6
1. Kriteria Tablet Inti Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet inti adalah tablet inti yang khusus untuk disalut, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Tablet bersalut adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang cocok untuk maksud dan tujuan tertentu. . Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. tablet salut gula merupakan tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Supaya dapat menahan bantingan selama proses penyalutan tablet inti harus memiliki resistensi dan kekerasan yang cukup di dalam panci penyalut yang berputar terus menerus selama proses berlangsung. Kekerasan yang cukup juga akan berperanan memperlambat penyalut pada waktu dilakukan penyalutan dan sebaiknya permukaan tablet berbentuk . Bentuk tablet inti yang ideal untuk disalut ialah: sferis, elip, bikonvek bulat atau bikonvekoval. Tinggi antara permukaan tablet sedapat mungkin agak rendah. Pada bentuk ini sesudah dibasahi dengan cairan penyalut, kemungkinan hanya terjadi lengketan pada satu titik tertentu

tablet.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tablet.docx

1. Kriteria Tablet IntiTablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.

Tablet inti adalah tablet inti yang khusus untuk disalut, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.

Tablet bersalut adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang cocok untuk maksud dan tujuan tertentu.

. Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidakdari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna.

tablet salut gula merupakan tablet kempa yang disalut dengan beberapalapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak.

Supaya dapat menahan bantingan selama proses penyalutan tablet inti harus memilikiresistensi dan kekerasan yang cukup di dalam panci penyalut yang berputar terus menerusselama proses berlangsung. Kekerasan yang cukup juga akan berperanan memperlambatpenyalut pada waktu dilakukan penyalutan dan sebaiknya permukaan tablet berbentuk. Bentuk tablet inti yang ideal untuk disalut ialah: sferis, elip, bikonvek bulat atau bikonvekoval.Tinggi antara permukaan tablet sedapat mungkin agak rendah. Pada bentuk ini sesudahdibasahi dengan cairan penyalut, kemungkinan hanya terjadi lengketan pada satu titik tertentusaja dari sisi tablet dan perlekatan ini hanya akan berlangsung selama periode waktu relatifsingkat karena segera terlepas lagi pada waktu terjadi gerakan panci penyalut (Voigt, 1984).Tablet inti (core) yang akan disalut haruslah memenuhi persyaratan tertentu, karenaselama proses penyalutan akan terjadi gerakan dan bantingan tablet inti secara terus menerusselama beberapa waktu. Kerapuhan tablet inti harus sekecil mungkin. Kerapuhan yang tinggiakan menyebabkan terbentuknya partikel halus dan kasar yang akan dapat menempel padapermukaan tablet selama proses penyalutan, tempelan tersebut dengan sendirinya akanmenyebabkan cacat pada permukaan tablet yang disalut. Tablet inti harus hancur dengan cepat didalam lambung atau usus sesudah penyalut terlarut (untuk tablet yang entero soluble). Padaumumnya tablet inti yang disalut akan hancur lebih lama jika dibandingkan dengan tablet yangtidak disalut. Perubahan waktu hancur tersebut disebabkan karena pada waktu penyalutan, poripada permukaan tablet ditutupi oleh larutan penyalut sehingga akan memperlambat penetrasicairan pada waktu hancur

I.5  Masalah-Masalah Dalam Pembuatan TabletPermasalahan yang mungkin timbul adalah berkenaan dengan bagaimana cara membuat

sediaan yang baik dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.Untuk membuat sediaan yang baik diperlukan data preformulasi yang meliputi stabilitas,

organoleptik, sifat fisikokimia, dan data-data lain yang menunjang sehingga dapat diperkirakan bahan baku yang cocok untuk terbentuknya suatu sediaan yang baik dan tercapainya tujuan penggunaan.Adapun masalah-masalah yang mungkin terjadi :

Page 2: tablet.docx

1.      OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai, dan sebagainya).2.      Stabilitas zat aktif :

a.       Untuk zat yang rusak oleh adanya air, dibuat dengan metode pembuatan tablet yang tidak menggunakan air dan perlu diperhatikan pelarut yang digunakan untuk granulasi.

b.      Untuk  zat yang mudah teroksidasi dengan pemanasan dan sinar UV, digunakan metode pembuatan tablet yang tidak memakai pemanasan dan sinar UV dalam prosesnya.

c.       Untuk zat yang higroskopis, jangan menggunakan metode granulasi basah memakai mucilago amyli karena massa cetak yang terjadi sulit untuk dikeringkan. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan adsorben seperti Aerosol < 3%.

d.      Untuk zat yang tidak tahan air dan pemanasan dapat digunakan metode pembuatan tablet dengan cara kempa langsung atau granulasi kering        Untuk zat dengan jumlah kecil (jumlah fines <30%) dapat dibuat dengan KL        Untuk zat dengan jumlah besar (jumlah fines >30%) dapat dibuat dengan GK.

3.      Pemilihan bahan pembantu yang cocokUntuk penentuan eksipien perlu diperhatikan OTT dengan zat aktif. Di samping itu, bahan

pembantu yang digunakan harus mempunyai titik leleh yang cukup tinggi sehingga pada pencetakan tidak meleleh.4.      Jumlah fines total

Jumlah fines yang ditambahkan pada masa cetak maksimal 30%, idealnya 15%. Jika lebih besar akan menyusahkan pada pencetakan tablet.5.      Perbandingan bobot jenis zat aktif dengan pembawa (jika terlalu jauh hendaknya jumlah fine

sesedikit mungkin)6.      Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar akan terjadi

laminating.7.      Penggunaan mucilago amyli sebagai pengikat pada proses pembuatan tablet akan

mempersulit disolusi zat aktif dari dalam granul karena mucilago amyli yang sudah kering sulit ditembus air. Untuk mengatasinya, perlu ditambah pembasah (Tween 80 0.05%-0.15%) sehingga tablet mempunyai waktu hancur lebih baik.

8.      Pada penggunaan PVP sebagai pengikat, PVP sebaiknya dilarutkan dalam alkohol 95%. Tetapi pada tahap awal, volume alkohol yang digunakan tidak diketahui sehingga dapat diberikan sebagai serbuk.

9.      Penggunaan amylum yang terlalu banyak (maksimal 30%) menyebabkan tablet tidak dapat dicetak karena kompresibilitasnya sangat jelek.

10.  Amylum yang digunakan sebagai penghancur luar haruslah amylum kering karena dengan adanya air akan menurunkan kemampuannya sebagai penghancur. Pengeringan amylum dilakukan pada suhu 70 C karena pada suhu ini tidak terjadi gelatinasi dari amylum.

11.  Pada pembuatan tablet dengan metode KL, sebagai pembawa dapat digunakan kombinasi Avicel dengan Primogel atau Avicel dan Starch 1500 dengan perbandingan 7:3 (penelitan Aliyah) atau 3:1. Karena Avicel memiliki kompresibilitas yang baik tapi alirannya kurang baik, maka untuk memperbaiki alirannya dapat digunakan Primogel atau Starch 1500.

12.  Untuk mengatasi kekeringan granul akibat pengeringan yang tidak terkontrol maka perlu penambahan humektan yaitu gliserin atau propilen glikol 1 – 4% dihitung terhadap mucilago.                     Gliserin ditambahkan pada mucilago (pengikat) untuk mempermudah homogenitas gliserin pada tablet, sama halnya dengan penambahan Tween untuk zat aktif hidrofob pada mucilago. Penambahan gliserin dan Tween adalah untuk tujuan:

Page 3: tablet.docx

-         Gliserin : dikhawatirkan  pada waktu pengeringan air hilang/menguap semua-         Tween  : dikhawatirkan komposisi yang digunakan menolak air, sehingga perlu

penambahan Tween agar tablet tidak pecah.Jumlah Tween yang tepat tergantung pada:        Jumlah zat aktif        Jumlah bahan pembantu yang digunakan

13.  Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil bersifat voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu yang menyebabkan waktu hancur lebih lama.

14.  Bila bobot tablet terlalu tinggi dan bervariasiKemungkinan disebabkan oleh:        Distribusi pada hoover yang disebabkan proses getaran. Sehingga yang kecil terdesak,

granul yang besar akan keluar lebih dahulu, karena ada proses pemampatan. Oleh karena itu perlu diusahakan ukuran granul yang seragam.

        Aliran granul yang kurang baik        Distribusi partikel tidak normal, karena bobot jenis berbeda jauh, sehingga aliran jelek.        Lubrikan kurang sehingga alirannya jelek.

15.  Jika zat aktif larut air:        Jangan menggranulasi dengan air        Sebagai pengikat, gunakan pelarut yang tidak melarutkan massa tablet.

Ketentuan : misalkan digunakan pelarut X, boleh saja ada zat yang larut dalam pelarut X yang digunakan sebagai pelarut pengikat, tetapi maksimal 30%. 

Permasalahan Dalam Pencetakan TabletMasalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti :        Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet dari badan tablet        Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih        Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong        Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah        Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch        Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)        Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata 

I.6  Jenis Sediaan Tablet  

Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :

a.      Tablet Kempa

Page 4: tablet.docx

Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.

b.      Tablet Cetak

Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan

http://andayana.wordpress.com/2009/01/12/pembuatan-tablet/