Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
i
TANGGAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
TERHADAP PERAYAAN EKARISTI KAMPUS
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Josua Raymondo Silalahi
NIM: 151124030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria, kepada
yang terkasih kedua orang tuaku, Alm Bapak Leonard Panggil Silalahi dan Ibu
Osti br Sinaga, kepada saudara-saudariku tercinta Abang Ronald Gegeri Silalahi,
Adikku Santosa Peterchan Silalahi, Ruth Tamara Silalahi, Anggi Nada Sela
Silalahi yang setia memberi doa, dukungan dan motivasi kepada penulis, serta
teman-teman yang selalu membantu dan mendukung hingga terselesaikannya
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak
dapat bertumbuh dari dirinya sendiri, demikian juga kamu tidak dapat bertumbuh
jika kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamu ranting-
rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku, ia akan berbuah banyak. Sebab di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”
(Yoh 15:4-5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “TANGGAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA TERHADAP PERAYAAN EKARISTI KAMPUS”. Judul
ini dipilih karena menurut pengamatan penulis cukup banyak mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama Katolik seringkali memandang Ekaristi sebagai rutinitas
yang perlu dilakukan di kampus. Akibatnya, mereka datang ke kapel tanpa
mempersiapkan apapun baik hati, pikiran maupun fisiknya sehingga mereka tidak
akan mendapatkan manfaat apapun juga. Ekaristi merupakan puncak hidup
Kristiani. Artinya, Tuhan sungguh-sungguh hadir di tengah umat sehingga mereka
dapat mengalami cinta-Nya yang amat besar. Tujuan penulisan skripsi ini adalah
memberikan sumbangan pemikiran untuk membantu mahamami mahasiswa
memiliki pemahaman yang benar mengenai perayaan Ekaristi kampus dan
meningkatkan tanggapan mahasiswa terhadap perayaan Ekaristi Kampus. Dengan
mengikuti perayaan Ekaristi Kampus secara teratur diharapkan mereka dapat
menghayatinya dalam hidup mereka sehari-hari. Penulisan skripsi ini didasarkan
pada studi pustaka dan penelitian secara langsung di lapangan. Sumber pustaka
yang penulis gunakan bersumber dari dokumen-dokumen Gereja dan pendapat
para ahli. Penelitan lapangan penulis lakukan dengan melakukan wawancara
teerhadap enam belas mahasiswa. Pemilihan responden berdasarkan lamanya
studi, keterlibatan mereka secara aktif di kampus, kepribadian, serta status mereka
sebagai religius atau non-religius, yang penulis sepakati bersama ketua Himpunan
Mahasiswa Kateketik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekaristi kampus
memiliki peran penting bagi hidup beriman mahasiswa. Dalam waktu yang
bersamaan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 40% dari mereka kurang
terlibat dalam perayaan Ekaristi tersebut. Penulis mengusulkan pelaksanaan
kegiatan rekoleksi untuk membantu mahasiswa sebagai calon guru Agama dan
katekis agar mereka semakin memahami arti perayaan Ekaristi dan terlibat secara
aktif dalam perayaan tersebut, serta menghayatinya dalam hidup sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This undergraduate thesis is entitled “RESPONSES OF STUDENTS OF
CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION PROGRAM, THE UNIVERSITY OF
SANATA DHARMA, YOGYAKARTA, TO CAMPUS EUCHARITIC
CELEBRATIONS.” This title was selected because the writer observes that many
students often view the campus Eucharist celebrations as routine activities. This
kind of understanding makes many students go the chapel without any
preparation. As a result, they don’t benefit anything from the campus Eucharistic
celebrations. The Eucharist is the pinnacle of Christian life; that is, the Lord is
truly present among the people that they can experience His great love. This
undergraduate thesis is written to offer ideas to help the students understand the
meaning of the campus Eucharistic celebrations and encourage them to
participate actively in the celebrations. By participating in the campus
Eucharistic celebrations regularly it is expected that they will live out the
celebrations in their daily lives. This undergraduate thesis is based on literature
study on Church’s documents and experts’ opinions as well as field survey by
interviewing sixteen students as respondents. The respondents were selected
based on their length of study, active involment on campus, personality, and their
status as religious or non-religious. This selection was agreed upon by the
chairperson of the Catechetical Students Association. The findings of the field
survey show that the Eucharist plays an important role in the faith of the students.
At the same time, the findings also show that fourty percents of the respondents
are not actively participating in the campus Eucharistic celebraations. The writer
proposes a day of recollection to help the students as candidates for religious
educators and catechists understand the meaning of the campus Eucharistic
celebrations, participate actively in the celebrations, and live them out in their
daily lives.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih, dan
penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“TANGGAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
TERHADAP PERAYAAN EKARISTI KAMPUS” dengan lancar. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada program
studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Bernardus Agus Rukiyanto, SJ, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Keagaman Katolik yang telah memberikan izin untuk menyelesaikan skripsi
ini.
2. Drs. FX Heryatno Wono Wulung, SJ. M.Ed, selaku dosen pembimbing yang
meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan dukungan dan
motivasi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Yoseph Kristianto SFK, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberikan
waktu dan dukungan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. I. L. Madya Utama, SJ, selalu dosen penguji yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan memberi dukungan sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
5. M. Ariya Seta, S.Pd., M.Theo., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing dan memperhatikan selama proses studi di Program Studi
Pendidikan Keagamaan Katolik.
6. Orangtuaku, Alm Bapak Leonard Panggil Silalahi dan Mama Osti br Sinaga
yang senantiasa memberi dukungan moral dan material serta doa sehingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Keagamaan Katolik.
7. Abangku Ronald Gegeri Silalahi, Adikku Santosa Peterchan Silalahi, Ruth
Tamara Silalahi, Anggi Nada Sela Silalahi yang selalu memberikan semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan
Agama Katolik.
8. Seluruh staf dosen dan karyawan program studi Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma, yang telah membantu dan memberikan dukungan
dalam proses perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
9. Mahasiswa dari angkatan 2015 sampai 2018 atas bantuan dan partisipasinya
dalam pelaksanaan penelitian.
10. Teman- teman angkatan 2015 Program Studi Pendidikan Agama Katolik,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta terima kasih untuk dinamika kita
selama proses perkuliahan, kalian semua luar biasa.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini dengan
sepenuh hati memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 4
E. Metode Penulisan ........................................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan ................................................................................... 5
BAB II. POKOK-POKOK EKARISTI ................................................................... 7
A. Dua Peristilahan Perayaan Sakramen Ekaristi............................................. 8
1. Ekaristi ................................................................................................. 8
2. Misa .................................................................................................... 10
B. Ekaristi sebagai Hidup Yesus Kristus yang Dibagikan ............................. 11
1. Berbagi Hidup dalam Persekutuan ..................................................... 12
2. Berbagi Kisah Cinta Tuhan ................................................................ 14
C. Ekaristi dalam Hidup Beriman Umat Kristiani ......................................... 14
1. Ekaristi Sebagai Sumber Spiritualitas Kristiani ................................. 15
2. Ekaristi Sebagai Sumber Rahmat ....................................................... 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Ekaristi Sebagai Sumber Pertumbuhan dalam Iman, Harapan dan
Kasih................................................................................................... 18
a. Sumber Iman ............................................................................... 18
b. Sumber Harapan .......................................................................... 19
c. Sumber Kasih .............................................................................. 20
D. Makna Sakramen Ekaristi dalam Kehidupan Umat Kristiani ................... 21
1. Kenangan akan Karya Penyelamatan Allah ....................................... 21
2. Menyemagati Umat Kristiani Bersatu dengan Kristus ...................... 22
3. Membantu Umat menghayati Kesatuan sebagai Tubuh Kristus ........ 22
4. Mendorong Umat Kristiani untuk Mewujudkan Nilai-Nilai
Kerajaan Allah .................................................................................... 24
BAB III. GAMBARAN DAN TANGGAPAN MAHASISWA TERHADAP
PELAKSANAAN EKARISTI KAMPUS PRODI PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA.................................................................................... 27
A. Gambaran Umum Prodi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta .................................................................................. 28
1. Sejarah Prodi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta .......................................................................... 28
2. Profil Lulusan dan Tujuan Prodi Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta............................................. 30
a. Profil Lulusan .............................................................................. 30
b. Tujuan Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta ................................................................... 31
3. Gambaran Mahasiswa-Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta............................................. 31
4. Pelaksanaan Ekaristi Kampus di Prodi Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta............................................. 33
B. Penelitian dan Hasil Pembahasan Terhadap Tanggapan Mahasiswa Prodi
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
terhadap Perayaan Ekaristi Kampus. ......................................................... 34
1. Metode Penelitian ............................................................................... 34
a. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 34
b. Tujuan Penelitian ........................................................................ 35
c. Jenis Penelitian ............................................................................ 36
d. Desain Penelitian ......................................................................... 36
e. Instrumen Penelitian .................................................................... 37
f. Responden ................................................................................... 38
g. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 38
h. Fokus Penelitian .......................................................................... 38
i. Kisi-Kisi Penelitian ..................................................................... 39
j. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian Tanggapaan Mahasiswa
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 40
3. Kesimpulan Penelitian ........................................................................ 53
BAB IV. USAHA MEMBANTU MAHASISWA MENINGKATKAN
PENGHAYATAN AKAN PERAYAAN EKARISTI KAMPUS
PRODI PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA .............................................. 55
A. Pemikiran Dasar Kegiatan ......................................................................... 56
B. Rekoleksi sebagai Usaha untuk Membantu Mahasiswa Menanggapi
Perayaan Ekaristi Kampus ......................................................................... 57
1. Latar belakang kegiatan rekoleksi mahasiswa ................................... 57
2. Tema dan Tujuan Rekoleksi ............................................................... 58
3. Peserta ................................................................................................ 59
4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................ 59
5. Matrik Kegiatan Rekoleksi ................................................................. 60
6. Contoh Satuan Pertemuan Sesi II ....................................................... 65
BAB V. PENUTUP ............................................................................................... 70
A. Kesimpulan ................................................................................................ 70
B. Saran .......................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
LAMPIRAN .......................................................................................................... 75
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ..................................................... (1)
Lampiran 2. Panduan Pertanyaan Wawancara ...................................................... (2)
Lampiran 3. Transkrip Wawancara ....................................................................... (3)
Lampiran 4. Daftar Nama Mahasiswa Responden Penelitian ............................. (28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Mahasiswa Berdasarkan Provinsi .......................................................... 32
Tabel 2. Jumlah Mahasiswa Biarawan/biarawati Prodi PAK .............................. 33
Tabel 3. Kisi-Kisi Penelitian ................................................................................ 39
Tabel 4. Matriks ................................................................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kitab Suci
Mat : Matius
Mrk : Markus
Yoh : Yohanes
Luk : Lukas
Kor : Korintus
Ef : Efesus
Ibr : Ibrani
Singkatan Dokumen Resmi Gereja
SC : Sacrosanctum Concillium, Ajaran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
kepada Uskup dan segenap umat beriman tentang liturgi suci. 4
Desember 1963
KGK : Katekismus Gereja Katolik, uraian tentang ajaran iman dan moral
Gereja Katolik, 22 Juni 1992
KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici) susunan atau
kodifikasi peraturan kanonik dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang
Gereja, 21 November 1964
Scar : Sacramentum Caritatis, Anjuran Apostolik Pasca-Sinode Paus
Benedictus XVI kepada para uskup, biarawan-biarawati dan kaum
beriman awam mengenai Ekaristi sebagai sumber dan puncak
kehidupan serta Perutusan Gereja, 22 Februari 2007
Singkatan Lain
KAS : Keuskupan Agung Semarang
KomKat : Komisi Kateketik
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
SJ : Serikat Yesus
MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Puskat : Pusat Kateketik
AKKI : Akademi Kateketik Katolik Indonesia
STFK : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik
FIPA : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama
IPPAK : Ilmu Pendidikan kekhususan Agama Katolik
PAK : Pendidikan Agama Katolik
Pendikkat : Pendidikan Keagamaan Katolik
KIPTI : Konsorsium Ilmu Pendidikan Teologi Indonesia
EKM : Ekaristi Kaum Muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekaristi adalah sakramen utama dalam Gereja. Perayaan Ekaristi sebagai
pusat dan puncak seluruh hidup umat Kristiani memberi makna terdalam bagi
kehidupan rohani seluruh umat beriman (LG, 2). Semua sakramen dalam Gereja
terarah dan bersumber pada Ekaristi. Dalam segala segi kehidupan dan kegiatan
Gereja, Ekaristi memang menjadi sumber dan puncaknya. Gereja Perdana
meyakini Ekaristi sebagai pusat seluruh kehidupan beriman Kristiani. Gereja
berpusat dan bersumber dari misteri paskah Kristus yang dirayakan dalam
Ekaristi. Ekaristi merupakan sumber yang menandakan dan membuahkan
kesatuan umat Allah serta menggerakkan pembangunan Tubuh Kristus. Ekaristi
sebagai perayaan iman mengajak umat Katolik untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam perayaan Ekaristi.
Ekaristi adalah puncak seluruh hidup iman Kristiani (SC, 10) karena itu
Ekaristi harus dihayati secara sungguh oleh umat yang mengikuti perayaan
Ekaristi sebagai ungkapan syukur dan penghormatan penuh pada Sang Kristus
yang hadir dalam rupa roti dan anggur.
Perayaan Ekaristi inilah yang terus dirayakan Gereja sampai saat ini.
Perayaan Ekaristi persatuan kehidupan dengan seluruh umat terlaksana dan
terungkap secara sempurna. Yesus sang Misteri Kristus hadir dan berkarya di
tengah-tengah manusia tetapi teristimewa dalam peryaan Liturgi (SC, 35).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Ekaristi adalah nafas hidup orang beriman yang meskipun bukan dari dunia
tetapi berada di dalam dunia (Prasetyanta, 2008:14). Doa dan perayaan hidup
yang ekaristis diungkapkan secara lebih mendalam. Perayaan Ekaristi
memberikan sentuhan rohani sehingga imam dan umat memiliki kerinduan untuk
merayakannya. Menurut Musakabe (2009: 4) umat Kristiani yang beriman
diharapkan menaruh hormat sebesar-besarnya kepada perayaan Ekaristi
Mahakudus, mengambil bagian secara aktif dan mempersembahkan diri
seutuhnya, kehidupan dengan segala permasalahannya, kegembiraan dan
kesusahan kepada Kristus.
Perayaan Ekaristi merupakan perayaan cinta kasih Tuhan Yesus kepada umat-
Nya. Tuhan mengasihi umat-Nya dengan menjadi Gembala baik yang murah hati
supaya umat-Nya memperoleh kelimpahan hidup. Injil Yoh 10:10b mengatakan:
“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan”. Tuhan sebagai gembala memberikan pengampunan kepada orang
bertobat, mencari yang hilang, memberi makan kepada yang lapar dan
menyembuhkan yang sakit. Allah hadir dalam Ekaristi yaitu sabda-Nya dan dalam
rupa roti dan anggur (Supranto, 2012:2)
Menurut hasil wawancara dengan Romo Suhardiyanto SJ mantan Kaprodi
pada 2008-2012, pada 1980 misa kampus sudah ada. Menurut Romo Suhardiyanto
SJ penghayatan mahasiswa dalam Ekaristi kampus masih kurang. Mahasiswa
mengikuti perayaan Ekatisti Kampus kurang aktif. Mahasiswa yang datang dalam
Perayaan Ekaristi kampus belum merasakan manfaatnya. Respon mahasiswa
terhadap misa kampus, Romo mengatakan 60% menyenangkan dan 40% tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menyenangkan. Kalau menurut standar cita-cita yang diharapkan hasilnya tidak
puas. Perayaan Ekaristi kampus seharusnya berperan penting dalam
pengembangan iman mahasiswa karena temanya sesuai dengan situasi Kampus.
Misa kampus seharusnya seminggu sekali. Romo Suhardiyanto SJ melihat
mahasiswa Pendidikan Agama Katolik banyak yang tidak mengikuti misa, sangat
disayangkan sekali. Mengikuti perayaan Ekaristi Kampus sekarang minim sekali
karena perayaan Ekaristi Kampus perlu diseriusin.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis, mahasiswa PAK
seringkali memandang Ekaristi sebagai rutinitas. Memandang Ekaristi sebagai
rutinitas belaka menjadikan mahasiswa Pendikkat datang ke kapel tanpa
mempersiapkan apapun (baik hati, batin, pikiran maupun fisiknya) dan tentunya
tidak akan mendapatkan apapun juga.
Mahasiswa PAK adalah seorang calon pelayan dan pendidik yang dipanggil
untuk mewartakan Kerajaan Allah untuk sesama. Karena itu mahasiswa PAK
sangat perlu membiasakan diri untuk mengikuti perayaan Ekaristi yang diadakan
di kampus ketika misa bulanan.
Berdasarkan latar belakang dan fakta-fakta di lapangan yang penulis temui,
penulis ingin mengangkat masalah itu menjadi judul skripsi yaitu:
“TANGGAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
TERHADAP PERAYAAN EKARISTI KAMPUS”
B. Rumusan Masalah
1. Apa pokok-pokok Ekaristi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagaimana tanggapan Mahasiswa Pendikkat Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta terhadap perayaan Ekaristi Kampus?
3. Upaya macam apa yang perlu diusahakan untuk meningkatkan pelaksanaan
dan tanggapan mahasiswa terhadap perayaan Ekaristi Kampus Pendikkat
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendalami pokok-pokok Ekaristi.
2. Mendapatkan gambaran seberapa besar tanggapan Mahasiswa Pendidikan
Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta terhadap perayaan
Ekaristi Kampus.
3. Menyampaikan sumbangan pemikiran yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pelaksanaan dan tanggapan mahasiswa terhadap perayaan
Ekaristi Kampus di prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
1.1 Mengajak mahasiswa untuk semakin mendalami dan menanggapi
perayaan Ekaristi Kampus sebagai sumber dan puncak seluruh hidup
Kristiani yang mengarah kepada perkembangan spiritualitas untuk
melayani Tuhan dan sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Mendorong dan meningkatkan partisipasi Mahasiswa Pendidikan Agama
Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dalam upaya memaknai
Ekaristi sebabagi sumber dan puncak hidup umat Kristiani.
1.3 Diharapkan memberi sumbangan pemikiran yang berguna untuk
memperdalam makna Ekaristi bagi mahasiswa.
2. Bagi penulis
Semakin diperkaya dengan menemukan dan menanggapi yang terkandung
dalam perayaan Ekaristi Kampus terhadap perkembangan pribadi dan dapat
dijadikan bekal untuk pelayanan sebagai katekis.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam skripsi adalah
deskripsi analisis. Deskripsi analisis adalah metode yang menggambarkan dan
menganalisis data yang diperoleh melalui studi pustaka dan diperkuat dengan
wawancara dan studi dokumen. Dalam rangka mendapatkan data yang valid,
penulis akan terlibat langsung dan melakukan wawancara kepada beberapa
mahasiswa Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
F. Sistematika Penulisan
Penulis memilih judul skripsi “TANGGAPAN MAHASISWA PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA TERHADAP PERAYAAN EKARISTI
KAMPUS”, yang akan diuraikan kedalam lima bab sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab I berisi pendahuluan yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II membahas pokok-pokok Ekaristi yang meliputi dua peristilahan,
Ekaristi sebagai hidup Yesus Kristus yang dibagikan, Ekaristi dalam hidup
beriman umat Kristiani dan makna sakramen Ekaristi bagi kehidupan umat
Kristiani.
Bab III menyampaikan gambaran dan tanggapan mahasiswa terhadap
perayaan Ekaristi kampus pada Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Bagian a, berisi gambaran umum Prodi Pendikkat
dan bagian b, berisi penelitian.
Bab IV membantu mahasiswa menanggapi perayaan Ekaristi kampus Prodi
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Bab V berisi kesimpulan dan saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
POKOK-POKOK EKARISTI
Bab II merupakan tindak lanjut dari bab sebelumnya dan akan menjawab
permasalahan yang pertama yaitu terkait dengan pokok-pokok Ekaristi. Penulis
akan mendeskripsikan pokok-pokok Ekaristi berdasarkan hasil studi pustaka dari
dokumen-documen Gereja dan pendapat para ahli.
Pada bab II ini, penulis akan membaginya ke dalam empat pokok bahasan.
Pokok bahasan pertama mendeskripsikan tentang pokok-pokok Ekaristi meliputi
dua peristilahan perayaan Ekaristi: Ekaristi dan Misa. Pokok bahasan kedua
menggambarkan tentang Ekaristi sebagai hidup Yesus Kristus yang dibagikan
yang meliputi: berbagai hidup dalam persekutuan, berbagi kisah cinta Tuhan.
Pokok bahasan ketiga menjelaskan tentang Ekaristi dalam hidup beriman Ekaristi,
sumber dan puncak hidup beriman, Ekaristi sebagai sumber spiritualitas Kristiani
yang meliputi Ekaristi sebagai sumber rahmat, Ekaristi sebagai sumber
pertumbuhan dalam iman, harapan dan kasih. Pokok bahasan keempat
menguraikan tentang makna sakramen Ekaristi dalam kehidupan umat Kristiani
yang meliputi kenangan akan karya penebusan Yesus, bersatu dengan Kristus,
wujud kesatuan dengan jemaat, membentuk satu tubuh dalam Kristus dan
perwujudan sosial dari misteri Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
A. Dua Peristilahan Perayaan Ekaristi
Ada dua istilah yang digunakan dalam Tradisi Gereja untuk menyebut
Ekaristi yakni Perayaan Ekaristi dan Misa Kudus. Ada yang berpendapat bahwa
Misa jangan dipakai lagi tetapi mengusulkan agar hanya istilah Ekaristi. Namun
pandangan ini tidak sejalan dengan kebiasaan tradisi liturgi Gereja hingga saat ini.
Di satu pihak berbagai istilah muncul menunjuk realitas bahwa banyak
pemahaman dan pengertian Gereja atas misteri Ekaristi. Di pihak lain, hal ini juga
mengungkapkan realitas bahwa Ekaristi merupakan misteri iman yang tidak
pernah habis digali (Martasudjita, 2005: 27).
1. Ekaristi
Istilah Ekaristi berasal dari kata Yunani eucharistia, yang merupakan
terjemahan untuk kata Yahudi berakah, yakni puji syukur, penghormatan atas
karya penyelamatan Allah dan pengucapan syukur. Ekaristi termasuk salah satu
dari ketujuh sakramen yang ada dalam Gereja Katolik. Dalam diktat mata kuliah
sakramentologi (Madya Utama, 2018: 20) sakramen diartikan sebagai tanda yang
mendatangkan rahmat. Ekaristi sendiri berarti “syukur”, syukur karena kebaikan
Allah yang telah umat Kristiani alami. Ungkapan syukur berarti umat
mengenangkan peristiwa yang disyukuri. Inilah yang umat Kristiani alami dalam
kehidupan sehari-hari. Istilah Ekaristi sangat bagus digunakan karena mau
menekankan makna Ekaristi sebagai puji syukur atas karya penyelamatan Allah
melalui Yesus Kristus. Ekaristi menyadarkan bahwa pujian dan syukur atas karya
penyelamatan Allah melalui Kristus (Martasudjita, 2003: 269).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Meskipun Ekaristi itu khas pada jemaat Kristiani, perayaan Ekaristi benar-
benar berakar dalam tradisi religius Yahudi. Perayaan Ekaristi memiliki dasar dan
hubungan dengan peristiwa perjamuan malam terakhir yang diadakan Yesus
dengan murid-murid-Nya yakni menjelang sengsara dan wafat-Nya.
Ada 3 hal yang dipandang sebagai akar perayaan Ekaristi. Pertama,
perjamuan makan Yesus dengan orang-orang berdosa. Perayaan Ekaristi memiliki
akar dalam seluruh karya dan hidup Yesus yang mewartakan kerajaan Allah yakni
Allah berbelas kasih dan mengundang orang-orang berdosa ke dalam
persaudaraan dan persekutuan dengan-Nya (Mrk 2:16-17; Mat 9:10-13 dan Luk
5:29-32). Kedua, perjamuan malam terakhir yang diadakan Yesus sebagai
perjamuan perpisahan dengan para murid-Nya sebelum menderita sengara dan
wafat dapat dikatakan bahwa peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya sebagai
pemberian diri secara total dan penuh bagi keselamatan manusia secara penih dan
utuh (Mrk 14:22-25; Mat 26:26-29; Luk 22:15-20 dan 1Kor 11:23-26). Ketiga,
perjamuan makan dengan Yesus yang bangkit, sesudah kebangkitan-Nya Yesus
mengadakan perjamuan makan dengan murid-murid. Lukas 24 mengungkapkan
contoh jelas mengenai perayaan Ekaristi sebagai kebersamaan dengan Tuhan yang
bangkit (Martasudjita, 2003: 272).
Perayaan Paskah pada malam terakhir Yesus mengadakan perjamuan malam
bersama para murid-Nya yang memberikan makna baru dalam perayaan paskah
itu sendiri. Dengan demikian, kata Ekaristi memiliki asal usulnya pada doa berkat
yang berlangsung dalam perjamuan makan Yahudi. Ekaristi mau mengungkapkan
pujian syukur atas karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Kristus, sebagaimana berpuncak dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus.
Dengan pujian syukur itu, Gereja mengenangkan misteri penebusan Kristus
sekarang ini dan selama-lamanya (Martasudjita, 2005: 28-29).
Dari pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sakramen Ekaristi adalah
puncak dari seluruh kehidupan Kristiani. Di dalam perayaan Ekaristi, umat
Kristiani mengenangkan penderitaan Yesus sebelum menyerahkan diri pada kayu
salib untuk keselamatan seluruh umat beriman. Hal yang terpenting dalam
perayaan Ekaristi yakni umat Kristiani diajak untuk menghayati seluruh karya
keselamatan Allah dengan ikut ambil bagian di dalamnya.
2. Misa
Kata Misa dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Latin missa. Asal usul
kata Misa muncul dari rumus pembubaran “Ite missa est”, yang secara harfiah
berati “pergilah kalian, sudah selesai” (Martasudjita, 2005: 29). Bagian “dimissio”
yang dalam bahasa Latin kuno berarti mohon diri, pamit.
Pada akhir perayaan Misa, umat beriman bubar dengan membawa berkat dari
Allah dan mereka diutus untuk kembali kepada kehidupan sehari-hari. Apabila
digunakan untuk menyebut Perayaan Ekaristi, Misa mau menekankan segi
perutusan umat Kristiani. Sesudah mengalami karya penebusan Tuhan yang
dikenangkan dan dirayakan dalam perayaan Ekaristi, umat Kristiani diutus untuk
menghadirkan karya penebusan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, melalui
pelayanan yang konkret kepada sesama dan dunia (Suryananugraha, 2003: 13).
Kata Misa menjadi sebutan yang amat populer bagi seluruh perayaan Ekaristi
di Gereja Barat sejak abad V-VI hingga Konsili Vatikan II, bahkan sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sekarang. Sejak abad IV istilah Misa diambil dari bagian akhir perayaan Ekaristi
itu sendiri.
Terdapat dua peristilahan yang biasa dipergunakan dan akrab di teliga umat
Kristiani yakni Ekaristi dan Misa. Istilah Ekaristi lebih luas penggunaannya,
terutama secara teknis dan teologis. Ekaristi adalah perjamuan sakramental Gereja
Katolik yang dirayakan sesuai dengan perintah Yesus Kristus dan Misa lebih
dimengerti dalam konteks liturgi, mengacu pada ritual perayaan Ekaristi
(Musakabe, 2009: 8). Kedua istilah tersebut secara substansial tidak ada
perbedaannya.
B. Ekaristi sebagai Hidup Yesus Kristus yang Dibagikan
Nama Kristus berasal dari bahasa Yunani: Christos artinya yang terurapi.
Kata ini merupakan terjemahan dari kata Ibrani Maschiah, Messias. Jadi Kristus
artinya “Mesias” yakni yang terurapi. Konsep mesias ini sudah ada pada zaman
Yesus dan memang bukan gagasan baru lagi dan sudah lazim dalam masyarakat
Yahudi. Yesus membayangkan dan melaksanakan gambaran Mesias sebagai
orang yang harus menderita dan disalibkan. Injil Mrk 8:31 “Anak manusia harus
menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam dan ahli-
ahli taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan sesudah tiga hari”. Dalam benak Yesus,
Ia harus menderita dan mati demi keselamatan seluruh umat Kristiani
(Martasudjita, 2000: 37).
Perayaan Ekaristi dapat dipahami sebagai peristiwa Tuhan yang berbagi
hidup demi keselamatan manusia melalui pengosongan diri-Nya sampai di kayu
salib. Dengan demikian umat Kristiani menangkap keagungan makna Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sebagai perayaan berbagi hidup-Nya, umat Kristiani semakin menyadari dorongan
dan perutusan hidup Ekaristis yakni untuk berbagi hidup bagi sesama melalui
kerelaan untuk mengosongkan diri bagi sesama. Injil Yoh 6:22-60 dinyatakan
bahwa Yesus adalah Roti Hidup yang dianugrahkan oleh Bapa kepada seluruh
umat Kristiani (Martasudjita, 2012: 25).
Yesus sebagai roti hidup bukan hanya sekedar menghilangkan rasa lapar dan
haus tetapi menjamin bahwa umat beriman mempunyai hidup kekal. Hidup kekal
yang dimaksud adalah keselamatan yang berupa kesatuan dengan Allah. Roti dan
anggur dalam Ekaristi sungguh-sungguh menghadirkan Kristus karena itu benar-
benar tubuh dan darah-Nya. Roti adalah makanan yang memberi kehidupan,
begitu pula perutusan Yesus dari Bapa adalah memberi kehidupan yakni hidup
kekal kepada umat manusia. Yesus Kristus adalah hidup Allah sendiri yang
dibagikan dan itulah yang dirayakan dan dihadirkan dalam perayaan Ekaristi.
Kehidupan kekal membutuhkan dialog. Dialog kehidupan antara Allah dan
umat-Nya melalui Yesus Kristus ini berlangsung dalam seluruh perayaan Ekaristi.
Dalam perayaan ini seluruh hidup Kristus dihadirkan dan dibagikan kepada umat
Kristiani dan sekaligus umat Kristiani diundang untuk masuk ke dalam hidup
Kristus. Seluruh hidup Kristus berpuncak pada peristiwa wafat dan kebangkitan-
Nya yang dikenangkan dan dihadirkan kembali dalam perayaan Ekaristi dengan
puncak Doa Syukur Agung (Martasudjita, 2012: 25).
1. Berbagi Hidup dalam Persekutuan
Hidup Kristus yang dibagikan melalui Ekaristi kepada umat Kristiani berciri
mempersatukan. Perayaan Ekaristi adalah berkumpulnya umat Kristiani dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berbagai tempat dan latar belakang ke dalam satu keluarga atau umat Allah. Umat
Kristiani datang ke Gereja untuk merayakan Ekaristi. Tetapi secara batin dan
dalam iman, kedatangan umat beriman untuk mengikuti perayaan Ekaristi
merupakan tanggapan atas undangan Allah yang mendorong dan menggerakkan
umat Kristiani dalam Roh-Nya untuk datang ke gereja. Dalam pertemuan yang
berkumpul bersama itulah, Yesus Kristus hadir sesuai sabda-Nya (Mat 18:20)
“sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka” (Martasudjita, 2012: 26).
Maka ketika umat Kristiani berkumpul untuk merayakan Ekaristi, Kristus
hadir di tengah-tengah-Nya. Kristus selalu hadir kalau kehadiran-Nya
diaktualisasikan umat Kristiani dalam kesadaran iman. Kehadiran Yesus Kristus
secara aktif yakni kehadiran karya penebusan-Nya yang menguduskan umat-Nya.
Kristus hadir saat umat Kristiani berkumpul untuk merayakan Ekaristi bersama-
sama.
Ekaristi sungguh menyadarkan dan mendorong umat Kristiani untuk
membangun komunitas yang meneguhkan rasa persatuan umat Kristiani. Gereja
diundang untuk menghidupi Ekaristi yang mendorong umat Kristiani untuk
mengupayakan kesatuan dan persatuan, persekutuan seluruh umat Kristiani,
apapun latar belakang suku, agama dan ras sehingga dapat hidup bersama dalam
damai dan kemurahan hati. Hidup Kristus yang dibagikan adalah hidup-Nya yang
menghendaki kehidupan bersama yang rukun, damai dan saling mengasihi satu
sama lain (Martasudjita, 2012: 26).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Berbagi Kisah Cinta Tuhan
Pada saat sebelum memasuki meja altar atau Liturgi Ekaristi umat Kristiani
yang merayakan Ekaristi mendengarkan Sabda Tuhan melalui pembacaan Sabda
Allah dari Alkitab dan homili. Dengan sebaik-baiknya, umat Kristiani
menerimanya dalam hati, membiarkan Sabda itu membarui kehidupan,
melaksanakan dalam tindakan nyata dan membagikannya kepada orang lain
(Martasudjita, 2012: 27). Dengan demikian perayaan Ekaristi menjadi peristiwa
Allah yang sedang mengisahkan cinta-Nya kepada umat-Nya. Pada pembacaan
teks Kitab Suci, Allah hadir dan berbicara mengenai cinta kasih-Nya yang tiada
batas. Dengan iman, umat Kristiani lahir dan dikuatkan karena Sabda Allah yang
didengarkan, serta iman umat Kristiani diperlukan untuk menjumpai Tuhan dalam
Ekaristi ataupun dalam kehidupan sehari-hari, maka perlu adanya Roh Kudus
untuk menuntun umat Kristiani ke dalam kepercayaan kepada Tuhan Kristus.
C. Ekaristi dalam Hidup Beriman Umat Kristiani
Berbicara tentang hidup yang Ekaristis tentu mengandaikan bahwa umat
Kristiani pernah dan mempunyai kebiasaan (habitus) untuk merayakan Ekaristi
setiap hari, setiap minggu atau setiap jangka waktu tertentu. Kuantitas pastisipasi
aktif dalam perayaan Ekaristi menjadi tanah yang subur bagi tumbuh dan
berkembangnya hidup yang Ekaristis. Bagaimanapun, itu saja belum cukup.
Kuantitas penting, namun kualitas tidak kalah penting. Umat Kristiani
membutuhkan juga semangat dasar (spiritus) dalam artian menghayati Ekaristi.
Kualitas penghayatan yang mendalam menjadi daya hidup bagi tumbuh dan
berkembangnya hidup yang Ekaristis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Ekaristi Sebagai Sumber Spiritualitas Kristiani
Prasetyanta (2018:141) dengan mengutip pendapat Mark Brumley
menyampaikan dua arti dasar spiritualitas Ekaristi:
Pertama: bahwa spiritualitas Kristiani mengalir dari Ekaristi sebagai
sumber, sebagaimana sinar terang memancar dari matahari, seperti air
segar mengalir dari mata air. Kedua: bahwa spiritualitas Kristiani
tertuju dan terwujud secara penuh pada Ekaristi sebagai puncaknya
kepada seluruh aktivitas kita semestinya akhirnya diarahkan.
Dari kutipan di atas spiritualitas Kristiani nyatanya merupakan sebuah jalan
dengan dua arah. Tuhan Yesus mengarahkan umatnya dari Ekaristi sebagai titik
awal umat Kristiani masuk dalam dunia kehidupan sehari-hari sekaligus
membawa umat Kristiani kembali kepada Ekaristi setelah perjuangan di dunia.
Sebagai sumber spiritualitas Kristiani, Ekarisi menyatakan kepada umat Kristiani
bahwa keselamatan berasal dari Allah bukan dari manusia. Allah yang pertama-
tama memberikan diri kepada manusia dalam Kristus.
Hidup bersama dengan Allah dan sesama merupakan kerinduan seluruh umat
Kristiani. Di dalam perayaan Ekaristi seluruh misteri kehidupan bersama dengan
Allah dan manusia yang mengalami kepenuhannya dalam Kristus dirayakan dan
dihadirkan bagi umat beriman. Tidak ada acara dan kegiatan Gereja lainnya yang
mampu melebihi perayaan Ekaristi, saat mana Gereja secara resmi dan meriah
mengungkapkan dan melaksanakan dirinya sebagai sakramen kebersamaan
dengan Yesus Kristus (Martasudjita, 2003: 293). Itulah sebabnya perayaan
Ekaristi dipandang sebagai sumber dan puncak seluruh kehidupan umat Kristiani.
Tentu saja dalam perayaan Ekaristi itu Yesus Kristus hadir dan bertindak bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dan dengan Gereja, karena Kristus hadir dan Gereja-Nya adalah subjek dan
pelaksana perayaan Ekaristi.
2. Ekaristi Sebagai Sumber Rahmat
Ekaristi adalah Kristus sendiri sang sumber rahmat. Sakramen lain adalah
tindakan-tindakan Kristus, tetapi yang menjadi pasti bahwa hanya Ekaristilah
Kristus sendiri dalam wujud roti dan anggur ( KGK 1348, 1373-1381).
Ekaristi adalah penghadiran kembali secara sakramental (anamnese)
pengurbanan Kristus di salib yang menyelamatkan. Kristus mempersembahkan
diri kepada Bapa dalam Roh Kudus demi keselamatan manusia. Dalam Ekaristi
kurban Kristus yang sama hadir secara sakramental di sini dan sekarang saat ini
(hic et nunc) serta dirayakan di atas altar. Kristus yang sama sekaligus Imam yang
mempersembahkan dan kurban yang dipersembahkan hadir di sini dan saat ini.
Kristus ada di surga sebagai imam agung dan menjadi persembahan tebusan dosa
manusia, tetapi Dia juga ada di atas altar sebagai Ekaristi. Dengan jalan ini “karya
penebusan manusia dilaksanakan” melalui persembahan Ekaristis-Nya (LG, 3)
dan buah-buah kurban Kristus yang unik dicurahkan kepada manusia di sini dan
saat ini (KGK 1366).
Kenangan (anamnese) menunjuk pada tindakan penyelamatan Allah di masa
lampau, tetapi tindakan itu kini dihadirkan secara real dan nyata sedemikian rupa
sehingga sebenarnya yang menjadi objek pengenangan tetaplah tindakan
penyelamatan Allah pada saat ini dan di tempat ini. Sebab tindakan Allah tidak
pernah bersifat basi dan lampau (Martasudjita, 2003: 294)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Ekaristi adalah kurban Gereja. Hal ini terjadi karena Ekaristi pertama-tama
dan terutama adalah kurban Kristus, mempelai Gereja yang adalah satu tubuh
dengan Gereja (Ef 5:21-32). Ekaristi menjadi persembahan Gereja berkat kesatuan
yang tak terpisahkan dengan Kristus. Kurban Gereja mempunyai dua dimensi.
Pertama, Gereja mempersembahkan Kristus, kurban tak bernoda, kepada Bapa.
Kedua, Gereja dalam kesatuan dengan Kristus mempersembahkan dirinya kepada
Allah dalam Roh Kudusnya. Dengan menyatukan diri dalam kurban ini, masing-
masing anggota Gereja menerima rahmat demi rahmat (KGK 1366). Dengan
demikian, Gereja dibangun oleh anggota-anggotanya sebagai tubuh Kristus.
Kristus hadir dalam kurban Ekaristi. Kurban Ekaristi ini ditetapkan untuk
mengabadikan kurban salib untuk selamanya. Maka tampak di sini kesatuan
kurban Ekaristi dan kurban salib Kristus artinya Ekaristi merupakan suatu kurban
dalam mana Yesus Kristus mengabadikan kurban salib-Nya yang sekali untuk
selamanya (Ibr 7:27) di dalam, melalui dan dengan Gereja (Martasudjita, 2003:
294).
Ekaristi adalah sumber pertobatan. Ini setidaknya terjadi dalam dua cara.
Pertama, sejauh umat Kristiani menerima pertobatan yang berdaya guna, Ekaristi
menuntut seseorang untuk meneliti batin sebelum ambil bagian dalam perjamuan
ekaristis dan sadar akan dosa berat, untuk menerima sakramen tobat sebelum
menyambut komuni kudus. Kedua, permenungan yang mendalam akan kurban
Kristus yang hadir dalam Ekaristi yang dipersembahkan demi pertobatan atas
dosa-dosa manusia seharusnya menggerakkan manusia kepada pertobatan.
Spiritualitas Kristiani terdiri dari dua aspek yakni pertobatan dari dosa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
penyucian terhadap kecenderungan dosa serta pertumbuhan hidup Kristiani dalam
iman, harapan dan kasih. Ekaristi menyiapkan umat Kristiani akan dimensi positif
dari hidup Kristiani dengan membantu umat Kristiani melawan aspek negatif dari
hidup melalui pertobatan dan penyucian.
3. Ekaristi Sebagai Sumber Pertumbuhan dalam Iman, Harapan dan Kasih
Selain menjadi sumber rahmat, Ekaristi juga menjadi sumber spiritualitas
Kristiani karena Allah membantu umat bertumbuh dalam keutamaan teologal:
iman, harapan dan kasih. Keutamaan ini sangat bermakna untuk hidup rohani
umat Kristiani karena mengarahkan umat Kristiani untuk hidup dalam suatu
persekutuan dengan Trinitas (KGK 1812).
a. Sumber iman
Iman merupakan akar hidup rohani. Tanpa iman umat Kristiani tidak dapat
berkenan kepada Allah. Iman merupakan jawaban personal manusia kepada
panggilan Allah menuju hidup kekal (Darminta, 1995: 23). Iman adalah
keutamaan dengan mana umat Kristiani menyerahkan diri, budi dan kehendak
kepada Allah (KGK 143, 1814). Sebagai anugrah Allah, iman merupakan prinsip
hidup rohani, sebab iman tidak melulu masalah keyakinan tetapi masuk ke dalam
hubungan pribadi dengan Allah. Seluruh hidup dan diri umat Kristiani
mempunyai arti karena Kristus. Karena iman dianugrahkan kepada umat Kristiani
yang hidup di dunia ini, maka iman memerlukan pelaksanaan dan penghayatan
sehingga sungguh-sungguh menjadi corak hidup yang semakin pribadi (Darminta,
1995: 25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Iman Umat Kristiani dapat merasakan kehadiran Allah dan berjumpa dengan-
Nya dalam perayaan Ekaristi (Suharyo, 2011: 36). Bantuan Roh Kudus yang
membawa iman umat Kristiani menuju jalan kebenaran dan mampu mengakui
bahwa Yesus adalah Tuhan. Iman mencakup kesiapan untuk mendengarkan
Sabda, menerimanya dalam hati, membiarkan Sabda itu membarui kehidupan,
melaksanakannya dalam tindakan nyata dan membagikannya kepada orang lain.
Untuk mengembangkan iman, pertama, umat Kristiani mendengarkan Sabda
Allah yang mempunyai kekuatan untuk menerangi, mengatur, mencipta,
memurnikan dan mengubah hidup. Kedua, umat Kristiani terus menerus mengenal
Kristus. Iman selalu mencari lewat tanda-tanda, sejarah hidup, pengalaman hidup.
Perjumpaan dengan Kristus membuat umat Kristiani semakin kenal dan mesra
dengan Kristus (Darminta, 1995: 25).
b. Sumber harapan
Ekaristi adalah juga sumber harapan. Harapan sebagaimana diingatkan oleh
Katekismus Gereja Katolik adalah keutamaan teologal dengan mana umat
Kristiani merindukan kerajaan surga dan hidup kekal sebagai kebahagiaan kita,
dengan meletakkan kepercayaan kepada janji Kristus dan menyandarkan diri
bukan pada kekuatan sendiri melainkan pada bantuan rahmat Roh Kudus (KGK
1817).
Ekaristi memberi umat Kristiani harapan dalam Allah akan rahmat untuk
hidup dalam persahabatan dengan-Nya di dunia ini dan untuk mewarisi hidup
kekal di surga. Ekaristi mengingatkan kembali karya-karya agung Allah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
wafat dan kebangkitan Yesus yang menyediakan dasar yang kokoh dalam
persekutuan dengan Allah Tritunggal.
Harapan memanggil umat Kristiani untuk tetap merindukan hidup sempurna
dan sekaligus untuk menggunakan segala kemampuan untuk berjuang (Darminta,
1995: 32). Harapan sebagai keutamaan Kristus tidak melulu bersandarkan atas
kekuatan umat tetapi lebih-lebih atas karunia bantuan Allah. Dengan demikian
umat Kristiani semakin menyerahkan diri kepada rencana Allah, sebab Allah
sendirilah yang membuat harapan umat Kristiani semakin sempurna.
c. Sumber Kasih
Ekaristi adalah sumber kasih. Prasetyanta (2008: 145) menyampaikan
pendapat Yohanes Paulus II dengan menulis, “hidup Kristiani diungkapkan dalam
pelaksanaan hukum terbesar, yakni dalam kasih kepada Allah dan sesama, dan
kasih ini menemukan sumbernya dalam sakramen Ekaristi kudus, yang secara
umum disebut sakramen cinta kasih. Ekaristi dipahami sebagai Puncak
Spiritualitas Kristiani. Melalui Ekaristi umat Kristiani mengambil bagian secara
lebih dalam di dalam hidup Allah Tritunggal yang adalah kasih itu sendiri.
Cinta kasih kepada Allah hanya mungkin dialami bila umat Kristiani
mencintai sesama. Cinta kepada sesama merupakan penghayatan cinta Kristus.
Oleh karena itu, tidak mengherankan bila perintah besar, cinta kepada Allah dan
kepada sesama tidak dapat dipisahkan. Cinta disebut agape (Darminta, 1995: 44).
Cinta mengandaikan hormat, pengharapan dan gerak kehendak untuk mengasihi.
Dasarnya cinta adalah Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
D. Makna Sakramen Ekaristi dalam Kehidupan Umat Kristiani
Ekaristi merupakan salah satu sakramen dalam agama Katolik yang secara
rutin dilakukan setiap minggu. Ekaristi juga diyakini sebagai sumber dan puncak
seluruh kehidupan Kristiani yang mencapai puncaknya pada konsekrasi roti dan
anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus dan berakhir dengan komuni
(Musakabe, 2009: 10). Ekaristi yang paling agung di antara sakramen-sakramen
yang lain dan merupakan pusat hidup Gereja. Ekaristi berfungsi menghadirkan
kembali Perjanjian Baru yang dihasilkan oleh wafat dan kebangkitan-Nya yang
mendamaikan manusia dengan Allah dan mengantisipasikan pemenuhan Kerajaan
Allah.
1. Kenangan akan Karya Penyelamatan Allah
Kenangan merupakan suatu peristiwa penting bagi umat Kristiani di masa
lalu yang mempunyai daya memurnikan dan menyembuhkan serta menggerakkan
kehidupan saat ini. Seringkali umat Kristiani cenderung melupakan kenangan
pahit karena dinilai menyakitkan dan mengganggu aktivitas saat ini dan hanya
mengingat kenangan-kenangan manis saja. Ekaristi justru ingin mengajarkan
kepada umat-Nya untuk berani menghadapi kegelapan masa lampau dengan
harapan yang dilandaskan pada kemenangan kasih Allah yang nyata dalam diri
Yesus yang wafat dan bangkit. Umat Kristiani telah berdosa, maka umat Kristiani
tidak bisa bersatu dengan Allah Tritunggal Yang Maha Kudus. Namun, kehadiran
Yesus menghancurkan penghalang tersebut dengan peristiwa wafat dan
kebangkitan-Nya, sehingga Ia mengalahkan maut yang seharusnya diterima umat
Kristiani. Dengan perayaan Ekaristi, umat Kristiani bersama-sama mengenang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
peristiwa penebusan-Nya dan bersatu dalam tubuh Kristus (Martasudjita, 2011:
69-70).
2. Menyemagati Umat Kristiani bersatu dengan Kristus
Santo Yohanes dalam injilnya mengatakan bahwa: “Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian
juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku” (Yoh6:56-57).
Ayat tersebut menjadi dasar bagi umat Kristiani menggali makna Ekaristi,
yaitu bersatunya kita dengan Kristus. Mereka mempercayai bahwa Kristus hadir
dan Dia sendiri yang memimpin. Selain itu, dengan makan tubuh dan darah-Nya,
dan dengan kuasa Roh Kudus, umat Kristiani dipersatukan dengan kemanusiaan
sekaligus ke-Allah-an Kristus. Dengan dipersatukannya dengan Kristus, umat
Kristiani akan mengambil bagian dalam kehidupan-Nya dan akan diubah menjadi
serupa dengan Dia. Martasudjita (2000: 54) menegaskan dalam iman manusia
ditebus dan diselamatkan oleh penumpahan darah Kristus. Merayakan Ekaristi
berarti juga bersyukur kepada Allah yang lebih dahulu bertindak mengasihi umat-
Nya. Maka, motivasi mengikuti Ekaristi bertolak dari keinginan untuk mengucap
syukur. Bersyukur sekaligus mengenang karya penebusan Tuhan yang kini hadir
dalam hidup kita serta membawanya kepada pengharapan dan penyerahan diri
kepada Allah yang mahabaik.
3. Membantu Umat menghayati kesatuan sebagai Tubuh Kristus
Selain menjadi pengingat dan mempersatukan umat Kristiani dengan Kristus,
makna sakramen Ekaristi juga merupakan bersatunya umat Kristiani dalam Tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Kristus. Ekaristi merupakan perayaan dimana Yesus sebagai Tuan Rumah, dan
perayaan tersebut dihadiri umat Kristiani yang bersama-sama berkumpul dan
memiliki tujuan yang satu dan sama untuk mengingat karya penyelamatan-Nya
(Simanjuntak, 2018: 89).
Ekaristi yang merupakan suatu perjamuan sakramental menjadi puncak hidup
seluruh orang Kristiani yang memberikan hidupnya dalam bentuk roti dan anggur
bertindak sebagai tuan rumah yang mengundang seluruh umat Kristiani untuk
merayakan Ekaristi. Di dalam perayaan Ekaristi umat Kristiani dapat kebersamaan
hidup yang penuh dan utuh dengan Allah dan sesama (Martasudjita, 2003: 277).
Sebagaimana perjamuan mengakrabkan satu dengan yang lainnya, demikian
perjamuan Ekaristi mengakrabkan kita dengan Allah. Ekaristi adalah persatuan
dengan Kristus dan melalui Kristus, kita disatukan dengan Allah Bapa dan Roh
Kudus. Persatuan kita dengan Kristus ditandai dengan Komuni kudus. Di mana di
dalam komuni kudus: Allah hadir menjadi santapan bagi umat-Nya dan
membentuk satu Tubuh dengan-Nya. Kesatuan mesra inilah yang dikehendaki
oleh Allah (KGK 1331).
Kesatuan Gereja di dalam perayaan Ekaristi merupakan kesatuan iman yang
dibangun lewat kebersamaan dalam menghayati makna perayaan Ekaristi. Dalam
mengikuti perayaan Ekaristi, tiap orang tidak mempunyai hubungan dengan orang
yang berada di sampingnya, akan tetapi bersama-sama mencoba saling mengenal
dan membentuk persatuan umat yang mengarah kepada pujian dan kebaktian
terhadap Allah (Jacobs, 1996: 140).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Mendorong Umat Kristiani untuk Mewujudkan Nilai-Nilai KerajaanAllah
Ekaristi menjadikan setiap pribadi menjadi manusia baru yaitu transformasi
dalam Yesus Kristus, di mana manusia diubah oleh Yesus Kristus menyerupai
diri-Nya. Kemanusiaan baru inilah yang membentuk persaudaraan di antara umat
beriman. Persaudaraan mengesampingkan perbedaan-perbedaan sosial dan
berhimpun sebagai sesama saudara yang mempunyai jati diri sebagai anak-anak
Allah yang menantikan perjumpaan dengan Allah.
Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani menunjukkan
bahwa Ekaristi tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ekaristi akan
bermakna apabila memberi dampak bagi kehidupan mereka yang merayakan serta
orang-orang yang mereka jumpai dalam perjalanan hidupnya. Setiap umat yang
merayakan Ekaristi terdorong untuk selalu mengusahakan sukacita di dalam
hidupnya baik di dalam keluarga, masyarakat, maupun di tengah dunia. Dengan
begitu, umat Kristiani dengan sungguh-sungguh serta terus menjadikan hidup
dengan berbuat baik (Madya Utama, 2014:79).
Martasudjita (2016:133) mengungkapkan hidup doa dan hidup sosial, antara
apa yang didoakan, dipercayai, dan sekaligus yang dilaksanakan tidak boleh
dipisahkan artinya hidup mesti merupakan kesatuan gerak langkah dari dalam ke
luar, dari kesatuan umat Kristiani dengan Tuhan yang diwujudkan ke dalam
aktivitas pelayanan sosial umat Kristiani. Dikotomi yang memisahkan hidup doa
dan hidup sosial dapat berbahaya karena justru tidak sesuai dengan peristiwa
pewahyuan Allah yang menjadi manusia yakni Yang Ilahi yang berkenan masuk
ke dalam umat Kristiani sehingga perjalanan hidup umat Kristiani harus sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kehendak Allah. Kebersamaan hidup dengan Allah itu umat Kristiani sadari dan
ungkapkan dalam liturgi dan doa, namun sekaligus umat Kristiani hayati dan
wujudkan dalam kehidupan sehari-hari umat Kristiani. Di sinilah umat Kristiani
bicara mengenai perwujudan sosial demi terwujudnya Kerajaan Allah.
Implikasi sosial dari Ekaristi diserukan dalam anjuran apostolik Sacramentum
Caritatis melalui istilah ciri sosial dari mistisisme sakramental (Scar 89).
Mistisisme sakramental menunjuk pada kesatuan umat Kristiani dengan Kristus
yang terjadi dan berlangsung secara sakramental dalam perayaan Ekaristi. Dalam
apostolik Sacramentum Caritatis, kesatuan umat Kristiani dengan Kristus tidak
lain adalah kesatuan dengan kasih Allah yang tiada batas sebagaimana diberikan
kepada umat Kristiani melalui Kristus yang memberikan nyawa-Nya bagi
sahabat-Nya (Yoh 15:13). Kasih hakikatnya adalah kasih Allah yang selalu
bersifat ke luar dari dirinya melalui pemberian diri. Maka, perayaan Ekaristi
sebagai mistisisme sakramental dari hakikatnya akan berciri sosial, artinya
menjadikan umat Kristiani sebagai saksi kepedulian Allah kepada sesama umat
Kristiani, siapa pun itu.
Martasudjita mengungkapkan (2016:135) Ensiklik Deus Caritas Est, Paus
Benediktus XVI memberikan penjelasan yang sangat sederhana hubungan Ekaristi
dan pelayanan kasih sebagai implikasi sosial Ekaristi ini misteri Ekaristi
membangkitkan suatu pelayanan kasih kepada sesama, kasih ini mencakup
kenyataan bahwa dalam Allah dan bersama Allah, saya mengasihi bahkan orang
yang tidak saya sukai, atau bahkan tidak saya kenal. Hal ini hanya dapat terjadi
karena perjumpaan mesra dalam Allah, suatu perjumpaan yang telah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
persekutuan kehendak, yang mempengaruhi juga perasaan saya. Maka, saya
belajar melihat orang lain bukan hanya dengan mata dan perasaan saya, tetapi juga
dari cara pandang Yesus Kristus ( Scar 88).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
GAMBARAN DAN TANGGAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA TERHADAP PELAKSANAAN EKARISTI KAMPUS
Dalam bab III ini, penulis akan menguraikan gambaran situasi umum Prodi
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Situasi
umum Prodi PAK yang penulis paparkan dalam bab III berdasarkan hasil studi
documen. Pokok permasalahan yang diangkat dalam bab III ini adalah tanggapan
dan buah penyelenggaraan perayaan Ekaristi kampus di Program Studi
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis
akan menyusunnya menjadi dua pokok bahasan.
Pokok bahasan yang pertama memaparkan tentang gambaran umum Prodi
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pokok
bahasan kedua menyampaikan tentang penelitian dan pembahasan hasil penelitian
mengenai tanggapan dan buah mahasiswa terhadap dari perayaan Ekaristi kampus
Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Untuk
memperoleh data penulis melakukan penelitian sederhana dengan wawancara
terstruktur yang ditujukan kepada mahasiswa/i Prodi Pendidikan Agama Katolik,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
A. Gambaran Umum Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
1. Sejarah Prodi Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Pada bagian ini, penulis akan menuliskan kembali sejarah Prodi Prodi
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta seperti yang
dipaparkan dalam Buku Panduan Program Studi Pendikkat (2018:2-4). Pada
1959, majelis Agung Wali Gereja Indonesia (yang dulu MAWI dan sekarang
KWI) merencanakan usaha untuk memperbaiki katekese yang ada di Indonesia.
MAWI menyerahkan rencana tersebut kepada P.F Haselaars SJ yang kemudian
bekerjasama dengan P.C. Carry SJ.
P. Heselaars SJ, pada 1960 mendirikan Pusat Kateketik (PUSKAT). Puskat
yang didirikan bertujuan antara lain: menerbitkan buku-buku, mengadakan
penataran-penataran para guru dan ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok
kategorial lainnya. Pada 1 Agustus 1962 didirikanlah Yayasan Akademi Kateketik
Katolik Indonesia (AKKI) sebagai tanggapan akan kurangnya tenaga-tenaga
lapangan yang terdidik yang dapat memperlambat usaha katekese. Yayasan AKKI
pun pada perkembangannya dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi kateketik
dan disahkan dengan akte notaris R.M Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3
tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta. Pusat Kateketik beserta AKKI pada mulanya
bertempat di Jl. P. Senopati 20, Yogyakarta. Pada 1968 atas prakarsa Bapak
Justinus Cardinal Darmoyuwono Pr, kedua lembaga tersebut menempati gedung
sendiri di Jl. Abubakar Ali no 2 Yogyakarta. Selanjutnaya Pada 11 Mei 1965
AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri PTIP dengan SK No.
108/B.swt/P/65. Pada 1966 diselenggarakan ujian tingkat sarjana muda untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pertama kalinya. Kemudian pada 1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang
mendorong perubahan nama lembaga. Pada 31 Maret 1971, AKKI berubah nama
menjadi Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya dan memperoleh status
terdaftar.
Pada 1984-1985 terjadi proses perubahan jenjang dan program pendidikan,
serta dilakukan penataan kembali nama unit jurusan/program studi dengan status
diakui di lingkungan koordinasi perguruan Tinggi swasta wilayah V, DIY.
Sekolah Tiinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu
sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program
sarjana Satu (S1) dengan nama Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya.
Program sarjana satu ini berstatus diakui dengan SK Mendikbud No 043/0/1986
SK mendikbud No. 0362/0/1986. Pada tahun akademik 1991/1992, tepatnya
tanggal 26 Desember 1991, STFK Pradnyawidya memperoleh Status disamakan.
STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan jalur pendidikan, perubahan tersebut
menghantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses merger dengan FKIP USD.
Setelah melalui proses merger yang cukup lama, berdasarkan SK Mendikbud No.
08/D/O1995 tertanggal 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi
Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA), jurusan Pendidikan Agama Katolik,
Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Santa Dharma dengan
Status disamakan.
Pada 22 Desember 1998 FIPA USD telah terakreditasi dengan mendapat nilai
B. Pada 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama program studi
seluruh Indonesia yang membuat Status FIPA USD menjadi program studi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
nama Program Studi Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik
(IPPAK) dan menjadi bagian FKIP USD.
Pada 2003 IPPAK mengajukan re-akreditasi. Berdasarkan SK BAN PT
Depdiknas RI nomor 014/BAM-PT/AK-VII/SI/IV/2004 IPPAK mendapat
rekomendasi dengan peringkat A. Pada 2008 IPPAK kembali mengajukan
akreditasi serta kembali mendapat peringkat A.
Pemerintah menata ulang nama program studi di Perguruan Tinggi Swasta di
seluruh Indonesia. Pada 2013 prodi IPPAK mengajukan akreditasi dan divisitasi
tahun 2015. Program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
katolik sekarang berubah nama menjadi program studi Pendidikan Agama Katolik
(PAK) status terakreditasi dengan peringkat A.
Dalam rangka penataan Ilmu Pendidikan Serta Gelar Lulusan Perguruan
Tinggi, program studi PAK berubah nama menjadi Program Studi Pendidikan
Keagamaan Katolik (Pendikkat). Perubahan nomenklatour yang dihasilkan oleh
Konsorsium Ilmu Pendidikan Teologi Indonesia (KIPTI) dan ditetapkan oleh
Kemenhumkam.
2. Profil Lulusan dan Tujuan Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta
a. Profil Lulusan
Menurut buku panduan Program Studi Pendikkat (2018:5) Prodi ini memiliki
Profil lulusan sebagai berikut
Sarjana Pendidikan yang mampu berperan sebagai guru Pendidikan
Agama Katolik, katekis, petugas pastoral dan pengembang karya katekese,
yang beriman, berintegritas, murah hati, dan bersemangat unggul sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
bisa diandalkan dalam memperjuangkan keadilan dan pluralitas, demi
mewujudkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat.
Profil lulusan yang dirumuskan telah menggambarkan kemana arah sarjana
pendidikan berperan sebagai guru agama Katolik akan tertuju. Prodi Pendidikan
Agama Katolik, memiliki profil yang menurut penulis sudah amat bagus dan
lengkap, mengusahakan sarjana yang berbudi luhur, bersemangat unggul dan
akhirnya menghasilkan daya ubah melalui perjuangan keadilan dan pluralitas
yang inklusif. Profil lulusan yang sudah amat terstruktur akan mudah dicapai.
b. Tujuan Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
Tujuan diadakannya Prodi Pendidikan Agama Katolik adalah pertama,
menghasilkan sarjana pendidikan, yang beriman, berintegritas, murah hati dan
bersemangat unggul sehingga mampu membantu sesama umat mengembangkan
imannya, yang dapat berprofesi menjadi guru Pendidikan Agama Katolik,
katekis, petugas pastoral dan pengembang karya katekese melalui kerjasama
dengan tokoh-tokoh umat dan pemimpin gerejani lainnya. Kedua, menghasilkan
guru Pendikkat bersertifikat. Ketiga, menghasilkan karya-karya pengembangan
katekese.
3. Gambaran Mahasiswa-Mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Katolik,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Penulis mendapatkan data mahasiswa melalui sekretariat Prodi Pendidikan
Agama Katolik melalui wawancara dengan Ibu Anastasia Wulan pada tanggal 16
April 2019 di ruangan sekretariat. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
Ibu Wulan mahasiswa-mahasiswi Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta berjumlah 259 Mahasiswa. Data ini diperkuat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
daftar nama 259 mahasiswa periode 2015-2018 yang penulis dapatkan dari Ibu
Anastasia Wulan.
Tabel 1
Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Provinsi
Provinsi Semester Jumlah
2015 2016 2017 2018
Sumatra Utara 6 6 4 10 26
Sumatra Barat 1 2 3
Riau 1 1 2
Jambi 1 1 1 1 4
Sumatra Selatan 4 2 2 4 12
Bengkulu 3 1 1 5
Lampung 2 9 4 5 20
Kepulauan Riau 3 3
Kepulawan Mentawai 1 2 3
DKI Jakarta 1 1
Jawa Barat 2 1 5 6 14
Jawa Tengah 9 11 17 25 62
DIY 6 9 6 4 25
Jawa Timur 1 2 2 5
Banten 2 2
Nusa Tenggara Timur 1 5 8 8 22
Kalimantan Barat 3 2 4 6 15
Kalimantan Tengah 1 1
Kalimantan Timur 5 2 1 1 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Kalimantan Utara 2 1 7 10
Kalimantan Selatan 1 1
Sulawesi Barat 1 1
Sulawesi Selatan 1 1 2
Sulawesi Utara 1 1
Maluku 2 2
Papua Barat 1 1 1 3
Papua 1 2 3
Tomor Leste 1 1 2
Jumlah 46 58 66 89 259
Tabel 2
Jumlah Mahasiswa Biarawan/Biarawati Prodi PAK
Tahun Angkatan Semeseter Suster Bruder Frater Awam Jumlah
2015 VIII 2 4 46
2016 VI 8 1 49 58
2017 IV 10 56 66
2018 II 10 2 77 89
Jumlah 30 1 2 186 259
4. Pelaksanaan Ekaristi Kampus pada Prodi Pendidikan Agama Katolik,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Ekaristi adalah sakramen utama dalam Gereja. Perayaan Ekaristi sebagai pusat
dan puncak seluruh hidup umat Kristiani memberi makna terdalam bagi
kehidupan rohani seluruh umat beriman (SC, 10). Oleh karena itu, Ekaristi
memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan serta perutusan Gereja.
Mengingat pentingnya Ekaristi bagi kehidupan Gereja, Prodi Pendidikan Agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta telah menyusun jadwal perayaan
Ekaristi secara rutin. Jadwal dan tema sudah disusun dengan rutin oleh program
seksi liturgi HIMKA dan tim spiritualitas dan pelaksanaannya Ekaristi kampus
masing-masing dari setiap angkatan. Tema misa di kampus sudah disesuaikan
dengan kebutuhan mahasiswa dan bacaan liturgi sesuai dengan kalender
akademik. Perayaan Ekaristi setiap bulan dalam minggu pertama diadakan setiap
pukul 09.00 WIB.
B. Penelitian dan Hasil Pembahasan Tanggapan Mahasiswa Prodi
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
terhadap Perayaan Ekaristi Kampus.
1. Metode Penelitian
a. Latar Belakang Penelitian
Ekaristi merupakan salah satu sakramen dalam Gereja Katolik. Ekaristi
merupakan pusat kehidupan umat Kristiani. Pusat kehidupan merupakan daya
yang mampu menggerakkan seluruh hidup umat Kristiani. Selain sebagai pusat
kehidupan umat Kristiani, Ekaristi juga merupakan sumber dan puncak seluruh
hidup Kristiani (LG, 11). Melalui Ekaristi, umat Kristiani diajak untuk ikut dalam
misteri iman akan Yesus Kristus yang rela menderita demi manusia. Seluruh
perayaan Ekaristi menghadirkan kurban persembahan Kristus yang
menyelamatkan. Setelah umat Kristiani disapa oleh sabda Tuhan dalam Liturgi
Sabda, umat Kristiani mengawali liturgi Ekaristi dengan persiapan persembahan.
Ekaristi seharusnya membantu perkembangan hidup umat Kristiani jika
pelaksanaannya benar-benar dimaknai dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Melihat pentingnya Ekaristi bagi mahasiswa, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai tanggapan mahasiswa terhadap perayaan Ekaristi
Kampus. Pentingnya penelitian ini dilakukan untuk menggali dampak makna
perayaan Ekaristi Kampus dari tanggapan mahasiswa.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta adalah mahasiswa yang dididik untuk menjadi seorang katekis dan
guru agama. Penulis sebagai salah satu mahasiswa berupaya membantu
mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta dalam memperdalam dan memperkembangkan iman. Oleh karena itu,
melalui penelitian ini penulis berharap Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama
Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dapat semakin menghayati dan
memperkaya makna yang terdapat dalam perayaan Ekaristi Kampus sebagai
sumber dan puncak hidup mereka.
b. Tujuan Penelitian
1) Mendapatkan gambaran tentang tanggapan mahasiswa dan buah-buah dari
perayaan Ekaristi kampus
2) Mendapatkan gambaran faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dialami
mahasiswa dalam pelaksanaan perayaan Ekaristi Kampus
3) Mendapatkan gambaran bagaimana dapat meningkatkan pelaksanaan perayaan
Ekaristi kampus sehingga mahasiswa semakin bersemangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
c. Jenis Penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
suatu penelitian yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang
holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna dan digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah. Kondisi objek yang alamiah adalah objek yang
berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti
tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut (Sugiono, 2014:13-14).
Moleong (2014:6) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek peneliti
misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskripsi analisis yaitu
metode yang menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh langsung di
lapangan. Dalam rangka mendapatkan data yang valid, penulis akan terjun
langsung mengamati dan melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa
prodi Pendidikan Agama, Katolik Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitiaan ini ingin mengungkapkan kejadian atau fakta yang terjadi di lapangan,
khususnya yang dialami mahasiswa terkait perayaan Ekaristi kampus.
d. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu desain ex-post facto.
Penelitian dengan desain ex post-facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti suatu peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang
untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono,
2014:50). Dalam ex post-facto ini, penulis tidak perlu lagi memberi perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
pada sampel yang akan diteliti karena sampel sudah mendapat perlakuan. Dalam
penelitian ini masalah yang diteliti adalah tanggapan mahasiswa prodi Pendidikan
Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta terhadap perayaan
Ekaristi Kampus.
e. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman tertulis untuk wawancara
untuk mendapatkan informasi. Untuk menggunakan cara yang telah ditentukan
(pengamatan, wawancara, kuesioner) dibutuhkan alat yang dipakai untuk
mengumpulkan data. Alat itulah yang kita sebut instrumen penelitian. Dalam
pelaksanaannya wawancara dapat dilakukan secara terstruktur (Gulo, 2000:83).
Pertanyaan-pertanyaan interaktif dalam wawancara diharapkan dapat mencapai
tujuan penelitian. Hasil wawancara akan direkam menggunakan Handphone
sementara peneliti berfokus pada proses wawancara. Jadi penelitian akan
dilakukan oleh peneliti sendiri dan mewawancarai responden yaitu beberapa
mahasiswa prodi Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
f. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Agama Katolik,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, angkatan 2015-2018. Jumlah
keseluruhan dari seluruh angkatan adalah 256 mahasiswa. Jumlah mahasiswa
angkatan 2015 sebanyak 47 mahasiswa. Jumlah mahasiswa angkatan 2016
sebanyak 55 mahasiswa. Jumlah mahasiswa angkatan 2017 sebanyak 66. Jumlah
mahasiswa angkatan 2018 sebanyak 91 mahasiswa. Penulis memilih 16
mahasiswa sebagai responden dalam penelitian ini. Penulis mengambil 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mahasiswa dari setiap angkatan berdasarkan keaktifan, kepribadian, religius dan
non religius. Hal ini sesuai dengan pengertian teknik pengambilan sampel yaitu
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sample dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:124). Peneliti diharapkan bisa menggali
secara mendalam dan akhirnya bisa mendapatkan data serta lebih memahami apa
yang menjadi harapan para mahasiswa.
g. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 11-18 Mei 2019 dan dilaksanakan di Program
Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, yang berada di Jl.
Ahmad Jazuli No. 2 Kotabaru, Yogyakarta.
h. Fokus Penelitian
Sugiyono (2014: 60) menjelaskan fokus penelitian sebagai “segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan.” Dalam hal
ini fokus yang akan diteliti adalah:
1) Gambaran mengenai tanggapan mahasiswa dan buah-buah dari Ekaristi
kampus yang didapatkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama
Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta terhadap perayaan Ekaristi
Kampus
2) Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dialami mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
terhadap Ekaristi Kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3) Harapan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, untuk lebih memaknai Ekaristi Kampus
i. Kisi-Kisi Penelitian
Tabel 3
No Fokus Indikator Jumlah Nomor
1 Tanggapan dan
buah mahasiswa
tentang perayaan
Ekaristi Kampus
a. Tanggapan mahasiswa
b. Buah/Makna Ekaristi
Kampus
3 soal
2 soal
1,2
3,4,5
2 a. Faktor
pendukung
Ekaristi
a. Faktor pendukung dalam
Ekaristi Kampus dalam
pelayanan mahasiswa
b. Keterlibatan aktif
mahasiswa dalam Ekaristi
Kampus dalam pelayanan
1 soal
1 soal
6
7
b. Faktor
penghambat
Ekaristi
c. Faktor penghambat dalam
Ekaristi Kampus
1 soal 8
3 Harapan Program a. Harapan terhadap Prodi
tentang peningkatan
pelaksanaan Ekaristi
kampus
b. Harapan terhadap
mahasiswa tentang
peningkatan tanggapan
1 soal
1 soal
9
10
j. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data atau analisis data dalam penelitian kualitatif adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan
dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan
sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain (Sugiyono, 2014: 334-335). Proses deskripsi analisis yang
penulis gunakan adalah mengumpulkan data, mereduksi, menata, memahami dan
menjelaskannya.
2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian Tanggapaan Mahasiswa
Pendidikan Agama, Katolik Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Pada bagain ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang berupa
wawancara dan akan membahasnya secara berurutan sesuai dengan fokus
penelitian. Bagian ini berisi hasil jawaban para responden yang sudah dipelajari
dari seluruh sumber data penelitian. Jumlah responden yang diwawancarai
berjumlah 16 orang. Mahasiswa tersebut berjumlah 4 orang setiap angkatan.
Penulis mengadakan kodefikasi kepada 16 mahasiswa tersebut yaitu 16
mahasiswa (R1-R16). Penelitian dilaksanakan selama ±1 minggu pada tanggal 11
Mei 2019 sampai dengan 18 Mei 2019. Penulis melakukan wawancara secara
bergilir baik di hall maupun di auditorium kampus. Durasi wawancara yang
penulis laksanakan ± 15 menit hingga 30 menit.
Nama Angkatan Kodifikasi
Risma Febrianti Manalu 2018 R1
Susiana Tambunan 2018 R2
Imelda Teresa Natalia 2018 R3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Sr Emilia Sinaga OSF 2018 R4
Nama Angkatan Kodifikasi
Teofilus Kaleka 2017 R5
Santy Natasya Siagian 2017 R6
Maria Sartika Puspita Sari 2017 R7
Army Yolanda Purba 2017 R8
Nama Angkatan Kodifikasi
Maria Magdalena H. Tukan 2016 R9
Virgo Viaktor San Armanda 2016 R10
Awi Paulina Skholastika Yobe 2016 R11
Bruder Ferdy MTB 2016 R12
Nama Angkatan Kodifikasi
Yolenta Sari 2015 R13
Eugenius Patria Chandra Wiranata 2015 R14
Emiliana Roma 2015 R15
Stepani Pemberialitoti Onelan 2015 R16
1. Tanggapan mahasiswa dan buah dari perayaan Ekaristi kampus
Fokus ini mencakup pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan mendapatkan data
tentang tanggapan dan buah perayaan Ekaristi bagi mahasiswa Pendidikan
Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a. Tanggapan Mahasiswa
Berdasarkan hasil wawancara, R4 dari tahun pertama (2018) mengatakan selalu
mengusahakan untuk mengikuti perayaan Ekaristi dengan sungguh-sungguh.
Responden sangat menaruh hormat dan memiliki pengharapan yang besar pada
perayaan misteri keselamatan yang telah dimulai oleh Tuhan sendiri. Jawaban
tersebut juga didukung oleh R1 & R2 (Lampiran 3 transkip wawancara, hlm
8,3,5). Tetapi ada pula responden lain R3 mengatakan belum mengikuti perayaan
Ekaristi dengan sungguh-sungguh, karena menurutnya dari fasilitas belum
memadai, misalnya sarana pendinginnya yang kurang nyaman (Lampiran 3
transkip wawancara, hlm 7).
R5 mahasiswa tahun kedua (2017) berdasarkan pengalaman ia mengatakan
sudah sangat serius dalam mengikuti perayaan Ekaristi di kampus, Ekaristi adalah
suatu momen Kristus hadir di dalam dalam dirinya dan juga sesama yang
berkumpul dalam nama-Nya, karena dari perayaan Ekaristi dia merasa diteguhkan
dan disemangati dalam menjalankan proses perkuliahan. Jawaban tersebut juga
didukung oleh jawaban R6, R7 & R8 (Lampiran 3 transkip wawancara, hlm
10,12,13.14).
R12 dari tahun ketiga (2016) menyadari bahwa setiap kali mengikuti Perayaan
Ekaristi mengikuti dengan serius. Secara umum ketika mengamati setiap kali
perayaan Ekaristi di kapel, masih banyak teman yang datang terlambat ke kapel
dan hal ini umum terjadi setiap kali perayaan Ekaristi. Jawaban R12 juga
didukung oleh jawaban R9 (Lampiran 3 transkip wawancara, hlm 21,16). Tetapi
ada responden lain misalnya, R11 menyadari masih kurang serius mengukuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kegiatan perayaan Ekaristi di kapel karena masih sering asik dengan teman,
sambil berbicara. Jawaban tersebut juga didukung oleh R10 (lampiran 3 transkrip
wawancara, hlm 20,18).
R15 mahasiswa tahun keempat (2015) mengatakan sudah merasa serius dalam
mengikuti perayaan Ekaristi kampus karena bagi dirinya dimanapun merayakan
Ekaristi sungguh-sungguh mengikuti dengan terlibat aktif. Jawaban tersebut juga
didukung oleh R13, R14 & R16 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm
25,23,24,26).
Berdasarkan hasil wawancara, beberapa mahasiswa Prodi PAK sudah
mengikuti perayaan Ekaristi di kampus dengan sungguh-sungguh karena
merupakan puncak hidup umat Kristiani. Tetapi ada beberapa mahasiswa kurang
mengikuti perayaan Ekaristi di kampus dengan serius. Ekaristi tidak terlepas dari
perjamuan malam terakhir Yesus dan para murid-Nya. Secara keseluruhan para
responden mengungkapkan bahwa Ekaristi adalah suatu peristiwa dimana Kristus
hadir dan berkumpul dalam nama-Nya karena dari perayaan Ekaristi betul-betul
diteguhkan dan merasa gembira.
b. Makna Ekaristi
Berdasarkan hasil wawancara, R4 tahun pertama (2018) menyampaikan bahwa
Ekaristi mempunyai makna. Ia menjadi semakin bersikap disiplin dalam waktu
kuliah, termotivasi mengerjakan tugas tepat waktu, membuahkan hasil pada saat
ujian yakni nilai kejujuran saat ujian, belajar sesudah dan sebelum kuliah, murah
hati kepada orang lain, peka terhadap keadaan lingkungan, kesabaran,
pengharapan dan cinta kasih, sukacita, perutusan, kekuatan, keyakinan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
semakin kuat sebagai katekis. Jawaban tersebut juga didukung oleh R1, R2 & R3
(lampiran 3 transkip wawancara, hlm 8,3,5,7).
R5 tahun kedua (2017) menyampaikan bahwa memaknai Ekaristi sebagai suatu
perwujudan iman Katolik juga menumbuhkan persaudaraan, kejujuran, semangat,
pantang menyerah, rela berkorban, tulus iklas, terbuka, peka dan semakin berbagi,
peneguhan iman, lebih ikut ambil bagian/terlibat, pemberian diri, kebijaksanaan
dan kolaboratif. Jawaban tersebut juga didukung oleh R6 & R8 (lampiran 3
transkip wawancara, hlm 10,12,14). Tetapi ada responden lain misalnya, R7
mengatakan belum mendapatkan sesuatu yang berbeda dari perayaan Ekaristi
kampus dengan perayaan Ekaristi di gereja, oleh karena itu sampai saat ini
responden tidak mendapatkan buah-buah dari perayaan Ekaristi kampus (lampiran
3 transkip wawancara, hlm 13).
R12 mahasiswa tahun ketiga (2016) meyakini bahwa mengikuti perayaan
Ekaristi di kampus membuat dirinya semakin tenang, ia juga mengalami rasa
persaudaraan semakin berkembang, adanya dorongan untuk saling membantu dan
berbagi, saling mengenal satu dengan yang lain dalam perayaan Ekaristi. Ia juga
merasa kebersamaan dalam kesatuan, keterbukaan menghargai, memperoleh
berkat perutusan untuk menebarkan firman Tuhan sehingga cinta kasih Allah terus
hadir dalam kehidupan masing-masing mahasiswa, pelayanan yang utuh dan
penuh, lebih khuzuk, lebih berani melayani. Jawaban tersebut juga didukung oleh
R9, R10 & R11 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm 21,16,18,20).
R13 dari tahun keempat (2015) menyampaikan bahwa melalui Ekaristi rasa
kedisiplinan, solidaritas, kebersamaan, perutusan, pelayanan, persatuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
persaudaraan, saling berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Jawaban
tersebut juga didukung oleh R14, R15 & R16 yang betul-betul isinya di yakini
(lampiran 3 transkip wawancara, hlm 23,24,25,26).
Penulis menegaskan kembali bahwa pada dasarnya perayaan Ekaristi di
kampus membuat mahasiswa dan kita semua dipanggil untuk menyadarkan dan
mendorong serta meneguhkan rasa persatuan umat Kristiani. Gereja diundang
untuk menghidupi Ekaristi yang mendorong umat Kristiani untuk mengupayakan
kesatuan dan persatuan, persekutuan seluruh umat Kristiani, apapun latar
belakang suku, agama dan ras sehingga dapat hidup bersama dalam damai dan
kemurahan hati (Martasudjita, 2012: 26).
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam Ekaristi
Fokus selanjutnya yaitu tentang faktor pendukung dan faktor penghambat
Ekaristi di kampus.
a. Faktor pendukung
Ekaristi berhubungan erat dengan kehidupan umat Kristiani terlebih bagi
mahasiswa. Ada banyak kekayaan makna dalam Ekaristi bagi mahasiswa.
Berdasarkan hasil wawancara R4 tahun pertama (2018) mengatakan sebagai
faktor pendukung adalah khotbah para Romo yang selalu menegaskan apa itu
makna perayaan Ekaristi dalam hidup yang sering kali dikaitkan dengan
pengalaman kita di kampus. Perayaan Ekaristi di kampus menggunakan bahasa
Indonesia dapat membantunya untuk mengerti dan memahami perayaan Ekaristi.
Ia mengatakan kehadiran semua keluarga yakni karyawan dan dosen, keterlibatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mahasiswa dalam petugas liturgis, dan lokasinya yang dekat. Jawaban tersebut
juga didukung oleh R1, R2 & R3 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm 9,3,5,7).
R5 mahasiswa tahun kedua (2017) menyampaikan dekorasi yang menarik, koor
yang mantap, renungan yang menarik, suasana kapel yang bagus, keterlibatan
semua mahasiswa, sarana yang lengkap, ketetapan jadwal, pemimpinnya perayaan
Ekaristi dari dosen sendiri. Jawaban tersebut juga didukung oleh R6 & R8
(lampiran 3 transkip wawancara, hlm 10,12,14). Disamping itu R7 juga berharap,
mengungkapkan mungkin beberapa mahasiswa yang mempunyai daya pikir yang
baru untuk mencoba memadukan Ekaristi dengan budaya tertentu (lampiran 3
transkip wawancara, hlm 13).
R9 dari tahun ketiga (2016) mengatakan bahwa lokasi dan tempat yang
nyaman dan bersih, tata cara perayaan Ekaristi (kolaborasi dengan tarian-tarian
adat), pembagian tugas dari setiap semester, pemimpin yang memadai sehingga
tidak sulit untuk mencari di luar kampus, kerjasama dan rasa tanggung jawab atas
tugas yang dipercayakan, keterlibatan mahasiswa PAK, karyawan dan dosen.
Dekorasi altar bervariasi dan tema yang sesuai, keriduan bertemu dengan Tuhan,
petugas liturgis, sarana dan prasarana. Jawaban tersebut juga didukung oleh
jawaban R10, R11 & R12 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm 17,18,20,22).
R16 dari tahun keempat (2015) mengatakan faktor pendukungnya semua
agama Katolik dan calon katekis, teman-teman seangkatan, dari petugas dan koor.
Imam pemimpin, ada presensi, perayaan Ekaristi itu sendiri, ketepatan jadwal.
Jawaban tersebut juga didukung oleh jawaban R13, R14 & R15 (lampiran 3
transkip wawancara, hlm 26,23,24,25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Faktor pendukung dalam perayaan Ekaristi menjadi kekuatan dan kelebihan
masing-masing. Kekuatan yang membuat perayaan Ekaristi berkesan bagi umat
Kristiani yang mengikutinya. Sebagian besar responden mengungkapkan bahwa
faktor pendukung adalah pemimpin liturgi dan umat (mahasiswa) yang terlibat
aktif. Dapat ditegaskan bahwa faktor pendukung dalam perayaan Ekaristi yaitu
warga kampus dan petugas liturgi. Paus Yohanes Paulus II dalam surat
apostoliknya Dies Domini juga menyampaikan berbagai keprihatinan yang terjadi
terkait makna hari Minggu sebagai hari perjamuan Ekaristi (Martasudjita, 2012:
53). Berbagai keprihatinan ini hendaknya menjadi perhatian semua pihak dan
ditindaklanjuti.
b. Faktor penghambat
Setelah faktor pendukung, ada juga faktor penghambat mahasiswa dalam
perayaan Ekaristi di kampus. Berdasarkan hasil wawancara R1 dari tahun pertama
(2018) mengatakan waktu misa yang molor, mati listrik sehingga pengeras suara
tidak menyala, fasilitas kapel yang dapat dikatakan belum memadai, mahasiswa
masih kurang berpartisipasi menjawab aklamasi dengan sadar dan aktif. Jawaban
tersebut juga didukung oleh jawaban R2, R3 & R4 (lampiran 3 transkip
wawancara, hlm 3,5,7,9).
R8 mahasiswa tahun kedua (2017) penghambatnya ialah pemahaman yang
belum maksimal dari responden mengenai Kristus yang hadir dalam hening,
berisik, kurang partisipasi mahasiswa Pendikkat dalam mengikuti perayaan
Ekaristi bulanan, tidak terlibat dalam tata laksana, hanya sebatas kewajiban untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengisi presensi. Jawaban tersebut juga didukung oleh jawaban R5, R6 & R7
(lampiran 3 transkip wawancara, hlm 14,11,12,13).
R9 dari tahun ketiga (2016) menyampaikan waktu yang tidak menentu dan
masih datang terlambat misa, mahasiswa datang terlambat, minat mengikuti
Ekaristi semakin kurang terutama semester atas, masih melempar tugas dan
tanggung jawab ke orang lain, kurang adanya kesadaran dan kepekaan dalam
mengikuti perayaan Ekaristi, layar perektor LCD tidak sesuai yang diharapkan,
mahasiswa ikut karena ada presensi, ikut Ekaristi karena bertugas pada hari itu,
memanfaatkan waktu Ekaristi untuk mengerjakan hal lainnya sehingga tidak ikut
Ekaristi, suara/keaftifan mahasiswa,. Jawaban tersebut juga didukung oleh
jawaban R10, R11 & R12 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm 17,19,20,22).
R13 dari tahun keempat (2015) mengungkapkan tema kurang menarik, kurang
dikemas seperti anak muda, monoton, kurang modifikasi, sound system yang
membuat tidak nyaman, mimbar lektor, rasa malas dari diri sendiri, mahasiswa
dan kesibukkan lain seperti tugas. Jawaban tersebut juga didukung oleh jawaban
R14, R15 & R16 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm 23,24,25,26).
Seperti yang telah dikatakan di atas bahwa faktor penghambat dapat menjadi
sebuah perhatian agar di kemudian hari perayaan Ekaristi kampus dapat berjalan
dengan baik. Keprihatinan yang ditemukan antara lain kurang tepat waktu,
kehadiran mahasiswa dan petugas liturgi, suasana liturgi terkesan kurang sesuai
dengan anak muda. Sedangkan beberapa responden menganggap masalah teknis
menjadi sebuah penghambat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Harapan program
Fokus terakhir membahas tentang harapan-harapan untuk Prodi dan
mahasiswa Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
melalui Ekaristi sehingga lebih baik lagi.
a. Harapan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan pelaksanaan
perayaan Ekaristi kampus
Harapan-harapan yang disampaikan mahasiswa tidak terlepas dari faktor
pendukung dan penghambat dalam Ekaristi yang responden temukan. R1 dari
tahun pertama (2018) harapan untuk Prodi yakni sound system di kapel lebih
diperhatikan lagi karena kerap sekali masalah teknis dapat mengganggu
kehikmatan Ekaristi, barang-barang yang sudah usang diganti dengan yang baru
seperti lonceng yang dipengang misdinar, memperhatikan kehadiran seluruh
mahasiswa dan semua keluarga kampus, membuat kreasi dalam perayaan Ekaristi
dengan maksud menunjukkan jiwa anak muda karena mayoritas yang mengikuti
perayaan Ekaristi adalah anak muda, mencari Romo lain untuk mempimpin misa.
Jawaban tersebut juga didukung oleh jawaban R2, R3 & R4 (lampiran 3 transkip
wawancara, hlm 6,7,9).
R5 mahasiswa tahun kedua (2017) memiliki harapan yang tidak muluk-muluk
dalam perayaan Ekaristi dibuat sesuai dengan situasi orang muda, inkulturasi
dalam perayaan Ekaristi sehingga mahasiswa lebih semakin tertarik dalam
mengikuti perayaan Ekaristi membuat sesuatu yang menarik bagi mahasiswa
sehingga perayaan Ekaristi tidak monoton karena perayaan Ekaristi ini pun dibuat
sebulan sekali, pakaian petugas liturgi yang mungkin lebih dirawat lagi,
memperhatikan sikap peduli dan memberi diri untuk terlibat aktif. Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
tersebut juga didukung oleh R6, R7 & R8 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm
11,12,13,15).
R12 dari tahun ketiga (2016) harapan untuk Prodi ialah kedisiplinan waktu
sebelum memulai perayaan Ekaristi, tidak chating atau sekedar main HP pada saat
perayaan Ekaristi, Ekaristi dilaksanakan bukan hanya kebutuhan presensi &
sebuah rutinitas yang dimiliki kampus sebagai kekhasan Pendikkat, program
pemilihan seksi liturgi harus lebih jelas, konsultasi teks misa dengan dosen supaya
lebih jelas dan berjalan dengan lancar, ada perayaan Ekaristi kolaborasi bersama
dalam berbagai bahasa karena mahasiswa Pendikkat berbeda-beda pulau dalam
keberagaman dan mahasiswa lebih mendalami perayaan Ekaristi dan
mengaktualisasikan ke dalam hidup sehari-hari. Jawaban tersebut juga didukung
oleh jawaban R9, R10 & R11 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm 22,17,19,20).
R14 dari tahun keempat (2015) berharap adanya evaluasi untuk petugas misa,
adanya pelatihan pembuatan teks misa, adanya pelatihan untuk organis, perayaan
Ekaristi di buat anak muda, fasilitas sound system dan mimbar lektor, samir dan
kampus mengadakan misa pagi setiap hari supaya mahasiswa terbiasa dengan
misa setiap hari bukan sebulan sekali. Jawaban tersebut juga didukung oleh
jawaban R13, R15 & R16 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm 24,23,25,26).
Mahasiswa Prodi Pendikkat memiliki suatu harapan agar perayaan Ekaristi di
kampus semakin lebih baik. Responden mengharapkan adanya penghayatan,
keterlibatan aktif mahasiswa dan petugas liturgi ditingkatkan lagi. Ekaristi juga
diharapkan menjadi suatu perayaan yang sungguh-sungguh dihayati dan diresapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Ekaristi menjadi rahmat yang berguna bagi hidup umat Kristiani. Oleh sebab itu,
dapat ditegaskan bahwa harapan mahasiswa adalah penghayatan, keterlibatan aktif
mahasiswa dan petugas liturgi dengan cara yang menarik.
b. Harapan mahasiswa untuk meningkatkan pelaksanaan perayaan Ekaristi
kampus
Setelah harapan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan pelaksanaan
perayaan Ekaristi kampus, penulis mengemukakan harapan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus. R4 dari tahun pertama (2018) berharap
membina diri untuk lebih fokus bukan fokus pada hal-hal lahiriah saja, lebih
menyadari bahwa Ekaristi bukanlah suatu kewajiban melainkan sebuah kebutuhan
sehingga hati kita pada saat mengikuti perayaan Ekaristi merasa tenang dan
tentram tanpa merasa dipaksa lebih serius mengikuti perayaan Ekaristi dan
kehadiran. Jawaban tersebut juga didukung oleh jawaban R1, R2 & R3 (lampiran
3 transkip wawancara, hlm 9,4,6,7).
R8 dari tahun kedua (2017) menyampaikan bahwa berpartisipasi aktif dalam
perayaan Ekaristi, semakin menghayati Kristus yang hadir dalam kehidupan
sehari-hari, semakin paham akan perayaan Ekaristi yang sesunggguhnya, sebelum
memulai perayaan Ekaristi harus mempersiapkan diri dan hati, rela
menyumbangkan ide. Jawaban tersebut juga didukung R5, R6 & R7 (lampiran 2
transkip wawancara, hlm 15,11,12,13).
R12 mahasiswa tahun ketiga (2016) mengharapkan bahwa mahasiswa tetap
mengikuti perayaan Ekaristi setiap kali ada perayaan Ekaristi di kampus dengan
sungguh-sungguh, sesekali diisi dengan sharing dari mahasiswa pada saat homili,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sebelum perayaan Ekaristi dimulai sebaiknya komentator mengingatkan bahwa
selama perayaan Ekaristi berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan untuk
mengaktifkan HP, membangun kesadaran dalam diri untuk aktif dan ambil bagian
dalam tugas dan pelayanan sehingga proses perayaan Ekaristi berjalan lancar,
mengajak mahasiswa yang kurang aktif, memaknai Ekaristi dalam diri demi
perkembangan dan hidup pribadi, ada jadwal latihan para petugas, mengikuti
Ekaristi bukan karena memenuhi presensi namum lebih pada kesadaran diri untuk
merayakan misteri Ilahi bersama Allah dan ingin berhimpun bersatu sebagai
saudara seiman sehingga dimanapun untuk mewujudkan Kerajaan Allah dalam
hidup sehari-hari, tidak tergoda pada teman yang mengajak berbicara saat misa,
lebih khusuk lagi. Jawaban tersebut juga didukung oleh jawaban R9, R10 & R11
(lampiran 3 transkip wawancara, hlm 22,17,19,20).
R14 dari tahun keempat (2015) ia berharap mau berpartisipasi dan membantu
pada saat pelaksanaan perayaan Ekaristi, bisa memberikan masukan untuk liturgi
Himka atau petugas misa, terlibat aktif bukan hanya sekedar rutinitas, mengikuti
koor Pradnyawidya, mengajak mahasiswa supaya tidak malas, tidak ribut sendiri
supaya khidmat dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Jawaban tersebut juga
didukung oleh jawaban R13, R15 & R16 (lampiran 3 transkip wawancara, hlm
24,23,25,27).
Penulis menegaskan bahwa kerinduan para responden yakni menjadikan
perayaan Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup serta pelayanan
(Martasudjita, 2010:33). Mahasiswa Pendikkat dipanggil untuk menjadikan
Ekaristi sebagai dasar dan penopang mereka. Hal ini dapat dilihat dari hampir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
semua responden berharap agar mereka lebih menghayati Ekaristi sehingga bisa
lebih bersemangat.
Berserah diri dan mencintai Ekaristi merupakan wujud nyata penghayatan
dalam mengikuti perayaan Ekaristi di kampus. Serah diri secara bebas berarti
umat Kristiani mengimani Allah dengan sungguh-sungguh berserah diri secara
utuh kepada Allah. Umat Kristiani yang mencintai perayaan Ekaristi tentu amat
merindukan dan selalu mengupayakan kesatuan atau persaudaraan penuh kasih
dalam keluarga, komunitas atau masyarakat (Martasudjita, 2012:102). Dengan
demikian harapan mahasiswa mengubah hidup menjadi lebih baik.
3. Kesimpulan Penelitian
Ekaristi sungguh memiliki peran besar bagi perkembangan hidup beriman
mahasiswa. Mahasiswa yang ada di Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta menyadari bahwa Ekaristi merupakan kebutuhan
hidup beriman.
Penulis menemukan tanggapan mahasiswa terhadap perayaan Ekaristi kampus
cukup sungguh-sungguh. Mereka sudah dengan sungguh-sungguh mengikuti
perayaan Ekaristi, bersikap serius serta memiliki sikap hormat. Disamping itu
mereka berpengharapan besar pada perayaan Ekaristi misalnya dapat suatu
momen dimana Kristus hadir di dalam dirinya dan juga sesama yang berkumpul
dalam nama-Nya. Sebagain besar mahasiswa sudah mendapatkan dampak dari
makna Ekaristi secara mendalam dalam kehidupan sehari-hari misalnya terdorong
untuk saling membantu dan berbagi, rasa persaudaraan. Mahasiswa menyadari
bahwa mereka membawa Kristus dalam dirinya. Penulis menyimpulkan makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dalam Ekaristi masih cukup dihayati oleh beberapa responden dan perlu
ditingkatkan. Tetapi ada pula mahasiswa perlu meningkatkan kesungguhannya
dalam perayaan Ekaristi.
Ada beberapa faktor yang berpotensi bagi mahasiswa menjadi pendukung dan
penghambat terhadap Ekaristi kampus. Ekaristi kampus berbeda dari biasanya,
ada bagian-bagian tertentu yang dimodifikasi atau ditambahkan dalam Ekaristi
kampus. Tujuannya supaya mahasiswa semakin memaknai Ekaristi dalam pribadi
mereka. Maka dari itu, mahasiswa pun mau memberikan dirinya demi melayani
orang lain terutama mereka yag sangat membutuhkan.
Penulis menemukan bahwa harapan mahasiswa untuk Prodi dalam
meningkatkan pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus adalah penghayatan,
keterlibatan aktif mahasiswa dan petugas liturgi dengan cara yang menarik
sedangkan mahasiswa untuk meningkatkan pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus
agar mereka lebih menghayati Ekaristi dan membawa Kristus dalam dirinya
sehingga bisa lebih bersemangat. Ketika mahasiswa menyadari sungguh bahwa ia
membawa Kristus di dalam dirinya maka akan memampukan untuk senantiasa
mengutamakan kasih dalam tugasnya. Harapan agar Ekaristi berkembang diawali
dari pribadi masing-masing lalu disalurkan kepada sesama dan akhirnya
dilaksanakan secara bersama-sama demi mewujudkan Kerajaan Allah dalam satu
persekutuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
USAHA MEMBANTU MAHASISWA MENINGKATKAN
PENGHAYATAN AKAN PERAYAAN EKARISTI KAMPUS PRODI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas dalam bab III dapat dilihat bahwa
tanggapan mahasiswa dalam Ekaristi bisa dikatakan cukup serius. Bertolak dari
hasil penelitian, penulis masih memiliki harapan besar terhadap mahasiswa
Pendidikan Agama Katolik sekedar memahami Ekaristi dengan baik, akan tetapi
keterlibatan dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya serius apalagi dampaknya.
Para mahasiswa menyadari bahwa Ekaristi memiliki peranan yang sangat penting
baik bagi hidup rohani maupun pelayanan mereka di kemudian hari. Pada
dasarnya untuk sampai pada suatu penghayatan yang mendalam tidaklah mudah,
tetapi perlu untuk ditingkatkan secara terus-menerus.
Pada bab IV penulis akan memaparkan usulan kegiatan pendampingan bagi
mahasiswa dengan bentuk rekoleksi terkait dengan pelaksanaan perayaan Ekaristi
kampus. Pemilihan kegiatan rekoleksi ini berdasarkan harapan-harapan yang
disampaikan responden. Diharapkan melalui kegiatan rekoleksi ini mahasiswa
semakin menghayati Ekaristi lebih mendalam lagi sebagai dasar semangat untuk
melayani dalam kehidupan sehari-hari. Penulis akan membagi bab IV ini dalam
dua bagian. Pertama, latar belakang kegiatan rekoleksi sebagai usaha untuk
meningkatkan tanggapan mahasiswa terhadap Ekaristi. Sedangkan yang kedua
adalah gambaran usulan kegiatan rekoleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
A. Pemikiran Dasar Kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab III, mahasiswa Prodi Pendidikan
Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, memiliki harapan yang
besar untuk lebih menghayati makna Ekaristi secara mendalam dalam kehidupan
sehari-hari. Ekaristi adalah dasar dan puncak seluruh kehidupan Gereja. Ekaristi
diyakini sebagai pemberi semangat, sukacita serta kekuatan dalam menjalani
panggilan sebagai mahasiswa.
Bertolak dari hasil penelitian, beberapa mahasiswa menyampaikan bahwa
untuk sungguh-sungguh menghayati Ekaristi terkadang ada banyak tantangan
misalnya kurangnya memiliki waktu persiapan datang ke kapel dan belum
sepenuh hati dalam mengikuti perayaan Ekaristi kampus. Tantangan-tantangan
tersebut bisa berasal dari dalam diri maupun dari luar. Maka, penulis
mengusulkan rekoleksi. Rekoleksi Ekaristi dapat dipahami sebagai salah satu
kegiatan untuk membina hidup rohani serta memampukan mahasiswa menyadari
kehadiran Tuhan melalui peristiwa yang dialami sehari-hari.
Secara khusus melalui kegiatan rekoleksi, mahasiswa diajak untuk
menemukan makna yang terkandung dalam Ekaristi. Ada banyak makna yang
terkandung dalam Ekaristi. Tentu yang terpenting tidak hanya pengetahuannya
saja tetapi kedalaman hubungan pribadi mahasiswa dengan Tuhan melalui
Ekaristi. Penulis memilih kegiatan ini dikarenakan rekoleksi merupakan
pengayaan yang dapat dilaksanakan dalam waktu jangka pendek.
Melalui kegiatan rekoleksi, mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Katolik,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, diajak untuk semakin mendalami pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tuhan Yesus yang telah menetapkan Ekaristi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam persiapan rekoleksi antara lain dialog dengan tim spiritualitas, tim EKM
Kotabaru, peneguhan melalui Kitab Suci atau sumber lain, doa bersama, dan lain-
lain. Harapannya kegiatan ini bisa diikuti dengan penuh sukacita oleh mahasiswa
sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima.
B. Rekoleksi sebagai Usaha untuk Membantu Mahasiswa Menanggapi
Perayaan Ekaristi Kampus
1. Latar belakang kegiatan rekoleksi mahasiswa
Sebagai institusi yang mendidik dan mempersiapkan mahasiswa sebagai
calon katekis dan guru agama, Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta benar-benar mendidik para mahasiswa dengan baik
agar menghasilkan sosok alumni yang profesional dan berspiritualitas (Pradnya
dan Widya). Mereka disatukan berkat menjawab panggilan Tuhan dengan
bersedia melayani sesama umat. Setiap orang yang dipanggil menjadi katekis,
diajak secara lebih mendalam memiliki kedekatan hubungan dengan Tuhan
melalui Ekaristi. Dengan demikian, mahasiswa dengan latar belakang yang
berbeda perlu dibekali dengan pendampingan bersama supaya memiliki kesadaran
penuh akan pentingnya Ekaristi bagi hidup dan pelayanan mereka. Bertolak dari
hasil penelitian, penulis masih merasakan bahwa mahasiswa cukup serius dalam
memahami essensi Ekaristi dengan baik, akan tetapi penghayatan mahasiswa akan
makna Ekaristi belum tampak dalam pelaksananya.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, terdiri laki-laki dan perempuan. Meskipun berbeda angkatan,
mahasiswa saling menyemangati dan menghormati terutama dalam meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
penghayatan mengikuti perayaan Ekaristi kampus. Sikap positif ini perlu tetap
dijaga, dibina dan dipupuk melalui kegiatan rekoleksi bersama.
Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut dari penelitian, penulis mengusulkan
kegiatan rekoleksi dengan pokok bahasan utama yakni lebih membantu
mahasiswa dalam menanggapi perayaan Ekaristi kampus. Rekoleksi ini
merupakan kegiatan awal dan jangka pendek karena rekoleksi akan ditindaklanjuti
dengan kegiatan pembinaan rohani lainnya. Melalui kegiatan ini mahasiswa diajak
untuk menggali secara mendalam makna Ekaristi bagi hidup dan panggilan
mereka. Akhirnya mahasiswa diharapkan semakin merasa termotivasi oleh Tuhan
sendiri melalui Ekaristi dan menemukan kesadaran baru untuk semakin mencintai
Ekaristi
2. Tema dan Tujuan Rekoleksi
Penulis mengusulkan tema umum rekoleksi yaitu “Ekaristi sebagai Upaya
Menanggapai Cinta Yesus demi Terwujudnya Mahasiswa yang Beriman dan
Peduli”. Pemilihan tema ini juga bertitik tolak dari hasil penelitian dan Visi
lulusan Prodi. Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta, memiliki harapan lebih untuk menghayati Ekaristi sebagai
dasar untuk peduli dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari kegiatan rekoleksi ini
adalah membantu Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta, agar semakin menghayati Ekaristi sebagai bagian
yang terpenting dari hidup, memperkembangkan iman dan mematangkan motivasi
sehingga semakin peduli kepada sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Peserta
Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa Prodi Pendikkat.
4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Rekoleksi dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Maret 2020 pukul 08:00-16:00
WIB. Kegiatan ini akan dilaksanakan melalui kerjasama tim Spiritualitas, tim
EKM Kotabaru, serta HIMKA. Tempat rekoleksi akan dilaksanakan di auditorium
Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Modelnya memaknai dan berbagi pengalaman. Dinamikanya pengalaman iman
dan pengalaman baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
5. Matrik Kegiatan Rekoleksi
Tema umum : Ekaristi sebagai Upaya Menanggapai Cinta Yesus demi Terwujudnya Mahasiswa yang Beriman dan Peduli
Tujuan : Membantu Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta agar
semakin menghayati Ekaristi sebagai bagian yang terpenting dari hidup, memperkembangkan iman dan
mematangkan motivasi sehingga semakin peduli kepada sesama.
Tabel 4
Matrik Kegiatan Rekoleksi
Sabtu, 21 Maret 2020
No Waktu Judul Pertemuan Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan
1. 08.00-08.30
WIB
Registarsi peserta Mendata kembali
dan mengecek
kehadiran peserta.
- Presensi
- Bolpoin
2. 08.30-08.45
WIB
Pengantar dan doa
pembuka
Mahasiswa
memahami tujuan
dari kegiatan
Menyampaikan
tema umum dan
tujuan rekoleksi.
Informasi - Mic
- Speaker
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
rekoleksi yang
diadakan serta
memohon berkat
atas kegiatan ini.
3. 08.45-10.00
WIB
Sesi I
Sharing pengalaman
dan pendalaman
hasil sharing terkait
pengalaman
mengikuti Ekaristi
kampus.
Masing-masing
mahasiswa
mengumpulkan
kembali
pengalamannya
terkait Ekaristi &
mensharingkannya
.
- Pengalaman
mahasiswa
Refleksi dan
berbagi
pengalaman
Laptop dan
powerpoint
untuk
merangkum
hasil sharing.
Pengalaman peserta
4 10.00-11.30 Break / Snack
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
WIB
5 11.30-12.30
WIB
Sesi II
Pendalaman makna
Ekaristi
Agar peserta
menyadari
pentingnya
mendalami makna
Ekaristi untuk
meningkatkan
kepedulian dalam
kehidupan sehari-
hari
- Makna
Ekaristi
- Refleksi
- Sharing
pengalaman
- Komunikasi
harta
kekayaan
iman
- Tanya jawab
- Mic
- LCD
- Speaker
- Hand Out
- http://youtu.be/JX
KP0AHMRI8
sakramen Ekaristi
- Martasudjita,
EDP. (2000).
Mencintai
Ekaristi.
Kanisius:
Yogyakarta.
- Musakabe, H.
(2009). Menuju
Hidup yang Lebih
Ekaristis. Bogor:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Grafika Mardi
Yuana.
6 12.30-13.30 Makan siang
7 13.30-15.30
WIB
Sesi III
Kesadaran dan sikap
baru
Agar peserta
memperkembangk
an iman dan
mematangkan
motivasi sehingga
semakin peduli
kepada sesama
Menggali dan
sharing
pendalaman iman
mahasiswa
- Berbagi
pengalaman
- Mic
- LCD
- Speaker
- Hand Out
- Panduan
sharing
8 15.30-16.00
WIB
Doa penutup dan
sayonara
- Peneguhan
- Doa Penutup
- Ucapan terima
kasih
- Doa penutup
Bernyanyi LCD
Laptop
Speaker
- Sumber lagu:
https://www.youtu
be.com/watch?v=d
SUEq1k-P2E
Hidup ini adalah
kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
- Lagu penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
6. Contoh Satuan Pertemuan Sesi II
a. Tema : Makna Ekaristi dalam hidup mahasiswa
b. Tujuan : Menyadari pentingnya mendalami makna Ekaristi untuk
meningkatkan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari
c. Materi : Makna Ekaristi
d. Pukul : 11.30-12.30 WIB
e. Metode : Informasi, berbagi pengalaman, sharing, tanya jawab
f. Sumber Bahan : Katekismus Gereja Katolik, Kitab Suci Deuterokanonika,
Menuju Hidup yang Lebih Ekaristis (Musakabe, 2009),
Ekaristi (Martasudjita, 2005)
g. Sarana : Mic, speaker, LCD, Laptop, powerpoint, video, handout
h. Pengembangan Langkah-langkah:
1) Pengantar
Saudara/saudari yang terkasih kita sungguh bersyukur kepada Tuhan Yesus
Kristus atas segala berkat dan rahmat-Nya, karena pada hari ini dalam keadaan
sehat kita dapat berkumpul bersama sebagai saudara. Terimakasih kepada
saudara/saudari yang dengan kerelaan hati telah berkenan hadir dalam kegiatan
bersama ini. Pada kesempatan ini, kita bersama-sama akan mendalami makna
Ekaristi. Semoga melalui kesempatan ini, kita dapat menemukan suatu kesadaran
baru sehingga mampu membangun pemahaman mengenai Ekaristi.
Sebagai orang Kristiani tentu memiliki hubungan yang dekat bahkan akrab
terhadap perayaan Ekaristi. Kedekatan ini tentu bukan hanya suatu kebiasaan atau
rutinitas. Ekaristi yang merupakan pusat dan puncak hidup maupun semua
sakramen perlu untuk didalami maknanya. Saudara/saudari dipanggil untuk
menjadikan Ekaristi sebagai berkat. Berkat kesatuan dengan Kristus dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Ekaristi, saudara/saudari wujudnyatakan dalam menjalani panggilan sebagai
mahasiswa. Marilah pada kesempatan yang berharga ini, kita bersama-sama
semakin mendalami Ekaristi sebagai dasar utama kita.
2) Doa Pembuka
Allah Bapa yang mahakuasa kami mengucap syukur kepada-Mu atas segala
penyertaan-Mu sepanjang hidup kami. Terima kasih pula Bapa mengumpulkan
kami di auditorium dengan keadaan sehat selalu. Secara khusus terimakasih Bapa
telah mengumpulkan kami bersama di tempat ini dengan tidak kekurangan suatu
apapun. Di pagi hari ini kami bersama-sama akan mendalami Ekaristi sebagai
dasar hidup kami. Maka kami mohon utuslah Roh Kudus-Mu ke tengah-tengah
kami, sehingga hati kami dapat mengenal kehendak-Mu yang Bapa percayakan
kepada kami. Kami juga mohon berkat-Mu atas seluruh rangkaian kegiatan kami
dan semua yang terlibat di dalamnya, agar kami saling mendukung dan
menguatkan satu sama lain di dalam panggilan. Lancarkan segala aktivitas kami
hari ini dan Bapa berkati kami selalu. Semua doa serta harapan ini kami
sampaikan kepada-Mu melalui perantaraan Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus
Kristus. Amin
3) Tayangan
- Bahan: Video “Sakramen Ekaristi” dan pengalamana peserta
4) Pendalaman Tayangan
a. Metode: menonton video, sharing pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b. Langkah-langkah: Pendamping mengajak peserta untuk menonton video
“Sakramen Ekaristi”. Setelah selesai, pendamping meminta peserta untuk
membentuk kelompok 5-6 orang dengan menjawab pertanyaan berikut.
1. Situasi apa yang digambarkan dalam video tersebut?
2. Menurut anda, inspirasi apa saja yang terwujud dalam video tersebut?
3. Bagaimana pengalaman anda masing-masing?
c. Pleno
Pendamping menyatukan dan memberi tanggapan terhadap hasil sharing
mahasiswa dan menambahkan dengan sharing pengalaman pribadi pendamping.
d. Pengayaan tentang Makna Ekaristi
Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh kehidupan umat Kristiani.
Terdapat tiga alasan mengapa umat Katolik merayakan sakramen ekaristi.
1) Pengingat Akan Karya Penyelamatan Allah
Karena manusia telah berdosa, maka mereka tidak bisa bersatu dengan Allah
Tritunggal Yang Maha Kudus. Namun, kehadiran Yesus menghancurkan
penghalang tersebut dengan peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya, sehingga Ia
mengalahkan maut yang seharusnya diterima manusia. Dengan perayaan Ekaristi,
jemaat bersama-sama mengenang peristiwa penebusan-Nya dan bersatu dalam
tubuh Kristus (Martasudjita, 2000).
2) Bersatu dengan Kristus
Santo Yohanes dalam injilnya mengatakan Yoh 6:56-57 Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa,
demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
Ayat tersebut menjadi dasar bagi umat Katolik mengenai makna Ekaristi, yaitu
bersatunya kita dengan Kristus. Mereka mempercayai bahwa Kristus hadir dan
Dia sendiri yang memimpin saat perayaan Ekaristi. Selain itu, dengan makan
tubuh dan darah-Nya, dan dengan kuasa Roh Kudus, kita dipersatukan dengan
kemanusiaan sekaligus ke-Allah-an Kristus. Dengan dipersatukannya kita dengan
Kristus, kita akan mengambil bagian dalam kehidupan-Nya
3) Wujud Kesatuan dengan Jemaat dan Membentuk Satu Tubuh dalam Kristus
Selain untuk menjadi pengingat dan mempersatukan kita dengan Kristus,
makna sakramen Ekaristi juga merupakan bersatunya jemaat dalam Tubuh
Kristus. Ekaristi merupakan perayaan Yesus sebagai Tuan Rumah, dan perayaan
tersebut dihadiri jemaat yang bersama-sama berkumpul dan memiliki tujuan untuk
mengingat karya penyelamatan-Nya ( Musakabe, 2009).
e. Tanya jawab
Pendamping memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya terkait
Makna Ekaristi. Apabila ada peserta yang ingin membagikan pengalamannya
dengan yang lain terkait Ekaristi sebagai dasar pelayanannya juga dipersilahkan.
f. Sikap/kesadaraan baru
Pendamping memberikan penegasan dan kesimpulan singkat akan
keseluruhan proses rekoleksi kampus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Pendamping: setelah kita melaksanakan kegiatan rekoleksi ini ditemukan
beberapa jawaban yang saling meneguhkan satu dengan lainnya lewat sharing
pengalaman, diskusi kecil maupun diskusi besar. Ekaristi adalah sumber dan
puncak iman kita. Melalui Ekaristi kita semua diperkaya dan merasakan
keselamatan dari Allah yang merelakan diri-Nya untuk dikorbankan di dalam
Ekaristi kudus. Maka hendaknya kita dengan sepenuh hati merayakan Ekaristi
sebagai perayaan syukur atas kasih dan karunia Allah yang luar biasa. Kita
hendaknya semakin memahami Ekaristi sebagai kebutuhan rohani yang memang
harus dipenuhi demi semakin berkembangnya iman kita kepada Kristus bukan
hanya sebagai rutinitas belaka.
g. Doa Penutup
Bapa yang mahabaik, kami bersyukur atas berkat dan penyertaan-Mu selama
kegiatan kami pada hari ini. Kami juga bersyukur atas setiap pribadi yang kami
jumpai dan pengalaman yang boleh kami dapatkan. Bapa, mampukanlah kami
untuk semakin mencintai Ekaristi dan mewujudnyatakannya dalam pelayanan
kami sehari-sehari. Semoga dalam tayangan video yang sudah kami nonton,
pemaknaan Ekaristi, kami senantiasa meneladani Bapa Sang teladan utama kami
dalam melayani diri sendiri dan sekitar kami. Kami serahkan seluruh hidup dan
pelayanan kami kedalam tangan-Mu. Biarlah kehendak-Mu yang terjadi atas diri
kami, karena hidup kami sepenuhnya adalah milik-Mu. Semua ini kami
sampaikan kepada-Mu, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. (Amin).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
PENUTUP
Pada bagian terakhir ini penulis akan menyampaikan dua pokok bahasan.
Bagian pertama merupakan kesimpulan terkait tanggapan mahasiswa Pendidikan
Agama Katolik terhadap perayaan Ekaristi Kampus. Bagian kedua berisi saran
bagi pihak-pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini.
A. Kesimpulan
Ekaristi menjadi sumber dan puncak kekuatan bagi umat Kristiani untuk
menuju kesempurnaan cinta yaitu persekutuan dengan-Nya. Ekaristi merupakan
bagian terpenting dalam kehidupan seluruh umat Kristiani yang dipersatukan
dengan Kristus berkat kurban diri-Nya. Hal ini dapat kita temukan dan diperkuat
dalam bacaan Kitab Suci serta dokumen-dokumen Gereja yang berbicara
mengenai Ekaristi. Umat mengikuti perayaan Ekaristi secara penuh dan mendalam
menandakan sikap terarah dirinya kepada Allah.
Berdasarkan hasil penelitan, sebagian besar mahasiswa Prodi Pendidikan
Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, mengungkapkan bahwa
mereka cukup serius mengikuti Ekaristi. Para responden juga sudah cukup
mengetahui dan memahami pokok-pokok perayaan Ekaristi kampus. Di samping
itu mereka berpengharapan besar pada perayaan Ekaristi sebagai suatu momen
Tuhan Yesus hadir di dalam dirinya dan juga sesama dalam contoh konkret
mahasiswa mulai peduli dengan diri sendiri, kepada teman dan lingkungan
kampus untuk mewujudkan kerajaan Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mahasiswa Prodi Pendidikan
Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, cukup menyadari
peranan Ekaristi yang penting bagi hidup mereka. Maka dari itu, mahasiswa mau
memberikan dirinya demi melayani orang lain terutama mereka yang sangat
membutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam menjalani panggilan sebagai mahasiswa, mereka tidak terlepas dari
berbagai tantangan yang dihadapi. Terkadang muncul pula berbagai keprihatinan
yang terjadi dalam pelaksanaan pelayanan. Untuk itu, mahasiswa Prodi
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, memiliki
harapan agar pertama-tama mahasiswa lebih mencintai Ekaristi sehingga lebih
bersemangat. Apabila mahasiswa sungguh-sungguh menghayati Ekaristi sebagai
bagian terpenting bagi dirinya, maka mereka dapat lebih bersemangat,
bertanggungjawab dan setia dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya, agar mereka
semakin diteguhkan dan disemangati serta dapat menemukan Tuhan dalam setiap
peristiwa hidupnya.
B. Saran
Berdasarkan simpulan, penulis menyampaikan saran kepada mahasiswa dan
kepada lembanga demi meningkatkan perayaan Ekaristi kampus Prodi Pendidikan
Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
1. Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Katolik
Salah satu cara untuk mengembangkan hidup mahasiswa perlu membuat
program kerja bersama yang disepakati berdasarkan hasil diskusi supaya lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
banyak belajar tentang Ekaristi dan selalu berupaya untuk merayakan sakramen
Ekaristi agar semakin dapat memahami, memetik nilai dan menghayati Ekaristi
sebagai sumber dan puncak dari iman Kristiani. Selain itu penulis juga
menyarankan agar mahasiswa sebelum memulai perayaan Ekaristi mengambil
sikap hening dan memaknai tema dalam pertemuan Ekaristi pada hari itu juga,
meningkatkan motivasi, lebih kreatif dalam bertugas perayaan Ekaristi bervariasi
untuk orang muda supaya relevan dalam pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus
Prodi seperti tari-tarian, doa-doa dalam berbagai bahasa bahasa daerah asal
mahasiswa dll, mahasiswa dilatih dalam kegiatan rutin dalam pembinaan
spritualitas untuk meningkatkan Ekaristi supaya mahasiswa memaknai perayaan
Ekaristi.
2. Prodi Pendidikan Agama Katolik
Peranan Prodi sangat berpengaruh bagi mahasiswa. Sapaan, dukungan dan
perhatian Prodi membuat mahasiswa disemangati dalam tugas pelayanannya.
Hendaknya Prodi tetap memperhatikan berbagai macam tantangan yang
menyurutkan semangat pelayanan mereka. Kualitas hidup dan keutuhannya
merupakan hal utama dari mahasiswa karena mereka adalah teladan hidup bagi
umat beriman Katolik. Karena peranan Prodi sangat penting, penulis
menyarankan untuk meningkatkan bekerjasama dengan tim EKM Kotabaru dalam
meningkatkan pelaksanaan misa kampus untuk membuat orang muda kratif dalam
meyelenggarakan misa kampus menciptakan kemudian untuk menindaklanjuti
hasil penelitian ini dengan membuat suatu kegiatan atau program pendampingan
yang terstruktur dalam bentuk pendalaman iman, sarasehan, rekoleksi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
seminar bagi mahasiswa agar semakin berkembang terutama dalam hidup rohani,
pengetahuan dan keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan Prodi. (2018). Dream Imagine and Believe.
Darminta, J. (1995). Kebatinan Kristen Iman, Harapan dan Kasih. Yogyakarta:
Kanisius.
Gulo, W. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Hardawiryana, R. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor.
Heuken. (1994). Ensiklopedi Gereja Jilid IV. Jakarta: CLC.
Konferensi Waligereja Indonesia. (2007). Katekismus Gereja Katolik. Bogor:
Grafika Mardi Yuana.
_______. (2016). Kitab Hukum Kanonik. Bogor: Grafika Mardi Yuana.
Lembaga Alkitab Indonesia. (2009). Kitab Suci Deuterokanonika. Jakarta: LAI. Jacobs, Tom. (1996). Misteri Perayaan Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius.
Madya Utama, Ignatius L. (2014). “Menjadikan Ekaristi sebagai Puncak dan
Sumber Kehidupan Gereja”. Jurnal Teologi 3/1, 79
_______. (2018). Buku Pegangan Mata Kuliah Sakramentologi.
Martasudjita, E. (2000). Mencintai Yesus Kristus. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2003). Sakramen-Sakramen Gereja: Tinjauan Teologis, Liturgis dan
Pastoral. Yogyakarta: Kanisius.
_______. (2005). Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis dan Pastoral. Yogyakarta:
Kanisius.
_______. (2008). Tentang Ekaristi. Yogyakarta:Kanisius.
_______. (2012). Bunga Rampai XXIII: Hidup Dalam Kelimpahan . Jakarta:
Konsorsium Pengembangan Pemberdayaan PSE.
_______. (2016). Ekaristi Sumber Peradaban Kasih. Yogyakarta: Kanisius.
Moleong, Lexy J. (2014). Metodologi Penelitian Kualaitatif. Bandung: PT
Remaja
Musakabe, H. (2009). Menuju Hidup yang Lebih Ekaristis. Bogor: Grafika Mardi
Yuana.
Prasetyanta, Y.B. (2008). Ekaristi dalam Hidup Kita. Yogyakarta: Kanisius.
Simanjuntak, D. D. (2018). 3 Makna Sakramen Ekaristi dalam Kehidupan
Katolik. Diakses pada 15 Maret 2019, pukul 14:37
https://tuhanyesus.org/makna-sakramen-ekaristi
Suharyo, I. (2011). Ekaristi: Meneguhkan Iman, Membangun Persaudaraan,
Menjiwai Pelayanan. Yogyakarta: Kanisius.
Suryananugraha. (2003). LAKUKANLAH INI: Sekitar Misa Kita. Bandung:
SangKris.
Supranto, F. (2012). Cara Menghayati Ekaristi. Bogor: Grafika Mardi Yuana.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 1: Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
Lampiran 2: Panduan Pertanyaan Wawancara
No Pertanyaan Wawancara
1 Menurut pengalaman anda, bagaimana Anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? Jelaskan.
2 Menurut pengalaman, apakah Anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
3 Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
4 Menurut pengalaman, apakah Anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
5 Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan.
6 Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
7 Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
8 Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda
dalam perayaan Ekaristi Kampus?
9 Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
10 Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 3: Transkip Wawancara
Nama Risma Febrianti Manalu
Angkatan 2018
Kode Responden R1
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Perayaan Ekaristi kampus merupakan agenda bulanan di kampus yang dapat
mengakrabkan seluruh mahasiswa dan dosen sekaligus perjumpaan dengan
Allah yang hadir di tengah kampus.)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
(Sudah. Karena Ekaristi adalah sesuatu yang sakral dimana pun dan kapan
pun diselenggarakan tetap harus diikuti dengan serius dan khidmat)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Kesabaran, pengharapan dan cinta kasih)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
(Terkadang ya, terkadang tidak. Saya merasa semakin dikuatkan bila suasana
Ekaristi hikmat, kotbah Romo tidak membosankan, lagu-lagu yang
dinyanyikan syahdu dan enak didengar. Tidak dapat dipungkiri faktor lagu-
lagu yang dinyanyikan sangat mempengaruhui suasana Ekaristi)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Tidak terlalu mendalam sebenarnya, karena Ekaristi di kampus merupakan
salah satu agenda yang diwajibkan. Jadi, terkadang mahasiswa mengikuti
Ekaristi hanya demi mengisi presensi)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Segala sesuatu mulai dari kapel, alat-alat yang digunakan pada Ekaristi, teks
misa dan lagu-lagu yang akan dinyanyikan. Mempersiapkan hati, batin dan
pikiran untuk berpusat pada perjumpaan dengan Allah)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Sudah)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Waktu misa yang molor, mati listrik sehingga pengeras suara tidak menyala)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Sound system di kapel lebih diperhatikan lagi karena kerap sekali masalah
teknis dapat mengganggu kehikmatan Ekaristi. Hendaknya barang-barang
yang sudah usang diganti dengan yang baru seperti lonceng yang dipengang
misdinar. Sesuai dengan pengalaman yang pernah terjadi lonceng tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
rusak ditengah-tengah perayaan Ekaristi dan menjadi bahan tertawaan dan
perbincangan umat. Merasa terganggu.)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Lebih menyadari bahwa Ekaristi bukanlah suatu kewajiban melainkan
sebuah kebutuhan sehingga hati kita pada saat mengikuti perayaan Ekaristi
merasa tenang dan tentram tanpa merasa dipaksa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Nama Susiana Tambunan
Angkatan 2018
Kode Responden R2
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Pemahanan saya tentang kegiatan perayaan Ekaristi yang diselenggarakan
kampus 1x bahwa kegiatan ini sangat berguna bagi setiap mahasiswa atau
setiap orang yang mengikuti untuk meningkatkan iman dan kepercayaan
individu. Kegiatan ini diselenggarakan untuk membantu mahasiswa memahami
apa yang dipelajari dan penerapannya)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Saya merasa serius, karena itu dilakukan pada hari Jumat dan dari
pengalaman saya, pada hari Jumat itu sudah akhir minggu sebelum weekend
datang dan kegiatan sudah tidak sesibuk hari-hari yang lewat. Alasan lain yakni
karena sebelum memulai perayaan Ekaristi dari hati, pikiran dll sudah saya
persiapkan dengan baik)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( sukacita, perutusan, kekuatan dan pewartaan)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Iya, saya merasa termotivasi)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Ekaristi kampus meneguhkan iman dan memperkembangkan iman saya,
yakni saya lebih mendalaminya dengan sangat baik dan melalui pengalaman
saya itu dapat saya terapkan kepada diri saya sendiri yang sebenarnya sata itu
diuttus untuk apa, karena saya kuliah di PAK. Ya, tentunya saya sebagai
katekis nanti nya mampu mewartakan kabar gembira dan kebaikan dikalangan
umat dan orang-orang disekitar saya)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus yakni kehadiran semua
keluarga kampus dalam artian mahasiswa, karyawan dan dosen ikut
menyarakaan bersama, keterlibatan mahasiswa dalam mengemban tugas,
misalnya menjadi lektor, doa umat, misdinar, koor dll, pembawa misa dan
homili Romo yang sering kali dikaitkan dengan pengalaman kita di kampus)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Ya, saya menyadari makna Ekaristi kampus)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( sound di kapel yang sering terganggu dan membuat tidak fokus, waktu yang
tidak konsisten)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Saya harapkan dari perayaan Ekaristi di kampus untuk meningkatkannya
yakni memperhatikan: kehadiran seluruh mahasiswa dan semua keluarga
kampus, membuat kreasi dalam perayaan Ekaristi dengan maksud
menunjukkan jiwa muda karena mayoritas yang mengikuti perayaan Ekaristi
adalah orang muda, mencari Romo lain untuk mempimpin misa)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Dari diri saya untuk meningkatkan pelaksanaan Ekaristi kampus yakni lebih
serius mengikuti perayaan Ekaristi, kehadiran saya perlu saya perhatikan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Nama Imelda Theresia Natalia
Angkatan 2018
Kode Responden R3
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Menurut saya biasa saja karena pada saat saya bersekolah dari SD-SMA
selalu diadakan perayaan Ekaristi setiap bulannya)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Belum, karena menurut saya dari fasilitas belum memadai. Misalnya dari
bangku, sarana penting yang kurang nyaman)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Buah-buah yang di dapatkan yaitu keyakinan yang semakin kuat sebagai
katekis)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Saya merasa termotivasi sebagai katekis semakin diteguhkan dengan
mengikuti perayaan Ekaristi di kampus, namun hal tersebut bukanlah faktor
utama dalam perkembangan motivasi saya sebagai katekis)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Perayaan Ekaristi di kampus meneguhkan dan memperkembangkan iman
saya sekitar 45% karena sebagian besar perkembangan iman saya dan
keteguhkan menjadi seorang katekis saya dapatkan melalui perkuliahan
tatap muka di kelas, organisasi dan hubungan pertemanan)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus yaitu lokasinya yang
dekat)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Hingga saat ini saya belum menyadari arti makna Ekaristi di kampus)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Faktor yang menjadi penghambat yaitu fasilitas kapel yang dapat
dikatakan belum memadai)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Yang saya harapkan dari kampus untuk meningkatkan pelaksanaan
perayaan Ekaristi kampus yaitu fasilitas dan seharusnya ada orang yang
bertanggung jawab atas fasilitas dan kebersihan kapel)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Saya harapkan dari diri sendiri untuk meningkatkan pelaksanaan perayaan
Ekaristi kampus yaitu fokus dengan perayaan Ekaristi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
Nama Sr. Emilia Sinaga OSF
Angkatan 2018
Kode Responden R4
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Pengalaman selama mengikuti perayaan Ekaristi bulanan, saya merasa
sangat gembira dan bersyukur. Bagi saya perayaan Ekaristi merupakan
kesempatan merasakan dan menyadari kembali kasih dan penebusan
Tuhan bagi hidup saya. Merayakan Ekaristi di kampus merupakan hal
yang sangat terkesan karena saya dapat merayakannya bersama teman-
teman dan seluruh angkatan serta para dosen dan karyawan. Di sini saya
merasa diteguhkan akan perutusan saya serta merasa dikuatkan ketika
salib-salib kecil mengikuti proses kuliah)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Saya selalu mengusahakan untuk mengikuti perayaan Ekaristi dengan
sungguh-sungguh. Karena saya sangat menaruh hormat dan pengharapan
yang besar pada perayaan misteri keselamatan yang telah dimulai oleh
Tuhan sendiri)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Disiplin dalam waktu kuliah, mengerjakan tugas tepat waktu, jujur saat
ujian, belajar sesudah dan sebelum kuliah, murah hati kepada orang lain,
peka terhadap keadaan lingkungan)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Pengalaman selama mengikuti perayaan Ekaristi di kampus, meneguhkan
motivasi saya menjadi seorang katekis. Lewat Ekaristi saya belajar
membina diri untuk lebih dewasa dalam mengikuti-Nya dan belajar dari
teladan-Nya untuk melayani dengan tulus dan murah hati)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Dalam perayaan Ekaristi, iman saya semakin diteguhkan bahwa Allah
selalu menyertai dalam perjalanan hidup panggilanku, lewat kehadiran-
Nya dalam komuni kudus meyakinkan saya akan kesetiaan kasih yang
tidak tergoyahkan. Sekaligus saya merasa disadarkan bahwa saya
dipanggil untuk menjadi pewarta kasih Kristus di tengah umat)
6. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi
kampus?
( Saya meyadari arti dan makna Ekaristi sebagai perayaan puncak dan
sumber seluruh kehidupan. Bagi saya perayaan Ekaristi itu kebutuhan yang
paling utama yang harus saya penuhi ibarat makan dan minum yang
memberikan kekuatan dan semangat baru dalam menjalani kehidupan.
Sebab di dalam perayaan Ekaristi tersingkap misteri Tuhan Yesus yang
mengurbankan diri demi cinta dan kasih-Nya bagi banyak orang. Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
saya semakin disadarkan pula melalui Ekaristi ini untuk menjalin kasih
persaudaraan dan saling menghargai satu dengan yang lain)
7. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Khotbah para Romo yang selalu menegaskan apa itu makna perayaan
Ekaristi dalam hidup. Lagu-lagu yang disiapkan menarik. Bahasa
Indonesia yang digunakan dalam perayaan Ekaristi membantu saya untuk
mengerti dan memahami perayaan Ekaristi)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda
dalam perayaan Ekaristi Kampus?
( Mahasiswa masih kurang berpartisipasi menjawab aklamasi dengan sadar
dan aktif. Ribut. Panas)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Kebersihan kapel, kerapian dan kelengkapan peralatan misa)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Saya harapkan dari diri sendiri untuk meningkatkan pelaksanaan
perayaan Ekaristi di kampus yakni membina diri untuk lebih fokus bukan
fokus pada hal-hal lahiriah saja)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
Nama Teofilus Kaleka
Angkatan 2017
Kode Responden R5
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Perayaan Ekaristi di kampus merupakan rutinitas yang harus dijalankan
setiap awal bulan. Dari perayaan Ekaristi tiap bulan ini memberikan saya
kesempatan untuk mengucap syukur atas rahmat penyertaan yang telah
diberikan oleh Tuhan dalam menjalankan kegiatan perkuliahan)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Dari pengalaman saya, sudah sangat serius dalam mengikuti perayaan
Ekaristi di kampus, karena dari perayaan Ekaristi saya merasa diteguhkan
dan semangat dalam menjalankan proses perkuliahan)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Persaudaraan, kejujuran, semangat, pantang menyerah, rela berkorban,
tulus iklas, terbuka, peka dan semakin berbagi)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Melalu Ekaristi kampus saya merasa didorong untuk semakin semangat
dalam melaksanakan perkuliahan dan memantapkan diri saya sebagai
seorang katekis yang nantinya mempunyai peran penting dalam mewartakan
kabar tentang Kerajaan Allah ditengah-tengah masyarakat)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Perayaan Ekaristi meneguhkan saya dan semakin tergerakkan untuk
membangun persaudaraan yang semakin erat yang ada dilingkungan
kampus dan luar kampus. Perayaan Ekaristi meneguhkan iman saya
sehingga saya lebih mengenal diri dan juga saya tergerak untuk semakin
peka dengan lingkungan sekitar)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Dekorasi yang menarik, koor yang mantap, renungan yang menarik, alat-
alat liturgi lengkap, suasana kapel yang bagus)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Dari pengalaman saya, perayaan Ekaristi kampus mempunyai makna yakni
semakin membangun persaudaraan dalam kekeluargaan dalam Prodi PAK,
juga meneguhkan iman mahasiswa PAK agar semakin mantap dalam
panggilan mereka sebagai katekis dan guru Agama. Selain itu mengajak
mahasiswa untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas segala rahmat dan
penyerahaan-Nya selama melaksanakan proses perkuliahan)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
( Faktor utamanya kurang partisipasi mahasiswa Pendikkat dalam mengikuti
perayaan Ekaristi bulanan, tidak terlibat dalam tata laksana)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Perayaan Ekaristi dibuat sesuai dengan situasi orang muda, inkulturasi
dalam perayaan Ekaristi sehingga mahasiswa lebih semakin tertarik dalam
mengikuti perayaan Ekaristi)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Semakin terlibat dan mengambil bagian dalam melaksanakan kegiatan
misa dan mendukung segala prosesnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
Nama Santy Natasya Siagian
Angkatan 2017
Kode Responden R6
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Dengan adanya perayaan Ekaristi kampus semakin menambah
pengetahuan dan iman saya. Melalui perayaan Ekaristi juga membagun
kekeluargaan dalam Prodi PAK dimana salah satu misi dari Universitas
Sanata Dharma. Setiap bertugas dalam perayaan Ekaristi di kampus,
sebelum diadakan latihan koor namun masih banyak yang ikut berpartisipasi
dalam latihan)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Pernah, karena pada hari itu atau sebelum hari H perayaan Ekaristi, saya
mengalami banyak masalah)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Persuadaraan dan peneguhan iman)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Ya saya semakin diteguhkan, karena kegiatan perayaan Ekaristi yang
dilangsungkan dapat meneguhkan iman saya)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Semakin memahami bahwa Yesus hadir di dalam setiap permasalahan
hidup dan selalu memberikan jalan keluar ketika kita jatuh)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Keterlibatan semua mahasiswa)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Sebagai persekutuan persaudaraan yang meninginkan pada perjamuan
terakhir Yesus bersama dengan murid-murid-Nya)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Kurang aktif mahasiswa dalam Ekaristi)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Ekaristi dibuat semakin menarik, misalnya: tarian dalam pembukaan)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Terlibat aktif dalam mengikuti Ekaristi, sebelum memulai perayaan
Ekaristi harus mempersiapkan diri dan hati).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
Nama Maria Sartika Pustata Sari
Angkatan 2017
Kode Responden R7
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Perayaan Ekaristi yang diselenggarakan kampus masih kurang efisien
karena terlalu terpaku pada urutan liturgi tanpa mengutamakan makna dari
perayaan liturgi itu sendiri)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
(Saya belum merasa serius dalam perayaan Ekaristi di kampus, karena
masih banyak mahasiswa yang tidak fokus dengan Ekaristi yaitu mengobrol
dengan teman disampingnya)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Saya belum mendapatkan sesuatu yang berbeda dari perayaan Ekaristi
kampus dengan perayaan Ekaristi di gereja, oleh karena itu sampai saat ini
saya tidak mendapatkan buah-buah dari perayaan Ekaristi kampus)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Sejauh ini saya belum mendapatkan motivasi dari perayaan Ekaristi yang
diselenggarakan kampus)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Seperti jawaban sebelumnya, perayaan Ekaristi kampus sampai saat ini
belum menyentuh hati saya)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Mungkin beberapa mahasiswa yang mempunyai daya pikir yang baru
untuk mencoba memadukan Ekaristi dengan budaya tertentu)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Mungkin untuk saat ini belum)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Kebetulan saya tinggal di asrama jadi setiap hari jumat wajib mengikuti
perayaan Ekaristi asrama, jadi untuk mengikuti perayaan Ekaristi kampus
hanya sebatas kewajiban untuk mengisi presensi)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Pakaian petugas liturgi yang mungkin lebih dirawat lagi, membuat sesuatu
yang menarik bagi mahasiswa sehingga perayaan Ekaristi tidak monoton
karena perayaan Ekaristi inipun dibuat sebulan sekali)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Terlibat aktif, dan rela menyumbangkan ide).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
Nama Army Yolanda Purba
Angkatan 2017
Kode Responden R8
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Perayaan syukur atas penyelamatan Kristus bagi saya, lewat keberagaman
cara yang mengangkat budaya sebagai sarana sehingga lebih menemukan
Kristus yang hidup dalam diri saya dan juga sesama. Ekaristi juga menjadi
bagian ilmu rohani yang semakin memperdalam saya untuk bisa menjadi
pribadi yang siap melayani)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Ya, karena bagi saya Ekaristi adalah suatu moment dimana Kristus hadir di
dalam diri saya dan juga sesama yang berkumpul dalam nama-Nya)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Lebih ikut ambil bagian/terlibat, pemberian diri, kebijaksanaan dan
kolaboratif)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Saya sangat diteguhkan dan diperdalam. Dengan adanya Ekaristi di
kampus, saya merasa tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang diberi atau
saya dapatkan, tetapi hidup rohani saya yang semakin terbina dan terasa)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Sampai saya menemukan tujuan utama ilmu katekis berada pada perayaan
Ekaristi. Saya terima ilmu teori dan di asah dalam perayaan Ekaristi
sehingga semakin diteguhkan rasa percaya diri saya untuk membagikannya
pada orang lain)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Para dosen dengan keterbukaan, sarana yang lengkap, ketetapan jadwal
dan para Imam yang sekaligus dosen)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Ya, karena perayaan Ekaristi di kampus memampukan saya melihat dan
menyadari Kristus yang hadir di tengah perkembangan dunia lewat orang-
orang muda)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Pemahaman yang belum maksimal dari sesama mengenai Kristus yang
hadir dalam hening)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
( Lebih memperhatikan sikap peduli dan memberi diri untuk terlibat aktif,
meningkatkan keberagaman budaya sebagau sarana pengungkapan rasa
syukur)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Berpartisipasi aktif dalam perayaan Ekaristi, semakin menghayati Kristus
yang hadir dan semakin paham akan perayaan Ekaristi yang
sesunggguhnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
Nama Maria Magdalena H. Tukan
Angkatan 2016
Kode Responden R9
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Dalam kegiatan perayaan Ekaristi yang dilaksanakan di kampus
merupakan sebuah wadah sebagai seorang katekis yang dituntut untuk
mampu menghayati dan mengalami kesatuan dan kedekatan bersama
Kristus. Ekaristi merupakan ibadat terpenting berupa doa khusus kita umat
Kristiani yang mengadakan syukuran atas segala yang telah Tuhan berikan
kepada kita umatnya)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Bagi saya secara pribadi ketika perayaan Ekaristi di kampus saya belum
merasa serius karena berbagai hal yang terkadang membuat saya kurang
konsentrasi dan fokus. Misalnya suasana misa yang dipimpin oleh Romo,
koor dan petugas dari mahasiswa PAK. Saya pernah berpengalaman sebagai
liturgi ketika melihat segala sesuatu yang disiapkan tapi belum sesuai
membuat kesalahan meskipun ada latihan. Teks misa yang belum diberikan
ke Romo yang memimpin sehingga suasana perayaan Ekaristi yang syahdu
menjadi kurang syahdu)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Kebersamaan dalam kesatuan. Dimana kita disatukan dalam perjamuan
tubuh dan darah Kristus. Mahasiswa PAK yang dari berbagai daerah
disatukan dan tidak ada lagi perbedaan diantara kita. Keterbukaan
menghargai sehingga cinta kasih Allah terus hadir dalam kehidupan kita
masing-masing)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( saya secara pribadi merasa tersentu ketika pembawaan homili yang
disampaikan oleh Romo menyentuh realita kehidupan pribadi dan orang
lain. Tema yang dibicarakan sesuai dengan lagu dan doa yang disampaikan.
Termotivasi merasa diteguhkan dan dimantapkan sebagai seorang katekis)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Dalam perayaan Ekaristi yang dilaksanakan di kampus sangat menyentuh
ketika kita diajak untuk berefleksi dan memaknai hidup ini bagi orang lain
dan melihat situasi dimana kita berada dan hidup serta tinggal dalam
kesatuan bersama Allah. Yang telah memberikan nyawanya bagi kita umat
manusia. Sebagai umat Allah kita diajak untuk membangun relasi yang baik
antara Tuhan dan sesama. menolong mereka yang mengalami kesulitan
terutama sikap dan pola perilaku kita berada di lingkup kampus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Faktor pendukung yakni: lokasi dan tempat yang nyaman dan bersih.
Suasanan yang diciptakan tenang. Tata cara perayaan Ekaristi (kolaborasi
dengan tarian-tarian adat) dan pembagian tugas dari setiap semester).
Pemimpin yang memadai sehingga tidak sulit untuk mencari di luar.
Kerjasama dan rasa tanggung jawab atas tugas yang dipercayakan. Umat
keterlibatan mahasiswa Pendikkat, karyawan dan dosen. Dekorasi altar
bervariasi dan tema yang sesuai. Petugas yang diberikan bertanggung
jawab).
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Arti Ekaristi di kampus sebagaimana kita bersama mengalami kesatuan
dan kedekatan bersama Kristus yang telah menyerahkan nyawanya bagi kita
umat manusia. bersyukur atas anugrah yang Tuhan berikan kepada kita
umatnya)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Faktor penghambat: waktu yang tidak menentu dan masih datang
terlambat misa. Petugas yang lalai tugas dan tanggung jawab serta datang
terlambat. Minat mahasiswa Pendikkat untuk ikut dalam perayaan misa
semakin kurang terutama semester atas. Masih melempar tugas dan
tanggung jawab ke orang lain. Kurang adanya kesadaran dan kepekaan.
Layar perektor LCD tidak sesuai yang diharapkan)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Program pemilihan seksi liturgi harus lebih jelas. Konsultasi teks misa
dengan dosen supaya lebih jelas dan berjalan dengan lancar. Misa
kolaborasi bersama dalam berbagai bahasa karena kita berbeda-beda pulau
satu dalam keberagaman)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Membangun kesadaran dalam diri untuk aktif dan ambil bagian dalam
tugas dan pelayanan sehingga proses perayaan Ekaristi berjalan lancar.
Mengajak mahasiswa yang kurang aktif. Memaknai Ekaristi dalam diri demi
perkembangan dan hidup pribadi. Ada jadwal latihan para petugas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
Nama Virgo Viaktor San Armando
Angkatan 2016
Kode Responden R10
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Kegiatan perayaan Ekaristi di kampus masih sebatas kegiatan rutin di
setiap awal bulan ataupun hari raya dalam kalender liturgi. Ekaristi
merupakan perayaan iman bersama warga kampus dalam lingkup keluarga
besar program studi yang berkumpul sebagai saudara seiman)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Saya sudah merasa serius dalam mengikuti perayaan Ekaristi karena saya
mampu merayakan iman bersama warga kampus, alasan lain karena pada
saat perayaan Ekaristi berlangsung suasana khidmat akan tetapi terasa
kurang serius apabila orang disebelah pada sering berbicara saat Ekaristi
dan bercanda gurau)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Memperoleh berkat perutusan untuk menebarkan firman Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari. Memperoleh ketengangan hati dan semakin
diteguhkan untuk menapaki kehidupan. Semakin dimantapkan dalam
memberitakan sukacita kepada sesama. semakin diarahkan untuk berbagi
kasih kepada sesama)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Saya merasa semakin diteguhkan melalui perayaan Ekaristi, sebab saya
dapat semakin menumbuh-kembangkan iman saya karena sebagai orang
beriman saya harus menyelaraskan seluruh dinamika hidup orang beriman
yakni merayakan iman dengan begitu saya mampu membawa berkat yang
bisa saya tebarkan kepada sesama)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Saya diteguhkan untuk mewartakan kasih Tuhan kepada sesama,
menebarkan kabar sukacita kepada sesama, menggerakkan hati dan budi
saya untuk mewujudkan iman dalam hidup sehari-hari)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Kebersamaan sebagai keluarga besar prodi PAK. Keriduan bertemu
dengan Tuhan. Haus akan firman Tuhan dan ingin memperoleh berkat bagi
karya dan tugas perutusan selanjutnya)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Ya, saya menyadari makna Ekaristi Ekaristi sebagai sarana mahasiswa
serta warga kampus untuk merayakan iman secara bersama-sama serta
untuk merayakan misteri bersama Allah dan saudara seiman)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Mahasiswa ikut karena ada presensi. Ikut Ekaristi karena bertugas pada
hari itu. Merasa malas. Memanfaatkan waktu Ekaristi untuk mengerjakan
hal lainnya sehingga tidak ikut Ekaristi)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Ekaristi dilaksanakan bukan hanya kebutuhan presensi saja melainkan
sebuah rutinitas yang dimiliki kampus sebagai kekhasan PAK)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Mengikuti Ekaristi bukan karena memenuhi presensi namum lebih pada
kesadaran diri untuk merayakan misteri Ilahi bersama Allah dan ingin
berhimpun bersatu sebagai saudara seiman sehingga dimanapun untuk
mewujudkan iman dalam hidup sehari-hari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
Nama Awi Paulina Skholastika Yobe
Angkatan 2016
Kode Responden R11
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Menurut saya, kegiatan ini baik dilakukan karena memberikan daya postif
bagi mahasiswa PAK. Melalui adanya kegiatan perayaan Ekaristi ini, kita
juga akan lebih mendalami panggilan kita sebagai katekis malalui Ekaristi
di kampus. Keterlibatan aktif mahasiswa dapat menunjang keterampilan
dalam pelayanan pada saat Ekaristi sehingga dimintai tolong kita sudah siap
dan tahu apa yang akan kita lakukan)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Pengalaman saya, saya menyadari masih kurang serius mengikuti kegiatan
perayaan Ekaristi di kapel karena masih sering asik dengan teman, sambil
berbicara)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Pelayanan yang utuh dan penih. Lebih khuzuk. Lebih berani melayani)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Iya, sangat meneguhkan saya. Saya aktif dan lebih mendalami panggilan
untuk melayani)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( 50% sebagian mendalami, sebagian tidak karena faktor-faktor pengganggu
tadi seperti mengajak teman ngobrol saat misa)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Koor, lektor, mesdinar dan umat)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Membantu mahasiswa untuk siap diutus menjadi pelayanan di tengah-
tengah umat)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Sound system yang belum terlalu jelas, suara/keaftivan umat)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Semoga mahasiswa lebih mendalami pelayanan di dalam perayaan Ekaristi
dan mengaktualisasikan ke dalam hidup sehari-hari)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Tidak tergoda pada teman yang mengajak berbicara saat misa dan lebih
khusuk lagi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
Nama Bruder Ferdy MTB
Angkatan 2016
Kode Responden R12
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? Jelaskan
( Perayaan Ekaristi di kampus sangatlah baik. Mengapa? Perayaan Ekaristi
merupakan inti pokok dari segala bentuk doa. Ini menujukkan bahwa
Perayaan Ekaristi menjadi identitas pokok kampus Prodi Pendidikan
Keagama Katolik. Perayaan Ekaristi bukan saja sekedar kewajiban sebagai
mahasiswa Prodi Pendikkat, tetapi mendorong penghayatan kehidupan iman
dalam hidup persaudaaraan. Iman perlu saling meneguhkan. Kalau saya
boleh kutip dalam Dokumen Konsili Vatikan II Sacrosantum Concillium,
dikatakan bahwa Perayaan Ekaristi puncak iman Kristiani (SC, 11).
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Saya sendiri menyadari bahwa setiap kali saya mengikuti Perayaan
Ekaristi, saya mengikuti dengan serius. Contoh hal yang konkrit saya
lakukan adalah hadir 10 menit sebelum Perayaan Ekaristi di kapel. Secara
garis umum ketika mengamati setiap kali perayaan ekaristi di kapel, masih
banyak teman-teman yang datang terlambat ke kapel dan hal ini umum
terjadi setiap kali perayaan Ekaristi.)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Buah-buah yang saya dapat dalam mengikuti perayaan Eksristi di kampus
adalah hidup semakin tenang, persaudaraan (salam sapa), terdorong untuk
saling membantu dan berbagi, saling mengenal satu dengan yang lain dalam
perayaan ekaristi)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Bagi saya bukan saja sekedar motivasi dalam mengikuti Perayaan Ekaristi,
tetapi perayaan Ekaristi menjadi pengalaman yang melekat dalam diri saya,
sampai pada pengalaman akan Allah. Dikatakan bahwa salah satu yang
menjadi dasar pegangan seorang katekis. Oleh karena itu, bagi saya
mengikuti perayaan Ekaristi selalu meneguhkan iman saya)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Iman yang meneguhkan bagi saya diperoleh melalui perayaan Ekaristi.
Perayaan Ekaristi di kampus bukan saja sekedar kewajiban, tetapi
kesadaraan penuh akan kelimpahan kasih Allah yang memberikan diri-Nya
demi keselamatan manusia. Lewat perayaan Ekaristi saya semakin
disadarkan bahwa seberapa jauh saya memberikan diri bagi orang lain.
Perayaan Eksristi bukan saja untuk diri saya sendiri, tetapi (menjadi) juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
mewujudnyatakan bagi orang lain. Sebagaiamana Allah yang memberikan
diri-Nya.)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Dari segi sarana sudah lengkap (sound sistem, LCD, layar LCD, Orgen).
Romo yang memimpin perayaan Ekaristi bergiliran. Koor selalu bervariasi
dari angkatan ke angkatan dan mahasiswa terlibat aktif)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Arti perayaan Ekaristi bagi saya adalah Allah yang selalu menghadirkan
diri-Nya bagi kehidupan manusia. Allah hadir secara nyata dengan
memberikan diri lewat tubuh dan darah-Nya. Perayaan Ekaristi kampus
bukan sekedar bahwa ciri khas Prodi Pendikkat tetapi lebih dari pada itu
bahwa melalui perayaan Ekaristi kampus kita semakin diteguhkan dalam
iman, harapan dan cinta kasih.)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( LCD dan Proyektor selalu saja bermasalah, kadang baik, kadang kurang
baik. Sound sistem juga demikian dan mahasiswa/i sering terlambat
mengikuti perayaan Ekaristi)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Kedisiplinan waktu sebelum memulai perayaan ekaristi. Tidak chating
atau sekedar main HP pada saat perayaan Ekaristi)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Mahasiswa tetap mengikuti perayaan Ekaristi setiap kali ada perayaan
Ekaristi di kampus. Sesekali diisi dengan sharing dari mahasiswa pada saat
homili. Sebelum perayaan Ekaristi dimulai sebaiknya komentator
mengingatkan bahwa selama perayaan Ekaristi berlangsung mahasiswa/i
tidak diperkenankan untuk mengaktifkan HP. Ini salah satu menunjukan
keseriusan kita dalam mengikuti perayaan Ekaristi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
Nama Yolenta sari
Angkatan 2015
Kode Responden R13
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Saya memahaminya dengan mendengarkan kotbah Romo dan menyerap
pesan positif dari tema yang bisa dijadikan pegangan hidup)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Sudah, karena saya merasa setiap misa Yesus Kristus hadir di tengah-
tengah kita)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Kedisiplinan, solidaritas, kebersamaan, perutusan, pelayanan )
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Kadang-kadang. Tergantung homili dan perutusannya tersampaikan apa
tidak)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Tergantung pesan perutusannya tersampaikan)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Romo pemimpin misa, koor, partisipasi umat mahasiswa)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Tidak terlalu saya hanya merasakan kebersamaannya dengan semua
angkatan dan dosen)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Tema kurang menarik, kurang dikemas sepeeti anak muda, monoton,
kurang modifikasi)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Dibuat menarik Ekaristi modifikasi anak muda)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Partisipasi kedatangan tulus dari hati sebagai kebutuhan bukan karena
presensi dan kewajiban)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(24)
Nama Eugenius Patria Chandra Wiranata
Angkatan 2015
Kode Responden R14
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Saya memahami perayaan Ekaristi di kampus sebagai perayaan syukur
setiap bulan. Di dalam perayaan Ekaristi rasa kebersamaan ada saat
mengikuti baik sebagai umat atau sebagai koor)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Sudah, karena bagi saya Ekaristi itu perayaan yang sakral dan suci)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Persatuan, persaudaraan, iman/kebenaran untuk bersaksi)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Ya, saya termotivasi, khususnya saat misa perutusan KBP angkatan saya)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Dalam perayaan Ekaristi kadang saya merasa di teguhkan dan disadarkan
namun itu belum cukup kuat untuk mempengaruhi tindakan saya)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Teman PAK, karena mendapat tugas, ada presensi dan perayaan Ekaristi
itu sendiri)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Sebagai ungkapan syukur dan harapan kampus dalam proses perkuliahaan.
Mempersatukan warga kampus PAK)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( mahsiswa dan kesibukkan lain seperti tugas)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Adannya evaluasi untuk petugas misa, adanya pelatihan pembuatan teks
misa dan adanya pelatihan untuk organis)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Mau berpartisipasi dan membantu yang di dalam diri saya bisa laksanakan
pada saat pelaksanaan perayaan Ekaristi dan bisa memberikan masukan
untuk liturgi Himka atau petugas misa).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
Nama Emiliana Roma
Angkatan 2015
Kode Responden R15
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Saya memahami kegiatan perayaan Ekaristi di kampus sudah cukup baik
karena di persiapkan dengan baik oleh petugas sehingga seluruh mahasiswa,
dosen dapat merayakan dengan penuh khidmat)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Saya sudah merasa serius dalam mengikuti perayaan Ekaristi kampus
karena bagi saya dimanapun saya merayakan Ekaristi saya sungguh-
sungguh mengikuti dengan terlibat aktif)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Saling berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Hidup dalam
persaudaraan atau kekeluargaan)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Ya saya merasa termotivasi untuk menjadi katekis dan semakin diteguhkan
bukan hanya karena perayaan Ekaristi di kampus melainkan setelah saya
belajar di paroki ataupun lingkungan)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Menurut saya kalau hanya mengikuti perayaan Ekaristi sebulan sekali di
kampus, saya merasa kurang diteguhkan apalagi memperkembangkan iman
saya. Maka saya sangat membutuhkan perayaan Ekaristi setiap hari yang
menjadi sumber kekuatan saya)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( Saya membutuhkan perayaan Ekaristi karena tanpa Ekaristi hidup saya
tidak berarti dan adanya ketetapatan jadwal)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Ekaristi sebagai kenangan dan pelaksanaan karya penyelamatan Allah dan
Ekaristi sebagai wujud kesatuan kepada sesama)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( Sibuk dalam tugas dan hanya sebagai rutinitas)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Saya mengharapkan kampus mengadakan misa pagi setiap hari supaya
mahasiswa terbiasa dengan misa setiap hari bukan sebulan sekali)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Saya harapkan dalam diri saya adalah dimanapun saya merayakan Ekaristi,
saya harus terlibat aktif bukan hanya sekedar rutinitas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(26)
Nama Stepahani Pemberianlitoti Onelan
Angkatan 2015
Kode Responden R16
1. Menurut pengalaman anda, bagaimana anda memahami kegiatan perayaan
Ekaristi yang diselenggarakan di kampus setiap bulannya? jelaskan
( Sebagai kewajiban karena pengganti kuliah umum, sampai saat ini
memahami sebagai kebutuhan. Melatih setiap angkatan untuk bertugas
liturgi. Sebagai calon katekis merindukan mengikuti perayaan ekaristi setiap
hari sehingga mendekatakn diri kepada Tuhan)
2. Menurut pengalaman, apakah anda sudah merasa serius dalam mengikuti
perayaan Ekaristi kampus? Mengapa?
( Sudah karena dari kecil di ajari Orangtua utuk mengikuti Ekarisi secara
khidmat. Karena ada tabelnakel di dalam kapel)
3. Buah-buah apa saja yang anda dapatkan dari perayaan Ekaristi kampus?
( Kekeluargaan karena angkatan saya bertugas harus mengumpulkan semua
anggota. Persaudaraan karena saya menunggu teman yang lain karena saya
memiliki solidaritas. Perkembangan iman karena saya mungkin ada kegiatan
yang membuat saya tidak bisa mengikuti perayaan Ekaristi hari minggu jadi
saya mengikuti perayaan Ekaristi di kapel. Kepekaan dalam artian
membantu dan membangun akan kesalahan yang di lihat dalam petugas)
4. Menurut pengalaman, apakah anda merasa motivasi sebagai calon katekis
semakin diteguhkan dengan mengikuti perayaan Ekaristi kampus dengan
sepenuh hati?
( Lumayan, karena kebutuhan saya. Saya termotivasi dari Ekaristi sedikit.
Akan tetapi termotivasi melalui perkuliahanan)
5. Seberapa mendalam perayaan Ekaristi kampus meneguhkan dan
memperkembangkan iman anda? Jelaskan
( Saya masih dalam proses memperkembangkan iman saya. Kadang-kadang
dalam perkuliaahan Injil Yohanes, kitab suci itu nyata atau hasil refleksi.
Dari perayaan Ekaristi membantu saya memperteguhkan dan
memperkembangnkan iman saya)
6. Menurut anda, apa saja faktor pendukung pada perayaan Ekaristi kampus?
( karena kita semua agama Katolik calon katekis. Teman-teman se angkatan.
Dari petugas dan koor, Imam pemimpin)
7. Menurut pengalaman, apakah anda menyadari arti makna Ekaristi kampus?
( Saya belum menyadari makna Ekaristi kampus)
8. Menurut pengalaman, faktor apa saja yang menjadi penghambat anda dalam
perayaan Ekaristi Kampus?
( sound system yang membuat tidak nyaman, mimbar lektor, rasa malas dari
diri sendiri)
9. Apa yang anda harapkan supaya dilakukan oleh Prodi untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( fasilitas sound system dan mimbar lektor, samir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
10. Menurut anda, apa yang anda sendiri lakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan perayaan Ekaristi kampus?
( Sempatkan ikut koor, mengajak mahasiswa supaya tidak malas, jangan
ribut sendiri supaya khidmat dala mengikuti perayaan Ekaristi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(28)
Lampiran 4: Daftar Nama Mahasiswa Responden Penelitian
Nama Angkatan
Risma Febrianti Manalu 2018
Susiana Tambunan 2018
Imelda Teresa Natalia 2018
Sr. Emilia Sinaga OSF 2018
Teofilus Kaleka 2017
Santy Natasya Siagian 2017
Maria Sartika Puspita Sari 2017
Army Yolanda Purba 2017
Maria Magdalena H. Tukan 2016
Virgo Viaktor San Armanda 2016
Awi Paulina Skholastika Yobe 2016
Bruder Ferdy MTB 2016
Yolenta Sari 2015
Eugenius Patria Chandra Wiranata 2015
Emiliana Roma 2015
Stepani Pemberialitoti Onelan 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI