10
1 KERANGKA ACUAN KERJA KASUS STUDI SISTEM TRANSPORTASI LEBARAN 1. PENGANTAR Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk di perkotaan baik karena kelahiran ataupun urbanisasi membutuhkan sarana dan prasarana trasportasi yang terus meningkat, sementara luas lahan tidak bertambah menyebabkan penurunan kualitas kehidupan dan performa suatu daerah perkotaan. Sistem transportasi dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut baik dengan regulasi maupun, konstruksi maupun managemen lalu lintas. Suatu penerapan sistem transportasi di perkotaan membutuhkan tindakan dari perencanaan sampai dengan implementasi dan evaluasi. Proses ini dapat diawali dengan menetapkan tujuan (objectives) untuk berbagai tingkatan mulai dari visi, misi dan target dilanjutka dengan identifikasi masalah dan penentuan strategi. TUJUAN DAN SASARAN Kasus studi ini bertujuan memberikan latihan dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang sistem transportasi didaerah perkotaan Sasaran kegiatan adalah agar mahasiswa dapat memiliki kapasitas kemampuan sebagai berikut: 1. Mampu menetapkan visi, misi dan target suatu daerah perkotaan dalam implementasi sistem transportasi 2. Mampu menggali, mengidentifikasikan permasalahan pada penerapan sistem trasportasi di perkotaan. 3. Mampu melakukan analisis potensi dan kendala dalam rangka penerapan sistem transportasi di perkotaan. 4. Mampu merumuskan konsep strategi, skenario, struktur dan pola dalam rangka penerapan sistem transportasi di perkotaan.

Studi Kasus Sistrans

  • Upload
    ma-mun

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Transportasi

Citation preview

Page 1: Studi Kasus Sistrans

1

KERANGKA ACUAN KERJA KASUS STUDI

SISTEM TRANSPORTASI LEBARAN

1. PENGANTAR

Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk di perkotaan baik karena kelahiran ataupun urbanisasi membutuhkan sarana dan prasarana trasportasi yang terus meningkat, sementara luas lahan tidak bertambah menyebabkan penurunan kualitas kehidupan dan performa suatu daerah perkotaan. Sistem transportasi dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut baik dengan regulasi maupun, konstruksi maupun managemen lalu lintas.

Suatu penerapan sistem transportasi di perkotaan membutuhkan tindakan dari perencanaan sampai dengan implementasi dan evaluasi. Proses ini dapat diawali dengan menetapkan tujuan (objectives) untuk berbagai tingkatan mulai dari visi, misi dan target dilanjutka dengan identifikasi masalah dan penentuan strategi.

TUJUAN DAN SASARAN

Kasus studi ini bertujuan memberikan latihan dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang sistem transportasi didaerah perkotaan

Sasaran kegiatan adalah agar mahasiswa dapat memiliki kapasitas kemampuan sebagai berikut:

1. Mampu menetapkan visi, misi dan target suatu daerah perkotaan dalam implementasi sistem transportasi

2. Mampu menggali, mengidentifikasikan permasalahan pada penerapan sistem trasportasi di perkotaan.

3. Mampu melakukan analisis potensi dan kendala dalam rangka penerapan sistem transportasi di perkotaan.

4. Mampu merumuskan konsep strategi, skenario, struktur dan pola dalam rangka penerapan sistem transportasi di perkotaan.

Page 2: Studi Kasus Sistrans

2

3. PENDEKATAN

Proses analisa dilakukan dalam kelompok dalam bentuk diskusi dan pengolahan data yang ada. Penentuan kebijakan dan kepentingan publik dapat dilakukan secara simulasi dari seluruh mahasiswa yang memerankan stakeholders penerapan sistem transportasi di perkotaan.

Kelompok tugas terdiri dari 4 orang peserta. Didalam kelompok agar dapat dipilih koordinator kelompok.

4. WILAYAH KASUS STUDI

Wilayah studi adalah Kota Surakarta atau kota-kota lain sesuai dengan pilihan group. Hal ini dengan mempertimbangkan juga wilayah kajian eksternal dalam konteks yang lebih luas. Seluruh data dan informasi didapat dari kota yang dijadikan obyek studi kasus.

5. HASIL

Sebagai hasil kegiatan tugas kasus studi ini adalah sebagai berikut:

1. Rumusan visi, misi dan target dari suatu perkotaan.

2. Rumusan permasalahan studi kasus, yang dilengkapi dengan hasil analisis justifikasi terhadap permasalahan

3. Identifikasi potensi dan kendala penerapan sistem transportasi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Lengkapi dengan proses analisis penentuan potensi dan kendala penerapan sistem transportasi, serta skenario keterkaitan sistem pelaksanaan penerapan sistem transportasi yang berkaitan dengan efisiensi ekonomi, perlindungan terhadap lingkungan, keselamatan, aksesibilitas dan keuangan.

4. Rumusan konsep strategi, skenario, rencana penerapan sistem transportasi dengan membandingkan antara DO NOTHING dan penerapan sistem tranportasi yang tepat. Strategi dapat diterapkan pada supply side dan demand side.

5. PROSES PEMECAHAN MASALAH

Proses kegiatan pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mengikuti acuan pada tabel dan penjelasan di bawah ini, dengan tetap memberikan kemungkinan peserta dapat memilih metoda yang lain, atau memperkaya metoda sesuai dengan kebutuhan.

Page 3: Studi Kasus Sistrans

3

Tabel Proses Pemecahan Masalah No. Kegiatan Alternatif alat/ teknik/

metoda

1. Mengidentifikasikan Masalah

Menginventarisasi masalah yang dihadapi.

Menetapkan masalah utama, penyebab dan dampak

Pohon Masalah

2. Menetapkan Tujuan

Mengkaji tujuan berdasarkan hasil kajian pohon masalah

Pohon Masalah (Problem Tree)

SMART Objective

3. Kajian Potensi dan Kendala

Mengkaji potensi dan besarnya

Mengkaji kendala dan besarnya

Analisis Medan-Gaya (Force-Field Analysis)

4. Kajian Alternatif Strategi Kegiatan

Inventarisasi alternatif tindakan penanganan masalah.

Brainstorming

5. Kajian Prioritasi Strategi Kegiatan

Penilaian atas kepentingan alternatif rencana tindak.

Kriteria potensi dan efektivitas

Kriteria dampak

6. Penentuan Penanggung Jawab dan Lamanya Pelaksanaan

Penentuan penanggung jawab pelaksanaan

Penentuan lamanya pelaksanaan

Brainstorming

7. Penyusunan Waktu Pelaksanaan

Penentuan penanggung waktu pelaksanaan rencana tindak

Brainstorming

5.1. ANALISIS PENENTUAN MASALAH

Pada dasarnya, proses ini adalah menggali dan mengidentifikasikan permasalahan yang berkembang pada bidang yang menjadi objek penelitian. Selanjutnya, setelah berhasil diidentifikasikan, masalah tersebut distrukturkan sedemikian rupa. Struktur masalah yang dihasilkan akan menjadi masukan untuk menentukan program penyelesaian masalah.

Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan Metoda Pohon Masalah.

5.1. Penggalian dan Identifikasi Masalah

Catat hasil permasalahan yang diperoleh dari lapangan. Amati dengan teliti permasalahan yang berkaitan dengan rencana penerapan sistem transportasi.

Page 4: Studi Kasus Sistrans

4

5.2. Kompilasi Masalah

Tuliskan setiap masalah yang diperoleh pada selembar kertas ukuran 5 x 10 cm. Satu lembar kertas HANYA berisi satu masalah.

Ungkapkan masalah dengan bahasa kalimat yang mengandung informasi kesalahan dengan benar.

5.3. Pengelompokkan Masalah

Kelompokan masalah dengan menempelkan kertas-kertas yang bertuliskan masalah, pada selembar kertas, atau di papan tulis.

Kelompokkan kertas-kertas masalah berdasarkan pada 1) Kelompok Masalah Penyebab dan 2) Kelompok Masalah Akibat (dampak).

Letakkan Kelompok Masalah Penyebab pada bagian bawah dan Kelompok Masalah Akibat pada bagian bawah.

Pada masing-masing kelompok, kelompokkan lagi masalah-masalah berdasarkan tema, topik, atau sektor yang sama.

Gambar 3.

Diagram Pengelompokkan Masalah

5.4. Penentuan Masalah Utama

Hubungkan masing-masing kertas yang mengandung masalah dengan garis-garis penghubung.

Dampak 1Dampak 1 Dampak 2Dampak 2 Dampak 3Dampak 3

Dampak 1-1Dampak 1-1 Dampak 2-1Dampak 2-1

Penyebab 1Penyebab 1 Penyebab 2Penyebab 2 Penyebab 3Penyebab 3

Penyebab 3-1Penyebab 3-1Penyebab 1-1Penyebab 1-1

Masalah Utama

Page 5: Studi Kasus Sistrans

5

Pada bagian tengah, yang terletak antara Kelompok Masalah Penyebab (di bawah) dan Kelompok Masalah Akibat (di atas), tentukan Masalah Utama, dengan membuat sebuah kalimat masalah yang dapat menghubungkan antara Kalimat Masalah Penyebab dengan Kelompok Masalah Akibat.

Gambar 4. Contoh Diagram Pohon Masalah

6. ANALISIS REKOMENDASI PENYELESAIAN

Pada dasarnya, proses ini adalah mengkaji rekomendasi penyelesaian berdasarkan permasalahan yang berkembang pada obyek penelitian. Selanjutnya, setelah berhasil diidentifikasikan, masalah tersebut distrukturkan sedemikian rupa. Struktur masalah yang dihasilkan akan menjadi masukan untuk menentukan program penyelesaian masalah.

Pelabuhan Tak Dapat Bersaing Optimal

Penurunan Kualitas Pelayanan Umum Kota

Pengembangan Pelabuhan Tidak Optimal

Mengganggu Pengembangan Kawasan

Penurunan Kualitas Pengelolaan Kota

KETIDAKTEPATAN BENTUK PENGELOLAAN KAWASAN

PERKOTAAN JUWANA

Kurangnya Kualitas dan Kuantitas Aparat

Kurangnya Kemampuan

Manajemen Aparat

Kurangnya Kemampuan Pelayanan Organisasi

Perencanaan Tidak Dapat Dilaksanakan

Optimal

Aparat Pelaksana Aparat

Kecamatan

Kurangnya Aparat Pemda Kab. Pati

Kecamatan Tidak Mampu Melayani

Perencanaan Bersifat

Komprehensif dan Ideal

Penyediaan Sarana dan Prasarana Tidak Optimal

Penurunan Kualitas Pelayanan Pelabuhan

Struktur Organisasi Tidak

Optimal

Kurangnya Kemampuan

Kurangnya Prasarana dan

Sarana Perkotaan

Kurangnya Pembiayaan

Bentuk Pengelolaan Tidak Cukup

Inovatif Di Dalam Penyediaan Sarana

Prasarana

Page 6: Studi Kasus Sistrans

6

6.1. Menentukan Tujuan

Menetapkan tujuan dengan cara menetapkan mempertimbangkan hasil penetapan nilai yang dituju diatas.

Menyusun tujuan dengan kriteria SMART

Kriteria SMART dapat dikembangkan dari kepanjangannya:

Specific: tujuan harus mampu dijabarkan kedalam lokasi yang tertentu, termasuk kemungkinan mencantumkan batasan wilayah kegiatan.

Measurable: tujuan harus mampu dijabarkan kedalam ukuran kuantitas tertentu: luasan wilayah, lamanya kegiatan, jumlah atau ukuran lainnya mengenai fisik atau bentuk hasil lainnya.

Attainable: tujuan harus dapat meyakinkan orang yang mengetahuinya sebagai hal yang dapat dicapai/ dilaksanakan.

Realistic: tujuan harus berkaitan dengan kondisi yang terdapat di lapangan/ kenayataan.

Time Frame: tujuan harus dijabarkan dalam batasan waktu tertentu, menyesuaikan dengan kemampuan yang ada.

Contoh Tujuan Sesuai Kriteria Smart

Pada tahun 2010, pelayanan prasarana umum di Kota Ungaran, yang terdiri dari persampahan, air bersih, dan drainase akan menjangkau seluruh wilayah kota (operasional).

Pada tahun 2010, biaya pelayanan prasarana umum di Kota Ungaran, yang terdiri dari persampahan, air bersih dan drainase akan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (konsumen).

Pada tahun 2010, kualitas pelayanan prasarana umum di Kota Ungaran, yang terdiri dari persampahan, air bersih dan drainase menjadi yang terbaik di Propinsi Jawa Tengah (kepemimpinan produk).

6.2. Kajian Potensi Dan Kendala

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menggali berbagai potensi dan kendala yang mungkin dihadapi di dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

KEGIATAN

1. Melakukan penggalian melalui brainstorming terhadap potensi dan kendala yang dihadapi untuk mencapai tujuan.

Page 7: Studi Kasus Sistrans

7

2. Mengkaji besaran/ tingkat kekuatan masing-masing potensi dan kendala yang ada berdasarkan persepsi individu dan kelompok.

3. Menyusun hasil pengkajian besaran/ tingkat kekuatan potensi dan kendala ke dalam bentuk Diagram Force-Field Analysis (Diagram Analisis Medan-Gaya).

Force-Field Analysis (Analisis Medan-Gaya)

FFA adalah analisis yang bertujuan untuk mengkaji besaran/ tingkat kekuatan masing-masing potensi dan kendala yang mungkin dihadapi di dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Format Diagram FFA adalah: Gaya-gaya Pendorong

Driving Forces

Gaya-gaya Penghambat Restraining Forces

Potensi A

Kendala A

Potensi B

Masalah B

Potensi C

Kendala C

Potensi D

Problem D

Contoh Diagram Force-Field Analysis

Gaya-gaya Pendorong Driving Forces

Gaya-gaya Penghambat Restraining Forces

Pelabuhan Juwana berskala regional

Kurangnya prasarana dan sarana Pelabuhan

Jumlah dan pertumbuhan penduduk relatif besar

Kualitas SDM dalam pengembangan industri

Berkembangnya aneka industri dan pemanfaatan lahan pesisir

Strutur kelembagaan pemerintah tidak mendukung

Terdapat kawasan rawan banjir

Kurangnya sarana dan prasarana kota

Kawasan belum terbangun cukup luas Terdapat kawasan rawan banjir

Page 8: Studi Kasus Sistrans

8

PAD tergolong tinggi

Kurangnya biaya untuk pembangunan

Adanya RUTRK

Kualitas aparatur pemerintah tidak memadai

6.3. Penggalian Strategi Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menggali berbagai strategi kegiatan yang mungkin dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk penangan masalah.

1. Menggali melalui brainstorming terhadap berbagai strategi kegiatan untuk mencapai tujuan.

2. Mengkaji setiap dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan yang terdapat didalam Pohon Masalah, yang membutuhkan penyelesaian melalui strategi kegiatan.

3. Tulislah setiap strategi kegiatan tersebut kedalam bentuk tabel berikut ini:

Stategi No. 1 : Peningkatan Kapasitas Pelayanan Air Bersih

Tujuan Strategi Kegiatan : Meningkatkan kapasitas pelayanan air bersih 2 kali lipat dari kapasitas yang ada pada saat ini.

Alasan Dibutuhkannya Strategi Kegiatan

Detail Kegiatan Yang Akan Dilaksanakan

Kapasitas yang ada pada saat ini hanya mengjangkau setengah wilayah kota.

Peningkatan kapasitas instalasi distribusi kepada konsumen.

Mesin peralatan pengolahan air bersih sudah tua dan terbatas.

Mengganti dan menambahkan peralatan pengolahan air bersih.

dst. dst.

6.4. Prioritasi Strategi Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menetapkan tingkat prioritas dari masing-masing strategi kegiatan.

1. Mengkaji kembali berbagai strategi kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

2. Mengkaji tingkat prioritas masing-masing strategi kegiatan dengan menggunakan kriteria ketepatan dan efektivitas pelaksanaan.

Analisis ketepatan dan efektivitas adalah analisis yang bertujuan untuk menetapkan tingkat prioritas masing-masing strategi kegiatan yang potensial untuk mencapai tujuan, melalui

Page 9: Studi Kasus Sistrans

9

kegiatan penilaian angka (scoring) dari setiap peserta dan kelompok.

Analisis ketepatan adalah penilaian ketepatan masing-masing strategi kegiatan terhadap permasalahan yang dihadapi.

Analisis efektivitas adalah penilaian tingkat manfaat masing-masing strategi kegiatan.

Kriteria penilaian BOLEH dirubah atau ditambah, disesuaikan dengan alasan kepentingan masalah yang dihadapi.

1. Format Penilaian Ketepatan Strategi Pengembangan Ruang

KRITERIA

Penilaian

STRATEGI No. 1 …………………..

STRATEGI No. 2 ……………………

STRATEGI No. 3 …………………..

Fokus

Kecukupan

Kemungkinan Pelaksanaan

Ketersediaan Sumber

Komitmen Pihak Terkait

Integrasi

Jumlah 22 20 18

Petunjuk Penilaian

Nilai Angka Penjelasan

FOKUS

4 Strategi langsung terfokus pada tujuan.

2 Strategi dapat mendukung pencapaian tujuan.

0 Stretagi tidak berkaitan dengan tujuan.

KECUKUPAN

4 Strategi mencukupi untuk mencapai tujuan

2 Strategi sedikit mencukupi upaya pencapaian tujuan

0 Strategi tidak akan

KEMUNGKINAN

PELAKSANAAN

4 Strategi sangat mungkin untuk dapat dilaksanakan.

2 Strategi masih meragukan untuk dapat dilaksanakan

0 Strategi tidak mungkin dapat dilaksanakan

KETERSEDIAAN

SUMBER DAYA

4 Strategi dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya lokal

2 Strategi membutuhkan sumber daya yang sulit didapat.

0 Strategi tidak didukung oleh keberadaan sumber daya.

KOMITMEN

4 Strategi mendapatkan dukungan dari para pengambil keputusan senior.

2 Strategi agak sulit mendapatkan dukungan.

0 Strategi tidak akan mendapatkan dukungan.

INTEGRASI

4 Strategi berhubungan erat dan berdampak positif terhadap strategi yang lain.

Page 10: Studi Kasus Sistrans

10

Nilai Angka Penjelasan

2 Strategi tidak memberikan dampak pada strategi lainnya.

0 Strategi memberikan dampak negatif terhadap strategi lainnya.

2. Format Penilaian Manfaat Strategi Kegiatan

KRITERIA STRATEGI No. 1 …………………..

STRATEGI No. 2 ……………………

.

STRATEGI No. 3 …………………..

Ekonomi Jangka Pendek

Jangka Panjang

Sosial Jangka Pendek

Jangka Panjang

Politis Jangka Pendek

Jangka Panjang

Lingkungan Jangka Pendek

Jangka Panjang

Budaya Jangka Pendek

Jangka Panjang

Jumlah

Petunjuk Penilaian Nilai Penjelasan

2 Postif

1 Tidak Jelas

0 Negatif

3. Format Penilaian Keseluruhan

Kriteria STRATEGI No. 1 ………………….

STRATEGI No. 2 …………………..

STRATEGI No. 3 ……………………

Penilaian Potensi dan Efektivitas

Penilaian Dampak

Jumlah Total

Petunjuk Penilaian

Nilai Penjelasan

> 40 Strategi sangat direkomendasikan

32 – 40 Strategi dapat direkomendasikan.

< 32 Strategi tidak dapat dilaksanakan.

9. PRESENTASI Hasil penyusunan tugas kasus studi ini dipresentasikan dalam

pertemuan pleno yang akan dibahas oleh kelas, serta narasumber yang diundang.