Upload
vuongliem
View
288
Download
14
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KREDIT (KOPDIT)MEKAR SAI DALAM PEMBIAYAAN AGRIBISNIS DI LAMPUNG
(Skripsi)
Moriska N. Purba
JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KREDIT (KOPDIT)MEKARSAI DALAM PEMBIAYAAN AGRIBISNIS DI LAMPUNG
Oleh
MORISKA N. PURBA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal Koperasi kreditMekar sai di Provinsi Lampung, menganalisis lingkungan eksternal KoperasiKredit Mekar Sai di Kota Bandar Lampung, serta menyusun strategipengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai dalam pembiayaan agribisnis.Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus. Responden dalam penelitian iniberjumlah 61 orang yang terdiri dari 10 orang pengurus dan 51 anggota koperasi.Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisiskualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koperasi memiliki kelemahandimana pelatihan yang diterima anggota belum optimal dan merata yangmengakibatkan kurangnya kepedulian dan keaktifan anggota terhadap koperasi,dan ancaman dalam persaingan usaha yang semakin ketat. Strategi prioritas yangdapat digunakan dalam pengembangan dan keberlanjutan Koperasi Kredit MekarSai adalah (a) Mengoptimalkan pelatihan dan pendidikan anggota secara merataagar anggota lebih peduli terhadap perkembangan koperasi (b) Memanfaatkanperan pengelola dalam memanajemen koperasi secara demokratis untuk menarikperhatian masyarakat yang belum menjadi anggota, serta (c) Menggunakan modalkoperasi secara efektif untuk menjaga kestabilan keuangan.
Kata kunci: Agribisnis, Koperasi Kredit, Strategi Pengembangan
ABSTRACT
DEVELOPMENT STRATEGY OF MEKAR SAI CREDIT COOPERATIVE INAGRIBUSSINESS FUNDING ON LAMPUNG
By
MORISKA N. PURBA
This research aimed to analyze the internal environment of Mekar Sai CreditCooperative on Lampung Province, analyze the external environment of MekarSai Credit Cooperative on Bandar Lampung City and to arange developmentstrategy of Mekar Sai Credit Cooperative in agribussiness funding. This researchperformed with case study method. The respondents of this research were 61people consist of 10 executives and 51 cooperative members. Data analysismethod was qualitative analysis method. The result showed that cooperative hadweakness where the training was not optimally received by the members and wasnot spread evenly that caused the member to be lack of concern and had beeninactive towards cooperative and had threat in more competitive busniesscompetition. Priority strategy that can be used in development and sustainable ofMekar Sai Credit Cooperative are (a) to optimalize training and education formembers evenly so the members could be more concern towards cooperativedevelopment, (b) to use excecutive’s duty in managing cooperative democraticallyto take society’s attention that were not members, (c) to use cooperative capitaleffectively to keep finance stability.
Key words: agribussiness, credit cooperative, development strategic
STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI KREDIT (KOPDIT)MEKAR SAI DALAM PEMBIAYAAN AGRIBISNIS DI LAMPUNG
Oleh
MORISKA N. PURBA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
-MOTTO-
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapinyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam
doa dan permohonan dengan ucapan syukur”
(Filipi 4:6)
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalahsegala rencanamu”
(Amsal 16:3)
“Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yangkuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada Waktunya”
(1 Petrus 5:6)
“Tiada Hasil yang akan menghianati usaha, selama kita menetapkan tujuan,berusaha berdoa, direstui, dan hal tersebut baik untuk kita, maka kita pasti
dapat.” (Anonim)
Ku kan terus berlari, Takkan henti disini, Berjuang Meraih Mimpi, Hingganapas ku kan Berhenti
(J Rocks)
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, danbertekunlah dalam doa” Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu
bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi,tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Janganlah menganggap dirimu pandai”
(Roma 12:12 dan 16).
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Sesungguhnya Skripsi Ini Dipersembahkan Untuk :
Bapak St. M. purba, Mama D. Sihite yang Tercinta danTeristimewa Selamanya
Abang, Kakak, Adik, Eda dan Keponakan Ku
Keluarga Ku Tercinta
Guru-Guru dan Pembimbing Ku
Saudara-Saudara Ku
Sahabat-Sahabat Ku
Dan orang-orang yang ku cintai dan Mencintai Aku”
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dolok Sanggul pada tanggal 06 Februari
1993 dari Bapak M. Purba dan ibu D. Sihite. Penulis adalah
anak kelima dari delapan bersaudara. Penulis menyelesaikan
studi tingkat Sekolah Dasar di SDN 173406 Sileang pada
tahun 2005, tingkat SLTP di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri 2 Dolok Sanggul pada tahun 2008, dan tingkat Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri 1 Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan pada
tahun 2011. Penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Pertanian, Jurusan
Agribisnis pada tahun 2011 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada Januari 2015 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Panca
Mulia, Kecamatan Banjar Baru, Kabupaten Tulang Bawang. Pada Juli 2014
penulis juga melakukan Praktik Umum (PU) di PTPN VII Unit Usaha Bekri
Kabupaten Lampung Tengah. Penulis juga memiliki pengalaman organisasi di
Himaseperta pada tahun 2012/2013 sebagai Anggota Bidang I, yaitu Akademik
dan Pengembangan Profesi. Penulis pernah mengikuti lomba program kreativitas
mahasiswa yang diselenggarakan DIKTI yang berjudul Douminik siger ( donat
ubi mini dan unik dengan sensasi). Penulis juga ikut dalam organisasi
POMPERTA (Persekutuan Oikume Pertanian) pada tahun ajaran 2012/2013.
SANWACANA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Tuhan Yesus, yang telah
memberikan rahmat dan Kasih-Nya serta membukakan jalan pikiran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi pengembangan
Koperasi Kredit (Kopdit) dalam pembiayaan agribisnis di Lampung”
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, maka
skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Oleh karena
itu, penulis dengan rendah hati ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. M. Irfan Affandi, M.Si., selaku Pembimbing Pertama yang senantiasa
memberikan bimbingan, motivasi, arahan, nasehat dan kesabaran selama
membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Ir. Adia Nugraha, M.S., selaku Pembimbing Kedua, atas bimbingan, nasihat,
motivasi, dan kesabaran yang telah diberikan selama membimbing penulis
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., sebagai Dosen Penguji Skripsi,
atas saran, arahan dan nasehatnya untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P. selaku Ketua Jurusan Agribisnis
Universitas Lampung.
5. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
6. Ir. Achdiansyah Sulaiman M.P, selaku Pembimbing Akademik (PA) yang
telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
7. Orang tuaku tercinta, Bapa St. M. Purba dan Mama D. Sihite atas semua
limpahan kasih sayang, doa, nasihat, didikan, motivasi, dan dukungan yang
begitu luar biasa. Terimakasih karena selalu memberikan perhatian yang
tulus dan kasih sayang yang tidak terbalaskan olehku.
8. Keluarga besar Purba, Abang Rinto A.md dan eda C. Rumapea S.Pd, Abang
Tagor dan eda E. Sihite S.Pd, Abang Herman SE dan Kakak tersayang Tina
SE. Adekku Citra, Coki, Irma dan keempat ponakanku kejar cita-cita mu.
Terimakasih atas semua kasih sayang, doa, dan bantuan yang telah diberikan
hingga tercapainya gelar Sarjana Pertanian.
9. Keluarga tercinta Oppung, Inanguda/Uda Kartika, Inanguda/Uda Silvi di
Kampung, Tulang/Nantulang Gerard, Tante dan Bou Okem serta keluarga
yang memberikan dukungan, doa, dan semangat pada penulis.
10. Bapa Tua Mama Tua dan (S.M. Purba dan R. Br. Sihombing), kak Susi dan
abang, tanpa bantuan dan nasehat kalian saya tidak berarti jadi apa-apa.
Kalian adalah orang tua keduaku.
11. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis atas semua ilmu dan bimbingan yang telah
diberikan selama Penulis menjadi mahasiswi di Universitas Lampung.
12. Karyawan-karyawan di Agribisnis, Mba Iin, Mba Ayi, Mba Fitri, Mas Boim,
Mas Sukardi, dan Mas Bukhari atas semua bantuan yang diberikan.
13. Pak M. Taryanto dan seluruh bapak/ ibu di Kopdit Mekar Sai atas segala
bantuan, informasi dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
14. Bapak Imam dan ibu beserta keluarga atas bantuan tempat tinggal serta
fasilitas pendukung lainnya selama masa penelitian.
15. Sahabat-sahabatku Rugun Sihite S.Pd, Lisbeth Ambarita S.Sos, Ester Sihite
SE, Mitra S.Pd, Masri, dan Rida yang senantiasa memberikan dorongan, doa,
motivasi, dan kebersamaan yang tidak akan terlupakan.
16. Sahabat dan saudaraku seperjuangan semasa kuliah Winda Sijabat, Wulan
Sianturi, Siti Asih, Theresia Lilik, Mba Lindi, Ari Nurjayanti S.P, Irma
Banjar Nahor S.P, Ayu Vidianingrum S.P, Maria Simbolon S.P, yang
memberikan pengertian, dorongan, doa, dan kebersamaan yang tidak
terlupakan.
17. Teman-teman seperjuangan Agribisnis ’11 Anna Maryani, Mariyana, Juwita
Sari, Ni wayan, Meri, Deti, Tunjung, Lukita, Sellynda, Alghoziah, Erviza
Feby, Aida, Dian Ika, Dita, Tami,Veni, Trie H, Tri P, Bayu, Elisa, Habibi,
Ical, Adiguna, Radot, Arif, Fadloli, Chira, Elsa, Aldino, Ica, Tiar, Haliana,
Pram, Yuliandi, Namira, Sartika, Intan, Werdi, Endah, Elvani, dan lain-lain
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang senantiasa memberikan
semangat, doa, dan kebersamaan selama ini.
18. Kanda dan adinda 08, 09 ,10 dan adik-adik 12, 13, dan 14 yang telah
memberikan motivasi, dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
19. Keluarga besar Desa Panca Mulia, Kabupaten Tulang bawang tempat saya
mengabdi dalam rangka KKN Tematik 2013/2014, terimakasih atas
pengalaman dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
20. Almamater tercinta dan semua pihak yang telah membantu demi
terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dan segala masukan demi
perbaikan isi skripsi ini akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya penulis
berharap Tuhan berkenan membalas kebaikan saudara-saudara dan semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat terutama bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Bandar Lampung,Penulis,
Moriska N. Purba
i
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... .. 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10
D. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 11
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.................. 12
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 12
1. Koperasi ........................................................................................... 12
2. Organisasi Koperasi ......................................................................... 18
3. Koperasi Kredit dalam Pembiayaan Bidang Agribisnis ................ 24
4. Manajemen Strategi Pengembangan.............................................. 27
5. Konsep Manajemen Strategi Koperasi........................................... 34
a. Faktor dan Faktor Internal dan Eksternal................................. 38
b. Matriks IFAS dan Matriks EFAS............................................. 44
c. Matriks SWOT......................................................................... 46
6. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 50
B. Kerangka Pemikiran............................................................................... 54
III. METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 58
A. Jenis dan Sumber Data...........................................................................58
B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ................................................59
C. Lokasi Penelitian, Responden dan Waktu Penelitian.............................62
ii
D. Metode Analisis Data.............................................................................66
1. Tahap Pengumpulan Data ................................................................67
2. Analisis Faktor Internal....................................................................67
3. Analisis Faktor Eksternal ................................................................. 68
4. Tahap Analisis SWOT .....................................................................70
5. Focus Group Discussion (FGD) ..................................................... 71
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ................................... 73
A. Keadaan Umum Kecamatan Katibung.................................................. 73
1. Keadaan Geografis ........................................................................... 73
2. Keadaan Topografi dan Iklim .......................................................... 74
3. Keadaan Demografi.......................................................................... 75
4. Sarana dan Prasarana........................................................................75
B. Keadaan Umum Kecamatan Way Sulan............................................... 76
1. Keadaan Geografis ........................................................................... 76
2. Keadaan Topografi dan Iklim .......................................................... 77
3. Keadaan Demografi.......................................................................... 78
4. Sarana dan Prasarana........................................................................ 78
C. Keadaan Umum Kelurahan Pahoman Kecamatan Enggal.................... 81
1. Keadaan Geografis dan Demografis ................................................ 81
2. Sarana dan Prasarana........................................................................ 83
D. Keadaan Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai KelurahanPahoman Kecamatan Enggal ............................................................... 85
1. Sejarah Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai ................................ 85
2. Struktur Organisasi Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai ............. 86
3. Sarana dan Prasarana Koperasi......................................................89
4. Partisipasi Anggota Koperasi......................................................... 89
5. Unit Usaha Simpan Pinjam ........................................................... 90
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 92
A. Karakteristik Responden....................................................................... 92
1. Umur Responden ........................................................................... 92
iii
2. Pendidikan Responden................................................................... 94
3. Lama Berusahatani ........................................................................ 95
4. Jumlah Anggota Keluarga ............................................................. 97
B. Analisis SWOT ..................................................................................... 99
1. Faktor Internal................................................................................. 99
a. Faktor Kekuatan........................................................................ 100
b. Faktor Kelemahan..................................................................... 109
c. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ................................ 113
2. Faktor Eksternal .............................................................................. 114
a. Faktor Peluang .......................................................................... 115
b. Faktor Ancaman ........................................................................ 119
c. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)............................. 122
3. Strategi Pengembangan................................................................... 124
a. Matriks Internal dan Eksternal (I-E) ......................................... 125
b. Matriks SWOT.......................................................................... 127
4. Strategi Prioritas Analisis SWOT ................................................... 129
5. Penentuan Ranking dari Strategi Prioritas Menggunakan FocusGroup Discussin (FGD) ................................................................. 130
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 133
B. Saran ..................................................................................................... 134
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 136
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi tahun
2013…….............................................................................................. .. 2
2. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di
Provinsi Lampung tahun 2014 ............................................................. … 4
3. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasakan status
keaktifanPer kabupaten/kota tahun 2013 .............................................. … 8
4. Matriks Internal Factors Analysis Summary2013 .............................. … 45
5. Matriks Eksternal Factors Analysis Summary2013............................ … 46
6. Penelitian Terdahulu ........................................................................... … 51
7. Kerangka matriks faktor strategi internal untuk kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness) ........................................................................ … 68
8. Kerangka matriks faktor strategi eksternal untuk peluang (opportunities)
dan ancaman (threat) ......................................................................... … 69
9. Jenis dan luas penggunaan lahan di Kecamatan Katibung ............... … 75
10. Luas wilayah menurut jenis lahan di Kecamatan Way Sulan ............ … 77
11. Fasilitas sarana perdagangan dan lembaga perekonomian di Kecamatan
Way Sulan ................................................................................................... 79
12. Banyaknya koperasi dan bank di Kecamatan Enggal ......................... … 84
13. Sebaran responden anggotaKoperasi Mekar Sai yang ada di Unit
Kecamatan Katibung dan Unit Kecamatan Way Sulan di Kabupaten
Bandar Lampung tahun 2015.............................................................. … 92
14. Sebaran umur produktif pengurus Koperasi Mekar Sai di Bandar
Lampung ...................................................................................................... 93
15. Sebaran responden anggota petani berdasarkan tingkat pendidikan di
Unit Kecamatan Katibung dan Unit Kecamatan Way Sulan tahun 2015 ... 94
v
16. Sebaran responden pengurus koperasi berdasarkan tingkat pendidikan ..... 95
17. Pengalaman responden koperasi berdasarkan pengalaman usahatani di
Koperasi Kredit Mekar Sai tahun 2015........................................................ 96
18. Sebaran responden berdasarkan jumlah tanggungan anggota keluarga di
Koperasi Kredit Mekar Sai tahun 2015........................................................ 97
19. Sebaran responden berdasarkan lama keanggotaan di Koperasi Kredit
Mekar Sai tahun 2015 ................................................................................. 98
20. Perhitungan Rasio Likuiditas Kopdit Mekar Sai ....................................... 103
21. Perhitungan Rasio Solvabilitas Kopdit Mekar Sai..................................... 104
22. Perhitungan Rasio Profitabilitas/Rentabilitas Kopdit Mekar Sai............... 105
23. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Koperasi Kredit Mekar Sai ..... 113
24. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Koperasi Kredit Mekar Sai . 122
25. Pembobotan untuk diagram SWOT ........................................................... 125
26. Strategi prioritas yang dapat dilakukan Koperasi Kredit Mekar Sai dalam
pembiayaan agribisnis di Lampung ........................................................... 131
27. Identitas anggota Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai ............................. 140
28. Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Tahun 2015 ............................ 146
29. Realisasi Keuangan Koperasi Kredit (Kopdit)Mekar Sai Tahun 2015...... 147
30. Neraca Per 31 Desember 2013 sampai dengan 31 Desember 2014........... 148
31. Hasil Evaluasi Internal Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai .................... 153
32. Hasil Evaluasi Eksternal Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai ................. 156
33. Rekap peringkat faktor internal koperasi ................................................... 159
34. Rekap peringkat faktor eksternal koperasi................................................. 159
35. Rekap evaluasi faktor internal koperasi ..................................................... 160
36. Rekap evaluasi faktor eksternal koperasi................................................... 160
37. Penyusunan Strategi Kekuatan dan Peluang Koperasi Kredit (Kopdit)
Mekar Sai Lampung................................................................................... 161
38. Penyusunan Strategi Kekuatan dan Ancaman Koperasi Kredit (Kopdit)
Mekar Sai Lampung................................................................................... 163
39. Penyusunan Strategi Kelemahan dan Peluang Koperasi Kredit (Kopdit)
Mekar Sai Lampung................................................................................... 165
40. Penyusunan Strategi Kelemahan dan Ancaman Koperasi Kredit (Kopdit)
vi
Mekar Sai Lampung................................................................................... 167
41. Strategi Pengembangan berdasarkan visi dan misi Koperasi Kredit
(Kopdit) Mekar Sai Pahoman .................................................................... 169
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Internal Koperasi Kredit (Kopdit)..................................................21
2. Rantai nilai Aktivitas Primer........................................................................30
3. Matriks Analisis SWOT...............................................................................47
4. Diagram Analisis SWOT .............................................................................48
5. Bagan Alir Strategi Pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai Kecamatan
Pahoman.......................................................................................................57
6. Matriks SWOT.............................................................................................70
7. Struktur Organisasi Koperasi Kredit Mekar Sai .........................................88
8. Gedung Koperasi Kredit Mekar Sai Pahoman............................................91
9. Diagram matriks I-E ...................................................................................126
10. Analisis matriks SWOT Koperasi Kredit Mekar Sai .................................128
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan dalam bidang ekonomi semakin lama cenderung berkembang dan
semakin ketat. Perkembangan ekonomi merupakan sektor penting dan menjadi
salah satu fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai
kesejahteraan. Perekonomian di suatu negara memerlukan modal atau dana
pembangunan yang cukup besar. Program pembangunan disusun oleh lembaga-
lembaga perekonomian yang telah dipilih. Perekonomian akan lebih baik apabila
didukung lembaga-lembaga yang saling bahu-membahu dalam mengelola dan
menggerakkan semua potensi ekonomi agar berhasil secara optimal (BPS, 2012).
Tahun 1998 dan 2009 terjadi krisis ekonomi yang mengakibatkan sejumlah bank
umum swasta nasional mengalami kebangkrutan dan terjadi krisis kepercayaan
terhadap bank yang menyebabkan banyak nasabah menarik simpanannya karena
struktur permodalan bank saat itu rendah (Listiarini, 2011). Namun, badan usaha
yang tetap bertahan pada era krisis tersebut adalah koperasi. Pemerintah secara
tegas menetapkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 setelah amandemen 1 sampai
4 bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi menjadi
wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. Dalam rangka
pengembangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya perlu mendapat
perhatian dalam pemilihan sistem kelembagaan yang tepat.
2
Koperasi adalah wadah untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan
yang terjadi dalam kegiatan ekonomi dapat diatasi. Koperasi merupakan badan
usaha dalam rangka membangun ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan,
yang berperan ganda majemuk, seperti lembaga ekonomi, sebagai sarana
pendidikan, sebagai sarana pendemokrasian masyarakat (Sudarsono, 2000).
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 koperasi merupakan suatu badan usaha,
sehingga koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-
prinsip ekonomi yang berlaku. Kebutuhan modal bagi sektor usaha kecil dan
perkembangan koperasi yang meningkat setiap tahunnya membuat koperasi
dituntut dapat menghasilkan keuntungan dalam mengembangkan organisasi dan
usahanya. Oleh karena itu, koperasi diharapkan dapat berperan penting dalam
perekonomian Indonesia, yaitu koperasi sebagai soko guru. Provinsi Lampung
merupakan salah satu provinsi yang menjadikan koperasi sebagai salah satu sektor
perekonomian. Jumlah koperasi di Pulau Sumatera tahun 2013 dapat di lihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi, tahun2013
No Provinsi Jumlah koperasi (Unit)12345678910
Sumatera UtaraNanggro Aceh DarussalamSumatera SelatanRiauLampungSumatera BaratJambiBengkuluKepulauan RiauBangka Belitung
10.8027.0995.1224.8653.7273,6193,2891.8601.850929
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, 2014
3
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari semua provinsi yang ada di
Sumatera, Provinsi Lampung berada pada urutan ke lima dengan jumlah koperasi
terbanyak setelah Sumatera Utara, Nanggro Aceh Darussalam, Sumatera Selatan
dan Riau. Jumlah koperasi yang ada di Provinsi Lampung adalah 3.727 Unit.
Kota Bandar Lampung memiliki koperasi terbanyak dibandingkan dengan jumlah
koperasi pada kabupaten lainnya yaitu sebanyak 723 koperasi dengan jumlah
karyawan sebanyak 1.109 dan jumlah anggota sebanyak 99.041 anggota. Jumlah
seluruh anggota koperasi di Provinsi Lampung adalah 681.949 orang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (2014), jumlah penduduk miskin di Provinsi
Lampung mencapai 1.143.000 jiwa dengan garis kemiskinan 306.600 Rp/Kap/Bln
atau sekitar 15,65 persen. Masyarakat Lampung mayoritas menggantungkan
hidupnya pada sektor pertanian dan bekerja sebagai petani. Namun, sampai saat
ini kebanyakan petani masih dikategorikan miskin dan untuk mengatasinya maka
lahirlah koperasi simpan pinjam agar tidak banyak masyarakat yang dirugikan
akibat diberlakukannya sistem kapitalisme. Salah satu jenis usaha koperasi yang
selama ini sering membantu dalam mengurangi kemiskinan masyarakat adalah
koperasi simpan pinjam, dimana koperasi ini mampu bertahan pada era krisis
ekonomi walaupun struktur permodalannya relatif kecil. Koperasi simpan pinjam
adalah salah satu bentuk koperasi yang mengumpulkan dana dari anggota dan
kemudian diberikan lagi kepada anggotanya sebagai bantuan modal untuk
dimanfaatkan dalam mengembangkan usaha maupun hasil pertaniannya. Jumlah
koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung
tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.
4
Tabel 2. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota diProvinsi Lampung tahun 2014
No Kota/Kabupaten Koperasi Karyawan Anggota12345678910111213141516
Lampung BaratTanggamusLampung SelatanLampung TimurLampung TengahLampung UtaraWay KananTulang BawangPesawaranPringsewuMesujiTulang Bawang BaratPesisir BaratBandar LampungMetroProvinsi
13929240652360331668915617615910310670
723188179
41823405563
258324825
-1161132848565
1109370121
9.08243.57322.70367.657
125.94857.07057.76918.61911.71142.66314.52414.6688.505
99.04122.97162.441
Lampung 4833 6951 681.949
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Tahun 2014
Seiring berkembangnya kegiatan koperasi di Lampung maka tuntutan agar
pengelolaan koperasi dilaksanakan lebih profesional. Salah satu koperasi di
Kabupaten/Kota Bandar Lampung yang memiliki penetapan peringkat koperasi
berkualitas dan telah mendapat penghargaan adalah Koperasi Kredit (Kopdit)
Mekar Sai. Kopdit Mekar Sai pertama kali mendapat penghargan pada tahun
2002 dari dinas koperasi, PKM dan Penanaman Modal Kota Bandar Lampung
sebagai koperasi sehat dan tahun 2009 mendapat penghargaan dari Gubernur
Lampung sebagai koperasi berprestasi dan dari Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sebagai koperasi berprestasi tingkat nasional. Berdasarkan namanya,
kegiatan yang dilakukan Kopdit Mekar Sai adalah memberikan fasilitas simpan
pinjam dan membantu permodalan para anggota yang sebagian besar adalah yang
bergerak di bagian pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain.
5
Kopdit Mekar Sai merupakan bentuk usaha (simpan pinjam) oleh 326 orang guru-
guru SD, SMP dan SMA Xaverius pada 27 Januari 1992. Seiring berjalannya
waktu, Desember 2014 koperasi memiliki pertumbuhan anggota yang signifikan
yaitu 11.071 orang. Setiap anggota wajib melakukan simpanan (saham) yaitu
simpanan pokok dan simpanan wajib. Kopdit Mekar Sai saat ini memiliki total
harta (aset) pencairan pinjaman tahun berjalan sebesar Rp254.608.791.496,00 dan
pencairan pinjaman tahun berjalan dari total 2.523 formulir berjumlah
Rp111.270.360.000,00. Hal ini dikarenakan koperasi ini ingin menjadi koperasi
yang dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan anggota khususnya, dan
masyarakat pada umumnya melalui penyaluran kredit yang diberikan kepada
pelaku agribisnis maupun usaha unit mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Besarnya modal harta (aset) koperasi membuat koperasi ini mampu berkembang
dan menjangkau unit anggota yang bergerak di dalam usaha agribisnis. Usaha
agribisnis yang banyak dibiayai koperasi ini seperti anggota yang bertani,
berkebun, dan beternak ikan. Karakteristik usaha agribisnis adalah sektor riil
yang memiliki sifat usaha yang mengandung banyak resiko, kegagalan panen,
mahalnya agri input, harga komoditas yang fluktuatif, dan memerlukan
penanganan penyimpanan untuk menjaga stok. Hal ini menyebabkan usaha
agribisnis menarik untuk dibiayai oleh koperasi yang bergerak di penyaluran
kredit karena anggota masih banyak yang kekurangan modal. Pembangunan
pertanian khususnya anggota yang ada di Unit Way Sulan dan Unit Katibung
Lampung Selatan secara merata masih tergolong minim teknologi dan modal.
Kurangnya modal menyebabkan pendapatan petani masih minim, dan penyerapan
bahan baku beralih ke kota daerah lain yang padat modal dalam pengolahan bahan
6
mentah. Keterbatasan modal ini menjadikan anggota yang berada di Unit Way
Sulan dan Unit Katibung tidak mampu mengakses teknologi yang lebih baik dan
sering menahan panen untuk mendapatkan harga terbaik.
Sebagai lembaga non profit, koperasi dapat memberi pinjaman, mengumpulkan
dana, dan memberikan pelatihan kepada anggota yang ada di Unit Way Sulan dan
Unit Katibung agar mampu membantu permodalan anggota dan mampu bersaing
dalam pasar bebas. Arus globalisasi yang semakin pesat merupakan tantangan
bagi perkembangan Kopdit Mekar Sai karena dengan tumbuhnya produk luar
negeri dapat membuat produk Indonesia kalah saing dipasaran. Terlebih sejak
CAFTA (China Asia Free Trade Assosiation) diberlakukan, barang-barang dari
China mulai membanjiri pasar Indonesia. Pasar bebas kemungkinan akan
mengakibatkan pasar produk ekspor Indonesia hilang karena kalah bersaing
dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas seperti produk
pertanian kita kalah jauh dari Thailand. Oleh karena itu, Kopdit Mekar Sai
diharapkan dapat membantu anggota yang kekurangan modal dalam berusahatani
maupun anggota yang sulit mengakses teknologi. Koperasi juga diharapkan dapat
memberi pelatihan maupun pendidikan kepada anggota maupun anggota baru agar
anggota mampu mengembangkan usahanya dan mampu menghadapi pasar bebas
nantinya.
Adanya pasar bebas tersebut kopdit Mekar Sai di Lampung mengindikaskan
bahwa strategi pengembangan koperasi menjadi sangat penting karena selain
dapat meningkatkan daya saing ekonomi lokal dan kemandirian, koperasi mampu
menstabilkan perekonomian domestik maupun nasional. Selain itu, persaingan
7
selalu datang dari bank-bank, koperasi kredit lain dan Bank Perkreditan Rakyat
yang selalu berusaha meningkatkan pelayanan dan melakukan promosi yang
semakin baik untuk menarik perhatian nasabah.
Kopdit Mekar Sai sebagai soko guru harus melibatkan partisipasi anggota dan
pembagian hasil usaha yang cukup adil untuk menjadikan koperasi sebagai
harapan pengembangan perekonomian di Lampung. Kopdit Mekar Sai harus
mampu melayani anggota dan memberikan pinjaman untuk mengatasi kemiskinan
khususnya anggota petani yang berada di Unit Way Sulan dan Unit Katibung.
Pinjaman dari koperasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan hasil
pertanian anggota sehingga mampu bersaing dalam pasar bebas. Strategi yang
tepat dan sesuai dengan kondisi koperasi akan mampu meningkatkan kemampuan
dan potensi yang dimiliki oleh koperasi. Penentuan strategi digunakan untuk
memahami dan mengidentifikasi lingkungan koperasi. Walaupun koperasi ini
sudah mendapat banyak prestasi, namun masih perlu untuk mengetahui faktor-
faktor dari luar koperasi yang diperlukan dalam mengatasi persaingan yang
semakin ketat. Berkaitan dengan hal tersebut, Kopdit Mekar Sai perlu membenahi
diri dan harus mampu melihat kondisi lingkungan baik lingkungan internal
maupun lingkungan eksternal.
B. Rumusan Masalah
Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak koperasi,
baik koperasi yang aktif maupun koperasi yang pasif. Pada Tabel 3 dijelaskan
koperasi yang aktif maupun yang pasif di Provinsi Lampung pada tahun 2013.
8
Tabel 3. Sebaran jumlah koperasi di Provinsi Lampung berdasarkan statuskeaktifan per kabupaten/kota, tahun 2013
No Kabupaten/ Kota Aktif Pasif Jumlah12345678910111213141516
Kota Bandar LampungKab. Lampung TengahKab. Lampung TimurKab. Lampung UtaraKab. Lampung SelatanKab. TanggamusKab. Way KananKota MetroKab. Lampung BaratKab. PringsewuKab. PesawaranKab. Tulang BawangProvinsiKab. MesujiKab. Tulang Bawang BaratPesisir Barat
5213583221811652005411245072
11010998847435
20224520113524192
148648987661381243235
72360352331640629268918813915917612217910810670
Jumlah 3.041(60,3%)
1.792(39,7%)
4.833(100%)
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, 2014
Tabel 3 dijelaskan bahwa dari 4.833 unit koperasi yang ada, hanya 60,3 persen
koperasi yang memiliki status aktif, dan sisanya 39,7 persen merupakan koperasi
pasif. Jumlah koperasi yang ada di Kota Bandar Lampung adalah sebanyak 723
Unit, dengan koperasi aktif sebanyak 521 Unit dan sisanya adalah koperasi pasif.
Koperasi yang berstatus pasif merupakan koperasi yang sudah tidak menjalankan
kinerjanya dengan baik atau biasa dikenal dengan istilah mati suri. Salah satu
koperasi yang masih aktif dan mendapat penghargaan koperasi berprestasi di Kota
Bandar Lampung adalah Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai. Koperasi ini
merupakan koperasi yang bergerak di bidang simpan pinjam. Tujuan koperasi ini
sama dengan tujuan koperasi menurut undang-undang yaitu menyejahterakan dan
memberikan pinjaman kepada masyarakat.
9
Kinerja koperasi yang baik ditujukkan dengan membaiknya permodalan,
penyediaan dana, peningkatan aset, peningkatan volume usaha, peningkatan
kapasitas produksi, SDM dan peningkatan sisa hasil usaha/keuntungan. Kopdit
disebut juga koperasi simpan pinjam yang bertujuan menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan memberikan
pinjaman kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengawasan dan kontrol yang benar agar tidak keluar dari prinsip-
prinsip, tujuan dan asas dari koperasi serta perlu diadakan penilaian kinerja
sebagai salah satu bentuk pengawasan.
Kopdit Mekar Sai yang berbadan hukum No. 017/BH/KDK.7.4/IV/1999 ikut
berkontribusi dalam memberikan pinjaman dalam bidang agribisnis seperti
pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan. Anggota koperasi yang paling
banyak bekerja dalam sektor pertanian dan menerima pinjaman dari koperasi
berada di Unit Way Sulan dan Unit Katibung. Sebagai koperasi yang sudah lama
berdiri, koperasi juga harus berkontribusi terhadap pembangunan daerah dalam
lingkungan eksternal seperti ekonomi, sosial dan budaya, teknologi, pesaing dan
kebijakan pemerintah. Dalam lingkungan internal adalah manajemen, tingkat
kesehatan kondisi keuangan koperasi, SDM anggota maupun karyawan,
pemasaran, sarana dan prasarana dan lain-lainnya.
Kopdit Mekar Sai memiliki anggota yang cukup banyak dan tersebar hampir di
seluruh Lampung. Namun, banyaknya anggota membuat koperasi mengalami
kendala dalam melayani anggota yang cakupan wilayah yang terlalu luas,
permintaan pinjaman yang cukup tinggi dan lain-lain sehingga perlu dilakukan
10
strategi yang tepat dan sesuai untuk mengatasi kendala tersebut. Strategi yang
tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan koperasi akan mampu meningkatkan
kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh koperasi. Lingkungan merupakan
salah satu faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan, baik lingkungan
internal maupun lingkungan eksternal.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana lingkungan internal yang mempengaruhi Koperasi Kredit Mekar
Sai di Provinsi Lampung?
2. Bagaimana lingkungan eksternal yang mempengaruhi Koperasai Kredit
Mekar Sai di Kota Bandar Lampung?
3. Bagaimana strategi pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai dalam
pembiayaan agribisnis di Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Menganalisis lingkungan internal yang mempengaruhi Koperasi Kredit
Mekar Sai di Provinsi Lampung.
2. Menganalisis lingkungan eksternal yang mempengaruhi Koperasi Kredit
Mekar Sai di Kota Bandar Lampung.
3. Menyusun strategi pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai dalam
pembiayaan agribisnis.
11
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Koperasi, sebagai informasi ilmiah dan masukan mengenai lingkungan
eksternal dan internal serta strategi pengembangan Koperasi Kredit Mekar
Sai.
2. Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan
strategi dalam memajukan dan mengembangkan koperasi di Kota Bandar
Lampung.
3. Peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.
12
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Koperasi
Koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang penting dan diperlukan.
Secara harfiah kata “Koperasi” berasal dari Cooperation (latin), atau cooperation
(Inggris, atau Co-operatie) (Belanda ), dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai:
bekerja bersama, atau bekerjasama, atau kerjasama. Koperasi adalah badan
hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,
dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Menurut Ropke (2003) Koperasi adalah badan usaha dengan kepemilikan dan
pemakai jasa yang merupakan anggota koperasi itu sendiri serta pengawasan
terhadap badan usaha tersebut harus dilakukan oleh mereka yang menggunakan
jasa/pelayanan badan usaha itu. Indonesia dikenal dengan dua macam koperasi
yaitu koperasi primer dan sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang
beranggotakan orang perorangan melalui usaha untuk memenuhi kebutuhan
anggota secara perorangan. Koperasi sekunder merupakan himpunan dari
13
koperasi primer dan dibentuk untuk penyalur sarana produksi, khususnya
pengadaan pangan dan pengembangan ekonomi rakyat yang berguna untuk
meningkatkan taraf hidup anggota.
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Unsur-unsur
penting dalam suatu koperasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Koperasi merupakan badan usaha.
b. Koperasi dapat didirikan oleh orang seorang dan atau badan hukum koperasi
yang sekaligus sebagai anggota koperasi yang bersangkutan.
c. Koperasi dikelola berdasarkan prinsip-prinsip koperasi.
d. Koperasi dikelola berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Menurut Rudianto (2006) Koperasi simpan pinjam (KSP) adalah koperasi yang
kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana melalui kegiatan simpan pinjam
dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang
bersangkutan, koperasi lain dan/atau anggotanya. Koperasi simpan pinjam
menjalankan fungsi yang hampir sama dengan bank, yaitu menjalankan
penggalian dana masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit pada
masyarakat yang membutuhkan. Bedanya adalah koperasi dimiliki bersama oleh
anggotanya dengan hak dan kedudukan yang sama sedangkan bank dimiliki oleh
sejumlah orang/badan sebagai pemegang saham, pengendalian dana dari
14
masyarakat luas, namun hanya menyalurkan dana yang terhimpun kepada
masyarakat yang mampu memenuhi persyaratan teknis bank.
Tujuan koperasi menurut pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 adalah sebagai alat
untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan
UUD 1945. Tujuan koperasi dapat disimpulkan untuk:
a. Memajukan kesejahteraan anggota koperasi.
b. Memajukan kesejahteraan masyarakat.
c. Membangun tatanan perekonomian nasional.
Keberadaan koperasi diharapkan mampu memajukan kesejahteraan anggota dan
masyarakat pada umumnya serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Menurut pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peranan koperasi adalah
sebagai berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
15
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Tugas utama koperasi adalah menunjang kegiatan usaha para anggotanya dalam
rangka meningkatkan kepentingan ekonomi para anggotanya melalui pengadaan
barang dan jasa yang dibutuhkannya, yang sama sekali tidak tersedia di pasar,
atau ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan
daripada yang ditawarkan pada anggota di pasar atau oleh badan-badan resmi.
Fungsi pinjaman di koperasi adalah sesuai dengan tujuan-tujuan koperasi pada
umumnya, yaitu memperbaiki kehidupan para anggotanya. Hanya saja kegiatan
yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam menerima dan menghimpun dana
dari anggota dan pihak luar yang tidak terikat untuk dijadikan modal pinjaman
kepada anggota yang ingin meningkatkan dan mengembangkan usahanya.
Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide-ide abstrak yang merupakan petunjuk
untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Menurut pasal 5 UU
No. 25 tahun 1992, prinsip yang dilaksanakan koperasi adalah: (a) keanggotaan
bersifat sukarela dan terbuka, (b) pengelolaan dilakukan secara demokratis, (c)
pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota, (d) pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal,
(e) kemandirian. Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi
sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas serta jati diri koperasi, sehingga
prinsip koperasi merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan berkoperasi.
16
Perdebatan tentang kemampuan koperasi sebagai salah satu institusi yang mampu
mendongkrak keterpurukan perekonomian rakyat, masih tetap berlangsung hingga
saat ini. Koperasi di Indonesia semakin lama mengalami perkembangan dan
mampu membantu perekonomian masyarakat. Jenis-jenis koperasi terdiri dari 5
yaitu sebagai berikut:
a. Koperasi konsumen yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota.
b. Koperasi produsen adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang
dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota.
c. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non-
anggota.
d. Koperasi serba usaha/koperasi unit desa yaitu yang bergerak dalam
meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat daerah pedesaan.
e. Koperasi simpan pinjam yaitu koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha
pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur
dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada anggota
dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan
kesejahteraannya. Pelayanan yang diberikan koperasi berusaha agar bunga
ditetapkan serendah mungkin dan dapat dirasakan ringan oleh para
anggotanya.
Koperasi simpan pinjam selalu berusaha untuk memperbesar modal, maka
sebagian besar keuntungan tidak dibagikan kepada anggota dan akan
17
dicadangkan. Bila modal koperasi besar, kemungkinan pemberian kredit kepada
anggota akan diperluas. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk tumbuh dan
bersaing dengan lembaga lain untuk membantu dan memberikan kemudahan
dalam pendanaan modal pada masyarkat kecil maupun pengusaha kecil. Tujuan
koperasi simpan pinjam didirikan adalah:
a. Membantu keperluan kredit (pinjaman) para anggota yang sangat
membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan.
b. Mendidik anggota supaya giat menyimpan secara teratur sehingga
membentuk modal sendiri.
c. Mendidik anggota hidup berhemat dengan menyisihkan sebagian dari
pendapatan mereka.
d. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
Dalam mencapai tujuan dari pemberian kredit kepada anggota, perlu adanya
pengawasan terhadap penggunaan kredit yang telah diberikan, sehingga
penyelewengan dari penggunaan dapat dihindari. Koperasi simpan pinjam
memiliki tiga prinsip yang dapat membantu penggunaan kredit yaitu:
a. Swadaya dimana tabungan hanya diperoleh dari anggotanya.
b. Setia kawan dimana pinjaman hanya diberikan kepada anggota.
c. Pendidikan dan penyadaran adalah membangun watak adalah yang utama,
jadi hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman.
Koperasi simpan pinjam sangat penting mendampingi dan membantu memajukan
serta mengembangkan usaha-usahanya dengan koperasi lainnya. Setiap koperasi
mempunyai simpanan-simpanan yang dijadikan sebagai ekuitas pada koperasi
18
tersebut yang salah satunya dari simpanan anggota. Jenis-jenis simpanan pada
koperasi antara lain:
a. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan/atau sama
nilainya yang wajib dibayarkan anggota koperasi pada saat masuk menjadi
anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan menjadi anggota (PSAK No. 27).
b. Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama
yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi
anggota. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota (PSAK No. 27. 2002).
c. Simpanan sukarela adalah jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggota
koperasi atas kehendak anggota koperasi sendiri ( Anoraga dan Widiyanti,
2003).
2. Organisasi Koperasi
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Organisasi koperasi adalah suatu
cara atau sistem hubungan kerja sama antara orang-orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang ditetapkan bersama-
sama dalam satu wadah koperasi. Koperasi mempunyai tujuan organisasi yang
merupakan kumpulan dari tujuan-tujuan individu anggotanya, jadi tujuan koperasi
harus mengacu dan memperjuangkan pemuasan tujuan individu anggotanya,
dalam operasionalnya harus sinkron. Koperasi juga dituntut harus menjalin
kerjasama/mitra dengan lembaga keuangan lain maupun pemerintah untuk
menjaga kestabilan perekonomian anggota dan mengembangkan usaha.
19
Menurut Sukamdiyo (1996), struktur organisasi merupakan bidang pertama yang
menjadi permasalahan dalam manajemen. Pedoman dalam melaksanakan tugas
terdapat garis-garis dasar yang menetapkan pedoman pelaksanaan organisasi dari
suatu usaha. Organisasi internal dapat diartikan sebagai pembagian tugas dan
wewenang yang sesuai dengan fungsi atau unit-unit yang ada dalam organisasi
koperasi.
Secara umum dalam organisasi (internal) koperasi Indonesia terdapat struktur atau
tatanan manajemen sebagai berikut:
a. Alat kelengkapan atau perangkat organisasi koperasi
Alat ini terdiri dari: rapat anggota, pengurus, dan pengawas.
1) Rapat anggota
Rapat anggota (RAT) secara normal diselenggarakan satu tahun sekali atau
selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang
bersangkutan. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi pada organisasi
koperasi yang dapat diwujudkan sebagai berikut:
(a) dipilih dan diberhentikan jabatan pengurus serta badan pengawas.
(b) didengar laporan pengurus serta disahkan laporan pertanggungjawaban
pengurus.
(c) berbagai usul dan saran dari para anggota dapat dikeluarkan secara adil
sesuai dengan haknya, yaitu satu anggota satu suara.
(d) diputuskan rencana kerja koperasi untuk periode yang akan datang.
(e) semua anggaran pendapatan dan biaya yang telah disusun dimintakan
juga persetujuan dari para anggota.
20
2) Pengurus koperasi
Pengurus koperasi terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta anggota
yang dipilih oleh rapat anggota sesuai dengan anggaran dasar koperasi.
Pengurus merupakan wakil para anggota yang memenuhi syarat dan kriteria
tertentu serta dipilih dan disahkan oleh rapat anggota. Pengurus harus
membina hubungan dengan koperasi lain sehingga mendapatkan informasi
serta pembinaan dalam kemudahan bisnis. Pengurus berhak mewakili
organisasi di dalam dan di luar pengadilan bila terjadi suatu masalah. Setiap
akhir tahun pada rapat anggota pengurus harus membacakan pembukuan
laporan pertanggungjawaban atas tugas-tugas yang diembannya serta
disaksikan oleh petugas yang berwenang.
3) Pengawas
Selain rapat anggota dan papan, salah satu alat kelengkapan organisasi
koperasi adalah pengawas. Pengawas merupakan badan yang dipilih dari dan
oleh anggota dalam rapat anggota. Pengawas bertugas melakukan
pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi, termasuk organisasi usaha,
dan pelaksanaan kebijakan pengurus. Dalam melakukan tugas-tugas tersebut,
pengawas menyusun laporan tertulis tentang hasil pemeriksaannya yang akan
disampaikan ke RAT.
b. Dewan penasehat dan badan pembina
Apabila diperlukan maka dapat diangkat seorang penasehat atau pembina. Fungsi
ini biasanya dijabat oleh personil dari kantor koperasi dan pengusaha kecil atau
dari PEMDA atau dari koperasi sekunder. Penasehat bertugas memberikan
21
pertimbangan dan nasehat baik diminta maupun tidak diminta untuk kemajuan
koperasi dan menghadiri rapat anggota, rapat gabungan dan rapat pengurus.
c. Manajer
Manajer adalah pemimpin dari semua karyawan yang dimiliki oleh koperasi yang
diserahi tugas dan tanggung jawab oleh pengurus. Tugas manajer adalah
mengelola dan menjalankan usaha koperasi sebagai organisasi ekonomi. Namun
kedudukannya hanyalah sebagai pelaksana dari kebijakan yang ditetapkan oleh
RAT, sehingga dia bertanggung jawab kepada pengurus. Bagan struktur
organisasi interen dari koperasi secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber: Gophar, 2007
Gambar 1. Struktur organisasi koperasi
Menurut Terry (2003), manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
Rapat Anggota
Manajer Pengelola
Kepala Bagian
Pengawas
Kepala Bagian
Pengurus
Kepala Bagian
Karyawan
Karyawan
KaryawanKaryawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
22
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Manajemen
berfungsi untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi
dan mengkoordinasikan proses tersebut agar tujuan dapat lebih cepat/lancar
dicapai. Dalam mencapai tujuan koperasi, perlu diperhatikan adanya sistem
manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil yaitu dengan menerapkan fungsi-
fungsi manajemen.
1) Perencanaan
Proses perumusan program beserta anggaran harus dilakukan oleh koperasi
sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan strategi yang hendak dilaksanakan.
Penentuan strategi dalam perencanaan sangat penting untuk mencapai
tujuannya dengan mempertimbangkan:
(a) berbagai ketentuan internal koperasi.
(b) berbagai kelemahan internal yang dimilikinya.
(c) kesempatan/peluang bisnis yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
koperasi.
(d) hambatan/kendala bisnis yang diperkirakan akan mengganggu
pencapaian tujuan koperasi.
Jenis strategi yang dipilih koperasi adalah sebagai berikut:
(a) strategi ditingkat korporasi: usaha tunggal, diversifikasi usaha terkait, dan
diversifikasi usaha tidak terkait atau konglomerasi.
(b) strategi pada tingkat unit usaha: minimasi biaya, diferensiasi produk,
konsentrasi pada dasar tertentu, atau gabungan ketiganya.
23
2) Pengorganisasian
Organisasi adalah sekelompok manusia yang yang bekerjasama, dimana
kerjasama tersebut dicanangkan dalam bentuk struktur organisasi atau
gambaran skematis tentang hubungan kerja dalam mencapai tujuan tertentu.
Pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi diantara para pelaku yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana-rencana koperasi. Hal yang
perlu dipertimbangkan pengurus dalam hal struktur organisasi adalah
efektifitas struktur organisasi tersebut dapat dilihat dari segi pencapaian
tujuan koperasi dan efisiensi struktur organisasi itu dapat dilihat dari segi
biaya penyelenggaraannya.
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah proses penerapan rencana-rencana koperasi oleh masing-
masing fungsi atau unsur dalam organisasi koperasi. Aspek pada tahap
pelaksanaan adalah:
(a) aspek koordinasi diupayakan dapat bekerja saling bahu-membahu dalam
mencapai tujuan koperasi. Unsur-unsur yang terlibat adalah anggota,
penasihat, pengawas, pengurus, pengelola, dan karyawan koperasi dan
(b) aspek monitoring diselenggarakannya sistem pencatatan yang tertib dan
cermat dalam pelaksanaan seluruh kegiatan koperasi.
4) Pengawasan
Pengawasan adalah upaya yang dilakukan oleh kewenangan yang lebih
tinggi, untuk mengukur tingkat kesesuaian antara rencana yang telah
ditetapkan dengan hasil yang telah dicapai. Fungsi dari pengawasan adalah
24
mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan, memperbaiki
berbagai penyimpangan atau kesalahan, mendinamisir organisasi/koperasi
serta segenap kegiatan manajemen dan mempertebal rasa tanggungjawab.
3. Koperasi Kredit dalam Pembiayaan Bidang Agribisnis
Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank
yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat, berupa pinjaman dan tempat
penyimpanan uang bagi masyarakat. Koperasi simpan pinjam sering kali juga
disejajarkan dengan nama koperasi kredit, koperasi ini menyelenggarakan layanan
tabungan dan sekaligus memberikan kredit bagi anggotanya. Layanan-layanan ini
menempatkan koperasi sebagai pelayan anggota memenuhi kebutuhan pelayanan
keuangan bagi anggota menjadi lebih baik dan lebih maju. Anggota dalam
koperasi ini memiliki kedudukan identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan
nasabah (customers). Kedudukan sebagai nasabah, anggota melaksanakan
kegiatan menabung dan meminjam dalam bentuk kredit kepada koperasi.
Menurut BK31 (2001), Koperasi kredit adalah badan usaha yang dimiliki oleh
sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu yang bersepakat menabungkan
uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan diantara
sesama mereka dengan bunga yang layak serta untuk tujuan produktif dan
kesejahteraan. Anggota koperasi adalah kumpulan orang sekurang-kurangnya 20
orang baik itu pria maupun perempuan sekaligus menjadi pelaksana, pengawas,
dan pengguna jasa kredit itu sendiri. Pelayanan pinjaman diberikan selama dapat
meningkatkan penghasilan dan/atau usaha stabilitas kehidupan anggota bukan
untuk kehidupan konsumtif maupun spekulatif (Sumardjono, 1990).
25
Menurut Rivai dan Veithzal (2007), kredit adalah penyerahan barang, jasa atau
uang dari satu pihak (kreditur/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada
pihak lain (nasabah) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi
kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. Menurut UU No. 7
Tahun 1992, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan,
berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga, imbalan, atau hasil pembagian keuntungan.
Menurut Kasmir (2003), penilaian dari prinsip-prinsip dalam pemberian kredit
memiliki analisis 5 C yaitu:
a. Character/Watak adalah sifat seseorang sebagai calon debitur.
b. Capacity/Kemampuan adalah kemampuan calon nasabah dalam membayar
kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuannya mencari laba.
c. Capital/Modal adalah sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah
terhadap usaha yang akan dibiayai oleh koperasi.
d. Collateral/Jaminan merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun nonfisik.
e. Condition of Economic/Kondisi ekonomi adalah menilai kredit hendaknya
juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang.
Menurut Kasmir (2001), tujuan pemberian kredit adalah (a) mencari keuntungan
dengan memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut, terutama dalam bentuk
bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit
26
yang diberikan kepada nasabah, (b) membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja, (c) membantu
pemerintah dimana semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan
maka makin baik, berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Menurut Soekartawi (1993), agribisnis adalah suatu sistem yang utuh mulai sub
sistem penyediaan sarana produksi dan peralatan pertanian, sub sistem usahatani,
sub sistem pengolahan dan sub sistem pemasaran. Pada prospek pembiayaan
agribisnis, koperasi kredit memberikan pinjaman kepada angota yang bergerak
dalam usaha pertanian, perkebunan, perikanan, dan lain-lain. Kopdit Mekar Sai
berperan membantu pembiayaan dalam penyediaan dana yang didapat dari
anggota yang kelebihan dana atau yang disimpan anggota di koperasi, dan
disalurkan kepada pihak yang kekurangan dana dengan kesepakatan membayar
dalam jangka waktu tertentu dan nisbah bagi hasil yang telah disepakati.
Kopdit Mekar Sai berperan membantu pembiayaan modal anggota yang bergerak
dalam bidang agribisnis dalam menjalankan usahanya dengan memberikan
pinjaman sebagai modal usaha dan melakukan pemberdayaan masyarakat seperti
pelatihan. Anggota yang berada di Kabupaten Lampung Selatan awalnya
mengalami kesulitan dalam mengubah kebiasaan bertani, kesulitan memasarkan
hasil pertanian, belum adanya jaringan pemasaran, dan produk pertanian yang
dihasilkan belum memadai.
Namun untuk mengatasi masalah tersebut, Kopdit Mekar Sai memberikan bantuan
modal usaha seperti pengadaan kantong kemasan beras organik kepada unit
anggota yang menanam padi organik, memberikan pinjaman Rp100.000.000,00
27
yang digunakan untuk membeli mesin penggilingan padi dan membeli gabah dari
anggota. Kopdit Mekar Sai juga memberikan pelatihan kepada unit koperasi yang
menanam padi seperti pembuatan pupuk, pembuatan obat pemberantas hama dan
penyakit, proses penggilingan padi sampai pengemasan beras. Setiap tahun
koperasi ini selalu memberikan bantuan modal kepada masyarakat dan memberi
pelatihan pada setiap unit koperasi yang membutuhkan pelatihan. Adanya
bantuan modal yang diberikan koperasi membuat anggota koperasi lebih sejahtera
karena dapat mengembangkan usaha pertaniannya yang lebih baik. Koperasi juga
selalu mengadakan pendidikan maupun pelatihan kursus ke anggota untuk
menyadarkan anggota tentang pentingnya bergabung dengan koperasi. Hal ini
juga membuat anggota yang bekerja sebagai petani semakin terbantu dan
membuahkan hasil yang baik ke koperasi karena anggota yang bergabung dengan
koperasi semakin bertambah dan berkembang pesat setiap tahunnya.
4. Manajemen Strategi Pengembangan
Sebuah rantai nilai adalah rangkaian kegiatan untuk operasi perusahaan dalam
industri yang spesifik. Menurut Porter (1998), rantai nilai menampilkan nilai
keseluruhan dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas nilai merupakan
aktivitas nyata secara fisik dan teknologi yang dilakukan perusahaan yaitu dengan
membangun blok dimana perusahaan menciptakan sebuah produk yang berharga
bagi pembelinya. Saluran pemasok dan rantai nilai juga mencakup marjin yang
penting untuk dipisahkan dalam memahami sumber posisi biaya perusahaan,
karena saluran pemasok dan marjin merupakan bagian dari total biaya yang
ditanggung pembeli. Hakekatnya, perusahaan adalah kumpulan aktivitas yang
28
dilakukan untuk mendesain, memproduksi, mamasarkan, menyampaikan, dan
mendukung produknya.
Pelaksanaan aktivitas memerlukan biaya untuk menghasilkan value yang
merupakan jumlah dimana konsumen mau membayarnya. Rantai nilai (value
chain) adalah pola yang digunakan perusahaan untuk memahami posisi biayanya
dan untuk mengidentifikasi cara-cara yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
implementasi dari strategi tingkat bisnisnya. Rantai nilai menunjukkan
bagaimana sebuah produk bergerak dari tahap bahan baku ke pelanggan akhir atau
kegiatan yang diperlukan untuk membawa produk atau jasa dari konsepsi, melalui
berbagai tahapan produksi (melibatkan kombinasi transformasi fisik dan masukan
dari berbagai produsen jasa), pengiriman pada konsumen akhir, dan pembuangan
akhir setelah digunakan. Analisis rantai nilai memperlihatkan organisasi sebagai
sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan penciptaan nilai. Analisis
dilakukan dengan cara mempelajari potensi penciptaan nilai.
Rantai nilai membagi aktivitas-aktivitas kedalam dua kategori. Pertama adalah
aktivitas primer (primary activities) yaitu aktivitas yang berkaitan dengan
penciptaan fisik produk, penjualan dan distribusinya ke para pembeli, dan layanan
setelah penjualan yang terdiri dari:
a. Logistik ke dalam (Inbound Logistics), aktivitas yang berhubungan
penerimaan, penuyimpanan, dan penyebaran masukan ke produk, seperti:
penanganan material, pergudangan, pengendalian persediaan, penjadwalan
kendaraan, dan pengembalian ke pemasok.
29
b. Operasi (Operations), aktivitas yang berhubungan dengan pengubahan
masukan menjadi produk jadi, seperti: permesinan, pemasangan, perawatan
mesin, pengujian, penyetakan, dan operasi fasilitas.
c. Logistik ke luar (Outbound Logistik), aktivitas yang berkaitan dengan
pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian produk secara fisik kepada
pembeli, seperti: penggudangan barang jadi, penanganan material, operasi
kendaraan pengiriman, pemrosesan pesanan, dan penjadwalan.
d. Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), aktivitas yang berhubungan
dengan penyediaan sarana dimana pembeli dapat membeli produk dan
membujuk mereka untuk melakukannya, seperti: periklanan, promosi, tenaga
penjualan, quoting, seleksi channel, channel relation, dan penetapan harga.
Untuk secara efektif memasarkan dan menjual produk, perusahaan
mengembangkan iklan-iklan dan kampanyel, memilih jaringan distribusi yang
tepat, memilih, mengembangkan, dan mendukung tenaga penjualan mereka.
e. Pelayanan (Service), aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan jasa
untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai produk, seperti: instalasi,
perbaikan, pelatihan, parts supply, dan penyesuaian produk.
Kategori kedua adalah aktivitas pendukung yaitu aktivitas yang menyediakan
dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas primer yang terdiri dari:
a. Pembelian atau pengadaan (Procurement), mengacu pada fungsi dari
pembelian masukan yang dipergunakan dalam value chain perusahaan, bukan
pada masukan yang dibeli itu sendiri.
b. Pengembangan teknologi (Technology development), aktivitas-aktivitas yang
dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan
30
untuk memproduksinya. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam
bermacam-macam bentuk, misalnya peralatan proses, desain riset, dan
pengembangan dasar, dan prosedur pemberian servis.
c. Manajemen sumber daya manusia (Human resources management), aktivitas-
aktivitas yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan
pemberian kompensasi kepada semua personel.
d. Infrastruktur perusahaan (Firm infrastructure ) atau administrasi umum
(General administration), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas
seperti general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan
relasi pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai
nilai melalui infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan efektif dan
konsisten mengidentifikasi peluang dan ancaman, mengidentifikasi
sumberdaya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti. Rantai nilai
aktivitas primer dapat dilihat pada Gambar 2.
Aktivitaspendukung
Gambar 2. Rantai Nilai Aktivitas Primer
Rantai nilai memberikan cara sistematik untuk membagi suatu perusahaan
kedalam berbagai aktivitas yang berbeda sehingga dapat digunakan untuk
menelaah bagaimana cara pengelempokan berbagai aktivitas dalam perusahaan.
Infrastruktur Perusahaan
Margin
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perkembangan Teknologi
Pembelian
Logistikkedalam
Operasi LogistikKeluar
Pemasarandan
penjualan
Pelayanan
31
Analisis rantai digunakan perusahaan untuk mendeteksi aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah (non value added) sehingga bisa dihilangkan. Strategi
keunggulan bersaing menurut Porter adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di
pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan
kompetitif memiliki kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan
mampu memilih strategi pemasaran yang efektif. Studi yang dilakukan Porter
selanjutnya menetapkan strategi generik yang diklasifikasikan dalam tiga kategori,
yaitu cost leadership, diferensiasi, and focus. Pilihan tiap-tiap perusahaan
terhadap strategi generik akan bergantung kepada analisis lingkungan usaha untuk
menentukan peluang dan ancaman (Porter, 1998).
Manajemen strategis didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi,
mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan
organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategis menekankan pada
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi atau operasi,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasi. Manajemen strategis bertujuan untuk mengeksploitasi dan
menciptakan peluang baru yang berbeda pada masa mendatang, perencanaan jangka
panjang, sebaliknya mencoba untuk mengoptimalkan kecenderungan sekarang untuk
masa datang.
Menurut Hunger dan Wheelen (2003) konsep dalam manajemen strategi adalah
menerapkan konsep jangka panjang yang dijadikan teknik untuk saling berhubungan,
manajemen strategis telah berhasil dikembangkan dan digunakan untuk bisnis
perusahaan. Manajemen strategis tidak selalu membutuhkan proses formal untuk
32
menjadi efektif. Penelitian mengenai praktik-praktik perencanaan dari organisasi-
organisasi nyata, menunjukkan bahwa nilai riil suatu perencanaan strategis harus
lebih mengarah ke orientasi pada masa depan dari proses perencanaan itu sendiri
dibandingkan hasil perencanaan-perencanaan strategi tertulis. Menurut David
(2006) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Manajemen
strategis didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Proses manajemen strategi
adalah suatu pendekatan secara obyektif, logis, dan sistematis dalam penetapan
keputusan utama dalam suatu organisasi. Proses manajemen strategis meliputi 4
elemen dasar yaitu: a) pengamatan lingkungan, b) perumusan strategi, c)
implementasi strategi, dan d) evaluasi dan pengendalian. Oleh karena itu,
manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi kesempatan
(opportunity) dan ancaman (threat) lingkungan dipandang dari sudut kekuatan
(strength) dan kelemahan (weakness).
Perencanaan strategi adalah: (a) mengukur dan memanfaatkan kesempatan
sehingga mampu mencapai keberhasilan, (b) membantu meringankan beban
pengambil keputusan dalam tugasnya menyusun dan mengimplementasikan
manajemen strategi, (c) agar lebih terkordinasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan
(d) sebagai landasan untuk memonitor perubahan yang terjadi, dan (e) sebagai
cermin atau bahan evaluasi, menjadi penyempurnaan perencanaan strategis yang
akan datang (David, 2006).
33
Menurut Porter (2000), kekuatan-kekuatan suatu perusahaan akan mempengaruhi
kemampuannya untuk melayani pelanggan dan memperoleh keuntungan.
Perubahan salah satu kekuatan mengharuskan koperasi untuk menilai ulang
pasarannya. Kondisi bisnis perusahaan menurut Porter yang menjelaskan bahwa
sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri bergantung pada lima faktor atau
kekuatan. Five forces model digambarkan bahwa dalam bersaing dengan pesaing
potensial beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mereka yang akan masuk,
para pemasok atau suplier, para pembeli atau konsumen, dan produsen produk-
produk pengganti. Lima kekuatan yang dapat mengembangkan strategi
persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar dapat
memberikan situasi yang menguntungkan bagi koperasi yaitu: 1) persaingan
antara perusahaan pesaing yang ada, 2) masuknya pendatang baru yang biasanya
dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk ke koperasi, 3) ancaman produk
pengganti/substitusi, 4) kekuatan penawaran pembeli, dan 5) kekuatan penawaran
pemasok.
Seluruh kekuatan bersaing menurut Porter dapat dikategorikan sebagai faktor
eksternal. Definisi dari faktor eksternal perusahaan itu sendiri adalah lingkungan
bisnis yang melengkapi operasi perusahaan yang memunculkan peluang dan
ancaman. Analisis faktor eksternal adalah peluang (opportunities) dan ancaman
(threats). Elemen-elemen dari faktor eksternal adalah pemegang saham,
pemerintah, pemasok, komunitas lokal, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat
buruh, dan kelompok-kelompok kepentingan khusus. Ancaman adalah suatu
kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha
perusahaan untuk mencapai daya saing strategis sedangkan peluang adalah
34
kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai
daya saing strategis.
5. Konsep Manajemen Strategi Koperasi
Menurut Rochaety (2005), strategi merupakan pola keputusan dari alokasi sumber
yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan
mempertimbangkan kekuatan internal dan eksternal didalam menghadapi setiap
perubahan. Menurut Supriyono (1998), strategi merupakan cara mengantisipasi
tantangan-tantangan dan kesempatan (peluang) masa depan pada kondisi
lingkungan perusahaan yang berubah dengan cepat. Strategi dapat memberikan
tujuan dan arah perusahaan di masa depan dengan jelas pada semua karyawan.
Oleh karena itu, strategi diperlukan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang
muncul dari pesaing.
Pihak koperasi memerlukan strategi yang tepat dalam pengambilan keputusan
untuk menghadapi hambatan atau tantangan yang ada di lingkungan agar tujuan
dalam sistem simpan pinjam dapat tercapai secara optimal. Menurut Griffin
(2004), manajemen strategi adalah cara untuk menanggapi peluang dan tantangan
bisnis. Manajemen strategis adalah proses manajemen yang komprehensif dan
berkelanjutan yang ditujukan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan
strategi yang efektif. Strategi yang efektif adalah strategi yang mendorong
terciptanya keselarasan yang sempurna antara organisasi dengan lingkungan dan
dengan pencapaian tujuan strategisnya.
35
Menurut Rangkuti (2013), strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe
strategi, yaitu:
a. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro seperti strategi akuisisi,
strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
b. Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya,
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi
pembangunan kembali suatu divisi, dan sebagainya.
c. Strategi Bisnis
Strategi ini sering disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini
berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi
organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Berdasarkan tipe-tipe strategi tersebut, analisis strategi pengembangan pada
Kopdit Mekar Sai termasuk kedalam tipe strategi bisnis. Kopdit ini sampai saat
ini masih kurang dalam menerapkan strategi bisnis yang dapat memajukan unit-
unit yang sudah ada dengan berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,
seperti strategi pemasaran, strategi produk atau operasional, strategi distribusi,
strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Variabel-variabel internal dan eksternal yang paling penting untuk perusahaan di
masa yang akan datang disebut faktor strategis dan diidentifikasi melalui analisis
36
SWOT. Menurut Kementerian Negara Koperasi dan UKM Tahun 2007, untuk
mengetahui kinerja usaha koperasi yang semakin sehat dapat dilihat dari analisis
lingkungan eksternal maupun internal koperasi.
Indikator untuk mengukur keberhasilan suatu koperasi adalah kinerja koperasi
menjadi suatu badan usaha yang dapat dilihat dari seberapa besar tingkat
keuntungan yang diperoleh koperasi saat menjalankan unit usahanya. Manajemen
koperasi dilakukan secara terbuka, terutama untuk tidak dimaksudkan semua
informasi usaha, keuangan, organisasi, dan ketatalaksanaan koperasi dapat
diungkapkan secara bebas. Koperasi harus memiliki strategi kompetitif yang tepat
untuk mencapai tujuannya dalam mengatasi persaingan yang sama dengan
bidangnya. Strategi kompetitif merupakan suatu kerangka kerja yang dapat
membantu suatu koperasi untuk menganalisa usahanya secara keseluruhan dan
menganalisa pesaing dan posisinya serta seberapa besar kekuatan persaingan
mempengaruhi koperasi tersebut.
Daya saing koperasi adalah kemampuan koperasi untuk bersaing, yang diukur
dengan menggunakan konsep five force yang dikembangkan Porter (1994).
Dimensi dari lingkungan umum, lingkungan industri dan lingkungan persaingan
akan dengan cepat mempengaruhi kinerja organisasi (David, 2003). Konsep ini
didasari oleh pemahaman bahwa dalam industri apapun baik lokal maupun global
menghasilkan produk atau jasa. Keunggulan bersaing/kompetitif adalah suatu
manfaat ketika suatu perusahaan/koperasi mempunyai dan menghasilkan suatu
produk atau jasa yang dilihat dari pasar targetnya lebih baik dibandingkan dengan
para kompetitif terdekat. Konsep keunggulan bersaing (competitive advantage),
37
tidak dapat dipahami dengan cara memandang sebuah perusahaan sebagai suatu
keseluruhan, tetapi harus dari asal keunggulan bersaing itu yaitu berbagai aktivitas
berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain, memproduksi,
memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya.
Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara
objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Strategi perusahaan atau
organisasi harus disusun secara efektif, maka diperlukan adanya informasi tentang
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berkaitan dengan kondisi dan
situasi perusahaan. Analisis lima kekuatan Michael Porter untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan atau koperasi ini biasanya
dilakukan dengan kombinasi dengan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2005)
analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi dalam suatu usaha. Analisis SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities, Threats) digunakan untuk mengevaluasi kesempatan dan tantangan
di lingkungan agribisnis. Robinson dan Pearce (1997) memberi definisi faktor-
faktor lingkungan sebagai berikut:
a. Strength (kekuatan) adalah suatu keunggulan sumber daya yang belum tergali
dengan optimal sehingga memberikan kemungkinan organisasi untuk lebih
meningkatkan kinerjanya.
b. Weakness (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan sumberdaya,
ketrampilan yang dibutuhkan organisasi sehingga menghambat kinerja efektif
dari organisasi dalam pengembangan usahanya.
38
c. Opportunities (peluang) adalah unsur-unsur lingkungan luar (politik,
ekonomi, sosial dan IPTEK) positif yang memberikan kesempatan dan
mendukung keberadaan organisasi.
d. Threats (ancaman) adalah situasi yang paling tidak menguntungkan dan
merupakan pengganggu utama dalam pengembangan pelayanan, masuknya
pesaing baru dan lambatnya kegiatan pelayanan merupakan ancaman bagi
peningkatan kualitas pelayanan.
a. Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Analisis SWOT diperlukan berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan
peluang namun secara bersamaan meminimalkan kekurangan dan ancaman.
Menganalisis SWOT perlu mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang
mendukung atau menghambat dalam pencapaian tujuan organisasi koperasi.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan menganalisis berbagai aspek yang ada
dalam faktor eksternal dan faktor internal. Analisis lingkungan internal adalah
analisis internal perusahaan dalam rangka menilai atau mengindentifikasi
kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi dan eksternal lebih pada analisis
peluang dan ancaman perusahaan/koperasi.
1) Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui daya saing antara
koperasi yang satu dengan yang lain berdasarkan kondisi internal. Faktor intenal
yang ada pada koperasi harus dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang
diketahui dapat diperbaiki. Menurut Rangkuti (2005), analisis lingkungan internal
39
adalah lebih pada analisis internal perusahaan dalam rangka menilai atau
mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi.
(a) Manajemen
Koperasi dipengaruhi beberapa faktor yang dapat menghambat dan
mendukung perkembangan koperasi seperti sistem produksi, pemasaran,
pengelolaan sumberdaya manusia dan keuangan.
(b) Pendanaan/Modal
Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk
kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu koperasi khususnya koperasi
simpan pinjam. Kondisi keuangan juga menjadi penarik perhatian angota
untuk ikut bergabung dengan koperasi. Modal koperasi dapat berasal dari
modal sendiri dan modal dari luar. Informasi yang didasarkan pada analisis
keuangan mencakup penilaian keadaan keuangan koperasi baik yang telah
lampau, saat sekarang, dan ekspektasi masa depan. Analisis rasio adalah
metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu
dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut. Ada empat ukuran kesehatan keuangan yang bisa
dicari yaitu likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas, dimana masing-
masing indikator tersebut memiliki beberapa ukuran.
(1) Likuiditas
Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk
memenuhi obligasi (kewajiban) yang jatuh tempo. Selain itu, rasio ini
memperlihatkan sampai dimanakah kredit jangka pendek dengan rasa
aman dapat diberikan oleh para pemberi kredit, sebab rasio ini
40
menggambarkan kemampuan koperasi yang bersangkutan untuk
melunasi hutang segera.
(2) Solvabilitas
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir, 1998).
(3) Rentabilitas/Provitabilitas
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba/keuntungan selama periode tertentu (Munawir, 1998).
(4). Aktivitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya.
a. Inventory turn over, yaitu rasio yang menunjukkan berapa kali dana
yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu tahun/periode.
b. Fixed asets turn over, yaitu rasio yang menunjukkan berapa kali dana
yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
c. Total asets turn over, yaitu rasio yang menunjukkan berapa kali dana
yang tertanam dalam total aktiva berputar dalam satu periode.
d. Receivable turn over, yaitu rasio yang menunjukkan berapa kali dana
yang tertanam dalam aktiva berputar dalam satu periode.
(c) Sumber daya manusia
Manusia merupakan sumberdaya yang paling penting dalam sebuah koperasi
karena SDM merupakan modal utama bagi kemajuan suatu koperasi. Strategi
yang terbaik sekalipun menjadi tidak berarti apabila manusia yang bekerja
41
tidak memiliki keterampilan (soft skill) yang memadai untuk melakukan
tugas-tugas tersebut. Oleh karena itu, tenaga kerja yang bekerja di koperasi
harus diberikan pelatihan maupun pendidikan agar mampu meningkatkan
kinerjanya. Begitu juga dengan anggota harus diberi pelatihan maupun
penyuluhan dalam menggunakan pinjaman modal yang diberikan koperasi
agar anggota dapat menggunakan uang pinjaman dengan baik, sehingga dapat
meningkatkan hasil usaha anggotanya dan kesejahteraannya.
(d) Pemasaran
Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan,
mengantisipasi, menciptakan serta memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan atas barang dan jasa yang dijual. Kopdit Mekar Sai melakukan
pemasaran usahanya melalui kepala unit yang diutus koperasi di setiap unit,
penyebaran leaflet, buletin, dan penyiaran melalui radio.
(e) Sarana prasarana
Letak lokasi koperasi yang strategis dapat memudahkan anggotanya untuk
menjangkau dan memenuhi kebutuhan modal anggotanya. Sarana prasarana
berupa peralatan yang dapat menunjang kegiatan operasional koperasi, seperti
lokasi koperasi dengan anggota, kantor, gudang, peralatan usaha, komputer,
pelayanan koperasi terhadap anggota, tempat duduk, tempat parkiran dan
lain-lain. Selain itu, koperasi ini juga menyediakan kendaraan khusus yang
digunakan untuk memantau keadaan anggota di setiap unit, sehingga dapat
mempermudah proses peminjaman modal ke koperasi.
42
2) Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal adalah suatu kekuatan yang berada di luar perusahaan
dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadapnya, sehingga
perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi
kinerja semua perusahaan didalamnya (Wahyudi, 1996). Analisis lingkungan
eksternal mencakup pemahaman berbagai faktor di luar koperasi yang mengarah
pada munculnya kesempatan bisnis bahkan ancaman. Analisis lingkungan
eksternal bertujuan untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang
yang dapat memberikan manfaat dan ancaman yang harus dihindarkan.
Bagi pengembangan strategik, analisis ini dibutuhkan tidak hanya terbatas pada
rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari
mana dan untuk apa hasil analisis itu dipergunakan. Data dan informasi internal
perusahaan dapat digali dari fungsional perusahaan, misalnya aspek manajemen,
keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi. Data eksternal
dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi,
sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintahan, hukum, teknologi,
persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada (David, 2006).
Menurut Gaspersz (2012), ancaman dan peluang yang dimiliki koperasi adalah:
(a) Ekonomi
Tingkat kecemburuan dan ketidaksenangan terhadap usaha koperasi tersebut
dapat memicu kesenjangan antara anggota dan masyarakat sekitar. Hal ini
mempelajari bagaimana anggota dapat mencukupi kebutuhan hidupnya yang
43
mengacu pada bagaimana anggota dalam mengolah sumber daya yang ada
dalam lingkungannya sebagai alat pemenuh kebutuhan hidup.
(b) Sosial dan budaya
Lingkungan sosial yang tidak mendukung seperti adanya kecemburuan sosial
dan ketidaksenangan dapat menjadi ancaman bagi koperasi. Perubahan sosial
budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar
manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
(c) Teknologi
Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor positif yang dapat
membantu mengembangkan usaha koperasi apabila bisa memanfaatkan
teknologi tersebut dengan tepat guna. Seiring dengan perkembangan jaman,
teknologi berkembang dengan pesat dan semakin maju. Peralatan yang
modern dapat mendukung dan mempermudah kegiatan operasional koperasi.
(d) Kebijakan Pemerintah
Koperasi harus menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah karena
kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi keadaan koperasi. Pemerintah
mempunyai kepentingan yang sangat besar terhadap usaha koperasi, termasuk
koperasi simpan pinjam. Kebijakan pemerintah yang akan diamati adalah
sejauh mana Kopdit Mekar Sai dapat merasakan dampak positif atau negatif
terhadap kebijakan pemerintah dalam mengatur dan mengelola koperasi.
Perubahan tersebut seperti perubahan undang-undang koperasi menjadi UU
44
No. 17 Tahun 2012, maka diperlukan waktu yang cukup lama bagi koperasi
untuk menyesuaikan dengan undang-undang tersebut.
(e) Pesaing
Pesaing merupakan lawan usaha yang bergerak pada sektor usaha yang relatif
sama. Masuknya pesaing baru yang berkualitas dapat menjadi ancaman bagi
keberlangsungan usaha koperasi. Koperasi yang tidak dapat mengatasi hal
tersebut dapat mengalami kerugian dan bangkrut. Kemampuan untuk tumbuh
dan berkembang koperasi tidak terlepas dari kemampuan daya saing koperasi
untuk bersaing dengan pebisnis lain/lembaga keuangan lainnya.
b. Matriks IFAS dan EFAS
Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategi koperasi/perusahaan
adalah matriks SWOT. Menurut Hunger dan Wheelen (2003), salah satu cara
untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah
mengkombinasikan faktor strategis eksternal dengan faktor internal kedalam
sebuah ringkasan analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis secara
deskriptif dilakukan dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS. Analisis
IFAS dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam menghadapi
lingkungan internal dan analisis EFAS untuk mengkaitkannya dengan kondisi
lingkungan eksternal setelah dilakukan pembobotan, peratingan, dan penilaian.
Menurut Rangkuti (2005), matriks IFAS dan EFAS diolah dengan menggunakan
beberapa langkah sebagai berikut:
1) identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan
45
Langkah awal yang dilakukan adalah mendaftarkan semua kelemahan dan
kekuatan usaha. Faktor internal diidentifikasi dengan mendata semua
peluang dan ancaman suatu usaha.
2) penentuan bobot setiap peubah
Identifikasi faktor-faktor strategis eksternal dan internal kepada pihak yang
memiliki pengetahuan yang kuat akan faktor internal dan eksternal usahanya
dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan.
3) penentuan peringkat (rating)
Hasil pembobotan dan rating dimasukkan dalam matriks IFAS dan EFAS dan
dikalikan dengan nilai rataan rating pada tiap-tiap faktor dan semua hasil kali
dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total skor pembobotan. Skala
nilai rating yang digunakan untuk matriks IFAS yaitu: 1 = kelemahan utama,
2 = kelemahan kecil, 3 = kekuatan kecil, dan 4 = kekuatan umum. Matriks
IFAS dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks internal factors analysis summaryFaktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating B x RA. Kekuatan1.2.3.4.5.B. Kelemahan1.2.3.4.5.Total A + B A + B
Sumber : Rangkuti, 2005
46
Skala rating yang digunakan untuk matriks EFAS yaitu: 1 = ancaman utama,
2 = ancaman kecil, 3 = peluang kecil dan 4 = peluang utama. Matriks EFAS
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks eksternal factors analysis summaryFaktor-Faktor Strategi
EksternalBobot Rating B x R
A. Peluang1.2.3.4.5.B. Ancaman1.2.3.4.5.Total A + B A + B
Sumber : Rangkuti, 2005
c. Matriks SWOT
Model SWOT atau disebut juga metode atau analisis SWOT adalah salah satu
cara untuk menganalisis posisi kompetitif suatu perusahaan/koperasi. Analisis
SWOT menggunakan teknik/alat yang disebut matriks SWOT untuk mengaudit
atau menilai sebuah organisasi beserta lingkungannya. Matriks SWOT digunakan
untuk menyusun strategi koperasi, matriks ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan
faktor internal kekuatan (strength ) dan kelemahan (weakness) yang dihadapi
koperasi.
Matriks SWOT merupakan sebuah alat pencocokan yang penting untuk membantu
para pengambil keputusan dalam mengembangkan empat jenis strategi. Menurut
47
David (2006) faktor-faktor kunci eksternal dan internal merupakan pembentuk
matriks SWOT yang menghasilkan empat tipe strategi, yaitu a) strategi SO yakni
strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang
eksternal, b) strategi WO yakni mengatasi kelemahan internal dengan
memanfaatkan keunggulan peluang eksternal, c) strategi ST yaitu strategi yang
menggunakan kekuatan internal untuk menghindari pengaruh dari ancaman
eksternal, serta d) strategi WT adalah strategi bertahan dengan meminimalkan
kelemahan dan mengantisipasi ancaman lingkungan. Matriks analisis SWOT
dapat dilihat pada Gambar 3.
Strengths (S)
Tentukan 5-10 faktoryang menjadi kekuatan
Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktor yangmenjadi kelemahan
Opportunities (O)
Tentukan 5-10 faktoryang menjadi peluang
Strategi (SO)
Ciptakan strategi yangmenggunakan kekuatanuntuk memanfatkanpeluang
Strategi (WO)
Ciptakan strategi yangmeminimalkankelemahan untukmemanfaatkan peluang
Threats (T)
Tentukan 5-10 faktoryang menjadi ancaman
Strategi (ST)
Ciptakan strategi yangmenggunakan kekuatanuntuk mengatasiancaman
Strategi (WT)
Ciptakan strategi yangmeminimalkankelemahan untukmenghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 2013
Gambar 3. Matriks Analisis SWOT
1) Strategi SO (Strenghts-Opportunities), dalam situasi ini perusahaan perlu
melakukan pengembangan bisnis yang agresif, yaitu memanfaatkan kekuatan
48
yang substansial untuk menciptakan bisnis baru atau mengembangkan bisnis
yang ada. Strategi dalam kuadran SO disebut sebagai strategi agresif.
2) Strategi ST (Strengts-Threats), dalam situasi ini perusahaan perlu melakukan
diversifikasi produk atau bisnis, melalui mengembangkan produk-produk
unggul. Strategi dalam kuadran ST disebut sebagai strategi diversifikasi.
3) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), dalam situasi ini manajemen harus
melakukan analisis terhadap kelemahan sehingga mampu menghilangkan
kelemahan utama itu. Strategi kuadaran WO disebut strategi balik arah.
4) Strategi WT (Weaknesses-Threats), dalam situasi ini manajemen harus
melakukan analisis terhadap kelemahan sekaligus menghindari ancaman.
Strategi kuadran WT disebut strategi bertahan.
Setelah menganalisis keseluruhan variabel di atas, kemudian faktor strategi
internal dan strategi faktor eksternal dituangkan dalam diagram analisis SWOT
seperti disajikan pada Gambar 4.
3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategiturn around agresif
4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategidefensif diversivikasi
Gambar 4. Diagram Analisis SWOTSumber: Rangkuti, 2005
KEKUATAN INTERNAL
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
49
Keterangan gambar:
Kuadran 1 : merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan dimana
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).
Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
mamiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada
kuadran ini mirip dengan question mark pada BCG matrik.
Kuadran 4: merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi Strength, Weakness, Opportunities, dan Threat yang terlibat
dalam proyek dan mengindentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang
menguntungkan untuk mencapai tujuan. Menurut Fredi Rangkuti (2004) Analisis
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika untuk memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
50
6. Penelitian Terdahulu
Kajian penelitian terdahulu diperlukan sebagai bahan referensi dan penuntun
dalam penentuan metode dalam menganalisis data penelitian sehingga peneliti
harus mempelajari penelitian sejenis di masa lalu untuk mendukung penelitian
yang dilakukan. Penelitian ini mengkaji tentang strategi pengembangan koperasi
kredit dalam pembiayaan agribisnis. Perbedaan dengan penelitian terdahulu
adalah peneliti terdahulu melihat strategi pengembangan usaha dan perkembangan
UMKM sedangkan penelitian ini lebih fokus kepada strategi pengembangan
koperasi kredit dalam memberikan bantuan modal pada bidang agribisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana lingkungan internal dan
eksternal yang mempengaruhi koperasi dan bagaimana strategi yang tepat untuk
mengembangkan koperasi tersebut. Kajian-kajian penelitian terdahulu dapat
dilihat pada Tabel 6.
41
Tabel 6. Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Metode Analisis Hasil
1. Ilyas (2000) Analisis ManajemenStrategis KoperasiProduksi Susu Bogor
Metode analisis secarakuantitatif dan kualitatif(Matriks IFE dan EFE)
KPS Bogor sebagai salah satu koperasi susu primer perlu untukmemahami lingkungan eksternal dan internalnya sehingga dapatdiperoleh strategi yang terbaik untuk meningkatkan kinerja dankeuangannya. Berdasarkan matriks EFE, harga jual susu pasterurisasiyang jauh lebih tinggi serta tingkat permintaannya terus meningkatyang merupakan peluang utama koperasi dan ancaman koperasi berasaldari loper yang membeli susu dari peternak. Berdasarkan IFE sebagikekuatan koperasi adalah menyediakan pakan dan pelayanan teknispeternakan dan sebagai kelemahannya adalah rendahnya mutu susuyang dihasilkan anggota.
2. Nurhidayati(2014)
StrategiPengembanganKoperasi Agro SigerMandiri di KecamatanKalianda KabupatenLampung Selatan
Metode analisis deskriptifkualitatif kontribusipembangunan dan strategipengembangan dan metodeanalisis kuantitatifkinerja usaha
Penilaian kinerja usaha Koperasi Agro Siger Mandiri memilikikualifikasi kurang berkualitas. Penilaian kontribusi koperasi terhadappembangunan daerah memiliki kualifikasi tidak berkontribusi. Strategiprioritas dalam pengembangan dan keberlanjutan Koperasi Agro SigerMandiri yaitu: (a) membuat dan menata pembukuan yang jelas (b)memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk danmemperluas jaringan pemasaran (c) mengadakan pelatihan-pelatihantentang koperasi, budidaya tanaman hortikultura, dan pengolahanproduk.
3. Oktaviana(2010)
StrategiPengembangan PrimerKoperasi Studi diPrimer KoperasiProdusen Tempe danTahu Indonesia(PRIMKOPTI)Bangkit Usaha KotaMalang.
Analisis deskriptif kualitatifmatrik SWOT
Strategi yang cocok diterapkan dalam koperasi adalahmengembangkan strategi promosi, kemampuan anggota, meningkatkansistem manajemen pengendalian persediaan, dan menerapkan sistemmanajemen informasi yang terpadu. Prinsip-prinsip koperasi sudahdilaksanakan yang di tandai dengan keanggotaan bersifat sukarela danterbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian SHUdilakukan secara adil, pemberian balas jasa terbatas pada modal,kemandirian, pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi.
51
42
Tabel 6. Lanjutan
No Nama Peneliti Judul Metode Analisis Hasil
4. Wibowo(2003)
Strategi PengembanganKoperasi KreditKodanoa di ProvinsiDKI Jakarta
Metode analisis secarakuantitatif dan kualitatif(Matriks IFE dan EFE)
Dilihat dari matriks SWOT, alternatif strategi koperasi adalah SOPengembangan pasar dan pengembangan produk untuk mengikutiselera pasar, WO peningkatan pelayanan pinjaman , meningkatkankegiatan promosi, dan pembentukan divisi litbang, ST meningkatkanpengawasan usaha dan keuangan, dan meningkatkan daya saingmelalui efisiensi dan kualitas, WT penerapan SIM dan melengkapisarana dan prasarana kantor. Prioritas strategi yang ditetapkan adalahstrategi pengembangan pasar diperoleh dari skor terbesar dari matriksQSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
5. Putri (2013) Analisis Pendapatan danStrategi PengembanganBudidaya Rumput Lautdi Pulau PahawangKecamatan PunduhPidada KabupatenPesawaran.
Metode AnalisisKuantitatif dan MetodeDeskriptif Kualitatif
Strategi prioritas tertinggi yang dapat digunakan dalam pengembangandan keberlanjutan usaha budidaya rumput laut di Pulau Pahawang yaitu1) mengadakan pelatihan tentang budidaya, penanganan penyakit danpengolahan produk turunan untuk meningkatkan keterampilanpembudidaya sehingga mampu berinovasi dalam menghasilkan produkuntuk meningkatkan minat konsumen di dalam provinsi, 2)memanfaatkan lahan budidaya yang masih luas untuk menghasilkanrumput laut dalam jumlah besar agar mampu memperluas jaringanpemasaran, 3) menghasilkan rumput laut yang berkualitas dalamjumlah yang besar sehingga mampu memperluas jaringan pemasaranrumput laut.
6. Sari (2011) Peran Koperasi SimpanPinjam dalamPerkembangan UMKMAgribisnis di Bogor(Studi Kasus JasaBogor).
Analisis Kualitatif,Analisis PendapatanUKM, Analisis RevenueCost Ratio (R/C Ratio)
Pemberian kredit Kospin Jasa kepada UMKM anggotanya merupakansalah satu usaha Kospin Jasa untuk meningkatkan kesejahteraananggotanya. Peningkatan R/C ratio yang tidak merata dikarenakansebaran respondennya pun tidak merata. Selain itu, Kospin Jasa jugaakan merasakan manfaat dalam penyaluran kredit tepat guna, karenaakan menumbuhkan kepercayaan masyarakat umum pada Kospin Jasa,sehingga memungkinkan Kospin Jasa akan lebih banyak lagimendapatkan anggota baru dalam perkembangan koperasinya.
52
43
Tabel 6. Lanjutan
No NamaPeneliti
Judul Metode Analisis Hasil
7. Pristiyanto(2013)
StrategipengembanganKoperasi JasaKeuangan Syariahdalam PembiayaanUsaha Mikro diKecamatan TanjungSari, Sumedang.
Metode AnalisisDeskriptif baik secaranormatif, kualitatif dankuantitatif
Aspek yang dimiliki, KJKS memiliki posisi matriks IE pada strategipegembangan dan pembangunan (skor 3,14 dan 2,92). Strategipengembangan diklasifikasikan atas faktor 1). Manajemen 2). Pengawasan3). Network dan 4). Mutu/modal. Prioritas strategi memiliki nilai skor 1).Peningkatan mutu layanan dan pengelolaan usaha 2). Meningkatkanpencitraan koperasi 3). Meningkatkan mutu SDM yng handal dan tangguh4). Menjalin hubungan baik/kemitraan 5).Optimalisasi pelayanan danpembiayaan/ pendampingan usaha.
8. Sagala (2013 Kinerja Usaha danStrategiPengembanganAgroindustri KecilKelanting di DesaKarang AnyarKecamatan GedongTataan KabupatenPesawaran
Metode AnalisisDeskriptif kuantitatif
Nisbah R/CAnalisis DeskriptifKualitatif Strategipengembangan dengandiagram SWOT dan AHP
Kinerja agroindustri kelanting menguntungkan. R/C ratio kelanting getukdan parut sebesar 1,24 dan 1,25 (R/C>1), BEP sebesar 1028,05 kg dan1173,10 kg. Nilai tambah kelanting getuk dan parut sebesar Rp1.344,98dan Rp988,67/ kg ubi kayu. Strategi pengembangan yaitu (a)mengoptimalkan tenaga kerja yang ada sehingga akan menambahpendapatan, (b) memanfaatkan tenaga kerja yang sudah berpengalamanuntuk menghadapi pesaing bisnis, dan (c) memanfaatkan tenaga kerjayang sudah berpengalaman dan banyak untuk mengikuti perkembanganteknologi.
9. Irawan(2013)
Analisis StrategiPengembanganLembaga KeuanganMikro Syariah(LKMS)
Analisis deskriptifkualitatif matrik SWOT
Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapatfaktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap perkembanganBMT Al. Faktor kekuatan BMT yaitu : 1) tingkat pendidikan danketerampilan pengurus dan karyawan cukup tinggi dan profesional, 2)sarana dan prasarana BMTcukup memadai, 3) pengurus sangat disiplin, 4)penggunaan modal yang efektif dan 5) produk pelayanan sangatmembantu anggota. Faktor Peluang: 1) tersedianya modal dari pihakketiga, 2) BMT menganut sistem bagi hasil, 3) peraturan pemerintah yangmendukung BMT, 4) sebagian besar masyarakat setempat pedagang, 5)teknologi transfer online.
53
54
B. Kerangka Pemikiran
Koperasi adalah badan usaha dengan kepemilikan dan pemakai jasa merupakan anggota
koperasi itu sendiri serta pengawasan terhadap badan usaha tersebut harus dilakukan
oleh mereka yang menggunakan jasa/pelayanan badan usaha itu. Koperasi kredit adalah
koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-
tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk dipinjamkan kembali
kepada anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan
kesejahteraannya. Pelayanan pinjaman koperasi kredit diberikan selama dapat
meningkatkan penghasilan dan/atau usaha stabilitas kehidupan anggota.
Kota Bandar Lampung memiliki koperasi aktif dan pasif sebanyak 723 Unit, dimana
koperasi tersebut memiliki jenis usaha yang berbeda. Salah satu jenis usaha koperasi
yang aktif, memiliki penetapan peringkat berkualitas dan koperasi berprestasi yang telah
mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah Koperasi
Kredit (Kopdit) Mekar Sai yang berada di Kecamatan Pahoman. Kopdit Mekar Sai
melakukan pelayanan simpan pinjam dan memberikan modal kepada anggotanya yang
ada di Bandar Lampung maupun anggota yang bergabung dalam unit seperti di Unit
Katibung dan Unit Way Sulam. Kopdit Mekar Sai memiliki anggota sebanyak 11.071
orang yang terbagi dalam 300 unit anggota yang dibawahi setiap kepala unit. Koperasi
memberikan tingkat suku bunga yang relatif kecil dibandingkan lembaga keuangan lain
dengan memberikan tingkat bunga sebesar 1,5-3 persen dari saldo pinjaman.
Koperasi sebagai badan usaha dapat dinilai keberhasilannya menggunakan analisis
kinerja keuangan. Semakin banyak pengelola atau karyawan dari suatu koperasi yang
55
aktif, maka tingkat keberhasilan koperasi akan semakin baik. Kinerja usaha koperasi
yang sehat ditujukkan dengan membaiknya struktur permodalan, kemampuan
penyediaan dana, peningkatan aset, peningkatan volume usaha, peningkatan kapasitas
produksi, dan peningkatan sisa hasil usaha/ keuntungan. Kinerja keuangan koperasi
akan ditunjukkan pada analisis lingkungan secara internal pada koperasi. Kopdit Mekar
Sai yang telah lama berdiri banyak mengalami kendala baik secara internal maupun
secara eksternal sehingga perlu adanya strategi yang tepat dan sesuai untuk mengatasi
kendala yang dihadapi. Strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi koperasi akan
mampu meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh koperasi. Penentuan
strategi digunakan untuk memahami dan mengidentifikasi secara benar lingkungan
koperasi. Keberhasilan suatu koperasi dilihat dari besarnya sisa hasil usaha (SHU) yang
didapat oleh anggota.
Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi yang ada pada koperasi. SWOT perlu mengidentifikasi
faktor eksternal dan internal untuk mendukung atau mengahmbat dalam pencapaian
tujuan organisasi koperasi. Strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan
koperasi yaitu dengan menganalisis lingkungan internal meliputi manejemen,
pendanaan/modal, sumber daya manusia, pemasaran dan sarana prasarana, sedangkan
analisis lingkungan eksternal meliputi aspek ekonomi, sosial dan budaya, teknologi,
pesaing, dan kebijakan pemerintah.
Variabel internal dan eksternal tersebut kemudian diringkas dan dijabarkan dalam
matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) dan matriks Eksternal
56
Strategic Factors Analysis Summary (EFAS). Matriks IFAS untuk mengidentifikasi
faktor internal sedangkan matriks EFAS untuk faktor eksternal, dan hasil dari kedua
matriks tersebut dimasukkan ke dalam diagram SWOT. Berdasarkan uraian tersebut,
maka paradigma kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 5.
57
Gambar 5. Bagan Alir Strategi Pengembangan Koperasi Kredit Mekar Sai di Kelurahan Pahoman
Koperasi Kredit Mekar Sai
Analisis SWOT
Dampak perkembangan Koperasidalam Bidang Agribisnis
Lingkungan Internal:1. SDM2. Manajemen3. Pendanaan dan Modal4. Pemasaran5. Sarana dan prasarana
Lingkungan Eksternal:1. Ekonomi2. Sosial, & budaya3. Teknologi4. Pesaing5. Kebijakan pemerintah
Kekuatan Kelemahan
Strategi Pengembangan
Ancaman Peluang
Strategi Prioritas
Matriks EFASMatriks IFAS
FGD
57
58
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Sumber Data
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dimana
penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada suatu kasus. Studi kasus yaitu
metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang
latar belakang, sifat, maupun karakter, yang khas dari suatu kasus. Penelitian ini
memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya
sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang
bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber
(Nawawi, 2003). Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer
dan data sekunder.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari orang yang berwenang di koperasi
yaitu pengurus, pengawas, dan karyawan koperasi dengan cara melakukan
wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) atau
FGD (Focus Group Discussion), dan wawancara dengan anggota. Data sekunder
diperoleh dari lembaga/instansi pemerintah dan literatur yang berhubungan
dengan penelitian ini, seperti laporan keuangan yang berupa laporan neraca dan
rugi laba, laporan rapat anggota tahunan (RAT), data jumlah koperasi, dan lain
sebagainya. Selain itu, data sekunder juga bersumber dari berbagai kepustakaan
dan instansi-instansi pemerintah yang terkait dalam penelitian ini, seperti data
59
yang diambil dari badan pusat statistik Provinsi Lampung dan dinas koperasi dan
usaha kecil dan menengah (UKM) Provinsi Lampung.
B. Konsep Dasar dan Definisi Operasional
Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan
untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya untuk menghimpun
dana dan menyalurkan melalui kegiatan simpan pinjam dari dan untuk anggota
koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi
lain dan atau anggotanya.
Strategi pengembangan usaha adalah kegiatan dalam pengambilan keputusan
dengan menganalisis faktor-faktor strategis dalam koperasi baik secara eksternal
(luar) maupun secara internal (dalam).
Lingkungan termasuk elemen-elemen atau kelompok yang berpengaruh langsung
pada koperasi yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Lingkungan internal koperasi adalah suatu analisis untuk mengidentifikasi faktor-
faktor strategis dari dalam koperasi yang mempengaruhi keberhasilan baik faktor
60
yang menguntungkan (kekuatan atau strength) maupun faktor yang merugikan
(kelemahan atau weakness) dalam suatu koperasi seperti sumber daya manusia,
manajemen, pendanaan/modal, pemasaran dan sarana prasarana.
Lingkungan eksternal koperasi adalah serangkaian kegiatan dalam pengambilan
keputusan dengan menganalisis faktor-faktor strategis dalam baik faktor-faktor
dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal) seperti ekonomi, sosial dan
budaya, teknologi, pesaing, dan kebijakan pemerintah.
Sumber daya manusia adalah potensi yang dimiliki karyawan maupun anggota
sebagai aset dan berfungsi sebagai modal di dalam koperasi serta dapat
mengembangkan koperasi untuk mencapai keberhasilannya. Sumber daya
manusia diukur dalam satuan skor.
Manajemen adalah adalah suatu proses mengendalikan, mengarahkan,
memanfaatkan segala apa yang menurut perencanaan diperlukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Manajemen diukur dalam satuan skor.
Pendanaan/modal adalah sejumlah uang/barang yang dipergunakan untuk
menjalankan usaha, modal berupa uang tunai. Pendanaan/modal diukur dalam
satuan skor.
Pemasaran adalah usaha-usaha yang menunjang atau meningkatkan daya beli
anggota terhadap koperasi. Pemasaran diukur dalam satuan skor.
Sarana prasarana adalah kelengkapan alat pendukung yang akan digunakan dalam
kegiatan koperasi. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah segala
61
kelengkapan dan fasilitas seperti tempat, peralatan, gudang, dan lain-lain. Sarana
dan prasarana diukur dalam satuan skor.
Ekonomi adalah sifat dan keadaan perekonomian di daerah koperasi yang
mendukung tingkat kesejahteraan anggota selama aktif menjadi anggota koperasi.
Ekonomi diukur dalam satuan skor.
Sosial politik adalah lingkungan sosial yang tidak mendukung jalannya kegiatan
koperasi, seperti adanya kecemburuan sosial dan ketidaksenangan dari pihak lain.
Sosial politik diukur dalam satuan skor.
Teknologi adalah peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan dan
meningkatkan usaha koperasi. Teknologi diukur dalam satuan skor.
Pesaing merupakan segala sesuatu yang dapat menjadi lawan dari koperasi seperti
masuknya pesaing baru yang lebih berkualitas. Pesaing diukur dalam satuan skor.
Kebijakan pemerintah adalah sesuatu yang mendukung aktivitas dari koperasi
yang dapat menguntungkan aggota maupun koperasi, sejauh mana Kopdit Mekar
Sai dapat merasakan dampak positif atau negatif terhadap kebijakan pemerintah
dalam mengatur dan mengelola koperasi. Kebijakan pemerintah diukur dalam
satuan skor.
Kekuatan merupakan keunggulan-keunggulan yang dimiliki koperasi dalam
terhadap pesaing.
Kelemahan merupakan keterbatasan yang dimiliki koperasi yang dapat
menghambat kinerja.
62
Peluang merupakan situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
koperasi.
Ancaman merupakan situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan koperasi.
Matriks IFAS adalah suatu matriks yang menggambarkan susunan daftar faktor-
faktor internal yang mempengaruhi kinerja koperasi. Faktor internal merupakan
kekuatan dan kelemahan.
Matriks EFAS adalah suatu matriks yang menggambarkan susunan daftar faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja koperasi. Faktor eksternal
merupakan peluang dan ancaman.
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor
eksternal (luar) yaitu strengths, weaknesses, opportunities dan threats.
Strategi prioritas adalah strategi unggulan yang akan digunakan untuk
mengembangkan koperasi.
C. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Koperasi Kredit Mekar Sai, di Kelurahan Pahoman Kota
Bandar Lampung. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa menurut Diskoperindag, Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai
Pahoman merupakan salah satu koperasi simpan pinjam yang berkualitas dan
berprestasi di Kota Bandar Lampung.
63
Responden penelitian adalah pengurus koperasi, orang yang sangat berperan
dengan koperasi dan anggota koperasi yang meminjam modal yang dipergunakan
untuk modal pertanian. Kopdit Mekar Sai sampai tahun 2015 sudah mempunyai
anggota sebanyak 11.071 yang terbagi dalam 300 Unit atau kelompok-kelompok
anggota yang berada hampir di seluruh Lampung. Kopdit Mekar Sai membagi
anggota dalam unit-unit atau kelompok-kelompok untuk mempermudah koperasi
dalam mengelola keuangan dan menjangkau anggotanya. Setiap unit koperasi
mempunyai kepala unit yang diutus koperasi untuk mewakili anggota di setiap
unit. Oleh karena itu, anggota yang ingin meminjam dan menyimpan ke koperasi
dapat melalui kepala unit yang telah diutus koperasi, sehingga hal tersebut dapat
mempermudah pelayanan anggota. Semakin baik pelayanan kepala unit kepada
anggota akan semakin tinggi partisipasi dan kesadaran anggota terhadap koperasi,
sehingga hal ini akan membuat koperasi semakin berkembang.
Unit koperasi adalah suatu kelompok-kelompok anggota yang dibagi koperasi
berdasarkan jenis usaha dan tempat tinggal anggota. Unit anggota ini dibentuk
koperasi untuk mempermudah koperasi dalam menjangkau anggota. Jumlah
anggota yang ada di unit koperasi sangat bervariasi, hal ini dikarenakan jumlah
anggota yang berada pada satu unit kerja yang bergabung dengan koperasi
berbeda. Koperasi mempunyai beberapa jenis unit yang dibantu koperasi dalam
pembiayaan simpan pinjam seperti unit yang bergerak dalam usaha UMKM,
pertanian/agribisnis, usaha kavlingan tanah dan properti, pendidikan, perkebunan,
perdagangan umum, perikanan dan pinjaman yang digunakan untuk komsumsi.
Penggolongan pinjaman yang ditawarkan koperasi kepada unit anggota terdapat
tiga jenis yaitu pinjaman umum, pinjaman khusus yang diberikan kepada unit
64
pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, perumahan, real estate, kapling
tanah, modal kerja, dan perdagangan umum dan pinjaman mikro.
Anggota Kopdit yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan
bekerja sebagai petani berada pada beberapa unit. Unit yang menggantungkan
hidupnya dan bekerja disektor pertanian berada di Unit Kecamatan Way Sulan
dan Kecamatan Katibung di Kabupaten Lampung Selatan. Kedua Unit ini dipilih
secara purposive karena: 1) Kedua kecamatan ini mewakili daerah yang
anggotanya meminjam modal untuk meningkatkan hasil pertanian, 2) Anggota di
kedua unit ini merupakan wilayah yang paling banyak jumlah petaninya
dibandingkan di wilayah lain. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah anggota
koperasi yang sudah pernah melakukan transaksi simpan pinjam dan sudah pernah
dinyatakan lunas serta anggota yang telah lama bergabung dengan koperasi.
Sampel yang dapat memenuhi kebutuhan penelitian dapat memberikan jawaban
secara objektif sesuai dengan pengalaman ketika melakukan transaksi pinjam.
Anggota koperasi dipilih sebagai responden penelitian untuk mengetahui tujuan
dari anggota meminjam dari koperasi dan keuntungan yang diterima anggota
sebelum dan setelah menyimpan maupun meminjam dari koperasi Mekar Sai.
Strategi pengembangan koperasi dianalisis dengan mengunakan metode focus group
discussion (FGD) yaitu peserta FGD berjumlah 10 orang yang terdiri dari pengurus
koperasi 9 orang dan pendamping kelembagaan 1 orang. Pengurus koperasi yang
menjadi peserta FGD adalah penasehat ketua, pengawas ketua, pengurus ketua,
manajer organisasi dan kehumasan, manajer sekretaris, pengurus II anggota,
pengawas sekretaris, pengurus I, kepala bagian keanggotaan, dan staf. Menurut
65
Bungin (2004), apabila jumlah peserta FGD lebih dari 12 orang maka akan
menyulitkan jalannya diskusi dan analisis.
Pengambilan jumlah sampel diperoleh dengan menggunakan teknik proportional
random sampling. Responden anggota koperasi yang dipilih adalah anggota yang
berada di Unit Way sulan sebanyak 80 orang dan Unit Katibung sebanyak 24
orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dalam (Riduan,
2008).
12dN
N=n
Keterangan:
n : Ukuran sampelN : Ukuran populasi Unit Way sulan dan Unit Katibungd : Derajat penyimpangan (1% = 0,01)
Berdasarkan rumus tersebut, maka penentuan jumlah sampel yaitu:
responden51atau50,9812(0,1)(104)
104=n
Dari jumlah tersebut dapat ditentukan alokasi proporsi sampel penelitian unit Way
Sulan dan Unit Katibung kemudian ditentukan dengan rumus proportional
random sampling yaitu:
nN
Ni=ni
Keterangan :n = Jumlah tiap strata sampelNi = Jumlah tiap strata populasiN = Jumlah (total) populasin = Jumlah (total sampel)
a. Sampel petani Unit Way sulan
orang39atau39,2351 x104
80=ni
66
b. Sampel petani Unit Katibung
orang12atau11,7651x104
24=ni
Jumlah seluruh responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 orang yang
terdiri dari 51 anggota unit dan 10 orang pengurus dengan melakukan FGD.
Waktu penelitian dimulai dari Desember 2014. Waktu pengambilan data mulai
dilakukan September 2015.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis
deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis
aspek lingkungan internal dan lingkungan eksternal koperasi serta strategi
pengembangan Kopdit Mekar Sai. Dalam menjawab tujuan pertama dan kedua
dari aspek lingkungan eksternal dan lingkungan internal koperasi berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil FGD dengan pengurus koperasi dan pengisian kuisioner
dengan menggunakan matriks IFAS, EFAS dan diagram analisis SWOT.
Menganalisis masalah yang ada di Koperasi Kredit Mekar Sai digunakan metode
analisis deskriptif dengan melihat faktor apa saja yang menjadi peluang dan
ancaman serta faktor kekuatan dan kelemahan pada pengembangan koperasi yang
diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner. Proses penyusunan
strategi pengembangan melalui 3 tahap analisis, yaitu tahap pengumpulan data,
tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan.
67
1. Tahap pengumpulan data
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data,
tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis.
Pengklasifikasian data ini dilakukan dengan sistem pendekatan dari koperasi.
Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data internal dan data
eksternal. Model yang dipakai yaitu matriks faktor internal dan matriks
faktor eksternal.
2. Analisis Faktor Internal
Cara-cara penentuan faktor strategi internal (IFAS)
a. Menentukan komponen-komponen yang paling penting dari faktor IFAS
kemudian masukkan dalam kolom faktor strategis.
b. Memberi bobot yang diberikan untuk faktor IFAS mencapai 1,0 ( paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis koperasi.
c. Menghitung rating (dalam kolom 4) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi koperasi yang bersangkutan. Variabel
yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan)
diberi nilai mulai +1 sampai +4 sangat baik. Pemberian nilai rating
kelemahan adalah sebaliknya.
d. Mengalikan bobot dengan rating untuk menghasilkan jumlah pada kolom
skor berbobot. Matriks evaluasi internal SWOT untuk mengetahui kondisi
koperasi dapat dilihat pada Tabel 7. Besarnya persentase dalam komponen
tergantung pada besarnya pengaruh langsung komponen tersebut pada
koperasi dan jumlah komponen harus 100%.
68
Tabel 7. Kerangka matrik faktor strategi internal untuk kekuatan (strength)dan kelemahan (weakness)
Komponen(%)
Bobot Rating TotalSkor
Ranking
Kekuatan1. ………2.3.Kelemahan1. ……….2.3.Total
Keterangan pemberian rating kekuatan:4 = Kekuatan yang dimiliki koperasi sangat kuat3 = Kekuatan yang dimiliki koperasi kuat2 = Kekuatan yang dimiliki koperasi rendah1 = Kekuatan yang dimiliki koperasi sangat rendah
Keterangan pemberian rating kelemahan:4 = Kelemahan yang dimiliki koperasi sangat mudah dipecahkan3 = Kelemahan yang dimiliki koperasi mudah dipecahkan2 = Kelemahan yang dimiliki koperasi sulit dipecahkan1 = Kelemahan yang dimiliki koperasi sangat sulit dipecahkan
3. Analisis Faktor Eksternal
Cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS)
a. Tentukan komponen-komponen yang paling penting dari faktor EFAS
kemudian masukkan dalam kolom faktor strategis.
b. Memberi bobot yang diberikan untuk faktor EFAS mencapai 1,0 ( paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan.
c. Menghitung rating (dalam kolom 4) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1, berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi koperasi yang bersangkutan. Variabel
69
yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori peluang) diberi
nilai mulai +1 sampai +4 sangat baik. Pemberian nilai rating ancaman
adalah sebaliknya.
d. Mengalikan bobot pada kolom 3 dengan rating pada kolom 4, untuk
memperoleh total skor dalam kolom 5. Besarnya komponen tergantung
pada besarnya pengaruh komponen tersebut pada usaha ini, dan jumlah
persentase dari komponen harus 100 persen. Matriks evaluasi eksternal
SWOT untuk mengetahui kondisi koperasi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kerangka matriks faktor strategi eksternal untuk peluang(opportunities) dan ancaman (threats)
Komponen(%)
Bobot Rating TotalSkor
Ranking
Peluang1. ………2.3.Ancaman1. ……….2.3.Total
Keterangan pemberian rating peluang:4 = Peluang yang dimiliki koperasi sangat mudah untuk diraih3 = Peluang yang dimiliki koperasi mudah untuk diraih2 = Peluang yang dimiliki koperasi sulit untuk diraih1 = Peluang yang dimiliki koperasi sangat sulit untuk diraih
Keterangan pemberian rating ancaman:4 = Ancaman yang sangat mudah untuk diatasi3 = Ancaman yang mudah diatasi2 = Ancaman yang sulit diatasi1 = Ancaman yang sangat sulit diatasi
70
4. Tahap Analisis SWOT
a. Faktor-faktor internal dan eksternal yang didapatkan dari identifikasi
yaitu faktor kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang kemudian
dimasukkan ke dalam matrik SWOT untuk dianalisis. Analisis SWOT
ini menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi agroindustri, yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki. Matrik ini akan menghasilkan 4 set kemungkinan strategi
antara lain strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.
Bentuk matrik SWOT dapat dilihat pada Gambar 6.
b. Silangkan masing-masing faktor sehingga didapat strategi SO, ST, WO,
dan strategi WT.
c. Pilihlah strategi yang sesuai dengan kuadran I, II, III, dan IV
Strengths (S)
Tentukan 5-10 faktoryang menjadi kekuatan
Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktoryang menjadi kelemahan
Opportunities (O)
Tentukan 5-10faktor yangmenjadi peluang
Strategi (SO)
Ciptakan strategi yangmenggunakan kekuatanuntuk memanfatkanpeluang
Strategi (WO)
Ciptakan strategi yangmeminimalkankelemahan untukmemanfaatkan peluang
Threats (T)
Tentukan 5-10faktor yangmenjadi ancaman
Strategi (ST)
Ciptakan strategi yangmenggunakan kekuatanuntuk mengatasiancaman
Strategi (WT)
Ciptakan strategi yangmeminimalkankelemahan untukmenghindari ancaman
Sumber: Kuncoro, 2005
Gambar 6. Matrik SWOT
71
5. Focus Group Discussion (FGD)
Focus group discussion (FGD) merupakan suatu metode pengumpulan data
yang tergolong dalam jenis wawancara terfokus atau terstruktur. Dalam
menentukan strategi prioritas dari berbagai alternatif masalah yang ada
digunakan metode analisis focus group discussion dengan melihat dan
menyesuaikan kebutuhan dan kondisi koperasi kredit Mekar Sai yang berada
di Pahoman Bandar Lampung. Topik pembicaraan dalam FGD ini adalah
menentukan strategi prioritas dari 10 strategi alternatif yang disajikan oleh
peneliti.
Strategi alternatif tersebut didapat dari perangkingan 100 strategi yang
merupakan hasil persilangan antara komponen-komponen S, W, O dan T
yang ada. Strategi-strategi yang diperoleh kemudian diberi bobot dengan
menyesuaikan visi dan misi dari Kopdit Mekar Sai. Bobot strategi terhadap
visi dan misi kemudian dijumlahkan sehingga memperoleh skor dan skor
tersebut kemudian diurutkan dari yang paling besar. Strategi yang mendapat
urutan ranking satu sampai sepuluh kemudian didiskusikan kepada para
pelaku yang telibat dalam FGD koperasi sehingga diperoleh strategi prioritas.
Peserta FGD dalam suatu diskusi bisanya 12 orang karena apabila jumlah
anggota lebih dari 12 orang akan menyulitkan jalannya diskusi dan analisis
(Bungin, 2004). Namun, peserta FGD dalam diskusi ini berjumlah 10 orang,
hal ini dikarenakan 10 orang sudah mewakili anggota maupun pengurus dari
koperasi. Partisipan tersebut adalah pengurus, pendamping, dan anggota
koperasi yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan Koperasi Kredit
72
Mekar Sai Pahoman Bandar Lampung. Pengambilan anggota untuk memilih
informasi FGD harus memenuhi syarat berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan yaitu anggota ditentukan berdasarkan: (1) memiliki keahlian atau
kepakaran dalam kasus yang akan didiskusikan, (2) memiliki pengalaman
praktis dan kepedulian terhadap fokus masalah, (3) pribadi tersebut harus
terlibat pada fokus masalah, (4) merupakan tokoh otoritas terhadap kasus
yang didiskusikan, (5) masyarakat awam yang tidak tahu menahu dengan
masalah namun ikut merasakan persoalan yang sebenarnya (Basrowi dan
Suwandi, 2008).
73
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Umum Kecamatan Unit Katibung
1. Keadaan Geografis
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan di Kecamatan Katibung
dan Kecamatan Way Sulan. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai
daerah daratan kurang lebih 210.974 ha dengan luas sawah 44.847 ha, dan non
sawah 155.854 ha dan terdiri dari 17 kecamatan dengan 248 desa dan 3 kelurahan.
Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105o 14’ sampai dengan 105o
45’ Bujur Timur dan 5o 15’ sampai dengan 6o Lintang Selatan. Daerah Kabupaten
Lampung selatan seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia yang merupakan
daerah tropis.
Secara administrasi Kabupaten Lampung Selatan mempunyai batas-batas sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan
Lampung Timur.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Bandar Lampung dan Kabupaten
Pesawaran.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa.
74
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan (2011) diketahui
bahwa Kecamatan Katibung terbentuk dari program pemekaran Kecamatan
Sidomulyo. Berdasarkan Perda Nomor: 42 Kabupaten Lampung Selatan pada
tanggal 26 Februari 2000, Kecamatan perwakilan Katibung diresmikan menjadi
kecamatan definitif yaitu Kecamatan Katibung dengan 12 desa. Secara geografis
berjarak 55 km dari ibukota provinsi dan 25 km dari ibukota Kabupaten Lampung
Selatan. Kecamatan Katibung terdiri dari 12 desa, yaitu: Desa Tarahan, Karya
Tunggal, Babatan, Pardasuka, Sukajaya, Tanjungratu, Tanjungagung, Tanjungan,
Trans Tanjungan, Neglasari, Rangai Tri Tunggal dan Sidomekar.
Secara administratif Kecamatan Katibung memiliki batas wilayah, yaitu:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Merbau Mataram.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Way Sulan.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sidomulyo.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Bandar Lampung.
2. Keadaan Topografi, Iklim dan Potensi Daerah Kerja
Topografi dari wilayah Kecamatan Katibung sangat bervariasi dimana terdapat
dataran rendah 75 persen, dataran tinggi 20 persen dan perbukitan 5 persen. Iklim
temperatur di wilayah Kecamatan Katibung berkisar antara 20-30o C dengan
kelembapan rata-rata 21o C. Jenis tanah di kecamatan ini juga berbeda-beda yaitu
latosal, pasir dan patolit, dengan curah hujan rata-rata sebesar 1,305 ml/thn.
Kecamatan Katibung memiliki jenis dan penggunaan lahan yang beragam yang
didominasi lahan kering 55,44 persen dari luas wilayah, lahan perkebunan 17,21
persen dan lahan yang tidak diusahakan sebesar 11,85 persen. Kecamatan
75
Katibung merupakan penghasil tanaman sayuran, cabai, padi, buah-buahan,
tanaman perkebunan seperti kakao dan duku. Jenis dan luas penggunaan lahan di
Kecamatan Katibung dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jenis dan luas penggunaan lahan Kecamatan Katibung
No Jenis Penggunaan Luas (Ha) Persentase (%)1 Lahan Sawah 427,8 1,772 Lahan Kering 13.383,6 55,443 Lahan Perkebunan 4.154,0 17,214 Lahan Hutan Rakyat - -5 Lahan Pemukiman 1.797,7 7,456 Lahan Industri 310,5 1,297 Lahan Perkantoran / Pertokoan 40,4 0,178 Lahan Lainnya 1.165,0 4,839 Lahan tidak Diusahakan 2.860,9 11,85Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan, 2011
3. Keadaan Demografi
Kecamatan Katibung dihuni oleh dua kelompok besar penduduk, yaitu penduduk
asli Lampung (dari suku Lampung Pesisir yang bermukim di sepanjang pesisir
pantai) dan penduduk pendatang (dari Pulau Jawa), yang didominasi oleh Jawa
Tengah, Jawa Barat dan Banten. Jumlah penduduk di Kecamatan Katibung tahun
2011 adalah sebanyak 61.422 jiwa, yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 31.725
jiwa (51,65 persen) dan jenis kelamin perempuan 29.697 jiwa (48,34 persen).
Dengan demikian, sex ratio penduduk (perbandingan jumlah penduduk berjenis
kelamin laki-laki dengan perempuan) adalah 106,83 persen.
4. Sarana dan Prasarana
Kecamatan Katibung merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung
Selatan yang memiliki sarana transportasi yang cukup memadai. Sarana
transportasi yang ada di desa maupun di kecamatan sudah tersedia namun tidak
76
didukung oleh kondisi jalan yang baik karena di jalan lintas sumatera sendiri
sering mengalami kerusakan yang parah, sedangkan di desa maupun di kecamatan
kondisi jalan masih banyak yang rusak dengan jalan berupa kerikil dan pasir.
Dari data yang didapat diketahui bahwa di Kecamatan Katibung jalan yang
beraspal sepanjang 67 km, jalan yang berbatu 58 km dan jalan bertanah sepanjang
62 km. Kondisi jalan yang ada mempengaruhi jenis angkutan umum di
Kecamatan Katibung, seperti gerobak, ojek sepeda motor dan kendaraan roda 4.
Sarana dan prasarana penunjang perekonomian di Kecamatan Katibung belum
sepenuhnya lengkap karena belum tersedianya lembaga perekonomian, seperti
Bank Umum, BPR (Bank Perkreditan Rakyat), KUD dan Koperasi Non KUD.
Pasar yang tersedia di Kecamatan Katibung hanya terdapat di Desa Babatan,
Pardasuka dan Tanjungagung, padahal terdapat 12 desa di Kecamatan Katibung
(Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan, 2011). Kurangnya lembaga
perekonomian di unit ini membuat masyarakat meminjam dana ke koperasi kredit,
dengan tujuan dapat meningkatkan hasil usaha pertaniannya.
B. Keadaan Umum Kecamatan Unit Way Sulan
1. Keadaan Geografis
Kecamatan Way Sulan mempunyai luas wilayah sebanyak 4.422 ha diantaranya
lahan sawah 1.818,54 ha, dan non lahan sawah 2.603 ha yang tersebar di 8 desa
yaitu Desa Pemulihan, Purwodadi, Sukamaju, Banjar Sari, Talang Way Sulan,
Karang Pucung, Sumber Agung dan Mekar Sari. Jarak rata-rata dari desa ke
Kecamatan sebanyak 2,9 km, dan jarak ke Kabupaten sebanyak 40,3 km.
77
Batas wilayah administrasinya adalah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Waway Karya Kabupaten
Lampung Timur
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Candipuro.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Katibung
2. Keadaan Topografi dan Iklim
Bedasarkan data curah hujan dan hari hujan bulanan, tipe iklim yang ada di
wilayah Way Sulan adalah tipe iklim B dengan curah hujan berkisar antara 2000-
3000mm/th. Suhu rata-rata udara berkisar antara 28-30oC, dengan kelembapan
relatif antara 50-62 persen. Jenis tanah Way Sulan adalah jalur meander dari
lembah aluvial luas, endapan halus, dengan lereng 0-3 persen. Tekstur tanahnya
lempung pasiran dan pada ketinggian 65-75 mdpl. Bentuk muka lahan
bergelombang dan berbukit-bukit. Luas wilayah menurut jenis lahan di
Kecamatan Way Sulan disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Luas wilayah menurut jenis lahan di Kecamatan Way Sulan
No Desa Luas Lahansawah
Lahanbukansawah
Pertanian Ladang/Humategal
Perkebunan
1 Pemulihan 517 320,00 197,00 92,40 67,90 24,502 Purwodadi 426 221,00 204,50 110,10 97,60 12,503 Sukamaju 480 165,00 315,00 235,00 224,50 10,504 Banjar sari 829 337,50 491,30 365,60 355,60 10,005 Karangpucung 1.064 160,00 903,50 632,70 568,70 64,006 Talang way
sulan375 255,00 119,50 34,30 22,30 12,00
7 Sumber sari 318 82,29 235,50 169,50 158,50 11,008 Mekarsari 414 277,75 136,70 94,00 89,00 5,00
Jumlah 4.422 1.818,54 2.603,00 1.733,60 1.584,10 149,50Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan, 2014
78
3. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk di KecamatanWay Sulan tahun 2013 adalah sebanyak 21.975
jiwa, yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 11.308 jiwa dan jenis
kelamin perempuan 10.667 jiwa. Dengan demikian, sex ratio penduduk
(perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan)
adalah 106,01 persen.
4. Sarana dan Prasarana
Kecamatan Way Sulan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung
Selatan yang memiliki sarana transportasi yang cukup memadai, dilihat dari
infrastrukturnya. Data yang didapat diketahui bahwa di Kecamatan Way Sulan
jalan yang beraspal hanya sepanjang 27 km, jalan yang berbatu 33 km dan jalan
dengan kondisi tanah sepanjang 24 km. Kondisi jalan yang ada mempengaruhi
jenis angkutan umum di Kecamatan Way Sulan, seperti dokar, gerobak, ojek
sepeda motor dan kendaraan roda 4 (empat).
Sarana dan prasarana penunjang sangat diperlukan untuk menunjang dan
pengembangan suatu wilayah. Secara umum, sarana dan prasarana di Kecamatan
Way Sulan sudah cukup memadai yang terdiri dari sarana pendidikan, sarana
kesehatan, sarana telepon, tempat peribadatan, dan sarana olahraga. Jumlah pasar
tradisional yang tersedia di Kecamatan Way Sulan hanya ada 3 unit yang tersebar
di 3 desa, seperti Pemulihan, Karang Pucung dan Sumber Agung, padahal terdapat
8 desa di Kecamatan ini. Setiap desa mempunyai toko sarana dan prasarana
perekonomian lainnya yang menjadi alternatif bagi penduduk untuk transaksi jual-
79
beli. Way Sulan juga mempunyai minimarket yang terdapat di Desa Karang
Pucung dan Desa Sumber Agung. Fasilisitas sarana perdagangan dan lembaga
perekonomian di Kecamatan Way Sulan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Fasilitas sarana perdagangan dan lembaga perekonomian di KecamatanWay Sulan
No Desa PasarTradisonal
Toko MiniMarket
Bank KUD Koperasilainnya
1 Pemulihan 1 2 - - - -2 Purwodadi - 2 - - - -3 Sukamaju - 1 - - - -4 Banjar sari - 1 - - - -5 Karangpucung 1 65 1 1 - -6 Talang way
sulan- 3 - - - -
7 Sumber sari 1 30 1 - - -8 Mekarsari - 1 - - - -
Jumlah 3 105 2 1 - -Sumber: Badan Pusat Statitik Kabupaten Lampung Selatan, 2014
Masyarakat di Kecamatan Katibung mayoritas bergantung pada pertanian dan
mempunyai luas lahan daerah pertanian yang cukup luas. Namun, masyarakat di
Katibung dan Way Sulan rata-rata mempunyai modal yang sangat terbatas dan
mengakibatkan pendapatan masyarakatnya berkurang dan menurun. Masyarakat
petani hanya mengandalkan pengalaman dan kebiasaan dalam bertani sehingga
hasil pertaniannya kurang memadai dan diakibatkan lembaga perekonomian yang
belum sepenuhnya lengkap.
Kurangnya modal dan sarana penunjang perekonomian di daerah ini membuat
masyarakat sulit dalam mengakses dan mengembangkan produk pertanian.
Dalam mengatasi hal tersebut, maka lahirlah Kopdit Mekar Sai yang memberikan
pelayanan dalam memberikan bantuan dana kepada anggota masyarakat yang
membutuhkan modal untuk usaha pertaniannya. Besarnya aset yang dimiliki
80
koperasi membuat koperasi ini dapat menjangkau daerah–daerah terpencil yang
kekurangan dana. Koperasi juga memberikan pelatihan maupun penyuluhan
kepada petani dengan berupaya dapat memberdayakan petani seperti memberi
pelatihan pembuatan kompos organik, mencari jaringan pemasaran produk
pertanian yang dihasilkan petani. Hal ini dilakukan koperasi dengan tujuan
membantu pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adanya
koperasi ini sangat membantu pendapatan dan membantu masyarakat petani
dalam mengakses teknologi. Kecamatan ini mempunyai kelompok tani yang
dapat menampung hasil panen padi anggota koperasi. Ketersediaan penampung
ini membuat anggota petani lebih mudah memasarkan hasilnya dengan harga yang
lebih tinggi dibandingkan menjual ke tengkulak.
Masyarakat Unit Way Sulan dan Unit Katibung dapat dengan mudah melakukan
proses peminjaman modal jika masyarakat bergabung dengan Kopdit Mekar Sai.
Setiap anggota koperasi dapat melakukan penyimpanan dengan bunga yang
ditentukan oleh koperasi dan anggota pun berhak untuk melakukan peminjaman
dengan bunga yang lebih rendah, yaitu 1,2-2,5 untuk pinjaman lunak dengan
syarat minimal sudah 5 kali meminjam dan terbayar dengan baik, dan 2,5-3 persen
untuk pinjaman reguler dibandingkan jika meminjam di bank, yaitu 8-12 persen.
Kopdit Mekar Sai memberikan kemudahan meminjam kepada petani dan dapat
membayar angsuran pinjaman pada saat anggota telah panen. Kemudahan
meminjam di koperasi ini membuat anggota dari kecamatan ini semakin banyak.
81
C. Keadaan Umum Kelurahan Pahoman Kecamatan Enggal
1. Keadaan Geografis dan Demografis
Penelitian koperasi ini dilakukan di Kelurahan Pahoman Kecamatan Enggal
berada di daerah Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung merupakan pusat
kegiatan pemerintah, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan, Kota Bandar
Lampung juga merupakan pusat pereknomian dari Provinsi Lampung. Kota
Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis, karena merupakan daerah
transit kegiatan perekonomian antara pulau Sumatra dan pulau Jawa, sehingga
menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan Kota Bandar Lampung
sebagai pusat perdagangan industri dan pariwisata.
Secara geografis kota Bandar Lampung terletak pada kedudukan 5o 20’ sampai
dengan 5o 30’ Lintang Selatan dan 105o 28’ sampai dengan 105o 37’ Bujur Timur.
Ibukota Provinsi Lampung ini berada di teluk Lampung yang terletak di ujung
selatan pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197 Km2
yang terdiri dari 13 Kecamatan dan 98 Kelurahan.
Kecamatan Enggal terbentuk berdasarkan Perarturan Daerah Nomor: 04 Tahun
2012 Tanggal 18 Juni 2012, Tentang Penataan dan Pembentukan Kelurahan.
Bapak Walikota Bandar Lampung telah menetapkan Kecamatan Enggal dalam
struktur satuan kerja perangkat daerah Kota Bandar Lampung. Kecamatan Enggal
merupakan hasil pemekaran dan penataan dari 3 (tiga) kecamatan, dimana
menurut letak geografis dan wilayah administratif Kecamatan Enggal berasal dari
sebagian wilayah geografis dan administratif Kecamatan Tanjungkarang Pusat,
82
Kecamatan Tanjungkarang Timur, dan Kecamatan Telukbetung Utara. Wilayah
Kecamatan Enggal terdiri dari 6 (enam) kelurahan, yaitu Kelurahan Enggal,
Kelurahan Pelita, Kelurahan Tanjungkarang, Kelurahan Gunung Sari, Kelurahan
Rawa Laut, Kelurahan Pahoman. Kecamatan Enggal memiliki luas wilayah
sebesar 3,49 km2 dan termasuk kecamatan di wilayah Kota Bandar Lampung yang
memiliki luas di bawah 5 km2. Jumlah penduduk di Kecamatan ini adalah
sebanyak 27.019 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki sebesar 13.179 jiwa dan
perempuan 13.840 jiwa. Dengan demikian, sex ratio penduduk (perbandingan
jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan) adalah 95 persen.
Secara administrasi Kecamatan Enggal memiliki batas yaitu sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Way Halim dan Kecamatan
Tanjungkarang Pusat.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Telukbetung Utara.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjungkarang Pusat dan
Tanjungkarang Barat.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjungkarang Timur dan
Kecamatan Kedamaian.
Kelurahan Pahoman mempunyai luas wilayah 0,76 km2 atau 47 ha (24,13 persen)
dari total luas kecamatan Enggal, yang dibagi menjadi 9 RT (rukun tetangga), luas
wilayah Kelurahan Pahoman terdiri dari tanah milik adat seluas 5 ha, tanah
sertifikat seluas 30 ha, dan tanah milik negara seluas 12 ha, ini di peruntukan
menjadi lahan perumahan seluas 40 ha, industri seluas 2 ha, fasilitas umum seluas
4 ha, dan pemakaman seluas 1 ha. Jumlah penduduk laki-laki di Kelurahan
83
Pahoman adalah sebanyak 2.114 jiwa dan perempuan 2.236 jiwa dengan total
4.350 jiwa. Kecamatan Enggal sebagian besar adalah daerah dataran dan sebagian
kecil merupakan daerah pengunungan.
Secara adminitrasi Kelurahan Pahoman memiliki batas yaitu sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Rawa Laut.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Gading.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kupang Raya.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Enggal.
(Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2014)
2. Sarana dan Prasarana
Kelurahan Pahoman memiliki sarana dan prasarana penunjang yang diperlukan
untuk menunjang dan pengembangan suatu wilayah. Secara umum, sarana dan
prasarana di Kelurahan Pahoman sudah cukup memadai yang terdiri dari sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana telepon, tempat peribadatan, dan sarana
olahraga.
Pada Kelurahan Pahoman terdapat sepuluh unit Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
dan satu unit Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Sarana ekonomi tersebut
digunakan masyarakat dalam hal simpan pinjam. Masyarakat Kelurahan
Pahoman dapat dengan mudah melakukan proses peminjaman modal jika
masyarakat bergabung menjadi suatu anggota dalam koperasi. Setiap anggota
koperasi dapat melakukan penyimpanan dengan bunga yang ditentukan oleh
koperasi dan anggota juga berhak untuk melakukan peminjaman dengan bunga
84
yang lebih rendah, yaitu 1,5 sampai 3 persen per periode, dibandingkan jika
meminjam di bank, yaitu 8 sampai 12 persen per tahun.
Kelurahan Pahoman memiliki pasar swalayan yaitu tiga unit Indomart dan satu
unit Alfamart, sedangkan pasar tradisional di kelurahan ini tidak ada akan tetapi
Kecamatan Enggal mempunyai pasar tradisional di Tanjung Karang yang
merupakan tempat penjualan hasil usaha anggota koperasi. Ketersediaan pasar
mempermudah anggota untuk melakukan transaksi. Banyaknya koperasi maupun
bank di Kecamatan Enggal disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Banyaknya Koperasi dan Bank di Kecamatan Enggal
Kelurahan KUD KSU KPN Koperasiangkutan
KSP KoperasiProduksi
BankUmum
BPR
Enggal - - 1 - 1 - 6 1Pelita - - 1 - - - 3 -Tanjungkarang - - - - - - 3 -Gunung Sari - - 1 - - - 10 1Rawa Laut - - 6 - - - - -Pahoman - - 10 - 1 - - -Jumlah - - 19 - 2 - 22 2Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2014
Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa lembaga keuangan di Kecamatan
Enggal sudah cukup banyak dengan bank umum yang mencapai 22 unit dan
koperasi mencapai 19 unit. Namun di Kelurahan Enggal, jumlah koperasi hanya
terdapat satu unit dan enam bank umum. Persaingan antara lembaga keuangan
yang satu dengan lembaga yang lain sangatlah ketat dalam mendapatkan perhatian
masyarakat. Setiap lembaga keuangan mempunyai beragam inovasi dan
menawarkan berbagai macam produk pada masyarakat seperti menawarkan suku
bunga yang tinggi dalam menabung, jenis simpanan yang mempunyai beragam
tingkat suku bunga yang berbeda, biaya pinjaman lebih murah dan bantuan
85
apabila anggota mengalami kecelakaan. Namun, seiring berkembangnya asset
yang dimiliki Kopdit Mekar Sai membuat koperasi ini mampu menjangkau daerah
pedesaan dan berusaha melayani masyarakat dengan semaksimal mungkin,
sehingga hal ini dapat membuat koperasi ini berkembang dibandingkan lembaga
keuangan lain.
D. Keadaan Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai KelurahanPahoman Kecamatan Enggal
1. Sejarah Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai
Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai berdiri hari senin 27 Januari 1992 pada saat
rapat kerja Kepala Sekolah Yayasan Xaverius Tanjung Karang dengan badan
hukum No. 17/BH/KDK.7.4/IV/1999. Latar belakang berdirinya Kopdit Mekar
Sai berawal dari suatu gagasan untuk memperbaiki kehidupan sosial ekonomi di
lingkungan Sekolah Xaverius dan mendapat tanggapan yang positif dari karyawan
dan yayasan. Kopdit Mekar Sai awalnya mempunyai anggota sebanyak 326 orang
yang terdiri dari 37 unit TK, SD, SMP dan SMA dengan modal awal
Rp2.282.000,00. Modal terdiri dari simpanan pokok Rp5.000,00 dan simpanan
wajib Rp2.000,00 dengan lingkup usahanya hanya melayani simpan pinjam.
Kopdit Mekar Sai awalnya memiliki anggota hanya karyawan Yayasan Xaverius
dan instansi gereja lainnya yang disahkan oleh pengurus dengan tujuan
meningkatkan pendapatan karyawan. Koperasi juga tidak melayani peminjaman
diluar anggota karyawan yayasan karena koperasi ini hanya membantu karyawan
di sekolah tersebut.
86
Namun setelah beberapa tahun berjalan, masyarakat di sekitar koperasi banyak
yang membutuhkan modal dalam mengembangkan usahanya dan meminjam
modal ke koperasi ini. Oleh karena itu, pengurus koperasi berinisiatif untuk
memperluas anggota ke masyarakat umum, dengan tujuan dapat menyejahterakan
anggota dan membantu modal anggota dalam memulai usaha. Terhitung sejak 14
Januari 2012 koperasi ini menjadi koperasi primer tingkat provinsi. Jumlah
anggota koperasi pada Desember 2013 sebanyak 10.027 orang dengan anggota
yang masuk pada bulan Desember 2014 sebanyak 1.598 orang, anggota yang
keluar 554 orang dan jumlah anggota pada Desember 2014 sebanyak 11.071
orang.
2. Struktur Organisasi Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar Sai
Rapat anggota tahunan (RAT) Kopdit Mekar Sai terakhir dilaksanakan pada
tanggal 23 Februaril 2014 bertempat di GSG Gentiaras, Way Halim Permai yang
dihadiri oleh 328 orang anggota, pengurus, Kepala Dinas Koperasi dan UKM
Perindag maupun karyawan. Berdasarkan berita acara hasil rapat anggota tahunan
pada tahun 2014 diperoleh kesepakatan, anggota menyetujui susunan
kepengurusan Koperasi Kredit Mekar Sai periode tahun 2014-2015 adalah:
a. Penasehat : Cep Haryoso
b. Pengurus
Ketua : Y. De Deo Widyastoko
Wakil Ketua : Andreas Muhi Pukai
Sekretaris 1 : Th. Agus Sutarna
Sekretaris II : P. Dwi Septyo Prajarto
87
Bendahara : T. Bronto
c. Pengawas
Ketua : B. Budiman
Sekretaris : St. Dwijariyana
Anggota : C. Sartini
d. Panitia Pendidikan
Ketua : Andreas Muhi Pukai
Sekretaris : P. Dwi Septyo Prajarto
Pada Gambar 7 dijelaskan bahwa struktur organisasi tertinggi pada Koperasi
Kredit Mekar Sai adalah Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang merupakan sarana
pengambilan keputusan untuk menentukan penasehat, pengurus dan pengawas
dari Koperasi Kredit Mekar Sai. Badan pengawas mempunyai peranan sebagai
pengarah, pembimbing, dan pembina pada setiap kegiatan koperasi. Pengurus
dibantu oleh kepala unit/bagian usaha yang berperan sebagai penggerak setiap
bagian kegiatan usaha koperasi, yaitu kepala bagian keuangan, kepala bagian
usaha, kepala bagian administrasi dan bisnis dan kepala bagian teknologi. Kepala
bagian usaha bertugas untuk menelusuri masyarakat yang kekurangan dana/modal
dalam usahanya.
Kepala bagian usaha terbagi dalam tiga bagian yaitu, juru survei, juru staff dan
juru tagih. Juru survei bertugas membantu anggota yang berada dipedesaan yang
membutuhkan modal, menghimpun permohonan pinjaman anggota, meneruskan
permohonan pinjaman pada pengelola untuk mendapatkan keputusan dan
menghitung permohonan jumlah pinjaman dan menentukan pagu pinjaman. Juru
88
tagih bertugas melakukan penagihan hutang dan melaporkan hasilnya kepada
pengelola, menghitung imbalan atau suku bunga pinjaman dan melaksanakan
penagihan terhadap pinjaman yang sudah jatuh tempo, menyetor uang hasil
penagihan ke kasir dan menginventarisir piutang anggota yang macet.
Struktur Organisasi Koperasi Kredit Mekar Sai dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Struktur Organisasi Koperasi Kredit Mekar Sai
Rapat Anggota Tahunan (RAT)
PengurusKetua Umum : Bpk. Y. De Deo WidyastokoWakil Ketua : Bpk. Andreas Muhi PukauSekretaris I : Bpk. Th. Agus SutarnaSekretaris II : Bpk. P. Dwi Septyo PrajartoBendahara : Bpk. T. Bronto
PengawasKetua : Bpk. B. BudimanAnggota : Bpk. DwijariyanaAnggota : ibu C. Sartini
ManajerBpk. A. Kiman
PenasehatBpk. Cep Harsoyo
Kabag ADM &Umum
Deputi SDMIbu. Rhina Rosalina
Deputi OKBpk. M. Taryanto
Kabag Keuangan Kabag Usaha Kabag EDP
Kasir Staff EDP
JuruSurvei
JuruTagih
StaffUsaha
CustomerService
StaffUmum
StaffADM
UNIT ANGGOTA
89
Unit anggota koperasi adalah anggota koperasi yang dibagi dalam kelompok-
kelompok anggota berdasarkan jenis usaha atau tempat tinggal anggota. Unit
anggota ini bertujuan untuk mempermudah koperasi dalam pelayanan koperasi
seperti kunjungan koperasi ke anggota, peminjaman modal ke anggota dan
penyimpan uang anggota ke koperasi. Jumlah anggota dalam setiap
unit/kelompok anggota sangat bervariasi, hal ini dikarenakan jumlah anggota yang
bergabung dengan koperasi disetiap kecamatan maupun unit berbeda.
3. Sarana dan Prasarana Koperasi
Kantor sekretariat Koperasi Kredit Mekar Sai saat ini telah memiliki gedung
sendiri yang berada di Kelurahan Pahoman dan terletak di pinggir jalan raya.
Sarana prasarana kantor yang ada saat ini antara lain meja, kursi, komputer, ruang
tunggu karyawan, printer dan ruang rapat karyawan. Koperasi ini telah memiliki
kendaraan mobil dan motor yang digunakan juru survei dan juru tagih dalam
sistem peminjaman modal ke anggota. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
koperasi dalam menjangkau daerah anggota yang tinggal di pedesaan atau jauh
dari koperasi.
4. Partisipasi Anggota Koperasi
Koperasi Kredit Mekar Sai awalnya memiliki anggota sebanyak 326 orang dan
Desember 2014 mencapai 11.071 orang. Jumlah anggota setiap tahun selalu
bertambah yang dikarenakan masyarakat memiliki kebutuhan yang lebih banyak
dan semakin meningkatnya minat pengusaha kecil maupun petani untuk menjadi
anggota. Namun setiap tahun juga anggota koperasi banyak yang berkurang
karena adanya anggota yang meninggal, keluar dan tidak sanggup membayar
90
cicilan pinjaman. Anggota Koperasi Kredit Mekar Sai hampir tesebar di seluruh
Lampung, walaupun jarak koperasi dengan anggota lumayan jauh tidak
mengurangi semangat dari anggota. Namun, banyaknya anggota koperasi
mengakibatkan kurang meratanya pelatihan maupun pendidikan yang diterima
anggota. Pelatihan yang diberikan hanya dilakukan di kantor koperasi dan
mengakibatkan anggota yang berada di daerah yang jauh atau unit-unit tidak
merasakannya. Pelatihan yang pernah diikuti oleh anggota koperasi diantaranya
pelatihan kursus dasar koperasi, pendidikan tentang koperasi, dan pemberdayaan
petani.
5. Unit Usaha Simpan Pinjam
Koperasi Kredit (Kopdit) Mekar sai hanya bergerak di bidang usaha simpan
pinjam yang melayani anggota dalam bentuk pinjaman dan memberikan bunga
yang relatif kecil. Menurut hasil penelitian, sistem simpan pinjam yang
diterapkan oleh Koperasi Kredit Mekar Sai adalah pinjaman. Anggota yang
biasanya meminjam di koperasi ini adalah anggota yang bergerak di bidang usaha
seperti pinjaman modal usaha, pinjaman untuk usaha pertanian, peternakan, usaha
kapling tanah, usaha perdagangan dan jasa dan lain-lain.
Anggota yang bekerja sebagai petani dapat meminjam dana sesuai kebutuhan
untuk modal usaha dengan bunga yang ditetapkan bersama oleh seluruh anggota
koperasi pada saat rapat yaitu sebesar 1,5 persen dan jauh lebih murah
dibandingkan dengan tingkat bunga bank yaitu kisaran 8-12 persen per tahun.
Khusus buat anggota koperasi yang berstatus petani, anggota dapat membayar
simpanan wajib sekali enam bulan dan mengembalikan pinjaman pada saat panen.
91
Syarat peminjaman adalah harus anggota Koperasi Kredit Mekar Sai yang telah
aktif minimal 4 bulan, mempunyai simpanan saham sebesar 15 persen dari nilai
pinjaman dan memberikan agunan sebagai jaminannya. Tata cara pemberian
kredit diawali melalui pengisian formulir permohonan pinjaman sampai
pendaftaran hak tanggungan yangdijadikan jaminan. Setelah anggota memenuhi
tata cara yang ditetapkan, maka anggota berhak menerima pinjaman Setelah
anggota menerima pinjaman, maka anggota wajib memenuhi ketentuan-ketentuan,
seperti biaya administrasi, pembayaran pinjaman, bunga sanksi, dan perpanjangan
waktu pembayaran kepada petani. Pembayaran pinjaman tersebut dilakukan
dengan ketentuan yang telah disepakati. Berikut gambar Koperasi Kredit Mekar
Sai.
Gambar 8. Gedung Koperasi Kredit Mekar Sai, Pahoman
133
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa:
1. Secara internal, Kopdit Mekar Sai memiliki kelemahan dimana pelatihan
yang diterima anggota belum optimal dan merata yang mengakibatkan
kurangnya kepedulian dan keaktifan anggota terhadap koperasi, namun
dapat diminimalisir dengan sumber daya manusia pengurus maupun
karyawan yang berpendidikan dan terlatih dalam kegiatan koperasi.
2. Secara eksternal, Kopdit Mekar Sai memiliki ancaman dalam persaingan
usaha yang semakin ketat dan dapat diatasi dengan memanfaatkan
teknologi yang lebih modern. Teknologi yang dimanfaatkan Kopdit
Mekar Sai adalah bekerja sama dengan Bank sehingga anggota dapat
membayar angsuran melalui Bank maupun kepala unit yang telah diutus
koperasi.
3. Strategi prioritas yang dapat digunakan dalam pengembangan dan
keberlanjutan Koperasi Kredit Mekar Sai yaitu: (a) mengoptimalkan
pelatihan dan pendidikan anggota secara merata agar anggota lebih peduli
terhadap perkembangan koperasi, (b) memanfaatkan peran pengelola
dalam memanajemen koperasi secara demokratis untuk menarik perhatian
masyarakat yang belum menjadi anggota, (c) menggunakan modal
134
koperasi secara efektif untuk menjaga kestabilan keuangan, (d)
meningkatkan pelatihan anggota secara merata untuk mengubah
paradigma buruk masyarakat terhadap koperasi, (e) menggunakan proses
peminjaman yang mudah dan cepat untuk meningkatkan penguasaan
pasar dari pesaing, (f) memanfaatkan sumber daya manusia dalam
mengatasi persaingan usaha yang cenderung semakin ketat, (g)
memanfaatkan teknologi yang lebih maju dan modern untuk
mengoptimalkan kelalain dalam pengembalian kredit pinjaman, (h)
mengajak masyarakat yang belum menjadi anggota agar dapat menambah
pendapatan koperasi dan memenuhi permintaan yang tinggi, (i)
meningkatkan sarana yang lebih efektif untuk mengatasi keterbatasan
dalam mengikuti perkembangan teknologi, dan (j) memanfaatkan sumber
daya manusia agar dapat mengelola bantuan pemerintah.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Koperasi kredit harus lebih mementingkan kesejahteraan anggota dengan
melakukan pelatihan maupun pendidikan dasar berupa pendidikan
perkoperasian maupun pendidikan tentang penggunaan uang dan
mengoptimalkan pelatihan di setiap unit berdasarkan keadaan di lapangan.
2. Pemerintah daerah unit anggota koperasi harus lebih aktif membantu
koperasi kredit dalam memberikan pembinaan kepada anggota khususnya
anggota yang bergerak dalam bidang pertanian maupun UMKM agar
anggota dapat memanfaatkan dana dengan baik dalam mengembangkan
135
usahanya karena koperasi simpan pinjam berperan untuk menghimpun dan
menyalurkan dana melalui kegiatan simpan pinjam (kredit) dari dan untuk
anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang
bersangkutan, koperasi lain dan/atau anggotanya. Koperasi simpan pinjam
juga berperan dalam membantu perekonomian masyarakat, sehingga
pemerintah harus lebih aktif dalam membantu koperasi.
3. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini tentang manfaat
ekonomi koperasi yang dirasakan anggota di unit Way Sulan dan Unit
Katibung koperasi.
136
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P dan Widiyanti, N. 2003. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan. 2011. Kabupaten LampungSelatan Dalam Angka. BPS Kabupaten Lampung Selatan.
Badan Pusat Statistik Provinsi lampung. 2012. Lampung Dalam Angka. BPS.Bandar Lampung.
Badan Pusat Statistik. 2013. Indonesia dalam Angka. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. 2014. Kota Bandar LampungDalam Angka. BPS.Provinsi Lampung.
BK31.2001. Bahan Pelatihan Dasar Koperasi Kredit. Jakarta.
Budiyanto, A. 2007. Analisis kinerja keuangan koperasi karyawan PT XYZdengan metode pearls. Jurnal Stie Nusantara: 10 (3): 23-42.http://www.ibn.ac.id/journal/.pdf. [15 April 2015].
Bungin, B. 2004. Metodologi Penenlitian Kualitatif, Aktualisasi MetodologiKearah Ragam Varian, Kontenporer. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.
David, F. 2003. Manajemen Strategis. PT Prenhallindo. Jakarta.
_______. 2006. Manajemen Strategi: Konsep. PT Prenhallindo Jakarta.
Desirani, M. N. 2009. Penilaian Kinerja Koperasi Simpan Pinjam (KSP) ArthaKarya Sari Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi Dan UKM No.14/Per/M.UKM/Xii/2009. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.Universitas Brawijaya. Malang.
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung. 2014. Rekapitulasi DataBerdasarkan Provinsi. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung.Bandar Lampung.
Gaspersz, V. 2012. All-In-One Management Toolbook. Gramedia PustakaUtama. Jakarta.
137
Griffin, R.W. 2004. Manajemen Jilid 2. Penerjemah Gina Gania, PenerbitErlangga. Jakarta.
Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi. Lembaga Penerbit FEUniversitas Indonesia. Jakarta.
Himpuni, O. 2008. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber AlamKecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Skripsi.Program Sarjana Agribisnis Penyelengaraan Khusus Departemen AgribisnisFEM IPB. Bogor.
Hunger, J.D. dan Wheelen T.L. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta.
Ilyas, N. (2000). Analisis Manajemen Strategis Koperasi Produksi Susu Bogor.Skripsi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor
Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta.
______. 2003. Manajemen Perbankan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 1992. Undang Undang RepublikIndonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. KementrianHukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Jakarta.
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia. 2012.Sandingan Data UMKM 2011-2012.http://www.depkop.go.id/data_umkm_2011-2012_pdb_lengkap.pdf. [12April 2015].
Kuncoro. 2005. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,Strategi, dan Peluang. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Mulyadi dan Setiawan, J. 2001. Sistem Perencanaan dan PengendalianManajemen Sistem Pelipatgandaan Kinerja. Aditya Media. Yogyakarta.
Munawir. 1996. Analisa Laporan Keuangan. BPFE. Yogyakarta
Nurhidayati, E. 2014. Strategi Pengembangan Koperasi Agro Siger MandiriDi Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. FakultasPertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Oktaviana, R.V. 2010. Strategi pengembangan primer koperasi (studi kasus diprimer koperasi produsen tempe dan tahu Indonesia (PRIMKOPTI) bangkitusaha kota Malang: Jurnal Administrasi Publik. 1(2) : 257-264.
138
http://jurnal download.portalgaruda.org/article.php/article/190486469. [22Maret 2015].
Pearce, A. J. dan Robinson, R. B. 1997. Manajemen Strategik Formulasi,Implementasi,dan Pengendalian Jilid 1. Diterjemahkan Oleh AgusMaulana. Binarupa Aksara. Jakarta.
Porter, M. E. 1994. Keunggulan Bersaing. Binarupa Aksara. Jakarta.
Putri, D. 2013. Analisis Pendapatan dan Strategi Pengembangan BudidayaRumput Laut di Pulau Pahawang Kecamatan Punduh Pidada KabupatenPesawaran. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung.
Pristiyanto. 2013. Strategi pengembangan koperasi jasa keuangan syariah dalampembiayaan usaha mikro di Kecamatan Tanjung Sari, Sumedang. JurnalMagister Profesional Industri: 8 (1) : 21-37.http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/article/view/6618. [22 Maret2015].
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. PTGramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Alfabeta. Bandung.
Rivai dan Veithzal. 2007. Bank and Financial Institution ManagementConventional and Sharia System. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Ropke, J. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Salemba Empat.Jakarta.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen, Informasi untuk PengambilanKeputusan Manajemen. Gramedia. Jakarta.
Sagala, I.C. 2013. Kinerja usaha dan strategi pengembangan agroindustri kecilkelanting di Desa Karang Anyar Kecamatan Gedong Tataan KabupatenPesawaran. JIIA: 1 (1): 60-65.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view. [24 Januari 2016].
Sari, F. 2011. Peran Koperasi Simpan Pinjam Dalam Perkembangan UMKMAgribisnis di Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomidan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.
Soekartawi, 1993. Agribisnis Manajemen Pemasaran Dalam Bisnis Modern,Pustaka Harapan, Jakarta.
139
Sudarsono, E. 2000. Manajemen Koperasi Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta.
Suhartono, I. 2011. Strategi pengembangan koperasi berorientasi bisnis. JurnalIlmiah Among Makarti. 4 (7): 33-87.http://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view. [27 Maret 2015].
Sukamdiyo, I. 1996. Manajemen Koperasi. Erlangga. Semarang.
Supriyono. 1998. Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis. BPFE Yogyakarta.Yogyakarta.
Sri. L. 2007. Perkembangan dan strategi pengembangan pembiayaan usahamikro kecil dan menengah (UMKM).Jurnal/smecda.com/index.php/infokop/article/download/52/49. [18 Oktober2015].
Undang-undang Perkeoperasian No. 25 tahun 1992. 2014. Sinar Grafika. Jakarta.
Wibowo, H. 2003. Strategi pengembangan koperasi kredit kodanoa di ProvinsiDKI Jakarta. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Widiyati, N. 2010. Manajemen Koperasi. PT Asdi Mahasatya. Jakarta.