Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Vol. 3 No.l, Juni 2012 rssN 2087-3611
Prototipe B€ndung Sampean Lama di Sung6i SamfEanOilihal dari Hilk ke Ar-ah Udik
i:ltiD.nt rlt!to
n)
\,Z::+\xst.0[|E$ = ll3rls|| r0fl
-bi.-
(}l,E{
)nft vtt6
E
I
!
o
a
I23aaa7!010lr
Neraca Air Sungai Cisadanedi Bendung Pas€rbaru
ltd
-rtlx
:
Sketsa Lokasi Lintasan Pengukuran TomograiGedlishik Tahanan Jenis ,.
rt-,i; 1,
l**
Terakreditasi LlPl No.228lAU1 lP2?,//,BIUOglz(rc
lssN2087-3511
Jurnal Teknik Hidraulik Vol.3 No. 1Hal.
1- 102
BandungJuni 2O12
Teknik idraulik
Graphical Comparison O{ WEB-DHM Discharg€ WithObserved Discharge For Biggest Flood Evenl ln The Penod
Ot Fobruary 22 Until March 3r, 1986Ut . rt,
1, I
a
I
hI
Akreditasi No. 228 / AUI / P?MBI / OB / 2OO9
Jurnal Teknik Hidraulik merupakan kelaniutan dari Buletin Keairan, yangTerakreditasi sebagai Maialah Berkala Ilmiah - surat Keputusan Kepala Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia Nomor 81,6/D/zoo9, tanggal 2g Agustus 2009, tentang HasilAkreditasi Ulang Malalah Berkala Ilmiah.
Vol. 3 No. 1, Juni 2012
Teknik HidraulikPellnduntDR. lr. Mohammad Hasan, Dipl. HE
PembinaIr Bamban8 HarSono, Dipl HE M.En8
Penantgung Jawablr. tiur fizili (ifli, MT
R€dakturDra. Conny Amalia
Xetua Dewan PcnyuntlntProf- (R). Drs. Erman Mawardi, Dipl. AlT. (peneliti Eidang Teknik Hidraulik)
D€wan Penyuntin8Prof. (R). lr. Nana Teran8na Ginting, Dipl.EST. (Peneliti Eidang Manajemen Iintkungan)Dr. (Eng) Fitri Riandini, S.Si., MT. (Peneliti Brdang Tekhik Rawa dan pantai)
Dr. lr. Wanny K. Adidarma, M.Sc. (Peneliti Bidan8 Teknik Hidrotogi)Dr. Simon S Brahmana, CES, DEA (Peneliti Bidang Teknik Lingkungan SDA)lr. lskandar A. Yusuf, M. Eng {Peneliti Bidang Teknik Lingkungan sDA)Drs. Waluyo Hatmoko., M.k ( Peneliti Bidang Konservasi dan Tata Air)Drs. Tontowi, M. Sc (Peneliti Bidang Teknik LingkunSan SDA)
Mitra B€starlProf. Dr. Hidayat Pawitan, M.Sc. (SidanE Hidrologi - tpB)Prof. (R) Dr, lr. Bamban8 Soenarto, Dipl. H. M. Eng (Bidang Hidrotogi Aptikasi SDA - UTAMA SAGAKARSA)Dr lr. Sri Le8owo, M.5c. (Bidang Teknik Sipil - lTglDr. (Eng.) lr. Priana Sudjono, MS. (Bidang Teknik LinSkungan - ITB)Dr. Chay Asdak, M. Sc (Eidang Tata Air - UNPAD)
Sekretariat Redaksi :
Dra. Aidilhsyah LuthanRina Diani, S, Sos.
Anjelita, 5. Sos.
Yohanna P.ita Amelia, S.Sos
Alamat Redaksi/Pen€rbh :
PUSAT PENEI.ITIAN OAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIRBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANXEMEI{IEEIAII PEKERJAAN UT1lUMll lr. H. .,uanda No. 193 Bandung 40135Tlp.: (022) 2501083, 2504053Fax: (022)2500163PO BOX: 841E-mail:[email protected]://www.pusarr-pu.go.id
tssN 2087-3611
Terakreditasi tlPl No. 228lAU L I P2MB| I OBl2OOg
Vol. 3 No. 1, Juni 2012 tssN 20E7-3611
Terakreditasi LlPl No. 228lAU llPZMBIlOBl2OO9
Teknik HidraulikDAFTAR ISI
Estimasi Dinamik Jangka Panjang Terhadap Kualitas Air Untuk PengendalianEutrofikasi Pada Waduk JatiluhurEko Winor lrionto; R. Wohyudi Triweko; Doddy Yudionto
Selective Transport And Armoured Layer Development ln Non-Uniform BedMaterials Part 2: Numerical Model VerificationArie Setiodi Moerwanto
Pengaruh Pengupasan Tebing Sungai Terhadap Penurunan Muka Air BanjirSungai Sampean di Udik Bendung Sampean Lama, Situbondo, Jawa TimurErmon Mowordi; Ririn Rimowon
An Application of Distributed Biosphere Hydrological Model For Past FloodsReplication (Case Study: Upper Citarum River Basin, West Java)
Nuryanto Sosmito Slomet
Analisis Ekonomi dan HidroloBi Pengelolaan Sumber Daya Air Waduk JuandaOleh Perum Jasa Tirta ll: Pendekatan Optimasi DinamikSlometto; Yusmon Syoukot; W. H Limbong; Moch. Amron
Sistem Pendukung Keputusan untuk Perencanaan Alokasi Air Secara
Partisipatoris pada Suatu Wilayah Sungai.
Woluyo Hotmoko; R. Wohyudi Triweko; Doddi Yudionto
lnterpretasi Kualitas Air Tanah dari Hasil Pengukuran Geolistrik di PantaiBalonrejo, Jawa-TengahAdong S. Soewoeli; Wowon Herowon; Heni Renggonis; Sri Mulot Yuningsih
1- 16
77 -28
29-42
43-58
59-70
7',J- - 86
87 - 102
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PERENCANAAN ALOKASIAIR SECARA PARTISIPATORIS PADA SUATU WILITYAH SUNGAI
Waluyo Hatmoko 1), R Wahyudi Triwekoz), Doddi Yudianto3)I Peneliti di Puslitbang Sumber Daya Air
2'r Fakultas Teknik Universitas Parahyangane-mail: [email protected]
Diterima:27 Februari 2012; Disetu,uij 79 Aprll2Ol2
ABSTRAK
Alokosi oir berdosqrkdn porodigma boru pengeloloan sumber dayo air terpddu, menuntut peron aktif doripara pengelolo wilayah sungoi don pengguno oir. Adanyo suatu sistem pendukung keputusan untuk olokosiair berbqsis mosyarokat pengguna oir, dihoropkan qkon membqntu pora pengelolo wilayah sungai danpemilik kepentingan dalam mengalokosikan oir. Makalah ini dimaksudkan untuk mengidentilikqsikebutuhon keberadaon sistem pendukung keputuson untuk pengeloloon alokosi air yong berbosismoqrorqkot penggund dir, dan mengkoji perkembangon sistem pendukung keputuson untuk pengeloloanalokasi dir secaro portisipatoris. Podo beberopo negara, sistem pendukung keputuson untuk olokosi oir telahberkembang pesot menjodi sistem pendukung negosiasi, sistem pendukung negosiasi berbasis internet, donpembontu resolusi konllik. Disimpulkan bahwo untuk mendorong keterlibaton mosyarakot dolompengeloloon olokasi oir, moko perlu dikembongkan sistem pendukung keputusan untuk pengelolaan alokosiair secoro partisipatoris. Pengembangon ini dapat dilakukan berdosarkan sistem yang sudah ada dan telahberjalan dalam perencanaan alokasi air strategis, yaitu untuk penyusunon pola dan rencana pengeloloansumber doya air; perencanaan taktis untuk alokqsi air tahunan dan pemberion izin penggunaan air; sertapelaksanaon operasional alokasi air secora tepat waktu. Penerapannyo perlu disesuaikon dengan kondisimosyarakot, kelembdgoon don alam di Indonesia.
Kata Kunci: Sistem pendukung keputuson, alokosi oir, partisipqtoris, strategis, toktis, tepat-woktu
ABSTRACT
The new paradigm of woter resources monogement in water ollocation manogement demands activeparticipation from the river basin organization as well as the water users. A Decision Support System (DSS)
for community based vlater ollocdtion moy help the water management stdkeholders in allocating the water.This paper discusses the concept ond implementation of the DSS for water ollocation, especiolly forparticipotory decision moking; the purpose of its application in Indonesia for long krm water allocotion atstotegic level, ond onnuol plonning to achieve a fair, eltrcient ond sustoinable water allocotion. In some
countries, DSS for woter allocation have been developed into an internet based negotiation support system
ond conflict resolution. Whereos in the case for lndonesia, implementdtion of the DSS for water allocotionhas to consider the condition ol the sociery, law ond institution, as well as the nqture of river basins. It is
concluded that to encourage the involvement of the stakeholders in b,oter ollocation monagement, aparticipatory DSS for woter allocotion in Indonesia should be developed. The development is to be bosed onthe existing system for strategic planning, tacticdl onnual plonning, and real-time operdtional waterallocation.
Kewords: Decision support system, water allocation, porticipotory, stategic, tactics, real-time woterallocation
PENDAHULUAN
Seiring dengan bertambahnya jumlahpenduduk serta meningkatnya kondisi sosial danekonomi masyarakat, maka akan meningkat pulakebutuhan air untuk berbagai penggunaan. Di lainpihak, air yang tersedia jumlahnya relatif tetap,bahkan kualitasnya cenderung menurun karenapencemaran. Hal ini akan mengakibatkan
munculnya konflik kepentingan (conllict ofinterest) atas air. Semakin hari air dirasakansemakin langka, semakin rawan konflikkepentingan atas air. Konflik air yang semulahanya bersifat antarindividu atau kelompokmasyarakat pengguna air, dengan semangatdesentralisasi dan otonomi daerah, akanberpotensi meningkatkan konflik setempattersebut meniadi konflik antarkabupaten/kota
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, ,uni 2Ol2 : I - 102 7l
rI
vans tidak diinginkan, misalnya seperti yanB telah
i".iidi ,nt t, Kota Cirebon dengan Kabupaten
Kuningan.
Untuk mengatasi konflik atas air tersebut'
maka perlu dilak-ukan alokasi air agar masyarakat
pengguna air akan me
h;akDa secara adil,Cara oandang air seba
trrtut' ,"op memerhatikan fungsi sosial bagi
."rr"."tri dan fungsi lingkungannya antara lain
untuk memelihara keseimbangan lingkungan'
l"t"ngrrng"n hidup flora dan fauna' mencegah
inrusl a-ir asin, estetika, dan kesehatan
.".yrrrkrt. Pembagian air antar hulu-hilir
a"upun antarsektor pengguna air perlu
Jirtotrtitrn sedemikian rupa agar diperoleh
["rait"n, t"* manfaat yang optimal dan
berkelaniutan.
Pada awal mitenium ketiga ini dirasakan
bahwa untuk mengatasi berbagai permasalahan
iumber daya air, perlu dilakukan perubahan
p".rUig.", yang meiupakan dasar cara berpikir''p.ne"[lr"n- alokasi air berdasarkan paradigma
L".r" p"rg"totrun sumber daya air terpadu'
."nrn'tu, para pengelola wilayah sungai dan
o"nnnun" rit untuk l"bih berperan aktif Kebiiakan
IioxEi ,it diputuskan bersama oleh pengelola
wilayah sungai dan pengguna air' Sistem
,,rnirinrto.i. "vang
demoiratis ini terbentur pada
tuny"t rn beragamnya laur belakang pendidikan
dan pengetahuin para pengguna air yang dapat
."nih".brt proses pengambilan keputusan
alokasi air secara partisipatoris'
Adanya sistem pendukung kepltusan (SPKJ
untuk alokasi air berbasis masyarakat pengguna
air, vang mcnyajikan informasi sumber daya air
dalam -bentuk yang mudah dicerna' serta
memberikan gambaran apa yang akan terladi jika
suatu tindak;n dilaksanakan, tentu akan sangat
membant, para pengelola wilayah sungai dan
pemilik kepintingan dalam perencanaan alokasi
!ir paa" tinCk"t- strategis maupun operasional'
secaia adil, efisien dan berkelanjutan Perencanaan
strategis alokasi air di Indonesia' pada tahap
p"ryr-"rurrn pola dan rencana pengelolaan sumber
i"y" ,i. d'i witayah sungai memang telah
menggunakan model komputer untuk alokasi air'
dan juga menyertakan para pemilik kepentingan
dalam-iertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM)'
Meskipun demikian, kenyataan menunjukkan
bahwa penggunaan sistem pendukung keputusan
tersebui oli[ para pemangku kepentingan belum
optimal.
Makatah ini dimaksudkan untuk
mengidentinkasi kebutuhan akan adanya sistem
pend-ukung keputusan untuk pengelolaan alokasi
air yang be.bisis masyarakat pengguna air' dan
menqkaii perkembangan sistem pendukung
kepu-tusan untuk pengelolaan alokasi air secara
partisipatoris.
ALOKAST AIR DI INDONESIAi Perubahan Paradigma Pengelolaan
keterlibatan masyarakat pemilik kepentingan
dalam seluruh aspek pengelolaan sumber daya air'
termasuk perencanaan alokasi air'
72 Jurnal Tekn ik Hid raulik Vol 3, No 1,Juni 2012: 1-102
Tabel 1 Perubahan Paradigma Pengelolaan Sumber Daya Air
Aspek Masa lalu Masa kini
Wawasan
Peran pemerintah
Kewenangan
Hak asasi manusia akan air
Pengembangan
Pengelolaan
Kebijakan
Data dan informasi
Kegiatan
Ekonomi
Penyedia lProviderl
Sentralisasi
KuranS diperhatikan
Fisik
Eksploitasi
Top down
Tertutup
Pengembangan
LingkunSan
Fasilitator (enobler)
Oesentralisasi
Diperhatikan
Fisik dan non-fisik
Konservasi
Peran serta masyarakat
Transparan
Pengelolaan
Sumber: Boppenos (2007 )
2 Alokasi AirAlokasi air adalah penjatahan air permukaan
untuk berbagai keperluan pada suatu wilayahsungai dalam memenuhi kebutuhan air bagi parapengguna air dari waktu ke waktu denganmemerhatikan kuantitas dan kualitas air,berdasarkan asas pemanfaatan umum,keseimbangan dan pelestarian sumber air.Prioritas alokasi air diatur pada Pasal 29 Undang-undang no.7 tahun 2004 tentanB Sumber Daya Air,bahwa "Penyediaan sumber daya air dituiukanuntuk memenuhi kebutuhan air dan daya air sertamemenuhi berbagai keperluan sesuai dengankualitas dan kuantitas; dilaksanakan sesuai denganpenatagunaan sumber daya air yang ditetapkanuntuk memenuhi kebutuhan pokok, sanitasilingkungan, pertanian, ketenagaan, industri,pertambangan, perhubungan, kehutanan dankeanekaragaman hayati, olahraga, rekreasi danpariwisata, ekosistem, estetika, serta kebutuhanlain yang ditetapkan sesuai dengan peraturanperundang-undangan".
Penyediaan air untuk memenuhi kebutuhanpokok sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyatdalam sistem irigasi yanB sudah ada merupakanprioritas utama penyediaan sumber daya air diatas semua kebutuhan. Yang dimaksud dengankebutuhan pokok sehari-hari adalah air untukmemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang
digunakan pada atau diambil dari sumber air yang
bukan dari saluran distribusi, untuk keperluansendiri guna mencapai kehidupan yang sehat,
bersih dan produktif, misalnya untuk keperluanibadah, minum, masak, mandi, cuci dan peturasan.Penielasan Undang-undang nomor 7 /2004menyatakan bahwa yang dimaksud denganpertanian rakyat adalah budi daya pertanian yang
meliputi berbagai komoditi yaitu pertaniantanaman pangan, perikanan, peternakan,perkebunan, dan kehutanan yang dikelola oleh
rakyat dengan luas tertentu yang kebutuhan airnyatidak lebih dari dua liter per detik per kepalakeluarga.
Urutan prioritas penyediaan sumber daya airlainnya, ditetapkan pada setiap wilayah sungai olehpemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengankewenangannya. Apabila penetapan urutanprioritas penyediaan sumber daya airmenimbulkan kerugian bagi pemakai sumber daya
air, pemerintah atau pemerintah daerah waiibmengatur kompensasi kepada pemakainya.
Alokasi air untuk pengusahaan sumber daya
air harus didasarkan pada rencana alokasi air yang
ditetapkan dalam rencana pengelolaan sumberdaya air wilayah sungai bersangkutan, danditetapkan dalam izin pengusahaan sumber daya
air dari pemerintah atau Pemerintah daerah.Dalam hal rencana pengelolaan sumber daya airbelum ditetapkan, izin pengusahaan sumber dayaair pada wilayah sungai ditetapkan berdasarkanalokasi air sementara, yaitu alokasi yang dihitungberdasarkan perkiraan ketersediaan air debitandalan yang dapat diandalkan denganmemperhitungkan kebutuhan pengguna air yang
sudah ada.
3 Tlngkatan Alokasi Aira) Alokasi air strategis
Alokasi air dapat dilakukan pada 3 tingkatan,yaitu tingkat strategis, tingkat taktis, dan ringkatoperasional. Pengelolaan alokasi air tingkatstrategis, menurut Undang-tndang no. 7/2004,adalah untuk kurun waktu 20 tahun, diwuiudkandalam bentuk penyusunan Pola dan Rencana
Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai,
antara lain menentukan pembangunan
infrastruktur alokasi air seperti bendungan,bendung dan saluran, serta berbagai alternatifpengelolaan alokasi air. Alokasi air untuk jangka
waktu 20 tahun didasarkan pada rencana alokasiair yang ditetapkan dalam rencana pengelolaan
lurnalTeknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1- 102 73
pada wilayah sungai yang bersangkutan'
pilihan strategi pengelolaan sumber daya air untuk
setiap skenaiio. dan (e) kebiiakan operasional
untui< melaksanakaD strategi pengelolaan sumber
daya air.
Peraturan Menteri Pekeriaan Umum nomor
22 hhun 2009 mengenai Pedoman Penyusunan
Pola P Air menYatakan
bahwa la PSDA, harus
dilaksa ltasi Masyarakat
dalam menyusun rencana alokasi air'
b) Alokasi alr taktis dan tahunan
Pengelolaan alokasi air taktis dilaksanakan
untuk menghadapi kondisi yang tidak sesuai
dengan reniana. Rencana tahunan telah lazim
dilaksanakan oleh Panitia lrigasi, yang menyusun
dan mengusulkan Rencana Tata Tanam Global
(RTTG) u;tuk disahkan oleh Gubernur atau Bupati'
berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor
irigasi; c) merumuskanpembagian dan Pemberianpertanian dan kePerluanmerekomendasikan Prioritapengelolaan irigasi.
c) Alokasi air tingkat oPerasionalsional, secara tePat waktu
atau uk Pelaksanaan alokasi air
pada sepuluh harian, atau Pada
iari imana iumlah air Yang
tersedia dialokasikan pada berbagai penggunanya'
Di Indonesia, pengelolaan alokasi air secara tepat
waktu ini baru dilaksanakan di Perum Jasa Tirta 1
di Sungai Brantas [Harnanto, 2004), Perum Jasa
Tirta t di Sungai Citarum [Mayasari, 2008J, dan
beberapa balai percontohan seperti di Sungai
Sampean (Tohary, 19991.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK
ALOKASI AIR
Piranti Iunak untuk membantu alokasi air
DSS merupakan suatu sistem informasi yang
pengetahuan atau knowledge.
terseyanSpengsimudan pendekatan sistem,
1 Model SimulasiPerbandingan berbagai model simulasi
dilakukan oleh Sechi dan Sulis (2010), yang
lurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012: 1 - 102
simulasi adalah begitu banyaknya solusi ataurencaDa yang layak, sehingga sulit mencari solusiyang optimal. Akan tetapi pada praktiknya modelsimulasi sangat bermanfaat untuk mengkaji apayang teriadi jika suatu tindakan at2u strategiditerapkan, atau dikenal dengan nama what-ifscen0rio.
Salah satu penggunaan model simulasidisaiikan oleh Van Cauwenbergh et al. (2007)dalam pengelolaan alokasi air di Sungai Andarax diAlmeria, Spanyol. Keputusan alokasi air untukjangka panjang diambil berdasarkan multisasaranoleh banyak pihak, yaitu irigasi, air bersih, danlingkungan. Sistem pendukung keputusan disusununtuk mengurutkan alternatif pengelolaan sumberdaya air menurut kinerja sosio-ekonomi danlingkungan. Sistem pendukung keputusan inidihubungkan dengan indikator keberlaniutanmelalui proses partisipasi.
Contoh penggunaan model simulasi untukmenghadapi perubahan iklim diterapkan di SungaiVolta di Afrika Barat oleh Leemhuis et al. (2009)dengan menggunakan model pengelolaan wilayahsungai Mike-Basin. Sistem ini dilengkapi denganmodel ketersediaan air yang mengakomodasiberbagai skenario perubahan iklim dari IPCC, danskenario kebutuhan air untuk berbagai keperluan.Simulasi berbagai skenario digunakan untukmengkaji dampak pembangunan waduk-wadukskala kecil dengan berbagai skenario perubahaniklim dan kondisi kekeringan yang berturut-turut.
2 Model Simulasi berdasarkan Hak GunaAirSistem pendukung keputusan untuk alokasi
air yang disusun berdasarkan hak guna air, danyang banyak diterapkan di berbagai negara antaralain adalah M0DSIM fLabadie, 1995), denganberbagai pengembangannya, misalnya K-MODSIMDSS, Decrsron Support System for River BasinManagement (Hwan Ko, 2005). MODSIM dirancanguntuk men8embangkan strategi wilayah sungai,untuk pengelolaan jangka pendek, jangka panjang,menghadapi kekeringan, analisis hak guna air, danmenangani konflik permasalahan perkotaan,pedesaan dan lingkungan. Optimasi fungsi tujuanakan menjamin pemenuhan air sesuai prioritasnya,berdasarkan hak guna air, atau penilaian ekonomi,sesuai dengan kondisi fisik, hidrologis serta aspekhukum dan kelembagaan wilayah sungai.
Berger et al. (2002) menjelaskan manfaatsistem pendukunB keputusan berbasis internet, diSungai Servier, Utah, Amerika Serikat. Bagianpaling sulit adalah menentukan aliran dasar,pembagian air dari tampungan, dan penentuanzona aliran. Adanya sistem pendukung keputusanuntuk alokasi air mempermudah perhitungan hak
guna air, yang dihitung secara tepat waku setiapharinya, dan dapat diakses melalui internet. Sistempendukung keputusan yang menghubungkanmodel dengan sistem pemantauan aliran sungai,bendung dan waduk ini memberikan informasitentang status hak guna air, dan jumlah air yangtersedia.
Sistem alokasi air di Rio Grande Hilir di Texasdikaji oleh Roman (2005) dengan menggunakanmodel Water Rights Andlysis Pockoge (WRAP).Dalam kajian tersebut dilakukan 3 buah simulasi,yaitu relokasi antar pengguna air, untukpengutamaan kebutuhan aliran di sungai, danpengelolaan kekeringan. Hasil studi menunjukkanbahwa air untuk rumah tan8ga dan perkotaandapat digunakan untuk irigasi dan aliranlingkungan tanpa memengaruhi keandalanpemakai air rumah-tangga dan perkotaan. fugadiusulkan berbagai strategi untuk meningkatkanefisiensi sistem secara menyeluruh, yangmembutuhkan perubahan peraturan dan kebijakanyang mendasar.
3 Model OptimasiModel optimasi mencari solusi yan8 optimal.
Metode ini pada umumnya memaksimalkan fungsituruan yang berupa manfaal atau meminimumkanfungsi kerugian, dengan batasan fungsi kendala.
Jika fungsi tujuan dan kendalanya berbentuklinear, maka optimasinya dinamakanpemrograman linear,
Pemrograman dinamik merupakan proseduroptimasi, yang penyelesaiannya dilakukan dalambeberapa tahap keputusan. Sedangkanpemrograman nonlinear mencakup teknikpencarian, pemrograman kuadratik, danpemrograman geometrik. Algoritma Benetikmerupakan teknik optimasi yang semakin banyakdigunakan pada optimasi irigasi, pemanfaatan airtanah, dan operasi waduk.
Teknik optimasi kerap kali dianggap terlalukaku dengan keterbatasan ruang gerak solusinya.Untuk permasalahan alokasi air, kenyataannyamodel optimasi yang meminimalkan fungsi penalti,atau memaksimumkan fungsi manfaat ini berfungsipula sebagai model simulasi, dengan menggiringair menuju pengguna air dengan prioritas dankemanfaatan yang lebih tinggi. Hal ini terlihat padamodel WRMM (lllich, 2001) dan model Aquarius(Alfieri et al., 2005). Keterbatasan model optimasiuntuk diterapkan pada permasalahan alokasi airadalah bahwa harus diberikan nilai keruSian ataumanfaat secara kuantitatif pada kondisikekurangan air, suatu hal yang sulit dilakukanuntuk evaluasi kinerja alokasi air yang padaumumnya bersifat multi kriteria.
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1- 102 75
4 Teknik Analisis MultikriteriaTeknik analisis multikriteria fungsinya
membandingkan, dan memberi urutan prioritasdari berbagai alternatil dimana penilaian
dilakukan berdasarkan berbagai kriteria. salah
satu ienis teknik analisis multikritcria yang
populer adalah ,4n alyticdl Hierarchy Process (AHP),
yang memberikan urutan prioritas alternatifberdasarkan kriteria yang terstruktur' Teknikuntuk menganalisis multi kriteria lainnya yang
lazim digunakan adalah (poyoff table), yangmerupakan aplikasi teori keputusan, dengan
membandingkan antara untung ruginya berbagai
tindakan pada berbagai kondisi yang mungkinteriadi; analisis penawaran (trade-off onolysis),
untuk mencari kondisi yang optimal; analisis apa
yang akan tciadi (what-if onalysrs), memprediksiapa yang akan teriadi iika suatu strategidilaksanakan; dan analisis sensitivitas (sensitivilyonalysis\, yang mengkaii dampak suatu srate8iterhadap perubahan skenario dan preferensi (Cai
dan McKinney, 1997).
Berbagai jenis metode evaluasi multi-kriteriaatau Multi Critcria Evaluarion Methods (MCEMI
dibandingkan oleh Mahmoud dan Garcia (2000)dalam mengevaluasi berbagai alternatifpengelolaan waduk Red Bluff di Sungai
Sacramento, California. Adapun metode multi'kriteria yang dibandingkan adalah rata-rataberbobot, atar weighted Averoge (WA); Preference
Ranking 0rgonization METHod for EnrichmentEvaluations (PROMETHEE ); CompromiseProgramming (CP), Elimination and Choice
Tronsl(rting REoliql (ELECTRE Il), dar. AnolyticdlHierarchy Process (AHP). Kaiian ini menempatkanmetode rata-rata berbobot yang paling unggul
berdasarkan kriteria konsistensi hasil, kemudahaninteraksi dengan pemakai, dan kegunaannya untukpara profesional maupun masyarakat awam.
Kelemahan metode analisis multi kriteria iniadalah bahwa proses yang terjadi, sepcrtibagaimana proses alokasi air dari mulaiketersediaan air, pengaturan bangunan air, dan airyang diberikan untuk berbagai keperluan, tidakdapat dimodelkan. Pada umumnya analisis multi-kriteria ini dilaksanakan setelah dilakukanberbagai analisis dengan metode simulasi atauoptimasi, yang memberikan hasil pada setiapalternatif untuk berbagai kriteria yang dinilai.
5 Sistem Pendukung Keputusan untukAlokasi air secara PartisiPatifPada masa lalu perencanaan dan pelaksanaan
alokasi air dilaksanakan sepihak oleh pengelolawilayah sungai, dan piranti lunak untuk alokasi aircukup dijalankan oleh pengelola wilayah sungaisecara individual. Seiring dengan perubahan
paradiBma pengelolaan sumber daya air membuatmasyarakat juga semakin berperan serta di setiap
tahap pengelolaan sumber daya air. Dengan
demikian diperlukan suatu sistem pendukungkeputusan alokasi air untuk mendukung proses
pengambilan keputusan secara kolektif olehmasyarakat penSSuna air, agar diperolehpemahaman yang sama dalam menuju suatu
konsensus bersama.
Pendekatan partisipatif yang menyertakanmasyarakat pengguna air dan pengelola wilayahsungai untuk mengambil keputusan bersama
dalam alokasi air pada dasarnya merupakan suatuproses negosiasi dalam mengatasi konflik untukmencapai konsesnsus bersama. Nandalal dan
Simonovic (2003) mengusulkan pendekatan sistem
untuk resolusi konflik alokasi air. Suatu
pendekatan sistem memiliki tiga Peranan dalam
memecahkan konflik yaitu 1) penyelidikan ilmiahmendefinisikan sistem yang terpengaruh dan
komponennya, mengindikasikan keterkaitan antarberbagai komponen; 2) menjelaskan karakteristikdari berbagai komponen, termasuk sistem fisik,ekosistem, dan masyarakat serta lembaga yang
terkena dampak, beserta keinginan dan tindakanyang dapat mereka lakukan; dan 3)
memperkirakan besarnya dampak yang akan
terjadi secara kuantitas fisik, maupun berdasarkansistem nilai dari masyarakat dan lembaga yang
terkait. Perbedaan dari pendekatan secara sistem
dibandingkan dengan pendekatan tradisionaldisajikan pada Tabel 2.
Selanrutnya Nandalal dan Simonovic (2003)menjelaskan bahwa DSS dapat dibagi atas
Individual DSS dan Group DSS fGDSt. Sistempendukung keputusan secara kolektifatau GDSS inidinamakan juga sebagai Negotiotion Supports/stem (NSS). Pada akhirnya NSS berkembangmedadi Negotiation Process Support System
(NPSS). Dalam NPSS terdapat beberapa teknik,yaitu teknik merencanakan bersama (collaborativeplonning), pendekatan konsensus, dan analisisskenario,
Untuk memfasilitasi pemangku kePentinganyang secara geografis terletak berjauhan, sehinggatidak mungkin melaksanakan pertemuan secara
fisik, Kersten (1989) memperkenalkan istilahInternet Negotiation Support System [INSS), yaitusistem pendukung keputusan yang berbasisinternel INSS ini memiliki fasilitas untukmenyatakan dan menilai preferensi, sistempenyampaian pesan, dan Penyaiian grafiskemajuan proses negosiasi. Sistem inimemungkinkan berbagai pihak unruk dapat
menyetu.iui dan memberikan komentar berbagaipilihan solusi melalui internet.
76 lurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, luni 2012: 1 - 10?
NSS merupakan bagian dari DSS untuk
cukup baik. Menurut Kersten (1989) penyebabnyaadalah 1J para pimpinan dan profesional telihsemakin akrab dengan DSS;dan komunikasi akan menudunia maya; 3) tekanan wadan semakin kompleksmendorong penggunaan DSS dan NSS; dan 4Jbertambah mudah digunakannya NSS, denganvisualisasi data dan teknik multimedia.
negosiasi, vertikal dan horizontal, didukung olehpenelitian dan pengembangan partisipatoris untukmemecahkan konflik yang memberikankeuntu ngan kepada pihak-pihak yang bersengketa,dan tetap meniaga keberlaniutan lingkungan.
Maksud
Kurun waktu
Saat penerapan
Respon pemilik kepentingan
Fokus
Penanganan kompleksitas
Tanggung jawab terhadap konflik
Pendekatan sistem
Jangka panjanE
Sebelum konflik memuncak
Reflektif dan terbuka
Sistem
Dialog
Peran masing-masing dalam konflik
GDSS 198sGroup DecisionSupport System
NSS 1989Negotiation
Support System
DSS 1982Decision Support
System
CAORe 2007Computer
Assisted Disput€Resotution
tosslndividual
Decision SuppoASystem
Gambar 1 PerkembanBan sistem pendukung Keputusan sampai saat rni, Modifikasi dari NandarardanSimonovic (2003)
Pendekatan tradisional
Jangka pendek
Setelah konflik memuncak
Eertahan
Oposisi individual
Menyalahkan pihak lain
JurnalTeknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1- 102 77
Tabel2 Pendekatan Sistem untuk Resolusi Konflik (Nandalal dan Simonovic, 2OO3)
rNSS 2006lnl€met
NegotiationSupport System
-,]
Polarisasi
Assimacopoulos (2004), serta Apostolaki dan
Assimacopoulos (2007) memaparkan pengalamanurces'
:fi:indria,
daerah aliran sungai Nil, di Mesir.
Carraro (2005) menyatakan bahwa sesuai
dengan fungsinya, NSS daPat dibagi atas: a) sistem
persiapan negosiasi, mendukung perencanaan
itrategis sebelum negosiasi atau juga sebagai
sistem informasi negosiasi, yang menunjang pada
saat ne8osiasi; b) sistem pendukung konteks
negosiasi, yang fokus pada perilaku sistem,
peikembangan dan pemilihan strategi; dan c)
sistem pendukung proses neBosiasi atau
Negotiation Process Support System (NPSS) yang
membantu proses neSosiasi dan dinamikanya,
mengidentifikasi hal-hal yang disetu,ui oleh pihak
yang bertikai.
a) Model Simulasi Alokasi Air Generik
Penggunaan model simulasi alokasi air
generik, ieperti DSS-Ribasim, M0DSIM, WEAP, dan
Mtxg-Sasin juga dapat digunakan untuk
permasalahannya; pemasukan data pada lokasi
iertentu; menguji seberapa jauh berbagai asumsi
berbeda itu memengaruhi keputusan yang akan
diambil; dan melaksanakan simulasi dengan
berbagai skenario dan strategi Kesertaan
masyarakat ini akan menimbulkan rasa memilikibahwa keputusan dan model komputer ini adalah
milik bersama.
b) Perencanaan Visi Bersama
Pendekatan Shared Vision Plonning (SVP)
dimulai sejak tahun 1970 oleh U.S. Army Corps
dalam merevisi strategi Pengelolaan Sungai
Potomac, secara partisipatif (lmwiko et al" 2OO7)'
Pendekatan ini berkembang pada tahun 1988,
coba pelaksanaannya pada pengelolaan kekeringan
di lima daerah aliran sungai, dengan sukses besar
terkait (Lorie et al., 2007).
SVP meruPakan suatu Pendekatan
menyertakanperencanaan.1) identifikainventarisasiperumusan rencana alternatif; 4) evaluasi rencana
alternatif; 5) membandingkan rencana alternatif;dan 5] memilih rencana yang direkomendasikan'Perenianaan "tradisional" ini dipandang sebagai
pilar pertama dari SVP.
Pilar kedua SVP adalah partisipasi
stakeholder secara terstruktur. Pendekatan yang
Metode ini mengelompokkan partisipan menurutperanannya dalam studi, di samping memelihara
komunikasi antar kelompok. Terdapat 4 Perananstokeholder, yaitu 1) pembuat model; 2) pengguna
model dan yang memvalidasi; 3J semua pihak yang
tertarik; dan 4) pembuat keputusan Lingkaran
pada Gambar 2, menunjukkan hahwa stokeholderpada suatu lingkaran akan memberi kepercayaan
penuh atas hasil-hasil yang dicapai oleh
stokeholder pad'a lingkaran di dalamnya'
alternatif secara real-time; keluarannya memang
diperlukan oleh seluruh stakeholder; model harus
dipat diandalkan, and cukup detail, agar dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan yang
,"b"nr.nyr. Model yang banyak digunakan dalam
SVP selama ini antara lain adalah STELLA yang
merupakan model dinamika sistem, dan Microsoft-
Excel.
Keunggulan pendekatan sVP ini adalah
kemampuan untuk menggambarkan keterkaitan
antar unsur dari sistem yang sangat rumit, yang
dimungkinkan dengan penggunaan modei
-t JurnalTeknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, luni 2012: 1- 102
komputer secara transparan; dan kemampuanuntuk menyimulasikan berbagai skenario danrencana alternatif, dalam waktu yang sangatsingkat, dan memungkinkan para perencanabersama pemangku kepentingan untuk menjawabberbagai peftanyaan "bagaimana jika" atau what if.
D
dalam studi pengelolaan sumber daya air pada saatkekeringan, telah dilaksanakan secara intensilManfaat dari model visi bersama ini, sesuai dengannamanya adalah konsensus akan dapat dicapai,sebab semua pihak berpartisipasi dalampengembangan model. Meskipun demikian, jikajumlah pemilik kepentingan yang terlibat konflikbegitu banyak, teknik lain, misalnya dengankuesioner, mungkin akan lebih berhasil. Michaud(20091 menyusun berbagai kriteria untukmengevaluasi penerapan model kolaborasi diAmerika Serikat, pada beberapa kasus yangdisajikan pada Tabel 3-
Metode kolaborasi yang serupa dengan SVPadalah Sandia, yang dikembangkan oleh SandiaNational Laboratories, bekeiasama dengan US
Army Corps of Engineer, juga menggunakanpendekatan parrisipatif, dengan bantuan denganmodel simulasi dinamika sistem. Perangkat lunakdinamika sistem yang digunakan pada umumnyaadalah Powersim. Penerapan metode ini antaralain di Sungai Rio Grande dan Sungai San Fransisco
[Lowry et al. 2007).
Di Mediteranian, Fedra (2007J menyertakanmasyarakat dalam proses pengambilan keputusanalokasi air melalui tahap: 1J identifikasi individuatau kelompok masyarakat yang relevan, dengankuesioner yang untuk mempermudah danmemperluas jangkauan disebarkan melaluiinternet; dan 2) Lokakarya pemilik kepentingan,
Pendekatan kolaborasi
Kerangka kerja: SVP
Piranti lunak: Stella, Excel
Kerangka kerja: Sandia
Piranti lunak: Powersim
Kerangka kerja: SVP
Piranti lunak: Excel
Xerangka kerja: Sandia
Piranti lunak: Powersim
-o
B6
c ,Mbk,E3P6*
4.,*,.,-,*..,,*
q
q
fal
Gambar 2 Stakeholder dalam SVP (Cardwell, 2008)
Pendekatan SVP ini terlihat menjanjikan jikaditerapkan pada konflik yang masih baru atauintensitasnya masih rendah, sebelummempertimbangkan alternatif hukum atau politik;atau konflik dengan intensitas yang lebih tinggi,dimana telah dicapai kesepakatan, atau insentifmemelihara berjalannya proses [Lund dan Palmer,1997), Cardwel et al.. (2008J melaporkan bahwapengembangan dan aplikasi model visi bersama
Kasus Studi
Lake Ontario-St.
Lawrence River
Study
Middle Rio
Grande Basin
Study
N orthern
California Drought
Preparedness
Plan n ing
Upper Gila/san
Francisco River
Basin Study
langka waktu Sasaran
2000-2008 Pengaturan muka airDanau Ontario untukmengakomodasikebutuhanstakeholder
2001-2002 Perencanaanpenyediaan air tiganegara bagian
2004-2007 Program pengeiolaan
kekeringan secarakomprehensif diEldorado, California
2005-2007 Sistem pendukungkeputusan untukmendukungperaturan tentang air2004 di Arizona
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, luni 20L2 : 1 - 102 79
I
Tabel3 Kasus Proses Kolaborasi Pemodelan {Michaud, 2009)
untuk menBenalkan masyarakat pada proyek, serta
menyerap aspirasi masyarakat Model simulasi
OPTiMA ini dapat diakses metalui internet oleh
para pemangku kePentingan.
c) Prolil Pengambilan Keputusan secaraKolaborasi dengan Bantuan Komputer
lstilah Collabordrive Computer Aided Decision
Moking ini dipopulerkan oleh U.S. Army Corps ofEngineer melalui rangkaian publikasi SVP, antara
tain Imwiko et al. (2007), stephenson et al. (2007),
dan Michaud (2009). Imwiko et al. (2007J telah
melaksanakan survei pengambilan keputusan
secara kolaborasi dengan bantuan komputer, dan
yang banyak digunakan adalah model simulasi
iina.ik" iitt"tn Stella, Powersim, dan Vensim; dan
5) partisipasi masyarakat pada umumnya pada
tahip pengumpulan data, dan iuga pada tahap
pengembangan model, serta evaluasi alternatii
SPK UNTUK PERENCANAAN ALOKASI AIRDI INDONESIA
1 Perkemban8an SPK untuk PerencanaanAlokasi Air di lndonesialmplementasi sistem pendukung keputusan
untuk alokasi air strategis di Indonesia dimulai
menyusun rencana alokasi air strategis di Jawa
Barat bagian utara. Model simulasi alokasi air DSS-
Ribasim pada akhir-akhir ini juga digunakan pada
berbagai studi penyusunan pola dan rencana
pengeiolaan sumber daya air, antara lain oleh
Yulistiyanto dan Kironoto [2008) pada penyusunan
rencana pengelolaan sumber daya air di Wilayah
Sungai Progo-Opak-Serang.
DSS-Ribasim iuga telah digunakan untukmengatasi konflik air pada saat pengisian awal
Waduk Cirata pada tahun 1990 yang menyebabkan
Waduk Jatiluhur tidak menerima air dari Waduk
Saguling selama beberapa bulan. Puslitbang
eengairin dan Delft Hydraulics (1990) telah
melaksanakan berbagai simulasi DSS Ribasim
berdasarkan skenario kondisi hidrologi dan
lamanya pengisian Waduk Cirata. Hasil simulasi initelah digunakan sebagai sarana negosiasi antara
pihak Proyek Otorita Jatiluhur [POl) yang
mengelola Waduk )atiluhur, dan Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagai pengelola Waduk Saguling
dan Cirata pada saat itu
Piranti lunak lain yang telah populer
digunakan di tndonesia adalah Woter Resources
Minogement Model (WRMM) yang dikembangkan
oleh lllich (2001J, dan iuga digunakan dalam
alokasi air secara tepat wal(tu. Di samping ifu,
akhir-akhir ini semakin banyak ditemui
penggunaan Ms-Excel dalam mendukung
p"."n."nr"n alokasi air Pada DAS yang sederhana
(Hatmoko,2006).
Febriamansyah (2006) menggunakan metode
AHP untuk menyusun alternatif alokasi air yan8
paling bisa diterima oleh para pengguna air di
sepanjang Sungai Tampo di Provinsi Sumatera
Birat, berdasarkan penilaian sosio-institusional
memprediksi dampak yang akan terjadi ,ika dipilihsuatu strategi, berdasarkan atas suatu skenario
tertentu.
2 Kebutuhan SPK untuk PerencanaanAlokasi Air di Indonesia
Untuk dapat merumuskan bagaimana
penerapan sistem Pendpengelolaan alokasi ai
pengguna air, makakondisi wilayah sungaiaspek fisik kondisi alam, infrastruktur buatan
manusia, masyarakat pengguna air, pengelola
wilayah sungai, serta hukum dan kelembagaan
yang ada.
a) Kondisi Wilayah Sungai di Indonesia
Kondisi alam wilayah sungai di Indonesia
pada umumnya hanya sebagian kecil wilayah yang
mudah diakses dengan sarana transpoftasi yang
ada, sebagian besar masih sulit dijangkau'
Sementara kondisi hujan tropis sangat bervariasi
Kinerja bangunan air untuk mengatur alokasi airpada umumnya kurang baik, karena kurangnya
pemeliharaan, serta rehabilitasi dan kalibrasi'
b) Pengguna AirTingkat pendidikan dan pen8etahuan parir
pengguna air pada umumnya sangat beragam'
i".*ikilrn petani pemakai air sebagian besar
berpendidikan rendah, tetapi memiliki kearifan
80 Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. L, Juni 2012r 1- 102
lokal, pengalaman bertani dan mengatur air yangdiwariskan turun-temurun. Pada umumnya parapemilik kepentingan belum memahami prosesperencanaan alokasi air, terutama mengenaipenentuan skenario, dan peranan sistempendukung keputusan dalam penyusunan strategi.Sedangkan di pihak pengelola wilayah sungai,tersedianya sumber daya manusia yang trampiliuga meniadi salah satu permasalahan utama.
c) Perangkat HukumDi lndonesia, walaupun telah disusun
rancangan Peraturan Pemerintah tentang HakGuna Air, tetapi kenyataannya sistem alokasi air dilndonesia belum sepenuhnya mengikuti sistem hakguna air, melainkan masih menggunakan sistempasten (Dinar et al., 7997). Dengan sistem pastenini diusahakan agar semua daerah irigasimendapat iatah air dengan pasten atau konstantafaktor k, yaitu rasio antara pasokan air dengankebutuhan air, yang sama. Sistem yang telahdijalankan seiak zaman Belanda ini memang tidakmendorong peningkatan efisiensi air, tetapi sangatmendukung prinsip keadilan sebagai salah satuunsur utama pengelolaan sumber daya air terpadu.Untuk sistem alokasi air di lndonesia yang tidakberdasarkan hak atas air, maka DSS yangberdasarkan pada hak atas air, seperti MoDSIMkurang tepat diterapkan. Sebaliknya DSS yangdapat membagi air secara proporsional sepertiDSS-Ribasim dan model alokasi air dari Ms-Excel[Hatmoko, 1998) akan lebih mudah digunakan diIndonesia.
d) Sistem Pendukung Keputusan AlokasiAirPada saat ini, para pemilik kepentingan,
termasuk para pengelola wilayah sungai diIndonesia belum memiliki akses pada sistempendukung keputusan untuk alokasi air. Sistempendukung keputusan hanya digunakan olehkonsultan sebatas untuk penyusunan laporan studipola dan rencana. Sementara laporan hasil studipola dan rencana sering kali tidak transparandalam pengungkapan data, proses dan hasil studi.Belum adanya sistem pendukung untukperencanaan taktis dalam mengevaluasi pemberianizin penggunaan air telah membuat keputusanpemberian izin menjadi rangkaian rapat-rapatyang berkepanjangan.
e) Kriteria SPK untuk perencanaan alokasiairBerdasarkan bahasan mengenai hukum,
kelembagaan, sistem pendukung keputusan untukperencanaan alokasi air di Indonesia diharapkanmemenuhi kriteria-kriteria: (1.J SPK tersebut harusdapat digunakan sebagai sarana negosiasi dalammencapai konsensus; (2) berorientasi pada data
untuk menya.iikan data agar didapat kesamaanpersepsi; (3) memiliki fasilitas untuk mengelolaberbagai skenario; [4) memiliki model untukmengkaji dampak berbagai strategi alokasi air; (5)memiliki fasilitas untuk mengelola pangkalan datapengetahuan dan pengalaman yang ada (knowledgebase); dan (6) mampu mengakomodasl sistemalokasi air yang berdasarkan pada prinsip keadilanbersama,
Sistem pendukung keputusan yang telahdigunakan dalam proses penyusunan perencanaanalokasi air strategis, sebaiknya juga digunakandalam implementasinya, yaitu pada perencanaanalokasi air taktis atau tahunan. Komponen pentingyang harus ada dalam SPK ini harus mampu untuk:1) meramalkan ketersediaan air ke depan; 2)mengakomodasi berbagai skenario yangdiantisipasi, dan 3) memberikan indikasi dampakyang akan terjadi jika suatu alternatif alokasi airdilaksanakan.
STUDI KASUS ALOKASI AIR DI DASCISADANE
1 Kondisi Wilayah StudiSebagai studi kasus untuk mengkaii
implementasi sistem pendukung keputusan untukalokasi air secara partisipatoris di wilayah sungai,dipilih Daerah Aliran Sungai (DASI Cisadane, yangmerupakan bagian dari Wilayah Sungai 6 CiCidanau- Ciujung- Cidurian- Cisadane- Ciliwung-Citarum. Studi perencanaan sumber daya air olehDelft Hydraulics (19891, IWACO (1994J dan DelftHydraulics (2001J mengharapkan wilayah sungaiyang terdiri atas gabungan dari enam buah DAS ini,dapat mendukung kebutuhan air rumah tangga,perkotaan dan industri kota metropolitan lakarta,di samping memenuhi kebutuhan pokokmasyarakat dan irigasi pada DAS masing-masing.
Daerah Aliran Sungai Cisadane, dengan Iuas5.456 km, termasuk dalam Wilayah Sungai 6 CiCidanau-Ciuiung-Cidurian-Cisadane-Ciliwung-Citarum. DAS Cisadane ini meliputi wilayahadministratif Provinsi Jawa Barat, yang terdiri atasKabupaten Bogor dan Kota Bogor; dan ProvinsiBanten, yang meliputi Kabupaten Tangerang, KotaTangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Eangunan air penting di DAS Cisadane adalahBendung Empang yang mengairi daerah irigasiseluas 6.661 ha dan Bendung Pasarbaru yangmengairi daerah irigasi Pasarbaru Barat seluas21.793 ha, dan daerah irigasi Pasarbaru Timurseluas 9.143 ha. Selain itu rencana pengembangansumber daya air di DAS Cisadane terutamadiarahkan untuk menunjang pemenuhankebutuhan air baku untuk Jakarta bagian barat,yang saat ini dialirkan melalui Serpong. Dari neraca
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1 - 102 81
air Sungai Cisadane di Bendung Pasarbaru yang
disajikan pada Gambar 3 terlihat bahwa pada bulan
Juli, Agustus, dan September ter)adi defisitpenggunaan air.
Harian Kepala Dinas Sumber Daya Air dan
Pemukiman Provinsi Banten. Anggota dari unsurpemerintah berlumlah 12 oran& dan dari unsur
non pemerintah 9 orang.
3 Sistem Pendukung Keputusan untukPerencanaan Alokasi AirBerbagai sistem pendukung keputusan untuk
perencanaan alokasi air telah diterapkan di DAS
tisadane. Mulai dengan Delft Hydraulics dan
Puslitbang Pengairan (19891 yang menggunakan
DSS-Ribasim untuk perencanaan strategis sumber
daya air di lawa Barat bagian Utara, yang
dilaniutkan dengan studi Sarana Bhuana laya(2005J dengan skematisasi yang disajikan pada
Gambar 4. Untuk alokasi air secara tepat waktupada Sungai Cisadane di Bendung Pasarbaru telah
disusun model WRMM oleh Basin Water Resources
Management Project (Virama Karya,2000) Versi
Ms-Excel yang relatif lebih sederhana dari model
Ribasim dan WRMM untuk alokasi di Sungai
Cisadane telah disusun oleh Hatmoko (20061 yang
diialankan dengan menggunakan instruksi makro
untuk mengkaji dampak pembangunan rencana
bendungan Parungbadak terhadap peningkatan
keandalan penyediaan air irigasi dan air baku di
Sungai Cisadane.
Model simulasi generik, seperti DSS-Ribasim
dan WRMM dapat digunakan secara partisipatorisdi DAS Cisadane, dengan menyertakan anggora TK-
PSDA, Dewan Sumber Daya Air Provinsi lawaBarat, Dewan Sumber Daya Air Provinsi Banten,
dan masyarakat pengguna air lainnya dalam
penyusunan ske tata air,
perumusan sasara uPaYa dan
dampaknya. Peran ngguna airdalam menentuka ini daPat
dilaksanakan dalam Pertemuan Konsultasi
Masyarakat (PKM), yang menurut Keputusan
Me[teri PU no.22/2009 tentang Penyusunan Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air, harus dilaksanakan
minimal dua kali.
Penggunaan model simulasi generik untukalokasi air ini sangat sesuai untuk analisis skenario"bagaimana jika" atau whdt-iI, dar, masyarakat
dapat mengemukakan usulan gagasan uPaya-upaya
yang dapat diketahui dengan mudah dampak yang
akan dihasilkan. Hasil dari dampak suatu upaya
peningkatan kineria alokasi air, sebagaimana pada
permasalahan sumber daya air lainnya, pada
umumnya bersifat multi kriteria. Hasil yang
serta kualitas air. Pemilihan strate8i atau upaya
berdasarkan banyak kriteria ini sering kali sulit
t-
Gambar3 Neraca Air Sungai Cisadane di Bendung
Pasarbaru
2 Kelembagaan Pengelolaan Sumber DayaAirPengelola DAS Cisadane adalah Balai Besar
Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, yang
menlpakan lembaga di bawah Direktorat JenderalSumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum
Di sampin8 itu untuk irigasi diantara 1.000 sampai
dengan 3.000 ha, dikelola oleh Dinas Sumber Daya
Air dan Permukiman Provinsi Banten dan Dinas
Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Sedangkan
untuk irigasi dibawah 1.000 ha dikelola oleh
kabupaten,/kota terkaiL
Secara formal, keberadaan para pemangku
kepentingan pada wilayah sungai 6 Ci yang
meliputi berbagai pengguna air, dengan
kepentingan yang berbeda tersebut diwakili dalam
forum Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air (TKPSDA) 6 Ci. Organisasi TKPSDA initerbentuk berdasarkan Kepufusan Menteri
Peke4aan Umum Nomor 594/KPTS/Nl/2010tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Cidanau - Ciujung- Cidurian - Cisadane - Ciliwung - Citarum (WS 6
Ci). Tim terdiri atas 96 anggota, dimana
seten8ahnya dari unsur pemerintah pusat,
provinsi, dan kabupaten/kota; sedangkan sisanya
non pemerintah, berupa lembaga swadaya
masyarakat,
Pada saat ini yang secara nyata sudah aktifberjalan sebagai perwakilan para pemangku
kepentingan di DAS Cisadane adalah Dewan
Sumber Daya Air Provinsi Banten, yang dibentukberdasarkan Keputusan Gubernur Banten Nomo
615.05/Kep.187-Huk/2008, Tanggal 30 April 2008,
diketuai oleh Gubernur Banten, dengan Ketua
82 .lurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No, 1, Juni 201217 - ],o2
dilaksanakan secara sepakat oleh seluruhpemangku kepentingan. Agar dapat diperolehkonsensus bersama, maka suatu sistem pendukungkeputusan analisis multi kriteria akan sangatmembantu para pemangku kepentingan.
Salah satu jenis sistem pendukung keputusanuntuk analisis multi kriteria adalah AnalyticalHierarchy Process (AHP), yang dapat menyatukanpreferensi para pemangku kepentingan dalammenentukan urutan prioritas upaya atau strategiPerencanaan alokasi air.
fika penerapan model DSS-Ribasim danWRMM mengalami resistensi dari masyarakat parapemangku kepentingan karena dianggap buatanluar negeri, maka sebagai alternatif dapat dicobamenggunakan pendekatan perencanaan visibersama atau sftared vision planning [SVP). Denganpendekatan SVP ini, masyarakat dapat ikut sertaberperan aktif men5rusun model, memasukkandata, dan merumuskan alternatif pengelolaanalokasi air dengan bantuan model dinamika sistemPowersim, Stella atau Vensim, di sampingmenggunakan Ms-Excel yang telah dikenal secaraluas. Akan tetapi pendekatan ini hanya dapatdilaksanakan pada para pemangku kepentingandengan tingkat pendidikan dan pemahaman yangcukup terhadap permasalahan sumber daya air.
4 llustrasi PengBunaan Model Alokasi AirMs-Excel secara PartisipatorisSebagai ilustrasi, iika dilakukan perencanaan
alokasi air di DAS Cisadane secara partisipatoris,maka model Ms-Excel pada Gambar 5 diharapkanakan dapat digunakan untuk membantumemberikan solusi pada kondisi saat ini danberbagai usulan solusi pemenuhan kebutuhan air.
Kondisi saat ini dapat diperlihatkan denganmelakukan simulasi dengan debit andalan Q800/0,dan hasilnya adalah kekurangan air di DaerahIrigasi (DIl Pasarbaru BaraL Pasarbaru Timur, danDI Empang, sementara air baku tidak kekuranganair sebab diberi prioritas utama. Untukmenanggulangi kekurangan air di DI PasarbaruBamt dan Timur, maka diusulkan pembangunanWaduk Parungbadak dengan kapasitas 500 juta m3.
Hasil simulasi menuniukkan bahwa kekurangan airdi DI Pasarbaru dapat ditanggulangi secarasempurna. Simulasi dapat pula dilakukan untukmengkaji situasi penambahan pengambilan air. Jikaada permintaan iiin pengambilan air dari investoryang akan membangun kawasan industri danpermukiman, membutuhkan air 2 m3/s, makasimulasi memberikan hasil bahwa kondisikekurangan air irigasi DI Pasarbaru akan semaHnparah.
Gambar 4 Skematisasi DAs Cisadane denBan DSS-
Ribasim (sarana Bhuana Jaya, 2005)
Gambar 5 Model Ms-Excel untuk DAS Gsadane(Hatmoko, 2006)
e P.Dno ft!.,5v,rt (r)
83Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No- 1, Juni 2012 : 1- 102
Dengan kekurangan air yang teriadi sampai
dengan akhir 0ktober, maka akan mengganggu
awal tanam, yaitu pada tahap persiapan lahan
irigasi, jadi sebaiknya permintaan investor
tersebut ditolak. Solusi kompromi adalah dengan
mengizinkan kawasan industri mengambil airsebesar 1m3/s, dan hasil simulasi menunjukkanbahwa kekurangan air irigasi pada akhir oli:tobertidak separah pada pengambilan 2 m3/s
DAFTAR PUSTAKII
Alfieri, 1., P. Perona, and P. Burlando 2006' OPtimol
water Attocotion fot on Alpine Hydropower
System Under Chonging Scenorios' WaletResources Manatement 20, no.5 (May):
76L-778.
Apostolaki, S. and D. Assimacopoulos. 2007'
lntegroting Visioning , RIDA ond DSS
octivities in Alexondrio. 2nd SWITCH
Scientific Meeting, Tel-Aviv, lsrael,25 - 29
November 2007
Assaf, H-, E. van Beek, and Labadie, 2008 Gene c
Simulotion Models For Focilitoting
Stokeholdq lnvolvement ln Woter
Resources Plonning ond Monogement: A
Comporison, Evoluotion, ond ldentificotion
of Future Needs, US Department of Ener8y
Publications, University of Nebraska,
Lincoln.
Assimacopoulos, D. 2004. An lntegroted Decision
Suppoft System fot the evoluotion of woter
monogement stotegies. ln IDS-Water
Europe web conference'
htlo : //www. id sw ote r. com / co m m on/P oDe t/Paoer 75/AssimocoDolous.Ddf. Download
date 11 December 2011.
Bappenas, 2@7. The New Water Policy in lndonesio,
The State Ministry of National
oevelopment Planning / National
Development Planning Agency, lakarta
Berger, Bret; Roger O. Hansen; Arlen Hilton, 2002'
Using the wo d-wide-web os o support
system to enhonce woter monogement'
lr gotion Advisory Services ond
Porticipotory Extension in lffigotion
Monagement workshop orgonised by FAO
- ICIO, no. JulY.
Cai, X., dan D.C. McKinney, !997. A Multiobiective
Anolysis Model for Negotidtions in Regionol
Woter Resources Allocotion, Proc, ASCE
Specialty conference on Water Resour'
Plan. and Mgt., ASCE, P.5L0-515, New
York, NY.
Cardwell, H., Stacy M. L. and K. Stephenson 20OS'
The Shored Vision Pldnning Primer: How to
incorPorote comPut dided disqute
resolution in woter resources plonning' U'5'
Army Corps of Engineers, Washington DC'
Carraro, C, Marchiori, C. Dan A. SSobbi, 2005'
Applicdtions of Negotiotion Theory toWoter tssues. FEEM Working Poper No'
65.05 University co' Foscori of venice,
Dept, of Economics Research Popet Series
No. 09/06 World Eonk Policy Reseorch
Wo*ing Popet No. j641. Washington DC'
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa adanya sistem
pendukung keputusan yang berbasis pada
masyarakat pengguna air akan mendukunB proses
negosiasi alokasi air dalam mencapai konsensus
beisama. Pada beberapa negara, sistem pendukung
keputusan untuk alokasi air telah berkembang
Pendukung neSosiasi, sistemsi berbasis internet, dan
konflik. PeneraPan berbagai
Putusan tersebut di lndonesia
masih perlu disesuaikan dengan kondisi
masyarakat, kelembagaan dan alam wilayah sungai
di Indonesia.
Untuk mendorong keterlibatan masyarakat
dalam pengelolaan alokasi air, maka perlu
dikembangkan sistem pendukung keputusan untuk
tahunan dan pemberian izin penggunaan air; sertapelaksanaan operasional alokasi air secara tepat
waktu.
Proses pengambilan keputusan secara
partisipatoris dengan bantuan SPK ini dapat pula
pengelolaan sumber daya air untuk kepentingan
masyarakat luas.
Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 201.2t 7 - lO2
Carraro, Carlo, Carmen Marchiori, and AlessandraSgobbi. 2005. "Applications of NegotiationTheory to Water lssues." SSRN Electroniclournal. doit70.2739/s*n.722362.http://ssrn.com,/pa per=722362. Downloaddate 11 December 2011.
Delft Hydraulics dan Puslitbang Pengairan, 1989.Moin Report Cisodone-Cimonuk lntegrdtedWotet Resources Development Study (BTA-155 Project), Pusat Litbang Pengairan danDelft Hydraulics, Bandung.
Delft Hydraulics dan Puslitbang Pengairan, 1990.Ciruta ReseNoir lmpounding Policy, PusatLitbang Pengairan dan Delft Hydraulics,Bandung.
Delft Hydraulics, 2OO7. Moin Report Jobotobek WoterResources Monogement Study UWRMS),Ministry of Public Works, Jakarta.
Dinar, A., Rosegrant, M.W., dan R. Meinzen-Dick,7991. Woter Allocotion MechonismsPrinciples and Exomples, Policy ReseorchWorking Poper 7779, The World 8ank.Washington DC.
Febriamansyah, R., 2006. The Llse ol AHP (TheAnolytic Hierdrchy Process) Method Fotlrrigation IWACO, DHV, Delft Hydroulics,1994. Jdbotobek Wotq ResourcesMonogement Study, Finol Report, Ministryol Public WorksWotet Allocotion ln A SmollRiver Sosin (Case Study ln Tompo RiverBosin lo West Sumotro, lndonesio),Eleventh biennial global conference ofIASCP, Survival of the commons: Mountingchallenges and new realities, Bali 19-23Juni 2006.
Fedra, K., Kubat, M., dan Mara Zuvela.2OO7. WoterResources Monogement : EconomicVoluotion ond Porticipotory Multi-CriterioOptimizotion. Proceedinq of the SecondIASTED lnternotionol Conlerence: !23-728.Honolulu, Hawaii.
GWP-TAC, 2OOO. lntegroted Woter Resources
Mondgement, TAC Bockground Popers no.4, Global Water Partnership, Stockholm,Sweden.
GWP dan INBO, 2009. A Hondbook for lntegrotedWoter Resources Monogement ln Bosins,Global Water Partnership dan lnternationalNetwork on Basin Organizations, Sweden.
Harnanto, A., dan F. Hidayat, 2004. Woter Allocotionin the Bruntos Rivet Bdsin, ConJlic'ts ond ltsResolutions. Proceeding APHW, Kyoto.Paper lD 56-FWR-A403.
Hatmoko, W., 1998. Simulotion Model for WoterAllocotion using Lotus-723, Prcceeding TheTenth Alro-Asiqn Regionol ConJerence,lCtD, Bali, 19 - 24 )uly 1998. lCiD.
Hatmoko, W.2006. Modeling ol Reol-Time WotetAllocotion Plonning in lndonesio, tCtOProceeding of the 3rd Asian RegionalConference, Kuala Lumpur, page 433, 1-12
Hermans, L. M,2OO7- Usinq stokeholder onolysis toincreose the effectiveness ond relevonce ofwoter resources systems modeling,Proceedings of a symposium field duringdie Sixth IAHS Scientific Assembly atMaastricht, The Netherlands.
Hwan Ko, l. 2OO9. Development of o Decision SupportSystem for lntegroted Water Resources
Monagement of the Citorum River Bosin.
Wotel. ADB, Jakarta
llich, Nesa. 2OOl. The Senefits of Replocing LP Solversin Eosin Allocation Models with oGenerolized Non-Lineor EvolutionoryNetwotk Flow Solver (SFEP). World WaterCongress 2001, no. 1: 47-47.
lmwiko, A., Kiefer, J.C., Werick, W.J., Cardwell, H. E..
dan M. A. Lorie. 2007. Literoture Review oIComputer- Aided Colldborotive DecisionMoking. Walet Resources. U.S. Army Corpsof Engineers, Washington DC
IWACO, DHV, Delft Hydraulics, 7994. lobotobekWotet Resources Monagement
'tudy, Finol
Report, Ministry of Public Works, Jakarta
Kersten, G- E. 1998. Negotiotion Support Systems ondNegotioting Agents. Colloque SMAGET - 5ou 8 Octobre 7998. Loxenburg, Austtio.
Labadie, John W. L995. MODSIM:Decision SuppotiSystem for lntegroted River Bosin
Monogement. Colorado State University,Fort Collins.
Leemhuis, C. , Jung G., Kasei R., dan J. Liebe, 2009.The Volto Bosin Woter Allocotion System:ossessing the impact of smollscolereseNoir development on the watetresources oI the Volto bosir, West Africa,Adv. Geosci., 21, 57-52,2W9
Lorie, Mark A-, and Hal E. Cardwell. 2007.Colloborotive Modeling for WoterMandgement. Southwest Hydrology,July/August 2007.
Loucks, D. P.; Stedinger, J. R.; dan Haith, D. A. 1981.Woter Resources Systems Plonning ondMo nogement. New Jersey, Prentice-Hall.
lurnal Teknik Hidraulik Vol. 3, No. 1, Juni 2012 : 1- 102 85
Loucks, D. P. dan E. Van Beek, 2005. Water Resources
Systems Planning and Management, An
lntroduction to Methods, Models and
APPlications, UNESCO, Paris.
Lowry, Thomas 5, Suzanne A Pierce, Vincent C
Tidwell, and William O Cain.2007 Mercing
Spotiolly vo ont Physicol Process Models
under on Optimized Systems Dynamics
Framework. Sandia National Laboratories
Albuquerque, New Mexico 87185 and
Livermore, California 94550.
Lund, Jay R, and Richard N Palmer. 1997 ' Wotet
Resource System Modeling Jot Conflict
Resolution. Water Resources Update
3/108.
Mahmoud, M, and L Garcia 2OO0 Comporison oldiffercnt multic tetio evoludtion methods
for the Red Eluff diversion dom'
Environmental Modelling and software 15'
no.5 (JulY):471478.
Mayasari, R. 2OO8. Applying hydro-inJormotics to
introduce IWRM in Asion river bosin, The
Cose ol the citorum Rivet Bosin in
lndonesio. NARBO.
Michaud, William R. zOO9. Performance Meosures to
Assess the Benefits of shored vision
Plonninq ond other Colloborqtive Modeling
Processes U.S. Army Corps of Engineers
Nandalal, KDW, and S.P. Simonovic. 2OO3 ,tqte-of-the-ort rcport on systems onolysis methods
for resolution oJ conflicts in wotet
rcsource s monogeme,t UNESCO, Paris'
Power, D.J. A Brief History ol Decision Support
Systems. DSSResources.COM, World wide
Web,
http://DsSResources.CoM/history/dsshisto
ry.html, version 4.0, March 10,2007'
Roman, M. O. S.,2OOS Systemotizqtion Ol Water
Allocotion Systems: An Engineering
Approqch. PhD. Dissertation, University of
Connecticut.
Sarana Bhuana Jaya ,2005. Loporon Akhir Penyusunon
Neroco Ait Nosionol (Tdhoq "r,
oitjen
Sumber DaYa Air, Jakarta
Sechi, Grovanni M, dan Andrea Sulis- 2010'
lntercomporison oJ Generic Simulotion
Models Jor Water Resoutce Systems'
Stephenson, K, shabman, L dan S Langsdale, 20oT'
Computer Aided Dispute Resolution:
Proceedings from the CADRe workshop'
Albuquerque, New Mexico, sePtember,
2007, U S. ArmY Corps of Engineer'
Suyanto, S., Permana, R-P., Setijono, D. dan Grahame
Applegate, 2oo1-. Kebiiokon Pengeloloon
Sumberdoyo Alom don Aktivitos Sosial
Ekonomi dolom KoitonnYo Dengan
Penyebob don Dompok Kebokorun Huton
don Lohon di sumoterc, Prosiding Seminar
Sehari Policy on Natural Resources
Management and Human Activities in
Relationship with Forest and Land Fires,
Bandar LamPung
Tohary, B., 7999. Petoksonoon Alokosi Ai di Doeroh
Pengoliron Sungoi Somleon, Balai
Pengelolaan Sumberdaya Air wilayah
Sungai SamPean Baru di Bondowoso'
Van Cauwenbergh, N., D. Pinte, Tilmant, l Frances, a'
Pulido-Bosch, dan M. vanclooste(' 2OO7 'Multi-obiective, multiple porticipant
decision suppott lot woter monogement in
the Andorox cotchment, Almerio'
Envircnmentol Geology 54, no- 3 (June):
479-489.
Virama Karya, McDonald dan Wiratman, 2000'
Pedomon Penyusunon Model Alokosi Air
dengon WRMM, Departemen Permukiman
dan Pengembangan Wilayah, Jakarta'
Yulistiyanto, B. dan I A. Kironoto, 20OS Kojion
Pengembongon Pengelolodn sumberdoyo
Air podd Wiloyoh Sungoi Ptogo-Opok
Sercng dengdn R,BAS,M, Dinamika TEKNIK
SlPlL, Volume 8, Nomor 1, Januari 2008 : 10
-2Yoe, C. E., dan K. D Orth. 1996. Plonning Monual.
IWR Report g6-R-21 V.S Army Corps of
Engineers
Jurnal Teknik Hidraulik Vol.3, No. 1,.iuni 2012: 1- l'02