TBC

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/21/2018 TBC

    1/16

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian TB

    Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan

    oleh Mycobacterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma

    pada jaringan yang terinfeksi.1-3

    Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman

    aerob yang dapat hidup terutama di paru dan berbagai organ tubuh lainnya.4Penyakit

    TB ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian

    tubuh termasuk meningens, ginjal, tulang dan nodus limfe.14

    Infeksi awal biasanya

    terjadi 2-10 minggu setelah terpajan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit

    aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun.14

    2.2. Cara Penularan TB

    Tuberkulosis menular melalui udara, biasanya kontak pertama dengan

    penyebab TB terjadi karena tidak sengaja menghirup udara, debu atau dahak yang

    mengandung basil-basil Mycobacterium tuberculosis.1-3

    Droplet yang mengandung

    kuman ini dapat terhirup oleh orang lain. Jika kuman tersebut sudah menetap dalam

    paru dari orang yang menghirupnya, maka kuman mulai membelah diri (berkembang

    biak) dan terjadilah infeksi dari satu orang ke orang lain.14

    Batuk, berbicara, dan

    meludah menghasilkan percikan kecil yang berisi banyak kuman TB yang melayang-

    layang di udara.14

    Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    2/16

    droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.14

    Jika orang lain

    menghirup kuman tersebut maka dia dapat terinfeksi. Infeksi biasanya terjadi pada

    kontak yang berulang.

    1,2

    Kadang-kadang TB dapat terjadi akibat meminum susu sapi

    yang tidak di pasteurisasi yang mana mengandung M.bovis dan bakteri-bakteri

    lainnya.15

    Gambar 1. M.Tuberculosis15

    Gambar 2. M.Bovis15

    2.3 Gejala umum penderita Tuberkulosis

    Gejala umum penderita TB adalah batuk terus menerus dan berdahak selama

    3 (tiga) minggu atau lebih. Gejala lain yang sering dijumpai antara lain : dahak

    bercampur darah, batuk darah, sesak napas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu

    makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat

    malam walau tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.16

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    3/16

    2.4 Diagnosa Tuberkulosis

    Diagnosa penyakit TB secara umum dapat ditegakkan dengan : anamnesa baik

    terhadap pasien maupun keluarganya, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium

    (darah, dahak, cairan otak), pemeriksaan patologi anatomi (PA), rontgen dada (foto

    thorax), dan uji tuberkulin.16

    Pada pasien asimtomatik, umumnya dideteksi dengan

    positifnya uji tuberkulin dan foto x-ray yang menunjukkan adanya TB. Diagnosis

    pada pasien simtomatik, dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik. Namun, di

    Indonesia, pada saat ini, uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam menentukan

    diagnosis TB pada orang dewasa, sebab sebagian besar masyarakat sudah terinfeksi

    denganMycobacterium tuberculosiskarena tingginya prevalensi TB.16

    Uji tuberkulin

    positif hanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan

    Mycobacterium tuberculosis. Di lain pihak, pada penderita HIV/AIDS, malnutrisi

    berat, TB milier dan Morbili dapat menunjukkan hasil uji tuberkulin yang negatif

    meskipun orang tersebut menderita Tuberkulosis.

    17

    Tes khusus untuk mendiagnosa

    TB disebut PCR (Polymerase Chain Reaction) yang digunakan untuk mendeteksi

    material genetik bakteri. Tes ini sangat sensitif dimana dapat mendeteksi jumlah yang

    sangat kecil dari bakteri TB dan spesifik hanya untuk mendeteksi bakteri TB.18

    2.5 Patogenesis keterlibatan rongga mulut pada penyakit TB

    Tuberkulosis adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang paru-paru

    namun juga memiliki kemampuan untuk menyerang hampir seluruh bagian dari tubuh

    termasuk rongga mulut.5Penyakit ini bersifat aerobik dan menyebar dari satu orang

    ke orang lain dan umumnya memerlukan kontak yang berulang untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    4/16

    penyebarannya.5Penyakit TB berkembang ketika sistem imun tidak dapat melawan

    infeksi bakteri tersebut.5Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi

    penderita TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya karena gizi buruk

    atau HIV/AIDS.5

    Bentuk primer dari penyakit TB paling sering mengenai paru. Namun pada

    banyak pasien, infeksi tersebut tidak menyebar, dan seiring dengan meningkatnya

    daya tahan tubuh pasien, maka bagian tubuh yang mengalami infeksi mengalami

    penyembuhan berupa fibrosis dan kalsifikasi.18-19

    Pada sedikit pasien, penyakit paru

    yang berkelanjutan, menyebar ke organ lain melalui self-inoculation melalui sputum

    yang terinfeksi, darah atau sistem limfatik yang mengakibatkan bentuk sekunder dari

    penyakit TB.5

    Lesi TB rongga mulut, dapat berupa infeksi primer dan sekunder dari infeksi

    bakteriMycobacterium tuberculosis.2-5

    Patogenesis biasanya karena inokulasi sendiri

    melalui sputum yang terinfeksi tetapi dapat juga terjadi melalui aliran darah.

    Inokulasi langsung sering melibatkan gingiva, soket gigi dan lipatan bukal.5

    Kasus yang paling sering dari TB di rongga mulut disebabkan infeksi

    sekunder dari TB paru. Permukaan mukosa oral yang sehat relatif resisten terhadap

    kuman Mycobacterium tuberculosis karena saliva juga mempunyai efek

    bakteriostatik. Saliva mempunyai efek proteksi yang dapat mencegah terjadinya lesi

    TB rongga mulut, walaupun banyak basil yang berkontak dengan permukaan mukosa

    rongga mulut yang khas pada kasus TB paru.5

    Luka kecil pada mukosa merupakan

    tempat yang disenangi oleh mikroorganisme. Faktor predisposisi lain termasuk oral

    hygiene yang jelek, ekstraksi gigi dan leukoplakia.5

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    5/16

    2.6 Evaluasi dan penanggulangan gigi dan mulut pada penderita TB

    Evaluasi dental ditujukan pada pasien dengan penyakit aktif terutama yang

    melibatkan rongga mulut. Riwayat medis harus termasuk pertanyaan mengenai

    adanya penyakit TB pada anggota keluarga selain kemungkinan lain terpaparnya

    penyakit ini. Uji tuberkulin sebelumnya harus dicatat, pasien dengan TB yang

    dideteksi harus ditanya mengenai tingkat perkembangan penyakit, tipe dan durasi

    perawatan yang diterima, dan status terbaru aktivitas penyakit.

    Pada penanggulangan dental, pencegahan harus dilakukan untuk mengurangi

    kemungkinan terinfeksi. Karena penyebaran utama infeksi tersebut paling banyak

    melalui droplet yang berada di udara, masker harus digunakan ketika merawat pasien

    dengan riwayat TB. Perhatian yang mendalam harus dilakukan untuk tehnik

    sterilisasi. Sterilisasi dengan gas, harus digunakan untuk handpiece yang tidak dapat

    di-autoclave.

    Berdasarkan riwayat dan konsultasi yang jelas, pasien dapat dikelompokkan pada 3

    kategori resiko :5

    2.6.1 Pasien dengan resiko tinggi

    1. Pasien TB yang terlihat dengan simtom penyakit aktif (demam, menggigil,

    berkeringat pada malam hari, mengeluarkan dahak dan kehilangan berat

    badan)

    2. Pasien dengan manifestasi TB di mulut

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    6/16

    Pasien dengan penyakit yang aktif, biasanya memiliki manifestasi oral merupakan

    pasien yang sangat menular. Prosedur dental sebaiknya ditunda dan dirujuk ke dokter

    spesialis untuk penanganan lebih lanjut.

    Apabila terdapat lesi oral yang mengarah ke TB ketika dilakukan

    pemeriksaan, prosedur dental harus ditunda dan pasien dirujuk untuk mendapatkan

    evaluasi dan penanganan lebih lanjut. Jika diperlukan penanganan darurat, proteksi

    diri harus ditingkatkan seperti : masker dan sarung tangan double, sterilisasi yang

    adekuat, handpiece yang tidak dapat di-autoclave harus disterilisasi gas.

    2.6.2 Pasien dengan resiko sedang

    1. Pasien dengan test tuberkulin positif tetapi tidak ada tanda-tanda penyakit

    aktif.

    2. Pasien yang ada tanda pada pemeriksaan x-ray dada yang diduga telah

    menderita TB sebelumnya tetapi tidak ada tanda penyakit aktif.

    3.

    Pasien yang telah dirawat TB tetapi tidak adekuat dan tidak ada tanda

    penyakit aktif.

    Pasien ini sudah pernah terinfeksi TB dan penyakit tersebut dapat kembali aktif.

    Mereka tidak mempunyai ciri-ciri penyakit aktif, jadi secara teori tidak infeksius.

    Perawatan dental dapat dilakukan dengan proteksi standar.

    2.6.3 Pasien dengan resiko rendah

    1. Pasien yang diketahui menderita TB yang telah mendapat perawatan yang

    adekuat tanpa adanya tanda-tanda penyakit aktif

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    7/16

    2. Pasien dengan riwayat keterpaparan TB tetapi test kulit negatif dan adanya

    tanda menderita penyakit.

    Perawatan dilakukan sesuai prosedur normal.

    2.7 Lesi Oral Tuberkulosis

    Lesi oral pada penderita TB jarang ditemui. Banyak penelitian yang dilakukan

    tetapi biasanya hanya menunjukkan prevalensi kurang dari 1% per populasi sampel.18

    2.7.1 Ulser

    Ulser adalah suatu luka terbuka dari kulit atau jaringan mukosa yang

    memperlihatkan disintegrasi dan nekrosis jaringan yang sedikit demi sedikit.19,20

    Lesi

    ulseratif di mukosa pada penderita TB berupa ulkus yang irregular, tepi yang tidak

    teratur, dengan sedikit indurasi, dan sering disertai dasar lesi berwarna kuning,

    disekeliling ulkus juga dijumpai satu atau beberapa nodul kecil.

    19

    Lesi pada TB

    primer sangat jarang ditemukan, terlihat pada penderita TB usia muda dan berupa

    ulser tunggal yang sakit dengan pembesaran kelenjar limfa.21

    Lesi pada TB sekunder

    lebih sering ditemui terutama pada penderita TB paru lesi biasanya berupa ulser

    tunggal kronis, irregular di kelilingi oleh eksudat dan sangat menyakitkan.21

    Lesi

    lebih sering dijumpai pada pasien usia menengah ke atas.21

    Tempat yang paling sering terjadi ulser adalah lidah selanjutnya bibir.19

    Pada

    lidah, ulkus TB paling sering terjadi pada bagian lateral, ujung, dan dorsum lidah.5

    Walaupun lidah merupakan tempat paling sering terjadinya lesi oral TB, lesi oral

    dapat juga mengenai gingiva, dasar mulut, palatum, bibir dan mukosa bukal.19

    Pada

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    8/16

    gingiva juga dijumpai erosi mukosa yang bergranul, dan kadang disertai dengan

    periodontitis marginal.5

    Ulser di rongga mulut yang disebabkan oleh kuman TB tidak dapat dibedakan

    secara klinis dengan lesi oral yang bersifat malignan/ganas.22

    Adanya ulser kronis

    pada rongga mulut, dapat didiagnosa banding dengan suatu keganasan, sarkoidosis,

    ulser sifilis, lesi ulser aftosa, infeksi jamur, traumatik injury, karsinoma sel skuamosa,

    dan limfoma. Namun sering sekali, ulser TB ini tidak diperhatikan oleh petugas

    medis.21,22

    Oleh karena itu, biopsi diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Apusan

    saliva dapat menunjukkan adanya kuman penyebab TB bila diwarnai dengan

    pewarnaan Ziehl-Neelsen. Kultur bakteri juga diperlukan untuk memastikan

    diagnosis.21,22

    Gambar 3.Ulser ada ba ian bukkal mukosa6

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    9/16

    Gambar 4. Ulser pada bibir10

    Gambar 5.Ulser pada lidah

    2.7.2.1Osteomyelitis

    Tuberkulosis pada tulang adalah salah satu bentuk dari osteomyelitis kronis,

    dimana lebih sering ditemukan pada pasien muda dan pasien stadium akhir.23

    Karena

    oesteomyelitis TB jarang ditemui, penyakit ini jarang menimbulkan kecurigaan

    Universitas Sumatera Utara

    http://www.ispub.com/ispub/ijd/volume_5_number_1_10/mycosis_fungoides_of_the_tongue/mycosis-fig1.jpg
  • 5/21/2018 TBC

    10/16

    dokter saat mendiagnosa, terutama bila tidak ada riwayat penyakit sistemik dan

    terapi.24

    Basil-basil tuberkuli dapat menginfeksi tulang rongga mulut antara lain

    melalui :

    1. Kontak langsung antara sputum atau susu sapi yang terinfeksi dengan gigi

    karies pulpa terbuka, bekas luka pencabutan, margin gingiva dan perforasi akibat

    erupsi gigi

    2.Perluasan regional dari lesi jaringan lunak yang melibatkan tulang

    dibawahnya

    3.Melalui jalur peredaran darah25

    Secara klinis osteomielitis TB dimulai dengan pembengkakan yang

    berkembang lambat, menyebabkan nekrosis tulang yang lambat dan dapat melibatkan

    seluruh mandibula. Radiografi menunjukkan daerah radiolusen yang irregular dan

    tulang trabekular yang mengabur, destruksi tulang dimulai dengan erosi pada kortex

    dengan adanya kecenderungan perbaikan berkala dan digantikan oleh jaringan

    granulasi.25

    Jaringan granulasi kemudian berkembang menjadi abses periosteal,

    membengkak dan tidak sakit. Abses dapat pecah di intraoral maupun ekstraoral

    membentuk sinus, dapat pula menyebabkan fraktur patologi dan sequestra.26

    Diagnosa dari kasus TB mandibula sulit dilakukan karena tidak ada tanda spesifik

    dan hanya manifestasi berupa pembengkakan lokal dari rahang yang dapat disalah

    diagnosa dengan abses piogenik dan bila terdapat sinus multiple dapat diragukan

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    11/16

    sebagai aktinomikosis. Diagnosis harus dilakukan dengan pemeriksaan histopatologis

    dan ditemukannya organisme pada lesi.13

    Gambar 7 Penderita Osteomyelitis Tuberkulosis13

    Gambar 8 Radiografi Osteomyelitis Tuberkulosis13

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    12/16

    2.7.3 Gingival enlargement(pembesaran gingiva)

    Manifestasi oral Tuberkulosis pada gingiva dapat ditemukan berupa gingival

    enlargement. Proses inflamasi bermula dari papil-papil interdental dan meluas ke

    gingiva sampai ke jaringan periodontal. Gingival enlargementatau pembesaran gusi

    ini tampak berupapetechiaedan bergranul serta mudah berdarah.28

    Pada umumnya, gingival enlargementpada penderita TB tidak sakit, meluas

    secara progresif dan berkelanjutan dari margin gingiva ke daerah vestibular yang

    rendah dan berhubungan dengan pembesaran kelenjar limfa.28

    Manifestasi oral TB

    berupa gingival enlargement difus merupakan tanda dini dari penyakit TB tanpa

    pembesaran kelenjar limfa dan tanpa penyakit sistemik TB, dimana manifestasi TB

    pada gingiva umumnya hanya berupa ulser atau granuloma.28

    Penyebab terjadinya gingival enlargement atau pembesaran gingiva pada

    penyakit TB berhubungan dengan efek proteksi dari rongga mulut yaitu karena

    adanya efek proteksi dari epitel sel skuamosa yang dapat melawan masuknya basil

    bakteri secara langsung. Perlawanan ini mengakibatkan bertambah tebalnya epitel

    mukosa oral dan bertambah besar dan tebalnya gingiva.28

    Infeksi Tuberkulosis pada gingiva sangat jarang ditemui. Lesi oral biasanya

    terjadi pada penderita TB paru sekunder. Oleh karena itu untuk mengindentifikasi lesi

    oral diperlukan pemeriksaan secara menyeluruh. Diagnosa yang tepat dan perawatan

    secepatnya akan menunjukkan prognosis yang baik. TB gingiva harus dibedakan dari

    gingival enlargementakibat pemakaian obat.

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    13/16

    2.7.4 Glossitis tuberkulosa

    Tuberkulosis yang bermanifestasi di lidah jarang dijumpai, kebanyakan

    ditemukan pada penderita TB paru. TB pada lidah, lebih sering dijumpai pada laki-

    laki dengan ratio 4:1 dimana kebanyakan penderita adalah pasien dengan ekonomi

    rendah. Salah satu manifestasi TB pada lidah selain ulser adalah peradangan lidah

    atau Glossitis.12

    Pada penyakit TB, glossitis disebabkan oleh infeksi bakteri TB yang banyak

    pada saliva di rongga mulut terutama pada sputum sehingga menyebabkan suatu

    peradangan yang sering terlihat sebagai granuloma. Tuberkuloma atau granuloma

    tuberkulosa dapat terjadi pada penderita TB karena penumpukan basil TB pada lidah

    melalui proses yang lambat yang mengenai lidah, pada penderita TB juga dapat

    terjadi tuberkuloma yang terlihat sebagai suatu glossitis yang sering didiagnosa

    sebagai makroglossia.29,30

    Diagnosa banding dari lesi tuberkulosa lidah dapat berupa malignansi,

    penyakit granulomatosa, sifilis, ulser traumatik, ulser aftosa dan infeksi jamur.30

    Gambar 9. Gingival enlargementpada penderita TB28

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    14/16

    Gambar 10. Glossitis Tuberkulosa pada penderita TB29

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    15/16

    KERANGKA KONSEP

    Penderita TB paru rawat inap

    -Ulser

    - Tuberkular osteomyelitis

    - Gingival enlargement

    - Glossitis tuberkulosa

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/21/2018 TBC

    16/16

    Glossitis TubeOsteomyelitis Gingival Enlargement/

    pembesaran gingiva

    Ulser

    Kerangka Teori

    Tuberkulosis (TB)

    Manifestasi Oral

    Universitas Sumatera Utara