Upload
hendrythomson1
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 TA JURNAL
1/12
1
JURNAL TUGAS AKHIR
EVALUASI SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN AIR
LIMBAH (IPAL) KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT DI
KECAMATAN PANAKUKANG KOTAMADYA MAKASSAR
Oleh :
MUHAMMAD ALI AKBAR
D111 08 290
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
7/26/2019 TA JURNAL
2/12
2
EVALUASI SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN PANAKUKANG
KOTAMADYA MAKASSAR
Mary Selintung 1, Farouk Maricar2 , Muhammad Ali Akbar 3
ABSTRAK : Pertumbuhan penduduk yang cepat di Kota Makassar menunjukkan gejala serius
pada masalah pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran air limbah rumah tangga. Salah satu
solusi efisien untuk masalah ini adalah pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal
berbasis masyarakat. Kecamatan Panakukang merupakan salah satu kecamatan yang memiliki beberapa
kawasan padat penduduk dengan sistem sanitasi terpadu yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Komunal. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan untuk mengetahui apakah
program tersebut telah tepat sasaran serta efektif dalam penggunaannya, maka diperlukan evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi IPAL komunal yang sudah ada di Kecamatan Panakukangdengan menguji parameter TSS, BOD, COD, Minyak dan lemak, serta pH dari air sampel inlet dan
outlet dari IPAL lalu membandingkannya dengan baku mutu Pergub Sulsel No. 69 Tahun 2010 agar
diketahui efektifitas dari pengolahan IPAL tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi IPAL di 2 kelurahan
didapatkan bahwa pada Kelurahan Tello Baru dan Kelurahan Sinri Jala terdapat 3 parameter yang belum
memenuhi baku mutu yaitu TSS, BOD, dan COD. Hal ini menunjukkan kinerja IPAL komunal berbasis
masyarakat di Kecamatan Panakukang belum optimal.
Kata Kunci : IPAL Komunal, Panakukang, Evaluasi, TSS, BOD, COD, Minyak&Lemak, pH
ABSTRACT : Rapid population growth in Makassar city shows symptoms on the serious
problems of environmental pollution, especially water pollution household waste. One of efficient
solution to this problem was by building WWTP (Waste Water Treatment Plant) community-based
communal. Sub-district of Panakukang is one example of the densely-populated area that have a
sanitation system integrated to Communal-based Waste Water Treatment Plant (WWTP). To improve
the quality of service to the community and to determine whether the program has been well targeted
and effective in use, it is necessary to evaluate through this research. This research itself was aimed to
evaluate the existing communal-based WWTP in Panakukang Sub-district in case of the test the
parameters of TSS, BOD, COD, Oils & Greases, and pH of water samples from the WWTP inlet and
outlet and compare the result according to 'Governoor regulation of SulSel No. 69 In 2010', to know
the effectiveness of the wastewater treatment. Based on the evaluation results of the WWTP in two
villages, we found out that in Tello Baru village and Sinri Jala village, there are 3 parameters which
do not fulfill the quality standards, those are TSS, BOD, and COD. In that case, thia research concludes
the performance of community-based communal WWTP in Sub-district of Panakukang is not optimal.
Key Word : Communal WWTP, Panakukang, Evaluation, TSS, BOD, COD, Oil & Grease, pH
1 Professor, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
7/26/2019 TA JURNAL
3/12
3
PENDAHULUAN
Latar BelakangPertumbuhan penduduk di
Indonesia yang begitu cepat terutama di
wilayah perkotaan memberikan dampak
yang sangat serius terhadap penurunan
daya dukung lingkungan. Dampaktersebut harus disikapi dengan tepat,
khususnya dalam pengelolaan air limbah,
oleh karena kenaikan jumlah pendudukdan meningkatkan konsumsi pemakaian
air minum/bersih yang berdampak pada
peningkatan jumlah air limbah.Pembuangan air limbah tanpa melalui
proses pengolahan akan mengakibatkan
terjadinya pencemaran lingkungan,khususnya terjadinya pencemaran pada
sumber-sumber air baku untuk air
minum, baik air permukaan maupun air
tanah.Kotamadya Makassar sebagai
kota metropolitan menunjukkan gejala
serius pada masalah pencemaranlingkungan, khususnya pencemaran air.
Penyebab dari pencemaran tadi tidak
hanya berasal dari buangan industri daripabrik-pabrik yang membuang begitu
saja air limbahnya tanpa pengolahan
lebih dahulu ke sungai atau ke laut, tetapi
juga yang tidak kalah memegang andilbaik secara sengaja atau tidak adalah
penduduk Kotamadya Makassar itu
sendiri. Setiap hari buangan rumahtangga yang jumlahnya semakin besar
sesuai dengan perkembangan penduduk
maupun perkembangan KotamadyaMakassar.
Berbagai persoalan lingkungan di
Kota Makassar memiliki hubungan yang
signifikan dengan kondisi cakupanlayanan sanitasi bagi masyarakat yang
belum merata dan belum
menggambarkan kualitas yang memenuhistandar. Beberapa hal yang mendorong
terjadinya hal diatas, juga disebabkan
lemahnya perencanaan pembangunan
sanitasi, yang ditandai dengan
pembangunan sanitasi tidak terpadu,
salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan,tidak berkelanjutan, serta kurangnya
perhatian masyarakat pada perilaku hidupbersih dan sehat.
Pengertian sanitasi itu sendiri
adalah perilaku yang disengaja dalampembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya denganharapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia. Salahsatu upaya memperbaiki kondisi sanitasiadalah dengan menyiapkan sebuah
perencanaan pembangunan sanitasi yang
responsif dan berkelanjutan(Notoatmodjo, 2003).
Salah satu contoh permasalahan
sanitasi yang paling banyak terjadi dan
berhubungan langsung denganmasyarakat adalah air limbah rumah
tangga. Menurut Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 112tahun 2003 tentang baku mutu air limbah
rumah tangga yang dimaksud dengan air
limbah rumah tangga adalah air limbahyang berasal dari usaha dan atau kegiatan
permukiman, rumah makan, perkantoran,
perniagaan, apartemen dan asrama.
Dengan demikian, setiap air limbah yangdihasilkan perlu dikelola secara baik
berdasarkan karakteristiknya agar dapat
menurunkan kualitas bahan pencemaryang terkandung di dalamnya sebelum di
alirkan ke badan sungai agar tidak
mencemari lingkunganSalah satu solusiefektif untuk masalah ini adalah
pembuatan IPAL (Instalasi Pengolahan
Air Limbah) komunal berbasismasyarakat.
Konsep berbasis masyarakat
(Community Based Management) saat ini
dianggap sebagai konsep yang sesuaidalam menjalankan program
pembangunan sarana sanitasi khususnya
7/26/2019 TA JURNAL
4/12
4
sarana pengolahan air limbah domestik di
wilayah perkotaan (urban) dan pedesaan
(peri urban) di negara-negaraberkembang seperti Indonesia, konsep ini
menitikberatkan pada keterlibatanmasyarakat dalam setiap tahap
pembangunan mulai dari tahap
perencanaan, pembangunan hinggaoperasional dan pemeliharaan sehingga
diharapkan timbul rasa memiliki dari
masyarakat terhadap fasilitas yang ada.
Saat ini IPAL domestik telahdibangun dan tersebar di seluruh
kecamatan di Kotamadya Makassar.Beberapa IPAL komunal sudah ada dikawasan padat penduduk di Kecamatan
Panakukang. Kepadatan penduduk di
Kecamatan Panakukang dari tahun ketahun semakin meningkat. Kepadatan
penduduk yang terus meningkat ini tidak
berbanding lurus dengan pelayanan
sanitasi.Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat dan untuk
mengetahui apakah program tersebuttelah tepat sasaran serta efektif dalam
penggunaannya, maka diperlukan
evaluasi. Setelah beroprasi beberapatahun maka saat ini sudah perlu diadakan
evaluasi untuk perbaikan sistem dan
mengantisipasi kendala yang muncul di
lapangan, agar pengolahan dapat berjalanlancar dan terkendali.
Evaluasi merupakan suatu proses
sistematis dalam mengumpulkan,menganalisis, dan menginterprstasi
informasi untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pelaksanaan programpemerintah dalam pelayanan kepada
masyarakat dan peran serta masyarakat
itu sendiri. Informasi hasil evaluasi akandibandingkan dengan sasaran yang telah
ditetepkan pada program tersebut.
Apabila hasilnya sesuai dengan sasaran
yang ditetapkan, maka program dianggapefektif. Jika sebaliknya, maka program
tersebut dianggap tidak efektif.
Dari uraian di atas, penulis
mencoba mengevaluasi sistem instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) komunalberbasis masyarakat di Kecamatan
Panakukang Kotamadya Makassar
dengan mengangkat judul EvaluasiSistem Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Komunal Berbasis Masyarakatdi Kecamatan Panakukang Kotamadya
Makassar.
Rumusan Masalah1. Bagaimana kinerja Sistem Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)komunal berbasis masyarakat di
Kecamatan Panakukang Kotamadya
Makassar?
2. Bagaimana efektifitas Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
komunal berbasis masyarakat di
Kecamatan Panakukang Kotamadya
Makassar berdasarkan Peraturan
Gubernur Sulawesi Selatan no. 69
Tahun 2010 tentang baku mutu dankerusakan lingkungan hidup?
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan PenelitianPenelitian yang digunakan adalah
evaluasi dengam melakukanobservasional dengan pendekatan
deskriptif dengan tujuan untuk
mengevaluasi kinerja sistem IPAL
komunal berbasis masyarakat dan untukmengetahui efektifitas IPAL komunal
berbasis masyarakat di Kecamatan
Panakukang Kotamadya Makassar.
Gambaran Umum KecamatanPanakukang
Penelitian dilaksanakan di
Kecamatan Panakukang Kotamadya
Makassar. Kecamatan Panakukangadalah salah satu dari 14 kecamatan yang
7/26/2019 TA JURNAL
5/12
5
ada di Kota Makassar. Hingga tahun
2014, Kecamatan Panakukang sudah
memiliki 6 unit IPAL yang telah tersebardi beberapa kelurahan. Kelurahan
tersebut adalah Kelurahan Tello Baru,Paropo, Sinri Jala, dan Karuwisi. Dan
untuk penelitian ini dipilih 2 kelurahan,
yaitu Kelurahan Tello Baru danKelurahan Sinri Jala.
IPAL komunal yang dibangun di
Kelurahan Tello Baru diperuntukkan
untuk 60 kepala keluarga dan digunakanuntuk 57 kepala keluarga, sedangkan
IPAL komunal yang dibangun diKelurahan Sinri Jala di peruntukkanuntuk 40 kepala keluarga dan digunakan
oleh 49 kepala keluarga. Kualitas effluen
yang direncanakan untuk IPAL TelloBaru dan Sinri Jala adalah pH 6-9, BOD5
30 mg/L dan COD 70 mg/L sesuai baku
mutu air limbah (Rencana Kerja
Masyarakat,2012). Jenis IPAL yangdipergunakan di kedua kelurahan ini
adalah kombinasi dari anaerobic fluidized
bed bio-filter dan imhoff tank. Jadiimhoff tank merupakan tahap awal yaitu
pengendapan kemudian Anaerobic
fluidized bed biofilter yang merupakanpengolahan dengan sistem anaerobic
biofilter menggunakan bio-ball sebagai
media melekatnya mikroorganisme, yang
disusun secara bertingkat untukmengoptimalkan proses anaerobic.
Populasi dan Sampel1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah
semua IPAL komunal berbasismasyarakat yang berada di Kecamatan
Panakukang Kotamadya Makassar. Di
Kecamatan Panakukang ada sebanyak 6lokasi IPAL komunal.
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah IPAL
komunal berbasis masyarakat yang telahberoperasi lebih dari 2 tahun yang berada
di Kecamatan Panakukang Kotamadya
Makassar. Lokasi yang di jadikan sampel
ada dua lokasi yaitu Kelurahan Tello
Baru dan Kelurahan Sinri Jala.
Waktu dan Lokasi Pengambilan SampelPengambilan sampel air limbah
dilakukan pada hari Senin, 24 November
2014 mulai dari pukul 09.0013.00WITA. Setelah sampel diambil kemudian
langsung diantar ke Laboratorium Balai
Besar Laboraturium Kesehatan
Kotamadya Makassar.
Pengambilan sampel air limbah
dilakukan pada dua lokasi IPAL komunalberbeda yaitu IPAL komunal Kelurahn
Tello Baru dan IPAL komunal KelurahanSinri Jala. Untuk keperluan evaluasi
efektifitas IPAL komunal, disetiap lokasi
IPAL diambil dua sampel yaitu satu
sampel pada inlet (sebelum memauki bakpengolahan) ditunjukkan dalam titik 2
Gambar 1 dan satu sampel pada outlet
(setelah proses pengolahan dan sebelumdibuang di perairan penerima)
ditunjukkan dalam titik 3 Gambar 1.
Gambar 1 Skema lokasi pengambilan
sampel
Variabel yang DiamatiVariabel yang ditinjau
berdasarkan Peraturan Gubernur
Sulawesi Selatan No. 69 tahun 2010
tentang baku mutu air limbah. Menurutstandar tersebut variabel yang diuji
adalah kadar BOD, COD, TSS, minyak &
lemak serta pH yang kemudian diuji di
7/26/2019 TA JURNAL
6/12
6
laboraturium Balai Besar Laboraturium
Kesehatan Kotamadya Makassar.
Menghitung Persen EfektivitasPerhitungan nilai efektivitas
dilakukan agar di ketahui keefektivan
dari sistem pengolahan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunaldalam mengolah limbah domestik
sebelum di alirkan ke badan air (Sugiarto,
1987). Rumus persen (%) nilai efektivitas
adalah sebagai berikut:Keterangan :
% Efektivitas = ( )
%
A = Kadar parameter pada inlet
B = Kadar parameter pada outlet
HASIL DAN PEMBAHASAN
Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Komunal di Kecamatan
Panakukang
Kecamatan Panakukang memilikilayanan sanitasi berbasis masyarakat
seperti IPAL komunal yang tersebar di
beberapa kelurahan yang dapat dilihatpada tabel 2 berikut.
Tabel 1 Jumlah IPAL Komunal yang ada
di Kecamatan Panakukang
Sumber : Data Kecamatan Panakukang
Evaluasi Instalasi Pengolahan AirLimbah (IPAL) Komunal di Kecamatan
Panakukang
Tabel 2 Lokasi IPAL komunalKecamatan Panakukang
Sumber : Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM)
Tabel 3 Data IPAL Komunal Kelurahan
Tello Baru dan Kelurahan Sinri Jala
Sumber : Rencana Kegiatan Masyarakat(RKM)
Dari Tabel 3 di atas , dapat kitalihat bahwa Kelurahan Sinri Jala
memiliki kondisi resiko sanitasi sedang
dan Kelurahan Tello Baru memilikiresiko sanitasi rendah akan tetapi RW 3
Kelurahan Tello Baru termaksud dalam
daerah sanitasi resiko tinggi. Oleh karena
itu pembangunan sarana sanitasi sepertiIPAL merupakan solusi untuk
menanggulangi permasalahan sanitasi
yang dihadapi masyarakat. Kedua IPALkomunal ini dibangun dan mulai
beroprasi pada tahun 2012. IPAL
komunal Kelurahan Tello Baru dibangunmelalui program SPBM-USRI dan IPAL
komunal Kelurahan Sinri Jala dibangun
melalui program SLBM DAK.
ama Ke lurahan IPAL Komunal S is te m Pe ngo lahan
Tello Baru 2 Anaerobic Fluidized Bed Biofilter
Pampang - -
Panaikang - -Sinri Jala 1 Anaerobic Fluidized Bed Biofilter
Paropo 2 Anaerobic Fluidized Bed Biofilter
Karuwisi 1 Anaerobic Fluidized Bed Biofilter
Karuwisi Utara - -
Tamamaung - -
Karampuang - -
Masale - -
Pandang - -
Jumlah 6
Nama
Kelurahan
Lokasi IPAL
komunal
Nama
Program Tahun
Sistem
Pengolahan
Resiko
Sanitasi
Rendah
Sedang
Tello Baru
Jl.
Paccinongan
Raya Lr.1
USRI 2012
Anaerobic
Fluidized Bed
Biofilter
Sinri Jala Jl. Suka ManaSLBM
(DAK) 2012
Anaerobic
Fluidized Bed
Biofilter
NO KELURAHAN IPAL
KOMUNAL TAHUN KET
1 2012 Berfungsi
2 2012Tidak
berfungsi3 Sinri Jala 1 2012 Berfungsi4 2 2012 Berfungsi
5 2014 Berfungsi6 Karuwisi 1 2012 BerfungsiJl. Nurman Dg Tutu
LOKASI
2
Jl. Suka Mana
Paropo
Jl. Batua Raya X B
Jl. Batua Raya II A
Tello Baru
Jl. Paccinang Raya
Lr 2
Jl. Paccinang Raya
Lr 1
7/26/2019 TA JURNAL
7/12
7
Sistem Pengolahan IPAL komunalTeknologi sistem pengolahan IPAL
komunal yang digunakan pada IPAL diKecamatan Panakukang adalah
gabungan antara anaerobic fluidized bed
bio-filter dan imhoff tank. Jadi imhofftank merupakan tahap awal yaitu
pengendapan kemudian Anaerobic
fluidized bed biofilter yang merupakanpengolahan dengan sistem anaerobic
biofilter menggunakan bio-ball sebagai
media melekatnya mikroorganisme, yangdisusun secara bertingkat untuk
mengoptimalkan proses anaerobic. Jadi,komponen dari sistem ini yaitu :1) Bak inlet untuk menyaring material
kasar sebelum masuk unit IPAL
dilengkapi dengan screen.2) Imhoff tankuntuk proses pengendapan
yang terdiri dari 2 komponen.
Komponen I untuk pengendapan dan
proses anaerobic.Komponen II untuk memisahkan
buangan lama dan baru melalui aliran
up-flow menuju tanki biofilter.3) Anaerobic fluidized bed biofilter
dilengkapi dengan media bio-ball
sebagai tempat melekat danpertumbuhan bakteri anaerobic yang
disusun secara bertingkat untuk
mengoptimalkan proses anaerobic.
4) Bakoutletberfungsi untuk monitoringkualitas dan pengambilan sampel air
dilengkapi dengan penutup
grill.Proses pengolahan anaerobicbiofilter menggunakan media bioball
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut
ini.
Gambar 2 Proses PengolahanImhoff
tank Biofilterdengan MediaBioball
Hasil EvaluasiEvaluasi yang dilakukan yaitu
dengan pengambilan air sampel inletdanoutlet pada masing-masing IPAL
komunal di Kelurahan Tello Baru danKelurahan Sinri Jala lalu dibawa dan diuji
di Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Kotamadya Makassar dengan 5
parameter yaitu Total Suspended Solid(TSS), Biologycal Oxygen Demand
(BOD), Chemycal Oxygen Demand
(COD), Minyak dan lemak, serta pH.
1) Kelurahan Tello Baru
Sampel yang di uji pada BalaiTeknik Kesehatan Lingkungan KotaMakassar adalah inlet dan outlet dari
Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
komunal Kelurahan Tello Baru yang diambil pada tanggal 24 November 2014.
Hasil uji sampel inlet dan outlet pada
IPAL komunal di Kelurahan Tello Baru
RW 03 dapat dilihat pada Tabel 4 berikutini.
Tabel 4 Hasil Uji Sampel IPAL Komunaldi Kelurahan Tello Baru
Sumber : Hasil Pemeriksaan di Laboratorium Balai
Besar Laboraturium Kesehatan
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa
pada Kelurahan Tello Baru ada 3
parameter yang belum memenuhi bakumutu yang telah ditetapkan Pergub SulSel
No. 69 Tahun 2010. Parameter tersebut
adalah TSS, BOB dan COD. Tingkat
efektifitasnya berkisar antara 63,83%-72,36%, hal ini pun belum memenuhi
Baku Mutu
C Inlet OutletEfektifitas
(%)
1 TSS 50 mg/L 1015 253 72,36 95,07
2 BOD 75 mg/L 348,30 125,95 63,84 78,47
3 COD 125 mg/L 870,53 314,87 63,83 85,64
4Minyak &
Lemak 10 mg/L
7/26/2019 TA JURNAL
8/12
8
tingkat efektifitas yang diharapkan untuk
memenuhi baku mutu. Dengan demikian
hasil seperti ini bisa dikatakan prosesIPAL tidak berjalan 100% baik karena
masih terdapat beberapa parameter yangtidak memenuhi baku mutu. Hal ini yang
sering kali terjadi akibat pengguna tidak
memaksimalkan pemelihaan IPALsehingga menyebabkan IPAL tidak
efektif. Tidak efektifnya pengolahan
IPAL dipengaruhi karena adanya
penyumbatan pada saluran IPAL. Untukmengatasi hal tersebut, koordinator IPAL
di Kelurahan Tello Baru disarankanuntuk rutin melakukan pengecekan danpembersihan pada bak kontrol dan bak
Inlet untuk mengurangi resiko
tersumbatnya saluran IPAL.
2) Kelurahan Sinri JalaSampel yang di uji pada Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan adalah
inletdan outletdari Instalasi pengolahanair limbah (IPAL) komunal Kelurahan
Sinri Jala yang di ambil pada tanggal 24
November 2014. Hasil uji sampel inletdan outlet pada IPAL komunal di
Kelurahan Sinri Jala dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut ini.
Tabel 5 Hasil Uji Sampel IPAL Komunal
Kelurahan Sinri Jala
Sumber : Hasil Pemeriksaan di Laboratorium Balai
Besar Laboraturium Kesehatan
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa
pada Kelurahan Sinri Jala ada 3parameter yang belum memenuhi baku
mutu yang telah ditetapkan Pergub SulSel
No. 69 Tahun 2010. Parameter tersebut
adalah TSS, BOB dan COD. Tingkatefektifitasnya berkisar antara 63,83%-
83,33%, hal ini pun belum memenuhitingkat efektifitas yang diharapkan untuk
memenuhi baku mutu. Dengan demikian
hasil seperti ini bisa dikatakan prosesIPAL tidak berjalan 100% baik karena
masih terdapat beberapa parameter yang
tidak memenuhi baku mutu. Pembersihan
bak kontrol, bak inlet dan pengontrolanbak imhoff tank sangat diperlukan pada
sistem pengolahan anaerobic biofilterkarena pengolahan tidak efektif jikabanyak terdapat padatan yang masuk ke
dalam bak bioball. Jika padatan
bertumpuk pada bioball maka akanterjadi blocking, yang akhirnya air limbah
hanya melewati reaktor yang tidak
tersumbat saja, hal inilah yang
menyebabkan kinerja IPAL menurundrastis. Seharusnya ada pengontrolan
sistem pengolahan IPAL komunal secara
berkala oleh pihak bersangkutan agarIPAL dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Berdasarkan data yang ada,
IPAL di Kelurahan Sinri Jala mampumelayani 40 KK. Namun, jumlah
pengguna IPAL ini mencapai 49 KK. Ini
menyebabkan IPAL overcapacity dan
mungkin menjadi salah satu alasan IPALdi Kelurahan Sinri Jala menjadi tidak
efektif.
Grafik Hasil Uji ParameterBerikut ini merupakan grafik
parameter yang menunjukkanperbandingan antara hasil uji parameter
inletdan outletInstalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) komunal ditiap kelurahandengan Peraturan Gubernur Sulawesi
Selatan No. 69 Tahun 2010 mengenai
baku mutu air limbah bagi kegiatan
domestik (Kawasan permukiman,restoran, perniagaan, dan apartemen).
Baku Mutu
C Inlet Outlet Efektifitas
(%)
1 TSS 50 mg/L 1839 307 83,33 97,28
2 BOD 75 mg/L 348,30 125,95 63,84 78,47
3 COD 125 mg/L 870,53 314,87 63,83 85,64
4 Minyak &
Lemak10 mg/L < 0,1 < 0,1 - -
5 pH 6 sampai 9 - 6,85 6,78 - -
No Parameter Satuan
Hasil Pemeriksaan Efektifitas
yang
diharapkan
(%)
7/26/2019 TA JURNAL
9/12
9
1) Zat Padat Tersuspensi (TSS)
Grafik 1. PerbandinganInletdan outletParameter TSS dengan Baku Mutu
Dari Grafik 1 dapat dilihat bahwa
nilai hasil uji TSS pada Kelurahan Tello
Baru dan Kelurahan Sinri Jala melebihiBaku mutu yang telah ditetapkan PerGub
SulSel No.69 Tahun 2010.
2) Biologycal Oxygen Demand(BOD)
Grafik 2. PerbandinganInletdan OutletParameter BOD dengan Baku Mutu
Dari Grafik 2 di dapat dilihat bahwa
nilai hasil uji BOD pada Kelurahan TelloBaru dan Kelurahan Sinri Jala melebihi
Baku mutu yang telah ditetapkan PerGub
SulSel No.69 Tahun 2010.. Hal inidikarenakan saat pengambilan air sampel
IPAL ini dalam keadaan tersumbat pada
bakscreening dan bak pengolahan inilah
penyebab kinerja IPAL menurun drastis
sehingga effluent yang dihasilkanmelebihi baku mutu.
3) Chemycal Oxygen Demand(COD)
Grafik 3 PerbandinganInletdan Outlet
Parameter COD dengan Baku Mutu
Dari Grafik 3 di dapat dilihat bahwa
nilai hasil uji COD pada Kelurahan TelloBaru dan Kelurahan Sinri Jala melebihi
Baku mutu yang telah ditetapkan PerGub
SulSel No.69 Tahun 2010. Hal inidikarenakan saat pengambilan air sampel
IPAL ini dalam keadaan tersumbat pada
bakscreening dan bak pengolahan inilahpenyebab kinerja IPAL menurun drastis
sehingga effluent yang dihasilkan
melebihi baku mutu.
4) Minyak & Lemak
Grafik 4 PerbandinganInletdan OutletParameter Minyak & Lemak dengan Baku
Mutu
7/26/2019 TA JURNAL
10/12
10
Dari Grafik 4 diatas dapat dilihat
grafik menunjukkan bahwa nilai
parameter minyak & lemak pada outletseluruh IPAL sangatlah kecil yaitu < 0,1.
Jadi semua IPAL untuk parameterminyak dan lemak memenuhi baku mutu
yang telah ditetapkan PerGub SulSel
No.69 Tahun 2010.
5) pH
Grafik 5 PerbandinganInletdan Outlet
Parameter pH dengan Baku MutuDari Grafik 5 diatas dapat dilihat
grafik menunjukkan bahwa nilai
parameter pH pada inlet maupun outletseluruh IPAL masih berkisar pada baku
mutu pH yang telah ditetapkan yaitu 6-9.
Jadi semua IPAL untuk parameter pHmemenuhi baku mutu Pergub No. 69
Tahun 2010.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kinerja Sistem Instalasi PengolahanAir Limbah (IPAL) komunal berbasis
masyarakat di Kecamatan Panakukang
Kotamadya Makassar belum optimal,ini didasarkan pada hasil pengujian
kualitas effluent air limbah IPAL
komunal diperoleh hasil yangmenunjukkan bahwa ada tiga
parameter pengujian yang belum
memenuhi standar baku mutu yaitu
parameter TSS, BOD dan COD. Hal
ini disebabkan karena kurangoptimalnya pemeliharaan oleh
pengelola dan masyarakat penggunaIPAL komunal itu sendiri.
2. Dari hasil evaluasi diperoleh tingkat
efektifitas Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) komunal berbasis
masyarakat di Kecamatan Panakukang
Kotamadya Makassar berkisar antara
63% - 84%. Tingkat efektifitas ini
belum cukup untuk kinerja optimal
IPAL komunal di Kecamatan
Panakukang Kotamadya Makassar
karena masih ada tiga parameter yang
belum memenuhi standar baku mutu
air limbah yang telah ditetapkan oleh
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
no. 69 Tahun 2010. Parameter tersebut
adalah TSS, BOD dan COD.
Saran1. Perlu diadakan sosialisasi kembali
kepada masyarakat mengenaipentingnya sarana sanitasi terpadu
seperti IPAL komunal dan cara
pemeliharaannya.
2. Pemahaman pengelola terhadap sistempengolahan IPAL Komunal perlu
dijelaskan kembali. Perlu adanya
pelatihan kepada pengelola atauoperator untuk dapat memfungsikan
kembali sistem IPAL secara benar.3. Pengontrolan terhadap IPAL
semestinya tidak berhenti pada saat
pembangunan selesai, mesti ada tindak
lanjut evaluasi yang rutin dan berkala
agar IPAL dapat berfungsi denganbaik.
4. Harus ada pembersihan yang rutin
pada bak kontrol masing- masingwarga dan bakinletagar sampah padat
yang tersaring pada screening tidak
7/26/2019 TA JURNAL
11/12
11
menyumbat aliran air limbah.
5. Dalam perancangan disain IPAL
domestik tipe komunal selanjutnyaperlu disesuaikan dengan besarnya
kapasitas pengguna, untukmenghindari overloadpada IPAL.
Daftar Pustaka
Anonimus. 2013. Pedoman Umum
Sanitasi Perkotaan Berbasis
Masyarakat. Direktorat JenderalCipta Karya Kementrian Pekerjaan
Umum: Jakarta.Anonim. 2011.Kecamatan Manggala dalam Angka
2011. Makassar : Badan Pusat
Statistik Kota Makassar.
Anonimus. 2014.Buku PetunjukPelaksanaan Dana Alokasi KhususSanitasi Lingkungan Berbasis
Masyarakat. Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian PekerjaanUmum: Jakarta.
Anonimus. 2012. Pedoman Sanitasi
Berbasis Masyarakat. DirektoratPenyehatan Lingkungan Permukiman
Kementrian Pekerjaan Umum:
Jakarta.
Keputusan Menteri Negara LingkunganHidup No. 112 tahun 2003, Baku
Mutu Air Limbah Domestik
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010, Baku Mutu dan
Kriteria Kerusakan Lingkungan
Hidup
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.01/PRT/M/2014, Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang
Rencana Kerja Masyarakat
(RKM).2012 .Sanitasi Perkotaan
Berbasis Masyarakat Kelurahan TelloBaru Kecamatan Panakukang.
MakassarRencana Kerja Masyarakat
(RKM) Tahun 2012, Sanitasi
Perkotaan Berbasis Masyarakat
Kelurahan Manggala.
Rencana Kerja Masyarakat (RKM).2012 .Sanitasi Perkotaan Berbasis
Masyarakat Kelurahan Sinri JalaKecamatan Panakukang. Makassar.
Sudjarwo, Hermanto dan Nao Tanaka.
2014.Manual Teknologi Tepat Guna
Pengolahan Air Limbah.
PUSTEKLIM. Yogyakarta.Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar
Pengolahan Air Limbah. UniversitasIndonesia (UI-Press): Jakarta.
7/26/2019 TA JURNAL
12/12
1