4
STUDI KASUS Donat madu adalah inovasi baru dalam pembuatan donat dengan menambahkan madu kedalam adonannya. Donat madu yang terletak di Jalan Ahmad Yani no.123 dipimpin oleh seorang manager yang bernama Puti Yuneka Sari sejak 4 tahun yang lalu. Puti merupakan salah satu alumi teknologi pangan dari perguruan tinggi negri yang ada di Indonesia. Donat madu merupakan bisnis yang menggunakan sistem Franchise. Franchise merupakan bentuk duplikasi bisnis yang telah sukses dan mempunyai brand yang sudah dikenal. Dengan demikian calon investor yang ingin membeli franchise tidak harus menajalankan bisnis dari nol. Tidak harus dipusingkan dengan nama produk, jenis produk, produksi, dan pemasaran. Mereka hanya menjalankan sistem yang telah berjalan dengan baik dan telah teruji keberhasilannya. Franchisor (Pewaralaba), yaitu pihak yang menjual atau meminjamkan hak dagangnya, atau merk dagangnya serta sebuah sistem bisnis untuk menjalankan bisnis tersebut. Franchisee (Terwaralaba), yaitu pihak yang membayar royalti dan biaya lainnnya yang dipersyaratkan oleh franchisor untuk dapat menggunakan merk dagangnya serta sistem bisnis yang dirancang oleh franchisor. Untuk donat madu yang ada di Pekanbaru yang menjadi franchisornya berasal dari kota Bandung. Bahan baku pembuatan donat madu diorder menggunakan jasa

Studi Kasus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

studi kasus ini berisikan kasus yang kami ambil dari donat madu

Citation preview

STUDI KASUS

Donat madu adalah inovasi baru dalam pembuatan donat dengan

menambahkan madu kedalam adonannya. Donat madu yang terletak di Jalan Ahmad

Yani no.123 dipimpin oleh seorang manager yang bernama Puti Yuneka Sari sejak 4

tahun yang lalu. Puti merupakan salah satu alumi teknologi pangan dari perguruan

tinggi negri yang ada di Indonesia.

Donat madu merupakan bisnis yang menggunakan sistem Franchise.

Franchise merupakan bentuk duplikasi bisnis yang telah sukses dan mempunyai

brand yang sudah dikenal. Dengan demikian calon investor yang ingin membeli

franchise tidak harus menajalankan bisnis dari nol. Tidak harus dipusingkan dengan

nama produk, jenis produk, produksi, dan pemasaran. Mereka hanya menjalankan

sistem yang telah berjalan dengan baik dan telah teruji keberhasilannya. Franchisor

(Pewaralaba), yaitu pihak yang menjual atau meminjamkan hak dagangnya, atau

merk dagangnya serta sebuah sistem bisnis untuk menjalankan bisnis tersebut.

Franchisee (Terwaralaba), yaitu pihak yang membayar royalti dan biaya lainnnya

yang dipersyaratkan oleh franchisor untuk dapat menggunakan merk dagangnya

serta sistem bisnis yang dirancang oleh franchisor. Untuk donat madu yang ada di

Pekanbaru yang menjadi franchisornya berasal dari kota Bandung. Bahan baku

pembuatan donat madu diorder menggunakan jasa transportasi darat, berupa tepung

terigu, madu, dan mentega padat. Kemudian proses pembuatan donat itu sendiri

dilakukan di Pekanbaru.

Pabrik donat yang dipimpin oleh Puti memiliki beberapa kendala, seperti

kekhawatiran akan adanya pemutusan secara sepihak mengenai kontrak perjanjian

antar pihak franchisor dengan pihak franchise. Karena menurut Puti bila ada

pemutusan secara sepihak akan merugikan pabrik mereka sebagai pihak franchise

dan dengan begitu puti harus mengikuti segala aturan yang baku.

SOLUSI

Mengingat bahwa Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil

menyebutkan bahwa franchise merupakan salah satu pola kemitraan antara usaha

kecil dengan usaha besar dan usaha menengah. Akan tetapi perlu juga kiranya

diperhatikan kepentingan konsumen atas tersedianya barang-barang di pasar dengan

harga yang lebih murah menjadi faktor utama atas terjadinya sebuah kontrak

franchise. Konsumen Indonesia sekarang ini cukup kritis di dalam membeli suatu

produk. Pola pikir konsumen Indonesia sekarang ini dalam membeli barang bukan

hanya didasarkan kepada murahnya suatu produk, melainkan didasarkan kepada

masa berlakunya produk dan kepentingan konsumen atas produk tersebut. Tidak

seperti jaman dahulu di mana murahnya suatu produk menjadi pilihan utama dalam

membeli.

International Franchise Association (IFA) mendefinisikan franchise sebagai

hubungan kontraktual antara franchisor dengan franchise, dimana franchisor

berkewajiban menjaga kepentingan secara kontinyu pada bidang usaha yang

dijalankan oleh franchise misalnya lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang

sama, format dan standar operasional atau kontrol pemilik (franchisor), dimana

franchisee menamankan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri.

Sehingga sebagai perusahaan franchisor seharusnya meminimalisir adanya

kekhawatiran dari pihak franchise tentang pemutusan kontrak secara sepihak.

Kendala yng dihadapi sebaiknya tidak terlalu dipusingkan karena ketika akan

menentukan industri mana yang akan dimasuki, setiap calon franchisee harus

meneliti industri tersebut, potensi kompetitor dalam industri tersebut, dan sebagainya

sebelum franchisee baru memasuki industri tersebut. Sehingga kita dapat

menyimpulkan bahwa solusi dari masalah ini adalah dalam memilih satu atau

beberapa industri yang akan dibeli franchise-nya, franchisee harus hati-hati dalam

mengevaluasi minat dan kemampuan agar dapat menemukan industri yang tepat

sehingga bisnis pun dapat berjalan lancar.