Teknik Penilaian Portofolio

  • Upload
    rezqa

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Cara Penilaian Portofolio

Citation preview

TEKNIK PENILAIAN PORTOFOLIO

TEKNIK PENILAIAN PORTOFOLIODALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

1. Hakekat Portofolioa. Pengertian PortofolioSecara umum portofolio merupakan suatu kumpulan hasil kerja yang dapat memberikan informasi tentang kemampuan dan perkembangan suatu objek kerja dari waktu ke waktu. Dalam portofolio dunia pendidikan khususnya dalam proses kegiatan belajar mengajar, peserta didik merupakan suatu objek kerja atau evidence. Sebagaimana dikatakan oleh Surapranata dan Hatta (2004:26) di dalam mendefinisikan portofolio, sbb:Protofolio dapat diartikan sebagai kumpulan hasil evidence atau hasil belajar atau karya peserta didik yang menunjukan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik dari waktu ke waktu dan dari suatu mata pelajaran ke pelajaran yang lain. Protofolio juga sangat berpengaruh sebagai alat untuk meningkatkan pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk lebih berpartisipasi dalam proses pembelajaran.Departemen Pendidikan Nasional dalam Pedoman Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian (2003-2004) mendefinisikan portofolio sebagai berikut:Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanan tugas kerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan kurikulum.Terlihat jelas bahwa dari definisi tersebut di atas tidak setiap kumpulan karya seorang siswa disebut sebagai portofolio. Portofolio di sini dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa.Arnold (1999:286) mendefinisikan portofolio sebagai berikut:A portfolio is defined as a purposeful, selective collection of learner work and reflective self-assessment that is used to document progress and achievement over time with regard to specific criteria.... In the course of the learning process the portfolio becomes a kind of authobiography of the learner.Dari kutipan Arnold tersebut di atas dapat diartikan bahwa portofolio merupakan kumpulan-kumpulan kerja siswa dan penilaian reflektif yang digunakan untuk mendokumentasikan kemajuan dan prestasi dari waktu ke waktu. Definisi lain di katakan oleh Popham (2003:103), sebagai berikut: "A portfolio is a collection of one's work. Essentially, portfolio assessment requires students to continually collect and evaluate their ongoing work for the purpose of improving the skills they need to create such work." yang artinya bahwa portofolio merupakan hasil kumpulan pekerjaan seseorang yang dapat dievaluasi secara berkesinambungan dan sistematik guna meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa dalam menciptakan hasil pekerjaan yang optimal. Berpijak dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahawa portofolio merupakan suatu kumpulan hasil kerja siswa dari waktu ke waktu yang dapat digunakan sebagai instrumen penilaian untuk menilai perkembangan atau hasil belajar siswa secara berkesinambungan dan menyeluruh. Adapun fungsi dari portofolio dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai alat pengajaran dan penilaian, sebagaimana dikatakan oleh Arnold (1999:286), yaitu sebagai berikut:The language portfolio serves two main function in the total learning process: Pedagogic function: a tool for self-organized language learning. Learners learn to collect authentic data of their own work, record it in suitable ways and reflect on their language learning biography. Reporting function: a tool for reporting language learning outcomes to teachers, institutions and other relevant stakeholders (parents, administrators, other educational institutions, employers, etc).Dari kutipan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa portofolio berfungsi sebagai alat untuk melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembali proses belajar mengajar dan pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar serta digunakan sebagai alat untuk menilai perkembangan peserta didik secara otentik.b. Bentuk-Bentuk PortofolioCole, Ryan, & Kick, (1995) dalam Suryapranata dan Hatta mengatakan "bahwa pada hakekat nya terdapat dua bentuk portofolio, yaitu portofolio produk dan portofolio proses." Hal ini dijelaskan pula oleh Suryapranata dan Hatta (2004:46-64) mengenai bentuk-bentuk portofolio yang dapat diringkas oleh penulis sebagai berikut:1) Portofolio ProsesPortofolio proses yaitu jenis portofolio yang menunjukan tahap belajar dan menyajikan catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draft awal, bagaimana proses awal itu terjadi, dan tentunya sepanjang peserta didik dinilai. Hasil kerja peserta didik dalam portofolio jenis ini biasanya proses pembuatan suatu karya atau pekerjaan didiskusikan antara peserta didik dan guru maupun peserta didik dengan peserta duidik lainnya.Salah satu bentuk portofolio proses adalah portofolio kerja (working portfolio), yaitu bentuk yang digunakan untuk memilih koleksi evidence peserta didik yang dilakukan dari hari ke hari. Keberhasilan portofolio kerja bergantung kepada kemampuan untuk merefleksikan dan mendokumentasikan kemajuan proses pembelajaran. Proses semacam ini akan membuat guru mengenal tentang kemajuan peserta didik dan memungkinkan guru menolong peserta didik untuk mengidentifikasikan kelemahan dan kelebihan pekerjaan peserta didik.2)Portofolio ProdukPortofolio produk adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai evidence itu terjadi. Portofolio semacam ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Penilaian bentuk ini biasanua memerlukan peserta didik untuk mengkoleksi semua pekerjaan mereka, dimana pada suatu saat mereka harus menunjukan evidence yang terbaik. Contoh portofolio produk adalah portofoliio tampilan (shows portfolio) dan portofolio dokumenasi (documentary portfolio).(a) Portofolio Tampilan (show fortfolios)Portofolio tampilan adalah bentuk portofolio yang digunakan untuk memilih evidence yang paling baik yang dikerjakan oleh peserta didik ataupun kelompok peserta didik. Dalam portofolio ini hanya berisi pekerjaan peserta didik yang telah selsai, tidak mencakup proses pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan peserta didik. Dan portofolio ini sangat berguna untuk penilaian yang bergantung kepada seberapa tepat evidence peserta didik telah menunjukan kemampuan yang sebenarnya.(b)Portofolio Dokumentasi (documentary porfolios)Portofolio dokumentasi adalah penilaian terhadap koleksi pilihan dari sekumpulan evidence peserta didik selama kurun waktu tertentu. Bentuk portofolio ini dirancang untuk menilai evidence peserta didik yang terbaik dalam satu kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar dalam kurun waktu tertentu termasuk didalamnya proses yang digunakan untuk menghasilkan karya tersebut.Portofolio dokumentasi sangat berguna untuk penilaian yang bergantung kepada seberapa tepat evidence peserta didik telah menunjukan kemampuan peserta didik yang sebenarnya dan kemampuan yang dituntut oleh kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar. Evidence peserta didik yang digunakan dalam bentuk portofolio ini dapat berasal dari catatan guru atau kombinasi antara catatan guru dan kegiatan peserta didik.c. Prinsip-Prinsip Dokumentasi PortofolioPada dasarnya, inti dari definisi portofolio adalah sekumpulan atau agregasi karya. Kumpulan ini menggambarkan suatu kinerja seseorang dalam suatu periode waktu. Dengan demikian, portofolio dapat digunakan untuk suatu penilaian karena di dalamnya akan menggambarkan suatu rangkaian prestasi yang sudah diraih. Pada setiap portofolio tentu ada tujuannya yang menyatu dengan definisi portofolio. Sebagaimana dikatakan oleh Surapranata & Hatta (2004:26) sebagai berikut:Secara umum portofolio merupakan kompulan dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan, atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengevaluasi perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. (Suprapranata & Hatta, 2004:26).Dengan definisi portofolio sebagai suatu kumpulan dokumen, maka portofolio dapat dikatakan sebagai gambarana proses suatu kinerja. Dalam rangka mengetahui dan memberi pendapat tentang suatu kinerja, tentu portofolio ada obyeknya. Objek tersebut dikatakan sebagai objek penilaian atau bukti penilaian. Barton & Collins (1997) dalam Surapranata & Hatta mengatakan:Semua objek portofolio atau evidence dibedakan menjadi empat macam yaitu:1. Hasil karya peserta didik (artifacts), yaitu hasil kerja peserta didik yang dihasilkan di kelas.2. Reproduksi (reproduction) yaitu hasil kerja peserta didik yang dikerjakan di luar kelas.3. Pengesahan (attestations) yaitu pernyataan dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik. 4. Produksi (productions) yaitu hasil kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk portofolio."(Suprapranata & Hatta, ed, 2004:26).Dalam penelitian ini, portofolio dibatasi dalam lingkup pembelajaran oleh peserta didik yang merupakan bukti-bukti pengalaman belajar siswa dalam suatu kurun waktu, satu semester, misalnya. Portofolio juga dianggap sebagai suatu deskripsi perkembangan dari awal hingga akhir dalam suatu semester. Hal ini dapat dianalogkan dengan seorang manusia yang dilihat dari awal sebagai bayi hingga dewasa. Jadi, bukti-bukti tersebut dapat dipertimbangkan sebagai indikator suatu deskripsi individu siswa. Sebagai suatu indikator, bukti-bukti tersebut harus dipercayai sebagai gambaran seberapa baik karya yang dihasilkan (oleh siswa). Dengan gambaran ini maka portofolio dapat dijadikan sebagai suatu penilaian atas suatu capaian (standar) atau target / sasaran apakah sudah memenuhi bahkan melampaui atau belum.Agar implementasi pengguanan portofolio dapat berjalan dengan baik, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip dalam mendokumentasikan portofolio sebagaimana dijelaskan oleh Surapranata dan Hatta mengenai prinsip-prinsip dokumentasi portofolio dalam bukunya yang berjudul Penilaian Portofolio, Implementasi Kurikulum 2004, yaitu sebagai berikut:a. Akurasi data, yaitu evidence yang dimasukan ke dalam bandel portofolio peserta didik harus merupakan evidence peserta didik yang bersangkutan pada waktu (bulan, semester, tahun) yang bersesuaian.b. Ketepatan waktu, evidence yang antara lain berupa lembar kerja, hasil kerja, karya tulis peserta didik dimasukan ke dalam bendel portofoliio segera setelah mendapatkan catatan, penilaian, atau komentar dari guru.c. Kelengkapan informasi, semua kegiatan peserta didik yang berkaitan dengan proses belajar dan perkembangan hasil belajarnya mulai dari apa yang dipelajari, apa yang pernah dikerjakan, berikut lembar kerja dan hasil-hasil pekerjaannya dapat dilihat seara lengkap.d. Keterbacaan dokumen, setiap dokumen portofolio harus dalam keadaan yang jelas terbaca, sehingga setiap saat diperlukan dapat segera diperoleh informasinya.e. Kepraktisan dokumen, dokumen harus dipilih yang ukurannya praktis dan biasa dimasukan ke dalam bendel.f. Perencanaan, portofolio harus mencakup dokumen seluruh waktu yang dilewati, sehingga diperlukan suatu perencanaan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dokumen. Perencanaan portofolio dikaitkan dengan program tahunan, program semester, ataupun program caturwulan apabila sistem persekolahaan menggunakan sistem tersebut.g. Penataan dokumen, mengingat dokumen portofolio berjumlah cukup banyak, maka perlu ada penataan agar dokumen tersebut tertata rapi dan tidak mudah rusak. Penataan dokumen dilakukan dengan pemisahan berdasarkan jenis dokumennya, misalnya berdasarkan kelompok mata pelajaran.h.Pengadminisrasian dokumen, setiap hasil pekerjaan peserta didik yang bersifat penilaian baik memiliki dokumen fisik (seperti ulangan, tugas, pekerjaan rumah) maupun tidak memiliki dokumen fisik (misalnya menyanyi) harus dicatat dalam buku catatan harian peserta didik atau daftar nilai peserta didik. Dengan demikian dapat memperlihatkan kepada orang tua, bahwa selain mendapatkan prestasi anaknya melalui nilai yang tertera pada rapor, orang tua juga memperoleh gambaran perkembangan peserta didik selama kurun waktu yang dinilai.(Suryapranata dan Hatta, 2004:42-46).Dengan demikian, jika prinsip-prinsip pendokumentasian portofolio di atas dapat dilakukan dengan baik sesuai prinsip tersebut, maka akan memudahkan baik bagi guru maupun peserta didik dalam menilai perkembangan dan hasil belajar peserta didik.

2. Definisi Penilaian Portofolioa. PenilaianDalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), proses pengujian atau penilaian merupakan suatu komponen yang tidak kalah penting dibandingkan dengan proses lainnya, karena penilaian merupakan suatu proses untuk menentukan dan mengetahui sejauh mana hasil dari proses pembelajaran. Penilaian atau pengujian atau sering disebut juga assessment memiliki banyak model, seperti penilaian berbasis kelas, benchmarking, dan model portofolio. Dr. Sumarna & Dr. Muhammad Hatta mengatakan mengenai penilian dalam bukunya penilaian portofolio implementasi kurikulum 2004, sebagai berikut:Penilain merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, misalkan apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan. (Surapranata, 2004:1)Ign Masidjo (1995:18) mendefinisikan penilaian sebagai berikut: "Penilaian adalah suatu kegiatan yang membandingkan hasil pengukuran sifat suatu objek dengan suatu acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh kualitas suatu objek yang bersifat kuantitatif". Sedangkan Warwanto, Purwono, Sudaryanto dan Prasetya dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Religiositas (2009:64) mendefinisikan penilaian sbb:Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar anak didik yang dilakaukan secara sistematis dan berkesinambungan sehinga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan indikator dengan menggunakan tes dan non tes, baik tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya, yang berupa penugasan, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.Definisi lain mengenai penilaian didefinisikan oleh Nana Sudjana (1989:2), sbb: "Penilaian adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh dalam bentuk hasil-hasil belajar yang diperlihatkannya setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya (proses belajar-mengajar)."Selanjutnya Arikunto (2010:6-8) memaknai penilaian sbb:Dalam dunia penidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna ditinjau dari berbagai segi, yaitu: (a)makna bagi siswa yaitu dengan diadakannya penilaian, maka siswa dpat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru, hasil tersebut memiliki 2 kemungkinan yaitu memuaskan atau tidak memuaskan.(b)makna bagi guru, yaitu:- dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil mengausai bahan, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan;- guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswasehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan; -guru sksn mengetahui apakan metode yang digunakan sudah tepat atau belum.(c)makna bagi sekolah, yaitu:-apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswaya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yag diciptakan oleh sekolah sudah dengan harapan atau belum;-informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan dating;-informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat diguakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi stadar atau belum.Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulakan bahwa penilaian merupakan suatu kegiatan menilai atau mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk melalui sebuah proses evaluasi yang sistematik dan berkesinambungan. Oleh Karen itu sangatlah penting di dalam memaknai suatu penilaian agar didapat suatu hasil yang benar-benar optimal dan menyeluruh dari semua aspek baik siswa sebagai objek, guru sebagai subjek ataupun sekolah sebagai sarana.Adapun tujuan dari dilakukannya penilaian adalah untuk mengetahui dan untuk membuat keputusan dari hasil pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Sebagaimana dikemukakan oleh popham (1975:13) dalam Modul Penilaian Pencapaian Hasil Belajar yang ditulis oleh Drs. Warkitri, dkk sebagai berikut: tujuan dari penilaian pada dasarnya adalah membuat keputusan. Dengan menyimak beberapa tujuan penilaian tersebut maka warkitri, dkk (1998:4-9) menyimpulkan sebagai berikut:bahwa pada hakikatnya tujuan penilaian hasil belajar adalah membuat keputusan yang berpijak pada sejauh mana hasil pencapaian tujuan instruksional yang telah ditetapkan sehingga diktahui kemajuan belajar yang dapat diukur serta diamati. Dengan kata lain tujuan penilaian hasil belajar adalah membuat keputusan tentang:1)hasil proses belar-mengajar yang mencerminkan terjadinya interaksi guru-siswa, interaksi modul-siswa, ataupun interaksi masukan mentah (raw-input) dengan instrumental input (guru, metode, kurikulum dan lain sebagainya);2)status kedudukan dan kemajuan/perkembangan siswa dikaitkan dengan perilaku belajar/jenjang kemampuan belajar (behavioral objectives). Dari masukan ini maka guru dapat memilih bentuk dan teknik bimbingan blaja yang tepat;3)laporan kondisi kemampuan belajar yang dapat dijadikan pedoman dalam penempatan siswa sesuai dengan prestasi ataupun bakat yang dimiliki." (Warkitri, dkk:4-9).Berpijak dari definisi-definisi dan tujuan penilaian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penilaian sangatlah penting dilakukan didalam menentukan hasil dari proses kegiatan belajar mengajar. Karena melalui penilaian dapat memberikan arah dan petunjuk kepada guru untuk melakukan langkah atau tindak lanjut dalam plaksanaan pengajaran, selain itu dengan adanya penilaian juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan kemampuan yang dimilikinya.Dalam menentukan penilaian perlu dipahami mengenai bentuk penilaian dan makna penilaian tersebut secara menyeluruh.b. Penilaian PortofolioSebagaimana telah diuraikan di atas bahwa portofolio berfungsi sebagai alat penilaian untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan KBM, sebagaimana dikatakan oleh Surapranata dan Hatta (2004:71) dalam mendefinisikan penilaian portofolio sebagai berikut:penilaian portofolio adalah salah satu penilaian otentik yang efektif.... Serta merupakan satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik (student achievement) melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri (self assessment).Sebagai alat penilaian, portofolio difokuskan pada dokumen-dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu "bukti" tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa. Penilaian Portofolio bukan sekedar kumpulan hasil kerja siswa melainkan kumpulan hasil kerja siswa yang sengaja dibuat siswa untuk menunjukan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan capaian siswa dalam mata pelajaran tertentu, juga merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran atau peningkatan belajar siswa. Definisi lain mengenai portofolio diungkapkan oleh Budimansyah (2002:107) sebagai berikut:Penilaian portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh informasi secara berkala, berkesinambungan, menyeluruh tentang proses, hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya.Dalam penilaian portofolio peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu, dengan demikian siswa dapat menunjukan perkembangan kemampuan belajar nya serta dapat ditunjukan perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dari waktu ke waktu. Sebagaimana dikatakan oleh Suryapranata dan Hatta (2004:72) sebagai berikut: "hal yang paling penting diingat dalam penilaian portofolio adalah peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam menilai diri sendiri (self assessment) dari waktu ke waktu".Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio merupakan proses penilaian otentik yang berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan khususnya aspek psikomotor/unjuk kerja peserta didik dalam satu periode tertentu.

3.Kelebihan dan Kekurangan Penilaian PortofolioPada setiap strategi atau metode pembelajaran tentu ada kelebihan dan kekurangan atau kelemahan. Hal ini merupakan kondisi yang wajar dimana implementasinya memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu yang tidak semua persyaratan itu mudah dipenuhi dalam suatu pembelajaran di kelas.Dalam penilaian portofolio memiliki perbedaan yang sangat mendasar dibandingkan dengan sistem penilaian yang biasa dilakukan misalnya dengan tes. Tes biasa digunakan untuk menilai kemampuan penguasaan materi pembelajaran atau perkembangan intelektual siswa, oleh sebab itu tes biasanya dilaksanakan pada akhir selesainya pelaksanaan program pembelajaran misalnya pada akhir caturwulan atau semester, sebagaimana dikatakan oleh Suryapranata dah Hatta (2004:96-87) yang penulis tuangkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:Tabel 3.1Perbedaan Teknik Penilaian Portofolio dan TesNoTesPenilaian Portofolio

1Menilai peserta didik berdasarkan sejumkah tugas terbatasMenilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai.

2Menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas.Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran.

3Menilai semua peserta didk dengan menggunakan kriteriaMenilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan memperimbangkan juga faktor perbedaan individual.

4Proses penilaian tidak kolaboratif (tidak ada kerja sama, terutama antara guru, peserta didik, dan orang tua)Mewujudkan proses penilaian yang kilaboratif.

5Penilaian diri oleh peserta didik bukan merupakan suatu tujuan.Peserta didik menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.

6Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya pencapaian.Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha, dan pencapaian.

7Terpisah antara: kegiatan pembelajaran, testing, dan pengajaran.Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelajaran

Dari tabel di atas Surtapranata dan Hatta menjelaskan bahwa penilaian portofolio memiliki kelebihan dalam beberapa hal, terutama lebih objektif dilihat dari hasil kerja peserta didik yang sesungguhnya, lebih terbuka dimana peserta didik ikut serta menilai pekerjaan yang dilakukannya, dan secara langsung berhubungan dengan proses kegiatan pembelajaran.Sebagai suatu teknik penilaian portofolio, selain penjelasan di atas Suryapranta dan Hatta pun menjelaskan bahwa penilaian portofolio memiliki keunggulan-keungulan lainnya dan kekurangan yang dapat diringkas oleh penulis, yaitu sebagai berikut:a. Keunggulan1) Perubahan paradigma penilian, adalah dengan adanya perubahan membandingkan kedudukan kemampuan peserta didik (berdasarkan grade, persentil, atau skor tes) kepada pengembangan kemampuan peserta didik melalui umpan balik dan refleksi diri.2) Akuntabilitas (accoutability), guru sebagai pendidik bertanggung jawab terhadap konstituen yaitu peserta didik, orang tua, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu penilian portofolio adalah salah satu penilian yang dapat dilaksanakan sebagai perwujudan penilian yang bertanggung jawab kepada konstituen dimaksud diatas.3) Peserta didik sebagai individu dan peran aktif peserta didik, cirri khas penilian portofolio adalah memungkinkan guru untuk melihat peserta didik sebagai individu, yang masing-masing memiliki karakteristik, kebutuhan dan kelebihan tersendiri. Ciri khas ini merupakan keunggulan dimana penilian portofolio sangat berguna manakala program evaluasi sangat fleksibel dan lebih menekankan pada tujuan individual.4) Identifikasi, penilaian portofolio dapat menolong guru untuk mendokumentsikan kebutuhan dan asset komunitas yang berminat. Penilian portofolio juga dapat mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pengajaran dan kemungkinan untuk mendokumentasikan pemikiran disamping pengembangan program.5) Keterlibatan orang tua dalam masyarakat, adalah sebagai alat komunikasi dengan adanya keterlibatan pihak luar seperti guru, orang tua,komite sekolah, dan masyarakat luas.6) Penilian diri, adalah pengukuran dilakukan berdasarkan evidence peserta didik yang asli. Portofolio memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri sendiri (self-evaluation), refleksi, dan pemikiran yang kritis (critical thinking). 7) Penilaian yang fleksibel, bahwa penilian ini memungkinkan pengukuran yang fleksibel yang bergantung kepada indicator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan.8) Tanggungjawab bersama, bahwa penilian ini memungkinkan guru dan peserta didik secara bersama-sama bertanggungjawab untuk merancang proses pembelajaran dan untuk mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.9) Keadilan, bahwa portofolio adalah salah satu alat penilian yang ideal untuk kelas yang heterogen, yang sangat terbuka bagui guru untuk menggambarkan kelebihan dan kekurangan peserta didik dan memantau perkembangan mereka.10) Kriteria penilian, bahwa dalam penilain portofolio peserta didik diberikan penghargaan (kredit) atas usaha mereka. b. Kekurangan1) Waktu ekstra, bahwa penilaian portofolio memerlukan kerja ekstra dibandingkan dengan penilian lain yang biasa guru lakukan, karena pelinaial yang efektif meemrlukan perencanaan dan menjaga baik-baik tentang peserta didik.2) Reliabilitas, bahwa penilian portofolio Nampak agak kurang reliable dan kurang fair dibandingkan dengan penilian lain yang menggunakan angka seperti ulangan harian, ulangan umum maupun ujian akhir nasional yang menggunakan tes, karena penilaian portofolio dilakukan sendiri oleh peserta didik (self-assessment) maupun oleh kelompok peserta didik. 3) Pencapaian akhir, bahwa guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pecapaian akhir. Jika hal ini terjadi, berarti proses penilian portofolio tidak mendapat perhatian sewajarya.4) Top-Down, bahwa guru dan peserta didik biasaya terjebak dalam suasana hubungan top-down, yaitu guru menganggap segala tahu dan peserta didik selalu dianggap sebagai objek yang harus dididik dan diberi tahu. Dengan demikian proses pembelajaran menjadi satu arah yaitu peserta didik seagai objek yang diberi pengajaran sedangkan guru adalah sebagai subjek yang member pengajaran (pedidikan). Apabila kondisi ini terwujud, maka inisiatif dan kreatifitas peserta didik yang menjadi cirri khas penilaian portofolio akan hilang. 5) Skeptisme, bahwa masyarakat khususnya orang tua peserta didik selama ini haya mengenal keberhailan anaknya hanya pada angka-angka hasil tes akhir (test scores), peringkat, dan hal-hal yang berdifat kuantitatif. Sebaliknya, portofolio pada hakekatnya tidak mengenal angka-angka dimaksud, akibatnya orang tua terkadang bersikap skeptis dan lebih percaya kepada tes selain penilaian portofolio.6) Hal yang baru, bahwa penilaian portofolio adalah sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan.oleh karena itu bukan tidak mungkin kebanyakan guru atau bahkan Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan (LPTK) belum mengenal penilaian portofolio.7) Kriteria penilaian dan analisis, bahwa kelemahan utama dalam penilian porotofolio adalah tidak adanya criteria penilaian, karena penggunaan angka dalam penilian portofolio akan dihindari, analisis terhadap penilaian portofolio menjadi agak sulit dilakukan. 8) Penerapan disekolah, bahwa peilaian portofolio terkadang sulit utuk diterapka di sekolah yang lebih mengenal perbandingan peserta didik melalui skor tes, peringkat dan yang kebih sering menggunakan tes yang sudah baku.9) Format penilaian yang lengkap dan detail, bahwa penyedian format yang digunakan secara lengkap dan detail, dapat juga menjebak. Peserta didik akan terjerumus kedalam suasana yang kaku dan mematikan, yang pada akibatya juga akan mematikan inisiatif dan kreativitas.10) Tempat penyimpanan, bahwa penilaian portofolio memerlukan tempat pentimpanan evidence yang memadai, apalagi bila jumlah peserta didik cukup besar.(Suryapranata dan Hatta, 2004:86-96).Dari uraian mengenai kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio di atas dapat dikatakan bahwa penilaian portofolio memerlukan waktu yang lebih dibandingkan dengan penilaian yang lain.

4. Tahap-Tahap Penilaian PortofolioSuryapranata dan Hatta dalam bukunya yang berjudul Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004 (2004:99-189) menjelaskan mengenai tahap-tahap penilaian portofolio yang dapat diringkas sebagai berikut:Pertama-tama, dalam memulai penilaian portofolio yaitu menetapkan tujuan portofolio. Guru menentukan tujuan portofolio karena tujuan portofolio akan sangat berpengaruh terhadap penggunaan jenis portofolio (penilaian portofolio kerja, penilaian portofolio dokumentasi, atau penilaian portofolio penampilan). Jika sudah ditetapkan tujuan instruksional masing-masing penilaian portofolio maka guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.Hal kedua, yang perlu dilakukan dalam penilaian portofolio adalah menetapkan isi portofolio. Isi dan bahan penilaian harus mengacu pada tujuan yang ditetapkan. Guru menetapkan jenis evidence dan rentang evidence, maksud nya guru harus menentukan banyaknya portofolio akan digunakan sebagai bahan penilaian serta menentukan bagaimana suatu tugas dikerjakan. Jika sudah ditetapkan tujuan dan isi penilaian portofolio maka guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.Selanjutnya, dalam menentukan tahapan penilaian portofolio adalah mnetapkan seleksi portofolio. Guru menetapkan prosedur seleksi evidence dan menetapkan cara mengelola penilaian. Dalam seleksi evidence peserta didik, sebaiknya peserta didik dilibatkan seoptimal mungkin, biarkan peserta didik memilih evidence terbaik mereka. Setelah tahap-tahap tesebut dilakukan maka guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.Tahap keempat, adalah menetapkan yang akan dinilai dan kriteria penilaian. Guru menentukan fokus penilaian apakan penilaian individu atau kelompok, mendeskripsikan kriteria penilaian, serta meyakinkan bahwa criteria yang dikembangkan sudah jelas dan mudah dikomunikasikan. Setelah tahap-tahap tersebut ditetukan maka guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.Terakhir adalah menetapkan metode untuk estimasi dan pelaporan kedudukan peserta didik dalam peta kemampuan. Setelah itu guru mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, ataupun perkembangan kemampuan.