32
pemberANTASAN PENYAKIT TUBERCULOSIS (tbc)

TBC

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tuberculosis

Citation preview

pemberANTASAN PENYAKIT TUBERCULOSIS (tbc)

Bakteri Mikrobakterium Tuberkulosa

Bakteri mikrobakterium tuberkulosa merupakan bakteri yang

berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga

sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan

oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk

mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan,

penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum

(KP).

Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar

dengan bakteri mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat

penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya

berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan

terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak

(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan

dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.

Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ

tubuh seperti : paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang,

kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh

yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Tanda-tanda Seseorang Terkena Penyakit TBC

Tanda-tanda orang yang dicurigai terkena penyakit TBC yaitu secara

umum dapat dilihat dari gejalanya terlebih dahulu yaitu, demam tidak

terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari

disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti

influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat

badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan

darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah. Dan untuk memberikan

kepastian maka orang tersebut harus diperiksa lebih lanjut, jadi tidak

selalu bahwa orang batuk-batuk lama pasti menderita TBC, harus

dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen.

Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC dibagi menjadi :

1. Gejala umum Gejala umum / sistemik

a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,

biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.

Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan

bersifat hilang timbul.

b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai

dengan darah).

d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala khusus Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi

sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-

paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang

membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas

melemah yang disertai sesak. Kalau ada cairan dirongga pleura ( pembungkus paru-paru ),

dapat disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi

tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan

bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar

cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)

dan disebut sebagai meningitis ( radang selaput otak), gejalanya

adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-

kejang.

Dan timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara

klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup

sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Gejala Penyakit TBC Paru Pada Orang Dewasa:

1. Batuk terus menerus disertai dengan dahak selama 3 minggu atau

lebih.

2. Kadang-kadang dahak yang keluar bercampur dengan darah.

3. Sesak nafas dengan rasa nyeri di dada.

4. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun.

5. Berkeringat malam hari walau tanpa aktifitas.

6. Demam meriang lebih dari satu bulan.

Gejala Penyakit TBC Paru Pada Anak

1. BB turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas.

2. Tidak ada nafsu makan.

3. Demam lama dan berulang.

4. Muncul benjolan di daerah leher, ketiak dan lipat paha.

5. Batuk lama lebih dari 30 hari dan nyeri dada.

6. Diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.

Cara Memastikan Penyakit TBC Untuk mengetahui secara pasti, seseorang menderita penyakit TBC

atau tidak, yaitu dengan pemeriksaan dahaknya di laboratorium

klinik ( dahak, bukan ludah).

Pemeriksaan dahak harus dilakukan sebanyak 3 kali selama 2 hari.

Jika hasilnya positif ada kuman berarti orang tersebut menderita

penyakit TBC.

Waktu pemeriksaan dahak adalah : SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu)

1. Sewaktu (Hari I) : dahak diperiksa di laboratorium sewaktu

penderita datang dengan gejala penyakit TB.

2. Sewaktu (Hari II) : sehabis bangn tidur keesokan harinya,

keluarkan dahak, tampung dalam pot (wadah) yang diberi

petugas, tutup rapat, bawa ke rumah sakit.

3. Sewaktu (Hari II) : penderita akan diminta dahak lagi di RS.

Penegakan Diagnosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa

hal yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah :

1. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.

2. Pemeriksaan fisik.

3. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).

4. Pemeriksaan patologi anatomi (PA).

5. Rontgen dada (thorax photo).

6. Uji tuberkulin.

7. Test mantoux.

Uji Tuberkulin

Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling

bermanfaat untuk menunjukkan sedang/pernah terinfeksi

mikobakterium tuberkulosa dan sering digunakan dalam “Screening

TBC”. Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC dengan uji

tuberkulin adalah lebih dari 90%. Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai

sekarang cara mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan

uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian

depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji

tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan diukur

diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi.

Cara-cara Pencegahan

1. Temukan semua penderita TBC dan berikan segera pengobatan

yang tepat. Sediakan fasilitas untuk penemuan dan pengobatan

penderita.

2. Sediakan fasilitas medis yang memadai seperti laboratorium dan

alat rontgen agar dapat melakukan diagnosa dini terhadap

penderita, kontak dan tersangka. Sediakan juga fasilitas pengobatan

terhadap penderita dan mereka dengan risiko tinggi terinfeksi;

sediakan fasilitas tempat tidur untuk mereka yang perlu

mendapatkan perawatan.

3. Beri penyuluhan kepada masyarakat tentang car-cara penularan

dan cara-cara pemberantasan serta manfaat penegakan

diagnosa dini.

4. Mengurangi dan menghilangkan kondisi sosial yang

mempertinggi risiko terjadinya infeksi misalnya kepadatan

hunian.

5. Program pemberantasan TBC harus ada di seluruh fasilitas

kesehatan dan difasilitas dimana penderita HIV/penderita

imunosupresi lainnya ditangani (seperti di Rumah Sakit, tempat

rehabilitasi, pemakai Napza, panti asuhan anak terlantar).

6. Pemberian INH sebagai pengobatan preventif memberikan hasil

yang cukup efektif untuk mencegah progresivitas infeksi TBC laten

menjadi TBC klinis

TBC dapat dicegah dengan memutuskan rantai penularan

yaitu dengan mengobati penderita TBC sampai benar-benar sembuh

serta dengan melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat.

Sedangkan untuk penyembuhan dengan jalan minum obat yang

diberikan secara teratur, sampai dinyatakan sembuh.

Jika Tidak Teratur Minum Obat Maka Yang Terjadi

1. Penyakitnya akan lebih sukar diobati.

2. Kuman TBC dalam tubuh akan berkembang semakin banyak dan

menyerang organ tubuh lain.

3. Akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat sembuh.

4. Biaya pengobatan akan sangat besar dan tidak ditanggung oleh

pemerintah.

Untuk Mencegah Penularan TBC

1. Agar menutup mulut jika batuk atau bersin sehinggga keluarga atau

orang sekelilingnya tidak tertular, terutama bila disekitarnya ada

anak-anak.

2. Jangan meludah di sembarang tempat.

3. Gunakan tempat yang tertutup untuk menampung dahak dan jangan

dibuang di sembarang tempat.

Kegiatan penanggulangan TBC di tempat kerja meiputi upaya

berikut antara lain :

1. Promotif

Peningkatan pengetahuan pekerja tentang penanggulangan

TBC di tempat kerja melalui pendidikan & pelatihan petugas

pemberi pelayanan kesehatan di tempat kerja, penyuluhan,

penyebarluasan informasi, peningkatan kebugaran jasmani,

peningkatan kepuasan kerja, peningkatan gizi kerja.

2. Preventif

Adalah upaya untuk mencegah timbulnya penyakit atau

kondisi yang memperberat penyakit TBC.

3. Kuratif Pencegahan primer merupakan upaya yang dilaksanakan

untuk mencegah timbulnya penyakit pada populasi yang

sehat.

4. Upaya kuratif dan rehabilitatif Agar terlaksananya program penanggulangan TBC ditempat

kerja perlu adanya komitmen dari pimpinan perusahaan /

tempat kerja dan kerjasama dengan semua pihak terkait untuk

melaksanakan Program Penanggulangan TBC didukung

dengan ketersediaan dana, sarana dan tenaga yang

professional. Keberhasilan pengobatan TBC tergantung dari kepatuhan

penderita untuk minum OAT yang teratur.

Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua

kelompok yaitu :

a. Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol,

Streptomisin, Pirazinamid.

Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan

toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar

penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.

b. Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat,

Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

Pengobatan TBC pada orang dewasa

1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3.

Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan

etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya

minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap

lanjutan).

Diberikan kepada:

a. Penderita baru TBC paru BTA positif.

b. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

2. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

Diberikan kepada:

a. Penderita kambuh.

b. Penderita gagal terapi.

c. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3

Diberikan kepada :

Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

Pengobatan TBC pada anak

Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau

9 bulan, yaitu:

1. 2HR/7H2R2 : INH + Rifampisin setiap hari selama 2 bulan

pertama, kemudian INH + Rifampisin setiap hari atau 2 kali

seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga

ada resistensi terhadap INH).

2. 2HRZ/4H2R2 : INH + Rifampisin + Pirazinamid : setiap hari

selama 2 bulan pertama, kemudian INH + Rifampisin setiap hari

atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol

bila diduga ada resistensi terhadap INH).

3. Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin

diberikan bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb

dan rifampisin 15 mg/kgbb.

malaria

Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses

penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis

ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia

dan Afrika.

Ada empat tipe plasmodium parasit yang dapat menginfeksi

manusia, namun yang sering kali ditemui pada kasus penyakit malaria

adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Lainnya adalah

Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.

Tanda dan Gejala Penyakit malaria

Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai

beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang

dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri

persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta

limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung

Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami

kekejangan.Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah

adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan

kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai

6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa

tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala.

Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala

aneh, misalnya menunjukkan gerakan / postur tubuh yang abnormal

sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat

menyebabkan kerusakan otak.

Penyakit malaria memiliki 4 jenis, dan masing-masing disebabkan

oleh spesies parasit yang berbeda, yaitu :

1. Malaria Tertiana Penyebab : plasmodium vivax. Gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali. Gejala pertama terjadi / terjadi selama 2 minggu setelah infeksi.

2. Malaria Tropika Penyebab : plasmodium falcifarum. Plasmodium falcifarum sering menghalangi jalan darah ke otak,

menyebabkan koma, mengigau dan kematian.

3. Malaria Kuartana Penyebab : plasmodium malariae. Memiliki masa inkubasi lebih lama dari pada penyakit malaria

tertiana atau tropika. Gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 – 40 hari

setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari.

4. Malaria Tertiana

Penyebab : plasmodium ovale

Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh di dalam sel hati ;

beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, organisme

tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah merah.

Sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan

demam.

Banyak terjadi di Afrika dan Pasifik Barat.

Menegakkan Diagnosa Penyakit Malaria

Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak

oleh Tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan

laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan

penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita.

Pencegahan Penyakit Malaria

Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan

Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan

nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine

bila mengunjungi daerah endemik malaria.

Wassalam