Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI
PADA ANAK USIA 6 SAMPAI DENGAN 24 BULAN
(Studi di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang)
DEWI MASRUROH
143210115
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIA
JOMBANG
2018
ii
HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI
PADA ANAK USIA 6 SAMPAI DENGAN 24 BULAN
(Studi di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang)
SKRIPSI PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program
Study S1 Ilmu Keperawatan
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
Dewi Masruroh
143210115
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIA
JOMBANG
2018
iii
iv
v
vi
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lumajang pada tanggal 26 November 1995, penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan BapakSumartodan
IbuYusi Oktavia.
Pada tahun 2008 penulis lulus dari SD Negeri 1 Karanglo, tahun 2011
penulis lulus dari SMPN 1 Kunir, tahun 2014 penulis lulus dari SMK Negeri 1
Lumajang, dan pada tahun 2014 masuk seleksi di STIKES ICME Jombang.
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Jombang, 13 September 2018
Penulis
viii
MOTTO
Do’a adalah bara api yang memetangkannya.
Kegagalan di setiap langkah adalah pengawetnya. Maka dari itu bersabarlah
Allah selalu menyertai orang-orang yang penuh dengan kesabaran
Dalam proses menunjukkan keberhasilan.
(Penulis)
ix
PERSEMBAHAN
Seiring do’a dan puji syukur aku persembahkan skripsi ini untuk :
1. Ayah dan ibuku tersayang yang dengan sabar mengasuh dan mendidikku
serta senantiasa memberikan dukungan dan do’a, material dan kasih sayang
selalu mengiringi langkahku dan selalu mendengarkan keluh kesahku, serta
selalu ada di saat aku senang maupun dalam kesulitan, terima kasih sudah
membimbing dan merawatku dengan sabar aku sayang kalian.
2. Adik dan saudara-saudaraku terima kasih sudah menjadi penyemangat dan
memberi dukungan kepadaku setiap aku berkeluh kesah dan memberikan
dukungan kepadaku untuk semangat dalam menyelesaikan skripsiku.
3. Para pembimbing skripsi terima kasih telah memberikan banyak ilmu dan
pengetahuan lebih dalam serta kesabaran dalam membimbingku sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
4. Buat sahabat-sahabatku terima kasih atas do’a dan semangat yang telah
diberikan, semoga Allah membalas kebaikan kalian dan kan ku kenang selalu
kebersamaan yang telah kita lalui, keceriaan, kesedihan, dan kepanikan kita
saat menghadapi ujian.
5. Buat semua pihak yang pernah membantuku terima kasih banyak.
Sekian persembahan terimakasih dari saya, mohon maaf mungkin tidak
bisa saya sebutkan semua. Betapapun pahitnya sebuah proses, tapi dengannya
saya belajar dan memahami banyak hal. Dengan segala syukur yang tak terhingga
serta bahagia yang memecah, saya hanya bisa mengucapkan hamdalah.
x
ABSTRAK
HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK
USIA 6-24 BULAN
(Studi Penelitian di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang)
Oleh :
Dewi Masruroh, Inayatur Rosyidah,
Imam Fatoni
Masa penyapihan adalah masa yang sangat kritis karena masa ini terjadi
perpindahan dari ASI menuju ke makanan dewasa. Pada masa transisi ini bayi
umumnya mudah terkena gangguan gizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 6-24 bulan di
Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang.
Desain penelitian ini adalah metode analytic design dengan pendekatan
Cross Sectional. Populasinya sebagian Ibu yang mempunyai Anak usia 6-24 bulan
di Posyandu Dusun Candimulyo sebanyak 100 responden. Teknik sampling
menggunakan Proportional Random Sampling dengan sampel berjumlah 80
sampel. Variabel Independent Usia Penyapihan dan Variabel Dependent Status
Gizi. Instrumen Penelitian menggunakan kuesioner dengan pengolahan data
editing, coding, scoring, tabulating dan analisa data menggunakan uji (chi Square)
dengan alpha 0,05
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar Status Gizi adalah Normal
berjumlah 51 Responden (63.8%), Gemuk berjumlah 7 responden (8.8%), Kurus
berjumlah 22 responden (27.5%). Dan sebagian besar usia penyapihan pada anak
usia 6-24 bulan adalah tidak tepat ≤12 bulan berjumlah 69 responden (86.2%),
tepat ≥12 bulan berjumlah 11 responden (13.8%). Hasil uji statistik Uji Chi-
Square Test di peroleh angka signifikan atau angka p<0,05 yaitu p=0,027,
sehingga H1 diterima.
Kesimpulan penelitian ini ada hubungan usia penyapihan dengan Status
gizi pada anak usia 6-24 bulan di Posyandu dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
Kata Kunci: Usia, Penyapihan dan Status Gizi
xi
ABSTRACK
RELATIONSHIP BETWEEN AGE OF WEANING AND NUTRITIONAL
STATUS IN CHILDREN AGED 6-24 MONTHS
(Research Study at Posyandu, Candimulyo Hamlet, Candimulyo Village,
Jombang District, Jombang Regency)
By:
Dewi Masruroh, Inayatur Rosyidah,
Imam Fatoni
Weaning period is a very critical period because this time there is a shift
from ASI to adult food. In this transition period babies are generally susceptible to
nutritional disorders. The purpose of this study was to determine the relationship
between weaning age and nutritional status in children aged 6-24 months at the
Posyandu in Candimulyo Hamlet, Candimulyo Village, Jombang District,
Jombang Regency.
The design of this study was an analytic design method with a Cross
Sectional approach. Most of the population of mothers who have children aged 6-
24 months in Posyandu Dusun Candimulyo are 100 respondents. The sampling
technique uses proportional random sampling with a sample of 80 samples.
Independent Variable Weaning Age and Dependent Variable Nutritional Status.
Research Instruments using questionnaires with data processing editing, coding,
scoring, tabulating and analyzing data using the test (chi Square).
The results showed that most of the Nutritional Status was Normal totaling
51 respondents (63.8%), Fat people were 7 respondents (8.8%), Skinny was 22
respondents (27.5%). And most of the weaning age for children aged 6-24 months
is not exactly 12 months totaling 69 respondents (86.2%), exactly tepat12 months
is 11 respondents (13.8%). The results of the statistical test Chi-Square Test Test
obtained a significant number or number p <0.05 which is p = 0.027, so H1 is
accepted.
The conclusion of this study is the relationship between age of weaning and
nutritional status in children aged 6-24 months at the Posyandu in Candimulyo
Hamlet, Candimulyo Village, Jombang District, Jombang Regency.
Keywords: Weaning, age and Nutritional Status
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas melimpahkan
rahmat dan hidayah-NYA Sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi dengan
judul “Hubungan Usia Penyapihan dengan Status Gizi pada Anak usia 6-24 bulan
Di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang” sebagai salah satu persyaratan dalam rangka penyelesaian
kuliah dalam program S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ICME
Jombang. Terselesaikannya laporan penelitian ini tak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi – tingginya kepada yang terhormat, H.Imam
Fatoni,SKM,.MM selaku Ketua STIKES ICME Jombang, Inayatur
Rosyidah,S.Kep.,Ns.M.Kep selaku Ketua Program Studi STIKES ICME
Jombang, Endang Yuswatiningsih,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku penguji utama dalam
laporan penelitian ini yang telah banyak memberikan kritik dan saran demi
kesempurnaan penulisan laporan penelitian ini, Inayatur
Rosyidah,S.Kep.,Ns.M.Kep selaku pembimbing utama dalam penelitian ini yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingannya hingga laporan penelitian ini selesai, H. Imam Fatoni,SKM,.MM
selaku pembimbing dalam penelitian ini yang telah banyak meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingannya, dan tak juga lupa kepada Sufredo Herlan
selaku Kepala Desa Candimulyo Jombang yang telah memberikan izin untu
melaksanakan penelitian sebagai lokasi penelitian, serta tak lupa kepada orang tua
dan keluarga beserta teman – teman yang telah memberikan bimbingan, dukungan
dan semangat sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan dengan tepat
xiii
waktu, semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan laporan penelitian ini.
Jombang, 20 September 2018
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR .............................................................................................. i
SAMPUL DALAM .......................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ iii
SURAT BEBAS PLAGIASI ........................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................................... viii
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... x
ABSTRACK ...................................................................................................... xi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................. xix
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………. . 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah................................ .......................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... ...... 4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... .... 5
xv
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. .... 6
2.1 Konsep Balita........................................................... ...................... 6
2.2 Status Gizi Balita........................................................... ................ 8
2.3 Konsep Penyapihan....................................................... ................. 19
2.4 Hubungan Usia Penyapihan dengan status gizi ............................. 27
BAB 3KERANGKA KONSEP dan HIPOTESIS ....................................... 30
3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................... 30
3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 32
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................... .......... 33
4.1 Desain Penelitian....................................................... ..................... 33
4.2 Lokasi dan waktu penelitian........................................................... 33
4.3 Populasi Sampel dan Sampling ...................................................... 34
4.4 Jalannya Penelitian (Kerangka Kerja)............................................ 37
4.5 Identifikasi Variabel....................................................... ................ 38
4.6 Bahan dan Instrumen...................................................................... 39
4.7 Definisi operasional..................................................... .................. 39
4.8 Etika Penelitian ............................................................................. 44
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 46
5.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 46
5.2 Pembahasan …………………………………………………….. 52
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 62
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 62
6.2 Saran .............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………. .................... 64
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Definisi Operasional .................................................................................. 39
Distribusi karakteristik berdasarkan usia Ibu ........................................... 48
Distribusi karakteristik berdasarkan pendidikan Ibu ............................... 48
Distribusi karakteristik berdasarkan pekerjaan Ibu .................................. 49
Distribusi karakteristik berdasarkan jenis kelamin anak .......................... 49
Distribusi karakteristik berdasarkan umur anak ....................................... 49
Distribusi frekuensi berdasarkan umur sapihan anak .............................. 50
Ditribusi frekuensi berdasarkan status gizi anak ..................................... 50
Tabulasi silang antara umur sapihan dengan status gizi .......................... 51
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gb. 3.1 Kerangka Konseptual .......................................................................... 30
Gb. 4.1 Kerangka Kerja ................................................................................... 37
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Lembar Persetujuan
Lampiran 4 Lembar Kuesioner Data Umum dan Data Khusus
Lampiran 5 Tabel Z-skor
Lampiran 6 Jadwal Kegiatan
Lampiran 7 Tabulasi Data Umum
Lampiran 8 Tabulasi Data Khusus
Lampiran 9 Hasil uji statistik kuesioner
Lampiran 10 Lembar pernyataan dari perpustakaan
Lampiran 11 Lembar surat Pre Survey Data
Lampiran 12 Lembar surat studi pendahuluan dan ijin penelitian
Lampiran 13 Lembar surat telah melakukan penelitian
Lampiran 14 Lembar konsultasi
xix
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
1. Daftar Lambang
1. H1 : Hipotesis Alternatif
2. ≤ : Kurang dari
3. ≥ : Lebih dari
4. N : Jumlah Populasi
5. n : Jumlah Sampel
6. P : Nilai yang di dapat
7. f : Frekuensi Variabel
8. N : Jumlah jawaban yang di butuhkan
9. Sp : Skor yang di dapat
10. Sm : Skor maksimal
2. Daftar Singkatan
1. STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
2. ICME : Insan Cendekia Medika
3. BAKESBANGPOL : Badan Kesatuaan Bangsa dan Politik
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa penyapihan adalah masa yang sangat kritis karena masa ini
terjadi perpindahan dari ASI menuju ke makanan dewasa. Pada masa
transisi ini bayi umumnya mudah terkena gangguan gizi. Pengaruh
penyakit infeksi dan kurangnya makanan pendamping ASI menyebabkan
turunnya status kesehatan dan status gizi bayi (Handayani, 2012). Akibat
kekurangan gizi, anak balita tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan
optimal. Pemenuhan masalah gizi juga berkaitan dengan terggangunya
pertumbuhan bayi (Nursalam, 2012).
Status gizi menurut indeks tinggi badan per usia (TB/U)
didapatkan hasil 71% normal, dan 29,9% balita pendek dan sangat pendek.
Status gizi menurut indeks berat badan per tinggi badan (BB/TB)
didapatkan hasil 82,7% normal, 8,2% kurus, 5,3% gemuk dan 3,7% kurus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hastoety (2009), besarnya peluang
usia penyapihan anak bawah dua tahun di Indonesia dari 7929 responden
didapatkan 4579 anak (57,8%) di sapih sebelum usia 24 bulan, dengan
kata lain anak dibawah usia dua tahun yang masih mendapatkan ASI
sesudah usia 24 bulan sebesar 3350 anak (42,2%). Hasil dari Studi
Pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Dusun candimulyo, desa
Candimulyo dengan metode wawancara di dapatkan bahwa dari 30
responden yang memiliki status gizi baik (hijau) sebanyak 16 dan status
gizi cukup (kuning) sebanyak 6 responden, dan bayi yang memiliki status
2
gizi di bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 8 orang, bayi yang memiliki
status gizi yang rendah disebabkan oleh penyapihan yang terlalu dini.
Tidak hanya itu saja kurangnya pengetahuan ibu, wanita karier atau
pekerja belum mengerti tentang manfaat ASI. Berdasarkan uraian di atas
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan usia
penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 6-24 bulan di posyandu
Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamtan Jombang, Kabupaten
Jombang. Hasil ukur berat badan dan umur bayi akan dimasukan kedalam
rumus Z-skore dan diklafikasikan menjadi 5 yaitu sangat gemuk > (+3SD),
gemuk > (+2SD), normal (+2SD- (-2SD), kurus < (-2 SD), dan sangat
kurus < (-3 SD).
Masalah kurang gizi pada anak balita dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain konsumsi makan yang kurang, penyakit infeksi,
kemiskinan, pola asuh yang salah, dan pelayanan kesehatan yang tidak
terjangkau (Depkes RI, 2007). Salah satu faktor yang dapat mengatasi
masalah kurang gizi pada anak adalah pemberian ASI. Menurut IDAI
(2010), ASI dapat mencegah terjadinya malnutrisi karena mengandung
nutrien yang dibutuhkan bayi dengan jumlah yang tepat, dapat digunakan
dengan efisien oleh tubuh, serta melindungi bayi dari infeksi. Bayi yang
mendapatkan ASI mendapatkan kekebalan dari berbagai penyakit seperti
radang paru-paru, radang telinga, diare, dan mengurangi risiko alergi. .
Kekurangan energi dan protein pada bayi sering disebabkan karena
penyapihan yang terlalu dini (Soetjiningsih, 2012). Masa penyapihan
adalah masa yang sangat kritis karena masa ini terjadi perpindahan dari
3
ASI menuju ke makanan dewasa. Pada masa transisi ini bayi umumnya
mudah terkena gangguan gizi. Pengaruh penyakit infeksi dan kurangnya
makanan pendamping ASI menyebabkan turunnya status kesehatan dan
status gizi bayi (Handayani, 2012).
Strategi dalam memutuskan penyapihan diantaranya lakukan
secara berlahan, hindari penyapihan di saat anak menyusu di gantikan ke
benda lain seperti empeng, hindari menyapih secara mendadak, mengenali
tingkat kemampuan anak menghadapi proses penyapihan, pastikan sang
anak mendapat perhatian eksklusif setiap hari serta batasi kegiatan
menyusui dengan penunjuk waktu, maka dapat disimpulkan bahwa jika
proses penyapihan di lakukan dengan baik, maka anak-anak akan tumbuh
menjadi anak yang cerdas, sehat, dan berakhlak baik karena sang ibu
mendidiknya melalui masa menyusu dan masa menyapih dengan penuh
perhatian dari kedua orangtua dan keluarga (Uci, 2013). Maka dari itu
pemenuhan gizi pada bayi merupakan hal yang penting untuk dipenuhi
karena pada masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan. Pada masa
ini, bayi akan mengalami adaptasi pada lingkungan, dampak yang akan
muncul meliputi peningkatan kematia pada bayi. Pada saat ini di dunia
terdapat kematia pada 3,5 juta anak di bawah usia 5 tahun yang di
sebabkan karena masalah gizi. Selain itu, dampak yang akan muncul
adalah terganggunya pertumbuhan, gangguan perkembangan mental dan
kecerdasan anak.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “apakah ada Hubungan usia penyapihan dengan status
gizi pada Anak usia 6-24 bulan?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada
Anak usia 6-24 bulan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi usia penyapihan Anak usia 6-24 bulan di
Posyandu Dusun Candimulyo, desa Candimulyo, Kecamatan
Candimulyo, Kabupaten Jombang.
2. Mengidentifikasi status gizi Anak usia 6-24 bulan yang di
lakukan penyapihan di posyandu Dusun Candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
3. Menganalisis hubungan usia penyapihan dengan status gizi
pada Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo,
Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya disiplin Ilmu
Kesehatan Masyarakat Keperawatan Anak.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil Penelitian ini di harapkan dapat menambah informasi kepada
ibu ibu terkait kejadian gizi lebih pada anak usia 6-24 bulan,
sehingga dapat dijadikan sebagai pengembangan Ilmu Keperawatan
Anak.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Anak Usia 6-24 Tahun
2.1.1 Pengertian Anak
Anak merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk
anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Usia
balita, anak masih bergantung sepenuhnya dengan orang tua,
misalnya untuk mandi, buang air kecil, buang air besar, makan dan
minum. Sementara untuk proses berjalan dan komunikasi masih
belum sempurna (Sutomo, 2010).
Anak adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun, dimana umur
5 bulan berat badan naik 2 kali berat badan lahir dan berat badan
naik 3 kali dari berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4
kali pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra
sekolah kenaikan berat badan kurang lebih 2 kg per tahun,
kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir (Soetjiningsih,
2014).
Anak merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang
sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya,
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi serta menentukan
perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensia (Supartini, 2014).
7
2.1.2 Karakteristik Anak.
Menurut karakteristik, Anak terbagi dalam dua kategori
yaitu anak usia 1 – 3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi,
2014). Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya
anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju
pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun
perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang
mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang
usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan
adalah porsi kecil dengan frekuensi sering. Pada usia pra-sekolah
anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih
makanan yang disukainya.
Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau
bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa
perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase
gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak”
terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung
mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan
pemilihan maupun penolakan terhadap makanan. Diperkirakan pula
bahwa anak perempuan relative lebih banyak mengalami gangguan
status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki.
8
Septiari (2012) menyatakan karakteristik balita dibagi menjadi dua
yaitu:
1) Anak usia 1-3 tahun
Usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya anak
menerima makanan yang disediakan orang tuanya. Laju
pertumbuhan usia balita lebih besar dari usia prasekolah,
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Perut
yang lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil bila dibandingkan
dengan anak yang usianya lebih besar oleh sebab itu, pola
makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi
sering.
2) Anak usia prasekolah (3-5 tahun)
Usia 3-5 tahun anak menjadi konsumen aktif. Anak sudah
mulai memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini berat
badan anak cenderung mengalami penurunan, disebabkan
karena anak beraktivitas lebih banyak dan mulai memilih
maupun menolak makanan yang disediakan orang tuanya.
2.2 Satus Gizi Anak
Status gizi diartikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Status gizi sangat
ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam
kombinasi waktu yang tepat di tingkat sel tubuh agar berkembang dan
berfungsi secara normal. Status gizi ditentukan oleh sepenuhnya zat gizi
9
yang diperlukan tubuh dan faktor yang menentukan besarnya kebutuhan,
penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)
Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan
pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan
dalam kebutuhan zat gizi (Notoatmodjo, 2007). Tahapan pertumbuhan pada
masa bayi dibagi menjadi masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa
paska neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan. Masa neonatus merupakan
bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi
terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya
organ-organ tubuh, dan pada paska neonatus bayi akan mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara asupan dan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama
untuk anak balita, aktifitas, pemeliharan kesehatan, penyembuhan bagi
mereka yang menderita sakit dan proses biologis lainnya di dalam tubuh.
Kebutuhan bahan makanan pada setiap individu berbeda karena adanya
variasi genetik yang akan mengakibatkan perbedaan dalam proses
metabolisme. Sasaran yang dituju yaitu pertumbuhan yang optimal tanpa
disertai oleh keadaan defisiensi gizi. Status gizi yang baik akan turut
berperan dalam pencegahan terjadinya berbagai penyakit, khususnya
penyakit infeksi dan dalam tercapainya tumbuh kembang anak yang optimal
(Depkes RI, 2008). Menurut Notoatmodjo (2003), kelompok umur yang
rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi
10
dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur
status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita.
Menurut Depkes (2010), pemeliharan status gizi anak sebaiknya :
a. Dimulai sejak dalam kandungan. Ibu hamil dengan gizi yang baik,
diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik
pula.
b. Setelah lahir segera beri ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
c. Pemberian makanan pendampingan ASI (weaning food )bergizi,
mulai usia 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima
menu lengkap keluarga.
d. Memperpanjang masa menyususi (prolog lactation) selama ibu dan
bayi menghendaki.
Anak memerlukan zat gizi untuk dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Kebutuhan gizi bayi lebih sedikit dari kebutuhan orang
dewasa, namun jika dibandingkan per unit berat badan maka kebutuhan gizi
bayi jauh lebih besar dari usia perkembangan lain. Makanan bergizi menjadi
kebutuhan utama bayi pada proses tumbuh kembangnya, sehingga
kelengkapan unsur pada gizi hendaknya perlu diperhatikan dalam makanan
sehari – hari yang dikonsumsi bayi (Sulistyoningsih, 2011)
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi.Pada masa bayi, berat badan dapat
digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status
gizi.Pertumbuhan sebagai suatu peningkatan dalam ukuran fisik tubuh
secara keseluruhan atau sebagai peningkatan dalam setiap bagiannya,
11
berkaitan dengan suatu peningkatan dalam jumlah atau ukuran sel
(Supariasa, 2002).
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan, bila anak
mendapat gizi yang baik adalah berkisar antara :
a. 700 – 1000 gram/ bulan pada triwulan I
b. 500 -600 gram/ bulan pada triwulan II
c. 350 – 450 gram/ bulan pada triwulan III
d. 250 – 350 gram/ bulan pada triwulan IV
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh sejumlah faktor
diantaranya adalah nutrisi yang tidak hanya pada pasca natal tetapi juga
pada saat pra dan perinatal. Bayi cukup bulan biasanya akan memiliki berat
badan 2 kali berat badan lahir pada usia 4 sampai 5 bulan dan 3 kali lipat
pada usia 1 tahun. Kebanyakan bayi baru lahir akan kehilangan 5 % sampai
10 % berat badannya selama beberapa hari pertama kehidupannya karena
urine, tinja, dan cairan diekskresi melalui paru – paru dan karena asupan
bayi sedikit. Bayi cukup bulan akan memperoleh berat badannya seperti
semula dalam waktu 10 hari (Bobak, 2005).
2.2.1 Penelitian status gizi
Menurut (Supariasa, 2001), pada dasarnya penilaian status gizi
dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung.
2.2.2 Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi
empat penilaian yaitu : antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.Ditinjau
12
dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2001).
2.2.3 Penilaian status gizi secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga
yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
a. Survei konsumsi makanan merupakan metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat
gizi yang dikonsumsi.
b. Statistik vital merupakan pengukuran dengan menganalisis data
beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian bedasarkan
umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu.
c. Faktor ekologi digunakan untuk mengungkapkan bahwa
malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya (Hidayat,
2008).
2.2.4 Status Gizi Bedasarkan Antropometri
Cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan
adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi
masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan
metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi.
Antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan,
13
tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
Keunggulan antropometri antara lain alat yang digunakan mudah
didapatkan dan digunakan, pengukuran dapat dilakukan berulang-
ulang dengan mudah dan objektif, biaya relatif murah, hasilnya
mudah disimpulkan, dan secara ilmiah diakui keberadaannya
(Supariasa, 2001).
2.2.5 Parameter Antropometri
Supariasa (2002) menyatakan bahwa antropometri sebagai
indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa
parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia,
antara lain:
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penetuan status gizi.
Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status
gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat
badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat.
2. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang
terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir
(neonates). Pada masa bayi-balita, berat badan dapat digunakan
untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi.Berat
badan merupakan pilihan utama karena parameter yang paling
baik, mudah dipakai, mudah dimengerti, memberikan gambaran
14
status gizi sekarang.Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan
kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam
penimbangan anak balita adalah dacin (Nursalam, 2005).
3. Tinggi badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi
keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak
diketahui dengan tepat.Disamping itu tinggi badan merupakan
ukuran kedua terpenting, karena dengan menghubungkan berat
badan terhadap tinggi badan, faktor umur dapat dikesampingkan.
Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat
berdiri dilakukan dengan alat pengukuran tinggi mikrotoa
(microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 (Supariasa, 2002).
2.2.6 Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status
gizi.Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks
Antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan
yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut
Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
dalam penelitian ini digunakan (BB/U) (Sudariyati, 2005).
1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena
terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau
15
menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.Berat badan
merupakan parameter antopometri yang sangat labil.(Hidayat,
2008).
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik
dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi
terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan
umur.Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2
kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat
berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.
Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat
badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara
pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan
yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi
seseorang saat ini (Supariasa, 2001).
Kelebihan indeks BB/U antara lain lebih mudah dan lebih
cepat dimengerti oleh masyarakat umum, baik untuk mengukur
status gizi akut atau kronis, sangat sensitif terhadap perubahan-
perubahan kecil, dan dapat mendeteksi kegemukan. Kelemahan
indeks BB/U adalah dapat mengakibatkan interpretasi status gizi
yang keliru bila terdapat edema maupun acites, memerlukan
data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia 5
tahun, sering terjadi kesalahan pengukuran, seperti pengaruh
pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan (Hidayat,
2008).
16
2. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.Pada keadaan
normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan
umur.Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif
kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu
yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan
akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Bedasarkan
karakteristik tersebut di atas, maka indeks ini menggambarkan
konsumsi protein masa lalu (Supariasa, 2002).
Kelebihan indeks TB/U:
a) Baik untuk menilai status gizi masa lampau
b) Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah
dibawa.
Status gizi dapat diperoleh dengan pemeriksaan
antopometri. Indikator yang digunakan berdasarkan Depkes
(2010) adalah (BB/U), (TB/U), (BB/TB), (IMT/U) klasifikasi
status gizi berat badan per umur (BB/U) adalah sebagai berikut :
a) sangat gemuk > (+3SD),
b) gemuk> (+2SD),
c) normal (+ 2SD- (-2 SD),
d) kurus< (-2 SD)
e) sangat kurus < (- 3 SD).
17
2.2.7 Faktor-faktor yang berhubungan dengan status Gizi
Menurut perry dan potter (2005) factor yang mempegaruhi
status gizi antara lain :
1) Tempat tinggal atau Lingkungan fisik
Balita yang tinggal di tempat yang udaranya segar (cukup
oksigen) dapat melakukan proses pembakaran yang lebih baik di
bandingkan dengan balita yang tinggal ditempat yang udaranya
penuh dengan polusi. Demikian pula apabila, suhu panas /
dingin dan tidak terlalu lembab / kering akan mempengaruhi
proses metabolisme tubuh secara tidak langsung akan
mempengaruhi peningkatan berat badan pada balita.
2) Faktor genetik
Factor genetic di tentuka oleh pembawa faktor keturunan
(gen) yang terdapat dalam sel tubuh. Gen akan di wariskan
orang tua pada keturunannya. Orang tua yang bertubuh besar
akan akan mempunyai anak yang posturnya menyerupai dirinya
sebaliknya orang tua yang bertubuh kecil akan memiliki anak
yag tubuhnya relative kecil. Hal ini di sebabkan oleh gen yang
di turunkan orang tua kepada anaknya.
3) Faktor Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah
laku dan kebiasaan.
18
4) Pendidikan Orangtua.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang
penting dalam tumbuh kembang balita. Karena dengan
pendidikan yang baik, maka orangtua dapat menerima segala
informasi dari luar terutama tentang cara perawatan anak yang
baik.
5) Status Ekonomi Sosial
Tubuh balita atau anak yang di besarkan dalam kondisi
social ekonomi yang kurang cenderung akan lebih kecil di
bandingkan dengan balita-balita yang kondisi social ekoniminya
cukup terjamin.
6) Tingkat Kesehatan Orangtua
Balita yang dilahirkan dari pasangan suami istri yang sehat
dan senantiasa dijaga kesehatannya, akan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik atau normal. Namun bagi balita yang
memiliki penyakit bawaan dari orang tua nya atau sedang sakit
maka gizi yang di makannya akan digunakan terlebih dahulu
untuk mengatasi berbagai penyakit tadi. Kemudian sisanya baru
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehingga
balita tertentu terhambat dalam peningkatan berat badannya/
tumbuh kembangnya.
19
2.3 Konsep Penyapihan
2.3.1 Definisi Penyapihan
Penyapihan adalah suatu proses berhentinya masa menyususi
secara berangsur-angsur atau sekaligus. Proses tersebut dapat
disebabkan oleh berhentinya sang anak dari menyusu pada ibunya
atau bisa juga berhentinya sang ibu untuk menyusui anaknya atau bisa
juga berhentinya sang ibu untuk menyusui anaknya ( Nugroho, 2011).
Berhenti menyusui berarti mengakhiri sebuah relasi yang sangat
khusus antara seorang ibu dengan bayinya (Jane Moody,2006 : 215).
Anda mungkin mengakhirimya tidak lama sesudah Anda mencoba dan
menemukan banyak kesulitan atau memutuskan bahwa menyusui
bukanlah untuk Anda. Terlepas dari berapa lama Anda telah
menyusui, tidak diragukan bahwa telah tercipta suatu ikatan yang
unik. Pengalaman menyusui juga mendatangkan imbalan lain,
misalnya perasaan puas dan sukses, serta meningkatkan percaya diri.
Jadi , tidak mengherankan jika perasaan Anda campur baur saat
mengakhiri tahapan ini dan masuk ke dalam tahap baru kehidupan
bayi, seperti yang dialami oleh para ibu.
2.3.2 Penyebab Penyapihan
a) Faktor Ibu
1. Pekerjaan
Kegiatan menyusui bagi sebagian anak merupakan
kegiatan sebagai bentuk perhatian eksklusif paling penting
yang didapat. Hal ini bisa terjadi apabila ibu tidak melakukan
20
pekerjaan yang menyita waktu, sehingga hanya punya waktu
berduaan dengan anak saat menyusui. Tetapi bagi seorang ibu
yang sibuk bekerja yang berpengaruh pada kurangnya wkatu
dalam menyusui anak cenderung akan cepat melakukan
penyapihan lebih awal. Kesibukan pada ibu yang sedang
menyusui akan lebih cepat melakukan penyapihan lebih dini
dengan alasan untuk mempermudah sang ibu dalam bekerja
serta tidak adanya waktu menyusui.
2. Pengetahuan ibu
Penegtahuan seorang ibu tentang ASI dan waktu yang
tepat untuk menyapih anaknya akan berpengaruh pada
perilaku dalam penyapihan nantinya. Peningkatan jumlah
wanita menyusui biasanya berpengaruh oleh gencarnya para
tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan secara terus
menerus di setiap kegiatan ibu-ibu misalnya di acara
Posyandu, kegiatan PKK. Pada ibu yang mempunyai
pengetahuan baik tentang manfaat ASI selama 2 tahun bagi
anak, dimungkinkan akan mempengaruhi waktu penyapihan
pada anaknya.
3. Status kesehatan ibu
Status kesehatan ibu berpengaruh pada penyapihan
seorang anak, dimana seorang ibu yang sakit cencerung
kesulitan memberikan ASI saja serta kualitas ASI yang
21
berkurang, terpaksa sang ibu akan memberikan makanan
selain ASI, atau jika perlu dilakukan penyapihan secepatanya.
b) Faktor Anak
1. Status gizi anak
Penilaian status gizi antropometri yaitu pengukuran
keadaan fisik dan komposisi tubuh pada umur dan tingkat
gizi yang baik. Baku antropometri yang digunakan NCHS
atau National Center of Health Statistic USA adalah grafik
perbandingan yang merupakan data baru yang dikatakan
sesuai dengan perkembangan zaman (Depkes, 2011). Hasil
pengukuran berat badan berdasarkan hasil dari NCHS (1)
diatas normal: (>120 %), (2) normal (80%-120%), (3) kurang
normal (70%-79,9%).
2. Anak dalam keadaan sakit
Keadaan kesehatan anak yang mengalami sakit
cenderung akan mempengaruhi keadaan fisik sang anak,
dimana sang anak yang menderita sakit terkadang
mempunyai nafsu makan yang kurang serta membutuhkan
nutrisi lebih, maka jalan satu-satunya dengan pemberian
makanan selain ASI. Keadan kesehatan anak yang sedang
sakit terkadang menjadi alasan ibu untuk melakukan
penyapihan dini, hal ini dimungkinkan karena keadaan anak
yang rewel dan mempunyai nafsu makan yang berkurang.
22
3. Sedang tumbuh gigi
Sebagian besar seorang anak telah tumbuh gigi pada
usia 6 bulan, biasanya anak mengalami panas karena gigi
yang tumbuh. Disisi lain dengan tumbuhnya gigi akan
mempengaruhi putting susu ibu akan menjadi sasaran untuk
digigit oleh anak. Dengan tumbuhnya gigi pada anak dapat
menjadi alasan ibu melakukan penyapihan, Karena pada saat
menyusu terkadang menggigit dan mebuat ibu menjadi tidak
sabar untuk secepatnya melakukan penyapihan.
c) Faktor Sikap
1. Pengalaman pribadi
Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan
pendidikan individu, maksudnya pendidikan yang tinggi,
pengalaman yang sesuai dengan umur yang semakin
bertambah. Perlu diperhatuikan bahwa tidak semua
pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik
kesimpulan dengan benar, maka perlu berfikir kritis dan logis
(Notoatmodjo,2013). Begitu pula dengan penyapihan maka
perlu pemikiran yang kritis dan logis.
2. Orang lain
Faktor orang lain menentukan waktu penyapihan ,
dimana seseorang yang memberikan informasi dengan benar
tentang penyapihan akan berpengaruh pada ibu dalam
23
menentukan waktu penyapihan pada anaknya karena
pengalaman.
3. Kebudayaan
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan seseorang, karena informasi-informasi baru akan
disaring kira-kira sesuai atau tidak dengan budaya yang ada,
dan agama yang dianut di daerah tersebut. Begitu pula dengan
penyapihan di dalam suatu daerah juga berdasarkan
kebudayaan yang berkembang. Biasanya masyarakat luas
terutama di daerah pedesaan yang sanagt mempeercayai
kebudayaan akan mematuhinya
4. Media massa
Banyaknya fasilitas media massa berupa majalah, radio
maupun televise dapat memberikan informasi yang akurat dan
bermutu bagi ibu dan anak yang dapat dimanfaatkannya untuk
menentukan waktu penyapihan
2.3.3 Waktu Penyapihan
Tidak perlu menghentikan menyusui bila bayi masih ingin
menyusu, bahkan setelah anak berumur 3 tahun. Pada umunya bayi
akan berhenti dengan sendirinya pada suatu saat antara umur 1-3
tahun. Bila seorang ibu memutuskan untuk menhentikan menyususi
harus perlahan-lahan. Bila ibu menyapih bayinya terlalu mendadak,
bayi akan marah dan tidak senang. Bayi mungkin menolak makanan-
24
makanan lain dan bisa mengakibatkan ia kekurangan makanan dan
menyebabkan menjadi sakit (Roesli, 2012).
Saat terbaik untuk mulai menyapih bayi dari payudara
tergantung pada perasaan ibu dan situasi menyusui. Kadang-kadang
bayilah yang memulai untuk ingin disapih dengan secara bertahap
kehilangan minat untuk menyusu ketika ia sudah besar dan
perhatiannya teralihkan oleh minat-minat baru lainnya. Ibu juga
dapat memutuskan kapan waktu menyapih bayi, baik karena ibu
telah menyusui selama yang ibu rencanakan, atau karena alasan lain,
misalnya kembali bekerja atau ingin hamil kembali ( Jane
Moody,2016)
Tidak ada waktu yang pasti kapan sebaiknya akan disapih dari
ibunya. Menurut WHO, masa pemberian ASI diberikan secara
ekslusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan
setelah 6 bulan berdampingan dengan makanan tambahan hingga
umur 2 tahun atau lebih. Ada juga yang menyapih anaknya ketika
usia 1-2 tahun, bahkan ada yang usia 4 tahun. Tidak benar jika anak
terlalu lama disusui, karena akan membuatnya manja dan tidak
mandiri. ASI akan membuat anak dekat dengan orang tuanya dan hal
itu memang sangat dibutuhkan sang anak dan membuatnya merasa
penuh dengan kasih sayang ( Nugroho, 2011).
Untuk mengukur lama usia penyapihan dilakukan
pengkelompokan usia penyapihan fatimah(2009) dengan cara
sebagai berikut:
25
1. Usia penyapihan 0-6 bulan
2. Usia penyapihan 7-12 bulan
3. Usia penyapihan 13-18 bulan
4. Usia penyapihan 19-24 bulan
2.3.4 Reaksi Penyapihan Pada Anak
Proses menyapih anak umumnya merupakan salah satu fase
yang harus dilalui oleh seorang ibu dengan sangat berat hati, dimana
umumnya para ibu tidak tega ketika melihat anaknya harus menangis
sambil merengek-rengek meminta menyusu kepadanya.Umumnya,
pada awal proses penyapihan, reaksi anak yang disapih biasanya
rewel dan gelisah. Semua itu bisa dihindari mengingat saat
memasuki usia balita sebetulnya ketergantungan anak pada ASI
sudah semakin berkurang.
Bila sudah mantap untuk menyapih, lakukanlah penyapihan
dengan sabar dan tidak terburu-buru karena sikap ibu dalam
menyapih berpengaruh pada kesiapan si balita. Sebaiknya menyapih
anak seharusnya dalam keadaan sehat karena apabila anak sedang
sakit akan menimbulkan reaksi marah atau sedih. Sehingga hal
tersebut membuat anak tertekan dan menimbulkan kecemasan
tersendiri.
Hindari secara tiba-tiba menitipkan anak di rumah neneknya
selama berminggu-minggu, atau ke tampat pengasuhan anak setiap
hari, karena proses adaptasi anak tidak cepat. Ia butuh waktu untuk
merasa nyaman dengan lingkungan barunya, sebab proses
26
penyapihan dengan cara menitipkan ke tempat lain membuat anak
merasa tertekan. Ia harus beradaptasi dengan 2 hal sekaligus yaitu
kehilangan ASI dan berada pada tempat baru. Jadi pada saat
penyapihan ibu harus tetap berada di samping anak.
Terkadang kita sebagai orang tua lepas kesabaran, mau
semuanya serba cepat apalagi hidup di jaman modern seperti ini.
Tapi anak bukanlah benda elektronik yang sudah dicipta sedemikian
rupa agar bisa mengikuti pola hidup kita. Dalam menjalani proses
penyapihan ini, ada rasa sedih yang mendalam. Tidak ada yang
memalukan, tidak ada yang menakutkan karena kesedihan tersebut
merupakan bentuk konkrit cinta kasih sebagai seorang ibu. Bagian
dari proses membiarkan anak untuk bisa lebih mandiri mengingat
usianya sudah mencapai 2 tahun. Jadi bagi para ibu yang berniat
menyapih anaknya sebelum mempraktekkan sebuah anjuran atau
saran, maka ingatlah kata proses ini yang memerlukan kesabaran dan
ketekunan.
27
2.4 Hubungan usia penyapihan dengan status gizi.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2016) yang berjudul
tentang hubungan umur penyapihan dan pola asuh makan terhadap status
gizi anak balita usia 25-36 bulan di Desa Purwosari Kabupaten Wonogiri.
Dengan menggunakan Metode Penelitian observasional menggunakan
pendekatan crosssectional dengan jumlah sampel 40 orang yang diperoleh
dengan teknik multistage random sampling. Data umur penyapihan dan pola
asuh makan diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner. Data status
gizi anak balita diperoleh dengan pengukuran antropometri. Analisis
menggunakan uji statistik korelasi rank spearman. Hasil : Sebagian besar
anak balita usia 25-36 bulan di Desa Purwosari Kabupaten Wonogiri ( 85
%) sudah disapih pada umur penyapihan yang tepat yaitu ≥ 24 bulan.
Sebagian besar anak balita memiliki pola asuh makan baik (92,5 %). Anak
balita yang memiliki pola asuh makan cukup baik jumlahnya 7,5 % dan
yang memiliki pola asuh makan kurang baik 0 %. Sebagian besar anak
balita (90%) memiliki status gizi normal berdasarkan indeks BB/TB. Anak
balita yang status gizinya sangat kurus jumlahnya 0%, status gizi kurus 5 %,
dan status gizi gemuk 5 %. Kesimpulan : Ada hubungan antara umur
penyapihan terhadap status gizi anak balita usia 25-36 bulan di Desa
Purwosari Kabupaten Wonogiri (p=0,003). Ada Hubungan antara pola asuh
makan terhadap status gizi anak balita usia 25-36 bulan di Desa Purwosari
Kabupaten Wonogiri (p= 0,000).
Penelitian yang dilakukan oleh Amalina (2013) yang berjudul
tentang hubungan penyapihan anak usiadini(1-6 bulan) terhadap
28
pertumbuhandi Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan Sragen, Kabupaten
Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan
desain penelitian deskriptif komparatif. Dengan Teknik pengambilan data
penelitian yang digunakan adalah cross sectional . Sampel anak yang tidak
dilakukan penyapihan usia (1-6 bulan)adalah:30 anak. Sampel anak yang
dilakukan penyapihan usia (1-6 bulan) berjumlah 32. Pengambilan sampel
pada anak yang tidak dilakukan penyapihan menggunakan metode simple
random sampling. Anak yang dilakukan penyapihan menggunakan total
sampling.Instrument penelitian menggunakan alat meteran dan timbangan
untuk mengetahui pertumbuhan anak.Analisis data menggunakan uji Fisher
exact. Hasil penelitian diketahui Tidak terdapat dampak buruk pada anak
usia(1-6 bulan) yang disapih. 84,4%anak yang disapihmempunyai
pertumbuhan yang normal dan 86,7%.anak yang tidak disapih juga
mempunyai pertumbuhan normal. Tidak ada pengaruh penyapihan anak
usia(1-6 bulan) terhadap pertumbuhan di Kelurahan Sragen Kulon
Kecamatan Sragen kabupaten Sragen.dengan p-value = 0,798.
Penelitian yang dilakukan oleh farida (2015) yang berjudul tentang
hubungan penyapihan dengan berat badan di wilayah Kedurus RW 03
kecamatan Karangpilang Surabaya. Dengan Desain penelitian analitik
observasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“cross sectional”. Populasi penelitian seluruh ibu yang melakukan
penyapihan selama ± 1 bulan, sebesar 15 orang dengan tehnik Simple
Random Sampling. Variabel independen penyapihan dan variabel dependen
berat badan. Instrument Kuesioner dan KMS, dianalisis menggunakan uji
29
Chi Square dengan tingkat signifikan α = 0,05. Hasil penelitian sebagian
besar (66,6%) usia penyapihan<2 tahun dan hampir setengahnya (46,6%)
turun. Hasil analisis teknik Chi – Square menunjukan p = 0.42 < α = 0.05
atau p<α maka dapat disimpilkan bahwa H0 ditolak yang artinya ada
hubungan antara penyapihan dengan berat badan di Wilayah Kedurus RW
03 Kecamatan Karangpilang – Surabaya. Dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara penyapihan dengan berat badan.
Diharapkan para ibu tidak hanya memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan
saja namun tetap harus diberikan selama 2 tahun.
30
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,
(Notoatmodjo, 2012). Kerangka Konseptual dalam Penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Keterangan
= di teliti =diteliti =tidak diteliti
Gambar 3.1 : kerangka konseptual hubungan usia penyapihan dengan status gizi
pada anak usia 6 – 24 bulan di posyandu dusun candimulyo, desa
candimulyo, kecamatan jombang, kabupaten jombang
Faktor yang mempengaruhi
penyapihan:
Faktor ibu
1. Pekerjaan
2. Pengetahuan
3. Status kesehatn ibu
Faktor anak
1. Satus gizi anak
2. Anak sakit
3. Sedang tumbuh gigi
Faktor sikap
1. Pengalaman pribadi
2. Orang lain
3. Budaya
4. Media masa
Usia penyapihan
1. 6 – 24 Bulan
Tepat usia penyapihan
Tidak tepat usia
penyapihan
Status Gizi Anak :
1. Umur
2. BB
Faktor yang mempengaruhi
Gizi Anak:
1. Lingkungan Fisik
2. Faktor genetik
3. Faktor Budaya
4. Pendidikan Orangtua
5. Keadaan Ekonomi
6. Pekerjaan
7. Tingkat Kesehatan
Orangtua
Sangat Gemuk
Gemuk
Normal
Kurus
Sangat Kurus
31
Penjelasan kerangka Konsep
Dari kerangka konsep di atas dapat di jelaskan bahwa :
Penyapihan ini di lakukan pada Anak usia 0-24 bulan, penyapihan
ini di kategorikan menjadi 2 macam yaitu tepat usia penyapihan dimana
anak berumur ≥ 24 bulan, sedangkan tidak tepat usia penyapihan Anak
berumur ≤ 24 bulan. Penyapihan juga di pengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu : Faktor Ibu (pekerjaan, pengetahuan, ststus kesehatan Ibu), Faktor
Anak (status gizi, Anak sakit, sedang tumbuh gigi), Faktor sikap
(pengalaman pribadi, orang lain, budaya dan media masa).
Pada status gizi Anak dapat di peroleh dengan pemeriksaan
Antopometri yaitu berdasarkan BB/U. Klasifikasi status gizi berat badan
per umur (BB/U) adalah sangat gemuk, gemuk, normal, kurus, sangat
kurus. Status gizi balita juga di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
faktor genetik, lingkungan fisik, faktor budaya, pendidikan orangtua,
keadaan ekonomi, pekerjaan, tingkat kesehatan orangtua.
Hubungan kekuatan antara kedua variabel independent dan
variabel dependent akan di buktikan pada penelitian ini. Dalam hal ini
peneliti ingin menganalisis hubungan usia penyapihan dengan status gizi
pada Anak usia 6-24 bulan di posyandu dusun candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
32
3.2 Hipotesis
Hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara
penelitian, patokan duga atau dalil sementara, yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil
penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau di
tolak (Notoatmodjo, 2012).
Hipotesis adalah dugaan sementara sebuah penelitian. Nursalam
(2011) mengatakan, bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan
masalah atau suatu asumsi tentang hubungan dua atau leih variabel yang
diharapkan bisamenjawab suatu pertanyaan dalam penelitian. Hipotesis dalam
penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :
H1: Ada Hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada Anak
usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang”.
33
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang di gunakan pada penelitian
ini adalah Cross Sectional yang bersifat analitik yang artinya penelitian
dengan melihat variable atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada
obyek penelitian diukur atau dikumpulkan secara stimultan (dalam waktu
yang bersamaan). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui Hubungan
usia penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 6-24 bulan di Posyandu
Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang.
4.2 Lokasi dan waktu Penelitian
4.2.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Dusun Candimulyo, Desa
Candimuliyo, Kecamatan Jombang, Pemerintahan Kabupaten
Jombang.
4.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan (penyusunan
proposal) pada bulan Februari sampai dengan April 2018
34
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian
(Arikunto, 2010). Desinisi lain menurut Sugiyono (2013) populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang di gunakan dalam penelitian ini sebagai
subjek kasus sebagian ibu dan Anak yang memiliki usia 6-24 bulan
di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang sebanyak 100 orang. Berdasarkan
jumlah populasi tersebut itu terbagi atas 3 Posyandu yaitu :
Posyandu Mawar, Posyandu Melati, Posyandu Anggrek.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang di anggap
mewakili populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Soekidjo, 2012). Yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang
memiliki Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo,
Desa candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
35
Besar sampel di tentukan dengan menggunakan rumus
Slovin (Notoatmodjo, 2010:115), sebagai berikut :
n = N
1+ (N x (0,05)2 )
n = 100
1+ (100 x (0,0025) )
= 100
1 + 0,25
= 100
1,25
= 80 Responden
Keterangan :
n = Besar sampel yang di butuhkan
N = Jumlah Populasi
Berdasarkan rumus, jumlah sampel dari masing-masing 3 posyandu
tersebut yaitu :
Posyandu Mawar = 30
100 x 80 = 24 Responden
Posyandu Melati = 35
100 x 80 = 28 Responden
Posyandu Anggrek = 35
100 x 80 = 28 Responden
Setelah di lakukan perhitungan, jumlah sampel yang dibutuhkan
sebesar 80 Responden dari 3 posyandu.
36
4.3.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi
untuk dapat mewakili populasi. Tehnik sampling merupakan cara-
cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh
sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek
penelitian (Nursalam, 2008).
Sugiyono mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2007:
62). Teknik Sampling yang di gunakan dalam penelitian ini
Proportional Random Sampling. Pengambilan Sampel secara
proporsi di lakukan dengan mengambil subyek dari setiap strata
atau wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subyek
dalam masing-masing strata atau wilayah (Arikunto, 2010).
37
4.4 Jalannya Penelitian (Kerangka Kerja)
Gambar 4.4 Kerangka operasional Hubungan usia penyapihan dengan status
gizi pada Anak usia 6-24 bulan di Posyandu dusun Candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang
Sampel
Sebagian ibu yang memiliki Anak usia 6-24 bulan sebanyak 80 sampel
Variabel Penulisan
(Independent dan Dependen)
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan kuisioner + KMS
Pengelompokan Data
(editing, coding, entry,tabulating)
Analisa Data
(chi Square)
Teknik Sampling
Menggunakan Proportional Random Sampling
Penarikan Kesimpulan
Populasi
Sebagian Ibu yang memiliki Anak usia 6-24 bulan diPosyandu Candimulyo sebanyak 100 Responden
Perumusan Masalah
38
4.5 Identifikasi Variabel
Variabel menurut Notoatmodjo (2012) adalah konsep yang
mempunyai bermacam- macam nilai. Sedangkan lain lagi dengan yang
disampaikan (Nursalam, 2013) Variabel adalah perilaku atau
karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda,
manusia, dan lain–lain). Dalam riset, variabel dikarakteristikkan sebagai
derajat, jumlah, dan perbedaan. Variabel juga merupakan konsep dari
berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk
pengukuran suatu penelitian.
4.5.1 Variabel Independent
Variabel Independent adalah variabel yang mempengaruhi
atau nilainya mempengaruhi variabel lain. Suatu kegiatan stimulus
yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak
pada variabel dependent (Nursalam,2013). Dalam penelitian ini
variabel independent yaitu usia penyapihan.
4.5.2 Variable Dependen
Variabel Dependent adalah variabel yang nilainya
ditentukan oleh variabel lain. Variabel respon akan muncul
sebagai akibat dari manipulasi variabel–variabel lain
(Nursalam,2013). Dalam penelitian ini variabel dependent yaitu
status gizi anak.
39
4.6 Bahan dan Instrumen/Alat Penelitian
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam,2013).
Instrument penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
kuisioner yang terdiri,pemberian ASI eksklusif usia 6 – 24 bulan dan non
eksklusif dan observasi KMS/mengukur Umur dan Berat Badan Anak.
4.7 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Hidayat,2011). Adapun definisi operasional
penelitian ini adalah sebagai berikut
No Variabel Definisi parameter Alat ukur Skala Skor / kategori
1. Usia
penyapihan
Umur atau
lamanya ibu
memberikan
makanan
tambahan
untuk balita
selain ASI
Usia 6 – 24
Bulan
Kuesioner Nominal 1. Tepat usia
Penyapihan
apabila balita
berumur ≥ 12
bulan
2. Tidak tepat usia
penyapihan
apabila balita
berumur ≤ 12
bulan
2 Staus gizi
anak
Keseimbangan
antara asupan
dan kebutuhan
gizi yang di
perlukan tubuh
untuk tumbuh
kembang
terutama untuk
anak balita
- Umur
- Berat
Badan
- Timban
gan
- Tabel
Z-Skore
Ordinal a.sangat gemuk
skor > (+3SD),
b.gemuk skor >
(+2SD),
c.normal skor (+
2SD- (-2 SD),
d.kurus skor < (-2
SD), dan
e.sangat kurus skor
< (- 3 SD).
40
4.7.1 Prosedur Penelitian
Prosedur pengumpulan data pengumpulan data
dengan beberapa tahapan. Berikut ini merupakan tahapan–tahapan
yang dilalui oleh peneliti, diantaranya sebagai berikut:
Langkah-langkah yang ditempuh dan tekhnik yang
digunakan untuk mengumpulkan data (prosedur penelitian).
1) Perizinan
Tahap awal prosedur pengambilan data dilakukan dengan
meminta surat pengantar izin pengambilan data awaldaripihak
STIKes Insan Cendekia Medika dan ditujukan kepada Kepala
BAKESBANGPOL (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik)
Kabupaten Jombang, Kemudian setelah itu mendapat Surat
Rekomendasi ke kepala desa Candimulyo, kemudian dari pihak
desa mendapat surat balasan.
2) Skrinning sampel
a) Skrinning sampel dilakukan peneliti dengan upaya
menetapkan responden yang sesuai dengan kriteria balita
sesuai dengan kriteria inklusi
b) Peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan dan
manfaat penelitian yang berjudul “Hubungan usia
penyapihan dengan status gizi pada balita usia 6-24 bulan di
Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten jombang.”
41
c) Informed Consent
Peneliti mengajukan surat persetujuan menjadi responden
kepada responden.
d) Responden menandatangani surat persetujuan menjadi
responden.
e) Mengobservasi lama penyapihan balita dan observas
KMS/mengukur Umur dan Berat Badan balita pada
kejadian balita gizi lebih.
f) Peneliti melakukan observasi dan mencatat di lembar
observasi.
4.7.2 Pengolahan dan Analisa Data
Pada persiapan analisa data, dilakukan pengolahan data
melalui tahap checking, editing, coding dan tabulating.
1. Checking Data yaitu peneliti mengecek kelengkapan data-data
responden seperti : Perolehan data yang telah terkumpul dari
keseluruhan responden pada penelitian ini sudah terisi lengkap.
2. Editing Data yaitu peneliti melihat apa tulisan jelas dan bisa
dipahami.
3. Coding Data yaitu Memberikan identitas pada masing-masing
angket kuesioner sesuai dengan nomer urut responden.
42
4. Tabulating yaitu peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel-
tabel antara lain data dari karakteristik umum responden. Data
tentang karakteristik umum responden dirubah dalam bentuk
prosentase, dengan rumus:
P = x 100%
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi variabel
N = Jumlah jawaban yang dikumpulkan
4.7.3 Cara Analisa Data
Pada analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui Hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada
Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Dilakukan
analisis univariad dan bivariad.
1. Univariat
Analisis univariad adalah analisa yang digunakan untuk
mengetahui jumlah frekuensi setiap variable yang diteliti
(Nursalam, 2010).
Analisa univariad penelitian ini adalah:
1) Analisa lama penyapihan anak oleh ibu disebabkan karena
berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi. Selanjutnya
∑ f
N
43
analisis setiap variable di tampakkan dengan menandai
dengan data khusus.
a) Tepat Usia Penyapihan ≥ 1 tahun / lebih
b) Tidak Tepat Usia Penyapihan ≤ 1 tahun
2) Analisa perubahan perubahan berat badan setelah
penyapihan bulan pada responden di Posyandu Dusun
Candimulyo, desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten jombang. Selanjutnya analisis setiap variable
di tampakkan dengan menandai dengan data khusus.
a) sangat gemuk > (+3SD),
b) gemuk > (+2SD),
c) normal (+ 2SD- (-2 SD),
d) kurus < (-2 SD), dan
e) sangat kurus < (- 3 SD).
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan
jumlah skor yang didapatkan dengan skor yang diharapkan
lalu dikalikan dengan 100%. Adapun rumus yang
digunakan :
%100xSm
SpN
Keterangan :
N : Prosentase
Sp : Skor yang didapat
Sm : Skor maksimal
44
2. Bivariat
Menganalisis “Hubungan usia penyapihan dengan status
gizi pada Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun
Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang”
Tujuan analisa uji di atas untuk mengetahui signifikansi
ada atau tidaknya Hubungan usia penyapihan dengan status
gizi pada Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun
Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan jombang,
Kabupaten Jombang. Teknik pengolahan data statistik
dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.5 menggunakan uji
(chi Square).
4.8 Etika Penelitian
4.8.1 Informed Consent (Persetujuan)
Peneliti memberikan surat ijin yang telah disetujui dari
STIKES tanggal 27 Februari 2018 kepada responden sebagai bukti
persetujuan untuk penelitian di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
4.8.2 Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan dan identitas subyek, peneliti
tidak akan mencantumkan nama subyek dalam lembar
pengumpulan data yang diisi oleh subyek, lembar tersebut hanya
diberi nomor kode tertentu.
45
4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang di berikan oleh subyek dijamin
oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan disajikan atau
dilaporkan sebagai hasil riset/penelitian (Hidayat, 2011).
46
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Bab ini akan diuraikan mengenai hasil pengambilan sampel mulai
bulan Mei - Juni 2018 tentang penelitian Hubungan usia penyapihan dengan
status gizi pada Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo,
Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
Hasil penelitian didapatkan data tentang karakteristik dari
responden. Data umum yang ditampilkan terdiri dari: table karakteristik usia
ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jenis kelamin anak, umur anak.
Sedangkan Data khusus pada penelitian ini adalah umur sapihan, status gizi
anak, tabel silang antara umur sapihan dengan status gizi anak, dan analisis
Hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 6-24 bulan di
Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang.
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi dari Posyandu Melati terletak di RT 004 Dusun
Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang dan bertempat di salah satu rumah warga. Posyandu Melati
di bentuk pada tahun 2006 dan sampai sekarang masih aktif
melakukan kegiatannya. Dilihat dari struktur organisasinya,
posyandu Melati berada di bawah bimbimbingan Puskesmas
Jombang. Penduduk yang bearada di lingkup kerja Posyandu Melati
merupakan perpaduan antara penduduk asli dan penduduk
46
47
pendatang. Mayoritas penduduk beragama Islam, sedangkan agama
lain yaitu katolik dan protestan. Mata pencaharian sebagian
penduduk adalah sebagai pegawai, sedangkan sisanya bervariasi
meliputi wiraswasta, buruh dan pemberi layanan jasa. Jumlah balita
yang berada di sekitar ruang lingkup kerja posyandu Melati sekitar
255 Balita. Kegiatan yang di lakukan Posyandu Melati antara lain
melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan pada balita,
pemantauan status gizi melalui KMS, pemberian konsultasi
mengenai status gizi pada balita dan pemberian penyuluhan oleh
petugas kesehatan.
48
5.1.2 Data Umum Responden
Data umum yang ditampilkan terdiri dari: table karakteristik
usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jenis kelamin anak, dan
umur anak.
1. Karakteristik responden berdasarkan Usia ibu yang mempunyai Anak
usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
NO Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 Remaja Akhir
(17-25 tahun)
23 28.8
2 Dewasa Awal
(26-35 tahun)
52 65.0
3 Dewasa Akhir
(36-45 tahu)
5 6.2
Total 80 100.0
(Sumber : Data Primer, Juni 2018)
Dari hasil tabel 5.1.1 di dapatkan bahwa berdasarkan
karakteristik Usia Ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di
Posyandu Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang, sebagian besar ibu responden mempunyai usia dewasa
awal (26-35 tahun) sejumlah 52 responden (65%)
2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu yang mempunyai
Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
NO Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 SD 13 16.2
2 SMP 17 21.2
3 SMA 47 58.8
4 Perguruan tinggi 3 3.8
Total 80 100.0
(Sumber : Data Primer, Juni 2018)
Dari hasil tabel 5.1.2 di dapatkan bahwa berdasarkan pendidikan
Ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun
Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang, sebagian besar ibu responden mempunyai
49
pendidikan SMA sebanyak 47 responden (58,8%).
3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu yang mempunyai
Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
NO Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 IRT 66 82.5
2 Swasta 14 17.5
Total 80 100.0
(Sumber : Data Primer, Juni 2018)
Dari hasil tabel 5.1.3 di dapatkan bahwa berdasarkan pekerjaan
ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun
Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang, bahwa hampir keseluruhan ibu responden
mempunyai pekerjaan sebagai pekerja IRT sebanyak 66
responden (82,5%).
4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Anak usia 6-24
bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang.
NO Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 Laki-Laki 52 65.0
2 Perempuan 28 35.0
Total 80 100.0
(Sumber : Data Primer, Juni 2018)
Dari hasil tabel 5.1.4 di dapatkan bahwa berdasarkan jenis
kelamin Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo,
Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang,
sebagian besar responden mempunyai berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 52 responden (65%).
5. Karakteristik responden berdasarkan usia Anak di Posyandu Dusun
Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang.
NO Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 1-10 bulan 67 83.8
2 11-20 bulan 10 12.5
3 21-30 bulan 3 3.8
Total 80 100.0
(Sumber : Data Primer, Juni 2018)
50
Dari hasil tabel 5.1.5 di dapatkan bahwa berdasarkan usia anak
di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang, sebagian besar responden
mempunyai umur 1-10 bulan sebanyak 67 responden (83,8%).
5.2.2 Data Khusus Responden
Data khusus pada penelitian ini adalah umur sapihan, status
gizi anak, tabel silang antara umur sapihan dengan status gizi anak,
dan analisis Hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada
Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
1. Karakteristik responden berdasarkan usia penyapihan Anak di
Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang. NO Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak tepat ≤12 bulan 69 86.2
2 Tepat ≥12 bulan 11 13.8
Total 80 100.0
(Sumber : Data Primer, Juni 2018)
Dari hasil tabel 5.2.1 di dapatkan bahwa usia sapihan anak di
Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang, sebagian besar responden
dilakukan penyapihan pada saat umur kurang dari 12 bulan
(penyapihan yang tidak tepat) sebanyak 69 responden (86,2%).
2. Karakteristik responden berdasarkan status gizi anak di Posyandu
Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang. NO Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 Gemuk 7 8.8
2 Normal 51 63.8
3 Kurus 22 27.5
Total 80 100.0
(Sumber : Data Primer, Juni 2018)
51
Dari hasil tabel 5.2.2 di dapatkan bahwa berdasarkan status gizi
anak di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, sebagian besar
responden mempunyai status gizi dalam kategori normal
sebanyak 51 responden (63,8%).
3. Tabulasi Silang antara usia penyapihan dengan status gizi anak di
Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang.
Status
Gizi
Usia Sapih Total
No Tidak Tepat Tepat
∑ % ∑ % ∑ %
1. Gemuk 7 8.8 0 0 7 8.8
2. Normal 40 50.0 11 13.8 51 63.8
3. Kurus 22 27.5 0 0 22 27.5
Total 69 86.5 11 13.5 80 100
Nilai α = 0.027
(Sumber : Data Primer, Juni 2018)
Dari hasil tabel silang 5.3.3 di dapatkan bahwa separuh
responden yang mempunyai riwayat penyapihan dibawah umur
12 bulan mempunyai status gizi dalam kategori normal
sebanyak 40 responden (50%). Dan dari hasil uji dengan
menggunakan uji Chi-Square Tests di dapatkan nilai p<0,05
yaitu p=0,027 yang berarti bahwa ada Hubungan usia
penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 6-24 bulan di
Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang.
52
5.2 Pembahasan
5.2.1 Usia penyapihan Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun
Candimulyo, desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang
Dari hasil penelitian berkaitan dengan Mengidentifikasi usia
penyapihan Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo,
desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Jombang di
dapatkan bahwa sebagian besar responden dilakukan penyapihan
pada saat umur kurang dari 12 bulan (penyapihan yang tidak tepat)
sebanyak 69 responden (86,2%) dan yang tepat diatas 12 bulan
sebanyak 11 responden (13,8%).
Menurut Peneliti, dari data umum umur Ibu responden sebagian
besar Ibu mempunyai umur 26-35 tahun sebanyak 52 Responden
(65%). Usia sangat berpengaruh terhadap penyapihan pada anak,
karena dengan bertambahnya umur akan meningkatkan pengetahuan
Ibu dalam menerima Informasi mengenai susu formula dengan
berbagai kelebihan untuk sang anak sehingga Ibu lebih memilih
untuk melakukan penyapihan kurang 12 bulan.
Hal ini di dukung dengan pendapat Prasetyono (2009) Umur
mempengaruhi seseorang dalam upaya pemberian ASI.
Bertambahnya umur seharusnya masyarakat mengetahui bahwa ASI
sangat penting untuk bayi. Namun kenyataannya masih banyak yang
melakukan penyapihan dibawah 12 bulan. Sesuai pernyataan Rohani
(2007) usia Ibu menyusui akan mempengaruhi pola pikir terhadap
53
Asupan pada anak.
Berdasarkan tingkat pendidikan di dapatkan bahwa sebagian
besar ibu responden mempunyai pendidikan SMA sebanyak 47
responden (58,8%).
Menurut peneliti, kegagalan pemberian ASI hingga usia 12
bulan ini juga dipicu oleh karena pada Ibu dengan tingkat pendidikan
tinggi, di samping lebih mudah menerima info yang bersifat positif
tetapi juga lebih mudah tergoda akan promosi PASI oleh produsen
susu formula, yang mengiming-imingi adanya komposisi susu
formula yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, ataupun
mencerdaskan anak. Promosi PASI yang menyesatkan tersebut lebih
mudah diterima oleh Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi
dibandingkan ibu dengan pendidikan rendah.
Menurut Erlina (2009) bahwa makin tinggi pendidikan
seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki dan sebaliknya pendidikan seseorang
yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai – nilai yang baru diperkenalkan. Besarnya peluang usia
penyapihan anak berduta di Indonesia dan faktor yang mempengaruhi
didapatkan dengan jumlah Ibu yang mempunyai latar belakang
pendidikan SMA ke atas (Hastoety, 2009) .
Tak hanya faktor pendidikan saja, faktor pekerjaan sangat
mempengaruhi proses penyapihan pada seseorang ibu terhadap
anaknya. Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa berdasarkan
54
pekerjaan ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan di Posyandu
Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang, bahwa hampir keseluruhan ibu responden
mempunyai pekerjaan sebagai pekerja IRT sebanyak 66 responden
(82,5%).
Peneliti berpendapat bahwa ibu rumah tangga akan lebih
banyak melakukan aktifitas di rumah. Dimana setiap hari mereka
akan mendapatakan informasi dari televisi maupun dari Handphone
berkaitan dengan menyusui maupun proses penyapihan. Banyaknya
informasi yang didapatakan menyebabkan ibu akan lebih cepat
melakukan proses penyapihan. Hal ini didukung dengan banyaknya
pekerjaan rumah sehingga ibu lebih memilih untuk mempermudah
proses kegiatan di rumah dengan cara memberikan makanan
tambahan pada anak agar anak tidak rewel ketika ibu melakukan
aktifitas di rumah. Tidak hanya itu saja dengan berbagai informasi
berkaitan dengan nutrisi tambahan yang ditawarkan media yang
sangat gencar, dengan berbagai iming-iming dalam mempercepat
proses tumbuh kembangnya sang anak membuat ibu ingin
memberikan nutrisi makanan pada anak sebelum waktunya dan
melepasakan ASI. Sehingga ibu melakukan proses penyapihan
sebelum waktunya terhadap anak.
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.
Bekerja mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga terutama
masalah sosial ekonomi. Semakin banyak waktu yang dimiliki ibu
55
untuk mendapat pengetahuan tentang kesehatan, maka semakin
banyak pula waktu yang dimiliki untuk mendapat informasi.
Informasi yang didapatkan bisa informasi yang positif dan informasi
yang negatif, dimana informasi positif akan memberikan pengetahuan
yang baik pada ibu, sedangkan informasi yang negatif akan
memberikan dampak negatif terhadap pola pikir ibu dalam
mengambil keputusan dalam hidupnya. Sehingga informasi sangat
penting dalam pada seseorang, dan di anjurkan agar seseorang harus
mampu memfilter maupun memilih sumber informasi yang jelas
dengan dasar yang jelas (Nursalam, 2008).
5.2.2 Status gizi Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo,
desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang
Dari hasil penelitian berkaitan dengan Mengidentifikasi status
gizi Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang di dapatkan
bahwa sebagian besar responden mempunyai status gizi dalam
kategori normal sebanyak 51 responden (63,8%), Anak yang
mengalami kegemukan sebanyak 7 responden (8,8%), dan
mengalami status gizi kategori kurus sebanyak 22 responden
(27,5%).
Menurut peneliti, anak yang berat badannya naik dikarenakan
berat badan pada anak setelah penyapihan di wilayah ini sebagian
besar karena pemberian susu formula. Berat badan memang ukuran
terpenting dan paling sering digunakan pada bayi dan balita, berat
56
badan dapat digunakan untuk melihat pertumbuhan fisik maupun
status gizi. Pada dasarnya susu formula memang membuat kenaikan
berat badan yang cenderung cepat dibanding ASI dan mengarah ke
obesitas namun tidak berarti susu formula lebih baik daripada ASI.
Hal ini didukung oleh teori Katherine (2010) kelebihan berat
badan pada anak yang mendapat susu formula diperkirakan karena
retensi air dan komposisi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan
ASI. Menurut teori Depkes RI (2007) banyak faktor yang
mempengaruhi berat badan anak, salah satunya pemberian asupan
makanan. Asupan makanan yang paling baik pada anak usia <12
bulan adalah ASI yang memegang peranan penting dalam
peningkatan berat badan anak, berat badan merupakan hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh
antara lain tulang, otak, lemak, dan cairan tubuh yang lain.
Perbedaan status gizi juga di sebabkan karena jenis kelamin
anak dan umur anak juga. Dari hasil di dapatkan bahwa berdasarkan
jenis kelamin Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo,
sebagian besar responden mempunyai berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 52 responden (65%). Berdasarkan umur didapatkan
sebagian besar responden mempunyai umur 1-10 bulan sebanyak 67
responden (83,8%)
Menurut peneliti bahwa jenis kalamin laki-laki memiliki satus
gizi lebih baik dari pada perempuan. Masalah gizi di Indonesia yang
terbanyak meliputi gizi kurang atau yang mencakup susunan
57
hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhan yang
tidak mencukupi kebutuhan badan. Anak balita (1-10 bulan)
merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat
kekurangan gizi (KEP) atau termasuk salah satu kelompok
masyarakat yang rentan gizi. Hal ini dikarekana kurangnya
pengetahuan ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi anak.
Perlu diketahui bahwa pada masa balita terutama usia 1-10
bulan merupakan tahap perkembangan yang pesat jika tidak
didukung dengan gizi yang seimbang, maka anak jatuh pada kondisi
gizi kurang (Ahmad Djaeni, 2009). Sehingga pengetahuan sangat
penting dalam pemenuhan nutrisi pada anak. Ketidaktahuan tentang
cara pemberian makanan bayi dan anak serta adanya kebiasaan yang
merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi
penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak,
khususnya pada umur dibawah 2 tahun (Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan RI, 2008).
Pengetahuan ibu sangat erat kaitan dengan pendidikan dan
pekerjaan. Dari hasil didapatkan bahwa berdasarkan pendidikan Ibu
yang mempunyai anak usia 6-24 bulan, sebagian besar ibu responden
mempunyai pendidikan SMA sebanyak 47 responden (58,8%).
Peneliti berpendapat bahwa dengan tingkat pendidikan dalam
taraf SMA ibu mampu memilih informas. Dengan tingkat pendidikan
yang tinggi di harapkan mampu membedakan informasi yang positif
58
maupun negatif. Sehingga anak mendapatkan asupan nutrisi sesuai
dengan umur dan kondisinya.
Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari beberapa faktor baik
formal seperti pendidikan yang didapat di sekolah-sekolah maupun
non formal yang diantaranya dapat diperoleh bila ibu aktif dalam
kegiatan posyandu, PKK maupun kegiatan penyuluhan kesehatan
masyarakat. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seorang(Notoatmodjo, 2010).
Tak hanya pendidikan faktor pekerjaan sangat mempengaruhi
nutrisi pada anak. Hasil menunjukkan hampir keseluruhan ibu
responden mempunyai pekerjaan sebagai pekerja IRT sebanyak 66
responden (82,5%).
Pekerjaan erat kaitannya dengan satus ekonomi seseorang.
Status ekonomi menentukan status gizi pada anak. Ahli ekonomi
berpendapat bahwa dengan perbaikan taraf ekonomi maka tingkat
gizi pendukung akan meningkat. Namun ahli gizi dapat menerima
dengan catatan, bila hanya faktor ekonomi saja yang merupakan
penentu status gizi.
Kenyataannya masalah gizi bersifat multikompleks karena tidak
hanya faktor ekonomi yang berperan tetapi faktor-faktor lain ikut
menentukan. Oleh karene itu perbaikan gizi dapat dianggap sebagai
alat maupun sebagai sasaran dari pada pembangunan (Suhardjo,
2009).
59
5.2.3 Hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 6-24
bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang
Dari hasil tabel silang antara usia penyapihan dengan status
gizi di dapatkan bahwa separuh responden yang mempunyai riwayat
penyapihan dibawah umur 12 bulan mempunyai status gizi dalam
kategori normal sebanyak 40 responden (50%).
Dari hasil uji dengan menggunakan uji Chi-Square Tests di
dapatkan nilai p<0,05 yaitu p=0,027 yang berarti bahwa ada
Hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 6-24
bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
Menurut peneliti, ada Hubungan antara Usia penyapihan
dengan status gizi anak disebabkan beberapa faktor penting yaitu
masih kuatnya tradisi di masyarakat yang memberikan makanan
pendamping selain ASI sebelum anak usia 6 bulan. Selain itu ibu
tidak sabar melihat anaknya menangis yang dikira lapar, sehingga
diberi makanan sebelum usia 6 bulan. Adanya anggapan bahwa gizi
kurang tidak akan berakibat buruk bagi kesehatan anaknya dan
merupakan hal yang biasa sehingga tidak perlu pertolongan pada
pelayanan kesehatan terdekat. Penyebab terjadinya gizi kurang pada
anak di antaranya adalah asupan nutrisi yang kurang bagi anak.
Selain itu ibu kurang sabar saat memberikan makan anaknya, bila
anak menolak untuk makan. Hal tersebut dibiarkan saja tanpa ada
60
usaha untuk membujuk atau merayu anak supaya mau makan.
Penyapihan tidak tepat berhubungan terhadap status gizi anak
dibawah 12 bulan. Hal ini disebabkan karena anak bawah 12 bulan
yang diberi penyapihan terlalu dini akan mengurangi penerimaan
ASI. Selain itu jenis makanan yang diberikan oleh ibu balita bila
tidak memenuhi kebutuhan kebutuhan gizi anak mengakibatkan
tubuh anak kekurangan gizi, akibatnya bias menyebabkan anak
mengalami gizi kurang. Maka penyapihan yang tidak tepat berakibat
pada rendahnya asupan nutrisi yang diterima anak bawah 12 bulan.
Hal ini di dukung dengan teori Roesli (2008) Pemberian ASI
dan makanan pendamping pada anak serta persiapan dan
penyimpanan makanan tercakup dalam praktek pemberian makan.
Semua orang tua harus memberikan hak anak untuk tumbuh. Semua
anak harus memperoleh yang terbaik sesuai dengan kemampuan
tubuhnya sehingga pertumbuhan yang optimal dapat tercapai. Untuk
itu perlu perhatian/dukungan orangtua. Untuk tumbuh dengan baik
tidak cukup dengan memberinya makan, asal memilih menu makanan
dan asal menyuapi anak. Akan tetapi orang tua membutuhkan sikap
yang cerdas dalam memberi makan. Demikian pula anak yang sudah
mulai disapih harus di perhatikan secara khusus agar nutrisi yang di
dapatkan anak tercukupi. Anak tidak tahu mana makanan terbaik dan
mana makanan yang boleh dimakan. Anak masih membutuhkan
bimbingan seorang ibu dalam memilih makanan agar pertumbuhan
tidak terganggu. Dampak yang timbul jika ibu menyapih terlalu dini
61
atau bahkan terlalu lambat memiliki resiko. Bila terlalu dini, bayi
akan kehilangan makanan terbaiknya yakni ASI yang tak dapat
disamai dengan PASI (Pengganti ASI) entah itu makanan padat atau
susu formula. Lebih lambat menyapih akan menciptakan
ketergantungan anak dan ibu. Terlalu lama menyapih akan membuat
anak sulit melepaskan diri yang menghambat kemajuan
perkembangannya, sehingga sulit membina relasi antara anak dan
ayah.
62
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Usia penyapihan pada anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun
Candimulyo, Desa Candimlyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang adalah sebagian besar tidak Tepat
2. Status gizi pada Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo,
desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang adalah
sebagian besar dalam kategori Normal
3. Ada hubungan Usia Penyapihan dengan Status gizi pada anak usia 6-24
bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan
Jombang, Kabupaten Jombang
6.2 Saran
1. Bagi bidan / kader
Hasil penelitian dapat dibuat acuan untuk ibu balita agar melakukan
penyapihan diatas >12 bulan. Umur >12 bulan merupakan umur yang
efektif seorang anak mampu untuk beradaptasi dalam proses
penyapihan dikarenakan pada umur ini anak sudah tumbuh gigi.
Proses penyapihan harus dilakukan ibu secara bertahap agar anak
tidak beresiko terjadinya mal nutrisi.
2. Bagi Perawat
Diharapkan promosi kesehatan tentang waktu penyapihan yang tepat
dan juga memberikan banyak pengetahuan kepada ibu yang
62
63
mempunyai balita dalam memberikan nutrisi kepada balitanya.
Dengan upaya tersebut masyarakat bisa dan mampu mencegah
terjadinya mal nutrisi akibat penyapihan.
3. Bagi Dosen
Hasil yang didapatkan dapat menjadi acuan dalam memberikan
penyuluhan yang tepat dalam penanganan dan pemberian edukasi
tentang pemberian ASI dan penyapihan pada anak di wilayah
Jombang
4. Peneliti selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk dapat memperluas
penelitian selanjutnya yaitu meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi usia penyapihan dan status gizi.
34
64
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta;
Rineka Cipta.
Depkes RI. (2007). Panduan manajemen laktasi: Dit Gizi Masyarakat. Jakarta :
Depkes RI
Gibney MJ, Barrie MM, John MK, and Leonore A. 2012. Public Health Nutrition.
Oxford: Blackwell Publishing Ltd.
Hidayat A Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
IDAI. (2008). Bedah ASI. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Kemenkes RI., 2010. Profil Kesehatan IndonesiaTahun
2010.Jakarta.http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_KESEHATAN
_INDONESIA_2010.pdf. Di akses 20 mei 2017.
Kusmiyati, Yuni, 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius.
Jakarta
Marimbi, Hanum (2010) Tumbuh Kembang, Status Gizi & Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Offset.
Moody, Jane,. Britten, Jane,. Hogg Karen ( Eds. ). 2016. Menyusui Cara Mudah,
Praktis Dan Nyaman. Jakarta: Arcan.
Nichol, K.P. (2005). Panduan menyusui. Jakarta : Prestasi Pustakaraya
Notoatmojo, Soekidjo 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, 2003, Penangantar Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,
Jakarta, PT. Rineka Cipta
__________,2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Nugroho, T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah Dan Paenyakit
Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika
Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Klinis (3𝑡ℎ
ed.). Jakarta: Salemba Medika.
65
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Prasetyono, D. S. (2012). Buku pintar ASI eksklusif. Jogjakarta: Diva Press
Pudjiadi, S. 2000. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Roesli, U. (2008). Inisiasi menyusu dini plus ASI eksklusif. Jakarta : Pustaka
Bunda
Roesli, U. & Yohmi, E. (2009). Manajemen laktasi. Jakarta : IDAI
Roesli, Utami (2012). Panduan Konseling Menyusui. Jakarta: Pustaka Bunda
Salmah,Hj,et al.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal.Jakarta: EGC.
Sarwono, 2010, Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sugiyono, 2000. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta
Sulistyawati. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta:C.V
ANDI OFFSED
Yuli, reni. 2012. Payudara dan lactase. Jakarta: Salemba Medica
Yongky,dkk.2012. Asuhan pertumbuhan kehamilan, persalinan neonates, bayi,
balita. Jakarta Nuha Medika
Lampiran 1
Permohonan Menjadi Responden
Assalamualaikum Wr. Wb.
Untuk keperluan penyusunan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti ujian akhir Program Studi S1 Keperawatan Stikes Insan Cendekia
Medika Jombang, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dewi Masruroh
NIM : 143210115
Program Studi : Program Studi S1 Keperawatan Stikes Insan Cendekia Medika
Jomang
Dengan segala kerendahan hati penulis memohon dengan hormat
kepada Ibu untuk meluangkan waktu guna mengisi daftar pertanyaan yang penulis
ajukan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Jawaban Ibu sangat kami
butuhkan sebagai data penelitian dan semata-mata untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak ada maksud lain.
Harapan kami Ibu bersedia menjadi responden penelitian ini, Insya Allah
identitas dan keterangan dari Ibu akan saya rahasiakan. Atas ketersediaan dan
keikhlasan yang ibu berikan, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hormat saya,
Peneliti
Lampiran 2
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
Kepada, Yth.:
Di
TEMPAT
Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian yang berjudul “Hubungan usia
penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun
Candmulyo, Desa Candmulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang”, saya
mohon dengan hormat Ibu berkenan memberikan informasi yang berkaitan
dengan pelaksanaan penelitian tersebut di atas. Apabila Ibu terlibat dalam
penelitian dimohon menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan
(Informed Consent).
Jombang, Juni 2017
Responden
……. ……..
Peneliti
DEWI MASRUROH
NIM. 143210115
Lampiran 3
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Dewi Masruroh
Umur : 23 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Setelah mendapat keterangan serta mengetahui manfaat dan tujuan
penelitian yang berjudul “Hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada
Anak usia 6-24 bulan di Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan jombang, Kabupaten Jombang”, (menyatakan setuju/tidak setuju*)
diikutsertakan dalam penelitian dengan catatan apabila sewaktu-waktu merasa
dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini. Saya
percaya apa yang saya informasikan dijamin kerahasiaannya.
Jombang, Juni 2017
Responden
( )
*) coret yang tidak perlu
Lampiran 4
“Hubungan usia penyapihan dengan status gizi pada Anak usia 6-24 bulan di
Posyandu Dusun Candimulyo, Desa Candmulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang”
A. Identitas Responden
No. Register
Umur : 20-27 tahun 28-35 tahun
36-42 tahun 43-50 tahun
Pendidikan terakhir : = SD = SMP = SMA
= Perguruan Tinggi
Pekerjaan : = IRT = Swasta
Umur Anak : 1-10 bulan 11-20 bulan
2 1-30 bulan 31-
41-50 bulan 51-60 bulan
B. Kuesioner usia penyapihan dan status gizi
NO KUISIONER IYA TIDAK
1 Apakah anak Ibu sudah disapih/tidak diberi ASI
lagi
2 Apakah Ibu pernah mendapat Informasi tentang cara
penyapihan
3 Menurut Ibu apakah ASI dapat di ganti dengan
makanan lain Pengganti ASI (PASI)
4 Dari mana Ibu mendapatkan informasi tentang cara penyapihan ?
a. TV
b. Petugas Kesehatan
c. Majalah
d. Internet
5 Umur berapa anak ibu tersebut selesai disapih?
a. 0 sampai 6 bulan
b. 7 sampai 12 bulan
c. 13 sampai 18 bulan
d. 19 sampai 24 bulan
Lampiran 5
C. TABEL Z-SKOR
No Umur Berat
Badan(bb) Median bb-median 1sd-median
Z
Skore
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Lampiran 6
No Bulan
Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 Survey tempat penelitian
2 Konsultasi Judul Penelitian
3 Penyusunan Proposal Penelitian
4 Bimbingan Proposal penelitian
5 Pengumpulan Proposal Penelitian
6 Ujian Proposal
7 Penelitian Kelapangan
8 Bimbingan hasil Penelitian
9 Ujian
10 Penjilitan
Lampiran 7
Tabulasi Data Umum orangtua responden
NO Usia Ibu
pendidikan
pekerjaan
1 27 2 SD 1 IRT 1
2 30 2 SMP 2 IRT 1
3 25 1 SMA 3 IRT 1
4 26 2 SMA 3 IRT 1
5 43 3 SMA 3 SWASTA 2
6 30 2 SMA 3 IRT 1
7 27 2 SMP 2 IRT 1
8 28 2 SMA 3 IRT 1
9 24 1 SMA 3 SWASTA 2
10 24 1 SD 1 SWASTA 2
11 25 1 SMA 3 IRT 1
12 26 2 SMA 3 IRT 1
13 27 2 SMA 3 IRT 1
14 26 2 SMA 3 IRT 1
15 25 1 SMP 2 IRT 1
16 26 2 SMA 3 SWASTA 2
17 32 2 SMA 3 IRT 1
18 30 2 SMA 3 IRT 1
19 27 2 SD 1 IRT 1
20 28 2 SMP 2 IRT 1
21 24 1 SMP 2 IRT 1
22 24 1 SMP 2 IRT 1
23 26 2 SMP 2 IRT 1
24 27 2 SMA 3 IRT 1
25 26 2 SMA 3 IRT 1
26 25 1 SMA 3 IRT 1
27 26 2 SMA 3 IRT 1
28 31 2 SMP 2 IRT 1
29 30 2 SD 1 IRT 1
30 26 2 SMA 3 IRT 1
31 43 3 SD 1 IRT 1
32 30 2 SMA 3 IRT 1
33 27 2 SD 1 IRT 1
34 28 2 SMA 3 IRT 1
35 24 1 SMA 3 SWASTA 2
36 24 1 SMA 3 SWASTA 2
37 25 1 SMP 2 SWASTA 2
38 26 2 SMA 3 IRT 1
39 27 2 SMA 3 SWASTA 2
40 26 2 SMA 3 IRT 1
41 25 1 SD 1 IRT 1
42 26 2 SMP 2 IRT 1
43 32 2 SMP 2 IRT 1
44 30 2 SMP 2 IRT 1
45 27 2 SMP 2 IRT 1
46 28 2 SMA 3 IRT 1
47 26 2 SMA 3 SWASTA 2
48 27 2 SMA 3 SWASTA 2
49 26 2 SMA 3 IRT 1
50 25 1 SMA 3 IRT 1
51 26 2 SMP 2 IRT 1
52 31 2 SD 1 IRT 1
53 30 2 SMA 3 IRT 1
54 26 2 SD 1 SWASTA 2
55 43 3 SMA 3 IRT 1
56 30 2 SD 1 IRT 1
57 27 2 SMA 3 IRT 1
58 28 2 PT 4 IRT 1
59 24 1 SMA 3 IRT 1
60 24 1 SMP 2 IRT 1
61 25 1 PT 4 IRT 1
62 26 2 SMA 3 IRT 1
63 43 3 SD 1 IRT 1
64 30 2 SMP 2 IRT 1
65 27 2 SMA 3 IRT 1
66 28 2 PT 4 IRT 1
67 24 1 SMA 3 IRT 1
68 24 1 SMA 3 IRT 1
69 25 1 SMP 2 IRT 1
70 26 2 SMA 3 IRT 1
71 27 2 SMA 3 IRT 1
72 26 2 SD 1 IRT 1
73 25 1 SMA 3 IRT 1
74 26 2 SMA 3 IRT 1
75 28 2 SMA 3 SWASTA 2
76 24 1 SMA 3 IRT 1
77 24 1 SD 1 IRT 1
78 25 1 SMA 3 IRT 1
79 26 2 SMA 3 SWASTA 2
80 43 3 SMA 3 SWASTA 2
Ketrangan:
1. Umur ibu
Kode 1= remaja Akhir 17 - 25 tahun.
Kode 2= dewasa Awal 26- 35 tahun.
Kode 3= dewasa Akhir 36- 45 tahun.
2. Pendidikan
Kode 1= pendidikan SD
Kode 2= pendidikan SMP
Kode 3= pendidikan SMA
Kode 4= pendidikan PT
3. Pekerjaan
Kode 1= pekerjaan sebagai IRT
Kode 2= pekerjaan sebagai Swasta
Tabulasi data umum anak
NO Jenis kelamin anak
umur
1 L 1 8 1
2 P 2 5 1
3 L 1 4 1
4 L 1 6 1
5 L 1 5 1
6 L 1 5 1
7 L 1 5 1
8 P 2 6 1
9 L 1 6 1
10 L 1 5 1
11 P 2 8 1
12 L 1 7 1
13 L 1 7 1
14 L 1 7 1
15 L 1 7 1
16 P 2 7 1
17 L 1 7 1
18 L 1 7 1
19 P 2 7 1
20 P 2 7 1
21 L 1 8 1
22 L 1 8 1
23 L 1 8 1
24 P 2 8 1
25 L 1 8 1
26 L 1 9 1
27 P 2 11 2
28 L 1 13 2
29 L 1 13 2
30 L 1 16 2
31 L 1 18 2
32 P 2 8 1
33 L 1 7 1
34 L 1 22 3
35 P 2 14 2
36 P 2 7 1
37 L 1 7 1
38 L 1 9 1
39 L 1 9 1
40 P 2 9 1
41 P 2 9 1
42 P 2 9 1
43 P 2 9 1
44 L 1 10 1
45 L 1 7 1
46 L 1 7 1
47 P 2 7 1
48 P 2 7 1
49 P 2 7 1
50 L 1 7 1
51 L 1 7 1
52 P 2 7 1
53 L 1 7 1
54 L 1 19 2
55 L 1 8 1
56 L 1 7 1
57 P 2 8 1
58 L 1 16 2
59 L 1 9 1
60 P 2 9 1
61 P 2 9 1
62 L 1 9 1
63 L 1 9 1
64 P 2 7 1
65 L 1 9 1
66 L 1 9 1
67 P 2 21 3
68 L 1 23 3
69 L 1 14 2
70 L 1 8 1
71 L 1 7 1
72 P 2 6 1
73 L 1 8 1
74 L 1 6 1
75 P 2 7 1
76 P 2 8 1
77 L 1 9 1
78 L 1 9 1
79 P 2 15 2
80 L 1 7 1
Ketrangan:
1. Jenis kelamin anak
Kode 1= berjenis kelamin laki-laki
Kode 2= berjenis kelamin perempuan
2. Umur anak
Kode 1= umur 1-10 bulan
Kode 2= umur 11-20 bulan
Kode 3= umur 21-30 bulan
Lampiran 8
Tabulasi data khusus umur sapihan dan status gizi Anak
NO Umur sapih
Satus gizi
1 6 1 Normal 2
2 4 1 Kurus 3
3 3 1 Normal 2
4 5 1 Normal 2
5 2 1 Gemuk 1
6 3 1 Normal 2
7 4 1 Gemuk 1
8 5 1 Gemuk 1
9 5 1 Gemuk 1
10 4 1 Kurus 3
11 6 1 Normal 2
12 6 1 Normal 2
13 6 1 Gemuk 1
14 6 1 Kurus 3
15 6 1 Kurus 3
16 6 1 Normal 2
17 6 1 Normal 2
18 6 1 Normal 2
19 6 1 Kurus 3
20 6 1 Kurus 3
21 7 1 Normal 2
22 7 1 Normal 2
23 7 1 Normal 2
24 7 1 Normal 2
25 6 1 Normal 2
26 8 1 Normal 2
27 9 1 Normal 2
28 12 2 Normal 2
29 12 2 Normal 2
30 14 2 Normal 2
31 17 2 Normal 2
32 6 1 Kurus 3
33 6 1 Kurus 3
34 20 2 Normal 2
35 13 2 Normal 2
36 6 1 Kurus 3
37 6 1 Kurus 3
38 7 1 Normal 2
39 7 1 Normal 2
40 7 1 Normal 2
41 7 1 Normal 2
42 6 1 Normal 2
43 8 1 Normal 2
44 9 1 Normal 2
45 4 1 Normal 2
46 5 1 Normal 2
47 5 1 Normal 2
48 6 1 Kurus 3
49 6 1 Kurus 3
50 6 1 Normal 2
51 6 1 Kurus 3
52 6 1 Kurus 3
53 6 1 Normal 2
54 17 1 Normal 2
55 6 1 Kurus 3
56 6 1 Kurus 3
57 6 1 Normal 2
58 13 2 Normal 2
59 7 1 Normal 2
60 7 1 Normal 2
61 6 1 Normal 2
62 7 1 Normal 2
63 7 1 Normal 2
64 6 1 Kurus 3
65 7 1 Gemuk 1
66 7 1 Normal 2
67 19 2 Normal 2
68 20 2 Normal 2
69 13 2 Normal 2
70 6 1 Kurus 3
71 2 1 Kurus 3
72 3 1 Normal 2
73 4 1 Kurus 3
74 5 1 Gemuk 1
75 5 1 Normal 2
76 6 1 Kurus 3
77 6 1 Normal 2
78 6 1 Normal 2
79 13 2 Normal 2
80 6 1 Kurus 3
Ketrangan:
1. Umur sapihan
Kode 1= Tidak tepat <12 bulan
Kode 2= Tepat <12 bulan
2. Status Gizi
Kode 1= Gemuk
Kode 2= Normal
Kode 3= Kurus
Lampiran 9
FREQUENCIES VARIABLES=usia pendidikan pekerjaan jeniskelamin umurbay
i umursapih statusgizi
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 15-Jul-2018 09:48:36
Comments
Input Data I:\skripsi siap
jos\sapihan\sapihan uji spss.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 80
Missing Value
Handling
Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases
with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=usia pendidikan
pekerjaan jeniskelamin umurbayi
umursapih statusgizi
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Notes
Output Created 15-Jul-2018 09:48:36
Comments
Input Data I:\skripsi siap
jos\sapihan\sapihan uji spss.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 80
Missing Value
Handling
Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases
with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=usia pendidikan
pekerjaan jeniskelamin umurbayi
umursapih statusgizi
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.017
Statistics
usia pendidikan pekerjaan
Jenis
kelamin
Umur
bayi
Umur
sapih
status
gizi
N Valid 80 80 80 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
Remajaakhir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 17-25 tahun 23 28.8 28.8 28.8
26-35 tahun 52 65.0 65.0 93.8
36-45 tahun 5 6.2 6.2 100.0
Total 80 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 13 16.2 16.2 16.2
SMP 17 21.2 21.2 37.5
SMA 47 58.8 58.8 96.2
PERGURUAN
TINGGI 3 3.8 3.8 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 13 16.2 16.2 16.2
SMP 17 21.2 21.2 37.5
SMA 47 58.8 58.8 96.2
PERGURUAN
TINGGI 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IRT 66 82.5 82.5 82.5
Swasta 14 17.5 17.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
Jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 52 65.0 65.0 65.0
Perempuan 28 35.0 35.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
Umurbayi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-10 bulan 67 83.8 83.8 83.8
11-20 bulan 10 12.5 12.5 96.2
21-30 bulan 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Umursapih
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tepat <12
bulan 69 86.2 86.2 86.2
tepat >12 bulan 11 13.8 13.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
Statusgizi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid gemuk 7 8.8 8.8 8.8
normal 51 63.8 63.8 72.5
kurus 22 27.5 27.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
CROSSTABS
/TABLES=umursapih BY statusgizi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL
Crosstabs
Notes
Output Created 15-Jul-2018 09:49:43
Comments
Input Data I:\skripsi siap jos\sapihan\sapihan uji spss.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=umursapih BY statusgizi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Resources Processor Time 00:00:00.031
Elapsed Time 00:00:00.031
Dimensions Requested 2
Cells Available 174762
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
umursapih * statusgizi 80 100.0% 0 .0% 80 100.0%
umursapih * statusgizi Crosstabulation
statusgizi
Total gemuk normal kurus
umursapih tidak tepat <12 bulan Count 7 40 22 69
% of Total 8.8% 50.0% 27.5% 86.2%
tepat >12 bulan Count 0 11 0 11
% of Total .0% 13.8% .0% 13.8%
Total Count 7 51 22 80
% of Total 8.8% 63.8% 27.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 7.252a 2 .027
Likelihood Ratio 10.882 2 .004
Linear-by-Linear Association 1.353 1 .245
N of Valid Cases 80
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 7.252a 2 .027
Likelihood Ratio 10.882 2 .004
Linear-by-Linear Association 1.353 1 .245
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,96.
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13