13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan untuk kemajuan suatu bangsa. Masalah kesehatan yang dihadapi dunia antara lain adalah penyakit campak. Campak dan polio adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah (Depkes RI, 2011). Hasil dari paparan World Health Organization (WHO) menyebutkan, pada periode Januari hingga Juli 2011, tercatat ada 26 ribu kasus campak di 40 negara di benua Eropa. Jumlah kasus yang berhasil terekam WHO itu, menunjukkan kasus campak di benua Eropa meningkat 276 % dibandingkan periode yang sama pada 2007 lalu.Hingga saat ini Indonesia belum bisa terlepas dari penyakit campak, data terakhir menunjukkan penyakit campak sebanyak 11.704 kasus pada tahun 2011 (Dirjen P2PL, 2012). Campak merupakan suatu infeksi penyakit akut yang menular , disebabkan oleh paramixovirus dengan genus morbilivirus yang pada umumnya menyerang anak-anak (Julia andriani, 2009). Penyakit campak termasuk penyakit yang sering menyerang anak-anak, karena itu penyakit akibat virus ini sering disepelekan dan masyarakat kita masih berpikiran kalau anak kena campak adalah hal yang biasa dan wajar (Soedjatmiko, 2011). 1

Surveilans Epidemiologi Campak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Surveilans Epidemiologi Campak

Citation preview

Page 1: Surveilans Epidemiologi Campak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan untuk

kemajuan suatu bangsa. Masalah kesehatan yang dihadapi dunia antara lain

adalah penyakit campak. Campak dan polio adalah penyakit yang sangat

potensial untuk menimbulkan wabah (Depkes RI, 2011). Hasil dari paparan

World Health Organization (WHO) menyebutkan, pada periode Januari

hingga Juli 2011, tercatat ada 26 ribu kasus campak di 40 negara di benua

Eropa. Jumlah kasus yang berhasil terekam WHO itu, menunjukkan kasus

campak di benua Eropa meningkat 276 % dibandingkan periode yang sama

pada 2007 lalu.Hingga saat ini Indonesia belum bisa terlepas dari penyakit

campak, data terakhir menunjukkan penyakit campak sebanyak 11.704

kasus pada tahun 2011 (Dirjen P2PL, 2012).

Campak merupakan suatu infeksi penyakit akut yang menular ,

disebabkan oleh paramixovirus dengan genus morbilivirus yang pada

umumnya menyerang anak-anak (Julia andriani, 2009). Penyakit campak

termasuk penyakit yang sering menyerang anak-anak, karena itu penyakit

akibat virus ini sering disepelekan dan masyarakat kita masih berpikiran kalau

anak kena campak adalah hal yang biasa dan wajar (Soedjatmiko, 2011).

B. Tujuan

Surveilans campak bertujuan untuk mempelajari gambaran epidemiologi

dari kasus campak sehingga dapat diketahui:

1. Mengetahui siapa orang yang dapat terserang atau beresiko campak

2. Mengetahui tempat kejadian atau terjadinya campak

3. Mengetahui waktu kejadian campak

4. Mengetahui faktor resiko terjadinya campak

5. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan campak

1

Page 2: Surveilans Epidemiologi Campak

C. Manfaat

1. Sebagai ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penyusun dan pembaca.

2. Diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pekasanaan survilans

epidemiologi campak.

3. Dibuatnya makalah surveilans ini adalah sebagai tugas kelompok mata

kuliah surveilans Epidemiologi.

2

Page 3: Surveilans Epidemiologi Campak

BAB II

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI CAMPAK

A. Epidemiologi Campak

a. Etiologi

Penyebab campak adalah Paramyxoviridae (RNA), jenis Morbillivirus

yang mudah mati karena panas dan cahaya. Hanya satu tipe antigen yang

diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam

tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus

dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.

Virus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan

ginjal kera rhesus (Dirjen P2PL, 2008).

b. Cara dan Masa Penularan

Cara dan masa penularan campak adalah sebagai berikut (Dirjen

P2PL, 2008) :

1. Penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi

melalui udara terutama melalui batuk, bersin atau sekresi hidung.

2. Masa penularan 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbul rash,

puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodromal), yaitu pada 1-3

hari pertama sakit.

c. Gejala dan tanda-tanda

Gejala dan tanda-tanda campak adalah sebaai berikut (Dirjen P2PL, 2008).

1. Panas badan biasanya > 38 derajat celcius selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair

2. Khas (Pathognomonis) ditemukan Koplik’s spot atau bercak putih

keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mucosa bucal)

3. Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari belakang telinga pada tubuh

berbentuk makulo papular selama 3 hari atau lebih, beberapa hari (4-7

hari) keseluruh tubuh.

4. Bercak kemerahan makulo papular setelah 1 minggu sampai 1 bulan

berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik. Untuk

3

Page 4: Surveilans Epidemiologi Campak

kasus yang telah menunjukkan hiperpigmentasi (kehitaman) perlu

dilakukan anamnesis dengan teliti, dan apabila pada masa akut

(permulaan sakit) terdapat gejala-gejala tersebut di atas maka kasus

tersebut termasuk kasus campak klinis.

d. Komplikasi

Sebagian besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering

terjadi pada anak usia < 5 tahun dan penderita dewasa usia >20 th. Kasus

campak pada penderita malnutrisi dan defisiensi Vitamin A serta imun

defisiency (HIV), campak dapat menjadi lebih berat atau fatal. Komplikasi

yang sering terjadi yaitu Diare, Bronchopneumonia, Malnutrisi, Otitis media,

Kebutaan, Encephalitis, Measles encephalitis hanya 1/1000 penderita

campak, Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE), hanya 1/100.000

penderita campak, Ulkus mucosa mulut (Dirjen P2PL, 2008).

e. Penyebab kematianKematian penderita campak umumnya disebabkan karena

komplikasinya, seperti : Bronchopneumonia, Diare berat dan gizi buruk serta

penanganan yang terlambat (Dirjen P2PL, 2008).

f. Diagnosa bandingDiagnosa banding penyakit campak adalah sebagai berikut (Dirjen

P2PL, 2008).

1. Rubella (campak Jerman), terdapat pembesaran kelenjar getah bening di

belakang telinga.

2. DHF atau DBD, dalam 2-3 hari bisa terjadi mimisan, turniket test (Rumple

Leede) positip, perdarahan diikuti shock, laboratorium menunjukkan

trombosit <100.000/ml dan serologis positif DHF (spesimen akut dan

spesimen penyembuhan)

3. Cacar air (varicella), ditemukan vesikula atau gelembung berisi cairan

4. Allergi obat, kemerahan di tubuh setelah minum obat/disuntik, disertai

gatal-gatal.

5. Miliaria atau keringat buntet : Gatal-gatal, bintik kemerahan.

4

Page 5: Surveilans Epidemiologi Campak

g. Patogenesis

Campak adalah penyakit infeksi sistemik yang dimulai infeksi pada

bagian epitel saluran pernafasan di nasopharing. Virus campak dikeluarkan

dari nasopharing mulai dari masa prodromal sampai 3 -4 hari setelah rash

(Dirjen P2PL, 2008).

h. Imunitas

Infeksi alami karena infeksi penyakit campak cenderung menimbulkan

antibody lebih baik disbanding antibody yang terbentuk karena vaksinasi

campak. Stelah terjadi infeksi virus, maka terjadi respon seluler segera yang

kemudian diikuti oleh respon imunitas pada saat timbulnya rash. Bila seorang

anak tidak terdeteksi adanya titer antibody campak, maka anak tersebut

kemungkinan masih rentan. Penyembuhan terhadap penyakit campak

tergantung kepada kemampuan respon dari T-Cell yang adekuat (Dirjen

P2PL, 2008).

B. Surveilans Campak

a. Defenisi kasus campak

Definisi Kasus Campak yang digunakan dalam sistem surveilans

epidemiologi nasional adalah sebagai berikut (Dirjen P2PL, 2008) :

Kasus klinis

Demam, bercak merah berbetuk mokulopapular dan satu atau lebih gejala

berikut : Batuk, pilek atau mata merah (conjunctivitis) atau didiagnosa oleh

dokter sebagai kasus campak

Kasus konfirmasi

Pasti secara laboratorium : Kasus campak klinis yang telah dilakukan

konfirmasi laboratorium dengan hasil positif campak.

Pasti secara epidemiologi : Semua kasus klinis yang mempunyai

hubungan epidemiologi dengan kasus yang pasti secara laboratorium.

5

Page 6: Surveilans Epidemiologi Campak

Bukan kasus campak (Discarded) : Kasus tersangka campak , yang

setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, hasilnya negatif.

b. Kematian campak

Kematian campak adalah kematian dari seorang penderita campak

pasti (klinis, laboratorium maupun epidemiologi) yang terjadi dalam 30 hari

setelah timbul rash, bukan disebabkan oleh hal-hal lain seperti : trauma atau

penyakit kronik yang tidak berhubungan dengan komplikasi campak (Dirjen

P2PL, 2008).

c. Daerah resiko campak

Daerah risiko tinggi campak yaitu daerah yang berpotensi

terjadinya KLB campak, dilihat dari (Dirjen P2PL, 2008) :

Daerah dengan cakupan imunisasi rendah (< 80%)

Lokasi yang padat dan kumuh antara lain pengungsian

Daerah rawan gizi

Daerah sulit dijangkau atau jauh dari pelayanan kesehatan

Daerah dimana budaya masyarakatnya tidak menerima imunisasi

d. Kegiatan surveilans campak

Kegiatan surveilans Campak yang digunakan dalam sistem surveilans

epidemiologi nasional adalah sebagai berikut (Dirjen P2PL, 2008) :

Tingkat Puskesmas

Pengumpulan data dari puskesmas, pembantu, praktek dokter,bidan,

perawat dan pelayanan kesehatan swasta lainnya, masyarakat/Posyandu

maupun petugas desa siaga. Setelah dilaksanakan pengumpulan data lalu

dilakukan pencatatan dan pelaporan ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

Tingkat Rumah Sakit

Kegiatan surveilans campak di RS lebih ditekankan pada penemuan kasus

secara aktif. Setiap hari petugas kesehatan di bangsal dan poliklinik anak

memeriksa adanya kasus maupun kematian campak. Perlu diingat bahwa

kematian akibat campak sebagian besar disebabkan oleh komplikasi

6

Page 7: Surveilans Epidemiologi Campak

terutama broncho pneumonia, diare dan encephalitis. Setelah penemuan

kasus lalu dilakukan pencatatan dan pelaporan ke dinas kesehatan

kabupaten/kota.

e. KLB Campak

Penyelidikan KLB campak bertujuan untuk mengetahui

gambaran epidemiologi KLB berdasarkan waktu kejadian, umur dan

status imunisasi penderita, sehingga dapat diketahui luas wilayah

yang terjangkit dan kelompok yang teresiko. Disamping itu juga

untuk mendapatkan faktor risiko terjadinya KLB sehingga dapat

dilakukan tindak lanjut.

Suatu kondisi dinyatakan sebagai KLB campak apabila terdapat kasus

campak di suatu wilayah yang melebihi dari kondisi biasa, seperti meluasnya

wilayah yang terjangkit dan meningkatnya jumlah populasi yang terserang,

atau adanya kematian karena campak atau jika ada 5 kasus dalam satu

wilayah puskesmas dalam kurun waktu 4 minggu (tidak cluster) maka harus

diambil spesimennya untuk membuktikan apakah merupakan kasus campak

atau bukan (Dirjen P2PL, 2008)

f. Penanggulangan campak

Langkah-langkah penanggulangan campak dalam sistem surveilans

epidemiologi nasional adalah sebagai berikut (Dirjen P2PL, 2008).

Langkah-langkah penanggulangan :

Tata laksana kasus adalah kegiatan yang meliputi pengobatan penderita

yang tidak komplikasi, pemberian vitamin A, pengobatan Komplikasi di

puskesmas (antibiotik ), apabila keadaan penderita cukup berat, segera

rujuk ke rumah sakit.

Imunisasi

Respon imunisasi pada KLB campak dapat dilakukan seperti berikut, sesuai

situasi :

7

Page 8: Surveilans Epidemiologi Campak

- Imunisasi selektif, dengan cara meningkatkan cakupan imunisasi

rutin di desa terjangkit dan sekitarnya, upayakan cakupan 100 %

dan melakukan imunisasi campak kepada seluruh anak usia 6 bl –

5 th yang tidak mempunyai riwayat imunisasi campak yang

berkunjung ke puskesmas maupun posyandu hingga 1 bulan dari

kasus terakhir

- Pemberian imunisasi campak masal : yaitu memberikan imunisasi

campak secara masal kepada seluruh anak pada golongan umur

tertentu tanpa melihat status imunisasi anak tersebut. Pelaksanaan

imunisasi masal ini harus dilaksanakan sesegera mungkin,

sebaiknya pada saat daerah tersebut diperkirakan belum terjadi

penularan secara luas. Selanjutnya cakupan imunisasi rutin tetap

dipertahankan tinggi dan merata.

Penyuluhan

- Masyarakat diingatkan akan bahaya penyakit campak dan

pentingnya imunisasi dan makanan cukup gizi.

- Segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan bila ada gejala

panas.

- Mencegah kematian dan komplikasi dengan pemberian vitamin A.

8

Page 9: Surveilans Epidemiologi Campak

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagian besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering

terjadi pada anak usia < 5 tahun dan penderita dewasa usia >20 th

Campak dapat menyerang semua golongan umur, namun resiko

campak lebih besar pada anak usia < 5 tahun dan penderita dewasa

usia >20 th.

Campak dapat terjadi dimana saja, mamun campak mempunyai resiko

lebih besar terjadi pada daerah yang cakupan imunisasi rendah (<

80%), daerah kumuh atau pengungsian, daerah yang rawan gizi,

daerah sulit dijangkau dari pelayanan kesehatan dan daerah yang

masyarakatnya tidak menerima imuisasi.

Waktu terjadinya campak dapat terjadi kapan saja, tidak

bergantung musim.

B. Saran

Masyarakat harus memberi imunisasi pada anaknya

Masyarakat harus menjaga gizi anak

Masyarakat harus menjaga kesehatan lingkungannya dan kebersihan

dirinya

9

Page 10: Surveilans Epidemiologi Campak

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011). Pedoman

Pelaksanaan Kampanye Imunisasi Campak dan Polio. Dirjen P2PL, Jakarta

Dirjen P2PL (2008). Petunjuk Teknis Surveilans Campak. Sub

Direktorat Surveilans Epidemiologi, Jakarta

……………. (2011). Penyakit Campak (Jurnal Elektronik) Diakses 29

Mei 2012 ; http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/458034/

Soedjatmiko.Jangan.Anggap.Remeh.Campak Pada Balita (Jurnal

Elektronik) Diakses 29 Mei 2012; http://health.kompas.com/read/

10