Upload
jaka-apria-tananku
View
15
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
teknikkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk peeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee
Citation preview
NAMA : JAKA APRIA TANANKU
NIM : DBD 113 044
MATA KULIAH : TEKNIK EKSPLORASI TAMBANG
DOSEN PENGAJAR : NOBY ADE YUSEVI, ST.
HARI/ TANGGAL : JUMAT/ 09 OKTOBER 2015
SOAL :
Kenapa dalam perusahaan-perusahaan pertambangan yang sudah menjalankan
study lapangan dan AMDAL tetap mengalami permasalahan dengan masyarakat
maupun wilayah sekitar dalam pelaksanaannya ?
JAWABAN :
Dalam hal ini saya mengangkat kasus yang terjadi pada daerah Kutai Kertanegara
dimana sejumlah izin kuasa pertambangan (KP) diduga melanggar hak asasi manusia
(HAM). Perusahaan-perusahaan pertambangan pada daerah Kutai Kertanegara yang
memiliki izin kuasa pertambangan (KP) penyelidikan umum dan kuasa pertambangan
(KP) eksplorasi bahkan kuasa petambangan (KP) eksploitasi walaupun pada
pelaksanaannya telah melakukan studi kelayakan dan AMDAL tetap saja mengalami
permasalahan pada pelaksanaannya. Antara lain permasalahan yang dialami
perusahaan-perusaahaan pertambangan tersebut seperti terjadinya tumpang tindih lahan
perusahaan pertambangan, luas wilayah eksplorasi melebihi luas wilayah yang
ditentukan dalam kuasa pertambangan (KP). Selain itu pada kegiatan penambangan dan
pasca penambangannya perusahaan-perusahaan pertambangan pada daerah
meninggalkan lahan bekas tambang begitu saja tanpa dilakukan perbaikan lahan pasca
tambang sehingga menggagangu lingkungan sekitar. Kemudian pada lahan pasca
tambang tersebut banyak sekali ditemukan lubang pasca tambang yang tidak di
tindaklanjuti, dimana lubang-lubang itu menyebabkan genangan air pada lahan pasca
tambang tersebut.
Selain hal-hal tersebut, yang membuat warga Kutai Kertanegara semakin geram
yaitu terjadinya kerusakan lahan akibat kegiatan penyelidikan umum dan eksplorasi
pertambangan. Ditambah lagi limbah dari beberapa perushaan pertambangan batubara
dari beberapa perusahaan-perusahan pertambangan seperti PT. Mahardika Novitasari
dan PT. Cakrawala, dari lahan KP PT Trias yang telah beroperasi di sekeliling lahan
warga menyebabkan lahan seluas 3,3 ha milik warga yang terdapat tanaman keret, buah-
buahan, dan kolam, kini berubah menjadi sebuah danau yang membelah lahannya. Oleh
karena itu, perusahaan pertambangan baik yang masih dalam proses kegiatan
penyelidikan umum maupun kegiatan eksplorasi bahkan yang telah memasuki kegiatan
eksploitasi dianggap sangat menggangu dan tidak memberikan influence yang baik
terhadap warga Kutai Kertanegara terutama bagi para petani karet dan buah-buahan
bahkan pada pengelola kolam-kolam ikan akibat adanya pencemaran lingkungan akibat
kurangnya perhatian dan tindakkan dari perusahaan untuk mengelola kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Jika dikaitkan terhadap peraturan yang berlaku perusahaan-perusahaan tersebut
telah melanggar UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta UU NO.4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara . Disamping itu kasus
Pertambangan di Kutai Kartanegara ini telah mengakibatkan kerusakan alam dan
mengubah bentang alam serta mengakibatkan degradasi hutan yang seharusnya ditindak
tegas pemerintah. Hal ini karena mengancam kelestarian lingkungan dan melanggar
prinsip pembangunan berwawasan lingkungan yang diamanatkan UUD 1945 pasal 33
ayat (3) “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Alur pengaturan dan pengawasan kegiatan usaha peratambangan sesuai dengan
izin kuasa pertambangan antara lain sebagai berikut :
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
pertambangan tersebut disinyalir akibat kurangnya ketegasan dan pengawasan
terhadapa ketentuan dan peraturan yang berlaku dalam kuasa pertambangan (KP).
Perusahaan Pertambangan
Mengajukan Permohonan Kuasa
Pertambangan
Pengajuan Permohonan Kuasa Pertambangan ditujukan kepada:
- Dinas Pertambangan dan Energi
- Bupati/Walikota Setempat
- Gubernur
- Menteri ESDM
Pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan
dan kuasa pertambangan yang
telah di berikan
Pelaporan dan pengebalian hasil
pelaksanaan kuasa pertambangan dari
perusahaan pertambangan
Selain itu permasalah itu muncul karena buruknya pengaturan dan pengawasan yang
baik terhadap manajemen perusahaan yang melakukan kegiatan pengusahaan
penambangan terutama dalam kegiatan penyelidikan umum dan eksplorasi yang masih
merupakan tahapan awal dalam kegiatan penambangan yang seharusnya pengaturan dan
pengawasannya dapat dilakukan jauh lebih baik lagi sehingga tidak terjadi
permasalahan dan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku.
Disamping manajemen perusahaan yang buruk, permasalahan tersebut disinyalir
dilakukan oleh oknum birokrasi baik itu pemerintah daerah, pemerintah propinsi
maupun pemerintah pusat dengan pengusaha tertentu dalam praktik kongkalikong yang
menimbulkan kerusakan lingkungan. Tidak hanya itu, akibat adanya kongkalikong
antara oknum birokrasi dengan pengushaaan tersebut menyebabkan longgarnya
pengawasan yang seharusnya dilakukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Daerah
setempat dalam pengawasan kegiatan pengusahaan penambangan, baik itu dalam
tahapan kegiatan penyelidikan umum, kegiatan ekplorasi maupun kegiatan eksploitasi.
Akibat longgarnya pengawasan tersebut maka banyaknya terjadi penyelewengan dan
pelanggaran yang dilakukan perusahaan terhadap izin kuasa pertambangan (KP) yang
menyebabkan timbulnya permasalahan antar perusahaan pertambangan dengan
masyarakat lokal yang berada disekitar lahan pertambangan tersebut.