Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    1/20

    REFERAT ANESTESI

    TATALAKSANA OBSTRUKSI JALAN NAPAS ATAS

    Muhammad Ridhwan F.

    030.10.195

    Fau!"a# K$d%"$&an Uni'$i"a# T&i#a"i

    P$&i%d$ (( S$)" * (5 O" (01+

    1

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    2/20

    BAB I

    P$ndahu!uan

    Obstruksi saluran napas atas ini seringkali menyebabkan suatu keadaan gawat darurat, yang

    memerlukan diagnosis cepat serta penanganan yang cepat pula.

    Sumbatan jalan nafas merupakan salah satu penyebab kematian utama yang kemungkinan

    masih dapat di atasi. Penolong harus dapat mengenal tanda-tanda dan gejala-gejala dan

    menanganinya, walaupun tanpa menggunakan alat-alat yang canggih.

    Obstruksi jalan napas atas adalah gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran

    pernapasan bagian atas.

    Jackson membagi sumbatan laring yang progressif dalam 4 stadium dengan tanda dan gejala

    Stadium ! retraksi tampak pada waktu inspirasi di supra sternal, stridor saat inspirasi dan

    pasien masih tenang.

    Stadium !! retraksi pada waktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi

    dengan timbulnya retraksi di daerah epigastrium. Pasien sudah mulai gelisah. Stridor

    terdengar pada saat inspirasi.

    Stadium !!! cukungan selain didaerah suprasternal, epigastrium juga terdapat di

    infrakla"ikula dan sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea. Stridor pada saat inspirasi dan

    ekspirasi.

    Stadium !# retraksi bertambah jelas disemua tempat seperti diatas, pasien sangat gelisah,

    tampak ketakutan dan sianosis. Jika terus berlanjut dapat terjadi asfiksia dan kematian

    2

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    3/20

    Ana"%mi O&,an P$&na)a#an

    Saluran napas dibagi menjadi dua saluran napas atas dan bawah. Organ-organ pada saluran

    napas atas terletak diluar rongga thora$, sedangkan saluran napas bawah di dalam organ

    toraks. Setelah itu organ pernapasan adalah tempat pertukaran gas.

    Sa!u&an Na)a# A"a#

    Saluran napas atas dimulai dari hidung dan berakhir di pita suara.%ermasuk didalamnya

    adalah sinus paranasalis dan laring. &ungsi utama dari saluran napas atas adalah untuk

    mengondisikan udara inspirasi sehingga ketika mencapai trakea, udara cukup lembab dan

    hangat,sama dengan suhu tubuh. 'ukosa pernapasan adalah membrane yang melapisi hampir

    seluruh system pernapasan. (omponen epitel yang membentuk mukosa pernapasan adalah

    sel epitel silinder bertingkat semu bersilia dan sel mucus )goblet*.

    'ekanisme pemurnia udara menyaring hampir semua benda-benda yang mengkontaminasi

    udara sebelum mencapai al"eoli. 'ukus yang dihasilkan oleh sel goblet berfungsi untuk

    melindungi mukosa pernapasan dan merupakan bagian terpenting dari mekanisme pemurnian

    udara. 'ukus yang dihasilkan sekitar + ml setiap hari. 'ukus ini membentuk lapisan yang

    disebut selimut mucus. erakan silia-silia pada mukosa pernapasan mendorong mucus ke

    arah faring.

    1. -idun,

    /idung berfungsi untuk menyaring, menangkap , dan membersihkan udara inspirasi dari

    partikel-partikel yang berukuran 0+1um. Permukaan rongga hidung bersifat lembab karena

    mucus dan hangat karena aliran darah.

    #olume hidung orang dewasa 2 1 ml tetapi permukaanna diperluas oleh conchae nasalis.

    Pada manusia, "olum udara yang melewati hidung berkisar antara +1.111 3 +.111 3 per

    hari. Pada pernapasan norma, 15 dari resistensi total saluran napas berasal dari resistensi

    terhadap aliran udara dalam hidung. 6esistensi tersebut meningkat pada infeksi "iral atau

    dengan peningkatan aliran udara, seperti pada saat olahraga. 7agian dalam hidung dilapisi

    oleh sel-sel epitel pernapasan dan sel-sel sekretorik. Sel-sel sekretorik memproduksi

    3

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    4/20

    immunoglobulin, mediator inflamasi dan interferon yang merupakan lini pertama dari system

    pertahanan tubuh.

    8jung saraf olfaktorius berada di mukosa hidung Saraf inilah yang memberikan fungsi lain

    bagi hidung, yaitu organ penghidu. 9uktus lakrimalis jga bermuara di rongga hidung,

    mengalirkan air mata ke rongga hidung.

    %erdapat empat buah sinus paranasalis)sinus frontalis, makrilaris, etmoidalis dan sfenoidalis*

    yang bermuara di rongga hidung. &ungsi dari sinus adalah untuk mengurangi berat tulang

    tengkorak,memberikan resonansi pada suara dan memberikan perlindungan kepada otak

    terhadap trauma frontal. Sinus-sinus paranasalis dilapisi dilapisi oleh sel-sel epitel bersilia.

    Sel-sel tersebut memfasilitasi pergerakan mucus dari saluran napas atas dan membersihkan

    saluran hidung utama setiap + menit. Ostia dari sinus maksilaris terletak pada tepi atas yang

    memungkinkan terjadinya retensi mucus. 6etensi mucus memudahkan terjadi infeksi

    sekunder sehingga menyebabkan sinusitis.

    (. Fa&in,

    Panjang faring sekitar +, cm dan dibagi menjadi tiga bagian yaitu nasofaring,orofaring,dan

    laringofaring. &aring dilewati oleh udara yang masuk melalui hidung ke laring dan makanan

    yang masuk melalui mulut ke esophagus. %uba :ustachius kiri dan kanan bermuara di

    nasofaring, menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring. %uba ini berfungsi untuk

    menyamakan tekanan di telinga tengah dengan telinga luar.

    ;da tiga kelenjar yang berada di daerah faring, disebut tonsil. 9ua tonsil palatine di orofaring

    dan satu tonsil faringeal

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    5/20

    Otot-otot yang menempel pada tulang-tulang rawan di laring dapat membuat pita suara

    menjadi tegang atau kendur. (eterangan pita suara akan mempengaruhi tinggi rendah suara

    yang keluar. 6uang diantara pita suara disebut glottis. %ulang rawan lainnya adalah epiglottis

    yang menutupi sebagian dari pintu masuk sebelah atas laring. :piglotis dan arytenoid

    berfungsi untuk menutupi laring ketika menelan makanan sehingga makanan tidak masuk ke

    trakea. erakan menelan adalah koordinasi sempurna antara otot-otot dan struktur di laring.

    Pasien dengan penyakit neuromuscular dapat kehilangan koordinasi tersebut.;kibatnya,

    resiko aspirasi meningkat dan meningkatkan pula risiko pneumonia.

    5

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    6/20

    BAB II

    P$maha#an

    E"i%!%,i dan K!a#i/ia#i

    7anyak sebab yang dapat menyebabkan sumbatan jalan nafas sebagian ataupun total, seperti

    > Sumbatan pada lidah

    ;kibat berkurangnya tonus otot penahan lidah, lidah jatuh ke belakang dan menutupi faring.

    /al ini dijumpai pada pasien tidak sadar, intoksikasi alokohol ataupun obat lain

    > Sumbatan kareana epiglotis

    ;kibat inspirasi paksa berlebihan sehingga epiglotis tertarik menyumbat jalan nafas

    > 7enda asing

    > (erusakan jaringan

    ;kibat luka tusuk ataupun benturan benda tumpul dan pembengkakan (edema) faring dan

    trakea akibat trauma ataupun luka bakar

    > Penyakit

    !nfeksi saluran pernafasan clan reaksi alergi mengakibatkan peradangan dan edema saluran

    nafas

    M$n,$"ahui #uma"an a!an na)a#

    +.Look 'elihat, yaitu melihat dinding dada. apakah ada pergerakan naik turun tidak.

    .Listen 'endengarkan, yaitu mendengarkan apakah adanya bunyi pernapasan dengan cara

    menempelkan cuping telinga kita ke dekat hidung pasien

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    7/20

    %anda pernafasan yang tidak adekuat adalah

    a* erakan dinding dada yang menghilang, minimal ataupun tidak simetris

    b* erakan saat bernafas terbatas pada perut )pernafasan perut (abdominal)

    c* /ilang atau berkurangnya suara atau hembusan udara nafas darihidung

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    8/20

    P$nan,an #uma"an a!an na)a#

    Penanganan jalan nafas terutama ditujukan pada penderita tidak sadar, yang memerlukan

    tindakan cepat sampai sumbatan teratasi. Sambil meminta pertolongan orang lain dengan cara

    berteriak, kita harus tetap berada disamping penderita.

    T$ni mana,$m$n" a!an na/a#

    %ehnik yang dapat dilakukan untuk mengelola jalan nafas meliputi tindakan yang non in"asif

    atau in"asif tergantung dari sumbatan di atas atau di bawah glotis, dan apakah bersifat

    surgikal atau non surgikal.

    %ehnik yang dipilih tergantung dari masing-masing situasi, yang merupakan konsekuensi dari

    interaksi faktor kondisi pasien, alat yang tersedia clan pengalaman tenaga medis.

    1. T$hni N%n In'a#i/

    a Tan)a a!a"

    Pada kondisi dimana tidak terdapat alat maka dilakukan upaya membebaskan jalan nafas

    secara manual dengan cara triple airway manu"er meliputi ekstensi kepala, angkat dagu

    )Chin Lift maneuver), dan mendorong mandibula

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    9/20

    . %eknik sapuan jari. 7ila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga

    mulut

    4ama& %ehnikfinger sweep

    ?. %eknik maneuver Heimlich, dilakukan jika (egagalan membuka nafas dengan cara

    sapuan jari. !ni perlu dipikirkan hal lain yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faringatau adanya henti nafas )apnea* 7ila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar, lakukan

    peniupan udara melalui mulut, bila dada tidak mengembang, maka kemungkinan ada

    sumbatan pada jalan nafas

    %eknik maneuver Heimlichada beberapa macam yaitu

    B Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)

    9apat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.

    Aaranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati )daerah subdiafragma abdomen*.

    B Abdominal Thrust(Manuver Heimlich))ada )%#i#i $&di&i a"au dudu

    Aaranya penolong harus berdiri di belakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua

    lengan penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan

    pada perut korban, sedikit di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum. Pegang erat

    kepalan tangan dengan tangan lainnya. %ekan kepalan tangan ke perut dengan hentakan yang

    cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas.

    9

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    10/20

    B Abdominal Thrust(Manuver Heimlich )ada )%#i#i "$&,$!$"a "ida #ada&

    Aaranya korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong

    berlutut di sisi paha korban. 3etakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengah

    sedikit di atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan di atas

    tangan pertama. Penolong menekan ke arah perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas.

    7erdasarkan !3AO6 yang terbaru, cara abdominal thrust pada posisi terbaring tidak

    dianjurkan, yang dianjurkan adalah langsung melakukan 6esusitasi Jantung Paru )6JP*.

    B Abdominal Thrust (Manuver Heimlich))ada 6an, di!auan #$ndi&i

    Pertolongan terhadap diri sendiri jika mengalami obstruksi jalan napas.

    Aaranya kepalkan sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di atas pusar dan di bawah

    ujung tulang sternum, genggam kepala itu dengan kuat, beri tekanan ke atas kearah diafragma

    dengan gerakan yang cepat, jika tidk berhasil dapat dilakukan tindakan dengan menekan

    perut pada tepi meja atau belakang kursi

    M$n,a"a#i #uma"an na/a# )aia!

    9apat digunakan teknik manual thrust

    bdominal thrust

    Chest thrust

    !ack blow

    Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan

    elisah oleh karena hipoksia

    erak otot nafas tambahan )retraksi sela iga, tracheal tug*

    erak dada dan perut paradoksal

    Sianosis

    (elelahan dan meninggal

    Prioritas utama dalam manajemen jalan nafas adalah J;3;C C;&;S 7:7;SD

    Pasien sadar, ajak bicara. 7icara jelas dan lancar berarti jalan nafas bebas

    7eri oksigen bila ada = liter

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    11/20

    Cilai apakah ada suara nafas tambahan.

    ;da beberapa cara untuk penanganannya

    +. Lakukan teknik chin lift atau jaw thrustuntuk membuka jalan nafas. !ngat tempatkan

    korban pada tempat yang datarD (epala dan leher korban jangan terganjalD

    9ilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan

    Aaranya gunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian

    angkat.

    . /ead %ilt

    9lilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah pasien,"ngat# $idak boleh dilakukan pada

    pasien dugaan fraktur servikal%

    Aaranya letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala

    menjadi tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan

    ambar tangan kanan melakukan Chin lift) dagu diangkat*. dan tangan kiri melakukan

    head tilt. Pangkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas.

    ?. Jaw thrust

    Aaranya dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi

    bawah berada di depan barisan gigi atas

    11

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    12/20

    &ambar ' anuver Jaw thrust

    4. Back Blow)untuk bayi*

    7ila penderita sadar dapat batuk keras, obser"asi ketat. 7ila nafas tidak efektif atau berhenti,

    lakukan back blow kali )hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis antar

    belikat dengan tulang punggung

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    13/20

    O&% dan na#%/a&in,$a! ai&wa6

    Pada pasien yang tidak sadar, obstruksi terjadi akibat ketidakmampuan untuk

    mempertahankan tonus lidah sehingga akan jatuh menutupi jalan nafas. Orofaringeal

    airway

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    14/20

    Sebelum melakukan intubasi, persiapan alat merupakan hal yang sangat penting, jika terjadi

    malfungsi alat atau tidak tersedianya alat yang dibutuhkan karena persiapan yang kurang

    baik, maka akan sangat membahayakan keselamatan dan nyawa pasien. 8ntuk menghindari

    hal itu maka setiap alat harus dipersiapkan dengan baik dan lengkap dan dilakukan

    pengecekan terhadap fungsinya.

    8ntuk mempermudah dan agar tidak ada alat yang terlewatkan maka dibuatlah singkatan

    untuk persiapan alat yaitu 8S T A T ! S:

    S #%)$

    Scope terdiri dari laringoskop dan stetoskop.7erdasarkan bentuk bilahnya terdapat dua

    macam laringoskop dengan berbagi ukuran mulai dari bayi sampai dewasa.yaitu bilah yang

    melengkung )macintosh* dan bilah yanglurus )magil*.

    %idak ada perbedaan fungsi diantara keduanya, perbedaannya adalah bilah lurus digunakan

    untuk "isualisasi pita suara dengan caramengangkat epiglotis sedangkan bilah lengkung tidak

    mengangkat epiglotis secara langsung tapi dengan cara menempatkan ujung bilah di dalam

    "alecula dan mengangkat epigfotis secara tidak langsung

    dengan menarik frenulumnya tanpa menyentuh epiglotis. Penggunaannya tergantung dari

    situsi klinis dan kondisi pasien. 7ilah lengkung lebih sedikit menyebabkan trauma karena

    sama sekali tidak menyentuh laring serta memberikan ruang yang lebih besar untuk

    "isualisasi saat menempatkan :%% sehingga sangat berguna untuk pasien yang gemuk.

    Sedangkan bilah lurus lebih mudah dimasukkan terutama pada bayi dan lebih

    mudahmencari pita suara karena secara langsungmencari epiglotis dan mengangkatnya.

    Stetoskop digunakan untuk melakukan e"aluasi terhadap penempatan dan kedalaman :%%.

    Jika terdengar suara baging di paru-paru berarti :%% beradi di posisi yang benar yaitu di

    trakea, sedangkanbila terdengar suara baging di lambung berarti :%% pada posisi yang salah,

    harus segera ditarik dan dilakukan intubasi ulang. Stetoskop juga digunakan untuk mengecek

    kedalaman :%%, jika terlalu dalam maka :%% akan masuk ke bronkus kanan sehingga suara

    nafas di paru kanan lebih keras daripada paru kiri, :%% harus ditarik pelan-pelan + - cm

    sambil terus didengarkan suara nafas dan jika suara nafas paru kiri dan kanan telah sama

    14

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    15/20

    maka penarikan dihentikan clan batas :%% di mulut dilihat panjangnya kemudian :%%

    difiksasi di le"el tersebut di bibir.

    T "u$

    :%% tersedia dalam berbagai jenis clan ukuran. 7erdasarkan bahan pembuatnya ada yang

    dibuat dari karet ada pula dari P#A, berdaFarkan ada tidaknya Auff )balon*, ada yang

    memakai balon ada pula yang tidak memakai balon, berdasarkan kemungkinan tertekuk atau

    tergigit, ada yang bisa tertekuk )kinking* ada pula yang tidak bisa tertekuk )non

    kinking* karera disekeliling :%% dilapisi oleh spiral yang terbuat dari logam.

    %ube atau pipa nafas ):%%* harus dipilih sesuai ukuran trakea pasien, jika ukuran yang

    digunakan terlalu kecil maka akan terjadi kebocoran, begitu pula jika ukuran :%% terlalu

    besar maka tidak akan masuk ke trakea dan bisa menimbulakan cedera apabila dipaksakan.

    Pemilihan yang tepat berdasarkan umur dan jenis kelamin, biasanya wanita memiliki ukuran

    trakea yang lebih kecil dari laki-laki. 6umus yang dapt digunakan untuk anak-anak adalah 4G

    )umur dalam tahun < 4* atau secara sederhana dapat dilihat ukuran dari jari kelingking pasien.

    8kursn untuk pasien laki-laki dewasa adalah H, E sedangkan untuk wanita H H,. Setelah

    didapatkan + ukuran yang pas harus pula disiapkan satu ukuran dibawahnya dan + ukuran

    diatasnya. 'isalnya ukuran yang akan dipakai adalah no H maka disiapkan pula no =, dan

    H,.

    A Ai&wa6

    Segala peralatan yang digunakan untuk membuka dan mengmankan jalan nafas sementara

    harus disiapkan seperti orofaringeal airway )OP;

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    16/20

    I In"&%du$&

    !ntroducer digunakan untuk membantu intubasi.;lat yang biasa digunakan adalah mandarin

    yaitu kawat yang bisa dimasukan ke dalam :%% dan dibentuk < dilengkungkan sesuai dengan

    anatomi jalan nafas. Sehingga akan memudahkan mengarahkan ujung :%% melewati pita

    suara. ;lat lain adalah (lem magil, jerupa klem yang bisa menjepit :%% di,dalam rongga

    mulut untuk diarahkan kemulut pita suara

    %n$"%&.

    'erupakan aDat untuk merighubungkan :%% dengan alat lainnya yaitu baging, "entilator, dll.

    Aonecior ini mempun"ai ukuran < diameter yang standar sehingga dapat dihubungkan

    kesemua alat.

    S Su"i%n

    Suction lengkap dengan kateter suction digunakan untuk menghisap lendir, sekret ataupun

    darah yang berada di dalam rongga faring dan menghalangi pandangan.

    9alam melakukan intubasi trakea seorang tenaga medis harus melakukan e"aluasi terhadap

    anatomi jalan nafas meliputi pemeriksaan gigi geligi, ukuran rongga mulut, jarak tiroid dan

    os mentalis mandibula, mobilitas leher dan mandibula. :"aluasi tersebut untuk

    menyingkirkan kemungkinan sulit intubasi.

    Setelah semua perlengkapan disiapkan dengan baik dan lengkap, pasien diposisikan daiam

    posisi snifing position yaituI fleksi pada leher bagian bawah denganekstensi pada

    atlantoocipital joint. Posisi ini akanmenyebabkan aksis orofaringeolaringeal berada dalam

    satu garis dan memudahkan "isualisasipita suara.

    Penambahan bantal atau kain yang dilipat setinggi = - +1 cm akansangat membantu

    menempatkan pasien pada snifing position.

    Setelah posisi pasien benar maka diteruskan dengan preoksigenasi, yaitu pemberian oksigen

    +11 5 selama beberapa menit melalui baging. /al ini bertujuan untuk meningkatkan

    konsentrasi oksigen di dalam darah dan paru-paru pasien sehingga mencegah terjadinya

    hipoksia selama tindakan intubasi

    16

  • 7/21/2019 Tatalaksana Obstruksi Jalan Napas Atas

    17/20

    3aringoskop dipegang oleh tangan kiri, kemudian bilah dimasukan dari sudut mulut pasien

    sebelah kanan menyususri lidah.Setelah mendekati pangkal lidah, laringoskop digeserkan ke

    sebalah kiri sampai berada di garis tengah dengan menyingkirkan lidah ke sebelah

    kiri.Jikamenggunakan bilah lengkung )macintosh*, maka ujung bilah ditempatkan di dalam

    "alekula pada pangkal epiglotis, -sedangkan jika menggunakan bilah lurus, maka ujung bilah

    ditempatkan di bawah epiglotis secara langsung.Setelah itu epiglotis diangkat untuk melihat