Upload
lylien
View
243
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR SEGAR DEPOK
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian (SP)
Disusun Oleh:
SURYADI
NIM. 107092003007
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1435 H
STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR SEGAR DEPOK
Oleh:
Suryadi
NIM . 107092003007
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1435 H
PERNYATAAN
DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, April 2013
Hesti Puspita Sari
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Suryadi
Tempat/Tgl Lahir : Bogor, 16 November 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Sudah Menikah
HP : 0838 9912 3385
No. KTP : 3276031611870002
Alamat : Kp. Kupu RT 004/006 No.27 Kelurahan Pasirputih
Kec.Sawangan, Kota Depok
E-Mail : [email protected]
Motto : Hidup adalah tentang belajar, memperbaiki
diri dan berbagi kepada orang lain
II. PENDIDIKAN FORMAL
o SDN Pasirputih 02 1995-2001
o SMPN 9 Depok 2001-2004
o SMAN 5 Depok 2004-2007
o Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2007-2014
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Pramuka SDN Pasirputih 02
2. Anggota Pramuka SMPN 9 Depok
3. Wakil Ketua ROHIS SMAN 5 Depok
4. Ketua Salam 5- FA ROHIS SMAN 5 Depok
5. Ketua Biruni- FA ROHIS SMPN 9 Depok
6. Kadiv PSDM Komda FST LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Ketua DPMJ Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Anggota Departemen Kerohanian, Seni dan Olahraga BEMJ Agrinisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IV. PENGALAMAN KERJA
1. Bimbel Master Q
2. PILLAR Business Accelerator
3. Trigas International
4. Maslahat Insani
RINGKASAN
SURYADI. Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok (Di bawah bimbingan
Dr. Iskandar Andi Nuhung dan Rizki Adi Puspita Sari,SP,MM)
Pasar merupakan tempat dimana terjadi transaksi jual beli. Selain itu, pasar
juga menjadi tepat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
merupakan pusat penggerak perekonomian masyarakat. Pasar tradisional
merupakan saluran penting dalam proses distribusi produk-produk agribisnis yang
sebagian besar merupakan produk pangan kebutuhan sehari-hari. Beragam produk
pangan yang dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat sebagian besar beredar dan
terdistribusikan melalui sistem perdagangan yang terjadi di pasar tradisional.
Seiring dengan perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat yang berubah,
standar hidup meningkat menuntut yang lebih dari sekedar membeli produk-
produk pangan kebutuhan sehari-hari. Faktor kenyamanan menjadi sesuatu yang
diharapkan dan menjadi daya tarik pasar tradisional.
Terdapat 12 pasar tradisional dan 11 pasar moderen di Kota Depok. Selain
itu, sejak tahun 2010 di Kota Depok telah berdiri sebuah pasar tradisional dengan
konsep moderen, yaitu Pasar Segar Depok yang berlokasi di Jalan Tole Iskandar.
Kehadiran Pasar Segar Depok ini merupakan salahsatu upaya untuk
memperbaharui citra pasar tradisional sehingga bisa bersaing dengan pasar
swalayan. Pasar Segar Depok menawarkan suasana belanja nyaman, aman, dan
mempertahankan mekanisme tawar - menawar antar penjual dan pembeli. Pasar
Segar sebagai konsep baru yang menawarkan kenyamanan dalam berbelanja,
fasilitas yang memadai, penataan yang rapih, higienis, tetap mengedepankan
tradisi berbelanja ala tradisional dengan sistem transaksi tawar-menawar, dan
dapat memberdayakan para pedagang seharusnya memiliki tempat yang cukup
baik di hati masyarakat sebagai tempat berbelanja. Tiga setengah tahun
beroperasi, Pasar Segar Depok belum berkembang secara signifikan setidaknya
dilihat dari jumlah pedagang dan jumlah pengunjung yang datang ke Pasar Segar
Depok.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengetahui kondisi internal dan
eksternal yang dihadapi Pasar Segar Depok dan mengetahui apa saja yang
menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bagi Pasar Segar
Depok. (2) Mengetahui alternatif strategi apakah yang dapat diterapkan untuk
mengembangkan Pasar Segar Depok.
Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Segar Depok yang berlokasi di Jalan
Tole Iskandar, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Pemilihan lokasi penelitian
ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Pasar Segar Depok
merupakan pasar tradisional dengan konsep moderen yang pertama di Kota Depok
dan sedang dalam masa pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan pada 7
September 2012 s.d 30 Nopember 2012. Data penelitian dikumpulkan dengan
menggunakan teknik observasi (pengamatan), wawancara, pengisian kuisioner
dan studi dokumentasi. Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif
melalui pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis kualitatif digunakan
untuk mengetahui lingkungan perusahaan terkait dengan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Alat analisis yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah: Matriks IFE, Matriks EFE, Matrik IE dan
Matriks SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan kondisi internal Pasar Segar Depok kuat
berdasarkan hasil analisis faktor strategis internal dengan nilai total skor sebesar
2,76200. Sedangkan untuk nilai total skor faktor lingkungan eksternal sebesar
3,03132 yang berarti Pasar Segar Depok merespon dengan baik kondisi eksternal
baik peluang maupun ancaman. Perumusan alternatif strategi dengan
menggunakan Matriks SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi, yaitu (1)
Restrukturisasi, (2) Meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan, (3)
Membangun sistem operasional kerja, (4) Meningkatkan keahlian dan
keterampilan sumberdaya manusia, (5) Meningkatkan aktifitas promosi, (6)
Mengintensifkan komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit dan
pedagang dan (7) Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendukung.
Kata Kunci : Strategi, Manajemen Strategis, Pasar Tradisional, SWOT,
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala atas berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penelitian dan penyusunan
skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Shalawat beserta salam tercurah pada
junjungan alam, Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wa Salam, beserta keluarga,
sahabat dan orang-orang yang senantiasa memegang sunnah beliau hingga akhir
zaman.
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu Penulis baik dalam
pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skripsi ini, baik secara materil
maupun non-materil, karena tanpa bantuan semua pihak yang terlibat skripsi ini
tidak akan dapat tersusun dengan baik. Terimakasih khususnya Penulis tujukan
kepada:
1. Dr.Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan karya tulis
ini sebagai skripsi.
2. Ketua Program Studi Agribisnis, Bpk. Drs. Acep Muhib,MM selaku Ketua
Program Studi Agribisnis yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menimba dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan.
3. Dosen Pembimbing, yaitu Bpk. Dr. Iskandar Andi Nuhung selaku Dosen
Pembimbing I yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan,
ii
serta meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran sampai selesainya penulisan
skripsi ini.
4. Ibu Rizki Adi Puspita Sari,SP,MM selaku Dosen Pembimbing II sekaligus
sekretaris Program Studi Agribisnis. yang telah membimbing dengan sabar
dan banyak memberikan pencerahan.
5. Bapak Dr.Akhmad Riyadi Wastra selaku Dosen Penguji I dalam sidang
munaqosyah Penulis yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan yang
berharga untuk perbaikan skripsi ini.
6. Bapak Ir.Mudatsir Najamuddin,MM selaku Dosen Penguji II dalam sidang
munaqosyah Penulis yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan yang
berharga untuk perbaikan skripsi ini.
7. Manajemen Pasar Segar Depok dan BSA Land yang telah memberikan
kesempatan untuk mengadakan penelitian di Pasar Segar Depok dan
memberikan informasi yang Penulis butuhkan.
8. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Fakultas
Sains dan Teknologi yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi
kepustakaan.
9. Dosen-dosen Program Studi Agribisnis yang telah mentransfer ilmu, wawasan
selama masa perkuliahan dan membantu serta memberi tuntunan yang
berharga dalam penusunan skripsi ini.
10. Keluarga besar Penulis, Bapak, Ibu, adik-adik, dan khususnya istri saya Hesti
Puspita Sari yang telah memberikan dukungan yang besar bagi Penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
iii
11. Rekan-rekan sejawat Mahasiswa Agribisnis, khususnya Mahasiswa Agribisnis
Angkatan 2007.
12. Rekan-rekan kerja di Pillar Business Accelerator, Trigas International dan
Maslahat Insani.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, Penulis mohon maaf jika ada kekurangan. Penulis juga
mengharapkan masukan berupa, kritik, dan saran yang membangun demi
membantu perbaikan dan penyempurnaan dalam penulisan skripsi ini.
Jakarta, Maret 2014
` Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang ......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ... ............................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian .................................................. 5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ....................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar ........................................................................ 6
2.1.1. Pasar Tradisional ........................................... 6
2.1.2. Pasar Moderen .............................................. 10
2.2. Manajemen Strategis ............................................... 12
2.2.1. Tahapan dalam Manajemen Strategis ............ 13
2.2.2. Model Manajemen Strategis ......................... 13
2.2.3. Tipe Strategis ................................................ 14
2.2.4. Kerangka Perumusan Strategi ....................... 18
2.2.5. Analisis Lingkungan Organisasi ................... 21
2.1.3.5.1. Lingkungan Internal ...................... 22
2.1.3.5.2. Lingkungan Eksternal ................... 23
2.3. Pengertian Pengembangan ...................................... 24
2.4. Kerangka Pemikiran Konseptual ............................ 24
2.5. Penelitian Terdahulu ........... ................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................. 30
3.2. Data Penelitian ........................................................ 30
3.2.1. Jenis dan Sumber Data .................................. 30
v
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data .... ....................... 31
3.3. Metode Analisis Data .............................................. 33
3.3.1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .... 33
3.3.2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE).. 35
3.3.3. Matrik Internal – Eksternal (IE) ....... ........... 37
3.3.4. Matrik Strenghts-Weaknesses-Opportunities-
Threats (SWOT) ........................................... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Profil Pasar Segar Depok ........................................ 41
4.1.1. Visi, Misi dan Tujuan Pasar Segar Depok .... 42
4.1.2. Struktur Organisasi ....................................... 42
4.1.3. Fasilitas ......................................................... 44
4.2. Strategi Pemasaran .................................................. 45
4.2.1. Segmentasi .................................................... 45
4.2.2. Target ............................................................ 45
4.2.3. Penentuan Posisi ........................................... 46
4.2.4. Bauran Pemasaran ......................................... 46
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ........... 49
5.1.1. Lingkungan Internal ...................................... 49
5.1.1.1. Aspek Manajemen .... ....................... 51
5.1.1.2. Aspek Pemasaran .............................. 51
5.1.1.3. Aspek Keuangan ............................... 53
5.1.1.4. Aspek Produksi/Operasi ................... 54
5.1.1.5. Aspek Penelitian dan
Pengembangan .................................. 55
5.1.1.6. Aspek Sistem Informasi Manajemen.. 55
5.1.2. Lingkungan eksternal ................................... 57
5.1.2.1. Faktor Ekonomi ................................ 57
5.1.2.2. Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan
Lingkungan ...................................... 59
5.1.2.3. Faktor Politik, Hukum dan
Pemerintahan ................................... 61
5.1.2.4. Faktor Teknologi .............................. 62
5.1.2.5. Faktor Kekuatan Persaingan ............. 63
vi
5.2. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal dan
Eksternal Pasar Segar Depok .................................. 70
5.2.1. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal .. 71
5.2.1.1. Kekuatan ........................................... 72
5.2.1.2. Kelemahan ........................................ 83
5.2.2. Identifikasi Faktor-faktor Strategis
Eksternal ....................................................... 89
5.2.2.1. Peluang ............................................. 91
5.2.2.2. Ancaman .......................................... 101
5.3. Perumusan Alternatif Strategi ................................. 106
5.3.1. Matrik IFE .... ............................................... 106
5.3.2. Matriks EFE .................................................. 108
5.3.3. Matrik IE ....................................................... 111
5.3.4. Matriks SWOT .............................................. 113
5.3.5. Alternatif Perumusan Strategi Pengembangan
Pasar Segar Depok .... ................................... 115
5.3.5.1. Strategi SO ....................................... 115
5.3.5.2. Strategi ST .... ................................... 119
5.3.5.3. Strategi WO ...................................... 121
5.3.5.4. Strategi WT ...................................... 122
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................. 126
5.2. Saran ....................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 127
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kondisi Pasar Segar Depok, Pasar Segar Bekasi dan Pasar
Segar Bintaro ................................................................... 3
Tabel 2. Narasumber Penelitian ...................................................... 30
Tabel 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ........................ 35
Tabel 4. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) .................... 37
Tabel 5. Matriks Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats
(SWOT) ............................................................................ 40
Tabel 6. Faktor-faktor Strategis Internal ......................................... 71
Tabel 7. Faktor-faktor Strategis Eksternal ...................................... 90
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Tertinggi Penduduk Kota Depok ...... 96
Tabel 9. Data Penduduk Kota Depok Menurut Agama
yang Dianut ...................................................................... 97
Tabel 10. Jumlah Bencana Alam di Kota Depok Berdasarkan
Jenisnya ............................................................................ 99
Tabel 11. Hasil Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) ................ 107
Tabel 12. Hasil Matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE)............. 109
Tabel 13. Hasil Matriks Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats
(SWOT) ............................................................................ 114
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis .................. 14
Gambar 2. Diagram Kerangka Konseptual ...................................... 26
Gambar 3. Bagan Matriks Internal – Eksternal (IE) ........................ 38
Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi Pasar Segar Depok .............. 43
Gambar 5. Bagan Struktur Organisasi Pasar Segar Depok .............. 75
Gambar 6. Hasil Matrik Matriks Internal – Eksternal (IE) ............... 112
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuisioner Identifikasi dan Pemberian Peringkat .......... 133
Lampiran 2. Kuisioner Penentuan Bobot .......................................... 137
Lampiran 3. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating ..... 141
Lampiran 4. Input Kuisioner Penentuan Bobot ................................ 151
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Input Kuisioner .............................. 161
Lampiran 6. Denah Kawasan Sekitar Pasar Segar Depok ................ 163
Lampiran 7. Foto Suasana Pasar Segar Depok ................................. 164
Lampiran 8. Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok ...................... 165
Lampiran 9. Surat Pengajuan Penelitian …………………………... 166
Lampiran 10. Surat Rekomendasi Penelitian ……………………… 167
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar merupakan tempat dimana terjadi transaksi jual beli. Selain itu, pasar
tidak hanya menjadi tepat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari, pasar juga merupakan pusat penggerak perekonomian masyarakat. Pasar
tradisional merupakan saluran penting dalam proses distribusi produk-produk
agribisnis yang sebagian besar merupakan produk pangan kebutuhan sehari-hari.
Beragam produk pangan yang dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat sebagian
besar beredar dan terdistribusikan melalui sistem perdagangan yang terjadi di
pasar tradisional. Seiring dengan perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat
yang berubah, standar hidup meningkat menuntut yang lebih dari sekedar
membeli produk-produk pangan kebutuhan sehari-hari. Faktor kenyamanan
menjadi sesuatu yang diharapkan dan menjadi daya tarik pasar tradisional.
Meskipun selama ini identik dengan kesan jorok, kumuh, pengap, bau dan
becek, berdasarkan observasi Penulis, pasar tradisional masih menjadi tempat
favorit bagi sebagian masyarakat untuk berbelanja. Senada dengan itu, hasil
survey AC Nielson pada tahun 2010 juga menunjukan 29% masyarakat tetap
menyukai berbelanja di pasar tradisional. Para pedagang, pengelola pasar, dan
perwakilan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyatakan
bahwa hal penting yang harus dilakukan untuk menjamin keberadaan pasar
tradisional adalah dengan memperbaiki infrastuktur pasar tradisional, penataan
ulang para Pedagang Kaki Lima (PKL), dan penciptaan praktik pengelolaan pasar
yang lebih baik. Kebanyakan para pedagang secara terbuka mengatakan
2
keyakinan mereka bahwa kehadiran supermarket tidak akan menyingkirkan
kegiatan bisnis mereka bila persyaratan di atas terpenuhi (Harmanto, 2007). Bagi
sebagian masyarakat berbelanja di pasar tradisional menjadi pilihan dengan alasan
harga yang lebih terjangkau, bisa melakukan tawar - menawar harga dan
pengalaman berbelanja yang kental dengan interaksi sosial yang tidak ada jika
dilakukan di pasar swalayan. Pasar tradisional masih memiliki porsi yang cukup
besar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok tahun 2010
menyebutkan, terdapat 12 pasar tradisional dan 11 pasar moderen (swalayan) di
Kota Depok. Selain 12 pasar tradisional dan 11 pasar moderen yang sudah ada,
sejak tahun 2010 di Kota Depok telah berdiri sebuah pasar tradisional dengan
konsep moderen, yaitu Pasar Segar Depok yang berlokasi di Jalan Tole Iskandar.
Kehadiran Pasar Segar Depok ini merupakan salahsatu upaya untuk
memperbaharui citra pasar tradisional sehingga bisa bersaing dengan pasar
swalayan. Pasar Segar Depok menawarkan suasana belanja nyaman, aman, dan
mempertahankan mekanisme tawar - menawar antar penjual dan pembeli. Konsep
kios dan produk yang dijual di pasar ini tetap bernuansa tradisional dengan jenis
komoditi yang beragam. Bangunannya dirancang khusus dengan memiliki langit-
langit tinggi. Hal ini memungkinkan sirkulasi udara yang baik sehingga hawa
dalam ruangan tak panas walau tanpa pendingin udara. Pasar Segar Depok ini juga
menyediakan fasilitas penunjang aktivitas pasar seperti Musholla, ATM center,
toilet, tempat cuci dan tempat pemotongan unggas.
3
Pasar Segar sebagai konsep baru yang menawarkan kenyamanan dalam
berbelanja, fasilitas yang memadai, penataan yang rapih, higienis, tetap
mengedepankan tradisi berbelanja ala tradisional dengan sistem transaksi tawar-
menawar, dan dapat memberdayakan para pedagang seharusnya memiliki tempat
yang cukup baik di hati masyarakat sebagai tempat berbelanja. Tiga setengah
tahun beroperasi, Pasar Segar Depok belum berkembang secara signifikan
setidaknya dilihat dari jumlah pedagang dan jumlah pengunjung yang datang ke
Pasar Segar Depok. Pasar Segar Depok memerlukan langkah-langkah
pengembangan lebih lanjut. Keterangan mengenai kondisi Pasar Segar Depok dan
dua Pasar Segar lainnya tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kondisi Pasar Segar Depok, Pasar Segar Bekasi dan
Pasar Segar Bintaro
No Aspek Pasar Segar
Depok
Pasar Segar
Bekasi
Pasar Segar
Bintaro
1 Mulai beroperasi Aug-10 Feb-11 2010
2 Luas Area 1,8 Ha 1,2 Ha 1,9 Ha
3 Jumlah Karyawan 11 13 11
4 Kunjungan /hari 500 tidak ada data 4000
5 Lapak Terisi 11 dari 168 50 dari 88 190 dari 216
7% 57% 88%
6 Kios Terisi 80 dari 481 150 dari 377 170 dari 286
17% 40% 59%
7 Ruko Terisi 35 dari 43 9 dari 15 60 dari 81
81% 60% 74%
Sumber : Data Primer (diolah)
Tabel 2 memperlihatkan bahwa pada beberapa aspek seperti jumlah
kunjungan per hari dan presentase lapak, kios dan ruko yang terisi, Pasar Segar
Depok memiliki presentase yang paling kecil diantara cabang Pasar Segar lainnya.
Hal ini menunjukan aktifitas jual beli atau transaksi yang terjadi di Pasar Segar
4
Depok relatif kecil dibandingkan dengan Pasar Segar Bekasi maupun Pasar Segar
Bintaro.
1.2. Rumusan Masalah
Melihat kondisi yang ada di Pasar Segar Depok, maka tentu diperlukan
sebuah kajian yang membahas mengenai kondisi apa yang dihadapi oleh Pasar
Segar Depok dan rekomendasi solusi yang dapat digunakan untuk pengembangan
Pasar Segar Depok. Penulis dalam hal ini merasa perlu untuk mengadakan
penelitian tentang Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok dan membuat
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kondisi internal dan eksternal yang dihadapi Pasar Segar
Depok dan apa saja yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta
ancaman bagi Pasar Segar Depok?
2. Alternatif strategi apakah yang dapat diterapkan untuk mengembangkan
Pasar Segar Depok?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi internal dan eksternal yang dihadapi Pasar Segar Depok
dan mengetahui apa saja yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang
serta ancaman bagi Pasar Segar Depok.
2. Mengetahui alternatif strategi apakah yang dapat diterapkan untuk
mengembangkan Pasar Segar Depok.
5
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantaranya :
1. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah
wawasan tentang strategi pengembangan pasar tradisional dengan konsep
moderen dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dari perkuliahan.
2. Bagi pengelola dan pedagang di Pasar Segar Depok hasil penelitian ini
diharapakan dapat memberikan kontribusi dalam upaya mengembangkan
Pasar Segar Depok.
3. Bagi Pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
tentang strategi pengembangan pasar tradisional dengan konsep moderen
serta sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi
deskripsi perusahaan saat ini dan penyusunan strategi pengembangan melalui
analisis faktor - faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh Pasar Segar
Depok. Secara komoditasnya lingkup pembahasan dibatasi hanya pada produk-
produk agribisnis pangan. Penelitian ini hanya sampai pada matching stage dalam
kerangka formulasi strategi, yakni perumusan alternatif-alternatif strategi
sehingga menghasilkan beberapa alternatif strategi. Sedangkan untuk tahap
implementasi strategi merupakan wewenang manajemen perusahaan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar
Menurut Masyhuri (2007) Pasar adalah bertemunya produsen dan konsumen
untuk mengadakan transaksi. Konsep pasar adalah setiap struktur yang
memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan
informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta
terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya.
Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori
dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua
peran di pasar, yaitu pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan
memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat.
2.1.1. Pasar Tradisional
Menurut Sinaga (2008) dalam Eksistensi Pasar Tradisional di Tengah
Pesona Pasar Moderen, Pasar tradisonal adalah pasar yang dikelola secara
sederhana dengan bentuk fisik tradisional yang menerapkan sistem transaksi tawar
menawar secara langsung dimana fungsi utamanya adalah untuk melayani
kebutuhan masyarakat baik di desa, kecamatan, dan lainnya. Harga yang berlaku
di pasar tradisional ini mempunyai sifat yang tidak pasti, oleh karena itu bisa
dilakukan tawar menawar. Bila dilihat dari tingkat kenyamanan, pasar tradisional
selama ini cenderung kumuh dengan lokasi yang tidak tertata rapi. Pembeli di
Pasar tradisional (biasanya kaum ibu) mempunyai perilaku yang senang
bertransaksi dengan berkomunikasi /berdialog dalam hal penetapan harga,
7
mencari kualitas barang, memesan barang yang diinginkan, dan perkembangan
harga-harga lainnya.
Barang yang dijual di pasar tradisional umumnya barang-barang lokal dan
ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, barang yang dijual di pasar tradisional
dapat terjadi tanpa melalui penyortiran yang kurang ketat. Aspek kuantitas,
jumlah barang yang disediakan tidak terlalu banyak sehingga apabila ada barang
yang dicari tidak ditemukan di satu kios tertentu, maka dapat dicari ke kios lain.
Kendala yang dihadapi pada pasar tradisional diantaranya mengalami
kesulitan dalam memenuhi kontinuitas barang, menjaga kualitas barang, lemah
dalam penguasaan teknologi dan menejemen sehingga melemahkan daya saing.
Pasar tradisional biasanya dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah,
Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, termasuk
kerjasama swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
dimiliki/ dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau
koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang
dagangan melalui tawar-menawar (Pepres RI No. 112, 2007). Beberapa
stakeholder yang berperan memiliki andil dalam memajukan pasar tradisional
dengan berupaya meningkatkan daya saing terhadap pasar moderen.
Sebagian konsumen pasar tradisional adalah masyarakat kelas menengah
kebawah yang memiliki karakteristik sangat sensitif terhadap harga. Ketika faktor
harga rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu
diruntuhkan oleh pasar moderen, secara relatif tidak ada alasan konsumen dari
8
kalangan menengah kebawah untuk tidak turut berbelanja ke pasar moderen dan
meninggalkan pasar tradisional (Wildan, 2007).
2.1.1.1. Kelemahan Pasar Tradisioanal
Data hasil penelitian AC Nielson tahun 2007 menunjukan penurunan
prosentase kontribusi pasar tradisional bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat,
hal ini berbanding terbalik dengan kontribusi pasar moderen yang justru
mengalami peningkatan. Menurut (Harmanto, 2007), menurunnya kinerja pasar
tradisional selain disebabkan oleh adanya pasar moderen, penurunannya justru
lebih disebabkan oleh lemahnya daya saing para peritel tradisional. Kondisi pasar
tradisional pada umumnya memprihatinkan. Banyak pasar tradisional yang tidak
terawat sehingga dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar moderen
kini pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar moderen. Wildan (2007)
menambahkan bahwa mengenai kelemahan yang dimiliki pasar tradisional.
Kelemahan tersebut telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit di ubah. Faktor
desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas
barang, promosi pengeluaran, jam operasional pasar yang terbatas, serta
optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar
tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar moderen.
Faktor lain yang juga menjadi penyebab kurang berkembangnya pasar
tradisional adalah minimnya daya dukung karakteristik pedagang tradisional,
yakni strategi perencanaan yang kurang baik, terbatasnya akses permodalan yang
disebabkan jaminan (collateral) yang tidak mencukupi, tidak adanya skala
ekonomi (economies of scale), tidak ada jalinan kerja sama dengan pemasok
9
besar, buruknya manajemen pengadaan, dan ketidakmampuan untuk
menyesuaikan dengan keinginan konsumen (Wiboonpongse dan Sriboonchitta
2006). Hal ini diperkuat dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Paesoro
(2007) menunjukkan bahwa penyebab utama kalah bersaingnya pasar tradisional
dengan supermarket adalah lemahnya manajemen dan buruknya infrastruktur
pasar tradisional, bukan semata-mata karena keberadaan supermarket.
Supermarket sebenarnya mengambil keuntungan dari kondisi buruk yang ada di
pasar tradisional.
2.1.1.2. Kekuatan Pasar Tradisioanal
Diantara berbagai kelemahan yang telah disebutkaan diatas, pasar
tradisional juga memiliki beberapa potensi kekuatan, terutama kekuatan sosio
emosional yang tidak dimiliki oleh pasar moderen. Kekuatan pasar tradisional
dapat dilihat dari beberapa aspek . Aspek-aspek tersebut diantaranya harganya
yang relatif lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan pemukiman, dan
memberikan banyak pilihan produk segar. Kelebihan lainnya adalah pengalaman
berbelanja memegang langsung produk yang umumnya masih sangat segar. Akan
tetapi dengan adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa
kelemahan. Selama ini justru pasar tradisional lebih dikenal memiliki banyak
kelemahan, antara lain kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau, dan terlalu
padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa keadaan sosial
masyarakat yang berubah, dimana wanita diperkotaan umumnya berkarier
sehingga hampir tidak mempunyai waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional
(Esther dan Dikdik, 2003).
10
2.1.2. Pasar Moderen
Pasar Moderen adalah pasar yang dikelola dengan manajemen moderen,
umumnya terdapat diperkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu
dan pelayanan yang baik kepada konsumen yang pada umumnya anggota
masyarakat kelas menengah keatas. Pasar moderen antara lain mall, supermarket,
department store, shopping centre, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada,
toko serba ada dan sebagainya (Sinaga, 2008).
Barang yang dijual di pasar moderen memiliki variasi jenis yang beragam.
Selain menyediakan barang lokal, pasar moderen juga menyediakan barang impor.
Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui
penyeleksian yang ketat sehingga barang yang tidak memenuhi persyaratan
klasifikasi akan di tolak. Aspek kuantitas atau jumlah barang, pasar moderen
umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Pasar moderen
memiliki label harga yang pasti. Pasar moderen juga memberikan pelayanan yang
baik dengan adanya pendingin udara yang sejuk, suasana nyaman dan bersih,
display barang perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, informasi produk
tersedia melalui mesin pembaca, adanya keranjang belanja atau keranjang dorong
serta ditunjang adanya kasir dan pramuniaga yang bekerja secara profesional.
Rantai distribusi pada pasar ini adalah produsen–distributor– pengecer/konsumen.
Transaksi secara langsung di pasar moderen tidak terjadi antara penjual dan
pembeli. Pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barcode, berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga. Barang - barang yang dijual, selain bahan makanan
11
seperti: buah, sayuran, daging, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah
barang yang dapat bertahan lama. Beberapa contoh pasar moderen adalah pasar
swalayan, hypermart, supermarket, dan minimarket.
Perubahan gaya hidup konsumen dalam perilaku membeli barang ritel
diantaranya dipengaruhi oleh kemudahan dan penjaminan mutu dari pasar
moderen, diantaranya: Pertama melalui skala ekonominya, pasar moderen dapat
menjual lebih banyak produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih
murah. Kedua, informasi daftar harga setiap barang tersedia dan dengan mudah
diakses publik. Ketiga, pasar moderen menyediakan lingkungan berbelanja yang
lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang, dan menawarkan
aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit untuk peralatan rumah tangga
berukuran besar. Keempat, produk yang di jual di pasar moderen, seperti bahan
pangan, telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual bila telah
kadaluwarsa (Setiadi N, 2003).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh SMERU (Suryadarma et al,
2007), pengelola pasar moderen melakukan berbagai strategi harga seperti strategi
limit harga, strategi pemangsaan lewat pemangkasan harga (predatory
pricing), dan diskriminasi harga antar waktu (inter-temporal price
discrimination). Misalnya memberikan diskon harga pada akhir minggu dan pada
waktu tertentu. Sedangkan strategi nonharga antara lain dalam bentuk iklan,
membuka gerai lebih lama, khususnya pada akhir
minggu, bundling/tying (pembelian secara gabungan), dan parkir gratis.
12
Paesoro (2007) menyebutkan bahwa kelebihan pasar tradisional adalah
kekhasannya yang tidak dimiliki oleh pasar moderen, seperti jual-beli dengan
tawar-menawar harga dan suasana yang memungkinkan penjual dan pembeli
menjalin kedekatan. Pasar tradisional juga sering disandingkan dengan
‟‟ketidakmampuan‟‟, kemelaratan, atau kemiskinan. Pergi ke pasar moderen lebih
bergengsi daripada ke pasar tradisional (Rohim, 2009).
Para pedagang , pengelola pasar, dan perwakilan Asosiasi Pedagang Pasar
Seluruh Indonesia (APPSI) menyatakan bahwa hal penting yang harus dilakukan
untuk menjamin keberadaan pasar ini adalah dengan memperbaiki infrastuktur
pasar tradisional, penataan ulang para PKL, dan penciptaan praktik pengelolaan
pasar yang lebih baik. Kebanyakan para pedagang secara terbuka mengatakan
keyakinan mereka bahwa kehadiran supermarket tidak akan menyingkirkan
kegiatan bisnis mereka bila persyaratan diatas terpenuhi (Harmanto, 2007).
2.2. Manajemen Strategis
Kata “strategi” berasal dari turunan kata Bahasa Yunani, “stratēgos” yang
dapat diterjemahkan sebagai „komandan militer‟ pada zaman demokrasi Athena.
Strategi menurut Marrus seperti dikutip Umar (2002) dalam Strategi In Action,
strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebur dapat tercapai. Strategi
menurut David (2006) adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Manajemen strategis merupakan seni dan pengetahuan untuk memformulasikan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang
13
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David,2006). Manajemen
strategis merupakan proses yang sangat interaktif yang membutuhkan koordinasi
efektif antar manajer dari seluruh area fungsional bisnis.
2.2.1. Tahapan dalam Proses Manajeman Srategis
Perumusan dan penetapan strategi memerlukan tahapan yang harus dilalui.
Harus diakui dikalangan pakar manajemen tidak terdapat kesepakatan universal
mengenai jumlah tahap-tahap tersebut. Kesepakatan yang ada adalah bahwa
proses manajemen strategis terdiri dari berbagai tahap. Menurut David (2006),
proses manajmenen strategis terdiri dari tiga tahap, yaitu formulasi strategi,
implementasi strategi dan evaluasi strategi. Proses manajemen strategis
merupakan proses yang dinamis dan berkelanjutan. Aktivitas formulasi,
implementasi, dan evaluasi strategi seharusnya dilakukan secara berkelanjutan,
tidak hanya pada akhir tahun. Proses manajemen strategis tidak pernah berakhir.
2.2.2. Model Manajemen Strategi
Model dalam manajemen strategi menunjukan pendekatan yang jelas dan
praktis dalam melakukan formulasi, implementasi dan evaluasi strategi meskipun
tidak menjamin keberhasilan. Setiap model merepresentasikan semacam proses.
Proses manajamen strategi merupakan sesuatu yang dinamis dan berkelanjutan,
tidak kaku dan selalu disesuaikan dengan kondisi dilapangan tetapi tetap mengacu
pada sesuai dengan yang digambarkan dalam model. Prakteknya, proses
manajemen strategis, pembagian serta pelaksanaanya tidaklah serapi seperti yang
digambarkan dalam model manajemen strategis. Model komprehensif manajemen
strategis ditampilkan pada Gambar 1.
14
Formulasi Implementasi Evaluasi Strategi Strategi Strategi
Sumber : David (2006)
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis
2.2.3. Tipe Strategi
Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan,
namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di
perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan
ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Organisasi
yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah
strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara
bersamaan. David (2006) membagi tipe strategi beserta 12 tindakan strategi
sebagai berikut:
Menetapkan
Tujuan
Jangka Panjang
Mengembang
kan
pernyataan
Visi dan Misi
Merumuskan ,
Mengevaluasi,
dan Memilih
Strategi
Implementasi
Strategi – Isu
Manajemen
Implementasi
Strategi – Isuisu
Pemasaran, Keuangan,
Litbang, Sistem
Informasi manajemen
Mengukur dan
Mengevaluasi
Kinerja
Menjalankan
Audit Internal
Menjalankan
Audit Eksternal
15
1. Strategi Integrasi
Strategi Integrasi merupakan cara perusahaan untuk menguasai lini dalam
proses usaha dalam satu kendali. Strategi Integrasi terdiri dari Integrasi ke depan,
integrasi ke belakang, dan Integrasi Horizontal.
1) Strategi Integrasi ke Depan yaitu akuisisi kepemilikan atau kontrol atas
distributor atau pengecer.
2) Strategi Integrasi ke Belakang yaitu mencari kepemilikan atau kontrol atas
pemasok perusahaan.
3) Strategi Integrasi Horizontal yaitu mencari kepemilikan atau peningkatan
kontrol terhadap perusahaan pesaing. Termasuk di dalamnya adalah akuisisi,
merger dan pengambilalihan perusahaan pesaing.
2. Strategi Intensif
Strategi Intensif merupakan kelompok tindakan yang memerlukan usaha
yang intensif untuk meningkatkan kemampuan kompetitif perusahaan. Strategi ini
terdiri atas :
1) Penetrasi Pasar, yaitu meningkatkan pasar untuk produk/ jasa saat ini
melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup
peningkatan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja iklan, menawarkan
promosi penjualan yang ekstensif atau meningkatkan usaha publisitas.
2) Pengembangan Pasar , yaitu usaha memperkenalkan produk yang ada saat
ini ke area geografis yang baru.
16
3) Pengembangan Produk, yaitu mencari peningkatan penjualan dengan
memperbaiki atau memodifikasi produk/ jasa saat ini. Pengembangan
produk perlu perhatian khusus pada litbang.
3. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat.
1) Diversifikasi Konsentrik, yaitu menambah produk/ jasa baru tetapi yang
masih berhubungan.
2) Diversifikasi Horizontal, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak
terkait untuk pelanggan yang sudah ada.
3) Diversifikasi Konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru yang
tidak ada sebelumnya.
4. Strategi Defensif
Strategi Defensi terdiri dari Retrencment, Divestasi dan Likuidasi. Berikut
uraian dar masing-masing strategi.
1) Retrencment, yaitu mengelompokan atau restrukturisasi biaya melalui
pengurangan biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba. Kadang
disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi,
rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar
organisasi.
2) Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi
sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan
digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat
17
menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk
melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang
memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya
dalam perusahaan.
3) Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap
sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan
dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit
dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus
menderita kerugian dalam jumlah besar.
Selain tiga kelompok strategi menurut David, terdapat pandangan lain yang
dikemukakan oleh Michael Porter. Menurut Porter ada tiga landasan strategi yang
dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan
biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya Strategi Umum.
1) Keunggulan Biaya yaitu menekankan pada pembuatan produk standar
dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap
perubahan harga.
2) Diferensiasi yaitu strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan
jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen
yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga.
3) Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi
keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
18
2.2.4. Kerangka Kerja Perumusan Strategi
Perumusan strategi terdiri atas tiga tahap, diantaranya tahap input, tahap
pencocokan dan tahap pengambilan keputusan. Masing-masing tahap memiliki
alat analisis yang dapat digunakan untuk perumusan strategi (Rangkuti,2006).
A. Tahap Input
Tahap ini merupakan tahap awal pengumpulan data, tidak hanya
mengumpulkan tetapi juga pengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini data
dibedakan menjadi data internal dan data eksternal (Rangkuti,2006). Alat-alat
analisis yang digunakan adalah matriks Internal Factor Evaluation (IFE), matriks
Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Competitive Profit Matrix. Penjelasan
tentang alat-alat analisis ini adalah :
1. Matrik Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan sebagai input dalam perumusan strategi. Matriks
Internal Factor Evaluation (IFE) memungkinkan Penulis meringkas dan
mengevaluasi informasi internal, meringkas apa yang menjadi kelemahan dan
kekuatan utama perusahaan.
2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk merangkum
dan mengevaluasi informasi faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, demografi dan
lingkungan, faktor politik, hukum dan pemerintahan, faktor teknologi serta faktor
kekuatan persaingan.
19
. Kemudiaan mengelompokan informasi-informasi tersebut terkait apa yang
menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan.
3. Competitive Profile Matrix (CPM)
CPM adalah sebuah alat manajemen strategis yang penting untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya
dengan posisi strategis perusahaan. Perangkat ini digunakan pada tahap masukan.
CPM menunjukkan gambaran yang jelas tentang titik kuat dan titik lemah relatif
perusahaan terhadap pesaing mereka. Penilaian CPM diukur berdasarkan faktor
penentu keberhasilan, dimana setiap faktor yang diukur dalam skala yang sama
untuk setiap perusahaan, namun dengan rating bervariasi sehingga memudahkan
untuk dilakukan analisis komparatif. Dalam CPM, analisa dilakukan secara
keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal. Hal ini berbeda
dengan penilaian kondisi internal dan eksternal perusahaan melalui Internal Factor
Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) dimana hanya masing-
masing faktor internal dan eksternal saja.
B. Tahap Pencocokan
Tahap ini mencocokan informasi yang telah dikumpulkan pada tahap
pertama untuk selanjutnya dimasukan dalam model-model kuantitatif perumusan
strategi (Rangkuti,2006). Alat-alat analisis yang digunakan pada tahap ini yaitu
matriks SWOT (Strenght-Weaknesses-Opportunities-Threats), matriks Strategic
Position and Action Evaluation (SPACE), matriks Boston Consulting Group
(BCG) matriks Internal-External (I-E) dan matriks Grand Strategy. Berikut
penjelasan dari masing-masing alat analisis tersebut:
20
1. Matriks SWOT (Strenght-Weaknesses-Opportunities-Threats)
Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokan faktor kunci sukses internal
dan eksternal yang membantu dalam dalam perumusan empat tipe strategi : SO
(kekuatan - peluang), WO (kelemahan – peluang), ST (kekuatan – ancaman) dan
WT (kelemahan- ancaman).
2. Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)
Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (Strategic Position and
Action Evaluation – SPACE Matrix) memiliki empat kuadran, kerangka empat
kuadran ini mengindikasikan apakah strategi yang agresif, konservatif, defensif
atau kompetitif yang paling cocok dengan organisasi tertentu. Sumbu untuk
matriks SPACE mewakili dua dimensi internal, yaitu kekuatan keuangan
(financial strength –FS) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage – CA)
dan dua dimensi eksternal, yaitu stabilitas lingkungan (environmental stability –
ES) dan kekuatan industri (industrial strength – IS). Keempat faktor ini adalah
penentu yang paling penting dari keseluruhan posisi strategis organisasi. (David,
2006).
3. Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Matriks Boston Consulting Group (BCG) dan Matriks Internal-Eksternal
(IE) didesain secara spesifik untuk mendorong usaha perusahaan multidivisi untuk
dalam merumuskan strategi. Matriks BCG secara grafis menunjukan perbedaan
diantara berbagai divisi dalam posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan
industri. Matriks BCG memungkinkan perusahaan multidivisi untuk mengelola
portofolio bisnisnya dengan memepertimbangkan posisi pangsa pasar relatif dan
21
tingkat pertumbuhan industri dari masing-masing divisi relatif terhadap divisi lain
dalam organisasi (David, 2006).
4. Matriks Internal-External (I-E)
Matriks IE mirip matriks BCG dalam hal keduanya menempatkan divisi
organisasi dalam diagram skematis, ini mengapa keduanya disebut matriks
portofolio. Matriks IE memosisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan
sembilan sel (David, 2006).
5. Matriks Grand Strategy.
Matriks Strategi Besar (Grand Strategi Matrix) didasarkan pada dua
dimensi evaluatif : posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar. Strategi yang sesuai
untuk dipertimbnagkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam
masing-masing kuadran dalam matriks. Semua organisasi dapat diposisikan dalam
salahsatu dari empat kuadran dalam matriks Grand Strategi.
C. Tahap Pengambilan Keputusan
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam kerangka kerja formulasi strategi.
Alat bantu yang digunakan dalam tahap ini yaitu Quantitative Strategic Planing
Matrix (QSPM). QSPM merupakan alat yang digunakan untuk melakukan
evaluasi pilihan strategi alternatif secara lebih objektif berdasarkan key sukses
factor internal-eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya.
2.2.5. Analisis Lingkungan Organisasi
Analisis lingkungan organisasi diklasifikasikan ke dalam analisis
lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Berikut penjabaran dari
masing-masing analisis lingkungan tersebut.
22
2.2.5.1. Analisis Lingkungan Internal
David (2006) mengatakan semua organisasi memiliki kekuatan dan
kelemahann dalam area fungsional bisnis. Analisis lingkungan internal berupaya
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi/perusahaan.
Menurut David (2006), analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan
dan pengasimilasian informasi tentang operasi manajemen, pemasaran, keuangan,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen.
Pendekatan Pandangan berbasis sumberdaya yang dipelopori Jay Barney
seperti dikutip oleh David (2006) dalam buku Manajemen Strategis, tentang
keunggulan kompetitif menyatakan bahwa sumberdaya internal adalah lebih
penting untuk perusahaan dibandingkan faktor eksternal dalam mencapai dan
mempertahankan keunggulan kompetitif. Jay Barney dalam buku Strategic
Management menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya ditentukan
oleh sumberdaya internal yang dapat dikelompokan dalam tiga kategori :
sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan sumber daya organisasi. Sumber daya
fisik meliputi semua pabrik dan peralatan, lokasi, teknologi, bahan baku, mesin.
Sumberdaya manusia meliputi semua karyawan, pelatihan, pengalaman,
kepandaian, pengetahuan keterampilan, kemampuan. Sumberdaya organisasi
meliputi struktur perusahaan, perencanaan, sistem informasi, paten, merek
dagang, hak cipta, database, dan sebagainya.
Pandangan berbasis sumberdaya, Resource Based View (RBV) yang
dipelopori oleh Jay Barney yang populer mulai tahun 1990 menekankan bahwa
sumberdaya adalah apa yang sebenarnya membantu perusahaan mengeksploitasi
23
peluang dan menetralisasi ancaman. Teori Resource Based View (RBV) juga
mengatakan bahwa sumber daya internal lebih penting bagi perusahaan dalam
mempertahankan keunggulan kompetitif.
2.2.5.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi tren dan
kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Analisis eksternal
mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga
manajer dapat memformulasi strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang
dan meghindari atau mengurangi dampak dari ancaman. Kekuatan eksternal
mempengaruhi tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi
segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan, dan pilihan yang
ingin diakuisisi atau dijual. Kekuatan eksternal secara langsung mempengaruhi
pemasok dan distributor. Proses menjalankan analisis eksternal harus melibatkan
sebanyak mungkin manajer dan karyawan. Keterlibatan dalam proses manajemen
strategis akan menghasilkan pemahaman dan komitmen dari anggota organisasi.
Individu menghargai kesempatan untuk menyumbangkan ide dan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang industri, pesaing, dan pasar perusahaan
(David,2006).
Analisis lingkungan eksternal berupaya mengidentifikasi faktor eksternal
kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan dengan tujuan
mengembangkan peluang untuk memberi manfaat dan menghindari apa yang
menjadi ancaman yang dapat merugikan perusahaan. Faktor eksternal kunci ini
dapat berubah seiring berjalannya waktu dan perkembangan industri. Faktor-
24
faktor yang termasuk di dalamnya yaitu faktor ekonomi, faktor sosial, budaya,
demografi dan lingkungan, faktor politik, hukum dan pemerintahan, faktor
teknologi dan faktor kekuatan persaingan (David,2006).
2.3. Pengertian Pengembangan
Pengembangan berasal dari kata dasar kembang yang berarti menjadi
bertambah sempurna. Kemudian mendapat imbuan pe- dan –an sehingga menjadi
pengembangan yang artinya proses, cara atau perbuatan mengembangkan. Jadi
pengembangan di sini adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan agar lebih sempurna dari pada sebelumnya. Menurut
kamus bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan
untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna. Pengembangan,
dalam pengertian secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara
perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap.
2.4. Kerangka Pemikiran Konseptual
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli antara penjual dan
pembeli sekaligus terjadi interaksi social. Selain itu, pasar juga merupakan pusat
perekonomian masyarakat. Pasar tradisioanal selama ini identik dengan kotor,
becek dan sumpek. Pasar moderen dengan tatakelola yang lebi rapih, di satu sisi
memberikan manfaat bagi konsumen dalam hal penyediaan kebutuhan
masyarakat. Namun di sisi lain dapat mematikan ekonomi masyarakat kecil, yakni
para pedagang, mereka adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM). Konsep pasar moderen dan pasar tradisional berbeda jauh. Pasar
moderen dengan konsep melayani sendiri (swalayan), harga sudah tetap (tidak ada
25
tawar menawar), sementara pasar tradisioanal masih dengan konsep interakasi
sosial yang kental dimana terjadi transaksi yang didahului dengan tawar
menawaran harga.
Melihat perkembangan gaya hidup masyarakat dan berupaya
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, muncul sebuah konsep baru oleh
Pasar Segar Depok, yaitu pasar tradisional dengan konsep moderen. Konsumen
dapat berbelanja dengan nyaman di tempat yang bersih, tertata rapih, harga yang
relatif terjangkau namun tidak menghilangkan interaksi social dan sistem tawar
menawar. Pedagang kecil tetap menjadi pemain utama penyedia produk.
Penelitian ini menganalisis data dan informasi untuk mengetahui
kondisi internal dan eksternal Pasar Segar Depok, posisi Pasar segar
Depok saat ini, dan mengindentifikasi faktor-faktor yang menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang ada. Kemudian
merumuskan beberapa alternatif strategi yang dapat digunakan untuk
mengembangkan Pasar Segar Depok. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain dengan menggunakan Matriks IFE dan EFE, Matriks IE
dan Matriks SWOT. Melalui Matriks IFE Penulis mengevalusi faktor-faktor kunci
sukses Pasar Segar dari sisi internal, yaitu kekuatan dan kelemahan Pasar Segar
Depok. Begitu juga dengan Matriks EFE, Penulis mengevaluasi faktor kunci
sukses Pasar Segar Depok dari sisi ekternal, yaitu peluang dan ancaman yang
dihadapi oleh Pasar Segar Depok. Kemudian Penulis melakukan pencocokan
strategi menggunakan Matriks IE. Matriks SWOT digunakan untuk mendapatkan
26
alternatif strategi yang bisa diterapkan Pasar Segar Depok. Diagram kerangka
konseptual dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2. Diagram Kerangka Konseptual
Visi, Misi dan Tujuan
Pasar Segar Depok Depok
Analisis Lingkungan
Eksternal
Analisis Lingkungan
Internal
Alternatif Strategi Pengembangan
Pasar Segar Depok
Aspek-aspek Internal
1. Pemasaran
2. Produksi dan
Operasi
3. Manajemen
4. Keuangan
5. Penelitian dan
Pengembangan
6. Sistem Informasi
Manajemen
Faktor-faktor Eksternal
1. 1. Ekonomi
2. 2. Politik, Hukum dan
Pemerintahan
3. 3. Sosial, Budaya,
Demografi dan
Lingkungan
4. 4. Teknologi
5. 5. Kekuatan Persaingan
Posisi & Arah Pengembangan
Pasar Segar Depok
Kekuatan dan Kelemahan Peluang dan Ancaman
Matriks
SWOT
Matriks
IE
Matriks
IFE
Matriks
EFE
27
2.5. Penelitian Terdahulu
Sebelum membuat penelitian ini Penulis mempelajari dan membaca
beberapa skripsi/ penelitian terdahulu sebagai referensi. Berikut Penelitian
terdahulu yang penulis jadikan referensi awal. Pertama, Skripsi yang ditulis oleh
Hilwati, dengan judul Strategi Pengembangan Koperasi Ternak Sapi Bandung
Utara, penelitian dilakukan tahun 2009. Penelitian ini menggunakan metode
deskripstif dengan alat bantu analisis Matriks IFE, Matrik EFE, Matriks IE,
Matriks SWOT dan QSPM. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman utama yang dihadapi Koperasi Ternak Sapi
Bandung Utara. Kekuatan utamanya adalah harga jual produk olahan yang
bersaing, sedangkan yang menjadi kelemahan adalah kapasitas produksi yang
masih rendah. Sisi eksternal, peluang yang di hadapi adalah harga susu yang
melonjak tinggi di pasaran dunia. Sedangkan kebijakan pemerintah menjadi
ancaman utama yang dihadapi Koperasi. Hasil dari matriks IE menunjukan
koperasi berada pada kondisi tumbuh dan kembangkan. Beberapa alternatif
strategi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 1) Memperjelas konsep bisnis
dalam visi dan misi, 2) Mengembangkan produk olahan, 3) Meningkatkan
promosi dan memperluas jaringan distribusi untuk produk olahan, 4)
Meningkatkan volume produksi untuk produk olahan, 5) Mengadakan pendidikan
dan pelatihan bagi anggota maupun karyawan secara berkesinambungan dan 6)
Memperkuat kemitraan dengan stakeholder KPSBU.
Kedua, Penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Bisnis yang ditulis
oleh Fadlika Fatchur Rochman, penelitian dilakukan pada tahun 2011. Penelitian
28
ini menggunakan metode deskripstif dengan alat bantu analisis Matriks IFE,
Matrik EFE, Matriks IE, Matriks SWOT dan QSPM. Hasil identifikasi internal
dan eksternal adalah kualitas produk yang di hasilkan menjadi kekuatan utama
perusahaan, sedangkan kelemahannya adalah manajemen perusahaan yang masih
sederhana. Dari sisi eksternal, perusahaan memiliki peluang dalam hal
ketersediaan bahan baku. Sedangkan ancaman utama yang dihadapi perusahaan
adalah keberadaan produk substitusi. Beberapa alternatif strategi yang dirumuskan
dari penelitian ini adalah 1) Pengembangan pasar, 2) Peningkatan kualitas produk,
3) Peningkatan kapasitas produksi, 4) Perumusan visi dan misi perusahaan, 5)
Mengadakan promosi yang efektif 6) Penyediaan kontrak jangka panjang, 7)
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan 8) Penambahan modal.
Ketiga, penelitian dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada
E-cofarm, Kampus IPB, Darmaga, Bogor yang ditulis oleh Muhammad Reza
Yusa pada tahun 2011. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis
faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi
pengembangan usaha yoghurt E-coFarm dan merumuskan alternatif strategi serta
menetapkan prioritas strategi yang bisa diterapkan oleh E-coFarm. Analisis dan
pengolahan data dilakukan secara kualitatif melalui pendekatan konsep
manajemen strategis. Hasil analisis SWOT yang dilakukan terdapat sembilan
alternatif strategi yang bisa diterapkan oleh E-coFarm yaitu 1) mempertahankan
dan meningkatkan kualitas/mutu produk yoghurt, 2) memperluas wilayah
distribusi produk, 3) mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan
pekerja, pelanggan dan dinas terkait, 4) memanfaatkan skim kredit untuk
29
meningkatkan kapasitas usaha, 5) memperbaiki kemasan produk dengan
memberikan merek dan labelisasi halal dari dinas terkait, 6) mempertahankan
harga yang terjangkau dan pelayanan kepada konsumen untuk menghadapi
persaingan, 7) melakukan diferensiasi produk yoghurt yang berkualitas dan terus
melakukan upaya inovasi untuk menghadapi pesaing dan pendatang baru, 8)
meningkatkan kualitas SDM dan 9) pengelolaan keuangan perusahaan. Kemudian
dari hasil wawancara yang dilakukan untuk menentukan urutan prioritas strategi
yang bisa diterapkan oleh EcoFarm, strategi memanfaatkan skim kredit untuk
meningkatkan kapasitas usaha menjadi strategi pertama dalam urutan prioritas
strategi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan usaha E-coFarm.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Segar Depok yang berlokasi di Jalan
Tole Iskandar, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Pemilihan lokasi penelitian
ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Pasar Segar Depok
merupakan pasar tradisional dengan konsep moderen yang pertama di Kota Depok
dan sedang dalam masa pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan pada 7
September 2012 s.d 30 Nopember 2012.
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh
penulis. Data Primer diperoleh dari narasumber yaitu Pengelola Pasar Segar
Depok. Berikut nama-nama pengelola Pasar Segar Depok yang menjadi
narasumber dalam penelitian ini:
Tabel 2. Narasumber Penelitian
No Nama Narasumber Posisi/Jabatan
1 Bpk. Dondi Property Manager (Kepala Pasar)
2 Bpk. Juliansyah Tenan Relation (Humas)
3 Bpk. Evan Office Support (Sarana, Kebersihan & Keamanan)
4 Ibu Ayu Administrations (Administrasi & Keuangan)
5 Bpk. Adi Mecanical Electrical (Mekanik & Kelistrikan)
Sumber : Data Primer (Pengelola Pasar Segar Depok)
31
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh
pihak lain. Data Sekunder Penulis peroleh dari instansi pemerintah (Pemerintah
Kota Depok), BPS maupun studi pustaka dari berbagai literatur baik cetak
maupun internet. Beberapa data sekunder yang penulis pergunakan adalah data
Kota Depok Dalam Angka yang diterbitkan oleh BAPPEDA Kota Depok dan
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, teori dari buku-buku textbook dan
skripsi hasil penelitian terdahulu.
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu
observasi (pengamatan), wawancara, pengisian kuisioner dan studi dokumentasi.
1. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan adalah aktifitas peneliti dalam melihat situasi dan kondisi di
lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan secara berstruktur dimana Penulis
menentukan poin-poin yang akan diamati dan melakukan ceklist. Beberapa poin
yang penulis amati dan data adalah fasilitas yang terdapat di Pasar Segar Depok,
jumlah ruko, kios, dan lapak, hari dan jam operasional, jumlah karyawan, jumlah
pedagang, trayek angkutan dan lain-lain. Alat yang digunakan dalam pengamatan
adalah lembar pengamatan, daftar ceklist, catatan kejadian, laptop, internet dan
lain-lain. Pengamatan Penulis lakukan mulai tahap pra-penelitian dengan melihat
langsung aktifitas perdagangan dan pengelolaan di Pasar Segar Depok.
32
2. Wawancara
Menurut Esterberg (2002) wawancara adalah pertemuan antara dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara Penulis lakukan
terhadap beberapa narasumber untuk mendapatkan informasi mengenai profil
Pasar Segar Depok, gambaran mengenai kondisi Pasar Segar Depok dan
mendapatkan informasi terkait lingkungan internal dan eksternal Pasar Segar
Depok. Narasumber dipilih secara sengaja dengan pertimbangan narasumber
merupakan orang-orang yang punya wewenang dan tanggungjawab pada
bidangnya dan memahami kondisi internal maupun eksternal Pasar Segar Depok.
Informan dari kalangan konsumen/pengunjung ditentukan dengan teknik
accidental, yakni pembeli yang Penulis temui ketika pengambilan data dan
bersedia memberikan data dan informasi.
3. Kuisioner
Kuisioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan reponden). Alat
pengumpulan datanya disebut juga angket yang berisi sejumlah pertanyaan yang
harus dijawab atau direspon oleh responden. Penulis memberikan kuisioner
kepada narasumber untuk mendapatkan sejumlah data tentang kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman serta penilaian responden terhadap Pasar Segar
Depok. Narasumber dalam penyebaran kuisioner ini adalah Pengelola Pasar
Segar Depok yang terdiri dari lima orang.
33
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik. Dokumen yang diperoleh kemudian dianalisis dan
dipadukan dengan data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data lainnya.
Studi dokumentasi ini Penulis lakukan untuk mendapatkan data profil perusahaan,
profil Kota Depok dan data pendukung lainnya dari berbagai sumber baik cetak
maupun elektronik.
3.3. Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif dengan menggunakaan beberapa alat bantu analisis. Tujuan metode
deskriptif adalah untuk memberikan gambaran secara sistematis, aktual, dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang
diteliti. Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif melalui
pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis kualitatif digunakan untuk
mengetahui lingkungan perusahaan terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Alat analisis yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah: Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE dan Matriks SWOT.
3.3.1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan sebagai input dalam perumusan strategi. Menurut
David (2006), alat formulasi strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar
34
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut.
Langkah-langkah pembuatan Matriks IFE menurut David (2006), yaitu:
1. Buat daftar faktor strategis atau kunci sukses internal (key succes factor)
yaitu faktor-faktor kunci utama yang mempunyai pengaruh pada kesuksesan
atau kegagalan perusahaan. Aspek intrenal mencakup kekuatan dan
kelemahan perusahaan.
2. Menentukan bobot dari faktor-faktor kunci tersebut dengan skala yang lebih
tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah
seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3. Menentukan rating (peringkat) setiap faktor antara 1 sampai 4, nilai rating
dalam penelitian ini adalah
1 = Kelemahan Utama
2 = Kelemahan Minor
3 = Kekuatan Minor
4 = Kekuatan Utama
4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating (peringkat) untuk mendapatkan
skor tertimbang semua faktor-faktor tersebut.
5. Jumlahkan skor tertimbang untuk masing-masing factor untuk menentukan
total rata-rata tertimbang untuk organisasi.
Hasil pembobotan dan rating perusahaan dalam matriks disajikan pada
Tabel 3.
35
Tabel 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Sumber : David (2006)
3.3.2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Menurut David (2006) Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi
informasi faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan, faktor
politik, hukum dan pemerintahan, faktor teknologi serta faktor kekuatan
persaingan. Langkah-langkah pembuatan Matriks EFE menurut David (2006),
yaitu :
Faktor-Faktor
Kunci Sukses Internal
Bobot Rating Skor Tertimbang
(Bobot x Rating)
Kekuatan
1.
2.
3.
4.
5.
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
5.
Total
36
1. Buat daftar faktor-faktor eksternal kunci yang mempunyai pengaruh penting
pada kesuksesan atau kegagalan perusahaan. Faktor-faktor kunci ini
mencakup peluang dan ancaman bagi perusahaan.
2. Menentukan bobot dari faktor-faktor kunci tersebut dengan skala yang lebih
tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah
seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3. Menentukan rating (peringkat) masing-masing faktor eksternal kunci
tentang seberapa efektif strategi perusaahn saat ini dalam merespon faktor
tersebut. Peringkat antara 1 sampai 4, dimana:
1 = Respon perusahaan rendah
2 = Respon perusahaan rata-rata
3 = Respon perusahaan di atas rata-rata
4 = Respon perusahaan superior
Peringkat didasari pada efektifitas strategi perusahaan. Penting untuk
diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat (rating)
1,2,3 atau 4.
4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating (peringkat) untuk mendapatkan
skor tertimbang.
5. Jumlahkan skor (nilai) tertimbang dari masing-masing variabel untuk
menentukan total nilai tertimbang bagi organisasi.
Hasil pembobotan dan rating perusahaan dalam matriks disajikan pada
Tabel 4.
37
Tabel 4. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Sumber : David (2006)
3.3.3. Matriks Internal - Eksternal (IE)
Matriks IE adalah alat bantu analisis pada tahap kedua, yaitu pencocokan
dalam perumusan strategi. Menurut David (2006) Matriks IE memposisikan
berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE berfungsi
untuk melihat di mana posisi perusahaan, dalam hal ini Pasar Segar Depok.
Matriks IE memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda (Umar,2002), yaitu:
Faktor-Faktor
Kunci Sukses Internal
Bobot Rating Skor Tertimbang
(Bobot x Rating)
Peluang
1.
2.
3.
4.
5.
Ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
Total
38
1. Organisasi yang berada pada sel I,II dan IV dapat digambarkan sebagai
Grow (tumbuh) dan Build (kembangkan). Srategi yang cocok anatara lain
strategi intensif dan strategi terintegrasi.
2. Organisasi yang berada pada sel III, V, dan VII digambarkan dengan Hold (
jaga) dan Maintenance (pertahankan). Penetrasi pasar dan pengembangan
produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk organisasi tipe ini.
3. Organisasi yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan
strategi Harvest (tuai) atau Divestiture (divestasi).
Matriks IE disajikan pada Gambar 3.
Sumber : David, (2006)
Gambar 3. Matriks IE
Tota
l Rat
a-ra
ta T
ertim
bnag I II III
IV V VI
VII VIII IX
Total Rata-rata Tertimbang
Tinggi3,0
3,0 2,0 1,0
Kuat Rata-rata Lemah
Menengah2,0
Rendah1,0
39
3.3.4. Matriks Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)
Matriks SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Matriks SWOT (Strenghts-Weaknesses-
Opportunities-Threats) merupakan alat bantu yang Penulis gunakan merumuskan
alternatif-alternatif strategi bagi Pasar Segar Depok. Matriks SWOT memiliki
sembilan sel yang terdiri dari empat sel faktor kunci, empat sel strategi yang
diberi nama SO,WO,ST dan WT serta satu sel yang selalu dibiarkan kosong.
David (2006) menjelaskan langkah-langkah dalam membuat Matriks SWOT,
yaitu:
1. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan
2. Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan
3. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan
4. Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan
5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan mencatat
strategi SO dalam sel yang ditentukan.
6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan mencatat
strategi WO dalam sel yang ditentukan.
7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan mencatat
strategi ST dalam sel yang ditentukan.
8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan mencatat
strategi WT dalam sel yang ditentukan.
Matrik SWOT disajikan pada Tabel 5.
40
Tabel 5. Matriks SWOT
Sumber : David, (2006)
KEKUATAN
(STRENGTH - S)
Tuliskan faktor-faktor
Kekuatan Internal
KELEMAHAN
(WEAKNESS - W)
Tuliskan faktor-faktor
Kelemahan Internal
PELUANG
(OPPORTUNITIES - O)
Tuliskan faktor-faktor
Peluang Eksternal
STRATEGI S-O
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI W-O
Ciptakan strategi yang
meminimumkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang
ANCAMAN
(TREATHS - T)
Tuliskan faktor-faktor
Ancaman Eksternal
STRATEGI S-T
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI W-T
Ciptakan strategi yang
meminimumkan kelemahan
untuk menghindari ancaman
41
3.6. Definisi Operasional
Pasar .
Pasar tradisional
Pasar Moderen
Strategi
Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Depok
Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi
Aksesbilitas Lokasi Pasar Segar Depok keterjangkauan baik jarak maupun
sarana transportasi menuju Pasar Segar Konsep Pasar Segar
Citra Merek Pasar Segar adalah pengenalan dan persepsi terhadap merek
Pasar Segar
Sistem Tatakelola Pasar Segar adalah cara mengelola pasar
Aktivitas Promosi dan Sosialisasi adalah berbagai aktivitas yang dtujukan
untuk memperkenalkan Pasar Segar kepada masyarakat
Fasilitas Pasar Segar : sarana dan kelengkapan yang dimiliki Pasar dalam
menunjang kenyaman pengguna Pasar Segar
Penerapan Sistem Administrasi :sistem yang mengatur hal persuratan,
pencataan data dan keuangan
42
Keuangan Perusahaan : kondisi keuangan perusahaan berupa modal, kas
dan aset
Biaya Operasional :
Pengelolaan K3 adalah pengelolaan Pasar dalam menjaga dan menjamin
kebersihan, keamana dan ketertiban
Kompetensi SDM Pengelola adalah ketereampilan yang dimiliki sumberdaya
pengelola dalam menjalankan tugasnya
Kualitas Produk
Variasi (keragaman) Produk
Ketersediaan (kuantitas) Produk
Harga Produk : sejumlah uang yang dikeluarkan/dibayarkan untuk membeli
produk
Keramahan Pelayanan adalah sikap dan tindakan pengelola dalam melayani
tenan dan pengunjung
Respon terhadap Keluhan adalah sikap dan tindakan pengelola dalam
merespon keluhan yang datang
43
David, Fred. R. Manajemen Strategis (Jakarta:Salemba Empat, 2006)
Rangkuti, Feddy. Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006.
44
Umar, Husein. Strategic Management in Action. Jakrta: Gramedia Pustaka Utama,
2002.
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Profil Pasar Segar Depok
Pasar Segar Depok merupakan pasar tradisional dengan konsep dan
pengelolaan yang moderen dan profesional. Pasar Segar Depok menyediakan
berbagai kebutuhan pokok meliputi sandang dan pangan. Pasar Segar Depok
mulai beroperasi tanggal 10 Agustus 2010. Pasar Segar Depok merupakan
salahsatu dari lima cabang Pasar Segar yang ada di beberapa kota di Indonesia.
Pasar Segar merupakan merek pasar yang berada dibawah perusahaan
pengembang propertI BSA Land. Pasar Segar Depok berdiri di lahan seluas 1,8 ha
dengan 2 lantai. Tempat berjualan di Pasar Segar Depok dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu kios, ruko dan lapak. Pasar Segar Depok memiliki 481 kios dengan
ukuran 3x3 m2, 43 ruko dengan ukuran 4x6 m
2 dan 168 lapak dengan ukuran 2x2
m2. Pasar Segar Depok beralamat di Jalan. Tole Iskandar, Sukmajaya, Depok.
Konsep yang diusung Pasar Segar Depok adalah pasar tradisional yang
dikelola secara moderen dengan fasilitas yang bersih, aman dan nyaman.
Dikatakan pasar tradisioanal karena dalam transaksi menggunakan sistem tawar
menawar antara penjual dan pembeli. Sistem transasksi tawar menawar seperti ini
lebih menekankan interaksi dan kedekatan emosional antara penjual dan pembeli.
Hal yang seperti ini tidak didapatkan ketika berbelanja di pasar swalayan.
Pengelolaan yang profesional dan ditunjang dengan berbagai fasilitas yang
lengkap menjadikan pembeda antara Pasar Segar dan pasar tradisional
konvensional. Fasilitas gedung yang dirancang khusus agar lebih nyaman ,
42
kebersihan yang terjaga, tata letak yang rapih menjadikan keunggulan Pasar Segar
dibandingkan pasar tradisional konvensional.
4.1.1. Visi, Misi dan Tujuan Pasar Segar Depok
Pasar Segar memiliki visi, misi dan tujuan yang berlaku untuk semua Pasar
Segar, tidak hanya Pasar Segar Depok . Jadi, visi, misi dan tujuan ini bersifat
seragam, tidak spesifik untuk satu cabang Pasar Segar. Berikut visi, misi dan
tujuan Pasar Segar.
a. Visi
Untuk menjadi yang paling menguntungkan dan terbaik di kelasnya, untuk
menjadi pengembang properti, pengembangan pasar moderen nomor satu dan
terbaik di Indonesia.
b. Misi
Mengembangkan kembali pasar tradisional yang bersih, nyaman dan ramah
bagi semua yang berkepentingan, baik pembeli, pedagang dan pihak terkait
lainnya.
c. Tujuan
Menciptakan pasar tradisional yang bersih, aman dan nyamaan sehingga
meningkatkan perdagangan dan aktivitas kegiatan ekonomi kerakyatan.
4.1.2. Struktur Organisasi Pasar Segar Depok
Pasar Segar Depok memiliki jumlah karyawan tetap sebanyak 11 orang.
Karyawan tetap menempati posisi diantaranya bagian Tenan Relation, General
Affair, Mecanical Elektrical dan Administration. Sementara untuk posisi tanaga
keamanan, petugas parkir dan kebersihan Pengelola Pasar Segar Depok
43
menggunakan jasa tenaga kerja alih daya (outsorching). Berikut struktur
organisasi yang ada di Pasar Segar Depok.
Sumber : Pengelola Pasar Segar Depok
Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi Pasar Segar Depok
Property Manager adalah Kepala Pasar yang merupakan pemegang
tanggungjawab untuk menjalankan operasional Pasar Segar Depok. Property
Manager bertugas mengkoordinasikan seluruh departemen dalam menjalankan
tugas. Kepala Pasar dibantu dengan staf yang terdiri dari empat departemen, yaitu
Departement of Administration, Departement of Mekanikal Elektrical,
Departement of Tenan Relation dan Departement of Office Support. Departement
of Administration bertugas mengurusi segala hal terkait administrasi dan
keuangan, termasuk di dalamnya fungsi penagihan pembayaran (kasir).
Departement of Mekanikal Elektrical bertugas merawat segala instalasi
pendukung Pasar Segar Depok, termasuk di dalamnya kelistrikan, air, dan
sirkulasi udara.
Property Manager
Mecanical
Elektrical
Office
Support
Tenan Relation
Tenan
Relation
Enginering
Administration
Cashier Parking
Service
Security
Cleaning
Service
Leasing/ Event
Recepsionist
44
Departement of Tenan Relation terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu Tenan
Relation itu sendiri yang berfungsi sebagai humas yang menjalin hubungan dan
koordinasi dengan para tenan/ pemilik/ penyewa unit kios. Bagian Leasing/ Event
bertugas menjalin hubungan dengan pihak luar untuk mempromosikan Pasar
Segar Depok dan mempersiapkan bentuk-bentuk kegiatannya. Bagian terakhir
adalah Recepsionist yang bertugas sebagai pemberi layanan bagi pengunjung atau
tenan jika ingin mendapatkan informasi-informasi tentang Pasar Segar Depok.
Departement of Office Support membawahi tiga bagian , yaitu kemanan,
kebersihan dan perparkiran. Ketiga bagian ini merupakan tenaga alih daya
(outsorching).
4.1.3. Fasilitas Pasar Segar Depok
Pasar Segar Depok memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Bangunan Pasar
Segar Depok secara umum pasar terbagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama
adalah gedung utama dua lantai. Bagian kedua adalah ruko yang berjejer di sisi
utara gedung utama Pasar Segar Depok. Fasilitas disediakan pengelola untuk
menunjang kenyamanan pengunjung dalam berbelanja dan pedagang berjualan.
Berikut fasilitas-fasilitas yang ada di Pasar Segar Depok:
1. Gedung utama dua lantai
2. Area parkir
3. Taman
4. Toilet
5. ATM Centre
6. Musholla
45
7. Kantor Pengelola
8. Rumah Potong Unggas
9. Penampungan sampah
10. Pos Keamanan
11. Petunjuk arah
12. Eskalator
13. Lampu rambu- rambu
14. Instalasi listrik dan air pada setiap unit kios/ lapak
4.2. Strategi Pemasaran Pasar Segar Depok
Strategi pemasaran Penulis rangkum dalam konsep STP (Segmentation,
Targeting and Positioning) dan bauran pemasaran 4P (Product, Price, Place,
Promotion). Berikut penjabaran mengenai konsep STP dan bauran pemasaran di
Pasar Segar Depok.
4.2.1. Segmentasi
Pasar Segar Depok mengarah kepada segmen pasar kalangan ekonomi
menengah dan dan menengah bawah. Segmentasi secara wilayah geografis adalah
masyarakat yang tinggal di daearah kecamatan Sukmajaya Depok dan sekitarnya,
baik permukiman maupun komplek perumahan.
4.2.2. Penargetan
Target pasar dari Pasar Segar Depok adalah rumahtangga, khususnya ibu
rumahtangga yang ingin membeli berbagai barang kebutuhan sehari-hari seperti
beras, gula, minyak goring, ikan, daging, ayam, aneka sayuran, bumbu rempah
46
maupun kebutuhan pendukung lainnya seperti sabun, pasta gigi, perkakas dapur
dan lain-lain.
4.2.3. Penentuan Posisi
Positioning Pasar Segar Depok adalah tempat berbelanja kebutuhan pokok
yang nyaman, bersih, harga terjangkau dengan memepertahankan nuansa
berbelanja selayaknya di pasar tradisonal konvensional.
4.2.4. Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran adalah strategi perusahaan dalam mengelaborasikan
beberapa aspek penting dalam pemasaran dalam upaya peningkatan penjualan.
Bauran Pemasaran terdiri dari Product (Produk), Price (Harga), Place
(Lokasi/Dstribusi) dan Promotion (Promosi).
4.2.4.1. Product (Produk)
Pasar Segar Depok adalah pasar yang menyediakan aneka produk yang
menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Produk utama yang diperjual-belikan di
Pasar Segar Depok adalah berupa produk pangan. Akan tetapi ada juga produk di
luar produk pangan, seperti pakaian, perkakas rumahtangga serta kebutuhan
perlengkapan rumah tangga lainnya. Produk pangan yang tersedia mulai dari
sayur mayur, daging sapi, ayam potong, ikan, bumbu dapur, beras dan kebutuhan
pokok lainnya. Produk pangan adalah magnet utama bagi sebuah pasar sehingga
ketersediaanya akan produk ini menjadi mutlak adanya. Adapun produk lainnya
yang tersedia adalah sebagai pelengkap dimana dapat membantu masyarakat
menemukan apa yang mereka butuhkan dengan hanya mendatangi Pasar Segar
Depok.
47
4.2.4.2. Price (Harga)
Harga produk-produk di Pasar Segar Depok relatif terjangkau, sama
selayaknya di pasar-pasar tradisional konvensional. Harga yang berlaku di Pasar
Segar Depok memang diupayakan bisa bersaing dengan yang ada di swalayan.
Pasar Segar Depok menggunakan Sistem tawar menawar dalam setiap
traksaksinya. Ini menjadi salahsatu keunggulan Pasar Segar Depok dibandingkan
dengan pasar swalayan. Dengan sistem ini interaksi anatara penjual dan pembeli
lebih terjalin dan memiliki ikatan emosional serta pengalaman yang tidak
didapatkan ketika berbelanja di pasar swalayan.
4.2.4.3. Place (Lokasi/Distribusi)
Pasar Segar Depok berlokasi di Jalan Tole Iskandar. Lokasi ini cukup
strategis, persis di sisi jalan dan dilewati berbagai trayek angkutan umum. Tidak
kurang dari tujuh trayek angkutan yang melewati jalur ini, bahkan beberapa
diantaranya beroperasi selama 24 jam. Sehingga dari segi aksesbilitas, lokasi ini
sangat baik. Lokasi ini berada dekat dengan permukiman penduduk dan kompleks
perumahan. Pasar tradisional yang ada di sekitar lokasi Pasar Depok adalah Pasar
Agung. Sedangkan pasar swalayan yang berada dekat dengan Pasar Segar Depok
adalah Tip Top.
4.2.4.4. Promotion (Promosi)
Promosi dilakukan oleh pihak pengelola dalam upaya memperkenalkan atau
mensosialisasikan Pasar Segar Depok kepada masyarakat. bentuk promosi yang
dilakukan antara lain 1) periklanan, 2) promosi penjualan, 3) publisitas dan
hubungan masyarakat dan 4) pemasaran langsung. Kegiatan promosi yang
48
dilakukan cukup banyak, mengingat konsep pasar seperti ini belum begitu dikenal
masyarakat, selain itu keberadaan Pasar Segar ini merupakaan pasar tradisional
yang dikelola secara moderen yang pertama di Kota Depok. Beberapa kegiatan
promosi yang dilakukan antara lain:
1) Periklanan, pemasangan papan baliho yang cukup besar di depan Pasar
Segar dengan desain yang menarik, selain itu juga di pasang di beberapa
titik strategi seperti di sisi jalan di jalan margonda Depok. Pemasangan
spanduk promosi di pasang di beberapa lokasi jalan keramaian dan kawasan
permukiman penduduk. Pasar Segar Depok juga pernah memasang iklan di
beberapa surat kabar lokal kota Depok.
2) Promosi penjualan, ini dilakukan dengan pemberian kupon belanja hemat
Rp.5000,- dengan tidak ada pembatasan minimal pembelanjaan.
3) Publisitas dan hubungan masyarakat, promosi ini dilakukan dengan
mengadakan kegiatan seperti pentas seni islami, perlombaan, pertunjukan
musik dan senam bersama dengan sasaran warga sekitar dan masyarakat
yang melewati kawasan Pasar Segar Depok. Selain untuk memperkenalkan
Pasar Segar Depok kepada masyarakat, kegiatan ini juga dimaksudkan
untuk menjalin kedekatan dan keakraban antara pengelola, pedagang dan
warga sekitar Pasar Segar Depok.
4) Pemasaran langsung, yaitu Tim Pengelola Pasar Segar Depok mendatangi
langsung ke rumah-rumah permukiman warga dan memberikan selebaran
atau pampflet.
49
50
Berikut Penulis sajikan data deografi penduduk sekitar.
1. Jumlah Penduduk
2. Usia
3. Tingkat pendidikan
4. Mata Pencaharian
5. Pendapatan
Catatan yg kurang
1. Data luasan gedung pasar
2. Bagan struktur organisasi
3. Definisi strategi pemasaran dan prolognya
4. Sisipkan tabel data demografis
49
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan mencakup analisis aspek lingkungan baik internal
maupun eksternal, identifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman serta proses formulasi strategi. Pembahasan atas setiap
bagian ini merupakan deskripsi atas kondisi yang ada di lapangan yang
didapatkan dari hasil wawancara, penyebaran kuisioner dan pengamatan langsung
di Pasar Segar Depok dan pihak-pihak terkait lainnya.
5.1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Analisis Lingkungan internal dan eksternal diperlukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang ada dan berkontribusi pada penyusunan formulasi strategi.
Analisis lingkungan terbagi ke dalam analisis lingkungan internal dan analisis
lingkungan eksternal. Analsisi lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan
makro dan lingkungan mikro atau lingkungan industri.
5.1.1. Lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi
perusahaan dan masih dalam ruang kendali perusahaan. Menurut David (2006)
analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan dan pengasimilasian
informasi tentang operasi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi,
penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Berikut analisis
lingkungan internal Pasar Segar Depok yang mencakup beberapa aspek di atas.
50
5.1.1.1. Aspek Manajemen
David (2006) mengatakan fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas
dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf
dan pengendalian. Secara umum Pasar Segar Depok sudah melaksanakan
pekerjaan yang mencakup fungsi-fungsi manajemen tersebut. Pengelola diarahkan
untuk dapat bekerja sesuai visi dan misi perusahaan. Penyusunan visi dan misi
serta program kerja, perumusan strategi, pembuatan target-target perusahaan
merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya perencanaan perusahaan.
Perencanaan yang dilaksanakan oleh pengelola Pasar Segar Depok masih kurang
terkait penentuan target, yaitu tidak ada penetapan target yang jelas dan terukur.
Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan Pasar Segar Depok adalah
berupa pembuatan struktur organisasi, menyusun deskripsi pekerjaaan,
pendelegasian terhadap tugas-tugas pekerjaan dan berkoordinasi antar anggota tim
pengelola. Hal ini dilakukan agar setiap personil dalam tim dapat bekerja dengan
baik sesuai tugas dan tanggungjawabnya dalam mendukung kesuksesan Pasar
Segar Depok. Kepemimpinan tertinggi di Pasar Segar Depok di pegang oleh
Kepala Pasar yang disebut sebagai Property Manager. Property Manager
bertugas mengkoordinasikan setiap bagian dalam menjalankan tugas.
Pengambilan keputusan dilakukan oleh Property Manager atas masukan dari
personil pengelola. Selain dalam hal pengambilan keputusan, peran
kepemimpinan juga mencakup pemberian motivasi, dan pengarahan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara optimal serta menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan dinamis. Pemberian motivasi dilakukan dengan
51
cara berdiskusi baik secara formal pada rapat-rapat internal maupun secara non
formal dalam perbincangan santai saat bekerja.
Pengendalian dilakukan untuk memantau aktifitas kerja apakah sudah
sesuai dengan deskripsi kerja atau belum serta sejauh mana pencapaiannya.
Pengendalian yang dilakukan Pasar Segar Depok berupa rapat evaluasi yang rutin
dilakukan setiap pekan dan pembuatan laporan tertulis secara berkala atas
pekerjaan yang dilakukan. Pengendalian diharapkan dapat mengidentifikasi
masalah yang muncul dan dengan segera dicari alternatif solusi atas masalah
tersebut.
5.1.1.2. Aspek Pemasaran
Pemasaran merupakan serangkaian proses yang bersifat strategis yang
mencakup identifikasi kebutuhan konsumen, mendesain produk, penetapan harga,
membuat jalur distribusi, melaksanakan promosi dan melakukan penjualan. Pasar
Segar Depok melihat kebutuhan masyarakat akan tempat berbelanja kebutuhan
sehari-hari yang aman, nyaman, harga terjangka dan memberikan pengalam
berbelanja ala pasar tradisional. Produk yang dijual di Pasar Segar Depok
beraneka ragam, baik produk pangan maupun non pangan seperti pakaian, perabot
rumahtangga dan jasa meskipun untuk saat ini ketersediaanya belum begitu
lengkap.
Harga yang berlaku di Pasar Segar Depok bervariasi sesuai dengan
produknya. Sistem penerapan harga dilakukan dengan mekanisme tawar menawar
seperti halnya di pasar tradisional konvensional. Penerapan harga seperti ini
menjadi salahsatu daya tarik, mengingat masyarakat terbiasa dan menyukai jual
52
beli dengan sistem tawar menawar, setidaknya itu yang Penulis temui ketika
berdiskusi dengan beberapa warga sekitar Pasar Segar Depok, pengunjung dan
pedagang pasar. Selain itu sistem ini juga lebih memungkinkan terjadinya
kedekatan emosional antara pembeli dan penjual ketika transaksi juga
memberikan pengalaman yang tidak bisa didapatkan ketika berbelanja di pasar
swalayan.
Suplai pasokan produk (barang dagangan) menjadi sepenuhnya
tanggungjawab pedagang, karena dalam hal ini pengelola Pasar Segar Depok
hanya bertindak sebagai penyedia sarana dan prasarana pendukungnya termasuk
mempromosikan Pasar Segar Depok agar semakin banyak masyarakat yang
berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok. Pasar Segar Depok tetap
berupaya memberikan informasi-informasi akses penyediaan barang bisa yang
diperlukan melalui akses ke perkumpulan pedagang pasar.
Kegiatan promosi diperlukan untuk lebih memperkenalkan dan menarik
minat masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok.
Kegiatan promosi yang dilakukan Pasar Segar Depok, antara lain :
1. Periklanan, pemasangan papan baliho yang cukup besar di depan Pasar
Segar Depok dengan desain yang menarik. Selain itu, reklame berupa
spanduk juga di pasang di beberapa titik strategis seperti di sisi jalan di jalan
Margonda Raya, dan kawasan permukiman penduduk. Pasar Segar Depok
pernah memasang iklan di beberapa surat kabar lokal kota Depok.
2. Promosi penjualan, ini dilakukan dengan pemberian kupon belanja hemat
Rp.5000,- kepada warga sekitar Pasar Segar Depok.
53
3. Publisitas dan hubungan masyarakat, promosi ini dilakukan dengan
mengadakan kegiatan seperti pentas seni islami, perlombaan, pertunjukan
musik dan senam bersama dengan sasaran warga sekitar dan masyarakat
yang melewati kawasan pasar. Selain untuk memperkenalkan Pasar Segar
Depok kepada masyarakat, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menjalin
kedekatan dan keakraban antara pengelola, pedagang dan warga sekitar
Pasar Segar Depok.
4. Pemasaran langsung, yaitu dengan mendatangi langsung rumah-rumah
warga dan memberikan selebaran atau pampflet. Kegiatan ini dilakukan
oleh pengelola Pasar Depok.
Selama tiga setengah tahun berjalan kondisi Pasar Segar Depok masih sepi
pengunjung dan pedagang. Berdasarkan analisis dan pengamatan di lapangan,
faktor utama penyebab sepinya Pasar Segar Depok adalah kurangnya promosi.
Kemampuan pengelola dalam memenuhi pasar dengan para pedagang tidak cukup
baik. Jumlah pedagang yang sedikit menyebabkan pasar terlihat kosong,
ketersediaan produk sangat terbatas sehingga masyarakat yang datang relatif
kesulitan berbelanja. Kondisi ini pada akhirnya membuat masyarakat tidak tertarik
untuk kembali datang ke Pasar Segar Depok.
5.1.1.3. Aspek Keuangan
Sumber permodalan utama Pasar Segar Depok adalah anggaran dari induk
perusahaan, yaitu BSA Land. BSA Land merupakan perusahaan pengembang dan
pengelola properti. Modal tersebut digunakan untuk pembangunan Pasar Segar
Depok dengan berbagai fasilitas pendukungnya juga untuk membiayai operasional
54
Pasar Segar Depok sehari-hari. Sumber pendapatan Pasar Segar Depok adalah
penjualan dan penyewaan unit ruko, kios dan lapak, iuran rutin pengelolaan
lingkungan (IPL) yang dipungut dari para tenan/pedagang, pemasukan dari
pembayaran parkir dan pembayaran fee dari rumah produksi yang menggunakan
Pasar Segar Depok sebagai lokasi syuting sinetron. Iuran pengelolaan lingkungan
yang dipungut dari para tenan/pedagang adalah Rp.125.000,- sampai dengan
Rp.150.000,- untuk kios dan ruko. Sedangkan untuk lapak, berlaku harga sewa
Rp.300.000,- per bulan. Hingga saat ini lapak yang semestinya disewakan, oleh
pengelola dipinjamkan secara gratis demi menarik padagang untuk berdagang di
Pasar Segar Depok. Meski demikian, untuk saat ini pos pemasukan yang ada
belum optimal, mengingat kondisi pasar yang belum stabil.
Pos pengeluaran Pasar Segar Depok antara lain gaji pegawai baik pegawai
tetap ataupun pegawai alih daya (outsourching), biaya rekening listrik, rekening
telepon, pembelian ATK dan pembelian barang habis pakai dan biaya promosi
baik iklan ataupun biaya kegiatan. Mengenai struktur biaya dan berapa besaran
biaya operasional Pasar Segar Depok setiap bulan, Penulis tidak memiliki data
tersebut dikarenakan keterbatasan informasi yang dapat diakses.
5.1.1.4. Aspek Produksi/Operasi
Kegiatan operasinal Pasar Segar Depok dikendalikan oleh tim pengelola
yang terbagi ke dalam beberapa bagian. Setiap bagian bekerja sesuai tugas dan
fungsinya yang kesemuanya mendukung kegiatan operasional. Tidak ada kegiatan
produksi di Pasar Segar Depok, yang ada hanya kegiatan transaksi jual beli.
55
5.1.1.5. Aspek Penelitian dan Pengembangan
Organisasi melakukan investasi dalam penelitian untuk pengembangan
(litbang) karena investasi tersebut dapat mengarah pada kepuasan pelanggan dan
mendapat keunggulan bersaing. Terutama pada perusahaan yang berfokus pada
strategi pengembangan produk, perusahaan harus memiliki litbang yang kuat.
Menurut David (2006), organisasi berinvestasi pada litbang karena mereka
percaya bahwa investasi tersebut akan menghasilkan produk atau jasa yang
superior dan akan memberikan mereka keunggulan kompetitif. Litbang dalam
sebuah perusahaan memiiki dua bentuk, pertama Litbang Internal, di mana
perusahaan menjalankan departemen litbangnya sendiri. Kedua, Kontrak Litbang,
yaitu perusahaan merekrut peneliti independen atau agen independen untuk
menangani sebuah riset tertentu untuk perusahaan.
Aspek penelitian untuk pengembangan belum dilakukan oleh Pasar Segar
Depok. Penelitian ini dapat dikatakan penelitian yang pertama kali dilakukan,
meskipun ditangani dari pihak luar Pasar Segar Depok. Aspek penelitian dan
pengembangan sebaiknya mendapat perhatian yang lebih karena bersifat strategis
dan jangka panjang untuk pengembangan Pasar Segar Depok secara
berkelanjutan.
5.1.1.6. Aspek Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen pada saat ini khususnya pada perusahaan
moderen mutlak diperlukan untuk menunjang aktifitas operasional perusahaan
termasuk dalam hal pengambilan keputusan yang berbasis informasi. Penerapan
sistem informasi manajemen ini berbeda tarafnya pada setiap perusahaan. Pasar
56
Segar Depok menggunakan perangkat sistem informasi standar seperti perangkat
komputer, program pengolah data (Microsost Word dan Microsoft Excel), printer,
mesin fax dan koneksi internet. Sistem iniformasi ini digunakan dalam menunjang
aktifitas pasar seperti input dan pemyimpanan database, pembuatan laporan
operasional, laporan kas pembayaran dan komunikasi. Sistem informasi
merupakan sumberdaya strategi utama, mengikuti perubahan lingkungan,
mengenali ancaman persaingan, dan membantu dalam implementasi, evaluasi dan
mengendalikan strategi sehingga kedepan perlu mendapat perhatian yang lebih
serius.
Organisasi pada dasarnya merupakan sekumpulan kombinasi sumberdaya.
Organisasi memanfaatkan semua peluang yang dimilikinya, atau mengatasi segala
ancaman yang dihadapinya dengan pemanfaatan sumberdaya yang dimilikinya.
Atas dasar itulah organisasi akhirnya tumbuh dan berkembang. Ilmu Manajemen
Startegis, pandangan bahwa sumberdaya pada akhirnya menentukan
keberlangsungan organisasi, seperti menang bersaing dan berkembang di sebuah
industri disebut dengan Resources-Based View (RBV). Pandangan berbasis
sumberdaya, yang populer pada tahun 1990-an yang dipelopori oleh Jay Barney
perihal keunggulan kompetitif menyatakan bahwa sumberdaya internal adalah
lebih penting untuk perusahaan dibanding faktor eksternal dalam mencapai dan
mempertahankan keunggulan kompetitif. Pandangan Berbasis sumberdaya lebih
lanjut menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya ditentukan oleh
sumberdaya internal yang dapat dikelompokan dalam tiga kategori, yaitu
sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan sumberdaya organisasi. Ketiga
57
kategori ini secara tidak langsung masuk ke dalam pembahasan pada aspek-aspek
fungsional di atas.
Perusahaan selalu memiliki aset, mulai dari aset fisik seperti pabrik, gedung,
peralatan, lokasi, teknologi, dan lain-lain; aset manusia, yakni jumlah dan
kecakapan karyawan; aset organisasi, yakni budaya, reputasi, dan sistem kerja.
Kesemua aset ini kita sebut dengan Sumber Daya. Sumber daya ini dapat
dieksploitasi oleh perusahaan, tergantung kemampuannya. Kemampuan
mengeksploitasi secara baik sumber daya ini disebut Kapabilitas (Amir,2011).
5.1.2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi
perusahaan dan di luar ruang kendali perusahaan. Analisis lingkungan eksternal
berupaya mengidentifikasi faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan
ancaman bagi perusahaan. Menurut David (2006) faktor-faktor yang termasuk di
dalamnya yaitu faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan,
faktor politik, hukum dan pemerintahan, faktor teknologi serta faktor kekuatan
persaingan.
5.1.2.1. Faktor Ekonomi
Pearce dan Robinson (1997) mengatakan faktor ekonomi berkaitan dengan
arah dan sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Pola konsumsi
suatu segmen masyaraskat dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif. Aspek ekonomi
menjadi faktor penting terkait keberadaan sebuah pasar, karena pasar berfungsi
sebagai bagian dari penggerak roda perekonomian suatu kawasan disamping
sebagai sarana distribusi barang dan jasa. Secara umum kondisi perekonomian
58
Indonesia saat ini terbilang cukup kondusif, meski tingkat inflasi yang berada di
atas target pemerintah.
Presiden RI Dr.H. Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pidato
Kenegaraannya pada tanggal 16 Agustus 2013 mengatakan bahwa empat tahun
terakhir ini, telah banyak hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati
oleh rakyat Indonesia. Periode 2009-2013 (sampai dengan Juni 2013) Indonesia
berhasil memacu pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,9% per tahun, lebih tinggi dari
rata-rata pertumbuhan ekonomi 5 tahun sebelumnya. Inilah pertumbuhan ekonomi
tertinggi, setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi lima belas tahun
lalu. Pada tahun 2004, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tercatat
sebesar US$ 645 miliar (dalam ukuran PPP), saat ini telah mencapai lebih dari
US$ 1,1 triliun (PPP). Dalam hal pendapatan per kapita, tahun 2004 PDB per
kapita kita adalah US$1.177, angka ini terus meningkat menjadi US$2.299
ditahun 2009, dan mencapai US$ 3.592 pada tahun 2012. Bila pertumbuhan
ekonomi bisa dipertahankan, maka Insya Allah pada akhir tahun 2014, PDB per
kapita akan mendekati US$ 5000. Tidak hanya itu, Presiden RI menambahkan,
dalam tahun 2012 dan 2013, di antara negara anggota G-20, Indonesia menjadi
negara dengan dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Tiongkok.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik, juga diikuti oleh menurunnya tingkat
pengangguran terbuka dari 9,86 persen pada tahun 2004, menjadi 5,92 persen
pada bulan Maret ditahun 2013. Demikan juga tingkat kemiskinan berhasil
diturunkan dari 16,66 persen atau 37,2 juta orang pada tahun 2004, menjadi 11,37
persen atau 28,07 juta orang pada Maret 2013.
59
Kota Depok yang merupakan kota yang berbatasan langsung dengan
kawasan Ibu Kota Jakarta memiliki masyarakat dengan karakteristik ekonomi
yang cukup beragam. Stabilitas ekonomi khususnya di Kota Depok dapat
dikatakan cukup kondisif, terlihat dari beragam aktifitas ekonomi dan usaha yang
berjalan dan berkembang baik. Pembangunan infrastruktur dan meningkatnya
pembangunan tempat-tempat usaha menjadi salahsatu indikasi perekonomian
yang membaik. Roda perekonomian berjalan dengan baik dari berbagai sektor.
Kota Depok adalah daerah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta.
Kondisi ini menjadi peluang tersendiri bagi Pasar Segar Depok dalam
memberikan pelayanan bagi masyarakat yang hendak memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Kondisi ekonomi yang cukup memberikan pengaruh bagi Pasar Segar
Depok diantaranya kenaikan harga kebutuhan pokok yang membuat pedagang
harus menyesuaikan harga, ini biasa terjadi di pasar manapun.
5.1.2.2. Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan,
nilai sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan,
yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan
dan etnik (Pearce & Robinson, 1997). Salahsatu perubahan sosial yang menonjol
dewasa ini adalah masuknya sebagian besar kaum wanita ke dalam pasar tenaga
kerja. Setidaknya ini mempunyai pengaruh pada meningkatnya permintaan
beragam produk dan jasa yang dibutuhkan karena ketiadaan kaum wanita di
rumah. Selain itu juga mempengaruhi pada pola belanja rumah tangga, di mana
peluang kaum wanita untuk berbelanja ke pasar semakin kecil karena aktifitas
60
mereka sebagai wanita karir. Kondisi ini dapat berpengaruh bagi Pasar Segar
Depok, yaitu jika semakin banyak wanita bekerja, kesempatan wanita untuk
berbelanja ke pasar semakin kecil, kemungkinan mereka hanya bisa datang ke
pasar pada hari sabtu, minggu dan hari libur nasional.
Perubahan sosial lain yang juga menonjol adalah meningkatnya perhatian
konsumen pada kualitas hidup, termasuk dalam hal penyediaan produk pangan
yang sehat bergizi dan higienis. Selain itu juga meningkatnya kebutuhan lain
seperti hiburan dan bersosialisasi yang sangat erat kaitannya dengan gaya hidup.
Kondisi ini menjadi peluang bagi Pasar Segar Depok agar tetap eksis bahkan lebih
maju, yaitu dalam memberikan solusi tempat berbelanja yang sehat, higienis dan
nyaman.
Kota Depok di mana lokasi Pasar Segar Depok ini berada memiliki
karakteristik sosial budaya yang heterogen. Meskipun berbagai dari latarbelakang
etnis yang bebeda, namun kerukunan warga tetap terjaga. Keberadaan Pasar Segar
Depok di tengah lingkungan masyarakat dapat memberikan kotribusi bagi warga
sekitar, baik dalam hal penyediaan kebutuhan sehari, sarana berjualan bagi warga
sekitar maupun penyerapan tenaga kerja. Kondisi di lapangan, Pasar Segar Depok
memberikan perhatian yang cukup besar kepada masyarakat sekitar, terutama
pada saat awal beroperasi. Sebagai salahsatu bentuk tanggungjawab sosial kepada
masyarakat, Pasar Segar Depok dalam beberapa kesempatan mengadakan
kegiatan bakti sosial seperti pembangunan sarana jalan, penyantunan anak yatim
dan kegiatan sosial lainnya. Kontribusi penyerapan tenaga kerja sudah dilakukan
61
meski masih belum sepenuhnya mengingat adanya kebijakan mengenai standar
penerimaan pegawai yang berlaku.
5.1.2.3. Faktor Politik, Hukum dan Pemerintahan
Arah dan kebijakan politik suatu wilayah merupakan pertimbangan penting
bagi pengambil kebijakan di suatu perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan
parameter legal dan regulasi yang membatasi operasional perusahaan. Kondisi
dunia politik nasional Indonesia dalam kurun satu dekade terakhir relatif stabil,
meski tetap ada dinamika di dalamnya. Sistem pemerintahan otonomi daerah
memberikan peluang sekaligus tantangan, karena dengan sisitem ini pemerintah
daerah punya peran dalam menentukan arah pembangunan wilayahnya masing-
masing. Jika ada pemerintah daerah yang baik serta didukung oleh pemerintah
pusat maka ini akan sangat mendukung dalam hal iklim usaha dan investasi.
Pembangunan lebih cepat dan dunia usaha akan berjalan lancar tanpa ada
hambatan yang berarti.
Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Koperasi, Pasar dan UMKM
mempunyai perhatian yang cukup baik dalam kebijakan pengelolaan pasar di Kota
Depok. Saat ini Pemerintah Kota Depok telah memperbaharui peraturan daerah
(Perda) tentang pengelolaan pasar tradisional di Kota Depok, yaitu Peraturan
Daerah Kota Depok No. 03 tahun 2012 tentang Pengelolaan Pasar Tradisional
Kota Depok. Selain Pemerintah Kota Depok, Pemerintah Pusat juga memiliki
kebijakan yang memacu perbaikan pasar tradisional, melalui kebijakan di
Kementrian Koperasi dan UMKM yaitu kebijakan revitalisasi pasar tradisional.
Revitalisasi pasar tradisional merupakan program strategis Kementerian Koperasi
62
dan UKM sejak tahun 2003. Revitalisasi pasar tradisional dilakukan agar pelaku
usaha mikro memiliki fasilitas transaksi yang layak, sehat, bersih, dan nyaman.
Revitlisasi pasar diharapkan dapat mendatangkan banyak manfaat diantaranya
meningkatkan jumlah pedagang dan produk yang diperdagangkan, meningkatkan
volume transaksi dan menjadikan pasar lebih permanen. Dukungan pemerintah
ini, baik pemerintah Kota Depok maupun Pemerintah Pusat, diharapkan semakin
membawa perbaikan bagi dunia usaha dan pengelolaan pasar tradisional yang
lebih baik, moderen dan berdaya saing tinggi.
5.1.2.4. Faktor Teknologi
Faktor teknologi merupakan hal penting karena dapat mendorong inovasi
dan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Karenanya, perusahaan
harus merespon perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya.
Adaptasi teknologi yang baik dapat membuka terciptanya produk/jasa baru,
menyempurnakan produk/ jasa yang sudah ada atau meningkatkan loyalitas
konsumen melalui nilai tambah dan layanan yang diberikan perusahaan.
Bebarapa teknologi diterapkan pada beberapa pos penting di Pasar Segar
Depok. Teknologi perancangan bangunan pasar yang di buat dengan
mempertimbangkan fungsi sekaligus kenyamanan. Langit-langit bangunan pasar
dirancang dengan cukup tinggi dan pembuatan sirkulasi udara yang baik sehingga
memberikan kenyaman bagi pengunjung maupun pedagang. Pasar Segar Depok
juga dilengkapi dengan tangga eskalator untuk memudahkan pengunjung menuju
lantai dua. Teknologi informasi diterapkan Pasar Segar Depok untuk membantu
memudahkan pekerjaan seperti pembuatan database, laporan operasional dan
63
administrasi yang terkomputrerisasi. Perangkat teknologi informasi dan
komunikasi yang terdapat di Pasar Segar Depok diantaranya telepon, fax, internet
dan perangkat multimedia yang biasa dipergunakan dalam acara rapat. Teknologi
yang diterapkan secara baik sesuai dengan kebutuhan akan membuat Pasar Segar
Depok menjadi tempat yang nyaman bagi siapa saja yang datang dan berbelanja.
5.1.2.5. Faktor Kekuatan Persaingan
Michael Porter dalam Porter’s Five Force Model mengemukakan tentang
lima faktor kekuatan yang secara langsung mempunyai pengaruh terhadap
keberadaan dan daya saing sebuah organisasi/perusaahan dalam sebuah industri.
Lima faktor tersebut meliputi hambatan masuk pendatang baru, daya tawar
konsumen, daya tawar suplier, pesaing dan produk substitusi. Berikut analisis
lingkungan mikro Pasar Segar Depok dalam kerangka lima faktor kekuatan
Michael Porter.
A. Hambatan Masuk Pendatang Baru
Pendatang baru yang masuk pada sebuah industri membawa masuk
kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar dan seringkali sumberdaya
uang cukup besar. Penulis mencoba menganalisa faktor ancaman pendatang baru
ini dalam kerangka enam sumber utama hambatan masuk seperti dikatakan Pearce
dan Robinson (1997), yaitu :
1) Skala Ekonomi
Skala ekonomi yang cukup besar diperlukan untuk masuk dalam industri
pusat perbelanjaan. Pasar - pusat perbelanjaan membutuhkan skala yang cukup
besar, yaitu ratusan kios tempat berjualan beserta sarana pendukung lainnya
64
dengan melibatkan banyak pedagang dengan produk yang beraneka ragam.
Sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup besar. Perusahaan baru
harus siap membangun bisnis pasar dengan skala ekonomi yang besar.
2) Differensiasi Produk
Industri pasar atau pusat perbelanjaan adalah sebuah industri dengan
karakteristik yang berbeda dengan industri lain yang spesifik pada satu jenis
produk. Berbeda karena barang yang diperjual-belikan adalah berbagai jenis
barang dan jasa dari berbagai bidang industri lainnya. Sehingga jika kita
berbicara industri pasar-pusat perbelanjaan, di dalamnya termasuk berbagai
komoditas seperti pakaian, bahan makanan/minuman, jasa dan lain-lain. Hampir
tidak ada diffensiasi produk di Pasar Segar Depok, karena yang diperjual-belikan
sama dengan yang ada di pasar- pusat perbelanjaan lain. Namun yang menjadi
pembeda adalah dalam hal positioning, yakni pasar tradisional namun dengan
fasilitas moderen yang belum banyak ada di Kota Depok. Kurang adanya
diferensiasi produk sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup kecil.
Perusahaan baru tidak harus memiliki keunggulan (pembeda) khusus pada produk
yang dijual.
3) Kebutuhan Modal
Kebutuhan modal untuk masuk di industi ini relatif besar. Invetsasi terbesar
diantaranya adalah pada pembangunan gedung pasar beserta sarana
pendukungnya. Sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup besar.
Perusahaan baru harus memiliki kekuatan modal yang besar.
65
4) Hambatan Biaya Bukan Karena Biaya
Adakalanya sebuah perusahan punya keunggulan dari segi biaya, yaitu
keunggulan biaya rendah. Sistem yang memungkinkan terjadinya efisiensi atau
pengalaman dalam hal operasional, penguasaan teknologi atau akses kepada
bahan baku dan relasi menjadikan sebuah perusahaan yang sudah ada mempunyai
keunggulan ini, yang mana belum tentu dimiliki oleh perusahan pendatang baru.
Pasar Segar Depok merupakan unit usaha dari sebuah perusahaan pengembang
properti yakni BSA Land yang telah banyak membangun pasar dan pusat
perbelanjaan di berbagai daerah. Sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif
cukup besar. Perusahaan baru yang ingin masuk, atau membuat pasar yang sejenis
harus memiliki keunggulan dalam hal pengalaman, jaringan dan sistem kerja
sehingga dapat memiliki keunggulan biaya yang efisien.
5) Akses ke Saluran Distribusi
Perusahaan yang sudah ada biasanya akan lebih menguasai saluran
distribusi yang ada. Jadi, ketika ada pendatang baru yang akan masuk, mau tidak
mau pendataang baru ini harus menyingkirkan produk perusahaan lain.
Kadangkala ini terlalu berat dilakukan, sehingga yang bisa dilakukan pendatang
baru adalah adalah menciptakan saluran distribusi sendiri. Saluran distribusi
dalam hal ini yang memegang peran adalah para pedagang pasar. Kodisi saat ini
Pasar Segar Depok sendiri sebagai pasar yang baru berusia tiga setengah tahun
belum cukup mampu menguasai akses distribusi. Sehingga pada poin ini
hambatan masuk relatif cukup besar. Perusahaan baru jika ingin berhasil
66
memerlukan akses distribusi yang baik, jaringan penyedia komoditas yang tidak
hanya banyak kuantitasnya tetapi juga beragam jenis komoditasnya.
6) Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat secara langsung menjadi hambatan masuk bagi
perusahaan baru. Tindakan yang mencerminkan ini diantaranya keharusan
perijinan, pembatasan jumlah pasar pada satu kawasan atau pembatasan
pembangunan yang tidak sesuai dengan tata kota. Kota Depok khususnya, saat ini
sudah banyak memiliki pasar-pusat perbelanjaan, yang mana persaingan sudah
semakin ketat. Perusahaan lama pun kesuitan untuk bersaing diantara sesamanya.
Sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup besar.
B. Daya Tawar Konsumen
Konsumen memiliki posisi tawar terhadap perusahaan, diantaranya menekan
harga, menuntut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak, termasuk juga
dapat mengadu domba perusahaan satu dengan yang lainnya. Pearce dan
Robinson (1997) menyebutkan beberapa kondisi dimana konsumen mempunyai
posisi tawar yang kuat. Berikut penjelasan kondisi tersebut dikaitkan dengan
Pasar Segar Depok.
1. Pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah (volume) besar. Kondisi
ini tidak terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena kebanyakan
konsumen adalah rumahtangga yang membeli tidak dalam jumlah banyak.
Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi kecil.
2. Produk yang dibeli dari industri bersifat standar atau tidak terdifferensiasi.
Kondisi ini terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena produk yang
67
diperjual-belikan di Pasar Segar Depok adalah produk standar yang juga
dapat ditemukan di tempat lain, sehingga tidak memiliki spesialisasi.
Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi besar.
3. Produk yang dibeli dari industri merupakan komponen penting dari produk
pembeli dan merupakan komponen biaya yang cukup besar. Kondisi ini
terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena sebagian konsumen Pasar
segar Depok adalah rumahtangga yang notabene konsumen akhir dan .
konsumen penjual seperti tukang sayur dan pengusaha rumah makan yang
bahan bakunya sebagian besar dibeli dari pasar. Pada konsumen yang
merupakan pelaku usaha/penjual, harga menjadi lebih sensitif karena
menentukan biaya produksi usahanya, dengan demikian mereka akan lebih
selektif dalam menentukan tempat pembelian. Sehingga, untuk poin ini daya
tawar konsumen menjadi besar.
4. Pembeli menerima laba yang rendah. Kondisi ini terdapat pada kasus Pasar
Segar Depok, karena sebagian konsumen penjual merupakan usaha
mikro/kecil yang laba usahanya relatif kecil. Karena itu, bagi mereka harga
menjadi sensitif, mereka akan berusaha menekan harga pembelian bahan
baku. Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi besar.
5. Produk industri tidak penting bagi kualitas produk/ jasa pembeli. Kondisi ini
tidak terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena konsumen penjual
pada Pasar Segar Depok umumnya tidak terlalu ketat terhadap kualitas.
Mereka yang tidak terlalu mementingkan kualitas produknya akan sangat
peka terhadap harga, artinya jika tempat lain menawarkan harga yang lebih
68
murah mereka akan mudah berpindah. Sehingga, untuk poin ini daya tawar
konsumen menjadi besar.
6. Produk industri tidak menghasilkan penghematan bagi pembeli. Kondisi ini
terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena produk yang diperjual-
belikan merupakan kebutuhan pokok sehar-hari dan harga yang berlaku
mengikuti mekanisme pasar. Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen
menjadi besar.
7. Pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi balik. Kondisi ini
tidak terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena tidak ada pembeli
utama, pembeli kebanyakan membeli dalam jumlah kecil. Sehingga, untuk
poin ini daya tawar konsumen menjadi kecil.
Konsumen cenderung lebih peka harga jika mereka membeli produk yang
tidak terdifferensiasi, relatif mahal terhadap penghasilan mereka dan jika kualitas
tidak terlalu penting bagi mereka.
C. Daya Tawar Pemasok
Para pedagang pasar merupakan suplier bagi Pasar Segar Depok.
Keberadaan para suplier ini menjadi sangat vital mengingat merekalah yang
menyediakan berbagai produk yang dibutuhkan pengunjung Pasar Segar Depok.
Kekuatan suplier di Pasar Segar Depok sangat kuat, keputusan dan tindakan
mereka untuk membuka tutup toko menjadi permasalahan utama bagi pengelola
Pasar Segar Depok. Banyak toko yang tutup atau tidak buka semakin
memperburuk keadaan dan membuat Pasar Segar Depok menjadi sepi
69
pengunjung. Hal ini mengindikasikan suplier memiliki bargaining position yang
kuat untuk kelangsungan Pasar Segar Depok.
D. Ancaman/Keberadaan Pesaing
Kota Depok memiliki jumlah pasar tradisional sebanyak 12 unit, 4 pasar
desa dan 8 sisanya termasuk pasar kota. Pasar moderen berjumlah 11 buah,
termasuk di dalamnya mall, supermarket dan sejenisnya. Terdapat 2 pasar
tradisional kategori pasar kota dan 2 pasar tradisonal kategori pasar desa di daerah
Sukmajaya yang merupakan daerah di mana lokasi Pasar Segar Depok. Beberapa
pasar pesaing Pasar Segar Depok diantaranya Pasar Agung, Pasar Musi, Pasar
Pondok Pucung dan Pusat Belanja Masyarakat Sukamaju. Sawalayan Tip Top
juga merupakan pesaing terdekat meski termasuk kategori swalayan. Pasar
pesaing yang ada memberikan pengaruh baik yang positif maupun negatif bagi
Pasar segar Depok. Pengaruh positifnya adalah menjadikan Pasar Segar Depok
lebih berupaya meningkatkan kualitas dan menonjolkan diferensiasi dengan
inovasi yang dinamis. Sementara sisi negatifnya adalah mengambil pangsa pasar
atau calon konsumen di sekitar Pasar Segar Depok.
E. Produk Substitusi
Pasar Segar Depok bukan merupakan perusahaan yang memproduksi atau
menjual suatu komoditas spesifik tertentu. Sehingga jika dikaitkan dengan
salahsatu dari lima faktor kekuatan Porter, sekilas yang dapat kita lihat bahwa
faktor produk substitusi ini tidak ada dalam dalam kasus Pasar Segar Depok.
Tetapi jika kita analisis lebih jauh, karena pasar merupakan jasa penyediaan
transaksi jual beli. Ancaman produk/ jasa substitusi tetap ada, seperti keberadaan
70
swalayan dan pedagang sayur keliling. Keberadaan swalayan menjadi alternatif
masyarakat dalam berbelanja kebutuhan pokok, termasuk juga pedagang sayur
keliling yg adapat menjadi pengganti pasar, meskipun di sisi lain pedagang sayur
juga merupakan konsumen sebuah pasar.
5.2. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal
Pasar Segar Depok
Faktor - faktor strategis internal dan eksternal diidentifikasi masing-masing
ke dalam kelompok kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Diagram
pengelompokan ini ditampilkan pada Gambar 5.
Sumber : David (2006)
Gambar 5. Diagram Pengelompokan Faktor-faktor Strategis
Faktor-faktor strategis internal diidentifikasi menjadi kekuatan dan
kelemahan. Sedangkan faktor-faktor strategis eksternal diidentifikasi menjadi
peluang dan ancaman.
71
5.2.1. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal (Kekuatan & Kelemahan)
Faktor-faktor strategis internal diambil dari beberapa aspek, yaitu aspek
manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan
pengembangan dan aspek sistem informasi manajemen. Faktor-faktor strategis
internal berdasarkan hasil telaah di lapangan dirangkum dalam Tabel 6.
Tabel 6. Faktor-faktor Strategis Internal
Faktor - faktor Strategis Internal
Kekuatan Kelemahan
Aspek Manajemen
1. Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar
Depok
1. Strategi dan Program Kerja Pasar
Segar Depok
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi
Pekerjaan
2. Kompetensi Sumberdaya Manusia
Pengelola
3. Proses Komunikasi dan Pemberian
Motivasi
Aspek Pemasaran
4. Lokasi Pasar Segar Depok 3. Aktifitas Promosi dan Sosialisasi
5. Konsep Pasar Segar 4. Produk (kualitas, kuantitas,
variasi, dan harga)
6. Merek Pasar Segar Depok
Aspek Keuangan
5. Keuangan Pasar Segar Depok
Aspek Produksi dan Operasi
7. Sistem Tatakelola 6. Tata Letak (Layout) Pasar
8. Pengelolaan Kebersihan, Kemanan
& Ketertiban
9. Fasilitas Pasar Segar Depok
10. Keramahan Pelayanan
Aspek Penelitian dan Pengembangan
11. Riset Konsumen dan respon
terhadap Keluhan
Aspek Sistem Informasi Manajemen
12. Penerapan Sistem Administrasi &
Informasi
Sumber : Data Primer (diolah)
72
Berikut penjabaran mengenai berbagai faktor kekuatan dan kelemahan
tersebut.
5.2.1.1. Kekuatan
Hasil identifikasi menunjukan ada dua belas poin kekuatan pada Pasar
Segar Depok. Kekuatan-kekuatan tersebut adalah:
1) Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Depok
Visi, misi dan tujuan perusahan menjadi unsur penting karena menentukan
kemana arah perusaahan. Campbell dan Yeung (1991) dalam artikelnya yang
berjudul “Creating a Sense of Mission”, membedakan visi dan misi, mereka
mengatakan bahwa visi adalah “keadaan di masa depan yang mungkin dan
diinginkan sebuah organisasi” yang mencakup tujuan spesifik, sedangkan misi
lebih diasosiasikan dengan perilaku dan kondisi saat ini.
Pasar Segar Depok memiliki visi, misi dan tujuan secara tertulis. Visi, misi
dan tujuan ini seragam untuk semua cabang Pasar Segar, jadi setiap cabang tidak
memiliki visi misi dan tujuan tersendiri. Visi Pasar Segar Depok adalah untuk
menjadi yang paling menguntungkan dan terbaik di kelasnya, untuk menjadi
pengembang properti, pengembangan pasar moderen nomor satu dan terbaik di
Indonesia. Sedangkan Misi Pasar Segar Depok adalah mengembangkan kembali
pasar tradisional yang bersih, nyaman dan ramah bagi semua yang
berkepentingan, baik pembeli, pedagang dan pihak terkait lainnya.
Praktisi dan akademisi manajemen strategis merasa bahwa pernyataan yang
efektif menunjukan sembilan karakteristik atau komponen. Sembilan komponen
tersebut adalah :
73
1. Pelanggan
2. Produk atau Jasa
3. Pasar
4. Teknologi
5. Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitabilitas
6. Filosofi
7. Konsep diri
8. Perhatian akan citra publik
9. Perhatian akan karyawan
Berdasarkan kerangka sembilan komponen pernyataan misi yang efektif,
misi Pasar Segar Depok tidak secara spesifik menyinggung setiap komponen,
namun hanya sebagian komponen saja. Gambaran secara umum tentang apa bisnis
yang dijalani, siapa pelanggannya dan perhatian akan pihak-pihak terkait. Pada
bagian pernyataan visi, dan ini menjadi sangat penting sebagai acuan kemana arah
sebuah organisasi atau perusahaan, Pasar Segar memiliki poin kelemehan yang
cukup penting dan mendasar. Visi Pasar Segar Depok sangat bias. Visi tidak
kongruen dengan konsep dan kondisi nyata. Pada pernyataan visi tercantum
“untuk menjadi yang paling menguntungkan dan terbaik di kelasnya, untuk
menjadi pengembang properti, pengembang pasar moderen nomor satu di
Indonesia”. Visi ini tidak menggambarkan sebuah Pasar Segar Depok sebagai
sebuah pasar tradisional yang dikelola secara modern, tetapi visi ini justru
menggambarkan arah sebuah perusahaan pengembang properti. Visi Pasar Segar
Depok sebaiknya dibedakan dengan visi perusahaan induk BSA Land sebagai
74
sebuah perusahaan pengembang dan pengelola properti. Pemisahan antara visi
BSA Landa dan Visi Pasar Segar Depok akan membuat arah Pasar Segar Depok
lebih jelas, spesifik dan mencakup apa yang menjadi wilayah bisnisnya, yakni
pasar tradisional dengan pengelolaan moderen. Selain itu, perlu lebih tepat dan
konsisten dalam penggunaan istilah pasar tradisional dan pasar moderen.
Visi, misi dan tujuan Pasar Segar Depok kurang terkomunikasikan dengan
baik kepada setiap personil pengelola, maupun kepada para pedagang yang pada
dasarnya mereka juga merupakan komponen dari Pasar Segar Depok. Proses
sosialisasi yang tidak baik ini menyebabkan mereka tidak memahami visi, misi
dan tujuan yang ada. Sehingga kurang memotivasi untuk melakukan tindakan-
tindakan yang diperlukan untuk mencapai visi tersebut. Visi, misi dan tujuan yang
ada juga belum ditempatkan di tempat yang strategis seperti di tempel di dinding
kantor pengelola dan website Pasar Segar. Hal ini juga penting untuk menunjukan
identitas dan jatidiri Pasar Segar Depok kepada masyarakat umum, khusus
masyarakat yang datang berkunjung ke pasar maupun ke website Pasar Segar
Depok.
2) Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
Struktur organisasi dan definisi pekerjaan berkaitan dengan fungsi
pengorganisasian dalam manajemen. Pengorganisasian artinya siapa melakukan
apa dan siapa harus melapor kepada siapa (David,2006). Manajemen Pasar Segar
Depok memiliki struktur organisasi seperti pada Gambar 5.
75
Sumber : Pengelola Pasar Segar Depok
Gambar 6. Bagan Struktur Organisasi Pasar Segar Depok
Winardi (2010) menyatakan struktur membantu sumber-sumber daya
manusia pada organisasi-organisasi untuk bekerjasama dalam kombinasi-
kombinasi tugas produktif. Pada bagan struktur organisasi, secara tipikal kita
dapat menentukan lima komponen. Berikut analisis berdasarkan lima komponen
tersebut.
1. Pembagian Kerja
Pasar dipimpin oleh seorang kepala pasar yang disebut Property Manager,
kepala pasar dibantu beberapa orang yang terbagi ke dalam beberapa bagian atau
tugas kerja, yaitu General Affair, Mecanical Elektrical, Tenan Relation, dan
Adminitrasi. Bagian-bagian ini dibuat disesuaikan dengan kebutuhan kerja
organisasi pasar. Secara struktural, ada beberapa posisi yang masih belum
lengkap, ini diantisipasi dengan rangkap jabatan.
Property Manager
Mecanical
Elektrical
Office
Support
Tenan Relation
Tenan
Relation
Enginering
Administration
Cashier Parking
Service
Security
Cleaning
Service
Leasing/ Event
Recepsionist
76
2. Jenis Pekerjaan yang dilaksanakan
Pasar Segar Depok memiliki struktur organisasi yang cukup jelas dan
dimengerti oleh tim pengelola, termasuk juga deskripsi pekerjaan. Deskripsi
pekerja setiap posisi dimengerti oleh pejabat yang bersangkutan. Hanya deskripsi
itu tidak ada dalam bentuk tertulis. Struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan
dirasakan cukup membantu personil dalam menjalankan tugas.
3. Hubungan antara pimpinan dan bawahan
Struktur organisasi Pasar Segar Depok secara jelas menggambarkan bagian-
bagian dalam organisasi sesuai fungsinya termasuk dalam rantai komando, yakni
siapa melapor kepada siapa.
4. Kelompok-kelompok sub unit atau komponen-komponen
Kelompok-kelompok sub-unit tergambar cukup jelas, seperti bagian
parking, security dan cleaning service yang merupakan komponen atau sub unit
dari departemen Office Support.
5. Tingkatan Manajemen
Struktur Organisasi Pasar Segar Depok merupakan struktur otonom dari
struktur yang lebuh besar. Property Manager merupakan jabatan pimpinan
tertinggi yang membawahi para koordinator departemen. Para koordinator
departemen ini bekerja dengan tim yang terdiri dari beberapa orang staff.
Sehingga secara tingkatan manajemen, Pasar Segar Depok hanya terdapat tiga
tingkatan, yaitu Kepala Pasar, Koordinator Departemen dan Staf. Kekurangan
yang masih ada adalah dalam hal dokumentasi, yaitu belum ada dokumentasi
77
tertulis yang bersisi struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan sehingga tidak
dengan mudah dilihat atau diminta saat diperlukan.
3) Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi
Komunikasi yang baik mutlak diperlukan bagi kemajuan sebuah usaha.
Pemberian motivasi merupakan bagian dari fungsi manajemen. Richard Draft
seperti dikutip dalam buku Manajemen Strategis mendefinisikan pemberian
motivasi adalah proses mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan.
Komunikasi yang berjalan di Pasar Segar lebih banyak adalah komunikasi
langsung secara personal dan kolektif melalui forum rapat. Komunikasi langsung
juga menggunakan alat bantu komunikasi berupa telephon dan telepon seluler.
Forum rapat merupakan bentuk komunikasi yang sifatnya lebih formal dimana
membahas hal-hal terkait operasional pekerjaan seperti koordinasi lintas
departemen, evaluasi kinerja dan perencanaan suatu kegiatan. Rapat rutin
biasanya dilakukan per dua pekan dan rapat dimungkinkan pada saat tertentu yang
diperlukan.
Pemberian motivasi dilakukan meski bukan dengan cara yang tersistematis,
tetapi lebih kepada „obrolan‟ secara personal. Seperi yang dilakukan oleh tim
tenan relation kepada para pedagang, yaitu komunikasi yang di dalamnya juga
disisipkan motivasional untuk lebih menjaga dan meningkatkan semangat para
pedagang. Komunikasi adalah sebuah kekuatan yang perlu senantiasa
ditingkatkan, baik komunikasi ke dalam maupun komunikasi ke luar. Pemimpin
memiliki peran yang besar dalam menjalankan ini. Kesolidan sebuah tim dapat
78
dilihat dalam proses komunikasi yang baik dan membuat tim termotivasi dalam
bekerja sehingga dapat mendukung pencapaian perusahaan.
4) Lokasi Pasar Segar Depok
Lokasi adalah salahsatu aspek penting dalam pemasaran, Para ahli
pemasaran memperkenalkan strategi pemasaran dengan 4P, dan 7 P untuk bisnis
dibidang jasa. Ketujuh P dalam strategi pemasaran itu adalah : 1) Product, 2)
Price, 3) Place, 4) Promotion, 5) People, 6) Process dan 7) Physical Evidence.
Lokasi menjadi faktor yang sangat penting khususnya dalam dunia bisnis ritel.
Lokasi yang baik aalah lokasi yang mudah dijangkau para konsumen dan target
pasar perusahaan. Pasar Segar Depok berada persis di sisi jalan Tole Iskandar
yang menghubungkan Jalan Margonda raya menuju Jalan Raya Bogor. Jalan ini
dilalui oleh cukup banyak trayek angkutan, tidak kurang dari 6 trayek angkutan
kota dan beberapa antar kota. Kondisi yang seperti ini sebetulnya sangat
menguntungkan Pasar Segar Depok mudah diakses oleh masyarakat. Selain
menggunakan kendaraan pribadi, masyarakat juga dapat memanfaatkan angkutan
umum yang ada. Sedikit catatan mengenai aksesbilitas ini adalah sering terjadi
kemacetan di jalan di depan lokasi Pasar Segar Depok, situasi ini kurang
menguntungkan karena dapat membuat antusias masyarakat berkurang untuk
berkunjung ke Pasar Segar Depok. Selain itu salahsatu faktor yang sangat penting
dari segi lokasi adalah lokasi Pasar Segar Depok sangat berdekatan dengan pasar
lain yang dapat dikatakan menjadi pesaing. Pasar terdekat yang ada adalah Pasar
Agung, waktu tempuh 10 menit naik kendaraan. Pasar Musi yang dapat ditempuh
dengan 15 menit dari Pasar Segar Depok. Pasar Kemiri dapat ditempuh 15 menit
79
dari Pasar Segar Depok. Pasar pesaing yang terdekat adah Tip Topa. Meskipun
berbeda konsep dengan Pasar Segar Depok, Tip Top juga menyediakan kebutuhan
rumahtangga sehari-hari. Tip Top dan Pasar Segar depok hanya berjarak 100 m
atau tidak sampai 5 menit perjalanan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri
bagi Pasar Segar Depok.
5) Konsep Pasar Segar
Pasar Segar adalah pasar tradisional dengan fasilitas yang nyaman yang
dikelola secara moderen dan profesional. Konsep yang dibangun adalah
memberikan kenyamanan dalam berbelanja tanpa menghilangkan pengalaman
berbelanja seperti di pasar tradisional pada umumnya yang sarat dengan interaksi
tawar-menawar antara pembeli dan penjual. Kegemaran masyarakat akan nuansa
belanja tradisional dan faktor kenyamanan merupakan salahsatu daya tarik yang
menjadi kekuatan Pasar Segar Depok. Kekuatan dari segi konsep ini sekiranya
tetap dijaga dan dipertahankan dengan menghindari hal-hal yang dapat merusak
konsep dan citra yang ada seperti penempatan Pasar Segar Depok sebagai lokasi
pembuatan/perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM). Keadaan ini sedikit
banyak membawa efek yang kurang menguntungkan bagi citra Pasar Segar
Depok. Konsep yang ditawarkan oleh Pasar Segar Depok ini merupakan
positioning tersendiri. Positioning salahsatu dari STP Marketing Strategy, yaitu
yang terdiri dari Segmentation, Targeting dan Positioning. Positioning
menggambarkan perusahaan ingin dilihat seperti apa oleh konsumen. Positioning
yang baik didukung dengan proses komunikasi yang baik dan konsistensi.
80
6) Merek Pasar Segar
Merek merupakan identitas yang dibangun perusahaan agar lebih mudah
kenal dan diingat oleh masyarakat. Aktifitas promosi dan sosialisasi yang
dilakukan selama ini adalah dalam rangka memperkenalkan dan meningkatkan
brand awarness terhadap Pasar Segar Depok. Sejauh ini belum ada data yang
pasti yang menunjukan seberapa besar masyarakat mengenal merek Pasar Segar
Depok. Hasil wawancara dengan masyarakat dan pedagang, meski tidak
semuanya, Penulis mendapati masyarakat mengasosiasikan Pasar Segar adalah
pasar buah. Citra yang terbentuk ini masih kurang sesuai yang diharapkan oleh
pengelola. Pengelola mengharapkan Pasar Segar Depok dikenal sebagai pasar
yang menyediakan berbagai kebutuahan pokok dan produk-produk segar yang
beragam seperti sayur mayur, bumbu, daging, ayam, ikan dll. Kedepan, citra
merek Pasar Segar ini perlu lebih ditingkatkan, tentu dengan membangun
positioning yang tepat dan didukung dengan proses sosialisasi yang baik.
7) Sistem Tatakelola Pasar Segar
Sistem tata kelola yang ada pada tataran konsep sudah cukup baik, tetapi
masih kurang optimal dalam hal pelaksanaanya.
1. Penjualan unit yang kurang memperhatikan kehidupan pasar. Banyak unit
toko yang terjual ternyata dibeli oleh konsumen yang bertujuan untuk
investasi properti, membeli unit toko untuk disewakan atau untuk dijual
kemudian, bukan untuk membuka usaha. Hal ini menyebabkan tingkat buka
toko yang kecil, banyak unit toko yang sampai saat ini masih tutup.
81
2. Perlakuan yang kurang tegas terhadap adanya pelanggaran aturan yang
sebelumnya sudah disepakati. Pada saat pembeliaan unit toko, ada surat
perjanjian yang ditandatangani antara kedua belah pihak (pengembang dan
pembeli unit toko). Berdasar hasil observasi, ada perbedaan isi surat
perjanjian antara pemilik yang satu dengan pemilik yang lain. Hal
berikutnya adalah kebijakan tentang iuran yang tidak diberlakukan secara
tegas, seperti tidak membayar iuran bulanan, dan tidak ada sanksi yang
tegas terhadap pelanggaran aturan yang disepakati.
8) Fasilitas Pasar Segar Depok
Pasar Segar Depok memiliki fasilitas pendukung yang lengkap yang
disiapkan untuk menunjang kenyaman bagi pengunjung maupun pedagang.
Fasilitas yang ada dalam kondisi terawat dan rapih. Kelengkapan fasilitas yang
ada menjadikan ini sebagai kekuatan Pasar Segar Depok yang belum tentu
dimiliki pasar lain. Fasilitas yang dimiliki ini sebaiknya dapat ditonjolkan agar
dapat menjadi daya tarik yang tidak kalah dengan pasar swalayan dan jauh lebih
nyaman dibanding pasar tradisional konvensional. Fasilitas yang ada sudah sesuai
standar yang ditetapkan pemerintah.
9) Penerapan Sistem Administrasi dan Informasi
Sistem administrasi di Pasar Segar Depok sudah terkomputerisasi. Data
diinput dan disajikan dalam bentuk file softcopy dan hardcopy menggunakan
perangkat teknologi. Perangkat informasi dan komunikasi yang digunakan adalah
seperangkat komputer dan internet. Penggunaan internet masih terbatas baik untuk
berkomunikasi internal maupun penggunaan sebagai alat promosi.
82
10) Pengelolaan K3 (Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban)
Aspek kebersihan, kemanan dan ketertiban (K3) di Pasar Segar Depok
dikelola dengan menggunakan perusahan jasa alih daya (outsourching) yaitu
tenaga kebersihan, kemanan dan perparkiran. K3 merupakan tanggung jawab dari
bagian Genaral Affair. Hampir di setiap bagian Pasar Segar Depok terpelihara
kebersihannya. Keamanan ditangani oleh 18 petugas satpam yang berjaga dengan
bergantian 24 jam. Pengaturan perparkiran cukup baik yang ditunjang dengan area
yang luas dan fasilitas pendukung berupa mesin tiket parkir dan rambu petunjuk
arah. Tiket parkir diberlakukan per sekali masuk. Tarif parkir yang berlaku adalah
Rp.1000 untuk kendaraan sepeda motor, Rp.2000,- untuk kendaraan mobil
pribadi, dan Rp.3000,- untuk kendaraan mobil angkutan barang.
11) Keramahan Pelayanan
Keramahan pelayanan menjadi salahsatu aspek yang penting dalam usaha.
Pelayanan yang baik masuk ke dalam aspek process dalam kerangka Strategi 7 P.
Pada aspek process ini ditekankan tentang taat cata dan sistem dalam bekerja dan
termasuk sikap atau perilaku orang-orang yang terlibat dalam bisnis, khususnya
yang berkaitan dengan pelayanan terhadap konsumen. Pelayanan di Pasar Segar
Depok dapat dikatakan cukup baik. Keramahan yang diberikan baik oleh
pengelola, pedagang, petugas kemanan, petugas parkir, sampai petugas
kebersihan.
12) Riset Konsumen dan Respon Terhadap Keluhan
Respon yang diberikan konsumen merupakan cerminan dari apa yang telah
dilakukan dan telah dicapai perusahaan. Kemampuan dalam menanggapi respon,
83
terutama keluhan menjadi salahsatu kunci keberhasilan, karena dengan begitu
perusahaan bisa mengevaluasi diri. Evaluasi diri dari sudut pandang konsumen,
yang relatif objektif disamping evaluasi dari sudut pandang internal yang juga
perlu. Sejauh ini pengelola sudah cukup baik dalam merespon keluhan yang ada.
Respon terhadap keluhan ditampung setelah ada pengaduan dari pedagang atau
konsumen. Selain itu, pengelola juga cukup aktif menjemput bola dalam
menampung aspirasi pedagang maupun konsumen dengan cara berdiskusi
langsung dan berkunjung ke kios-kios pedagang.
Selama ini, pengelola cukup baik merespon terhadap keluhan yang ada dari
pedagang, dengan cara berdialog langsung dengan pedagang, menanyakan kondisi
bisnis mereka dan mendapatkan kritik dan saran dari mereka. Sedangkan
komunikasi yang dilakukan dalam rangka merespon tanggapan dari konsumen
belum dilakukan karena melihat kondisi pasar yang belum stabil. Salahsatu poin
pentingnya adalah respon sudah ada dan cukup baik, hanya saja belum
tersistemasi, misalnya penggunaaan angket khusus sehingga tertulis dan
terdokumentasikan. Berikutnya adalah, respon yang ada kurang mendapatkan
tindak lanjut yang diperlukan, karena wewenang pengambilan keputusan yang
terbatas bagi pengelola.
5.2.1.2. Kelemahan
Hasil identifikasi menunjukan ada enam poin kelemahan pada Pasar Segar
Depok. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah:
84
1) Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Depok
Pasar Segar Depok sebagai sebuah organisasi memiliki strategi untuk
mencapai visi, misi dan tujuan. Diantaranya strategi pemasaran, yakni bagaimana
membuat pasar ramai dengan pedagang dan ramai dengan pengunjung yang
berbelanja. Dalam rangka membuat pasar ramai dengan pedagang dan
meningkatkan jumlah kios dan lapak yang buka, Pengelola memberlakukan
kebijakan menggratiskan penggunaan lapak di Pasar Segar Depok. Tidak hanya
lapak, untuk kios-kios yang kosong juga diberikan hak penggunaan secara gratis
selama enam bulan. Hal Ini dilakukan sebagai kebijakan untuk meningkatkan
frekuensi buka kios dan lapak yang lebih besar. Mengingat selama ini lebih
banyak kios dan lapak yang tutup daripada yang buka. Pengelola Pasar Segar
Depok juga pernah melakukan upaya promosi berupa pemberian kupon belanja,
mengadakan kegiatan perlombaan, pentas musik dan lain-lain dilakukan untuk
menarik minat pengunjung. Beberapa dari strategi dan cara yang sudah dilakukan,
tingkat keberhasilannya relatife rendah.
Seperti dikatakan oleh R.Wernham dalam buku Manajemen Strategik:
strategi keseluruhan harus dilembagakan (institutionalized); artinya strategi ini
haruslah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari perusahaan agar dapat
terimlementasi secara efektif. Empat elemen organisasi yang merupakan sarana
fondamental untuk melembagakan strategi yaitu struktur, kepemimpinan, kultur
dan imbalan. Implementasi yang berhasil menuntut keterampilan manajemen dan
integritas yang efektif dari keempat elemen ini untuk memastikan bahwa strategi
“mendarah-daging” dalam kehidupan sehari-hari perusahaan. Diperlukan strategi
85
dan program kerja yang lebih baik, terencana, lebih segar dan berjenjang, yaitu
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Sisi kekurangan yang ada
adalah pendokumentasian secara tertulis mengenai strategi, program dan
kebijakan. Serta penentuan target yang masih belum mendapat perhatian khusus.
Tim pengelola bekerja tanpa ada target yang jelas dari segi indikator pencapaian
dan waktu pencapaian.
2) Kompetensi SDM Pengelola
Pengelola berjumlah 13 orang yang menempati beberapa bagian. Latar
belakang pendidikan tim pengelola cukup beragam, begitu juga pengalaman kerja
yang dimiliki. Bila dilihat dari sisi jumlah, personil pengelola yang ada cukup
untuk mengatur operasional pasar. Program peningkatan keterampilan merupakan
sarana yang tepat untuk lebih meningkatkan kinerja tim pengelola. Program
pelatihan yang ada baru sebatas pelatihan saat penempatan kerja yaitu di awal
masa kerja. Sementara, program pelatihan yang bersifat rutin dan berkala masih
belum tersedia. Kedepan, program pelatihan dan pengembangan sumberdaya
manusia pengelola perlu diprioritaskan untuk meningkatkan keterampilan dan
memberikan penyegaran agar dapat menghasilkan ide dan inovasi baru dalam
mengembangkan Pasar Segar Depok.
3) Aktivitas Promosi dan Sosialisasi
Promosi merupakan salahsatu aspek dalam Strategi 7P. Aktivitas promosi
dan sosialisasi dilakukan dalam rangka memperkenalkan dan mengajak
masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok. Berbagai
aktifitas yang dilakukan diantaranya menyebarkan pamflet, memasang baliho,
86
memasang spanduk, memasang iklan di media cetak lokal, membuat kupon
belanja dan mengadakan kegiatan seperti perlombaan, pentas musik dll. Aktifitas
promosi lebih banyak dilakukan pada awal-awal Pasar Segar Depok beroperasi.
Saat ini kegiatan promosi sangat sedikit dilakukan. Selain itu, aktifitas promosi
yang ada belum efektif dalam meningkatkan kunjungan dan konversi belanja.
Kunjungan yang ada bersifat sementara hanya pada saat kegiatan berlangsung,
itupun tidak banyak berefek pada pembelanjaan produk di Pasar Segar Depok.
4) Keuangan Perusahaan
Pengelolaan keuangan di Pasar Segar bersifat terpusat, sehingga Pasar Segar
Depok tidak membuat sendiri laporan keuangan dan tidak mempunyai kebijakan
keuangan. Segala keperluan yang membutuhkan pendanaan diajukan kepada pusat
dalam bentuk pengajuan anggaran ke kantor pusat. Pengalokasian anggaran untuk
keperluan promosi dan operasional Pasar Segar Depok sekarang ini lebih kecil
daripada masa awal saat Pasar Segar Depaok baru beroperasi. Mengingat belum
begitu terlihat tanda-tanda kemajuan yang signifikan. Sumber pemasukan
keuangan yang sifatnya rutin berasal dari sewa lapak, Iuran Pengelolaan
Lingkungan (IPL), pendapatan parkir dan pendapatan lain-lain seperti fee sewa
tempat untuk syuting sinetron dan sejenisnya. Namun dengan kondisi yang ada
saat ini, pos-pos pemasukan tersebut masih belum optimal.
5) Produk
Mengenai produk, identifikasi dibagi dalam beberapa poin, yaitu kualitas,
variasi, kuantitas dan harga.
87
a. Kualitas Produk
Kualitas produk yang dijual di Pasar Segar Depok masih kurang baik
dikarenakan stok barang yang ada relatif lama berada di lapak, sementara jumlah
pengunjungnya sedikit, sehingga produk segar seperti sayuran dan buah sering
layu dan tidak laku dijual. Pada kondisi ideal, produk yang ada di Pasar Segar
Depok, akan lebih baik dari yang ada di pasar tradisional konvensional karena
sarana pasar yang baik dan terjaga kebersihannya sehingga lebih higienis.
b. Variasi (Keragaman) Produk
Keragaman produk yang ada di sebuah pasar bisa dikatakan menjadi daya
tarik bagi masyarakat untuk berbelanja. Produk yang beragam akan memudahkan
masyarakat dalam membeli produk-produk yang mereka butuhkan tanpa harus
berpindah dari satu pasar ke pasar yang lain sehingga akan menghemat tenaga,
waktu dan biaya. Produk yang ada di Pasar Segar Depok cukup beragam seperti
beras, tepung terigu, gula pasir, sayur mayor, bumbu rempah, buah, ikan, ayam,
daging dll. Terlepas dari batasan pembahasan pada produk-produk agribisnis
pangan, di Pasar Segar Depok juga menyediakan berbagai produk lain di luar
produk non pangan dan produk di luar produk agribisnis seperti pakaian, perabot
rumahtangga sampai penyedia jasa salon dan travel. Beragam produk non pangan
dan non agribisnis ini adalah sebagai pelengkap dan penempatannya pun terpisah,
diatur berdasarkan zona. Hal yang menjadi kelemahan adalah justru pada produk
agribisnis pangan, keragaman ini belum bisa ditemukan. Masih sangat sedikit
variasi produk yang dijual di Pasar Segar Depok dikarenakan penjual yang sangat
sedikit, hanya ada 7-11 penjual dari ratusan lapak yang tersedia. Sedikitnya
88
pedagang yang berjualan, menyebabkan produk yang tersedia masih sangat
terbatas. Berdasarkan observasi dan diskusi singkat dengan beberapa pengunjung
dan warga sekitar, kondisi ini menyebabakan banyak pengunjung yang datang
akhirnya enggan kembali berbelanja ke Pasar Segar Depok dengan alasan produk
yang dijual tidak lengkap sehingga cukup merepotkan.
c. Ketersediaan (Kuantitas) Produk
Mengingat masih sedikit pedagang yang menggelar dagangannya,
menyebabkan ketersediaan produk menjadi sangat kecil. Kapasitas produk yang
dijual masih sangat kecil. Para pedagang tidak berani memasok barang dalam
jumlah banyak karena resiko rusak dan kondisi pasar yang masih sepi
pengunjung.
d. Harga Produk
Harga untuk beberapa kalangan menjadi hal yang sangat sensitif yang
menentukan keputusan pembelian. Oleh karena itu strategi harga perlu
diperhatikan dengan baik. Pasar Segar Depok sebagai pengelola dan penyedia
fasilitas pasar tidak menentukan harga jual produk. Harga jual produk murni dari
para pedagang. Penentuan harga yang berlaku di Pasar Segar Depok menerapkan
mekanisme tawar menawar antara pembeli dan penjual. Tingkat harga yang
berlaku relatif hampir sama dengan yang berlaku di pasar tradisional
konvensional. Sistem pemberlakuan harga seperti ini seharusnya menjadi
salahsatu daya tarik Pasar Segar Depok.
89
6) Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok
Tata letak pasar yang baik tidak hanya akan memberikan kenyaman
berbelanja bagi pengunjung pasar tetapi juga mempermudah pengunjung dalam
mencari dan menemukan produk yang dibutuhkan. Pasar Segar Depok yang
terdiri atas bangunan utama dua lantai dan deretan ruko di sisi kiri serta beberapa
bangunan pendukungnya. Denah keseluruhan Pasar Segar Depok sudah cukup
baik dan memperhatikan arus hilir mudik kendaraan maupun pengunjung. Akses
menuju lantai dua dapat menggunakan eskalator.
Pada awalnya area untuk produk pangan tidak hanya ada di lantai dua tetapi
juga di lantai satu. Namun, beberapa waktu terakhir, lantai satu yang semula
sebagai lahan lapak untuk penjual bahan pangan diubahfungsikan menjadi kantor
pelayanan pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM). Sehingga, ketika pengunjung
datang ke Pasar segar Depok, terlihat beberapa petugas polisi yang hilir mudik
dan melayani pengunjung yang hendak membuat atau memperpanjang SIM.
Penggunaan lantai satu untuk pelayanan SIM tidak sesuai dengan peruntukan
pasar. Meski dinilai kebijakan ini akan dapat meningkatkan tingkat kunjungan dan
sosialisasi Pasar Segar Depok tetapi pada kenyataannya tidak signifikan.
Kebijakan ini justru menimbulkan image yang kurang menguntungkan bagi Pasar
Segar Depok yang sering terlihat petugas polisi berada di lokasi.
5.2.2. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Faktor-faktor strategis eksternal diambil dari beberapa aspek, yaitu aspek
kekuatan persaingan; politik, hukum dan pemerintahan; ekonomi; sosial, budaya,
demografi dan lingkungan; dan aspek teknologi. Faktor-faktor strategis eksernal
90
yang terdiri dari peluang dan ancaman berdasarkan hasil telaah di lapangan
dirangkum dalam Tabel 7.
Tabel 7. Faktor-faktor Strategis Eksternal
Sumber : Data Primer (diolah)
Faktor - faktor Strategis Eksernal
Peluang Ancaman
Aspek Kekuatan Persaingan (Lingkungan Industri)
1. Daya Tawar Konsumen 1. Hambatan masuknya Pendatang Baru
2. Daya Tawar Suplier
3. Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada
4. Produk Substitusi
Aspek Politik, Hukum dan Pemerintahan
2. Situasi Politik dan Keamanan
3. Kebijakan Pemerintah tentang
Pasar
Aspek Ekonomi
4. Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Depok 5. Kenaikan Harga Komoditas
5. Mata Pencaharian Masyarakat 6. Kenaikan Harga BBM dan TDL
Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
6. Keberagaman Sosial Budaya dan
Agama Masyarakat
7. Tingkat Pendidikan Masyarakat
8. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Kota Depok
9. Gaya Hidup
10. Kebiasaan berbelanja dengan
sistem tawar menawar
11. Kondisi Lingkungan Hidup dan
Kelestarian Alam
Aspek Teknologi
12. Kemajuan Teknologi Informasi &
Komunikasi
91
5.2.2.1. Peluang
Hasil identifikasi menunjukan ada dua belas poin peluang bagi Pasar Segar
Depok. Peluang-peluang tersebut adalah:
1) Daya Tawar Konsumen
David (2006) mengatakan ketika konsumen terkonsentrasi atau besar
jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka
menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu
industri. Secara umum konsumen Pasar Segar Depok memiliki posisi tawar yang
cukup tinggi mengingat ada banyak pilihan pasar atau pusat perbelanjaan yang
ada di Kota Depok dengan jarak lokasi yang tidak terlalu jauh. Perilaku
konsumen mulai dari identifikasi kebutuhan, pencarian informasi sampai kepada
keputusan pembelian akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan pengelola
Pasar.
Pasar Segar Depok harus memiliki keunikan atau differensiasi tertentu yang
tidak ada pada pasar pesaing sehingga meningkatkan daya saing di mata
konsumen. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan David (2006) yang
menyatakan bahwa kekuatan tawar-menawar konsumen juga lebih tinggi ketika
yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdifferensiasi. Pengelola Pasar
Segar Depok melihat daya tawar konsumen sebagai peluang, yakni mendorong
Pasar Segar Depok untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan. Inovasi
dan kualitas layanan ini jika dikelola dengan baik akan dapat menjadi differensiasi
yang menjadikan keunggulan dalam persaingan.
92
2) Situasi Politik dan Keamanan
Secara geografis Kota Depok terletak berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta,
dengan kondisi ini Kota Depok sangat strategis sebagai daerah penyangga ibu
kota. Kota Depok termasuk daerah yang cukup stabil dari segi kondisi politik dan
keamanan. Jarang terjadi gejolak yang dapat menggangu keamanan. Kondisi yang
stabil ini menjadi peluang bagi kemajuan Pasar Segar Depok karena sangat
mendukung lancarnya roda perekonomian. Masyarakat menjadi merasa aman dan
nyaman keluar rumah, melakukan aktivitas termasuk berbelanja ke tempat-tempat
perbelanjaan. Respon Pasar Segar dalam hal ini termasuk rata-rata.
3) Kebijakan Pemerintah Terkait Pasar
Kebijakan Pemerintah sedikit banyak punya pengaruh terhadap operasional
Pasar Segar Depok. Kabar yang tengah hangat saat ini adalah keberadaan pasar
tradisional Pasar Kemiri Muka yang dalam masa sengketa antara pemerintah Kota
Depok dan perusahaan swasta atas kepemilikan lahan seluas yang saat ini
ditempati sebagai area Pasar Kemiri Muka. Kondisi ini dapat menjadi peluang
bagi Pasar Segar Depok, karena Pasar Segar dapat menjadi tempat alternatif bagi
para pedagang Pasar Kemiri Muka untuk berdagang.
Saat ini di Kota Depok telah cukup banyak beroperasi pasar dengan
berbagai kategori pasar. Kedepan, kebijakan diarahkan tidak lagi membangun
pasar baru tetapi merevitalisasi pasar yang sudah ada. Pasar tradisional
direvitalisasi dari berbagai aspek demi meningkatkan kualitas dan pelayanan
kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dicanangkan oleh pemerintah
pusat, dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UMKM. Disampaikan langsung
93
oleh Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan
UKM Neddy Rafinaldy Halim. Revitalisasi pasar tradisional merupakan program
strategis Kementerian Koperasi dan UKM sejak tahun 2003. Revitalisasi pasar
tradisional dilakukan agar pelaku usaha mikro memiliki fasilitas transaksi yang
layak, sehat, bersih, dan nyaman. Menurut Neddy, revitalisasi pasar dilakukan
supaya pengelolaan pasar lebih mandiri. Pengelolaan pasar tradisional juga harus
dilakukan secara profesional dan tertib. Kebijakan pemerinatah ini menjadi
peluang yang sangat baik mengingat konsep Pasar Segar Depok sangat sejalan
dengan apa yang diharapkan pemerintah.
4) Peningkatan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakan biasanya akan berbanding lurus dengan daya beli.
Semakin baik pendapatan, maka daya beli semakin meningkat. Daya beli yang
baik berarti akan membantu meningkatkan iklim usaha, transaksi jual beli
semakin meningkat. Kebijakan soal ketenagakerjaan baik nasional maupun
regional akan sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat. Saat ini, besaran
Upah Minimum Kota Depok sesuai SK Nomor 561/Kep.1405-Bangsos/2012
tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jawa Barat tahun 2013
adalah sebesar Rp 2.042.000, atau naik sebasar 43% dari UMP tahun 2012 yang
sebasar Rp. 1.424.797. Perlu diketahui, banyak masyarakat Depok adalah bekerja
di kawasan DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta menetapkan UMP DKI 2013
sebasar Rp. 2,2 juta, naik 40% dari UMP tahun 2012. Faktor tingkat pendapatan
masyarakat ini menjadi peluang mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang
semakin baik dan berakibat pada meningkatnya daya beli masyarakat.
94
5) Mata Pencaharian Masyarakat
Penduduk Kota Depok yang bekerja masih didominasi laki-laki daripada
perempuan (65,54% laki-laki dan 34,46% perempuan). Penduduk yang bekerja
sebagian besar bekerja di sektor 4 (Jasa Kemasyarakatan). Status pekerjaan masih
didominasi sebagai buruh/karyawan/ pegawai sebanyak 60,21%, kemudian
berusaha sendiri 20,49%. (DDA BAPEDA Kota Depok, 2010).
Kondisi masyarakat Kota Depok yang sebagian besar bekerja sebagai
karyawan memberikan implikasi baik yang positif maupun negatif. Implikasi
positifnya adalah pendapatan keluarga lebih stabil. Sedangkan dari sisi negatifnya
adalah kesempatan berbelanja di pasar menjadi semakin berkurang, karena banyak
masyarakat perempuan menjadi wanita karier yang bekerja pada hari dan jam
kerja.
6) Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok
Jumlah penduduk Kota Depok berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010
mencapai 1.736.565 Jiwa. Pada tahun 2010 kepadatan penduduk Kota Depok
mencapai 10.101 jiwa/km². Dari 11 Kecamatan yang ada di Kota Depok,
Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan
tingkat kepadatan 12.495 jiwa/km2 (DDA BAPEDA Kota Depok, 2010) . Laju
pertumbuhan penduduk Kota Depok per tahun selama sepuluh tahun tahun
terakhir yakni 2000 – 2010 sebesar 4,27%. Laju pertumbuhan penduduk
Kecamatan Limo adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatan-kecamatan lain
yaitu 8,48%. Sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Sukmajaya yakni
sebasar 2,44%. Kecamatan Cimanggis walaupun menempatai urutan pertama dari
95
jumlah penduduk Kota Depok namun dari sisi laju pertumbuhan penduduk adalah
terendah kedua setelah Kecamatan sukmajaya yakni sebesar 3,27%.
Jumlah rumahtangga di Kota Depok berdasarkan Sensus Penduduk tahun
2010 adalah 440.475 rumahtangga. Secara rata-rata banyaknya penduduk yang
menempatai satu rumahtangga adalah 3,94 orang. Rata-rata anggota rumahtangga
dalam satu rumahtangga untuk setiap kecamatan di Kota Depok dapat dikatakan
homogen. Rata-rata anggota rumahtangga terbesar di Kecamatan Sukmajaya yaitu
4,20 orang sedangkan yang terkecil terdapat di Kecamatan Beji yaitu sebaesar
3,43 orang. Peningkatan jumlah penduduk merupakan sebuah peluang yang bisa
dimanfaatkan oleh Pasar Segar Depok karena dengan peningkatan jumlah
penduduk maka jumlah kebutuhan hidup semakin meningkat. Kebutuhan hidup
yang semakin meningkat ini tentunya akan meningkatkan permintaan akan barang
dan jasa. Kondisi ini tentu perlu didukung dengan adanya penguatan daya beli
masyarakat.
7) Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Depok
Tingkat pendidikan merupakan salahsatu indikator kesejahteraan
masyarakat. Semakin meningkatnya tingkat pendidikan berbanding lurus dengan
kesejahteraan secara ekonomi. Selain itu tingkat pendidikan yang tinggi akan
menentukan pemahaman, pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Pada Tabel 8
disajikan data tingkat pendidikan, ijazah tertinggi masyarakat Kota Depok.
96
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Tertinggi Penduduk Kota Depok
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2009
Tabel 8 menunjukan bahwa paling besar penduduk Kota Depok
berpendidikan SLTA atau sederajat, yakni sebresar 22,27%. Peringkat kedua
adalah penduduk berpendidikan SLTP atau sederajat dengan persentase sebesar
23,13%. Sebesar 18, 19% penduduk adalah lulusan Sekolah Dasar. Hanya 7,22%
penduduk yang memiliki ijazah D IV atau Sarjana. Sebesar 0,43% yang
merupakan lulusan pasca sarjana (S2/S3). Data ini mengindikasikan segmen pasar
97
yang lebih banyak berpendidingan jenjang SLTA ke bawah. Segmen pasar dengan
pendidikan setara SLTA merupakan masyarakat menengah sehingga pendekatan
tradisional masih diperlukan.
8) Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat
Masyarakat Depok terdiri beragam etnis atau heterogen, meski sangat
beragam, masyarakat hidup secara rukun dan damai. Jarang sekali terjadi polemik
ataupun kericuhan antara kelompok masyarakat. Kondisi ini dapat menjadi
peluang bagi Pasar Segar Depok. Kehadiran Pasar Segar Depok dapat diterima
oleh berbagai kalangan sosial masyarakat.
Tabel 9. Data Penduduk Kota Depok Menurut Agama yang Dianut
Sumber : Kantor Departemen Agama Kota Depok
Catatan : Data masih dalam 6 Kecamatan
98
Pada Tabel 9 disajikan data mengenai penduduk Kota Depok menurut
agama yang dianut. Masyarakat Depok mayoritas beraga Islam, yakni sebanyak
74,82%. Penganut Agama Protestan 20.63% , Katolik 2.84%, Hindu 1.04%,
Budha 0.59% dan sisanya 0.08% adalah penganut Agama Khonghucu.
Khususnya masyarakat yang berada di sekitar Pasar Segar Depok juga mayoritas
beragama Islam, yaitu sebanyak 224.621 jiwa.
9) Perubahan Gaya Hidup
Sering semakin pesatnya kemajuan diberbagai bidang, gaya hidup
masyarakat kian berubah. Termasuk dalam hal berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Jika masyarakat dahulu datang ke pasar atau pusat perbelanjan hanya untuk
membeli berbagai kebutuhan, sekarang sudah lebih meluas, bukan hanya
berbelanja tapi juga berekreasi. Nuansa hiburan menjadi nilai tambah yang sudah
dicari oleh masyarakat, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Karenanya
kebutuhan yang berkaitan dengan gaya hidup ini perlu diakomodasi dan ini
menjadi peluang dalam meningkatkan tingkat kunjungan dan konsumen Pasar
Segar Depok.
10) Kebiasaan Berbelanja dengan Sistem Tawar Menawar
Masyarakat khususnya yang terbiasa berbelanja di pasar tradisional sangat
menikmati aktifitas berbelanja dengan sistem tawar menawar. Ada pengalaman
dan kepuasan tersendiri bila membeli sesuatu dengan tawar menawar dengan
pedagang. Kebiasaan masyarakat ini adalah salahsatu hal yang ditawarkan oleh
Pasar Segar Depok. Pilihan untuk mempertahankan kebiasaan seperti ini
diharapkan menjadi salahsatu daya tarik masyarakat untuk berbelanja di Pasar
99
Segar Depok. Sehingga ini menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan oleh
pengelola seperti yang selama ini dijalankan sejak awal Pasar Segar Depok
beroperasi.
11) Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam
Wilayah Depok secara geografis berada pada wilayah dataran sedang.
Kondisi lingkungan alam relatif aman meski tetap memungkinkan terjadinya
bencana alam. Beberapa jenis bencana alam yang pernah terjadi di Kota Depok
disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Bencana Alam di Kota Depok Berdasarkan Jenisnya
Sumber : Disnakersos Kota Depok
Tabel 10 menunjukan jenis bencana alam yang pernah terjadi di Kota Depok
adalah angin topan, banjir, kebakaran dan tanah longsor. Banjir merupakan
100
bencana dengan jumah terbanyak. Daerah yang mengalami bencana banjir paling
banyak adalah Kecamatan Sukmajaya yaitu sebanyak 15 kali. Meskipun bencana
alam ini tidak berdampak langsung pada Pasar Segar Depok, kondisi ini patut
menjadi perhatian agar kondisi lingkungan menjadi semakin baik. Terkait dengan
isu lingkungan hidup, pengelolaan kebersihan menjadi hal yang penting.
Masyarakat mulai sadar akan produk yang higienis sehinga lebih aman bagi
kesehatan. Penyediaan produk yang bersih, higienis dan sarana berbelanja yang
terjaga kebersihannya menjadi nilai tambah yang menjadi peluang bagi Pasar
Segar Depok dalam memberikan layanan yang lebih baik.
12) Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi
Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia
tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara
ini. Pada tahun 2013, angka itu diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta
pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50
persen total populasi pada 2015 (Kompas.com, 12 Desember 2012). Kemajuan di
bidang tekhnologi informasi dan komunikasi menjadi peluang yang bisa
dimanfaatkan Pasar Segar Depok. Namun peluang ini belum optimal
dimanfaatkan oleh pengelola Pasar Segar Depok. Penggunaaan media informasi
dan komunikasi masih terbatas. Penggunaan website sebaiknya juga didukung
dengan optimalisasi sosial media untuk lebih meningkatkan tingkat kunjungan
website dan meningkatkan brand awarness Pasar Segar Depok di masyarakat.
101
5.2.2.2. Ancaman
Hasil identifikasi menunjukan ada enam poin ancaman bagi Pasar Segar
Depok. Ancaman-ancaman tersebut adalah:
1) Hambatan Masuk Pendatang Baru
Industri pasar atau pusat perbelanjaan adalah sebuah industri dengan
karakteristik yang berbeda dengan industri lain yang spesifik pada satu jenis
produk. Berbeda karena produk yang diperjual-belikan adalah berbagai jenis
barang dan jasa dari berbagai bidang industri lainnya. Sehingga jika kita
berbicara industri pasar-pusat perbelanjaan, di dalamnya termasuk berbagai
komoditas seperti pakaian, bahan makanan/minuman, jasa dan lain-lain. Tingkat
hambatan masuknya pendatang baru pada industri ini relatif besar. Hal ini terlihat
dari enam sumber utama hambatan masuk seperti dikatakan Pearce dan Robinson,
lima diantaranya memiliki hambatan yang yang cukup besar bagi masuknya
pendatang baru. Sumber utama yang memiliki hambatan besar adalah 1) Skala
Ekonomi, 2) Kebutuhan Modal, 3) Hambatan Biaya Bukan Karena Biaya, 4)
Akses ke Saluran Distribusi dan 5) Kebijakan Pemerintah. Sementara differensiasi
produk memiliki hambatan yang relatif kecil. Melihat hal ini meskipun faktor
ancaman masuknya pendatang baru bukan merupakan ancaman utama bagi Pasar
Segar Depok, tetapi tetap memerlukan perhatian serius sebagai sebuah ancaman
yang bisa datang kapan saja. Saat ini belum ada pendatang baru yang masuk. Ke
depan yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi dampak masuknya pendatang
baru adalah mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk dalam
102
persaingan, memonitor strategi yang mereka pakai dan menyusun langkah
serangan balik bila diperlukan.
2) Daya Tawar Suplier/ Pedagang
Para pedagang merupakan penyedia produk di Pasar Segar Depok.
Keberadaan para pedagang ini menjadi sangat vital mengingat merekalah yang
menyediakan berbagai produk yang dibutuhkan pengunjung Pasar Segar Depok.
Para pedagang memperoleh produk segar diantarnya ialah dari Pasar Induk
Kramat Jati dan sebagian langsung dari petani/peternak di Kota Depok dan
sekitarnya. Daya tawar pedagang di Pasar Segar Depok sangat kuat, keputusan
dan tindakan mereka untuk membuka tutup toko menjadi permasalahan utama
bagi pengelola Pasar Segar Depok.
Kondisi saat ini, jumlah pedagang yang membuka usaha di Pasar Segar
terbilang sangat sedikit, hanya ada 7-11 pedagang yang membuka dagangannya,
itupun tidak rutin setiap hari. Hal ini menjadi penyebab sepinya Pasar Segar
Depok. Kondisi ini mengindikasikan suplier/pedagang memiliki bargaining
position yang kuat untuk kelangsungan Pasar Segar Depok. Pedagang memiliki
peran yang signifikan terhadap keberhasilan Pasar, karenanya kekuatan tawar
pedagang ini menjadi ancaman yang serius. Pedagang langsung berinteraksi
dengan konsumen yang datang ke Pasar Segar Depok. Kekuatan tawar pedagang
ini direspon cukup baik oleh pengelola, di mana pengelola sering mengadakan
komunikasi langsung dengan para pedagang. Komunikasi langsung dengan
menayakan kabar bisnis mereka, kendala yang mereka rasakan dan menampung
apa yang menjadi aspirasi mereka. Secara teori, David (2006) mengatakan
103
kondisi besarnya kekuatan tawar suplier dapat diantisipasi dengan melakukan
strategi integrasi ke belakang untuk mendapatkan kendali atau kepemilikan
pemasok. Namun, dalam kasus ini sulit dilakukan, karena Pasar Segar Depok ini
adalah sebuah pasar yang mana melibatkan pedagang yang independen sebagai
penjual. Strategi yang mungkin dilakukan adalah membangun hubungan yang
baik antara pengelola pasar dengan para pedagang pasar agar terjalin kerjasama
yang baik dan saling menguntungkan.
3) Pasar Pesaing yang Ada
Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding
strategi yang dijalankan perusahaan lain (David, 2006). Pasar Segar Depok berada
dalam jarak yang tidak terlalu jauh dari pasar-pasar lain. Pasar pesaing yang ada
meliputi pasar tradisional konvensional dan pasar swalayan. Pasar tradisional
yang menjadi pesasing Pasar Segar Depok adalah Pasar Agung yang berjarak 10
menit dari Pasar Segar Depok, Pasar Musi yang berjarak 15 menit dari Pasar
Segar dan Pasar Kemiri Muka yang berjarak 20 menit dari Pasar Segar.
Sedangkan pasar swalayan yang menjadi pesaing Pasar Segar Depok adalah Tip
Top yang hanya berjarak 5 menit dari Pasar Segar Depok. Tip Top merupakan
swalayan yang menjual aneka produk kebutuhan pokok sehari-hari termasuk
produk segar seperti sayur, buah, bumbu dapur, ayam, ikan daging dan lain-lain.
Pasar-pasar pesaing ini menjadi ancaman bagi Pasar Segar Depok karena
langsung atau tidak langsung dapat mengurangi pangsa pasar yang ada. Faktor
104
jarak yang terlalu dekat juga menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih
tempat berbelanja. Pasar Segar Depok harus memiliki keunggulan dibandingkan
pasar pesaing yang ada jika ingin memenangkan persaingan.
4) Produk Substitusi
Esensinya, produk substitusi adalah produk yang memiliki fungsi yang
hampir sama dan dapat menggantikan fungsi produk utama. Tekanan kompetisi
yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga
relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke
produk lain menurun. Pasar Segar Depok bukan merupakan perusahaan yang
memproduksi atau menjual suatu komoditas spesifik tertentu. Sehingga jika
dikaitkan dengan salahsatu dari lima faktor kekuatan Porter, sekilas yang dapat
kita lihat bahwa faktor produk substitusi ini tidak ada dalam dalam kasus Pasar
Segar Depok. Tetapi jika kita analisis lebih jauh, karena pasar merupakan jasa
penyediaan transaksi jual beli, ancaman produk/ jasa substitusi tetap ada, seperti
keberadaan minimarket dan pedagang sayur keliling. Keberadaan minimarket
menjadi alternatif masyarakat dalam berbelanja kebutuhan pokok, termasuk juga
pedagang sayur keliling dapat menjadi tempat pengganti pasar.
5) Kenaikan Harga Komoditas
Harga komoditas khususnya komoditas pangan yang menjadi kebutuhan
pokok tidak terlepas dari adanya fluktuasi harga. Terutama pada masa-masa
menjelang Bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, sudah menjadi hal yang biasa
terjadi berbagi harga kebutuhan pokok melonjak naik. Seperti yang telah terjadi
pada musim Bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2013 ini, masyarakat merasa
105
resah karena sebagian besar harga kebutuhan pokok melonjak naik. Selain itu
kenaikan harga bisa dipicu pada faktor kelangkaan pasokan baik yang bersifat
nasional maupun lokal. Hal ini menjadi ancaman tersendiri pagi pasar dan para
pedagang. Kenaikan harga membuat daya beli masyarakat menurun dan
mengganggau roda bisnis dan perekonomian. Langkah yang perlu diambil untuk
mempertahankan minat dan daya beli masyarakat diantaranya adalah dengan
mengadakan pasar murah atau voucher belanja.
6) Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak & Tarif Dasar Listrik
Pada tanggal 22 Juni 2013 pukul 00.00 WIB pemerintah pusat resmi
mengumumkan kenaikan harga Bahan bakar Minyak (BBM). Kenaikan harga
BBM terjadi untuk jenis premium dan solar. Harga premium yang semula
Rp.4.500,- naik menjadi Rp.6.500,-. Sedangkan harga Solar naik menjadi
Rp.5.500,- dari harga semula Rp.4.500,-. Sesuai ketentuan pasal 4, pasal, 5, dan
pasal 6, Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2013 tentang harga jual eceran dan
konsumen jenis bahan minyak tertentu pengumuman penyesuaian harga BBM
bersupsidi ini disampaikan oleh Menteri ESDM Jero Wacik di Kantor Kemenko
Perekonomian di Jln. Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Kenaikan harga BBM dan
Tarif Tasar Listrik (TDL) secara tidak langsung akan berdampak pada fluktuasi
harga. Fluktuasi harga akan sedikit banyak mempengaruhi daya beli masyarakat.
Jika tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan, masyarakat akan cenderung
mengurangi konsumsi, khususnya pada kebutuhan non primer. Jika melihat
kondisi seperti ini, jelas kenaikan harga BBM menjadi ancaman yang akan
mengurangi daya beli dan belanja konsumen di Pasar Segar Depok.
106
5.3. Perumusan Alternatif Strategi
Perumusan alternatif strategi menggunakan beberapa tahap dan alat bantu,
yaitu Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE dan Matriks SWOT. Perumusan
altenatif strategi dilakukan setelah melakukan identifikasi faktor-faktor strategis
internal dan eksternal. Setelah identifikasi, selanjutnya yaitu tahap masukan
(input). Pada tahap input ini faktor-faktor strategis diolah dengan menggunakan
Matriks IFE untuk faktor-faktor strategis internal dan menggunakan matriks EFE
untuk faktor-faktor strategi eksternal. Gabungan dari dua matriks tersebut
menjadi masukan untuk Matriks IE. Matriks IE digunakan untuk melihat
bagaimana posisi Pasar Segar Depok saat ini dan menentukan jenis strategi yang
akan digunakan. Selanjutnya digunakan Matriks SWOT untuk merumuskan
beberapa alternatif strategi yang berbasis pada kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman.
5.3.1. Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal yang
dianggap penting bagi Pasar Segar Depok dengan menghitung skor untuk masing-
masing faktor kunci/strategis dari hasil perkalian nilai rating dan bobot. Nilai skor
yang diperoleh dapat memberi gambaran tentang faktor kunci yang menjadi
kekuatan utama dan kelemahan utama. Proses pembobotan terhadap faktor-faktor
kunci dilakukan dengan metode paired comparison. Paired Comparison
merupakan metode yang baik untuk mengukur kepentingan relatif (relative
importance) dari sejumlah alternatif solusi dan tindakan. Analisis ini
memudahkan kita dalam menentukan keputusan skala prioritas dari masalah dan
107
solusi tidak jelas, atau ketika seluruh solusi terhadap masalah memiliki
kemungkinan menarik untuk dipilih. Teknik ini menyediakan kerangka untuk
membandingkan setiap solusi atau tindakan terhadap alternatif solusi atau
tindakan lain, dan memperlihatkan pada kita perbedaan kepentingan antara
alternatif solusi. Berdasarkan data berupa nilai rating dan bobot untuk masing-
masing faktor strategis maka didapatkan hasil seperti pada Tabel 11.
Tabel 11. Matrik IFE
No Faktor-Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor Tertimbang
(Bobot x Rating)
Kekuatan
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar 0,0580 3,20 0,18560
2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 0,0504 3,00 0,15120
3 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi 0,0626 3,00 0,18780
4 Lokasi Pasar Segar Depok 0,0530 3,20 0,16960
5 Konsep Pasar Segar 0,0540 3,20 0,17280
6 Merek Pasar Segar 0,0550 3,80 0,20900
7 Sistem Tatakelola Pasar Segar 0,0526 3,20 0,16832
8 Fasilitas Pasar Segar Depok 0,0622 3,80 0,23636
9 Sistem Administrasi 0,0516 3,00 0,15480
10 Pengelolaan Kebersihan,Kemanan&Ketertiban 0,0542 3,60 0,19512
11 Keramahan Pelayanan 0,0482 3,40 0,16388
12 Respon terhadap Keluhan 0,0462 3,20 0,14784
Jumlah 2,14232
Kelemahan
1 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Depok 0,0610 1,60 0,09760
2 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola 0,0578 2,00 0,11560
3 Aktivitas Promosi dan Sosialisasi 0,0598 1,60 0,09568
4 Keuangan Pasar Segar Depok 0,0580 1,80 0,10440
5 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 0,0640 1,60 0,10240
6 Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok 0,0520 1,80 0,10400
Jumlah 0,60928
Total 2,76200
Sumber : Data Primer (diolah)
108
Tabel 11 menunjukan untuk faktor internal Pasar Segar Depok memiliki
skor total 2,76200. Skor ini menunjukan bahwa posisi internal Pasar Segar Depok
kuat. Seperti dikatakan David (2006), bahwa skor total yang berada di bawah 2,5
menggambarkan organisasi yang lemah secara internal sementara total skor diatas
nilai 2,5 mengindikasikan posisi internal kuat.
Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan utama adalah fasilitas Pasar
Segar Depok dengan skor tertimbang 0,23636. Fasilitas yang ada di Pasar Segar
Depok menjadi kekuatan yang dapat menjadi daya tarik agar masyarakat semakin
ramai berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok. Fasilitas yang baik akan
membuat pengunjung betah dan nyaman dalam berbelanja. Sedangkan faktor
strategis internal yang menjadi kelemahan utama adalah aktivitas promosi dan
sosialisasi dengan skor tertimbang 0,09568. Promosi dan sosialisasi yang ada
perlu lebih ditingkatkan, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena
itu, diperlukan alokasi anggaran khusus untuk bisa melakukan promosi dan
sosialisasi secara efektif dan berkelanjutan.
5.3.2. Matriks EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor eksternal yang
dianggap penting bagi Pasar Segar Depok dengan menghitung skor untuk masing-
masing faktor kunci/strategis dari hasil perkalian nilai rating dan bobot. Nilai skor
yang diperoleh dapat memberi gambaran tentang faktor strategis yang direspon
secara baik oleh Pasar Segar Depok. Proses pembobotan terhadap faktor-faktor
kunci dilakukan dengan metode paired comparison. Berdasarkan data dan
109
informasi yang Penulis peroleh berupa nilai peringkat (rating) dan bobot untuk
masing-masing faktor strategis maka didapatkan hasil seperti pada Tabel 12.
Tabel 12. Matrik EFE
No Faktor-Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating
Skor
Tertimbang
(Bobot x
Rating)
Peluang
1 Daya Tawar Konsumen 0,0524 3,2 0,16768
2 Situasi Politik dan Keamanan 0,0530 3,4 0,18020
3 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar 0,0622 3,6 0,22392
4 Peningkatan Pendapatan Masyarakat 0,0654 3,0 0,19620
5 Mata Pencaharian Masyarakat 0,0506 3,2 0,16192
6 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 0,0556 2,6 0,14456
7 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Depok 0,0476 2,8 0,13328
8
Keberagaman Sosial Budaya dan Agama
Masyarakat Depok
0,0388 3,0 0,11640
9 Gaya Hidup 0,0516 2,6 0,13416
10
Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar
menawar
0,054 3,2 0,17280
11 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam 0,0454 3,2 0,14528
12 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi 0,0476 2,8 0,13328
Jumlah 1,90968
Ancaman
1 Hambatan Masuk Pendatang Baru 0,0514 3,0 0,15420
2 Daya Tawar Suplier/ Pedagang 0,0604 3,4 0,21760
3 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 0,0622 2,8 0,17416
4 Produk Substitusi 0,0566 2,8 0,15848
5 Kenaikan Harga Komoditas 0,0734 3,2 0,21600
6 Kenaikan Harga BBM dan TDL 0,0738 2,8 0,20664
Jumlah 1,12164
Total 3,03132
Sumber : Data Primer (diolah)
Tabel 12 menunjukan untuk faktor eksternal Pasar Segar Depok memiliki
skor total 3,03132. Hal ini menunjukan Pasar Segar Depok merespon cukup baik
terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain
Pasar Segar Depok secara cukup efektif mengambil keuntungan dari peluang yang
110
ada dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal.
Seperti yang dikatakan David (2006), bahwa skor total yang berada di atas 2,5
menggambarkan organisasi merespon dengan baik peluang dan ancaman yang ada
dalam industrinya, sementara total skor yang berada di bawah nilai 2,5
mengidentifiikasikan bahwa organisasi tidak memanfaatkan peluang atau
menghindari ancaman eksternal secara baik.
Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang direspon paling baik oleh
Pasar Segar Depok adalah Kebijakan Pemerintah Kota Depok tentang Pasar
dengan skor 0,22392. Pasar Segar Depok aktif dan menyambut baik kerjasama
yang dilakukan dengan Dinas Pasar, Koperasi dan UKM Kota Depok berupa
bantuan sosialisasi kepada para pedagang yang berada di bawah koordinasi Dinas
Pasar, Koperasi dan UKM. Sedangkan faktor strategis eksternal yang menjadi
ancaman direspon paling baik adalah Daya Tawar Suplier/ Pedagang dengan skor
0,21760. Daya Tawar Suplier/ Pedagang menjadi faktor yang sangat krusial
karena aktifitas di Pasar Segar Depok bergantung kepada kehadiran mereka para
suplier/ pedagang. Kondisi yang ada saat ini, yaitu Pasar Segar Depok masih sepi
salahsatu penyebab utamanya adalah masih terlalu sedikit unit kios yang buka.
Melihat kondisi tersebut, Pengelola Pasar Segar Depok mengambil
kebijakan menggratiskan sewa unit kios dan iuran pengelolaan lingkungan yang
bertujuan untuk lebih mendorong masuknya para supplier/ pedagang yang
berusaha di Pasar Segar Depok. Pasar Segar Depok dapat mengoptimalkan
peluang yang ada dengan meningkatkan respon terhadap peluang yang potensial
yang selama ini masih belum terlalu diperhatikan yaitu Kemajuan Teknologi
111
Informasi & Komunikasi. Selain itu perlu mewaspadai ancaman berupa
masuknya pendatang baru.
5.3.3. Matriks IE
Matriks IE digunakan untuk menyusun strategi umum Pasar Segar Depok,
yakni melihat posisi dan arah pengembangan Pasar Segar Depok. Pemetaan posisi
Pasar Segar Depok sangat penting untuk pemilihan alternatif strategi. Matriks IE
merupakan tahap pencocokan yaitu tahap lanjutan dari tahap masukan (input).
Matriks IE menggunakan input dua dimensi yaitu total skor faktor internal dan
total skor faktor eksternal.
Berdasarkan hasil analisis faktor strategis internal dan analisis faktor
strategis eksternal diperoleh nilai total skor faktor lingkungan internal sebesar
2,76200 yaitu di atas nilai rata-rata 2,50 yang berarti posisi internalnya kuat.
Sedangkan nilai total skor faktor eksternal sebesar 3,03132 yaitu di atas nilai rata-
rata 2,50 yang berarti perusahaan merespon dengan baik kondisi eksternal baik
peluang maupun ancaman. Gambar 6 menunjukkan matriks internal-eksternal
Pasar Segar Depok.
112
3,0
2,0
1,0
I II III
Tinggi 3,0
IV V VI
Menengah 2,0
VII VIII IX
Rendah 1,0
Kuat Rata-rata Lemah
Sumber : Data Primer (diolah)
Gambar 7. Matriks IE
Matriks internal-eksternal pada Gambar 6 menunjukkan posisi Pasar Segar
Depok yang berada di Sel II. Karena itu, berdasarkan teori David (2006) maka
strategi yang seharusnya diterapkan oleh Pasar Segar Depok dalam upaya
pengembangan adalah tumbuh dan kembangkan (Grow and Build) yang terdiri
dari Strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan
produk) dan Strategi Terintegrasi (integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan
integrasi horizontal). Strategi Intensif adalah yang paling memungkinkan untuk
dilakukan oleh Pasar Segar Depok. Strategi Intensif tersebut adalah penetrasi
pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar dilakukan dengan melakukan
EFE
3,03132
IFE
2,76200
113
upaya pemasan yang lebih besar, diantaranya merekrut tenaga pemasaran,
meningkatkan belanja iklan, mengadakan kegiatan sosialisi langsung ke
masyarakat, dan memberikan voucher belanja atau hadiah. Sedangkan strategi
pengembangan produk adalah secara serius dan konsisten mencari dan menjalin
kerjasama dengan berbagai pedagang untuk mensuplai berbagai produk ke Pasar
Segar Depok. Pengembangan produk yang menjamin ketersediaan produk baik
dari segi jumlah maupun keragaman jenisnya.
5.3.4. Matriks SWOT
Matriks SWOT (Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats) digunakan
untuk merumuskan beberapa alternatif strategi yang bisa diterapkan Pasar Segar
Depok. Matriks ini berguna untuk menggambarkan secara jelas kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki disesuaikan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi
dalam mengembangkan pasar. Hasil dari Matrik SWOT akan didapatkan empat
macam strategi, yaitu Strategi SO (Kekuatan-Peluang), Strategi WO (Kelemahan-
Peluang), Strategi ST (Kekuatan-Ancaman) dan Strategi WT (Kelemahan-
Ancaman). Matriks SWOT untuk Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok
ditampilkan pada Tabel 13.
114
Tabel 13. Matriks SWOT
KEKUATAN
1. Visi ,Misi dan Tujuan Pasar Segar
2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
3. Proses Komunikasi dan Pemberian
Motivasi 4. Lokasi Pasar Segar Depok
5. Konsep Pasar Segar
6. Merek Pasar Segar 7. Sistem Tatakelola Pasar Segar
8. Fasilitas Pasar Segar
9. Penerapan Sistem Administrasi 10. Pengelolaan Kebersihan,
Kemanan & Ketertiban
11. Keramahan Pelayanan 12. Respon terhadap Keluhan
KELEMAHAN
1. Strategi dan Program Kerja Pasar
Segar Depok 2. Kompetensi Sumberdaya Manusia
Pengelola
3. Aktivitas Promosi dan Sosialisasi 4. Keuangan Pasar Segar
5. Produk (kualitas, kuantitas, variasi,
dan harga) 6. Tata Letak (Layout) Pasar Segar
Depok
PELUANG
1. Daya Tawar Konsumen
2. Situasi Politik dan Keamanan
3. Kebijakan Pemerintah tentang Pasar
4. Peningkatan Pendapatan
Masyarakat 5. Mata Pencaharian Masyarakat
6. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Kota Depok 7. Tingkat Pendidikan Masyarakat
Depok
8. Keberagaman Sosial Budaya & Agama Masyarakat
9. Gaya Hidup
10. Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar - menawar
11. Kondisi Lingkungan Hidup dan
Kelestarian Alam 12. Kemajuan Teknologi Informasi
& Komunikasi
STRATEGI SO
1. Restrukturisasi
(S1,S2,S3,S9,S11,O1,O4,O10)
2. Meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan (S1, S3, S4,
S5,S7,O3,O4,O6,O7,O9,O10,O12)
2. Membangun sistem operasional kerja (S1,S2,S3,S5,S7,S9,S10,S11,
S12,O2,O3,O10,O11,O12)
STRATEGI WO
1. Meningkatkan keahlian &
keterampilan sumberdaya manusia
(W1,W2,W3,W5,O1,O3,O7,O9,O11,O12)
ANCAMAN
1. Hambatan Masuknya Pendatang
Baru 2. Daya Tawar Suplier/ Pedagang
3. Keberadaan Pasar Pesaing yang
Ada 4. Produk/ layanan Substitusi
5. Kenaikan Harga Komoditas
6. Kenaikan Harga BBM dan TDL
STRATEGI ST
1. Meningkatkan pelayanan dan
fasilitas pendukung (S1,S3,S5,S8,S10,S11,T1,T2,T3,T4)
STRATEGI WT
1. Meningkatkan aktifitas promosi
(W1,W2,W3,W4,W5,W6,T1,T3,T4, T5)
2. Mengintensifkan komunikasi dan
konsolidasi dengan para pemilik unit dan pedagang
(W1,W2,W3,W4,T2,T3)
Sumber : Data Primer (diolah)
115
Matriks SWOT pada Tabel 13 menghasilkan empat macam strategi, yaitu
Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST dan Strategi WT. Berikut penjabaran
masing-masing strategi tersebut.
5.3.5. Alternatif Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok
Perumusan strategi dengan menggunakan Matriks SWOT menghasilkan 4
jenis strategi,yaitu Strategi SO, Strategi ST, Strategi WO dan Strategi WT.
Perumusan strategi mengacu pada pencapaian visi dan misi Pasar Segar Depok.
5.3.5.1. Strategi S-O
Strategi ini menggunakan dan mengoptimalkan kekuatan dan memanfaatkan
peluang yang ada, strategi ini terdiri dari:
1. Restrukturisasi
Pasar Segar merupakan sebuah merek yang berada dibawah naungan BSA
Land. BSA Land adalah sebuah perusahaan pengembang dan pengelola properti.
Selain Pasar Segar, BSA Land juga memiliki pusat perbelanjaan lain yaitu Sentra
Bazaar, Auto Part dan M Walk. Pengembang properti dan pengelolaan properti
merupakan lini bisnis yang berbeda meski diantara keduanya masih terkait. Lebih
khusus lagi, pengelolaan sebuah pasar tidak bisa sepenuhnya disamakan dengan
pengelolaan properti pada umumnya. Karena itu, perlu pendekatan khusus. Pola
pikir yang dikembangkan untuk memajukan Pasar Segar Depok tidak bisa
menggunakan pendekatan perusahaan properti. Pola pikir ini tergambarkan pada
pernyataan visi, misi dan tujuan. Pernyataan visi, misi dan tujuan ini menjadi
sangat penting sebagai acuan ke mana arah sebuah organisasi atau perusahaan.
Pasar Segar memiliki poin kelemehan yang cukup penting dan mendasar pada
116
pernyataan visi. Visi Pasar Segar sangat bias. Visi tidak sinkron dengan konsep
yang diusung. Visi ini tidak menggambarkan sebuah Pasar Segar Depok sebagai
sebuah pasar tradisional yang dikelola secara moderen, tetapi visi ini justru
menggambarkan arah sebuah perusahaan pengembang properti. Visi Pasar Segar
Depok sebaiknya dibedakan dengan visi perusahaan induk BSA Land sebagai
sebuah perusahaan pengembang dan pengelola properti. Pemisahan antara visi
BSA Land dan Visi Pasar Segar Depok akan membuat arah Pasar Segar Depok
lebih jelas, spesifik dan mencakup apa yang menjadi wilayah bisnisnya, yakni
pasar tradisional dengan pengelolaan moderen. Selain itu, perlu lebih tepat dan
konsisten dalam penggunaan istilah pasar tradisional dan pasar moderen.
Struktur perusahaan juga menjadi poin penting yang perlu diperhatikan.
Karena itu, perlu dipertimbangkan untuk membuat secara terpisah divisi yang
menangani pengembangan properti dan divisi yang menangani pengelolaan
properti. Kemudian divisi yang menangani pengelolaan properti dibagi ke dalam
beberapa unit bisnis, yaitu Pasar Segar, Autopart dan M Walk. Setiap unit bisnis
harus memiliki identitas yang berbeda, baik visi, misi, dan tujuan; struktur
organisasi; penentuan strategi pemasaran; penentuan segmentasi, target dan
penentuan posisi; dan lain-lain. Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan
di antara ketiga unit bisnis tersebut tidak bisa disamaratakan karena karakternya
memang berbeda. Terlebih disamakan dengan identitas dan karakter sebuah
perusahaan pengembang properti, ini akan jauh berbeda. Manajemen pada level
unit bisnis benar-benar fokus mengembangkan strategi, program dan kebijakan
sesuai visi, misi dan tujuan masing-masing. Manajemen pada unit bisnis Pasar
117
Segar harus fokus pada bagaimana mengembangkan Pasar Segar Depok sebagai
pasar tradisional yang dikelola secara moderen. Fokus agar Pasar Segar Depok
dapat beroperasi dengan baik, ramai pedagang, ramai pengunjung dan secara
bisnis maupun sosial dapat menguntungkan pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya.
2. Meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan
Kerjasama merupakan langkah strategis dimana diharapkan dapat
memberikan manfaat dan keuntungan bagi semua pihak yang berkepentingan.
Kerjasama dapat dilakukan baik dengan instansi pemerintah maupun swasta,
perorangan maupun lembaga. Kerjasama mencakup berbagai aspek yang bersifat
strategis. Seperti dalam hal pengisian lapak dan kios, promosi, penyediaan
produk, akses permodalan usaha dan lain-lain. Prinsip utama yang dibangun
adalah saling membantu dan saling menguntungkan.
Kerjasama dapat dilakukan dengan pihak Pemerintah Kota Depok, dalam
hal ini Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM, yakni kerjasama dalam
mensosialisasikan kepada para pedagang terkait pengisian lapak dan kios yang
masih kosong di Pasar Segar Depok. Selain itu, kerjasama juga dapat dilakukan
dengan paguyuban atau kelompok-kelompok pedagang yang ada di Kota Depok
dan sekitarnya. Kerjasama ini akan dapat membantu mengatasi masalah
kurangnya jumlah pedagang dan banyaknya lapak dan kios yang masih kosong di
Pasar Segar Depok. Secara tidak langsung, jika kerjasama ini berhasil akan juga
dapat mengatasi persoalan ketersediaan produk di Pasar Segar Depok yang
sebelumnya sangat terbatas karena minimnya pedagang yang menggelar dagangan
118
di Pasar Segar Depok. Dapat dipertimbangkan membuat alternatif penawaran
khusus untuk para pedagang di pasar tradisional lain agar mau membuka
dagangan di Pasar Segar Depok. Penawaran dapat berupa gratis penyewaan unit
lapak atau kios dalam jangka waktu tertentu dan diusahakan tetap bertahan
minimal 3 bulan yang mana dalam masa tiga bulan ini Pasar Segar Depok
melakukan promosi yang gencar untuk mengundang pengunjung.
Bagi para pedagang, dalam menjalankan usaha tidak terlepas dari aspek
permodalan. Mendukung kelancaran usaha para pedagang harus menjadi salahsatu
bentuk komitmen Pasar Segar Depok. Karenanya, sangat baik jika Pasar Segar
Depok mengambil peran sebagai fasilitator, yaitu membuka akses permodalan ke
berbagai pihak, salahsatunya perbankan. Bentuk kerjasama yang terjalin antara
pengelola, pedagang dan perbankan diharapkan dapat membantu pedagang yang
membutuhkan tambahan modal untuk mengambangkan usahanya. Selain itu,
kerjasama antara pengelola, pedagang dan perbankan akan memberikan kemajuan
positif bagi pihak yang terlibat. Pedagang akan mendapat tambahan modal usaha
dengan lebih mudah, bahkan sebisa mungkin mendapat tingkat bunga yang
spesial. Jika dengan adanya tambahan modal usaha pedagang semakin maju, maka
ini juga merupakan kesuksesan Pasar Segar Depok. Selain itu, dengan kerjasama
ini pihak bank mendapatkan keuntungan karena dapat memperkenalkan dan
memasarkan produk mereka dalam menyalurkan pembiayaan.
3. Membangun sistem operasional kerja
Pasar Segar tidak secara langsung terlibat dalam sebuah transaksi jual beli
yang terjadi di Pasar Segar Depok. Namun demikian, peran Pasar Segar Depok
119
sangat penting dalam menjaga proses transaksi tersebut dapat berjalan dengan
baik. Pengelola Pasar Segar Depok memiliki tugas dan fungsi menyediakan
sarana dan prasarana pendukung. Termasuk didalamnya secara berkelanjutan
memperkenalkan Pasar Segar Depok agar semakin banyak dikenal masyarakat
dan Pasar Segar Depok semakin ramai pengunjung yang berbelanja.
Mengingat peran, tugas dan fungsi yang penting tersebut, Pasar Segar
Depok harus memiliki sistem yang mengatur segala hal yang berkaitan dengan
operasional Pasar Segar Depok. Sistem yang bersifat standar agar menjadi
pedoman setiap personil pengelola dalam menjalankan tugasnya di setiap lini
kerja masing-masing. Pastikan sistem ini dapat digunakan di setiap cabang Pasar
Segar dan berjalan dengan baik dalam mendukung kemajuan Pasar Segar Depok.
Sistem yang baik dimulai dari perencanaan yang baik. Perencanaan terkait
program, kebijakan dan alokasi anggaran disusun secara jelas, konkret dan
terukur. Sehingga hasilnya akan dapat dengan mudah diukur dan dievaluasi. Jika
sistem sudah ada, maka diperlukan sumberdaya yang siap untuk menjalankan
sistem tersebut.
5.3.5.2. Strategi S-T
Strategi ini menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi ini
terdiri dari:
1. Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendukung
Pasar Segar Depok sebagai sarana dan fasilitator terjadinya transaksi jual
beli mempunyai peran penting dalam pelayanan bagi pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya, yaitu pengelola pasar, pedagang, pemilik unit, pengunjung/pembeli dan
120
masyarakat di sekitar Pasar Segar Depok. Pelayanan yang baik akan semakin
meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan dan mengangkat citra
Pasar Segar Depok dan Pasar Segar pada umumnya. Pelayanan harus berbasiskan
pada pihak yang akan dilayanani. Artinya betul-betul mengakomodasi kebutuhan
dan keinginan para pemangku kepentingan, khusunya pedagang dan
pembeli/pengunjung pasar. Layanan yang baik kepada para pedagang akan
membuat para pedagang merasa nyaman dan mendukung kemajuan usaha.
Layanan yang baik kepada masyarakat pengunjung/pembeli akan membuat
pengunjung merasa nyaman berbelanja dan pada kesempatan lain akan kembali
bahkan merekomendasikan kerabat, saudara atau kawannya untuk berbelanja di
Pasar Segar Depok. Upaya peningkatan pelayanan sangat terkait dengan fasilitas
pendukung. Fasilitas yang lengkap dan terawat baik menjadi salahsatu indikasi
pelayanan yang baik. Tidak hanya itu, pelayanan yang baik juga terkait dengan
personal pengelola yang menjalankan operasional pasar sehari-hari.
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat berkunjung ke pasar atau
pusat perbelanjaan bukan hanya sekedar berbelanja kebutuhan hidup sehari-hari,
namun ada kebutuhan lain sepert sosialisasi, hiburan dan informasi. Hal ini
mejadi gaya hidup masyarakat yang akan sangat baik jika diakomodasi oleh pihak
pengelola Pasar Segar Depok. Sehingga untuk mengakomodasi gaya hidup seperti
ini perlu disiapkan fasilitas pendukung tambahan, diantaranya berupa area terbuka
hijau (taman), sarana bermain anak dan tempat penitipan anak yang berkonsep
edutainment. Keberadaan sarana bermain anak ini untuk mengakomodasi
kebutuhan, yakni sebagian ibu rumahtangga yang berbelanja biasanya mengajak
121
serta anak-anak mereka. Arena taman bermain berikut fasilitas bermain anak bisa
menjadi sarana pendukung yang menjadi daya tarik Pasar Segar Depok dalam
rangka memberikan pelayanan yang terbaik.
5.3.5.3. Strategi W-O
Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara mengatasi kelemahan yang ada, strategi ini terdiri dari:
1. Meningkatkan keahlian dan keterampilan sumberdaya manusia
Sumberdaya manusia merupakan aset penting perusahaan. Bukan hanya soal
kuantitas, aspek yang lebih penting adalah terkait kualitas. Kualitas dalam
berbagai bentuknya, seperti integritas, kapasitas dan kapabilitas. Kapasitas
sumberdaya manusia, termasuk didalamnya keahlian dan keterampilan sangat
diperlukan perusahaan untuk tetap eksis dan terus berkembang sesuai visi, misi
dan tujuan perusahaan. Keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh personil
merupakan aspek yang sangat penting terhadap kinerja sebuah perusahaan. Maju
mundurnya perusahaan tergantung seberapa baik personil dalam manajamen
menjalankan tugas dan fungsinya. Sumberdaya manusia yang berperan penting
dalam kemajuan Pasar Segar Depok tidak hanya pengelola, tetapi juga para
pedagang. Para pedagang memilik peran yang sangat penting, bahkan menjadi
ujung tombak kemajuan sebuah pasar. Karena itu, perlu dipersiapkan berbagai
program yang mendukung peningkatan keahlian dan keterampilan personil
sumberdaya manusia pengelola dan pedagang yang berkelanjutan sesuai bidang
dan tingkatan yang diperlukan. Berbagai program peningkatan keahlian dan
keterampilan dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pemangku kepentingan
122
(stakeholder) terkait, seperti pemerintah, sponsor maupun lembaga profesional
yang berkompeten dalam memberikan pelatihan dan pembinaan.
5.3.5.4. Strategi W-T
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan (defensive) dan
ditunjukan untuk meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman yaitu:
1. Meningkatkan aktifitas promosi
Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran. Bauran pemasaran
terdiri atas 7 komponen yang dikenal dengan istilah 7 P. Ketujuh komponen
tersebut adalah 1) Product, 2) Price, 3) Place, 4) Promotion, 5) People, 6)
Process dan 7) Physical Evidence. Promosi mengambil peran menyampaikan
pesan kepada masyarakat tentang sebuah nilai, citarasa, penampilan, kualitas dan
lain-lain. Promosi menjadi ujung tombak agar sebuah perusahaan, merek, atau
produk dikenal oleh masyarakat. Ketika masyarakat sudah mengenal, maka akan
lebih mudah dalam memutuskan untuk menjatuhkan pilihan pada sebuah merek,
perusahaan, atau produk yang ditawarkan.
Kondisi yang ada saat ini membutuhkan energi yang cukup besar untuk
mengangkat Pasar Segar Depok. Diperlukan aktifitas promosi yang lebih intensif
dan efektif agar masyarakat lebih mengenal Pasar Segar Depok. Pengelola harus
berusaha meyakinkan masyarakat akan pesan yang disampaikan. Pesan yang
disampaikan terkait dengan Pasar Segar Depok sebagai pasar tradisional yang
dikonsep dan dikelola secara moderen dan professional. Pasar yang bersih,
nyaman, lengkap, dan transaksi dengan sistem tawar menawar. Bentuk promosi
yang dilakukan dapat berupa kombinasi dari periklanan, promosi penjualan,
123
publisitas dan hubungan masyarakat, serta penjualan langsung. Sehingga, dengan
berbagai bentuk aktifitas promosi yang dilakukan tersebut, diharapkan dapat
menarik masyarakat untuk berbelanja di Pasar Segar Depok. Baik masyarakat
yang baru mengenal Pasar Segar Depok maupun masyarakat yang sebelumnya
sudah mengenal Pasar Segar Depok.
Aktifitas promosi sedapat mungkin didesain secara menarik dan berkesan,
sehingga benar-benar menarik perhatian dan menimbulkan keinginan untuk
berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok. Namun, sebelum aktifitas
promosi gencar dilaksanakan, harus dipastikan terlebih dahulu persiapan dan
perbaikan internal sudah dilakukan. Sehingga ketika masyarakat datang benar-
benar merasakan Pasar Segar Depok dengan suasana yang baru, produk yang
lengkap, pedagang yang banyak dan pengunjung yang ramai. Berbagai aktifitas
promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan Pasar Segar Depok akan kurang
efektif jika belum ada perbaikan dan kesiapan terutama pedagang yang berjualan
dan ketersediaan produk yang memadai.
Promosi harus dilakukan secara berkelanjutan, bukan hanya pada saat dan
momen tertentu saja. Dapat kita lihat, berbagai merek terkenal, sekalipun merek
tersebut sudah terkenal tetapi promosi tetap dilakukan. Oleh karenanya, perlu
dipersiapkan berbagai program promosi yang berkelanjutan dan didukung dengan
kebijakan anggaran yang baik.
124
2. Mengintensifkan komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit
dan pedagang
Data internal Pasar Segar Depok pada bulan Nopember 2012 menunjukan
bahwa dari 168 lapak hanya terisi sebanyak 11 unit, atau hanya 7%. Kios terisi 80
unit atau 17% dari 481 unit yang tersedia. Kemudian ruko dari 43 unit yang
tersedia, terisi sebanyak 35 unit atau 81%. Kondisi ini cukup memperihatinkan,
Banyak unit, khususnya lapak dan kios yang tidak terisi. Jika kondisi ini
dibiarkan, akan semakin membuat Pasar Segar Depok sepi dan tidak diminati
masyarakat. Sedikitnya unit lapak, kios dan ruko yang buka menyebabkan
ketersediaan produk menjadi sangat terbatas, baik jumlah, varian maupun
kualitasnya. Karenanya, ketersediaan produk sangat erat kaitannya dengan
keberadaan pedagang sebagai penyedia produk.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
adalah dengan melakukan konsolidasi dan komunikasi yang lebih intensif dengan
para pemilik unit dan para pedagang yang ada. Konsolidasi diharapkan
menghasilkan kesepakatan bersama, untuk secara serentak membuka unit mereka
agar pasar lebih hidup, produk tersedia bahkan lengkap hingga pada akhirnya
dapat menarik pengunjung. Bagi para pemilik unit yang merupakan investor,
diharapkan mereka bersedia memberikan kesempatan pada orang lain yang ingin
berdagang menggunakan unit miliknya secara cuma-cuma dalam jangka waktu
tertentu. Konsolidasi dan komunikasi intensif kepada pedagang dan pemilik unit
sebaiknya tidak hanya berupa komunikasi langsung secara personal, namun dapat
dipertimbangkan untuk dibentuk sebuah forum bersama antara pengelola, pemilik
125
unit dan pedagang. Forum ini menjadi wadah penyampaian aspirasi dan diskusi
jika terdapat permasalahan untuk mencari solusi secara bersama-sama. Demi
mendukung berjalannya forum ini, perlu bangun pola komunikasi dan koordinasi
yang baik antara pengelola dan pedagang serta pemilik unit.
126
127
Diagram SWOT terdiri dari empat kuadran yang menggambarkan posisi
suatu organisasi. Diagram SWOT berfungsi untuk mengetahui posisi Pasar Segar
Depok saat ini dan menunjukan alternatif strategi yang harus dijalankan untuk
pengembangan pasar.
Hasil dari matrik IFE didapatkan selisih kekuatan-kelemahan sebesar ...
Dari matriks EFE didapatkan selisih peluang – ancaman sebesar ... Hasil analisis
Diagram SWOT seprti terlihat pada gambar 5.4
Kuadran ==========
Kuadran SWOT diatas menunjukan saat ini Pasar Segar berada pada
kuadran .. yang berarti strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif sehingga dimungkinakan Pasar
Segar dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi..
Product
Melengkapi produk dan menata posisi setiap jenis produk.
Salahsatu yang menjadi kelemahan utama Pasar Segar adalah dal harga ketersediaanya
produk, khususnya prodk segar/ produk sembako. Produk yang ada kurang variasi dan
kalaupun ada ketersediaanya sangat terbatas, atau kapasitasnya masih kecil. Kondisi ini
menyebabkan konsumen enggan berbelanja karena dinilai cukup merepotkan, sudah
datang ke pasar tetapi barang yang dicari tidak tersedia. Penataan posisi setiap jenis
produk eprlu diperhatikan, ini untuk memudahkan konsumen dalam berbelanja. Konsep
awal penataan ini sudah tersusun,yaitu lapak di bagi per blok atau deretan untuk produk
sejenis dan diberikan papan nama jenis komoditinya. Kondisi yang ada sekarang, selain
masih banyak lapak yang kosong juga ada lapak yang masih belum sesuai
penempatannya. Sangat penting dilakukan adalah melengkapi produk dan menata posisi
128
setiap jenis produk. Ini dapat dilakukan dengan mengupayakan para pedagang
membuka dagangannya dan didata secara baik barang apa yang mereka jual dan
Place
Meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan pedagang dan pemasok dari luar
Meningkatkan komunikasi dengan pedagang-pedagang dan pemasok dari pasar lain,
termasuk pedagang yang berjualan di pasar tetangga. Pada dasarnya para pedagang
tertarik berjualan di Pasar Segar apalagi didukung dengan fasilitas yang jauh lebih baik.
Komunikasi bisa dilakukan baik dengan personal pedagang atau dengan forum
perkumpulan pedagang dan berkoordinasi dengan pemerintah kota pada dinas terkait,
yaitu Dinas Koperasi, Pasar dan UMKM. Perlu untuk membuat penawaran khusus untuk
mengisi lapak dengan biaya Rp.0 alias gratis dalam jangka waktu tertentu dan
diusahakan tetap bertahan minimal 3 bulan yang mana dalam masa 3 bulan ini Pasar
segar melakukan promosi yang gencar untuk mngundang pengunjung.
Price
Memberikan potongan harga dan hadiah
Memberikan potongan harga khusus pada produk tertentu pada waktu tertentu dengan
sistem kupon. Sistem kupon juga dapat diterapkan untuk mendapatkan hadiah langsung
bila mencapai minimum belanja tertentu atau kupon untuk mendapatkan hadiah
undian. Penerapan sistem ini akan lebih baik bila bekerjasa dengan sponsor produk-
produk tertetu.
Promotion
Mengadakan re-launching Pasar Segar
Pasar Segar dengan kondisi yang sekarang membutuhkan energi yang cukup besar untuk
kembali mengangkat Pasar Segar. Re launching ini diharapkan dapat menarik
masyarakat yang belum kenal dengan Pasar Segar dan mendorong kembali masyarakat
yang sebelumnya sudah kenal dengan Pasar segar. Sebelum re launching ini harus
129
dipastiakan terlebih dahulu persiapan dan perbaikan sudah dilakukan. Sehingga ketika
masyarakat datag benar-benar merasakan Pasar Segar yang baru, produk yang lengkap
dan pengunjung yang ramai. Kegiatan-kegiata yang diulakukan untuk mempromosikan
Pasar Segar akan kurang efektif jika belum ada perbaikan dan kesiapan terutama pedang
yang berjualan dan ketersediaan produk. Pada saat re launching, sedapat mungkin
terpublikasi ke media-media lokal seprti koran dan radio. Jalin kerjasama media partnert
dalam kegiatan re launching.
Menambahkan tagline pada merek Pasar segar.
Menambahkan tagline pada merek Pasar Segar dimaksudkan untuk lebih menguatkan
keunggulan konsep pasar. Konsep Pasar Segar sangat bisa jadi keungulan dibandingkan
dengan pasar tradisional konvensional maupun pasar swalayan. Keunggulan ini sudah
seharusnya di tonjolkan dalam proses komunikasi dan promosi yang dilakukan, termasuk
penulisan tagline. Penulisan tagline ini mencerminkan definisi pasar dan apa yang di
tawarkan oleh pasar jika berbelanja di Pasar Segar.
Menjalin kerjasama dengan perbankan untuk akses permodalan UMKM
Kerjasama merupakan langkah strategis dimana diharapkan dapat memberikan nilai
tambah dan keuntungna bagi semua pihak. Pengelola Pasar Segar dalam hal ini adalah
sebagai fasilitator para pedagang yang kita tahu dalam hal menjalankan usaha aspek
modal menjadi salahsatu aspek yang penting. Melihat hal ini, yaitu permodalan usaha,
ada baiknya pengelola berupaya membuka akses permodalan dengan berbagai pihak,
yaitu perbankan yang diharapkan dapat membantu pedagang yang membutuhkan
tambahan modal untuk mengmbnagkan usahanya. Kerjasama ini, antara pengelola,
pedagang dan perbankan akan meberikan kemajuan positif bagi semua pihak. Dengan
kerjasama ini Pedagang dapat tambahan modal usaha dengan lebih mudah, bahkan
sebisa mungkin mendapat tingkat bung yang khusus. Jika dengan adanya tambahan
modal usaha perdagang semakin maju makan dengan sendirinya ini adalah juga
kesuksesan Pasar Segar. Dan satu lagi, dengan kerjasama ini pihak bank pun
mendapatkan keuntungan karena dapat memasarkan produk mereka dalam
menyalurkan pembiayaan.
Physical Evident
Mengembalikan tata letak Pasar Segar seperti semula.
130
Mengembalikan tata letak Pasar Segar seperti semula, yatu area lapak untuk berjualan
produk segar dan sembako berada di lantai dasar. Keberadaan lapak yang hanya di lantai
atas dinilai sangat menyulitkan konsumen untuk berbelanja. Kita tentu tahu, sebagian
besar yang berbelanja adalah ibu rumah tangga, mulai dari usia muda sampai usia lanjut.
Meskipun tersedia eskalator untuk akses menuju lantai 2, di rasa kurang efektif, ibu2
khusunya yang berusaia lanjut yang tidak terbiasa dan merasa takut naik eskalator. Naik
eskalator takut naik tangga cape, kira-kira seperti itu kondisinya.
Kondisi yang berjalan sampai saat ini adalah Pasar Segar menjadi tempat
pembuatan/perpanjang SIM yang bekerjasama dengan kepolisian. Pada awalnya, ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kunjungan masyarakat ke Pasar Segar. Berdasarkan
kondisi dilapangan, hasil observasi dan wawancara, masyarakt yang datang dengan
tujuan pembuatan SIM, sebagian besar tidak mengunjungi pasar dan sangat sedikit
terjadinya pembelian. Pembelian terjadi hanya pad produk tertentu yang berhubungan
dengan keperluan pembuatan SIM seperti alat tulis, foto copy dan makanan ringan.
Sehingga, Penulis melihat kerjasama ini kurang menguntungkan Pasar Segar, malah
justru mengganggu image Pasar Segar sendiri. Oleh karena itu, dirasa memang perlu
untuk menghentikan kerjasama dengan kepolisian perihal pembuatan SIM di lokasi
Pasar Segar Depok.
Penataan posisi setiap jenis produk eprlu diperhatikan, ini untuk
memudahkan konsumen dalam berbelanja. Konsep awal penataan ini sudah
tersusun,yaitu lapak di bagi per blok atau deretan untuk produk sejenis dan
diberikan papan nama jenis komoditinya. Kondisi yang ada sekarang, selain
masih banyak lapak yang kosong juga ada lapak yang masih belum sesuai
penempatannya.
People
131
Mengadakan kegiatan pelatihan dan pembinaan kepada karyawan dan tenan secara
berkesinambungan.
Pelatihan dan pembinaan perlu dilakukan disamping sebagai sarana meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan juga sebagai sarana untuk lebih memotivasi karyawan
dan pedagang. Diharapkan denagan pelatihan dan pembinaan ini akan lebih
meningkatkan kinerja dan semangat baik karyawan maupun pedagang. Pelatihan dan
pembinaan ini dapat dilakukan dengan bekerjasa dengan stakeholder terkait, seperti
pemerintah kota, sponsor maupun lembaga profesional yang berkompeten dalam
memberikan pelatihan dan pembinaan.
Process
Mengadakan komunikasi intensif kepada tenan dan pemilik toko
Mengadakan komunikasi intensif kepada tenan dan pemilik toko. Tidak hanya berupa
komunikasi langsung kepada personal, ada baiknya juga dibentuk sebuah forum. Forum
ini menjadi wadah penyampaian aspirasi dan diskusi jika terdapat permasalahan untuk
dicarikan solusinya bersama. Untuk mendukung berjalannya forum ini, perlu bangun
pola komunikasi dan koordinasi yang baik antara pengelola dan pedagang serta pemilik
toko.
Sebagai sebuah titik awal untuk membangkitkan Pasar Segar, yang perlu dilakukan
adalah membuat suatu forum diskusi antara stakeholder, yaitu pengelola, pemilik toko
dan pedagang. Pada forum ini dibahas tentang
kembali perkumpulan pedagang yang lebih terorganisir. Sehingga, lembaga ini bisa
mewakili komponen pedagang dalam berkomunikasi dan meyampaikan aspirasi.
Melalui forum ini diharapkan akan mendukung terwujudnya Visi, misi dan tujuan pasar
secara bersama sama dan meningkatkan rasa kepemilikan dan kebersamaan.
Merapihkan administrasi dan ketegasan
Sistem administrasi yang sudah ada cukup baik, hanya saja masih terdapat kekurangan
pada sistem administrasi yang berkaitan perjanjian dan kebijakan.
132
Salah satu masalah yang di temukan di lapangan adalah perjanjian antara Pemasar yang
menjual unit Pasar Segar dan pembeli unit. Surat perjanjian ini memuat beberapa
ketentuan seperti keharusan membuka toko, iuran yang harus di bayarkan dan sanksi
yang diberlakukan bila terdapat pelanggaran. Isi surat perjanjian ini dinilai tidak seragam
terhadap semua pemilik unit sehingga ada semacam kecemburuan sosial. Selain itu
belum diberlakukan tindakan yang tegas terhadap pelanggaran yang ada.
Ketidaktegasan ini menjadi salahsatu faktor sepinya tingkat buka toko. Sehingga solusi
yang dapat diterapkan adalah membangun komitmen bersama khsusunya kepada para
pemilik toko, agar mereka memberikan peminjaman toko mereka untuk sementara disi
oleh orang lain secara Cuma-Cuma. Kurun waktu tiga bulan diras awaktu yang cukup
untuk membuat pasar menjadi bergairah.
133
5.6. Penentuan Prioritas Strategi
Setelah mendapatkan alternatif-alternatif strategi, berikutnya adalah penentuan
prioritas strategi dengan menggunakan QSPM. Analisis matriks QSPM bertujuan
untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-
strategi yang bervariasi yang telah dipilih, dan untuk menentukan strategi mana
yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Matriks SWOT
menghasilkan strategi-strategi alternatif yaitu: ... kemudian strategi-strategi
alternatif tersebut disusun dalam matriks QSPM dan pemilihan strategi didasarkan
atas pandangan peneliti. Faktor yang memiliki daya tarik dari masing-masing
134
faktor internal dan eksternal diberi nilai satu (tidak menarik) sampai empat
(sangat menarik). Hasil analisis QSPM dapat dilihat pada Tabel 6.13
Berdasarkan Tabel 5.13 diperoleh gambaran bahwa nilai TAS (Total Attractives
Score) dari strategi meningkatkan promosi makanan tradisional Bali, dan
meningkatkan keberagaman makanan tradisional Bali dalam menu, menunjukkan
nilai tertinggi yang berarti bahwa strategi ini menjadi pilihan utama.
Tabel Identifikasi Kekuatan- Kelemahan berdasarkan faktor/ bidang
Tabel Identifikasi Peluang _ Ancaman berdasarkan faktor/ bidang
135
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu menghadirkan
kemudahan dan kecepatan akses informasi bekontribusi pada semakin cedas dan
canggihnhya konsumen di era milenium ini. Konsumen masa kini semakin sulit
dipuaskan. Mereka menuntut custumized product, speed, flexibility, quality,
superior service dan cost effective solution. Konsekuensinya perusahaan tidak bis
asurvie tanpa kemampuan memahami setiap pelanggan dan memnawarakan
produk dan jasa yang lebih ter cistimized kepada mereka (Butler,2000) dalam
buku pemasaran jasa, Fandy Tjiptono,412.
Implikasi strategi dari betnagai perkembanagan ini bahwa organisasi perlu
menyelaraskan kompetensi, teknologi, dan sumbet daya yang dimiliki dengan
kebutuhan dan keinginan pelangggan yang dinamis. Salahsatu strategi yang bisa
memfasilitasi hal tersebut adalah Relationship Marketing (RM) yang dlaam
136
bebertapa tahun terkahir ddikuti pula denga Custumer Relationship Management
(CRM). Kedua strategi ini berkaitan erat, meskipun terdapat perbedaan yang
menyangkut elemen-element pokoknya. Sebagai contoh, Batterly (2004)
mengatakan bahwa RM tidak sama dengan CRM. Menurutnya CRM lebih
menyangkut infrastruktur teknologi baik pernagkat keras maupun perangkat
lunak, yang digunakan untuk mengelola data pelanggan dalam jumlah besar.
Sedangkan RM adalah cara menjalankan bisnis bukan sekedar proses atau
inftastruktur teknologi.
126
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab V, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Kondisi internal Pasar Segar Depok berdasarkan hasil analisis faktor strategis
internal dan analisis faktor strategis eksternal diperoleh nilai total skor faktor
lingkungan internal sebesar 2,76200 yaitu di atas nilai rata-rata 2,50 yang berarti
posisi internal kuat. Kemudian nilai total skor faktor lingkungan eksternal sebesar
3,03132 yaitu di atas nilai rata-rata 2,50 yang berarti perusahaan merespon dengan
baik kondisi eksternal baik peluang maupun ancaman. Sisi internal, Pasar Segar
Depok memiliki 12 poin kekuatan dan 6 poin kelemahan. Kekuatan : 1) Visi ,
Misi dan Tujuan Pasar Segar, 2) Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjan 3)
Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi, 4) Lokasi Pasar Segar Depok, 5)
Konsep Pasar Segar, 6) Merek Pasar Segar, 7) Sistem Tatakelola Pasar Segar, 8)
Fasilitas Pasar Segar Depok, 9) Penerapan Sistem Administrasi, 10) Pengelolaan
Kebersihan, Kemanan & Ketertiban, 11) Keramahan Pelayanan dan 12) Respon
terhadap Keluhan. Kelemahan : 1) Strategi dan Program Kerja Pasar Segar
Depok, 2) Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola, 3) Aktivitas Promosi dan
Sosialisasi, 4) Keuangan Pasar Segar, 5) Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan
harga) , 6) Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok.
127
Sedangkan dari sisi eksternal memiliki 12 poin peluang dan 6 poin
ancaman. Peluang : 1) Daya Tawar Konsumen, 2) Situasi Politik dan Keamanan,
3) Kebijakan Pemerintah tentang Pasar, 4) Peningkatan Pendapatan Masyarakat,
5) Mata Pencaharian Masyarakat, 6) Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok,
7) Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Depok, 8) Keberagaman Sosial Budaya
dan Agama Masyarakat Depok, 9) Gaya Hidup, 10) Kebiasaan berbelanja dengan
sistem tawar menawar, 11) Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam, 12)
Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi. Ancaman : 1) Hambatan Masuk
Pendatang Baru, 2) Daya Tawar Suplier/ Pedagang, 3) Keberadaan Pasar Pesaing
yang Ada, 4) Produk/Jasa Substitusi, 5) Kenaikan Harga Komoditas, 6) Kenaikan
Harga BBM dan TDL. Kekuatan utama Pasar Segar Depok adalah pada fasilitas
Pasar Segar Depok. Sedangkan kelemahan utamanya pada aktifitas promosi dan
sosialisasi. Peluang yang direspon paling baik oleh Pasar Segar Depok adalah
kebijakan pemerintah terkait pasar. Sedangkan ancaman yang mendapat respon
paling baik adalah daya tawar suplier/pedagang.
2. Berdasarkan analisis SWOT maka didapat 7 poin alternatif strategi yang
dapat dijalankan Pasar Segar Depok, yaitu :
1) Restrukturisasi
2) Meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan
3) Membangun sistem operasional kerja
4) Meningkatkan keahlian dan keterampilan sumberdaya manusia
5) Meningkatkan aktifitas promosi
128
6) Mengintensifkan komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit dan
pedagang
7) Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendukung
6.2. Saran
Saran yang dapat Penulis berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
1. Visi dan Misi Pasar Segar Depok belum menggambarkan sebuah Pasar
Segar Depok sebagai sebuah pasar tradisional yang dikelola secara moderen,
tetapi visi ini justru menggambarkan arah sebuah perusahaan pengembang
properti. Visi Pasar Segar Depok sebaiknya dibedakan dengan visi
perusahaan induk BSA Land sebagai sebuah perusahaan pengembang dan
pengelola properti. Pemisahan antara visi BSA Landa dan Visi Pasar Segar
Depok akan membuat arah Pasar Segar Depok lebih jelas, spesifik dan
mencakup apa yang menjadi wilayah bisnisnya, yakni pasar tradisional
dengan pengelolaan moderen. Selain itu, perlu lebih tepat dan konsisten
dalam penggunaan istilah pasar tradisional dan pasar moderen.
2. Pengelola Pasar Segar Depok agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada,
yakni mempertahankan kekuatan dan membuatnya menjadi lebih menonjol
sehingga menjadi daya tarik. Meminimalisasi kelemahan dengan
mengadakan pembenahan yang diperlukan. Serta memanfatkan peluang dan
menghindari ancaman secara optimal. Gunakan aternatif strategi yang
paling memungkinkan untuk segera dilakukan.
129
3. Pengelola Pasar Segar Depok agar lebih mengadakan pendekatan yang lebih
intensif kepada warga masyarakat, khususnya warga sekitar lokasi Pasar
Segar Depok dan para pedagang pasar.
4. Pemerintah Kota Depok agar lebih meningkatkan dan mendukung
kerjasama dengan pihak swasta untuk memajukan pasar tradisional.
130
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.Taufiq.2011.Manajemen Strategik : Konsep dan Aplikasi.Jakarta: PT.
Raja Grafindo.
BAPEDA,BPS Kota Depok. 2010.Depok Dalam Angka.Depok: BPS Kota Depok.
Campbell dan Yeung.1991. Creating a Sense of Mission.Artikel
David, Fred. R.2006.Manajemen Strategis.Jakarta: Salemba Empat.
Esther dan Didik. 2003. Membuat Pasar Tradisional Tetap Eksis.Sinar Harapan.
Jakarta.
Hilwati.2009. Pengembangan Koperasi Ternak Sapi Bandung Utara. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah: Skripsi Tidak Diterbitkan.
Pearce dan Robinson.1997.Manajemen Strategis, Jilid I..Jakarta: Binarupa Aksara
Rangkuti, Feddy. 2006. Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis.Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rochman, Fadlika Fatchur.2011.Strategi Pengembangan Bisnis. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta : Skripsi Tidak Diterbitkan.
Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Sinaga, Pariaman. 2008. Menuju Pasar yang Berorientasi Pada Perilaku
Konsumen. Artikel
Umar, Husein. 2002. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Wildan, Ekapribadi.2007.Pasar Modern: Ancaman Bagi Pasar
Tradisional.Artikel.
Yusa, Muhammad Reza.2011. Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada E-
cofarm, Kampus IPB, Darmaga, Bogor. Intitut Pertanian Bogor : Skripsi
Tidak Diterbitkan.
A.C. Nielsen (2005) Asia Pacific Retail and Shopper Trends 2005 [Tren Pembeli
dan Ritel Asia Pasifik 2005]. [Online] tersedia http://www.acnielsen.de/
pubs/documents/RetailandShopperTrendsAsia2005.pdf
131
Anonim.2011. Strategi Bersaing UKM dalam Menghadapi Pasar Modern.
[Online] tersedia http://binaukm.com/2011/12/strategi-bersaing-ukm-dalam-
menghadapi-tumbuhnya-pasar-modern-mall-dan-pusat-perbelanjaan-besar-
lainnya/[27 Maret 2012]
Apriyanto, Deri. 2013.Dampak Pasar Moderen terhadap Pasar Tradisional.
[Online] tersedia http://deriaprianto74.blogspot.com/2012/11/dampak-pasar-
modern-terhadap-pasar.html [28 agustus 2013]
Fahmiarto, Anjar. 2010.Konsumen Butuh Pasar Modern.[Online} tersedia
http://koran.republika.co.id/koran/0/120078/Konsumen_Butuh_Pasar_Mode
rn[27 Maret 2012]
Harian Kompas. 2007. Hasil Penelitian: Pepres Tidak Ubah Kondisi Pasar
Tradisional Jakarta. [Online] tersedia http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0704/19/ekonomi/3466033.htm
Harmanto. 2007. Pasar Tradisional Kita Semakin Babak Belur. [Online] teredia
http://harmanto.blog.detik.com/index.php/archieves/61
Kompas.(2006).Jangan Biarkan Pasar Bersaing dengan Hipermarket.[Online]
tersedia http://www.kompas.com/kompascetak/0606/02/metro/2693747.
htm [3 November 2010]
Paesoro, Adri. 2007. Pasar Tradisional di Era Persaingan Global. [Online] tersedia
http://www.Smeru.or.id [17 November 2010]
Pasar Bersih.2012. Asyiknya Belanja di Pasar Modern [Online} tersedia
http://pasarbersihserang.blogspot.com/2011/04/asyiknya-belanja-di-pasar-
modern.html#more [27 Maret 2012]
Pasar Bersih.2012. Pengertian Pasar Moderen.[Online] tersedia
http://pasarbersihserang. blogspot.com/2011/04/pengertian-pasar-
modern.html 27 Maret 2012]
Rahayubudi.2013.Perilaku Konsumen Berbelanja dan Peran Pasarku.[Online]
tersedia http://pasarkutradisional.blogspot.com/2012/09/perilaku-konsumen-
berbelanja-dan-peran.html [28 Agustus 2013]
Rohim,M.Abdul.2009.Pembangunan Pasar Tradisional Pati [Online] tersedia
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/11/09/87259/Pem
bangunan-Pasar-Tradisional-Pati-. [29 November 2010].
132
Sujito,Arie. 2012. Membentengi Pasar Tradisional dari Arus Pasar
modern.[Online] tersedia http://www.ireyogya.org/id/article/policy-
brief/membentengi-pasar-tradisional-dari-arus-pasar-modern.html [27 Maret
2012]
Suryadarma dkk. 2007. Laporan Penelitian: Dampak Supermarket terhadap
Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Pusat-pusat Perkotaan
di Indonesia.Jakarta:Lembaga Penelitian SMERU.[Online] tersedia
http://smeru.or.id.report/reseach/Supermarket/Supermarket_ind.pdf
Yudhoyono, Susilo Bambang.2013. Pidato Kenegaraan Presiden Republik
Indonesia. [Online] tersedia http://www.setkab.go.id/home [28 Agustus
2013]
133
J.David Hunger & Thomas L. Wheelen.2003.Manajemen Strategis.Yogyakarta:
ANDI
Esterberg (2002) >> Pengertian wawancara
Campbell dan Yeung (1991) Creating a Sense of Mission.Artikel
Winardi (2010)
Winardi.2010. >> Struktur
(Esther dan Dikdik, 2003). Pasar tradisional
134
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kotler, Philip, Armstrong, Garry.2001. Ptrinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Indah.2010.Pengertian, Definisi Konsumen[Online]
tersedia:http://carapedia.com/pengertian_definisi_konsumen_info2078.html
[15 Februari 2012]
NN.2011.Perilaku Konsumen, Definisi dan Tipe [Online] tersedia:
http://www.informasiku.com/2011/04/perilaku-konsumen-definisi-dan-
tipe.html [15 Februari 2012}
Yasinta.2008.Elastisitas Permintaan dan Penawaran.[Online] tersedia:
http://yasinta.wordpress.com/2008/07/30/elastisitas-permintaan-dan-
penawaran/ [15 Februari 2012]
135
132
Lampiran 1
Kuisioner Identifikasi dan Pemberian Peringkat (rating)
Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal
STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR SEGAR DEPOK
Nama Peneliti : Suryadi
NIM : 107 092 003 007
Program Studi : Agribisnis
Nama Narasumber :
Jabatan :
TUJUAN
Mendapatkan penilaian responden guna mengidentifikasi dan mengetahui
pengaruh masing-masing faktor strategis internal dan eksternal terhadap kondisi
perusahaan. Selanjutnya faktor-faktor strategis tersebut dikelompokan ke dalam
aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
PETUNJUK UMUM
1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber.
3. Dalam pengisian kuisioner, narasumber. diharapkan untuk melakukannya
secara sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
4. narasumber berhak menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah
tercantum dalam kuisioner dengan alasan yang jelas dan kuat.
133
PETUNJUK KHUSUS
1. Faktor-faktor strategis internal adalah faktor-faktor yang berada dalam
organisasi tersebut yang dapat dikendalikan dan memiliki implikasi
langsung terhadap Pasar Segar Depok. Faktor-faktor strategis internal
dikelompokan ke dalam aspek kekuatan dan kelemahan.
2. Faktor-faktor strategis eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar
Pasar Segar dan tidak dapat dikendalikan oleh Pasar Segar Depok. Faktor-
faktor strategis eksternal dikelompokan ke dalam aspek peluang dan
ancaman.
3. Kekuatan dan kelemahan meliputi sumberdaya manusia, keuangan,
produksi dan operasi, pemasaran, penelitian dan pengembangan, dan
manajemen sistem informasi. Sedangkan Peluang dan ancaman meliputi
tinjauan terhadap situasi ekonomi, sosial, budaya, politik pemerintahan
dan hukum, geografi dan lingkungan, teknologi serta kekuatan persaingan.
4. Berikan tanda centang (v) pada ruang kolom kekuatan atau kelemahan dan
peluang atau ancaman sesuai dengan nilai rating yang Anda berikan untuk
faktor tersebut.
Penilaian Untuk Faktor Internal
1 = Kelemahan Utama
2 = Kelemahan Minor
3 = Kekuatan Minor
4 = Kekuatan Utama
Penilaian untuk Faktor Ekternal
1 = Rendah, respon perusahaan rendah
2 = Sedang, respon perusahaan rata-rata
3 = Tinggi, respon perusahaan diatas rata-rata
4 = Sangat tinggi, respon perusahaan superior
134
135
134
4 3 2 1
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi
6 Lokasi Pasar Segar Depok
7 Konsep Pasar Segar
8 Merek Pasar Segar
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar
10 Aktifitas Promosi dan Sosialisasi
11 Fasilitas Pasar Segar Depok
12 Penerapan Sistem Administrasi
13 Keuangan Pasar Segar
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga)
16 Keramahan Pelayanan
17 Respon terhadap Keluhan
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok
19
20
Depok, ..
Narasumber,
( )
Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal
A. Faktor-Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis InternalNo KeteranganKekuatan Kelemahan
Lampiran 1 (Lanjutan)
135
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru
2 Daya Tawar Konsumen
3 Daya Tawar Suplier/Pedagang
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada
5 Situasi Politik dan Keamanan
6 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar
7 Kenaikan Harga Komoditas
8 Peningkatan Pendapatan Masyarakat
9 Mata Pencaharian Masyarakat
10 Kenaikan Harga BBM dan TDL
11 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok
12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok
13 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat
14 Gaya Hidup
15 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar
16 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam
17 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi
18 Produk/layanan Substitusi
19
20
Depok, ..
Narasumber
( )
Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal
B. Faktor-Faktor Strategis Eksternal
KeteranganPeluang Ancaman
Faktor Strategis EkternalNo
Lampiran 1 (lanjutan)
137
Lampiran 2
Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal
STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR SEGAR DEPOK
Nama Peneliti : Suryadi
NIM : 107 092 003 007
Program Studi : Agribisnis
Nama Narasumber :
Jabatan :
TUJUAN
Mendapatkan penilaian responden terhadap tingkat kepentingan faktor- faktor
strategis internal dan eksternal dalam mengembangkan Pasar Segar Depok
berdasarkan polling pendapat responden pada kuisioner putaran pertama. Tingkat
kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap faktor-
faktor strategis untuk melihat seberapa besar faktor-faktor tersebut menentukan
tingkat keberhasilan untuk mengembangkan Pasar Segar Depok.
PETUNJUK UMUM
1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber.
3. Dalam pengisian kuisioner, narasumber diharapkan untuk melakukannya
secara sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
4. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner ini bersifat mutlak karena
merupakan rangkuman dari jawaban narasumber. pada kuisioner putaran
pertama.
138
PETUNJUK KHUSUS
1. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor kunci sukses internal dan
eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan memberikan nilai
1,2 atau 3 yang paling sesuai menurut responden dengan cara sebagai
berikut:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
2. Contoh :
a. Jika Lokasi Pasar Segar Depok kurang penting daripada Konsep
Pasar Segar, maka nilai untuk baris 6 kolom G = 1.
b. Jika Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar sama penting daripada
Strategi dan Program Kerja, maka nilai untuk baris 1 kolom B pada =
2.
c. Jika Produk lebih penting daripada Keramahan Pelayanan, maka
nilai untuk baris 15 kolom P = 3.
138
Kuisioner Bobot Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal
No Faktor-faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi
6 Lokasi Pasar Segar Depok
7 Konsep Pasar Segar
8 Merek Pasar Segar
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar
10 Aktivitas Promosi dan Sosialisasi
11 Fasilitas Pasar Segar Depok
12 Penerapan Sistem Administrasi
13 Keuangan Pasar Segar
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga)
16 Keramahan Pelayanan
17 Respon terhadap Keluhan
18 Tata Letak (Layout )
Jumlah
Depok, ..
Narasumber,
( )
A. Penentuan Bobot Faktor-Faktor Strategis Internal
Lampiran 2 (lanjutan)
139
Kuisioner Bobot Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal
No Faktor-faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru
2 Daya Tawar Konsumen
3 Daya Tawar Suplier/ Pedagang
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada
5 Produk/layanan Substitusi
6 Situasi Politik dan Keamanan
7 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar
8 Kenaikan Harga Komoditas
9 Peningkatan Pendapatan Masyarakat
10 Mata Pencaharian Masyarakat
11 Kenaikan Harga BBM dan TDL
12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok
13 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok
14 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat
15 Gaya Hidup
16 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar
17 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam
18 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi
Jumlah
Depok, ..
Narasumber,
( )
B. Penentuan Bobot Faktor-Faktor Strategis Eksternal
Lampiran 2 (lanjutan)
140
Nomor : 1
Nama Narasumber : Ibu Ayu
Jabatan : Admnistration
4 3 2 1
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar v
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar v
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan v
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola v
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi v
6 Lokasi Pasar Segar Depok v
7 v
8 v
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar v
10 Aktivitas Promosi dan Sosialisasi v
11 Fasilitas Pasar Segar Depok v
12 Penerapan Sistem Administrasi v
13 Keuangan Pasar Segar Depok v
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban v
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) v
16 Keramahan Pelayanan v
17 Respon terhadap Keluhan v
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok v
19
20
Konsep Pasar Segar
Merek Pasar Segar
A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
NoKekuatan Kelemahan
KeteranganFaktor Strategis Internal
Lampiran 3
141
Nomor : 2
Nama Narasumber : Bpk. Juliansyah
Jabatan : Tenan Relation
4 3 2 1
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar v
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar v
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan v
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola v
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi v
6 Lokasi Pasar Segar Depok v
7 Konsep Pasar Segar v
8 Merek Pasar Segar v
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar v
10 Aktivitas Promosi dan Sosialisasi v
11 Fasilitas Pasar Segar Depok v
12 Penerapan Sistem Administrasi v
13 Keuangan Pasar Segar Depok v
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban v
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) v
16 Keramahan Pelayanan v
17 Respon terhadap Keluhan v
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok v
19
20
A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
NoKekuatan Kelemahan
KeteranganFaktor Strategis Internal
Lampiran 3 (lanjutan)
142
Nomor : 3
Nama Narasumber : Bpk. Evan
Jabatan : Office Support
4 3 2 1
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar v
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar v
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan v
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola v
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi v
6 Lokasi Pasar Segar Depok v
7 Konsep Pasar Segar v
8 Merek Pasar Segar v
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar v
10 Aktivitas Promosi dan Sosialisasi v
11 Fasilitas Pasar Segar Depok v
12 Penerapan Sistem Administrasi v
13 Keuangan Pasar Segar Depok v
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban v
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) v
16 Keramahan Pelayanan v
17 Respon terhadap Keluhan v
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok v
19
20
Faktor Strategis Internal
A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
NoKekuatan Kelemahan
Keterangan
Lampiran 3 (lanjutan)
143
Nomor : 4
Nama Narasumber :Bpk. Dondi
Jabatan : Property Manager
4 3 2 1
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar v
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar v
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan v
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola v
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi v
6 Lokasi Pasar Segar Depok v
7 Konsep Pasar Segar v
8 Merek Pasar Segar v
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar v
10 Aktivitas Promosi dan Sosialisasi v
11 Fasilitas Pasar Segar Depok v
12 Penerapan Sistem Administrasi v
13 Keuangan Pasar Segar Depok v
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban v
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) v
16 Keramahan Pelayanan v
17 Respon terhadap Keluhan v
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok v
19
20
A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
NoKekuatan Kelemahan
KeteranganFaktor Strategis Internal
Lampiran 3 (lanjutan)
144
Nomor : 5
Nama Narasumber :Adi
Jabatan : Mecanical Electric
4 3 2 1
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar v
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar v
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan v
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola v
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi v
6 Lokasi Pasar Segar Depok v
7 Konsep Pasar Segar v
8 Merek Pasar Segar v
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar v
10 Aktivitas Promosi dan Sosialisasi v
11 Fasilitas Pasar Segar Depok v
12 Penerapan Sistem Administrasi v
13 Keuangan Pasar Segar Depok v
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban v
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) v
16 Keramahan Pelayanan v
17 Respon terhadap Keluhan v
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok v
19
20
Faktor Strategis Internal
A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
NoKekuatan Kelemahan
Keterangan
Lampiran 3 (lanjutan)
145
Nomor : 1
Nama Narasumber : Ibu Ayu
Jabatan : Admnistration
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru v
2 Daya Tawar Konsumen v
3 Daya Tawar Suplier/Pedagang v
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada v
5 Situasi Politik dan Keamanan v
6 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar v
7 Kenaikan Harga Komoditas v
8 Peningkatan Pendapatan Masyarakat v
9 Mata Pencaharian Masyarakat v
10 Kenaikan Harga BBM dan TDL v
11 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok v
12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok v
13 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat v
14 v
15 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar v
16 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam v
17 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi v
18 Produk/layanan Substitusi v
19
20
Faktor Strategis Ekternal
Gaya Hidup
Peluang AncamanKeterangan
B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
No
Lampiran 3 (lanjutan)
146
Nomor : 2
Nama Narasumber : Bpk. Juliansyah
Jabatan : Tenan Relation
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru v
2 Daya Tawar Konsumen v
3 Daya Tawar Suplier/Pedagang v
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada v
5 Situasi Politik dan Keamanan v
6 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar v
7 Kenaikan Harga Komoditas v
8 Peningkatan Pendapatan Masyarakat v
9 Mata Pencaharian Masyarakat v
10 Kenaikan Harga BBM dan TDL v
11 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok v
12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok v
13 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat v
14 v
15 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar v
16 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam v
17 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi v
18 Produk/layanan Substitusi v
19
20
Gaya Hidup
B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
NoPeluang Ancaman
KeteranganFaktor Strategis Ekternal
Lampiran 3 (lanjutan)
147
Nomor : 3
Nama Narasumber : Bpk. Evan
Jabatan : Office Support
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru v
2 Daya Tawar Konsumen v
3 Daya Tawar Suplier/Pedagang v
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada v
5 Situasi Politik dan Keamanan v
6 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar v
7 Kenaikan Harga Komoditas v
8 Peningkatan Pendapatan Masyarakat v
9 Mata Pencaharian Masyarakat v
10 Kenaikan Harga BBM dan TDL v
11 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok v
12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok v
13 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat v
14 v
15 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar v
16 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam v
17 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi v
18 Produk/layanan Substitusi v
19
20
Faktor Strategis Ekternal
Gaya Hidup
B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
NoPeluang Ancaman
Keterangan
Lampiran 3 (lanjutan)
148
Nomor : 4
Nama Narasumber :Bpk. Dondi
Jabatan : Property Manager
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru v
2 Daya Tawar Konsumen v
3 Daya Tawar Suplier/Pedagang v
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada v
5 Situasi Politik dan Keamanan v
6 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar v
7 Kenaikan Harga Komoditas v
8 Peningkatan Pendapatan Masyarakat v
9 Mata Pencaharian Masyarakat v
10 Kenaikan Harga BBM dan TDL v
11 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok v
12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok v
13 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat v
14 v
15 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar v
16 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam v
17 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi v
18 Produk/layanan Substitusi v
19
20
Faktor Strategis Ekternal
Gaya Hidup
B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
NoPeluang Ancaman
Keterangan
Lampiran 3 (lanjutan)
149
Nomor : 5
Nama Narasumber :Adi
Jabatan : Mecanical Electric
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru v
2 Daya Tawar Konsumen v
3 Daya Tawar Suplier/Pedagang v
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada v
5 Situasi Politik dan Keamanan v
6 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar v
7 Kenaikan Harga Komoditas v
8 Peningkatan Pendapatan Masyarakat v
9 Mata Pencaharian Masyarakat v
10 Kenaikan Harga BBM dan TDL v
11 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok v
12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok v
13 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat v
14 v
15 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar v
16 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam v
17 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi v
18 Produk/layanan Substitusi v
19
20
Faktor Strategis Ekternal
Gaya Hidup
B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
NoPeluang Ancaman
Keterangan
Lampiran 3 (lanjutan)
150
A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
Nomor : 1
Nama Narasumber : Ibu Ayu
Jabatan : Admnistration
No A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar 3 3 2 1 1 2 1 3 1 1 3 1 2 1 3 3 3 34 0,055
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar 1 3 2 3 1 2 3 2 1 1 3 1 2 3 3 3 3 37 0,060
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 27 0,044
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola 2 2 3 3 2 3 3 3 1 1 3 1 2 1 3 3 3 39 0,064
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 3 2 3 3 31 0,051
6 Lokasi Pasar Segar Depok 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 3 45 0,073
7 Konsep Pasar Segar 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1 3 1 3 3 3 33 0,054
8 Merek Pasar Segar 3 1 1 1 2 1 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 36 0,059
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar 1 2 3 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 1 3 3 2 30 0,049
10 Aktifitas Promosi dan Sosialisasi 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 41 0,067
11 Fasilitas Pasar Segar Depok 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 46 0,075
12 Penerapan Sistem Administrasi 1 1 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 3 2 1 25 0,041
13 Keuangan Pasar Segar Depok 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 1 3 1 1 3 3 3 39 0,064
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban 2 2 2 2 3 2 1 1 3 2 1 3 3 1 1 3 3 35 0,057
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 0,073
16 Keramahan Pelayanan 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 24 0,039
17 Respon terhadap Keluhan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 3 22 0,036
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 1 3 1 1 1 1 1 24 0,039
34 31 41 29 37 23 35 32 38 28 22 43 28 33 23 44 46 46 613 1,000
Faktor-faktor Kunci Internal
Jumlah
Lampiran 4
151
A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
Nomor : 2
Nama Narasumber : Bpk. Juliansyah
Jabatan : Tenan Relation
No Faktor-faktor Kunci Internal A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar 3 3 2 1 1 2 1 3 1 1 3 1 2 1 3 3 3 34 0,055
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar 1 3 2 3 1 2 3 2 2 1 3 1 2 2 3 2 3 36 0,059
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 27 0,044
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola 2 2 3 3 2 3 3 3 1 1 3 1 2 1 3 3 3 39 0,064
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi 3 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 3 2 3 3 31 0,051
6 Lokasi Pasar Segar Depok 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 3 45 0,073
7 Konsep Pasar Segar 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1 3 1 3 3 3 33 0,054
8 Merek Pasar Segar 3 1 1 1 2 1 2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 2 36 0,059
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar 1 2 3 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1 1 3 3 2 30 0,049
10 Aktifitas Promosi dan Sosialisasi 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 40 0,065
11 Fasilitas Pasar Segar Depok 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 46 0,075
12 Penerapan Sistem Administrasi 1 1 3 1 2 1 2 1 3 1 1 2 1 1 3 2 1 27 0,044
13 Keuangan Pasar Segar Depok 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 1 2 1 2 3 3 3 39 0,064
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 3 3 1 1 3 3 34 0,055
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 3 2 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 45 0,073
16 Keramahan Pelayanan 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 2 3 24 0,039
17 Respon terhadap Keluhan 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 3 23 0,038
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 1 3 1 1 1 1 1 24 0,039
34 32 41 29 37 23 35 32 38 29 22 41 28 34 23 44 45 46 613 1,000Jumlah
Lampiran 4 (lanjutan)
152
A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
Nomor : 3
Nama Narasumber : Bpk. Evan
Jabatan : Office Support
No Faktor-faktor Kunci Internal A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar 1 3 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 37 0,060
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 38 0,062
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 1 1 3 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 34 0,055
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 34 0,055
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 43 0,070
6 Lokasi Pasar Segar Depok 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 22 0,036
7 Konsep Pasar Segar 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 34 0,055
8 Merek Pasar Segar 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 34 0,055
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 35 0,057
10 Aktifitas Promosi dan Sosialisasi 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 34 0,055
11 Fasilitas Pasar Segar Depok 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 32 0,052
12 Penerapan Sistem Administrasi 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 0,057
13 Keuangan Pasar Segar Depok 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 33 0,054
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 34 0,055
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 33 0,054
16 Keramahan Pelayanan 2 2 2 2 1 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 33 0,054
17 Respon terhadap Keluhan 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 33 0,054
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok 1 1 1 1 1 2 3 1 2 4 3 2 3 3 3 2 3 36 0,059
30 30 34 33 25 46 34 34 33 37 36 33 35 34 35 35 35 35 614 1,000Jumlah
Lampiran 4 (lanjutan)
153
A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
Nomor : 4
Nama Narasumber : Bpk. Dondi
Jabatan : Property Manager
No Faktor-faktor Kunci Internal A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar 1 3 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 37 0,060
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 38 0,062
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 1 1 3 2 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 32 0,052
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 34 0,055
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 0,077
6 Lokasi Pasar Segar Depok 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 22 0,036
7 Konsep Pasar Segar 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 32 0,052
8 Merek Pasar Segar 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 32 0,052
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 33 0,054
10 Aktifitas Promosi dan Sosialisasi 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 34 0,055
11 Fasilitas Pasar Segar Depok 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 34 0,055
12 Penerapan Sistem Administrasi 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 34 0,055
13 Keuangan Pasar Segar Depok 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 33 0,054
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 33 0,054
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 35 0,057
16 Keramahan Pelayanan 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 35 0,057
17 Respon terhadap Keluhan 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 33 0,054
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok 1 1 1 1 1 2 3 3 2 4 3 2 3 3 1 2 3 36 0,059
30 30 36 33 21 46 36 36 35 37 34 34 35 35 33 33 35 35 614 1,000Jumlah
Lampiran 4 (lanjutan)
154
A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok
Nomor : 5
Nama Narasumber : Adi
Jabatan : Mecanical Electric
No Faktor-faktor Kunci Internal A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar 1 3 1 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 37 0,060
2 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 38 0,062
3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 1 1 3 2 1 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 34 0,055
4 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 32 0,052
5 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 45 0,073
6 Lokasi Pasar Segar Depok 1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 23 0,037
7 Konsep Pasar Segar 2 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 33 0,054
8 Merek Pasar Segar 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 31 0,050
9 Sistem Tatakelola Pasar Segar 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 33 0,054
10 Aktifitas Promosi dan Sosialisasi 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 36 0,059
11 Fasilitas Pasar Segar Depok 2 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 34 0,055
12 Penerapan Sistem Administrasi 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 36 0,059
13 Keuangan Pasar Segar Depok 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 33 0,054
14 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 32 0,052
15 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 36 0,059
16 Keramahan Pelayanan 2 2 2 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 34 0,055
17 Respon terhadap Keluhan 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 32 0,052
18 Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok 1 1 1 1 1 2 3 3 2 4 3 2 3 3 1 2 3 36 0,059
30 30 34 35 23 45 35 37 35 36 34 32 36 36 32 34 36 35 615 1,000Jumlah
Lampiran 4 (lanjutan)
155
B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
Nomor : 1
Nama Narasumber : Ibu Ayu
Jabatan : Admnistration
No A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru 3 3 1 1 1 1 2 1 3 2 2 3 3 2 1 2 1 32 0,052
2 Daya Tawar Konsumen 1 2 1 2 1 2 3 3 2 1 2 3 1 1 1 1 2 29 0,047
3 Daya Tawar Suplier/ Pedagang 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 44 0,072
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 2 3 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 36 0,059
5 Produk/layanan Substitusi 3 2 1 3 1 1 3 2 3 2 1 2 3 3 2 3 3 38 0,062
6 Situasi Politik dan Keamanan 3 3 2 1 3 1 1 1 3 1 2 3 3 2 3 3 3 38 0,062
7 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 2 3 3 3 42 0,069
8 Kenaikan Harga Komoditas 2 1 1 2 1 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 38 0,062
9 Peningkatan Pendapatan Masyarakat 3 1 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 42 0,069
10 Mata Pencaharian Masyarakat 1 2 1 3 1 1 2 1 1 1 3 3 3 2 3 3 2 33 0,054
11 Kenaikan Harga BBM dan TDL 2 3 1 3 2 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 42 0,069
12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 36 0,059
13 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 2 3 3 3 3 2 31 0,051
14 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 23 0,038
15 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 2 29 0,047
16 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar 3 3 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 3 2 3 3 31 0,051
17 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 24 0,039
18 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 23 0,038
35 39 24 31 30 30 26 30 26 35 26 32 37 45 39 37 44 45 611 1,000
Gaya Hidup
Faktor-faktor Kunci Internal
Jumlah
Lampiran 4 (lanjutan)
156
B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
Nomor : 2
Nama Narasumber : Bpk. Juliansyah
Jabatan : Tenan Relation
No A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru 3 3 1 1 1 1 2 1 3 2 2 3 3 2 1 2 1 32 0,052
2 Daya Tawar Konsumen 1 2 1 2 1 2 3 3 2 1 2 3 1 1 1 1 2 29 0,047
3 Daya Tawar Suplier/ Pedagang 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 46 0,075
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 2 3 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 36 0,059
5 Produk/layanan Substitusi 3 2 1 3 1 1 1 2 3 2 1 2 3 3 2 3 3 36 0,059
6 Situasi Politik dan Keamanan 3 3 1 1 3 1 1 1 3 1 2 3 3 2 3 3 3 37 0,061
7 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 43 0,070
8 Kenaikan Harga Komoditas 2 1 1 2 3 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 40 0,065
9 Peningkatan Pendapatan Masyarakat 3 1 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 43 0,070
10 Mata Pencaharian Masyarakat 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 3 3 2 32 0,052
11 Kenaikan Harga BBM dan TDL 2 3 2 3 2 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 43 0,070
12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 35 0,057
13 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 2 3 3 3 3 2 31 0,051
14 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 23 0,038
15 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 3 2 2 2 28 0,046
16 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar 3 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 3 3 30 0,049
17 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 24 0,039
18 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 23 0,038
35 39 22 31 32 31 25 28 25 36 25 33 37 45 40 38 44 45 611 1,000
Gaya Hidup
Faktor-faktor Kunci Internal
Jumlah
Lampiran 4 (lanjutan)
157
B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
Nomor : 3
Nama Narasumber : Bpk. Evan
Jabatan : Office Support
No A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru 3 3 1 2 3 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 31 0,051
2 Daya Tawar Konsumen 1 2 1 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 34 0,056
3 Daya Tawar Suplier/ Pedagang 1 2 1 2 2 1 1 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 35 0,057
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 2 3 3 3 3 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 3 1 39 0,064
5 Produk/layanan Substitusi 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 33 0,054
6 Situasi Politik dan Keamanan 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 3 29 0,047
7 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar 3 1 3 3 3 2 2 1 3 2 1 1 3 3 1 1 2 35 0,057
8 Kenaikan Harga Komoditas 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 0,082
9 Peningkatan Pendapatan Masyarakat 2 2 1 1 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 39 0,064
10 Mata Pencaharian Masyarakat 2 2 2 1 2 3 1 1 1 1 2 3 2 2 1 3 1 30 0,049
11 Kenaikan Harga BBM dan TDL 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 46 0,075
12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 3 3 2 1 3 2 33 0,054
13 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok 2 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 27 0,044
14 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 23 0,038
15 3 2 1 2 1 3 1 1 2 2 2 2 3 3 2 1 1 32 0,052
16 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar 2 1 1 2 2 1 3 1 2 3 1 3 3 3 2 3 3 36 0,059
17 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 26 0,043
18 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi 3 1 1 3 2 1 2 1 1 3 1 2 2 3 3 1 3 33 0,054
36 34 33 28 35 39 33 18 29 38 22 35 41 45 36 32 42 35 611 1,000
Gaya Hidup
Faktor-faktor Kunci Internal
Jumlah
Lampiran 4 (lanjutan)
158
B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
Nomor : 4
Nama Narasumber : Bpk. Dondi
Jabatan : Property Manager
No A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru 3 3 1 2 3 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 31 0,051
2 Daya Tawar Konsumen 1 2 1 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 34 0,056
3 Daya Tawar Suplier/ Pedagang 1 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 1 3 3 3 3 3 35 0,057
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 2 3 3 3 3 1 1 3 3 1 2 3 3 2 2 3 1 39 0,064
5 Produk/layanan Substitusi 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 33 0,054
6 Situasi Politik dan Keamanan 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 3 29 0,047
7 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar 3 1 2 3 3 2 2 1 3 2 1 1 3 3 1 1 2 34 0,056
8 Kenaikan Harga Komoditas 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 48 0,079
9 Peningkatan Pendapatan Masyarakat 2 2 1 1 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 39 0,064
10 Mata Pencaharian Masyarakat 2 2 2 1 2 3 1 1 1 1 2 3 2 2 1 3 1 30 0,049
11 Kenaikan Harga BBM dan TDL 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 46 0,075
12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 3 3 2 1 3 2 33 0,054
13 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok 2 2 3 1 1 2 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 28 0,046
14 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 23 0,038
15 3 2 1 2 1 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 1 1 34 0,056
16 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar 2 1 1 2 2 1 3 1 2 3 1 3 3 3 2 3 3 36 0,059
17 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 26 0,043
18 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi 3 1 1 3 2 1 2 1 1 3 1 2 2 3 3 1 3 33 0,054
36 34 33 28 35 39 34 20 29 38 22 35 40 45 34 32 42 35 611 1,000
Gaya Hidup
Faktor-faktor Kunci Internal
Jumlah
Lampiran 4 (lanjutan)
159
B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok
Nomor : 5
Nama Narasumber : Adi
Jabatan : Mecanical Electric
No A B C D E F G H I J K L M N O P Q R Total Bobot
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru 3 3 1 2 3 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 31 0,051
2 Daya Tawar Konsumen 1 2 1 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 34 0,056
3 Daya Tawar Suplier/ Pedagang 1 2 3 2 2 3 1 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 39 0,064
4 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 2 3 1 3 3 2 1 3 3 1 2 3 3 2 2 3 1 38 0,062
5 Produk/layanan Substitusi 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 33 0,054
6 Situasi Politik dan Keamanan 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 3 29 0,047
7 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar 3 1 1 2 3 2 2 1 3 2 1 1 3 3 1 1 2 32 0,052
8 Kenaikan Harga Komoditas 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 1 2 3 3 44 0,072
9 Peningkatan Pendapatan Masyarakat 2 2 1 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 41 0,067
10 Mata Pencaharian Masyarakat 2 2 2 1 2 3 1 1 1 1 2 3 2 2 1 3 1 30 0,049
11 Kenaikan Harga BBM dan TDL 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 47 0,077
12 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 3 2 2 1 3 2 32 0,052
13 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok 2 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 27 0,044
14 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 24 0,039
15 3 2 1 2 1 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 1 1 34 0,056
16 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar 2 1 1 2 2 1 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 37 0,061
17 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 26 0,043
18 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi 3 1 1 3 2 1 2 1 1 3 1 2 2 3 3 1 3 33 0,054
36 34 29 29 35 39 36 24 27 38 21 36 41 44 34 31 42 35 611 1,000Jumlah
Gaya Hidup
Faktor-faktor Kunci Internal
Lampiran 4 (lanjutan
160
160
Rekapitulasi Nilai Rating, Bobot dan Skor Faktor Strategis Internal
SKOR
N1 N2 N3 N4 N5 N1 N2 N3 N4 N5 (Rating x Bobot)
Kekuatan
1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar 3 3 4 2 4 3,20 0,055 0,057 0,059 0,06 0,059 0,05800 0,18560
2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 4 4 3 1 3 3,00 0,044 0,044 0,055 0,052 0,057 0,05040 0,15120
3 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi 4 3 4 1 3 3,00 0,051 0,052 0,07 0,077 0,063 0,06260 0,18780
4 Lokasi Pasar Segar Depok 2 4 4 3 3 3,20 0,073 0,073 0,036 0,036 0,047 0,05300 0,16960
5 Konsep Pasar Segar 2 4 4 3 3 3,20 0,054 0,054 0,055 0,052 0,055 0,05400 0,17280
6 Merek Pasar Segar 4 4 4 4 3 3,80 0,059 0,059 0,055 0,052 0,05 0,05500 0,20900
7 Sistem Tatakelola Pasar Segar 3 3 3 3 4 3,20 0,049 0,049 0,057 0,054 0,054 0,05260 0,16832
8 Fasilitas Pasar Segar Depok 4 4 4 3 4 3,80 0,075 0,072 0,052 0,055 0,057 0,06220 0,23636
9 Penerapan Sistem Administrasi 2 4 3 2 4 3,00 0,041 0,046 0,059 0,055 0,057 0,05160 0,15480
10 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban 3 4 4 3 4 3,60 0,057 0,055 0,055 0,054 0,05 0,05420 0,19512
11 Keramahan Pelayanan 3 3 4 3 4 3,40 0,039 0,039 0,054 0,057 0,052 0,04820 0,16388
12 Respon terhadap Keluhan 4 3 2 3 4 3,20 0,036 0,038 0,054 0,054 0,049 0,04620 0,14784
2,14232
1 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar 1 1 3 2 1 1,60 0,060 0,057 0,064 0,062 0,062 0,06100 0,09760
2 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola 1 3 2 2 2 2,00 0,064 0,064 0,054 0,055 0,052 0,05780 0,11560
3 Aktifitas Promosi dan Sosialisasi 2 2 1 2 1 1,60 0,067 0,065 0,055 0,055 0,057 0,05980 0,09568
4 Keuangan Pasar Segar Depok 2 2 2 1 2 1,80 0,064 0,064 0,054 0,054 0,054 0,05800 0,10440
5 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 2 2 2 1 1 1,60 0,073 0,073 0,054 0,057 0,063 0,06400 0,10240
6 Tata Letak (Layout ) Pasar Segar Depok 2 2 2 2 2 2,00 0,039 0,041 0,059 0,059 0,062 0,05200 0,10400
0,61968
2,76200
Faktor StrategisRating Rataan
Rating
Bobot Rataan
Bobot
Kelemahan
Jumlah
Jumlah
Total Skor Internal
Lampiran 5
161
Rekapitulasi nilai Rating, Bobot dan Skor Faktor Strategis Eksternal
SKOR
N1 N2 N3 N4 N5 N1 N2 N3 N4 N5 (Rating x Bobot)
Peluang
1 Daya Tawar Konsumen 2 3 4 4 3 3,20 0,072 0,047 0,056 0,056 0,056 0,0524 0,16768
2 Situasi Politik dan Keamanan 3 3 4 3 4 3,40 0,062 0,062 0,047 0,047 0,047 0,0530 0,18020
3 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar 3 3 4 4 4 3,60 0,069 0,07 0,057 0,056 0,059 0,0622 0,22392
4 Peningkatan Pendapatan Masyarakat 2 3 4 4 2 3,00 0,069 0,069 0,064 0,061 0,064 0,0654 0,19620
5 Mata Pencaharian Masyarakat 4 3 3 4 2 3,20 0,054 0,052 0,049 0,049 0,049 0,0506 0,16192
6 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 2 2 2 4 3 2,60 0,059 0,057 0,054 0,056 0,052 0,0556 0,14456
7 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok 3 3 1 4 3 2,80 0,051 0,056 0,044 0,046 0,041 0,0476 0,13328
8 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat 3 3 1 4 4 3,00 0,038 0,038 0,038 0,039 0,041 0,0388 0,11640
9 Gaya Hidup 2 3 3 2 3 2,60 0,047 0,047 0,052 0,056 0,056 0,0516 0,13416
10 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar 3 3 4 3 3 3,20 0,051 0,049 0,052 0,059 0,059 0,0540 0,17280
11 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam 3 3 4 4 2 3,20 0,039 0,043 0,059 0,043 0,043 0,0454 0,14528
12 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi 2 3 4 3 2 2,80 0,038 0,038 0,054 0,054 0,054 0,0476 0,13328
1,90968
Ancaman
1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru 2 3 4 4 2 3,00 0,052 0,054 0,051 0,051 0,049 0,0514 0,15420
2 Daya Tawar Suplier/ Pedagang 3 3 4 3 3 3,20 0,069 0,075 0,057 0,062 0,057 0,0604 0,19328
3 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 3 3 2 4 2 2,80 0,059 0,059 0,064 0,064 0,065 0,0622 0,17416
4 Produk/Jasa Substitusi 3 4 2 4 1 2,80 0,062 0,059 0,054 0,054 0,054 0,0566 0,15848
5 Kenaikan Harga Komoditas 3 3 4 3 3 3,20 0,062 0,065 0,082 0,072 0,079 0,0734 0,23488
6 Kenaikan Harga BBM dan TDL 2 3 4 2 3 2,80 0,072 0,072 0,075 0,075 0,075 0,0738 0,20664
1,12164
3,03132
Faktor StrategisRating Rataan
Rating
Bobot Rataan
Bobot
Jumlah
Total Skor Eksternal
Jumlah
Lampiran 5 (lanjutan
162
Lampiran 6
Denah Kawasan Sekitar Pasar Segar Depok
163
Lampiran 7
Foto Suasana Pasar Segar Depok
164
Lampiran 8
Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok