12
Prosiding Seminar Nasional 2012 Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 269 STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI SUMATRA SELATAN MENGGUNAKAN INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELING (FISHERIES DEVELOPMENT POTENTIAL STRATEGY IN THE PROVINCE OF SOUTH SUMATRA USING INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELING) Yuli Wibowo Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan I Kampus Tegal Boto Jember Email: [email protected] ABSTRAK Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi besar di sektor perikanan, khususnya untuk perairan pedalaman. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan potensi perikanan di Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka menciptakan keunggulan komparatif dan kompetitif sumber daya perikanan secara berkelanjutan menggunakan teknik Pemodelan Interpretasi Struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kunci dalam pengembangan potensi perikanan yang harus dilakukan pertama adalah untuk mengembangkan minat masyarakat dalam budidaya ikan sebagai salah satu ekonomi rakyat dan bisnis, dan untuk mengontrol dan memonitor sumber daya perikanan terus menerus. Kata kunci: potensi perikanan, strategi kunci, Pemodelan Struktural interpretasi, Propinsi Sumatera Selatan. ABSTRACT South Sumatra Province is one of the regions in Indonesia that have large potential in the fisheries sector, particularly for inland waters. This study aims to formulate strategies for developing the potential of fisheries in South Sumatra Province in order to create comparative and competitive advantages of fishery resources in a sustainable manner using Interpretive Structural Modeling technique. The study results showed that a key strategy in the development of fisheries potential that must be done first is to develop community interest in fish farming as one of the people's economy and businesses, and to control and monitor of fishery resources continuously. Key words: potential of fisheries, a key strategy, Interpretive Structural Modeling, South Sumatra Province. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas laut mencapai 5,8 juta km 2 dan panjang garis pantai mencapai 95.181 km, serta jumlah pulau sebanyak 17.504 buah (KKP 2009). Berdasarkan fakta empiris tersebut, Indonesia diyakini mempunyai potensi yang cukup tinggi dalam menghasilkan produk-produk

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 269

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANANDI PROVINSI SUMATRA SELATAN

MENGGUNAKAN INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELING

(FISHERIES DEVELOPMENT POTENTIAL STRATEGYIN THE PROVINCE OF SOUTH SUMATRA USING

INTERPRETIVE STRUCTURAL MODELING)

Yuli WibowoFakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember

Jl. Kalimantan I Kampus Tegal Boto JemberEmail: [email protected]

ABSTRAK

Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu daerah di Indonesia yangmemiliki potensi besar di sektor perikanan, khususnya untuk perairan pedalaman.Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan potensiperikanan di Provinsi Sumatera Selatan dalam rangka menciptakan keunggulankomparatif dan kompetitif sumber daya perikanan secara berkelanjutanmenggunakan teknik Pemodelan Interpretasi Struktural. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa strategi kunci dalam pengembangan potensi perikanan yangharus dilakukan pertama adalah untuk mengembangkan minat masyarakat dalambudidaya ikan sebagai salah satu ekonomi rakyat dan bisnis, dan untukmengontrol dan memonitor sumber daya perikanan terus menerus.Kata kunci: potensi perikanan, strategi kunci, Pemodelan Struktural interpretasi,

Propinsi Sumatera Selatan.

ABSTRACT

South Sumatra Province is one of the regions in Indonesia that have largepotential in the fisheries sector, particularly for inland waters. This study aims toformulate strategies for developing the potential of fisheries in South SumatraProvince in order to create comparative and competitive advantages of fisheryresources in a sustainable manner using Interpretive Structural Modelingtechnique. The study results showed that a key strategy in the development offisheries potential that must be done first is to develop community interest in fishfarming as one of the people's economy and businesses, and to control andmonitor of fishery resources continuously.Key words: potential of fisheries, a key strategy, Interpretive Structural Modeling,

South Sumatra Province.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas laut mencapai 5,8 jutakm2 dan panjang garis pantai mencapai 95.181 km, serta jumlah pulau sebanyak17.504 buah (KKP 2009). Berdasarkan fakta empiris tersebut, Indonesia diyakinimempunyai potensi yang cukup tinggi dalam menghasilkan produk-produk

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 270

perikanan dan hasil laut lainnya, baik perikanan tangkap maupun budidaya.Indonesia memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar, terutama sumberdayaperikanan laut baik dari segi kuantitas maupun diversitas dengan sejumlahkeunggulan komparatif sekaligus kompetitif yang sangat tinggi.

Dengan semakin meningkatnya ketergantungan masyarakat dunia terhadapkonsumsi ikan yang semakin tinggi dan akan terus meningkat pada masa-masamendatang, maka kondisi ini menjadi peluang bagi perekonomian Indonesia untuksemakin meningkatkan penjualan ikan ke pasar dunia, disamping untukmencukupi kebutuhan pangan didalam negeri. Menurut Maarif (2011), hinggasaat ini Indonesia mempunyai peran cukup besar sebagai produsen ikan di dunia.Indonesia menjadi negara dengan produksi perikanan tangkap terbesar ke-4 duniasetelah China, Peru, Amerika Serikat, dan Chili. Pada tahun 2008, total eksporikan Indonesia sebesar 2,69 miliar US$, dengan negara tujuan utama eksporadalah Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa.

Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi sumberdayaperikanan cukup besar adalah Provinsi Sumatra Selatan. Potensi sumberdayaperikanan di Provinsi Sumatra Selatan sebagian besar berasal dari perairan umumdaratan (PUD). Volume produksi penangkapan ikan di wilayah ini untuk PUDmerupakan terbesar kedua setelah Provinsi Kalimantan Selatan. ProvinsiSumatera Selatan memiliki 11 Sub DAS dengan luasan total badan air yangdimiliki sekitar 88.683 ha dengan luas rawa tergenang sekitar 111.655 ha sertamemiliki panjang sungai dan anak sungai mencapai 93.636 km (PKSPL 2011).

PUD di Provinsi Sumatera Selatan merupakan sumberdaya yang sangatpenting dalam pembangunan ekonomi daerah pada umumnya dan kesejahteraanmasyarakat pada khususnya. Dalam rangka mengembangkan potensi sumberdayaperikanan PUD di Provinsi Sumatra Selatan, maka perlu disusun strategi yangtepat untuk menciptakan keunggulan komparatif dan kompetitif secaraberkelanjutan. Upaya ini dapat dilakukan melalui alat bantu pemodelan deskriptifmenggunakan teknik Interpretive Structural Modeling (ISM).

TujuanKajian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan potensi

perikanan di Provinsi Sumatra Selatan.

Ruang LingkupKajian ini difokuskan pada pengembangan potensi sumberdaya perikanan

di Provinsi Sumatra Selatan yang berasal dari PUD, karena sebagian besar potensiperikanan di wilayah provinsi ini adalah PUD.

METODOLOGI

Sumber DataPengumpulan data didasarkan pada pendapat pakar (responden ahli) yang

diakuisisi baik dengan cara wawancara mendalam (depth interview) maupunmelalui diskusi kelompok secara terfokus (focus group discussion/FGD). Pakaryang dilibatkan sebanyak 7 (tujuh) orang yang berasal dari unsur-unsur perencanapembangunan perikanan pada beberapa kabupaten/kota di lingkungan PemerintahProvinsi Sumatra Selatan.

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 271

Waktu dan TempatKajian ini dilakukan pada bulan Oktober 2011. Akuisisi pendapat pakar

dilakukan di masing-masing wilayah kerja pakar, meliputi: (a) Kabupaten MuaraEnim; (b) Kabupaten Musi Rawas; (c) Kabupaten Ogan Komering Ilir; (d)Kabupaten Ogan Komering Ulu; (e) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur; (f)Kabupaten Empat Lawang; dan (g) Kota Palembang. Pelaksanaan FGDdilakukan di Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatra Selatan di KotaPalembang.

Metode AnalisisPenyusunan strategi pengembangan potensi perikanan di Provinsi Sumatra

Selatan menggunakan pendekatan sistem dengan metode Interpretive StructuralModeling (ISM). ISM merupakan teknik pemodelan struktural yang menggunakangrafis dan kalimat untuk menggambarkan struktur masalah yang kompleks,sistem, atau bidang studi (Lendaris 1980). ISM bersangkut paut denganinterpretasi dari suatu objek yang utuh atau perwakilan sistem melalui aplikasiteori grafis secara sistematis dan iteratif (Saxena 1992).

Tahap-tahap yang dilakukan untuk merumuskan strategi pengembanganmenggunakan metode ISM adalah sebagai berikut:1. Identifikasi elemen-elemen sistem

Menentukan elemen-elemen strategi yang terkait dengan sistempengembangan perikanan

Kegiatan ini dilakukan melalui studi literatur, penelitian, danbrainstorming.

2. Penetapan hubungan kontekstual antar elemen Menetapkan hubungan kontekstual antar elemen-elemen strategi Hubungan kontekstual antar elemen ditetapkan sesuai dengan tujuan

sistem yang dibandingkan secara berpasangan Hubungan kontekstual antar elemen menggunakan simbol V, A, X, dan O,

dimana:- Simbol V untuk menyatakan adanya hubungan kontekstual yang telah

ditetapkan antara elemen Ei terhadap elemen Ej, tetapi tidak sebaliknya- Simbol A untuk menyatakan adanya hubungan kontekstual yang telah

ditetapkan antara elemen Ej terhadap elemen Ei, tetapi tidak sebaliknya- Simbol X untuk menyatakan adanya hubungan kontekstual yang telah

ditetapkan secara timbal balik antara elemen Ei dengan elemen Ej

- Simbol O untuk menyatakan tidak adanya hubungan kontekstual yangtelah ditetapkan antara elemen Ei dan elemen Ej

3. Pembentukan Structural Self Interaction Matrix (SSIM) Hasil penilaian hubungan kontekstual disusun dalam suatu matriks yang

disebut dengan matriks SSIM (Structural Self Interaction Matrix) Matriks ini merupakan hasil persepsi responden atau pakar terhadap

hubungan kontekstual antar elemen4. Pembentukan Reachability Matrix (RM)

Setelah SSIM terbentuk, selanjutnya dibuat tabel Reachability Matrix(RM) dengan mengkonversi simbol V, A, X, dan O dengan bilangan biner1 dan 0

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 272

Aturan konversi dari SSIM menjadi RM adalah sebagai berikut:- Jika simbol dalam SSIM adalah V, maka nilai Eij = 1 dan nilai Eji = 0

dalam RM- Jika simbol dalam SSIM adalah A, maka nilai Eij = 0 dan nilai Eji = 1

dalam RM- Jika simbol dalam SSIM adalah X, maka nilai Eij = 1 dan nilai Eji = 1

dalam RM- Jika simbol dalam SSIM adalah O, maka nilai Eij = 0 dan nilai Eji = 0

dalam RM RM awal yang telah dibuat perlu dimodifikasi untuk menunjukkan seluruh

direct dan indirect reachability telah sesuai dengan kaidah-kaidahtransitivitas, yaitu: jika Eij = 1 dan Ejk = 1, maka Eik = 1

5. Penetapan tingkat partisipasi Tingkat partisipasi dilakukan untuk mengklasifikasi elemen-elemen dalam

level-level yang berbeda dari struktur ISM Dua perangkat diasosiakan dengan tiap elemen Ei dari sistem:

- Reachability Set (Ri) adalah sebuah set dari seluruh elemen dimanaelemen yang dapat dicapai dari elemen Ei

- Antecedent Set (Ai) adalah sebuah set dari seluruh elemen dimanaelemen Ei dapat dicapai

6. Membuat diagram ISM Untuk beragam sub elemen dalam satu elemen berdasarkan RM, dapat

disusun diagram Driver Power (DP) - Dependence (D) Klasifikasi sub elemen dipetakan kedalam 4 sektor sebagai berikut:

- Weak driver - weak dependent variables (AUTONOMOUS). Peubah disektor ini umumnya tidak berkaitan dengan sistem, dan mungkinmempunyai hubungan kecil, meskipun hubungan tersebut bisa sajakuat. Sub elemen yang masuk pada sektor I jika nilai DP ≤ 0.5 X dannilai D ≤ 0.5 X (X adalah jumlah sub elemen).

- Weak driver - strongly dependent variables (DEPENDENT). Peubahdi sektor ini umumnya adalah peubah tidak bebas. Sub elemen yangmasuk pada sektor II jika nilai DP ≤ 0.5 X dan nilai D > 0.5 X (Xadalah jumlah sub elemen).

- Strong driver - strongly dependent variables (LINKAGE). Peubah disektor ini harus dikaji secara hati-hati, sebab hubungan antar peubahadalah tidak stabil. Setiap tindakan pada peubah tersebut akanmemberikan dampak terhadap lainnya dan umpan balik pengaruhnyabisa memperbesar dampak. Sub elemen yang masuk pada sektor IIIjika nilai DP > 0.5 X dan nilai D > 0.5 X (X adalah jumlah subelemen).

- Strong driver - weak dependent variables (INDEPENDENT). Peubahdi sektor ini merupakan bagian sisa dari sistem dan disebut peubahbebas. Sub elemen yang masuk pada sektor IV jika nilai DP > 0.5 Xdan nilai D ≤ 0.5 X (X adalah jumlah sub elemen).

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 273

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelusuran data sekunder, observasi lapang dan diskusidengan pakar, maka telah teridentifikasi 21 elemen strategi pengembanganperikanan PUD di Provinsi Sumatra Selatan, meliputi:(E1) Meningkatkan kapasitas kelembagaan usaha perikanan(E2) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung(E3) Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna yang berdaya

saing(E4) Meningkatkan akses nelayan dan pembudidaya terhadap lembaga

keuangan dan perbankan(E5) Meningkatkan usaha pengolahan hasil perikanan(E6) Meningkatkan upaya pemberdayaan usaha perikanan kepada masyarakat,

melalui berbagai penyuluhan, pelatihan dan pendampingan(E7) Mengembangkan kerjasama lintas sektoral dan lintas wilayah(E8) Mengembangkan benih ikan unggul melalui optimalisasi peran BBI dan

UPR(E9) Meningkatkan upaya pelestarian sumberdaya perikanan (PUD)(E10) Melakukan normalisasi aliran sungai (DAS)(E11) Revitalisasi danau dan badan air lainnya yang kurang terpelihara(E12) Mengembangkan sistem dan usaha agribisnis perikanan sesuai dengan

daya dukung lingkungan(E13) Memfasilitasi berkembangnya kerjasama kemitraan agribisnis perikanan

baik pada tingkat hulu maupun hilir(E14) Membina terwujudnya kawasan sentra-sentra produksi dalam rangka

terwujudnya daerah minapolitan(E15) Pembuatan suaka perikanan (reservaat)(E16) Penebaran benih ikan di PUD (restocking)(E17) Pembinaan kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas)(E18) Melakukan upaya penataan penggunaan air (irigasi)(E19) Menumbuhkembangkan minat masyarakat untuk budidaya ikan sebagai

salah satu bidang usaha perekonomian rakyat(E20) Meningkatkan pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan(E21) Melakukan pengendalian dan pengawasan sumberdaya perikanan secara

kontinyu

Hubungan kontekstual antar elemen strategi adalah elemen strategi yangsatu harus dilakukan lebih dahulu dibandingan dengan elemen strategi yang lain.Hasil penilaian hubungan kontekstual antar elemen strategi pengembanganperikanan PUD untuk pembentukan Structural Self Interaction Matrix (SSIM)dapat dilihat pada Tabel 1. Sementara, Reachability Matrix (RM) disajikan padaTabel 2.

Berdasarkan hasil klasifikasi elemen-elemen strategi pengembangan,struktur hirarki elemen strategi pengembangan perikanan PUD terdiri dari 3 (tiga)level. Strukturisasi terhadap hirarki elemen strategi pengembangan perikananPUD disajikan pada Gambar 1.

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 274

Gambar 1 Struktur hirarki elemen strategi pengembangan perikanan PUD

Pada struktur hirarki tersebut dapat dilihat bahwa strategimenumbuhkembangkan minat masyarakat untuk budidaya ikan sebagai salah satubidang usaha perekonomian rakyat (E19) dan melakukan pengendalian danpengawasan sumberdaya perikanan secara kontinyu (E21) menempati hirarkitertinggi, yaitu level 3. Setelah strategi-strategi pada level 3 dilaksanakan, untukmendorong keberhasilan program maka selanjutnya perlu dilakukan aktivitas-aktivitas strategi pada hirarki level 2, yaitu meningkatkan kapasitas kelembagaanusaha perikanan (E1), meningkatkan ketersediaan sarana dan prasaranapendukung (E2), meningkatkan akses nelayan dan pembudidaya terhadaplembaga keuangan dan perbankan (E4), meningkatkan usaha pengolahan hasilperikanan (E5), meningkatkan upaya pemberdayaan usaha perikanan kepadamasyarakat, melalui berbagai penyuluhan, pelatihan dan pendampingan (E6),mengembangkan benih ikan unggul melalui optimalisasi peran BBI dan UPR(E8), meningkatkan upaya pelestarian sumberdaya perikanan PUD (E9),revitalisasi danau dan badan air lainnya yang kurang terpelihara (E11),mengembangkan sistem dan usaha agribisnis perikanan sesuai dengan dayadukung lingkungan (E12), memfasilitasi berkembangnya kerjasama kemitraanagribisnis perikanan baik pada tingkat hulu maupun hilir (E13), membinaterwujudnya kawasan sentra-sentra produksi dalam rangka terwujudnya daerahminapolitan (E14), pembuatan suaka perikanan (reservaat) (E15), penebaranbenih ikan di PUD (restocking) (E16), pembinaan kelompok masyarakatpengawas (Pokmaswas) (E17), melakukan upaya penataan penggunaan air(irigasi) (E18), serta meningkatkan pengelolaan dan pemasaran produksiperikanan (E20).

Dilakukannya strategi-strategi pada hirarki level ke 2, perlu diikuti denganpelaksanaan strategi-strategi pada hirarki level 1, yaitu meningkatkan inovasi dandiseminasi teknologi tepat guna yang berdaya saing (E3), mengembangkankerjasama lintas sektoral dan lintas wilayah (E7), dan melakukan normalisasialiran sungai (DAS) (E10).

Strukturisasi terhadap elemen-elemen strategi pengembangan perikananPUD tersebut menghasilkan klasifikasi elemen sebagaimana disajikan padaGambar 2. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa strategi menumbuhkembangkan minat masyarakat untuk budidaya ikan sebagai salah satu bidangusaha perekonomian rakyat (E19) dan melakukan pengendalian dan pengawasansumberdaya perikanan secara kontinyu (E21) termasuk dalam peubah bebas

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 275

(sektor independent). Kedua elemen strategi tersebut merupakan faktor kuncidalam pengembangan potensi perikanan PUD di Provinsi Sumatra Selatan. Hasiltersebut menunjukkan bahwa kedua elemen strategi mempunyai kekuatanpenggerak yang besar, namun mempunyai sedikit ketergantungan terhadapelemen-elemen pengembangan PUD lainnya.

Elemen strategi meningkatkan kapasitas kelembagaan usaha perikanan(E1), meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung (E2),meningkatkan akses nelayan dan pembudidaya terhadap lembaga keuangan danperbankan (E4), meningkatkan usaha pengolahan hasil perikanan (E5),meningkatkan upaya pemberdayaan usaha perikanan kepada masyarakat, melaluiberbagai penyuluhan, pelatihan dan pendampingan (E6), mengembangkan benihikan unggul melalui optimalisasi peran BBI dan UPR (E8), meningkatkan upayapelestarian sumberdaya perikanan PUD (E9), revitalisasi danau dan badan airlainnya yang kurang terpelihara (E11), mengembangkan sistem dan usahaagribisnis perikanan sesuai dengan daya dukung lingkungan (E12), memfasilitasiberkembangnya kerjasama kemitraan agribisnis perikanan baik pada tingkat hulumaupun hilir (E13), membina terwujudnya kawasan sentra-sentra produksi dalamrangka terwujudnya daerah minapolitan (E14), pembuatan suaka perikanan(reservaat) (E15), penebaran benih ikan di PUD (restocking) (E16), pembinaankelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) (E17), melakukan upaya penataanpenggunaan air (irigasi) (E18), serta meningkatkan pengelolaan dan pemasaranproduksi perikanan (E20), termasuk dalam sektor linkage. Hal ini menunjukkanbahwa variabel-variabel tersebut mempunyai kekuatan penggerak yang cukupbesar, namun saling terkait sehingga dalam mengkaji perlu hati-hati. Perubahanterhadap satu elemen ini akan berdampak terhadap elemen lainnya.

Sementara, elemen strategi meningkatkan inovasi dan diseminasiteknologi tepat guna yang berdaya saing (E3), mengembangkan kerjasama lintassektoral dan lintas wilayah (E7), dan melakukan normalisasi aliran sungai (DAS)(E10) termasuk dalam peubah tidak bebas (sektor dependent). Elemen-elemen inimerupakan elemen output karena sangat tergantung pada elemen-elemen lainnya.Hasil ini memberi makna bahwa elemen-elemen tersebut mempunyai kekuatanpenggerak yang relatif kecil dan sangat tergantung dengan peubah-peubahlainnya.

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 276

Dri

ver

Pow

er

Gambar 2 Klasifikasi elemen strategi pengembangan perikanan PUD

Hasil klasifikasi elemen-elemen strategi pengembangan perikanan PUDyang didasarkan pada matriks reachability menunjukkan bahwamenumbuhkembangkan minat masyarakat untuk budidaya ikan sebagai salah satubidang usaha perekonomian rakyat (E19) dan melakukan pengendalian danpengawasan sumberdaya perikanan secara kontinyu (E21) merupakan elemenkunci karena mempunyai daya dorong dengan nilai tertinggi serta tidak tergantungpada elemen-elemen tujuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa elemen-elementersebut merupakan strategi utama yang dibutuhkan untuk perencanaan tindakandalam pengembangan perikanan PUD di Provinsi Sumatra Selatan.

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 331

Tabel 1 Matriks SSIM strategi pengembangan perikanan PUD di Provinsi Sumatra Selatan

No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21E1 O O O O A O V V O O V O O O V A O O O OE2 O A X X O O V O O O O O O V V O O O OE3 O A A O O O O O A A A A O A O A O OE4 O A O O O O V X O O O O O O A A OE5 O O O O O O O O O O A A O A O OE6 V O V V V V V V O V V O O V OE7 O O O O O A A O O O O A A OE8 V V V V V V O V V O O V OE9 V V V V A A A A O A O O

E10 O A A A O O O A A O AE11 O V O A A A A A A AE12 A V O O O O A A OE13 O O O O O A O OE14 O O O O O V OE15 V A O O V OE16 X O O O AE17 O A O AE18 A A AE19 V OE20 OE21

Sumber: Hasil Wawancara (2011)

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 332

Tabel 2 Matriks RM strategi pengembangan perikanan PUD di Provinsi Sumatra Selatan

No. E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20 E21 DP R

E1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3

E4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E7 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3

E8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3

E11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 20 1

E20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 19 2

E21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20 1

Dep 18 18 19 18 18 18 19 18 18 19 18 18 18 18 18 18 18 18 1 18 1

L 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3

Sumber: Data Diolah (2011)

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 333

KESIMPULAN

Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi kunci dalam pengembangan potensi perikanandi Provinsi Sumatra Selatan adalah menumbuhkembangkan minat masyarakat untuk budidayaikan sebagai salah satu bidang usaha perekonomian rakyat serta melakukan pengendalian danpengawasan sumberdaya perikanan secara kontinyu. Kedua strategi tersebut harus dilakukanterlebih dahulu sebelum upaya-upaya yang lain dilakukan untuk menjamin keberhasilan dalamrangka pengembangan potensi perikanan PUD di wilayah ini.

DAFTAR PUSTAKA

[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2009. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka2009. Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Jakarta.

Maarif MS. 2011. Agroindustri Perikanan untuk Mengatasi Kemiskinan, Pengangguran danKetahanan Pangan. Makalah Simposium Nasional Agroindustri IV. Fakultas TeknologiPertanian Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.

Lendaris GG. 1980. Structural Modeling – A Tutorial Guide. IEEE Transactions on Systems,Man and Cybernetics, Vol. SMC-10, No. 12, December 1980.

[PKSPL] Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. 2011. Master Plan PembangunanKelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan. Laporan Penelitian. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Saxena JJP. 1992. Hierarchy and Classification of Program Plan Element Using InterpretiveStructural Modeling. System Practice. Vol. 5(6): 651-670.

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DI PROVINSI

Prosiding Seminar Nasional 2012

Fakultas Pertanian – Universitas Muhammadiyah Jember 334