3
Terdapat lima langkah dalam proses pembuatan palstik biodegradable (PLA) berbahan dasar pati yaitu ekstraksi, hidrolisis. Fermentasi, esterifikasi dan pembentukan polimer, serta proses pencetakan plastik. Proses pertama yang harus dilakukan adalah ekstraksi pati dari singkong. Mula-mula singkong dikupas dan dibersihkan dari kotorannya, lalu singkong hasil tadi dihancurkan. Kemudian hancuran tersebut diperas (diambil ekstraknya), sehingga didapatkan pati yang masih tercampur dengan air. Selanjutnya pati tersebut diendapkan dan hasil endapan kemudian dikeringkan sehingga menghasilkan pati singkong (Tapioka). Proses selanjutnya yaitu hidrolisis pati. Menurut Gaman dan Sherington (1981), hidrolisis adalah pemecahan kimia suatu molekul karena pengikatan air, sehingga menghasilkan molekul- molekul yang lebih kecil. Hasil dari hidrolisis pati pada proses ini adalah glukosa. Glukosa tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai bahan dasar proses selanjutnya yaitu fermentasi. Fermentasi glukosa ini dilakukan dengan bantuan bakteri asam laktat, sehingga dihasilkan produk berupa asam laktat (IUPAC: 2- hydroxypropanoic acid).fermentasi dapat digolongkan berdasarkan jenis bakteri yang digunakan yaitu metode heterofermentatif dan metode homofermentatif. Metode homofermentatif mampu menghasilkan asam laktat diatas 90% sehingga metoda ini lebih banyak digunakan dalam industri (Hofvendahl dan Hahn–Hägerdal, 2000) . Dalam proses Asam laktat tersebut kemudian diproses lebih lanjut melalui proses esterifikasi dan polimerisasi.

Tambahan Tekpeng Biodegradable

Embed Size (px)

DESCRIPTION

biodegradable

Citation preview

Terdapat lima langkah dalam proses pembuatan palstik biodegradable (PLA) berbahan dasar pati yaitu ekstraksi, hidrolisis. Fermentasi, esterifikasi dan pembentukan polimer, serta proses pencetakan plastik. Proses pertama yang harus dilakukan adalah ekstraksi pati dari singkong. Mula-mula singkong dikupas dan dibersihkan dari kotorannya, lalu singkong hasil tadi dihancurkan. Kemudian hancuran tersebut diperas (diambil ekstraknya), sehingga didapatkan pati yang masih tercampur dengan air. Selanjutnya pati tersebut diendapkan dan hasil endapan kemudian dikeringkan sehingga menghasilkan pati singkong (Tapioka).Proses selanjutnya yaitu hidrolisis pati. Menurut Gaman dan Sherington (1981), hidrolisis adalah pemecahan kimia suatu molekul karena pengikatan air, sehingga menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil. Hasil dari hidrolisis pati pada proses ini adalah glukosa. Glukosa tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai bahan dasar proses selanjutnya yaitu fermentasi. Fermentasi glukosa ini dilakukan dengan bantuan bakteri asam laktat, sehingga dihasilkan produk berupa asam laktat (IUPAC: 2-hydroxypropanoic acid).fermentasi dapat digolongkan berdasarkan jenis bakteri yang digunakan yaitu metode heterofermentatif dan metode homofermentatif. Metode homofermentatif mampu menghasilkan asam laktat diatas 90% sehingga metoda ini lebih banyak digunakan dalam industri (Hofvendahl dan HahnHgerdal, 2000) . Dalam proses Asam laktat tersebut kemudian diproses lebih lanjut melalui proses esterifikasi dan polimerisasi.Polimerisasi asam laktat terdiri dari tiga metode yaitu metode polikondensasi langsung, metode polikondensasi azeotropik, dan metode Ring Opening Polymerization. Metode polikondensasi langsung hanya menghasilkan polimer dengan bobot molekul yang kecil, sehingga sifat bahan getas. Bobot molekul ini dapat ditingkatkan dengan penambahan coupling atau esterification promoting agent yang berfungsi untuk memperpanjang ikatan kimia. Kelemhan proses ini adalah biaya yang terlalu mahal karena proses ini mambutuhkan tahapan yang banyak dan rumit, sehingga waktu kerjanya juga lama.Mtode polimerisasi asam laktat yang berikutnya yaitu metode polikondensasi azeotropik yang merupakan pengembangan dari metode polikondensasi langsung. Polimer yang dihasilkan dari metode azeotropik memiliki bobot molekul yang labih tinggi dibandingkan polimer dari proses polimerisasi kondensasi langsung. Dalam proses dengan metode azeotropik digunakan pelarut seperti xilena, eter, maupun klorobenzena. Pelarut tersebut berfungsi untuk mampercepat pemisahan air dari produk yang dilakukan pada tekanan rendah. Metode polimerisasi asam laktat yang terakhir adalah metode pembukaan cincin (Ring Opening Polimerization). Metode ini melalui tiga tahap yaitu prepolimerisasi yang menghasilkan polimer dengan bobot molekul rendah, depolimerisasi yang menghasilkan molekul siklik yaitu dimer laktida, dan polimerisasi yang menhasilkan polimer dengan bobot malekul yang tinggi. Proses selanjutnya dalam pembuatan PLA yang merupakan tahap terakhir adalah pencetakan polimer menjadi lembaran film. Proses pembentukan ini dilakukan dengan cara yang sama seperti pencetakan plastik sintetik.