9
2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia Berdasarkan hasil akhir simulasi, dengan menggunakan program WaterCAD V8 XM Edition, bahwa sistem jaringan pipa dapat berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan kondisi tekanan, kecepatan dan headloss yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume tandon yang mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah studi. Kata kunci: air bersih, jaringan pipa, jaringan perpipaan, simulasi program ABSTRACT Based on the result of the simulation, with the used of WaterCAD V8 XM Edition, the pipeline runned perfectly. It was based on the conditions of pressure, velocity and headloss which were in accordance with the requirements of planning and reservoir volume that has the capability to fulfil the demand in the study area. Keywords: clean water, pipelines, piping. simulation program Anggi Wrespati Okyuvan 1 , Runi Asmaranto 2 , Riyanto Haribowo 2 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya anggiokyuvan@gmail.com ABSTRAK Kabupaten Situbondo saat ini memiliki 132 Desa dan 17 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Panji memiliki jumlah penduduk sebesar 69.588 dari desa yang ada. Tingkat pelayanan air minum yang dikelola PDAM dan swakelola masyarakat Himpunan Pemakai Air Minum (HIPAM) dengan kualitas pelayanan yang belum memadai baik kuantitas maupun kontinuitasnya. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air sumber sampai dengan tahun 2029 dan kondisi hidrolis yang ada. Simulasi jaringan pipa dilakukan dengan bantuan program WaterCAD V8 XM Edition. Besarnya kebutuhan air disesuaikan dengan permintaan daerah yang dilayani. Dari hasil perhitungan air bersih dapat diketahui besarnya debit kebutuhan air rata-rata sebesar 23,68 liter/detik untuk daerah pelayanan RD Kalibagor dengan debit sumber sebesar 9 liter/detik menggunakan tandon yang mampu melayani penduduk sebesar 92% dengan kehilangan air 25%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya debit sumber yang tersedia mencukupi kebutuhan air bersih sampai tahun 2029. Perhitungan dilakukan dengan simulasi kondisi tidak permanen dengan kebutuhan air berubah sesuai dengan kebutuhan tiap jamnya. This study aim to determine the availability of water supply until 2029 and the condition of the existing hydraulic. Pipeline simulation carried out with the help of the program WaterCAD V8 XM Edition. The amount of water needs was adjusted to the demand of the area served. Situbondo Regency currently has 132 villages and 17 districts, including the district panji has a population of 69.588 from villages. The level of water supply provided by PDAM and HIPAM with a quality of service that has not been adequate in both quality and continuity. It was given that the total discharge available amounting to 23.68 liters/sec for the service area with the discharge source RD Kalibagor of 9 liters/sec using a reservoir capable of serving a population of 92 % to 25% water loss. It can be concluded that the amount of discharge sources provided sufficient water until the year 2029. The calculation is done by simulating the conditions are not permanent water requirements change according to the needs of every hour. STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN SITUBONDO KABUPATEN SITUBONDO

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

  • Upload
    danganh

  • View
    242

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia

Berdasarkan hasil akhir simulasi, dengan menggunakan program WaterCAD V8 XM Edition, bahwa

sistem jaringan pipa dapat berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan kondisi tekanan, kecepatan dan headloss

yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume tandon yang mampu untuk memenuhi kebutuhan air

bersih di daerah studi.

Kata kunci: air bersih, jaringan pipa, jaringan perpipaan, simulasi program

ABSTRACT

Based on the result of the simulation, with the used of WaterCAD V8 XM Edition, the pipeline runned

perfectly. It was based on the conditions of pressure, velocity and headloss which were in accordance with the

requirements of planning and reservoir volume that has the capability to fulfil the demand in the study area.

Keywords: clean water, pipelines, piping. simulation program

Anggi Wrespati Okyuvan1, Runi Asmaranto2

, Riyanto Haribowo2

1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

[email protected]

ABSTRAK Kabupaten Situbondo saat ini memiliki 132 Desa dan 17 Kecamatan, diantaranya Kecamatan Panji

memiliki jumlah penduduk sebesar 69.588 dari desa yang ada. Tingkat pelayanan air minum yang dikelola

PDAM dan swakelola masyarakat Himpunan Pemakai Air Minum (HIPAM) dengan kualitas pelayanan yang

belum memadai baik kuantitas maupun kontinuitasnya.Kajian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air sumber sampai dengan tahun 2029 dan kondisi

hidrolis yang ada. Simulasi jaringan pipa dilakukan dengan bantuan program WaterCAD V8 XM Edition.

Besarnya kebutuhan air disesuaikan dengan permintaan daerah yang dilayani.

Dari hasil perhitungan air bersih dapat diketahui besarnya debit kebutuhan air rata-rata sebesar 23,68 liter/detik untuk daerah pelayanan RD Kalibagor dengan debit sumber sebesar 9 liter/detik menggunakan tandon yang mampu melayani penduduk sebesar 92% dengan kehilangan air 25%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya debit sumber yang tersedia mencukupi kebutuhan air bersih sampai tahun 2029.Perhitungan dilakukan

dengan simulasi kondisi tidak permanen dengan kebutuhan air berubah sesuai dengan kebutuhan tiap jamnya.

This study aim to determine the availability of water supply until 2029 and the condition of the existing

hydraulic. Pipeline simulation carried out with the help of the program WaterCAD V8 XM Edition. The amount

of water needs was adjusted to the demand of the area served.

Situbondo Regency currently has 132 villages and 17 districts, including the district panji has a population of 69.588 from villages. The level of water supply provided by PDAM and HIPAM with a quality of

service that has not been adequate in both quality and continuity.

It was given that the total discharge available amounting to 23.68 liters/sec for the service area with the discharge source RD Kalibagor of 9 liters/sec using a reservoir capable of serving a population of 92 % to 25% water loss. It can be concluded that the amount of discharge sources provided sufficient water until the year 2029. The calculation is done by simulating the conditions are not permanent water requirements change according to the needs of every hour.

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN SITUBONDO KABUPATEN SITUBONDO

Page 2: STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyediaan air bersih untuk masyarakat

mempunyai peranan yang sangat penting

dalam meningkatkan kesehatan lingkungan

atau masyarakat, yakni mempunyai peranan

dalam menurunkan angka penderita

penyakit, khususnya yang berhubungan

dengan air, dan berperan dalam

meningkatkan standar atau kualitas hidup

masyarakat.

Sampai saat ini penyediaan air bersih

untuk masyarakat di Indonesia masih

dihadapkan pada beberapa permasalahan

yang cukup kompleks dan sampai saat ini

masih belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah

satu masalah yang masih dihadapi sampai

saat ini yakni masih rendahnya tingkat

pelayanan air bersih untuk masyarakat.

Komponen utama sistem distribusi air

bersih adalah sistem jaringan pipa, yaitu

jaringan yang digunakan untuk

mendistribusikan air kepada masyarakat.

Aliran dapat terjadi karena adanya beda

tinggi tekanan di ke dua tempat, tekanan

diakibatkan oleh perbedaan elevasi muka air

atau akibat dari penggunaan pompa yang

seringkali digunakan untuk mengalirkan air

dari tempat rendah ke tempat yang lebih

tinggi. Analisa hidraulika yang dilakukan pada

sistem jaringan pipa adalah pengaruh tinggi

tekan hidraulik dan diameter pipa yang harus

cukup untuk mengalirkan debit sesuai

dengan yang dibutuhkan. Oleh karena elevasi

sumber air pada perencanaan ini berada

dibawah daerah layanan, maka diperlukan

pompa untuk mengalirkan debit menuju

daerah layanan.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan studi ini

adalah untuk:

Dalam “Studi Perencanaan Sistem

Penyediaan Air Bersih Untuk Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo”, kajiannya secara teknis merupakan suatu sistem jaringan yang melayani Kecamatan Situbondo Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur. 1.2. Identifikasi Masalah

Pertumbuhan Situbondo Bagian Barat dan Selatan relatif tertinggal dibanding

Situbondo Bagian Utara. Untuk mendorong

percepatan pertumbuhan di wilayah tersebut

sudah semestinya dibarengi dengan

penyediaan berbagai infrastruktur yang

memadai termasuk penyediaan sarana dan

prasarana air minum. Sementara kemampuan

penyediaan pelayanan air minum khususnya

di wilayah perdesaan saat ini ternyata belum

memadai dan belum merata, apalagi

ditambah dengan perkembangan tuntutan

kebutuhan pada masa mendatang.

Penduduk Kabupaten Situbondo terutama

di Kecamatan Situbondo masih banyak. Hal

ini tentunya akan sangat membebani

kehidupan masyarakat dengan kondisi

ekonomi yang sebagian besar tergolong

rendah. Mengingat jumlah keluarga miskin

di Kabupaten Situbondo masih cukup tinggi

dari jumlah penduduk Kabupaten Situbondo.

Secara umum permasalahan pemenuhan

kebutuhan baku untuk air minum di

Kabupaten Situbondo adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh debit kebutuhan air

bersih di Kecamatan SItubondo

Kabupaten Situbondo.

2. Memperoleh perencanaan jaringan

distribiusi air bersih sampai tahun

2029 dengan menerapkan model

simulasi dengan bantuan program

WaterCad.

• Penyebaran sumber air yang tidak

merata dan sebagian sumber air berada pada

elevasi di bawah daerah layanan dengan

topografi daerah berbukit-bukit.

• Terdapat konflik pemanfaatan sumber

air antar wilayah, dan antar kepentingan

seperti air baku untuk irigasi dan

pariwisata. • Pemukiman penduduk umumnya

berpecar-pencar dan terbatasnya sarana dan

prasarana penyediaan air baku. Perencanaan

sistem jaringan pipa pada studi ini dengan

memanfaatkan salah satu reservoir distribusi

dari salah satu sistem jaringan air baku Sumur Dalam (Sumur Bor).

Page 3: STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

4. Agar penulis mempunyai keahlian

dalam menyelesaikan suatu

permasalahan jaringan air bersih

dengan menggunakan software

WaterCad.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Proyeksi Pertumbuhan Jumlah

Penduduk

Agar dapat menentukan kebutuhan air

bersih pada masa mendatang perlu terlebih

dahulu diperhatikan keadaan yang ada pada

saat ini dan proyeksi jumlah penduduk di

masa mendatang Metode yang digunakan

untuk memproyeksikan jumlah penduduk di

masa mendatang yaitu:

2.2. Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air adalah jumlah air yang

dipergunakan secara wajar untuk keperluan

pokok mausia (domestik) dan kegiatan-

kegiatan lainnya yang memerlukan air. Pada

umumnya banyak diperlukan oleh

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

Pemakaian air oleh masyarakat tidak

terbatas pada keperluan domestik, namun

untuk keperluan industri dan keperluan

perkotaan. Besarnya pemakaian oleh

masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor,

seperti tingkat hidup, pendidikan, tingkat

ekonomi dan kondisi sosial. Dengan

demikian, dalam perencanaan suatu sistem

penyediaan air, kemungkinan penggunaan air

dan variasinya haruslah diperhitungkan

secermat mungkin (Linsley, 1996:91).

Macam kebutuhan air bersih umumnya

dibagi atas dua kelompok yaitu:

1. Kebutuhan Domestik

2. Kebutuhan Non Domestik

2.3. Hidrolika Pada Sistem Jaringan Pipa

Air Bersih

Air di dalam pipa selalu mengalir dari

tempat yang memiliki tinggi energi lebih

besar menuju tempat yang memiliki tinggi

energi lebih kecil. Aliran tersebut memiliki

tiga macam energi yang bekerja di dalamnya,

yaitu (Priyantoro, 1991:5):

1. Energi kinetik, yaitu energi yang ada

pada partikel massa air sehubungan

dengan kecepatannya.

2. Energi tekanan, yaitu energi yang ada

pada partikel massa air sehubungan

dengan tekanannya.

3. Energi ketinggian, yaitu energi yang

ada pada partikel massa air

sehubungan dengan ketinggiannya

terhadap garis refrensi (datum line).

2.4. Pipa Hubungan Seri

Apabila dalam suatu saluran pipa terdiri

dari pipa dengan ukuran yang bebeda-beda

yang tersambung dengan diameter yang

sama, maka pipa tersebut dalam hubungan

seri, pemasangan pipa secara seri akibat

adanya dari perbedaan ukuran akan

menimbulkan beberapa kehilangan tinggi

(Priyantoro, 1991:49)

Gambar 1. Pipa hubungan seri

Sumber: Dake 1985:78

Persamaan Kontinuitas (Triatmodjo,

1996:74):

Q = Q1 = Q2 (2-1)

dimana:

Q = total debit pada pipa yang

terpasang seri (m3/det)

Q1, Q2 = adalah debit pada pipa 1dan 2

(m3/det)

Sedangkan untuk total kehilangan tekanan

pada pipa yang terpasang seri (Triatmodjo,

1996:74):

H = hf1 + hf2 (2-2)

dimana:

H = Total kehilangan tekan pada pipa

yang terpasang seri (m)

hf1,hf2 = Kehilangan pada tiap pipa (m)

3. Memperoleh kondisi hidrolis sistem

jaringan distribusi air bersih untuk

memenuhi kebutuhan di Kecamatan

Situbondo Kabupaten Situbondo.

1. Metode Geometrik2. Metode Aritmatik

3. Metode Eksponensial

Page 4: STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

2.5. Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih

Dalam perencanaan jaringan pipa harus

memenuhi kriteria-kriteria agar pada saat

pengoperasian dapat berjalan sesuai dengan

standar yang ada. Adapun kriteria jaringan

pipa ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Kriteria jaringan pipa HDPE

Sumber: SNI 06-4829-2005

Dalam perencanaan dimensi pipa harus

memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:

a. Pipa harus direncanakan untuk

mengalirkan debit maksimum harian;

b. Kehilangan tekanan dalam pipa tidak

lebih 30% dari total tekanan statis (head

statis) pada sistem perpipaan dengan

pemompaan. Untuk sistem gravitasi,

kehilangan tekanan maksimum 5

m/1000 m.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai

metode penelitian untuk mengkaji sistem

penyediaan air bersih pada daerah kajian.

Untuk mengkaji sistem tersebut diperlikan

suatu tahapan penelitian yaitu dengan cara

mengumpulkan data-data teknis dan

pendukungnya.

Adapun data-data yang diperlukan dalam

kajiannya antara lain sebagai berkut:

Data kondisi daerah studi

Data teknis sistem jaringan distribusi air

bersih

Data jumlah penduduk yang akan

dilayani

Data yang terkumpul selanjutnya

digunakan untuk menghitung dan melakukan

perencanaan sistem penyediaan air bersih

pada daerah kajian.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Proyeksi Jumlah Penduduk

Perhitungan proyeksi penduduk dapat

dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode

geometrik, metode aritmatik, dan metode

eksponensial. Setelah diketahui hasil dari

perhitungan masing-masing metode,

ditentukan pula nilai dari standart deviasi

dan koefisien korelasi (r) dari masing-masing

metode, untuk menentukan metode mana

yang akan di pakai untuk menghitung

proyeksi kebutuhan air. Kriteria penentuan

metode proyeksi penduduk yang dipilih

berdasarkan pada nilai koefisien korelasi

yang terbesar mendekati +1.

Pada studi ini perhitungan proyeksi

penduduk dilakukan sampai dengan 15 tahun

Perubahan

1. Kecepatan 0,1-2,5 m/detik

- Kecepatan kurang dari 0,1 m/detik

a. Diameter pipa diperkecil

b. Ditambahkan pompa

c. Elevasi hulu pipa hendaknya lebih tinggi

(disesuaikan di lapangan)

- Kecepatan lebih dari 2,5 m/detik

a. Diameter pipa diperbesar

b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar

dibandingkian dengan hilir

2. Headloss Gradient 0 – 15 m/km

- Headloss Gradient lebih dari 15 m/km

a. Diameter pipa diperbesar

b. Elevasi pipa bagian hulu terlalu besar

dibandingkan dengan hilir pipa

3. Tekanan 16 Bar (163,2 mH2O)

- Tekanan kurang dari 0 Bar

a. Diameter pipa diperbesar

b. Ditambahkan pompa

c. Pemasangan pipa yang kedua di bagian atas,

sebagian atau keseluruhan dari panjang pipa

- Tekanan lebih dari 16 Bar (163,2 mH2O)

a. Diameter pipa diperkecil

b. Ditambahkna bangunan bak pelepas tekan

c. Pemasangan Pressure Reducer Valve (PRV)

Oleh karena adanya beda elevasi yang

cukup tinggi, sehingga dalam pemompaan

dilakukan secara 2 (dua) tahap. Dalam

mendistribusikan air baku dari reservoir

eksisting (Masterplan Jaringan Air baku

Istana Mutiara) menuju daerah layanan,

diperlukan reservoir-reservoir tambahan

guna menunjang sampainya air menuju

daerah layanan. Reservoir-reservoir tersebut

berfungsi menampung air untuk dialirkan ke

daerah layanan terdekat maupun dipompa

kembali menuju daerah layanan yang

memiliki elevasi lebih tinggi.

Kondisi topografi dari daerah layanan

yaitu berbukit atau memiliki beda elevasi

yang cukup curam yaitu antara +350 m diatas permukaan laut. Dengan kondisi

topografi tersebut, maka untuk mengalirkan

air baku agar sampai pada daerah layanan

diperlukan pompa untuk menaikan air

sampai daerah rencana.

Reservoir tambahan tersebut antara lain

RD Situbondo (menara air) untuk melayani

Desa Dawuhan pada jalur RD Situbondo,

RD Panji Permai untuk melayani RD Panji Permai Desa Panji dan pada Jalur RD Panji Permai dan RD Panarukan untuk melayani

Desa yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu

Desa Paowan, Desa Wringin Anom dan DesaSumber Kolak.

Page 5: STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

B. Fluktuasi Kebutuhan Air

Besarnya pemakaian air pada daerah

studi berbeda pada setiap jamnya, hal

ini dikarenakan terjadinya fluktuasi

pada setiap jam yang dipengaruhi

oleh pemakaian/faktor beban

konsumen.

No. Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

No. Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

kedepan mulai dari tahun 2014 sampai

dengan tahun 2029

Tabel 2. Proyeksi pertumbuhan penduduk

Desa Kalibagor tahun 2011 – 2029

Geometrik Aritmatik Eksponensial

1 2011 3.046 3.046 3.046

2 2012 3.065 3.065 3.065

3 2013 3.084 3.084 3.084

4 2014 3.103 3.103 3.103

5 2015 3.122 3.122 3.122

6 2016 3.142 3.140 3.142

7 2017 3.161 3.159 3.161

8 2018 3.181 3.178 3.181

9 2019 3.200 3.197 3.201

10 2020 3.220 3.216 3.221

11 2021 3.240 3.235 3.241

12 2022 3.260 3.254 3.261

13 2023 3.281 3.273 3.281

14 2024 3.301 3.292 3.302

15 2025 3.321 3.310 3.332

16 2026 3.342 3.329 3.343

17 2027 3.384 3.369 3.385

18 2028 3.426 3.409 3.427

19 2029 3.468 3.449 3.470

Tabel 3. Proyeksi pertumbuhan penduduk

Desa Kotakan tahun 2011 – 2029

Geometrik Aritmatik Eksponensial 1 2011 5.910 5.910 5.910 2 2012 5.947 5.947 5.947

3 2013 5.984 5.984 5.984

4 2014 6.021 6.021 6.021

5 2015 6.058 6.058 6.058

6 2016 6.096 6.096 6.096

7 2017 6.144 6.133 6.134

8 2018 6.172 6.170 6.172

9 2019 6.210 6.208 6.211

10 2020 6.248 6.245 6.249

11 2021 6.287 6.282 6.288

12 2022 6.326 6.320 6.327

13 2023 6.365 6.357 6.367

14 2024 6.405 6.394 6.406

15 2025 6.445 6.432 6.446

16 2026 6.484 6.469 6.468

17 2027 6.525 6.506 6.526

18 2028 6.565 6.544 6.567

19 2029 6.606 6.581 6.608

Perhitungan Proyeksi kebutuhan air

bersih pada unit Kecamatan Situbondo

Kabupaten Situbondo sebagai berikut:

A. Kebutuhan Domestik dan Non

Domestik

Macam kebutuhan air bersih terdiri

dari 2 macam yaitu, kebutuhan

domestik dan kebutuhan non

domestik. Berdasarkan beberapa

faktor dari letak geografis maupun

kondisi sosial ekonominya Desa

Kalibagor, Desa Kotakan termasuk dalam golongan Desa kecil

(jumlah penduduk pada tahun 2029

dibawah 10.000 jiwa) dengan asumsi

kebutuhan air bersihsebesar 60

liter/orang/hari. Sedangkankebutuhan

non domestik ditujukan untuk

berbagai fasilitas umum, berdasarkan

Permen PU Tentang Penyelenggaraan

Pengembangan SPAM tingkat

pelayanan air untuk kebutuhan non

domestik sebesar 15% dari kebutuhan

domestik.

Page 6: STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

Gambar 3. Grafik fluktuasi muka air

Skenario 1 Pompa, Operasi Pompa 15 Jam

(Pompa Menyala per 3 jam) dimana pompa

mulai beroperasi jam 05.00.

Gambar 5. Grafik fluktuasi muka air

Pompa, Operasi Pompa 15 Jam (Pompa

Menyala per 3 jam) dimana pompa mulai

beroperasi jam 05.00.

C. Kehilangan Air

Kehilangan air merupakan besar air

yang hilang selama proses

pendistribusian air. Berdasarkan

Permen PU Tentang Penyelenggaraan

Pengembangan SPAM kehilangan air

karena faktor teknis maksimal

sebesar 25% dan faktor nonteknis

mendekati nol. Berdasarkan dari hasil perhitungan

kebutuhan air yang telah dilakukan,

didapatkan total debit yang dibutuhkan untuk

memenuhi seluruh sambungan rumah sampai

tahun 2029 yang ada pada jalur RD Kalibagor sebesar 23,68 lt/dtk. Dengan

debit yang tersedia sebesar 9,0 liter/detik

pada RD Kalibagor dan dari hasil perhitungan yang didapat maka pada tahun

2029, kemampuan pelayanan debit sumber

terhadap kebutuhan air bersih pada saat

jam puncak adalah sebesar 92%.

4.3. Alternatif Skenario Operasi Jaringan

Distribusi Air Bersih

Alternatif 1 RD Istana Mutiara :

Skenario 1 Pompa, Operasi Pompa 17 Jam

(Pompa Menyala per 6 jam) dimana pompa

mulai beroperasi jam 04.00.

dalam tandon pada Alternatif 1 RD

Istana Mutiara

Gambar 4. Grafik inflow dan outflow Alternatif 1 RD Istana Mutiara

Alternatif 2 RD Istana Mutiara :

dalam tandon pada Alternatif 2 RD Istana Mutiara

Gambar 6. Grafik inflow dan outflow

Alternatif 2 RD Istana Mutiara

Alternatif 2 RD Istana Mutiara :

Page 7: STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

V8 i Pada Junction

Pada jaringan Reservoir Distribusi

Contoh titik simpul J-275 diperoleh

tekanan maksimum terjadi pada saat kebutuhan air minimal yaitu pukul 00.00

sebesar 12,23 bars dan sedankan tekanan minimum terjadi pada jam puncak yaitu pukul 07.00 sebesa 6,29 bars, hasil ini sudah sesuai

dengan SNI di mana batas tekanan antara

0-16 bars.

4.5. Hasil Simulasi Program WaterCAD V8 i Pada Pipa P-128 Selama 1 Hari

Gambar 7. Grafik fluktuasi tekanan

Gambar 8. Grafik Fluktuasi Headloss

Gradient P-128 pada RD Istana Mutiara

Alternatif 2 RD Istana Mutiara : Skenario

1 Pompa, Operasi Pompa 15 Jam (Pompa

Menyala per 3 jam) dimana pompa mulai

beroperasi jam 05.00.

J- 276 pada Alternatif 2 RD Istana Mutiara Kecepatan P-128 pada Alternatif 2 RD Istana Mutiara

Gambar 9. Grafik Fluktuasi

RD Kalibagor merupakan tandon

eksisting sehingga dimensinya tidak dapat

dirubah. Namun yang dapat disimulasikan

yaitu inflow dan outflow pada tandon

tersebut.

Gambar 10. Grafik Fluktuasi

Tekanan J-275 pada RD Kalibagor

4.4. Hasil Simulasi Program WaterCAD

Kalibagor alternatif 1 diperoleh tekanan maksimum terjadi pada saat air minimal yaitu pukul 00.00 yaitu sebesar 12,26 bars. Sedangkan tekanan minimum terjadi pada saat jam puncak jam 07.00 sebesar 4,71 bars,

hasil ini sudah sesuai dengan SNI di

mana batas tekanan antara 0-16 BARS.

Page 8: STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

Tekanan pada semua junction memenuhi

persyaratan batas tekan maksimum

HDPE.

5.2. Saran

Untuk mendapatkan hasil yang baik

dalam suatu perencanaan sistem jaringan

pipa, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1. Ketersediaan data yang ada sangat

membantu dalam perencanaan sistem

distribusi jaringan pipa.

2. Adanya kerjasama antara pihak yang

bertanggung jawab serta penduduk

sekitar unuk menjaga kelestarian

sumber air dan fasilitas yang ada untuk

menjaga kontinuitas dan kualitas mata

air tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum No: 18/PRT/M/2007 Tentang

Penyelenggaraan Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum. Jakarta:

Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim 2008. Kecamatan Kubu Dalam

Angka. BPS dan BAPPEDA Kabupaten

Karangasem.

Bentley Methods. 2007. User’s Guide

WaterCAD v8 for Windows WATERBUY

CT. USA: Bentley. Press.

Dake. JMK. 1985. Hidrolika Teknik.

Terjemahan Oleh Endang P. Tacyhan

Pada jaringan Reservoir Distribusi

Kalibagor kecepatan tertinggi diperoleh

pada jam puncak yaitu jam 07.00 sebesar 1,66 m/detik dan kecepatan terendah pada

jam 00.00 sebesar 0,30 m/detik.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Bapak Dr. Runi Asmaranto, ST., MT. dan

Bapak Dr. Eng. Riyanto Haribowo, ST., MT. sebagai dosen pembimbing atas

masukan, arahan, bimbingan dan waktu

yang diluangkan untuk berdiskusi hingga

dapat terselesaikannya tugas akhir ini.

2. Dr. Very Dermawan, ST., MT. dan Bapak

Dr. Eng. Andre Primantyo. H, ST., MT.

sebagai dosen penguji yang memberikan

masukan dan arahan untuk kelengkapan

tugas akhir ini

1. Dari hasil perhitungan kebutuhan air

bersih dapat diketahui dengan

menggunakan tandon mampu melayani

penduduk sebesar 92% dengan

kehilangan air 25%. Sehingga besarnya

debit sumber yang tersedia sangat

mencukupi kebutuhan air bersih sampai

dengan tahun 2029.

3. Pada jaringan Reservoir Distribusi Kalibagor terdapat kecepatan di bawah

batas kecepatan minimum, hal ini

dapat di terima karena berada pada jam

minimum penggunaan air bersih.

2. Untuk daerah distribusi RD Kalibagor, alternatif 1 yang paling sesuai untuk

pola operasi karena menggunakan 1

pompa dan lama operasi pompa yang

paling pendek sehingga memperingan

kerja pompa. Meskipun sama-sama

sanggup memenuhi kebutuhan air bersih

penduduk, desain tandon pada alternatif

1 lebih kecil dibandingkan alternatif 2

sehingga lebih efisien dalam

pembangunan.

Untuk daerah Kalibagor , alternatif 1

merupakan skenario yang paling sesuai

untuk pola operasi karena menggunakan

1 pompa dan lama operasi pompa yang

paling pendek sehingga memperingan

kerja pompa. Meskipun sama-sama

sanggup memenuhi kebutuhan air

bersih penduduk, desain tandon pada

alternatif 1 lebih kecil dibandingkan

alternatif 2 sehingga lebih efisien dalam

pembangunan.

Page 9: STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI ...pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi-Per... · yang sudah sesuai dengan syarat perencanaan dan volume

dan Y. P. Pangaribuan. Jakarta:

Erlangga.

DPU Ditjen Cipta Karya. 1987. Buku Utama

Sistem Jaringan Pipa. Diktat Kursus

Perpipaan Departemen Pekerjaan

Umum Direktoral Jeneral Cipta Karya

Direktorat Air Bersih. Jakarta :

Departemen Pekerjaan Umum,

Direktoral Jenderal Cipta Karya,

Direktorat Air Bersih.

Linsley, Ray K, dan Yoseph B. Franzini.

1996. Teknik Sumber Daya Air. Jilid I.

Jakarta: Erlangga.

Mays, Lary W. 1999. Water Distribution

System Hand Book. New York: Mc.

Graw Hill.

Muliakusumah, Sutarsih. 1998. Proyeksi

Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran

Tertutup. Malang: Jurusan Pengairan

Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

Sularso dan Harou Tahara. 2000. Pompa dan

Kompresor. Jakarta: PT. Pradnya

Paramitha.

Triatmojdo, Bambang. 1996. Hidraulika II.

Edisi kedua. Yogyakarta: Beta Offset.

Webber, N. B. 1971. Fluid Mechanics For

Civil Engineering, S. I Edition.

London:Chapman and Hall Ltd.