21
Table of Contents Articles PERBAIKAN SIKAP KERJA DAN PENAMBAHAN PENERANGAN LOKAL PADA PROSES PEMBUBUTAN MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN MATA DAN MENINGKATKAN KETELITIAN HASIL KERJA MAHASISWA DI BENGKEL MEKANIK POLITEKNIK NEGERI BALI PDF Gede Oka Pujihadi, Putu Gede Adiatmika, I Ketut Tirtayasa

Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

Table of Contents

Articles

PERBAIKAN SIKAP KERJA DAN PENAMBAHAN PENERANGAN LOKAL PADA

PROSES PEMBUBUTAN MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL,

KELELAHAN MATA DAN MENINGKATKAN KETELITIAN HASIL KERJA

MAHASISWA DI BENGKEL MEKANIK POLITEKNIK NEGERI BALI

PDF

Gede Oka Pujihadi, Putu Gede Adiatmika, I Ketut Tirtayasa

Page 2: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

UJIAN OSCE REGULER BERORIENTASI ERGONOMI MENINGKATKAN KINERJA

PENGUJI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

PDF

Iing . ', Dewa Putu Sutjana, Ida Bagus Alit Swamardika

PERBEDAAN SKOR WORK ENGAGEMENT PADA GURU YANG BERSERTIFIKASI

DENGAN GURU YANG BELUM BERSERTIFIKASI DI SMP NEGERI SE-

KECAMATAN DENPASAR UTARA

PDF

Gede Andi Aditya, I Nyoman Adiputra

PERBEDAAN SKOR WORK ENGAGEMENT GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN

DENPASAR UTARA PADA KELOMPOK MASA KERJA 1-4 TAHUN, 5-19 TAHUN,

DAN LEBIH DARI 20 TAHUN

PDF

Putu Gita Indraswari, I Nyoman Adiputra

ERGO-PSYCHOPHYSIOLOGY DECREASING PHYSIOLOGICAL RESPONSES,

INCREASING ALERTNESS, WORK ABILITY AND WORK ENGAGEMENT AT THE

ACCOUNTING DEPARTMENT OF BALI HYATT HOTEL, DENPASAR

PDF

Luh Made Indah, J. A. Pangkahila, I.B. Adnyana Manuaba, I Ketut

Tirtayasa

HUBUNGAN KELELAHAN DENGAN KEMAMPUAN KERJA KARYAWAN BAGIAN

HOUSEKEEPING HOTEL BINTANG TIGA DI DENPASAR

PDF

Ni Kadek Suastini, I Nyoman Adiputra

Editorial Team

t i k e t k e r e t a t o k o b a g u s b e r i t a b o l a t e r k i n i a n t o n n b A n e k a K r e a s i R e s e p M a s a k a n I n d o n e s i a r e s e p m a s a k a n m e n g h i l a n g k a n j e r a w a t v i l l a d i p u n c a k r e c e p t e n b e r i t a h a r i a n g a m e o n l i n e h p d i j u a l w i n d o w s g a d g e t j u a l c o n s o l e v o u c h e r o n l i n e g o s i p t e r b a r u b e r i t a t e r b a r u w i n d o w s g a d g e t t o k o g a m e c e r i t a h o r o r

Editor-in-Chief

1. Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, [Scopus ID: 55189864800] Program Studi Master Ergonomi Fisiologi

Kerja, Program Pascasarjana, Universitas Udayana

Reviewer

1. Prof. Drs. Ida Bagus Adnyana Manuaba, [Scopus ID: 7003456741, h-index: 3] Universitas Udayana,

Denpasar, Bali, Indonesia

Page 3: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

2. Prof. Dr. Hari Purnomo, Yogyakarta, Indonesia

3. Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana, [Scopus ID: 43661677900] Institut Teknologi Bandung, Department of

Industrial Engineering, Bandung, Indonesia

4. Prof. Dr. dr. Hari Lasmono, [Scopus ID: 56316520000] Surabaya University, Surabaya, Indonesia

5. Ir. Sritomo Wignyosoebroto, Surabaya, Indonesia

6. dr. Lieke E. M. Waluyo, Jakarta, Indonesia

Editorial Board

1. Prof. Dr. dr. I Nyoman Adiputra, [Scopus ID: 16680613500, h-index: 3] Program Studi Master Ergonomi

Fisiologi Kerja, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

2. Dr. Ir. IB. Alit Swamardika, [Scopus ID: 56021560800] Program Studi Master Ergonomi Fisiologi Kerja,

Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

3. Dr. Ir. Lil ik Sudiajeng, [Scopus ID: 55189864100] Program Studi Master Ergonomi Fisiologi Kerja,

Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

4. Dr. Ir. I Wayan Surata, [Scopus ID: 55189439800] Program Studi Master Ergonomi Fisiologi Kerja,

Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

5. Prof. Dr. Drs. Nyoman Artayasa, [Scopus ID: 55189948700] Program Studi Master Ergonomi Fisiologi

Kerja, Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

6. Prof. Dr. Drs. I Made Sutajaya, Program Studi Master Ergonomi Fisiologi Kerja, Program Pascasarjana

Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

7. Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, Program Studi Master Ergonomi Fisiologi Kerja, Program Pascasarjana

Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

8. Prof. dr. I Ketut Tirtayasa, [Scopus ID: 18839019600, h-index: 2] Program Studi Master Ergonomi

Fisiologi Kerja, Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

9. Prof. dr. I Dewa Putu Sutjana, [Scopus ID: 6506332646, h-index: 3] Program Studi Master Ergonomi

Fisiologi Kerja, Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

10. Dr. Ir. Putu Gde Ery Suardana, Program Studi Master Ergonomi Fisiologi Kerja, Program Pascasarjana

Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

Associate Editor

1. Dr. dr. I Made Muliarta, Program Studi Master Ergonomi Fisiologi Kerja, Program Pascasarjana

Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

Page 4: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

2. Dr. Luh Made Indah Sri Handari Adiputra, Program Studi Master Ergonomi Fisiologi Kerja, Program

Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar Bali Indonesia

26

PERBEDAAN SKOR WORK ENGAGEMENT PADA GURU YANG

BERSERTIFIKASI DENGAN GURU YANG BELUM

BERSERTIFIKASI DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN

DENPASAR UTARA

Gede Andi Aditya

1

, I Nyoman Adiputra

2

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

1

Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2

ABSTRAK

Kinerja optimal guru tercapai apabila guru tersebut telah engaged dengan pekerjaannya.

Guru akan merasa tidak terpaksa dalam menjalankan apa yang menjadi tuntutan

pekerjaannya bahkan cenderung memberikan lebih dari apa yang menjadi tuntutan

pekerjaannya. Kondisi ini merupakan kondisi yang ideal dipertahankan guru dalam

menjalankan profesinya. Upaya yang dapat dilakukan agar guru engaged dengan

pekerjaannya adalah dengan memberikan suatu pengakuan dan penghargaan. Hal ini

dapat dilihat dari salah satu peraturan pemerintah yaitu pelaksanaan sertifikasi guru.

Telah dilakukan penelitian observasional dengan pendekatan analitik cross-sectional

pada guru di SMP Negeri se-Kecamatan Denpasar Utara dengan jumlah sampel 147

orang. Data dianalisis dengan uji Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan 0,05. Data

hasil penelitian diperoleh rata-rata skor work engagement guru yang bersertifikasi

Page 5: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

adalah 86,23 + 8,31 sedangkan rata-rata skor work engagement guru yang belum

bersertifikasi adalah 79,25 + 11,93. Hasil uji komparabilitas p = 0,003, menunjukkan

bahwa rata-rata skor work engagement antara guru yang bersertifikasi dengan guru yang

belum bersertifikasi berbeda secara bermakna (p < 0,05). Dapat dikatakan sertifikasi

menjadi salah satu variabel yang berpengaruh terhadap keterikatan kerja (work

engagement) guru. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor work

engagement pada guru yang bersertifikasi dengan guru yang belum bersertifikasi

dimana skor work engagement guru bersertifikasi lebih tinggi daripada guru belum

bersertifikasi. Disarankan untuk dilakukan upaya regulasi oleh pemerintah agar semua

guru di Indonesia bersertifikasi.

Kata Kunci : Guru, Sertifikasi, Work Engagement27

DIFFERENCE OF WORK ENGAGEMENT SCORE ON

CERTIFIED TEACHER WITH UNCERTIFIED TEACHER AT

PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOL IN NORTH DISTRICT OF

DENPASAR

ABSTRACT

Optimum performance is achieved when teacher has been engaged with his or her work.

Teacher will not feel forced to run his or her job demand and even tend to give more

than his or her job demand. These are ideal condition that must be maintained in teacher

profession. Efforts to do so teacher engaged with his or her work is to provide an

acknowledgment and appreciation. It can be seen from one of the government's

regulations implementing teacher certification. Observational studies have been

conducted with a cross-sectional analytical approach to the teacher at SMP Negeri in

North District of Denpasar with a sample of 147 peoples. Data were analyzed with the

Mann-Whitney test with a significance level of 0.05. Research data obtained an average

scores of work engagement on the certified teachers is 86.23 + 8,31 while the average

scores of work engagement on uncertified teachers is 79.25 + 11,93. Comparability of

Page 6: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

test results p = 0.003, showing that the average scores of work engagement among

certified teachers and uncertified teachers significantly different (p <0.05). It can be said

certification is one of the variables that affect the work engagement on teacher. It was

concluded that there are differences in the average scores of work engagement on

certified teacher with uncertified teacher, where work engagement scores on certified

teacher is higher than uncertified teacher. It is recommended for government to certify

all teachers in Indonesia.

Keyword : Teacher, Certification, Work Engagement

I. PENDAHULUAN

Saat ini kualifikasi yang wajib

dimiliki oleh seluruh bangsa agar

mampu bersaing dalam kompetisi

global adalah memiliki sumber daya

manusia yang berkualitas, tidak hanya

di formal akademis, tetapi juga

memiliki pengetahuan dan keahlian

dalam bidang tertentu. Hal ini berarti

perbaikan segala aspek dan komponen

dalam pendidikan menjadi prioritas

utama dan salah satunya adalah

keberadaan guru (Ardiansyah, 2013).

Guru berada pada posisi yang

strategis bagi seluruh upaya reformasi

pendidikan yang berorientasi pada

pencapaian kualitas (Ardiansyah, 2013).

Kinerja guru yang optimal merupakan

modal dasar dalam pengembangan

Page 7: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

sumber daya manusia Indonesia pada

tatanan pendidikan formal. Tugas dan

tanggung jawab yang besar menuntut 28

seorang guru untuk memberikan mutu

dan kompetensi yang besar agar

pendidikan dapat berlangsung dengan

baik (Wibowo, dkk., 2010).

Seseorang yang sudah bekerja

dapat menampilkan performa kerja yang

optimal apabila terlibat dalam

pekerjaannya. Tidak terpaksa

menjalankan apa yang menjadi tuntutan

pekerjaannya dan cenderung

memberikan lebih dari apa yang

menjadi tuntutan pekerjaannya, hal ini

merupakan suatu indikasi bahwa

individu tersebut terikat (engaged)

dengan pekerjaan (work) nya (Puspita,

2013). Keterikatan kerja (work

engagement) merupakan aspek yang

meliputi emosi positif, keterlibatan

penuh dalam melakukan pekerjaan dan

dikarakteristikkan oleh tiga dimensi

utama, yaitu semangat (vigor), dedikasi

(dedication), serta penyerapan terhadap

pekerjaan (absorption) (Schaufeli &

Salanova, 2007). Semangat (vigor) yang

Page 8: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

didefinisikan sebagai besarnya energi

yang digunakan, kemauan untuk

memberikan usaha yang bisa

dipertimbangkan, tidak gampang

menyerah dan menunjukkan ketekunan

ketika menghadapi kesulitan. Dedikasi

(dedication) merupakan suatu kondisi

ketika pekerja mempunyai keterlibatan

yang kuat dengan pekerjaannya dan

munculnya perasaan tertantang,

antusias, dan merasa bahwa pekerjaan

yang dilakukannya tersebut dapat

memberikan inspirasi yang signifikan

bagi dirinya baik secara sosial maupun

personal. Penyerapan terhadap

pekerjaan (absorption) yang dicirikan

oleh penuhnya konsentrasi dan

kesenangan hati yang amat sangat

sehingga mengalami kesulitan untuk

lepas dari pekerjaannya dan merasakan

bahwa waktu berlalu sangat cepat

selama bekerja (Bakker & Demerouti,

2008). Tentunya kondisi ini merupakan

kondisi ideal yang harus dipertahankan

seorang guru dalam menjalankan

profesinya. 29

Salah satu cara efektif untuk

Page 9: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

mempertahankan seseorang engaged

dengan pekerjaannya adalah bahwa

mereka diapresiasi (Hedger, 2007).

Kurangnya penghargaan dan pengakuan

akan menyebabkan seseorang tidak

betah, oleh karena itu pengakuan dan

penghargaan merupakan faktor penting

bagi engagement (Saks, 2006). Karena

itu diperlukan adanya suatu

penghargaan maupun pengakuan

terhadap guru untuk memperlihatkan

bahwa mereka diapresiasi atas kinerja

dan pengabdian terhadap profesinya.

Saat ini adanya pengakuan dan

penghargaan terhadap guru dapat dilihat

dari salah satu peraturan yang dibuat

oleh pemerintah yaitu pelaksanaan

sertifikasi guru. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Bab XVI Pasal 61 ayat (3)

menyatakan bahwa sertifikasi

merupakan sertifikat kompetensi yang

diberikan setelah lulus uji kompetensi

oleh satuan pendidikan yang

terakreditasi atau lembaga sertifikasi

sebagai suatu pengakuan terhadap

kompetensi untuk melakukan pekerjaan

Page 10: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

tertentu. Sebagai penghargaannya

pemerintah akan memberikan tunjangan

profesi setara gaji pokok (UU No. 14,

2005).

II. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan

penelitian observasional (noneksperimental) dengan pendekatan

analitik cross-sectional untuk

mengetahui perbedaan rata-rata skor

work engagement pada guru yang

bersertifikasi dengan yang belum

bersertifikasi di SMP Negeri SeKecamatan Denpasar Utara, yang

meliputi SMPN 2 Denpasar, SMPN 3

Denpasar, SMPN 4 Denpasar, SMPN 5

Denpasar, SMPN 10 Denpasar, dan

SMPN 12 Denpasar.

Berdasarkan rumus besar sampel

(Sastroasmoro & Ismael, 2008), kriteria

inklusi, dan dengan teknik consecutive 30

sampling didapatkan sampel untuk

penelitian ini sejumlah 147 responden.

Instrumen yang dipakai pada

penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner UWES

(Utrecth Work Engagement Scale)

untuk mengukur skor work engagement

pada guru. Dalam lembar kuesioner

Page 11: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

terdapat identitas responden, meliputi

nama, umur, jenis kelamin, pendidikan

terakhir, dan nomor induk pegawai.

Kuesioner UWES memiliki 17

pertanyaan yang ditandai dengan tiga

aspek, yaitu: kekuatan/vigor (6

pertanyaan), dedikasi/dedication (5

pertanyaan), pengabdian/absorption (6

pertanyaan), dengan pilihan jawaban

dari tidak pernah, hampir tidak pernah,

jarang, kadang-kadang, sering, sangat

sering, dan selalu dengan skor 0 sampai

6. Setelah kuesioner diisi, skor dari

masing-masing pertanyaan akan

diakumulasi.

Responden yang memenuhi

kriteria inklusi diberikan penjelasan

tentang manfaat dan tujuan penelitian.

Apabila responden bersedia menjadi

subjek penelitian, maka diminta

menandatangani informed consent dan

jika tidak bersedia peneliti tidak

memaksa dan akan menghormati hak

responden. Responden diberikan lembar

kuesioner UWES untuk mengukur skor

work engagement. Data yang telah

terkumpul ditabulasi ke dalam program

Page 12: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

SPSS 20.0 dan dilakukan analisis data.

III. HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian didapatkan

sejumlah 147 responden, dimana

sejumlah 116 responden adalah guru

sudah sertifikasi dan 31 responden

adalah guru belum sertifikasi. Adapun

karakteristik sampel meliputi umur,

jenis kelamin, dan latar belakang

pendidikan disajikan pada Tabel 1 dan

Tabel 2.31

Tabel 1. Distribusi Umur

No. Variabel Rata-rata Simpang Baku Rentangan

1 Umur 47,41 10,941 22-60

Berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa

variasi umur guru berkisar antara 22-60

tahun dengan rata-rata 47,41 ± 10,941

tahun.

Tabel 2. Frekuensi Jenis Kelamin dan Pendidikan

Frekuensi Persen

Jenis Kelamin

Laki-laki 46 31%

Perempuan 101 69%

Pendidikan D4/S1 126 86%

Diatas S1 21 14%

Berdasarkan Tabel 2 jumlah sampel

terbanyak adalah perempuan (69%) dan

Page 13: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

sisanya adalah laki-laki (31%). Latar

belakang pendidikan setingkat D4/S1

sebanyak 86% dan diatas S1 sebanyak

14 %.

Tabel 3. Data Work Engagement Hasil Uji Normalitas

Variabel Sertifikasi Rerata ± Simpang

Baku

p*

Work engagement Sudah 86,23 ± 8,31 0,003

Belum 79,25 ± 11,93 0,160

*data berdistribusi normal p > 0,0532

Hasil uji normalitas pada Tabel 3

menunjukkan bahwa nilai p work

engagement pada kelompok sudah

sertifikasi adalah 0,003, sedangkan nilai

p work engagement pada kelompok

belum sertifikasi adalah 0,160. Karena

pada satu kelompok memiliki nilai p <

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

nilai total skor data work engagement

tidak berdistribusi normal.

Tabel 4. Hasil Analisis Uji Mann-Whitney

Jumlah Sampel

Rerata ± Simpang

Baku

p

Work engagement guru

Page 14: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

bersertifikasi

116 86,23 ± 8,31

0,003

Work engagement guru belum

sertifikasi

31 79,25 ± 11,93

Berdasarkan Tabel 4 diperoleh rata-rata

skor work engagement guru

bersertifikasi adalah 86,23 + 8,31 dan

rata-rata skor work engagement guru

yang belum bersertifikasi adalah 79,25

+ 11,93. Karena data tidak berdistribusi

normal, uji komparabilitas yang

dilakukan dengan uji Mann-Whitney

(Dahlan, 2011) dan didapatkan p =

0,003.

IV. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji

komparabilitas dengan menggunakan

uji Mann-Whitney didapatkan rerata

skor work engagement guru

bersertifikasi adalah 86,23 sedangkan

rerata skor work engagement guru

belum sertifikasi adalah 79,25 dengan

besar koefisien p = 0,003 (p < 0,05).

Artinya, terdapat perbedaan secara

bermakna rerata skor work engagement

Page 15: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

antara kelompok guru yang 33

bersertifikasi dengan kelompok guru

yang belum sertifikasi, dimana skor

work engagement guru bersertifikasi

lebih tinggi daripada guru belum

sertifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa

sertifikasi menjadi salah satu faktor

yang menjadikan guru lebih terikat

(engaged) dengan pekerjaannya.

Menurut UU Nomor 20 Tahun

2003, sertifikasi merupakan pemberian

sertifikat sebagai suatu pengakuan yang

diberikan oleh pemerintah kepada guru.

Pasal 16 UU Nomor 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen mengatur bahwa

guru yang memiliki sertifikat, sebagai

penghargaannya pemerintah akan

memberikan tunjangan profesi.

Saks (2006) berpendapat bahwa

seseorang akan lebih engaged dengan

pekerjaannya apabila mereka

mendapatkan penghargaan dan

pengakuan terhadap performansi

mereka. Pengakuan dan penghargaan

merupakan faktor penting bagi

engagement. Hewitt (dalam Mujiasih &

Ratnaningsih, 2012) juga

Page 16: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

mengemukakan bahwa engagement

dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah penghargaan (total

rewards), kondisi perusahaan (company

practices), kualitas kehidupan (quality

of life), kesempatan (opportunities),

aktivitas pekerjaan yang dihadapi

(work) dan orang lain di sekitar

pekerjaan (people). Keenam hal tersebut

berhubungan dengan work engagement

yang tinggi.

Dalam model JD-R disebutkan

bahwa ada dua hal utama yang

mempengaruhi work engagement yaitu

job demands dan job resources. Job

demands adalah inisiator dari proses

perbaikan kesehatan dan job resources

adalah inisiator dari proses motivasi.

Selama ini hampir sebagian besar studi

menunjukkan bahwa job resources lebih

penting dalam menentukan work

engagement seseorang (HandariAdiputra, 2013), dimana faktor

dukungan sosial dalam job resources, 34

salah satunya dapat berupa dukungan

penghargaan (Sarafino, 2002).

Penghargaan menurut Ivancevich dkk.

(2007) diklasifikasikan menjadi

Page 17: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

kategori ekstrinsik. Pada kategori

ekstrinsik terdapat penghargaan

finansial dan interpersonal.

Penghargaan finansial dapat berupa

gaji, upah, dan tunjangan seperti pusat

penitipan anak, pusat kebugaran, dan

perawatan medis. Penghargaan

interpersonal dapat berupa status dan

pengakuan.

Dengan demikian pemberian

pengakuan dan penghargaan oleh

pemerintah kepada guru, yaitu berupa

sertifikasi dapat menjadikan guru lebih

engaged dengan pekerjaannya. Adanya

tunjangan hidup di hari tua serta

imbalan yang lebih tinggi untuk

menjaga kualitas kehidupannya,

mempengaruhi guru engaged dengan

pekerjaannya. Sagala (dalam; Sholihah

& Sholeh, 2013) juga menyebutkan

dengan sertifikasi, seorang guru akan

meningkatkan kemampuan dan

keterlibatannya dalam melaksanakan

tugas sebagai guru.

SIMPULAN

Terdapat perbedaan rata-rata skor

work engagement pada guru yang

Page 18: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

bersertifikasi dengan guru yang belum

bersertifikasi dimana skor work

engagement guru bersertifikasi lebih

tinggi daripada guru belum sertifikasi.

Perbedaan ini bermakna signifikan

secara statistik, dibuktikan dengan uji

Mann-Whitney, p < 0,05. Dengan

demikian dapat disarankan adanya

upaya regulasi oleh pemerintah agar

semua guru di Indonesia bersertifikasi.35

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, J. 2013. Peningkatan

Kompetensi Guru Bidang

Pendidikan di Kabupaten Tana

Tidung. e-Journal Pemerintahan

Integratif. Vol. 1 (1): 38-50.

Bakker, A. B. & Demerouti, E. 2008.

Towards a model of work

engagement. Career development

international. Vol. 13 (3): 209-223.

Dahlan, M. S. 2011. Statistik untuk

Kedokteran dan Kesehatan. Edisi

ke-5. Jakarta: Salemba Medika.

Handari-Adiputra, L. M. I. S. 2013.

Ergo-Psikofisiologi Menurunkan

Respon Fisiologis, Meningkatkan

Kesigapan, Kemampuan Kerja dan

Page 19: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

Work Engagement Karyawan

Bagian Akutansi Hotel Bali Hyatt

di Denpasar. (disertasi). Denpasar :

Universitas Udayana.

Hedger, A. 2007. Five ways to

strengthen your engagement and

retention strategies. Workforce

Management. 86: 31-37.

Ivancevich, J. M., Robert K., Matteson,

M. T. 2007. Perilaku dan

Manajemen Organisasi. Jakarta :

Erlangga.

Mujiasih, E. & Ratnaningsih, I. Z. 2012.

Meningkatkan Work Engagement

Melalui Gaya Kepemimpinan

Tranformasional dan Budaya

Organisasi. Fakultas Psikologi

Universitas Diponegoro.

Puspita, M. D. 2012. Hubungan antara

Dukungan Sosial dan Makna Kerja

sebagai Panggilan (Calling) dengan

Keterikatan Kerja. Calyptra:

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya. Vol. 1 (1).

Saks, A. M. 2006. Antecedents and

consequences of employee

engagement. Journal of

Page 20: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

Managerial Psychology. Vol. 21:

600-619.

Sarafino, E. P. 2002. Health Psychology

Biopsychosocial Interactions. 4

th

Ed. United State: John Wiley &

Sons, Inc. 36

Sastroasmoro, S. & Ismael, S. 2011.

Dasar - Dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Edisi ke-4.

Jakarta: Sagung Seto.

Schaufeli, W. B., & Salanova, M. 2007.

Work Engagement: An Emerging

Psychological Concept and Its

Implication for Organizational.

Managing Social and Ethical Issues

In Organizational. p. 135-177.

Sholihah, R. & Sholeh, M. 2013.

Kompetensi Guru Pasca Sertifikasi

di Minu 24 Darussalam Kumalasa

Kecamatan Sangkapura Kabupaten

Gresik. Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Surabaya.

Undang-Undang No.14 Tahun 2005.

Guru dan Dosen. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Offset.

Wibowo, D. M., Ediati, A., Masykur, A.

Page 21: Table of Contents · proses pembubutan menurunkan keluhan muskuloskeletal, kelelahan mata dan meningkatkan ketelitian hasil kerja mahasiswa di bengkel mekanik politeknik negeri bali

M. 2010. Hubungan antara

Kecerdasan Emosi dengan Kinerja

Guru SMA Negeri 2 Ngawi.

Fakultas Psikologi Universitas

Diponegoro..