Upload
erlina-fransiska-sihombing
View
406
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mendirikan bangunan di Indonesia dalam konteks perubahan iklim saat ini,
pertimbangan ketahanan terhadap bencana alam dan kelestarian lingkungan tidak bisa diabaikan.
Indonesia merupakan kawasan geografis yang memiliki keanekaragaman hayati yang harus
dijaga dan dilestarikan. Hal ini menyebabkan pembangunan berbagai macam fasilitas harus
dilandasi dengan kesadaran dalam menjaga lingkungan. Akibat buruk dari ketidakpedulian
terhadap alam dan lingkungan akan sangat terasa bila dibiarkan.
Perubahan iklim yang tengah berlangsung secara global juga menuntut adaptasi dan
antisipasi dari seluruh masyarakat. Tanpa intervensi, peningkatan rerata suhu bumi dapat
mencapai 2,6 derajat celsius pada tahun 2100 dan berdampak buruk bagi kehidupan di bumi.
Mengurangi pemanasan global dengan meminimalisir efek rumah kaca merupakan suatu
keharusan. Salah satu cara yang efektif dalam mengurangi produksi gas yang menghasilkan efek
rumah kaca (greenhouse gas) adalah melalui pembangunan gedung-gedung perumahan dan
perkantoran yang mendukung gaya hidup ramah lingkungan (green lifestyle).
Konstruksi gedung yang ramah lingkungan ini dicirikan dengan pemanfaatan cahaya
matahari secara efektif untuk penerangan, rancangan ruang yang mengatur pendinginan alami,
serta penggunaan material yang mendukung penghematan energi seperti mengurangi kebutuhan
cahaya di siang hari dan pendingin ruangan. Pengurangan konsumsi energi fosil sangat penting
untuk mengurangi greenhouse gas. Rancangan gedung yang ramah lingkungan ini penting untuk
diterapkan oleh masyarakat, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
1.2 Green Building
Sebelum membahas Green Building, perlu diketahui pengertian proyek konstruksi.
Proyek konstruksi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai tahap yang terkait mulai
dari proses desain, pengadaan, konstruksi dan operasi serta perawatan yang membentuk suatu
siklus.
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 1
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
Sangat jelas bahwa setiap pihak yang terlibat dalam setiap tahap diwajibkan memahami
dan mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan. Pihak yang berperan di tahap awal siklus
hidup proyek konstruksi harus memahami seluruh aktivitas dalam setiap tahap berikutnya.
Sedangkan pihak yang berperan di tahap akhir berkewajiban memberikan umpan balik pada
tahap sebelumnya.
Green building tidak memiliki definisi yang baku. Istilah green pada dasarnya hampir
sama dengan istilah sustainable, environmental, dan high performance. Menurut Prof. Jong-jin
Kim dkk dari College of Architecture and Urban Planning University of Michigan, prinsip-
prinsip desain berkelanjutan (sustainable design) dalam konteks rancangan meliputi
▫ (a) Penghematan sumber daya alam (economy resources) ;
▫ (b) Daur hidup (life cycle design); dan
▫ (c) Rancangan yang manusiawi (human design).
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 2
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
Konsep green building hadir dan menjadi suatu kebutuhan di tengah fenomena global
warming dan isu kerusakan lingkungan yang sedang melanda umat manusia. Berdasarkan data
World Green building Council, di seluruh dunia, bangunan menyumbangkan :
▫ 33% emisi CO2,
▫ mengonsumsi 17% air bersih,
▫ 25% produk kayu,
▫ 30-40% penggunaan energi dan
▫ 40-50% penggunaan bahan mentah untuk pembangunan dan pengoperasiannya.
Konsep green building dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kerusakan
lingkungan dan meminimalkan emisi karbon, penyebab utama global warming, dari sektor
konstruksi.
Berangkat dari filosofi sustainable design, green building adalah konsep bangunan yang
memfokuskan pada penghematan lahan, material, energi, air, kualitas udara dan manajemen
pengelolaan limbah.
1.3 Elemen-Elemen Green Building
Elemen elemen green building antara lain :
• Lahan : Pembangunan lahan yang tepat guna, sehingga efektif dalam penggunaan lahan
dan bahan bangunan serta turut mengurangi emisi konstruksi dan kebisingan.
Gambar 1 Lokasi Pembangunan Gedung Vale Hydromet Facility di Newfoundland US
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 3
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
• Material : Material daur ulang diutamakan. Material juga dipilih yang paling memiliki
emisi dan limbah yang kecil. Material bangunan juga diperoleh secara lokal untuk
mengurangi biaya transportasi.
Gambar 2 Material Daur Ulang
• Energi : Perencanaan dalam pengaturan sirkulasi udara yang optimal untuk mengurangi
penggunaan AC dan penggunaan energi alternatif seperti tenaga solar dan tenaga angin.
Gambar 3 Sirkulasi Udara Yang Baik Pada Bangunan Multilantai
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 4
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
Gambar 4 Solar Cell
• Air : Green building mengurangi penggunaan air dengan menggunakan STP (Sewerage
Treatment Plant) untuk mendaur ulang air dari limbah rumah tangga sehingga bisa
digunakan kembali untuk toilet, penyiraman tanaman dan lainnya. Penggunaan teknologi
dalam toilet dan penyiraman juga sangat dianjurkan, seperti automatic flush toilet dan
penyiram tanaman menggunakan timer
Ga
mb
ar 6
Flus Otomatis (dengan menggunakan sensor)
Gambar 5Alat STP Merek Jowa Bio
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 5
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
• Udara : Green building menggunakan material dan produk-produk non-toxic yang akan
meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan mengurangi tingkat asma, alergi dan
sick building syndrome. Penggunaan AC ramah lingkungan juga dianjurkan.
Gambar 6 AC bertenaga surya
• Limbah dan Manajemen Lingkungan : Green building juga meliputi aspek manajemen
lingkungan dan pengolahan limbah secara lokal.
Gambar 7 Contoh Bagan Pengelolaan Limbah yang Ramah Lingkungan
1.4 Ruang Lingkup dan Kegiatan Konsep Bangunan Ramah Lingkungan
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 6
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
Dengan mengadopsi konsep Bangunan Ramah Lingkungan dapat tercapai
efisiensi biaya, peningkatan produktivitas kerja dan tercipta lingkungan kantor yang
bersih, sehat, aman dan nyaman.
Bangunan Ramah Lingkungan memiliki 3 ruang lingkup,yaitu:
- Perlengkapan dan peralatan kantor
- Energi dan Air
- Pengolahan sampah
Beberapa kegiatan Bangunan Ramah Lingkungan yang dapat dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
a. Mengimplementasikan desain gedung green building dengan menggunakan passive solar
energy dalam lingkungan kerja, misalkan dengan mengubah atap gedung menjadi green
roof, dengan memberikan tanaman atau taman di atap gedung dan menggunakanlantai
yang eco-friendly seperti lantai dan bahan serat bamb
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 7
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
b. Melakukan penghematan kertas, seperti; menggunakan kertas pada kedua sisinya dan
menggunakan standard kertas 70 gram.
c. Menggunakan alat elektronik yang hemat listrik dan air.
d. Memasang dan menggunakan toilet dengan aliran kecil
e. Mendukung penggunaan teknologi yang paling tepat dalam melakukan pengelolaan
lingkungan, seperti sumur resapan, alat penakar hujan, Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS).
f. Meningkatkan estetika lingkungan (landscape).
g. Mendukung program ekolabel, pengadaan barang dan jasa berbasis lingkungan
(green procurement) dalam pengadaan perlengkapan dan peralatan kantor
h. Menanam tanaman yang tidak memerlukan penyiraman terlalu sering.
i. Memilah sampah dan mendaur ulang kertas bekas pakai.
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan Kantor Ramah
Lingkungan, antara lain:
- Berkurangnya tagihan air dan listrik
- Berkurangnya total penggunaan listrik (kWh)
- Berkurangnya total penggunaan kertas (kg)
- Berkurangnya total sampah yang dihasilkan (kg)
Untuk pelaksanaan Kantor Ramah Lingkungan dapat mengacu pada dokumen
pengembangan Pelaksanaan Eco Office Kementrian Lingkungan Hidup, yang
dikeluarkan pada bulan Mei 2009.
Konservasi energi dan SDA adalah suatu usaha dan kegiatan mengurangi
penggunaan energi dan SDA atau terpeliharanya keanekaragaman hayati baik yang
dilakukan oleh kegiatan yang memproduksi barang maupun jasa.
Konservasi energi dan SDA dapat mengurangi proses eksplorasi dan eksploitasi
SDA berupa bahan bakar, bahan tambang mineral dan bahan kimia B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun) yang saat ini jumlahnya semakin terbatas. Selain itu konservasi energi dan
SDA juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati yang dapat memberi pengaruh
positif terhadap ekosistem sehingga dapat mencegah bencana alam.
Misalnya dalam penggunaan listrik dan bahan kimia, perusahaan melakukan
perhitungan atau pendataan awal terhadap jumlah pemakaiannya. Kemudian menentukan
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 8
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
upaya tertentu misalnya mengganti alat kerja yang membutuhkan energi, bahan kimia dan
air yang lebih sedikit, sehingga dengan penggantian alat kerja tersebut didapat
pengurangan penggunaan energi, bahan kimia dan atau air.
1.5 Konservasi Energi dan SDA
Beberapa kegiatan Konservasi Energi dan SDA yang dapat dilaksanakan oleh
perusahaan dalam rangka Green Building adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan/upaya penghematan dalam menggunakan energi dan bahan bakar
sehingga dapat mengurangi timbulnya Gas Rumah Kaca.
b. Melakukan kegiatan/upaya penghematan dalam menggunakan air untuk kebutuhan
domestik seperti MCK (Mandi Cuci Kakus), termasuk melakukan penggunaan kembali
(reuse) dan daur ulang (recycle) terhadap limbah cair domestik sehingga terdapat
penurunan jumlah pemakaian air baku.
c. Melakukan kegiatan/upaya pengurangan (efisiensi) bahan baku (SDA) sehingga
terdapat penurunan penggunaan bahan baku.
d. Melakukan kegiatan/upaya mengganti bahan baku yang tidak ramah lingkungan
Menjadi bahan Ramah Lingkungan
e. Melakukan pembuatan sumur resapan dan penampungan air hujan
f. Melakukan pelatihan pembibitan tanaman bersama masyarakat.
1.6 Kriteria Green Building
Secara khusus di dalam Peraturan Mentri LH No. 8 tahun 2010, bangunan dapat
dikategorikan sebagai bangunan ramah lingkungan (green building) apabila memenuhi
kriteria:
(a) menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan;
(b) terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk konservasi sumber daya air
dalam bangunan gedung;
(c) terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana konservasi dan diversifikasi energi;
(d) menggunakan bahan yang bukan bahan perusak ozon dalam bangunan
gedung;
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 9
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
(e) terdapat fasilitas,sarana, dan prasarana pengelolaan air limbah domestik pada
bangunan gedung;
(f) terdapat fasilitas pemilahan sampah;
(g) memperhatikan aspek kesehatan bagi penghuni bangunan; (h) terdapat
fasilitas, sarana, dan prasarana pengelolaan tapak berkelanjutan; dan
(i) terdapat fasilitas, sarana, dan prasarana untuk mengantisipasi bencana.
Berdasarkan Ervianto, dkk (2011b), dalam konsep pembangunan green building,
nilai green di setiap tahap dalam siklus hidup proyek konstruksi harus telah didefinisikan
secara spesifik dan selanjutnya harus diwujudkan. Nilai green yang telah ditetapkan
dalam tahap awal ini kemudian akan dipindahkan kedalam tahap berikutnya.
Proses perpindahan nilai green dari tahap satu ke tahap yang lain ini sebaiknya
mengalir tanpa hambatan, oleh karenanya diperlukan kejelasan nilai green di setiap tahap
agar dapat dipahami oleh eksekutor pada tahap berikutnya. Akumulasi nilai green dari
tahap awal hingga tahap terakhir ini akan membentuk suatu produk yang disebut dengan
green building.
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 10
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
BAB II
STUDI KASUS PARIS VAN JAVA
2.1 Profil Paris Van Java Mall
Letak Bandung, Jawa Barat
Alamat Jalan Sukajadi no 137
- 139
Tanggal Dibuka Juli 2006
Jumlah Toko 200+
Toko Induk Sogo & Carrefour
Total luas pertokoan 4700 m2
Parkir 2000 mobil
Jumlah tingkat 4 lantai
Omzet dari Sewa
Kios
Rp 500.000,- / hari
saat weekdays
Rp 1,5jt-Rp 2jt/ hari
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 11
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
saat weekend
Rp 60-Rp
600jt/Bulan
Kontraktor Pelaksana PT. Bintang Bangun
Mandiri
Nomor Karya 645.2/SI-1644-DTO
Nilai Proyek tahun
2006
Rp 4.000.000.000,-
Situs Paris-van-java.com
Paris Van Java Resort Lifestyle Place (juga dikenal dengan nama Paris
Van Java Mall) adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Bandung, Jawa
Barat. Mal ini bisa dicapai beberapa menit dengan mengemudi dari Tol Pasteur.
Mal yang diresmikan pada bulan Juli 2006 ini, dirancang dengan nuansa open
air yang alami, dan pencahayaan alami pada siang hari membuat mal ini dapat
meminimalisasi penggunaan energi, serta pemandangan burung-burung
merpati hias yang berterbangan bebas.
Faktor lokasi berpengaruh sehingga mal ini dapat menerapkan pengudaraan dan
pencahayaan alami. Saat berada didalam, meskipun tidak menggunakan pengudaraan
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 12
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
buatan, tetapi mal ini tidak panas sama sekali, dan udara yang mengalirpun bukanlah
udara panas. Faktor lain yang menjadi daya tarik adalah konsep bangunan yang kental
dengan desain Eropa.
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 13
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
2.2 Fasilitas dan toko
Paris Van Java Mall (PVJ) adalah mal yang terbagi menjadi first floor, ground
floor, upper ground serta lower grounddengan salah satu departement store terbaik di
Indonesia, Sogo Department Store di lantai teratas. Fasilitas lainnya yang cukup
menjadi daya tarik adalah pasar swalayan Carrefour, toko buku Gramedia, serta
bioskop Blitzmegaplex. Selain itu, di Paris Van Java Mall juga berjejer kafe-kafe yang
menggugah selera, dimulai dari counter sushi di paling kiri hingga restoran King
Duck di paling kanan.Pada tahun 2010, dibangun sebuah wahana permainan baru
yaitu ice skating rink Gardenice yang terletak di lantai satu tempat parkir PVJ.
Gardenice merupakan salah satu tempat permainan bagi masyarakat
kota Bandung.Tutup bagian ini
2.3 Transportasi
Hanya butuh beberapa menit menuju Paris Van Java Mall dengan menempuh
jalur Pasteur. Selain itu, Paris Van Java Mall ini juga cukup berdekatan dengan jalan
layang Pasteur serta Rumah Sakit Hasan Sadikin.Tutup bagian ini.
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 14
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Konsep green building dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi
kerusakan lingkungan dan meminimalkan emisi karbon, penyebab utama global
warming, dari sektor konstruksi.
Berdasarkan Ervianto, dkk (2011b), dalam konsep pembangunan green building,
nilai green di setiap tahap dalam siklus hidup proyek konstruksi harus telah didefinisikan
secara spesifik dan selanjutnya harus diwujudkan. Nilai green yang telah ditetapkan
dalam tahap awal ini kemudian akan dipindahkan kedalam tahap berikutnya.
Mengacu pada pemahaman diatas,bangunan yang dijadikan objek penelitian yaitu
Paris Van Java Mall merupakan salah satu bangunan pusat perbelanjaan kota Bandung
yang cukup ramah lingkungan. PVJ Mall menggunakan konsep energi saver dalam
pencahayaan dan kebutuhan air. Sebagian besar ruangan atau kios,mengandalkan udara
natural.
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 15
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
DAFTAR PUSTAKA
Elib.unikom.ac.id
Bisnis-jsbsr.com/index.php.berita/sewa-gerai-di-mal-pvj-naik-5-tahun-ini
Id.m.wikipedia.org/wiki/Paris_van_java_mall
Abduh,Muhammad, 2012,Assesment Green Building, Bandung
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 16
Studi Kelayakan Bangunan Terhadap Konsep Green Building
MANAJEMEN KONSTRUKSI Page 17