Upload
dinhhanh
View
225
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Strategi Pengembangan “Electronic Government” Sistem
Pemberdayaan Masyarakat Pada Potensi Komoditas
Peternakan Metode LQ (Location Quotient) Berbasis Web
Didesa Kecamatan Bungah
M. Ashof Sulaiman
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan-FEB Trunojoyo Madura
Abstrac
The development of human resources in rural areas makes the development program that is very important in improving the welfare of rural communities, one of them the development of potential empowerment of the village sector through management and marketing system based on information technology, in the potential development on the basis of the web that is expected to be fully utilized in accessing large volume information accurately and accurately, both on human empowerment information and rural potential management systems. In the development of village potency through web base, it is done by using qualitative descriptive analysis approach by using mixed method of using System Development Life Cycle (SDLC) method In approach through information technology, through planning stages, analysis, design and system implementation. And method of LQ (Location Quotient) that is used in approach of potency development of rural livestock subdistrict. With data collection methods based on observation, interviews and literature study and information system on rural development in dredging a high quality community empowerment, on the management system and marketing of web-based potential products village. From the purpose of this study is expected to improve the quality of human resources and utilization of rural livestock potentials to be more effective and efficient in its management in the Village district Bungah, Gresik Regency with a potential management system with a web base with the development of online network system application development village in the management of potential livestock products in improving the economy of rural communities based on the quality of empowerment.
Keywords: Village Farming Potential, Village Web Base. Community Empowerment. Community Economy.
Pendahuluan
Pembangunan perdesaan merupakan dimana proses pembangunan yang melibatkan pada semua masyarakat desa mauapun pemerintah desa. Dalam perdesaan memiliki potensi yang berbeda yang patut dikembangkan didesa tersebut khususnya pada potensi pertanian desa dikecamatan bungah kabupaten Gresik. Dalam pengembangan potensi desa tersebut yaitu adanya teknologi yang baru dalam meningkatkan potensi perekonomian desa, salah satunya dengan melalui pengembangan sistem informasi yang terbaru, pengelolaan pertanian yang baik, program pemasaran potensi pertanian yang luas, pengelolan pertanian yang efektif dan efisien. Seiring dengan kemajuan teknologi dari tiap tahunya akan tetapi tidak diikuti oleh peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan penerapan pengelolan potensi perdesaan dalam pembangunan ekonomi, maka pembangunan perdesaan tidak akan mudah tercapai. Sebab Dalam keberhasilan pembangunan yaitu harus mencakup dari kedua indikator yaitu pertama dalam pengelolaan potensi desa yang efektif dan efisien. kedua, kebijakan yang diterpkan oleh pemerintah desa harus menguntungkan pada peningkatan ekonomi desa tanpa memihak pada kebijakan yang lain.
Dalam pengembangan tersebut salah satunya terhalangnya kualitas sumberdaya masyarakat desa kebanyakan masih gaptek mengenai pengembangan teknologi dan sistem infromasi yang terbaru dalam melihat kondisi yang baru yang patut dikembangkan diperdesaan tersendiri. Dari kabupaten Gresik tersendiri memiliki banyak sektor unggulan yang menjadi program pembangunan daerah, yaitu salah satunya pada sektor pertanian yaitu masih tinggi dalam penyumbang PDRB kabupaten Gresik yaitu sebesar 1920353 miliar dan tiap tahunya mengalami peningkatan, dan bisa dilihat pada tabel dibawah ini:
Grafik 1: PDRB ADHB Menurut Lapangan Usaha sektor pertanian, perikanan, peternakan kabupaten Gresik tahun 2010-2016
Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik) Gresik 2017
Dari tabel tersebut menunjukkan bahawa sektor pertanian, masih menjadi sektor basis dalam program pembangunan daerah di kabupaten Gresik. Dengan hala tersebut perlu adanya kebijakan lebih pada sektor pertanian. Sebab sangat membantu terhadap perekonomian kabupaten Gresik. Dari hal tersebut juga
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
pertanian 10867239 12132674 13418478 14663506 16287685 18098887 19203536
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
mili
ar r
up
iah
berdampak pada perkembangan potensi pertanian di kecamatan bungah khususnya pada sektor peternakan. Dari sektor peternakan di kecamatan bungah tersendiri memiliki macama-macam peternakan maupun unggas. Seperti sapi, kerbau, kambing, domba, ayam kampung, ayam ras pedaging dan itik manila. Dari masing-masing peternakan tersebut masing-masing memilki keunggulan potensi peternakan yang berbeda-berbeda yang patut dikembangkan pada pembangunan perdesaan kecamatan bungah. Sebab kecamatan bungah memilki potensi peternakan peringkat kedua setelah kecamatan dukun, dikabupaten Gresik. Oleh karena itu patut dikembangakan menjadi program pembangunan perekonomian dengan mengetahui sektor basis peternakan di tiap perdesaan pada kecamatan bungah kabupaten Gresik.
Akan tetapi dalam pengelolaan potensi peternakan di desa kecamatan bungah tersebut masih belum menggunakan sistem pengelolaan yang baik, sebab dalam pengelolaan tersebut masih belum melibatkan mengenai sistem infromasi, baik dari pengelolaan peternakan yang baik, sistem pemasaran peternakan, sistem kelambagaan pertanian yang belum bisa bermanfaat sepenuhnya pada peternakan, belum adanya subsisdi mengenai peningkatan kualitas peternakan. Oleh karena itu akan pentingmya teknologi infromasi dalam menjadikan pusat pembangunan perekonomian di desa kecamatan bungah, kabupaten Gresik. Dengan adanya hal tersebut dalam penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perekonomian dengan pemanfaatn potensi desa melalui sistem pengelolaan jaringan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai salah satu solusi dala mengatasi hambatan keterbatasan akses antar wilayah. Dalam pembangunan tersebut terfokus pada kecamatan bungah, dan pada tiap kepala desa dikecamatan bungah kabupaten Gresik. Dan dari tiap pembangunan tersebut memiliki tanggungjawab tersendiri-sendiri dari kecamatan, maupun kepala desa dalam pengeloaan sistem infromasi dalam pemberdayaan masyarakat khususnya pada masyarakat pertanian dan sekitarnya. Sebab dalam perkembangan pembangunan sistem pemerintahan yang diterapkan kebanyakan masih belum menggunakan sistem informasi yang berbasis web secara online, yang langsung bisa diakases oleh masyarakat dikecamatan bungah. Dari hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Perkembangan E-Government Di Kecamatan Bungah
No Pengembangan sistem e-government Keterangan
1 Sistem informasi kependudukan desa Sudah
2 Sistem informasi kesehatan masyarakat Belum
3 Sistem koperasi peminjaman modal Belum
4 Sistem pelayanan BUMDES tiap desa Belum
5 Sistem kelompok tani kecamatan bungah Belum
6 Sistem pemberdayaan masyarakat Belum
7 Sistem informasi ketenagakerjaan Belum
8 Sistem pengelolaah potensi desa Belum
Sumber: diperoleh pada penelitian
Dari tabel tersebut kebanyakan sistem infromasi masih digunakan pada sistem pelayanan kependudukan saja, akan tetapi dalam sistem pemberdayaan seperti pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia, potensi sumberdaya alam belum terorganisir secara sepenuhnya pada pada sistem kelembagaan pemrintah kecamatan bungah. Dengan adanya hal tersebut perlu ditingkatkan lagi dalam pembangunan ekonomi masyarakat desa dikecamatan bungah yaiatu berbasis pada web dalam pengelolaannya. Agar sistem informasi dari luar mengenai sistem pengelolaan yang baik, dari segi kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, sosial masyarakat, pengembangan potensi perdesaan dapat ditingkatkan. Dan menjadikan program pembangunan pada pemerintahan kecamatan bungah kabupaten Gresik.
Kajian Teori
Dalam pembangunan perdesaan salah satunya harus mengetahui bagaimana potensi daerah tersebut yang patut dikembangkan dan bagaimana cara pengelolaanya. Sebab dalam keberhasilan pembangunan perdesaan harus memenuhi kedua target tersebut. 1). Berdasarkan pada potensi keunggulan desa 2). Bagaimana kebijakan yang diterapkan pemerintah desa dalam pembangunan perdesaan itu sudah efektif dan efisien pembangunan perdesaan.
Dalam teori pertumbuhan slow dan mankiw (2007:184-186) yaiatu bahwa proses produksi diperlukan adanya kerja sama antar faktor-faktor produkasi. Faktor produksi tersebut meliputi: pertumbuhan angkatan kerja, kemajuan teknologi, dan pertumbuhan model.
Medel pengembangan Location Quotient (LQ) adalah perbandingan peran sektor/industri disuatudaerah terhadap besarnya peran sektor/industri secara nasional (Tarigan, 2014:82). Sektor/industri yang diperbandingkan didaerah harus sama dengan sektor/industri secara nasional dengan waktu perbandingan juga harus sama. Misalkan pada sektor peternakan desa di kecamatan bungah 2016 harus dibandingkan dengan sektor peternakan pada kecamatan bungah tahun 2016.
Analisis Location Quotient (LQ) umumnya dilihat untuk perbandingan regional dengan nasional. Regional adalah daerah yang lebih sempit/kecil sedangkan nasional adalah daerah yang lebih luas. Miasalkan regional (kab. Gresik) dengan nasional (propinsi Jawa Timur), regional (Jawa Barat) dengan Nasional (Indonesia).
Dalam penentuan“Electronic Government” sistem pemberdayaan masyarakat berbasis web dalam pengelolaan potensi desa. Yaitu menggunakan metode sistem pemerintahan melalui pemanfaatan ICT( Informasi, Communication And Technology) yaitu sebagai alat untuk memberikan kemudahan proses komunikasi dan transaksi kepada warga masyarakatnya melalui pengembangan potensi perdesaan, melalui organisasi bisnis dan antara lembaga pemerintah serta masyarakatnya dalam pengembangan potensi desa, dalam pengelolaan ini dapat mencapai efesiensi, efektifitas, transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada masyaraktnya. Konsep pengembangan e-government menentukan suatu prioritas pengembangan e-government suatu lembaga pemerintah, khususnya pada pembangunan masyarakat desa. Dengan menyangkut adanya hubungan government to government(G2G) Government to Bussiness (G2B) dan Government to Cittizen (G2C), kesimpulan menuju keberhasilan E-Government menurut Heeks (2001) berkaitan dengan:
1. Infrastruktur Legal/Hukum. Perlu adanya perangkat hukum untuk menangkal kejahatan digital, serta melindungi privasi, sekuriti data/informasi dan transaksi digital perorangan, perusahaan dan lembaga pemerintahan.
2. Infrastruktur kelembagaan. Perlunya adannya instansi khusu yang menangani e-government yang memberikan layanan infromasi kepada masyarakat termasuk layanan digital khususnya dalam pemasaran potensi perdesaan dalam mendukung perekonomian,
3. Infrastruktur SDM. Sistem kepegawaian perlu dapat dikembangkan agar mampu menarik SDM yang berkualitas proffesional dibidang telematika untuk ikut berpartisipasi baik dalam pengembangan kelmbagaan pemerintah perdesaan maunpun pemberdayaan masyarakatnya.
4. Infrastrutur teknologi. Meskipun tenologi yang diperlikan relatif mahal, akan tetpai peluang untuk kerja sama dengan swasta perlu dikembangkan dalam membanguan infrastruktur teknologi untuk mendukung e-government pada perdesaan berbasis web.
5. Peningkatan sistem kelembagaan perdesaan berbasis Polittical Envornment, Leadership, Planning, Stakeholder, Transparancy, Budgets, Technology, Inovation.
Dari adanya “sistem infromasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi”. Pemberdayaan mengandung makna adanya perubahan pada diri seseorang dari ketidak mampuan menjadi mampu khususnya dalam mengelola potensi desa, dari ketidak-memiliki kewenangan menjadi memiliki kewenangan, dari ketidak mampuan untuk bertanggung jawab menjadi memiliki tanggung jwab terhadap sesuatu yang dikerjakan.
Metode Penelitian
Dalam penentuan komoditas unggulan peternakan didesakecamatan bungah kabupaten Gresik yaitu menggunakan metode pendekatan analsis Location Quotient (LQ) yaitu digunakan untuk mengenalisis ada tidaknya spesialisasi dai suatu daerah atau didesa kecamatan bungah terhadap sektor i (industri peternakan0 tertentu. Dengan sektor ini menjadi sektor basis dan non basis, sehingga bisa diterapkan terhadap didesa kecamatan bungah dengan melihat potensi keunggulan peternakan. Dari hal tersebut dapat mendorong perekonomian menjadi lebih maju. Dan apabila sektor tersebut dikatakan basis maka dapat bisa mencukupi kebutuhan yang ada di desa maupun daerah dan hasil produksi tersebut bisa diekspor keluar batas wilayah yang bersangkutan dengan kata lain bisa mencukupi permintaan dari luar. Sedangkan sektor tersebut dikatakan tidak basis merupakan hanya dapat memenuhi kebutuhan yang ada didaerah dan didalam batas wilayahnya tersebut. Disamping itu teori ini digunakan sebagai faktor pengaruh terhadap sektor lain, effec dampak pengganda (multiplier effec) bagi perekonomian suatu wilayah maupun daerah (Ambardi& Socia, 2002).
Didalam rumusnya penggunaan LQ (Location Quotient)
Dimana:
Eij = nilai tambah sektor i di desa j
Ej = nilai tambah sektor didesa j
Ein = nilai tambah i sektor kecamatan n
En = total nilai tambah sektor dikecamatan n
En.= total nilai tambah sektor dikecamatan n
Dari rumus tersebut didapatkan perhitungan dengan klasifikasi sebagai berikut:
a. Jika nilai LQ>1 maka desa j disektor i ada spesialisasi (tingkat spesialisasi desa > tingkat spesialisasi kecamatan dan dikatakan basis.
b. Jika nilai LQ=1 maka desa j untuk sektor i ada spesialiasi ( tingkat spesialisasi desa= tingkat spesialisasi kecamatan). Dan dikatakan sama
c. Jika nilai LQ<1 maka desa j untuk sektor i tidak ada spesialisasi (tingkat spesialiasi desa <tingkat kecamatan) dikatakan sektor tidak basis
Dari semakin banyaknya spesialisasi sekor basi dalam suatu desa/ daerah akan menambah arus pendapatan kedesa tersebut, baik menambah permintaan barang maupun jasa yang didalamnya juga menimbulkan volume sektor non basis untuk dijadikan sektor basis. Dengan kata lain sektor basis bisa berhubungan langsung dengan permintaan luar, dan sektor non basis bisa berhubungan secara tidak langsung, yaitu melalui sektor basis yang mempengaruhi sektor non basis (Glasson, 1977)
Pada metode pengembangan sistem infromasi berbasis web (e-government) yaitu salah satunya sistem pengembangan yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki sistem yang telah diterapkan. Sedangkan tahap utama siklus pengembangan sistem terdiri dari: metode pengembangan terstruktur dan terarah dengan pendekatan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Live Cycle/ SDLC). Terdiri beberapa fase pengembangan antara lain:
a. Perncanan (planning) pada tahap ini lebih fokus pada kebutuhan dan diagnosa masalah dengan mendefinisikan sasaran dan tujuan dari sistem yang akan dibangun dalam mengembangkan perekonomian
b. Analisis Sistem (System Analisis) Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap sistem yang ada dengan metode yang digunakan yaitu metode pencarian infromasi yang seluas-luasnya dan pengarsipan pustaka data baik dari wawancara maupun pustaka. Melalui pengamatan terhadap kondisi desa yang menjadi ruang lingkup penelitian. Pada tahap ini meliputi: menentukan obyek, mempelajari, organisasi, menganalisis kebutuhan output dan input dan evaluasi efektifitas sistem perekonomian.
c. Perencanaan Sistem (System Design) Dalam merencanakan sistem ini berdasarkan kepada kebutuhan dan masalah yang dihadapi pada obyek penelitia. Pada tahap ini meliputi perancangan basis data untuk dikembangkan menjadi sistem infromasi, perencanaan antar muka pengguna, penggunaan perengkat keras, perancangan jaringan, kebutuhan perengkat lunak.
d. Implementasi Sistem (System Implementation) Setelah memulai tahapan requitrement, analysis dan design. Maka seluruh sistem siap unutk di implementasikan. Dalam tahapan
implementasi ada bebrapa tugas yang dijalankan diantaranya mengimplementasikan design dalam komponen-komponen, souce code, script, executable dan sebagainya.
e. Operasi dan pemeliharaan sistem (System Operation and Mintenance) Pada tahap ini dilakukan pelatihan terhadap penggunaan dan evaluasi terhadap sistem yang berjalan/ sistem pemantauan terhadap jalanmya sistem. Dengan mengatasi permasalahan yang ada.
Pembahasan
Dari perkembangan analisis potensis peternakan di desa kecamatan bugah melalui data jumlah populasi peternakan dan unggas. Salah satunya pada peternakan sapi, kerbau, kambing, domba, ayam kampung, ayam ras pedaging, itik manila dengan menggunakan metode LQ (Location Quotient) didapatkan perbedaan potensi dari tiap desa dikecamatan bungah kabupaten Gresik sebagai berikut:
Tebel 2. Jumlah Populasi Ternak Unggas Dan Ternak Besar Menurut Desa/ Kurahan Kecamatan Bungah Tahun 2016
Desa/kelurahan kecamatan
bungah sapi kerbau kambing domba
Ayam kampung
Ayam ras
pedaging
Itik manila
Total ternak
Sidomukti 67 0 212 202 2,109 5,000 682 8,272
Mojopurogede 101 2 234 155 1,767 15,000 437 17,696
Mojopurowetan 28 0 132 155 1,188 10,000 329 11,832
Melirang 215 0 559 491 2,456 25,000 318 29,039
Sidorejo 12 0 198 141 448 6,000 52 6,851
Masangan 241 5 390 404 2,272 15,000 326 18,638
Sukowati 12 0 164 108 794 0 43 1,121
Bungah 32 0 203 147 1,723 0 498 2,603
Sukorejo 47 0 149 195 1,568 0 127 2,086
Bedanten 46 0 131 129 1,210 0 163 1,679
Watu agung 56 0 119 112 1,419 0 179 1,885
Kramat 22 0 151 154 1,526 0 285 2,138
Tajungwidoro 18 0 113 109 1,393 5,000 92 6,725
Sungonlegowo 26 0 282 127 1,447 5,000 334 7,216
Indrodelik 84 0 231 210 1,725 10,000 210 12,460
Kisik 42 0 224 163 1,710 10,000 249 12,388
Abar-abair 140 0 207 232 1,914 25,000 227 27,720
Sidokumpul 42 0 200 189 1,530 15,000 280 17,241
Raciwetan 48 3 326 276 1,814 0 458 2,925
Pegundan 4 0 78 108 729 0 114 1,033
Kemangi 3 0 231 259 834 0 123 1,450
Gumeng 10 0 74 103 437 0 244 868
Kecamatan bungah
1,296 10 4,169 4,169 32,013 146,000 5,770 193,866
Sumber: BPS Gresik, kecamatan bungah dalam angka 2017
Tabel 3. Jumlah Populasi Ternak Unggas Dan Ternak Besar Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Bungah Tahun 2016, Dari Hasil Metode LQ
Desa/kelurahan kecamatan
Bungah
LQ Sapi
LQ Kerbau
LQ Kambing
LQ Domba
LQ ayam kampung
LQ ayam ras
pedaging
LQ itik Manila
Sidomukti 1.2 0.0 1.1 1.1 1.5 0.8 2.8
Mojopurogede 0.9 2.2 0.6 0.4 0.6 1.1 0.8
Mojopurowetan 0.4 0.0 0.5 0.6 0.6 1.1 0.9
Melirang 1.1 0.0 0.8 0.8 0.5 0.1 0.4
Sidorejo 0.3 0.0 1.2 1.0 0.4 1.2 0.3
Masangan 1.9 5.2 0.9 1.0 0.7 1.1 0.6
Sukowati 1.6 0.0 6.2 4.5 4.3 0.0 1.3
Bungah 1.8 0.0 3.3 2.6 4.0 0.0 6.4
Sukorejo 3.4 0.0 3.0 4.3 4.6 0.0 2.0
Bedanten 4.1 0.0 3.3 3.6 4.4 0.0 3.3
Watu Agung 4.4 0.0 2.7 2.8 4.6 0.0 3.2
Kramat 1.5 0.0 3.0 3.3 4.3 0.0 4.5
Tnjung Widoro 0.4 0.0 0.7 0.8 1.3 1.0 0.5
Sungon legowo 0.5 0.0 1.6 0.8 1.2 0.9 1.6
Indro delik 1.0 0.0 0.8 0.8 0.8 1.1 0.6
Kisik 0.5 0.0 0.8 0.6 0.8 1.1 0.7
Abar-abir 0.8 0.0 0.3 0.4 0.4 1.2 0.3
Sidokumpul 0.4 0.0 0.5 0.5 0.5 1.2 0.5
Raci wetan 2.5 19.9 4.7 4.4 3.8 0.0 5.3
Pegundan 0.6 0.0 3.2 4.9 4.3 0.0 3.7
Kemangi 0.3 0.0 6.7 8.3 1.1 0.0 2.9
Gumeng 1.7 0.0 3.6 5.5 3.0 0.0 9.4
Sumber: BPS Gresik Kecamatan Bungah Dalam Angka Tahun 2017, diolah peneliti
Dari hasil LQ tersebut memiliki potensi peternakan yang berbeda-beda ada tahun 2016. Dengan adanya hal tersebut perlu adanya pengelompokan terhadap perkembanganm tiap desa untuk menjadikan sektor unggulan yang patut dikembangkan oleh desa dikecamatan bungah kabupaten Gresik.
Tebel 4. Potensi Sektor Basis Peternakan Di Desa Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik Tahun 2016
Desa/Kelurahan Sapi Kerbau Kambing Domba Ayam
Kampung Ayam ras Pedaging
Itik Manila
Total basis
Sidomukti Basis
Basis Basis Basis
Basis 5
Mojopuro Gede Basis
Basis
2
Mojopuro Wetan Basis
1
Melirang Basis
Basis
2
Sidorejo Basis basis
Basis
3
Masangan Basis Basis
Basis
Basis
4
Sukowati basis Basis Basis Basis
Basis 5
Bungah Basis
Basis Basis Basis
Basis 5
Sukorejo Basis
Basis Basis Basis
Basis 5
Bedanten Basis
Basis Basis Basis
Basis 5
Watu agung Basis
Basis Basis Basis
Basis 5
Kramat Basis
Basis Basis Basis
Basis 5
Tanjung widoro Basis Basis
2
Sungon legowo Basis
Basis
Basis 3
Indro delik Basis
Basis
2
Kisik Basis
1
Abar-abir Basis
1
Sidokumpul Basis
1
Raciwetan Basis Basis Basis Basis Basis
Basis 6
Pegundan Basis Basis Basis
Basis 4
Kemangi Basis
Basis Basis Basis
Basis 5
Gumeng Basis
Basis Basis Basis
Basis 5
Total 13 3 13 13 13 10 12 77
Sumber: diolah oleh peneliti
Dari spesialisasi tersebut kebanyakan keunggulan potensi peternakan yang berbeda-bada. Dan dari data tersebut menggambarkan potensi peternakan kerbau masih belum berpotensi dalam pengembangan desa dikecamatan bungah karena dari tiap desa dikecamatan bungah tersebut Cuma 3 desa yang memiliki sektor basis. Dan pada sektor peternakan sapi, kambing, domba dan ayam kampung yaitu memilki sektor basis yang paling tinggi dari keempat sektor tersebut memilki 13 sektor basis dari rata-rata kebanyakan desa yang sama.
Dan dari sektor ayam ras pedaging yaitu memilki potensi sektor basis 10 pada desa dikecamatan bungah. Dengan potensi potensi ayam ras pedaging tersebut kebanyakan pada desa yang berbeda pada desa yang memilki potensi basis sapi, kambing, domba dan ayam kampung. Dan pada sektor basis itik manila memilki 12 sektor basis dari tiap desa yang ada dikecamatan bungah, dan kebnyakan dari sektor basis tersebut kebanyakan pada desa yang memilki potensi basis sapi, kambing, domba dan ayam kampung.
Dari setiap potensi dari tiap di desa tersebut yaitu memiliki spesialisasi potensi yang berbeda-beda. Dan dari 5 sektor basis yang patut dikembangkan dalam perekonomian yaitu pada sektor peternakan sapi, kambing, domba, ayam kampung dan itik manila dari kelima sektor tersebut memiliki sektor yang paling unggul atau potensi untuk dikembangkan didesa kecamatan bungah kabupaten Gresik, akan tetapi sektor peternakan kerbau dan ayam ras pedaging masih belum menjadi sektor basis dalam perkembangan peternakan kabupaten Gresik. Dari perbedaan spesialisasi tersebut. Diharapkan menjadikan pembanguan peternakan yang saling keterkaitan baik dari 7 sektor peternakan yang dikembangkan di desa kecamatan bungah dalam peningkatan perekonomi masyarakat desa melalui potensi perdesaan.
Setelah penentuan pada penembangan potensi basis pada sektor peternakan di Desa Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik maka dilakukan melalui pemrogaman terhadap potensi basis peternakan melalui Electronic Government yaitu pengembangan petensi desa berbasis web, terhadap pemberdayaan masyarakat.
Dalam pengembangan desa berbasis web, melalui pengembangan
potensi peternakan di Desa Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik yaitu tahapan dalam pengembangan jaringan online basis web desa sebagai berikut:
Tabel 5.Tahap Pengembangan Jaringan Sistem Online Desa Gumeng
No Tahun Instansi yang dibangun jaringan
online
1 2017 Kantor kecamatan Bungah, kantor
kelurahan, perangkat, sekertariat tiap
Desa dikecamatan Bungah
2 2018 Perangkat Bumdes kecamatan,
koperasi kecamatan
2019 Kantor BUMdes, koperasi desa
3 2020 Pada tiap RT, RW desa
4 2020 Penerapan program basis web e-
government, dan pemantauan
pemrogaman
Sumber:diolah oleh peneliti
Dalam pengembangan pem erintahan kecamatan bungah, melalui pengembangan perdesaan berbasis web secara online, yaitu tahapan tahun dalam penerapan sistem informasi berbasis web terhadap peningkatan pendapatn masyarakat khususnya terhadap potensi peternakan yang ada dikecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Dalam pengembangan tersebut melalui pengembangan sistem E-Governmen sebagai berikut:
Perkembangan e-government basis web
.
Dalam skema trategi tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat peternakan yang ada di desa kecamatan bungah kabupaten gresik. Dalam di terapkan strategi tersebut setiap lembaga pemerintahan dikecamatan bungah memiliki tanggungjawab tersendiri yang harus dikerjakan dan harus memilki kesingkronan/kerjasama terhadap lembaga disekitar terhadap pendukung perkembangan strategi pemerintahan berbasis web didesa kecamatan bungah.
Dari kantor kecamtan bungah dan perangkatnya yaitu mengembangkan sistem informasi dari luar yang langsung bisa di akses oleh masyarakat desa melalui sitem infromasi oleh kantor kepala desa dikecamatan bungah, mengenai informasi ketenagakerjaan, informasi perdagangan terhadap potensi desa khususnya pada petrnakan dari tiap desa.
Kantor kecamatan
Bungah Kantor tiap Kepala Desa
Kantor BUMdes Kantor koperasi
pertanian kecamatan
Pemberdayaan
masyakat pertnaian
RT (Rukun Tetangga)
RW (Rukun Warga)
e-government basis web di
Desa kecamatan Bungah
Pelayanan informasi kelompok tani
Sistem pengolaan potensi pertanian
Pengembangan produk
peternakan desa
Pelayanan masyarakat Sistem ketenaga kerjaan
Sistem
Perdagang
an potensi
tiap desa
Koperasi peminjaman
modal
Pelayanan
terhadap subsidi
pakan peternakan
Dari tiap kantor kepala desa yaitu mengembangkan melalui informasi yang harus dikembangkan di desanya terhadap potensi yang dimiliki. Dalam pengembangan tersebut salah satunya pada pengembangan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pertanian, dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai informasi dari kecamatan bungah dengan sistem online.
Dari koperasi pertanian dikecamatan bungah sendiri yaitu mengembangkan pada pelayanan online yang biasa di akses langsung oleh masyarakat dan kantor balai desa. Yaitu baik mengenai infromasi pakan ternak yang murah dan subsidi pemerintah, dan peminjaman modal pada pertanian.
Dan Bumdes sendiri (Badan Usaha Miliki Desa) memiliki peran yaitu mengembangkan informasi mengenai sistem pengolaan potensi pertanian yang baik yang agus untuk diterpakan pada pada potensi peternakan desa melalui pada kelompok tani desa, dan fungsi dan peran RT dan RW yaitu sebagai pengawas dan menjalankan terhadap perkembangan pelayanan sistem informasi berbasis web terhadap mayarakat setempat.
Kesimpulan
Pembangunan potensi perdesaan yaitu dapat tercapai mengetahui potensi desa yang harus dikembangkan dan peningkatan kualitas kelembagaan perdesaan. Dalam potensi perdesaan dikecamatan bungah tersendiri salah satunya memilki potensi peternakan yang masih tinggi kedua darai kecamatan lain yang ada dikabupaten Gresik, akan tetapi dalam pengelolaan potensi tersebut masih belum bisa berkembang dan belum bisa dimanfaatkan oleh desa dikecamatan bungah secara optimal, dengan diterpakannya adanya pengelompokan potensi peternakan perdesaan dan peningkatan kualitas pemberdayaan pemerintahan dan masyarakat dengan menggunakan basis web secara online. Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pendapatannya, dan masyarakat juga bisa meningkatkan kualitas mengenai sistem informasi. Dari penerapan pembangunan berbasis pada kedua strategi tersebut yaitu memerlukan penanggung jawab dalam pelaksaan program tersebut, yaitu pihak-pihak yang terkait adalah pemerintahan kecamatan bungah, pemerintahan desa, kantor koperasi kecamatan, dan Bumdes dari tiap desa. Dari keempat lembaga tersebut memiliki peran penting dalam menjalankan pembangunan perdesaan yang berkelanjutan. Dan dalam pelaksaan tersebut harus saling kordinasi mengenai sistem informasi yang masuk, dan pengembangan potensi dari tiap-tiap desa. Dengam pengelompokan potensi peternakan perdesaan didesa kecamatan bungah, kabupaten Gresik.
Daftar Pustaka
badan Pusat Statistika. (2014). Kecamatan Bungah Dalam Angka 2017.
Budiarti, T., Muflikhati, I., & Suwarto. (2013). Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat pada Usahatani Terpadu guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Sistem Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 18(3), 200–207.
Drucker, A. G., & Anderson, S. (2004). Economic Analysis of Animal Genetic Resources and the Use of Rural Appraisal Methods : Lessons from Southeast Mexico. Agricultural Sustainability, 2(2).
Hartono, Utomo, D., & Mulyanto, E. (2010). ELECTRONIC GOVERNMENT PEMBERDAYAAN PEMERINTAHAN DAN POTENSI DESA BERBASIS WEB. Jurnal Teknologi Informasi, 6(April), 9–21.
Iqbal, M. (2007). Analisis Peran Pemangku Kepentingan dan Implementasinya Dalam Pembangunan Pertanian. Jurnal Litbang Pertanian, 26(3), 89–99. Retrieved from http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/p3263071.pdf
Jansen, H. G. P., Pender, J., Damon, A., Wielemaker, W., & Schipper, R. (2006). Policies for sustainable development in the hillside areas of Honduras : a quantitative livelihoods approach. Agricultural Economics, 34, 141–153.
Miah, S. J., Kerr, D., & Gammack, J. (2003). specific expert systems for Australian Rural Business Operators, (1997).
Peternakan, P. A., Pendekatan, M., Mendukung, U., & Pangan, K. (2000). Pengembangan Agribisnis Peternakan Melalui Pendekatan Corporate Farming Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional.
Turner, M. D., & Mcpeak, J. G. (2014). The Role of Livestock Mobility in the Livelihood Strategies of Rural Peoples in Semi-Arid West Africa, 231–247. https://doi.org/10.1007/s10745-013-9636-2
Ulyo, G. T. M., & Saputri, E. D. (2012). Strategi Pengembangan Kelembagaan Dalam Mengembangkan Sistem Integrasi Tanaman Padi – Ternak Sapi Di Desa Grogol Kecamatan Weru.