14
Suspensi A.Pengertian Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu : 1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral. 2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit. 3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata. 4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. 5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal. 6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.

Suspen Si

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Suspen Si

Suspensi

A.Pengertian

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi

dalam fase cair.

Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi

dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk

penggunaan oral.

2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam

pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.

3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang

terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.

4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang

ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang

sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.

6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa

yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi

steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.

B.Stabilitas Suspensi

Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat

penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah

satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabiltas

suspensi adalah :

1.Ukuran Partikel

Page 2: Suspen Si

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan

keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan

terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan

keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin

kecil luas penampangnya.

2.Kekentalan / Viskositas

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin

kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan

hukum ” STOKES”

Ket :

V = Kecepatan Aliran

d = Diameter Dari Partikel

p = Berat Jenis Dari Partikel

p0 = Berat Jenis Cairan

g = Gravitasi

ŋ = Viskositas Cairan

3.Jumlah Partikel / Konsentrasi

Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut

akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel

tersebut.

Page 3: Suspen Si

Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu

makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel

dalam waktu yang singkat.

4.Sifat / Muatan Partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang

sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan

tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan

tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.

Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser,

colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan

penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental

ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah

berkembang dalam air (hidrokoloid).

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :

1. Bahan pensuspensi dari alam.

Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom / hidrokoloid.

Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut

membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan

tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat

dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi bakteri.

a. Termasuk golongan gom :

Contonya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth , Algin

b. Golongan bukan gom :

Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.

Page 4: Suspen Si

2. bahan pensuspensi sintesis

a. Derivat Selulosa

Contohnya : Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.

b.Golongan organk polimer

Contohnya : Carbaphol 934.

C. Cara Mengerjakan Obat Dalam Suspensi

1. Metode pembuatan suspensi :

Suspensi dapat dibuat dengan cara :

Metode Dispersi Metode Precipitasi

2. Sistem pembentukan suspensi :

Sistem flokulasi Sistem deflokulasi

Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :

a. Deflokulasi

Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap terpisah dan ukuran

partikel adalah minimal. Sediaan terbentuk lambat. Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.

b.Flokulasi

Partikel merupakan agregat yang basa Sedimentasi terjadi begitu cepat Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali

seperti semula.

Page 5: Suspen Si

D.Formulasi suspensi

Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :

Pada penggunaan ”Structured Vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam

suspensi Structured Vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan

lain-lain.

Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat

pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.

Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :

1. Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium.

2. Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.

3. Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.

4. Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah Structured

Vehicle.

5. Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam Structured Vehicle.

E.Penilaian Stabilitas Suspensi

1. Volume sedimentasi

Adalah Suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula mula dari

suspensi (Vo) sebelum mengendap.

2. Derajat flokulasi.

Page 6: Suspen Si

Adalah Suatu rasio volume sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume

sedimentasi akhir suspensi deflokulasi (Voc).

3.Metode reologi

Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menemukan

perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.

4.Perubahan ukuran partikel

Digunakan cara Freeze-thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu

dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang

pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.

Sumber :

1. Soetopo. Seno, dkk. 2001. Teori Ilmu Resep. Jakarta

2. Anief. Moh. 2000. Farmasetika. Gajah Mada University Press : Yogyakarta

3. Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. UI Press :

Jakarta

Page 7: Suspen Si

Suspensi

Posted by Mamadt Booy on 7:12 PM with No comments Menurut F.I. ed IV :Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.Menurut F.I. ed III :Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

JENIS SUSPENSI1.Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.5. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.6. Syarat suspensi optalmik : Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi dan atau goresan pada kornea.Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa yang mengeras atau penggumpalan.SYARAT KHUSUS SUSPENSI FI IV1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba.3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapatKeuntungan di buat sediaan Suspensi•   Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.•   Homogenitas tinggi•   Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).•   Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)•   Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.•   Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, dll)•   Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun.•   Aliran menyebabkan sukar dituang•   Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan•   Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.•   Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.

Page 8: Suspen Si

Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut :•   Rasa obat dalam larutan lebih jelas.•   Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet, dan kapsul.•   Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator .Karakteristik fisik suspensi yang baik :1. Tetap Stabil dan homogen dalam waktu tertentu 2. Endapan yang terbentuk mudah diredispersi (di kocok Kembali) 3. Viskositas cukup (terlalu tinggi sulit dituang, terlalu rendah cepat mengendap) 4. Partikel harus kecil dan uniform untuk mendapatkan sediaan yang halus, akseptabel dan bebas dari gritty texture (berpasir)Faktor-faktor yang dapat meningkatkan stabilitas fisika sediaan suspensi1. Ukuran partikelKecepatan pengendapan partikelà Hukum Stokes : ukuran partikel makin kecil à makin stabil2. Gerakan partikel makin lambat à makin stabil3. Muatan listrik partikel adalah sifat bahan obat yang merupakan faktor tetap ( tidak bisa direkayasa).4. Konsentrasi partikel à ditentukan dalam formula sebagai faktor tetap.•   Partikel-partikel bahan obat dalam sediaan suspensi harus bisa terdispersi secara merata sehingga sediaan dapat homogen.•   Sesuai sifatnya, partikel bahan dapat mengendap bila didiamkan dan membentuk endapan keras yang sulit terdispersi kembali.•   Untuk mengatasi masalah ini à + kan zat yang dapat meningkatkan kekentalan “thickening agent”PENSUSPENSI / SUSPENDING AGENT1. Berdasarkan asal :a. bahan organik :- Nabati : Acacia/Gom Arab, Tragakan, Alginat, Agar-agar.- Hewani: Gelatin- Semi sintesis / Sintesis : Carbopol, Metil selulosa,Karboksimetil selulosa(CMC). b. bahan Anorganik / tanah liat mis : Bentonit, Veegum2.Berdasarkan muatan a. Anionik : Gom Arab, Tragakan, Alginat, CMC, Bentonit. b. Kationik: Pharmagel A, Benzalkonium Klorida c. Non ionik : Metil selulosa, Tween, SpanBahan Pensuspensi•   PGA untuk zat berkhasiat keras 2-4 %, untuk zat tidak berkhasiat keras 1 –2 % •   Pulv. Gumosus, untuk zat berkhasiat keras 2 %, untuk zat tidak berkhasiat keras 1 % •   CMC-Na kadar 0,5 %•   DllBahan TambahanPertimbangan pemilihan bahan tambahan 1. Compatibility with the drug

Page 9: Suspen Si

2. Stability at a specific pH and temperature3. Compatibility with other adjuvant4. CostJenis bahan tambahan1. DISPERSING AGENT : wetting agent, deflocculating or true dispersing agent, protective colloid, inorganic electrolyte Wetting agent•    Solvent (dapat sbg wetting agent) : alkohol, gliserin, propilen glikol, polietilen glikol•    Surfaktan :Anionik : sodium lauryl sulphate (SLS), dioctyl sodium sulphosuccinate (docusate sodium)Non ionik : polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span) Penggunaan surfaktan sbg wetting agent sampai 0,1%Oral : polysorbate (Tween), sorbitan ester (Span)Topikal : sodium lauryl sulphate, dioctyl sodium sulphosuccinateKerugian surfaktan : à foam, deflocculated systemDalam pembuatan suspensi, pembasahan partikel dari serbuk yang tidak larut di dalam cairan pembawa adalah langkah yang penting. kadang – kadang adalah sukar mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan lain – lain kontaminan .Serbuk tadi tidak dapat segera dibasahi, walaupun BJ – nya besar mereka mengambang pada permukaan cairan.Pada serbuk yang halus mudah kemasukan udara dan sukar dibasahi meskipun ditekan di bawah permukaan cairan.Serbuk dengan sudut kontak ± 90 ْ akan menghasilkan serbuk yang terapung keluar dari cairan. Sedangkan serbuk yang mengambang di bawah cairan mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan bila tenggelam, menunjukkkan tidak adanya sudut kontak .Pada pembuatan Suspensi di kenal 2 macam sistem , yaitu :•   Sistem Deflokulasi •   Sistem FlokulasiDalam system flokulasi, partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat mengendap dan mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake. Sedangkan pada system Deflokulasi, partikel terdeflokulasi mengendap perlahan – lahan dan akhirnya akan membentuk sendimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali. ( Farmasetika , 163 )Suspensi Deflokulasi•   Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri  dan apabila kecepatan sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat.•   Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.•   Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang halus sangat lambat.•   Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat.•   Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk masa yang kompak.•   Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paronya.

Page 10: Suspen Si

Suspensi Flokulasi•   Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar.•   Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.•   Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi.•   Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.•   Flokulasi dapat dikendalikan dengan :i. Kombinasi ukuran partikelii. Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.iii. Penambahan polimer dapat mempengaruhi hubungan struktur partikel dalam suspensi.CARA PERACIKAN SED.SUSPENSI1.CARA LANGSUNGUmumnya bahan pensuspensi ditambahkan langsung pada bahan obat yg tidak larut. Cara menambahkan bahan pensuspensi dapat dilakukan :a. Dalam bentuk musilago1. Bahan pensuspensi dibuat musilago dulu2. Bahan Obat digerus halus, kmdn + musilago & digerus ad hom. b. dalam bentuk kering / serbukbahan obat yg telah dihaluskan + bahan pensuspensi, gerus ad.hom, kemudian + air q.s. dan gerus ad hom.2. CARA PENGENDAPANBahan obat didapat dari hasil reaksi antara dua cairan yang membentuk endapan yang tidak larut. Dengan cara ini diharapkan didapatkan endapan yang sangat halus.Untuk mendapatkan partikel yang halus tsb beberapa faktor perlu diperhatikan :1. mencampur larutan-larutan yang bereaksi dalam keadaan seencer mungkin.2. reaksi dilakukan dalam media kental3. diaduk dengan kecepatan tinggi