22
MAKALAH SURVEY TANAH DAN MANFAATNYA DI S U S U N OLEH : Nama : SYARIFAH MAHLIANA Nim : 130320108 Jurusan : AGB 2D

Survei tanah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Survei tanah

MAKALAH

SURVEY TANAH DAN MANFAATNYA

DI

S

U

S

U

N

OLEH :

Nama : SYARIFAH MAHLIANA

Nim : 130320108

Jurusan : AGB 2D

FAKULTAS PERTANIANJURUSAN AGRIBISNIS

UNIVERSITAS MALIKUSSALEHTAHUN AJARAN 2013/2014

Page 2: Survei tanah

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan juga telah memberikan saya umur

panjang dan akal yang sehat sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan

sebaik mungkin.

Shalawat beriring salam mari kita haturkan ke pangkuan Nabi Besar

Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kebodohan kepada alam

yang berilmu pengetahuan, seperti yang kita rasakan saat ini.

Untuk memenuhi tugas mata kuliah DDIT, saya menyajikan materi yang

dikehendaki yaitu “Survey Tanah Dan Manfaatnya”. Makalah ini saya

sajikan secara sistematis disertai dengan penjelasan yang relevan sehingga

memudahkan kita untuk mempelajarinya.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah

ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan

untuk kesempurnaan makalah ini.

Reulet, Juni 2014Penulis

Syarifah Mahliana

Page 3: Survei tanah

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Survei adalah teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data,

penyelidikan, peninjaun di suatu daerah. Menyurvei adalah memeriksa,

menyelidiki, meninjau. Penyurvei adalah orang yang menyurvei. Survei tanah

adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu

dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo, 2008).

Survei tanah adalah metode atau cara mengumpulkan data dengan turun

langsung kelapangan. Data yang diperoleh berupa data fisik, kimia, biologi,

lingkungan, dan iklim. Kegiatan survei terdiri dari kegiatan dilapangan, analisis

dilaboratorium, mengklasifikasikan tanah kedalam sistem taksonomi atau system

klasifikasi tanah, melakukan pemetaan tanah atau interpretasi atau penafsiran dari

survei tanah dan ahli teknologi pertanian (Abdullah, 1996).

Survei sangat diperlukan dalam proses dalam berbagai penelitian, terutama

dalam proses yang dilakukan dilapangan seperti survei pendahuluan dalam

penelitian tanah ini. Oleh karena itu penyajian mengenai berbagai hal tentang

survei perlu dibahas dan diketahui lebih lanjut, terdapat berbagai macam hal yang

perlu dibahas dan diketahui dalam survei pendahuluan untuk memudahkan dalam

proses lanjutan nanti.

B. Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang diatas, pemasalahan yang akan dibahas pada

makalah ini ialah:

1. Apakah yang dimaksud dengan survei tanah dan macamnya?

2. Bagaimanakah tahapan dalam survei tanah?

3. Bagaimanakah metode yang digunakan dalam survei tanah?

4. Apakah manfaat yang didapat dalam kegiatan survei tanah?

Page 4: Survei tanah

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini ialah:

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan survei tanah dan macamnya

2. Untuk mengetahui tahapan dalam survei tanah

3. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam survei tanah

4. Untuk mengetahui manfaat yang didapat dalam kegiatan survei tanah

Page 5: Survei tanah

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian dan Macam Survei

1. Survei

Survei adalah teknik riset dengan memberi batas yang jelas atas data,

penyelidikan, peninjaun di suatu daerah. Menyurvei adalah memeriksa,

menyelidiki, meninjau. Penyurvei adalah orang yang menyurvei.

2. Survei Tanah

Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat

membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu

peta (Tamtomo, 2008).

Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan untuk

penggunaan tertentu. Evaluasi lahan tidak terlepas dari kegiatan survei tanah.

Sedangkan survei tanah dilakukan untuk mengetahui penyebaran jenis tanah dan

menentukan potensinya untuk berbagai alternatif penggunaan lahan. Tujuan survei

tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan

tanah yang sama atau hampir sama sifatnya (Subardja. 2000).

B. Tahap-Tahap dalam Survei Tanah

a. Tahapan Persiapan

Meliputi 3 hal utama, yaitu studi pustaka, peta topografi dan foto udara.

a. Studi pustaka merupakan gambaran umum tentang daerah yang akan

diteliti berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada atau berbagai sumber

lain. Seperti tujuan, perizinan, estimasi biaya, pembuatan kerangka acuan,

pengumpulan data awal, dan bebrbagai peta dasar serta citra. Tahapan

survei atau pengamatan lapangan biasanya dilakukan dalam tiga bentuk

kegiatan survei yaitu pengamatan identifikasi (menggunakan boring tanah),

pegamatan detail (pembuatan minipit) dan dekripsi profil. Dua kegiatan

survei yang paling umum dilakukan adalah pengamatan identifikasi yang

Page 6: Survei tanah

dilakukan dengan mengambil sampel tanah menggunakan bor tanah dan

mencatat keterangan-keterangan/data-data penting di lapang. sementara

pengamatan detail juga sangat sering dilakukan pada pengamatan detail

dilakukan penggalian profil untuk identifikasi horison-horison tanah.

b. Peta topografi merupakan unsur kedua yang penting karena merupakan

peta dasar untuk melakukan pengamatan di lapangan.

c. Foto udara, komponen yang penting untuk informasi mengenai fisiografi &

penggunaan tanah serta untuk memberikan mosaik.

b. Tahapan Pendahuluan

Yaitu persiapan administrasi dan orientasi daerah studi.

a. Penyiapan administrasi penting dilakukan untuk mendapatkan izin dari

masyarakat di sekitar yang diwakilkan dari beberapa pihak saja.

b. Orientasi daerah studi penting dilakukan dalam rangka memperoleh

gambaran umum tentang daerah pengamatan.

c. Tahapan Utama

Melakukan identifikasi jenis-jenis tanah dan faktor yang berpengaruh

terhadap kondisi tanah.

d. Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan.

Berdasarkan intensitas pengamatannya, survei tanah dibedakan atas 6

tingkatan survei, Penjelasan mengenai kerapatan pengamatan, skala, luas

tiap 1 cm2 pada peta, satuan peta dan satuan tanah yang dihasilkan, dan

contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

a. Survei Tanah Tingkat Bagan

Pada survei tanah tingkat bagan belum dilakukan pengamatan lapang

karena cukup dengan menghimpun dari data dan peta yang sudah ada

atau cukup dengan studi pustaka; kisaran skala yang dihasilkan lebih

kecil atau sama dengan 1: 2.500.000 dan pada umumnya skala yang

dihasilkan adalah 1 : 2.500.000; sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada

peta adalah 625 km2; satuan peta yang diperoleh adalah Asosiasi dan

beberapa Konsosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Ordo dan

Sub-Ordo; contoh penggunaannya berupa: Gambaran umum tentang

Page 7: Survei tanah

sebaran tanah di tingkat nasional yang dimanfaatkan untuk materi

pendidikan.

b. Survei Tanah Tingkat Eksplorasi

Pada survei tanah tingkat eksplorasi belum dilakukan pengamatan

lapang karena cukup dengan menghimpun dari data dan peta yang sudah

ada atau cukup dengan studi pustaka; kisaran skala yang dihasilkan

berkisar antara: 1 : 1.000.000 sampai dengan 1: 500.000 dan pada

umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 1.000.000; sehingga memiliki

luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 100 km2 atau kurang; satuan peta yang

diperoleh adalah Asosiasi dan beberapa Konsosiasi; satuan tanah yang

ditampilkan adalah Grup atau Sub-Grup; contoh penggunaannya berupa:

Perencanaan tingkat Nasional, untuk menentukan penelitian secara

terarah, dan dimanfaatkan untuk materi pendidikan

c. Survei Tanah Tingkat Tinjau

Pada survei tanah tingkat tinjau perlu dilakukan pengamatan lapang

dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 12,5 km2 sampai

dengan 1 tiap 2 km2; kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 :

500.000 sampai dengan 1: 200.000 dan pada umumnya skala yang

dihasilkan adalah 1 : 250.000 atau 1 : 100.000; sehingga memiliki luas

tiap 1 cm2 pada peta adalah 625 hektar atau 100 hektar; satuan peta

yang diperoleh adalah Asosiasi, kompleks atau asosiasi; satuan tanah

yang ditampilkan adalah Sub-Grup atau Famili; contoh penggunaannya

berupa: Perencanaan pembangunan makro di tingkat Regional dan

Provinsi, Penyusunan tata ruang wilayah propinsi, Penyusunan rencana

penggunaan lahan secara nasional, penentuan lokasi wilayah prioritas

untuk dikembangkan.

d. Survei Tanah Tingkat Semi Detail

Pada survei tanah tingkat semi detail perlu dilakukan pengamatan lapang

dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 50 hektar;

kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 100.000 sampai dengan

1: 25.000 dan pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 50.000;

Page 8: Survei tanah

sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 25 hektar; satuan

peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi, beberapa kompleks dan

asosiasi; satuan tanah yang ditampilkan adalah Famili atau Seri; contoh

penggunaannya berupa: Penyusunan peta tata ruang wilayah

kabupaten/kota; Perencanaan mikro dan operasional untuk proyek-

proyek pertanian, perkebunan, transmigrasi, perencanaan dan perluasan

jaringan irigasi.

e. Survei Tanah Tingkat Detail

Pada survei tanah tingkat detail perlu dilakukan pengamatan lapang

dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 1 tiap 12,5 hektar atau

1 tiap 8 hektar atau 1 tiap 2 hektar; kisaran skala yang dihasilkan

berkisar antara: 1 : 25.000 sampai dengan 1: 10.000 dan pada umumnya

skala yang dihasilkan adalah 1 : 25.000 atau 1 : 20.000 atau 1 : 10.000;

sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 6,25 hektar atau 5

hektar atau 1 hektar; satuan peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi,

beberapa kompleks; satuan tanah yang ditampilkan adalah Fase dari

Famili atau Seri; contoh penggunaannya berupa: Perencanaan mikro dan

operasional untuk proyek-proyek pengembangan tingkat kabupaten atau

kecamatan, perencanaan pemukiman transmigrasi, perencanaan dan

pengembangan jaringan irigasi sekunder dan tersier

f. Survei Tanah Tingkat Sangat Detail

Pada survei tanah tingkat sangat detail perlu dilakukan pengamatan

lapang dengan tingkat kerapatan pengamatan di lapang: 2 tiap 1 hektar;

kisaran skala yang dihasilkan berkisar antara: 1 : 10.000 atau berskala

lebih besar; pada umumnya skala yang dihasilkan adalah 1 : 5.000;

sehingga memiliki luas tiap 1 cm2 pada peta adalah 0,25 hektar; satuan

peta yang diperoleh adalah: Konsosiasi; satuan tanah yang ditampilkan

adalah Fase dari Seri; contoh penggunaannya berupa: Perencanaan dan

pengelolaan lahan di tingkat petani, penyusunan rancangan usaha tani

konservasi; intensifikasi penggunaan lahan kebun.

Page 9: Survei tanah

C. Metode-Metode yang Digunakan dalam Survei Tanah

1. Metoda Grid Kaku (Rigid Grid)

a. Diterapkan pada survei tanah detil sampai dengan detil, dimana tidak

tersedia foto udara.

b. Kalaupun foto udaranya tersedia, mungkin skalanya terlalu kecil dan

Mutunya sangat rendah

c. Daerah yg disurvei tertutup awan/kabut

d. Kenampakan permukaan tidak jelas atau daerahnya sangat homogen dan

datar,

e. Daerah yang disurvei tertutup vegetasi yg rapat dan lebar

f. Daerah survei berrawa, padang rumput atau

g. Savana yang tidak menampakkan gejala permukaan.

Dalam metoda ini, pengamatan dilakukan dalam pola teratur pada interval

titik pengamatan yang berjarak sama dalam kedua arah. Sangat cocok diterapkan

pada daerah-daerah di mana posisi pemeta, sukar ditentukan dengan pasti.

Keuntungan Metoda Grid-Kaku:

Tidak memerlukan penyurvei yang berpengalaman, karena lokasi titik-titik

pengamatan sudah di plot pada peta rintisan (peta rencana-pengamatan).

Kerugian Metoda Grid-Kaku:

Perlu waktu sangat lama, terutama untuk medan berat.

Penggunaan titik pengamatan, tidak efektif.

Sebagian dari lokasi pengamatan, tidak mewakili satuan peta yang

dikehendaki (misal pada tempat pemukiman, daerah peralihan 2 satuan

lahan dll).

2. Metoda fisiografik (dengan bantuan foto udara)

a. Sangat efektif pada survei tanah berskala < 1 : 25.000, dan tersedia foto

udara berkualitas cukup tinggi.

Page 10: Survei tanah

b. Hampir semua batas satuan peta diperoleh dari IFU, sedangkan kegiatan

lapangan hanya untuk mengecek batas satuan peta dan mengidentifikasi

sifat dan ciri tanah masing2 satuan peta.

c. Pengamatan dilakukan pada tempat-tempat tertentu pada masing-masing

satuan peta.

Jumlah pengamatan pada tiap-tiap satuan peta tergantung:

Ketelitian IFU dan keahlian + kemampuan

Penyurvei dlm memahami hub fisiografi dan keadaan tanah.

Kerumitan (kompleks tidaknya) satuan peta tersebut.

Makin rumit, makin banyak dan, Luasan satuan peta. Makin luas, jumlah

pengamatannya pun makin banyak.

3. Metoda Grid Bebas

a. Perpaduan metoda grid-kaku dg metoda fisiografi.

b. Pada survei detil s/d semi-detil, yang kemampuan foto udara dianggap

terbatas, dan di tempat-tempat yang orientasi lapangan cukup sulit.

c. Pengamatan lapangan dilakukan pada titik-titik seperti pada grid-kaku,

tapi jarak titik-titik pengamatan tidak perlu sama dalam 2 arah, tetapi

terntung keadaan fisiografi.

d. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat

pengamatan, rapat.

e. Jika bentuk-lahan relatif seragam, renggang.

f. Sangat baik diterapkan oleh penyurvei yang belum banyak

berpengalaman dalam IFU.

g. Lokasi titik observasi pada Metode Grid Bebas

D. Variasi Penentuan Titik Observasi Dalam Survei Tanah

1. Penentuan titik observasi dalam Key Area ( Daerah Kunci )

Fungsi Key Area untuk :

a. Pelajari tanah secara lebih detil daripada skala peta final.

b. Buat definisi satuan peta, dg menyusun legenda peta sementara.

Page 11: Survei tanah

c. Buat korelasi antara SPT dg citra foto.

d. Kumpulkan data SDL (pola tanam, LU, produksi, dosis pupuk dll) scr >

lengkap.

Beberapa syarat daerah kunci adalah :

Dapat mewakili sebanyak mungkin satuan yg ada dibuat pada daerah yang

hubungan tanah-landskap dapat dipelajari dengan mudah.

Luasnya tdk boleh terlalu kecil, (semi detil, 10% ; tinjau 5% dr luas

total).

Tidak boleh sejajar dengan batas landform.

Usahakan mencakup semua satuan peta yang ada.

Jumlahnya harus memadai.

Aksesibilitasnya tinggi

2. Penentuan Titik Observasi Dalam Transek

Transek juga merupakan daerah pewakil sederhana dalam bentuk

jalur/rintisan, yang mencakup satuan landform, sebanyak mungkin.

Metode survei tanah menggunakan dua pendekatan utama, yaitu

pendekatan sintetik dan analitik:

a. Pendekatan Sintetik

Untuk membagi permukaan tanah sebagai suatu satuan peta tanah adalah

dengan cara mengamati, mendeskripsikan dan mengklasifikasikan profil-

profil tanah sesuai dengan taksonomi yang digunakan sebagai acuan untuk

memberi batas pada peta tanah yang ada, batas tersebut dapat digunakan

untuk menggabungkan daerah sekitar pengamatan yang memiliki profil

serupa atau yang berbeda dengan yang lain seusai denga klasifikasi

taksonomi yang digunakan.

Pendekatan analitik dilakukan di daerah survei tersebut dengan cara:

Hal yang dilakukan pertama adalah interpretasi foto udara yang ada

atau didapat dari citra satelit, gunakan acuan sifat-sifat tanah yang

dapat dilihat dengan menggunakan foto udara seperti jenis topografi,

Page 12: Survei tanah

vegetasi dan bahan induk ( warna ) sehingga dapat menentukan jenis

landformnya.

Kemudian memberi batas-batas permukaan tanah yang memiliki sifat-

sifat tanah yang dianggap berbeda-beda.

Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan

melaluipengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.

b. Pendekatan Analitik

Membagi suatu peta tanah berdasarkan pada pengamatan sifat – sifat tanah

yang secara eksternal dapat diketahui seperti halnya tekstur, struktur,

konsistensi, hingga sifat yang mempengaruhi proses pembentukan tanah

misalnya topografi, bahan induk dan jenis vegetasi yang ada pada suatu

peta tanah. Jika menggunakan foto udara sebagai peta dasar untuk

melakukan pendekatan peta tanah maka dapat diketahui sifat-sifat tersebut

yang selanjutnya dapat digunakan untuk menentukan kontinum yang akan

dibagi-bagi sebagai pembeda satu titik dengan titik lainya pada peta tanah.

E. Manfaat Kegiatan Survei Tanah

1. Pengukuran Untuk Mencari Luas Tanah

Luas tanah sangat diperlukan untuk keperluan jual beli, penentuan pajak,

dan untuk perencanaan pengembangan daerah, rencana jalan, rencana

pengairan dan rencana transmigrasi.

2. Pengukuran Untuk Mengetahui Beda Tinggi Tanah

Sebelum suatu bangunan didirikan , maka terlebih dahulu harus diketahui

tinggi permukaan tanah dan rencana meratakan tanahnya sehingga dapat

dihitung seberapa tanah yang gigali dan berapa banyak urugan yang

diperlukan serta untuk menentukan peil suatu bangunan yang akan

dibangunan untuk pedoman ketinggian lantai dan sebagainya.

3. Pengukuran Untuk Pembuatan Peta

Untuk memberi petunjuk berapa jauh antara tempat A ke tempat B maka

kita harus membuat sket jalan dari tempat A ke tempat B. Gambar sket

tersebut walaupun tidak sempurna dinamakan peta.

Page 13: Survei tanah

Untuk praktisnya pemerintah mulai dari tingkat desa, kecamatan,

kabupaten , propinsi bahkan setiap Negara mempunyai ganbar daerahnya yang

disebut peta. Peta tersebut harus digambar berdasarkan hasil pengukuran

tanah, baik pengukuran secara teoritis maupun secara fotogrametrik.

4. Pengukuran Untuk Merencanakan Bangunan

Bila akan mendirikan rumah, maka harus ada ijin bangunan dari dinas

pertanahan atau dinas pekerjaan umum. Pada setiap rencana pembangunan

daerah , pembuatan jalan, rencana irigasi terlebih dahulu tanah yang akan

dibangunan harus diukur dan disahkan oleh pemerintah daerah. Disamping hal

tersebut pekerjaan ukur tanah merupakan hal sangat penting dalam merencana

bangunan karena dapat memudahkan menghitung rencana biaya.

Page 14: Survei tanah

BAB III

KESIMPULAN

Survei tanah adalah metode atau cara mengumpulkan data dengan turun

langsung kelapangan. Data yang diperoleh berupa data fisik, kimia, biologi,

lingkungan, dan iklim. Kegiatan survei terdiri dari kegiatan dilapangan, analisis

dilaboratorium, mengklasifikasikan tanah kedalam sistem taksonomi atau system

klasifikasi tanah, melakukan pemetaan tanah atau interpretasi atau penafsiran dari

survei tanah dan ahli teknologi pertanian.

Survei sangat diperlukan dalam proses dalam berbagai penelitian, terutama

dalam proses yang dilakukan dilapangan seperti survei pendahuluan dalam

penelitian tanah ini. Oleh karena itu penyajian mengenai berbagai hal tentang

survei perlu dibahas dan diketahui lebih lanjut, terdapat berbagai macam hal yang

perlu dibahas dan diketahui dalam survei pendahuluan untuk memudahkan dalam

proses lanjutan nanti.

Tahap-Tahap dalam Survei Tanah

a. Tahapan Persiapan

b. Tahapan Pendahuluan

c. Tahapan Utama

d. Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan.

Manfaat Kegiatan Survei Tanah

a. Pengukuran Untuk Mencari Luas Tanah

b. Pengukuran Untuk Mengetahui Beda Tinggi Tanah

c. Pengukuran Untuk Pembuatan Peta

d. Pengukuran Untuk Merencanakan Bangunan