Upload
lamtram
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PO L I T I K U S a d a l a h semacam kutu loncat yang melompat dari satu
partai ke partai lain. Ada juga yang membahasakannya sebagai orang kos, yang pindah dari satu tempat kos ke tempat kos lain yang lebih nyaman dan menjanjikan.
Contohnya Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf berpindah partai dari Partai Amanat Nasional (PAN) ke Partai Demokrat, pekan lalu, karena ingin mencalonkan diri sebagai gubernur pada periode mendatang.
Adakah yang salah? Tidak. Semua itu boleh dan sah-sah saja dilakukan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang sedang menjabat karena tidak ada peraturan yang dilanggar. Partai yang ditinggalkan pun paling hanya bisa mengomel sampai tua.
Fenomena kepala daerah/wakil kepala daerah berpindah partai sesungguhnya bukan fenomena baru. Sebelum Dede Yusuf, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang berpindah dari PDIP juga ke Partai Demokrat. Bedanya, Sarundajang melakukannya saat periode jabatannya telah
berakhir, sedangkan Dede melakukannya di tengah-tengah masa jabatannya.
Dari sudut fatsun politik, orang boleh menilai Sarundajang lebih etis daripada Dede Yusuf. Bahkan, Dede dapat dikategorikan bak Malin Kundang, yaitu anak yang durhaka terhadap ibu yang melahirkan dan membesarkannya di bidang politik.
Sebaliknya Dede pun dapat berk i lah bahwa ia d ip i l ih rakyat Jawa Barat menjadi wakil gubernur bukan karena dibesarkan PAN, melainkan karena popularitasnya sebagai artis. Partai hanyalah kendaraan dan orang boleh meninggalkan bus untuk naik taksi.
Namun, satu soal mendasar tetap harus dihormati siapa pun. Bukankah setiap orang memiliki hak politik baik untuk masuk maupun keluar dari satu partai ke partai lain yang sesuai dengan aspirasi politiknya?
Lagi pula merupakan fakta bahwa ada partai yang lebih menjanjikan. Suka atau tidak suka, pahit atau manis, satu-satunya yang abadi dalam berpartai adalah kepentingan, bukan kesetiaan.
SEBAGAI pengampu qua-lity assurance di perguruan tinggi ternama di Jakarta,
saya tertarik untuk memberi-kan beberapa ulasan mengenai sistem Ujian Nasional 2011 (tingkat SMA) yang diharapkan bermanfaat bagi kita semua. Hal itu karena blue print pendidikan dan quality lulusan pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya pemer-intah.
Parameter 60:40, dengan adanya pembobotan 60% untuk hasil ujian nasional dan 40% un-tuk ujian sekolah serta nilai se-mester 3 sampai dengan 5, lebih terlihat bahwa ‘pemotretan’ nilai kelulusan ujian anak didik kita lebih long itudinal.
Ujian nasional yang hanya 2 jam per mata ujian tidak menjadi penentu mutlak kelu-lusan. Hal itulah yang diang-gap menjadikan lebih baik jika dibandingkan dengan pelak-sanaan tahun yang lalu. Akan tetapi, model ini mungkin di tahun yang akan datang dapat ‘disiasati’ pihak sekolah dengan ‘mempersiapkan’ nilai yang cukup bagi anak didiknya, bah-kan sejak semester satu. Oleh karena itu, perlu dikaji kembali apa yang mendasari keluarnya angka parameter 60:40.
Bocoran soal, setiap indikasi kebocoran memang harus di-waspadai. Kerja sama yang baik antara Kemendiknas dan aparat penegak hukum sangat dibutuhkan.
Pemantauan dan pengontrol-an dari hulu ke hilir, mulai dari ‘bank soal’, penulisan soal, pem-buatan jawaban yang dilakukan manusia, kemudian pencetakan yang dikerjakan mesin dan manusia, sampai dengan distri-busi soal ke setiap ruang kelas memerlukan perhatian yang sangat, sekali lagi sangat, serius. Badan pengawasan independen mungkin diperlukan dalam hal ini.
Pelaksanaan ujian. Pada hari ujian, bukan suasana perang yang dibutuhkan peserta, bu-kan ‘penjagaan’ supersteril dan ketat serta menakutkan, me-lainkan suasana yang senyaman mungkin.
Banyaknya petugas keaman-an bersenjata mungkin akan mempengaruhi aspek kejiwaan peserta yang notabene masih remaja. Pengawas yang ramah, tidak kasar tetapi tegas dapat menyatakan bahwa dalam satu kelas terdapat lima soal yang berbeda. Dari 20 peserta yang ada, jadi hanya empat orang yang sama soalnya. Maka ker-
jakanlah secara mandiri. Penilaian hasil ujian. Ke-
mungkinan akan terjadi be-berapa ‘kerepotan kecil’ secara teknis manual dan komputerisa-si dalam hal ‘pengoreksian’ hasil ujian. Bagaimana jika peserta lalai dalam menuliskan kode ujian (A sd E) yang akan sangat merugikan.
Atau siapkah sistem ‘pengorek-sian’ dengan kombinasi lima jawaban yang berbeda. Berapa peluang terjadi tertukarnya
lembar jawaban yang dikoreksi dengan master jawaban yang tidak sesuai. Sekali lagi quality control baik dari Kemendiknas, tim ujian nasional, dan pihak sekolah harus dapat menganti-sipasinya.
Dengan adanya ‘kemung-kinan-kemungkinan’ yang akan terjadi, sudah saatnya Kemendiknas memberdayakan badan penjaminan mutunya untuk memantau pelaksanaan penjaminan mutu di setiap
sekolah. Pun setiap sekolah serius dan
jujur menerapkan penjaminan mutu yang dapat dipertang-gungjawabkan, tidak sekadar ‘melahirkan’ generasi penerus bangsa yang lulus dari pen-didikan karena ‘selalu dibantu’, tapi ‘benar-benar’ lulus secara wajar.
R Wasisto Ruswidiono Gria Jakarta, PamulangTangerang Selatan 15417
Apakah Sistem UN 2011 Lebih Baik?
Kepentinganbukan Kesetiaan
SMS INTERAKTIFSenin-Sabtu, 07.05 WIB
di Metro TV
ONLINEmediaindonesia.com
Kirimkan tanggapan dan komentar anda
melalui:
ONLINE
18 April 2011
BEDAH EDITORIAL
Karena Uang dan KekuasaanBEGITULAH namanya manu-sia, tidak puas dengan jabatan sekarang, hartanya yang lebih dari cukup.
6281356554xxx
SEKALIAN saja kesetiaan un-tuk kepentingan.
Ketika kepentingan ter-penuhi, cukup sudah kesetiaan yang ditunjukkan dan akhirnya begitulah.
6282188467xxx PINDAH parpol itu sih biasa asal dengan alasan yang bisa diterima dengan tujuan untuk memajukan bangsa ini.
6285657273xxx
SEDIKIT partai lebih bagus untuk bangsa. PAN bergabung saja dengan Demokrat. Partai sedikit, demokrasi Pancasila berjalan, dan bangsa ini bisa bangkit dari keterpurukan.
6281348985xxx
RAKYAT boleh melarat, tapi sebagian elite yang diusung rakyat dalam pemilu terus beretorika dengan nada-nada kosong dan terus mencari
kepentingan.6285239354xxx
KARENA banyak pejabat muka 7, ya rakyat jadi bingung dan nepotisme di mana-mana.
6281253220xxx
ITU cuma cara Pak Wagub Dede Yusuf untuk menjadi Gubernur Jabar nantinya.
Selanjutnya nanti Demokrat koalisi dengan PAN untuk
pemilu kada Jabar yang akan datang.
6285259501xxx
HARGA diri dan urat malu sudah putus demi ambisi siap jadi kacung. Ingat, Bung, negeri ini bukan panggung sandiwara alias sinetron yang dilakoni Dede Yusuf.
628152501xxx MANUSIA yang punya jabatan
dan pindah partai untuk men-cari jabatan lebih tinggi adalah manusia rakus, lupa kacang akan kulitnya.
6281356554xxx
KARENA uang dan kekuasaan = Dede Yusuf.
6285244482xxx
PINDAHNYA Dede Yusuf ke partai lain sangat tepat untuk kebesaran Partai Amanat Na-
sional yang akan datang. Bukan hanya Dede, tapi juga
artis-artis yang lain. 628124124xxx
PINDAH partai karena parpol penuh dengan orang oportu-nis.
Bilang peduli pada wong cilik nyatanya mereka wong licik karena pengurus parpol pengusaha semua.
6285238345xxx
RABU, 13 April 2011, saya ke Kantor Pelayanan Pa-jak Pratama Bekasi Utara
untuk membayar PBB rumah tinggal tahun 2011. Namun, dari loket Bank BRI (Bapak Eka Permana) diperoleh informasi bahwa saya belum membayar PBB tahun 2003 hingga 2008.
Karena yakin selalu mem-bayar, saya kembali bertanya ke Bapak Eka Permana apakah mungkin saya belum bayar, sedangkan pada 2009 hingga 2010 sudah bayar. Bapak Eka menyarankan saya menanyakan ke loket 8. Dari petugas pajak,
ternyata benar. Menurut ke-terangan di ‘komputernya’, saya belum membayar PBB tahun 2003 hingga 2008.
Kembali saya tanyakan untuk kepastiannya, dan petugas men-jawab, “Ya, bisa saja....” Karena malas bolak-balik, saya pun melunasi tagihan itu. Ka rena merasa istri saya tidak pernah telat membayar pajak, saya bongkar semua dokumen bukti pembayaran.
Ternyata pembayaran PBB saya terbayar dengan baik.
Kamis, 14 April, istri saya ke Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bekasi untuk menun-jukkan bukti bahwa selama ini saya sudah membayar PBB de-ngan teratur dan ingin meminta kembali 6 tahun PBB yang telah dibayarkan.
Petugas pajak mengatakan uang tidak dapat ditarik kem-bali karena sudah disetor ke kas negara.
Petugas menyalahkan istri saya kenapa tidak memeriksa dokumen terlebih dahulu. Ini jelas sangat tidak profesional!
Istri saya disarankan memasuk-kan uang tersebut untuk tagihan PBB tahun-tahun berikutnya. Jelas saya tidak berkenan karena kesalahan bukan di saya. Bapak Eka Permana (Bank BRI), saya hubungi lewat telepon untuk menagih janjinya dapat mengem-balikan uang saya, tapi juga tidak dapat berbuat apa-apa.
Padahal sebelumnya dia men-gatakan ke saya saat sebelum membayar, ‘bisa dikembalikan
bila ada bukti. Sebagai warga negara yang
patuh terhadap pajak, jelas saya sangat kecewa dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara serta kasir Bank BRI.
Sampai saat ini uang tidak saya urus lagi karena kecewa dengan pelayanan kantor pajak dan BRI yang meminta istri saya harus ke Kantor Pemda Bekasi segala untuk pencairannya.
Denny AnugrahJl Gading Elok TimurKelapa Gading PermaiJakarta 14240
Kantor Pajak Bekasi Utara dan BRI tidak ProfesionalSebagai warga negara yang patuh
terhadap pajak, jelas saya sangat kecewa.”
FORUM Kirimkan keluhan dan komentar Anda tentangpelayanan publik ke e-mail: [email protected]
Miskin Etika dan MoralNEGERI ini semakin miskin etika dan moral karena tidak ada satu pun para pemimpin dan tokoh di negeri ini yang patut dijadikan teladan bagi masyarakat.
Sementara itu, SBY sendiri memberikan con-toh dengan cara sibuk menjual kekuasaan yang diamanatkan kepadanya. Selain itu, politisi pun mau menjual harga diri mereka demi ikut me-nikmati kekuasaan sesaat... Jadi, ya, begitulah.
Judi S Rahario
ApatisINILAH wajah perpolitikan kita. Ada yang setuju dan ada juga yang sangat membenci. Yang setuju akan tersenyum bangga karena bisa melanglang utang parpol.
Pihak yang tidak setuju, terus ingin membasmi karena keinginan mereka tidak tercapai. Akhirnya, mereka apatis dan tidak mau tahu dengan negara, yang penting mereka tenang.
Saifullah
Karena BodrexPOLITIK tidak ada kesetiaan! Ibarat kendaraan PAN ‘cuman’ jenis sepeda motor, tapi Demokrat tuh, Ferrari kaleee!
Hannie
Kepentingan PribadiANGGOTA DPR saat ini terdiri dari 17% artis, 50% Pengusaha, dan sisanya advokat serta man-tan pejabat birokrat/negara.
Itu kelompok The Have/public fi gure--dengan kemampuan fi nansial yang kuat--masuk parpol dengan berbagai motif, yakni kekuasaan, pen-
cucian uang, dan melindungi/memperbesar pundi-pundi finansial mereka (hasil KKN) dengan kemasan ‘mengabdi pada bangsa dan negara’. Kepentingan/kesetiaan pribadi tersebut dimanfaatkan parpol untuk penguatan citra dan fi nansial mereka.
SA
Sudah Tabiat ITU sudah tabiat kita, selalu setia memper-juangkan kepentingan diri sendiri. Akan tampil terdepan sebagai ‘pahlawan’ jika sudah jelas-jelas menang. Di antara kita memang sangat
langka pemimpin dan politikus yang berkarakter. Sebaliknya masyarakat buta politik.
Pandu
Arah dan TujuanMAU setia/tidak setia, kepenting-an/tidak penting, tolong saja diingat tujuan awal menjadi poli-tikus.
Apa hanya sekadar untuk mem-perkaya diri atau untuk menciptakan perubahan di ne geri ini?
Mono
Perompak NegaraMENTAL sebagian besar para pejabat atau orang partai adalah cara merampok uang negara bila sedang menjabat dan tidak mungkin untuk mengabdi pada negara.
Ronny
PragmatismeSEMUA berdasarkan pragmatisme, bukan kebutuhan rakyat dan pengorbanan untuk ke-maslahatan.
Ridho
14 SELASA, 19 APRIL 2011SUARA ANDA
Air PAM Bogor Berhenti Mengalir
Setop Kenakalan Anggota Dewan
KAMI sudah cukup lama mengeluh tentang pe-layanan air PAM Bogor
yang sampai saat kami buat surat ini belum ada penyele-saiannya sama sekali. Perlu diketahui, kami sudah me-ngeluhkan kondisi ini pada Desember 2010. Perlu diketahui juga oleh PAM Bogor, bahwa hampir sepanjang tahun 2010 setiap pagi dari pukul 05.00 sampai pukul 09.00 dan 10.00, air tidak pernah mengalir.
Padahal, pada jam-jam terse-but kami sangat membutuhkan air. Kami pernah mengeluhkan hal tersebut lewat media massa di Kota Bogor, dan petugas PAM Bogor pun mengunjungi rumah kami.
Alhamdulillah air bisa me-ngalir walaupun tidak begitu lancar. Namun, itu semua ha-
nya membuat kami senang se-saat. Setelah itu air PAM Bogor kembali seperti semula, tidak pernah mengalir lagi.
Kami sudah cukup sabar menunggu kepastian hal terse-but dengan mengirim SMS ke petugas yang pernah mam-pir ke rumah kami tentang kondisi tersebut. Tapi, hanya permintaan maaf yang terus kami terima, dan tidak pernah ada solusi untuk mengatasi permasalahan itu.
Yang kami butuhkan air PAM Bogor bisa mengalir seperti yang kami lakukan, membayar tagihan setiap bulan dengan rutin tanpa pernah menung-gak. Ada apa denganmu PAM Bogor?
R FadilNo Pelanggan 10641156
DI tengah kontroversi masyarakat tentang rencana pembangun an
gedung DPR, anggota parle-men dihebohkan dengan kasus salah satu anggota parlemen yang menonton video mesum saat sidang paripurna ber-langsung.
Hal itu tentunya menambah amarah masyarakat ter hadap anggota DPR. Pasalnya, mereka adalah perwakilan rakyat dan memegang peranan penting dalam mengambil kebijakan negara. Bagaimana kebijakan akan baik kalau anggota DPR-nya saja nonton video mesum saat sidang? Bagaimana bisa membawa rakyat Indonesia kepada kebaikan jika sidang dilakukan dengan ‘tidak se-rius’?
Kasus itu merupakan salah satu bentuk ‘kenakalan’ ang-gota parlemen. Di sana ada
sikap tidak bertanggung jawab terhadap permasalahan rakyat. Permasalahan kebijakan negara yang dirapatkan dalam ge-dung tidak ditanggapi dengan serius.
Jangan-jangan saat sidang dilakukan, para dewan kita tidak serius dalam meng garap permasalahan rakyat sehingga terkadang kebijakan-kebijakan yang dilakukan juga pincang dan tidak berpihak pada rakyat.
Bukan hanya itu, sikap amo-ral yang ditunjukkan saat sidang paripurna anggota DPR mi salnya perkelahian dan perdebatan sengit yang tak jarang menimbulkan aksi fi sik seperti saling lempar dan lain sebagainya. Itu sangat tidak layak dilakukan.
Muhammad RajabMahasiswa Unmuh Malang
FREDY
Kirimkan komentar Anda atas tema Awas ‘Banjir’ Sampah(periode 18 - 23 April 2011) ke: opini publik di mediaindonesia.com