Upload
buitram
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA AN. D DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG MELATI
RSUD KARANGANYAR
DISUSUN OLEH :
RIZKA NUGRAHENI
NIM P.09097
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA AN. D DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG MELATI
RSUD KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DISUSUN OLEH :
RIZKA NUGRAHENI
NIM P.09063
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rizka Nugraheni
NIM : P.09097
Program Studi : DIII Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. D
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
ATAS (ISPA) DI RUANG MELATI RSUD
KARANGANYAR
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, April 2012
Rizka Nugraheni
NIM. P.09097
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Rizka Nugraheni
NIM : P.09097
Program Studi : DIII Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA AN. D DENGAN INFEKSI
SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG
MELATI RSUD KARANGANYAR
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Tanggal : 1 Mei 2012
Pembimbing : Nurma Rahmawati, SKp.,Ns (.....................................)
NIK. 201186076
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Rizka Nugraheni
NIM : P.09097
Program Studi : DIII Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA AN. D DENGAN INFEKSI
SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG
MELATI RSUD KARANGANYAR
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Tanggal : 5 Mei 2012
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK.201186076
Penguji II : Setiyawan, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201084050
Penguji III : Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201187085
Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep.,Ns
NIK. 201084050
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penguji panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. D DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG MELATI RSUD
KARANGANYAR”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing dan penguji I yang
telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
vi
4. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
membuka saran demi penelitian selanjutnya. Semoga Laporan Studi Kasus ini
bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, April 2012
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................................. 4
C. Manfaat Penulisan ............................................................... 4
BAB II LAPORAN KASUS
A. Pengkajian ........................................................................... 5
B. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................ 7
C. Perencanaan Keperawatan ................................................... 7
D. Implementasi Keperawatan .................................................. 8
E. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ......................................................................... 11
B. Simpulan ............................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 3 Log Book
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 6 Asuhan Keperawatan
ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rizka Nugraheni
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 31 Juli 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Pakelan, Karangduren, Sawit, Boyolali
Riwayat Pendidikan : 1. TK ASSIFA TEGAL Lulus tahun 1996
2. SD Karangduren 1 Lulus tahun 2003
3. SMPN 3 Sawit Lulus tahun 2006
4. SMAN 1 Banyudono Lulus tahun 2009
Riwayat Pekerjaan : -
Riwayat Organisasi : Pernah mengikuti Organisasi Karang Taruna di Desa
Karangduren.
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar.
Keberadaan oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel-sel tubuh (Sulistyo, 2005). Jenis penyakit yang berkaitan dengan
oksigenasi yaitu infeksi saluran pernafasan atas, sinusitis, tonsitis, faringitis,
laring akut difteria (pada farind dan tonsil / laring dan trakea), batuk rejan
(pertusis), bronkitis, pneumonia, tuberkulosis paru / milier, pleuritis /
empiema (Ngastiyah, 2005).
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah penyakit pada saluran
pernafasan atas yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme
(bakteri dan virus) ke dalam organ saluran pernafasan yang berlangsung
selama 14 hari, penyakit ini merupakan penyebab kematian utama pada bayi
usia di bawah lima tahun (balita), khususnya di negara-negara berkembang
dan kunci untuk mengurangi angka kematian karena ISPA adalah dengan
memastikan adanya akses yang lebih baik pada penanganan kasus ini dan
melakukan penanganan tepat pada waktunya (Sarasvati, 2010). Infeksi
saluran akut merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada balita di
negara berkembang. Infeksi saluran pernafasan akut termasuk dalam kategori
infeksi berat. Dari hasil riset di negara berkembang menunjukkan bahwa 20
2
sampai 30% kematian bayi dan anak balita disebabkan oleh ISPA.
Diperkirakan 2 sampai 5 juta bayi dan anak balita diberbagai negara setiap
tahun meninggal karena infeksi saluran pernafasan akut. Dua pertiga dari
kematian ini, terjadi pada kelompok usia bayi, terutama bayi usia 2bulan
pertama sejak kelahiran (Zain, 2005). Penyakit infeksi saluran pernafasan
(ISPA) merupakan penyebab utama kesakitan balita di Indonesia yaitu
sebesar 28%, salah satu sasaran pemberantasan penyakit ISPA pada balita
adalah menurunkan angka kematian balita. ISPA hingga saat ini merupakan
masalah kesehatan masyarakat karena angka kesakitan dan kematian akibat
ISPA masih tinggi. Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara
tahun 2003 menunjukkan bahwa penyakit ISPA masih menempati posisi
pertama dari 10 penyakit terbanyak yaitu 33,0% dengan angka kematian
sebanyak 12,3% (WHO, 2005).
Menurut (Nelson, 2003) Manifestasi awal pada bayi yang berumur lebih
dari 3 bulan adalah demam yang timbul mendadak, iritabilitas, gelisah dan
bersin. Tanda-tanda kegawatan pernafasan dapat terjadi selama 2 sampai 3
hari pertama yaitu membran timpani biasanya mengalami kongesti dan cairan
dapat ditemukan di belakang membran tersebut, yang selanjutnya dapat
terjadi otitis media purulenta atau tidak. Sebagian kecil bayi dapat terjadi
muntah, dan beberapa penderita menderita diare. Fase demam berakhir dari
beberapa jam sampai 3 hari, demam dapat berulang dengan komplikasi
purulen pada anak lebih tua gejala awal adalah kekeringan dan iritasi dalam
hidung, gejala ini dalam beberapa jam dapat muntah disertai dengan bersin,
nyeri otot, ingus hidung yang encer dan kadang-kadang batuk, nyeri kepala
3
lesu, anoreksia dan demam ringan (Nelson, 2003). Pada pasien ISPA terjadi
pengaktifan respon imun kemudian mediator menurun keaktifannya sehingga
mengakibatkan produksi sekret meningkat yang akan mengakibatkan
terjadinya inflamasi, dari inflamasi tersebut menyebabkan penyempitan jalan
nafas yang menjadikan serangan paroksima, dispnea, whezzing, batuk, serta
sputum sehingga terjadi masalah dalam oksigenasi berupa ketidakefektifan
bersihan jalan nafas (Nelson, 2003).
An.D di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar dengan
diagnosa medis ISPA dari hasil wawancara yang di dapatkan penulis,
keluarga An. D mengatakan anaknya batuk berdahak dan suara nafasnya
terdengar grok-grok, dari hasil observasi keadaan umum An. D lemah,
respirasi 55 kali per menit, nadi 92 kali per menit, dari hasil pemeriksaan fisik
paru terdapat suara tambahan stidor, dari hasil pengkajian tersebut penulis
tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan kebutuhan oksigenasi pada
An. D di ruang Melati Rumah Sakit Daerah Karanganyar.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada An. D
dengan ISPA di ruang melati Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An. D dengan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi pada ISPA.
4
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. D dengan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada ISPA.
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada An. D
dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada ISPA.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An. D dengan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada ISPA.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An. D dengan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi pada ISPA.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi bersihan jalan nafas yang terjadi
pada An.D dengan bersihan jalan nafas pada ISPA.
C. Manfaat Penulisan
1. Institusi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi institusi
keperawatan khususnya keperawatan anak dengan infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA).
2. Penulis
Untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan pendalaman serta
sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat selama
perkuliahan terutama tentang keperawatan anak.
3. Institusi rumah sakit
Memberikan referensi tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan ISPA dan agar dapat digunakan sebagai masukan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
5
BAB II
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan
yang dilakukan pada An. D dengan ISPA, yang dilaksanakan pada tanggal 5
sampai 7 April 2012. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Dari pengkajian pada tanggal 5 April 2012 jam 10.00 WIB, pada kasus
ini diperoleh dengan cara autoanamnesa dan alloanamnesa, mengadakan
pengamatan atau observasi langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan
medis dan catatan perawat. Dari data pengkajian tersebut didapat hasil
identitas klien bahwa klien bernama An.D, alamat Karangbangun RT 03/ RW
06 Jumapolo Karanganyar, umur 7 bulan, jenis kelamin perempuan, yang
dirawat di ruang Melati 3 RSUD Karanganyar dengan diagnosa ISPA. Yang
bertanggung jawab kepada klien adalah Tn. D, alamat Karangbangun RT 03/
RW 06 Jumapolo Karanganyar, umur 32 tahun, jenis kelamin laki-laki,
pekerjaan wiraswasta dengan tingkat pendidikan SMA.
Ketika dilakukan pengkajian pada tanggal 5 April 2012, keluhan utama
yang dikatakan ibu An. D adalah An. D batuk berdahak dan sekret belum bisa
keluar. Riwayat kesehatan sekarang ibu klien mengatakan An. D juga di
bawa ke dokter umum tetapi tidak ada perubahan. Pada tanggal 3 April 2012
jam 13.30 WIB keluarga membawa An. D ke RSUD Karanganyar. Dalam
pengkajian adapun riwayat kesehatan keluarga dalam An. D, keluarga tidak
6
terdapat penyakit keturunan seperti, Diabetus Milikus, Hipertensi, Jantung
ataupun Asma. Pada pengkajian riwayat kesehatan klien, An. D merupakan
anak ke 2 dari 2 bersaudara. Pada pengkajian kesehatan selama hamil pada
waktu hamil An. D ibu An. D mengatakan kehamilannya sehat, ibu pasien
rutin memeriksakan kehamilannya 1 bulan sekali ke bidan desa, tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan dan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan
ataupun makanan.
Dalam pengkajian pola kesehatan fungsional menurut Gordon Di
dapatkan pola aktifitas dan latihan An. D saat sakit terlihat lemas dan tidak
terpasang oksigen dan tidak terjadi gangguan pada pola tidur.
Pada pengkajian pada tanggal 5 April 2012 dari pemeriksaan di
dapatkan data bahwa keadaan umum An. D composmentis, didapatkan pula
data pengukuran nadi 92 kali per menit dan pernafasan 55 kali per menit,
suhu 37 derajat celcius. Pada pemeriksaan dada (paru) inspeksi simetris,
pengembangan dada sama, perkusi sonor dan auskultasi terdapat suara
tambahan/ronkhi. Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan melalui inspeksi
abdomen tidak buncit, auskultasi didapatkan bising usus 16 kali per menit,
hasil perkusi didapatkan tympani dan hasil dari palpasi tidak ada nyeri tekan.
Pada pengkajian pemeriksaan penunjang hasil laboratorium didapatkan
leukosit 9,3 10/3 ml, hemoglobin 9,0 g/dl, eritrosit 3, 66 10
6 /ml, hematokrit
27,8 %, mcv 76,0 fl, mch 24,6 pg, mchc 32,49 9/dl. Terapi yang diberikan
pada tanggal 5 April 2012 cefotaxim 300 mg tiap 8 jam, dexametason 0,25mg
per 8 jam, infus RL 25 tetes per menit dengan mikro set.
7
B. Diagnosa Keperawatan
Dari data hasil pengkajian dan observasi di atas penulis menemukan
diagnosa keperawatan pada An. D yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan penumpukan sekret, dengan data penunjang : ibu An. D
mengatakan anaknya batuk berdahak dan suaranya grok-grok. Data obyektif
yang didapatkan keadaan umum An.D lemah, pasien rewel, dari hasil
pemeriksaan fisik, terdengar suara ronkhi dan respirasi 55 kali per menit dan
nadi 92 kali per menit
C. Intervensi Keperawatan
Setelah ditemukan masalah keperawatan yaitu bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret, penulis membuat
intervesi dengan tujuan setelah dilakukan tindakan selama 3 kali 24 jam
diharapkan bersihan jalan nafas paten dengan kriteria hasil : jalan nafas tetap
bersih, sekret dapat keluar, respirasi dengan batas normal (30 sampai 50 kali
per menit) auskultasi suara nafas paru tidak terdapat suara tambahan ronkhi.
Penulis melakukan intervensi antara lain monitor tanda-tanda vital dengan
rasional untuk membandingkan temuan abnormal, seperti: respirasi
meningkat dapat mempengaruhi fungsi mental, kaji fungsi pernafasan (bunyi
nafas dan kecepatan irama) dengan rasional penurunan bunyi nafas dapat
diindikasikan atelektasi dan ronki indikasi akumulasi. Catat kemampuan
untuk mengeluarkan sekret dengan rasional pengeluaran sulit bila sekret
kental. Berikan pasien posisi semi fowler dengan rasional meningkatkan
ekspansi paru dan memudahkan pernafasan. Lakukan fisioterapi dada dengan
8
rasional meminimalkan dan mencegah sumbatan/obstrusik saluran
pernafasan. Bersihan sekret dari mulut dan hidung dengan rasional mencegah
obstruksi/aspirasi dan kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat
golongan kortikosteroid yaitu obat untuk mengurangi radang jalan nafas.
D. Implementasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan tanggal 5 April 2012 jam 09.00
WIB yaitu mengkaji pernafasan klien dengan respon obyektif irama teratur,
bunyi nafas ronchi, dan respirasi 55 kali per menit. Memonitor tanda-tanda
vital dengan respon obyektif didapatkan suhu 37 derajat celcius, nadi 92 kali
per menit dan respirasi 55 kali per menit. Pada jam 09.00 WIB mengkaji
kemampuan klien untuk mengeluarkan sekret dengan respon obyektif An. D
belum bisa mengeluarkan sekret. Pada jam 09.30 WIB memberikan posisi
semi fowler dengan respon obyektif An. D tampak dalam posisi semi fowler.
Pada jam 12.00 WIB memberikan terapi sesuai advis dokter dexametason
0,25 mg melalui intra vena dengan respon obyektif tidak ada reaksi alergi.
Tanggal 6 April 2012 jam 10.00 WIB tindakan keperawatan yang
dilakukan yaitu mengobservasi keadaan umum pasien dengan respon
subyektif keluarga pasien mengatakan batuk masih berdahak sekret belum
bisa keluar dan data obyektifnya pasien masih tampak lemas. Jam 11.00 WIB
monitor tanda-tanda vital dengan data obyektif suhu : 37 derajat celcius,
nadi: 92 kali per menit dan respirasi : 55 kali per menit. Jam 12.30 WIB
melakukan fisioterapi dada dengan data obyektif sekret belum bisa keluar.
Jam 12.00 WIB memberikan terapi sesuai advis dokter, dexametason 0,25
9
gram dengan data obyektif obat masuk dexametason 0,25 gr melalui
intravena.
Tanggal 7 April 2012 jam 09.30 WIB tindakan keperawatan yang di
lakukan yaitu mengobservasi keadaan umum pasien dengan respon subyektif
keluarga mengatakan An. D masih batuk berdahak dan sekret sudah bisa
keluar, dan data subyektif keadaan umum An. D baik. Jam 10.00 WIB
monitor tanda-tanda vital dengan data obyektif didapatkan suhu 37 derajat
celcius, nadi 92 kali per menit dan respirasi 50 kali per menit. Jam 11.00
WIB, melakukan fisioterapi dada dengan data obyektif sekret sudah bisa
keluar 2 cc melalui mulut. Jam 12.00 WIB memberikan terapi sesuai advis
dokter, dexametason 0,25 gram dengan data obyektif obat masuk
dexametason 0,25 gr melalui intravena.
E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil evaluasi dilakukan pada
tanggal 5 April 2012 jam 10.00 WIB dengan metode SOAP yang hasilnya
adalah keluarga mengatakan batuk masih berdahak dan data obyektif, sekret
belum bisa keluar, pasien masih tampak lemas suhu : 37 derajat celcius, nadi
92 kali per menit dan respirasi 55 kali permenit. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa masalah keperawatan bersihan jalan nafas belum teratasi
sebagian, sehingga intervensi dilanjutkan observasi keadaan umum pasien,
monitor tanda-tanda vital, lanjutkan terapi sesuai advis dokter yaitu
dexametason 0,25 mg tiap 8 jam.
10
Hasil evaluasi tanggal 6 April 2012 jam 11.00 WIB adalah keluarga
pasien mengatakan batuknya masih berdahak, sekret belum bisa keluar,
pasien tampak masih lemas, suhu 37 derajat celcius, respirasi 55 kali per
menit dan nadi 92 kali per menit. Dari data terebut dapat disimpulkan bahwa
masalah keperawatan teratasi sebagian, sehingga intervensi di lanjutkan
observasi keadaan umum pasien, monitor tanda-tanda vital, lanjutkan terapi
sesuai advis dokter dexametason 0,25 mg tiap 8 jam, cefotaxim 300 mg tiap 8
jam.
Kemudian hasil evaluasi tanggal 7 Apil 2012 jam 12.00 WIB adalah
orang tua An. D mengatakan dahaknya sudah bisa keluar setelah dilakukan
fisioterapi dada, sekret keluar melalui mulut, suhu 37 derajat celcius, nadi 92
kali per menit, respirasi 50 kali per menit dan tidak ada suara nafas ronkhi.
Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah keperawatan
bersihan jalan nafas teratasi, sehingga intervensi dihentikan.
11
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Dalam bab ini penulis akan membahas ringkasan asuhan keperawatan
yang dilakukan tanggal 5 sampai 7 April 2012 di ruang melati RSUD
Karanganyar. Prinsip pembahasan ini akan memfokuskan kebutuhan dasar
manusia di dalam asuhan keperawatan yaitu pemenuhan kebutuhan dasar
oksigenasi An. D dengan ISPA.
Infeksi saluran nafas adalah infeksi yang disebabkan miikroorganisme
di struktur saluran nafas atas yang tidak berfungsi untuk pertukaran gas,
termasuk rongga hidung, faring, dan laring yang dikenal dengan ISPA antara
lain pilek, faring atau radang tenggorokan, laringitis, dan influenza tanpa
komplikasi. Sebagian besar ISPA disebabkan virus, meskipun bakteri juga
dapat terlibat sejak awal atau yang bersifat sekunder terhadap infeksi virus.
Semua jenis infeksi mengaktifkan respons imun dan inflamasi sehingga terjadi
pembengkakan dan edema jaringan yang terinfeksi. Reaksi inflamasi
menyebabkan peningkatan produksi mucus yang berperan menimbulkan
ISPA, yaitu kongesti atau hidung tersumbat, sputum berlebihan, dan radang
hidung (pilek). Sakit kepala, demam ringan dan malaise juga dapat terjadi
akibat reaksi inflamasi (Elizabeth, 2009).
12
Teori tersebut sesuai dengan kasus An.D dari hasil wawancara dengan
keluarga An.D di dapatkan data subyektif batuk berdahak, suara nafas ronkhi
dan dari data observasi klien tampak nafas terdengar ronkhi. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa An.D mengalami infeksi saluran nafas yang terjadi
karena reaksi inflamasi sehingga meningkatkan produksi mukus yang
termanifestasi sebagai batuk berdahak dan suara nafas ronkhi pada An.D.
Menurut Hidayat (2004), ronkhi adalah suara napas seperti vibrasi terputus-
putus yang tidak terus menerus. Hal ini terjadi akibat getaran karena
keberadaan cairan dalam jalan napas yang dilalui oleh udara.
Menurut Corwin (2009), manifestasi klinis yang ditimbulkan oleh
infeksi saluran pernafasan atas antara lain batuk, bersin, pengeluaran mukus
dari hidung, sakit kepala, demam ringan dan malaise. Sedangkan menurut
Wilson (2003), tanda dan gejala dari infeksi saluran pernafasan atas antara lain
batuk, terdapat sputum yang berlebih, hemoptisis, dipsnea dan nyeri dada.
Gejala yang ditimbulkan oleh An.D sesuai dengan teori diatas. Pada An.D
terjadi bersihan jalan nafas yang kurang efektif dikarenakan terjadi
penumpukan sputum/sekret yang berlebih dan tidak bisa dikeluarkan sehingga
mengakibatkan anak tersebut kesulitan dalam bernafas.
Menurut Hidayat (2004), pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian
dari kebutuhan fisiologi menurut hierarki maslow. Kebutuhan oksigen sangat
berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigenasi dalam tubuh
berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal
tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. System yang berperan dalam
13
proses pemenuhan kebutuhan adalah system pernafasan, persarafan, dan
kardiovaskuler. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti pada seseorang
yang kekurangan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara
pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, membebaskan saluran dari
sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan
memperbaiki organ pernapasan agar berfungsi secara normal. Teori tersebut
sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan pada An.D yang mengalami
kesulitan bernafas karena adanya sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen yang ditandai dengan adanya suara nafas ronchi.
Menurut Hidayat (2004), penatalaksaan pada pasien dengan infeksi
saluran pernafasan atas adalah dengan pemberian oksigen dengan kanul atau
masker, fisioterapi dada, dan cara penghisapan lendir atau suction. Teori
tersebut sesuai dengan penatalaksanaan yang dilakukan terhadap An.D pada
tanggal 7 April 2012 dilakukan fisioterapi dada dengan hasil, sekret sudah bisa
keluar. Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan
drainase postural, clapping dan vibrathing pada pasien dengan gangguan
sistem pernafasan. Tindakan drainase postural merupakan tindakan dengan
menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk mengalirkan sekret
disaluran pernafasan. Tindakan drainase postural diikuti tindakan clapping dan
vibrathing. Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan
memberikan getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan
pada saat pasien ekspirasi. Tindakan drainase postural tidak dapat dilakukan
14
pada pasien dengan penyakit jantung, hipertensi, peningkatan tekanan
intrakranial, dipsnea berat, dan lansia. Clapping tidak dapat dilakukan pada
pasien emboli paru, eksaserbasi, dan nyeri berat (pasien kanker). Sedangkan
pada An.D tidak dilakukan penghisapan lendir (suction). Hal ini dikarenakan
pada An. D ketika dilakukan fisioterapi dada sekret sudah bisa keluar,
sehingga tidak diperlukan tindakan suction. Menurut Hidayat (2004),
Penghisapan lendir (suction) merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri
dengan menggunakan alat penghisap yang bertujuan untuk membersihkan
jalan nafas dan memenuhi kebutuhan oksigen.
Untuk ISPA digunakan obat kostikoteroid yang berfungsi untuk
mengurangi radang nafas dan juga diberikan antibiotic (Rasmaliah, 2004). Hal
ini sesuai dengan terapi obat yang diberikan pada An.D, dexametason 0,25 mg
melalui intravena yang merupakan obat golongan kortikosteroid dan antibiotik
cefotaxim 300 mg.
Pengkajian yang dilakukan tanggal 5 April 2012 didapatkan data
subyektif keluarga klien mengatakan An.D batuk berdahak, suara nafas grok-
grok dan dari data observasi klien tampak terdengar suara nafas grok-grok.
dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret.
Setelah ditemukan masalah keperawatan yaitu bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret, penulis membuat
intervensi dengan tujuan setelah di lakukan tindakan selama 3 x 24 jam di
15
harapkan jalan nafas pasien kembali efektif dengan kriteria hasil : jalan nafas
tetap bersih, anak bernafas dengan mudah, frekuensi nafas dalam batas normal
(30 sampai 50 kali per menit). Penulis melakukan intervensi antara lain : kaji
fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan irama) dengan rasional penurunan
bunyi nafas indikasi atelektasi, ronki indikasi akumulasi. Catat kemampuan
untuk mengeluarkan untuk mengeluarkan sekret tebal. Berikan pasien posisi
semi fowler dengan rasional meningkatkan ekspansi paru dan memudahkan
pernafasan. Lakukan fisioterapi dada dengan rasional meminimalkan dan
mencegah sumbatan/obstruksi saluran pernafasan. Kolaborasi dengan dokter
dengan berikan obat untuk mengurangi radang jalan nafas.
Dari intervensi di atas, tindakan keperawatan yang sudah di lakukan
sudah sesuai dengan intervensi dengan hasil evaluasi pada hari ketiga, orang
tua An.D mengatakan dahaknya sudah bisa keluar setelah di lakukan fisioterap
dada dan sekret tampak keluar melalui mulut, respirasi 50 kali per menit
sehingga masalah keperawatan jalan nafas teratasi dan intervensi dihentikan.
Pada tanggal 7 April 2012 jam 13.30 WIB pasien direncanakan pulang.
B. Simpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Hasil pengkajian pada An.D dengan pemenuhan kebutuhan
bersihan jalan nafas tidak efektif pada ISPA didapatkan hasil dengan data
subjektif, ibu klien mengatakan An.D, batuk berdahak dan nafas terdengar
grok-grok, respon obyektif yang didapatkan adalah keadaan umum lemah,
nadi 92 kali per menit, respirasi 55 kali per menit, suhu 37 derajat celcius,
16
klien tampak rewel, sekret belum bisa keluar. Dari hasil pengkajian pada
An.D didapatkan diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan penumpukan secret. Penulis melakukan intervensi
antara lain kaji fungsi pernafasan (bunyi nafas, kecepatan irama). Catat
kemampuan untuk mengeluarkan sekret. Berikan pasien posisi semi
fowler. Lakukan fisioterapi dada. Kolaborasi dengan dokter dengan
berikan obat dexametason 0,25 mg untuk mengurangi radang jalan nafas.
Dari intervensi diatas, tindakan keperawatan yang sudah dilakukan sudah
sesuai dengan intervensi dengan hasil evaluasi hari ketiga masalah
keperawatan jalan nafas teratasi dan intervensi dihentikan.
2. Saran
a. Bagi Institusi Rumah Sakit
Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan
mempertahankan kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan
klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung
kesembuhan klien.
b. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan pendidikan
yang lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat
yang terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.
17
c. Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan keluarga mampu mengetahui tentang perawatan
anggota keluarga dengan ISPA.
d. Bagi penulis
Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya
pada pasien dengan bersihan jalan nafas pada ISPA.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Pathofisiologi. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. 2004. Buku Saku Pratikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Nanda. 2009. Diagnosa Keperawatan . Jakarta: EGC.
Nelson. 2003. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.
Ngastiah. 2005 . Perawatan Anak Sakit . Jakarta: EGC.
Sarasvati. 2010. Menjadi Dokter pada Anak Anda. Yogyakarta: Bahtera Buku .
Sulistyo. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia . Yogyakarta: Graha Ilmu .
Rasmaliah. 2004. Journal tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan
Penanggulangannya http://repository.usu.ac.id/bifstream/123456789/
3775/./fkm-rasmaliah.pdf. diakses tanggal 23 April 2011 jam 13.00 WIB.�
Wilson, Lorraine M. 2003. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Edisi 6. Volume 2. Jakarta: EGC.