Suka Menolong” Yogyakarta yang
telah membantu dan mendukung peneliti untuk mengadakan penelitian.
10. Karyawan dan siswa-siswi SDN “Suka Menolong” Yogyakarta yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
11. Suster Provinsial Kongregasi SCMM beserta dewannya yang telah
memberikan kesempatan, kepercayaan, dukungan dan motivasi kepada
penulis untuk menimba ilmu pengetahuan di Universitas Sanata Dharma.
12. Pimpinan Komunitas (Sr.Hilda Milla Ate, SCMM) dan para Suster SCMM
Komunitas St.Sesilia Yogyakarta yang memberikan dukungan dan perhatian
dengan caranya masing-masing.
13. Orang tua dan saudara-saudariku yang telah mendoakan, mendorong penulis
untuk tetap setia menjalani perutusan studi.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut mempunyai
andil dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 10
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. 10
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................... 10
1.4.1. Manfaat Teoritis ...................................................................... 10
1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................................ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1.5. Batasan Istilah ..................................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 13
2.1. Kajian Pustaka ..................................................................................... 13
2.1.1. Strategi Pembelajaran .............................................................. 13
2.1.1.1. Pengertian Strategi Pembelajaran ............................... 13
2.1.1.2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ............................... 16
2.1.2. Strategi Penyampaian Pembelajaran ....................................... 17
2.1.3. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran ............................ 18
2.1.4. Anak Lamban Belajar (Slow Learner) .................................... 27
2.1.4.1. Pengertian Anak Lamban Belajar ............................... 28
2.1.4.2. Faktor-Faktor Penyebab Anak Lamban Belajar ......... 30
2.1.4.3. Karakteristik Anak Lamban Belajar ........................... 36
2.1.4.4. Masalah yang dihadapi Anak Lamban Belajar ........... 42
2.1.4.5. Anak Lamban Belajar di Sekolah Inklusif ................ 43
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................. 45
2.3. Kerangka Berpikir ............................................................................... 49
2.4. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 53
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 54
3.1. Jenis Penelitian .................................................................................... 54
3.2. Setting Penelitian................................................................................. 56
3.2.1. Tempat Penelitian .................................................................... 56
3.2.2. Subjek Penelitian ..................................................................... 58
3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 59
3.4. Istrumen Penelitian .............................................................................. 62
3.5. Kredibilitas dan Transferabilitas ......................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.5.1. Pengujian Credibility ................................................................ 65
3.5.2. Pengujian Transferability .......................................................... 65
3.5.3. Pengujian Dependability ........................................................... 66
3.5.4. Pengujian Konfirmability .......................................................... 66
3.6. Teknik Analisis Data ........................................................................... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 71
4.1. Hasil Penelitian ................................................................................... 71
4.1.1. Situasi Kelas .............................................................................. 71
4.1.2. Strategi Pembelajaran Untuk Anak Lamban Belajar ................ 73
4.2. Pembahasan ......................................................................................... 93
4.2.1. Deskripsi Karakteristik Anak Lamban Belajar ........................ 93
4.2.2. Strategi Penyampaian Pembelajaran Anak Lamban Belajar ... 96
4.3. Triangulasi ......................................................................................... 104
4.3.1. Triangulasi Sumber ................................................................. 104
4.3.1. Triangulasi Data ...................................................................... 105
4.3.3. Triangulasi Waktu ................................................................... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 107
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 107
5.2. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 108
5.3. Saran .................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Hasil Observasi Pembelajaran .......................................................... 113
Lampiran 2 Reduksi Data Hasil Observasi Pembelajaran ................................... 148
Lampiran 3 Hasil Wawancara .............................................................................. 184
Lampiran 4 Reduksi Hasil Wawancara ................................................................ 204
Lampiran 5 Display Data Observasi dan Wawancara ......................................... 218
Lampiran 6 Catatan Lapangan ............................................................................. 236
Lampiran 7 Hasil Dokumentasi ........................................................................... 246
Lampiran 8 Instrumen Penelitian
a. Pedoman Observasi ................................................................................. 247
b. Pedoman Wawancara Guru Kelas .......................................................... 250
c. Pedoman Wawancara GPK ..................................................................... 253
d. Pedoman Dokumentasi ........................................................................... 255
Surat Izin melakukan penelitian ........................................................................... 256
Surat Keterangan telah melakukan penelitian ...................................................... 257
Biodata Peneliti .................................................................................................... 258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kisi-kisi Pedoman Observasi Pembelajaran ............................................. 63
Tabel 2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Kelas ................................. 64
Tabel 3 Jadwal Pelaksanaan Observasi Kegiatan Pembelajaran............................ 74
Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Wawancara ............................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 : Bagan Penelitian Yang Relevan ............................................................ 49
Bagan 2 : Bagan Kerangka Berpikir ...................................................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini, hal-hal yang dibahas oleh peneliti
mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan definisi operasional. Pada bagian latar belakang, peneliti memaparkan alasan
diadakannya penelitian ini, sedangkan tujuan penelitian berisi tentang keinginan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Manfaat penelitian ini berisikan
kegunaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan definisi operasional
menjelaskan tentang pengertian-pengertian yang akan digunakan dalam penelitian
ini.
1.1. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar terjadi di dalam kelas, dalam kegiatan
tersebut terjadi interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa baik secara
perorangan maupun secara kelompok. Kegiatan belajar mengajar ini selain
bertujuan untuk membelajarkan siswa agar mencapai suatu tujuan pelajaran
tertentu juga untuk mendidik siswa agar menjadi pribadi yang menyadari
tugasnya sebagai seorang manusia. Dalam mencapai tujuan tersebut,
seorang guru harus memiliki atau menggunakan strategi agar tujuan dari
kegiatan belajar mengajar dapat tercapai.
Strategi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah: 1) Ilmu dan
seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kebijakan tertentu dalam perang dan damai. 2) Ilmu dan seni memimpin
bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang
menguntungkan. 3) Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus, dan d) Tempat yang baik berdasarkan siasat
perang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:1092). Selanjutnya,
pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:17) di
definisikan sebagai proses, cara, dan perbuatan untuk menjadikan seseorang
belajar.
Berdasarkan pengertian strategi dan pembelajaran menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia tersebut, strategi pembelajaran adalah ilmu dan seni
yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menggunakan berbagai sumber
belajar serta mampu merencanakan dengan cermat kegiatan agar tujuan
pembelajaran tertentu dapat tercapai. Dengan kata lain, guru harus memiliki
strategi pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No. 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang
Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat
Istimewa, memberikan landasan yang konkrit untuk terselenggaranya
pendidikan inklusif di Indonesia. Di dalam konsinderansi Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun 2009 tersebut, berbunyi: (1) Bahwa
peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial,
dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istemewa perlu
mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan hak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
asasinya. (2) Bahwa pendidikan khusus untuk peserta didik yang memiliki
kelainan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan secara inklusif.
Pendidikan Inklusi sebagai tempat pelaksanaan belajar mengajar
untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus tidak berbeda dengan
lembaga pendidikan pada umumnya yang harus memiliki kurikulum sebagai
pedoman dalam menata arah dan tujuan kependidikan yang sesuai dengan
kebutuhan anak didik tanpa mengabaikan hak-haknya yang belum
terpenuhi. Kurikulum yang dikembangkan hendaknya memahami
karakteristik dan tingkat kebutuhan anak dalam mengikuti proses
pembelajaran. Menurut Ilahi (2013:171) kurikulum pendidikan inklusi
menggunakan kurikulum sekolah reguler (kurikulum nasionanl) yang
dimodifikasi (diimprovisasi) sesuai dengan tahap perkembangan anak
berkebutuhan khusus, dengan mempertimbangkan karakteristik dan tingkat
kecerdasannya.
Pengembangan bahan ajar perlu memperhatikan pengembangan
aspek akademik, berorientasi pada kebutuhan pasca-sekolah, berorientasi
pada kebutuhan anak untuk pengembangan keterampilan
fungsional/vokasional, dan pengembangan kemampuan perilaku adaptif.
Strategi pembelajaran bersifat individual (Program Pembelajaran
Terindividualisasikan) dengan prinsip kemudahan, bertahap, kekonkretan,
dan pengulangan. Penyajian isi materi dalam pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar dan kesiapan bantuan guru serta
menerapkan kefleksibelan waktu belajar serta dalam proses bekerjasama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dengan pihak terkait (orangtua/wali, masyarakat, narasumber, guru,
paramedic, terapis, dan dunia usaha) (Ilahi, 2013:171-172).
Penyusunan bahan ajar berhubungan erat dengan strategi
pembelajan atau metode mengajar. Dalam praksis pendidikan inklusi
beberapa hal yang diperhatikan dalam penyusunan strategi pembelajaran
atau metode pembelajaran, yaitu: a) Penerimaan siswa baru harus
memprioritaskan penerimaan didasarkan pada lokasi terdekat pada sekolah.
b) Tidak membatasi pada jenis dan derajat kelainan anak. c) Kurikulum
harus disusun secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan anak (ABK) dan
kondisi sekolah, dapat mendorong guru dan tenaga kependidikan
melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
mendorong pengawas untuk membina secara rutin dan kebebasan untuk
berinovasi.
Ditinjau dari proses pembelajaran strategi pembelajaran atau
metode pembelajaran yang diperhatikan sebagai berikut: 1) Perencanaan
pembelajaran hendaknya dibuat berdasarkan hasil asesmen dan dibuat
bersama antara guru kelas dan guru khusus dalam bentuk Program
Pembelajaran Individual (IEP). 2) Pelaksanaan pembelajaran lebih
mengutamakan metode pembelajaran kooperatif dan partisipatif, memberi
kesempatan yang sama dengan siswa lain, menjadi tanggung jawab bersama
dan dilaksanakan secara kolaborasi antara guru khusus dan guru kelas, serta
dengan menggunakan media, sumber daya, dan lingkungan yang beragam
sesuai dengan keadaan (Ilahi, 2013:174).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Fitria (2012:100-101)
tentang pembelajaran dalam setting inklusi di SD mengemukakan bahwa
rancangan berbentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan PPI
(Program Pembelajaran Individual), metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran belum bervariasi, pengaturan tempat duduk telah bervariasi,
media yang digunakan disesuaikan dengan materi pembelajaran, materi
diambil dari buku paket dan guru pembimbing khusus melakukan
penyerderhanaan materi, sedangkan penilaian yang dilakukan guru hanya
penilaian secara lisan saja. Guru tidak melakukan penilaian unjuk kerja,
penilaian produk, dan penilaian portofolio. Kendala yang dihadapi antara
lain banyaknya jumlah siswa serta ABK yang beragam di dalam kelas
menyebabkan guru terkendala dalam mempergunakan metode pengajaran
yang bervariasi. Pemahaman guru tentang bagaimana membelajarkan siswa
berkebutuhan khusus di dalam kelas masih kurang serta kurangnya
pengetahuan guru bagaimana melakukan penilaian portofolio.
Di samping itu, pada realitasnya guru reguler harus menghadapi
beberapa masalah dalam proses pembelajaran di sekolah inklusi.
Berdasarkan hasil penelitian Sunardi (dalam Sunaryo, 2009: 10-12), secara
umum, permasalahan yang dapat diidentifikasi terkait proses pembelajaran
di sekolah inklusi meliputi: 1) Proses pembelajaran belum dilaksanakan
dalam bentuk team teaching. 2) Guru cenderung mengalami kesulitan dalam
merumuskan kurikulum fleksibel, penyusunan Program Pembelajaran
Individual (PPI), dan penyusunan tujuan, materi, dan metode pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3) Terjadi kesalahan dalam praktek di mana target kurikulum anak
berkebutuhan khusus sama dengan anak normal dan ada anggapan anak
dengan hambatan tertentu (fisik, emosi, sosial, atau intelektual) tidak
mempunyai kemampuan memadai untuk menguasai materi belajar.
4) Pembelajaran belum memanfaatkan media, sumber, dan lingkungan
belajar yang bervariasi sesuai kebutuhan anak berkebutuhan khusus karena
keterbatasan fasilitas sekolah. 5) Sistem penilaian belum menggunakan
pendekatan yang fleksibel dan bervariasi karena belum ada panduan yang
jelas tentang sistem penilaian, dan 6) Masih ada pandangan bahwa sistem
penilaian hasil belajar anak berkebutuhan khusus sama dengan anak normal
lainnya.
Dalam penelitian ini, peneliti secara khusus meneliti tentang
strategi penyampaian pembelajaran kepada ABK khususnya anak lamban
belajar atau slow learner di sekolah inklusi SD Negeri “Suka Menolong”
Yogyakarta. Slow Learner atau lamban belajar adalah kelambanan dalam
proses belajar sehingga siswa yang mengalami ini membutuhkan waktu
yang relatif lama dibandingkan kelompok siswa lain yang memiliki taraf
intelektual yang relatif sama. Anak dengan permasalahan ini biasanya
memiliki taraf intelektual yang rendah karena mengalami kesulitan dalam
memahami serta mengikuti pelajaran di sekolah. Hal ini merupakan salah
satu kendala guru dalam memberikan pengajaran (Anggadewi, 2014:11).
SD Negeri “Suka Menolong” Yogyakarta pada awalnya hanya
mendidik anak-anak normal, yang kemudian pada kurang lebih tahun 1982
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
ditunjuk menjadi rintisan sekolah terpadu bagi anak tuna netra dimana anak-
anak yang berkebutuhan khusus dalam hal Dria Penglihatan dapat ikut
dilayani pendidikannya di sekolah bersama anak-anak yang tidak
berkebutuhan khusus di kelas reguler. Hingga saat ini dalam
perkembangannya SD Negeri “Suka Menolong” Yogyakarta ditunjuk oleh
Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Sekolah
Penyelenggara Pendidikan Inklusi dengan dilandasi payung hukum Surat
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 089 Tahun 2005 tanggal 30 Juni 2005. Anak berkebutuhan khusus
yang ada di sekolah ini mendapatkan layanan pendidikan bersama-sama
dengan anak yang tidak berkebutuhan khusus dengan mengacu pada
kebutuhan khusus anak dan segala potensi yang dimiliki anak.
Berdasarkan data awal ketika peneliti melakukan observasi dan
wawancara dengan Kepala Sekolah, peneliti mendapatkan data pada tahun
pelajaran 2016/2017 di SD Negeri “Suka Menolong” Yogyakarta melayani
dua puluh sembilan orang anak berkebutuhan khusus. Anak Berkebutuhan
Khusus di SD Negeri “Suka Menolong” yaitu ADHD (Attention Defict
Hyperactivity Disorder), Tuna Grahita Ringan, Tuna Rungu, Autis,
Cerebral Palsy, Tuna Daksa (Kretin) dan Anak Lamban Belajar (Slow
Learner). Anak berkebutuhan khusus mengikuti pembelajaran di kelas
bersama siswa yang tidak berkebutuhan khusus dengan bimbingan guru
kelas, guru bidang studi dan Guru Pembimbing Khusus (GPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Di SD Negeri “Suka Menolong” Yogyakarta, mata pelajaran pokok
SD di kelas I-III (Matematika, IPA, IPS, PKn dan Bahasa Indonesia) Bahasa
Jawa dan SBK diajarkan oleh Guru Kelas, sedangkan mata pelajaran
lainnya, yaitu: Agama, PJOK dan Bahasa Inggris diajarkan oleh Guru Mata
Pelajaran. Di Kelas IV-VI mata pelajaran pokok SD (Matematika, IPA,
IPS, PKn dan Bahasa Indonesia) diajarkan oleh guru bidang studi yang
merupakan wali kelas dari ketiga kelas tersebut, sedangkan mata pelajaran
Agama, PJOK, Bahasa Inggris dan Komputer diajarkan oleh Guru Mata
Pelajaran Khusus. Anak berkebutuhan khusus tertentu di SD “Suka
Menolong” Yogyakarta mengikuti program bimbingan apabila diperlukan di
ruang bimbingan khusus bersama GPK (Guru Pendamping Khusus).
Anak berkebutuhan khusus slow learner ada delapan orang. Di
kelas dua satu orang, kelas tiga satu orang, kelas empat tiga orang, kelas
lima dua orang dan kelas enam sebanyak dua orang. Ketika peneliti
melakukan wawancara awal terhadap guru mengenai strategi penyampaian
pembelajaran anak lamban belajar di SD Negeri “Suka Menolong”
Yogyakarta peneliti memperoleh data bahwa di Kelas I juga terdapat satu
orang anak berkebutuhan khusus lamban belajar (slow learner). Peneliti
melaksanakan penelitian tentang strategi penyampaian pembelajaran anak
lamban belajar di kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, dan Kelas V dan Kelas
VI. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal
10 Desember 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Berdasarkan penjelasan mengenai sekolah inklusi, kondisi ideal
pembelajaran di sekolah inklusi serta kondisi nyata pembelajaran di sekolah
inklusi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti maka peneliti sebagai calon guru tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai strategi penyampaian pembelajaran kepada anak
lamban belajar di sekolah inklusi. Peneliti ingin mengetahui strategi guru
kelas dan guru bidang studi dalam menyampaikan pembelajaran kepada
anak lamban belajar atau slow learner karena anak lamban belajar hampir
terdapat di semua sekolah. Anak lamban belajar secara fisik tidak ada
perbedaan dengan anak yang tidak berkebutuhan khusus. Anak lamban
belajar biasanya memiliki taraf intelektual yang rendah karena mengalami
kesulitan dalam memahami serta mengikuti pelajaran di sekolah dan hal ini
merupakan salah satu kendala guru dalam memberikan pengajaran.
Peneliti ingin mengetahui bagaimana guru kelas dan guru bidang
studi menerapkan strategi penyampaian pembelajaran sesuai dengan yang
telah dipilih dan dirancang sehingga, anak lamban belajar dapat mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Strategi penyampaian pembelajaran yang digunakan oleh guru diharapkan
dapat memberikan kesempatan yang sama untuk anak berkebutuhan khusus
anak lamban belajar dan yang tidak berkebutuhan khusus untuk
mengembangkan potensinya masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukan dalam latar
belakang masalah penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: “Bagaimana strategi penyampaian pembelajaran anak lamban
belajar di SD Negeri “Suka Menolong” -Yogyakarta?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi
penyampaian pembelajaran anak lamban belajar di SD Negeri “Suka
Menolong” Yogyakarta, ditinjau dari langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang terjadi dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas
yaitu: 1) Kegiatan pembuka/pendahuluan. 2) Kegiatan inti. 3) Kegiatan
penutup.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan
ilmu, khususnya dalam bidang ilmu pendidikan. Manfaat teoretis
penelitian ini meliputi:
a) Memberikan masukan untuk guru kelas terkait strategi penyampain
pembelajaran anak lamban belajar di sekolah inklusi, dan
b) Memberikan sumbangan teoretis dalam rangka meningkatkan kualitas
proses pembelajaran untuk anak lamban belajar di sekolah inklusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan mempunyai nilai praktis untuk guru
dan calon guru Sekolah Dasar (SD), siswa, orang tua siswa, sekolah,
peneliti, dan masyarakat. Manfaat praktis hasil penelitian ini meliputi:
a) Bagi guru dan calon guru SD, hasil penelitian dapat memberikan
informasi tentang strategi penyampain pembelajaran yang efektif untuk
anak lamban belajar di sekolah inklusi.
b) Bagi siswa, hasil penelitian dapat mendukung pembelajaran efektif
untuk semua siswa, baik anak yang tidak berkebutuhan khusus maupun
anak berkebutuhan khusus terutama anak lamban belajar di sekolah
inklusi.
c) Bagi orang tua siswa, hasil penelitian dapat memberikan informasi
untuk mendukung pembelajaran anaknya di sekolah maupun di rumah.
d) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
strategi penyampaian pembelajaran yang efektif untuk anak lamban
belajar di sekolah inklusi.
e) Bagi peneliti, hasil penelitian dapat menunjukkan strategi penyampaian
pembelajaran anak lamban belajar yang dirancang dan diterapkan guru
kelas.
f) Bagi masyarakat, hasil penelitian dapat memberikan informasi tentang
lingkungan masyarakat yang dapat mendukung pendidikan inklusif di
sekolah inklusi terkait, sehingga dapat mendukung terwujudnya
masyarakat inklusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1.5. Batasan Istilah
Batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Strategi pembelajaran adalah ilmu dan seni atau cara yang paling utama
dan efektif dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran
yang dibuat oleh guru untuk mencapai sasaran atau tujuan khusus
pembelajaran dengan menggunakan atau memanfaatkan seluruh sumber
belajar yang berkaitan erat dengan pengelolaan siswa, pengelolaan
lingkungan, dan penilaian.
2. Strategi penyampaian (delivery strategy) adalah cara-cara yang dipakai
untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa dan sekaligus untuk
menerima serta merespons masukan-masukan dari siswa. Dengan
demikian, strategi ini juga dapat disebut sebagai strategi untuk
melaksanakan pembelajaran.
3. Anak lamban belajar (slow learner) adalah sekelompok murid di sekolah
yang perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan
perkembangan rata-rata teman seusianya, memiliki prestasi belajar
rendah (di bawah rata-rata anak pada umumnya) sehingga mempunyai
resiko cukup tinggi untuk tinggal kelas. Slow learner atau anak lambat
belajar skor tes IQnya menunjukkan skor 70-90 namun bukan tergolong
anak terbelakang mental.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II landasan teori membahas mengenai kajian pustaka, hasil
penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian. Hal-hal
yang akan dibahas pada kajian pustaka, yakni pengertian strategi pembelajaran,
pengertian strategi penyampain pembelajaran dan pengertian anak slow learner
dan teori-teori yang mendukung dengan penelitian. Hasil penelitian yang relevan
menguraikan tentang penelitian orang lain dan memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini. Pada bagian kerangka berpikir, peneliti akan menguraikan alur
berpikir terkait penelitian ini secara rinci dan pada pertanyaan penelitian
menyampaikan pertanyaan tentang apa yang akan diteliti dalam penelitian ini.
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Strategi Pembelajaran
2.1.1.1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan kata yang identik dengan dunia perang.
Namun dewasa ini, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai
bidang, salah satunya digunakan dalam dunia pendidikan. Dalam bidang
pendidikan, strategi pembelajaran adalah salah satu komponen dalam sistem
pembelajaran.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 1092) mendefinisikan
strategi sebagai: a) ilmu dan seni menggunakan seluruh sumber daya bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam peperangan dan
perdamaian; b) ilmu dan seni memimpin tentara untuk menghadapi musuh
dalam perang; c) rencana yang cermat tentang berbagai kegiatan untuk
mencapai sasaran atau tujuan khusus; dan d) tempat yang baik berdasarkan
siasat perang. Selanjutnya, pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2005: 17) didefinisikan sebagai proses, cara, dan perbuatan untuk
menjadikan seseorang belajar.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran
adalah ilmu dan seni dalam merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran untuk mencapai sasaran atau tujuan khusus pembelajaran
dengan menggunakan segala sumber daya yang ada untuk menjadikan
seseorang belajar. Sanjaya (dalam Ngalimun, 2012:4) mengemukakan
bahwa di dalam konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum
perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar. Hal ini juga senada dengan Ngalimun (2012:1) yang mengatakan
bahwa strategi secara umum mempunyai pengertian sebagai suatu garis
besar acuan dalam melakukan tindakan. Kalau dikaitkan dengan
pembelajaran atau belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola
umum kegiatan antara guru dan murid dalam suatu kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Wena (2009: 2) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah
cara dan seni untuk untuk memanfaatkan seluruh sumber belajar sebagai
upaya untuk membelajarkan siswa. Lebih lanjut, berikut pendapat para ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mengenai pengertian strategi pembelajaran. Hamzah dan Nurdin (2011:5-6)
mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai cara-cara yang dipilih dan
digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga
memudahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan di akhir
kegiatan belajar.
Suyono dan Hariyanto (2015:85) mendefenisikan strategi
pembelajaran sebagai rangkaian kegiatan terkait dengan pengelolaan siswa,
pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar, dan penilaian
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Nur (dalam Suprihatiningrum,
2016:48) mengemukakan bahwa strategi belajar mengacu pada perilaku dan
proses berpikir yang digunakan oleh siswa yang memengaruhi apa yang
dipelajari termasuk proses memori dan metakognitif. Selanjutnya, dikatakan
bahwa strategi-strategi belajar adalah meliputi operator-operator kognitif
dan proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu
tugas (belajar).
Menurut Uno (2006 : 45) strategi pembelajaran merupakan hal
yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Reigeluth dan
Degeng (dalam Wena, 2009: 5) mengatakan strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang
berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah ilmu dan seni atau cara yang paling utama dan efektif
dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
oleh guru untuk mencapai sasaran atau tujuan khusus pembelajaran dengan
menggunakan atau memanfaatkan seluruh sumber belajar yang berkaitan
erat dengan pengelolaan siswa, pengelolaan lingkungan, dan penilaian.
Strategi merupakan upaya untuk membelajarkan siswa sehingga
memudahkan siswa mencapai tujuan yang diharapkan di akhir kegiatan
belajar dan sekaligus berfungsi sebagai suatu garis besar acuan guru dan
peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
2.1.1.2. Jenis-jenis strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru
dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang
berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (1) Strategi pengorganisasian
pembelajaran. (2) Strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) Strategi
pengelolaan pembelajaran (Uno, 2006:45).
Wena (2009:5-6) mengemukakan penjelasan mengenai jenis-jenis
strategi pembelajaran tersebut secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Strategi pengorganisasian pembelajaran, merupakan cara untuk menata
isi suatu bidang studi, dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan
pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan
sejenisnya.
2. Strategi penyampaian pembelajaran adalah cara untuk menyampaikan
pembelajaran pada siswa dan/atau untuk menerima serta respons
masukan dari siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Strategi pengelolaan pembelajaran adalah cara untuk menata interaksi
siswa dan variable strategi pembelajaran lainnya.
2.1.2. Strategi Penyampaian Pembelajaran
Strategi penyampaian (delivery strategy) adalah cara-cara yang
dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus
untuk menerima serta merespons masukan-masukan dari siswa. Dengan
demikian, strategi ini juga dapat disebut sebagai strategi untuk
melaksanakan pembelajaran. Pada dasarnya strategi penyampaian mencakup
lingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran
merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran
(Wena, 2009 : 9).
Strategi penyampaian pembelajaran merupakan komponen variabel
metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sekurang-kurangnya ada
dua fungsi dari strategi ini, yaitu: (1) Menyampaikan isi pembelajaran
kepada si belajar, dan (2) Menyediakan informasi atau bahan-bahan yang
diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja, seperti latihan test (Uno,
2006:18). Penyampaian pembelajaran berlangsung dalam kegiatan proses
belajar mengajar di kelas. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran memuat unsur kegiatan: 1) Kegiatan pendahuluan/pembuka.
2) Kegiatan inti, dan 3) Kegiatan penutup (Suhana, 2014: 124).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.1.3. Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Suhana (2014: 125-126) mengatakan bahwa untuk mencapai suatu
kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap
pertemuan. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam setiap
pertemuan memuat unsur kegiatan: 1) Kegiatan pendahuluan/pembuka.
2) Kegiatan inti, dan 3) Kegiatan penutup. Langkah-langkah minimal yang
harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan
(1) Orientasi, yaitu: memusatkan perhatian peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan, dengan menunjukkan benda yang menarik,
memberikan ilustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan
slide animasi, dan sebagainya.
(2) Apersepsi, yaitu memberikan persepsi awal kepada siswa tentang
materi yang diajarkan.
(3) Motivasi, yaitu memberikan gambaran manfaat, misalnya: manfaat
mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaaan yang berkaitan
dengan gempa bumi, dan sebagainya.
(4) Pemberian acuan, yaitu biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang
akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan
uraian materi pelajaran secara garis besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
(5) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme
pelaksanaaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-
langkah pembelajaran) (Suhana, 2014:125).
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan
pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau
inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis masalah (project based learning)
disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan
(Suhana, 2014:125).
(1) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dan menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran
berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk
melakukan aktivitas tersebut (Suhana, 2014:125).
(2) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.
Karakteristik aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini
memiliki perbedaan dan kesamaan aktivitas belajar dalam domain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik
terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiri learning). Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning) (Suhana,
2014:126).
(3) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalari, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik
dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan
harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu
melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiri learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning) (Suhana, 2014:126).
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
(1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
(2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
(3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individu maupun kelompok.
(4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya karya berbasis pemecahan masalah (project based
learning) (Suhana, 2014:125).
Menurut Suprihatiningrum (2016:125-128) pelaksanaan
pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Penjelasan lebih rinci mengenai kegiatan tersebut adalah:
(1) Kegiatan Pendahuluan
Suprihatiningrum (2016:125) mengatakan bahwa dalam kegiatan
pendahuluan hal-hal yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
diacapai.
d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan Inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan
dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, yang meliputi proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (Suprihatiningrum, 2016: 125).
1. Eksplorasi
Dalam Eksplorasi, guru melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari.
b) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain.
c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
d) Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
e) Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di laboratotium,
studi, atau lapangan.
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru melakukan kegiatan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a) Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.
b) Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-
lain untuk memunculkan gagasan baru, baik secara lisan
maupun tertulis.
c) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindaj tanpa rasa takut.
d) Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
e) Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar.
f) Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan, baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok.
g) Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual
maupun kelompok.
h) Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival,
serta produk yang dihasilkan.
i) Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru melakukan kegiatan sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
a) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiap terhadap keberhasilan
siswa.
b) Memberikan konfirmasi terhadap hasil ekplorasi dan elaborasi
siswa melalui berbagai sumber.
c) Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
d) Memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi dasar.
e) Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar.
f) Membantu menyelasaikan masalah.
g) Memberi acuan agar siswa dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi.
h) Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh.
i) Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif (Suprihatiningrum, 2016: 125).
(3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pembelajaran.
b) Melakukan penilain dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas, baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
siswa.
e) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Lebih rinci Hamdayama (2016:24) mengemukakan bahwa untuk
mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah
kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan
memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.
(1) Kegiatan Pendahuluan
Langkah-langkah dalam kegiatan pendahuluan adalah:
a) Orientasi, yaitu memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang
akan dibelajarkan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
menunjukkan benda yang menarik, memberikan ilustrasi, dan
membaca berita di surat kabar.
Contoh:
“anak-anak sekalian, perhatikan apa yang saya pegang. Andi,
silahkan kamu menyebutkan apa yang saya pegang!”
Penyebutan nama siswa dalam RPP akan sangat membantu guru
dalam melakukan pengendalian siswa yang dilibatkan dalam
pembelajaran (Hamdayana, 2016:24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b) Apersepsi, yaitu: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang
materi yang diajarkan.
Contoh:
Siswa mengamati gambar (guntingan koran) tentang
bangunan/benda-benda yang rusak akibat gempa bumi (gambar
tidak harus seragam). Tahap ini juga digunakan untuk mengetahui
pengetahuan prasarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali
dengan melakukan pretest.
c) Motivasi, yatu: guru memberikan gambaran manfaat, misalnya:
manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang pekerjaaan yang
berkaitan dengan gempa bumi.
d) Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme
pelaksanaaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-
langkah pembelajaran) (Hamdayana, 2016:25).
(2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa
untuk mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skema (frame work)
masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa
agar siswa menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan
pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan,
sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa
(LKS). Catatan: LKS yang ada pada buku LKS yang diperdagangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
belum tentu sesuai dengan rencana yang disusun oleh guru
(Hamdayama, 2016:25).
(3) Kegiatan Penutup
a) Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/kesimpulan.
b) Guru memeriksa hasil belajar siswa dengan memberikan tes tertulis
atau tes lisan atau siswa diminta untuk mengulang kembali
kesimpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab
dengan mengambil ± 25 % siswa sebagai sampelnya.
c) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa
kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian
remedial/pengayaan (Hamdayama, 2016:25).
2.1.4. Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
Anak lamban belajar atau slow learners merupakan salah satu dari
klasifikasi anak berkebutuhan khusus dengan gangguan intelektual. Anak
Lamban belajar atau slow learner hampir dapat ditemukan di setiap sekolah,
baik di sekolah biasa maupun di sekolah inklusi. Anak lamban belajar
mempunyai penampilan fisik yang sama seperti anak normal. Namun, anak
lamban belajar mempunyai kemampuan intelektual yang sedikit berbeda
dari anak normal seusianya. Anak lamban belajar memerlukan layanan
pendidikan khusus sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan
perkembangannya untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya secara
optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.1.4.1. Pengertian Anak Lamban Belajar
Murid yang lambat belajar (slow learner) adalah sekelompok murid
di sekolah yang perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan
dengan perkembangan rata-rata teman seusianya. Pada umumnya mereka
ini mempunyai kecerdasan di bawah rata-rata (Mulyadi, 2010:123).
Definisi slow learner yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI (dalam Nur Aziz, dkk, 2015:112) Slow learner adalah
anak yang di sekolah mempunyai nilai rata-rata di bawah enam sehingga
mempunyai resiko cukup tinggi untuk tinggal kelas. Slow Learner
mempunyai tingkat intelegensi di bawah rata-rata sekitar 75– 90. Pada
umumnya anak-anak tersebut mempunyai nilai yang cukup buruk untuk
semua mata pelajaran karena mereka kesulitan dalam menangkap pelajaran.
Mereka membutuhkan penjelasan yang berulang-ulang untuk satu materi
pengajaran, menguasai keterampilan dengan lambat bahkan beberapa
keterampilan tidak dikuasai.
Mulyadi (2010:123) mengemukakan bahwa murid lambat belajar
berbeda dengan murid yang prestasi belajarnya rendah (underachiver).
Murid lambat belajar perkembangan atau prestasi belajarnya lebih rendah
dari rata-rata karena mempunyai kemampuan kecerdasan yang lebih rendah
dari rata-rata. Sedangkan murid yang berprestasi rendah (underarchiver)
prestasi belajarnya lebih rendah dari rata-rata, tetapi kemampuan
kecerdasannya normal atau mungkin lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Burt (dalam Ramar dan Kusuma, 2006: 2) menjelaskan bahwa istilah
backward atau slow learners diberikan untuk anak yang tidak dapat
mengerjakan tugas yang seharusnya dapat dikerjakan oleh anak seusianya.
Cooter & Cooter Jr., dan Wiley (dalam Desiningrum, 2016:12) Slow
learner atau anak lambat belajar adalah mereka yang memiliki prestasi
belajar rendah (di bawah rata-rata anak pada umumnya) pada salah satu
atau area akademik, namun bukan tergolong anak terbelakang mental. Skor
tes IQnya menunjukkan skor 70-90.
Jenson (dalam Ramar dan Kusuma, 2006:2-3) menambahkan, anak
lamban belajar dengan IQ 80 sampai 90 lebih lambat dalam menangkap
materi pelajaran yang berhubungan dengan simbol, abstrak, atau materi
konseptual. Kebanyakan anak lamban belajar mengalami masalah dalam
pelajaran membaca dan berhitung.
Yusuf (dalam Triani, 2013:3) mengemukakan bahwa anak yang
prestasi belajarnya rendah tetapi IQnya sedikit di bawah rata-rata disebut
anak yang lamban belajar atau slow learner. Sedangkan menurut Toto
(dalam Triani 2013:4) menyatakan bahwa siswa lamban belajar (slow
learner) ialah siswa yang inteligensinya berada pada taraf perbatasan
(borderline) dengan IQ 70-85 berdasarkan tes IQ baku.
Kustawan (2013: 16) mengemukakan anak lamban belajar (slow
learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah
normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mengalami
hambatan atau keterlambatan berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan tuna grahita, lebih
lamban dibanding dengan anak pada umumnya. Mereka butuh waktu yang
lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas
akademik maupun non akademik, sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa slow
learner adalah sekelompok murid di sekolah yang perkembangan belajarnya
lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan rata-rata teman
seusianya, memiliki prestasi belajar rendah (di bawah rata-rata anak pada
umumnya) sehingga mempunyai resiko cukup tinggi untuk tinggal kelas.
Slow learner atau anak lambat belajar skor tes IQnya menunjukkan skor
70-90 namun bukan tergolong anak terbelakang mental. Pada umumnya
anak slow learner mempunyai nilai yang cukup buruk untuk semua mata
pelajaran karena mereka kesulitan dalam menangkap pelajaran,
membutuhkan penjelasan yang berulang-ulang untuk satu materi
pengajaran, menguasai keterampilan dengan lambat bahkan beberapa
keterampilan tidak dikuasai.
2.1.4.2. Faktor-Faktor Penyebab Anak Lamban Belajar
Beberapa ahli mengemukakan bahwa ada banyak faktor yang dapat
menyebabkan anak lamban belajar. Desiningrum (2016:11) mengemukakan
bahwa slow learner pada anak bisa terjadi karena beberapa faktor di
antaranya adalah faktor biokimia yang dapat merusak otak, misalnya: zat
pewarna makanan, pencemaran lingkungan, gizi yang tidak memadai, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pengaruh-pengaruh psikologis dan sosil yang merugikan perkembangan
anak.
Ramar dan Kusuma (2006: 11-15) mengemukakan bahwa faktor
kemiskinan, faktor kecerdasan orang tua dan jumlah anggota keluarga,
faktor emosi, dan faktor pribadi merupakan empat faktor penyebab anak
lamban belajar. Berikut penjelasan lebih lanjut dari keempat faktor tersebut.
a. Kemiskinan
Kemiskinan menciptakan kondisi dan kerentanan yang dapat
menyebabkan anak lamban belajar. Misalnya, kemiskinan dapat
mengganggu kesehatan dan mengurangi kemampuan belajar anak.
b. Kecerdasan orang tua dan jumlah anggota keluarga
Orang tua yang tidak berkesempatan mendapatkan pendidikan yang
layak dan jumlah anggota keluarga yang besar dapat menyebabkan anak
lamban belajar karena orang tua cenderung kurang memperhatikan
perkembangan intelektual anak, tidak memiliki waktu belajar bersama
anak, dan memiliki keterbatasan dalam memberikan fasilitas belajar
anak, sehingga kesempatan anak untuk meningkatkan kecepatan
belajarnya hampir tidak ada.
c. Faktor emosi
Anak lamban belajar mengalami masalah emosi berat dan
berkepanjangan yang menghambat proses pembelajaran. Masalah emosi
ini menyebabkan anak lamban belajar memiliki prestasi belajar rendah,
hubungan interpersonal yang buruk, dan konsep diri yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Faktor pribadi
Faktor-faktor pribadi yang dapat menyebabkan anak lamban belajar
meliputi: 1) kelainan fisik; 2) kondisi tubuh yang terserang penyakit; 3)
mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, dan berbicara; 4)
ketidakhadiran di sekolah; dan 5) kurang percaya diri.
Lebih rinci Triani dan Amir (2013: 4-10) menjelaskan bahwa
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya anak lamban belajar atau slow
learner, faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor prenatal (sebelum lahir) dan generik
Perkembangan seorang anak dimulai dari sejak konsepsi atau
pembuahan. Seluruh bawaan biologis seorang anak yang berasal dari
kedua orangtuanya (berupa kromosom yang memecah diri menjadi
partikel kecil yang disebut dengan gen), akan mewarnai menjadi apa
anak tersebut. Terjadinya kelainan kromosom dapat menyebabkan
terjadinya pula kelainan yang berhubungan dengan fisik maupun fungsi-
fungsi kecerdasan.
Selain dari kelainan kromosom, anak lamban balajar atau slow
learner juga dapat disebabkan adanya gangguan biokimia dalam tubuh,
seperti galactosemia dan phenylketonuria. Galactosemia adalah suatu
gangguan biokimia dimana terdapat defisiensi enzim yang dibutuhkan
untuk metabolisme galaktosa yang layak. Sedangkan phenylketonuria
adalah suatu gangguan metabolisme genetik, dimana oksidasi yang tidak
lengkap dari asam amino yang menyebabkan kerusakan otak. Juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
jangan dianggap kecil, dalam beberapa kasus karena kondisi jantung ibu
yang kurang baik, menyebabkan transfer ke otak bayi menjadi kurang
(Nani Triani dan Amir 2013: 4).
Anak lahir dengan prematur atau belum cukup waktu, disinyalir
juga dapat melahirkan anak-anak lamban belajar atau slow learner karena
organ tubuh bayi yang belum siap berfungsi secara maksimal sehingga
terjadi kelambanan dalam proses perkembangannya kurang.
2. Faktor biologis non keturunan
Lamban belajar atau slow learner tidak hanya terjadi karena
faktor geneti tetapi juga ada beberapa hal nongenetik, antara lain:
a) Obat-obatan
Pada saat ibu hamil tidak semua obat dapat diminum, karena ada
beberapa jenis obat yang apabila diminum dapat berakibat merusak
atau merugikan pada janin.
b) Keadaan gizi ibu yang buruk saat hamil
Ibu hamil harus mendapat gizi yang baik selama proses kehamilannya.
Dengan demikian, baik janin yang dikandung maupun ibu hamil
tersebut dapat hidup dengan sehat. Janin akan dapat hidup dan
berkembang dengan baik jika ibu yang mengandungnya sehat. Bayi
dalam kandungan akan mendapat makanan dari darah ibu melalui tali
pusar. Sebaliknya, kekurangan gizi pada ibu hamil akan berdampak
gangguan pada pembentukan sel-sel otak bayi. Seperti karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kekurangan asam folat atau zat besi akan berpengaruh pada
pembentukan sel-sel syaraf.
c) Radiasi sinar X
Walau bahaya radiasi sinar x tidak diketahui secara jelas, radiasi dapat
mengakibatkan bermacam-macam gangguan pada otak dan system
tubuh lainnya. Radiasi sinar x rawan terjadi pada saat usia kehamilan
muda kembudian berkurang resikonya pada hamil tua.
d) Faktor rhesus
Hidayani (dalam Triani dan Amir 2013: 8) disebutkan bahwa bila
seorang pria Rh-positif menikah dengan wanita Rh-negatif, kadang-
kadanga mengakibatkan keadaan yang kurang baik bagi keturunannya.
Jika bayi mereka mempunyai Rh-positif maka darah ibu dapat
membentuk antibody untuk melawan faktor Rh-positif yang asing.
Selama kehamilannya, antibody dalam darah ibu dapat menyerang
darah Rh-positif bayi yang belum lahir. Penghancuran yang terjadi
dapat berakibat terjadinya anemia, cerebral palsy, ketulian,
keterbelakangan mental bahkan kematian.
e) Faktor natal (saat proses kelahiran)
Kondisi kekurangan oksigen saat proses kelahiran karena proses
persalinan yang lama atau bermasalah dapat menyebabkan transfer
oksigen ke otak bayi menjadi terhambat. Oleh karena itu untuk
antisipasi kondisi seperti ini, sebaiknya para ibu hamil terlebih yang
pernah mempunyai pengalaman kondisi seperti ini sebaiknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
melakukan persalinan di rumah sakit atau rumah bersalin yang
memiliki alat lengkap.
f) Faktor postnatal (sesudah lahir) dan lingkungan
Malnutrisi dan trauma fisik akibat jatuh atau kecelakaan, trauma pada
otak atau beberapa penyakit seperti menginitis dan encephalis harus
juga menjadi perhatian kita. Begitu juga dengan lingkungan.
Lingkungan dapat berperan sebagai penyebab terjadinya anak lamban
belajar atau slow learner. Karena stimulasi yang salah, anak tidak
dapat berkembang secara optimal. Lingkungan yang dimaksud dapat
lingkungan sekolah dapat pula lingkungan rumah. Interaksi dari
beberapa faktor dapat mempengaruhi fungsi mental anak.
Arkinson, dkk, (dalam Triani dan Amir 2013:10) mengemukakan
bahwa meskipun faktor genetik memiliki pengaruh yang kuat, namun
lingkungan juga merupakan faktor penting. Lingkungan benar-benar
menimbulkan perbedaan inteligensi. Gen dapat dianggap sebagai
kemampuan intelektual, tetapi pengaruh lingkungan akan menentukan
dimana letak IQ anak dalam rentang tersebut.
Penyebab lainnya dari anak slow learner menurut Desiningrum
(2016: 12) adalah faktor eksternal yang justru menjadi penyebab utama
problema anak lamban belajar (slow learner) yaitu bisa berupa strategi
pembelajaran yang salah atau tidak tepat, pengelolaan kegiatan
pembelajaran yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak dan
pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Meskipun faktor genetik memiliki pengaruh yang kuat, namun
lingkungan juga merupakan faktor penting. Lingkungan benar-benar
menimbulkan perbedaan inteligensi. Kondisi lingkungan ini meliputi nutrisi,
kesehatan, kualitas stimulasi, iklim emosional keluarga, dan tipe umpan
balik yang diperoleh melalui perilaku. Nutrisi meliputi nutrisi selama anak
dalam kandungan, pemberian ASI setelah kelahiran, dan pemenuhan gizi
lewat makanan pada usi ketika mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat. Nutrisi penting sekali bagi perkembangan otak anak. Nutrisi
erat kaitannya dengan kesehatan anak. Anak yang sehat perkembangannya
akan lebih optimal.
2.1.4.3. Karakteristik Anak Lamban Belajar
Anak lamban belajar mempunyai karakteristik atau ciri khas
tertentu yang membedakannya dengan anak normal. Menurut Triani & Amir
(2013: 10-12) anak yang mengalami kelambanan belajar (slow learner)
mempunyai karakteristik sebagai berikut, dalam hal:
1. Inteligensi
Dari segi inteligensi anak-anak lamban belajar atau slow learner berada
pada kisaran di bawah rata-rata yaitu 70-90 berdasarkan skala WISC.
Anak dengan IQ 70-90 ini, biasanya mengalami masalah hampir pada
semua pelajaran terutama pada mata pelajaran-mata pelajaran yang
berkenaan dengan hafalan dan pemahaman. Sulit memahami hal-hal yang
abstrak, nilai hasil belajarnya rendah dibanding dengan teman-teman
dikelasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Bahasa
Anak-anak lamban belajar atau slow learner mengalami masalah dalam
komunikasi. Anak-anak ini mengalami kesulitan baik dalam bahasa
ekspresif atau menyampaikan ide atau gagasan maupun dalam
memahami percakapan orang lain atau bahasa reseptif oleh karena itu
untuk meminimalisir kesulitan dalam berbahasa anak slow learner
sebaiknya melakukan komunikasi dengan bahasa yang sederhan, singkat
namun jelas.
3. Emosi
Dalam hal emosi, anak-anak lamban belajar atau slow learner memiliki
emosi yang kurang stabil. Mereka cepat marah dan meledak-ledak serta
sensitive. Jika ada hal yang membuatnya tertekan atau melakukan
kesalahan, biasanya anak-anak lamban belajar atau slow learner cepat
patah semangat.
4. Sosial
Anak-anak lamban belajar atau slow learner dalam bersosialisasi
biasanya kurang baik. Mereka sering memilih jadi pemain pasif atau
penonton saat bermain atau bahkan menarik diri. Walau pada beberapa
anak ada yang menunjukkan sifat humor. Saat bermain, anak-anak
lamban belajar atau slow learner lebih senang bermain dengan anak-anak
dibawah usianya. Mereka merasa lebih aman, karena saat berkomunikasi
dapat menggunakan bahasa yang sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
5. Moral
Moral seseorang akan berkembang seiring dengan kematangan
kognitifnya. Anak-anak lamban belajar atau slow learner tahu aturan
yang berlaku tetapi mereka tidak paham untuk apa peraturan tersebtu
dibuat . Terkadang mereka nampak tidak patuh atau melanggar aturan.
Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan memori mereka yang terbatas
sehingga sering lupa. Oleh karena itu sebainya anak-anak lamban belajar
atau slow learner sering diingatkan.
Ramar dan Kusuma (2006: 6-18) menjelaskan empat karakteristik
anak lamban belajar ditinjau dari faktor-faktor penyebabnya, yaitu sebagai
berikut:
a. Keterbatasan kapasitas kognitif
Keterbatasan kapasitas kognitif membuat anak lamban belajar mengalami
hambatan dalam proses pembelajaran, meliputi: 1) tidak berhasil
mengatasi situasi belajar dan berpikir abstrak; 2) mengalami kesulitan
dalam operasi berpikir kompleks; 3) proses pengembangan konsep atau
generalisasi ide yang mendasari tugas sekolah, khususnya bahasa dan
matematika, rendah; dan 4) tidak dapat menggunakan dengan baik
strategi kognitif yang penting untuk proses retensi.
b. Memori atau daya ingat rendah
Kurangnya perhatian terhadap informasi yang disampaikan adalah salah
satu faktor penyebab anak lamban belajar mempunyai daya ingat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
rendah. Anak lamban belajar tidak dapat menyimpan informasi dalam
jangka panjang dan memanggil kembali ketika dibutuhkan.
c. Gangguan dan kurang konsentrasi
Jangkauan perhatian anak lamban belajar relatif pendek dan daya
konsentrasinya rendah. Anak lamban belajar tidak dapat berkonsentrasi
dalam pembelajaran yang disampaikan secara verbal lebih dari tiga puluh
menit.
d. Ketidakmampuan mengungkapkan ide
Kesulitan dalam menemukan dan mengkombinasikan kata,
ketidakdewasaan emosi, dan sifat pemalu membuat anak lamban belajar
tidak mampu berekspresi atau mengungkapkan ide. Anak lamban belajar
lebih sering menggunakan bahasa tubuh daripada bahasa lisan. Selain itu,
kemampuan anak lamban belajar dalam mengingat pesan dan
mendengarkan instruksi rendah.
Menurut Garnida (2015:16) dan Desiningrum (2016:13) ciri-ciri
yang dapat diamati pada anak lamban belajar, yaitu: 1) Rata-rata prestasi
belajarnya rendah (kurang dari 6). 2) Menyelasaikan tugas-tugas akademik
sering terlambat dibandingkan teman-teman seusianya. 3) Daya tangkap
terhadap pelajaran lambat. 4) Pernah tidak naik kelas.
Desiningrum (2016: 13) mengemukakan bahwa anak yang
mengalami kelambanan belajar (slow learner) mempunyai karakteristik,
seperti tidak matang dalam hubungan interpersonal. Selain, itu anak-anak ini
juga menunjukkan kesulitan dalam mengikuti petunjuk-petunjuk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memiliki banyak langkah, hanya memiliki sedikit strategi internal, seperti
kemampuan organisasional, kesulitan dalam belajar dan
menggeneralisasikan informasi. Anak-anak dengan slow learner ini
memiliki nilai-nilai yang biasanya buruk dalam tes prestasi belajar.
Menurut Mulyadi (2010:123) lambat belajar diidentifikasikan
sebagai berikut:
a. Kemampuan kecerdasan rendah/ di bawah rata-rata.
b. Perhatian dan konsentrasinya terbatas.
c. Terbatasnya kemampuan untuk menilai bahan-bahan pelajaran yang
relevan.
d. Terbatasnya kemampuan untuk mengarahkan diri (self dirention).
e. Terbatasnya kemampuan mengabstraksi dan menggeneralisasi yang
membutuhkan pengalaman-pengalaman konkrit.
f. Lambat dalam melihat dan menciptakan hubungan antara kata dan
pengertian.
g. Sering mengalami kegagalan dalam mengenal kembali hal-hal yang telah
dipelajar dalam bahan dan situasi baru.
h. Waktu untuk mempelajari dan menerangkan cukup lama, akan tetapi
tidak dapat bertahan dalam ingatannya.
i. Cepat sekali melupakan apa yang telah dipelajari.
j. Kurang mempunyai inisiatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
k. Tidak dapat menciptakan dan memiliki pedoman kerja sendiri, serta
kurang memiliki kesanggupan untuk menemukan kesalahan-kesalahan
yang dibuat.
l. Kurang mempunyai daya cipta (kreativitas).
m. Tidak mempunyai kesanggupan untuk menguraikan, menganalisis atau
memecahkan suatu persoalan atau berfikir kritis.
Wijaya (2010:58-63) mengemukanan ciri-ciri siswa lamban belajar
dillihat dari sisi proses belajar yang dilakukannya adalah sebagai berikut:
a) Lamban mengamati dan mereaksi peristiwa yang terjadi pada
lingkungan.
b) Kurang bernafsu untuk melakukan penelitian terhadap hal-hal yang baru
dalam lingkungan.
c) Siswa lamban belajar tidak banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan kurang berkeinginan untuk mengikuti jawabannya.
d) Siswa lamban belajar kurang memperlihatkan perhatiannya terhadap
apa dan bagaimana tugas itu dapat diselesaikan dengan baik.
e) Siswa lamban belajar dalam belajarnya banyak menggunakan ingatan
(hapalan) dari pada logika (reasoning).
f) Siswa lamban belajar tidak mampu menggunakan cara-cara tertentu
dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
g) Siswa lamban belajar kurang lancar berbicara, tidak jelas, dan gagap.
h) Siswa lamban belajar sangat bergantung pada guru dan orang tua di
dalam membuktikan kebenaran pengetahuan yang sedang dipelajarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
i) Siswa lamban belajar sulit memahami konsep abstrak.
j) Siswa lamban belajar sulit memindahkan kecakapan tertentu yang telah
dikuasainya ke dalam kecakapan lainnya (transfer) sekalipun dalam mata
pelajaran yang sama, seperti kecakapan mengali dan membagi.
k) Siswa lamban belajar sering berbuat salah.
l) Siswa lamban belajar mengalami kesulitan membuat generalisasi
pengetahuan secara terurai, bahkan tidak mampu menarik kesimpulan.
m) Siswa lamban belajar daya ingatnya lembah (retensi), mudah lupa dan
gampang menghilang.
n) Siswa lamban belajar mengalami kesulitan saat menuliskan pengetahuan
dalam bentuk karangan-karangan lainnya, sekalipun menggunakan kata
dan kalimat sederhana.
o) Siswa lamban belajar lemah dalam mengerjakan tugas-tugas latihan di
sekolah dan di rumah.
2.1.4.4. Masalah yang Dihadapi Anak Lamban Belajar
Triana & Amir (2013:13) mengemukakan bahwa beberapa
masalah yang dihadapi anak lamban belajar atau slow learner adalah:
1. Anak mengalami perasaan minder terhadap teman-temannya karena
kemampuan belajarnya lamban jika dibandingkan dengan teman-teman
sebayanya.
2. Anak cenderung bersikap pemalu, menarik diri dari lingkungan sosialnya.
3. Lamban menerima informasi karena keterbatasan dalam berbahasa
reseptif atau menerima dan ekspresif atau mengungkapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4. Hasil prestasi belajar yang kurang optimal sehingga dapat membuat anak
menjadi stress karena ketidakmampuannya mencapai apa yang
diharapkannya.
5. Karena ketidak mampuannya mengikuti pelajaran di kelas, hal tersebut
dapat membuat anak tinggal kelas.
6. Mendapatkan label kurang baik dari teman-temannya.
Slow learner membuat anak tidak naik kelas, dan anak cenderung
mendapatkan lebel yang kurang baik dari teman-temannya, sehingga pada
anak dapat tumbuh perasaan minder terhadap teman-temannya, dan anak
cenderung bersikap pemalu, menarik diri dari lingkungan sosialnya dan
lamban meneri informasi baru (Desiningrum, 2016:13).
2.1.4.5. Anak Lamban Belajar di Sekolah Inklusi
Anak lamban belajar atau slow learner adalah salah satu anak
berkebutuhan khusus yang membutuhkan layanan pendidikan khusus di
sekolah inklusi. Menurut Permendiknas No. 70 Tahun 2009 tentang
Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan
Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan
kesempatan pada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki
potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama sama
dengan peserta didik pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dalam Permendiknas No. 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan
Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa, Pendidikan inklusif bertujuan untuk:
(1) Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta
didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istemewa untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. (2)
Mewujudkan penyelenggaran pendidikan yang menghargai keanekaragaman
dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik. Peserta didik atau siswa
berkebutuhan khusus yang mendapat layanan pendidikan khusus di sekolah
inklusi, yaitu: 1) anak tunanetra; 2) anak tunarungu; 3) anak tunawicara; 4)
anak tunagrahita; 5) anak tunadaksa; 6) anak tunalaras; 7) anak berkesulitan
belajar; 8) anak lamban belajar (slow learners); 9) anak autis; 10) anak yang
memiliki gangguan motorik; 11) anak yang menjadi korban penyalahgunaan
narkoba, obat terlarang, dan zat adiktif lainnya; 12) anak yang memiliki
kelainan lainnya; dan 13) anak tunaganda.
Direktorat PLB (dalam Sujitan, 2011:4) menjelaskan tentang
penempatan anak berkelainan di sekolah inklusi dapat dilakukan dengan
model sebagai berikut:
1. Kelas regular (inklusi penuh) adalah anak berkelainan belajar bersama
anak lain (normal) sepanjang hari di kelas regular dengan menggunakan
kurikulum yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Kelas regular dengan cluster aadalah anak berkelainan belajar bersama
anak lain (normal) di kelas regular dalam kelompok khusus.
3. Kelas regular dengan pull out adalah anak berkelainan belajar bersama
anak lain (normal) di kelas regular namun dalam waktu-waktu tertentu
ditarik dari kelas regular ke ruang sumber untuk belajar dengan guru
pembimbing khusus.
4. Kelas reguler dengan cluster dan pull out adalah anak berkelainan belajar
bersama anak lain (normal) di kelas reguler dalam kelompok khusus, dan
dalam waktu-waktu tertentu ditarik untuk belajar dengan guru
pembimbing khusus.
5. Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian adalah anak belajar di
dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam bidang-bidang
tertentu dapat belajar bersama anak lain (normal) di kelas reguler.
6. Kelas khusus penuh adalah anak berkelainan belajar di dalam kelas
khusus pada sekolah reguler.
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
Purwatiningtyas (2014) mengadakan penelitian tentang Strategi
Pembelajaran Anak Lamban Belajar (Slow Learners). Penelitian bertujuan
untuk menemukan strategi pembelajaran anak lamban belajar di SD Negeri
Giwangan Yogyakarta. Hasil penelitian disimpulkan bahwa guru kelas
melaksanakan strategi pembelajaran anak lamban belajar sesuai kondisi di
kelas masing-masing. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendahuluan anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
lamban belajar sama dengan siswa lainnya, kecuali satu guru kelas yang
memberikan pendekatan individual pada pengecekan keterampilan
prasyarat.
Perlakuan khusus masing-masing guru kelas untuk anak lamban
belajar dalam penyampaian informasi berbeda-beda. Guru kelas membantu
anak lamban belajar dalam pelaksanaan latihan dan praktik dan memberikan
penguatan positif dan penguatan negatif. Setiap guru kelas mempunyai
strategi masing-masing dalam memberikan penyesuaian waktu, cara, dan
materi dalam penilaian pembelajaran anak lamban belajar. Belum semua
aspek dalam kegiatan lanjutan dapat dilaksanakan karena keterbatasan
alokasi waktu dan guru kelas mempertimbangkan kondisi anak lamban
belajar.
Aziz (2015) mengadakan penelitian tentang Analisis Proses
Pembelajaran Matematika pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Slow
Learner. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek
penelitian meliputi Guru Matematika, Guru Pendamping Khusus dan Siswa
Berkebutuhan Khusus slow learner. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik
analisi data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian ini antara lain: (1) Guru mata pelajaran matematika
sudah memiliki kesiapan dalam memahami karakterstik siswa slow learner
secara umum dan merencanakan pembelajaran yang tertuang di dalam RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang sama antara siswa reguler dan siswa slow learner dengan tetap
memperhatikan karakteristik siswa slow learner. (2) Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan seperti yang sudah di rencanakan di dalam RPP.
Guru melakukan pengkondisian dengan mempersiapkan siswa secara fisik
dan psikis.
Penggunaan model, metode, media pembelajaran disamakan antara
siswa reguler dan slow learner. Dalam pelaksanaan ada metode yang sudah
dapat mengakomodir siswa reguler dan siswa slow learner, namun masih
ada metode yang membuat siswa slow learner mengalami hambatan dalam
belajar.(3) Dalam evaluasi dan tindak lanjut, guru melakukan evaluasi
harian setiap selesai suatu materi dan merencanakan kegiatan tindak lanjut
bersama GPK dalam bentuk pengayaan yang dilaksanakan dalam bimbingan
khusus. Dalam bimbingan khusus siswa diberikan materi pengayaan dengan
metode drill ditambah dengan bantuan media yang berupa alat peraga
kongkrit garis bilangan berwarna untuk menguatkan pemahaman siswa slow
learner pada suatu konsep mengurutkan dan membandingkan bilangan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Purwatiningtyas adalah kesamaan judul, yaitu strategi pembelajaran anak
lamban belajar, sedangkan perbedaannya adalah pada fokus penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwatiningtyas meneliti strategi
pembelajaran berdasarkan lima komponen strategi pembelajaran dengan
masing-masing aspeknya, yaitu sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
a. Kegiatan pembelajaran pendahuluan, meliputi: 1) pemberian
apersepsi; 2) penjelasan tujuan pembelajaran khusus (TPK); 3)
pengecekan keterampilan prasyarat; 4) menuliskan pokok-pokok
materi dalam bentuk bagan; dan 5) pengulangan materi sebelumnya
untuk mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
b. Penyampaian informasi, meliputi: 1) urutan penyampaian materi; 2)
ruang lingkup materi; 3) pemilihan strategi penyampaian materi; 4)
penyampaian pokok-pokok materi dan penjelasannya; dan 5)
pemberian contoh dan noncontoh.
d. Partisipasi siswa, meliputi: 1) latihan dan praktik; dan 2) umpan balik
berupa penguatan positif dan penguatan negatif.
e. Penilaian pembelajaran meliputi: 1) penyesuaian waktu; 2)
penyesuaian cara; dan 3) penyesuaian materi dalam soal ulangan, tes,
dan tugas lainnya dengan kemampuan dan kebutuhan anak lamban
belajar.
f. Kegiatan lanjutan, meliputi: 1) memberikan tugas atau latihan yang
harus dikerjakan anak lamban belajar di rumah; 2) membahas kembali
materi pelajaran yang belum dikuasai anak lamban belajar; 3)
membaca materi pelajaran tertentu; 4) memberikan motivasi; dan 5)
mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian tentang
strategi pembelajaran anak lamban belajar berdasarkan salah satu jenis
strategi pembelajaran, yaitu strategi penyampain pembelajaran yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
difokuskan pada kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu : 1) Kegiatan
Pembuka, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Kegiatan penutup.
Penelitian yang dilakukan oleh Aziz relevan dengan penelitian ini
karena sama-sama meneliti tentang bagaimana proses pembelajaran pada
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) slow learner di dalam kelas inklusi.
Bagan penelitian yang relevan
Bagan 1: Bagan penelitian yang relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Anak lamban belajar atau slow learners merupakan salah satu dari
klasifikasi anak berkebutuhan khusus dengan gangguan intelektual. Anak
Lamban belajar atau slow learner hampir dapat ditemukan di setiap sekolah,
JUDUL PENELITIAN
YANG RELEVAN
STRATEGI PEMBELAJARAN
ANAK LAMBAN BELAJAR
(SLOW LEARNERS)
DI SEKOLAH INKLUSI
(Maylina Purwatiningtyas)
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN
MATEMATIKA PADA ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
SLOW LEARNER DI KELAS INKLUSIF
(Alfian Nur Aziz)
STRATEGI PEMBELAJARAN PROSES PEMBELAJARAN
JUDUL PENELITAN INI:
STRATEGI PEMBELAJARAN
(SLOW LEARNER)
ANAK LAMBAN DI SD INKLUSI SDN “SUKA MENOLONG”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
baik di sekolah biasa maupun di sekolah inklusi. Anak lamban belajar
mempunyai penampilan fisik yang sama seperti anak lain yang tidak
berkebutuhan khusus. Namun, anak lamban belajar mempunyai
kemampuan intelektual yang sedikit berbeda dari anak yang tidak
berekebutuhan khusus seusianya. Menurut Mulyadi, murid yang lambat
belajar (slow learner) adalah sekelompok murid di sekolah yang
perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan
rata-rata teman seusianya dan pada umumnya mereka ini mempunyai
kecerdasan di bawah rata-rata (Mulyadi, 2010:123).
Anak lamban belajar (slow learner) memerlukan layanan
pendidikan khusus sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan
perkembangannya untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya secara
optimal. Anak berkebutuhan khusus (ABK) slow learner memiliki
karakteristik antara lain kemampuan kognisinya di bawah level normal,
mempunyai daya ingat yang rendah, sulit dalam berkonsentrasi, dan
ketidakmampuan menyampaikan ide secara cepat, sehingga membutuhkan
waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk menyelesaikan tugas-tugas
akademik dan nonakademik. Namun mereka masih dapat mencapai capaian
yang sama dengan anak normal dengan rentan waktu yang berbeda.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru
dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang
berkaitan dengan pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi
pengelolaan pembelajaran (Uno, 2006:45).
Wena (2009:5-6) mengemukakan penjelasan mengenai jenis-jenis
strategi pembelajaran tersebut secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Strategi pengorganisasian pembelajaran, merupakan cara untuk menata
isi suatu bidang studi, dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan
pemilihan isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan
sejenisnya.
2. Strategi penyampaian pembelajaran adalah cara untuk menyampaikan
pembelajaran pada siswa dan/atau untuk menerima serta respons
masukan dari siswa.
3. Strategi pengelolaan pembelajaran adalah cara untuk menata interaksi
siswa dan variable strategi pembelajaran lainnya.
Berdasarkan pengertian, karakteristik dan masalah belajar anak
lamban belajar yang diuraikan sebelumnya menjadi salah satu pertimbangan
dalam pemilihan strategi penyampain pembelajaran anak lamban belajar.
Ada banyak pertimbangan dalam pemilihan strategi penyampain
pembelajaran anak lamban belajar meliputi: tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, kemampuan guru, alokasi waktu, tersedianya alat peraga serta
media pembelajaran dan lingkungan kelas/sekolah.
Dalam pembelajaran untuk anak lamban belajar, masalah yang
dihadapi oleh guru yang berkaitan erat dengan strategi penyampain
pembelajaran, yaitu pembelajaran anak lamban belajar belum menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
PPI, tidak semua anak didampingi oleh GPK dan jumlah ABK di setiap
kelas melampaui standar yang ideal. Permasalahan tersebut menuntut guru
kelas dan guru bidang studi untuk memilih, merancang, dan menerapkan
strategi penyampain pembelajaran yang tepat untuk anak lamban belajar,
sehingga anak lamban belajar dapat mengembangkan potensinya seoptimal
mungkin, sama seperti siswa normal lainnya. Strategi penyampaian
pembelajaran anak lamban belajar di SD Negeri “Suka Menolong” dapat
ditunjukkan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu Kegiatan Pendahuluan,
Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup.
Bagan Kerangka Berpikir
Bagan 2: Bagan Kerangka Berpikir
Anak Lamban Belajar
Karakter Anak
Lamban Belajar
Masalah Anak
Lamban Belajar
Pertimbangan Strategi Penyampaian Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan/Pembuka
2. Kegiatan Inti
3. Kegitatan Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2.4 PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian dalam kerangka berpikir maka pertanyaan
penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimana strategi guru kelas maupun guru bidang studi dalam
menyampaikan pembelajaran kepada anak lamban belajar di SD Negeri
“Suka Menolong” Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam metode penelitian, peneliti membahas mengenai jenis
penelitian yang digunakan, setting penelitian, teknik pengumpulan data,
instrumen, penelitian, kredibilitas dan transferabilitas, dan teknik analisis data.
Pada bagian jenis penelitian, peneliti menguraikan mengenai jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini sekaligus alasan digunakan jenis penelitian
tersebut. Pada bagain setting penelitian, peneliti menjelaskan mengenai waktu,
tempat, dan subjek dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dibahas pada
bagian teknik pengumpulan data. Peneliti sebagai instrumen dilakukan peneliti
pada bagian isntrumen penelitian. Teknik analisis data dijelaskan menggunakan
langkah-langkah untuk menguji keabsahan data dan jenis analisis data.
3.1. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Moleong (2006:6), penelitian kualitatif adalah penilitian
yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,
secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Menurut Gunawan (2013:112), penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
tentang masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan
bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan penelitian
kuantitatif dengan positivismenya. Peneliti menginterpretasikan bagaimana
subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana
makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam
latar (setting) yang alamiah (naturalistis) bukan hasil perlakukan (treatment)
atau manipulasi variable yang dilibatkan.
Penelitian kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode
studi kasus atau case-studies. Metode studi kasus merupakan cara meneliti
gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh.
Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensif pada satu objek
tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus.
Penelitian studi kasus dimaksudkan untuk mempelajari secara
intensif, tentang latar belakang masalah, keadaan dan posisi suatu peristiwa
yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial
tertentu yang bersifat apa adanya (given). Subjek penelitian dapat berupa
individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Penelitian studi kasus
merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu dan hasil
penelitian tersebut dalam memberikan gambaran luas, serta mendalam
mengenai unit sosial tertentu (Gunawan, 2013: 112).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena
kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya,
dengan menggunakan berbagai sumber data. Menggunakan berbagai sumber
data, sebagai upaya untuk mencapai validitas (kredibilitas) dan reliabilitas
(konsistensi) penelitian (Gunawan, 2013:121).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
strategi penyampaian pembelajaran anak lamban belajar (slow learners) di
Sekolah Inklusi SD Negeri “Suka Menolong”. Strategi penyampaian
(delivery strategy) adalah cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan
pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespons
masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian, strategi ini juga dapat
disebut sebagai strategi untuk melaksanakan pembelajaran. Pada dasarnya
strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru, bahan
pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran
(Wena, 2009:9). Penyampaian pembelajaran berlangsung dalam kegiatan
proses belajar mengajar di kelas. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran memuat unsur kegiatan: 1) kegiatan pendahuluan/pembuka,
2) kegiatan inti, dan 3) kegiatan penutup (Suhana, 2014: 124).
3.2. Setting Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Inklusi SD Negeri “Suka
Menolong”. SD Negeri “Suka Menolong” berlokasi di Jalan Gejayan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kelurahan Condong Catur, Kecamatan Depok, Kota Sleman, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai sekolah inklusi, SD Negeri “Suka
Menolong” memberikan layanan pendidikan untuk anak normal dan anak
berkebutuhan khusus, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya.
Pada tahun pelajaran 2016/2017 di SD Negeri “Suka Menolong”
melayani dua puluh sembilan orang anak berkebutuhan khusus. Anak
Berkebutuhan Khusus di SD Negeri “Suka Menolong” yaitu ADHD
(Attention Defict Hyperactivity Disorder), Tuna Grahita Ringan, Tuna
Rungu, Autis, Cerebral Palsy, Tuna Daksa (Kretin) dan Anak Lamban
Belajar (Slow Learner). Anak berkebutuhan khusus mengikuti pembelajaran
di kelas bersama siswa normal lainnya dengan bimbingan guru kelas dan
Guru Pembimbing Khusus (GPK). Selain itu, anak berkebutuhan khusus
tertentu juga mengikuti program kompensasi kegiatan pembelajaran di
ruang bimbingan khusus bersama GPK.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, di SD Negeri “Suka
Menolong” Anak Berkebutuhan Khusus slow learner ada sepuluh orang. Di
kelas satu sebanyak satu orang, kelas dua sebanyak satu orang, kelas tiga
sebanyak satu orang, kelas empat sebanyak tiga orang, kelas lima sebanyak
dua orang dan kelas enam sebanyak dua orang. Penelitian terhadap strategi
pembelajaran anak lamban belajar di SD Negeri “Suka Menolong”
dilaksanakan di kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, dan Kelas V. Penelitian
dilaksanakan mulai tanggal 1 November 2016 sampai tanggal 10 Desember
2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3.2.2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada kondisi
sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi,
tetapi ditransferkan ke tempat lain yang mempunyai situasi sosial pada
kasus yang dipelajari. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai
obyek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang
terjadi” di dalamnya. (Sugiyono, 2014: 298).
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden,
tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam
penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel
statistik, tetapi sampel teorotis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah
untuk menghasilkan teori. Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut
sampel konstruktif, karena dengan sumber data dari sampel itu dapat
dikonstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas (Sugiyono,
2014:299).
Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkan
perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan
informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisaikan. Oleh karena itu
salah satu teknik yang biasanya digunakan adalah teknik purposive
sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2014:
300). Sampel penelitian yang dipilih dalam penelitian ini merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sampel yang dapat memberikan informasi mendalam tentang strategi
penyampaian pembelajaran anak lamban belajar di sekolah inklusi SD
Negeri “Suka Menolong”, yaitu Guru Kelas/Guru Bidang Studi, GPK (Guru
Pendamping Khusus), Anak Lamban Belajar, dan Kepala Sekolah.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan natural
setting (pada kondisi yang alamiah), sumber data primer. Teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant
observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi
(Sugiyono, 2014: 309). Selain itu, teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif juga dapat dilakukan dengan mencatat data dalam
catatan lapangan secara intensif (Moleong, 2012: 35). Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam
penelitian dimana peneliti melihat situasi yang diambil berdasarkan data
yang diperlukan. Dalam pengamatan ini peneliti yang bertindak sebagai
pengamat sebagai pemeran serta.
Menurut Moleong (2011:177), pengamat sebagai pemeran serta
adalah dimana pengamat secara terbuka diketahui oleh umum bahkan
mungkin ia atau mereka disponsori oleh para subjek. Sedangkan menurut
Gunawan (2013:153), pengamatan berperan serta (participant
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
observation) adalah studi yang disengaja dan dilakukan secara sistematis,
terencana, terarah pada satu tujuan, dimana pengamat atau peneliti
terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari dari subjek atau kelompok
yang diteliti.
Peneliti dengan keterlibatan langsung dalam kehidupan sehari-hari
tersebut menyebabkan terjadinya hubungan sosial dan emosional peneliti
dengan subjek yang diteliti, dampaknya peneliti mampu menghayati
perasaan, sikap, pola pikir yang mendasari subjek yang diteliti terhadap
masalah yang dihadapi dan bahkan segala macam informasi termasuk
rahasia sekalipun dapat dengan mudah diperolehnya. Observasi atau
pengamatan ini digunakan untuk memperoleh data mengenai strategi
penyampaian pembelajaran yang berlangsung dalam kegiatan proses
belajar mengajar di kelas terhadap anak slow leaner.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya dan tatap muka (face
to face) antara pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai
(interviwee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara
bermaksud memperoleh persepsi, sikap, dan pola pikir dari yang
diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti (Gunawan,
2013:160).
Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara
semiterstruktur. Wawancara dilakukan terhadap informan utama yaitu
Guru Kelas/Guru Bidang Studi, Guru Pembimbing Khusus (GPK),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kepala Sekolah, Anak Lamban Belajar dan Orangtua siswa lamban
belajar.
Wawancaran semiterstruktur termasuk dalam kategori in-depth
interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara semiterstruktur
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana
fihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiono,
2014:320).
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk menggali
informasi mendalam tentang strategi penyampaian pembelajaran yang
berlangsung dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas terhadap
anak slow leaner. Informan dalam penelitian ini meliputi: a) Guru
Kelas/Guru Bidang Studi. b) Guru Pendamping Khusus. c) Anak
Lamban Belajar. c) Kepala Sekolah, dan d) Orangtua Siswa di SD Negeri
“Suka Menolong”.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk melengkapi penggunaan
teknik observasi dan teknik wawancara dan meningkatkan kredibilitas
hasil penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari dokumen-
dokumen dan foto-foto yang berkaitan dengan strategi penyampaian
pembelajaran yang berlangsung dalam kegiatan proses belajar mengajar
di kelas yang meliputi: 1) kegiatan pendahuluan/pembuka, 2) kegiatan
inti, dan 3) kegiatan penutup (Suhana, 2014: 124).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3.4. Instrumen Penelitian
Moleong (2012: 9) mengemukakan bahwa alat pengumpul data
instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri atau
dengan bantuan orang lain. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu,
peneliti sebagai instrumen juga harus ”divalidasi” seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen peneliti meliputi
validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti memasuki objek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya (Sugiono, 2014:305).
Peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan narasumber sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2014:306).
Dalam menjalankan fungsinya sebagai instrumen utama penelitian
kualitatif, peneliti dapat mengembangkan beberapa instrumen seperti
pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi.
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mendapatkan informasi
strategi penyampaian pembelajaran yang berlangsung dalam kegiatan
proses belajar mengajar di kelas, aspek yang diamati meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
a. Perangkat Pembelajaran, yaitu: 1) Prota, 2) Prosem, 3) Silabus, 4)
RPP/RPPH.
b. Proses Pembelajaran, yaitu:
1. Kegiatan pendahuluan/pembuka, yaitu: a) Orientasi, b) Apersepsi,
c) Motivasi, d) Pemberian Acuan,e) Melaksanakan Tes Awal,
f) Pembagian kelompok belajar.
2. Kegiatan inti, yaitu: a) Eksplorasi, b) Elaborasi, 3) Konfirmasi
3. Kegiatan penutup.
Kisi-kisi pedoman observasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut (rincian pedoman observasi terlampir).
No Aspek yang diamati Nomor Item
1. Perangkat pembelajaran 1, 2, 3, 4
2. Proses Pembelajaran:
a. Kegiatan Pendahuluan/Pembuka 5, 6, 7, 8, 9, 10
b. Kegiatan Inti 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32, 33,
c. Kegiatan Penutup 34, 35, 36, 37, 38
Tabel 1: Kisi-kisi Pedoman Observasi Pembelajaran
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara menjadi panduan peneliti selama proses
wawancara yang dilakukan terhadap narasumber. Narasumber dalam
penelitian ini meliputi: a) Guru Kelas, b) Guru Pendamping Khusus
(GPK), c) Anak Lamban Belajar, dan d) Kepala Sekolah SD Negeri
“Suka Menolong”. Informasi tentang strategi penyampaian pembelajaran
yang berlangsung dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
meliputi: 1) kegiatan pendahuluan/pembuka, 2) kegiatan inti, dan 3)
kegiatan penutup.
Kisi-kisi pedoman wawancara dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut (rincian pedoman wawancara terlampir).
No Aspek yang ditanyakan Nomor Item
1 Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
1, 2, 3, 4, 5, 6
2 Kegitan Inti Pembelajaran:
a. Eksplorasi 7,8,9,10,11
b. Elaborasi 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20
c. Konfirmasi 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29
3 Kegiatan Penutup Pembelajaran 30, 31, 32, 33, 34
Tabel 2: Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru Kelas
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan semua dokumen
yang berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan: 1) Prota. 2)
Prosem. 3) Silabus. 4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas
regular. 5) Program Pembelajaran Individual (PPI) untuk anak lamban
belajar. 6) KKM anak lamban belajar. 7) Rapor anak lamban belajar. 8)
Item soal ulangan, tes, atau tugas lainnya untuk anak lamban belajar. 9)
Hasil belajar anak lamban belajar (tugas individu, kelompok, PR, latihan,
atau ulangan). 10) Daftar nilai anak lamban belajar. 11) Foto proses
pembelajaran anak lamban belajar di kelas reguler.
3.5. Kredibilitas dan Transferabilitas
Menurut Moleong (2011:324 untuk menetapkan keabsahan
(trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik
pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), kebergantungan
(dependability), kepastian (confirmability), keteralihan (transferability)
Sugiyono (2014: 366) mengemukakan bahwa pengujian keabsahan
data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), uji
transferability (validitas eksternal), uji dependability (reliabilitas), dan uji
confirmability (objektivitas).
3.5.1. Pengujian Credibility
Pengujian credibility merupakan uji kepercayaan terhadap data
hasil penelitian. Pengujian credibility dapat dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi
dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi,
dan member check (Sugiyono, 2014: 368).
3.5.2. Pengujian Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel diambil. Nilai
transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian
dapat diterapkan atau digunakan pada situasi lain (Sugiyono, 2009: 276).
Faisal (dalam Sugiyono,2014:377) mengemukakan bahwa apabila pembaca
laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya,
“semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability),
maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3.5.3. Pengujian Dependability
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan
melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan
oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit
keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana
peneliti mulai menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan
sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data,
sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan oleh peneliti
(Sugiyono, 2014: 377).
3.5.4. Pengujian Konfirmability
Pengujian konfirmability dalam penelitian kualitatif disebut uji
objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian
telah disepakati oleh banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji
konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat
dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil
penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian
merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian
tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian, jangan
sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada (Sugiyono, 2014: 377-378).
Keabsahan data dalam penelitian ini diuji dengan pengujian
credibility. Pengujian credibility data atau kepercayaan terhadap data
hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
menggunakan bahan referensi, dan member check (sugiono, 2014:368).
Dengan perpanjangan pengamatan berarti hubungan peneliti
dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak
ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi (Sugiono, 2014:369).
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data
dan urutan peristiwa akan direkam secara pasti dan sistematis. Dengan
meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak dan memberikan
deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati
(Sugiyono, 2014: 371).
Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu (Wiliam Wiersma dalam Sugiyono, 2014:
372). Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu. Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang
digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik, dan waktu.
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Data yang diperoleh dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda berbeda, dan
yang spesifik dari sumber tersebut (Sugiono, 2014:373).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Bila dengan tiga
teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-
beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data
yang bersangkutan atau sumber lain, untuk memastikan data yang dianggap
benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda
(Sugiyono, 2014: 373-374).
Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data
yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini bahan referensi di
antaranya: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas reguler, 2)
KKM Kelas Reguler; 3) Rapor anak lamban belajar; 4) Hasil belajar anak
lamban belajar (tugas individu dan kelompok, PR, latihan, atau ulangan); 5)
Daftar nilai anak lamban belajar; 6) Foto proses pembelajaran anak lamban
belajar di kelas; 7) Foto ruang kelas.
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data, meliputi: 1) Guru kelas, 2) Anak lamban
belajar, 3) Guru Pembimbing Khsuus dan 4) kepala sekolah SD Negeri
“Suka Menolong”. Tujuan member check adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin
kredibel/dipercaya. Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
periode pengumpulan data selesai, atau setelah satu temuan, atau
kesimpulan (Sugiyono, 2014: 375-376).
3.6. Teknik Analisis Data
Nasution (Sugiyono, 2014: 336) mengemukakan bahwa analisis
data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak peneliti merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus
menerus sampai penulisan hasil penelitian. Namun, analisis data lebih
difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga mendapatkan
data yang jenuh (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2014: 337).
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verofication.
Aktivitas analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti ke
lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit.
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan. Dalam reduksi data, peneliti dipandu oleh tujuan yang akan
dicapai (Sugiyono, 2014: 338-339).
2. Data Display ( Penyajian Data )
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchat dan
sejenisnya (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2014: 341). Melalui
penyajian data tersebut, maka data akan tergorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami (Sugiono,
2014:341).
3. Conclusion Drawing/Verificatioan (Penarikan Kesimpulan dan
Verifikasi )
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
baru tersebut dapat berupa deskripsi suatu objek yang sebelumnya masih
remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori (Sugiyono,
2014: 345).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian dan
pembahasannya. Hasil penelitian akan berupa paparan tentang partisipan
penelitian, dan deskripsi partisipan penelitian. Pembahasan dalam bab ini
kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan peneliti selama penelitian dan hasil
triangulasi data.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Situasi Kelas
Penelitian tentang strategi pembelajaran khususnya strategi
penyampain pembelajaran oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas
untuk anak slow learner (lamban belajar) yang dilaksanakan di sekolah
inklusi SD Negeri “Suka Menolong”, yaitu: di kelas I, kelas II, Kelas III,
Kelas IV dan kelas V. Di kelas tersebut terdapat anak berkebutuhan khusus
yang teridentifikasi sebagai anak lamban belajar. Guru kelas yang menjadi
subjek penelitian menghadapi kondisi yang berbeda-beda antara satu dengan
yang lainnya dalam menerapkan strategi penyampaian pembelajaran anak
slow learner (lamban belajar). Kondisi tersebut adalah keadaan lingkungan
kelas, jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di kelas, jumlah anak
lamban belajar di kelas, dan keberadaan Guru Pembimbing Khusus (GPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Guru Pendamping Khusus di SD Negeri “Suka Menolong” hanya
satu orang yang diperbantukan oleh Dinas Pendidikan. GPK tersebut bukan
hanya mendampingi satu anak ABK saja, tetapi mendampingi semua jenis
ABK yang bersekolah di SD Negeri “Suka Menolong”. GPK datang dua
kali dalam seminggu, yaitu hari Kamis dan Jumat. Ada juga beberapa orang
GPK yang mendampingi siswa yang berkebutuhan khusus lainnya yang
diusahakan oleh orang tua anak berkebutuhan khusus.
Di kelas I terdapat satu orang anak Lamban Belajar yang
merupakan pindahan dari SDN lain dan tidak didampingi GPK tetapi ibunya
setiap hari datang menunggui anaknya selama di sekolah. Satu orang anak
ADHD, satu orang anak Tuna Grahita Ringan, dan satu orang anak Tuna
Rungu yang di dampingi GPK dari orangtua. Di Kelas II terdapat dua orang
anak berkebutuhan khusus ADHD, satu orang anak autis yang didampingi
GPK dari orangtua dan dua orang anak lamban belajar tidak didampingi
GPK. Di Kelas III terdapat satu anak lamban belajar, satu orang Tuna
Grahita Ringan yang didampingi GPK dari orangtua, dan satu orang ADHD.
Di kelas IV terdapat tiga orang siswa lamban belajar dan empat orang
ADHD. Sedangkan di Kelas V terdapat dua orang anak lamban belajar dan
satu orang didampingi GPK dari orangtua yang mendampingi anak lamban
belajar tersebut secara intensif, dua orang Tuna Grahita Ringan dan dua
orang tuna rungu.
Pelaksanaan pembelajaran anak lamban belajar di kelas I-III untuk
mata pelajaran pokok diajarkan oleh Guru Kelasnya, sedangkan untuk mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pelajaran lain, misalnya Olahraga, Agama, Bahasa Jawa dan Komputer
diajarkan oleh Guru Mata Pelajaran. Di Kelas IV-VI mata pelajaran pokok
(Matematika, IPS, IPA, Bahasa Indonesia dan PKn) diajarkan oleh Guru
Bidang studi yang merupakan Guru Kelas IV, V, dan VI. Guru wali kelas
tidak sepenuhnya mengajarkan mata pelajaran di kelasnya. Guru kelas tidak
menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI) untuk anak lamban
belajar dan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) lainnya. Pelaksanaan
pembelajaran anak lamban belajar di semua kelas mengikuti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) reguler.
Guru yang mengajar mata pelajaran dimana guru tersebut
mengajarkan mata pelajaran tertentu memberikan perlakuan khusus kepada
anak lamban belajar apabila mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas, yaitu dengan memberikan pengulangan materi dan
instruksi, mengecek kemajuan hasil belajar, dan bantuan dalam pengerjaan
tugas secara individual.
4.1.2. Strategi Penyampaian Pembelajaran Untuk Anak Lamban Belajar
Peneliti melaksanakan kegiatan observasi, wawancara dan
dokumentasi untuk mendapatkan informasi mengenai strategi
penyampaian pembelajaran untuk anak lamban belajar di Sekolah Inklusi
SD Negeri “Suka Menolong”. Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dilihat
dalam tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Pelaksanaan Observasi Kegiatan Pembelajaran
Tabel 3: Jadwal Pelaksanaan Observasi Kegiatan Pembelajaran
No Kelas Hari/Tanggal Waktu Mata
Pelajaran
Keterangan
1 I Rabu, 23 Nopember 2016 07.35 – 08.45 Matematika Guru Kelas
2 I Jumat, 11 November
2016 07.35 – 08.45 PKn Guru Kelas
3 II Senin, 14 Nopember
2016 09.05 – 10.15 Matematika Guru Kelas
4 III Kamis, 10 Nopember
2016
08.10 – 08.45
Istirahat
09.05-09.40
Matematika Guru Kelas
5 III Kamis, 10 Nopember
2016 09.40 – 10.50
Bahasa
Inggris
Guru Bidang
Studi
6 IV Selasa, 15 Nopember
2016 07.00 – 08.10 Matematika
Guru Bidang
Studi
7 IV Selasa, 15 Nopember
2016
08.10 – 08.45
istirahat
09.05-09.40
IPS Guru Kelas
8 V Selasa, 22 Nopember
2016
09.40 – 10.50 Bahasa
Indonesia
Guru Bidang
Studi
9 V
Jumat, 18 Nopember
2016
08.10-08.45
Istirahat
09.05-09.40
IPA Guru Kelas
Pelaksanaan wawancara
Tabel 4 : Jadwal Pelaksanaan wawancara
No Hari/Tanggal Subjek Wawancara
1 Kamis,
17 Nopember 2016 GPK (Guru Pendamping Khusus)
2 Selasa,
22 November 2016 Guru Kelas V
3 Rabu,
30 November 2016 Guru Kelas II
4 Kamis,
8 Desember 2016 Guru Kelas I
Berdasarkan data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian terhadap strategi penyampaian pembelajaran dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kegiatan belajar mengajar di SD Negeri “Suka Menolong” adalah sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan dalam penelitian ini difokuskan pada
enam aspek, yaitu: a) Orientasi, b) Apersepsi, c) Motivasi, d) Pemberian
acuan, e) Melaksankan Tes Awal, f) Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme pelaksanaaan pengalaman belajar.
a). Orientasi
Hasil observasi pembelajaran terhadap Guru Kelas I-V dalam
kegiatan orientasi, cara guru mengajak peserta didik memusatkan
perhatian pada materi yang akan dibelajarkan tidak dibedakan antara
anak reguler dan anak lamban belajar. Guru mengucapkan salam,
misalnya : “Selamat pagi anak-anak…?”…..”apa kabar..??”…”apakah
ada PR..?. Anak-anak menjawab: “Selamat pagi bu Guru, … “kabar
baik…”, “PR ada”, mengumpulkan PR dan menanyakan kegiatan yang
dilakukan siswa sebelum masuk kelas. Hasil wawancara terhadap Guru
Kelas I sebelum memulai pelajaran anak biasanya sudah langsung bisa
memusatkan perhatian untuk belajar, mereka sudah menyiapkan buku
dan materi yang akan diajarkan (WI.GKI.08122016.1). Guru Kelas II
mengajak siswa memperhatikan ketika guru sedang menerangkan
(WI.GKII.2211216.3-4) dan memberikan pendekatan kepada anak
lamban belajar (WI.GKII.2211216.6-9 dan WI.GKII.2211216.12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Guru Kelas III, Kelas IV dan Kelas V ketika peneliti
melakukan observasi setelah mengucapkan salam guru mengajak
memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan
dengan meminta siswa supaya duduk tenang di tempat duduknya
masing-masing. Guru Kelas IV mengajak siswa yang masih ribut untuk
tenang, dengan mengatakan: “apakah sudah cukup”, “apakah sudah
sudah siap untuk belajar?” dan siswa menjawab: “sudah”. Setelah itu
siswa diam dan mulai tenang. Guru Kelas V meminta siswa yang ribut
supaya diam dan memberikan nasehat. Hasil wawancara terhadap Guru
Kelas V mengajak anak lamban balajar untuk memusatkan perhatian
pada materi yang akan dibelajarkan dengan terlebih dahulu
mengucapkan salam dan berdoa (WI.GKV.2211216.1), guru
mengabsen siswa secara klasikal dengan bertanya : “Siapa yang ga
berangkat?” (WI.GKV.2211216.6) dan memberikan motivasi kepada
siswa (WI.GKV.2211216.6).
b). Apersepsi
Berdasarkan hasil Observasi terhadap Guru Kelas I, II, III, IV
dalam kegiatan ini guru melakukan tanya jawab tentang materi yang
sudah dipelajari sebelumnya. Guru Kelas IV dan Kelas V
menanyakan/mengumpulkan PR. Apersepsi sama untuk anak lamban
belajar dan yang reguler. Berdasarkan hasil wawancara terhadap Guru
Kelas I, guru mengingatkan materi sebelumnya dan mengumpulkan PR
(WI.GKI.08122016.1-2 dan WI.GKI.08122016.3-4). Guru Kelas II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mengatakan bahwa apersepsi sama untuk anak lamban belajar dengan
kelas regular (WI.GKII.2211216.2-3). Guru Kelas V mengatakan
bahwa guru membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melakukan
apersepsi untuk masuk pada kegiatan inti, karena setiap hari mesti “ada
kejadian”. (WI.GKV.2211216.11) Guru kadang menghabiskan waktu
jam pembelajaran untuk memotivasi anak, karena tugas guru bukan
hanya mengajar tetapi juga mendidik (WI.GKV.2211216.14-17). Guru
menanamkan karakter disiplin dan jujur kepada semua anak. Anak
lamban belajar biasanya belum bisa fokus pada awal pembelajaran,
hanya badannya yang ada di kelas tetapi pikiran tidak pada pelajaran.
c). Motivasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap Guru Kelas I, II, V,
guru menyampaikan manfaat tentang materi dan kegiatan yang diajarkan
kepada siswa kepada anak lamban belajar sama dengan anak reguler.
Guru Kelas IV tidak menyampaikan gambaran manfaat tentang materi
dan kegiatan yang diajarkan, guru langsung meminta siswa mengerjakan
tugas latihan atau LKS. Bentuk pemberian motivasi berdasarkan hasil
wawancara dengan Guru Kelas V adalah dengan menanamkan
pendidikan karakter, karena setiap hari anak-anak mesti ada yang
“kejadian” (WI.GKV.2211216.11). Guru Kelas V menanamkan kepada
siswa sikap jujur dan disiplin. Guru kadang menghabiskan waktu jam
pembelajaran untuk memotivasi anak, karena tugas guru bukan hanya
mengajar tetapi juga mendidik (WI.GKV.2211216.14-17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
d). Pemberian Acuan
Hasil Observasi Guru Kelas II, III dalam kegiatan ini guru
menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan dengan menyampaikan cara mengerjakan tugas yang akan
dikerjakan oleh siswa. Guru Kelas III dan guru Kelas IV memberikan
contoh cara mengerjakan latihan. Hasil wawancara kepada Guru Kelas
V, guru menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan materi kepada
anak lamban belajar sama dengan anak regular (WI.GKV.2211216.1).
e). Melaksanakan Tes Awal
Tes awal yang dilakukan oleh Guru Kelas I, adalah dengan
menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan materi yang dipelajari
sebelumnya dan materi yang akan dipelajari. Peneliti mendapatkan
informasi ketika melakukan wawancara dengan Guru Kelas V bahwa
guru tidak melakukan tes awal.
f). Pembagian kelompok
Pembagian kelompok belajar ketika peneliti melakukan
observasi di semua kelas tidak dilakukan oleh guru. Hasil wawancara
kepada Guru Kelas I, bahwa guru jarang melaksanakan kegiatan belajar
kelompok, apabila ada kegiatan kelompok anak lamban belajar
digabung dengan anak yang lain dan biasanya dilakukan setelah akhir
materi atau akhir pembelajaran (WI.GKI.08122016.1-2). Menurut Guru
Kelas II anak lamban belajar dalam kegiatan belajar kelompok biasanya
pasif (WI.GKII.2211216.2). Guru Kelas V mengatakan anak lamban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
belajar diikutsertakan dalam kerja kelompok, meskipun ada konflik di
antara anak-anak. (WI.GKV.2211216.1-3), anak lamban belajar
dilibatkan dalam kelompok dengan harapan akan ada tutor sebaya yang
bisa mengajari anak lamban belajar (WI.GKV.2211216.7).
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
a). Eksplorasi
Hasil observasi di Kelas I, II dan III, IV, V guru melibatkan
peserta didik mencari informasi tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan memberikan soal latihan dan mengerjakan LKS.
Hasil Wawancara terhadap guru Kelas I, bahwa anak lamban belajar
dilibatkan dalam mencari informasi dengan diberi pengarahan oleh guru
dan dibantu oleh teman (WI.GKI.08122016.1-2). Menurut Guru Kelas
II guru membantu anak dengan meminta temannya untuk mengajari
meskipun nantinya anak lamban belajar hanya menyalin.
(WI.GKII.2211216.1-4), sedangkan menurut Guru Kelas V cara
memfasilitasi anak lamban belajar supaya terlibat dalam mencari
informasi tentang topik yang dipelajari dengan menggunakan tayangan
slide secara berulang-ulang (WI.GKV.2211216.1-3).
Ketika Observasi pembelajaran pada umumnya media yang
digunakan oleh guru kelas dalam kegiatan pembelajaran adalah LKS.
Guru Kelas I menggunakan media kartu dan gambar. Guru Kelas III
menggunakan pendekatan pembelajaran dengan praktek langsung
tentang materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara, Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kelas I mengatakan bahwa media pembelajaran yang efektif untuk anak
lamban belajar adalah gambar dan bentuk miniature. Dalam
menyampaikan materi pembelajaran harus diulang dua sampai tiga kali
(WI.GKI.08122016.1, WI.GKI.08122016.3-4 dan WI.GKI.08122016.6-
7). Menurut Guru Kelas II untuk anak lamban belajar
(WI.GKII.2211216.1) media pembelajaran dan sumber belajar, yaitu
LKS dan Guru, sedangkan menurut Guru Kelas V Guru media
pembelajaran yang digunakan guru untuk anak lamban belajar adalah
slide (tayangan) (WI.GKV.2211216.1).
Hasil observasi di Kelas I, II, IV guru memfasilitasi
terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik
dengan guru dengan memberikan pertanyaan kepada siswa dan
meminta temannya yang sudah bisa untuk mengajari teman yang
belum bisa, siswa yang tidak bisa diberi kesempatan bertanya
kepada guru. Di Kelas III pada pelajaran matematika siswa belajar
secara individu sedangkan pada pelajaran bahasa Inggris guru
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru dengan praktek langsung berbicara dalam
bahasa Inggris. Ketika peneliti melakukan wawancara terhadap Guru
Kelas, Guru Kelas V mengatakan bahwa cara memfasilitasi anak
lamban belajar agar bisa berinteraksi dengan orang lain dengan kerja
kelompok dan memberikan pertanyaan kepada anak lamban belajar
(WI.GKV.2211216.1), sedangkan menurut Guru Kelas I memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
pengarahan kepada anak regular supaya tidak membeda-bedakan teman
(WI.GKI.08122016.1-2).
Hasil observasi di Kelas I, guru melibatkan peserta didik
supaya aktif dalam dalam kegiatan pembelajaran dengan mengajukan
pertanyaan dan menyebut nama siswa yang akan menjawab pertanyaan
dari guru. Di Kelas II guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran dengan mengerjakan LKS. Di Kelas III pada
pelajaran matematika tidak terlihat cara guru melibatkan peserta didik
supaya aktif, karena siswa mengerjakan LKS secara individu sedangkan
ketika mata pelajaran bahasa Inggris guru melibatkan peserta didik
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan praktek langsung
berbicara dalam bahasa Inggris kepada teman dan guru. Di Kelas V
Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab. Berdasarkan hasil
wawancara kepada Guru, guru kelas I mengajak anak lamban belajar
supaya aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menunjuk atau
menyebutkan nama anak atau dengan urut giliran dan memancing
dengan memberikan pertanyaan (WI.GKI.08122016.1). Menurut Guru
Kelas II anak lamban belajar mau memberikan pendapat atau tanggapan
dalam kegiatan belajar di kelas tetapi kadang-kadang tidak
“nyambung”. (WI.GKII.2211216.1, WI.GKII.2211216.3), sedangkan
menurut guru kelas V, guru memfalitasi anak lamban belajar agar
terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
(WI.GKV.2211216.1). Anak lamban belajar lebih banyak pasif dalam
kelas, dan selalu terakhir dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru (WI.GKV.2211216.4). Guru kelas V menambahkan bahwa anak
lamban belajar belum bisa membuat laporan dalam kegiatan belajar
mengajar, dalam kelompok anak lamban belajar biasanya tugasnya
menulis (WI.GKV.2211216.1-2).
b). Elaborasi
Berdasarkan hasil observasi di Kelas I, II, III, IV, V Guru
membiasakan peserta didik menulis melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna dengan menuliskan jawaban tugas dalam buku latihan, buku
catatan dan LKS. Hasil wawancara terhadap guru kelas I, guru
mengatakan bahwa setiap hari memberikan PR kepada anak lamban
belajar, tugas yang belum selesai dikerjakan di sekolah dijadikan PR
dengan tujuan agar materi diulang di rumah (WI.GKI.08122016.1-5).
Guru Kelas I, II, IV memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas secara tertulis dengan meminta siswa mengerjakan
latihan yang diberikan oleh guru dalam buku latihan atau LKS. Guru
kelas V memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas pribadi
secara tertulis. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru kelas II
anak lamban belajar tidak bisa mengerjakan tugas tepat waktu, anak
lamban belajar harus didampingi supaya bisa mengerjakan tugas yang
diberikan (WI.GKII.2211216.1, WI.GKII.2211216.3 dan
WI.GKII.2211216.4-5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Hasil observasi di kelas I menunjukkan bahwa guru memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut melalui latihan soal secara individu,
siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada teman dan guru untuk
menanyakan soal yang belum dimengerti oleh siswa dan menuliskan
jawaban tugas di papan tulis. Guru kelas II menambahkan bahwa anak
lamban belajar membutuhkan tambahan waktu dalam mengerjakan
tugas dan ulangan (WI.GKII.2211216.1).
Hasil observasi di kelas I cara guru memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
adalah dengan mengajak siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan
dengan benar dan tepat pada waktunya. Menurut guru kelas I ketika
peneliti melakukan wawancara mengatakan bahwa anak lamban belajar
punya daya saing terutama dalam bidang atau dalam mata pelajaran
yang disukai oleh anak lamban belajar (WI.GKI.08122016.1-2). Anak
lamban belajar diberi motivasi agar mau berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut guru kelas II materi
pelajaran untuk anak lamban belajar belajar harus disampaikan
berulang-ulang agar anak lamban belajar bisa memahami materi yang
diajarkan (WI.GKII.2211216.1 dan WI.GKII.2211216.1). Menurut
Guru Kelas V anak lamban belajar tidak bisa diikutkan dalam lomba
yang berkaitan dengan akademik tetapi masih bisa dalam bidang lain,
misalnya olahraga (WI.GKV.2211216.1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Hasil observasi di Kelas I, IV guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan hasil kerjanya di papan tulis. Di Kelas V guru
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan kreasi dan kerja
individual dengan membacakan hasil karangannya di depan kelas.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru Kelas II anak lamban
belajar harus diberi dorongan supaya mau menunjukkan hasil kerjanya
(WI.GKV.2211216.1).
Hasil observasi di Kelas I guru memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya
diri peserta didik dengan mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain
atau teman. Di kelas III guru memfasilitasi peserta didik melakukan
kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik dengan meminta siswa berpasangan praktek menanyakan nama,
kabar dan jawabannya dalam bahasa inggris. Kelas IV guru
memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik dengan
meminta siswa menuliskan jawaban latihan yang sudah dikerjakan di
papan tulis dan diberi pujian atas hasil kerja siswa, sedangkan di Kelas
V guru memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik dengan
menyampaikan jawaban soal LKS yang sudah dikerjakan dan
membacakan hasil karangannya di depan kelas. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap Guru Kelas II, anak lamban belajar yang terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
di kelas dua tidak merasa minder karena teman-teman tidak ada yang
mengejek atau “ngeledek” (WI.GKII.2211216.1). Guru Kelas II
menambahkan bahwa guru dan orang tua harus bekerjasama dalam
membimbing anak lamban belajar supaya tumbuh rasa percaya diri dan
rasa bangga dalam diri anak lamban belajar (WI.GKV.2211216.1-2).
c). Konfirmasi
Berdasarkan hasil observasi di Kelas I, II, III guru
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan
berupa kata-kata dengan mengatakan: “bagus”, “jawabanmu benar”.
Di Kelas IV guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan dan isyarat, terhadap keberhasilan peserta didik,
yaitu memberikan tanda “√” (centang) apabila jawaban yang
dituliskan siswa benar dan tanda “x” bila jawaban siswa salah,
memberikan pujian berupa “jempol” apabila jawaban siswa benar. Di
Kelas V guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, isyarat terhadap keberhasilan peserta didik dengan
mengatakan “hebat”, memberikan bintang dan kadang bonus nilai
memberikan “tepuk tangan”. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Guru Kelas I, guru memberikan umpan balik atas keberhasilan belajar
siswa dengan memberikan pujian berupa kata-kata/ucapan: “pintar”
atau dengan memberikan gambar (WI.GKI.08122016.1dan
WI.GKI.08122016.2-3), sedangkan menurut Guru Kelas II
memberikan umpan balik positif atas keberhasilan dalam bentuk kata-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kata. Misalnya: Ya bagus. Ya seperti ini kerjanya. Tepuk jari. Tepuk
tangan. Kadang-kadang memberikan bintang dan tanda tangan
(WI.GKII.2211216.1 dan WI.GKII.2211216.2).
Guru Kelas V menambahkan, misalnya kalau diadakan
ulangan guru langsung memberikan nilai, kemudian diumumkan siapa
nilai yang tertinggi, anak yang mendapatkan nilai tertinggi diberi
pujian dan diberi motivasi supaya mempertahankan nilainya
sedangkan kepada anak yang nilainya tidak bagus diberi juga
motivasi dengan mengajak mereka untuk belajar lebih giat dan lebih
memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan pelajaran
(WI.GKV.2211216.1 dan WI.GKV.2211216.3-6).
Hasil observasi di Kelas I, II, III, IV dan V guru
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik misalnya dengan mengerjakan LKS secara bersama-
sama. Berdasarkan hasil observasi tidak semua guru mengajak siswa
melaksanakan refleksi pembelajaran. Hasil wawancara dengan Guru
Kelas I menunjukkan bahwa guru tidak mengajak siswa melakukan
kegiatan refleksi (WI.GKI.08122016.1) karena siswa kelas I belum
bisa diajak refleksi. Menurut Guru Kelas II kegiatan refleksi dengan
memberikan motivasi secara klasikal supaya anak didik lebih rajin
belajar (WI.GKV.2211216.1), sedangkan menurut Guru Kelas V anak
lamban belajar belum bisa diajak untuk melakukan refleksi
(WI.GKV.2211216.1). Hasil observasi di Kelas III menunjukkan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar dengan mempraktekan
cara berbicara dalam bahasa Inggris tentang menanyakan nama, kabar
dan jawabannya dalam bahasa Inggris. Hasil Observasi dan
wawancara menunjukkan bahwa guru berfungsi sebagai narasumber
dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh anak, yaitu Bahasa Indonesia dan kadang-kadang
menggunakan Bahasa Jawa.
Hasil Observasi di Kelas I, guru membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah dengan menjelaskan kembali materi
yang belum dimengerti oleh siswa. Di Kelas II guru membantu
peserta didik dalam menyelesaikan masalah dengan menjelaskan
jawaban LKS kepada siswa. Di Kelas I guru membantu siswa
menyelesaikan masalah dengan bersama-sama siswa yang lain
memperbaiki hasil kerja siswa yang diminta oleh guru untuk
menuliskan jawaban tugas di papan tulis, sedangkan di Kelas V guru
membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah dengan
memperbaiki jawaban siswa dalam mengerjakan LKS dan
memberikan pujian atas hasil kerja siswa. Berdasarkan hasil
wawancara kepada guru kelas I, anak lamban belajar membutuhkan
waktu lebih lama dalam mengerjakan tugas dibandingkan dengan anak
yang lain harus diberi tambahan waktu untuk mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(WI.GKI.08122016.1). Menurut guru kelas II, guru memberikan
bantuan kepada anak lamban belajar dalam mengerjakan tugas
biasanya dengan membacakan soal berulang-ulang dan anak lamban
belajar menjawab dengan lisan karena belum bisa menulis dan
membaca (WI.GKII.2211216.1).
Hasil observasi di Kelas I, IV guru memberikan motivasi
kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif
dengan menyebutkan nama siswa dan mengajak untuk lebih
bersemangat dalam mengerjakan tugas. Guru kelas III memberikan
motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif agar lebih tekun dalam belajar dan berani berbicara dalam
bahasa Inggris. sedangkan Guru Kelas V memberikan motivasi
kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif
dengan mengatakan: “belajar dan berlatih lebih giat lagi”. Hasil
wawancara kepada Guru kelas II mengatakan bahwa cara memotivasi
anak lamban belajar dengan meminta orangtua supaya anak lamban
belajar diberi les tambahan (WI.GKV.2211216.1), sedangkan menurut
Guru Kelas V motivasi belajar untuk anak lamban belajar bukan
hanya dari sekolah tetapi juga dari keluarga. Guru memberikan
motivasi kepada anak lamban belajar dengan melakukan pendekatan
personal, misalnya dengan menanyakan kesulitan yang dihadapi anak
lamban belajar (WI.GKV.2211216.3-4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
GPK mengatakan bahwa umpan balik untuk anak slow
learner apabila hasil kerja anak bagus adalah berupa pujian. Setiap
guru harus memberikan reward, karena reward bisa menguatkan.
Anak-anak slow learner biasanya lebih rentan, rentan untuk penguatan
dan penguatan itu penting sekali. Anak slow learner rentan mentalnya,
karena daya pikirnya di bawah anak-anak normal.
3. Kegiatan Penutup Pembelajaran
Hasil observasi di Kelas I dan V guru bersama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran dengan
menanyakan kembali materi atau melalui tanya jawab tentang materi
yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas I
guru tidak selalu mengajak siswa membuat kesimpulan. Guru kadang-
kadang mengajak siswa membuat kesimpulan dengan mengajukan
pertanyaan (WI.GKI.08122016.1-3). Menurut guru kelas V anak lamban
belajar belum bisa diajak untuk membuat kesimpulan dalam kegiatan
pembelajaran, meskipun dipancing dengan membuat pertanyaan
(WI.GKV.2211216.4-5), anak lamban belajar takut mengungkapkan
pendapat, mungkin takut salah dan takut diejek oleh teman-temannya.
Hasil observasi di kelas I, II, III, IV dan V guru memberikan penilaian
secara tertulis atas hasil kerja siswa, dan menanyakan perasaan siswa
selama belajar.
Hasil observasi di kelas I, III dan V guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dengan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
nilai dan pujian. Di kelas II guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran berupa kata-kata pujian, yaitu: “bagus
dan belajar lebih giat”. Di kelas IV guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran dengan memberikan pujian
kepada siswa berupa kata-kata “bagus”, “benar” apabila jawaban
siswa benar dan apabila jawaban siswa salah guru mengatakan
“salah”, “kerjakan dengan lebih teliti”, dan “belajar lagi”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas I, umpan balik negatif
apabila anak lamban belajar gagal dalam mengerjakan tugas dengan
memberikan”tanda salah”. Guru meminta anak lamban belajar
mengerjakan tugas tersebut sampai betul atau sampai batas maksimal
kemampuan anak lamban belajar mengerjakannya (WI.GKI.08122016.1
dan WI.GKI.08122016.2-4). Menurut guru kelas V umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran anak lamban belajar dengan
memberikan reward. Misalnya kalau diadakan ulangan guru langsung
memberikan nilai, kemudian diumumkan siapa nilai yang tertinggi.
Anak yang mendapatkan nilai tertinggi diberi pujian. Anak yang
mendapat nilai bagus diberi motivasi supaya mempertahankan nilainya
sedangkan kepada anak yang nilainya tidak bagus diberi juga motivasi
dengan mengajak mereka untuk belajar lebih giat dan lebih
memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan pelajaran
(WI.GKV.2211216.1 dan WI.GKV.2211216.3-6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Hasil observasi di Kelas I, II, III, IV dan V guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individual dan
pemberian latihan/PR kepada siswa. Berdasarkan hasil wawancara
kepada guru kelas I, guru mengadakan ulangan dan evaluasi sebagai
bentuk tindak lanjut kegiatan pembelajaran kepada anak lamban belajar
(WI.GKI.08122016.1). Menurut guru kelas V melaksanakan bimbingan
individu kepada anak lamban belajar sebagai bentuk tindak lanjut
apabila anak lamban belajar tidak berhasil dalam kegiatan pembelajaran
(WI.GKV.2211216.1). Guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal,
misalnya: ada sepuluh kamu pilih lima soal yang mana bisa kamu
kerjakan, kalau bisa dikerjakannya ya dia dapat nilai sepuluh
(WI.GKV.2211216.1-2).
Hasil observasi di Kelas I, II, IV, dan V guru menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa
membaca materi yang akan diajarkan. Berdasarkan hasil wawsancara
dengan guru kelas I, guru tidak menyampaikan materi pembelajaran
berikutnya apabila masih dalam tema yang sama, tetapi apabila masuk
pada tema yang baru guru menyampaikan supaya anak mempelajari
materi tersebut di rumah (WI.GKI.08122016.1-2 dan
WI.GKI.08122016.3-4). Menurut guru kelas V, guru kadang
menyampaikan dan kadang tidak menyampaikan rencana pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya, guru melihat kondisi kelas
(WI.GKV.2211216.1-3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Dari hasil observasi dan wawancara dari subjek penelitian, peneliti
mendapatkan beberapa hal penting yang ada hubungannya dengan strategi
penyampain pembelajaran terhadap anak slow learner di sekolah inklusi,
yaitu: lingkup materi dan tujuan pembelajaran untuk semua anak sama,
yaitu mengarah ke akademik. Semua jenis metode pembelajaran bisa
diterapkan untuk anak slow learner. Metode pembelajaran untuk anak
lamban belajar lebih ke praktek, simulasi. Anak lamban belajar lebih cepat
memahami kalau mengalami langsung terutama hal-hal yang abstrak. Anak
lamban belajar lebih tertarik dalam mempelajari suatu materi dengan
menggunakan slide. Prinsip pelaksanaan pembelajaran kepada anak lamban
belajar adalah adalah penanaman konsep daripada hafalan, anak lamban
belajar dapat memahami materi yang diajarkan apabila diulang-ulang.
Bahasa yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas
sama untuk semua siswa.
Di SD Negeri “Suka Menolong” tidak ada tambahan waktu belajar
untuk anak slow learner, yang ada hanya untuk kelas VI ketika mendekati
pelaksanaan UN. Pembelajaran remidial dilaksanakan berdasarkan
kebijakan guru kelas. Remidi biasanya dikerjakan di rumah dan dibantu
oleh orang tua. Tugas/latihan, PR dan ulangan untuk anak lamban belajar
sama dengan anak yang lainnya hanya saja dalam penilain guru
membedakan bobotnya. Misalnya apabila anak lamban belajar bisa
mengerjakan lima dari sepuluh soal yang ada maka anak lamban
mendapatkan nilai 100 atau sudah mencapai KKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah seringkali materi tidak selesai karena muridnya beragam. Faktor
yang sangat mempengaruhi keberhasilan anak lamban belajar dalam
belajarnya adalah peran orangtua dalam mendampingi anak. Cara
meningkatkan motivasi belajar anak adalah lamban belajar dengan
menciptakan suasana belajar yang baik di lingkungan anak, baik di
lingkungan sekolah, rumah dan keluarga.
Anak lamban belajar yang bersekolah di SD Negeri “Suka
Menolong” ada yang memiliki rasa percaya diri dan ada juga yang tidak
memiliki rasa percaya diri, malu mengungkapkan pendapat dan cenderung
banyak diam. Kemampuan anak lamban belajar bila diberi terapi atau
latihan-latihan bisa berubah/meningkat, karena IQ tidak menetap setiap
tahun bisa berubah sebanyak pengalaman diperoleh.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Deskripsi Karakteristik Anak Lamban Belajar
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri
“Suka Menolong”, secara fisik anak lamban tidak ada bedanya dengan anak-
anak normal lainnya. Anak lamban belajar bisa bersosialisasi dengan teman-
teman sebayanya, bermain bersama dan belajar bersama di kelas, namun
dalam kemampuan intelek mereka berbeda dengan anak-anak normal
seusianya, beberapa diantara mereka cenderung pendiam dan pemalu. Hal
tersebut sesuai dengan karakteristik anak lamban belajar menurut Agustin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
(2011:38) bahwa anak dengan slow learner memiliki ciri fisik normal,
kemampuan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan teman sebayanya
dan dari sisi perilaku mereka cenderung pendiam dan pemalu. Triana & Amir
(2013:13) menambahkan bahwa masalah yang dihadapi anak lamban belajar
atau slow learner adalah anak cenderung bersikap pemalu, menarik diri dari
lingkungan sosialnya dan hasil prestasi belajar kurang optimal.
Anak slow learner di Kelas I (laki-laki) dan Kelas III (perempuan)
pernah tinggal kelas dan pindahan dari SD lain. Hal tersebut sesuai dengan
salah satu masalah anak lamban belajar yang dikemukakan oleh Triana &
Amir (2013:14) bahwa karena ketidakmampuan dalam mengikuti pelajaran di
kelas dapat membuat anak lamban belajar tinggal kelas. Garnida (2015:16)
dan Desiningrum (2016:13) mengemukakan bahwa salah satu ciri-ciri yang
dapat diamati pada anak lamban belajar, yaitu pernah tidak naik kelas.
Anak lamban belajar atau slow learner di Kelas I memiliki
semangat belajar tetapi kurang percaya diri dalam mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru. Anak slow learner ketika diberi tugas mandiri
sering ke datang kepada guru menanyakan apakah tugas yang dikerjakannya
sudah benar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Agustin (2011:38) yang
mengatakan bahwa anak lamban belajar atau slow learner cenderung kurang
percaya diri. Wijaya (2101:58) menambahkan bahwa salah satu ciri-ciri anak
lamban belajar adalah sangat bergantung pada guru dan orang tua di dalam
membuktikan kebenaran pengetahuan yang sedang dipelajarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Di kelas II (laki-laki) belum bisa berhitung dan membaca masih
perlu didampingi secara khusus. Anak slow learner mengalami kesulitan
dalam mengerjakan soal-soal latihan yang membutuhkan jawaban dengan kata
atau kalimat sederhana karena belum bisa membaca. Anak dibantu dengan
menyebutkan huruf atau mengeja jawaban yang dituliskan dengan kata atau
kalimat. Hal tersebut sejalan dengan salah satu ciri siswa lamban belajar
menurut Wijaya (2010:63) bahwa siswa lamban belajar mengalami kesulitan
saat menuliskan pengetahuan dalam bentuk karangang-karangan lainnya,
sekalipun menggunakan kata dan kalimat sederhana. Jenson (dalam Ramar
dan Kususma, 2006:2-3) menambahkan bahwa kebanyakan anak lamban
belajar mengalami masalah dalam pelajaran membaca dan menulis.
Perilaku anak lamban belajar di Kelas III, IV, V adalah cenderung
lebih pendiam, pemalu dan suka menyendiri, ketika ditanya mereka diam,
tidak memberi jawaban, tidak bisa mengerjakan tugas mandiri dengan baik
dan bahkan tidak selesai. Anak lamban belajar di kelas III pada waktu istirahat
jarang keluar dari kelas. Dia hanya duduk tanpa melakukan apa-apa dan
pandangan kosong. Hal tersebut sejalan dengan salah satu karakteristik anak
lamban belajar menurut Ramar dan Kususma (2006:6-18) bahwa anak lamban
belajar kesulitan dalam menemukan dan mengkombinasikan kata,
ketidakdewasaan emosi, dan sifat pemalu membuat anak lamban belajar tidak
mampu berekspresi atau mengungkapkan ide. Anak lamban belajar kurang
mempunyai inisiatif (Mulyadi, 2010:123). Triana & Amir (2013:13)
mengumukakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi oleh anak lamban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
belajar yaitu cenderung bersikap pemalu dan manarik diri dari lingkungan
sosialnya. Wijaya (2010:58-63) menambahkan bahwa salah satu ciri anak
lamban belajar yaitu lemah dalam mengerjakan tugas-tugas latihan di sekolah
dan di rumah.
Anak lamban belajar di Kelas IV ketika sedang mengikuti
pelajaran di kelas, yang mereka lakukan mencoret-coret kertas, kadang-
kadang membolak-balik buku dan kelihatan ketakutan ketika pelajaran
matematika. Mata Pelajaran yang tidak disukai oleh anak slow learner adalah
mata pelajaran matematika, matematika membuat mereka pusing. Mereka
tidak menyukai guru yang kelihatan galak. Hal tersebut sejalan dengan salah
satu ciri siswa lamban belajar menurut Wijaya (2010:58-63) yaitu siswa
lamban belajar kurang memperlihatkan perhatiannya terhadap apa dan
bagaimana tugas itu dapat diselesaikan dengan baik. Triani & Amir
menambahkan bahwa salah satu karakteristik anak lamban belajar dilihat dari
aspek inteligensi yaitu mereka mengalami masalah hampir pada semua mata
pelajaran terutama pada mata pelajaran yang berkenaan dengan hafalan dan
pemahaman dan sulit memahami hal-hal yang abstrak.
4.2.2. Strategi Penyampaian Pembelajaran Anak Lamban Belajar
Strategi penyampaian pembalajaran terhadap anak slow learner di
SD Negeri “Suka Menolong” yang peneliti temukan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu guru kelas dan guru bidang studi tidak membuat
Rancangan Pembelajatan Individi (RPI) untuk slow learner. Guru tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
membuat RPI karena ini pada umumnya merupakan hal yang dianggap sulit
bagi guru. Menurut Delphie (2005:1) kesulitan tersebut disebabkan oleh
dua faktor utama, yaitu : pertama, cara menyusun program pembelajaran
sesuai dengan keberadaan setiap peserta didik; kedua, kesulitan mencari
bentuk-bentuk intervensi guru yang dianggap cocok dengan kebutuhan
peserta didik agar yang bersangkutan mampu meningkatkan perkembangan
psikopedagoginya. Delphi (205:3) menambahkan bahwa perhatian guru
tidak boleh hanya tertuju pada sasaran pengajaran bidang studi membaca,
menulis dan berhitung, tetapi harus diikuti dengan pembuatan program
pembelajaran secara individual degan memperhatikan hasil-hasil awal dari
proses asesmen. Hasil asesmen dipakai sebagai acuan pembuatan program
pembelajaran yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan
kelemahan fungsional dari peserta didik. Guru kelas II mengatakan bahwa
mereka sudah mengikuti diklat tentang cara membuat RPI untuk ABK akan
tetapi hasil diklat tersebut belum mereka aplikasikan. Rancangan
Pembelajaran Individu (RPI) dibuat oleh Guru Pendamping Khusus (GPK)
dari Dinas Pendidikan.
Strategi penyampaian pembelajaran dalam proses kegiatan belajar
mengajar di kelas untuk slow learner dan reguler tidak ada perbedaan. Guru
kelas maupun guru bidang studi menggunakan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk regular. Menurut Ilahi (2013:173-174) banyak
strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajar apabila
ditinjau dari proses pembelajaran, yaitu: (1) perencanaan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
hendaknya dibuat berdasar hasil asesmen dan dibuat bersama antara guru
kelas dan guru khusus dalam bentuk program pembelajaran individual (PPI),
(2) pelaksanaan pembalajaran lebih mengutamakan metode pembelajaran
kooperatif dan partisipatif, memberi kesempatan yang sama dengan siswa lain,
menjadi tanggung jawab bersama dan dilaksanakan secara kolaborasi antara
guru khusus dan guru kelas, serta dengan menggunakan media, sumber daya,
dan lingkungan yang bergam sesuai dengan keadaan.
Lebih lanjut akan diuraikan mengenai strategi penyampaian
pembelajaran berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD
“Suka Menolong” Gejayan.
1. Kegiatan Pembuka Pembelajaran / Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan oleh guru sama untuk semua anak. Tidak
ada perbedaan antara anak lamban belajar dan anak reguler. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengarahkan siswa pada materi pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan pendapat Hasibuan, dkk., (dalam Arifin, 2015:128) bahwa
membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan guru dalam kegiatan
pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan
perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajari. Dengan kata lain,
membuka pelajaran berarti mengarahkan siswa pada materi pembelajaran.
Kegiatan mengarahkan siswa pada materi pelajaran bukan hanya
diperlukan pada awal pelajaran, melainkan juga selama proses
pembelajaran (Arifin, 2015:18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Dalam kegiatan orientasi pada umumnya guru mengucapkan
salam, mengumpulkan PR dan menanyakan kegiatan yang dilakukan
siswa sebelum masuk kelas, mengajak siswa untuk memperhatikan ketika
guru sedang menerangkan dan memberikan pendekatan kepada anak
lamban belajar, mengajak siswa yang masih ribut untuk tenang,
memberikan nasehat, dan mengecek kehadiran siswa. Menurut Marno &
Idris (Marno & Idris, 2014:76) bahwa kegiatan rutin seperti menertibkan
siswa, mengisi presensi, memberi pengumuman, mengumpulkan tugas,
atau bahkan mengucapkan salam pembuka tidak termasuk dalam kegiatan
membuka pelajaran. Kegiatan tersebut memang perlu dilakukan guru dan
ikut menciptakan suasana kelas. Wena (2009:143) menambahkan bahwa
kegiatan guru dalam tahap orientasi adalah mengomunikasikan tujuan,
materi, waktu, langkah-langkah pembelajaran, hasil yang diharapkan dan
penilaian, sedangkan kegiatan siswa adalah menanggapi/mendiskusikan
langkah-langkah pembelajaran, hasil yang diharapkan dan penilaian.
Bentuk apersepsi yang dilakukan oleh guru adalah tanya jawab
tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya dan menanyakan hal-hal
yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Hal ini sesuai
dengan pendapat Marno & Idris bahwa apersespi merupakan rantai
penghubung antara pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh siswa untuk
digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal
baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa (Marno & Idris, 2014:77).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat tentang
materi dan kegiatan yang diajarkan. Menurut Marno & Idris (Marno &
Idris, 2014:86-87) cara memotivasi siswa antara lain: a) Guru bersemangat
dan antusias. b) Menimbulkan rasa ingin tahu, c) Mengemukakan ide yang
tampaknya bertentangan, d) Memerhatikan dan memanfaatkan hal-hal
yang menjadi perhatian siswa.
Guru memberikan acuan dengan cara memberikan contoh dan
cara mengerjakan latihan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan
oleh Marno dan Idris (Marno & Idris, 2014:87-88) bahwa cara
memberikan acuan dapat dilukukan guru antara lain dengan:
a) memberikan petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan dan
saran untuk melakukan kegiatan belajar siswa, b) mengajukan pertanyaan
pengarahan yang bertujuan untuk mengarahkan pada topik pelajaran dan
membantu siswa memerhatikan hal yang akan dijelaskan. Triani (2013:27-
28) menegaskan bahwa cara memulai pembelajaran pada anak lamban
belajar (slow learner) untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
a) Tidak memulai pelajaran saat anak belum siap belajar. b) Melaksanakan
apersepsi atau mengaitkan dengan konsep yang sudah dipahami anak. c)
Meyakinkan anak akan berhasil mempelajarinya (motivasi untuk balajar).
d) Ciptakan hubungan baik antara guru dengan anak dan orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Guru melibatkan peserta didik mencari informasi tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan memberikan soal latihan dan
mengerjakan LKS, memberikan pengarahan dan dibantu oleh teman. Media
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya
LKS, kadang menggunakan media kartu, gambar dan slide. Sumber belajar
yang digunakan guru pada umumnya, buku paket, LKS dan guru sendiri. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat Suhana (2014:125) bahwa dalam kegiatan
inti pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa lamban
belajar dengan mengulang dua sampai tiga kali. Hal ini sejalan dengan salah
satu metode belajar bagi siswa lamban belajar menurut Agustin (2014:41)
bahwa anak lamban belajar membutuhkan lebih banyak pengulangan tiga
sampai lima kali untuk memahami suatu materi dibandingkan dengan anak
lain dengan kemampuan rata-rata. Cara guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik memberikan
pertanyaan kepada siswa dan meminta temannya yang sudah bisa untuk
mengajari teman yang belum bisa, siswa yang tidak bisa diberi
kesempatan bertanya kepada guru, memberikan pertanyaan kepada anak
lamban belajar, memberikan pengarahan kepada anak regular supaya tidak
membeda-bedakan teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Cara guru melibatkan peserta didik supaya aktif dalam dalam
kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan dan menyebut nama
siswa, siswa mengerjakan LKS dan praktek langsung. Hal ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Marno dan Idris ( Marno & Idris, 2014:84-85)
bahwa perlu adanya variasi pola interaksi antara guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, yaitu: guru menanyakan sesuatu, kemudian siswa
langsung menjawab, atau guru memberikan pertanyaaan atau permasalahan
untuk dipecahkan, kemudian siswa mengadakan diskusi kecil (power to) atau
guru menunjukkan suatu gambar dan meminta siswa membuat kalimat atau
memberikan komentar, atau guru memberikan tugas kepada siswa
mengerjakan sesuatu di muka kelas dan siswa lainnya memberikan
tanggapan.
Guru membiasakan peserta didik menulis melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna dengan menuliskan jawaban tugas dalam buku latihan,
buku catatan dan di LKS, setiap hari memberikan PR kepada anak lamban
belajar. Tugas yang belum selesai dikerjakan di sekolah dijadikan PR dengan
tujuan agar materi diulang di rumah dan orangtua membantu anak
mengerjakan tugas tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Agustin
(2014:43) bahwa salah satu cara penyelesaian masalah bagi lamban belajar
adalah adanya dukungan orangtua. Dorongan dan bantuan orang tua erat
hubungannya dengan hasil belajar anak lamban belajar. Bila mengulangi apa
yang dipelajari di sekolah, orang tua bekerjasama dengan guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
memberikan metode dan pengarahan yang sama dan tentu akan diperoleh
hasil yang lebih baik.
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan berupa kata-kata dengan mengatakan: “bagus”, “jawabanmu benar”
“hebat”, memberikan bintang dan kadang bonus nilai dan “tepuk tangan”.
Hal ini sejalan dengan pendapat Marno & Idris (2014:130) bahwa penguatan
adalah respons positif yang dilakukan guru atas perilaku positif yang dicapai
anak dalam proses belajarnya, dengan tujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan perilaku tersebut.
3. Kegiatan Penutup Pembelajaran
Dalam kegiatan penutup pembelajaran guru membuat
rangkuman/simpulan pelajaran dengan menanyakan kembali materi atau
melalui tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. Guru memberikan
penilain secara tertulis atas hasil kerja siswa dan menanyakan perasaan
siswa selama belajar. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas individual dan pemberian latihan/PR kepada siswa. Guru
mengadakan ulangan dan evaluasi dan melaksanakan bimbingan individu
kepada anak lamban belajar. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa membaca materi yang akan
diajarkan.
Hal tersebut sejalan dengan komponen utama menutup pelajaran
yang dikemukakan oleh Arifin, yaitu: meninjau kembali, mengevaluasi
penugasan, dan memberikan tindak lanjut (Arifin, 2015:131). Marno & Idris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud dengan kegiatan menutup
pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan
mengemukakan kembali pokok-pokok pelajaran supaya siswa memperoleh
gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi dan hasil belajar yang
telaah dipelajari. Menutup pelajaran merupakan usaha guru untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, usaha
untuk mengetahui keberhasilan dalam menyerap pelajaran, dan menentukan
titik pangkal untuk pelajaran berikutnya (Marno & Idris, 2014:90).
4.3. Triangulasi
Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi. Triangulasi
untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian. Triangulasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
4.3.1 Triangulasi Sumber
Triangulasi Sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Peneliti ketika melakukan observasi pembelajaran, guru kelas dan guru
bidang studi tidak melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran
seperti yang ada dalam format observasi, yaitu mulai dari Kegiatan
Pendahuluan, Kegiatan Inti dan Kegiatan Penutup. Peneliti melakukan
observasi di luar jadwal yang sudah disepakati dan hampir di semua kelas
peneliti menemukan bahwa kegiatan pembelajaran tidak berjalan seperti yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
diharapkan. Kegiatan pembelajaran tidak berjalan disebabkan oleh karena
beberapa hal, antara lain: 1) Ada beberapa siswa yang membuat keributan di
dalam kelas sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, guru kelas dan guru
bidang studi terlebih dahulu harus mengajak mereka supaya tenang dengan
membiarkan mereka dan memberikan nasehat, dan 2) Guru kelas dan guru
bidang studi pada umumnya lebih banyak membahas LKS.
Peneliti melakukan pengecekan kepada guru kelas, guru bidang dan
orangtua siswa, peneliti memperoleh informasi bahwa setiap hari kondisinya
seperti itu, guru harus sabar menangani hal-hal yang terjadi setiap hari karena
siswa yang sekolah di SD Negeri “Suka Menolong” sangat beragam. Guru
kelas dan guru bidang studi cenderung mengajak siswa mengerjakan latihan
atau LKS agar anak bisa lebih fokus dan tidak ribut di dalam kelas.
4.3.2. Triangulasi Data
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada beberapa sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Peneliti ketika observasi dan wawancara kepada guru
kelas dan guru bidang studi ada perbedaan antara kondisi pembelajaran
ketika observasi dan kondisi ideal yang disampaikan oleh guru ketika
wawancara. Hal ini disebabkan karena ketika peneliti melakukan observasi
pembelajaran sudah memasuki akhir semester dan guru cenderung
membahas LKS dengan maksud memberikan latihan mengerjakan soal dan
mengulang beberapa hal yang berhubungan dengan materi yang
sebelumnya. Hasil wawancara merupakan kondisi nyata yang selama ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
guru lakukan dalam menyampaikan pembelajaran kepada anak lamban
belajar. Sikap dan perilaku anak lamban belajar yang peneliti temukan
ketika observasi sama dengan hasil wawancara dengan guru kelas dan guru
bidang studi.
4.3.3. Triangulasi Waktu
Peneliti melakukan triangulasi waktu dengan melakukan observasi
di luar waktu yang sudah disepakati dan melakukan wawancara atau
berbicara santai dengan guru kelas, guru bidang studi dan orangtua di luar
waktu yang sudah direncanakan, misalnya sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai dan ketika jam istirahat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian strategi penyampaian pembelajaran di
SD Negeri “Suka Menolong” yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan strategi penyampaian pembelajaran
terhadap anak berkebutuhan khusus lamban belajar dengan anak yang tidak
berkebutuhan khusus, baik dalam kegiatan pembuka, kegiatan inti dan
kegiatan penutup pembelajaran.
Dalam proses kegiatan pembelajaran ada beberapa perlakuan
khusus guru untuk anak lamban belajar, yaitu: mengulang materi yang telah
dipelajari dua sampai tiga kali agar anak lamban belajar lebih memahami
materi tersebut dan memberikan tambahan waktu dalam mengerjakan
tugas. Guru mengajukan pertanyaan dengan menyebut nama siswa yang
akan menjawab agar aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat
berinteraksi dengan guru dan temannya. Latihan dan tugas yang belum
selesai dikerjakan oleh anak lamban belajar di sekolah dijadikan PR dengan
tujuan agar materi diulang di rumah. Guru memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam secara lisan berupa kata-kata dan bahasa yang
digunakan oleh guru, yaitu: Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa.
Penilaian hasil belajar untuk anak berkebutuhan khusus lamban
belajar berbeda dengan anak anak yang tidak berkebutuhan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Penilaian untuk anak lamban belajar disesuaikan dengan kemampuan anak,
misalnya: anak reguler mendapat nilai 10 apabila dapat mengerjakan 10
soal, sedangkan untuk anak lamban belajar akan mendapatkan nilai 10
apabila dapat mengerjakan 5 soal dari yang disediakan oleh guru. Anak
lamban belajar mengerjakan tugas sampai betul/benar atau sampai batas
maksimal kemampuan anak lamban belajar mengerjakannya.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan Penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini dilaksanakan menjelang akhir semester, sehingga hasilnya
tidak maksimal karena guru hanya mengulang materi yang sudah
dipelajari, lebih banyak membahas LKS, guru sibuk menyiapkan soal-
soal ujian smester dan menyelesaikan berbagai administrasi lainnya.
2. Peneliti tidak melakukan wawancara kepada semua Guru Kelas yang
terdapat anak lamban belajar (Guru Kelas IV dan VI) dikarenakan oleh
banyaknya kesibukan guru kelas IV dan guru kelas VI cuti sakit.
5.3. Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian tersebut, peneliti menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Penelitian sebaiknya dilaksanakan pada awal semester agar hasil yang
diperoleh maksimal karena pelaksanaan kegiatan pembelajaran masih
sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
2. Peneliti sebaiknya berusaha melaksanaan kegiatan wawancara dengan
menyesuaikan waktu Guru Kelas yang terdapat anak lamban belajar
(Guru Kelas IV) agar informasi yang diperoleh lebih banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
DAFTAR PUSTAKA
Anggadewi, Brigitta Erlita Tri. (2014). Slow Learner: Bagaimana Memotivasinya
Dalam Belajar. Jurnal Kependidikan Widya Dharma. Vol. 27. No.1
Aziz, Alfian Nur. (2015). Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) Slow Learner di Kelas Inklufif SMP Negeri 7
Salatiga.
Barnawi & Arifin, M. (2015). Micro Teaching. Teori dan Praktik Pengajaran
yang Efektif & Kreatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Delphie, Bandi. (2005). Program Pembelajaran Individual Berbasis Gerak Irama.
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Fitria, Rona. (2012). Proses Pembelajaran dalam Setting Inklusi di Sekolah
Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. Vol.1 Nomor 1.
Garnida, Dadang. (2015). Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung: Refika
Aditama.
Gunawan, Imam. (2013) Metode Penelitian Kualitatif. Teori & Praktik. Jakarta:
PT.Bumi Aksara.
Hamdayana, Jumanta. (2016). Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kustawan, Dedy. (2013). Penilaian Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus. Jakarta: Luxima.
Marno, & M.Idris. 2014. Strategi, Metode, dan Teknik Mengajar. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mubiar, Agustin. 2014. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran.
Bandung Refika Aditama.
Mulyadi, H. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap
Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Ngalimu. (2012). Strageti dan Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Purwatiningtyas, Maylina. (2014). Strategi Pembelajaran Anak Lamban Belajar
(Slow Learner) di Sekolah Inklusi SD Negeri Giwangan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 70 Tahun 2009
tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan
dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
Ratri Deseningrum, Dinie. (2006). Psikologi anak Berkebutuhan Khsusus.
Yogyakarta: Psikosain.
Reddy, G. Lokanadha, R. Ramar, dan A. Kusuma. (2006). Slow Learners: Their
Psychology and Instruction. New Delhi: Discovery Publishing House
Sugiyono, (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhana, Cucu. (2014). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung.PT. Refika
Utama.
Suprihatiningrum, Jamil. (2016). Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suyono & Hariyanto. (2015). Implementasi Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sutijan. (2011). Mengajar Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Rehabilitasi
dan Remediasi. Pusat Penelitian Rehabilitasi dan Remediasi (PPRR) dan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS.
Surakarta.
Sunaryo. (2009). Manajemen Pendidikan Inklusif Makalah Jurusan PLB.
Bandung: UPI.
Takdir Ilahi, Muhammad. (2013). Pendidikan Inklusif. Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Triani, Nani dan Amir. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban
Belajar Slow Learner. Jakarta: Luxima.
Uno, Hamzah B. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakata: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. (2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakata:
Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Uno, Hamzah B. dan Mohamad, Nurdin. (2011). Belajar dengan Pendekatan
PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,
Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara.
Wijaya, Cece H. (2010). Pendidikan Remidial. Sarana Pengembangan Mutu.
Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Nopember 2017
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 07.35 – 08.45
Kelas : I (Mata Pelajaran Matematika)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil
Pengamatan Ada Tidak
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota √
2. Prosem √
3. Silabus √
4. RPP/RPPH √
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan
/Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan
dibelajarkan
√ - Guru mengucapkan salam:
“Selamat pagi anak-
anak…?”…..”apa
kabar..??”…”apakah ada
PR..?. Anak-anak
menjawab: “Selamat pagi
bu guru, … “kabar
baik…”, “PR ada..”.
- Guru meminta siswa
mengumpulkan PR.
6. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada peserta
didik tentang materi yang
diajarkan
√ Guru memberikan apersepsi
dengan melakukan tanya
jawab mengenai materi
sebelumnya kepada siswa
(menyebutkan nama-nama
hari dan nama bulan).
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang materi
yang diajarkan
√ Guru menyampaikan manfaat
tentang materi yang
diajarkan kepada siswa.
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan
-
-
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk mengukur
dan mengetahui sejauh mana
materi akan bahan pelajaran yang
akan dipelajari sudah dikuasai
oleh siswa.
√ Guru melakukan tanya jawab
kepada siswa secara
perorangan. Misalnya: Apa
nama hari sesudah hari
Senin?. Apa nama bulan
sebelum bulan Juni?
10. Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar
- - -
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema
materi yang akan dipelajari
- - Guru meminta siswa
mengerjakan soal latihan
yang dituliskan oleh guru
di papan tulis.
12. Guru menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, √ Guru menggunakan media
kartu yang bertuliskan nama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
media pembelajaran, dan
sumber belajar lain
hari dan bulan
13. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya
√ Pada waktu mengerjakan
latihan siswa diminta untuk
mengajari temannya yang
belum bisa atau bertanya
kepada ibu guru
14. Guru melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
√ Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa
dengan menyebut nama
siswa dan siswa yang
namanya disebut harus
menjawab.
15. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau
lapangan.
- - -
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan menulis
yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna
√ Siswa menuliskan jawaban
latihan yang diberikan guru
dalam buku tulisnya.
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun
tertulis
√ Siswa mengerjakan latihan
soal yang dituliskan guru di
papan tulis
18. Guru memberi kesempatan
untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
√ Siswa mengerjakan latihan
soal yang dituliskan guru di
papan tulis. Siswa datang ke
meja guru bertanya tentang
latihan soal yang tidak
dimengerti
19. Guru memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif
- - -
20. Guru memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
√ Siswa diajak untuk
menyelesaikan tugas dengan
cepat. Siswa yang cepat
menyelesaikan dengan cepat
dan semuanya benar diberi
izin keluar untuk bermain.
21. Guru rnenfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok
- - -
22. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan kreasi,
kerja individual maupun
kelompok
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
23. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang
dihasilkan
- - -
24. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri
peserta didik.
- - -
Konfirmasi
25. Guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
√ Guru memberikan pujian
berupa kata-kata kepada
siswa yang mendapatkan
nilai yang baik dengan
mengatakan: “bagus”,
“jawabanmu benar”
26. Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber
- - -
27. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi
untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah
dilakukan
- - -
28. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi
dasar
- - -
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang
baku dan benar
√ Menjawab pertanyaan siswa
dan membantu siswa yang
mengalami kesulitan dengan
menggunakan bahasa jawa
(bahasa yang demengerti
oleh anak)
30. Guru membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah √ Guru menjelaskan kembali
kepada siswa materi yang
belum dimengerti siswa
31. Guru memberi acuan agar
peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi.
- - -
32. Guru memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh - - -
33. Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik yang
kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
√ Guru menyebutkan nama
siswa yang kurang
berpartisipasi dan mengajak
untuk lebih semangat dalam
mengerjakan tugas
3. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan
√ Guru menanyakan kembali
kepada siswa mengenai
kegiatan yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
pelajaran dilakukan
35. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram
√ Guru memberikan nilai atas
hasil kerja siswa
36. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
√ Guru memberikan umpan
balik dengan memberikan
pujian kepada siswa
37. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar
peserta didik
√ Guru memberikan tugas
individual kepada siswa yaitu
membaca materi untuk
pelajaran berikutnya dan
mengerjakan latihan di buku
PR
38. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
√ Guru menyampaikan materi
pelajaran untuk pertemuan
berikutnya kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Jumat, 11 November 2016
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 07.35 – 08.45
Kelas : I (Mata Pelajaran PKn)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil Pengamatan
Ada Tidak
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota √
2. Prosem √
3. Silabus √
4. RPP/RPPH √
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan
dibelajarkan
√ Guru mengucapkan salam.
Menanyakan kegiatan yang
dilakukan siswa sebelum
masuk kelas.
6. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada
peserta didik tentang materi
yang diajarkan
√ Guru menanyakan materi yang
sebelumnya dan meminta
siswa mengumpulkan PR
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang
materi yang diajarkan
- - -
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan
- - -
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk mengukur
dan mengetahui sejauh mana
materi akan bahan pelajaran
yang akan dipelajari sudah
dikuasai oleh siswa.
√ Guru menanyakan agama
siswa
10. Pembagian kelompok belajar
dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman
belajar
- - -
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan
dipelajari
- - Tidak terlihat
12. Guru menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan
sumber belajar lain
√ Guru menunjukkan gambar
rumah ibadat
13. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan
√ Guru menanyakan kepada
siswa tentang gambar rumah
ibadat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya
14. Guru melibatkan peserta
didik secara aktif dalam se-
tiap kegiatan pembelajaran
√ Guru melakukan tanya jawab
kepada siswa
15. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio, atau
lapangan.
- - -
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan menulis
yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna
√ Siswa mengerjakan LKS
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan
maupun tertulis
√ Siswa mengerjakan LKS
18. Guru memberi kesempatan
untuk berpikir, menga-
nalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut
√ Siswa mengerjakan LKS
19. Guru memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif
- - -
20. Guru memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
- - -
21. Guru rnenfasilitasi peserta
didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun
kelompok
- - -
22. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan
kreasi, kerja individual
maupun kelompok
√ Siswa diminta oleh guru
untuk menuliskan nama
rumah ibadat sesuai dengan
agama
23. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan
- - -
24. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan kegiatan
yang menumbuhkan
kebanggaan
dan rasa percaya diri
peserta didik.
√ Siswa diminta untuk
mengerjakan LKS individu
tidak boleh bertanya kepada
teman
Konfirmasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
25. Guru memberikan umpan
balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik
√ Memberikan pujian kepada
siswa yang mengerjakan tugas
dengan benar berupa kata-kata.
Misalnya: bagus, benar
26. Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui ber-
bagai sumber
√ Guru dan siswa mengerjakan
soal LKS secara bersama
27. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi
untuk memperoleh
pengalaman belajar yang
telah dilakukan
- - -
28. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi
dasar
- - -
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab
pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan
bahasa yang baku dan be-
nar
√ Guru menjelaskan kepada
siswa jawaban LKS yang tidak
dimengeri oleh Siswa dengan
menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa
30. Guru membantu peserta
didik dalam menyelesaikan
masalah
√ Menjelaskan jawaban LKS
yang tidak dimengeri oleh
siswa
31. Guru memberi acuan agar
peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil
eksplorasi.
- - -
32. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi lebih
jauh
- - -
33. Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik yang
kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
√ - Guru menyebut nama siswa
yang kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran
3. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
√ Bersama-sama dengan murid
membuat rangkuman dengan
memberikan pertanyaan
berdasarkan materi yang
dipelajari
35. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsis-
ten dan terprogram
√ Guru memberikan nilai hasil
kerja siswa
36. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
√ Guru memberikan umpan balik
dengan memberikan pujian
kepada siswa. Misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
kerjanya sudah benar, bagus.
37. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar
peserta didik
√ Guru memberikan PR kepada
siswa
38. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
√ Guru menyampaikan materi
pelajaran untuk pertemuan
berikutnya kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Senin, 14 Nopember 2017
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 09.05 – 10.15
Kelas : II (Mata Pelajaran Matematika)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil
Pengamatan Ada Tidak
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota √
2. Prosem √
3. Silabus √
4. RPP/RPPH √
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian
peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan
√
- Guru Kelas sebelum
memulai pelajaran
menyapa siswa dengan
mengucapkan salam dan
doa
- Guru mengecek
kehadiran siswa dengan
menyebut nama siswa
satu persatu
6. Apersepsi: Guru
memberikan apersespsi awal
kepada peserta didik tentang
materi yang diajarkan
√
Guru menanyakan halaman
LKS yang belum
dikerjakan
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang
materi yang diajarkan √
Guru menyampaikan
manfaat mengerjakan LKS
kepada siswa, yaitu agar
lebih mengerti materi yang
sudah dipelajari
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan
√
Guru meminta siswa
memperhatikan cara
mengerjakan LKS
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk
mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan
bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai
oleh siswa.
- - -
10. Pembagian kelompok belajar
dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman
belajar
- - -
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
11. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan
dipelajari
√ Siswa mengerjakan LKS
12. Guru menggunakan
beragam pendekatan
pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber
belajar lain
√ Siswa mengerjakan LKS
13. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya
√ Siswa mengerjakan LKS
14. Guru melibatkan peserta
didik secara aktif dalam
setiap kegiatan
pembelajaran
√ Siswa mengerjakan LKS
15. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
- - -
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan me-
nulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang
bermakna
√
Siswa mengerjakan LKS
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan
gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis
√
Siswa mengerjakan LKS
18. Guru memberi kesempatan
untuk berpikir, menga-
nalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut
√
Siswa mengerjakan LKS
19. Guru memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif √
Siswa mengerjakan LKS
20. Guru memfasilitasi
peserta didik
berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan
prestasi belajar
√
Siswa mengerjakan LKS
21. Guru rnenfasilitasi peserta
didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun
√
Siswa mengerjakan LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
kelompok
22. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan
kreasi, kerja individual
maupun kelompok
√ Siswa mengerjakan LKS
23. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan
√
Siswa mengerjakan LKS
24. Guru memfasilitasi
peserta
didik melakukan
kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan
dan
rasa percaya diri peserta
didik.
√
Siswa mengerjakan LKS
Konfirmasi
25. Guru memberikan umpan
balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik
√
Ketika guru bersama siswa
mengerjakan LKS guru
memberikan penguatan
kepada siswa yang bisa
menjawab dengan benar
berupa kata-kata: bagus,
benar
26. Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui ber-
bagai sumber
√
Guru bersama siswa
mengerjakan LKS
27. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
refleksi untuk
memperoleh pengalaman
belajar yang telah
dilakukan
- - Tidak terlihat
28. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman yang
bermakna dalam
mencapai kompetensi
dasar
- - Tidak terlihat
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab
pertanyaan peserta didik
yang menghadapi
kesulitan, dengan
menggunakan bahasa
yang baku dan benar
√
Guru menjelaskan kepada
siswa jawaban LKS yang
tidak bisa dikerjakan oleh
siswa
30. Guru membantu peserta
didik dalam menyelesaikan √
Guru menjelaskan kepada
siswa jawaban LKS yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
masalah tidak bisa dikerjakan oleh
siswa
31. Guru memberi acuan
agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan
hasil eksplorasi.
- - Tidak terlihat
32. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi lebih
jauh
- - Tidak terlihat
33. Guru memberikan
motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
- - Tidak terlihat
3. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
√ Guru bersama dengan siswa
mengerjakan LKS
35. Guru melakukan
penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan
terprogram
√
Guru melakukan
penilaian atas hasil kerja
siswa (LKS)
36. Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
√
Guru memberikan umpan
balik dengan memberikan
pujian kepada atas proses
dan hasil pembelajaran
berupa kata-kata pujian,
yaitu: “bagus dan belajar
lebih giat”
37. Guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran
remedi, program
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik
√
Guru memberikan tugas
individual kepada siswa
yaitu membaca materi dan
mengerjakan latihan di
buku PR
38. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya √
Guru menyampaikan materi
pelajaran untuk pertemuan
berikutnya kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Nopember 2017
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 08.10 – 08.45 Istirahat 09.05-09.40
Kelas : III (Mata Pelajaran Matematika)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil
Pengamatan Ada Tidak
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota √
2. Prosem √
3. Silabus √
4. RPP/RPPH √
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan
dibelajarkan √
Guru mengucapkan salam
meminta siswa untuk duduk
tenang karena ada beberapa
siswa yang masih ribut dan
berjalan-jalan di dalam kelas
6. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada peserta
didik tentang materi yang
diajarkan
√
Guru menyampaikan salam
dan setelah itu meminta
siswa untuk mengambil buku
LKS
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang
materi yang diajarkan - - -.
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan
√
Guru menyampaikan kepada
siswa halaman LKS yang
akan dikerjakan
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk mengukur
dan mengetahui sejauh mana
materi akan bahan pelajaran
yang akan dipelajari sudah
dikuasai oleh siswa.
- - -.
10. Pembagian kelompok belajar
dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar - - -.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan
dipelajari
√ Siswa mengerjakan LKS
12. Guru menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan
sumber belajar lain
√ Siswa mengerjakan LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
13. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik
serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya
√
Guru meminta siswa
mengerjakan LKS secara
individu
14. Guru melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
√ Siswa mengerjakan LKS
15. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau
lapangan.
- - Tidak terlihat
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan menulis
yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna
√
Siswa mengerjakan LKS
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun
tertulis
√
Siswa mengerjakan LKS
18. Guru memberi kesempatan
untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
√
Siswa mengerjakan LKS
19. Guru memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif
- - -
20. Guru memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
- - -
21. Guru rnenfasilitasi peserta
didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun
kelompok
- - -
22. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan kreasi,
kerja individual maupun
kelompok
- - -
23. Guru memfasilitasi peserta
didik
melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan
- - -
24. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
rasa percaya diri peserta
didik.
Konfirmasi
25. Guru memberikan umpan
balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta
didik
√
Guru bersama siswa
membahas LKS dan
memberikan penguatan
dalam bentuk lisan terhadap
siswa yang bisa mengerjakan
benar, yaitu dengan
mengatakan “bagus”
26. Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber
√
Guru bersama siswa
membahas LKS
27. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi
untuk memperoleh
pengalaman belajar yang
telah dilakukan
- - -
28. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi
dasar
- - -
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang
menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar
√
Guru menjawab pertanyaan
siswa yang tidak bisa
mengerjakan LKS
30. Guru membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah √
Guru bersama siswa
membahas LKS
31. Guru memberi acuan agar
peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil
eksplorasi.
- - -
32. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi lebih jauh - - -
33. Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik yang
kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
√
Guru memberikan motivasi
kepada siswa agar belajar
lebih tekun, tidak ribur di
dalam kelas dan tidak
mengganggu teman ketika
sedang belajar
3. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau
sendiri membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
- - -
35. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten
√
Guru memberikan nilai LKS
yang dikerjakan oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
dan terprogram
36. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran - - -
37. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar
peserta didik
√
Guru memberikan PR kepada
siswa, yaitu mengerjakan
latihan yang ada di LKS
38. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Nopember 2017
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 09.40 – 10.50
Kelas : III (Mata Pelajaran Bahasa Inggris)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil Pengamatan
Ada Tidak
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota √
2. Prosem √
3. Silabus √
4. RPP/RPPH √
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian
peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan
√
Guru meminta beberapa anak
yang masih berjalan-jalan di
dalam kelas untuk duduk di
tempat duduknya.
6. Apersepsi: Guru
memberikan apersespsi awal
kepada peserta didik tentang
materi yang diajarkan
Guru mengucapkan salam
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang
materi yang diajarkan √
Guru menyampaikan manfaat
belajar bahasa Inggris kepada
siswa
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan
√
Guru menanyakan kabar kepada
siswa dan kemudian
menanyakan kabar dengan
menggunakan bahasa inggris
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk
mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan
bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai
oleh siswa.
- - -
10. Pembagian kelompok belajar
dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman
belajar
- - -
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan
dipelajari
√
Guru mengajarkan kepada siswa
cara menanyakan nama,
menyebutkan nama dan
menanyakan kabar serta
jawabannya dalam bahasa inggris
12. Guru menggunakan
beragam pendekatan
pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber
belajar lain
√
Praktek dengan teman
menanyakan nama,
menyebutkan nama dan
menanyakan kabar serta
jawabannya dalam bahasa
inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
13. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya
√ Idem
14. Guru melibatkan peserta
didik secara aktif dalam
setiap kegiatan
pembelajaran
√ Idem
15. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
- - -
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan me-
nulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang
bermakna √
Guru meminta siswa menuliskan
dalam bukunya cara
menanyakan nama,
menyebutkan nama dan
menanyakan kabar serta
jawabannya dalam bahasa
inggris
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan
gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis
- -
-
18. Guru memberi kesempatan
untuk berpikir, menga-
nalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut
- -
-
19. Guru memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif - -
-
20. Guru memfasilitasi
peserta didik
berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan
prestasi belajar
- -
-
21. Guru rnenfasilitasi peserta
didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun
kelompok
- -
-
22. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan
kreasi, kerja individual
maupun kelompok
- -
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
23. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan
- -
-
24. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik
√
Guru meminta siswa
berpasangan praktek
menanyakan nama, kabar dan
jawabannya dalam bahasa
inggris
Konfirmasi
25. Guru memberikan umpan
balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik
√
Guru memberikan pujian kepada
siswa dalam bentuk kata-kata
dan nilai
26. Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui ber-
bagai sumber
- - -
27. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
refleksi untuk
memperoleh pengalaman
belajar yang telah
dilakukan
- - -
28. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman yang
bermakna dalam
mencapai kompetensi
dasar
√
Siswa mempraktekan cara
berbicara dalam bahasa Inggris
tentang menanyakan nama,
kabar dan jawabannya
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab
pertanyaan peserta didik
yang menghadapi
kesulitan, dengan
menggunakan bahasa
yang baku dan benar
√
Guru memberikan contoh cara
menanyakan nama, kabar dan
jawabannya kepada siswa
berulang-ulang
30. Guru membantu peserta
didik dalam menyelesaikan
masalah
- - -
31. Guru memberi acuan
agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan
hasil eksplorasi.
- - -
32. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi Iebih
jauh
- - -
33. Guru memberikan
motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau √ -
Guru meminta agar siswa yang
belum berani hari ini berbicara
dalam bahasa Inggris belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
belum berpartisipasi aktif. dengan teman dan orangtua
sehinggu minggu depan sudah
berani maju di depan berbicara
dalam bahasa Inggris
3. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran
- - -
35. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsis-
ten dan terprogram
√
Guru melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan dengan
menanyakan perasaan siswa
selama balajar bahasa Inggris.
36. Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
√
Guru memberikan umpan balik
dengan memberikan pujian
kepada siswa yang berani bicara
dalam bahasa Inggris
37. Guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran
remedi, program
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik
√
Guru meminta siswa untuk
menghafal cara menanyakan
nama, menanyakan kabar dan
jawabannya dalam bahasa
inggris
38. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Nopember 2017
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 07.00 – 08.10
Kelas : IV (Mata Pelajaran Matematika)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil Pengamatan
Ada Tidak
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota √
2. Prosem √
3. Silabus √
4. RPP/RPPH √
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/Pe
mbuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian
peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan
√
Guru mengajak siswa untuk
tenang karena siswa masih ribut
ketika guru masuk kelas
6. Apersepsi: Guru
memberikan apersespsi
awal kepada peserta didik
tentang materi yang
diajarkan
√
Guru memberikan apersepsi
dengan menanyakan materi
sebelumnya kepada siswa
mengenai “pemfaktoran”.
7. Motivasi: Guru
memberikan gambaran
manfaat tentang materi
yang diajarkan √
Guru tidak menyampaikan
manfaat tentang materi yang
diajarkan. Guru langsung
menuliskan soal latihan
mengenai materi pemfaktoran di
papan tulis.
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal
yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan
√
Guru memberikan contoh cara
mengerjakan latihan.
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk
mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan
bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai
oleh siswa.
- - -
10. Pembagian kelompok
belajar dan penjelasan
mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar
- - -
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan
peserta didik mencari
informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema
materi yang akan
dipelajari
√
Siswa mengerjakan latihan
soal yang ditulis oleh guru
dalam buku latihannya
12. Guru menggunakan
beragam pendekatan - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
pembelajaran, media
pembelajaran, dan
sumber
belajar lain
13. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta
antara peserta didik
dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya
√
Guru meminta siswa bertanya
kepada teman cara mengerjakan
soal latihan yang diberikan oleh
guru
14. Guru melibatkan peserta
didik secara aktif dalam
setiap kegiatan
pembelajaran
- - -
15. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
- - -
Elaborasi
16. Guru membiasakan
peserta didik membaca
dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna
√
Guru meminta siswa
menuliskan/mengerjakan
tugas dalam buku latihan
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan
gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis
- - -
18. Guru memberi
kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa
takut
√
Guru meminta siswa
mengerjakan tugas secara
individu dan bertanya kepada
teman
19. Guru memfasilitasi
peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif
- - -
20. Guru memfasilitasi
peserta didik
berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
- - -
21. Guru rnenfasilitasi peserta
didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun
tertulis, secara individual
maupun kelompok
- - -
22. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk
menyajikan kreasi, kerja √
Guru meminta siswa
menuliskan jawaban latihan
yang sudah dikerjakan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
individual maupun
kelompok
papan tulis
23. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan
- - -
24. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan kegiatan
yang menumbuhkan
kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta
didik.
√
Guru meminta siswa
menuliskan jawaban latihan
yang sudah dikerjakan di
papan tulis dan diberi pujian
atas hasil kerja siswa
Konfirmasi
25. Guru memberikan
umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta
didik
√
Guru meminta siswa menuliskan
cara mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru di papan
tulis dan memberikan tanda “√”
(centang) apabila jawaban
yang dituliskan siswa benar
dan tanda “x” bila jawaban
siswa salah
26. Guru memberikan
konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik
melalui berbagai
sumber
- - -
27. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan refleksi
untuk memperoleh
pengalaman belajar
yang telah dilakukan
- - -
28. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk
memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam
mencapai kompetensi
dasar
- - -
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab
pertanyaan peserta didik
yang menghadapi
kesulitan, dengan
menggunakan bahasa
yang baku dan benar
√ -
Guru menjelaskan kepada siswa
dengan menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa jawa
untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh siswa
30. Guru membantu peserta
didik dalam
menyelesaikan masalah √ -
Guru bersama siswa yang lain
memperbaiki hasil kerja siswa
yang diminta oleh guru
menuliskan jawaban tugas di
papan tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
31. Guru memberi acuan
agar peserta didik
dapat melakukan
pengecekan hasil
eksplorasi.
- - -
32. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi lebih
jauh
- - -
33. Guru memberikan
motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau
belum berpartisipasi
aktif.
- - -
3. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
- - -
35. Guru melakukan
penilaian dan/atau
refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
√ Guru memberikan nilai atas
hasil kerja siswa
36. Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
√
Guru memberikan umpan balik
dengan memberikan pujian
kepada siswa berupa kata-kata
“bagus”, “benar” apabila
jawaban siswa benar dan
apabila jawaban siswa salah
guru mengatakan “salah”,
“kerjakan dengan lebih teliti”,
dan “belajar lagi”.
37. Guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk
pembelajaran remedi,
program pengayaan,
layanan konseling
dan/atau memberikan
tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik
√
Guru memberikan tugas
individual kepada siswa yaitu
mengerjakan soal-soal latihan
yang ada di LKS
38. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya √
Guru menyampaikan materi
pelajaran untuk pertemuan
berikutnya kepada siswa dan
meminta siswa untuk membawa
peralatan yang dibutuhkan yaitu
“membawa garis busur”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Nopember 2017
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 08.10 – 08.45 istirahat 09.05-09.40
Kelas : IV (Mata Pelajaran IPS)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil Pengamatan
Ada Tidak
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota
2. Prosem √
3. Silabus √
4. RPP/RPPH √
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian
peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan
√
Guru mengajak siswa untuk
tenang. Siswa sangat ramai. Guru
terkesan membiarkan mereka
ramai dan setelah beberapa saat
sekitar lima menit guru
mengatakan: “apakah sudah
cukup”, “apakah sudah sudah
siap untuk belajar?” siswa
menjawab: “sudah”. Setelah itu
siswa diam dan mulai tenang.
6. Apersepsi: Guru
memberikan apersespsi
awal kepada peserta didik
tentang materi yang
diajarkan
√
Guru memberikan apersepsi
dengan apakah sudah
mengerjakan PR? Siswa
menjawab dengan serentak
“belum”.
7. Motivasi: Guru
memberikan gambaran
manfaat tentang materi
yang diajarkan √
Guru tidak menyampaikan
manfaat tentang materi yang
diajarkan. Setelah apersepsi guru
langsung meminta siswa
mengerjakan LKS
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal
yang berkaitan dengan
materi yang akan
diajarkan
- - -
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk
mengukur dan
mengetahui sejauh mana
materi akan bahan
pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai
oleh siswa.
- - -
10. Pembagian kelompok
belajar dan penjelasan
mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar
- - -
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan √ Siswa mengerjakan LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
peserta didik mencari
informasi yang luas
dan dalam tentang
topik/tema materi yang
akan dipelajari
12. Guru menggunakan
beragam pendekatan
pembelajaran, media
pembelajaran, dan
sumber belajar lain
√ Siswa mengerjakan LKS
13. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta
antara peserta didik
dengan guru,
lingkungan, dan sumber
belajar lainnya
√
Guru mengizinkan siswa untuk
bertanya kepada teman
bagaimana cara mengerjakan
soal latihan yang ada LKS
14. Guru melibatkan peserta
didik secara aktif dalam
setiap kegiatan
pembelajaran
- - -
15. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan percobaan
di laboratorium, studio,
atau lapangan.
- - -
Elaborasi
16. Guru membiasakan
peserta didik membaca
dan menulis yang
beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang
bermakna
√
Siswa mengerjakan LKS dalam
buku tulis mereka
17. Guru memfasilitasi
peserta didik melalui
pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan
gagasan baru baik
secara lisan maupun
tertulis
√
Siswa mengerjakan LKS secara
individu dan boleh bertanya
kepada teman
18. Guru memberi
kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan
masalah, dan
bertindak tanpa rasa
takut
- - -
19. Guru memfasilitasi
peserta didik dalam
pembelajaran
kooperatif dan
kolaboratif
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
20. Guru memfasilitasi
peserta didik
berkompetisi secara
sehat untuk
meningkatkan prestasi
belajar
- - -
21. Guru rnenfasilitasi
peserta didik membuat
laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara
individual maupun
kelompok
- - -
22. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk
menyajikan kreasi,
kerja individual maupun
kelompok
- - -
23. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan pameran
turnamen,
festival, serta produk
yang dihasilkan
- - -
24. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan kegiatan
yang menumbuhkan
kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta
didik.
- - -
Konfirmasi
25. Guru memberikan
umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik
√
Guru memberikan pujian berupa
“jempol” apabila jawaban siswa
benar
26. Guru memberikan
konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik
melalui berbagai
sumber
√
Guru bersama dengan siswa
menjawab soal latihan yang ada di
LKS
27. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan refleksi
untuk memperoleh
pengalaman belajar
yang telah dilakukan
- - -
28. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk
memperoleh
pengalaman yang
bermakna dalam
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
mencapai kompetensi
dasar
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilita-
tor dalam menjawab
pertanyaan peserta
didik yang menghadapi
kesulitan, dengan
menggunakan bahasa
yang baku dan benar
√
Guru menjelaskan kepada siswa
dengan menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa
(bahasa yang dimengerti oleh
siswa)
30. Guru membantu peserta
didik dalam
menyelesaikan masalah √
Guru memperbaiki jawaban siswa
yang salah
31. Guru memberi acuan
agar peserta didik
dapat melakukan
pengecekan hasil
eksplorasi.
- - -
32. Guru memberi
informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh
- - -
33. Guru memberikan
motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau
belum berpartisipasi
aktif.
√
Guru menyebut nama siswa yang
tidak memberi perhatian ketika
sedang belajar (terutama yang
ABK)
3. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau sendiri
membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
- - -
35. Guru melakukan
penilaian dan/atau
refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara
konsisten dan
terprogram
√ Memberikan nilai hasil kerja
siswa
36. Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
√
Guru memberikan umpan balik
dengan memberikan pujian kepada
siswa yang aktif dalam selama
membahas LKS secara bersama-sama
37. Guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran
remedi, program
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik
√
Guru memberikan tugas individual
kepada siswa yaitu membaca materi
dan mengerjakan latihan di buku PR
38. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya
√
Guru menyampaikan materi pelajaran
untuk pertemuan berikutnya kepada
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Jumat, 18 November 2017
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 08.10 Istirahat 09.05-09.40
Kelas : V (Mata Pelajaran IPA)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil
Pengamatan Ada Tidak
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota √
2. Prosem √
3. Silabus √
4. RPP/RPPH √
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian
peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan √
Guru mengajak siswa untuk
memusatkan pada materi
yang akan dibelajarkan
dengan meminta siswa yang
masih ribut supaya diam
6. Apersepsi: Guru
memberikan apersespsi awal
kepada peserta didik tentang
materi yang diajarkan √
Guru memberikan apersepsi
dengan menanyakan materi
sebelumnya kepada siswa
mengenai alat peredaran
darah manusia
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang
materi yang diajarkan
- - -
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan
- - -
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk
mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan
bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai
oleh siswa.
- - -
10. Pembagian kelompok belajar
dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman
belajar
- - -
3. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan
dipelajari
√
Guru meminta siswa
mengerjakan LKS
12. Guru menggunkan
beragam pendekatan
pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber
belajar lain
√
Pada saat pembelajaran
guru menggunakan media
berupa LKS dan Gambar
alat peredaran darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
13. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta
antara peserta didik
dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya
√
Guru meminta siswa untuk
mengerjakan sendiri tugas
yang ada dalam LKS
14. Guru melibatkan peserta
didik secara aktif dalam
setiap kegiatan
pembelajaran
√
Guru melibatkan siswa
untuk menyampaikan
pendapatnya pada waktu
tanya jawab
15. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
- - -
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan me-
nulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang
bermakna
√
Guru meminta siswa
menulis jawaban soal yang
ada di LKS di buku latihan
mereka masing-masing
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan
gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis
√ -
Guru memberikan tugas
pribadi kepada siswa
secara tertulis, tidak ada
kegiatan diskusi
18. Guru memberi kesempatan
untuk berpikir, menga-
nalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut
√
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk mengerjakan tugas di
papan tulis secara pribadi
19. Guru memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif
- - -
20. Guru memfasilitasi
peserta didik
berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan
prestasi belajar
- - -
21. Guru rnenfasilitasi peserta
didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun
kelompok
- - -
22. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan
kreasi, kerja individual
maupun kelompok
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
23. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan
- - -
24. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri
peserta didik.
√
Guru meminta siswa
menyampaikan jawaban
latihan soal LKS yang
sudah dikerjakan dengan
urut giliran
Konfirmasi
25. Guru memberikan umpan
balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik
√
Guru memberikan pujian
terhadap keberhasilan
siswa, misalnya dengan
mengatakan “kamu
hebat”, memberikan
bintang dan kadang bonus
nilai
26. Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui ber-
bagai sumber
√
Mengerjakan LKS bersama
dengan siswa dengan urut
giliran
27. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
refleksi untuk
memperoleh pengalaman
belajar yang telah
dilakukan
- - -
28. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman yang
bermakna dalam
mencapai kompetensi
dasar
- - -
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab
pertanyaan peserta didik
yang menghadapi
kesulitan, dengan
menggunakan bahasa
yang baku dan benar
√
Guru menjawab pertanyaan
siswa dengan
menggunakan bahasa yang
baku dan benar dan kadang
menggunakan bahasa
daerah jawa
30. Guru membantu peserta
didik dalam menyelesaikan
masalah √
Guru membantu siswa
memperbaiki jawaban soal
LKS ketika mengerjakan
bersama dengan urut
giliran
31. Guru memberi acuan agar
peserta didik dapat
melakukan pengecekan
hasil eksplorasi.
- - -
32. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi Iebih
jauh
- - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
33. Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik yang
kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
√
Guru memberikan motivasi
dengan mengatakan:
“belajar lebih giat lagi”
3. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
√ Guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa
35. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
√
Guru memberikan
penilaian atas hasil kerja
siswa
36. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran √
Guru memberikan umpan
balik dengan memberikan
pujian kepada siswa
37. Guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran
remedi, program
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik
√
Guru memberikan tugas
individual kepada siswa yaitu
membaca materi dan
mengerjakan latihan di buku
PR
38. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya √
Guru menyampaikan materi
pelajaran untuk pertemuan
berikutnya kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Selasa, 22 November 2017
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 09.40 – 10.50
Kelas : V (Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil Pengamatan
Ada Tidak
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota √
2. Prosem √
3. Silabus √
4. RPP/RPPH √
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian
peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan
√
Guru mengajak siswa untuk
memusatkan pada materi yang
akan dibelajarkan dengan
memberikan nasehat
6. Apersepsi: Guru
memberikan apersespsi awal
kepada peserta didik tentang
materi yang diajarkan
√
Guru memberikan apersepsi
dengan menanyakan materi
sebelumnya kepada siswa dan
mengumpulkan PR
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang
materi yang diajarkan - - -
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan
- - -
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk
mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan
bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai
oleh siswa.
- - -
10. Pembagian kelompok belajar
dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman
belajar
- - -
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan
dipelajari
√
Guru meminta siswa
menuliskan karangan tentang
pengalaman yang
menyenangkan
12. Guru menggunakan
beragam pendekatan
pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber
belajar lain
√
Siswa menuliskan
pengalaman yang
menyenangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
13. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya
- - -
14. Guru melibatkan peserta
didik
secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
- - -
15. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan per-
cobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
- - -
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan me-
nulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang
bermakna
√ Siswa menuliskan pengalaman
yang menyenangkan
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan
gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis
- - -
18. Guru memberi kesempatan
untuk berpikir, menga-
nalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut
√
Siswa menuliskan pengalaman
yang menyenangkan
19. Guru memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif
- - -
20. Guru memfasilitasi
peserta didik
berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan
prestasi belajar
- - -
21. Guru rnenfasilitasi peserta
didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun
kelompok
√
Guru meminta siswa secara
individu membacakan hasil
karangannya di depan kelas
22. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan
kreasi, kerja individual
maupun kelompok
√
Guru meminta siswa secara
individu membacakan hasil
karangannya di depan kelas
23. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan
- - -
24. Guru memfasilitasi √ Guru meminta siswa secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
peserta didik melakukan
kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik.
individu membacakan hasil
karangannya di depan kelas
Konfirmasi
25. Guru memberikan umpan
balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik
√
Guru memberikan pujian
terhadap hasil karya siswa
dengan mengajak siswa lain
“memberikan tepuk tangan”
26. Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui ber-
bagai sumber
- - -
27. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
refleksi untuk
memperoleh pengalaman
belajar yang telah
dilakukan
- - -
28. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman yang
bermakna dalam
mencapai kompetensi
dasar
- - -
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab
pertanyaan peserta didik
yang menghadapi
kesulitan, dengan
menggunakan bahasa
yang baku dan benar
√
Guru menjawab pertanyaan
siswa dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar
dan kadang menggunakan
bahasa daerah jawa
30. Guru membantu peserta
didik dalam menyelesaikan
masalah √
Guru membantu siswa secara
klasikal dan secara perorangan
bila mengalami kesulitan
(memberikan contoh
pengalaman yang menarik)
31. Guru memberi acuan
agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan
hasil eksplorasi.
- - -
32. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi ebih
jauh
- - -
33. Guru memberikan
motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif. √
Guru memberikan motivasi
dengan mengatakan:
“belajar dan berlatih lebih
giat lagi menuliskan
pengalaman-pengalaman
sehari-hari”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
3. Kegitan
Penutup
34. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
- - -
35. Guru melakukan
penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan
terprogram
√
Guru memberikan penilaian
atas hasil karangan siswa
36. Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
√
Guru memberikan umpan balik
dengan memberikan pujian
atas karangan siswa
37. Guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran
remedi, program
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik
√
Guru memberikan tugas
individual kepada siswa yaitu
menuliskan pengalaman yang
ketika liburan
38. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya √
Guru menyampaikan materi
pelajaran untuk pertemuan
berikutnya kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
REDUKSI DATA OBSERVASI PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian : Guru Kelas I
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Hari/Tanggal : Rabu, 23 November 2016
Jumat, 11 November 2016
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Kesimpulan
C. Perangkat
Pembelajaran
5. Prota Tidak ada Guru tidak membuat Prota
6. Prosem Ada Guru membuat Prosem
7. Silabus Ada Guru membuat silabus
8. RPP/RPPH Ada Guru membuat RPP
D. Proses Pembelajaran
4. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
23. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan
dibelajarkan
Rabu, 23 November 2016
- Guru mengucapkan salam: “Selamat
pagi anak-anak…?”…..”apa
kabar..??”…”apakah ada PR..?.
Anak-anak menjawab: “Selamat pagi
bu Guru, … “kabar baik…”, “PR
ada..”.
- Guru meminta siswa
mengumpulkan PR.
Jumat, 11 November 2016
Guru mengucapkan salam.
Menanyakan kegiatan yang dilakukan
siswa sebelum masuk kelas.
Guru mengajak memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan dibelajarkan dengan
mengucapkan mengucapkan salam: “Selamat pagi
anak-anak…?”…..”apa kabar..??”…”apakah ada
PR..?. Anak-anak menjawab: “Selamat pagi bu
Guru, … “kabar baik…”, “PR ada..”.
mengumpulkan PR dan menanyakan kegiatan yang
dilakukan siswa sebelum masuk kelas.
24. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada peserta
didik tentang materi yang diajarkan
Rabu, 23 November 2016 Guru memberikan apersepsi dengan
melakukan tanya jawab mengenai materi
sebelumnya kepada siswa (menyebutkan
nama-nama hari dan nama bulan).
Guru memberikan apersepsi dengan melakukan
tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari
sebalumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Jumat, 11 November 2016
Guru menanyakan materi yang
sebelumnya dan meminta siswa
mengumpulkan PR
25. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang materi
yang diajarkan
Rabu, 23 November 2016
Guru menyampaikan manfaat tentang
materi yang diajarkan kepada siswa.
Guru menyampaikan manfaat tentang materi yang
diajarkan kepada siswa
26. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan
-
Tidak terlihat
27. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan
untuk mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan bahan
pelajaran yang akan dipelajari
sudah dikuasai oleh siswa.
Rabu, 23 November 2016
Guru melakukan tanya jawab kepada
siswa secara perorangan. Misalnya:
Apa nama hari sesudah hari Senin?.
Apa nama bulan sebelum bulan Juni?
Jumat, 11 November 2017
Guru menanyakan agama siswa
Guru melaksanakan tes awal dengan menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan materi
sebelumnya dan materi yang akan dipelajari
28. Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar
- Tidak ada pembagian kelompok belajar/ tidak ada
kerja kelompok
5. Kegiatan Inti Eksplorasi
23. Guru melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari.
Rabu, 23 November 2016
Guru meminta siswa mengerjakan soal
latihan yang dituliskan oleh guru di
papan tulis.
Guru melibatkan peserta didik mencari
informasi tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari dengan memberikan soal latihan
24. Guru menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar
lain
Rabu, 23 November 2016
Guru menggunakan media kartu yang
bertuliskan nama hari dan bulan
Jumat, 11 November 2016 Guru menunjukkan gambar rumah ibadat
Guru menggunakan media pembelajaran yang
berhubungan dengan materi pembelajaran,
misalnya kartu dan gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
25. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar
lainnya
Rabu, 23 November 2016
Pada waktu mengerjakan latihan siswa
diminta untuk mengajari temannya
yang belum bisa atau bertanya kepada
ibu guru
Jumat, 11 November 2016
Guru menanyakan kepada siswa
tentang gambar rumah ibadat
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar
peserta didik serta antara peserta didik dengan
guru dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa dan meminta temannya yang sudah bisa
untuk mengajari teman yang belum bisa
26. Guru melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
Rabu, 23 November 2016
Guru memberikan pertanyaan kepada
siswa dengan menyebut nama siswa
dan siswa yang namanya disebut harus
menjawab.
Jumat, 11 November 2016
Guru melakukan tanya jawab kepada
siswa
Guru melibatkan peserta didik supaya aktif
dalam dalam kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertnyaan dan menyebut nama siswa
yang akan menjawab pertanyaan guru.
27. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
- Tidak terlihat
Elaborasi
28. Guru membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna
Rabu, 23 November 2016
Siswa menuliskan latihan yang
diberikan guru dalam buku tulisnya.
Jumat, 11 November 2016
Siswa mengerjakan LKS
Guru membiasakan peserta didik menulis melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna dengan
menuliskan jawaban dalam buku latihan atau di
LKS
29. Guru memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
Rabu, 23 November 2016
Siswa mengerjakan latihan soal yang
dituliskan guru di papan tulis
Jumat, 11 November 2016
Siswa mengerjakan LKS
Guru memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas secara tertulis dengan meminta
siswa mengerjakan latihan yang diberikan oleh
guru dalam buku latihan atau di LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
30. Guru memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
Rabu, 23 November 2016
Siswa mengerjakan latihan soal yang
dituliskan guru di papan tulis. Siswa
datang ke meja guru bertanya tentang
latihan soal yang tidak dimengerti
Jumat, 11 November 2016 Siswa mengerjakan LKS
Guru memberi kesempatan untuk berpikir, menga-
nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut melalui latihan soal dan siswa
diberi kesempatan untuk berani datang kepada
guru untuk menanyakan soal yang belum
dimengerti oleh siswa
31. Guru memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif
- Tidak terlihat
32. Guru memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
Rabu, 23 November 2016
Siswa diajak untuk menyelesaikan tugas
dengan cepat. Siswa yang cepat
menyelesaikan dengan cepat dan
semuanya benar diberi izin keluar untuk
bermain.
Guru memfasilitasi peserta didik berkompetisi
secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
dengan mengajak siswa untuk mengerjakan tugas yang
diberikan dengan benar dan tepat pada waktunya
33. Guru rnenfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
-
Tidak terlihat
34. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan kreasi, kerja
individual maupun kelompok
Jumat, 11 November 2016
Siswa diminta oleh guru untuk menuliskan
nama rumah ibadat sesuai dengan agama
siswa
Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan
hasil kerjanya di papan tulis
23. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang
dihasilkan
- Tidak telihat
24. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.
Jumat, 11 November 2016
Siswa diminta untuk mengerjakan LKS
individu tidak boleh bertanya kepada
teman
Guru memfasilitasi peserta didik melakukan
kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa per-
caya diri peserta didik dengan mengerjakan tugas tanpa
bantuan orang lain atau teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Konfirmasi
39. Guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
Rabu, 23 November 2016
Guru memberikan pujian berupa kata-
kata kepada siswa yang mendapatkan
nilai yang baik dengan mengatakan:
“bagus”, “jawabanmu benar”
Jumat, 11 November 2016
Memberikan pujian kepada siswa yang
mengerjakan tugas dengan benar
dalam berupa kata-kata
Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan berupa kata-kata
dengan mengatakan: “bagus”, “jawabanmu
benar”
40. Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber
Jumat, 11 November 2016
Guru dan siswa mengerjakan soal LKS
secara bersama
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik misalnya
dengan mengerjakan LKS secara bersama-
sama
41. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
- Tidak terlihat
42. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar
- Tidak terlihat
43. Guru berfungsi sebagai narasumber
dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku
dan benar
Rabu, 23 November 2016
Menjawab pertanyaan siswa dan
membantu siswa yang mengalami
kesulitan dengan menggunakan bahasa
jawa (bahasa yang demengerti oleh anak)
Jumat, 11 November 2016
Guru menjelaskan kepada siswa jawaban
LKS yang tidak dimengeri oleh Siswa
dengan menggunakan bahasa Indonesia
dan bahasa Jawa
Guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
anak, bahasa Indonesia dan kadang-kadang
menggunakan bahasa Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
44. Guru membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah Rabu, 23 November 2016
Guru menjelaskan kembali kepada
siswa materi yang belum dimengerti
siswa
Jumat, 11 November 2016
Menjelaskan jawaban LKS yang tidak
dimengeri oleh siswa
Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dengan menjelaskan
kembali materi yang belum dimengerti oleh siswa
45. Guru memberi acuan agar
peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi.
- Tidak terlihat
46. Guru memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh
- Tidak terlihat
47. Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif.
Rabu, 23 November 2016
Guru menyebutkan nama siswa yang
kurang berpartisipasi dan mengajak
untuk lebih semangat dalam
mengerjakan tugas
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
yang kurang atau belum berpartisipasi aktif
dengan menyebutkan nama siswa dan mengajak
untuk lebih bersemangat dalam mengerjakan
tugas
4. Kegiatan
Penutup
48. Guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran
Rabu, 23 November 2016
Guru menanyakan kembali kepada
siswa mengenai kegiatan yang sudah
dilakukan
Jumat, 11 November 2016
Bersama-sama dengan murid membuat
rangkuman dengan memberikan
pertanyaan berdasarkan materi yang
dipelajari
Guru bersama-sama dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran dengan menanyakan kembali materi
yang telah dipelajari
49. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram
Rabu, 23 November 2016
Guru memberikan nilai atas hasil
kerja siswa Jumat, 11 November 2016
Guru memberikan nilai hasil kerja siswa
Guru memberikan penilain secara tertulis atas
hasil kerja siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
50. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
Rabu, 23 November 2016
Guru memberikan umpan balik dengan
memberikan pujian kepada siswa
Jumat, 11 November 2016
Guru memberikan umpan balik dengan
memberikan pujian kepada siswa
Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran dengan
memberikan nilai dan pujian
51. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
Rabu, 23 November 2016
Guru memberikan tugas individual
kepada siswa yaitu membaca materi
untuk pelajaran berikutnya dan
mengerjakan latihan di buku PR
Jumat, 11 November 2016
Guru memberikan PR kepada siswa
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pemberian tugas individual dan pemberian
PR kepada siswa
52. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Rabu, 23 November 2016
Guru menyampaikan materi pelajaran
untuk pertemuan berikutnya kepada
siswa
Jumat, 11 November 2016
Guru menyampaikan materi pelajaran
untuk pertemuan berikutnya kepada
siswa
Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya dan meminta siswa
membaca materi yang akan diajarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
REDUKSI DATA OBSERVASI PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian : Guru Kelas II
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Hari/Tanggal : Senin, 14 Nopember 2017
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Deskripsi Hasil Pengamatan Kesimpulan
A. Perangkat
Pembelajaran
23. Prota Tidak ada Guru tidak membuat prota
24. Prosem Ada Guru membuat Prosem
25. Silabus Ada Guru membuat silabus
26. RPP/RPPH Ada Guru membuat RPP
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
27. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan
dibelajarkan
- Guru Kelas sebelum memulai
pelajaran menyapa siswa dengan
mengucapkan salam dan doa
- Guru mengecek kehadiran siswa
dengan menyebut nama mereka
satu persatu
Guru mengajak memusatkan perhatian peserta didik pada
materi yang akan dibelajarkan dengan mengucapkan
salam, doa dan mengecek kehadiran siswa
28. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada
peserta didik tentang materi
yang diajarkan
Guru menanyakan halaman LKS
yang belum dikerjakan
Guru memberikan apersespsi awal kepada peserta didik
dengan mengajukan pertanyaan
29. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang
materi yang diajarkan
Guru menyampaikan manfaat
mengerjakan LKS kepada siswa,
yaitu agar lebih mengerti materi
yang sudah dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan
menyampaikan manfaat tentang kegiatan yang akan
dilakukan
30. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan
Guru meminta siswa
memperhatikan cara mengerjakan
LKS
Guru menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan dengan menyampaikan cara
mengerjakan tugas yang akan dikerjakan oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
31. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk mengukur
dan mengetahui sejauh mana
materi akan bahan pelajaran
yang akan dipelajari sudah
dikuasai oleh siswa.
- Tidak terlihat
32. Pembagian kelompok belajar
dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman
belajar
- Tidak terlihat
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
33. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi
yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan
dipelajari
Siswa mengerjakan LKS
Guru melibatkan peserta didik mencari informasi
materi yang akan dipelajari dengan mengerjakan LKS
12. Guru menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan
sumber belajar lain
Siswa mengerjakan LKS
Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber
belajar, yaitu LKS
13. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik
serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya
Siswa mengerjakan LKS
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik
serta antara peserta didik dengan guru dengan meminta
siswa mengajari temannya yang tidak bisa mengerjakan
atau siswa yang tidak bisa diberi kesempatan bertanya
kepada guru dan kepada teman
14. Guru melibatkan peserta
didik secara aktif dalam se-
tiap kegiatan pembelajaran
Siswa mengerjakan LKS
Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran dengan mengerjakan LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
15. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau
lapangan.
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat.
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan menulis
yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna
Siswa mengerjakan LKS Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis
dengan mengerjakan LKS
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan
baru baik secara lisan
maupun tertulis
Siswa mengerjakan LKS Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas
dengan mengerjakan LKS
18. Guru memberi kesempatan
untuk berpikir, menga-
nalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut
Siswa mengerjakan LKS Guru memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah dengan mengerjakan LKS
19. Guru memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
20. Guru memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
21. Guru rnenfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
22. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan
kreasi, kerja individual
maupun kelompok
Siswa mengerjakan LKS
Tidak terlihat
23. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan pameran,
turnamen,
festival, serta produk
yang dihasilkan
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
24. Guru memfasilitasi
peserta
didik melakukan
kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan
rasa percaya diri
peserta didik.
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
Konfirmasi 39. Guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
Ketika guru bersama siswa
mengerjakan LKS guru memberikan
penguatan kepada siswa yang bisa
menjawab dengan benar berupa kata-
kata: bagus, benar
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, berupa kata-kata bagus, benar.
40. Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber
Guru bersama siswa mengerjakan LKS Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik dengan mengerjakan LKS secara
bersama dengan siswa
41. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi
untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah
dilakukan
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
42. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi
dasar
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
43. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab
pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan
bahasa yang baku dan be-
nar
Guru menjelaskan kepada siswa
jawaban LKS yang tidak bisa
dikerjakan oleh siswa
Guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar dengan menjelaskan jawaban LKS yang tidak bisa
dikerjakan siswa
44. Guru membantu peserta
didik dalam menyelesaikan
masalah
Guru menjelaskan kepada siswa
jawaban LKS yang tidak bisa
dikerjakan oleh siswa
Guru membantu peserta didik dalam menyelesaikan
masalah dengan menjelaskan jawaban LKS kepada siswa
45. Guru memberi acuan agar
peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil
eksplorasi.
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
46. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi lebih
jauh
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
47. Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik yang
kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Siswa mengerjakan LKS Tidak terlihat
3. Kegiatan
Penutup
48. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
Guru bersama dengan siswa
mengerjakan LKS
Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
49. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsis-
ten dan terprogram
Guru melakukan penilaian atas
hasil kerja siswa (LKS)
Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan dengan memberikan penilaian LKS
yang dikerjakan siswa
50. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
Guru memberikan umpan balik
dengan memberikan pujian kepada
atas proses dan hasil pembelajaran
berupa kata-kata pujian, yaitu:
“bagus dan belajar lebih giat”
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran berupa kata-kata pujian, yaitu: “bagus
dan belajar lebih giat”
51. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar
peserta didik
Guru memberikan tugas individual
kepada siswa yaitu membaca materi
dan mengerjakan latihan di buku
PR
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
membaca materi selanjutnya dan pemberian latihan/PR
52. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
Guru menyampaikan materi
pelajaran untuk pertemuan
berikutnya kepada siswa
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada per-
temuan berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
REDUKSI HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian : Guru Kelas III dan Guru Bahasa Inggris
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Nopember 2016
Mata Pelajaran : Matematika & Bahasa Inggris
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan
Kesimpulan
A. Perangkat
Pembelajaran
1. 1. Prota Tidak ada Guru tidak membuat Prota
2. Prosem Ada Guru membuat prosem
3. Silabus Ada Guru membuat silabus
4. RPP/RPPH Ada Guru membuat RPP
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian
peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan
Mata Pelajaran Matematika:
Guru mengucapkan salam meminta
siswa untuk duduk tenang karena
ada beberapa siswa yang masih
ribut dan berjalan-jalan di dalam
kelas
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Guru meminta beberapa anak yang
masih berjalan-jalan di dalam kelas
untuk duduk di tempat duduknya.
Guru mengajak memusatkan perhatian peserta didik pada
materi yang akan dibelajarkan dengan mengucapkan salam
dan meminta siswa supaya duduk tenang di tempat duduknya
masing-masing
6. Apersepsi: Guru
memberikan apersespsi
awal kepada peserta didik
tentang materi yang
diajarkan
Mata Pelajaran Matematika:
Guru menyampaikan salam dan
setelah itu meminta siswa untuk
mengambil buku LKS
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Guru mengucapkan salam
Guru memberikan apersespsi awal kepada peserta didik
berupa salam
34. Motivasi: Guru
memberikan gambaran Mata Pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Guru kelas yang mengajarkan pelajaran matematika tidak
menyampaikan gambaran manfaat tentang meteri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
manfaat tentang materi
yang diajarkan Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Guru menyampaikan manfaat
belajar bahasa Inggris kepada siswa
diajarakan
Guru bahasa Inggris menyampaikan gambaran manfaat
belajar bahasa Inggris kepada siswa
35. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal
yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan
Mata Pelajaran Matematika:
Guru menyampaikan kepada siswa
halaman LKS yang akan
dikerjakan
Mata Pelajaran Bahasa Inggris: Guru menanyakan kabar kepada
siswa dan kemudian menanyakan
kabar dengan menggunakan bahasa
inggris
Guru menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan, misalnya menyampaikan halaman LKS
yang akan diajarkan dan menanyakan kabar dengan
menggunakan bahasa Inggris
36. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk
mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan
bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai
oleh siswa.
- Tidak terlihat
37. Pembagian kelompok belajar
dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman
belajar
- Tidak terlihat
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
38. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi
yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari
Mata Pelajaran Matematika:
Siswa mengerjakan LKS
Mata Pelajaran Bahasa Inggris: Guru mengajarkan kepada siswa cara
menanyakan nama, menyebutkan nama
dan menanyakan kabar serta
jawabannya dalam bahasa inggris
Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari, misalnya
dengan mengerjakan LKS dan mempraktekan dengan guru dan
teman cara menanyakan nama, menyebutkan nama dan
menanyakan kabar serta jawabannya dalam bahasa inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
39. Guru menggunakan
beragam pendekatan
pembelajaran, media
pembelajaran, dan
sumber belajar lain
Mata Pelajaran Matematika:
Siswa mengerjakan LKS
Mata pelajaran Bahasa Inggris:
Praktek dengan teman menanyakan
nama, menyebutkan nama dan
menanyakan kabar serta
jawabannya dalam bahasa inggris
Guru menggunakan media pembelajaran, yaitu LKS dan
praktek langsung tentang materi yang diajarkan
40. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik
serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya
Mata Pelajaran Matematika:
Guru meminta siswa mengerjakan LKS
secara individu
Mata pelajaran Bahasa Inggris:
Praktek dengan teman menanyakan
nama, menyebutkan nama dan
menanyakan kabar serta jawabannya
dalam bahasa inggris
Dalam pelajaran matematika siswa belajar secara individu
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru dengan praktek langsung
berbicara dalam bahasa Inggris
41. Guru melibatkan peserta
didik secara aktif dalam se-
tiap kegiatan pembelajaran
Mata Pelajaran Matematika:
Siswa mengerjakan LKS
Mata pelajaran Bahasa Inggris:
Praktek dengan teman menanyakan
nama, menyebutkan nama dan
menanyakan kabar serta jawabannya
dalam bahasa inggris
Dalam pelajaran matematika tidak terlihat karena siswa
mengerjakan LKS secara individu
Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dengan praktek langsung berbicara dalam bahasa
Inggris kepada teman dan guru
42. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio, atau
lapangan.
Mata Pelajaran Matematika
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Tidak terlihat
Tidak terlihat
Elaborasi
43. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan menulis
yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna
Mata Pelajaran Matematika
Siswa mengerjakan LKS
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Guru meminta siswa menuliskan dalam
bukunya menanyakan nama,
menyebutkan nama dan menanyakan
kabar serta jawabannya dalam bahasa
Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna lewat kegiatan
mengerjakan LKS dan menulis dalam buku catatan tentang cara
menanyakan nama, menyebutkan nama dan menanyakan kabar
serta jawabannya dalam bahasa inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
inggris
44. Guru memfasilitasi
peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan
baru baik secara lisan
maupun tertulis
Mata Pelajaran Matematika:
Siswa mengerjakan LKS
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
45. Guru memberi
kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa
takut.
Mata Pelajaran Matematika:
Siswa mengerjakan LKS
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
46. Guru memfasilitasi
peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif
Mata Pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
47. Guru memfasilitasi
peserta didik
berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar
Mata Pelajaran Matematika:
Siswa mengerjakan LKS
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
48. Guru rnenfasilitasi peserta
didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun
kelompok
Mata Pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
49. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan
kreasi, kerja individual
maupun kelompok
Mata Pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
23. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan pameran,
turnamen, festival,
serta produk yang
dihasilkan
Mata Pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
24. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan
kegiatan yang
menumbuhkan
kebanggaan dan
rasa percaya diri
peserta didik.
Mata Pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Guru meminta siswa berpasangan
praktek menanyakan nama, kabar
dan jawabannya dalam bahasa
inggris
Guru memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik dengan meminta siswa berpasangan praktek
menanyakan nama, kabar dan jawabannya dalam bahasa
inggris
Konfirmasi 39. Guru memberikan umpan
balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik
Mata Pelajaran Matematika
Guru bersama siswa membahas LKS
dan memberikan penguatan dalam
bentuk lisan terhadap siswa yang bisa
mengerjakan benar, yaitu dengan
mengatakan “bagus”
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Guru memberikan pujian kepada siswa
dalam bentuk kata-kata dan nilai
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan terhadap keberhasilan peserta didik, dengan mengatakan:
”bagus”
40. Guru memberikan
konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui ber-
bagai sumber
Mata Pelajaran Matematika:
Guru bersama siswa membahas LKS
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik dengan membahas LKS bersama
dengan siswa
41. Guru memfasilitasi peserta Mata Pelajaran Matematika: Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
didik melakukan refleksi
untuk memperoleh
pengalaman belajar yang
telah dilakukan
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
42. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk
memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam
mencapai kompetensi
dasar
Mata Pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Siswa mempraktekan cara berbicara
dalam bahasa Inggris tentang
menanyakan nama, kabar dan
jawabannya
Tidak terlihat
Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi
dasar dengan mempraktekan cara berbicara dalam bahasa
Inggris tentang menanyakan nama, kabar dan jawabannya
43. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilita-
tor dalam menjawab
pertanyaan peserta
didik yang menghadapi
kesulitan, dengan
menggunakan bahasa
yang baku dan benar
Mata Pelajaran Matematika:
Guru menjawab pertanyaan siswa
yang tidak bisa mengerjakan LKS
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Guru memberikan contoh cara
menanyakan nama, kabar dan
jawabannya kepada siswa berulang-
ulang
Guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dengan
menjawab pertnyaan siswa yang tidak bisa mengerjakan
LKS dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
jawa, serta memberikan contoh kepada siswa.
44. Guru membantu peserta
didik dalam
menyelesaikan masalah
Mata pelajaran Matematika:
Guru bersama siswa membahas
LKS Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
45. Guru memberi acuan agar
peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil
eksplorasi.
Mata pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
46. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi Iebih
jauh
Mata pelajaran Matematika: Tidak terlihat
Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
47. Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik yang
kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Mata pelajaran Matematika
Guru memberikan motivasi kepada
siswa agar belajar lebih tekun, tidak
ribur di dalam kelas dan tidak
mengganggu teman ketika sedang
belajar.
Mata Pelajaran Bahasa Inggris:
Guru meminta agar siswa yang
belum berani hari ini berbicara
dalam bahasa Inggris belajar
dengan teman dan orangtua
sehinggu minggu depan sudah
berani maju di depan berbicara
dalam bahasa Inggris
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif agar lebih tekun
dalam belajar dan berani berbicara dalam bahasa Inggris
3. Kegiatan
Penutup
48. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau sendiri
membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
Mata pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata pelajaran Bahasa Inggris:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
49. Guru melakukan
penilaian dan/atau
refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
Mata pelajaran Matematika:
Guru memberikan nilai LKS yang
dikerjakan oleh siswa
Mata pelajaran Bahasa Inggris:
Guru melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan dengan menanyakan
perasaan siswa selama balajar
bahasa Inggris
Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan memberikan nilai
LKS yang sudah dikerjakan oleh siswa dan menanyakan
perasaan siswa selama belajar.
50. Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
Mata pelajaran Matematik: Tidak terlihat
Mata pelajaran bahasa Inggris:
Guru memberikan umpan balik
Tidak terlihat
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
dengan memberikan pujian kepada
siswa yang berani bicara dalam
bahasa Inggris
hasil pembelajaran dengan memberikan pujian kepada siswa
51. Guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk
pembelajaran remedi,
program pengayaan,
layanan konseling
dan/atau memberikan
tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik
Mata pelajaran Matematika:
Guru memberikan PR kepada siswa
untuk mengerjakan latihan yang
ada di LKS
Mata pelajaran bahasa Inggris:
Guru meminta siswa untuk
menghafal cara menanyakan nama,
menanyakan kabar dan jawabannya
dalam bahasa inggris
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas / PR
52. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya
- Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
REDUKSI HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Nopember 2017
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Waktu : 07.00 – 08.10
Kelas : IV (Mata Pelajaran Matematika)
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Deskripsi Hasil Pengamatan Kesimpulan
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota Tidak ada Guru tidak membuat Prota
2. Prosem Ada Guru membuat Prosem
3. Silabus Ada Guru membuat Silabus
4. RPP/RPPH Ada Guru membuat RPP
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak memusatkan
perhatian peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan
Mata Pelajaran Matematika:
Guru mengajak siswa untuk tenang
karena siswa masih ribut ketika guru
masuk kelas
Mata Pelajaran IPS:
Guru mengajak siswa untuk tenang.
Siswa sangat ramai. Guru terkesan
membiarkan mereka ramai dan setelah
beberapa saat sekitar lima menit guru
mengatakan: “apakah sudah cukup”,
“apakah sudah sudah siap untuk
belajar?” siswa menjawab: “sudah”. Setelah itu siswa diam dan mulai
tenang.
Guru mengajak memusatkan perhatian peserta didik pada
materi yang akan dibelajarkan dengan mengajak siswa
yang masih ribut untuk tenang, dengan mengatakan:
“apakah sudah cukup”, “apakah sudah sudah siap
untuk belajar?” siswa menjawab: “sudah”. Setelah itu
siswa diam dan mulai tenang.
6. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang diajarkan
Mata Pelajaran Matematika:
Guru memberikan apersepsi dengan
menanyakan materi sebelumnya
kepada siswa mengenai “pemfaktoran”.
Guru memberikan apersespsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang diajarkan dengan mananyakan materi
yang sebelumnya dan menanyakan/mengumpulkan PR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Mata Pelajaran IPS: Guru memberikan apersepsi dengan
apakah sudah mengerjakan PR? Siswa
menjawab dengan serentak “belum”.
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang materi
yang diajarkan
Mata Pelajaran Matematika:
Guru tidak menyampaikan manfaat
tentang materi yang diajarkan. Guru
langsung menuliskan soal latihan
mengenai materi pemfaktoran di
papan tulis.
Mata Pelajaran IPS: Guru tidak menyampaikan manfaat
tentang materi yang diajarkan.
Setelah apersepsi guru langsung
meminta siswa mengerjakan LKS
Guru memberikan gambaran manfaat tentang materi
yang diajarkan tetapi langsung mengerjakan tugas
latihan atau LKS
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan
Mata Pelajaran Matematika:
Guru memberikan contoh cara
mengerjakan latihan.
Mata Pelajaran IPS: Tidak terlihat
Guru menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan dengan memberikan
contoh cara mengerjakan latihan
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan
untuk mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan bahan
pelajaran yang akan dipelajari
sudah dikuasai oleh siswa.
Tidak terlihat Tidak terlihat
10. Pembagian kelompok
belajar dan penjelasan
mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar
Tidak terlihat Tidak terlihat
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
11. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi
yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari
Mata Pelajaran Matematika:
Siswa mengerjakan latihan soal
yang ditulis oleh guru dalam buku
latihannya
Mata Pelajaran IPS: Siswa mengerjakan LKS
Guru melibatkan peserta didik mencari informasi
yang luas tentang materi lewat kegiatan mengerjakan
tugas latihan dan LKS
12. Guru menggunakan
beragam pendekatan
pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber
belajar lain
Mata Pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran IPS: Siswa mengerjakan LKS
Guru menggunakan menggunakan media LKS
13. Guru memfasilitasi
terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta
antara peserta didik
dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya
Mata Pelajaran Matematika:
Siswa mengerjakan latihan soal
yang ditulis oleh guru dalam buku
latihannya
Mata Pelajaran IPS: Guru mengizinkan siswa untuk
bertanya kepada teman bagaimana
cara mengerjakan soal latihan yang
ada LKS
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi
antarpeserta didik dengan mengizinkan siswa
bertanya kepada temannya
14. Guru melibatkan peserta
didik secara aktif dalam
setiap kegiatan
pembelajaran
Tidak terlihat Tidak terlihat
15. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Tidak terlihat Tidak terlihat
Elaborasi
16. Guru membiasakan
peserta didik membaca dan
menulis yang beragam
Mata Pelajaran Matematika
Siswa mengerjakan latihan soal yang
ditulis oleh guru dalam buku latihan
Guru membiasakan peserta didik membaca dan
menulis yang beragam melalui tugas mengerjakan
latihan soal dan mengerjakan LKS di buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna Mata Pelajaran IPS: Siswa mengerjakan LKS dalam
buku tulis mereka
latihan/buku tulis
17. Guru memfasilitasi peserta
didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan
gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis
Mata Pelajaran Matematika
Siswa mengerjakan latihan soal
yang ditulis oleh guru dalam buku
latihan.
Mata Pelajaran IPS: Siswa mengerjakan LKS secara
individu dan boleh bertanya kepada
teman
Guru memfasilitasi peserta didik melalui tugas
mengerjakan latihan soal dan mengerjakan LKS
untuk memunculkan gagasan baru
19. Guru memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
Mata Pelajaran Matematika
Guru meminta siswa mengerjakan
tugas secara individu dan bertanya
kepada teman
Mata Pelajaran IPS: Tidak terlihat
Guru memberi kesempatan untuk menyelesaikan
maslah dengan mengerjakan tugas secara individu
dan bertanya kepada teman
21. Guru memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif
Tidak terlihat
Tidak terlihat
22. Guru memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar Tidak terlihat Tidak terlihat
23. Guru rnenfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
Tidak terlihat
Tidak terlihat
24. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan kreasi, kerja
individual maupun kelompok
Mata Pelajaran Matematika
Guru meminta siswa menuliskan
jawaban latihan yang sudah
dikerjakan di papan tulis
Mata Pelajaran IPS: Tidak terlihat
Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan
kerja individual dengan menuliskan jawaban latihan
yang sudah dikerjakan di papan tulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
23. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan
Tidak terlihat Tidak terlihat
24. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan kegiatan
yang menumbuhkan
kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta
didik.
Mata Pelajaran Matematika
Guru meminta siswa menuliskan
jawaban latihan yang sudah
dikerjakan di papan tulis dan diberi
pujian atas hasil kerja siswa
Mata Pelajaran IPS: Tidak terlihat
Guru memfasilitasi peserta didik melakukan
kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik dengan meminta siswa
menuliskan jawaban latihan yang sudah dikerjakan di
papan tulis dan diberi pujian atas hasil kerja siswa
Konfirmasi 25. Guru memberikan
umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta
didik
Mata Pelajaran Matematika:
Guru meminta siswa menuliskan cara
mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru di papan tulis dan memberikan
tanda “√” (centang) apabila jawaban
yang dituliskan siswa benar dan tanda
“x” bila jawaban siswa salah
Mata Pelajaran IPS: Guru memberikan pujian berupa
“jempol” apabila jawaban siswa benar
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan dan isyarat, terhadap keberhasilan
peserta didik, yaitu memberikan tanda “√” (centang)
apabila jawaban yang dituliskan siswa benar dan tanda
“x” bila jawaban siswa salah. memberikan pujian berupa
“jempol” apabila jawaban siswa benar
26. Guru memberikan
konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik
melalui berbagai
sumber
Mata Pelajaran Matematika
Tidak terlihat
Mata Pelajaran IPS: Guru bersama dengan siswa menjawab
soal latihan yang ada di LKS
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik dengan mengerjakan LKS
secara bersama-sama
27. Guru memfasilitasi
peserta didik
melakukan refleksi
untuk memperoleh
pengalaman belajar yang
telah dilakukan
Tidak terlihat Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
28. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk
memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam
mencapai kompetensi
dasar
Tidak terlihat Tidak terlihat
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab
pertanyaan peserta didik
yang menghadapi
kesulitan, dengan
menggunakan bahasa
yang baku dan benar
Mata Pelajaran Matematika:
Guru menjelaskan kepada siswa
dengan menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa jawa untuk
menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh siswa
Mata Pelajaran IPS: Guru menjelaskan kepada siswa
dengan menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa (bahasa
yang dimengerti oleh siswa)
Guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dengan menjelaskan pertanyaan peserta didik
dengan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
peserta didik, yaitu menggunakan bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa
30. Guru membantu peserta
didik dalam
menyelesaikan masalah
Mata Pelajaran Matematika:
Guru bersama siswa yang lain
memperbaiki hasil kerja siswa yang
diminta oleh guru menuliskan
jawaban tugas di papan tulis
Mata Pelajaran IPS: Guru memperbaiki jawaban siswa
yang salah
Guru membantu siswa menyelesaikan masalah
dengan bersama siswa yang lain memperbaiki hasil
kerja siswa yang diminta oleh guru menuliskan
jawaban tugas di papan tulis
31. Guru memberi acuan
agar peserta didik
dapat melakukan
pengecekan hasil
eksplorasi.
Tidak terlihat Tidak terlihat
32. Guru memberi informasi
untuk bereksplorasi lebih
jauh
Tidak terlihat
Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
33. Guru memberikan
motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
Mata Pelajaran Matematika:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran IPS:
Guru menyebut nama siswa yang tidak
memberi perhatian ketika sedang
belajar (terutama yang ABK)
Tidak terlihat
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif dengan
menyebutkan nama siswa.
3. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
Tidak terlihat
Tidak terlihat
-
35. Guru melakukan
penilaian dan/atau
refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
Mata Pelajaran Matematika:
Guru memberikan nilai atas hasil kerja
siswa
Mata Pelajaran IPS:
Memberikan nilai hasil kerja siswa
Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan
36. Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses dan hasil
pembelajaran
Mata Pelajaran Matematika:
Guru memberikan umpan balik dengan
memberikan pujian kepada siswa
berupa kata-kata “bagus”, “benar”
apabila jawaban siswa benar dan
apabila jawaban siswa salah guru
mengatakan “salah”, “kerjakan
dengan lebih teliti”, dan “belajar
lagi”.
Mata Pelajaran IPS:
Guru memberikan umpan balik dengan
memberikan pujian kepada siswa yang
aktif dalam selama membahas LKS
secara bersama-sama
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran dengan memberikan pujian kepada
siswa berupa kata-kata “bagus”, “benar” apabila
jawaban siswa benar dan apabila jawaban siswa salah
guru mengatakan “salah”, “kerjakan dengan lebih
teliti”, dan “belajar lagi”.
37. Guru merencanakan
kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran
remedi, program
Mata Pelajaran Matematika
Guru memberikan tugas individual
kepada siswa yaitu mengerjakan soal-
soal latihan yang ada di LKS
Guru melaksanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas individual/ pemberian PR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
individual maupun
kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik
Mata Pelajaran IPS:
Guru memberikan tugas individual
kepada siswa yaitu membaca materi
dan mengerjakan latihan di buku PR
38. Guru menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya
Mata Pelajaran Matematika:
Guru menyampaikan materi pelajaran
untuk pertemuan berikutnya kepada
siswa dan meminta siswa untuk
membawa peralatan yang dibutuhkan
yaitu “membawa garis busur”.
Mata Pelajaran IPS:
Guru menyampaikan materi pelajaran
untuk pertemuan berikutnya kepada
siswa
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada per-
temuan berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
REDUKSI HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian : Guru Kelas V (IPA)
Guru Bahasa Indonesia (Guru Bidang Studi)
Hari/Tanggal : Jumat, 18 Nopember 2017 (IPA)
Selasa, 22 Nopember 2017 (Bahasa Indonesia)
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati Deskripsi Hasil Pengamatan Kesimpulan
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota Tidak ada Guru tidak membuat Prota
2. Prosem Ada Guru membuat prosem
3. Silabus Ada Guru membuat Silabus
4. RPP/RPPH Ada Guru membuat RPP
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan
dibelajarkan
Mata Pelajaran IPA:
Guru mengajak siswa untuk memusatkan
pada materi yang akan dibelajarkan
dengan meminta siswa yang masih ribut
supaya diam
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru mengajak siswa untuk memusatkan
pada materi yang akan dibelajarkan
dengan memberikan nasehat
Guru mengajak memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan dibelajarkan
dengan meminta siswa yang ribut supaya diam
dan memberikan nasehat
6. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang diajarkan
Mata Pelajaran IPA:
Guru memberikan apersepsi dengan
menanyakan materi sebelumnya kepada siswa
mengenai alat peredaran darah manusia
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru memberikan apersepsi dengan
menanyakan materi sebelumnya kepada siswa
dan mengumpulkan PR
Guru memberikan apersespsi awal kepada
peserta didik tentang materi yang sudah
diajarkan sebelumnya dan mengumulkan PR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang materi
yang diajarkan
Tidak terlihat Tidak terlihat
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan
Tidak terlihat Tidak terlihat
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan
untuk mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan bahan
pelajaran yang akan dipelajari sudah
dikuasai oleh siswa.
Tidak terlihat Tidak terlihat
10. Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar
Tidak terlihat Tidak terlihat
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari
Mata Pelajaran IPA:
Guru meminta siswa mengerjakan LKS
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru meminta siswa menuliskan karangan
tentang pengalaman yang menyenangkan
Guru melibatkan peserta didik mencari
informasi materi yang dipelajari dengan
mengerjakan LKS dan menuliskan karangan
tentang pengalaman yang menyenangkan
12. Guru menggunkan beragam
pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar
lain
Mata Pelajaran IPA:
Pada saat pembelajaran guru
menggunakan media berupa LKS dan
Gambar alat peredaran darah
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Siswa menuliskan pengalaman yang
menyenangkan
Guru menggunakan media pembelajaran
berupa LKS dan gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
13. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar
lainnya
Mata Pelajaran IPA:
Guru meminta siswa untuk mengerjakan
sendiri tugas yang ada dalam LKS
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
14. Guru melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
Mata Pelajaran IPA:
Guru melibatkan siswa untuk
menyampaikan pendapatnya pada waktu
tanya jawab
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Tidak terlihat
Guru melibatkan peserta didik secara aktif
dalam s kegiatan pembelajaran dengan
kegiatan tanya jawab
15. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan. Tidak terlihat Tidak terlihat
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna
Mata Pelajaran IPA:
Guru meminta siswa menulis jawaban
soal yang ada di LKS di buku latihan
mereka masing-masing
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Siswa menuliskan pengalaman yang
menyenangkan
Guru membiasakan peserta didik membaca
dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna dengan menulis
jawaban soal LKS di buku latihan dan
menuliskan pengalaman yang menyenangkan
17. Guru memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
Mata Pelajaran IPA:
Guru memberikan tugas pribadi kepada
siswa secara tertulis, tidak ada kegiatan
diskusi
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Tidak terlihat
Guru memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas pribadi secara tertulis
18. Guru memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
Mata Pelajaran IPA:
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengerjakan tugas di papan tulis secara
pribadi
Guru memberi kesempatan kepada siswa
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut dengan menuliskan
jawaban tugas di papan tulis secara pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Siswa menuliskan pengalaman yang
menyenangkan
19. Guru memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
Mata Pelajaran IPA:
Tidak terlihat
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
20. Guru memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
Mata Pelajaran IPA:
Tidak terlihat
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Tidak terlihat
Tidak terlihat
21. Guru memfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
Mata Pelajaran IPA:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru meminta siswa secara individu
membacakan hasil karangannya di depan
kelas
Guru mengajak peserta didik membacakan
hasil karangannya
22. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan kreasi, kerja
individual maupun kelompok
Mata Pelajaran IPA:
Tidak terlihat
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru meminta siswa secara individu
membacakan hasil karangannya di depan kelas
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan kreasi dan kerja individual dengan
membacakan hasil karangannya di depan kelas
23. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan
Tidak terlihat Tidak terlihat
24. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan
dan rasa percaya diri
peserta didik.
Mata Pelajaran IPA:
Guru meminta siswa menyampaikan jawaban
latihan soal LKS yang sudah dikerjakan
dengan urut giliran
Guru memfasilitasi peserta didik melakukan
kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik dengan menyampaikan
jawaban soal LKS yang sudah dikerjakan dan
membacakan hasil karangannya di depan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru meminta siswa secara individu
membacakan hasil karangannya di depan kelas
Konfirmasi
25. Guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
Mata Pelajaran IPA:
Guru memberikan pujian terhadap
keberhasilan siswa, misalnya dengan
mengatakan “ hebat”, memberikan
bintang dan kadang bonus nilai
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru memberikan pujian terhadap hasil
karya siswa dengan memberikan “tepuk
tangan”
Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, isyarat
terhadap keberhasilan peserta didik dengan
mengatakan “hebat”, memberikan bintang
dan kadang bonus nilai memberikan “tepuk
tangan”
26. Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber
Mata Pelajaran IPA:
Mengerjakan LKS bersama dengan siswa
dengan urut giliran
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Tidak terlihat
Guru memberikan konfirmasi dengan
mengerjakan LKS bersama-sama
27. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan
Tidak terlihat Tidak terlihat
28. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar
Tidak terlihat Tidak terlihat
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar
Mata Pelajaran IPA:
Guru menjawab pertanyaan siswa dengan
menggunakan bahasa yang baku dan
benar dan kadang menggunakan bahasa
daerah jawa
Guru berfungsi sebagai narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar (kadang menggunakan bahasa Jawa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru menjawab pertanyaan siswa dengan
menggunakan bahasa yang baku dan
benar dan kadang menggunakan bahasa
daerah jawa
30. Guru membantu peserta didik
dalam menyelesaikan masalah Mata Pelajaran IPA:
Guru membantu siswa memperbaiki
jawaban soal LKS ketika mengerjakan
bersama dengan urut giliran.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru membantu siswa secara klasikal
dans ecara perorangan bila mengalami
kesulitan (memberikan contoh
pengalaman yang menarik)
Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dengan memperbaiki
jawaban siswa dalam mengerjakan LKS dan
memberikan contoh karangan tentang
pengalaman yang menarik
31. Guru memberi acuan
agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan
hasil eksplorasi.
Tidak terlihat Tidak terlihat
32. Guru memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh Tidak terlihat Tidak terlihat
33. Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
Mata Pelajaran IPA:
Guru memberikan motivasi dengan
mengatakan: “belajar lebih giat lagi”
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru memberikan motivasi dengan
mengatakan: “belajar dan berlatih lebih giat
lagi” menuliskan pengalaman-pengalaman
sehari-hari
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
yang kurang atau belum berpartisipasi aktif
dengan mengatakan: “belajar dan berlatih lebih
giat lagi”.
4. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran
Mata Pelajaran IPA:
Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa
Guru bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman/simpulan pelajaran
melalui tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Tidak terlihat
35. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram
Mata Pelajaran IPA:
Guru memberikan penilaian atas hasil
kerja siswa
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru memberikan penilaian atas hasil
karangan siswa
Guru melakukan penilaian atas hasil kerja
siswa
36. Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
Mata Pelajaran IPA:
Guru memberikan umpan balik dengan
memberikan pujian kepada siswa
Mata pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru memberikan umpan balik dengan
memberikan pujian atas karangan siswa
Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran dengan
memberikan pujian
37. Guru merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan
tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
Mata Pelajaran IPA:
Guru memberikan tugas individual kepada
siswa yaitu membaca materi dan mengerjakan
latihan di buku PR
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru memberikan tugas individual kepada
siswa yaitu menuliskan pengalaman yang
ketika liburan
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk mengerjakan latihan dan PR
38. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Mata Pelajaran IPA:
Guru menyampaikan materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya kepada siswa
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia:
Guru menyampaikan materi pelajaran untuk
pertemuan berikutnya kepada siswa
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
HASIL WAWANCARA KELAS I
Hari Tanggal : Kamis, 8 Desember 2016
Subjek Penelitian : Guru Kelas I
Tempat : Ruang Koperasi SD Negeri “Suka Menolong”
Kode Wawancara : WI.GKI.08122016
Aspek yang ditanyakan Jawaban Kode Wawancara
Peneliti Guru Kelas I
Bagaimana ibu mengajak anak lamban
belajar untuk memusatkan perhatian?
Kalau memusatkan perhatian, awal setelah berdoa biasanya itu mereka masih
bisa nyambung. Langsung. menyiapkan bukunya juga materinya baca itu masih
bisa mengikuti. Tapi untuk pengarahan dulu belum, belum ada. Masih bisa
mereka mengikuti
WI.GKI.08122016.1
Apa saja bentuk Apersepsi?
Apersepsi sama kita tidak dibedakan antara yang ABK dan yang regular. Jadi
sama . Untuk hari ini kita belajar akan ini. tujuannya ini. Seperti itu biasanya.
Trus nanti Saya biasanya minta materi yang kemarin. Mengulang sebentar,
Cuma itu saja sama mengumpulkan PR lho. Itu saja.
WI.GKI.08122016.1-2
WI.GKI.08122016.3-4
Apakah setiap pembelajaran ada bagi
kelompok?
Tidak. Kalau Kelompok saya jarang. Kalau ada kerja kelompok, biasanya
nanti akhir. Setelah materi diberikan. Baru nanti pembagian kelompoknya.
Pembagian kelompoknya dibagi. Anak yang regular dulu dibagi baru nanti
ditambahi anak yang ABK
WI.GKI.08122016.1-2
Materi yang diajarkan apakah
menggunakan bahasa yang sama atau
lebih disederhanakan?
Bahasa yang digunakan sama saja.
Apakah anak yang lamban belajar
apakah dilibatkan dalam mencari
berbagai informasi dalam materi?
Iya, Semua. Walaupun Nanti yang ABK biasanya kita beri pengarahan, kalau
tidak dibantu dengan teman. Tetapi tetap mereka dharus dibantu. Tetap ikut
WI.GKI.08122016.1-2
Bagaimana cara memfasilitasi agar
dapat berinteraksi dengan guru dan
temannya?
Kalau memfasilitasi ya pengarahan aja kepada anak yang lain tok awal tu.
Kita tidak membedakan anak yang satu teman yang satu dengan yang lain.
Tapi habis itu mereka sudah kiur…jalan sendiri ga harus saya bilang
mbak….ayo ke sini jalan sendiri….Nggak harus saya. mbak ayo ke
sini…….Mereka sudah langsung bisa bergabung sendiri
WI.GKI.08122016.1-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Bagaimana caranya supaya anak lamban
belajar aktif di di dalam kelas?
Biasaya saya tunjuk sebut nama. kalau nggak urut giliran. Jadi kalu urut
gilirannya tidak bisa mengelak ya itu tadi jawaban dibantu dengan teman atau
pengarahan dari guru. Pancingan dari saya……dia jawab pake bahasa jawa,
kalau pake bahasa jawa nanti bisa dia ingat dalam bahasa Indonesia…..
WI.GKI.08122016.1
Apakah anak lamban belajar mudah
mengerti pelajaran yang diajarkan?
Mudah mengerti cuma kendalanya di menulis dan membaca. Tapi sudah
lumayan menulis, cuma ketinggalan satu huruf satu huruf, ga parah banget
WI.GKI.08122016.1
Bagaimana caranya agar bisa
mengerjakan tugas?
Setiap hari selalu diberi PR walaupun cuma tiga atau lima sepuluh kadang.
Kalau ada tugas yang belum selesai, saya suruh kerja di rumah, dijadikan PR.
Jadi di rumah selalu di ulang lagi .Yang kedua saya bagikan kertas satu
bunde. isinya tentang cerita-cerita pendek untuk belajar membaca di rumah
setiap hari. Jadi, berbeda-beda ceritanya, nanti isinya banyak sekali
ceritanya….ada yang dongeng dan ada yang cuman bacaan biasa tak suruh bawa
pulang satu anak satu baik yang reguler maupun yang ABK
WI.GKI.08122016.1-5
Apakah anak lamban belajar bisa
mengerjakan tugas sendiri?
Kalau Kevin itu tidak PD (percaya diri). Sebenarnya bisa .. Jawabannya ta,
bacanya juga bisa. Dia baca soal. dia tau jawabannya tapi harus tanya dulu ke
saya…benar ngga bu..?? jadi kurang PD baca nulisnya memang belum lancar.
Tapi kalu baca dieja trus dibaca bisa lancar sampai selesai bisa dong sama
pertanyaannya. Tapi Cuma tidak PD. Selalu bertanya “benar ra bu?”… padahal
sudah benar. Dibaca di belakang lagi dianya tidak yakin. Dia harus tanya lagi ke
saya.
WI.GKI.08122016.1
WI.GKI.08122016.5
Apakah anak lamban belajar kelompok
bisa bekerjasama dengan teman?
Belajar kelompok dia bisa belajar dengan temannya. Tidak ada masalah WI.GKI.08122016.1
Apakah anak lamban belajar punya
daya saing?
Ada apalagi kalau pelajaran matematika. Kalau matematika dia lebih cepat
dibandingkan dengan pelajaran yang lain. Kalu ada teman yang sudah selesai
dia buru-buru ngerjakan, tunjuk tugas berani, maju ke depan, ya jawab juga
berani
WI.GKI.08122016.1-2
Apakah ada kegiatan belajar remedial? Tidak ada. Kita biasanya setelah ujian. Remedi ya sudah tidak ada. Lomba ya di kelas.
Kalu lomba ya perkelompok. Di kelas pernah buat permainan lomba. Kalau ada lomba
dia semangat. Kevin sudah punya rasa percaya diri. Dia semangat…dia malah mengatur
sama temannya
Apa bentuk umpan balik yang ibu
berikan apabila anak mendapat nilai
yang bagus?
Ya berupa nilai, pujian dengan kata-kata “pintar”. Hadiah belum pernah,
takutnya nanti malahan anak-anak mikirnya hadiah. Bentuknya ucapan,
bintang atau gambar orang senyum
WI.GKI.08122016.1
WI.GKI.08122016.2-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Bagaimana cara ibu mengajak anak
untuk berefleksi?
Melakukan refleksi belum bisa kelas I….hanya refleksi materi kita buat. Kalu
ditanya perasaan ya, mereka bisa menjawab. Misalnya: Apakah senang dengan
pelajaran hari ini? Ya itu bisa. Tapi kalau dipancing bisa ingat. Ayo dingat tadi
belajar apa?
WI.GKI.08122016.1
Bagaimana cara ibu mengajak anak
untuk membuat kesimpulan
pembelajaran?
Kalau disuruh membuat kesimpulan sendiri belum. Tapi kalau lewat
pertanyaan bisa. Selama pertanyaannya tidak tertulis dia bisa tapi kalau
ditanya tadi belajar apa dalam bentuk tulisan dia tidak bisa.
WI.GKI.08122016.1-3
Apa sarana / media yang digunakan
dalam pembelajaran yang tepat untuk
anak lamban belajar?
Paling cuma gambar dan bentuk miniature.
Lamban belajar apa yo..??
Gambar karena melalu gambar lebih gampang ingat, lebih gampang untuk
menuliskannya, misalnya apa namanya ini to. Ada gambarnya trus nanti dieja,
mengingat karena ada gambarnya. Dan dalam menyampaikan materi
pembelajaran harus diulang dua sampai tiga kali
WI.GKI.08122016.1
WI.GKI.08122016.3-4
WI.GKI.08122016.6-7
Apakah anak lamban belajar lebih
lamban dari pada anak yang lain?
Lebih lamban. Biasanya lebih lama. Dalam mengerjakan diberi tambahan
waktu biasanya dia akhir tetapi masih ada dua atau tiga anak di belakang Kevin.
WI.GKI.08122016.1
Apakah KKM untuk anak lamban
belajar sama dengan anak yang lain?
KKMnya sama tapi materi yang berbeda….kalu nilai KKMnya sama. Tapi
Kevin diikutkan di regular hanya dia perlu diberi tambahan waktu. Karna hanya
diberi waktu lama. Jadi materinya juga tercapai. Materinya Deva, baru sampai
agama tok tpi yang lain sudah materi ke hidup rukun. Dia mengingat-ingat lima
agama menuliskan agamanya sendiri saja….Kevin hanya butuh waktu lama.
WI.GKI.08122016.1
Kalau anak lamban belajar gagal dalam
mengerjakan tugas apa yang ibu
katakan?
Kalau biasanya ada jawaban yang salah saya beri tanda salah, kemudian saya
suruh betulkan lagi ulang lagi sampi jawaban betul. Saya suruh kembali lagi ke
kursi membetulkan jawaban sampai jawabannya betul, sampai dapat nilai
seratus. Semuanya seperti itu. Tidak ada bedanya yang salah satu, salah lima
saya suruh seperti itu. Tidak ada bedanya ya dia kerjakan sampai mentok.
sampai nilai maksimalnya…..betul dia tidak bisa ya sudah.
WI.GKI.08122016.1
WI.GKI.08122016.2-4
Bagaimana sikap anak lamban belajar
kalau ada tugas yang tidak bisa
dikerjakannya?
Tugas yang tidak bisa dikerjakan dia merasa sangat kecewa dan dia mau
mengulang lagi
WI.GKI.08122016.1-2
Apa bentuk rencana tindak lanjut dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
kepada anak lamban belajar?
Bentuk tindak lanjut cuma ulangan itu aja dan evaluasi aja
WI.GKI.08122016.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Apakah setiap akhir pembelajaran
disampaikan materi selanjutnya?
Tidak disampaikan, tapi kalau ke Bab baru iya. Kalu misalnya masih
berkelanjutan tidak. Biasanya pagi itu saya mengulang yang kemarin dulu baru
nanti lanjut tapi masih dalam satu tema. Tapi kalu sudah tema yang lain
diberitahukan. Besok kita lanjutkan ke pelajaran yang berikutnya….ke bab dua
Di rumah baca dulu. Kalau ga yo masih lanjut satu tema besoknya.
WI.GKI.08122016.1-2
WI.GKI.08122016.3-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
HASIL WAWANCARA GURU KELAS II
Hari/Tanggal : Rabu, 30 November 2016
Subjek Penelitian : Guru Kelas II
Tempat : Ruang Kelas II SD Negeri “Suka Menolong”
Kode Wawancara : WI.GKII.30112016
Aspek yang ditanyakan Jawaban
Kode Wawancara
Peneliti Guru Kelas
Bagaimana cara ibu mengajak peserta
didik anak lamban belajar memusatkan
perhatian pada materi yang akan
dibelajarkan ?
Bagaimana ya memusatkan itu anak-anak ya seperti biasa seperti anak-anak
yang tidak lambat belajar. Anak-anak diajak memperhatikan waktu saya
menerangkan. Dan itu, untuk itu berulang kali menerangkannya untuk kalo
yang biasakan satu atau dua kali ya uda jelas. Dan dia kalo ngga bisa mesti
tanya lagi. Tapi kalo yang seperti yang lambat belajar itu biasanya biasa
didekati. Tidak hanya bersama-sama menerangkannya tetapi didekati,
kemudian diterangkan kembali, sambil dia apa mengerjakan. Kita
menerangkan sambil mengerjakan itu tadi. ya kalo anak itu maksimal bisa
mengerjakan ya didekati terus kalo kita sudah menerangkan yang lain lagi uda
jelas tinggal apa bagi tugas kalo anak yang lambat didekati, sambil
diterangkan kembali cara mengerjakannya tarus kalo matematika kalo IPS yo
dibacakan ini bagaimana maksudnya, seperti itu.
WI.GKII.2211216.3-4
WI.GKII.2211216.6-9
WI.GKII.2211216.12
Bagaimana bentuk apersepsi untuk anak
lamban belajar?
Bentuk apersepsi, Ya, sama. Ya salah satu Danang itu tadi, untuk upaya anak
itu bisa mengikuti seperti anak itu waktunya itu ditambah, terus didekati,
didampingi, ya kalo anak yang lain kan diterangkan saja kalo anak yang pintar
kan sudah tahu. Nanti biasanya kalo anak yang normal atau yang pintar biasa
itu kalau agak anu, tanya sendiri tapi kalau yang seperti Anang itu yo diam
saja. Ia, makanya didekati, didampingi belajar lagi gini loh caranya, gini. Kalo Bahasa Indonesia yo umpamanya mau ngajar membuat kalimat tanya,
kita harus itu mengarahkan anak ………….kamu kalau tanya kepada
temanmu gimana Umpamanya mau tanya pakai kata indah, nah seperti
itu….kenapa bisa tanda tanya, tanda tanyanya seperti apa, kemudian
WI.GKII.2211216.2-3
WI.GKII.2211216.6-7
WI.GKII.2211216.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
digambarkan.
Apakah anak lamban belajar bisa bekerja
dalam kelompok?
Kalau kerja kelompok……ya, pasif.. Paling dia kalo ngerjakan ya nurun. Tidak
ada inisiatif.
WI.GKII.2211216.2
Bagaimana cara ibu agar peserta didik
lamban belajar terlibat dalam mencari
informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari?
Harus dibantu…………………ya itu dia bisanya kalo ada teman dekat yang
lebih pintar, itu biasanya lebih ya temannya yang lebih pintar ini biasanya
saya suruh ngajarin Karena diakan sudah bisa, terus ngajari. Tapi itu pun
nantinya akhirnya ya juga maunya hanya nyalin.
WI.GKII.2211216.1-4
Apa pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang
ibu gunakan untuk peserta didik anak
lamban belajar
Sumbernya ya dari buku, dari saya sendiri. Terus untuk alat, ya media
pembelajannya ya itu sebetulnya pake kalo matematika ya kalo yang kelas dua
itukan sudah sampai 500 tapi dia sampai 500 sudah bisa. Itu biasanya
pake……
Kalo yang Angga lamban yo hanya bisa menghitung sampai10. Tapi kalo yang
seperti Anang yang nulis-nulis itu yo sudah sampai 50. Kalo angga belum bisa
huruf tapi klo yang Anang itu sudah bisa baca. Kan ada slow leaner yang
Anang, yang namanya Anang itu dia sudah bisa baca. Tapi itu tadi kalu
mengerjakan lambat sekali harus didampingi
WI.GKII.2211216.1
WI.GKII.2211216.9
Anak slow learner lemah dalam mata
pelajaran apa saja? Ya klo itu, seperti itu biasanya yo semuanya……semuanya lemah WI.GKII.2211216.1
Apakah anak slow learner bisa
berinteraksi dengan temannya?
Kalau interaksi ngga ada masalah.
Apakah anak lamban belajar aktif dalam
kegiatan belajar?
Ya maunya dia itu, yo saya amati si Anang yo dia aktif yo ini. Maunya ini ya
juga tapi ya memang seperti itu kalo Anang itu yo semuanya mengerjakan
semua. ya walaupunya hasilnya tidak maksimal. Ngerjakannnya selesai.
Apakah ada tambahan waktu dalam
mengerjakan tugas?
Ya jelas ada tambahan waktu. Dan biasanya saya ya kalo mengerjakan
sesuatu yang belum selesai, kalo ulangan yo ditambain waktu. Terus
didampingi kan biasanya anak kalo yang bisa membaca seperti Anang itu kan
bacanya berulang kali baru dia tahu. Nanti dia tanya apakah ini jawabannya?
Kita bilang jawabannya ya itu.
WI.GKII.2211216.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Apakah bisa mengerjakan tugas tepat
waktu?
Anak tidak bisa mngerjakan tugas tepat waktu. Harus ada yang mendampingi
agar bisa mengerjakannya. Ya itu tadi makanya diberi tambahan waktu.
Apakah anak lamban mau memberikan
pendapat atau tanggapan dalam kegiatan
belajar di kelas?
iya….tapi seperti angga ini ia. Tapi kadang-kadang ga nyambung. Maunya
itu tanya. Seperti Angga ini kan maunya tanya. Mau juga memberikan
tanggapan kalau dilihat sepintas lalu kan Angga ini kan aktif. Seperti anak-
anak normal lainnya. Tapi kalu dia memberi tanggapan ya itu tadi ga
nyambung. Nanya terus.
WI.GKII.2211216.1
WI.GKII.2211216.3
WI.GKII.2211216.4-5
Apakah mereka merasa minder dengan
teman-temannya?
Engga. Bahkan malah dia lebih keberaniannya. Lebih si Anang itu juga biasa
saja, seperti ngga dipikirin itu loh. Kan mungkin karena di sini ga ditekan
to….teman-teman juga tidak ngeledek, tidak ngejek atau menertawai itu ngga.
WI.GKII.2211216.1
Bagaimana cara ibu memfasilitasi
peserta didik anak lamban belajar
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar?
Ya itu tadi. Caranya ya anak-anak itu dimotivasi supaya nilai nya baik itu harus
ngerjakan dengan baik, sampai selesai, tepat waktu walaupun kenyataanya
hasilnya tidak maksimal. Iya harus diulang-ulang.
WI.GKII.2211216.1
WI.GKII.2211216.1
Bagaimana cara ibu memfasilitasi peserta
didik anak lamban belajar melakukan
pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan?
Dengan memberikan dorongan kepada dia. Menunjukkan hasil kerjanya. WI.GKII.2211216.1
Bagimana caraibu memfasilitasi
peserta didik anak lamban belajar,
melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa per-
caya diri peserta didik?
Ya. Nanti kita bersama orang tua anak ini harus dibimbing supaya ya tidak
minder . Tapi memang kebetulan anak-anak yang saya tangani tahun ini.
Anak-anak yang slow itu dia tidak merasa bodoh, tidak minder, biasa saja.
Berjalan apa adanya saja. Bahkan yang namanya Anang itu setengah tujuj itu
sudah di sekolah
WI.GKII.2211216.1-2
Apa bentuk umpan balik positif dan
penguatan yang ibu berikan terhadap
keberhasilan peserta didik anak lamban
belajar?
Hanya apa…… dengan kata-kata. Ya bagus. Ya seperti ini kerjanya. Tepuk
jari. Tepuk tangan untuk Angga. Hadiah tidak tidak dibiasakan. Kalo dulu,
yang dulu model porto folio itu kasi bintang. Klo tanda tangan sudah senang.
Kalo Angga ini masih salah, besok kalo ulangan lagi nilainya 100. Tahun ini
saya mengalami banyak ABK. Setengah dari jumlah siswa di kelas. Maksimal
ya tiga atau empat.
WI. GKII.2211216.1
WI. GKII.2211216.1
WI. GKII.2211216.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Bagimana cara ibu melakukan
penilaian dan/atau refleksi kepada
peserta didik anak lamban belajar
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram?
Refleksi itu ya saya paling memberi motifasi. Anak-anak lebih rajin belajar,
soalnya sudah mau ujian smester, tidak boleh main. Supaya nilainya itu bagus,
bisa mengerjakan dengan baik, dan jaga kesehatan. Biasanya disampaikan
melalui klasikal.
WI. GKII.2211216.1
Apakah bahasa yang digunakan sama
atau lebih disederhanakan? Disederhanakan. Kadang-kadang anak-anak yang seperti itu sulit
menangkap ya harus dicampur.
WI. GKII.2211216.1-2
Bagaimana cara memotivasi agar meraka
lebih giat belajar?
Ya itu sama orang tua. Kamu sekolah di leskan ya. Ya itu. Motifasi ada harus
belajar
WI. GKII.2211216.1
Apakah KKM untuk anak ABK (slow
learner) dan yang regular ama?
Iya sama tapi bobotnya beda. Misalnya kalau mengerjakan 10 soal, untuk
ABK kalo dia bisa mngerjakan 5 dan benar itu sudah mencapai KKM. Tetapi
untuk anak yang lain dia harus mengerjakan 10 soal tersebut baru mencapai
KKM. Tapi itu guru kelas saja yang tau bobot tersebut.
WI. GKII.2211216.1-5
Bentuk tindak lanjut kalau anak tidak
berhasil?
Ya utk kalo seperti Angga. Perlu pembimbing. Karena dia sama sekali
bingung. Dia belum mengenal angka 3. Sudah bisa baca hanya lambat.
Memang saya, karena yang lain sudah ada pendamping. Kalo rio ini bisa tapi
kalo ngga tapi dia jawab sendiri e, ta hanya bacakan. Angga ini juga.
WI. GKII.2211216.1
Apakah ibu membuat RPI? Belum bisa buat, sudah dibuat diklat. Hanya kita akan menuliskan. Misalnya
perbandingan utk ABK 5 soal dan non ABK 10. Saya sendiri belum mampu
membuat. RPP untuk anak lamban belajar sama dengan regular
WI. GKII.2211216.1
WI. GKII.2211216.3-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
HASIL WAWANCARA GURU KELAS V
Hari/ Tanggal : Selasa, 22 November 2016
Subjek Penelitian : Guru Kelas V
Tempat : Kantor Guru SD Negeri “Suka Menolong”
Kode Wawancara : WI.GKV.22112016
Aspek yang ditanyakan Jawaban Kode Wawancara
Peneliti Guru Kelas V
Bagaimana cara ibu mengajak peserta
didik lamban belajar untuk memusatkan
perhatian pada materi yang akan
dibelajarkan?
Untuk awalnya dari mulai, misalnya: pengucapan salam, dan pemberian soal,
terus apersepsi mungkin ada yang mengabsensi siswa. Awalnya biasa aja kita
ucap salam ketika masuk walaupun nanti untuk yang beragama lain kan kita juga
bisa mengucapkan yang lain. Misalnya untuk yang beragama Islam kita ucapkan
salam, setiap kali masuk asalamualaikum dan untuk yang beragama lain ya
selamat pagi. Kita ucapkan, terus doa. Setelah itu doa. biasanya absennya secara
klasikal saja siapa yang ga berangkat? tidak perlu satu-satu. Terus yang ketiga
supaya anak bisa terpusat itu biasanya ya pemberian motivasi
WI.GKV.2211216.1
WI.GKV.2211216.6
Bagaimana cara ibu memberikan
gambaran manfaat tentang materi yang
diajarkan kepada peserta didik anak
lamban belajar?
Ya pemberian motifasi dulu. Tahu sendiri kan anak kelas lima seperti itu. Untuk
apersepsi mau keinti biasanya saya membutuhkan waktu yang sangat lama. Setiap
hari kan anak-anak mesti ada yang kejadian. Sangat menyita waktu ketika kita
mengusahakan agar anak terpusat ke pelajaran. Biasanya ketika dua jam pelajaran
satu jam plajarannya itu untuk memotifasi anak. Karena kan disini kita tidak
hanya mengajar, bisa mendidik juga.
Jadi, kalo apersepsi 10 menit 20 menit itu bagi saya kurang, bisa jadi seharian ga
belajar, bisa itu, ya karena itu tadi sering ada masalah dan anak-anak itu kan ada
karakter. Ini pendidikn karakter juga. Ada kejadian dan anak ndak mau jujur nah
itu, disitu nnati bisa dua jam pelajaran itu habis. Ya ….tidak ke pelajarannya
cuman kita pengin anak-anak punya karakter disiplin, ya jujur. Selama ini kan
anak-anak sulit disiplin. Itu masih di apersepsi belum masuk ke intinya. Ya itu.
Terus, apa yo untuk anak-anak yang lamban belajar ya…. ya itu karena masih
awal-awal seperti ya belum bisa dia. Belum bisa di apa ya……? Klo pun sudah
siap, dia belum focus . Iya. Tapi fokusnya seperti ngga di situ. Hanya
badannya…. dia mendengarkan, tapi ininya ngga tahu kemana (sambil
WI.GKV.2211216.1
WI.GKV.2211216.11
WI.GKV.2211216.14-17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
memegang kepala). Anak-anak seperti Yanuar, perhatiannya itu ke kita tapi ngga
tahu pikirannya itu kemana, perhatiannya ke kita tapi pikirannya kita tidak tau
kemana.
Bagaimana cara ibu memberikan
gambaran manfaat tentang materi yang
diajarkan kepada peserta didik anak
lamban belajar ?
Kalau memberikan gambaran manfaat ya sama dengan anak-anak yang lain,
kita menyampaikan untuk apa kita belajar materi ini, misalnya untuk apa
belajar tentang peredaran darah, ya kita jelaskan ke anak-anak.
WI.GKV.2211216.1-3
Bagaimana cara ibu menyampaikan hal-
hal yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan kepada peserta didik anak
lamban belajar?
Ya sama aja dengan anak-anak lainnya tidak dibedakan untuk anak lamban
belajar bahasa yang digunakan juga sama
WI.GKV.2211216.1-1
Apakah bentuk tes awal untuk anak
lamban belajar untuk mengukur sejauh
mana materi sudah dikuasai oleh peserta
didik anak lamban belajar?
Kalo tes awal …. nda ada ya… tapi ketika pembelajaran kita jadi tahu katika ada
tugas-tugas. Itu ya… anak lamban belajar , mesti terakhir sekali. Entah itu
terakhirnya karena dia itu ngobrol sama teman-temannyanya, ya.. kan jadi
terakhir. Seperti itu terus, dia sibuk sendiri dengan kegiatannnya dan apa
misalnya dia punya mainan atau punya ap kita ngga tahu dibawa ke kelas.
WI.GKV.2211216.2
Bagaimana cara ibu untuk membagi
kelompok belajar dan menjelaskan
mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar kepada peserta didik lamban
belajar?
Ia, dan itu tidak disendirikan, tidak disendirikan walaupun itu ada konflik-
konflik, tapi tetap kita campur supaya ya anak-anak yang lainnya mau
menghargai, dia mau menerima temannya seperti itu. Dan harapannya kita
agar ada tutor sebaya supaya bisa nanti mengajari yang ini. Tapi kenyataannya
yo…angel yo sulit, anak-ank disuruh mengajari temannya….yo kadang ada,
seperti kita tahu Rino, ketika mbaknya itu ndak ada, ndak ada yang
mendampingi nah….begitu tidak buat apa-apa…hanya duduk diam saja.
Dulunya ta kelompok sebelum ke tempat duduknya yang sekarang. Kadang ada
anak-anak yang ada di sampingnya itu, membacakan, ia mendiktekan sehingga
Rino bisa menulis. Tapi ketika dibuat seperti ini yang sekarang (tidak duduk
dalam kelompok), udah ngga ini lagi.
WI.GKV.2211216.1-3
WI.GKV.2211216.7
Bagaimana cara ibu memfasilitasi
supaya anak lamban belajar terlibat
dalam mencari informasi tentang topik
yang dipelajari?
Kalo saya biasanya menggunakan tayangan slide-slide itu. Tayangan itu saya
ulang-ulang. Iya kita ulang-ulang lagi, ulang lagi. Setelah itu kita tutup
slidenya, nah kita beri pertanyaan ke anak-anak. Ya seperti itu. Supaya dia
bisa juga mengingat apa yang tadi sudah diajarkan. Tuntutannya seperti apa….
tapi yo…. hasilnya yo nda maksimum, tetap ngga maksimum…… ngge dulu
WI.GKV.2211216.1
WI.GKV.2211216.2
WI.GKV.2211216.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
pernah tak buat… saya bikin ringkasan, tapi tak bolong-bolong misalnya
kalimatnya ngga utuh, mereka mencari sendiri, ya…itu…itu yo ngga jalan.
Iyo…tapi ada peningkatan sedikit, ya… dia… dengan begitukan dia mau
membaca, walaupun terpaksa ya… dia mau mencari jawabannya.
WI.GKV.2211216.6-8
Menurut ibu apa pendekatan , media
pembelajaran dan sumber belajar yang
yang digunakan untuk peserta didik anak
lamban belaja?
Ya itu tadi, cuman tayangan itu. Biar lebih ke fokus gitu. Kita ulang-ulang dan
itu tidak hanya untuk anak-anak yang lambat bajar juga yang lainnya, lebih
meningkatkan keaktifan anak-anak. Walaupun harus diulang…ulang…ulang,
materi tu tidak hanya satu kali tersampaikan tapi beberapa kali .
WI.GKV.2211216.1
Bagaimana cara ibu memfasilitasi
peserta didik anak lamban belajar agar
bisa berinteraksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya?
Ya itu dengan kerja kelompok dan memancing dengan memberikan pertanyaan
kepada anak
WI.GKV.2211216.1
Bagaimana cara ibu supaya anak lamban
belajar lebih terlibat dalam kegiatan
pembelajaran?
Kalo lebih terlibat, yo… dengan dibentuk kelompok itu tadi. Seperti kelompok
itu tadi nanti kita bagi, jadi kelompoknya itu heterogen ya… he…e…. dicampur
anak-anak yang seperti itu. Itu tujuannya biar dia ikut aktif, kerja kelompok lebih,
apa ya… ia walaupun kadang anu… pasif juga. Anak-anak lamban belajar
banyak pasifnya. Yah yang mau mengerjakan ya….yang itu-itu saja. Padahal
udah dibagi, nanti misalnya ada lima soal, setelah dibagi ya uda yang dapat
bagian cepat selesai anak yang bisa, anak yang lamban belajar yang paling akhir
selesai ya sudah.
WI.GKV.2211216.1
WI.GKV.2211216.4
Apakah anak lamban belajar bisa
mengerjakan tugasnya sendiri?
Kerjakan tugas mandiri……ya untuk mandiri bis, tapi lama…hu….u...lama,
teman-temannya uda dapat tiga dia baru dapat satu, lama sekali.
Bagaimana cara memfasilitisi agar anak
lamban belajar bisa buat menyususun
laporan dalam kegiatan belajar
mengajar?
Belum..belum bisa….hahahahaha mungkin untuk itu biasanya kalo misalnya
kelompok dia dibagian yang menulis, tidak yang bagian berpikir ya..seperti itu.
WI.GKV.2211216.1-2
Apakah anak lamban belajar diikut
sertakan dalam kegitan lomba?
Hahahahahaha…..lomba????? haaaa. Itu dia ke olahraga, lebih ke yang fit-fit,
itu masih bisa tapi untuk yang ke akademik ya..ga bisa.
WI.GKV.2211216.1
Apa bentuk umpan balik yang ibu
berikan kepada siswa terhadap
Kalo saya sih biasanya ketika tugasnya itu selesai ta kasih poinnya bintang.
Yo..semua…semua.. misalnya yang nomor satu duluan selesai tak kasi lima
WI.GKV.2211216.1-9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
keberhasilan peserta didik anak lamban
belajar? bintang. Untuk yang nomor dua tak kasi empat bintang. Untuk yang ketiga dan
seterusnya hanya dapat satu bintang. Siapapun itu yang lamban belajar
ataupun anak yang lain seperti itu saya buat. Dan nanti di akhir, biasanya
akhir bulan tak suruh hitung bintangnya ada berapa… yang paling banyak itu
nanti ada hadiah. Itu memacu supaya mereka semangat belajar ya hadiahnya
ngga seberapa sih…tapi untuk memotivasi mereka, agar lebih giat lagi
belajarnya.
Bagaimana cara ibu memfasilitasi anak
lamban belajar melakukan refleksi?
Belum bisa karena dia belum selesai. Kalo dia belum selesai, misalnya suruh
meringkas, dia aja belum selesai. Kalo untuk refleksi kan dia itu ngga bisa,
temannya uda selesai dia masih aja ngga tahu kegiatan apa yang dia lakukan jadi
selalu terakhir. Itu yang ngga ada semangat. Ia. Itu kan juga terkait tidak hanya di
sekolah saja motivasi dari rumahpun sangat terbatas
WI.GKV.2211216.1
Apakah anak lamban belajar berani
bertanya apabila ada materi yang belum
dia mengerti?
Nda. Diam, tapi ditanya balik pun nda ada jawaban. Adanya seperti itu. Ia…ia…
terkadang setelah diterangkan, gini…gini…gini… kita balik nanya malah dia
balik nanya juga “apa bu. Ia, seperti itu apa bu. Itu, terkadang ketika dia ngga
mendengarkan kita menjelaskan, dia ngga mendengarkan kita kasi pertanyaan
dia bingung. Apa bu, karena dia ngga fokus dengan apa yang sedang kita
bicarakan, dia ngga fokus.
WI.GKV.2211216.3-4
Bagaiman cara ibu memberikan motivasi
kepada anak lamban belajar?
Ya…hanya pendekatan personal aja. Kenapa ya le? tanya-tanya begitu juga dia
tidak mau terbuka, dia bilang ndak apa-apa. Kita tanya-tanya…itu juga dia nda
akan mau dia bilang ngga apa-apa. Seperti yang kemarin dia kok seharian letih,
nda mau belajar, ta tanya juga katanya nda apa-apa, nda apa-apa. Padahal beda
bangat, karena kan seperti itu anaknya, yang lainnya juga seperti itu.
WI.GKV.2211216.3-4
Apakah ibu bersama-sama dengan
peserta didik lamban belajar membuat
kesimpulan?
Engga. Engga… jadi yang dominasi hanya beberapa anak saja. Kita pancing-
pancing dia diam ya hanya beberapa anak membuat kesimpulan nda jalan. Di
kelas empat juga seperti itu.
Anak lamban belajar juga takut mengungkapkan pendapat. Takut salah
mungkin. Aku juga ngga di apa-apain., mungkin karena malu sama teman-
teman kan karena ketika salah kan yang lain terus bilang huuuuu
WI.GKV.2211216.4-5
Bagaimana cara ibu memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
kepada peserta didik lamban belajar?
Ya….cuman apa ya reward. Hmmm dari kita misalnya kalo ada ulangan saya
biasakan langsung memberikan nilai terus diumumkan yang tertinggi siapa, ya
dari situ nanti mereka senang dengan diberi pujian, yang nilainya bagus kita
WI.GKV.2211216.1
WI.GKV.2211216.3-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
beri motivasi supaya mempertahankan nilainya, kepada yang belum yan kita
beri motivasi juga dengan mengajak mereka untuk belajar lebih giat lagi dan
lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan pelajaran.
Apa bentuk rencana tindak lanjut yang
ibu berikan kepada anak lamban belajar?
Kalau yang lamban belajar biasanya ta suru misalnya, ada sepuluh soal kamu
pilih lima soal yang mana bisa kamu kerjakan, kalau bisa dikerjakannya ya dia
dapat nilai sepuluh. Tapi anak-anak yang lain beda mereka harus mengerjakan
sepuluh soal tersebut. Tapi aturan itu nda tertulis kita yang guru kelas atau guru
mata pelajaran yang tau.
WI.GKV.2211216.1-2
Bagaimana cara ibu menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya kepada anak lamban belajar?
Belum, belum terkatakan,. Kita lihat koneksi saat itu kalo untuk melanjutkan
ke materi berikutnya kita lihat dulu anak-anak seperti apa. Ya memang bisa,
tapi kalau misalnya belum ya kita ulangin lagi, kita tayangin lagi.
WI.GKV.2211216.1-3
Apakah ibu memberikan tambahan
waktu untuk anak lamban belajar dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya?
Kalu di sekolah nda, tapi biasanya saya katakn silahkan dikerjakan di rumah
Apakah KKM anak lamban belajar sama
dengan KKM regular?
Sama tapi bobotnya aja yang beda. Bobotnya itu tadi misalnya anak yang
reguler bisa kerjakan sepuluh soal nilanya juga sepuluh, sama anak yang
lamban belajar itu 10 juga tapi kan hanya 5 soal yang dikerjakan supaya bisa
memenuhi target
WI.GKV.2211216.1-3
Apakah anak lamban belajar boleh
tinggal kelas?
Ngga e…. sekarang ngga boleh. Misalnya kadang kalo memang sudah terlalu
berat kita menilainya yo, uda kita dari hati, ndelok dari hati aja anak e. Kalo
melulu hanya dari nilai akademik ya sebenarnya juga kasian kalo mau tinggal
kelas juga ujiannya, ujiannya semakin tambah-tambah. Itu nanti masuk ke SMP
nya yo gimana?
WI.GKV.2211216.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
HASIL WAWANCARA GPK
Hari/ Tanggal : Kamis, 17 Nopember 2016
Subjek Penelitian : Guru Pendamping Khusus
Tempat : Ruang Koperasi SD Negeri “Suka Menolong”
Kode : WI.GPK.17112016
Aspek yang ditanyakan Jawaban Kode Wawancara
Peneliti GPK
Apakah tujuan pembelajaran untuk anak
lamban belajar yang ibu bimbing sama
dengan siswa lainnya?
Hampir semua sama. Ya tujuannya memang kalau di sini mengarah ke
akademik ya, karena memang yang di utakamakan di akademik. Jadi untuk
yang berkebakatan belum, belum bisa terjangkau kesitu. Karena memang untuk
guru-guru yang khusus untuk berkebakatan kan belum ada. Dulu pernah ada
guru tari. Itu ada, cuma yang disini akhirnya difokuskan ke komputer itu. Jadi
keberbakatan masih di fokuskan di komputer sama di gamelan.
WI.GPK.17112016.1-2
Apa Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) untuk anak lamban belajar yang
ibu bimbing sama dengan siswa lainnya?
Berbeda. KKMnya itu memang ada dua KKM. Ketika UN juga sama. Ada
KKM untuk ABK dan ada KKM untuk umum atau regular. Jadi hampir sama.
Tetapi setiap ABK itu punya KKM individual. Jadi setiap anakkan berbeda
ABKnya. Jadi tidak semua dirata-rata sama. Oh ABK semua gini, itu tidak.
Karena mereka punya PPI (program pembelajarn individual). Biasanya setiap
guru eeee…sudah tau oh anak ini kemampuannya sampai segini. Ketika IQ
segini. Dia dikasi pembelajaran sampai segini saja. Misalnya ada soal. Soal 10.
Anak bisa menjawab 5 soal itu sudah termasuk melebihi KKM. Jadi tidak
dipaksa semua harus selesai, tidak. Karena untuk anak-nak slow learner
(lamban belajar) memang IQnya di atas 70 tetapi di bawah 90. Rentang IQ
itu harus dimanfaatkan maksimal tetapi tidak bisa dipaksa untuk sampai ke
itu. Nanti malahan kasihan anak-anaknya.
WI.GPK.17112016.8-12
Apa keterampilan prasyarat yang harus
dimiliki anak lamban belajar yang ibu
bimbing sama dengan siswa lainnya?
Kalau keterampilan prasarat sebenarnya tidak ada sih keterampilan prasarat.
Karena memang sekolah harus tetap menerima semuanya karena, ya kalau
menolak nanti ada tanda “..” dari dinas, jadi sekolah biasamya membuat kriteria
sendiri untuk test IQ. Di bawah 70 itu sudah tidak wewenang dari sekolah itu
ke SLB karena itu sudah termasuk tunagrahita di bawah 70. Tapi itu peraturan
WI.GPK.17112016.1-2
WI.GPK.17112016.4-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
baru di tahun berapa ya? tahun 2015 kemarin. Itu ada peraturan itu. Ketika
semua inklusif sudah harus inklusi itu. Ada undang-undang yang memang kalau
di bawah 70 itu harus di sekolah SLB yang K13 ya waktu itu. Ada peraturan
K13 IQ di bawah 70 harus ke SLB jadi patokannya itu. Ketika siswa masuk ada
apa test hasil IQ2 itu. Terkadang lolos, terkadang tidak. Aduh ternyata apa..?
Ketika diterima ternyata anaknya yang mengalami seperti ini. Itu Baru kemudian
saya mengidentifikasi, setelah itu ada assesmen. Nah assesmen itu dilakukan
oleh psikolog. Insya Allah kita akan diadakan test AQ. Tapi bertahap ini masih
20 anak dulu nanti untuk selanjutnya iya.
Apakah ruang lingkup materi yang
disampaikan untuk anak lamban belajar
sama dengan siswa yang lainya?
Hampir sama, lingkup materi hampir sama. Tetapi tergantung sejauh mana
anak akan menerima itu. Jadi Misalnya ketika dikasi materi pecahan. Slow
learner mengalami kesulitan disitu. ketika Teman-temannya sudah bisa melewati
itu dia belum bisa maka diadakan remedial. Ya Ketika dia remidial tetap tidak
bisa dia akan ditinggalkan. Materi itu tidak diajarkan. Itu kalau memang
mengalami hambatan di situ. Jadi dilompati materi itu langsung ikut tema. Soalnya kadang ketika dia dipecahan tidak bisa belum tentu materi lain dia tidak
bisa. Tidak smeuanya dia mengalami hambatan. Misalnya, kita terlalu focus
karena dia belum bisa pecahan, oh iya terus pecahan… Ternyata materi lain.
tidak terkejar. Kan kasihan anaknya. Ditinggalkan dia dulu materi uang lain dulu
diajarkan. Oh ternyata dia sudah bisa. Baru pecahannya setelah itu baru mungkin
ditahap-tahap pemberian saja, pengenalan saja.
WI.GPK.17112016.1
WI.GPK.17112016.4
WI.GPK.17112016.5-6
Bagaimana metode pembelajaran yang
efektif diterapkan untuk anak lamban
belajar yang ibu bimbing?
Metode semua bisa tapi dia lebih ke praktek, itu yang lebih itu, simulasi. Dia
langsung mengalami langsung. Jadi learning like to do melakukan. Dia lebih
cepat menerima ketika dia melakukan itu Kalu dianya abstrak apa gitu,
dijelaskan atau ceramah gitu, mungkin apa sih ibu guru bilang..? apa ini..??
Makanya kebanyakan disini ada yang slide gitu ya , slide kan dia lebih
tertarik… ketika dia tertarik pasti akan masuk pelajarannya itu
WI.GPK.17112016.1-2
WI.GPK.17112016.5-6
Apa ibu membantu guru kelas dalam
memanfaatkan alat peraga atau media
pembelajaran untuk anak lamban
belajar?
Eee..kalau itu saya tidak, cuma kadang guru yang konsultasi ke saya bagaimana
sih bu kalu misalnya anaknya seperti ini. Oh..gini aja misalnya jadi saya buat
buat PPInya misalnya seperti di kelas III. Ada Dava gitu. Koq ini jalan trus kog
bu, ga mau duduk, coba dikasi kesibukan. Misalnya karena memang dari awal
Dava itu tidak bisa duduk diam. Angkel itu ga bisa. Trus…apa…sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
bawaannya Dia tertarik yang apa… itu yang diberikan dulu. jadi dia bisa duduk
dulu Karena target utk Dava kan tidak akademik. Targetnya kalau dikerjar
akademik siswanya kayaknya belum, belum mampu untuk itu. yang penting
behaviornya dulu yang ditangani. Ketika dia behaviornya sudah bagus, sudah
bisa duduk insya Allah akademknya nanti bisa dikejar. Banyak…jadi siswa
ABKkan per individu berbeda-beda. Tentunya ya individu-individu
Apa ibu membantu guru kelas dalam
pengulangan materi secara individual
untuk anak lamban belajar?
Kalau itu dari guru kelas sendiri, saya cuma apa tempat berkonsultasi gimana
sih kalau ini, untuk anak-anak yang abk. Karena memang prinsipnya kan
hanya mengulang-ngulang. Mengulang lagi, mengulang lagi. Ketika tidak
bisa mentok. Sudah mentok, tidak bisa mengulang ya ditinggalkan materi
itu…terkakadang anak kan eee capaian apa ya..?? pembelajarannya dia tidak
bisa. Misalnya dia kelas 4 tetapi dia tidak bisa mengikuti pelajaran di kelas 4.
Maka Pelajaran akan diturunkan di kelas 3. Kelasnya tetap tapi materinya saja di
kelas 3. Karena sebenarnya hampir sama materi itu, cuma memang kan apa
ya..kemampuan kadang di kelas 3 mungkin siswanya belum memahami di kelas
3. Karena di kelas 3 kan penananman itu konsep itu di kelas 3. Tapi untuk
ABKkan tidak boleh ya tinggal kelas. Harus naik. Jadi tidak ada ABK yang
tinggal kelas. Itu tidak boleh. Tetap harus naik. Eeemmm Itu dari peraturan.
Peraturannya seperti itu. Jadi Tidak boleh ABK tinggal kelas. Cuma nanti
misalnya dia di kelas 4 koq materinya dia belum bisa memahami di kelas 4.
materinya akan diturunkan.kalu dia memang apa bisa mengikuti di kelas 4 soal-
soalnya…Mngkin soalnya yang diturunkan. Tapi Tidak turun ke kelas 3
materinya. tapi Pelajarannya . jumlah soalnya, Butir soalnya itu diturunkan.
Heeee….Siswa itu sama, sama Mengerjakan sama. Tapi nanti di penilainnya
gurunya. Yang itu. Misalnya o 5 soal sudah cukup utk anak ini. Jadi itu dia
berhasil mencapai KKMnya
WI.GPK.17112016.1
WI.GPK.17112016.2-3
WI.GPK.17112016.12-13
WI.GPK.17112016.19-20
Apa ibu lebih menekankan pemahaman
konsep daripada hafalan pada anak
lamban belajar yang bapak/ibu bimbing?
Emmmm…yang pasti konsep. Itu paling penting ya. Konsep dulu yang paling
penting. Karena kalu kita hafal, misalnya kita hafal 1,2,3,4,5 hafal tetapi begitu
konsep angka satu itu berapa sih..?? angka dua itu berapa?? Misalnya dia hafal
123456 begitu tidak tau konsepnya, buyar semuanya. hafalannya akan
tidak…… lebih bagus konsepnya, baru ketika konsepnya sudah dapat ya pasti
hafal, pasti hafal untuk ke selanjutnya
WI.GPK.17112016.1-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Bagaimana ibu membantu guru kelas
dalam memahamkan konsep materi yang
dipelajari anak lamban belajar yang
bapak/ibu bimbing?
Iya. Terkadang kalu memang apa anaknya nmengalami kesulitan sekali. Dan
guru juga memang tidak bisa menangani itu misalnya . Tapi kalau selama
guru sudah bisa menangani sudahn bisa itu apa ya mnungkin bisa terkoreksilah
misalnya dengan gurunya dengan program PPInya itu. Tapi Kalu tidak bisa saya
bawa ke ruang GPK itu
WI.GPK.17112016.1-2
Apakah anak lamban belajar yang ibu
bimbing melaksanakan latihan rutin
setiap hari di kelas?
Iya…emmmm jadi eeee individu. Saya misalnya keliling dulu kelas siapa
yang kira2 anak yang membutuhkan bantuan saya. Misalnya seperti Dava,
fadil itu kan karena hiperaktif ya jadi perlu pendekatan yang lebih itu
terkadang…..Tapi tidak trus setiap hari saya datangi. Kalau saya datangi trus dia
kan bosan. Jadi Dia tidak nurut dengan saya….jadi ada selang, tidak setiap hari
saya datangi……selang hari ini, kadang besok atau minggu depan lagi. Jadi ada,
dia tetap mau dengan perintah saya…..Kalau setiap hari saya datang mungkin
belum tentu..dia bosan juga…ngapain sih ibu ini datang terus..?? kog aku sih
yang didatangi?
WI.GPK.17112016.1-2
Bagaimana tingkat kesulitan tugas atau
soal-soal latihan yang harus dikerjakan
anak lamban belajar yang ibu bimbing?
Ya, kalau itu sama saja dengan anak yang lain. Tingkat kesulitannya sama,
hanya saja untuk anak slow learner baisanya, misalnya ada 10 soal anak slow
learner disuruh mengerjakan 5 soal dari sepuluh soal tersebut, kalau dia bisa
mengerjakannya dengan benar maka itu sudah mencapai KKM
WI.GPK.17112016.1-4
Apakah anak lamban belajar yang ibu
bimbing mendapatkan tambahan waktu
dalam mengerjakan tugas atau soal-soal
latihan di kelas?
Itu semua di kelas juga……..kalau di luar biasanya kasihan anak juga. Karena
untuk anak slow learner mudah bosan. Jadi memang harus tau sekali kondisi
anaknya seprti apa. Soalnya kalu ketika dikejar tugas terus ternyata anak-
anaknya lebih malah ga mau ngerjain. Besok juga ndak mau sekolah juga. Jadi
Harus lihat kalau soal seperti ini apakah dia mau ngerjain ga ya?
Bagaimana cara pelaksanaan
pembelajaran kooperatif untuk anak
lamban belajar yang ibu bimbing?
Pembelajaran kooperatif jarang, karena di sini ABK banyak melebihi jumlah
ideal di setiap kelas, ya daripada kelasnya rame ya belajar seperti biasa saja.
WI.GPK.17112016.1-2
Apakah ibu bersama guru kelas
membantu anak lamban belajar dalam
mengerjakan tugas atau soal-soal latihan
dengan memberitahu apa yang harus
dikerjakan untuk memperbaiki
kesalahan?
Kalau itu tidak karena saya jarang ke sini. Itu lebih ke orangtuanya yang
membantu anak dalam mengerjakan tugas-tugasnya
WI.GPK.17112016.1-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Apakah ibu bersama guru kelas
membantu anak lamban belajar dalam
mengerjakan tugas atau soal-soal latihan
dengan memeriksa hasil perbaikan anak
lamban belajar?
Kalau Itu tidak jadi dari guru kelasnya sendiri karena memang yang
menghadapi anak yang setiap harinya. Kalau saya yang membuat karena saya
tidak menghadapi anak setiap harinya, kemampuannya sampai mana…sejauh
mana…nanti takutnya apa yang saya berikan ternyata tidak sesuai dengan anak
itu. Guru kelasnya yang memberikan soalnya itu…tidak…tidak untuk
itu…karena itu mungkin terlalu jauh kalau untuk saya. Karena saya cuma
tempat konsultasi guru, orangtua siswa seperti itu kalau masuk ke sistem
penilaian itu sudah ke guru kelasnya
WI.GPK.17112016.1-2
WI.GPK.17112016.6-8
Apa anak lamban belajar yang ibu
bimbing mendapatkan tambahan waktu
dalam mengerjakan tugas atau latihan?
Kalau tambahan belajar tidak ada ya…..kalau…mungkin yang tambahan untuk
yang kelas enam karena UN. Tapi kadang kebijakan guru kelas kalau remedial
itu. Remidi Biasanya dikerjakan di rumah juga, jadi dibantu orangtuanya.
Jadi selama ini tidak ada tambahan berarti tidak ada juga ruangan khusus
misalnya untuk membimbing mereka…?? Ada, ada di Ruang GPK di sebelah
UKS itu. Aktifitas disitu apa aja? Kalau aktifitas itu tadi misalnya siswa tidak
mau di kelas ada yang jalan-jalan sendiri saya bawa ke ruangan itu
GPK….jadi kayak apa ya..?? punishman. Kalau siswa tidak bisa belajar
………..ada orang tua yang cari
WI.GPK.17112016.2-3
WI.GPK.17112016.6-8
Apa bapak/ibu membantu guru kelas
dalam memberikan modifikasi
pemberian soal ulangan, tes, atau tugas
lainnya untuk anak lamban belajar yang
bapak/ibu bimbing?
Tidak itu hanya guru kelasnya saja
Menurut ibu apakah anak lamban belajar
bisa bekerja dalam kelompok? Bisa karena memang apa ya..?? untuk sosialisai dia kan normal. Jadi dia
bersosialisasi dengan teman-temannya. Karena Komunikasi juga bagus
komunikasi juga normal tapi mngkin yang terhambatnya untuk anak-anak yang
mengalami Gangguan pemusatan perhatian. Biasanya ada tambahannya ada GP
ada GPPHnya gangguan pemusatan perhatian plus hiperaktif itu tadi yang sulit
bekerjasama dengan temannya
WI.GPK.17112016.1-2
Bagaimana bentuk penyesuaian tingkat
kesulitan bahan dan penggunaan bahasa
dalam butir soal ulangan, tes, atau tugas
lainnya dengan kemampuan dan
Yang pasti itu ya kebanyakan guru di sini sudah memang didik, sudah banyak
yang mengikuti diklat memang jadi sudah mengertilah bahasa-bahasa apa yang
harus diberikan ke anak. Kadang lebih mempermudah untuk pengenalan
bahasanya ke anak lebih memahamkan itu tadi. Mungkin Kalau misalnya guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
kebutuhan anak lamban belajar yang ibu
bimbing?
mengalami kesulitan ya pakai slide ya sudah enak……..ya mengalami
langsung itu saja sudah lebih dari cukup
WI.GPK.17112016.5-6
Apa guru kelas memberikan PR untuk
anak lamban belajar yang ibu bimbing? Biasanya iya ada PR untuk anak-anak. Pasti iya. (PR disesuaikan) PRnya
Hampir sama. Sama soalnya. Tetapi nanti bobotnya itu tadi yang itu.
Misalnya 5 soal dia sudah, untuk ABK saja misalnya 6, 7 . 7 soal bisa dia
kerjakan dia sudah dapat nilai 100. Tapi nilai itu di guru sendiri bukan di
siswa
WI.GPK.17112016.1-5
Menurut ibu apa bentuk umpan balik
untuk lamban belajar ketika mereka
berhasil dalam menyelesaikan tugas-
tugasnya?
Yang pasti……jelas jangan….apa ya jangan pelit-pelit pujian. Setiap guru
harus apa ya memberikan reword, karena reward itu nanti bisa …………
menguatkan. Itu akan lebih mengutkan…o ternyata aku bisa juga……o pintar…
bagus. Kalau berbanyak banyak itu sekali dia berbuat apa pasti o bagus. itu
sudah termasuk menguatkan dia. Karena biasanya untuk anak-anak slow learner
itu dia lebih rentan. Rentan untuk penguatan itu penting sekali . Rentan
mentalnya, rentan itunya Karena memang apa ya daya pikirnya kan di bawah
anak-anak normal. Kalau rata-rata kan IQ 110. 100 sampai 100 ke atas rentang
normal. Kalu dibawah itu dia kan ada salah satu dia mengalami hambatan
WI.GPK.17112016.1-2
Bagaimana tingkat kesulitan PR yang
harus dikerjakan anak lamban belajar
yang ibu bimbing?
Sama dengan anak-anak yang lainnya tidak berbeda WI.GPK.17112016.1
Bagaimana cara ibu untuk meningkatkan
motivasi belajar anak lamban belajar
yang bapak/ibu bimbing?
Kalau Motivasi belajar, itu tidak cuma dari guru ya, dari orangtua, lingkungan
rumah, lingkungan rumah kan tidak cuma orangtuanya dari lingkungannya
sendiri……menciptakan suasana belajar atau tidak..kalau lingkungan sekolah
sudah jelas karena pasti anak termotivasi untuk belajar. Tapi ketika di ada rumah
bagaimana sikap orangtuanya. Bagaimana lingkungannya itu sangat
berpengaruh sekali. Ketika dia mau belajar, dia niat belajar. Ternyata di rumah
baru nyetel TV baru mai game itu kan jadi anak nanti aja belajarnya. Motivasi
dari sekolah tetap diberikan untuk motivasi dari ayo belajar, ayo…dan media-
media banyaklah. Ya itu tadi misalnya slide itu tadi sudah memotivasi anak
untuk belajar, mengalami pengalaman langsung. Praktek langsung apa,
belajar langsung ada media-media yang digunakan untuk belajar. Itu sudah
termasuk memotivasi juga.
WI.GPK.17112016.1-2
WI.GPK.17112016.5-6
WI.GPK.17112016.9-12
Menurut ibu anak slow learner baiknya Kalau slow learner saya lebih apa ya..? mendukung untuk yang digabung dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
digabung dengan anak yang lain di kelas
regular atau dibuat kelas sendiri?
regular. Karena memang IQnya masih ya diatas anak tuna grahita. Masih bisa
belajar, masih bisa apa berbarengan dengan anak-anak yang lain. Bisa
bersosialisani dengan anak-anak yang lain. Karena itu nanti bisa apa menggugah
motivasinya untuk belajar. Tapi ketika datang di SLB atau di sekolah khusus
trus dibedakan e ini anak slow leaner motivasi untuk belajarnya mungkin akan
turun. Karena disana, Mungkin di SLBnya dia akan pintar sendir. Jadi saya lebih
setuju kalau dia di inklusi karena dia kasihan karena misalnya di SLB dia pintar
sendiri karena capaian kompetensi di atas tunagrahita, jadi malahan kasihan lagi.
Kalau disendirikan itu nanti kasihan sekali, lebih kasihan kalau sendiri kelasnya
lebih kasihan lagi. Kasihan sekali, nanti teman-temannya mengejek. Kalau dia
disendirikan, kalau disendirikan oh itu anak-anak bodoh. Seperti itu kan lebih
kasihan lagi. Lebih baik digabungkan nanti pembelajaranya, kurikulmnya
yang di emisi ada yang dihilangkan ada subsitusi……jadi nanti ada SK KDnya
misalnya anak ini dari awal kita kan sudah tau kemampuan awal anak…ada
profil anaknya juga o ini ternyata anak slow learner kalu dia dia matematika di
bagian ini bisa nggka ya… itu kan harus ada observasi tadi ketika dia tidak bisa
ya aduh harus diturunkan materinya. kalu misalnya diturunkan koq ternyata dia
malah bagus diturunkan .Soalnya sama…bobotnya sama tapi dikurangi berapa,
karena biasanya ada rentang konsentrasi anak slow learner itu….jadi selama
segini sampai segini dia bisa kerjakan tapi setelah itu blank, dia tidak mau
mengerjakan
WI.GPK.17112016.2-3
WI.GPK.17112016.13-14
Menurut ibu apakah kecerdasan anak
slow learner bisa berubah atau bisa
meningkat?
Bisa berubah, karena IQ itu kan tidak menetap ya setiap tahun bisa berubah
sebanyak pengalaman. Misalnya apengalamannya banyak sekali dan itu
dilakuka berulang-ulang. Itu pasti akan merubahnya, kecuali anak-anak
tunagrahita. Tunagrahita berbeda konteksnya lagi…….klau anak slow learner
memang dia bisa asal dia banyak pengalaman, dia banyak mengalami dia
banyak mengulang-ulang.
WI.GPK.17112016.1-2
WI.GPK.17112016.4-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
REDUKSI HASIL WAWANCARA GURU KELAS I
PERTANYAAN JAWABAN KESIMPULAN
Bagaimana ibu mengajak anak lamban
belajar untuk memusatkan perhatian?
Kalau memusatkan perhatian, awal setelah berdoa biasanya
itu mereka masih bisa nyambung. Langsung. menyiapkan
bukunya juga materinya baca itu masih bisa mengikuti.
Tapi untuk pengarahan dulu belum, belum ada. Masih bisa
mereka mengikuti
Sebelum memulai pelajaran anak sudah langsung bisa
memusatkan perhatian untuk belajar, mereka sudah
menyiapkan buku dan juga materi yang akan diajarkan
(WI.GKI.08122016.1)
Apa saja bentuk Apersepsi?
Apersepsi sama kita tidak dibedakan antara yang ABK dan
yang regular. Jadi sama . Untuk hari ini kita belajar akan
ini. tujuannya ini. Seperti itu biasanya. Trus nanti Saya
biasanya minta materi yang kemarin. Mengulang
sebentar, Cuma itu saja sama mengumpulkan PR lho. Itu
saja.
Apersepsi sama untuk anak lamban belajar dan yang
reguler.Guru mengingatkan materi sebelumnya dan
mengumpulkan PR (WI.GKI.08122016.1-2 dan
WI.GKI.08122016.3-4)
Apakah setiap pembelajaran ada bagi
kelompok?
Tidak. Kalau Kelompok saya jarang. Kalau ada kerja
kelompok, biasanya nanti akhir Setelah materi diberikan.
Baru nanti pembagian kelompoknya. Pembagian
kelompoknya dibagi. Anak yang regular dulu dibagi baru
nanti ditambahi anak yang ABK
Guru jarang melaksanakan kegiatan belajar kelompok. Apabila
ada kegiatan kelompok anak lamban belajar digabung dengan
anak yang lain dan biasanya setelah akhir materi atau akhir
pembelajaran (WI.GKI.08122016.1-2)
Materi yang diajarkan apakah
menggunakan bahasa yang sama atau
lebih disederhanakan?
Bahasa yang digunakan sama saja.
Bahasa yang digunakan oleh guru sama, yaitu bahasa yang
dimengerti oleh anak (bahasa Indonesia dan kadang bahasa
Jawa)
Apakah anak yang lamban belajar
apakah dilibatkan dalam mencari
berbagai informasi dalam materi?
Iya, Semua. Walaupun Nanti yang ABK biasanya kita beri
pengarahan, kalau tidak dibantu dengan teman. Tetapi tetap
mereka … memberikan ini…. Tetap ikut
Anak lamban belajar dilibatkan dalam mencari informasi
dengan diberi pengarahan oleh guru dan dibantu oleh teman
(WI.GKI.08122016.1-2)
Bagaimana cara memfasilitasi agar
dapat berinteraksi dengan guru dan
temannya?
Kalau memfasilitasi ya pengarahan aja kepada anak yang
lain tok awal tu. Kita tidak membedakan anak yang satu
teman yang satu dengan yang lain. Tapi habis itu mereka
sudah kiur…jalan sendiri ga harus saya bilang mbak….ayo
ke sini jalan sendiri….Nggak harus saya. mbak ayo ke
sini…….Mereka sudah langsung bisa bergabung sendiri
Memberikan pengarahan kepada anak regular supaya tidak
membeda-bedakan teman (WI.GKI.08122016.1-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Bagaimana caranya supaya anak
lamban belajar aktif di di dalam kelas?
Biasaya saya tunjuk sebut nama. kalau nggak urut giliran.
Jadi kalu urut gilirannya tidak bisa mengelak ya itu tadi
jawaban dibantu dengan teman atau pengarahan dari guru.
Pancingan dari saya……dia jawab pake bahasa jawa, kalau
pake bahasa jawa nanti bisa dia ingat dalam bahasa
Indonesia…..
Guru mengajak anak lamban belajar supaya aktif dalam
kegiatan pembelajaran dengan menunjuk atau menyebutkan
nama anak atau dengan urut giliran dan memancing dengan
memberikan pertanyaan (WI.GKI.08122016.1)
Apakah anak lamban belajar mudah
mengerti pelajaran yang diajarkan?
Mengerti cuma kendalanya di menulis dan membaca. Tapi
sudah lumayan menulis, cuma ketinggalan satu huruf satu
huruf, ga parah banget Anak lamban belajar mengerti pelajaran yang diajarkan tetapi
kendalanya dalam hal menulis dan membaca
(WI.GKI.08122016.1
Bagaimana caranya agar bisa
mengerjakan tugas?
Setiap hari selalu diberi PR walaupun cuma tiga atau lima
sepuluh kadang. Kalau ada tugas yang belum selesai, saya
suruh kerja di rumah, dijadikan PR. Jadi di rumah selalu di
ulang lagi. Yang kedua saya bagikan kertas satu bunde.
isinya tentang cerita-cerita pendek untuk belajar membaca
di rumah setiap hari. Jadi, berbeda-beda ceritanya, nanti
isinya banyak sekali ceritanya….ada yang dongeng dan ada
yang cuman bacaan biasa tak suruh bawa pulang satu anak
satu baik yang reguler maupun yang ABK
Guru kelas setiap hari memberikan PR kepada anak lamban
belajar. Tugas yang belum selesai dikerjakan di sekolah
dijadikan PR dengan tujuan agar materi diulang di rumah
(WI.GKI.08122016.1-5)
Apakah anak lamban belajar bisa
mengerjakan tugas sendiri?
Kalau Kevin itu tidak PD (percaya diri). Sebenarnya bisa ..
Jawabannya ta, bacanya juga bisa. Dia baca soal. dia tau
jawabannya tapi harus tanya dulu ke saya…benar ngga
bu..?? jadi kurang PD baca nulisnya memang belum lancar.
Tapi kalu baca dieja trus dibaca bisa lancar sampai selesai
bisa dong sama pertanyaannya. Tapi Cuma tidak PD. Selalu
bertanya “benar ra bu?”… padahal sudaha benar. Dibaca di
belakang lagi dianya tidak yakin. Dia harus tanya lagi ke
saya.
Anak lamban belajar bisa mengerjakan PR, tetapi kadang
kurang percaya diri (PD)
(WI.GKI.08122016.1 dan WI.GKI.08122016.5)
Apakah anak lamban belajar kelompok
bisa bekerjasama dengan teman?
Belajar kelompok dia bisa belajar dengan temannya. Tidak
ada masalah Anak lamban belajar bisa bekerjasama dengan temannya dalam
kelompok (WI.GKI.08122016.1)
Apakah anak lamban belajar punya
daya saing?
Ada apalagi kalau pelajaran matematika. Kalau
matematika dia lebih cepat dibandingkan dengan pelajaran
yang lain. Kalu ada teman yang sudah selesai dia buru-buru Anak lamban belajar punya daya saing terutama dalam bidang
atau dalam mata pelajaran yang disukai oleh anak lamban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
ngerjakan, tunjuk tugas berani, maju ke depan, ya jawab
juga berani
belajar (WI.GKI.08122016.1-2)
Apakah ada kegiatan belajar remedial? Tidak ada. Kita biasanya setelah ujian. Remedi ya sudah
tidak ada. Lomba ya di kelas. Kalu lomba ya perkelompok.
Di kelas pernah buat permainan lomba. Kalau ada lomba
dia semangat. Kevin sudah punya rasa percaya diri. Dia
semangat…dia malah mengatur sama temannya
Guru tidak melakukan kegiatan belajar remedial.
Apa bentuk umpan balik yang ibu
berikan apabila anak mendapat nilai
yang bagus?
Ya berupa nilai, pujian dengan kata-kata “pintar”. Hadiah
belum pernah, takutnya nanti malahan anak-anak mikirnya
hadiah. Bentuknya ucapan, bintang atau gambar orang
senyum
Guru memberikan umpan balik atas keberhasilan belajar siswa
dengan memberikan pujian berupa kata-kata/ucapan: “pintar”
atau dengan memberikan gambar
(WI.GKI.08122016.1dan WI.GKI.08122016.2-3)
Bagaimana cara ibu mengajak anak
untuk berefleksi?
Melakukan refleksi belum bisa kelas I….hanya refleksi
materi kita buat. Kalu ditanya perasaan ya, mereka bisa
menjawab. Misalnya: Apakah senang dengan pelajaran hari
ini? Ya itu bisa. Tapi kalau dipancing bisa ingat. Ayo
dingat tadi belajar apa?
Guru tidak mengajak siswa melakukan kegitan refleksi
(WI.GKI.08122016.1)
Bagaimana cara ibu mengajak anak
untuk membuat kesimpulan
pembelajaran?
Kalau disuruh membuat kesimpulan sendiri belum. Tapi
kalu lewat pertanyaan bisa. Selama pertanyaannya tidak
tertulis dia bisa tapi kalau ditanya tadi belajar apa dalam
bentuk tulisan dia tidak bisa.
Guru tidak mengajak siswa membuat kesimpulan. Guru
kadang-kadang mengajak siswa membuat kesimpulan dengan
mengajukan pertanyaan (WI.GKI.08122016.1-3)
Apa sarana / media yang digunakan
dalam pembelajaran yang tepat untuk
anak lamban belajar?
Paling cuma gambar dan bentuk miniature. Lamban belajar
apa yo..??
Gambar karena melalu gambar lebih gampang ingat, lebih
gampang untuk menuliskannya, misalnya apa namanya ini
to. Ada gambarnya trus nanti dieja, mengingat karena ada
gambarnya. Dan dalam menyampaikan materi
pembelajaran harus diulang dua sampai tiga kali
Media pembelajaran yang efektif untuk anak lamban belajar
adalah gambar dan bentuk miniature. Dan dalam
menyampaikan materi pembelajaran harus diulang dua
sampai tiga kali.
(WI.GKI.08122016.1, WI.GKI.08122016.3-4 dan
WI.GKI.08122016.6-7)
Apakah anak lamban belajar lebih
lamban dalam mengerjakan tugas dari
pada anak yang lain?
Lebih lamban. Biasanya lebih lama. Dalam mengerjakan
diberi tambahan waktu biasanya dia akhir tetapi masih ada
dua atau tiga anak di belakang Kevin. Anak lamban belajar membutuhkan waktu lebih lama dalam
mengerjakan tugas dibandingkan dengan anak yang lain harus
diberi tambahan waktu untuk mengerjakan.
(WI.GKI.08122016.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Apakah KKM untuk anak lamban
belajar sama dengan anak yang lain?
KKMnya sama tapi materi yang berbeda….kalau nilai
KKMnya sama. Tapi Kevin diikutkan di regular hanya dia
perlu diberi tambahan waktu. Karna hanya diberi waktu
lama. Jadi materinya juga tercapai. Materinya Deva, baru
sampai agama tok tpi yang lain sudah materi ke hidup
rukun. Dia mengingat-ingat lima agama menuliskan
agamanya sendiri saja….Kevin hanya butuh waktu lama.
KKM untuk anak lamban belajar sama dengan kelas reguler
(WI.GKI.08122016.1)
Kalau anak lamban belajar gagal
dalam mengerjakan tugas apa yang ibu
katakan?
Kalau biasanya ada jawaban yang salah saya beri tanda
salah, kemudian saya suruh betulkan lagi ulang lagi sampi
jawaban betul. Saya suruh kembali lagi ke kursi
membetulkan jawaban sampai jawabannya betul, sampai
dapat nilai seratus. Semuanya seperti itu. Tidak ada bedanya
yang salah satu, salah lima saya suruh seperti itu. Tidak ada
bedanya ya dia kerjakan sampai mentok. sampai nilai
maksimalnya…..betul dia tidak bisa ya sudah.
Guru memberikan umpan balik negative apabila anak lamban
belajar gagal dalam mengerjakan tugas dengan
memberikan”tanda salah”.
Guru meminta anak lamban belajar mengerjakan tugas tersebut
sampai betul atau sampai batas maksimal kemampuan anak
lamban belajar mengerjakannya (WI.GKI.08122016.1 DAN
WI.GKI.08122016.2-4)
Bagaimana sikap anak lamban belajar
kalau ada tugas yang tidak bisa
dikerjakannya?
Tugas yang tidak bisa dikerjakan dia merasa sangat kecewa
dan dia mau mengulang lagi
Anak lamban bekajar menunjukkan sikap kecewa apabila
mengalami kegagalan dalam mengerjakan tugas dan mau
mengerjakan apabila diminta untuk mengulangi mengerjakan
tugas tersebut. (WI.GKI.08122016.1-2)
Apa bentuk rencana tindak lanjut dari
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan kepada anak lamban
belajar?
Bentuk tindak lanjut cuma ulangan itu aja dan evaluasi aja
Guru mengadakan ulangan dan evaluasi sebagai bentuk tindak
lanjut kegiatan pembelajarn kepada anak lamban belajar
(WI.GKI.08122016.1)
Apakah setiap akhir pembelajaran
disampaikan materi selanjutnya?
Tidak disampaikan, tapi kalau ke Bab baru iya. Kalu
misalnya masih berkelanjutan tidak. Biasanya pagi itu saya
mengulang yang kemarin dulu baru nanti lanjut tapi masih
dalam satu tema. Tapi kalu sudah tema yang lain
diberitahukan. Besok kita lanjutkan ke pelajaran yang
berikutnya….ke bab dua Di rumah baca dulu. Kalau ga yo
masih lanjut satu tema besoknya
Guru tidak menyampaikan materi pembelajaran berikutnya
apabila masih dalam tema yang sama, tetapi apabila masuk
pada tema yang baru guru menyampaikan supaya anak
mempelajari materi tersebut di rumah (WI.GKI.08122016.1-2
dan WI.GKI.08122016.3-4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
REDUKSI HASIL WAWANCARA GURU KELAS II
PERTANYAAN JAWABAN KESIMPULAN
Bagaimana cara ibu mengajak peserta
didik anak lamban belajar memusatkan
perhatian pada materi yang akan
dibelajarkan ?
Bagaimana ya memusatkan itu anak-anak ya seperti biasa
seperti anak-anak yang tidak lambat belajar. Anak-anak
diajak memperhatikan waktu saya menerangkan. Dan itu,
untuk itu berulang kali menerangkannya untuk kalo yang
biasakan satu atau dua kali ya uda jelas. Dan dia kalo ngga
bisa mesti tanya lagi. Tapi kalo yang seperti yang lambat
belajar itu biasanya biasa didekati. Tidak hanya bersama-
sama menerangkannya tetapi didekati, kemudian
diterangkan kembali, sambil dia apa mengerjakan. Kita
menerangkan sambil mengerjakan itu tadi. ya kalo anak itu
maksimal bisa mengerjakan ya didekati terus kalo kita sudah
menerangkan yang lain lagi uda jelas tinggal apa bagi tugas
kalo anak yang lambat didekati, sambil diterangkan kembali
cara mengerjakannya tarus kalo matematika kalo IPS yo
dibacakan ini bagaimana maksudnya, seperti itu.
Guru mengajak siswa untuk memperhatikan ketika guru
sedang menerangkan (WI.GKII.2211216.3-4)
Guru memberikan pendekatan kepada anak lamban belajar
(WI.GKII.2211216.6-9 dan WI.GKII.2211216.12)
Bagaimana bentuk apersepsi untuk anak
lamban belajar?
Bentuk apersepsi, Ya, sama. Ya salah satu Danang itu tadi,
untuk upaya anak itu bisa mengikuti seperti anak itu
waktunya itu ditambah, terus didekati, didampingi, ya kalo
anak yang lain kan diterangkan saja kalo anak yang pintar
kan sudah tahu. Nanti biasanya kalo anak yang normal atau
yang pintar biasa itu kalau agak anu, tanya sendiri tapi kalau
yang seperti Anang itu yo diam saja. Ia, makanya didekati,
didampingi belajar lagi gini loh caranya, gini. Kalo Bahasa
Indonesia yo umpamanya mau ngajar membuat kalimat
tanya, kita harus itu mengarahkan anak ………….kamu
kalau tanya kepada temanmu gimana umpamanya mau tanya
pakai kata indah, nah seperti itu….kenapa bisa tanda tanya,
tanda tanyanya seperti apa, kemudian digambarkan.
Guru memberikan apersepsi yang sama untuk anak lamban
belajar dengan kelas regular (WI.GKII.2211216.2-3)
Anak lamban belajar diberi tambahan waktu dalam
mengerjakan tugas, didekati dan didampingi
(WI.GKII.2211216.6-7 dan WI.GKII.2211216.8)
Apakah anak lamban belajar bisa bekerja
dalam kelompok?
Kalau kerja kelompok……ya, pasif.. Paling dia kalo
ngerjakan ya nurun. Tidak ada inisiatif.
Anak lamban belajar dalam kegiatan belajar kelompok
biasanya pasif (WI.GKII.2211216.2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Bagaimana cara ibu agar peserta didik
lamban belajar terlibat dalam mencari
informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari?
Harus dibantu…………………ya itu dia bisanya kalo ada
teman dekat yang lebih pintar, itu biasanya lebih ya
temannya yang lebih pintar ini biasanya saya suruh
ngajarin Karena diakan sudah bisa, terus ngajari. Tapi itu
pun nantinya akhirnya ya juga maunya hanya nyalin.
Guru membantu anak lamban belajar dalam mencari
informasi tentang topik atau materi yang dipelajari. Guru
kadang-kadang meminta temannya untuk mengajari
meskipun nantinya anak lamban belajar hanya menyalin.
(WI.GKII.2211216.1-4)
Apa pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang
ibu gunakan untuk peserta didik anak
lamban belajar
Sumbernya ya dari buku, dari saya sendiri. Terus untuk alat,
ya media pembelajannya ya itu sebetulnya pake kalo
matematika ya kalo yang kelas dua itukan sudah sampai 500
tapi dia sampai 500 sudah bisa. Itu biasanya pake……
Kalo yang Angga lamban yo hanya bisa menghitung
sampai10. Tapi kalo yang seperti Anang yang nulis-nulis itu
yo sudah sampai 50. Kalo angga belum bisa huruf tapi klo
yang Anang itu sudah bisa baca. Kan ada slow leaner yang
Anang, yang namanya Anang itu dia sudah bisa baca. Tapi
itu tadi kalu mengerjakan lambat sekali harus didampingi
Guru dan buku merupakan sumber belajar untuk anak
lamban belajar (WI.GKII.2211216.1)
Anak lamban belajar harus didampingi pada waktu belajar
karena anak lamban belajar sangat lambat dalam
mengerjakan tugas (WI.GKII.2211216.9)
Anak slow learner lemah dalam mata
pelajaran apa saja?
Ya klo itu, seperti itu biasanya yo semuanya……semuanya
lemah
Anak lamban belajar lemah dalam semua mata pelajaran
Apakah anak slow learner bisa
berinteraksi dengan temannya?
Kalau interaksi ngga ada masalah.
Anak lamban belajar bisa berinteraksi dengan teman-
temannya
Apakah anak lamban belajar aktif dalam
kegiatan belajar?
Ya maunya dia itu, yo saya amati si Anang yo dia aktif yo
ini. Maunya ini ya juga tapi ya memang seperti itu kalo
Anang itu yo semuanya mengerjakan semua. ya walaupunya
hasilnya tidak maksimal. Ngerjakannnya selesai.
Anak lamban belajar aktif dalam kegiatan pembelajaran,
tetapi hasilnya tidak maksimal.
Apakah ada tambahan waktu dalam
mengerjakan tugas?
Ya jelas ada tambahan waktu. Dan biasanya saya ya kalo
mengerjakan sesuatu yang belum selesai, kalo ulangan yo
ditambain waktu. Terus didampingi kan biasanya anak kalo
yang bisa membaca seperti Anang itu kan bacanya berulang
kali baru dia tahu. Nanti dia tanya apakah ini jawabannya?
Kita bilang jawabannya ya itu.
Anak lamban belajar membutuhkan tambahan waktu
dalam mengerjakan tugas dan ulangan.
(WI.GKII.2211216.1)
Guru memberikan bantuan kepada anak lamban belajar
dalam mengerjakan tugas biasanya dengan membacakan
soal berulang-ulang dan anak lamban belajar menjawab
dengan lisan karrena belum bisa menulis dan membaca.
(WI.GKII.2211216.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Apakah bisa mengerjakan tugas tepat
waktu?
Anak tidak bisa mengerjakan tugas tepat waktu. Harus ada
yang mendampingi agar bisa mengerjakannya. Ya itu tadi
makanya diberi tambahan waktu.
Anak lamban belajar tidak bisa mengerjakan tugas tepat
waktu. Anak lamban belajar harus didampingi supaya bisa
mengerjakan tugas yang diberikan
Apakah anak lamban mau memberikan
pendapat atau tanggapan dalam kegiatan
belajar di kelas?
iya….tapi seperti angga ini ia. Tapi kadang-kadang ga
nyambung. Maunya itu tanya. Seperti Angga ini kan maunya
tanya. Mau juga memberikan tanggapan kalau dilihat
sepintas lalu kan Angga ini kan aktif. Seperti anak-anak
normal lainnya. Tapi kalu dia memberi tanggapan ya itu
tadi ga nyambung. Nanya terus.
Anak lamban belajar mau memberikan pendapat atau
tanggapan dalam kegiatan belajar di kelas tetapi kadang-
kadang tidak “nyambung”. (WI.GKII.2211216.1,
WI.GKII.2211216.3)
Anak lamban belajar secara fisik seperti anak-anak normal
lainnya (WI.GKII.2211216.4-5)
Apakah mereka merasa minder dengan
teman-temannya?
Engga. Bahkan malah dia lebih keberaniannya. Lebih si
Anang itu juga biasa saja, seperti ngga dipikirin itu loh. Kan
mungkin karena di sini ga ditekan to….teman-teman juga
tidak ngeledek, tidak ngejek atau menertawai itu ngga.
Anak lamban belajar yang terdapat di kelas dua tidak
merasa minder karena teman-teman tidak ada yang
mengejek atau “ngeledek” (WI.GKII.2211216.1)
Bagaimana cara ibu memfasilitasi
peserta didik anak lamban belajar
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar?
Ya itu tadi. Caranya ya anak-anak itu dimotivasi supaya nilai
nya baik itu harus ngerjakan dengan baik, sampai selesai,
tepat waktu walaupun kenyataanya hasilnya tidak maksimal.
Iya harus diulang-ulang.
Anak lamban belajar diberi motivasi agar mau
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajarnya.
Materi pelajaran untuk anak lamban belajar belajar harus
disampaikan berulang-ulang agar anak lamban belajar bisa
(WI.GKII.2211216.1 dan WI.GKV.2211216.1)
Bagaimana cara ibu memfasilitasi peserta
didik anak lamban belajar melakukan
pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan?
Dengan memberikan dorongan kepada dia. Menunjukkan
hasil kerjanya.
Anak lamban belajar harus diberi dorongan supaya mau
menunjukkan hasil kerjanya (WI.GKV.2211216.1)
Bagimana caraibu memfasilitasi
peserta didik anak lamban belajar,
melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik?
Ya. Nanti kita bersama orang tua anak ini harus dibimbing
supaya ya tidak minder . Tapi memang kebetulan anak-anak
yang saya tangani tahun ini. Anak-anak yang slow itu dia tidak
merasa bodoh, tidak minder, biasa saja. Berjalan apa adanya
saja. Bahkan yang namanya Anang itu setengah tuju itu sudah di
sekolah
Guru bersama dengan orang tua harus bekerjasama dalam
membimbing anak lamban belajar supaya tumbuh rasa
percaya diri dan rasa bangga dalam diri anak lamban
belajar (WI.GKV.2211216.1-2)
Apa bentuk umpan balik positif dan
penguatan yang ibu berikan terhadap
Hanya apa…… dengan kata-kata. Ya bagus. Ya seperti ini
kerjanya. Tepuk jari. Tepuk tangan untuk Angga. Hadiah
Guru memberikan umpan balik positif atas keberhasilan
dalam bentuk kata-kata. Misalnya: Ya bagus. Ya seperti ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
keberhasilan peserta didik anak lamban
belajar?
tidak tidak dibiasakan. Kalo dulu, yang dulu model porto
folio itu kasi bintang. Klo tanda tangan sudah senang. Kalo
Angga ini masih salah, besok kalo ulangan lagi nilainya 100.
Tahun ini saya mengalami banyak ABK. Setengah dari
jumlah siswa di kelas. Maksimal ya tiga atau empat.
kerjanya. Tepuk jari. Tepuk tangan. Kadang-kadang
memberikan bintang dan tanda tangan
(WI.GKV.2211216.1 dan WI.GKV.2211216.2)
Bagimana cara ibu melakukan penilaian
dan/atau refleksi kepada peserta didik
anak lamban belajar terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram?
Refleksi itu ya saya paling memberi motifasi. Anak-anak
lebih rajin belajar, soalnya sudah mau ujian smester, tidak
boleh main. Supaya nilainya itu bagus, bisa mengerjakan
dengan baik, dan jaga kesehatan. Biasanya disampaikan
melalui klasikal.
Guru memberikan refleksi dengan memberikan motifasi
supaya lebih rajin belajar secara klasikal
(WI.GKV.2211216.1)
Apakah bahasa yang digunakan sama atau
lebih disederhanakan?
Disederhanakan. Kadang-kadang anak-anak yang seperti itu
sulit menangkap ya harus dicampur dengan bahasa daeraha
Guru menggunakan bahasa yang sederhana kepada anak
lamban belajar kadang-kadang menggunakan bahasa
daerah (Bahasa Jawa) (WI.GKV.2211216.1-2)
Bagaimana cara memotivasi agar meraka
lebih giat belajar?
Ya itu sama orang tua. Kamu sekolah di leskan ya. Ya itu.
Motifasi ada harus belajar
Guru memotivasi anak lamban belajar dengan meminta
orangtua supaya anak lamban belajar diberi les tambahan
(WI.GKV.2211216.1)
Apakah KKM untuk anak ABK (slow
learner) dan yang regular ama?
Iya sama tapi bobotnya beda. Misalnya kalau mengerjakan
10 soal, untuk ABK kalo dia bisa mengerjakan 5 dan benar
itu sudah mencapai KKM. Tetapi untuk anak yang lain dia
harus mengerjakan 10 soal tersebut baru mencapai KKM.
Tapi itu guru kelas saja yang tau bobot tersebut.
KKM anak lamban belajar sama dengan KKM regular.
Tetapi bobotnya berbeda, misalnya anak yang lain harus
mengerjakan 10 soal baru mencapai KKM sedangkan anak
lamban belajar mengerjakan lima soal dan apabila
semuanya benar maka sudah mencapai KKM hanya guru
kelas saja yang tau bobot tersebut.
Bentuk tindak lanjut kalau anak tidak
berhasil?
Ya untuk kalo seperti Angga. Perlu pembimbing. Karena
dia sama sekali bingung. Dia belum mengenal angka 3.
Sudah bisa baca hanya lambat. Memang saya, karena yang
lain sudah ada pendamping. Kalo rio ini bisa tapi kalo ngga
tapi dia jawab sendiri e, ta hanya bacakan. Angga ini juga.
Guru melaksanakan bimbingan individu kepada anak
lamban belajar sebagai bentuk tindak lanjut apabila anak
lamban belajar tidak berhasil dalam kegiatan pembelajaran
(WI.GKV.2211216.1)
Apakah ibu membuat RPI? Belum bisa buat, sudah dibuat diklat. Hanya kita akan
menuliskan. Misalnya perbandingan utk ABK 5 soal dan
non ABK 10. Saya sendiri belum mampu membuat. RPP
sama dengan regular
Guru kelas belum bisa membuat RPI meskipun sudah
mengikuti diklat. RPP untuk anak lamban belajar sama
dengan RPP kelas regular.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
REDUKSI HASIL WAWANCARA GURU KELAS V
PERTANYAAN JAWABAN KESIMPULAN
Bagaimana cara ibu mengajak peserta
didik lamban belajar untuk
memusatkan perhatian pada materi
yang akan dibelajarkan?
Untuk awalnya dari mulai, misalnya: pengucapan salam,
dan pemberian soal, terus apersepsi mungkin ada yang
mengabsensi siswa. Awalnya biasa aja kita ucap salam
ketika masuk walaupun nanti untuk yang beragama lain kan
kita juga bisa mengucapkan yang lain. Misalnya untuk yang
beragama Islam kita ucapkan salam, setiap kali masuk
asalamualaikum dan untuk yang beragama lain ya selamat
pagi. Kita ucapkan, terus doa. Setelah itu doa. biasanya
absennya secara klasikal saja siapa yang ga berangkat?
tidak perlu satu-satu. Terus yang ketiga supaya anak bisa
terpusat itu biasanya ya pemberian motivasi
Guru mengajak anak lamban balajar untuk memusatkan
perhatian pada materi yang akan dibelajarkan dengan terlebih
dahulu mengucapkan salam dan berdoa (WI.GKV.2211216.1)
Guru mengabsen siswa secara klasikal dengan bertanya :
“Siapa yang ga berangkat?”. (WI.GKV.2211216.6)
Guru memberikan motivasi kepada siswa
(WI.GKV.2211216.6)
Bagaimana cara ibu memberikan
gambaran manfaat tentang materi yang
diajarkan kepada peserta didik anak
lamban belajar?
Ya pemberian motifasi dulu. Tahu sendiri kan anak kelas
lima seperti itu. Untuk apersepsi mau keinti biasanya saya
membutuhkan waktu yang sangat lama. Setiap hari kan
anak-anak mesti ada yang kejadian. Sangat menyita waktu
ketika kita mengusahakan agar anak terpusat ke pelajaran.
Biasanya ketika dua jam pelajaran satu jam pelajarannya itu
untuk memotifasi anak. Karena kan disini kita tidak hanya
mengajar, bisa mendidik juga.
Jadi, kalo apersepsi 10 menit 20 menit itu bagi saya kurang,
bisa jadi seharian ga belajar, bisa itu, ya karena itu tadi
sering ada masalah dan anak-anak itu kan ada karakter. Ini
pendidikn karakter juga. Ada kejadian dan anak ndak mau
jujur nah itu, disitu nanti bisa dua jam pelajaran itu habis.
Ya ….tidak ke pelajarannya cuman kita pengin anak-anak
punya karakter disiplin, ya jujur. Selama ini kan anak-anak
sulit disiplin. Itu masih di apersepsi belum masuk ke intinya.
Ya itu. Terus, apa yo untuk anak-anak yang lamban belajar
ya…. ya itu karena masih awal-awal seperti ya belum bisa
dia. Belum bisa di apa ya……? Klo pun sudah siap, dia
belum focus . Iya. Tapi fokusnya seperti ngga di situ. Hanya
badannya…. dia mendengarkan, tapi ininya ngga tahu
Guru memberikan gambaran manfaar tentang materi yang
akan diajarkan dengan memberikan motivasi.
(WI.GKV.2211216.1)
Guru membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melakukan
apersepsi untuk masuk pada kegiatan inti, karena setiap hari
mesti “ada kejadian”. (WI.GKV.2211216.11)
Guru kadang menghabiskan waktu jam pembelajaran untuk
memotivasi anak, karena tugas guru bukan hanya mengajar
tetapi juga mendidik (WI.GKV.2211216.14-17)
Guru menanamkan karakter disiplin dan jujur kepada semua
anak
Anak lamban belajar biasanya belum bisa fokus pada awal
pembelajaran, hanya badannya yang ada di kelas tetapi pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
kemana (sambil memegang kepala). Anak-anak seperti
Yanuar, perhatiannya itu ke kita tapi ngga tahu pikirannya
itu kemana, perhatiannya ke kita tapi pikirannya kita tidak
tau kemana.
tidak pada pelajaran
Bagaimana cara ibu memberikan
gambaran manfaat tentang materi yang
diajarkan kepada peserta didik anak
lamban belajar ?
Kalau memberikan gambaran manfaat ya sama dengan anak-
anak yang lain, kita menyampaikan untuk apa kita belajar
materi ini, misalnya untuk apa belajar tentang peredaran
darah, ya kita jelaskan ke anak-anak.
Guru menyampaikan gambaran manfaat tentang materi yang
diajarkan kepada anak lamban belajar sama dengan anak
regular. Guru menyampaikan untuk apa belajar materi
tertentu, misalnya tentang materi peredaran darah
(WI.GKV.2211216.1-3)
Bagaimana cara ibu menyampaikan
hal-hal yang berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan kepada peserta
didik anak lamban belajar?
Ya sama aja dengan anak-anak lainnya tidak dibedakan
untuk anak lamban belajar bahasa yang digunakan juga
sama
Guru menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan materi
kepada anak lamban belajar sama dengan anak regular
(WI.GKV.2211216.1)
Apakah bentuk tes awal untuk anak
lamban belajar untuk mengukur sejauh
mana materi sudah dikuasai oleh
peserta didik anak lamban belajar?
Kalo tes awal …. nda ada ya… tapi ketika pembelajaran kita
jadi tahu katika ada tugas-tugas. Itu ya… anak lamban
belajar , mesti terakhir sekali. Entah itu terakhirnya karena
dia itu ngobrol sama teman-temannyanya, ya.. kan jadi
terakhir. Seperti itu terus, dia sibuk sendiri dengan
kegiatannnya dan apa misalnya dia punya mainan atau
punya apa kita ngga tahu dibawa ke kelas.
Guru tidak melakukan tes awal untuk mengukur sejauh mana
materi sudah dikuasai oleh anak lamban belajar
(WI.GKV.2211216.2)
Anak lamban balajar dalam mengerjakan tugas pasti selalu
menjadi yang terakhir
Anak lamban belajar kadang sibuk sendiri ketika belajar di
dalam kelas
Bagaimana cara ibu untuk membagi
kelompok belajar dan menjelaskan
mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar kepada peserta didik lamban
belajar?
Ia, dan itu tidak disendirikan, tidak disendirikan walaupun
itu ada konflik-konflik, tapi tetap kita campur supaya ya
anak-anak yang lainnya mau menghargai, dia mau
menerima temannya seperti itu. Dan harapannya kita agar
ada tutor sebaya supaya bisa nanti mengajari yang ini.
Tapi kenyataannya yo…angel yo sulit, anak-ank disuruh
mengajari temannya….yo kadang ada, seperti kita tahu
Rino, ketika mbaknya itu ndak ada, ndak ada yang
mendampingi nah….begitu tidak buat apa-apa…hanya
duduk diam saja. Dulunya ta kelompok sebelum ke tempat
duduknya yang sekarang. Kadang ada anak-anak yang ada
di sampingnya itu, membacakan, ia mendiktekan sehingga
Rino bisa menulis. Tapi ketika dibuat seperti ini yang
sekarang (tidak duduk dalam kelompok), udah ngga ini lagi.
Guru melibatkan anak lamban belajar dalam kerja kelompok,
meskipun ada konflik di antara anak-anak.
(WI.GKV.2211216.1-3)
Guru mengajak siswa untuk saling menghargai dan menerima
temannya
Guru melibatkan anak lamban belajar dalam kelompok dengan
harapan akan ada tutor sebaya yang bisa mengajari anak
lamban belajar (WI.GKV.2211216.7)
Anak lamban belajar kalau tidak didampingi hanya diam saja,
tidak mengerjakan apapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
Bagaimana cara ibu memfasilitasi
supaya anak lamban belajar terlibat
dalam mencari informasi tentang topik
yang dipelajari?
Kalo saya biasanya menggunakan tayangan slide-slide itu.
Tayangan itu saya ulang-ulang. Iya kita ulang-ulang lagi,
ulang lagi. Setelah itu kita tutup slidenya, nah kita beri
pertanyaan ke anak-anak. Ya seperti itu. Supaya dia bisa
juga mengingat apa yang tadi sudah diajarkan.
Tuntutannya seperti apa…. tapi yo…. hasilnya yo nda
maksimum, tetap ngga maksimum…… ngge dulu pernah
tak buat… saya bikin ringkasan, tapi tak bolong-bolong
misalnya kalimatnya ngga utuh, mereka mencari sendiri,
ya…itu…itu yo ngga jalan. Iyo…tapi ada peningkatan
sedikit, ya… dia… dengan begitukan dia mau membaca,
walaupun terpaksa ya… dia mau mencari jawabannya.
Guru memfasilitasi anak lamban belajar supaya terlibat dalam
mencari informasi tentang topik yang dipelajari dengan
menggunakan tayangan slide secara berulang-ulang.
(WI.GKV.2211216.1-3)
Anak lamban belajar bisa mengingat apabila menggunakan
slide dan ditayangkan berulang-ulang.
Guru membantu anak lamban belajar membuat ringkasan
materi pelajaran berupa kalimat yang tidak utuh, dengan
tujuan anak lamban belajar mencari jawabannya
WI.GKV.2211216.6-8
Menurut ibu apa pendekatan , media
pembelajaran dan sumber belajar yang
yang digunakan untuk peserta didik
anak lamban belaja?
Ya itu tadi, cuman tayangan itu. Biar lebih ke fokus gitu.
Kita ulang-ulang dan itu tidak hanya untuk anak-anak yang
lambat bajar juga yang lainnya, lebih meningkatkan
keaktifan anak-anak. Walaupun harus
diulang…ulang…ulang, materi tu tidak hanya satu kali
tersampaikan tapi beberapa kali .
Media pembelajaran yang digunakan guru untuk anak lamban
belajar adalah slide (tayangan) (WI.GKV.2211216.1)
Media tayangan bisa meningkatkan keaktifan anak lamban
belajar.
Bagaimana cara ibu memfasilitasi
peserta didik anak lamban belajar agar
bisa berinteraksi antarpeserta didik
serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya?
Ya itu dengan kerja kelompok dan memancing dengan
memberikan pertanyaan kepada anak
Guru memfasilitasi anak lamban belajar agar bisa berinteraksi
dengan orang lain dengan kerja kelompok dan memberikan
pertanyaankepada anak lamban belajar (WI.GKV.2211216.1)
Bagaimana cara ibu supaya lebih
terlibat dalam kegiatan pembelajaran?
Kalo lebih terlibat, yo… dengan dibentuk kelompok itu tadi.
Seperti kelompok itu tadi nanti kita bagi, jadi kelompoknya
itu heterogen ya… he…e…. dicampur anak-anak yang
seperti itu. Itu tujuannya biar dia ikut aktif, kerja kelompok
lebih, apa ya… ia walaupun kadang anu… pasif juga. Anak-
anak lamban belajar . banyak pasifnya. Yah yang mau
mengerjakan ya….yang itu-itu saja. Padahal udah dibagi,
nanti misalnya ada lima soal, setelah dibagi ya uda yang
dapat bagian cepat selesai anak yang bisa, anak yang lamban
belajar yang paling akhir selesai ya sudah.
Guru memfalitasi anak lamban belajar agar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok
(WI.GKV.2211216.1)
Anak lamban belajar lebih banyak pasif dalam kelas. Anak
lamban belajar selalu terakhir dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru (WI.GKV.2211216.4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Apakah anak lamban belajar bisa
mengerjakan tugasnya sendiri?
Kerjakan tugas mandiri……ya untuk mandiri bisa, tapi
lama…hu….u...lama, teman-temannya uda dapat tiga dia
baru dapat satu, lama sekali.
Anak lamban belajar bisa mengerjakan tugas mandiri tetapi
membutuhkan waktu yang lama
Bagaimana cara memfasilitisi agar
anak lamban belajar bisa buat
menyususun laporan dalam kegiatan
belajar mengajar?
Belum..belum bisa….hahahahaha mungkin untuk itu
biasanya kalo misalnya kelompok dia dibagian yang
menulis, tidak yang bagian berpikir ya..seperti itu.
Anak lamban belajar belum bisa membuat laporan dalam
kegiatan belajar mengajar, dalam kelompok anak lamban
belajar biasanya tugasnya menulis (WI.GKV.2211216.1-2)
Apakah anak lamban belajar diikut
sertakan dalam kegitan lomba?
Hahahahahaha…..lomba????? haaaa. Itu dia ke olahraga,
lebih ke yang fit-fit, itu masih bisa tapi untuk yang ke
akademik ya..ga bisa.
Anak lamban belajar tidak bisa diikutkan dalam lomba yang
berkaitan dengan akademik tetapi masih bisa dalam bidang
lain, misalnyanya olahraga (WI.GKV.2211216.1)
Apa bentuk umpan balik yang ibu
berikan kepada siswa terhadap
keberhasilan peserta didik anak lamban
belajar?
Kalo saya sih biasanya ketika tugasnya itu selesai ta kasih
poinnya bintang. Yo..semua…semua.. misalnya yang nomor
satu duluan selesai tak kasi lima bintang. Untuk yang nomor
dua tak kasi empat bintang. Untuk yang ketiga dan
seterusnya hanya dapat satu bintang. Siapapun itu yang
lamban belajar ataupun anak yang lain seperti itu saya buat.
Dan nanti di akhir, biasanya akhir bulan tak suruh hitung
bintangnya ada berapa… yang paling banyak itu nanti ada
hadiah. Itu memacu supaya mereka semangat belajar ya
hadiahnya ngga seberapa sih…tapi untuk memotivasi
mereka, agar lebih giat lagi belajarnya.
Guru memberikan umpan balik terhadap keberhasilan peserta
didik anak lamban belajar dalam bentuk “poin bintang”.
Pemberian poin bintang berlaku untuk semua anak. Misalnya
yang nomor satu duluan selesai tak kasi lima bintang. Untuk
yang nomor dua tak kasi empat bintang. Untuk yang ketiga
dan seterusnya hanya dapat satu bintang.
(WI.GKV.2211216.1-9)
Siapapun itu yang lamban belajar ataupun anak yang lain
seperti itu saya buat. Dan nanti di akhir, biasanya akhir bulan
tak suruh hitung bintangnya ada berapa… yang paling
banyak itu nanti ada hadiah. Itu memacu supaya mereka
semangat belajar ya hadiahnya ngga seberapa sih…tapi untuk
memotivasi mereka, agar lebih giat lagi belajarnya.
Bagaimana cara ibu memfasilitasi anak
lamban belajar melakukan refleksi?
Belum bisa karena dia belum selesai. Kalo dia belum
selesai, misalnya suruh meringkas, dia aja belum selesai.
Kalo untuk refleksi kan dia itu ngga bisa, temannya uda
selesai dia masih aja ngga tahu kegiatan apa yang dia
lakukan jadi selalu terakhir. Itu yang ngga ada semangat. Ia.
Itu kan juga terkait tidak hanya di sekolah saja motivasi dari
rumahpun sangat terbatas
Anak lamban belajar belum bisa diajak untuk melakukan
refleksi (WI.GKV.2211216.1)
Motivasi belajar untuk anak lamban belajar bukan hanya dari
sekolah tetapi juga dari keluarga
Apakah anak lamban belajar berani
bertanya apabila ada materi yang
belum dia mengerti?
Nda. Diam, tapi ditanya balik pun nda ada jawaban. Adanya
seperti itu. Ia…ia… terkadang setelah diterangkan,
gini…gini…gini… kita balik nanya malah dia balik nanya
juga “apa bu. Ia, seperti itu apa bu. Itu, terkadang ketika dia
ngga mendengarkan kita menjelaskan, dia ngga
Anak lamban belajar tidak berani mengungkapkan pendapat
atau mengajukan pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
mendengarkan kita kasi pertanyaan dia bingung. Apa bu,
karena dia ngga fokus dengan apa yang sedang kita
bicarakan, dia ngga fokus.
Bagaiman cara ibu memberikan
motivasi kepada anak lamban belajar?
Ya…hanya pendekatan personal aja. Kenapa ya le? tanya-
tanya begitu juga dia tidak mau terbuka, dia bilang ndak
apa-apa. Kita tanya-tanya…itu juga dia nda akan mau dia
bilang ngga apa-apa. Seperti yang kemarin dia kok seharian
letih, nda mau belajar, ta tanya juga katanya nda apa-apa,
nda apa-apa. Padahal beda bangat, karena kan seperti itu
anaknya, yang lainnya juga seperti itu.
Guru memberikan motivasi kepada anak lamban belajar
dengan melakukan pendekatan personal. Misalnya dengan
menanyakan kesulitan yang dihadapi anak lamban belajar
(WI.GKV.2211216.3-4)
Apakah ibu bersama-sama dengan
peserta didik lamban belajar membuat
kesimpulan?
Engga. Engga… jadi yang dominasi hanya beberapa anak
saja. Kita pancing-pancing dia diam ya hanya beberapa anak
membuat kesimpulan nda jalan. Di kelas empat juga seperti
itu.
Anak lamban belajar juga takut mengungkapkan pendapat.
Takut salah mungkin. Aku juga ngga di apa-apain.,
mungkin karena malu sama teman-teman kan karena ketika
salah kan yang lain terus bilang huuuuu
Anak lamban belajar belu bisa diajak untuk membuat
kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran, meskipun
dipancing dengan membuat pertnyaan (WI.GKV.2211216.4-
5)
Anak lamban belajar takut mengungkapkan pendapat,
mungkin takut salah dan takut diejek oleh teman-temannya.
Bagaimana cara ibu memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran kepada peserta didik
lamban belajar?
Ya….cuman apa ya reword. Hmmm dari kita misalnya kalo
ada ulangan saya biasakan langsung memberikan nilai terus
diumumkan yang tertinggi siapa, ya dari situ nanti mereka
senang dengan diberi pujian, yang nilainya bagus kita beri
motivasi supaya mempertahankan nilainya, kepada yang
belum yan kita beri motivasi juga dengan mengajak mereka
untuk belajar lebih giat lagi dan lebih memperhatikan ketika
guru sedang menjelaskan pelajaran.
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelaran anak lamban belajar dengan memberika reward.
Misalnya kalau diadakan ulangan guru langsung memberikan
nilai, kemudaian diumumkan siapa nilai yang tertinggi. Anak
yang mendapatkan nilai tertinggi diberi pujian. Anak yang
mendapat nilai bagus diberi motivasi supaya mempertahankan
nilainya sedangakn kepada anak yang nilainya tidak bagus
diberi juga motivasi dengan mengajak mereka untuk belajar
lebih giat dan lebih memperhatikan ketika guru sedang
menjelaskan pelajaran.
(WI.GKV.2211216.1 dan WI.GKV.2211216.3-6)
Apa bentuk rencana tindak lanjut yang
ibu berikan kepada anak lamban
belajar?
Kalau yang lamban belajar biasanya ta suru misalnya, ada
sepuluh soal kamu pilih lima soal yang mana bisa kamu
kerjakan, kalau bisa dikerjakannya ya dia dapat nilai
sepuluh. Tapi anak-anak yang lain beda mereka harus
mengerjakan sepuluh soal tersebut. Tapi aturan itu nda
tertulis kita yang guru kelas atau guru mata pelajaran yang
tau.
Guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal, misalnya:
ada sepuluh kamu pilih lima soal yang mana bisa kamu
kerjakan, kalau bisa dikerjakannya ya dia dapat nilai
sepuluh (WI.GKV.2211216.1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Bagaimana cara ibu menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya kepada anak lamban
belajar?
Belum, belum terkatakan,. Kita lihat kondisi saat itu kalo
untuk melanjutkan ke materi berikutnya kita lihat dulu anak-
anak seperti apa. Ya memang bisa, tapi kalau misalnya
belum ya kita ulangin lagi, kita tayangin lagi.
Guru kadang menyampaikan dan kadang tidak menyampaikan
rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru
melihat kondisi kelas (WI.GKV.2211216.1-3)
Apakah ibu memberikan tambahan
waktu untuk anak lamban belajar
dalam menyelesaikan tugas-tugasnya?
Kalu di sekolah nda, tapi biasanya saya katakan silahkan
dikerjakan di rumah
Guru tidak memberikan tambahan waktu tambahan untuk
anak lamban belajar menyelesaikan tugas-tugasnya di sekolah
tetapi tugas tersebut dijadikan PR
Apakah KKM anak lamban belajar
sama dengan KKM regular?
Sama tapi bobotnya aja yang beda. Bobotnya itu tadi
misalnya anak yang reguler bisa kerjakan sepuluh soal
nilanya juga sepuluh, saama anak yang lamban belajar itu 10
juga tapi kan hanya 5 soal yang dikerjakan supaya bisa
memenuhi target
KKM untuk anak lamban belajar sama dengan KKM kelas
regular.
Guru dalam membuat soal bobot untuk anak lamban belajar
dibedakan dengan kelas regular, Misalnya anak yang reguler
bisa kerjakan sepuluh soal nilanya juga sepuluh sedangkan
untuk anak lamban belajar diberi soal yang sama tapi apabila
bisa dikerjakan lima dari soal tersebut anak lamban belajar
sudah memenuhi KKM
Apakah anak lamban belajar boleh
tinggal kelas?
Ngga e…. sekarang ngga boleh. Misalnya kadang kalo
memang sudah terlalu berat kita menilainya yo, uda kita dari
hati, ndelok dari hati aja anak e. Kalo melulu hanya dari
nilai akademik ya sebenarnya juga kasian kalo mau tinggal
kelas juga ujiannya, ujiannya semakin tambah-tambah. Itu
nanti masuk ke SMP nya yo gimana?
Anak lamban belajar tidak boleh tinggal kelas
Guru memberikan penilaian kepada anak lamban belajar dari
hati (ndelok dari hati aja anak e).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
DISPLAY DATA OBSERVASI DAN WAWANCARA GURU KELAS I
STRATEGI PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN ANAK LAMBAN BELAJAR
Aspek yang Digali Sub Aspek yang digali Observasi Wawancara
E. Perangkat
Pembelajaran
9. Prota Guru tidak membuat Prota
10. Prosem Guru membuat Prosem
11. Silabus Guru membuat silabus
12. RPP/RPPH Guru membuat RPP
F. Proses Pembelajaran
6. Kegiatan
Pendahuluan/Pe
mbuka
29. Orientasi: Guru mengajak memusatkan
perhatian peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan
Guru mengajak memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan dibelajarkan
dengan mengucapkan mengucapkan salam:
“Selamat pagi anak-anak…?”…..”apa
kabar..??”…”apakah ada PR..?. Anak-anak
menjawab: “Selamat pagi bu Guru, … “kabar
baik…”, “PR ada..”. mengumpulkan PR dan
menanyakan kegiatan yang dilakukan siswa
sebelum masuk kelas.
Sebelum memulai pelajaran anak sudah langsung
bisa memusatkan perhatian untuk belajar, mereka
sudah menyiapkan buku dan juga materi yang akan
diajarkan (WI.GKI.08122016.1)
30. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang diajarkan
Guru memberikan apersepsi dengan
melakukan tanya jawab tentang materi yang
sudah dipelajari sebalumnya
Apersepsi sama untuk anak lamban belajar dan yang
reguler.Guru mengingatkan materi sebelumnya dan
mengumpulkan PR (WI.GKI.08122016.1-2 dan
WI.GKI.08122016.3-4)
31. Motivasi: Guru memberikan gambaran
manfaat tentang materi yang diajarkan
Guru menyampaikan manfaat tentang materi
yang diajarkan kepada siswa
32. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan
Tidak terlihat
33. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan
untuk mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan bahan
pelajaran yang akan dipelajari sudah
dikuasai oleh siswa.
Guru melaksanakan tes awal dengan
menanyakan hal-hal yang berhubungan
dengan materi sebelumnya dan materi yang
akan dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
34. Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar
Tidak ada pembagian kelompok belajar/
tidak ada kerja kelompok
Guru jarang melaksanakan kegiatan belajar
kelompok. Apabila ada kegiatan kelompok anak
lamban belajar digabung dengan anak yang lain dan
biasanya setelah akhir materi atau akhir pembelajaran
(WI.GKI.08122016.1-2)
7. Kegiatan Inti Eksplorasi
35. Guru melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi
yang akan dipelajari
Guru melibatkan peserta didik mencari
informasi tentang topik/tema materi yang
akan dipelajari dengan memberikan soal
latihan
Anak lamban belajar dilibatkan dalam mencari
informasi dengan diberi pengarahan oleh guru dan
dibantu oleh teman (WI.GKI.08122016.1-2)
36. Guru menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar
lain
Guru menggunakan media pembelajaran
yang berhubungan dengan materi
pembelajaran, misalnya kartu dan gambar.
Media pembelajaran yang efektif untuk anak lamban
belajar adalah gambar dan bentuk miniature. Dan
dalam menyampaikan materi pembelajaran harus
diulang dua sampai tiga kali (WI.GKI.08122016.1,
WI.GKI.08122016.3-4 dan WI.GKI.08122016.6-7)
37. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar
lainnya
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi
antar peserta didik serta antara peserta
didik dengan guru dengan memberikan
pertanyaan kepada siswa dan meminta
temannya yang sudah bisa untuk
mengajari teman yang belum bisa
Memberikan pengarahan kepada anak regular supaya
tidak membeda-bedakan teman
(WI.GKI.08122016.1-2)
38. Guru melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
Guru melibatkan peserta didik supaya aktif
dalam dalam kegiatan pembelajaran
dengan mengajukan pertnyaan dan
menyebut nama siswa yang akan menjawab
pertanyaan guru.
Guru mengajak anak lamban belajar supaya aktif
dalam kegiatan pembelajaran dengan menunjuk atau
menyebutkan nama anak atau dengan urut giliran dan
memancing dengan memberikan pertanyaan
(WI.GKI.08122016.1)
39. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Elaborasi
40. Guru membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna
Guru membiasakan peserta didik menulis
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
dengan menuliskan jawaban dalam buku
latihan atau di LKS
Guru kelas setiap hari memberikan PR kepada anak
lamban belajar. Tugas yang belum selesai dikerjakan
di sekolah dijadikan PR dengan tujuan agar materi
diulang di rumah (WI.GKI.08122016.1-5
41. Guru memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
Guru memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas secara tertulis dengan
meminta siswa mengerjakan latihan yang
diberikan oleh guru dalam buku latihan atau
di LKS
42. Guru memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
Guru memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut melalui
latihan soal dan siswa diberi kesempatan
untuk berani datang kepada guru untuk
menanyakan soal yang belum dimengerti
oleh siswa.
43. Guru memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif Tidak terlihat
44. Guru memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
Guru memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar dengan
mengajak siswa untuk mengerjakan tugas
yang diberikan dengan benar dan tepat pada
waktunya
Anak lamban belajar punya daya saing terutama
dalam bidang atau dalam mata pelajaran yang disukai
oleh anak lamban belajar (WI.GKI.08122016.1-2)
45. Guru rnenfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
46. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan kreasi, kerja
individual maupun kelompok
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan hasil kerjanya di papan tulis
23. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan
Tidak telihat
24. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan kegiatan
yang menumbuhkan
kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta
didik.
Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik dengan mengerjakan tugas tanpa
bantuan orang lain atau teman
Konfirmasi
53. Guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik
Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan berupa kata-
kata dengan mengatakan: “bagus”,
“jawabanmu benar”
Guru memberikan umpan balik atas keberhasilan
belajar siswa dengan memberikan pujian berupa
kata-kata/ucapan: “pintar” atau dengan memberikan
gambar.
(WI.GKI.08122016.1dan WI.GKI.08122016.2-3)
54. Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil
eksplorasi dan elaborasi peserta didik
misalnya dengan mengerjakan LKS
secara bersama-sama
55. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan
Tidak terlihat
Guru tidak mengajak siswa melakukan kegiatan
refleksi (WI.GKI.08122016.1)
56. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar
Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
57. Guru berfungsi sebagai narasumber
dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku
dan benar
Guru berfungsi sebagai narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh anak, bahasa Indonesia
dan kadang-kadang menggunakan bahasa
Jawa
Bahasa yang digunakan oleh guru sama, yaitu bahasa
yang dimengerti oleh anak (bahasa Indonesia dan
kadang bahasa Jawa)
58. Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah
Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dengan menjelaskan
kembali materi yang belum dimengerti oleh
siswa
Anak lamban belajar membutuhkan waktu lebih lama
dalam mengerjakan tugas dibandingkan dengan anak
yang lain harus diberi tambahan waktu untuk
mengerjakan (WI.GKI.08122016.1)
59. Guru memberi acuan agar
peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi.
Tidak terlihat
60. Guru memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh
Tidak terlihat
61. Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif dengan menyebutkan nama siswa dan
mengajak untuk lebih bersemangat dalam
mengerjakan tugas
5. Kegiatan
Penutup
62. Guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran
Guru bersama-sama dengan peserta didik
dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran dengan
menanyakan kembali materi yang telah
dipelajari
Guru tidak mengajak siswa membuat kesimpulan.
Guru kadang-kadang mengajak siswa membuat
kesimpulan dengan mengajukan pertanyaan
(WI.GKI.08122016.1-3)
63. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
Guru memberikan penilain secara tertulis
atas hasil kerja siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
64. Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran dengan
memberikan nilai dan pujian
Guru memberikan umpan balik negative apabila anak
lamban belajar gagal dalam mengerjakan tugas
dengan memberikan”tanda salah”.
Guru meminta anak lamban belajar mengerjakan
tugas tersebut sampai betul atau sampai batas
maksimal kemampuan anak lamban belajar
mengerjakannya (WI.GKI.08122016.1 dan
WI.GKI.08122016.2-4)
65. Guru merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan
tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pemberian tugas individual
dan pemberian PR kepada siswa
Guru mengadakan ulangan dan evaluasi sebagai
bentuk tindak lanjut kegiatan pembelajarn kepada
anak lamban belajar (WI.GKI.08122016.1)
66. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya
dan meminta siswa membaca materi yang
akan diajarkan
Guru tidak menyampaikan materi pembelajaran
berikutnya apabila masih dalam tema yang sama,
tetapi apabila masuk pada tema yang baru guru
menyampaikan supaya anak mempelajari materi
tersebut di rumah (WI.GKI.08122016.1-2 dan
WI.GKI.08122016.3-4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
DISPLAY DATA OBSERVASI DAN WAWANCARA GURU KELAS II
STRATEGI PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN ANAK LAMBAN BELAJAR
Aspek yang Digali Sub Aspek yang digali Observasi wawancara
A. Perangkat
Pembelajaran
50. Prota Guru tidak membuat prota
51. Prosem Guru membuat Prosem
52. Silabus Guru membuat silabus
53. RPP/RPPH Guru membuat RPP
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
54. Orientasi: Guru mengajak memusatkan
perhatian peserta didik pada materi yang
akan dibelajarkan
Guru mengajak memusatkan perhatian
peserta didik pada materi yang akan
dibelajarkan dengan mengucapkan salam,
doa dan mengecek kehadiran siswa
Guru mengajak siswa untuk memperhatikan ketika
guru sedang menerangkan (WI.GKII.2211216.3-4)
Guru memberikan pendekatan kepada anak lamban
belajar (WI.GKII.2211216.6-9 dan
WI.GKII.2211216.12)
55. Apersepsi: Guru memberikan apersespsi
awal kepada peserta didik tentang materi
yang diajarkan
Guru memberikan apersespsi awal kepada
peserta didik dengan mengajukan
pertanyaan
Guru memberikan apersepsi yang sama untuk anak
lamban belajar dengan kelas regular
(WI.GKII.2211216.2-3)
56. Motivasi: Guru memberikan gambaran
manfaat tentang materi yang diajarkan
Guru memberikan motivasi kepada siswa
dengan menyampaikan manfaat tentang
kegiatan yang akan dilakukan
57. Pemberian Acuan: Guru menyampaikan
hal-hal yang berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan
Guru menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan dengan menyampaikan cara
mengerjakan tugas yang akan dikerjakan
oleh siswa
58. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan
untuk mengukur dan mengetahui sejauh
mana materi akan bahan pelajaran yang
akan dipelajari sudah dikuasai oleh
siswa.
Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
59. Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar
- Tidak terlihat Anak lamban belajar dalam kegiatan belajar
kelompok biasanya pasif (WI.GKII.2211216.2)
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
60. Guru melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan
dipelajari
Guru melibatkan peserta didik mencari
informasi materi yang akan dipelajari
dengan mengerjakan LKS
Guru membantu anak lamban belajar dalam mencari
informasi tentang topik atau materi yang dipelajari.
Guru kadang-kadang meminta temannya untuk
mengajari meskipun nantinya anak lamban belajar
hanya menyalin. (WI.GKII.2211216.1-4)
12. Guru menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain
Guru menggunakan media pembelajaran
dan sumber belajar, yaitu LKS
Guru dan buku merupakan sumber belajar untuk anak
lamban belajar (WI.GKII.2211216.1)
13. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya
Guru memfasilitasi terjadinya interaksi
antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru dengan meminta siswa
mengajari temannya yang tidak bisa
mengerjakan atau siswa yang tidak bisa
diberi kesempatan bertanya kepada guru
dan kepada teman
14. Guru melibatkan peserta didik secara
aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
Guru melibatkan peserta didik secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran
dengan mengerjakan LKS
Anak lamban belajar mau memberikan pendapat atau
tanggapan dalam kegiatan belajar di kelas tetapi
kadang-kadang tidak “nyambung”.
(WI.GKII.2211216.1, WI.GKII.2211216.3)
15. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Tidak terlihat.
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna
Guru membiasakan peserta didik membaca
dan menulis dengan mengerjakan LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
17. Guru memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik
secara lisan maupun tertulis
Guru memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas dengan mengerjakan LKS
Anak lamban belajar tidak bisa mengerjakan tugas
tepat waktu. Anak lamban belajar harus didampingi
supaya bisa mengerjakan tugas yang diberikan
(WI.GKII.2211216.1, WI.GKII.2211216.3 dan
WI.GKII.2211216.4-5)
18. Guru memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
Guru memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah
dengan mengerjakan LKS
Anak lamban belajar membutuhkan tambahan waktu
dalam mengerjakan tugas dan ulangan.
(WI.GKII.2211216.1)
19. Guru memfasilitasi peserta didik dalam
pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
Tidak terlihat
20. Guru memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
Tidak terlihat Anak lamban belajar diberi motivasi agar mau
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajarnya.
Materi pelajaran untuk anak lamban belajar belajar
harus disampaikan berulang-ulang agar anak lamban
belajar bisa
(WI.GKII.2211216.1 dan WI.GKII.2211216.1)
21. Guru rnenfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
Tidak terlihat
22. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan kreasi, kerja individual
maupun kelompok
Tidak terlihat Anak lamban belajar harus diberi dorongan supaya
mau menunjukkan hasil kerjanya
(WI.GKV.2211216.1)
23. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan
Tidak terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
24. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
kegiatan yan menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri
peserta didik.
Tidak terlihat Anak lamban belajar yang terdapat di kelas dua tidak
merasa minder karena teman-teman tidak ada yang
mengejek atau “ngeledek” (WI.GKII.2211216.1)
Guru bersama dengan orang tua harus bekerjasama
dalam membimbing anak lamban belajar supaya
tumbuh rasa percaya diri dan rasa bangga dalam diri
anak lamban belajar (WI.GKV.2211216.1-2)
Konfirmasi
53. Guru memberikan umpan balik positif
dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik
Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, berupa kata-
kata bagus, benar.
Guru memberikan umpan balik positif atas
keberhasilan dalam bentuk kata-kata. Misalnya: Ya
bagus. Ya seperti ini kerjanya. Tepuk jari. Tepuk
tangan. Kadang-kadang memberikan bintang dan
tanda tangan (WI.GKV.2211216.1 dan
WI.GKV.2211216.2)
54. Guru memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber
Guru memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik dengan mengerjakan LKS secara
bersama dengan siswa
55. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan
Tidak terlihat Guru memberikan refleksi dengan memberikan
motifasi supaya lebih rajin belajar secara klasikal
(WI.GKV.2211216.1)
56. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar
Tidak terlihat
57. Guru berfungsi sebagai narasumber
dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku
dan benar
Guru berfungsi sebagai narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar dengan
menjelaskan jawaban LKS yang tidak
bisa dikerjakan siswa
Guru menggunakan bahasa yang sederhana kepada
anak lamban belajar kadang-kadang menggunakan
bahasa daerah (Bahasa Jawa) (WI.GKV.2211216.1-
2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
58. Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah
Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dengan
menjelaskan jawaban LKS kepada siswa
Guru memberikan bantuan kepada anak lamban
belajar dalam mengerjakan tugas biasanya dengan
membacakan soal berulang-ulang dan anak lamban
belajar menjawab dengan lisan karrena belum bisa
menulis dan membaca. (WI.GKII.2211216.1)
59. Guru memberi acuan agar peserta
didik dapat melakukan pengecekan
hasil eksplorasi.
Tidak terlihat
60. Guru memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh
Tidak terlihat
61. Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Tidak terlihat Guru memotivasi anak lamban belajar dengan
meminta orangtua supaya anak lamban belajar diberi
les tambahan. (WI.GKV.2211216.1)
3. Kegiatan Penutup 62. Guru bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran
Tidak terlihat
63. Guru melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram
Guru melakukan penilaian terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan memberikan penilaian LKS
yang dikerjakan siswa
64. Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran
berupa kata-kata pujian, yaitu: “bagus dan
belajar lebih giat”
65. Guru merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas
individual maupun kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk membaca materi selanjutnya
dan pemberian latihan/PR
Guru melaksanakan bimbingan individu kepada anak
lamban belajar sebagai bentuk tindak lanjut apabila
anak lamban belajar tidak berhasil dalam kegiatan
pembelajaran. (WI.GKV.2211216.1)
66. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
DISPLAY DATA HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA GURU KELAS V
STRATEGI PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN ANAK LAMBAN BELAJAR
Aspek yang Digali Sub Aspek yang digali Observasi Wawancara
A. Perangkat
Pembelajaran
1. Prota Guru tidak membuat Prota
2. Prosem Guru membuat prosem
3. Silabus Guru membuat Silabus
4. RPP/RPPH Guru membuat RPP
B. Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/Pem
buka
5. Orientasi: Guru mengajak
memusatkan perhatian peserta
didik pada materi yang akan
dibelajarkan
Guru mengajak memusatkan perhatian
peserta didik pada materi yang akan
dibelajarkan dengan meminta siswa yang
ribut supaya diam dan memberikan
nasehat
Guru mengajak anak lamban balajar untuk memusatkan
perhatian pada materi yang akan dibelajarkan dengan
terlebih dahulu mengucapkan salam dan berdoa
(WI.GKV.2211216.1)
Guru mengabsen siswa secara klasikal dengan bertanya :
“Siapa yang ga berangkat?”. (WI.GKV.2211216.6)
Guru memberikan motivasi kepada siswa
(WI.GKV.2211216.6)
6. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada peserta
didik tentang materi yang
diajarkan
Guru memberikan apersespsi awal kepada
peserta didik tentang materi yang sudah
diajarkan sebelumnya dan mengumulkan
PR
Guru memberikan gambaran manfaar tentang materi yang
akan diajarkan dengan memberikan motivasi.
(WI.GKV.2211216.1)
Guru membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
melakukan apersepsi untuk masuk pada kegiatan inti,
karena setiap hari mesti “ada kejadian”.
(WI.GKV.2211216.11)
Guru kadang menghabiskan waktu jam pembelajaran
untuk memotivasi anak, karena tugas guru bukan hanya
mengajar tetapi juga mendidik (WI.GKV.2211216.14-17)
Guru menanamkan karakter disiplin dan jujur kepada
semua anak
Anak lamban belajar biasanya belum bisa fokus pada awal
pembelajaran, hanya badannya yang ada di kelas tetapi
pikiran tidak pada pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
7. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang
materi yang diajarkan Tidak terlihat
Guru menyampaikan gambaran manfaat tentang materi yang
diajarkan kepada anak lamban belajar sama dengan anak
regular. Guru menyampaikan untuk apa belajar materi
tertentu, misalnya tentang materi peredaran darah
WI.GKV.2211216.1-3)
8. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan
Tidak terlihat
Guru menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan materi
kepada anak lamban belajar sama dengan anak regular
(WI.GKV.2211216.1)
9. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test
dilaksanakan untuk mengukur dan
mengetahui sejauh mana materi
akan bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai oleh
siswa.
Tidak terlihat
Guru tidak melakukan tes awal untuk mengukur sejauh mana
materi sudah dikuasai oleh anak lamban belajar
(WI.GKV.2211216.2)
10. Pembagian kelompok belajar
dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman
belajar
Tidak terlihat Guru melibatkan anak lamban belajar dalam kerja kelompok,
meskipun ada konflik di antara anak-anak.
(WI.GKV.2211216.1-3)
Guru melibatkan anak lamban belajar dalam kelompok dengan
harapan akan ada tutor sebaya yang bisa mengajari anak
lamban belajar (WI.GKV.2211216.7)
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
11. Guru melibatkan peserta
didik mencari informasi yang
luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan
dipelajari
Guru melibatkan peserta didik mencari
informasi materi yang dipelajari dengan
mengerjakan LKS dan menuliskan
karangan tentang pengalaman yang
menyenangkan
Guru memfasilitasi anak lamban belajar supaya terlibat dalam
mencari informasi tentang topik yang dipelajari dengan
menggunakan tayangan slide secara berulang-ulang
(WI.GKV.2211216.1-3)
12. Guru menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran,
media pembelajaran, dan
sumber belajar lain
Guru menggunakan media pembelajaran
berupa LKS dan gambar
Media pembelajaran yang digunakan guru untuk anak lamban
belajar adalah slide (tayangan) (WI.GKV.2211216.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
13. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik
serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya
Tidak terlihat
Guru memfasilitasi anak lamban belajar agar bisa berinteraksi
dengan orang lain dengan kerja kelompok dan memberikan
pertanyaankepada anak lamban belajar (WI.GKV.2211216.1)
14. Guru melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
Guru melibatkan peserta didik secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran
dengan kegiatan tanya jawab
Guru memfalitasi anak lamban belajar agar terlibat dalam
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok
(WI.GKV.2211216.1)
Anak lamban belajar lebih banyak pasif dalam kelas. Anak
lamban belajar selalu terakhir dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru (WI.GKV.2211216.4)
15. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio, atau
lapangan.
Tidak terlihat
Anak lamban belajar belum bisa membuat laporan dalam
kegiatan belajar mengajar, dalam kelompok anak lamban
belajar biasanya tugasnya menulis (WI.GKV.2211216.1-2)
Elaborasi
16. Guru membiasakan peserta
didik membaca dan menulis
yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna
Guru membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
dengan menulis jawaban soal LKS di buku
latihan dan menuliskan pengalaman yang
menyenangkan
Guru memberikan umpan balik terhadap keberhasilan
peserta didik anak lamban belajar dalam bentuk “poin
bintang”. Pemberian poin bintang berlaku untuk semua
anak. Misalnya yang nomor satu duluan selesai tak kasi
lima bintang. Untuk yang nomor dua tak kasi empat
bintang. Untuk yang ketiga dan seterusnya hanya dapat
satu bintang (WI.GKV.2211216.1-9)
Siapapun itu yang lamban belajar ataupun anak yang lain
seperti itu saya buat. Dan nanti di akhir, biasanya akhir
bulan tak suruh hitung bintangnya ada berapa… yang
paling banyak itu nanti ada hadiah. Itu memacu supaya
mereka semangat belajar ya hadiahnya ngga seberapa
sih…tapi untuk memotivasi mereka, agar lebih giat lagi
belajarnya.
17. Guru memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
Guru memfasilitasi peserta didik melalui
pemberian tugas pribadi secara tertulis
Anak lamban belajar belum bisa diajak untuk melakukan
refleksi (WI.GKV.2211216.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
18. Guru memberi kesempatan
untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
Guru memberi kesempatan kepada siswa
menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut dengan
menuliskan jawaban tugas di papan
tulis secara pribadi
19. Guru memfasilitasi peserta
didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif
Tidak terlihat
20. Guru memfasilitasi peserta
didik berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi
belajar
Tidak terlihat Anak lamban belajar tidak bisa diikutkan dalam lomba yang
berkaitan dengan akademik tetapi masih bisa dalam bidang
lain, misalnyanya olahraga (WI.GKV.2211216.1)
21. Guru memfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun
kelompok
Guru mengajak peserta didik
membacakan hasil karangannya
22. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menyajikan kreasi,
kerja individual maupun
kelompok
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
menyajikan kreasi dan kerja individual
dengan membacakan hasil karangannya
di depan kelas
23. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
pameran, turnamen,
festival, serta produk
yang dihasilkan
Tidak terlihat
24. Guru memfasilitasi
peserta didik melakukan
kegiatan yang menumbuhka
kebanggaan
dan rasa percaya diri
peserta didik.
Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik dengan menyampaikan jawaban soal
LKS yang sudah dikerjakan dan
membacakan hasil karangannya di depan
kelas
Konfirmasi
25. Guru memberikan umpan balik Guru memberikan umpan balik positif dan Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik
penguatan dalam bentuk lisan, isyarat
terhadap keberhasilan peserta didik
dengan mengatakan “hebat”, memberikan
bintang dan kadang bonus nilai memberikan “tepuk tangan”
pembelaran anak lamban belajar dengan memberika reward.
Misalnya kalau diadakan ulangan guru langsung memberikan
nilai, kemudaian diumumkan siapa nilai yang tertinggi. Anak
yang mendapatkan nilai tertinggi diberi pujian. Anak yang
mendapat nilai bagus diberi motivasi supaya mempertahankan
nilainya sedangakn kepada anak yang nilainya tidak bagus
diberi juga motivasi dengan mengajak mereka untuk belajar
lebih giat dan lebih memperhatikan ketika guru sedang
menjelaskan pelajaran (WI.GKV.2211216.1 dan
WI.GKV.2211216.3-6)
26. Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber
Guru memberikan konfirmasi dengan
mengerjakan LKS bersama-sama
27. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan refleksi
untuk memperoleh
pengalaman belajar yang
telah dilakukan
Tidak terlihat
Anak lamban belajar belum bisa diajak untuk melakukan
refleksi (WI.GKV.2211216.1)
28. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi
dasar
Tidak terlihat
29. Guru berfungsi sebagai
narasumber dan fasilitator
dalam menjawab
pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan
bahasa yang baku dan benar
Guru berfungsi sebagai narasumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa
yang baku dan benar (kadang
menggunakan bahasa Jawa)
30. Guru membantu peserta didik
dalam menyelesaikan
masalah
Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah dengan memperbaiki
jawaban siswa dalam mengerjakan LKS dan
memberikan contoh karangan tentang
pengalaman yang menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
31. Guru memberi acuan
agar peserta didik
dapat
melakukan pengecekan
hasil eksplorasi.
Tidak terlihat
32. Guru memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh Tidak terlihat
33. Guru memberikan motivasi
kepada peserta didik yang
kurang atau belum
berpartisipasi aktif.
Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif dengan mengatakan:
“belajar dan berlatih lebih giat lagi”.
Motivasi belajar untuk anak lamban belajar bukan hanya dari
sekolah tetapi juga dari keluarga
Guru memberikan motivasi kepada anak lamban belajar
dengan melakukan pendekatan personal. Misalnya dengan
menanyakan kesulitan yang dihadapi anak lamban belajar
(WI.GKV.2211216.3-4)
3. Kegiatan Penutup 34. Guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau
sendiri membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran
Guru bersama-sama dengan peserta
didik membuat rangkuman/simpulan
pelajaran melalui tanya jawab
Anak lamban belajar belum bisa diajak untuk membuat
kesimpulan dalam kegiatan pembelajaran, meskipun
dipancing dengan membuat pertnyaan (WI.GKV.2211216.4-
5).
Anak lamban belajar takut mengungkapkan pendapat,
mungkin takut salah dan takut diejek oleh teman-temannya
35. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsis-
ten dan terprogram
Guru melakukan penilaian atas hasil
kerja siswa
36. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran
Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran dengan memberikan pujian
Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelaran
anak lamban belajar dengan memberikan reward. Misalnya kalau
diadakan ulangan guru langsung memberikan nilai, kemudaian
diumumkan siapa nilai yang tertinggi. Anak yang mendapatkan nilai
tertinggi diberi pujian. Anak yang mendapat nilai bagus diberi
motivasi supaya mempertahankan nilainya sedangakn kepada anak
yang nilainya tidak bagus diberi juga motivasi dengan mengajak
mereka untuk belajar lebih giat dan lebih memperhatikan ketika guru
sedang menjelaskan pelajaran. (WI.GKV.2211216.1 dan
WI.GKV.2211216.3-6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
37. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar
peserta didik
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk mengerjakan latihan dan PR
Guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal, misalnya:
ada sepuluh kamu pilih lima soal yang mana bisa kamu
kerjakan, kalau bisa dikerjakannya ya dia dapat nilai
sepuluh (WI.GKV.2211216.1-2)
38. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada per-
temuan berikutnya
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Guru kadang menyampaikan dan kadang tidak menyampaikan
rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya, guru
melihat kondisi kelas (WI.GKV.2211216.1-3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
CATATAN LAPANGAN (KELAS I)
Hari/Tanggal : Jumat, 11 November 2016
Waktu : Pukul 06.45 – 10.00 WIB
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Observasi Pembelajaran di Kelas I
(Mata Pelajaran PKn)
Deskripsi:
Peneliti tiba di Sekolah pada pukul 06.45 WIB. Hari ini peneliti mengadakan
observasi pembelajaran di Kelas I pada jam pelajaran PKn pukul 07.35-08.45 WIB.
Kegiatan pembelajaran berlangsung seperti biasa, guru membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam, mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya dan mengumpulkan
PR. Anak slow learner ketika diberi tugas mandiri sering datang kepada guru
menanyakan apakah tugas yang dikerjakannya sudah benar. Hari ini kegiatan belajar
mengajar lebih cepat selesai karena setiap hari Jumat anak-anak yang beragama Islam
mengikuti sholat Jumat.
CATATAN LAPANGAN (KELAS I)
Hari/Tanggal : Rabu, 23 November 2017
Waktu : Pukul 06.45 – 11.00 WIB
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Observasi Pembelajaran di Kelas I
(Mata Pelajaran Matematika)
Deskripsi:
Peneliti tiba di Sekolah pada pukul 06.45 WI. Pada hari ini peneliti mengadakan
observasi kegiatan pembelajaran di Kelas I pada jam pelajaran Matematika pukul 07.35-
08.45 WIB. Sebelum melakukan observasi peneliti berinteraksi dengan siswa di luar
kelas. Menanyakan kabar mereka, siapa yang mengantar ke sekolah dan akan belajar apa
hari ini. Pada umumnya jawaban mereka sama,diantar oleh orangtua terutama ibu atau
kakak. Ada juga yang berangkat ke sekolah bersama kakaknya yang sama-sama sekolah
di SD Negeri Gejayan. Sebelum guru dan siswa masuk kelas peneliti sudah berada di
dalam ruang kelas. Menunggu guru dan para siswa. Siswa satu persatu masuk ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
kelas sebelum gurunya datang. Sebagian siswa ada yang menyiapkan bukunya dan
sebagian lagi masih bercerita dan bercanda dengan temannya yang duduk satu meja.
Peneliti memperhatikan apa yang dilakukan oleh anak slow learner yang
berinisial K, anak tersebut pindahan dari SD Negeri “M”. K pindah ke SDN “Suka
Menolong” setelah teridentifikasi sebagai anak slow learner. Orangtuanya mencari
Sekolah Inklusi agar anaknya tetap bisa bersekolah karena di SD sebelumnya dia sudah
tinggal kelas. K masih bermain dengan temannya, ibunya yang selalu menunggu sampai
pulang sekolah menegur supaya tidak bermain tetapi menyiapkan buku PR. K berhenti
bermain dan ia mengikuti apa yang dikatakan oleh ibunya.
Anak-anak sebagian besar sudah menyiapkan buku PR sebelum masuk kelas.
Guru kelas menyapa mereka dengan mengucapkan salam: “Selamat pagi anak-
anak…?”…..”apa kabar..??”…”apakah ada PR..?”….serentak anak-anak menjawab:
“Selamat pagi bu…”….”kabar baik…”, “PR ada..”. Kemudian Guru menyuruh mereka
untuk mengumpulkan PR. Setelah anak-anak mengumpulkan PR guru mengingatkan
mereka pelajaran sebelumnya tentang nama-nama hari dengan bertanya: “hari ini hari
apa..??”, kemudian tentang nama-nama bulan. Anak-anak menjawab secara serentak.
Guru kemudian mengajukan pertanyaan kepada setiap anak dengan menyebut
nama mereka. Beberapa anak ada yang bisa menjawab dengan benar dan ada juga yang
menjawab salah. Kepada siswa yang menjawab benar gurunya memberikan pujian
dengan mengatakan: “bagus”, “pintar”, “betul” dan kepada anak yang menjawaba salah
gurunya mengatakan: “salah”, “coba ulangi”, begitu terus sampai anak menjawab
dengan benar.
Guru meminta siswa mengerjakan soal yang dituliskan oleh guru di papan tulis di
dalam buku latihannya. Anak-anak mengerjakan soal dan guru kelas memeriksa PR.
Sesekali ada anak yang bertanya kepada guru kelas bagaimana cara mengerjakan soal
tersebut atau hanya sekedar menanyakan apakah yang sudah dkerjakan benar. Anak
lamban belajar juga datang bertanya kepada guru apakah sudah benar cara dia
mengerjakan soal latihan. Anak lamban belajar tersebut tidak yakin atau tidak percaya
diri dengan apa yang sudah dikerjakannya.
Setelah diberi waktu beberapa menit untuk mengerjakan tugas latihan, guru
bersama siswa membahas latihan tersebut secara bersama-sama sambil mengecek hasil
kerjanya. Anak-anak yang hasil kerjanya sudah benar merasa senang, sedangkan anak
yang hasil kerjanya salah merasa sedih. Guru kelas memberikan pujian kepada anak yang
mengerjakan benar dan kepada anak yang mengerjakan salah guru kelas mengatakan:
“Tidak apa-apa nanti belajar lagi, perhatikan kalau ibu gurunya mengajari”. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
guru memberikan beberapa latihan lagi kepada siswa secara lisan dan anak diminta
menjawab lisan. Setelah dirasa cukup untuk materi tersebut guru kelas membagikan buku
PR mereka kemudian meminta anak melihat hasil kerjanya. Membahas PR secara
bersama-sama sebentar dan miminta siswa memperbaiki jawaban PRnya yang salah.
Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan anak untuk belajar
lebih rajin karena sebentar lagi ujian semester gasal. Guru membagikan teks bacaan satu
anak satu bundel sebagai latihan membaca di rumah. Guru bersama siswa mengucapkan
doa dan salam.
CATATAN LAPANGAN (KELAS I)
Hari/Tanggal : 8 Desember 2016
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Melakukan wawancara dengan Guru Kelas I
Deskripsi:
Menurut guru kelas I, anak slow learner lamban memahami materi yang disampaikan.
Materi harus diulang-ulang agar anak slow learner lebih paham. Anak slow learner tidak
memiliki rasa percaya diri (PD) dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
Guru.
CATATAN LAPANGAN (KELAS II)
Hari/Tanggal : Senin, 14 November 2016
Waktu : Pukul 07.00 – 11.00 WIB
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Observasi Pembelajaran Kelas II
(Mata Pelajaran Matematika)
Deskripsi:
Peneliti tiba di SD Negeri “Suka Menolong” pukul 07.00 WIB. Peneliti
mengikuti upacara bendera, membantu guru kelas II mengatur anak-anak supaya berbaris
dengan rapi. Pukul 09.05-10.15 peneliti melakukan observasi pembelajaran Matematika.
Guru kelas meminta peneliti duduk di samping anak slow learner dan meminta peneliti
untuk mendampingi, mengajari karena anak tersebut belum bisa membaca. Di Kelas II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
ada satu orang anak slow learner, satu orang anak Autis, satu orang anak ADHD dan satu
arang anak Tuna Daksa. Anak Autis didampingi oleh GPK dan anak yang Tuna Daksa
didampingi oleh orangtuanya (ibunya) sedangkan anak berkebutuhan khusus (ABK)
lainnya tidak ada didampingi GPK, anak slow learner di kelas II berinisial A.
Guru Kelas sebelum memulai pelajaran menyapa siswa dengan
mengucapkan salam dan doa, mengecek kehadiran siswa dengan menyebut nama mereka
satu persatu, setelah itu guru langsung meminta siswa untuk mengambil LKS dan
bertanya halaman berapa yang belum dikerjakan. Guru melanjutkan dengan melakukan
tanya jawab mengenai materi sebelumnya, yaitu mengenai mata uang. Guru mengajukan
pertanyan kepada siswa dengan membuat soal cerita penjumlahan yang berhubungan
dengan mata uang, yaitu: Ani mempunyai 4 keping uang 500 rupiah, kemudian ibu
memberikan 1 keping uang 100 rupiah, berapa jumlah uang Ani? Anak-anak memikirkan
jawabannya sejenak. Salah seorang anak menjawab dengan benar dan diberi pujian oleh
Ibu Gurunya. Setelah itu Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan yang ada di
LKS.
Peneliti duduk di samping anak slow learner, peneliti memperhatikan
bagaimana cara slow learner mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru. Anak slow
learner kadang-kadang bertanya kepada peneliti apakah sudah benar jawaban yang dia
kerjakan, kalau sudah benar peneliti mengatakan sudah benar, kalau salah peneliti
pengatakan ini masih salah, coba kerjakan lagi dengan teliti. Apabila anak slow learner
masih kesulitan peneliti membantu menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut. Anak
slow learner kesulitan dalam mengerjakan soal-soal latihan yang membutuhkan jawaban
yang harus ditulis dengan menggunakan kata atau kalimat sederhana karena si A masih
belum bisa membaca, dia masih mengeja, kalau ada jawaban yang harus dituliskan
dengan kata atau kalimat peneliti membantu si A memberitahukan huruf apa saja dalam
jawaban tersebut. Misalnya: Tuliskan dengan huruf bilangan 10. Si A kesulitan
menuliskan dengan huruf bilangan tersebut, peneliti mengajari si A dengan menyebutkan
huruf, yaitu: S, E, P, U, L, U, H. Setelah selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru LKS dikumpulkan untuk diberi nilai oleh Guru.
Anak slow learner diberi tugas menggambar untuk mengisi waktu yang
masih ada. Si A mengambil buku gambarnya dan mulai menggambar sesuai dengan apa
yang dia mau. Peneliti memperhatikan gambar yang dibuat oleh si A dalam buku
gambarnya mulai dari lembaran pertama sampai terakhir. Gambar yang ada sama yaitu
gambar rumah. Peneliti mencoba mengajari si A untuk menggambar bentuk yang lain,
yaitu menggambar ikan. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya si A bisa menggambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
sendiri bentuk ikan meskipun tidak sempurna dan mewarnainya sesuai dengan warna
yang dia mau. Setelah jam belajar di kelas selesai guru kelas mempersilahkan siswa untuk
bermain di luar kelas/beristirahat.
CATATAN LAPANGAN (KELAS II)
Hari / Tanggal : Rabu, 30 November 2016
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Melakukan Wawancara dengan Guru Kelas II
Deskripsi:
Guru kelas II mengatakan bahwa anak slow learner harus didampingi GPK dalam proses
kegiatan belajar agar anak bisa lebih memahami dan lebih mengerti.
CATATAN LAPANGAN (KELAS III)
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Nopember 2016
Waktu : Pukul 06.30 – 11.00 WIB
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Observasi Pembelajaran Kelas III
Deskripsi :
Peneliti tiba di SD Negeri “Suka Menolong” pukul 06.30 WIB. Peneliti
datang lebih awal karena mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan pada pukul 07.00
WIB. Peneliti meembantu guru mengatur anak-anak supaya berbaris dengan rapi. Ketika
upacara sedang berlangsung banyak anak-anak yang mengganggu temannya. Petugas
upacara juga banyak melakukan kesalahan sehingga anak-anak yang lain tertawa dan
menimbulkan keributan.
Peneliti melakukan observasi pembelajaran Matematika pada pukul 09.05-
09.40 WIB dan observasi pembelajaran bahasa Inggris pada pukul 09.40-10.50 WIB.
Pada jam istirahat peneliti berbincang-bincang kepada Guru Kelas. Guru kelas
menceritakan kesulitan dihadapi dalam mengajar ABK. Di kelas III jumlah anak sembilan
orang dan setengah dari mereka ABK. Tiga orang ADHD, satu orang autis dan satu orang
anak slow learner. Anak yang slow learner berinisial AL, seorang anak perempuan dan
postur badannya lebih besar dibanding anak-anak lainnya. Apabil dilihat dari postur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
tubuhnya AL kelihatan seperti anak yang kelas VI. AL setiap jam istirahat jarang keluar
dari kelas dan ketika ada senam bersama AL juga tidak mau ikut karena malu. Guru
kelasnya membiarkan AL tinggal di kelas, tidak memaksa AL untuk bermain di luar
ketika istirahat ataupun mengikuti senam bersama. Anak-anak ADHD sering
mengganggu AL ketika diganggu AL diam saja dan kadang-kadang AL melaporkan
kenakalan temannya kepada Guru kelasnya.
Guru menyuruh siswa mengerjakan LKS beberapa soal bisa dikerjakan
sendiri oleh AL, soal yang tidak bisa dikerjakan AL meminta jawaban dari temannya.
Pada waktu mengerjakan LKS anak-anak ADHD keluar masuk kelas dan berjalan-jalan di
dalam kelas mereka ditegur dan dinasehati guru untuk supaya duduk tetapi mereka tidak
mengindahkan apa yang dikatakan oleh gurunya. Akhirnya guru membiarkan mereka dan
melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan membahas LKS. Guru kelas selama
mengerjakan LKS lebih banyak duduk daripada berkeliling melihat apa yang dikerjakan
oleh siswanya. Setelah membahas LKS secara bersama-sama guru meminta siswa untuk
mengerjakan PR di rumah dari LKS mereka.
CATATAN LAPANGAN (KELAS III)
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Nopember 2016
Waktu : Pukul 06.30 – 11.00 WIB
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Observasi Pembelajaran Kelas III
Deskripsi:
Pada pukul 09.40-10.50 peneliti melakukan observasi pembelajaran di Kelas
III mata pelajaran Bahasa Inggris. Bahasa Inggris diajarkan oleh Guru Bidang Studi.
Ketika Guru masuk anak yang lain masih ribut, sementara itu anak slow learner tetap
duduk tenang di bangkunya. Ketika Guru bahasa Inggris menyuruh maju ke depan kelas
untuk mempraktekkan bicara dalam bahasa Inggris cara menanyakan kabar dan nama AL
tidak mau meskipun guru sudah membujuknya.
Pada jam istirahat peneliti bertanya kepada AL mengapa tidak mau maju ke
depan kelas ketika disuruh guru, AL menjawab malu karena belum bisa. Peneliti
menanyakan kepada AL apakah senang dengan pelajaran Bahasa Inggris, AL mengatakan
tidak senang karena tidak mengerti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
CATATAN LAPANGAN (KELAS IV)
Hari, Tanggal : Selasa, 15 November 2016
Waktu : pukul 07.00 – 11 WIB
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Observasi Pembelajaran IV
Mata pelajaran Matematika
Deskripsi:
Peneliti tiba di SD Negeri “Suka Menolong” pada pukul 06.30. Peneliti
melaksanakan observasi pukul 07.00-08.10 WIB mata pelajaran Matematika. Pelajaran
bahasa Matematika diajar oleh Guru Bidang Studi (Guru Kelas VI). Sebelum guru masuk
kelas siswa terlalu ribut, tetapi ketika guru masuk siswa semua diam. Peneliti
mendapatkan informasi dari beberapa siswa bahwa mereka takut karena guru matemtika
galak.
Di kelas IV ada tiga orang anak slow learner. Satu orang anak perempuan dan
dua orang anak laki-laki. Peneliti memperhatikan bagaimana sikap dan perilaku mereka
ketika belajar matematika. Mereka cenderung diam, mencoret-coret kertas dan kelihatan
ketakutan. Peneliti mendapatkan informasi dari anak slow learner bahwa pelajaran
matematika susah, pusing mengerjakan matematika dan tidak mengerti. Anak slow
learner mengatakan gurunya galak tetapi tidak pernah memarahi mereka (slow learner).
Peneliti mendapatkan informasi dari salah satu orang tua slow learner (inisial D) bahwa
anaknya belum bisa menjumlahkan bilangan diatas sepuluh meskipun sudah kelas IV.
Kalau pelajaran matematika D sering merasa pusing.
CATATAN LAPANGAN (KELAS IV)
Hari, Tanggal : Selasa, 15 November 2016
Waktu : pukul 08.00 – 09.40 WIB
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Observasi Pembelajaran di Kelas IV (mata pelajaran IPS)
Deskripsi:
Peneliti melaksanakan observasi pukul 08.10-09.40 WIB mata pelajaran IPS. Mata
Pelajaran IPS diajarkan oleh guru kelas. Sebelum guru datang anak-anak lebih ribut
karena gurunya lama masuk kelas. Pada saat guru masuk kelas anak-anak masih ribut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
Guru mengatakan apakah sudah “cukup” anak-anak langsung diam dan suasana kelas
mulai tenang. Guru mananyakan apakah sudah mengerjakan PR, anak-anak menjawab
“belum”. Guru meminta siswa mengerjakan LKS secara individu. Pada jam kedua setelah
istirahat guru bersama dengan siswa membahas LKS.
Peneliti mendapatkan informasi dari guru kelas IV bahwa pembelajaran di
kelasnya tidak pernah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan berhubung karena
jumlah ABK di kelasnya hampir sama dengan anak yang normal, padahal idealnya setiap
kelas di sekolah inklusi maksimal anak ABK di setiap kelas adalah empat orang. Setiap
hari pasti ada kejadian yang harus ditangani oleh Guru Kelas, misalnya: anak bertengkar,
anak menyembunyikan buku temannya dan lain-lain.
CATATAN LAPANGAN (KELAS V)
Hari, Tanggal : Jumat, 18 November 2016
Waktu : Pukul 07.00 – 10.30 WIB
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Observasi Pembelajaran Kelas V (Mata Pelajaran IPA)
Deskripsi:
Peneliti tiba di SD Negeri “Suka Menolong” pada pukul 07.00. Peneliti
melaksanakan observasi pukul 08.10-09.45 WIB mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA
diajarkan oleh Guru Kelas. Pada jam I untuk pelajaran IPA (08.08.45) Guru meminta
anak untuk mengerjakan LKS. Pada jam II setalah istirahat (09.05-09.40) guru bersama
dengan siswa membahas LKS.
Ketika melakukan observasi di dalam kelas kedua orang anak slow learner
tersebut cenderung diam, hanya mendengar, ketika ditanya diam saja tidak memberi
jawaban. Anak slow learner yang berinisial Y badannya lebih besar daripada anak-anak
lainnya. Lebih banyak diam dan tugas-tugas yang diberikan kepadanya tidak bisa
dikerjakan dengan baik atau tidak selesai. Sedangkan anak slow learner berinisial R yang
didampingi oleh GPK dari orangtuanya kalau tidak didampingi dia malas untuk
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, lebih cenderung diam, malas bicara kadang-
kadang pandangannya juga kosong. Anak slow learner ketika disuruh untuk menuliskan
jawaban salah satu soal di papan tulis, tidak mau maju ke depan. Anak slow learner
mengatakan belum mengerjakan nomor tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
Pada jam istirahat peneliti mananyakan kepada anak slow learner apakah senang
dengan pelajaran IPA. Anak slow learner mengatakan iya alasannya karena kalau belajar
IPA guru IPA kadang-kadang menggunakan slide. Peneliti menanyakan pelajaran apa
yang tidak disukai, anak slow learner mengatakan pelajaran Matematika, alasannya
karena gurunya galak dan pelajaran matematika sulit.
CATATAN LAPANGAN (KELAS V)
Hari, Tanggal : Selasa, 22 November 2016
Waktu : pukul 07.00 – 11 WIB
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Observasi Pembelajaran di Kelas V
(Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Deskripsi:
Peneliti tiba di SD Negeri “Suka Menolong” pada pukul 07.00. peneliti
melaksanakan observasi pukul 09.40 -10.50 WIB mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pelajaran bahasa Indonesia diajar oleh Guru Bidang Studi (Guru Kelas IV). Peneliti
menyalam dan menyapa anak yang tiba lebih awal, memperhatikan anak-anak yang
bermain dan manyapa beberapa orangtua yang datang mengantar anaknya ke sokolah.
Pagi ini ada satu peristiwa yang membuat heboh, yaitu seorang anak membawa
“silet” menunjukkan kepada beberapa anak dan mengatakan silet ini sangat tajam.
Beberapa anak ketakutan, pada saat itu guru-guru sebagian masih di kantor, melihat hal
itu saya mencoba meminta silet tersebut kepada anak tersebut dengan mengatakan pinjam
sebentar tapi dia tidak mau, dia mengatakan tidak boleh pinjam. Beberapa orang guru
keluar dari kantor membujuk anak tersebut untuk memberikan silet itu kepada gurunya
akan tetapi tetap saja dia tidak mau memberikannya. Kepsek datang dan membujuk
akhirnya si Anak memberikannya. Kejadian pagi ini membuat suasana gaduh.
Peneliti sambil menunggu jam observasi, duduk di luar kelas sambil berbicara
dengan beberapa orangtua yang menunggu anaknya. Dari cerita mereka saya dapat
informasi bahwa mengurus anak berkebtutuhan khusus (ABK) bukanlah hal yang mudah,
perlu kesabaran ketekunan, penerimaan dan cinta. Peneliti mendapatkan informasi dari
orangtua bahwa guru-guru yang mengajar mereka di SD Negeri Gejayan ini sungguh luar
biasa, karena mereka sangat sabar dalam mengajar dan mendidik ABK meskipun mereka
tidak punya keahlian untuk itu, tetapi mereka berusaha memberikan pelayanan sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
dengan apa yang mereka miliki agar semua anak bisa menerima pengajaran dan
pendidikan yang sama.
Di kelas V ada dua orang anak anak slow learner, keduanya anak laki-laki,
berinisial Y dan R. Y badannya lebih besar dibandingkan dengan anak-anak lain, Y
kelihatan seperti anak SMP. Di dalam kelas Y cenderung diam, kalau ditanya oleh guru Y
diam saja, selalu tunduk dan sibuk sendiri Y tidak didampingi GPK. Anak slor learner
yang berinisial R didampingi GPK dari orangtuanya. R postur tubuhnya seperti anak lain
seumurnya. R cenderung diam, pandangan kosong dan malas melakukan kegiatan
membaca dan menulis. R harus disuruh untuk menuliskan sendiri tugas-tugasnya, kalau R
sudah malas R tidak mau sama sekali, akhirnya GPK yang menulis tugas atau catatannya.
Peneliti melakukan wawancara dengan Guru Kelas V dari Guru Kelas V peneliti
mendapatkan informasi bahwa guru-guru agak sulit untuk melakukan wawancara karena
sedang sibuk mempersiapkan akreditasi, membuat laporan dan persiapan ujian semester.
CATATAN LAPANGAN (KELAS V)
Hari / Tanggal : Selasa, 22 November 2016
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Melakukan Wawancara dengan Guru Kelas V
Deskripsi:
Guru Kelas V mengatakan kadang-kadang satu jam pelajaran atau bisa tidak
belajar selama jam pembelajaran karena dipergunakan untuk memberikan nasehat kepada
siswa.
CATATAN LAPANGAN WAWANCARA DENGAN GPK
Hari / tanggal : Kamis, 17 Nopember 2016
Tempat : SD Negeri “Suka Menolong”
Kegiatan : Melakukan Wawancara dengan GPK
Deskripsi:
GPK mengatakan bahwa tidak semua anak berkebutuhan khusu (ABK)
khususnya anak lamban belajar didampingi GPK. GPK di SD Negeri Gejayan adalah
GPK dari Dinas pendidikan. GPK datang dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari Kamis
dan hari Jumat. GPK mendampingi semua ABK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
HASIL DOKUMENTASI
No Objek Keterangan Diskripsi
Ada Tidak
1 Prota √ Guru tidak membuat Prota
2 Prosem √ Guru membuat Prosem
3 Silabus √ Guru membuat Silabus
4 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) kelas
reguler
√ Guru membuat RPP dan
digunakan untuk semua anak
5 Program Pembelajaran
Individual (PPI) untuk anak
lamban belajar
√ Guru tidak membuat RPI
GPK yang membuat RPI
6 KKM anak lamban belajar √ KKM anak lamban belajar
sama dengan anak reguler.
Agar anak lamban belajar
dapat mencapai KKM,
misalnya dalam mengerjakan
test diberi 10 soal, anak reguler
diwajibkan menyelesaikan soal
tersebut agar dapat nilai 10,
sedangkan untuk anak lamban
belajar diminta mengerjakan 5
soal diantara 10 soal tersebut
dan apabila dapat dikerjakan
maka anak lamban belajar
mendapatkan nilai 10
7 Rapor anak lamban belajar √
8 Item soal ulangan, tes, atau
tugas lainnya untuk anak
lamban belajar
√ Sama untuk anak reguler
9 Hasil belajar anak lamban
belajar (tugas individu,
kelompok, PR, latihan, atau
ulangan)
√
10 Daftar nilai anak lamban
belajar
√
11 Foto proses pembelajaran
anak lamban belajar di
kelas reguler
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
PEDOMAN OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Kelas :
Aspek yang
Diamati Sub Aspek yang diamati
Keterangan Deskripsi Hasil
Pengamatan Ada Tidak
G. Perangkat
Pembelajaran
61. Prota
62. Prosem
63. Silabus
64. RPP/RPPH
H. Proses Pembelajaran
8. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
65. Orientasi: Guru mengajak memusatkan
perhatian peserta didik pada materi
yang akan dibelajarkan
66. Apersepsi: Guru memberikan
apersespsi awal kepada peserta didik
tentang materi yang diajarkan
67. Motivasi: Guru memberikan
gambaran manfaat tentang materi
yang diajarkan
68. Pemberian Acuan: Guru
menyampaikan hal-hal yang berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan
69. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan
untuk mengukur dan mengetahui
sejauh mana materi akan bahan
pelajaran yang akan dipelajari sudah
dikuasai oleh siswa.
70. Pembagian kelompok belajar dan
penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar
9. Kegiatan Inti Eksplorasi
71. Guru melibatkan peserta didik
mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi yang
akan dipelajari
72. Guru menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar
lain
73. Guru memfasilitasi terjadinya
interaksi antarpeserta didik serta
antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar
lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
74. Guru melibatkan peserta didik
secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran
75. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi
76. Guru membiasakan peserta didik
membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna
77. Guru memfasilitasi peserta didik
melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
78. Guru memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut
79. Guru memfasilitasi peserta didik
dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif
80. Guru memfasilitasi peserta didik
berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar
81. Guru rnenfasilitasi peserta didik
membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis,
secara individual maupun kelompok
82. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk menyajikan kreasi, kerja
individual maupun kelompok
23. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang diha
silkan
24. Guru memfasilitasi peserta
didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
25. Guru memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik
26. Guru memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber
27. Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan
28. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar
29. Guru berfungsi sebagai narasumber
dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku
dan benar
30. Guru membantu peserta didik dalam
menyelesaikan masalah
31. Guru memberi acuan agar
peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi.
32. Guru memberi informasi untuk
bereksplorasi Iebih jauh
33. Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
6. Kegiatan
Penutup
34. Guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran
35. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
36. Guru memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil
pembelajaran
37. Guru merencanakan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan
tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
38. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
PEDOMAN WAWANCARA GURU KELAS
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Aspek yang
ditanyakan Sub Aspek ditanyakan Jawaban
Proses Pembelajaran
1. Kegiatan
Pendahuluan/
Pembuka
1. Bagaimana cara bapak/ibu mengajak peserta didik
anak lamban belajar memusatkan perhatian pada
materi yang akan dibelajarkan ?
10. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan
apersespsi awal kepada peserta didik anak
lamban belajar tentang materi yang diajarkan ?
11. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan gambaran
manfaat tentang materi yang diajarkan kepada
peserta didik anak lamban belajar ?
12. Bagaimana cara bapak/ibu menyampaikan hal-hal
yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
kepada peserta didik anak lamban belajar?
13. Apa bentuk test awal atau pre-test yang bapak/ibu
berikan untuk mengukur dan mengetahui sejauh
mana materi akan bahan pelajaran yang akan
dipelajari sudah dikuasai oleh peserta didik
lamban belajar?
14. Bagaimana cara bapak/ibu untuk membagi
kelompok belajar dan menjelaskan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar kepada peserta
didik lamban belajar?
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
15. Bagaimana cara bapak/ibu agar peserta didik
lamban belajar terlibat dalam mencari
informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari?
16. Apa pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang bapak /
ibu gunakan untuk peserta didik anak lamban
belajar?
17. Bagaimana cara bapak/ibu memfasilitasi peserta
didik anak lamban belajar agar bisa berinteraksi
antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya?
18. Bagaimana cara bapak/ibu agar peserta didik
anak lamban belajar terlibat secara aktif dalam
setiap kegiatan pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
19. Bagaimana cara bapak/ibu memfasilitasi peserta
didik anak lamban belajar melakukan
percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan?
Elaborasi
20. Bagaimana cara bapak/ibu membiasakan peserta
didik anak lamban belajar membaca dan me-
nulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna
21. Bagaimana cara bapak/ibu memfasilitasi peserta
didik anak lamban belajar melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain
22. Apakah bapak/ibu memberi kesempatan untuk
berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut kepada
peserta didik anak lamban balajar?
23. Apakah bapak/ibu memfasilitasi peserta didik
anak lamban belajar dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif?
24. Bagaimana cara bapak/ibu memfasilitasi
peserta didik anak lamban belajar
berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar?
25. Apakah bapak/ibu rnenfasilitasi peserta didik
anak lamban belajar dalam membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan balk lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok?
26. Bagaimana cara bapak/ibu memfasilitasi peserta
didik anak lamban belajar untuk menyajikan
kreasi, kerja individual maupun kelompok?
19 . Bagaimana cara bapak/ibu
memfasilitasi peserta didik anak
lamban belajar melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan?
20. Bagimana cara bapak /ibu
memfasilitasi peserta
didik anak lamban belajar,
melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri peserta didik?
Konfirmasi 21. Apa bentuk umpan balik positif dan penguatan
yang bapak/ ibu berikan terhadap keberhasilan
peserta didik anak lamban belajar?
22. Bagiamana cara bapak/ibu memyampaikan
konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik anak lamban belajar?
23. Bagaimana cara bapak/ibu memfasilitasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
peserta didik anak lamban belajar dalam
melakukan refleksi pengalaman belajar yang
telah dilakukan?
24. Bgaimana cara bapak/ibu memfasilitasi peserta
didik abak lamban belajar untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar?
25. Bagaimana cara bapak/ibu menjalankan fungsi
sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik anak
lamban belajar yang menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar?
26. Apakah bapak/ibu membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi peserta didik anak
lamban belajar?
27. Apakah bapak/ibu memberi acuan agar
peserta didik anak lamban belajar dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi?
28. Apakah bapak/ibu memberi informasi untuk
bereksplorasi lebih jauh kepada peserta didik
anak lamban belajar?
29. Apakah bapak/ibu memberikan motivasi kepada
peserta didik anak lamban belajar yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan
belajar mengajar?
3. Kegiatan
Penutup
30. Apakah bapak/ibu bersama-sama dengan
peserta didik anak lamban belajar dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran?
31. Bagimana cara bapak/ibu melakukan
penilaian dan/atau refleksi kepada peserta
didik anak lamban belajar terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram?
32. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran kepada peserta didik anak
lamban balajar?
33. Apa bentuk rencana kegiatan tindak lanjut yang
bapak berikan kepada peserta didik anak lamban
belajar?
34. Bagaimana cara bapak/ibu menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya kepada peseta didik anak lamban
belajar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
PEDOMAN WAWANCARA GURU PENDAMPING KHUSUS (GPK)
Hari/ Tanggal :
Tempat :
Waktu :
NO Pertanyaan Jawaban 1 Apakah tujuan pembelajaran untuk anak lamban
belajar yang bapak/ibu bimbing sama dengan siswa
lainnya?
2 Apa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk
anak lamban belajar yang bapak/ibu bimbing sama
dengan siswa lainnya?
3 Apa keterampilan prasyarat yang harus dimiliki
anak lamban belajar yang bapak/ibu bimbing sama
dengan siswa lainnya?
4 Apakah ruang lingkup materi yang disampaikan
untuk anak lamban belajar sama dengan siswa
yang lainya?
5 Bagaimana metode pembelajaran yang efektif
diterapkan untuk anak lamban belajar yang
bapak/ibu bimbing?
6 Apa bapak/ibu membantu guru kelas dalam
memanfaatkan alat peraga atau media
pembelajaran untuk anak lamban belajar?
7 Apa bapak/ibu membantu guru kelas dalam
pengulangan materi secara individual untuk anak
lamban belajar?
8 Apa bapak/ibu lebih menekankan pemahaman
konsep daripada hafalan pada anak lamban belajar
yang bapak/ibu bimbing?
9 Bagaimana bapak/ibu membantu guru kelas dalam
memahamkan konsep materi yang dipelajari anak
lamban belajar yang bapak/ibu bimbing?
10 Apakah anak lamban belajar yang bapak/ibu
bimbing melaksanakan latihan rutin setiap hari di
kelas?
11 Bagaimana tingkat kesulitan tugas atau soal-soal
latihan yang harus dikerjakan anak lamban belajar
yang bapak/ibu bimbing?
12 Apakah anak lamban belajar yang bapak/ibu
bimbing mendapatkan tambahan waktu dalam
mengerjakan tugas atau soal-soal latihan di kelas?
13 Bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran
kooperatif untuk anak lamban belajar yang
bapak/ibu bimbing?
14 Apakah bapak/ibu bersama guru kelas membantu
anak lamban belajar dalam mengerjakan tugas atau
soal-soal latihan dengan memberitahu apa yang
harus dikerjakan untuk memperbaiki kesalahan?
15 Apakah bapak/ibu bersama guru kelas membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
anak lamban belajar dalam mengerjakan tugas atau
soal-soal latihan dengan memeriksa hasil perbaikan
anak lamban belajar?
16 Apa anak lamban belajar yang bapak/ibu bimbing
mendapatkan tambahan waktu dalam mengerjakan
tugas atau latihan?
17 Apa bapak/ibu membantu guru kelas dalam
memberikan modifikasi pemberian soal ulangan,
tes, atau tugas lainnya untuk anak lamban belajar
yang bapak/ibu bimbing?
18 Bagaimana bentuk penyesuaian tingkat kesulitan
bahan dan penggunaan bahasa dalam butir soal
ulangan, tes, atau tugas lainnya dengan
kemampuan dan kebutuhan anak lamban belajar
yang bapak/ibu bimbing?
19 Apa guru kelas memberikan PR untuk anak lamban
belajar yang bapak/ibu bimbing?
20 Bagaimana tingkat kesulitan PR yang harus
dikerjakan anak lamban belajar yang bapak/ibu
bimbing?
21 Bagaimana cara bapak/ibu untuk meningkatkan
motivasi belajar anak lamban belajar yang
bapak/ibu bimbing?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
PEDOMAN DOKUMENTASI
No Objek Keterangan
Diskripsi Ada Tidak
1 Prota
2 Prosem
3 Silabus
4 Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) kelas reguler
5 Program Pembelajaran Individual
(PPI) untuk anak lamban belajar
6 KKM anak lamban belajar
7 Rapor anak lamban belajar
8 Item soal ulangan, tes, atau tugas
lainnya untuk anak lamban belajar
9 Hasil belajar anak lamban belajar
(tugas individu, kelompok, PR,
latihan, atau ulangan)
10 Daftar nilai anak lamban belajar
11 Foto proses pembelajaran anak
lamban belajar di kelas reguler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
BIODATA PENELITI
Seventina Yustina Giawa (Sr.M.Fidelia Giawa, SCMM),
lahir di Desa Togizita Kabupaten Nias Selatan, 21 April
1978. Anak pertama dari lima bersudara ini mengawali
pendidikan formalnya pada tahun 1984 di SDN Lõlõwa’u
Kabupaten Nias (1984-1990), Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri
Lõlõwa’u Kabupaten Nias (1990-1993), Pendidikan Menengah Atas di SMA
Swasta St.Xaverius Gunungsitoli Kabupaten Nias (1993-1996). Masuk
Kongregasi Suster SCMM pada tahun 1996. Mengikrarkan Kaul Perdana pada
tahun 1999 dan Kaul Kekal pada tahun 2007.
Peneliti pernah bertugas sebagai Guru di SD Daya Baru Lahewa, Nias
Utara (1999-2003) dan Guru TK di SD Cendrawasih Tuhemberua, Nias Utara
(2003-2004). Pada tahun 2004-2006 melanjutkan studi D-2 Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma. Setelah
menyelesaikan studi D-2 bertugas di Perkebunan Sawit SCMM (Juli 2006-Juli
2007), Kepala TKK Budi Dharma Lhokseumawe (Juli 2007-Juli 2008), Kepala
SD RK 3 Sibolga (Juli 2008- Juli 2010), Kepala TKK Stella Maris Jakarta Utara
(Juli 2010-Juli 2011), Pemimpin Asrama Putra/Putri SCMM Waikabubak Sumba
Barat (2011-2014). Pada tahun 2014 melanjutkan studi S-1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta dengan judul: “Strategi Pembelajaran Anak lamban Belajar
(Slow Learner) di SD Inklusi SDN “Suka Menolong” Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI