Upload
nonawita
View
66
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
hghg
Citation preview
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Studi Kasus Pasien mengenai, DIABETES MELITUS PADA
PASIEN LANSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
DI PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG 1 APRIL– 12 APRIL 2013,
telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka melengkapi
tugas kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
Jakarta, April 2013
Pembimbing,
Dr. Dian Mardiyah, M.KK
1
KATA PENGANTAR
Assalamua`alaikum, Wr. Wb
Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
terselesaikan Laporan Studi Kasus Pasien mengenai, DIABETES MELITUS
PADA PASIEN LANSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG 1 APRIL – 12
APRIL 2013.
Tujuan kami menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas
kepaniteraan bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI periode 1April – 12 April 2013
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Dr. Dian Mardiyah, M.KK, sebagai dosen pembimbing
2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, Mkes selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, Sebagai Koordinator Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
4. Dr. Citra Dewi, M.Kes Sebagai Sekretaris Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
5. Dr H. Sumedi Sudarsono, MPH, Rifqatussa`adah, SKM, M. Kes, Dr. Sugma
Agung P, MARS, Kholis Ernawati, S.Si., M.Kes, Dr. Fathul Jannah, M. Si,
M.KK, Kholis selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
6. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Menteng,
Jakarta Pusat
7. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasam
sehingga tersusun laporan ini.
2
Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.
Wassalamu`alaikum, Wr. Wb
Jakarta, April 2013
Penulis
IDENTITAS PASIEN
3
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Alamat : Matraman Jaya, Pegangsaan, Menteng
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
No. Rekam Medis : 59415
Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Menteng
Tanggal berobat : 8 April 2013
BERKAS PASIEN
A. Anamnesa
Anamnesa dilakukan pada tanggal 8 April 2013
1. Keluhan Utama
Badan terasa lemas
2. Keluhan Tambahan
Kesemutan pada tangan dan kaki
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan badan terasa lemas
sejak tiga hari yang lalu sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Pasien mengaku makan seperti biasanya. Keluhan juga disertai dengan
kesemutan pada tangan dan kaki yang terasa hilang timbul.
10 tahun yang lalu pasien didiagnosis menderita penyakit kencing
manis oleh dokter. Saat itu keluhan pasien ialah luka pada punggung kaki
kanan yang tidak sembuh-sembuh. Pasien juga sering merasa haus dan
lapar serta sering buang air kecil terutama malam hari ± 5 kali sehingga
mengganggu tidurnya.
4
Saat itu pasien disarankan untuk mengubah pola makan dan gaya
hidup, serta selalu kontrol setiap bulan. Tetapi pasien tidak kontrol secara
teratur, pasien hanya datang berobat jika ada keluhan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat penyakit kencing manis diakui pada tahun 2003
Pada tahun 2003 pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis.
Saat itu pasien datang berobat ke dokter dengan keluhan luka di
punggung kaki kanan yang tidak sembuh-sembuh. Gula darah saat itu
300 mg/dl menurut pengakuan pasien.
- Riwayat penyakit darah tinggi disangkal
- Riwayat stroke disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat penyakit kencing manis diakui yaitu ibu pasien
- Riwayat penyakit darah tinggi disangkal
- Riwayat stroke disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Saat ini pasien sudah tidak bekerja. Biaya hidup pasien sehari-hari
ditanggung oleh ketiga anak pasien. Setiap bulannya pasien mendapat
uang dari ketiga anaknya dengan total ± Rp. 2.000.000 – Rp.
3.000.000/bulan. Jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan biaya berobat.
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan meminum teh manis sehari 4 gelas denga gula
2 sendok makan Tetapi pada saat ini pasien sudah tidak memiliki
kebiasaan minum teh manis setiap malam. Kebiasaan tersebut berhenti
setelah pasien didiagnosis memiliki penyakit kencing manis. Pasien
memiliki kebiasaan berjalan kaki di sekitar lingkungan rumah dua kali
5
dalam seminggu selama ± 30 menit ditemani oleh suaminya. Pasien juga
memiliki kebiasaan berpuasa setiap hari Senin dan Kamis.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
2. Vital Sign
- Tekanan darah : 130/90 mmHg
- Respirasi : 20 x/menit
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 36,8oC
3. Status Gizi
- Berat badan : 81 kg
- Tinggi badan : 184 cm
- IMT : 23,96 kg/m2 ( Berat Badan lebih dengan risiko)
o Index Massa Tubuh (IMT)
IMT = BB (kg)/TB2(m)
= 81/1,842
= 81/3,38
= 23,96 kg/m2 Berat Badan lebih dengan risiko
4. Status Generalis
a. Kepala
- Bentuk : normocephal
- Rambut : hitam beruban, tidak mudah dicabut
- Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
: pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
- Telinga : bentuk normal, tidak terdapat serumen
- Hidung : septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
- Tenggorokan : tidak hiperemis
- Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor
6
b. Leher
- Trakea di tengah
- Pembesaran kelenjar getah bening (-)
c. Thorak
- Inspeksi : bentuk dada simetris
: pergerakan dinding dada simetris
: iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri
: iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula
kiri
- Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal
- Auskultasi : vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-),
ronki (-)
: bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)
gallop (-)
d. Abdomen
- Inspeksi : perut datar, lembut, simetris
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak
teraba
- Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting
dullness (-)
e. Genitalia : tidak diperiksa
f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)
C. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 1 April 2013
- Gula darah Prospandial : 314 mg/dl
- GD2PP : 400 mg/dl
Saran: Pemeriksaan HbA1C, Profil lipid, Fungsi ginjal, Albuminuria,
EKG, Rontgen, Pemeriksaan Mata, Konseling gizi, dan
7
perawatan kaki.
Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1. Karakterisktik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. B
Usia : 70 Tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. T
Usia : 60 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No. Nama
Kedudukan
dalam
keluarga
Gender Umur
(tahun)
Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Tambahan
1. Tn. B Kepala
Keluarga
Laki-laki 70 SMA Tidak
bekerja
2. Ny. T Istri Perempuan 60 SMP Ibu rumah
tangga
Pasien
3. Ny.
AM
Anak I Perempuan 40 Diploma 3 Karyawati
8
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status Kepemilikan Rumah : milik sendiri
Daerah Perumahan : Padat
Karakteristik Rumah dan
Lingkungan
Kesimpulan
Luas rumah : 5 x 15 m2 Rumah milik sendiri yang berada pada
lingkungan padat. Rumah tersebut
cukup nyaman untuk ditempati oleh
tiga orang anggota keluarga.
Jumlah penghuni dalam satu
rumah : 3 orang
Luas halaman rumah : tidak memiliki
halaman
Rumah Bertingkat dua
Lantai rumah dari : keramik
Dinding rumah dari : tembok
Jamban keluarga : ada
Tempat bermain : tidak ada
Penerangan listrik : 200 watt
Ketersediaan air bersih : ada (PAM)
Tidak pembuangan sampah : ada
b. Kepemilikan barang-barang berharga
Keluarga Ny. T memiliki satu buah motor. Keluarga ini memiliki barang-
barang elektronik antara lain satu buah televisi dan satu buah dvd yang
terletak di ruang keluarga, satu buah laptop, dua buah handphone dan
empat buah kipas angin di setiap kamar tidur. Peralatan rumah tangga
yang dimiliki keluarga ini antara lain magic jar, kompor gas, dan kulkas.
9
c. Denah rumah
10
Lantai 1
Lantai 2
Kamar pasien
GarasiKamar mandi
Kamar 1Kamar 2Kamar 3
U
Kamar mandi
Dapur dan ruang makan
Ruang keluarga
Tempat tidur
Lemari
Meja
Kamar pasienKeterangan
: Pintu
: Jendela
: tangga
Ruang keluarga
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat Berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit
b. Balita : -
c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : -
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehaatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Kendaraan
pribadi
Pasien pergi berobat ke puskesmas
menggunakan kendaraan pribadi yaitu
motor. Tarif berobat di Puskesmas
menurut pasien murah yaitu sebesar Rp.
2000 dan kualitas pelayanannya pun
memuaskan.
Tarif pelayanan
kesehatan
Murah
Kualitas pelayanan
kesehatan
Memuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan
Keluarga Ny. T memiliki kebiasaan meminum teh manis sehari 4
gelas dengan gula 2 sendok makan. Dan pasien memiliki kebiasaan
membeli jajan minuman es cendol hampir setiap hari karena selalu lewat
di depan rumah. Pasien mempunyai pola makan sebanyak dua sampai tiga
kali sehari dengan menu makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri
oleh pasien. Terkadang mereka juga membeli makanan yang ada disekitar
rumah.
Pasien dan keluarga selalu makan bersama di ruang makan
sedangkan anak pasien yaitu Ny. AM hanya ikut makan bersama pada
pagi dan kadang-kadang malam hari karena pada siang harinya ia bekerja
dan kadang-kadang baru pulang pada malam hari. Pada hari Senin dan
Kamis, pasien selalu berpuasa.
11
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Menu makanan keluarga Ny. T yang selalu ada saat mereka
makan setiap harinya ialah nasi, lauk dan sayur. Disertai menu makanan
lainnya seperti tahu, tempe, ikan, telur, ayam atau daging. Pola makan
pasien tiga hari terakhir ialah :
- Tanggal 5 April 2013
Pagi : susu
Siang : nasi, ayam, sayur
Malam : nasi, tempe, sayur
- Tanggal 6 April 2013
Pagi : susu
Siang : nasi, daging, sayur
Malam : nasi, telur, sayur
- Tanggal 7 April 2013
Puasa
Sahur : nasi, ayam, sayur dan susu
Buka puasa : nasi, daging, sayur, buah
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga
- Suami pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit
pasien dengan cara :
o Menemani pasien berolah raga yaitu berjalan kaki setiap
dua kali dalam seminggu saat pagi hari
o Menjaga pola makan pasien
- Anak-anak pasien selalu memberikan uang setiap bulannya yang
dapat digunakan untuk biaya pengobatan pasien.
b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga
- Pasien hanya mau kontrol jika ia merasa ada keluhan dan hanya
mau minum obat jika gula darahnya tinggi. Pasien memiliki
pemikiran bahwa orang yang selalu minum obat sama seperti para
12
pecandu obat-obatan terlarang sehingga ia tidak mau jika harus
selalu minum obat. Tidak ada anggota keluarga yang menjelaskan
kepada pasien bahwa hal tersebut tidak benar karena kurangnya
pengetahuan keluarga terhadap penyakit pasien.
- Anak-anak pasien kurang memberikan perhatian terhadap penyakit
pasien karena sibuk dengan urusan pekerjaan dan keluarga
masing-masing.
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari
ayah (Tn. B), ibu (Ny. T), dan anak pertama (Ny. AM) yang tinggal dalam
satu rumah.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Ny. T
berada pada tahapan siklus keluarga yang ke tujuh, yaitu keluarga orang tua
usia pertengahan (middle-anged family). Dimulai ketika anak terakhir keluar
dan berakhir sampai pensiun.
3. Family Map
Tn. X (85) Ny.Y (80 thn)
Tn. B (70 thn) Ny. T (60 thn)
Tn. D Ny. AM Tn. AL Ny. H Tn. N Ny.G
(41 thn) (40 thn) (39 thn) (35 thn) (30 thn) (25 thn)
13
Keterangan Gambar :
: laki-laki : meninggal
: perempuan : pernikahan
: meninggal karena faktor usia : keturunan
: meninggal karena penyakit DM : tinggal serumah
: pasien
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
Pasien adalah istri yang berusia lansia dan sudah tidak bekerja. Suami
pasien selalu memberikan dukungan akan penyakit pasien sedangkan anak
pasien sibuk dengan urusannya masing-masing.
- Masalah dalam fungsi biologis
Di keluarga pasien terdapat riwayat yang memiliki penyakit kencing manis
yaitu ibu pasien.
- Masalah dalam fungsi psikologi
Pasien dan suami adalah sepasang suami istri yang sudah lansia. Pasien
menderita penyakit kencing manis sedangkan suami pasien menderita
penyakit darah tinggi. Pasangan suami istri ini saling mendukung satu
sama lain tetapi dukungan dari anak-anak mereka kurang karena jarang
berkomunikasi.
- Masalah dalam fungsi ekonomi
Pasien sudah tidak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
biaya berobat didapatkan dari uang yang dikirim anak-anaknya setiap
bulan. Ekonomi pasien terpenuhi dengan baik.
- Masalah lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan yang padat
- Masalah perilaku kesehatan
Pasien mengubah pola makan dan gaya hidupnya setelah didiagnosis
menderita penyakit kencing manis tetapi pasien tidak kontrol secara teratur
dikarenakan kurangnya pengetahuan akan penyakitnya dan persepsi yang
salah mengenai keteraturan minum obat dimana pasien beranggapan
bahwa orang yang selalu minum obat sama dengan pecandu obat-obatan
terlarang sedangkan pasien bukan orang seperti itu.
14
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri tetapi hanya
jika merasakan keluhan. Seharusnya pasien rutin datang untuk kontrol.
- Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dari penyakitnya.
- Kekhawatiran :
Pasien tidak memiliki kekhawatiran akan akibat dari penyakitnya karena
hal tersebut sudah menjadi takdir dari Allah SWT.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan sebagai berikut :
- Diagnosis kerja : diabetes melitus tipe 2
- Diagnosis banding : -
3. Aspek Risiko Internal
- Genetik :
Terdapat riwayat penyakit diabetes melitus pada keluarga pasien yaitu ibu
pasien.
- Pola makan :
Pola makan pasien tidak memenuhi pola gizi seimbang karena porsinya
besar
- Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan meminum air teh sebanyak 4 kali dalm sehari
dengan gula 2 sendok makan setiap haridan memiliki kebiasaan jajan es
cendol di pedagang keliling di depan rumahnya.
- Spiritual :
15
Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah
SWT dan menerimanya dengan lapang dada apapun akibat yang akan
terjadi akibat penyakitnya. Tetapi pasien tidak berusaha untuk menjaga
kesehatannya melalui minum obat secara teratur karena ia merasa orang
yang selalu minum obat adalah sama dengan pecandu obat-obatan
terlarang sedangkan ia tidak seperti itu.
4. Aspek Psikososial Keluarga
Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah
adanya dukungan dari suami pasien dengan menjaga pola makan pasien dan
menemani pasien berolah raga. Pasien juga memiliki biaya pengobatan yang
cukup yang didapatkan dari pemberian ketiga anaknya setiap bulannya.
Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah
kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap penyakit pasien. Hal ini
dikarenakan kurangnya komunikasi antara pasien dan anak-anaknya yang
sibuk dengan urusan masing-masing.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.
E. Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek
Personal
- Menjelaskan kepada pasien
mengenai penyakit dan
komplikasi dari penyakitnya
tersebut.
- Meningkatkan kesadaran
pasien untuk kontrol ke
dokter secara teratur.
- Menjelaskan kepada pasien
bahwa penyakitnya tersebut
dapat terkontrol apabila rutin
berobat.
Pasien
dan
keluarga
pasien
Pada saat
di
Puskesmas
dan
kunjungan
rumah
Pasien memahami
mengenai penyakitnya
dan mau kontrol secara
ke dokter secara teratur
16
Aspek
Klinik
- Menjelaskan kepada pasien
mengenai diet untuk diabetes
melitus
- Memberitahu pasien untuk
tetap melanjutkan olah raga
yang telah rutin dilakukan
pasien.
- Menyarankan kepada pasien
untuk memeriksa GDP,
GD2PP, HbA1C, kolesterol
da n Periksa mata
- Memberikan obat diabetes
melitus yaitu metformin 1x
500 mg setelah makan
- Membantu menghitung kalori
Kebutuhan Kalori
Basal (KB) = 1.125
kkal
Aktifitas Fisik Sedang
= 225 kkal
Koreksi Usia (KU) =
56,25
Koreksi Gizi lebih =
225 kkal
Kebutuhan kalori
total = 1.068,75 kkal/
hari
- Mengingatkan pasien
tentang pola makan dengan
porsi kecil tetapi dengan
frekuensi sering
- Membantu pasien membuat
menu makanan
Menu makan Pagi : Kentang 1 porsiSusu rendah lemak 1 gelas Jeruk 1 buah
Menu makan Selingan pagi : Biskuit rendah lemak/ tinggi serat 2-3 pcs Melon 1 potong
Menu makan Siang : nasi putih / merah 1 mangkukdaging ayam 1 potongTahu 1 potong
Pasien Pada saat
di
Puskesmas
Pasien mengalami
perbaikan dalam status
kesehatannya dan
kualitas hidup pasien
meningkat.
17
Bayam 1 porsi Melon 1 potong
Menu makan Selingan Siang : Pepaya 1 potong
Menu makan Malam : Ikan 1 potongSup ayam isi sayuran dan potongan kentang 1 mangkukPepaya 1 potong
Aspek
Risiko
Internal
- Menjelaskan kepada pasien
bahwa apapun yang terjadi
memang sudah menjadi
takdir Allah SWT tetapi
sebagai manusia tetap harus
berusaha dalam hal ini
berusaha menjaga kesehatan
dengan rajin kontrol dan
minum obat secara teratur.
- Memberi pengertian kepada
pasien bahwa dengan minum
obat setiap hari berbeda
dengan para pecandu obat
terlarang.
- Memberitahukan kepada
pasien agar tidak meminum
teh dengan gula banyak dan
menghentikan kebiasaan
membeli dan meminum es
cendol .
Pasien Pada saat
kunjugan
rumah
Pasien mau untuk
kontrol dan minum obat
secara teratur
Aspek
Psikososial
keluarga
- Menjelaskan kepada anak-
anak pasien mengenai
penyakit pasien
- Menganjurkan anak-anak
pasien agar lebih
memberikan dukungan dan
perhatian kepada pasien
Anak
pasien
Pada saat
kunjungan
rumah
Anak pasien lebih
memperhatikan dan
memberikan dukungan
kepada pasien
Aspek
Fungsional
- Menyarankan pasien untuk
tetap melakukan olah raga
30 menit sehari dan
aktivitas sehari-hari seperti
biasa sesuai kemampuannya.
Pasien Pada saat
di
Puskesmas
dan
kunjungan
rumah
Pasien dapat
meningkatkan kualitas
hidupnya
18
Analisa Kasus
1. Aspek Personal
Keluhan – keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda
bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien
merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Hal ini
bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku
sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour),
dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit).
(Notoatmodjo, 2007).
Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien
mengatakan ini semua takdir yang diberikan Allah SWT. Pada analisis
aspek personal dapat dilihat bahwa pasien seseorang yang memliki
harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka rencana
penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan
komplikasi, meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke dokter
secara teratur dan menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak
dapat sembuh. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya
dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam
status kesehatannya dan kualitas hidup pasien meningkat.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang didapatkan secara anamnesa pasien merasakan badan terasa
lemas dan pasien sering mengalami kesemutan pada tangan dan kaki. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan status gizi berat badan 81 kg, tinggi badan
184 cm, IMT 23,92 kg/m (gizi lebih dengan risiko).
Membantu menghitung kebutuhan kalori pasien.
o Kebutuhan Kalori
Kebutuhan Kalori Wanita = 25 kkal/kg
Berat Badan Ideal Pasien = 90% x (TB dalam cm - 100) x1 kg
19
= 0,9 x (TB-100)
= 0,9 x (184-100)
= 75,6 kg
Kebutuhan Kalori Basal (KB)= Kebutuhan kalori/kg x BB ideal
= 25 kkal x 75,6 kg
= 1.890 kkal
Aktifitas Fisik Sedang (AF) = 30% x KB
= 30% x 1.890 kkal
= 567 kkal
Koreksi Usia (KU) = 10% x KB
= 10% x 1.890
= 189
Koreksi BB lebih dgn risiko = 20% x KB
= 20% x 1.890
= 378 kkal
Kebutuhan Kalori Total = KB +AF – KU - KO
= 1.890 + 567 – 189 - 378
= 1.890 kkal/hari
Pada pemeriksaan penunjang tanggal 1 April 2013 GDS 231 mg/dl.
Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai diet
untuk diabetes mellitus dan menyarankan kepada pasien untuk memeriksa
GDP, GD2PP dan kolesterol.
Membantu membuat menu makanan:
Menu makan Pagi : Kentang 1 porsi
Susu rendah lemak 1 gelas
Jeruk 1 buah
Menu makan Selingan Pagi : Biskuit rendah lemak/ tinggi serat 2-3 pcs
Melon 1 potong
Menu makan Siang : Nasi putih / merah 1 mangkuk
Daging ayam 1 potong
Tahu 1 potong
20
Bayam 1 porsi
Melon 1 potong
Menu makan Selingan Siang : Pepaya 1 potong
Menu makan Malam : ikan 1 potong
Sup ayam isi sayuran dan potongan kentang
1 mangkuk
Pepaya 1 potong
3. Aspek Risiko Internal
Aspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan,
genetik dan faktor kebiasaan . Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan
pola makan sehat dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga
kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Dengan
hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur.
4. Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya komunikasi anatara pasien dan anak-anaknya
menyebabkan Kurangnya perhatian dari anak-anak pasien terhadap
penyakit pasien . maka rencana pelaksanaan menjelaskan kepada anak-
anak pasien agar lebih memberikan dukungan dan perhatian dan
menjelaskan kepada anak-anak pasien mengenai penyakit pasien. Dengan
hasil yang diharapkan anak pasien lebih memperhatikan dan memberikan
dukungan kepada pasien.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien
mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah.
Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tetap melakukan
olahraga dan ativitas sehari-hari seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan
hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
F. Prognosis
1. Ad vitam : ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad malam
21
3. Ad fungsionam : dubia ad malam
22