Upload
vuongduong
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI RELEVANSI STANDAR KOMPETENSI KTSP SMK TERHADAP
KEBUTUHAN TENAGA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR DI
KODYA SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
ADE SAPUTRA
K2506008
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STUDI RELEVANSI STANDAR KOMPETENSI KTSP SMK TERHADAP
KEBUTUHAN TENAGA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR DI
KODYA SURAKARTA
Oleh :
ADE SAPUTRA
K2506008
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana
pada Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 15 November 2010
Dosen Pembimbing I
Drs. Suhardi H. W, M.T
NIP. 1946 0604 197501 1 001
Dosen Pembimbing II
Herman Saputro, S.Pd, M.T
NIP.1982 0811 200604 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan menurut sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara
tertulis mengacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 15 November 2010
Penulis,
ADE SAPUTRA
K2506008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Selasa
Tanggal : 30 November 2010
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Prof. Dr. M. Akhyar, M.Pd .....................
Sekretaris : Drs. Emilly Dardi, M.Kes ........................
Anggota I : Drs. Suhardi, H.W, M.T .....................
Anggota II : Herman Saputro, S.Pd. M.T ........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Ade Saputra. STUDI RELEVANSI STANDAR KOMPETENSI KTSP SMK
TERHADAP KEBUTUHAN TENAGA MEKANIK BENGKEL SEPEDA
MOTOR DI KODYA SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, November 2010.
Tujuan Penelitian adalah (1) memperoleh deskripsi kompetensi lulusan
yang dibutuhkan oleh industri jasa otomotif (bengkel motor); (2) memperoleh
deskripsi keahlian lulusan yang dibutuhkan oleh industri jasa otomotif (bengkel
motor); (3) mengetahui relevansi antara standar kompetensi KTSP SMK Dengan
kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh tenaga mekanik yang ada di Kodya Surakarta, dan
seluruh kepala bengkel yang ada di dalamnya. Teknik sampling yang digunakan
yaitu sampel bertujuan (purposive sampling), data ditentukan secara purposive
berdasarkan karakteristik bengkel. Bengkel yang diambil adalah bengkel motor
umum (bengkel motor yang menangani semua merek kendaraan) di Surakarta.
Jumlah bengkel motor umum yang ada di Kodya Surakarta yang di ambil dalam
penelitian ini sebanyak 28 bengkel dengan total 82 mekanik.
Data penelitian ini diperoleh dari dokumentasi Mendikdasmen,
kebutuhan industri jasa otomotif di Kodya Surakarta. Dari observasi terhadap
bengkel, penyebaran angket terhadap mekanik, dan wawancara terhadap kepala
bengkel. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif model alir
yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992), analisis dilakukan dalam 3
langkah, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Untuk
menganalisis data yang sudah terkumpul, peneliti menggunakan prosentase
sampel untuk mengetahui tingkat kesesuaian standar kompetensi KTSP SMK
dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan (1) bidang usaha yang ada
dimasyarakat pada saat ini sudah membentuk suatu kekhususan/spesialiasi,
dimana satu bidang usaha hanya menangani satu jenis pekerjaan. (2) standar
kompetensi yang telah dibuat MENDIKDASMEN sudah “Sangat tinggi/sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
sesuai” dengan kebutuhan industri jasa otomotif di Kodya Surakarta. (3) dari
enam belas komponen yang ada tingkat kebutuhan bengkel umum terhadap
standar kompetensi tersebut adalah sepuluh komponen standar kompetensi
dinyatakan kebutuhannya sangat tinggi yaitu melakukan perbaikan sistem
hidrolik, memelihara baterai, melakukan perbaikan sistem bahan bakar bensin,
melakukan perbaikan unit kopling berikut komponen-komponen sistem
pengoprasiannya, melakukan perbaikan sistem rem, melaksanakan pekerjaan
servis roda, ban dan rantai, melakukan perbaikan ringan pada rangkaian sistem
kelistrikan dan instrumen, melakukan perbaikan sistem starter, melakukan
perbaikan sistem pengisian, melakukan perbaikan sistem pengapian. Empat
komponen dinyatakan tinggi yaitu memperbaiki sistem gas buang, melakukan
overhoul kepala silinder, melakukan perbaikan engine berikut komponen-
komponennya, melakukan perbaikan sistem suspensi, satu komponen dinyatakan
cukup tinggi yaitu melakukan perbaikan pada transmisi manual, dan satu
komponen dinyatakan sangat rendah yaitu melakukan overhoul sitem pendingin
berikut komponen-komponennya. (4) selain Standar kompetensi yang sudah
ditetapkan masih ada kompetensi lain yang dibutuhkan dari para pelaku industri
jasa otomotif yaitu kompetensi perbaikan transmisi otomatis, kompetensi
perawatan dan perbaikan sistem injeksi bensin atau yang sering dikenal dengan
sebutan sistem efi (electronic fuel injection), kompetensi pelayanan pelanggan,
dan kompetensi pengelolaan manajemen bengkel. (5) standar kompetensi teknik
sepeda motor KTSP SMK sebesar 95,43% dari 28 bengkel dengan 82 mekanik
sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di
kodya Surakarta, dan sebesar 4,57% dari 28 bengkel dengan 82 mekanik tidak
sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di
kodya Surakarta. Ketidaksesuaian sebesar 4,57% yang ada bukan karena
disebabkan kecilnya kebutuhan industri jasa otomotif akan kompetensi tersebut,
akan tetapi lebih disebabkan karena adanya faktor lain yang mempengaruhinya.
Faktor tersebut adalah adanya keterbatasan kemampuan pada mekanik dan juga
sudah banyak unit usaha jasa yang secara khusus menangani suatu bidang tertentu
(misal khusus kenteng velg, pengecatan/ air brush, dan khusus pengelasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Ade Saputra. A Study on Relevance Vocational School’s Education Unit Level
Curriculum Competency Standard to The Demand for Mechanic of
Motorcycle Workshop in Surakarta Municipal. Thesis, Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, November 2010.
The objectives of research are (1) to get a description about the
graduation’s competency needed by the automotive service industry (motor
workshop); (2) to get a description about the graduation’s skill needed by the
automotive service industry (motor workshop); and (3) to find out the relevance of
Vocational School’s Education Unit Level Curriculum Competency standard to
the demand for motorcycle mechanic.
This study employed a descriptive qualitative method. The population of
research was all mechanics existing in Surakarta Municipal, and all chiefs of
workshop within it. The sampling technique employed was purposive sampling,
the data was determined purposively based on the characteristics of workshop.
The workshops taken were the general motorcycle workshops (the ones handling
all brands of motorcycle) in Surakarta. The number of general motor workshop in
Surakarta municipal taken in this research was 28 workshops with 82 mechanics.
The data of research was obtained from Mendikdasmen’s documentation,
the requirement of automotive service industry in Surakarta Municipal. From the
observation on the workshop, the distribution of questionnaire to the mechanics,
and interview with the chief of workshop. This research employed flow model of
qualitative data analysis developed by Miles and Huberman (1992), the analysis
was carried out in 3 stages: reducing data, displaying data and drawing a
conclusion. In order to analyze the data collected, the research employed the
percentage sample for finding out the compatibility level of Vocational School’s
Education Unit Level Curriculum Competency standard and the demand for
mechanic of motorcycle workshop.
Considering the result of research, it can be concluded that (1) the business
area existing in the society today has established a specialty, in which one
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
business area deals with only one type of work. (2) the standard competency made
by MENDIKDASMEN has been “very high/very compatible” with the
requirement of automotive service industry in Surakarta Municipal. (3) out of
sixteen component existing of general workshop’s demand level for competency
standard, ten of them are classified as very high demand: repairing hydraulic
system, maintaining battery, repairing engine fuel system, repairing coupling unit
as well as its operation components, repairing brake system, servicing wheel, tire
and chain, doing mild reparation in the electricity and instrument system series,
repairing starter system, repairing filling system, and repairing combustion
system. Four of them are classified as high demand: repairing disposed gas
system, overhauling the head of cylinder, repairing the engine as well as its
components, repairing suspension system; one components classified into
sufficiently high demand: repairing manual transmission; and one component is
classified into very low demand: overhauling cooling system as well as its
components. (4) in addition to the predefined standard there are still other
competencies needed by the automotive service industry performers such as
repairing automatic transmission, maintaining and repairing fuel injection system
or called efi (electronic fuel injection), customer service, and workshop
management. (5) the standard motorcycle engineering competency of Vocational
School’s Education Unit Level Curriculum is 95.43% of 28 workshop with 82
mechanics consistent with the demand for mechanic of motorcycle workshop in
Surakarta Municipal, and 4.57% of 28 workshop with 82 mechanics is not
consistent with the demand for mechanic of motorcycle workshop in Surakarta
Municipal. Incompatibility of 4.57% existing is not because the small demand for
such competency in the automatically service industry, but because other factors
affecting it. Those factors are: limited competency of mechanic and also many
service business units specially deals with certain area (for example velg
standardization, air brushing, and welding).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan
dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. (Ernest Newman)
Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya
(dengan bersyukur). (QS. Adh Dhuhaa : 11)
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan
habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. (QS. Luqman : 27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan segala
kerendahan hati, karya ini kupersembahkan kepada:
Umak dan Bak tercinta yang senantiasa membimbingku dan selalu
mengiringiku dengan do’a dan kasih sayangnya.
Koyong-koyongku dan kopek-kopekku tercinta yang selalu jadi temanku dan
selalu mendukungku selama ini baik secara material dan moral terutama pek
Minarni S.Pd. dan yong Beni Yansenen S.E.
Neade Suharto S.Pd, Rahmad Budiyanto, Titis Setyawan S.Pd, M. Rosyad
Sudrajat S.Pd, Eko Prasetyo S.Pd, Amin Iskandar S.Pd, Ari Damar Nugroho
S.Pd, Erna Ari Trisnawati, Deby Arisma S.Pd, Ari Yulianto S.Pd, Indah Rian W
dan Martina Endah Trihastuti yang sudah menjadi teman dekat dan ikut
mendukung sampai selesai.
Teman-teman KSR PMI Unit UNS
Semua Dosen PTM yang telah membimbing saya selama kuliah di PTM.
Teman-teman PTM angkatan 2006 seperjuangan.
Kampus V UNS yang menjadi tempat kuliah, jauh dari fasilitas pusat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmatNya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini menghadapi
hambatan dan kesulitan. Namun dengan bantuan berbagai pihak, hambatan dan
kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada pihak-pihak yang dengan sepenuh hati memberi bantuan, dorongan,
motivasi, bimbingan dan pengarahan sehingga penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS beserta seluruh stafnya.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS
3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin.
4. Bapak Drs. Suhardi H. W, M.T selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak Drs. Suhardi H. W , M.T selaku Dosen Pembimbing I.
6. Bapak Herman Saputro, S.Pd, M.T selaku Dosen Pembimbing II.
7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin.
8. Segenap karyawan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS.
Menyadari bahwa terbatasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki
menyebabkan kurang sempurnanya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Surakarta, 15 November 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ......................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... x
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... xi
KATA PENGANTAR ................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................... 5
C. Perumusan Masalah ................................................................ 5
D. Tujuan Penenlitian .................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ........................................................................ 7
1. Tinjauan Kurikulum ........................................................... 7
2. Tinjauan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) . 12
3. Tinjauan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ................. 18
4. Tinjauan KTSP SMK Spektrum 2008 .............................. 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
5. Tinjauan Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor...... 22
6. Tinjauan Industri Jasa Otomotif ........................................ 29
B. Kerangka Berpikir .................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian ................................................. 32
1. Tempat ............................................................................... 32
2. Waktu ................................................................................. 32
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................... 32
C. Sumber Data ........................................................................... 33
D. Teknik Sampling .................................................................... 33
1. Populasi .............................................................................. 33
2. Sampel ............................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan data ...................................................... 34
F. Validitas Data ......................................................................... 35
G. Analisis Data .......................................................................... 35
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 39
B. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................... 42
1. Deskripsi Industri Jasa Otomotif (Khusus Menangani Sepeda
Motor ............................................................................... 43
2. Deskripsi Kebutuhan Kompetensi Industri Jasa Otomotif 45
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori ........ 46
1. Tingkat Kesesuaian ............................................................ 46
2. Kritik dan Saran Dunia Kerja ............................................ 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 53
A. Simpulan ................................................................................. 53
B. Implikasi ................................................................................. 54
1. Implikasi Teoritis ............................................................... 54
2. Implikasi Praktis ................................................................ 55
C. Saran ....................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Standar Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor ..................... 25
Tabel 2 Daftar Bengkel Sepeda Motor Umum di Kodya Surakarta ............. 39
Tabel 3 Daftar Jumlah Mekanik pada Masing-masing Bengkel Sepeda Motor
Umum di Kodya Surakarta .............................................................. 41
Tabel 4 Persentase Kebutuhan Industri Jasa Otomotif di Kodya Surakarta . 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran ........................................................... 31
Gambar 2 Skema Analisis Model Interaktif................................................... 37
Gambar 3 Prosedur Penelitian ........................................................................ 38
Gambar 4 Persentase Kesesuaian .................................................................. 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pengajuan dan Pengesahan Judul Skripsi ................................. 59
Lampiran 2 Daftar Kegiatan Seminar Proposal Skripsi ............................... 60
Lampiran 3 Pengesahan Proposal Skripsi .................................................... 61
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Menyusun skripsi ................................ 62
Lampiran 5 Surat Keputusan Dekan FKIP .................................................. 63
Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Research.............................................. 64
Lampiran 7 Lembar Angket ......................................................................... 65
Lampiran 8 Lembar Observasi ..................................................................... 66
Lampiran 9 Lembar Wawancara .................................................................. 67
Lampiran 10 Lembar Dokumentasi ............................................................... 68
Lampiran 11 Data Hasil Angket .................................................................... 69
Lampiran 12 Data Hasil Observasi ................................................................ 70
Lampiran 13 Data Hasil Wawancara ............................................................. 71
Lampiran 14 Daftar Wawancara .................................................................... 72
Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia saat ini dihadapi dengan adanya Kawasan Perdagangan Bebas
ASEAN atau yang biasa dikenal dengan AFTA (ASEAN Free Trade Area). AFTA
adalah sebuah persetujuan oleh ASEAN mengenai sektor produksi lokal di seluruh
negara ASEAN. (wikipedia.com). Persetujuan AFTA ini bertujuan untuk menjadikan
kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif, sehingga produk ASEAN
memiliki daya saing kuat di pasar global, menarik lebih banyak Foreign Direct
Investment (FDI), dan meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN
(Sumber: http://ditjenkpi.depdag.go.id/Umum/ASEAN%20FTA.pdf). Dengan situasi
dan kondisi ini persaingan antar bangsa akan berjalan semakin ketat, arus globalisasi
pun semakin luas, serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK)
akan berkembang semakin pesat. Sehingga dituntut adanya pemenuhan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, agar SDM yang ada nantinya dapat bersaing dan
menjadi tokoh utama di dalam negeri sendiri. SDM yang berkualitas yaitu manusia
yang berbudi luhur, tangguh cerdas, terampil, mandiri setia kawan, bekerja keras,
produktif, kreatif, inovatif, disiplin serta berorientasi ke masa depan guna mencapai
kehidupan yang lebih baik. Profil sumber daya manusia tersebut hanya bisa di dapat
melalui proses pendidikan, baik jalur sekolah (formal) maupun luar sekolah
(informal).
Jalur sekolah atau pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Satuan-satuan pendidikan yang ada
tersebut dirancang menjadi sebuah sistem yang saling berkaitan, guna membentuk
SDM yang berkarakter dan berkualitas. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yang terdapat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa
pendidikan nasional diselenggarakan dengan tujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan nasional
menginginkan terciptanya kepribadian yang memiliki kemampuan dan keterampilan.
Secara khusus untuk pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan, pendidikan menengah kejuruan biasa kita
kenal dengan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Satuan pendidikan yang ada
mempunyai tujuan pendidikan masing-masing, SMK merupakan lembaga yang
berpotensi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap
untuk kerja. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 15
menyebutkan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Lulusan
dari SMK nantinya diharapkan mempunyai keahlian dan keterampilan, sehingga
dapat bersaing di dunia kerja.
Komponen yang paling penting dalam upaya terwujudnya tujuan pendidikan
salah satunya adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan dasar dan pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum pendidikan yang di pakai di negara kita
pada saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kurikulum ini
bersifat desentralisasi. Ita Saripati (Jurnal Pendidikan Inovatif, 2007 : 96) menyatakan
bahwa, “KTSP merupakan kurikulum yang bersifat desentralistik, yaitu Kurikulum
yang disusun oleh sekolah atau kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau
daerah”. Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralistik menuntut kreativitas
dari sekolah masing-masing dalam penyusunannya, yang didasarkan atas karakteristik
peserta didik, kebutuhan daerah, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
perkembangan daerah, dan berdasarkan kemampuan sekolah. Maka dengan adanya
konsekuensi tersebut, KTSP yang disusun dan dikembangkan oleh masing-masing
satuan pendidikan bisa berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.
SMK sendiri memakai KTSP dengan pengelompokkan spektrum program
pendidikan yang didasarkan atas keputusan DIRJEN MENDIKDASMEN nomor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
251/C/KEP/MN/2008 tentang spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan
yang memuat bidang studi keahlian, program studi keahlian, dan kompetensi
keahlian. KTSP disusun berdasarkan program-program pendidikan yang ada pada
masing-masing sekolah (Misal: Program Studi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan,
Program Studi Keahlian Teknik Sepeda Motor).
Sesuai dalam pelaksanaannya kurikulum yang disusun dan dikembangkan
masing-masing satuan pendidikan tersebut juga harus tetap mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005)
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu
kepada Satuan isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman
pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, panduan Umum yang
memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada
satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang terdapat dalam SI dan SKL. Kedua, penyusunan KTSP juga harus mengikuti
ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Struktur formal KTSP yang disajikan dalam bentuk standar kompetensi,
kompetensi dasar dan indikator mengandung aspek-aspek materi ajar atau
pengalaman belajar, di dalam pelaksanaannya kepada sekolah diberikan ruang yang
luas untuk mengisi dan mengembangkannya. Tidak terbatas pada hal-hal yang terkait
dengan kepentingan nasional saja, tetapi juga yang terkait dengan nilai-nilai budaya,
potensi dan kepentingan daerah. Perhatian terhadap hal ini di dalam penyusunan
KTSP diturunkan pada tingkatan otorita yang paling bawah yaitu sekolah, dengan
asumsi dasar bahwa sekolah adalah institusi terdepan yang paling memahami
kepentingan masyarakat dan daerah dimana sekolah tersebut berada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya keterkaitan dan
kesesuainnya dengan dunia usaha dan dunia industri. Direktorat Pembinaan SMK
(2010 : 13) menyatakan bahwa “Kontribusi dunia usaha dan dunia industri dalam
pendidikan menengah kejuruan masih rendah”, dan untuk mengatasinya Direktorat
pembinaan SMK juga menyimpulkan agar adanya pembentukan sistem yang
mengatur kemitraan sinergis dengan dunia usaha dan dunia industri untuk
peningkatan relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.
Kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat atau
pemakai keluaran sekolah, maka perlu ada kerja sama antara pihak pendidikan
dengan pihak luar pendidikan yang dalam hal ini pelaku industri dalam pembenahan
kurikulum. Masyarakat atau pengguna lulusan sekolah dapat memberikan bantuan,
kritik, atau saran-saran yang berguna bagi pembangunan program pendidikan di
sekolah.
Mengetahui secara langsung kebutuhan dunia industri pada saat ini dan
untuk memberi masukan kepada sekolah dalam penyusunan KTSP, maka perlu
diadakan penelitian mengenai kebutuhan industri dan kesesuaiannya dengan standar
kompetensi yang ada. Ita Sari pati (Jurnal Pendidikan Inovatif, 2007 : 96)
berpendapat bahwa “Kurikulum pendidikan harus komprehensif dan responsif
terhadap dinamika sosial, relevan, tidak over load, dan mampu mengakomodasikan
keberagaman keperluan dan kemajuan tekhnologi”.
Penelitian ini diharapkan pelaksanaan pendidikan dapat terlaksana dengan
baik, sehingga tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
sumber daya manusia yang berkualitas dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Fokus Penelitian
Fokus permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu:
1. Standar Kompetensi yang diambil adalah Standar Kompetensi Program Produktif
Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor yang dikeluarkan oleh
Mendikdasmen 2008.
2. Kebutuhan tenaga bengkel yang diteliti adalah kebutuhan tenaga bengkel sepeda
motor (bengkel motor umum).
C. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dan diteliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Kompetensi dan keahlian apa saja yang dibutuhkan tenaga bengkel sepeda motor
di Kodya Surakarta bagi para mekaniknya?
2. Apakah Standar Kompetensi KTSP SMK Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda
Motor sudah relevan dengan kebutuhan tenaga bengkel sepeda motor di Kodya
Surakarta?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Memperoleh deskripsi kompetensi lulusan yang dibutuhkan oleh industri jasa
otomotif (bengkel motor).
2. Memperoleh deskripsi keahlian lulusan yang dibutuhkan oleh industri jasa
otomotif (bengkel motor).
3. Mengetahui Studi Relevansi antara Standar Kompetensi KTSP SMK Dengan
Kebutuhan Tenaga Mekanik Bengkel Sepeda Motor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun
praktis yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
1. Memberi masukan kepada sekolah mengenai kompetensi yang diperlukan
bengkel sepeda motor di Surakarta, untuk mengebangkan kompetensi dasar dan
indikator pada Program Studi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK.
2. Penelitian ini dapat dijadikan dasar rujukan teoritis untuk pengembangan
kurikulum dan amanat KTSP, baik yang menyangkut aspek perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasinya.
2. Manfaat praktis
1. Menjadi bahan acuan bagi para lulusan SMK yang ingin masuk ke dunia kerja
khususnya industri jasa otomotif (bengkel sepeda motor).
2. Meningkatkan kepercayaan masyarakat dan dunia industri terhadap pembaruan
pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006 : 5).
Menjelaskan pengertian kurikulum mungkin merupakan pekerjaan yang
sulit, hal ini disebabkan pengertian kurikulum yang ada sekarang ini berbeda antara
yang satu dengan lainnya, tergantung dari cara pandang para ahlinya masing-masing.
Oleh karena itu maka, para ahli pendidikan dan ahli kurikulum membatasi pengertian
kurikulum.
Berikut gambaran beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh
beberapa ahli.
Hilda Taba (1962) mengatakan bahwa, “Kurikulum adalah pernyataan
tentang tujuan-tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus, dan materinya
dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan belajar
dan mengajar”.
Oemar Hamalik (1990 : 31) bahwa, “Kurikulum merupakan alat pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan”.
Pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa, "Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu".
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) menyatakan bahwa, “Kurikulum
sebagai suatu rencana yang berisi sekumpulan pengalaman belajar untuk anak didik
yang akan di didik”.
Robert Gagne (1967) menyatakan bahwa, “Kurikulum adalah suatu
rangkaian unit materi belajar yang disusun sedemikian rupa sehingga anak didik
dapat mempelajarinya berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki/dikuasai
sebelumnya”.
John Dewey (1902) sejak lama telah menggunakan istilah kurikulum dalam
hubungannya dengan anak didik. Dewey menegaskan bahwa, “Kurikulum dan anak
didik merupakan dua hal yang berbeda tetapi kedua-duanya adalah proses tunggal
dalam bidang pendidikan. Kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan
yang memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui suatu susunan pengetahuan
yang terorganisir dengan baik yang biasanya disebut kurikulum”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat diartikan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana pendidikan dan pedoman penyelenggaraan
pendidikan yang disiapkan untuk membelajarkan peserta didik, yang didalamnya
terdapat tujuan, isi, dan bahan pelajaran guna mencapai tujuan pendidikan tertentu.
b. Fungsi Kurikulum
Muhammad Joko Susilo (2006 : 83) menyatakan bahwa, fungsi kurikulum
dapat ditinjau dari tujuh segi yaitu:
1) Fungsi Kurikulum dalam Rangka Mencapai Tujuan Pendidikan
Kurikulum merupakan kendaraan (alat/usaha) bagi sekolah untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan, dengan kata lain bila tujuan yang
diinginkan tidak tercapai maka orang cenderung untuk meninjau kembali alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
2) Fungsi Kurikulum bagi Anak
Kurikulum sebagai arahan belajar bagi siswa, yang disiapkan sebagai salah
satu konsumsi bagi pendidikan mereka. Dengan begitu siswa diharapkan akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mendapat sejumlah pengalaman baru dan dapat dikembangkan seiring dengan
perkembangaan anak.
3) Fungsi Kurikulum bagi Guru
Kurikulum bagi guru ada 3 fungsi yaitu: (1) Sebagai pedoman kerja dalam
menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi peserta didik, (2) Sebagai
pedoman untuk evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap
sejumlah pengalaman yang diberikan, dan (3) Sebagai pedoman untuk mengatur
kegiatan pendidikan dan pengajaran.
4) Fungsi Kurikulum bagi Kepala Sekolah dan Pembina Sekolah
Kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah ada 5 yaitu (1) Sebagai
pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar, (2)
Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi dalam menciptakan situasi untuk
menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik, (3) Sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki
situasi mengajar, (4) Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih
lanjut, dan (5) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar
mengajar.
5) Fungsi Kurikulum bagi Orang Tua Murid
Kurikulum bagi orang tua murid dalam hal ini orang tua murid turut serta
membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya, bantuan orang tua dapat
melalui konsultasi langsung dengan sekolah atau guru, dana, dan sebagainya.
6) Fungsi Kurikulum bagi Sekolah pada Tingkatan Diatasnya
Kurikulum bagi sekolah tingkatan di atasnya berfungsi sebagai arahan untuk
mengontrol atau memelihara keseimbangan proses pendidikan, dan penyiapan tenaga
guru. Dengan adanya pendidikan berkelanjutan maka, kurikulum pada setiap
tingkatan sekolah di atasnya dapat mengadakan penyesuaian, misalnya suatu
kompetensi sudah diberikan pada tingkat di bawahnya (pelajaran di Sekolah Dasar),
maka harus dipertimbangakan lagi pemilihan bahan pengajaran untuk sekolah
tingkatan diatasnya (pelajaran di Sekolah Menengah Pertama).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
7) Fungsi Kurikulum bagi Masyarakat dan Pemakai Lulusan Sekolah
Bagi masyarakat kurikulum berfungsi sebagai penentu kualitas Sumber Daya
Manusia yang dibentuk. Para lulusan sekolah dibentuk dan dipersiapkan untuk terjun
di masyarakat, atau bisa dikatakan untuk bekerja sesuai dengan keahlian profesi yang
dimiliki, sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu
pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program
pendidikan, dan ikut memberikan kritik/saran yang membangun dalam rangka
menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bisa lebih serasi dengan
kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.
c. Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan sebuah sistem, dan sebagai suatu sistem yang pasti
mempunyai bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling mendukung dan
membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap komponen kurikulum
merupakan kesatuan yang mempunyai pengaruh timbal balik antara satu dengan
lainnya, adapun komponen kurikulum yang utama adalah tujuan, isi atau materi,
proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Winarno Surachmad (1977 : 9) yang menyatakan bahwa, “Kurikulum
sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan akan direncanakan
mempunyai komponen-komponen yaitu : tujuan, isi, organisasi dan strategi”.
Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1999 : 102) menyatakan bahwa,
“Unsur atau komponen-komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah
tujuan, isi atau materi, proses penyampian dan media serta evaluasi”.
Berdasarkan uraian di atas tersebut dapat diketahui bahwa komponen-
komponen kurikulum terdiri dari :
1) Komponen Tujuan
Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan, yakni yang
dicapai secara menyeluruh, yang meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif, dan
domain psikomotorik. Domain kognitif merupakan tujuan yang diinginkan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mengarah pada perkembangan akal dan intelektual peserta didik, sedangkan domain
afektif mengarah pada sikap peserta didik, serta domain psikomotorik mengarah pada
perkembangan ketrampilan jasmani peserta didik.
Tujuan pendidikan yang berkaitan erat dengan perwujudan domain-domain
peserta didik diupayakan melalui suatu proses pendidikan yakni meliputi :
a. Tujuan Pendidikan Nasianal
b. Tujuan Institusional
c. Tujuan kurikuler
d. Tujuan Instruksional yang terdiri atas Tujuan Instruksional Umum dan khusus.
(Abdullah Idi, 2007 : 51)
2) Komponen Isi dan Struktur Program atau Materi
Komponen isi dan struktur program atau materi merupakan materi yang
diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Isi atau
materi yang dimaksud berupa materi bidang-bidang studi yang disesuaikan dengan
jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang studi tersebut telah
dicantumkan dalam struktur program kurikulum suatu sekolah.
3) Komponen Media atau Sarana dan Prasarana
Media merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam mengaplikasi isi
kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar
mengajar. Memilih alat media merupakan suatu hal yang dituntut bagi seorang
pendidik (guru) agar materi yang ditransfernya bisa berjalan sebagaimana mestinya,
dan tujuan pengajaran dari proses belajar mengajar yang ada diharapkan bisa tercapai
dengan baik.
4) Komponen Strategi Belajar Mengajar
Strategi menunjuk pada pendekatan, metode dan peralatan mengajar yang
diperlukan dalam pengajaran. Dengan menggunakan strategi yang tepat, diharapkan
hasil yang diperoleh dalam proses belajar mengajar dapat memuaskan bagi pendidik
maupun peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
5) Komponen Proses Belajar Mengajar
Komponen ini sangat penting dalam suatu proses pengajaran atau
pendidikan. Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah terjadinya perubahan
dalam tingkah laku peserta didik. Komponen ini juga punya kaitan erat dengan
suasana belajar yakni menumbuhkan motivasi dan kreativitas belajar di ruang kelas
maupun di luar kelas.
Dalam kaitannya dengan kemampuan guru dalam menciptakan suasana
pengajaran yang kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pengajaran, guru
perlu menerapkan dan mengembangkan metode mengajarnya, memusatkan pada
proses dengan produknya dan pada kompetensi yang relevan.
6) Komponen Evaluasi atau Penilaian
Melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, diperlukan
evaluasi. Evaluasi mempunyai hubungan erat dengan komponen lainnya, sehingga
evalusi dijadikan alat ukur untuk menentukan tujuan kurikulum, materi atau bahan
serta proses belajar mengajar. Evaluasi tidak hanya untuk memperlihatkan sejauh
mana tingkat prestasi peserta didik, tetapi juga sebagai sumber input dalam upaya
perbaikan dan pembaruan suatu kurikulum.
2. Tinjauan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
a. Pengertian KTSP
Awal 2006 uji coba KBK dihentikan dan muncullah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Pelajaran KTSP masih tersendat, karena tinjauan dari
segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa, hingga teknis
evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling
menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran
sesuai dengan kondisi siswa, lingkungan, serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan
pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pengembangan perangkat pembelajaran seperti silabus dan sistem penilaian
merupakan kewenangan satuan pendidikan (Sekolah) dibawah koordinasi dan
supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. Konsep KTSP hingga sekarang masih terus
dilakukan pengembangan dan perbaikan.
BSNP (2006 : 5) menyatakan bahwa, “KTSP adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus”.
Kurikulum 2006 merupakan sebutan lain dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). E. Mulyasa (2007 : 20) berpendapat bahwa, “Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk
mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi”. KTSP memberi
keleluasan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap
mempertimbangkan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan hasil penegasan dari
kebijakan desentralisasi yaitu memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada
daerah untuk berkembang.
Pengembangan kurikulum dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005)
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada KTSP jenjang
pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu
kepada Satuan Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman
pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, panduan Umum yang
memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada
satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang terdapat dalam SI dan SKL. Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP
19/2005.
b. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan
pertimbangan komite sekolah/madrasah. Adapun KTSP dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta
Didik dan Lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan Terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan
isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
5. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia.
2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
3) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Kurikulum harus memuat
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah.
4) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
Pembangunan era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan
yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
5) Tuntutan dunia kerja.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
7) Agama.
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragam. Muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung
peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8) Dinamika perkembangan global.
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan
bangsa lain.
9) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Kurikulum harus mendorong
berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
10) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
11) Kesetaraan Jender.
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan
dan memperhatikan kesetaraan jender.
12) Karakteristik satuan pendidikan.
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,
dan ciri khas satuan pendidikan.
3. Tinjauan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Menurut penjelasan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 15
menyebutkan bahwa, “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.”
Sedangkan dari sumber http://id.wikipedia.org/wiki/SMK dituliskan bahwa, “Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.”
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa SMK merupakan pendidikan
menengah yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan memperluas pendidikan
dasar serta menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan mengadakan dan mengembangkan kemampuannya lebih lanjut
dalam dunia kerja.
Masa pendidikan SMK adalah tiga tahun, lulusan dari SMK diharapkan
dapat langsung bekerja dan juga diberi kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi sesuai dengan programnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Jalur pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan mengutamakan
pengembangan peserta didik untuk melaksanakan jenis pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan dalam jenis pendidikan khusus
(specialized education) karena kelompok pengajaran atau program yang disediakan
hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan
dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa mendatang agar hal tersebut dapat dicapai
maka pendidikan kejuruan berupaya menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas yang dibutuhkan dalam dunia usaha dan industri.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa SMK mempunyai motto, “SMK BISA! (Siap kerja, Cerdas, dan
Kompetitif)”. Supaya lebih memahami dan mengerti arah dan tujuan SMK 2010,
berikut visi, misi, dan tujuan Direktorat Pembinaan SMK 2010:
a. Visi
Terwujudnya SMK bertaraf internasional, menghasilkan lulusan yang memiliki
jati diri bangsa, mampu mengembangkan keunggulan lokal dan bersaing di pasar
global.
b. Misi
1. Meningkatkan Profesionalisme dan Good Governance SMK sebagai pusat
pembudayaan kompetensi.
2. Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan (8 Standar Nasional
Pendidikan).
3. Membangun dan memberdayakan SMK bertaraf internasional sehingga
menghasilkan lulusan yang memiliki jati diri bangsa dan keunggulan kompetitif
di pasar nasional dan global.
4. Memberdayakan SMK untuk mengembangkan potensi lokal menjadi
keunggulan komparatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Memberdayakan SMK untuk mengembangkan kerjasama dengan Industri,
PPPG, LPMP, dan berbagai lembaga terkait.
6. Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan kejuruan yang
bermutu.
c. Tujuan
1. Mewujudkan Lembaga Pendidikan Kejuruan yang akuntabel sebagai Pusat
Pembudayaan Kompetensi Berstandar Nasional.
2. Mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerja dan kompetensi
berstandar internasional.
3. Memberikan berbagai layanan Pendidikan Kejuruan yang permeabel dan
fleksibel secara terintegrasi antara jalur dan jenjang pendidikan.
4. Memperluas layanan dan pemerataan mutu pendidikan kejuruan.
5. Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa.
4. Tinjauan KTSP SMK Spektrum 2008
Keputusan Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 251/C/KEP/MN/2008, tanggal 22 Agustus
2008 menimbang bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
22 Tahun 2006 tentang Standar Isi penentuan jurusan atau program studi keahlian
pada SMK mengacu pada spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan yang
diatur oleh direkorat teknis (sumber: www.ditpsmk.com). Mengingat bahwa UU RI
No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Standar Nasional, PP RI No 19 Th 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Permen Diknas No 22, 23, 24 Tahun 2006
tentang Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, serta Standar Pelaksanaan Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, memutuskan bahwa spektrum keahlian
pendidikan menengah kejuruan memuat bidang keahlian, program studi, kompetensi
keahlian dan deskripsi setiap kompetensi keahlian. Spektrum yang dimaksud
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
merupakan acuan dalam menyelenggarakan bidang studi/program studi/kompetensi
keahlian pada SMK.
Surat keputusan Dirjen Mandikdasmen nomor 251/C/KEP/MN/2008 diatur
tentang spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan (SMK), adapun spektrum
keahlian tersebut di kelompokkan menjadi bidang studi keahlian, program studi
keahlian, dan kompetensi keahlian. Diantara ketiga kelompok tersebut Kompetensi
Keahlian merupakan kelompok baru yang telah ditetapkan oleh Dirjen
Mandikdasmen pada Spektrum 2008, dimana pada spektrum sebelumnya hanya
terdapat dua kelompok yakni Bidang Keahlian dan Program Keahlian.
Bidang Studi Keahlian adalah kelompok atau rumpun keahlian, pada
Spektrum 2008 terdapat 6 bidang studi keahlian yang terdiri atas:
a. Teknologi dan Rekayasa.
b. Teknologi Informasi dan Komunikasi.
c. Kesehatan.
d. Seni, kerajinan dan pariwisata.
e. Agribisnis dan Agroteknologi.
f. Bisnis dan Manajemen.
Sedangkan Program Studi Keahlian adalah jurusan dalam suatu bidang studi
keahlian, pada spektrum sebelumnya disebut bidang keahlian. Pada Spektrum 2008
terdapat 40 Program studi keahlian, yang tersebar pada seluruh Bidang Studi
Keahlian (data bidang studi keahlian terlampir).
Kompetensi keahlian adalah spesialisasi dalam suatu program studi keahlian,
pada spektrum sebelumnya disebut program keahlian. Terdapat 121 Kompetensi
Keahlian yang telah ditetapkan oleh Dirjen Mandikdasmen pada Spektrum 2008.
Keputusan Dirjen Mandikdasmen ini juga menjelaskan bahwa masing-
masing kelompok program pendidikan diselenggarakan sesuai kemampuan sekolah
dan kebutuhan daerah masing-masing, dan setiap penambahan dan/atau perubahan
bidang studi/program, studi/kompetensi keahlian, tetap harus mendapat persetujuan
Kepala Dinas Pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Bidang studi keahlian Teknologi dan Rekayasa memuat beberapa program
studi keahlian yang meliputi : Teknik Bangunan, Teknik Blaming dan Sanitasi,
Teknik Survei dan Pemetaan, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Pendingin dan Tata
Udara, Teknik Mesin serta Teknik Otomotif. Pada Teknik Otomotif terdapat
Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor.
Kekhususan kurikulum SMK ini memiliki harapan memberikan peluang
tumbuhnya potensi SMK untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam
mengembangkan program pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
setempat dengan tetap mengikuti standar yang ditetapkan secara nasional.
5. Tinjauan Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor
Teknik Sepeda Motor adalah kompetensi keahlian pada Bidang Studi
Keahlian Teknologi dan Rekayasa Program Studi Keahlian Teknik Otomotif yang
menekankan pada keterampilan pelayanan jasa mekanik kendaraan sepeda motor.
Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor menyiapkan peserta didik untuk
bekerja pada bidang pekerjaan yang dikelola oleh badan, instansi atau perusahaan
pribadi (wirausaha).
Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor secara umum mengacu
pada isi Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai
Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa
pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Tujuan Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor adalah membekali
peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam hal
berikut:
a. Perawatan dan perbaikan engine sepeda motor.
b. Perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga sepeda motor.
c. Perawatan dan perbaikan chasis dan suspensi sepeda motor.
d. Perawatan dan perbaikan sistem kelistrikan sepeda motor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Peraturan Menteri (Permen) yang
sama menentukan sesuatu yang berbeda dari sekolah umum. Jumlah mata pelajaran
dinyatakan disesuaikan dengan kebutuhan program tetapi juga pengelompokan mata
pelajaran dibedakan dari sekolah umum. Penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran
dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adatif, dan produktif.
Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang
meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Pendidikan Jasmani Olah raga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok adaptif
terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Ketrampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif
terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokan dalam Kompetensi Dasar
kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata
pelajaran yang dialokasikan waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program
keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain.
Dasar akademik bagi penetapan Standar Kompetensi Lulusan Satuan
Pendidikan adalah tujuan pendidikan dari setiap satuan pendidikan. Pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006
bagian A Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Nomor 3 termasuk sebagai
berikut :
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan
berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni: Pendidikan Menengah Kejuruan
yang terdiri atas SMK/MAK bertujuan: Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Ketentuan tersebut masih berlaku hingga sekarang, adapun Standar
Kompetensi Lulusan KTSP SMK pada Satuan Pendidikan Kejuruan adalah sebagai
berikut :
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta
memperbaiki kekurangannya.
3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan,
dan pekerjaannya.
4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup global.
6. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis,
kreatif, dan inovatif.
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan.
8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan
diri.
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks.
11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara
demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
15. Mengapresiasi karya seni dan budaya.
16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan
lingkungan.
18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain.
21. Menunjukkan ketrampilan membaca, menulis naskah secara sistematis & estetis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
22. Menunjukkan ketrampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam
bahasa Indonesia dan Inggris.
23. Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk
memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi
sesuai dengan kejuruannya.
(Sumber:http://tutorial.smkn6dki.or.id/index.php?action=downloadfile&filename=07
2_Deskripsi_Multimedia_FPUP.pdf&directory=public_downloads/Standard_Kompet
ensi_TIK2009&PHPSESSID=525ecfe71ae84181d031fa67048842ce)
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal
satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal
kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Kompetensi kejuruan dalam Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor
adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Standar Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor (Sumber:
Smkmerdekabdg.com/akademik/standar-kompetensi-dasar/sepeda-motor.html)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Melakukan perbaikan sistem
hidrolik
1.1 Memelihara sistem hidrolik
1.2 Menguji sistem hidrolik
1.3 Memperbaiki sistem hidrolik.
2. Memperbaiki sistem gas buang 2.1 Mendiagnosis gangguan sistem gas buang
2.2 Memperbaiki gangguan sistem gas buang
3. Memelihara baterai 3.1 Mengidentifikasi konstruksi baterai
3.2 Melaksanakan teknik pemanfaatan baterai
3.3 Merawat baterai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
4. Melaksanakan overhaul kepala
silinder
4.1 Membongkar komponen kepala silinder
4.2 Memperbaiki komponen kepala silinder
4.3 Merakit komponen kepala silinder
5. Melakukan overhaul sistem
pendingin berikut komponen-
komponennya
5.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem
pendingin
5.2 Memperbaiki gangguan sistem pendingin
5.3 Merakit komponen sistem pendingin
6. Melakukan perbaikan sistem
bahan bakar bensin
6.1 Mengindentifikasi komponen sistem bahan
bakar bensin
6.2 Memeriksa komponen sistem bahan bakar
bensin
6.3 Mendiagnosis gangguan pada sistem bahan
bakar bensin
6.4 Memperbaiki gangguan sistem bahan bakar
bensin
7. Melakukan perbaikan engine
berikut komponen-
komponennya
7.1 Mengindentifikasi komponen engine
7.2 Memeriksa komponen engine
7.3 Mendiagnosis gangguan pada engine
7.4 Memperbaiki engine berikut komponennya
8. Melakukan perbaikan unit
kopling berikut komponen-
komponen sistem
pengoperasiannya
8.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem kopling
manual berikut komponen sistem
pengoperasiannya
8.2 Memperbaiki sistem kopling manual berikut
komponen sistem pengoperasiannya
8.3 Mendiagnosis gangguan pada sistem kopling
berikut komponen pengoperasiannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
8.4 Memperbaiki kerusakan pada sistem kopling
berikut komponen pengoperasiannya
9. Melakukan perbaikan sistem
transmisi manual
9.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem
transmisi manual
9.2 Memperbaiki gangguan sistem transmisi
manual.
10. Melakukan perbaikan sistem
transmisi otomatis
10.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem
transmisi otomatis
10.2 Memperbaiki gangguan sistem transmisi
otomatis.
11. Melakukan perbaikan sistem
rem
11.1 Mengindentifikasi komponen sistem rem
11.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem rem
11.3 Memperbaiki sistem rem.
12. Melakukan perbaikan sistem
suspensi
12.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem
suspensi
12.2 Memperbaiki sistem suspensi.
13. Melaksanakan pekerjaan servis
pada roda, ban dan rantai
13.1 Mendiagnosis gangguan pada roda dan
sistem penggerak rantai
13.2 Memperbaiki gangguan sistem penggerak
rantai.
14. Melakukan perbaikan ringan
pada rangkaian sistem
kelistrikan dan instrumen
14.1 Mengindentifikasi sistem kelistrikan dan
instrumen
14.2 Mendiagnosis gangguan pada rangkaian
sistem kelistrikan dan instrumen
14.3 Memperbaiki rangkaian sistem kelistrikan
dan instrumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
15. Melakukan perbaikan sistem
starter
15.1 Mengindentifikasi komponen sistem starter
15.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem starter
15.3 Memperbaiki gangguan sistem starter.
16. Melakukan perbaikan sistem
pengisian
16.1 Mengindentifikasi komponen sistem
pengisian
16.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem
pengisian
16.3 Memperbaiki gangguan sistem pengisian.
17. Melakukan perbaikan sistem
pengapian
17.1 Mengindentifikasi komponen sistem
pengapian
17.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem
pengapian
17.3 Memperbaiki gangguan sistem pengapian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
6. Tinjauan Industri Jasa Otomotif
Pengertian jasa menurut Kotler and Keller (2006 : 372) menyatakan bahwa,
“A service is any act or performance that one party can offer to another that is
essentially intangible and does not result in the ownership of anything. Its production
may or may not be tied to a physical product.” (Jasa adalah setiap tindakan atau
kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak
berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produksi jasa dapat
terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik).
Stanton (2002 : 537) menyatakan bahwa,“Services are identifiable,
intangible activities that are the main object of a transaction designed to provide
want-satisfaction to customers. By this definition we exclude supplementary services
that support the sale of goods or other services”.
Zeithaml and Bitner (2003 : 3) menyatakan bahwa, “Include all economic
activities whose output is not a physical product or construction, is generally
consumed at the time it is produced, and provided added value in forms (such as
convenience, amusement, timeliness, comfort, or health) that are essentially
intangible concerns of its first purchaser”.
Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain
produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,
memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli
pertamanya.
Kesimpulan yang dimaksud industri jasa otomotif disini adalah suatu usaha
atau kegiatan yang memberikan pelayanan dan tindakan yang ditawarkan oleh satu
pihak ke pihak lain yang berupa perawatan dan perbaikan kendaraan ringan. Industri
jasa otomotif yang dimaksud dalam penelitian ini bisa juga kita artikan/sebut sebagai
bengkel motor umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
B. Kerangka Bepikir
AFTA persaingan antar bangsa akan berjalan semakin ketat, arus globalisasi
pun semakin luas, serta perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK)
akan berkembang semakin pesat, untuk itu dituntut adanya pemenuhan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, agar SDM yang ada nantinya dapat bersaing dan
menjadi tokoh utama di dalam negeri sendiri.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar. Kurikulum mempunyai kedudukan sendiri dalam seluruh proses
pendidikan dan juga mengarah segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya
tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan tersebut secara
jelas dirumuskan dan dicantumkan dalam kurikulum, juga disesuaikan dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
Penerapan KTSP menuntut adanya pengembangan dan kreatifitas dari sekolah
masing-masing dalam penentuan kompetensi dan indikator pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan pada daerah masing-masing. Ketentuan ini ditujukan
agar tercapai sumber daya manusia yang berkualitas, sebab sumber daya manusia
merupakan potensi yang besar dalam pembangunan nasional. Pengembangan sumber
daya manusia ini dapat dikembangkan melalui jalur pendidikan, yaitu melalui
kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat maupun
lapangan pekerjaan, oleh sebab itu untuk memberi masukan kepada sekolah mengenai
kompetensi yang dibutuhkan bengkel sepeda motor di Surakarta, untuk selanjutnya
dapat dirancang guna menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator pada Program Studi Keahlian Teknik Sepeda Motor di SMK, sebagai
bahan acuan bagi sekolah dalam menyusun kurikulum, dan untuk pengembangan
kurikulum dan amanat KTSP, maka perlu dikaji lebih lanjut mengenai kebutuhan-
kebutuhan industri dan diteliti kesesuaiannya dengan kurikulum yang ada pada saat
ini akhirnya diharapkan penerapan kurikulum yang ada benar-benar terlaksana sesuai
kebutuhan daerah, sehingga proses belajar mengajar yang baik serta dukungan penuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dari masyarakat dan dunia industri akan mempermudah tercapainya tujuan
Pendidikan Nasional, yaitu menghasilkan lulusan yang berkompeten serta menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas pada akhirnya diharapkan para lulusan dapat
masuk di dunia usaha dan industri sesuai dengan program keahlian yang ditekuni
yaitu Teknik Otomotif dan khususnya kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor.
Memperjelas pelaksanan dari uraian diatas dirumuskan gambar sebagai
berikut :
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Standar Kompetensi KTSP SMK
Kompetensi Keahlian Teknik
Sepeda Motor
Kebutuhan Tenaga Bengkel
Sepeda Motor
Relevansi KTSP SMK Kompetensi
Keahlian Teknik Sepeda Motor dengan
Kebutuhan Tenaga Bengkel Sepeda Motor
Kepercayaan
masyarakat
SDM berkualitas
Bahan Pedoman
Pembentukan KTSP
Sekolah
Acuan Lulusan SMK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada industri jasa otomotif yang menangani
perawatan dan perbaikan Sepeda Motor (bengkel motor umum) di wilayah kodya
Surakarta dan sekitarnya.
2. Waktu
Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:
a. Studi literatur pada tanggal 03 Juni 2010 s/d 14 Juni 2010
b. Penyusunan proposal pada tanggal 01 Juli 2010 s/d 03 Agustus 2010
c. Seminar proposal penelitian pada tanggal 06 Agustus 2010
d. Revisi proposal penelitian pada tanggal 07 Agustus 2010 s/d 09 Agustus 2010
e. Perijinan proposal penelitian pada tanggal 09 Agustus 2010 s/d 25 Agustus
2010
f. Pelaksanaan penelitian pada tanggal 29 Agustus 2010 s/d 11 Oktober 2010
g. Analisis data pada tanggal 14 Oktober 2010 s/d 18 Oktober 2010
h. Penyusunan laporan hasil penelitian 20 Oktober s/d selesai
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, Bogdan dan Taylor
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati (L. J. Moleong, 2007 : 4).
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi
yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami
fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Penelitian kualitatif adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti
merupakan instrumen kunci Sugiyono (2005).
Penelitian Deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian
ini diarahkan pada latar dan individu objek penelitian secara utuh, dan hasilnya akan
menggambarkan kondisi yang sebenarnya/alamiah secara sitematis, faktual, dan
akurat.
C. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini diambil langsung berdasarkan peristiwa di
lokasi, dan arsip/dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian. Selain itu
ada 2 kelompok informan yang akan dijadikan sebagai sumber data utama dalam
penelitian ini, yaitu kelompok mekanik (sebagai pekerja teknis) dan kelompok
kepala bengkel.
D. Teknik Sampling
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga mekanik yang ada di
Kodya Surakarta, dan seluruh kepala bengkel yang ada di dalamnya.
2. Sampel Penelitian
Teknik sampling yang digunakan yaitu sampel bertujuan (purposive
sampling), data ditentukan secara purposive berdasarkan karakteristik bengkel.
Bengkel yang diambil adalah bengkel motor umum (bengkel motor yang menangani
semua merek kendaraan) di Kodya Surakarta. Jumlah bengkel motor umum yang ada
di surakarta yang di ambil dalam penelitian ini sebanyak 28 bengkel dengan total 82
mekanik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada 4 metode yang penulis gunakan untuk pengumpulan data dalam
penilitian ini, yaitu:
1. Metode Observasi
Metode Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai bengkel yang
dipilih, dan pengamatan langsung terhadap job/pekerjaan yang dilakukan para
mekanik.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan industri
terhadap keahlian para mekanik.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.
Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi Standar Kompetensi yang
terdapat pada KTSP SMK Spektrum 2008, dan data-data yang berhubungan
dengan masalah.
4. Metode Angket
Metode angket adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak
langsung. Dengan demikian dalam metode ini peneliti tidak langsung bertanya
jawab dengan responden tetapi peneliti hanya memberikan kousioner pada
responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
F. Validitas Data
Memastikan validitas data dalam penelitian ini diperoleh melalui
trianggulasi, Lexy J. Moleong (2007 : 330) menyebutkan bahwa, “trianggulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
Penggunaan trianggulasi dikarenakan validitasnya tidak berbentuk angka statistik,
akan tetapi validitas ditentukan berdasarkan pertimbangan yang logis. Penggunaan
trianggulasi ini nantinya berfungsi untuk memproleh data yang dapat dipercaya
kebenarannya karena tidak hanya dilihat dari satu cara pandang, tetapi
multiperspektif, dan selain itu data yang sudah diperoleh lebih diyakini keabsahan
datanya karena mempunyai pembanding.
Patton (H. B. Sutopo, 2002 : 78) menyatakan bahwa ada empat macam
teknik trianggulasi yaitu “(1) trianggulasi data (data triangulation), (2) trianggulasi
peneliti (investigator triangulation), (3) trianggulasi metodologis (methodological
triangulation), dan (4) trianggulasi teoretis (theoritical triangulation)”.
Pada penelitian ini menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode,
trianggulasi data disebut juga trianggulasi sumber.
G. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data kualitatif model alir
yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992), analisis dilakukan dalam 3
langkah, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data kualitatif ini adalah
sebagi berikut :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus
menerus selama penelitian berlangsung.
Data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan langkah
sebagai berikut :
a. Menjumlah skor pada masing-masing butir soal
Untuk kepentingan analisis, maka masing-masing pilihan jawaban pada
instrumen penelitian (angket) diberi skor sebagai berikut:
Sering = 3
Kadang-kadang = 2
Pernah/Sangat jarang = 1
Tidak Pernah = 0
b. Menghitung persentase
Dari data yang sudah terkumpul peneliti menggunakan persentase nilai,
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
N = Persentase tingkat kesesuaian/kebutuhan
X = Skor yang terkumpul pada butir soal
Y = Skor maksimal pada butir soal
Untuk analisis kesesuaian, dinilai tingkat persentase dengan ketentuan:
Tidak Sesuai = ∑ TP (Tidak Pernah)
Sesuai = ∑ P (Pernah) + ∑ KK (Kadang-kadang) + ∑ S (Sering)
c. Hasil persentase lalu di deskripsikan/berpedoman pada kriteria sebagai berikut:
Pencapaian 0% - 39% sangat rendah
Pencapaian 40% - 55% rendah
Pencapaian 56% - 65% cukup tinggi
Pencapaian 66% - 79% tinggi
Pencapaian 80% - 100% sangat tinggi (Suharsimi Arikunto, 1998 : 48)
N = ∑X
x 100% ∑Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Penyajian data
Menghindari kesulitan dalam melakukan penarikan kesimpulan, data yang sudah
terkumpul perlu disajikan dalam bentuk-bentuk tertentu guna menggabungkan
informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu. Inti dari kegiatan ini adalah
mengorganisir informasi secara sistematis guna mempermudah peneliti dalam
menggabungkan dan merangkaikan keterikatan antar data terkait dengan fenomena
yang ada pada obyek penelitian. Lebih lanjut, peneliti dapat membandingkan
fenomena yang terjadi di lapangan dengan teori yang relevan.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini bukanlah langkah final dari kegiatan
analisis. Dengan bertambahnya data, kesimpulan yang kabur menjadi lebih
mendasar. Dalam hal ini kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama
penelitian berlangsung.
Kegiatan-kegiatan tersebut di atas dapat digambarkan secara skematis
sebagai berikut :
Gambar 2. Skema Analisis Model Interaktif (Huberman & Miles, 1992 : 20)
Pengumpulan
Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Kesimpulan/
Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
H. Prosedur Penelitian
Menyusun karya penelitian ilmiah merupakan suatu proses bertindak dan
berpikir yang logis dan sistematis, pada penelitian ini prosedur yang digunakan
adalah seperti pada gambar berikut :
Gambar 3. Prosedur Penelitian
Pra Penelitian
Merumuskan Masalah
Merumuskan Tujuan dan Manfaat
Kajian Tentang Konseptual / teoritis
Memilih Pendekatan
Menentukan Variabel Menentukan Sumber Data
Menentukan dan Menyusun Intrumen
Mengumpulkan Data
Analisis dan Reduksi Data
Menarik Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan pada bengkel motor
umun di wilayah Kodya Surakarta diperoleh data mengenai relevansi KTSP SMK
dengan kebutuhan kompetensi mekanik industri jasa otomotif.
Penyajian dan analisis data mengacu pada hasil penelitian yang terdapat
dalam rekapitulasi data relevansi KTSP SMK dengan kebutuhan industri jasa
otomotif di Kodya Surakarta. Berikut ini disajikan secara berurutan data hasil
penelitian.
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Bengkel motor umum yang ada di Kodya Surakarta jumlahnya sudah
sangat banyak sekali, hampir di setiap sudut daerah terdapat bengkel motor dan
jaraknya pun hampir saling berdekatan. Hal ini sejalan dengan kondisi sepeda
motor yang sudah memadati kodya Surakarta, dan terus meningkat jumlahnya
mengikuti pertumbuhan ekonomi di kota Solo yang juga semakin baik.
Jenis atau tipe bengkel motor umum yang ada di masyarakat pada saat ini
juga sangat bervariasi, misalnya bengkel umum yang hanya melakukan servis dan
perbaikan, bengkel umum yang melakukan servis dan perbaikan sekaligus
menjual spare part, dan bengkel umum yang dikombinasikan dengan bidang
usaha lain yang berhubungan dengan otomotif.
Berikut adalah daftar bengkel sepeda motor umum di Kodya Surakarta
yang di gunakan sebagai sampel penelitian:
Tabel 2. Daftar Bengkel Sepeda Motor Umum di Kodya Surakarta
No. Bengkel Mobil Alamat
1. GAJAH MADA MOTOR Jl. Gajah Mada No 109 Surakarta
2. S ASIH MOTOR Jl. Tentara Praja No. 2 Jebres, Surakarta
3. RIDWAN MOTOR Jl. Untung suropati No. 123 Pasar Kliwon,
Surakarta
4. TIMURAN MOTOR 2 Jl. Cut Nyak Dien No. 22 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5. PERTAMINI MOTOR Jl. KH. Maskur No. 63 Kentingan, Surakarta
6. SANJAYA MOTOR Jl. Surya No 135, Jagalan, Surakarta
7. BERKAT KASIH MOTOR Jl. Surya No 131, Jagalan-Surakarta
8. SEGER JAYA MOTOR Jl. Jend. Urip Sumoharjo No 123 Mesen,
Surakarta
9. BMM MOTOR Jl. Gajah Mada No 99 B Surakarta
10. SIDO AGUNG MOTOR Jl. Brigdjen Katamso No. 117 Mojosongo,
Surakarta
11. SELAMET MOTOR Jl. Kolonel Sugiono No. 27 Nusukan, Surakarta
12. SONITEN MOTOR Jl. Yossudarso No. 145 Surakarta
13. PRIMA JAYA MOTOR Jl. Kyai Mojo Rt 01/05 Semanggi, Surakarta
14. UNTUNG MOTOR Jl. Jend. Urip Sumoharjo No 171 Surakarta
15. DUNIA MOTOR Jl. Gotong Royong No. 64 Gemblegan,
Surakarta
16. SUMBER ALAM MOTOR Jl. Kapten Mulyadi No. 89 Pasar Kliwon,
Surakarta
17. KARYA DUA PERKASA Jl. Kyai Mojo Rt 02/03 Semanggi, Surakarta
18. GONDRONG MOTOR Jl. Untung suropati No. 125 Semanggi,
Surakarta
19. ADI KARYA MOTOR Jl. Kyai Mojo Rt 04/05 Semanggi, Surakarta
20. PUTRA JAYA MOTOR Jl. Kyai Mojo Rt 05/06 Semanggi, Surakarta
21. SABAR JAYA MOTOR Jl. Gading kidul No. 102 Gading, Surakarta
22. KURNIA BARU MOTOR Jl. Yossudarso No. 325 Gemblegan, Surakarta
23. NUGROHO MOTOR Jl. Yossudarso No. 260 Surakarta
24. POPO MOTOR Jl. Honggowongso No. 134 Tipes, Surakarta
25. GARUDA MOTOR Jl. Yossudarso No. 161 Surakarta
26. LANCAR MOTOR Jl. Veteran No. 183 Gading, Surakarta
27. ANUGRAH MOTOR Jl. Jaka tingkir No 9 Surakarta
28. MADUMA MOTOR Jl. Pakel No 19 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Bengkel-bengkel umum tersebut diatas diambil secara purposive sampel
untuk diambil datanya dan dilakukan penelitian sesuai kebutuhan, bengkel yang
telah dilakukan penelitian berjumlah 28 bengkel sepeda motor yang tersebar di
seluruh Kodya Surakarta. Namun tidak semua bengkel yang ada daerah di
dilakukan penelitian, karena ada beberapa bengkel yang tidak memenuhi
persyaratan dan kebutuhan data penelitian.
Dari keseluruhan 28 bengkel umum tersebut telah dilakukan penelitian
terhadap 82 mekanik.
Tabel 3. Daftar Jumlah Mekanik pada Masing-masing Bengkel Sepeda Motor
Umum
No. Bengkel Mobil Jumlah Mekanik
1. GAJAH MADA MOTOR 4
2. S ASIH MOTOR 2
3. RIDWAN MOTOR 2
4. TIMURAN MOTOR 2 2
5. PERTAMINI MOTOR 2
6. SANJAYA MOTOR 2
7. BERKAT KASIH MOTOR 4
8. SEGER JAYA MOTOR 2
9. BMM MOTOR 2
10. SIDO AGUNG MOTOR 2
11. SELAMET MOTOR 2
12. SONITEN MOTOR 2
13. PRIMA JAYA MOTOR 4
14. UNTUNG MOTOR 2
15. DUNIA MOTOR 6
16. SUMBER ALAM MOTOR 3
17. KARYA DUA PERKASA 3
18. GONDRONG MOTOR 2
19. ADI KARYA MOTOR 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
20. PUTRA JAYA MOTOR 3
21. SABAR JAYA MOTOR 2
22. KURNIA BARU MOTOR 4
23. NUGROHO MOTOR 3
24. POPO MOTOR 3
25. GARUDA MOTOR 4
26. LANCAR MOTOR 5
27. ANUGRAH MOTOR 3
28. MADUMA MOTOR 5
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Industri Jasa Otomotif (Khusus Menangani Sepeda Motor)
Jenis dan tipe bidang usaha industri jasa otomotif yang ada di Kodya
Surakarta sangatlah beragam, baik usaha yang berkaitan dengan perawatan dan
perbaikan maupun usaha yang memanjakan para pelanggan dengan accecoris dan
modifikasi.
Bidang usaha industri otomotif yang berkaitan dengan sepeda motor yang
ada dan berkembang di kodya Surakarta yaitu :
1. Servis sepeda motor
Servis sepeda motor merupakan bengkel yang kita kenal menangani
berbagai jenis perawatan dan perbaikan sepeda motor, pekerjaan utama yang
sering dilakukan adalah servis sepeda motor yaitu perawatan sepeda motor dengan
cara membersihkan karburator dan komponen-komponennya. Ada juga yang
memvariasikan servis sepeda motor ini dengan tidak hanya membersihkan
karburator, tapi juga mengecek komponen-komponen utama dan keamanan
berkendara seperti memeriksa ketinggian air aki dan kondisi aki, memeriksa
kekencangan rantai dan memberikan pelumas. Selain pekerjaan utama tersebut
ada juga pekerjaan lain yang ditangani tapi dilakukan jika hanya ada kerusakan
seperti mengganti kanvas rem, memperbaiki kelistrikan sepeda motor,
memperbaiki sistem bahan bakar, dan memperbaiki engine .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Ganti oli
Bidang usaha yang satu ini paling banyak digandengkan dengan bidang
usaha lain yaitu servis motor, tapi ada juga yang membuat bidang usaha ganti oli
ini berdiri sendiri. Pekerjaan utamanya adalah mengganti oli mesin para
pelanggan yang sering dilakukan secara berkala.
3. Tambal ban
Sesuai dengan namanya, pekerjaan utama dalam bidang usaha ini yaitu
melakukan perbaikan pada ban yang bocor (tambal ban).
4. Cuci steam/salju sepeda motor
Pekerjaan utama yang dilakukan adalah melakukan pencucian sepeda
motor.
5. Pengelasan
Pengelasan biasa dipakai bagi pemilik sepeda motor yang ingin
memodifikasi motornya, serta memperbaiki rangka yang rusak dikarenakan
kecelakaan ataupun hal lain yang tidak diinginkan
6. Pengecatan/air brush
Pengecatan paling sering dilakukan dalam hal modifikasi motor, agar
motor kelihatan lebih menarik. Namun ada juga yang melakukan pengecatan
untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya mengecat bagian motor yang tergores agar
kelihatan bersih dan baru lagi.
7. Kenteng velg
Bidang usaha ini melakukan pekerjaan dalam hal memperbaiki velg yang
sudah tidak center ataupun jari-jari lingkarannya yang berubah akibat benturan-
benturan yang keras, salah satunya dikarenakan sering melewati jalan yang rusak
dan unggakan atau yang sering dikenal dengan sebutan “polisi tidur”. Adapun
caranya yaitu dengan memukul bagian yang tidak center atau sudah bengkok.
8. Perbaikan dan pemasangan jari-jari sepeda motor
Pekerjaan dalam bidang usaha ini tujuannya hampir sama dengan bidang
usaha “kenteng velg” yaitu memperbaiki velg agar roda berputar dengan
sempurna. Namun cara kerjanya saja yang berbeda, yaitu dengan cara mengganti
jari-jari sepeda motor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
9. Perbaikan dan modifikasi jok sepeda motor
Lebih sering dilakukan oleh peminat modifikator motor agar motonya
kelihatan lebih menarik, namun ada juga yang melakukan penggantian jok motor
dikarenakan jok yang lama telah rusak ataupun robek.
10. Press body sepeda motor
Bidang usaha ini melakukan perbaikan pada body sepeda motor ataupun
membuat body motor yang baru sesuai dengan yang diinginkan.
11. Perawatan dan perbaikan accu
Salah satu komponen penting dalam kendaraan adalah sistem kelistrikan,
dan komponen utamanya adalah accu ataupun yang kita kenal dengan sebutan
aki. Bidang usaha yang satu ini melakukan pekerjaan dalam hal yang
berhubungan dengan aki, seperti pengisian aki atau accu recharge, pengisian air
aki, jual aki baru dan juga tukar tambah aki.
12. Kuras tangki sepeda motor
Pekerjaan utama dalam bidang usaha ini yaitu membersihkan tangki
bensin sepeda motor. Pekerjaan ini sering dilakukan karena tangki sepeda motor
sudah berkarat dan banyak kotoran di dalamnya, sehingga menggangu proses
sistem bahan bakar. Jika kondisi tangki sudah parah, bisa juga dilakukan
penggantian.
13. Perbaikan komstir
14. Cutting sticker
Pekerjaan utama dalam bidang usaha ini yaitu menghiasi motor dengan
sticker, sehingga lebih banyak pelanggannya adalah modifikator motor.
15. Accecoris
Bidang usaha ini melakukan penjualan dan pemasangan accecoris motor,
peminatnya pun kebanyakan modifikator motor.
Keseluruhan jenis bidang usaha yang ada di Kodya Surakarta tersebut
diatas, dapat kita lihat bahwa setiap bidang usaha yang ada mengarah ke
spesialisasi dan profesionalisme pekerjaan. Setiap satu bidang usaha hanya
menangani satu jenis pekerjaan dan lebih spesifik ke salah satu komponen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Namun meski demikian masih ada satu bidang usaha di gandengkan dengan usaha
yang lain menjadi satu.
Hal ini merupakan perkembangan yang positif di dunia usaha khususnya
bidang otomotif bagi siswa SMK, karena makin banyak kesempatan yang terbuka,
peluang yang semakin besar, dan beragamnya pilihan jenis usaha yang bisa di
sesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
2. Deskripsi Kebutuhan Kompetensi Industri Jasa Otomotif
Seperti dapat kita lihat pada uraian-uraian sebelumnya, bidang usaha
yang ada di Kodya Surakarta sudah sangat banyak dan juga berbagai macam
jenisnya. Seiring dengan adanya bidang usaha yang semakin beragam ini, secara
tidak langsung menuntut kompetensi-kempetensi yang bervariasi juga sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Dunia industri menginginkan komptensi-kompetensi yang lebih spesifik,
yaitu kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jika kita
gambarkan dari bidang usaha yang ada, kompetensi yang dibutuhkan pada saat ini
adalah kompetensi perawatan dan perbaikan engine, kompetensi pengecatan,
kompetensi pengelasan, kompetensi pemahaman mengenai ban dan velg,
kompetensi pengerjaan body, kompetensi pemahaman mengenai penggunaan oli,
dan kompetensi pemahaman mengenai accu.
Bidang usaha yang ada seperti telah disebutkan pada uraian sebelumnya
rata-rata adalah jenis usaha jasa, sehingga banyak juga kompetensi-kompetensi
non teknis yang juga wajib dan perlu diketahui karena usaha jasa adalah usaha
yang berhubungan dengan orang banyak. Kompetensi-kompetensi tersebut adalah
kompetensi mengenai manajemen usaha/perusahaan, kompetensi manajemen
keuangan, kompetensi sikap dan prilaku berhadapan dengan orang lain, dan
kompetensi pelayanan pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
1. Tingkat Kesesuaian
Secara garis besar standar kompetensi yang telah dibuat Mendikdasmen
merupakan kebutuhan dari industri, namun kebutuhan tersebut merupakan
kebutuhan secara global dan sudah sangat sesuai dengan kebutuhan industri yang
ada di Kodya Surakarta, baik industri-industri kecil maupun menengah.
Secara keseluruhan semua kebutuhan timbul dari perkembangan yang
ada di masyarakat, dengan meningkatnya teknologi maka makin meningkat juga
kebutuhan masyarakat dan akhirnya meningkat juga kebutuhan industri jasa dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Dengan kondisi ini diharapkan
kurikulum dapat terus mengikuti perkembangan zaman yang ada, sehingga dapat
dihasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Berikut adalah tingkat kebutuhan industri jasa otomotif khususnya
bengkel umum sepeda motor di Kodya Surakarta terhadap Standar Kompetensi
Keahlian Teknik Sepeda Motor yang telah ditetapkan oleh Mendikdasmen dalam
KTSP Spektrum 2008:
Tabel 4. Persentase Kebutuhan Industri Jasa Otomotif di Kodya Surakarta
STANDAR KOMPETENSI
KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
TINGKAT
KEBUTUHAN
1. Melakukan perbaikan sistem hidrolik
1.1 Memelihara sistem hidrolik
1.2 Menguji sistem hidrolik
1.3 Memperbaiki sistem hidrolik
Sangat Tinggi
2. Memperbaiki sistem gas buang
2.1 Mendiagnosis gangguan sistem gas buang
2.2 Memperbaiki gangguan sistem gas buang
Tinggi
3. Memelihara baterai
3.1 Mengidentifikasi konstruksi baterai
3.2 Melaksanakan teknik pemanfaatan baterai
3.3 Merawat baterai.
Sangat Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
STANDAR KOMPETENSI
KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
TINGKAT
KEBUTUHAN
4. Melaksanakan overhaul kepala silinder
4.1 Membongkar komponen kepala silinder
4.2 Memperbaiki komponen kepala silinder
4.3 Merakit komponen kepala silinder
Tinggi
5. Melakukan overhaul sistem pendingin berikut komponen
komponennya
5.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem pendingin
5.2 Memperbaiki gangguan sistem pendingin
5.3 Merakit komponen sistem pendingin
Sangat Rendah
6. Melakukan perbaikan sistem bahan bakar bensin
6.1 Mengindentifikasi komponen sistem bahan bakar bensin
6.2 Memeriksa komponen sistem bahan bakar bensin
6.3 Mendiagnosis gangguan pada sistem bahan bakar bensin
6.4 Memperbaiki gangguan sistem bahan bakar bensin
Sangat Tinggi
7. Melakukan perbaikan engine berikut komponen-komponennya
7.1 Mengindentifikasi komponen engine
7.2 Memeriksa komponen engine
7.3 Mendiagnosis gangguan pada engine
7.4 Memperbaiki engine berikut komponennya.
Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
STANDAR KOMPETENSI
KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
TINGKAT
KEBUTUHAN
8. Melakukan perbaikan unit kopling berikut komponen-komponen
sistem pengoperasiannya
8.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem kopling manual berikut
komponen sistem pengoperasiannya
8.2 Memperbaiki sistem kopling manual berikut komponen
sistem pengoperasiannya
8.3 Mendiagnosis gangguan pada sistem kopling berikut
komponen pengoperasiannya
8.4 Memperbaiki kerusakan pada sistem kopling berikut
komponen pengoperasiannya
Sangat Tinggi
9. Melakukan perbaikan sistem transmisi manual
9.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem transmisi manual
9.2 Memperbaiki gangguan sistem transmisi manual.
Cukup Tinggi
10. Melakukan perbaikan sistem rem
10.1 Mengindentifikasi komponen sistem rem
10.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem rem
10.3 Memperbaiki sistem rem.
Sangat Tinggi
11. Melakukan perbaikan sistem suspensi
11.1 Mendiagnosis gangguan pada sistem suspense
11.2 Memperbaiki sistem suspensi
Tinggi
12. Melaksanakan pekerjaan servis pada roda, ban dan rantai
12.1 Mendiagnosis gangguan pada roda dan sistem penggerak
rantai
12.2 Memperbaiki gangguan sistem penggerak rantai.
Sangat Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
STANDAR KOMPETENSI
KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
TINGKAT
KEBUTUHAN
13. Melakukan perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan
dan instrumen
13.1 Mengindentifikasi sistem kelistrikan dan instrumen
13.2 Mendiagnosis gangguan pada rangkaian sistem kelistrikan
dan instrument
13.3 Memperbaiki rangkaian sistem kelistrikan dan instrumen.
Sangat Tinggi
14. Melakukan perbaikan sistem starter
14.1 Mengindentifikasi komponen sistem starter
14.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem starter
14.3 Memperbaiki gangguan sistem starter
Sangat Tinggi
15. Melakukan perbaikan sistem pengisian
15.1 Mengindentifikasi komponen sistem pengisian
15.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem pengisian
15.3 Memperbaiki gangguan sistem pengisian
Sangat Tinggi
16. Melakukan perbaikan sistem pengapian
16.1 Mengindentifikasi komponen sistem pengapian
16.2 Mendiagnosis gangguan pada sistem pengapian
16.3 Memperbaiki gangguan sistem pengapian
Sangat Tinggi
Data tabel diatas dapat kita lihat sebanyak enam belas komponen yang
ada tingkat kebutuhan bengkel umum terhadap Standar Kompetensi tersebut
adalah sepuluh komponen standar kompetensi dinyatakan kebutuhannya sangat
tinggi yaitu melakukan perbaikan sistem hidrolik, memelihara baterai, melakukan
perbaikan sistem bahan bakar bensin, melakukan perbaikan unit kopling berikut
komponen-komponen sistem pengoprasiannya, melakukan perbaikan sistem rem,
melaksanakan pekerjaan servis roda, ban dan rantai, melakukan perbaikan ringan
pada rangkaian sistem kelistrikan dan instrumen, melakukan perbaikan sistem
starter, melakukan perbaikan sistem pengisian, melakukan perbaikan sistem
pengapian. Empat komponen dinyatakan tinggi yaitu memperbaiki sistem gas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
buang, melakukan overhoul kepala silinder, melakukan perbaikan engine berikut
komponen-komponennya, melakukan perbaikan sistem suspensi, satu komponen
dinyatakan cukup tinggi yaitu melakukan perbaikan pada transmisi manual, dan
satu komponen dinyatakan sangat rendah yaitu melakukan overhoul sitem
pendingin berikut komponen-komponennya. Dari data secara keseluruhan
disimpulkan bahwa tingkat relevansi standar kompetensi KTSP SMK dengan
kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor di Kodya Surakarta dinyatakan
“sangat sesuai/ sangat tinggi’’ sebesar 95,43% dari 28 bengkel dengan 82
mekanik sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang
ada di kodya Surakarta, dan sebesar 4,57% dari 28 bengkel dengan 82 mekanik
tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di
kodya Surakarta. Ketidaksesuaian sebesar 4,57% yang ada bukan karena
disebabkan kecilnya kebutuhan industri jasa otomotif akan kompetensi tersebut,
akan tetapi lebih disebabkan karena adanya faktor lain yang mempengaruhinya.
Faktor tersebut adalah adanya keterbatasan kemampuan pada mekanik dan juga
sudah banyak unit usaha jasa yang secara khusus menangani suatu bidang tertentu
(misal khusus kenteng velg, pengecatan/ air brush, dan khusus pengelasan.
Gambar 4. Persentase Kesesuaian
Relevansi Standar Kompetensi KTSP SMK
dengan Kebutuhan Tenaga MekanikBengkel Sepeda Motor
di kodya Surakarta
Sesuai (95,43%)
Tidak Sesuai (4,57%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Semua kompetensi yang telah disebutkan diatas, masih ada kompetensi
lain yang dibutuhkan dari para pelaku industri. Di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Kompetensi Perbaikan transmisi otomatis
Pada masyarakat pada saat ini sudah banyak kita temukan sepeda motor
automatic, setiap pabrikan sepeda motor pun telah bersaing mengeluarkan
berbagai jenis model dan bentuk sepeda motor automatic tersebut. Dengan
banyaknya sepeda motor dengan transmisi otomatis ini mengakibatkan semakin
tinggi juga permintaan dalam hal perbaikan dan perawatan komponen-komponen
yang mengikutinya, dan kompetensi ini sendiri ternyata belum ada di salah satu
daftar kompetensi yang telah ditetapkan Kemendiknas.
2. Kompetensi perawatan dan perbaikan sistem injeksi bensin atau
yang sering dikenal dengan sebutan sistem EFI (Electronic Fuel
Injection).
Sistem EFI awal mulanya banyak digunakan pada kendaraan roda
4/mobil, namun pada saat ini sistem EFI juga sudah merambah sepeda motor.
Oleh sebab itu, kemampuan perawatan dan perbaikan sistem EFI merupakan
kebutuhan yang sangat dibutuhkan para pelaku industri pada saat ini. Hal ini juga
yang sering dikeluhkan oleh para kepala bengkel, kebutuhan yang tinggi ini masih
belum sejalan dengan kemampuan para mekaniknya. Mereka para mekanik ini,
masih banyak yang belum paham dan belum menguasai cara kerja komponen-
komponen yang mendukung dalam sistem injeksi bensin.
3. Kompetensi pelayanan pelanggan.
Kemampuan besosialisasi dengan pelanggan merupakan salah satu
kompetensi yang sangat penting dalam bidang usaha jasa, seperti kita ketahui
jenis pekerjaan yang berkaitan dengan sepeda motor ini kebanyakan jenis usaha
jasa. Sehingga sangat diperlukan kemampuan dalam bersosialisasi dengan orang
lain, agar usaha yang telah didirikan dapat bertahan dan banyak peminatnya
4. Kompetensi pengelolaan manajemen bengkel
Kemampuan mengatur dan mengorganisasikan bengkel merupakan dasar
berdirinya suatu bengkel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan kompetensi yang juga
dibutuhkan oleh industri jasa otomotif di Kodya Surakarta, oleh sebab itu
diharapkan juga di pelajari oleh siswa SMK.
2. Kritik dan Saran Dunia Kerja
a. Pada Pemilik Kendaraan
Sejatinya motor merupakan kendaraan yang lebih awet dibandingkan
kendaraan lain, karena hanya memerlukan sedikit perawatan agar setiap
komponen yang ada dapat bertahan sesuai masa umurnya. Penanganan pada
sepeda motor kebanyakan hanya servis ringan, kerusakan yang terjadi pada sepeda
motor lebih banyak disebabkan oleh kelalaian dari pemilik kendaraan itu sendiri,
oleh sebab itu berikut saran dan kritik dari pemilik bengkel agar sepeda motor
selalu dalam kondisi bagus:
a. Lakukan penggantian oli secara teratur, usahakan selalu
menggunakan merk yang sama.
b. Lakukan pemeriksaan kekencangan tali rantai
c. Selalu cek air aki, jangan sampai kurang atau melewati garis
minimum
d. Panaskan motor setiap pagi sebelum digunakan (1-2 menit).
e. Lakukan pembersihan karburator 2 bulan 1x
f. Jaga kecepatan hindari jalan berlubang agar tidak merusak velg
b. Pada Dunia Pendidikan
Bagi dunia kerja pendidikan informal dan nonformal merupakan satu
elemen penting dalam menciptakan sumber daya yang berkualitas, sehingga
sinkronisasi/kecocokan dan upaya saling dukung sangat diperlukan antara dunia
kerja dengan dunia pendidikan. Berikut saran dan kritik yang disampaikan dari
para pelaku industri yang bergerak di bidang uisaha jasa bengkel umum sepeda
motor di Kodya Surakarta :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Setiap materi yang disampaikan dari SMK harus sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya di lapangan baik itu secara teori maupun
praktek.
b. Pihak sekolah harus banyak menerima masukan dari dunia kerja
melalui siswa yang magang/ praktek pada dunia industri.
c. Perlu diperhatikan dan dibimbing keseriusan siswa sewaktu
melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan).
d. Diperbanyak materi mengenai injeksi dan sepeda motor automatic.
e. Siswa SMK diharapkan memperbanyak praktek di industri.
f. Alat-alat praktek di sekolah harus lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan industry.
g. Materi teori dan praktek harus sesuai dan seimbang.
h. Guru juga sedapat mungkin harus mempunyai latar belakang teknik
di industri.
i. Dunia pendidikan banyak ketinggalan dari perkembangan
tekhnologi, sebaiknya para pelajar maupun pengajar kreatif mencari
info di luar dunia pendidikan.
j. Tingkatkan pendidikan dengan sistem yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
1. Bidang usaha yang ada di masyarakat pada saat ini sudah membentuk
suatu kekhususan/spesialiasi, dimana satu bidang usaha hanya menangani
satu jenis pekerjaan.
2. Standar Kompetensi yang telah dibuat Mendikdasmen sudah “Sangat
tinggi/sangat sesuai” dengan kebutuhan industri jasa otomotif di Kodya
Surakarta.
3. Dari enam belas komponen yang ada tingkat kebutuhan bengkel umum
terhadap Standar Kompetensi tersebut adalah sepuluh komponen standar
kompetensi dinyatakan kebutuhannya sangat tinggi yaitu melakukan
perbaikan sistem hidrolik, memelihara baterai, melakukan perbaikan
sistem bahan bakar bensin, melakukan perbaikan unit kopling berikut
komponen-komponen sistem pengoprasiannya, melakukan perbaikan
sistem rem, melaksanakan pekerjaan servis roda, ban dan rantai,
melakukan perbaikan ringan pada rangkaian sistem kelistrikan dan
instrumen, melakukan perbaikan sistem starter, melakukan perbaikan
sistem pengisian, melakukan perbaikan sistem pengapian. Empat
komponen dinyatakan tinggi yaitu memperbaiki sistem gas buang,
melakukan overhoul kepala silinder, melakukan perbaikan engine berikut
komponen-komponennya, melakukan perbaikan sistem suspensi, satu
komponen dinyatakan cukup tinggi yaitu melakukan perbaikan pada
transmisi manual, dan satu komponen dinyatakan sangat rendah yaitu
melakukan overhoul sitem pendingin berikut komponen-komponennya.
4. Standar Kompetensi Teknik Sepeda Motor KTSP SMK sebesar 95,43%
dari 28 bengkel dengan 82 mekanik sesuai dengan kebutuhan tenaga
mekanik bengkel sepeda motor yang ada di kodya Surakarta, dan sebesar
4,57% dari 28 bengkel dengan 82 mekanik tidak sesuai dengan kebutuhan
tenaga mekanik bengkel sepeda motor yang ada di kodya Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Ketidaksesuaian sebesar 4,57% yang ada bukan karena disebabkan
kecilnya kebutuhan industri jasa otomotif akan kompetensi tersebut, akan
tetapi lebih disebabkan karena adanya faktor lain yang mempengaruhinya.
Faktor tersebut adalah adanya keterbatasan kemampuan pada mekanik dan
juga sudah banyak unit usaha jasa yang secara khusus menangani suatu
bidang tertentu (misal khusus kenteng velg, pengecatan/ air brush, dan
khusus pengelasan.
5. Selain Standar kompetensi yang sudah ditetapkan masih ada kompetensi
lain yang dibutuhkan dari para pelaku industri jasa otomotif yaitu
kompetensi perbaikan transmisi otomatis, kompetensi perawatan dan
perbaikan sistem injeksi bensin atau yang sering dikenal dengan sebutan
sistem efi (electronic fuel injection), kompetensi pelayanan pelanggan, dan
kompetensi pengelolaan manajemen bengkel.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang didukung oleh landasan teori, maka
penelitian ini dapat diterapkan ke dalam beberapa implikasi yang dikemukakan
sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak
sekolah mengenai kompetensi Teknik Speda Motor yang di butuhkan oleh
dunia industri jasa otomotif di Kodya Surakarta.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar rujukan teoritis untuk
pengembangan kurikulum dan amanat KTSP, baik yang menyangkut aspek
perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasinya.
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi dan bahan
acuan dalam penelitian yang berkaitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2. Implikasi Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan wacana bagi para lulusan SMK
yang ingin memasuki dunia kerja, khususnya industri jasa otomotif.
b. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari
unit usaha jasa di Kodya Surakarta.
C. Saran
1. Kompetensi perawatan dan perbaikan transmisi otomatis dapat
dimasukkan dalam KTSP sekolah sebagai Kompetensi Dasar pada Standar
Kompetensi yang sesuai.
2. Mengingat begitu pentingnya Program keahlian Teknik Sepeda Motor,
sehingga sangat perlu diadakan pembukaan program ini di SMK
khususnya di Kodya Surakarta mengingat pada saat ini masih sangat
sedikit SMK yang membuka program ini.
3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai modifikasi motor yang
berkembang di masyarakat dan juga efek yang di timbulkan.
4. Pembukaan program pendidikan di SMK diharapkan harus responsif dan
relevan terhadap perubahan dan kebutuhan dunia kerja, agar program
pendidikan yang dilaksanakan dapat benar-benar memenuhi kepentingan
daerah dan masyarakat luas.