Upload
nguyentu
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN MAGANG
DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA
CENTRAL JAVA
PENGENDALIAN MUTU MINUMAN KARBONASI
Diajukan Untuk Memenuhi Syaratsyarat
Mencapai Gelar Ahli Madya
Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh :
Yana Yusnita Yasin
H3106072
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
LAPORAN MAGANG
(di PT. coca cola bottling indonesia central java)
Pengendalian mutu minuman karbonasi
Yang Disiapkan dan Disusun oleh
Yana Yusnita Yasin
(H3106072)
Telah dipertahankan didepan dosen penguji
Pada tanggal……………
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Menyetujui,
Pembimbing Penguji
Godras Jati Manuhara,S.TP Ir.Windi Atmaka, MP NIP. 132 308 804 NIP. 131 794 719
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Prof. Dr. H. Suntoro, MS NIP. 131 955 951
MOTTO
Hidup adalah sebuah pilihan
Tentukan pilihan yang terbaik untuk kita dan semua
orang yang disekitar kita
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad dan
karuniaNya sehingga Laporan Kegiatan Magang ini dapat selesai dengan baik.
Laporan kegiatan magang ini disusun sebagai Tugas Akhir untuk memenuhi syarat gelar Ahli
Madya Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihakpihak yang
membantu penyusunan Tugas Akhir ini :
1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro Wongsoatmojo, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ir. Bambang Sigit Amanto, Msi selaku Ketua Program Studi Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Godras Jati Manuhara ,S.TP selaku dosen pembimbing dan dosen penguji pelaksanaan
kegiatan magang.
4. Seluruh dosen Teknologi Hasil Pertanian yang telah membimbing dan memberikan masukkan
berharga untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ismail selaku Manager QA dan Bapak Handoko Widihartono selaku Manager Produksi
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java yang telah memberikan ijin tempat untuk
pelaksanaan Kegiatan Magang.
6. Bapak Iriyanto selaku Supervisor QA dan Bapak Singgih Eko selaku Supervisor Produksi yang
telah memberikan bimbingan di lapangan sehingga memepermudah dalam memperoleh data
dan informasi selama kegiatan magang
7. Ibu Ida Lukitowati selaku Public Relation yang telah memberikan kesempatan praktek lapangan
di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java.
8. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak bisa disebut satu
persatu.
Semoga amal baik yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas akan mendapatkan balasan dari
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun diharapkan dari semua pihak.
Akhirnya penulis berharap Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat semua pihak.
Surakarta, Juli 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................v
DAFTAR TABEL ...........................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
1. Tujuan Umum ................................................................................2
2. Tujuan Khusus 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4
A. Minuman Karbonasi ............................................................................4
B. Pengendalian Mutu 4
1. Pengertian Pengendalian Mutu.......................................................4
2. Pengendalian Produk Pangan 4
3. Pengawasan Mutu 6
4. Quality Control Tools 6
C. Pengendalian Mutu Bahan Baku dan Bahan Pembantu .......................9
1. Air...................................................................................................10
2. Gula 11
3. Korbondioksida 11
4. Konsentrat 11
5. Pengemasan 12
D. Pengendalian Mutu Proses Produksi Minuman Karbonasi...................12
1. Pengolahan Air...............................................................................12
2. Sirup 13
3. Penambahan Konsentrat, Bahan Tambahan Dan Karbondioksida 13
4. Pengemasan 14
E. Pengendalian Mutu Produk Minuman Karbonasi.................................14
BAB III. TEMPAT WAKTU SERTA CARA PELAKSANAAN................16
A. Tempat Dan Waktu Serta Cara Pelaksanaan.........................................16
B. Metode Pelaksanaan 16
C. Teknik Pengumpulan Data 16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................18
A. Keadaan Umum Perusahaan ................................................................18
1. Sejarah Perusahaan.........................................................................18
2. Lokasi Perusahaan 20
3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan 20
B. Manajemen Perusahaan .......................................................................22
1. Struktur Organisasi ........................................................................22
2. Ketenagakerjaan 25
C. Penyediaan Bahan Mentah ...................................................................27
1. Air ..................................................................................................27
2. Gula Pasir 28
3. Karbondioksida 28
4. Konsentrat 29
D. Proses Produksi.....................................................................................29
1. Proses Pengolahan Air....................................................................29
2. Proses Pengolahan Sirup 30
3. Proses Pemurnian CO2 31
4. Proses Produksi Line VIII 31
E. Produk Akhir........................................................................................34
1. Coca Cola........................................................................................34
2. Fanta 34
3. Sprite 35
4. Frestea Green 36
5. Frestea36
F. Quality Assurance.................................................................................37
1. Pengendalian Mutu Bahan Baku.....................................................38
2. Pengendalian Mutu Selama Proses Produksi 46
3. Pengendalian Mutu Setelah Produksi49
4. Pengendalian Mutu Mikrobiologi 50
G. Sanitasi..................................................................................................51
1. Sanitasi Gedung..............................................................................51
2. Sanitasi Peralatan 52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................55
A. Kesimpulan...........................................................................................55
B. Saran.....................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Standar Mutu Gula Pasir PT. CCBI...............................................38
Tabel 4.2 Standar Mutu Air PT. CCBI...........................................................41
Tabel 4.3 Standar Mutu Karbondioksida PT. CCBI......................................44
Tabel 4.4 Standar Mutu Simple Syrup...........................................................47
Tabel 4.5 Standar Mutu Finish Syrup............................................................47
Tabel 4.6 Standar Mutu Brix Pada Finish Syrup...........................................47
Tabel 4.7 Standar Mutu Produk kemasan botol.............................................49
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Magang di industri hasil pertanian salah satu bagian kurikulum progam Diploma III
Teknologi Hasil Pertanian. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan magang di Industri hasil
pertanian sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya.
Dalam melaksanakan magang sering dijumpai perbedaan diantara teori dan praktek. Hal
tersebut merupakan permasalahan dalam kenyataan yang harus diselesaikan. Penyelesaian masalah
tersebut menuntut adanya kemampuan dalam menerapkan teori yang telah dikuasai. Kemampuan
ini hanya dapat dicapai bila mahasiswa telah cukup menguasai teori, mendapatkan pengalaman, dan
pelatihan. Disisi lain permasalahan yang timbul dalam praktek justru menjadi pendorong
pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasi teori yang telah ada.
Pemilihan di tempat magang di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java karena
perusahaan tersebut sudah dikenal masyarakat luas. Kegiatan magang dititik beratkan pada
pengawasan mutu yang terdiri dari pengawasan mutu bahan baku, proses produksi, dan produk
akhir.
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java merupakan perusahaan minuman ringan
terbesar di Indonesia yang memproduksi minuman ringan karbonasi dan non karbonasi dengan
berbagai merk. Beberapa produk yang dihasilkan tersebut antara lain: Sprite, Fanta, Frestea, Coca
Cola. PT. Coca Cola Bottling Indonesia memproduksi minuman karbonasi dengan pengawasan
yang ketat sehingga produkproduk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang tinggi dan sangat
laku dipasaran dunia.
Dewasa ini minuman karbonasi telah banyak digemari konsumen, mulai dari anakanak,
remaja, orang tua, baik wanita maupun pria. Minuman ini mempunyai rasa yang unik, mudah
didapat dan harganya relativ murah selain itu minuman ini sangat menarik konsumen karena
kemasannya yang unik, praktis, dan sederhana. Bentuknya pun bermacammacam ada yang seperti
botol, kaleng, dan bentuk untuk lainnya.
Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman
olahan dalam bentuk cair mengandung bahan baku dan bahan tambahan lainnya baik alami atau
sintetik yang dikemas dalam kemasan yang siap untuk dikomsumsi. Minuman ringan terdiri dari
dua jenis. Minuman ringan tanpa karbonasi dan minuman ringan dengan karbonasi.
Karbonasi merupakan proses penginjeksian gasgas CO2 (karbondioksida) ke dalam
minuman sehingga memiliki penampilan gelembunggelembung yang memberi kesan segar.
Gelembunggelembung CO2 tersebut juga memberi efek kepuasan yang sangat khas apabila
dikomsumsi yaitu rasanya yang mengigit di lidah.
Dalam suatu perusahaan makanan dan minuman pengendalian mutu adalah salah satu
bagian penting dalam proses produksi agar tidak terjadi kegagalan. Peranan pengendalian mutu
dalam proses produksi minuman karbonasi sangat penting karena jika tidak ada pengendalian mutu
maka pengolahan produkproduk minuman karbonasi tidak akan terkontrol kualitas maupun
kuantitasnya sehingga menghasilkan produk minuman karbonasi sesuai standar yang telah
ditetapakan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan diadakan Magang di industri hasil pertanian adalah :
a. Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan berfikir dalam menerapakan ilmu yang
dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.
b. Melihat dan memahani secara langsung proses pengolahan hasil pertanian di perusahaan
dengan dasar teori yang telah diterima di bangku kuliah.
c. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat membandingkan antara teori
yang diperoleh dengan aplikasinya di lapangan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus kegiatan magang di PT. CocaCola Bottling Indonesia Central Java
adalah :
a. Mengetahui dan memahami pengawasan dan pengendalian mutu bahan baku dan bahan
pembantu, proses produksi dan produksi akhir yang dilakukan oleh PT. Coca Cola Bottling
Indonesia Central Java.
b. Mengetahui dan memahami penyediaan bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan,
sumber bahan dasar, spesifikasi bahan dasar, pengendalian mutu bahan dasar, dan
penyimpanan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java.
c. Mengetahui dan memahami proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central
Java.
d. Mengetahui dan mempelajari spesifikasi produk akhir (jenis produk akhir, kualitas akhir,
dan persyaratan produk akhir). Penanganan produk akhir (pengemasan, pengepakan, dan
penyimpanan)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minuman Karbonasi
Akhirakhir ini di pasaran banyak beredar beberapa minuman, baik dalam kemasan botol,
kaleng, maupun plastik. Industri minuman secara umum dibedakan menjadi tiga industri, yaitu
industri minuman beralkohol, industri minuman teh kopi, dan coklat, serta industri minuman
ringan/ soft drink Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, baik yang
berkarbonat maupun yang tidak berkarbonat. Dilihat dari kepekatan gulanya minuman ringan dapat
dibagi lagi menjadi minuman yang siap diminum dan minuman harus diencerkan sebelum diminum
(sirup). Komponen utama penyusun minuman ringan adalah air dan gula sedangkan komponen
lainnya hanya sedikit (Norman, 1978).
Karbonasi merupakan proses penginjeksian gasgas CO2 (karbondioksida) ke dalam
minuman sehingga memiliki penampilan gelembung – gelembung yang memberi kesan segar.
Gelembung – gelembung CO2 tersebut juga memberi efek kepuasan yang sangat khas apabila
dikonsumsi yaitu rasanya yang menggigit di lidah ( Anonim, 2006 ).
B. Pengendalian Mutu
1. Pengertian Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah teknik – teknik kegiatan operasional yang dilakukan untuk
memahami persyaratan mutu yang meliputi pemantauan suatu proses, melakukan tindakan
koreksi bila ada ketidaksesuaian dan menghilangkan penyebab timbulnya hasil yang kurang baik
pada tahapan rangkaian mutu yang relevan untuk mencapai efektifitas yang ekonomis
(Soekarno, 1990 ).
Dalam industri pengolahan mutu sangat berkaitan erat dengan pola pengelolaan dalam
industri. Citra mutu produk dicetakkan oleh pimpinan perusahaan dan dijaga oleh seluruh
bagian atau satuan kerja dalam perusahaan atau industri. Dalam industri pangan yang maju
pengendalian mutu sama pentingnya dengan proses produksi. Program – program pengadilan
mutu akan didukung penuh oleh pimpinan perusahaan, karena progam itu merupakan
penjabaran yang terinci dari kebijakan pimpinan perusahaan. Kelemahan pengendalian mutu
pada industri yang bersangkutan yaitu perusahaan dapat mengalami penutupan produktifitas,
tetapi kerugian juga dapat meluas ke perusahaan sejenis, pemerintah, masyarakat umum dan
Negara (Soekarno, 1990).
2. Pengendalian Produk Pangan
Menurut Kadarisma (2001), untuk mempertahankan mutu produk pangan sesuai dengan
yang diharapkan konsumen dan mampu bersaing secara global, maka secara umum dapat
ditempuh dengan upayaupaya sebagai berikut :
a. Pengadaan bahan baku
Aspekaspek penting yang perlu diperhatikan yaitu: persyaratanpersyaratan dan
kontrak pembelian, pemilihan pemasok, kesepakatan tentang jaminan mutu, perencanaan
dan pengendalian pemeriksaan, dan catatancatatan mutu penerimaan bahan.
b. Pengendalian produksi
Adapun kegiatankegiatan pengendalian mutu proses produksi meliputi:
pengendalian bahan dan kemampuan telusur, yaitu investor spesifikasi produk yang
ditetapkan dengan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Dalam pegawasan ini
semua performan barang dicek menurut standar dan semua penyimpanganpenyimpangan
dari standar dicatat serta dianalisa semua penemuanpenemuan dalam hal ini digunakan
sebagai umpan balik untuk para pelaksana sehingga mereka dapat melakukan tindakan
perbaikan produksi pada masa yang akan datang. ( Assuauri, 1980)
3. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan kebijakan dalam hal mutu atau
standar dapat tercermin dalam hasil akhir. Halhal yang dapat membantu dalam pengawasan
mutu yaitu:
a. Maksud dan tujuan pengawasan mutu:
1) Agar hasil produksi dapat dicapai standar mutu yang telah ditetapkan.
2) Mengusahakan agar biaya inpeksi dapat menjadi seminimal mungkin.
3) Mengusahakan agar biaya design produk proses dengan menggunakan mutu produksi
tertentu dapat menjadi seminimal mungkin.
4) Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin
b. Tugas pengawasan mutu pabrik adalah:
1) Penerimanan bahan baku
2) Kegiatan di berbagai tingkat proses dan diantara tingkat tersebut
3) Bagian terakhir barang jadi
4) Testes dari para pemakai.
5) Penyelidikan atas sebabsebab kesalahan yang timbul selama pembuatan.
c. Halhal yang mempengaruhi derajat pengawasan mutu misalanya:
a) Kemampuan proses
b) Spesifikasi yang berlaku
c) Parameter yang dapat diterima
d) Ekonomisnya kegiatan produksi
4. Quality Control Tools
a. Lembar pengamatan (check sheet)
Lembar yang digunakan utuk mencatat data produk termasuk juga waktu pengamatan,
permasalahan yang dicari dan jumlah cacat pada setiap permasalahan.
b. Stratifikasi (run chart)
Suatau upaya untuk mengurai atau mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok atau
golongan sejenis yang lebih atau menjadi unsurunsur tunggal dari persoalan.
c. Histogram
Hitogram adalah diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur
berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi.
Histogram menunjukkan karakteristikkarakteristik dari data yang dibagibagi menjadi
kelaskelas. Pada histogram frekuensi, sumbu x menunjukkan nilai pengamatan dari tiap
kelas. Histogram dapat berbentuk normal atau berbentuk seperti lonceng yang menunjukkan
bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rataratanya. Bentuk histogram yang miring atau
tidak simetris menunjukkan bahwa banyak data yang tidak berada pada nilai rataratanya
tetapi kebanyakan datanya berada pada batas atas atau bawah.
Fungsi histogram adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan apakah suatau produk dapat diterima atau tidak.
2) Menentukan apakah proses produk sudah sesuai atau belum.
3) Menentukan apakah diperlukan langkahlangkah perbaikkan.
d. Grafik kendali (control chart)
Grafik kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk mengawasi
apakah suatu aktifitas dapat diterima sebagai proses yang terkendali. Grafik kendali
terkadang disebut dengan shewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat oleh
Walter A. Shewhart. Nilai dari karateristik kualitas yang dimonitor, digambarkan sepanjang
sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik
kualitas tersebut. Sebagai contoh karakteristik kualitas adalah panjang ratarata, dan waktu
pelayanan ratarata. Semua karakteristik tersebut dinamakan variabel dimana nilai
numeriknya dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah karateristik kualitas yang
ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah ketidaksesuaian dalam satu unit, serta
jumlah cacat perunit. Terdapat tiga garis pada grafik kendali. Center line atau garis tengah
adalah garis yang menunjukkan nilai ratarata dari karateristik kualitas yang diplot pada
grafik. Upper limit control atau batas pengendali atas dan lower limit control atau batas
pengendali bawah digunakan untuk membuat keputusan mengenai proses. Jika terdapat data
yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah serta pada pola data
tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berada di luar kendali
stastik.
d. Diagram pereto
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo pareto dan digunakan pertama
kali oleh Joseph Juran. Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau
menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas. Diagram ini menunjukkan seberapa
besar frekuensi berbagai macam tipe permasalahan yang terjadi dengan daftar masalah pada
sumbu x dan jumlah/ frekuensi kejadian pada sumbu y. Kategori masalah diidentifikasikan
sebagai masalah utama dan masalah yang tidak penting. Prinsip pareto adalah 80 % masalah
(ketidaksesuaian atau cacat) disebabkan 20 % penyebab. Prinsip pareto ini sangat penting
karena prinsip ini mengidentifikasi kontribusi terbesar dari variasi proses yang
menyebabkan performansi yang jelek seperti cacat. Pada akhirnya, diagram pareto
membantu pihak manajemen untuk secara cepat menemukan permsalahan yang kritis dan
membutuhkan perhatian secepatnya sehingga dapat segera diambil kebijakan untuk
mengatasinya.
e. Diagram sebab akibat (cause and effect diagram)
Diagram sebab akibat juga disebut Ishikawa Diagram karena diagram ini
diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943. Diagram ini terdiri sebuah panah
horizontal yang panjang dengan deskripsi masalah digambarkan dengan garis radial dari
garis panah yang menunjukan masalah. Kegunaan dari digram sebab akibat adalah:
1) Menganalisis sebab dan akibat suatu masalah.
2) Menentukan penyebab permasalahan.
3) Menyediakan tampilan yang jelas untuk mengetahui sumbersumber variasi.
f. Diagram sebar (scatter diagram)
Diagram sebar adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua variabel tersebut
kuat atau tidak yaitu antara faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas
produk. Pada sumbu x terdapat nilai dari variabel independent, sedangkan pada sumbu y
menunjukan nilai dari variabel dependen (Anonim,2009)
C. Pengendalian Mutu Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Bahan baku merupakan faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap kualitas produk
akhir. Bahkan pada beberapa jenis perusahaan tertentu pengaruh kualitas bahan baku ini
sedemikian besarnya, sehingga hampir kualitas produk akhir ditentukan oleh kualitas bahan
bakunya. Oleh karena itu tidak pada tempatnya apabila perusahaan meninggalkan pengendalian
kualitas. Bahan baku ini apabila perusahaan akan melaksanakan pengendalian mutu kulaitas produk
akhir dengan baik. (Ahyari, 1987).
Menurut Ahyari, (1987) langkahlangkah pengendalian bahan baku dan bahan tambahan
diantaranya adalah :
1. Seleksi sumber bahan :
a. Pengalaman hubungan pada waktu yang lalu
b. Evaluasi dengan daftar pertanyaan
c. Penelitian dengan kualitas supplier
2. Pemeriksaan penerimaan bahan
a. Rencana pemeriksaan
b. Pemeriksaan dasar
c. Pemeriksaan sampel atau contoh bahan
d. Catatan pemeriksaan.
3. Penjagaan gudang fasilitas penyimpanan
a. Penulisan identitas yang jelas bagi gudang dan isinya
b. Pembungkusan atu pengepakan yang cukup baik
c. Pengadaan rotasi pengambilan bahan untuk mencegah terjadinya penungguan yang tidak
merata
d. Untuk bahanbahan yang mempunyai batasbatas waktu penggunaan, maka atas waktu
tersebut harus ditulis dengan jelas agar tidak terjadi lewat batas waktu atau kadaluarsa.
Perusahaan yang memproduksi suatu produk dimana karakteristik bahan ini langsung
menjadi karakteristik produk, maka kualitas dari bahan baku ini akan sangat besar pengaruhnya
bagi kualitas produk akhir perusahaan. Dengan demikian perlu adanya pengendalian kualitas bahan
baku ini dengan lebih teliti dan teratur untuk menjaga kualitas produk akhir (Ahyari, 1987).
1. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan minuman karbonasi harus mempunyai kualaitas
tinggi, yaitu: jernih, tidak berbau, tidak berwarna, bebas dari mikroorganisme yang hidup dalam
air, alkalitasnya <50 ppm, total padatan terlarut <500 ppm, dan kandungan logam besi dan
mangan <0,1 ppm (Anonim, 2007).
Menurut Buckle et al (1987), pengendalian mutu air sangat penting terutama untuk
pembuatan minuman karbonasi, karena kesadahan karbonat yang tinggi (alkalinitas) dapat
menyebabkan minuman asam menjadi tidak lezat dan rasanya menjadi tawar. Karena minuman
ini pada hakekatnya adalah air maka rasa atau bau apapun yang kurang menyenangkan yang ada
didalam air akan mempengaruhi rasa produk akhir. Kejernihan yang tinggi dari sebagian besar
minuman ringan merupakan faktor penting dari segi pemasaran.
2. Gula
Gula merupakan sejenis pemanis yang telah digunakan oleh manusia sejak 2000 tahun
yang lalu. Menurut ahli sains yang dimaksud gula adalah sukrosa atau sakarosa yang merupakan
disakarida yang berwarna putih. Gula yang diperjualbelikan terbuat dari bahan tebu atau bahan
bit gula. Dalam istilah makanan gula berfungsi memberikan rasa manis (Anonim, 2002)
3. CO2 (Carbondioksida)
Karbondioksida sangat penting sebagai bahan pengawet minuman ringan. Walaupun
sebenarnya masa simpan yang dapat dicapai relatif rendah, namun secara umum cukup
memadai untuk diterapkan pada tujuantujuan praktis. Dari hasil penelitian juga diketahui
bahwa minuman yang mengandung CO2 memliki ketahanan terhadap kerusakan microbial yang
lebih baik dari pada minuman biasa (Anonim, 2007).
4. Konsentrat
Konsentrat merupakan biang dari minuman CocaCola yang berupa liquid dan powder.
Konsentrat ini berfungsi untuk memberi rasa aroma dan warna. Langkahlangkah pengendalian
mutunya adalah konsentrat powder dikemas dalam plastik dan dimasukkan dalam kardus.
Kemudian konsentrat disimpan dalam ruangan yang bersuhu di bawah 0°C agar kualitasnya
tetap terjaga. Konsentrat terdiri dari beberapa bagian yaitu pemberi aroma, rasa, dan pewarna
(Anonim,2007).
5. Pengemasan
Pengemas gelas atau bahan kaca masih termasuk golongan wadah yang masih banyak
digunakan sebagai pengemas makanan dan minuman seperti susu, selai, minuman ber CO2, sari
buah, juga kemasan ukuran kecil bagi komoditas pangan lain seperti daging, pasta ikan atau
jamu sekitar 80%, susu 90%, selai 60% dan minuman ringan yang dikemas dengan wadah gelas
kaca. Kemasan gelas umumnya terbuat dari gelas yang mengandung silikat antara 7075% dan
sejumlah oksida oksida organik (Susanto dan Sucipta, 1994).
D. Pengendalian Mutu Proses Produksi Minuman Karbonasi
1. Pengolahan air
Cara pengolahan air menurut Waloyo (1984), dengan proses sebagai berikut :
a. Aerasi
Proses aerasi mempunyai kegunaan: menghilangkan gasgas atau pengotor air yang
volatile seperti karbon dioksida, hydrogen sulfide, baubau yang menyimpang dan lainlain.
Dan dapat juga berfungsi untuk asidasi unsurunsur yang terdapat dalam air seperti besi,
mangan menjadi bentuk yang tak sehingga bisa dipisahkan dari air. Alat yang digunakan
untuk aerasi adalah aerator.
b. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan zatzat yang tersuspensi tanpa bantuan atau
tambahan koagulan. Ini dilakukan dengan memperlambat aliran air sampai relative diam
sehingga terjadi pengendapan secara gravitasi. Sedimentasi hanya mengendapkan sebagian
zat tersuspensi. Derajat pemisahan tergantung pada ukuran dan jenis zat yang tersuspensi,
suhu dari air, dan waktu lamanya proses sendimentasi.
c. Koagulasi
Apabila air yang dikoagulasi disaring maka akan terlihat bahwa hasil saringan masih
menunjukkan kekeruhan dan sebagian besar penyebab warna air adalah komponen –
komponen yang sangat kecil sehingga tetap tembus dalam penyaringan. Koagulan yang
umum digunakan adalah Alumunium sulfat, Feri sulfat, Fero sulfat, Chlorinated, Copperas,
Alu, Amoniun alum atau kalium alum, Natrium, Aluminat, Tanah liat, Activated Silika,
Polielektrilit.
d. Settling
Settling adalah proses pengendapan air yang telah dikoagulasi.
e. Filtrasi
Tipe dari filter yang dipakai pada proses filtrasi air pada umumnya adalah sama,
yaitu dengan mempergunakan medium penyaring yang berupa butiranbutiran seperti pasir
atau antharafilt, yang biasanya dikenal sebagai saringan pasir.
2. Sirup
Parameter sirup adalah kental, warna sirup jernih dan mempunyai ‘brix : 54,85
(Anonim,2007) .
Cara pembuatan sirup yaitu :
a. Pencampuran gula dengan air dingin sampai homogen.
b. Kemudian dijernihkan dengan penambahan karbon aktif.
c. Dilakukan penyaringan, bahan penyaring yang digunakan dalam penyaringan menggunakan
alat berupa plat frame filter.
d. Larutan sirup kemudian dapat disterilkan dengan ultraviolet dengan kapasitas 11.000/jam.
(Anonim, 2007)
3. Penambahan konsentrat, bahan tambahan dan karbondioksida
Bahan tambahan dan karbondioksida diaduk dengan temperatur tekanan diatur pada
kondisi tertentu sampai syrup dan bahan tambahan dan konsentrat tercampur rata. Syrup yang
sudah tercampur rata ditambahkan karbondioksida (Anonim,2007).
4. Pengemasan
Produk akhir berupa minuman ringan karbonasi dikemas dalam botol atau kaleng.
Tahaptahap dalam pengemasan minuman karbonasi adalah:
a. Botol gelas dapat digunakan ulang (reuse) tanpa mengalami pengolahan atau perubahan
bentuk akan tetapi harus melalui proses pencucian dan sterilisasi denganh menggunakan
deterjen dan soda kaustik.
b. Pengisian minuman karbonasi dalam botol.
c. Produk akhir minuman karbonasi sudah siap untuk dikemas, pemasukan minuman
karbonasi botol sudah diatur volumenya secara otomatis.
d. Botol siap untuk ditutup(Anonim, 2007).
E. Pengendalian Mutu Produk Minuman Karbonasi
Mutu merupakan kebutuhan manusia yang melekat pada produk karena mutu berkaitan
dengan sesuatu yang dapat memeberikan kepuasan kepada manusia sebagai pemakai produk
tersebut. Mutu barang itu timbul dikarenakan adanya pemanfaatan terhadap barang oleh manusia
dan barang tersebut mempunyai perbedaan nilai pemuas antara satu dengan yang lain dalam hal
pemanfaatannya (Soekarno,1990).
Menurut Prawirosentono (2002), Mutu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat
suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan
memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan. Halhal Yang Mempengaruhi Mutu Produk
a. Bahan baku dan bahan tambahan pembantu
Komoditas bahan baku dapat berupa produk yang dipasarkan langsung ke konsumen
atau berupa bahan mentah yang dijual ke perusahaan industri pengolahan untuk diolah lebih
lanjut atau berupa produk olahan (processed products), yang kesemua bentuk komoditas itu
memerlukan pengawasan mutu.
Bahan mentah (raw materials) yaitu bahan yang baru dipanen atau yang masih akan
diolah lebih lanjut oleh industri. Mutu produk olahan menyangkut produk setengah jadi
(half finished product) dan produk jadi (finished product). Produk setengah jadi yaiytu hasil
olahan yang belum dapat langsung dikomsumsi melainkan masih perlu diolah lebih lanjut,
misalnya tepung terigu. Produkproduk ini akan menjadi bahan mentah industri. Sedangkan
produk jadi adalah hasil olahan yang dapat langsung digunakan atau di komsumsi manusia.
b. Proses pengolahan
Pengolahan biasanya disertai dengan bentuk atau sifat bahan. Dengan demikian
pengolahan memegang peranan penting terhadap mutu hasil olahan. Beberapa kelas mutu
hasil olahan ditentukan oleh cara dan tingkat pengolahan. Bahkan beberapa komoditas kelas
mutunya justru dibuat pada pengolahan atau pembuatannya. Dengan mengatur komposisi
bahan baku dan tambahan maka dapat ditentukan mutu hasil olahannya.
c. Penyimpanan dan penanganan produk
Bagi perusahaanperusahaan yang memproduksi suatu produk, dimana karateristik
bahan ini langsung menjadi karateristik produk (misalnya perusahaan meubel, perusahaan –
perusahaan assembling dan lain sebagainya) maka kualitas dari bahan baku ini akan sangat
besar pengaruhnya bagi kualitas produk akhir perusahaan. Dengan demikian perlu adanya
pengendalian kualitas bahan baku ini dengan lebih teliti dan teratur untu menjaga kualitas
produk akhir. Dengan cara seleksi sumber bahan, pemeriksaan dokumen pembelian,
pemeriksaan penerimaan bahan, dan penjagaan gudang fasilitas penyimpangan.
BAB III
TEMPAT DAN WAKTU SERTA CARA PELAKSANAAN
A. Tempat dan Waktu Praktik Magang
Praktik magang di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java dilaksanakan pada :
Tanggal : 2 31 Maret 2009
Waktu Praktik Magang : 08.00 – 16.00 WIB
Tempat Praktik Magang : PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java di bagian QA
( Quality Assurance ).
B. Metode Pelaksanaan
Praktek magang dilaksanakan dengan menggunakan metode praktik lapang yaitu terjun
langsung dalam kegiatan proses produksi, pengendalian mutu dari bahan baku dan pengendalian
mutu proses serta pengendalian mutu produk akhir.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dilaksanakan untuk menggali informasi yang lebih spesifik tentang profil
perusahaan serta berbagai produk yang dihasilkan dan topik yang berkaitan dengan penendalian
mutu mulai dari bahan baku, proses, dan mutu produk akhir dengan menguji dan menganalisa
mutu bahan baku, dan produk dalam laboratorium serta menanyakan langsung kepada pihak
pihak yang terkait.
2. Observasi
Mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi perusahaan, terutama yang
berkaitan dengan pengendalian mutu bahan baku, pengendalian mutu proses, dan pendalian
mutu produk akhir.
3. Pencatatan
Mencatat data sekunder dari sumbersumber yang dapat dipertanggungjawabkan dan
mendukung kegiatan praktik magang. Jenis data sekunder antara lain data mengenai kondisi
umum PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java mengenai sejarah berdirinya perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, dan data lainya yang berkaitan dengan tujuan praktik lapang.
4. Studi Pustaka
Mencari informasi dan referensi yang diperlukan guna melengkapi data.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Lahirnya ide kesegaran John Styth Pamberton pertama kali memperkenalkan rasa
menyegarkan dari Coca Cola Atlanta, Georgia. Pada bulan Mei 1886, John Styth Pamberton,
seorang ahli farmasi membuat sirup karamel berwarna dalam sebuah katel kuningan di kebun
belakang rumahnya. Dia pertama kali “mendistribusikan” produk barunya di jalan menuju
Jacobs Pharmacy (rumah obat Jacobs) dengan menempatkan sirup tersebut dalam sebuah teko.
Dengan harga lima sen konsumen dapat menikmati segelas minuman baru tersebut ditempat
penjualan itu. Entah karena sengaja atau direncanakan atau sekedar kebetulan air berkabonasi
bercampur dengan sirup caramel baru tersebut, yang kemudian dikenal sebagai minuman yang
“Nikmat dan Menyegarkan”, dengan nama Coca Cola.
Pada tahun 1981, seorang pengusaha Atlanta bernama Asa G Chandler, mengambil alih
kepemilikan penuh atas bisnis Coca Cola. Dalam empat tahun, bakat dagangnya telah berhasil
memperluas konsumsi Coca Cola disetiap Negara bagian dan wilayah Amerika. Pada tahun
1919, The Coca Cola Company dijual pada kelompok investor dengan harga 25 juta dolar.
Merek dagang “ Coca Cola “ adalah aset yang paling bernilai bagi TCCC. Merek dagang Coca
Cola didaftarkan di kantor hak paten dan merek dagang Amerika serikat pada tahun 1893.
kemudian diikuti merek “Coke” pada tahun 1942.
Coca Cola mulai diperdagangkan di Indonesia pada tahun 1932 oleh De netherlannds
Indische Mineral Water Fabrik Jakarta di bawah Bernie Vonings dari Belanda. Setelah
Proklamasi Kemerdekaan dan masuknya pemegang saham dari Indonesia, perusahaan ini
berganti nama menjadi Indonesian Beverage Limited (IBL). Tahun 1971 IBL menjalin kerja
sama dengan tiga perusahaan Jepang: Mitsui Toatsu Chemical Inc. Mitsui & Co. Ltd Da Mikuni
Coca – Cola Bottling Co. membentuk PT. Djaya Beverage Bottling Company (DBBC).
Pada tanggal 12 Oktober 1993, Coca Cola Amatil Limited (CCA) sebuah perusahaan
publik dari Australia yang merupakan pabrik pembotolan Coca Cola terbesar di dunia untuk
fabrikasi, distribusi dan pemasaran produk The Coca Cola Company telah mengambil alih
kepemilikan DBBC dan berubah namanya menjadi Coca Cola Amatil Indonesia, Jakarta.
Sampai saat ini CCA didukung oleh 11 pabrik pembotolan dan sekitar 9000 karyawan,
melayani lebih dari 400.000 pelanggan diseluruh Nusantara.
Perusahaan Coca Cola di Jawa Tengah dirintis oleh dua orang pengusaha yaitu Partogius
Hutabarat (Alm) dan Mugijanto. Nama yang dipilih adalah PT. Pan Java Bottling Company,
resmi didirikan pada tanggal 1 November 1974 ; di atas lahan seluas 8,5 ha, mulai beroperasi
pada tanggal 5 Desember 1976. Karena perkembangan perusahaan yang begitu cepat, maka
pada bulan April 1992 PT. Pan Java Bottling bergabung dengan Coca Cola Amatil Limited
Australia, sehingga sejak saat itu berubah namanya menjadi PT. COCA COLA AMATIL
INDONESIA CENTRAL JAVA. Namun sejak tanggal 1 Juli 2002 berubah menjadi PT. COCA
COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) CENTRAL JAVA.
Sebagai perusahaan yang telah berusia 32 tahun PT. CCBI CJ telah menunjukkan
eksistensinya dengan diterimanya berbagai penghargaan dan sertifikat dalam bidang :
a. Mutu (kualitas) diantaranya pabrik Coca Cola Indonesia
b. Bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
c. Perstasi penjualan baik
d. Piala presiden untuk kecelekaan nihil
e. Piala menteri lingkungan hidup
f. Chairman Award
g. Sertifikat ISO 14001
h. Mutu (kualitas) Coca Cola SeAsia Timur jauh
i. Penghargaan mutu diantaranya perusahaan Coca Cola SeAsia Pasifik
2. Lokasi Perusahaan
PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java, terletak diatas tanah seluas 6 Ha di Jalan
Raya Semarang Bawen Km. 30 PO BOX 119, Ungaran. Tepatnya di kelurahan Harjosari, Kec.
Bawen, Kab. Semarang. Pembagian tanah seluas 6 Ha meliputi dua bagian, yaitu bangunan
utama atau processing, dan bangunan pendukung gedung perkantoran yaitu bangunan kantor
central marketing, bangunan kantor administrasi, bangunan departemen operating, bangunan
koperasi, terdiri dari pertokoan dan percetakan, bangunan bahan kimia, bangunan kemasan
kosong, bangunan gudang logistik, bangunan full atau botol isi, bangunan bagian mesin,
bangunan teknik, bangunan penjagaan satpam, bangunan poliklinik, bangunan ibadah,
bangunan tempat parkir, bangunan bengkel, bangunan tempat pengelolaan limbah, bangunan
kamar mandi, bangunan ruang tamu dan bangunan tempat istirahat dan kantin.
3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
a. Visi Perusahaan
1) Menciptakan bisnis yang berwawasan lingkungan selain perusahaan berpikir untuk
memproduksi produk dengan kualitas yang baik, perusahaan juga menunjukkan
tanggung jawab terhadap lingkungan. Oleh sebab itu perusahaan mengadakan sistem
pengolahan air limbah yang aman dan tidak berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat
sekitar.
2) Menciptakan bisnis yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi sebagai rasa
tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat sekitar, maka perusahaan menyediakan
pelayanan poliklinik beserta mobil ambulance untuk masyarakat sekitar, unit mobil
pemadam, sarana dan kegiatan ibadah. Semua itu dituangkan dalam berbagai kegiatan
sosial untuk memelihara hubungan harmonis antar perusahaan dengan karyawan itu
sendiri maupun dengan masyarakat luas secara umum.
3) Menyajikan minuman segar nonalkohol, pelepas dahaga guna memenuhi kepuasan
konsumen. Produkproduk yang dihasilkan dan dipasarkan kepada konsumennya selalu
produk yang mempunyai kualitas terbaik.
b. Misi Perusahaan
1) Menjadi perusahaan minuman yang terkemuka di dunia khususnya di Indonesia
2) Memberikan nilai terbaik bagi pemegang saham dengan menjadi perusahaan terdepan
dalam pasar minuman nonalkohol secara global
3) Merk Coca Cola merupakan tumpuan sukses dalam memuaskan konsumen dengan
produk layanan berkualitas tinggi melalui orangorang yang dinamis dan berdedikasi
tinggi.
c. Tujuan Perusahaan
1) Tujuan Ekonomis
a) Meningkatkan keuntungan perusahaan
b) Menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
c) Menambah devisa negara
2) Tujuan Sosial
a) Menambah pengetahuan bagi pelajar, dengan adanya program untuk praktek kerja
lapang dan kunjungan industri
b) Memberi beasiswa bagi pelajar berprestasi di wilayah yang bersangkutan
c) Memberi sumbangan kepada lembaga dan yayasan sosial
d) Donor darah kepada PMI
e) Meningkatkan kesejahteraan penduduk di sekitar pabrik
f) Memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan program K3 (Keselamatan dan
Kesejahteraan Kerja)
B. Manajemem Perusahaan
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsifungsi dan hubungan
yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Secara fisik, struktur
organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk bagan yang memperlihatkan hubungan unitunit
organisasi dan garisgaris wewenang yang ada.
Untuk menjalankan kegiatan produksinya, PT. CCBI melakukan pembagian tugas dan
wewenang secara tegas dari pimpinan perusahaan agar operasional perusahaan bisa
dikendalikan dan tujuan perusahaan dapat tercapai, caranya adalah melalui struktur organisasi
yang merupakan alat administrasi dan manajemen. Struktur organisasi yang dimiliki PT. CCBI
merupakan jenis organisasi garis dan staf. Dalam organisasi ini ada dua kelompok orang yang
berpengaruh dalam menjalankan organisasi, yaitu: orang yang melaksanakan tugas pokok
organisasi dalam rangka pencapian tujuan, digambarkan dengan garis atau line dan orang yang
melakukan tugas berdasarkan keahlian yang dimilikinya, orang ini berfungsi hanya untuk
memberikan saransaran kepada unit operasional, orang tersebut disebut staf .
Departemen – departemen di PT. CCBI bertanggung jawab langsung kepada General
Manager. Tugas dan wewenang masingmasing jabatan adalah :
a. General Manager
1) Memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan, serta mengawasi kegiatankegiatan
penyelenggaraan perusahaan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang ditetapkan
dewan direksi.
2) Menjalin hubungan baik dengan instansi,lembaga dan individu di luar perusahaan demi
kelancaran dan kepentingan perusahaan.
3) Mengendalikan dan memberi petunjuk kepada manager yang langsung dibawahnya agar
tugas dan pekerjaan mereka dapat terselesaikan secara efektif dan efisien .
b. Secretary
Membantu kelancaran tugas General Manager agar berjalan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan. General Manager membawahi beberapa bagian:
1) General Sales Manager
Mengadakan penelitian terhadap pasar serta membuat perencanaan promosi,
saluran distribusi, dan penjualan.
2) Human Resources Manager
a) Bertanggung jawab terhadap penyediaan tenaga kerja yang meliputi penerimaan,
penempatan, pemberhentian pegawai, pengembangan dan kesejahteraan pegawai
sesuai dengan kebijakan perusahaan
b) Bertanggung jawab mengenai masalah kepegawaian
c) Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, lembagalembaga dan instansi
pemerintah.
3) Finance and Administration Manager
a) Menyelenggarakan akutansi perusahaan dan membuat laporanlaporan keuangan.
b) Mengolah dana dan modal kerja untuk menjamin atau membiayai kegiatan
operasional perusahaan (pembayaran gaji, pembayaran material, pembayaran pajak,
dll).
4) Businness Service Manager
Memberikan pelayanan data dalam komputer atau membuat data base, informasi
program marketing dan finance.
5) Technical Operation and Logistic Manager
Bertugas merencanakan, mengawasi, membina segala kegiatan yang dijalankan
dalam bidang produksi (operational plant) dan membuat pertanggung jawaban kepada
general manager. Dalam tugasnya, Technical Operational & Logistic Manager
membawahi beberapa departemen, yaitu :
a) Quality Assurance (QA) Manager
Mengawasi sekaligus meneliti proses dan hasil produksi agar sesuai dengan
standar mutu dan prosedur yang telah ditentukan sehingga tidak ada keluhan produk
oleh konsumen di pasar.
b) Demand Operational Planing (DOP)
Merencanakan kegiatan produksi yang akan dilaksanakan, memperkirakan
dan menentukan persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam proses
produksi.
c) Processing Manager
Melaksanakan dan mengawasi kelancaran jalannya proses produksi serta
memastikan seluruh komponenkomponen produksi (air, limbah, bahan baku, output
produksi) sesuai dengan standar kualitas dari The Coca Cola Company.
d) Engineering Manager
Menjaga, merawat, dan memastikan mesinmesin produksi dapat berfungsi
dengan baik
e) Quality Management System (QMS) Manager
1. Memastikan bahwa seluruh kegiatan di plant terdokumentasi dengan baik dan
benar sehingga semua proses yang ada di palant sesuai dengan standar The Coca
Cola Company.
2. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksaaan audit tentang kualitas, GMP
(Good Manufacturing Practise) dan EMS (Environment Management System)
yang dilakukan oleh CocaCola Corporate dan external audit.
f) Werehouse and Transportation Manager
Melaksanakan, dan mengawasi kegiatan di gudang meliputi jumlah stok
yang tersedia di gudang baik berupa bahan baku atau produk.
2. Ketenagakerjaan
PT. CCBI Semarang mempekerjakan tenaga kerja tetap dan tenaga kerja borongan.
Tenaga kerja tetap adalah karyawan perusahaan yang sudah diangkat menjadi pegawai tetap
oleh perusahaan. Sedangkan tenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang direkrut oleh
perusahaan untuk membantu pelaksanaan aktivitas perusahaan. Tenaga kerja borongan
mempunyai masa kerja terbatas, biasanya dua tahun atau tergantung kebijakan perusahaan. Jika
perusahaan masih membutuhkannya, maka dapat dilakukan perpanjangan kontrak. Tenaga kerja
tetap memiliki masa kerja tertentu seperti yang tertera pada kesepakatan kerja bersama yang
ditandatangani antara pihak perusahaan dengan pekerja saat pekerja tersebut diterima sebagai
karyawan di PT. CCBI.
PT. CCBI melakukan kerjasama dengan perusahaan lain untuk menangani tentang
sumber daya manusia. Perusahaanperusahaan yang bekerjasama dengan PT. CCBI umumnya
adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang tertentu, antara lain:
a. PT. GKM (Gelora Karya Makmur)/ PT. ASG (Adi Surya gemilang), kerjasama dibidang
penyediaan sarana transportasi sekaligus pengangkutannya darin pabrik ke distributor atau
sales centre.
b. PT. SPM (Swadaya Pratama Mandiri), kerjasama dalam bidang penyediaan sarana
transportasi yang ada dalam pabrik, yaitu forklift (truk pengangkat bergarpu). Forklift
berfungsi mengangkat botol dari gudang ke proses pencucian botol, mengangkut material
seperti gula untuk pembuatan sirup.
PT. CCBI Semarang mengklasifikasikan tenaga kerjanya menjadi tenaga kerja terdidik
dan tidak terdidik. Tenaga kerja terdidik yang direkrut oleh perusahaan diutamakan yang belum
pernah bekerja dengan tujuan untuk mempermudah dalam pembentukan sikap kerja sesuai
dengan budaya perusahaan dan memenuhi kriteria seperti memiliki jiwa kepemimpinan, dan
komunikatif. Untuk tenaga kerja tidak terdidik biasanya ditempatkan pada pekerjaan tertentu,
seperti buruh angkut, cleaning service dengan mengutamakan keuletan dan tanggung jawab
terhadap pekerjaannya.
Pengembangan karyawan ditetapkan oleh perusahaan dengan mengikut sertakan
karyawan yang mempunyai kemampuan berdasarkan prestasi kerja melalui training, seminar,
maupun pendidikan lanjutan yang biayanya dibantu oleh perusahaan. Selain karyawan
dimotivasi dengan adanya promosi jabatan sehinggan karyawan tetap semangat dalam bekerja,
promosi jabatan diperuntukkan bagi semua karyawan sesuai dengan penilaian dan prestasi kerja.
Kesejahteraan karyawan di PT. CCBI sangat diperhatikan. Selain mendapatkan gaji
pokok dan tunjangan karyawan atau tunjangan jabatan. Para karyawan juga mendapatkan
beberapa fasilitas, antara lain:
1. Pemberian pakaian dan kelengkapan kerja untuk keamanan karyawan selama bekerja,
seperti topi, penutup telinga, sepatu, kacamata, masker, dan sarung tangan
2. Biaya transportasi
3. Santunan persalinan
4. Jaminan dan tunjangan kesehatan dalam pelayanan poliklinik yang dilengkapi dengan mobil
ambulan bagi karyawan
5. Bantuan bagi karyawan yang mengalami musibah melalui jaminan sosial tenaga kerja
(jamsostek)
6. Pelayanan koperasi “Kendali Harta”yang meliputi simpan pinjam
7. Pemberian Reward bagi karyawan yang berprestasi
8. Fasilitas peribadatan “Masjid ArRahman”
Ada dua jenis pengaturan dan pembagian jam kerja karyawan oleh perusahaan. Dimana
jam kerja kantor berbeda dengan karyawan bagian proseses produksi. Adapun pembagian jam
kerja untuk karyawan PT.CCBI sebagai berikut:
1. Bagian produksi
a. Shift I : pkl 07.0014.30 WIB
b. Shift II : pkl 14.3022.00 WIB
c. Shift III : pkl 22.0007.00 WIB
2. Bagian keamanan
a. Shift I : pkl 07.0015.00 WIB
b. Shift II : pkl 15.0022.00 WIB
c. Shift III : pkl 22.0007.00 WIB
3. Karyawan kantor
a. Senin – Jumat : 08.0017.00 WIB
b. Sabtu – Minggu : libur
Kegiatan operasional bagian produksi adalah selama 24 jam. Khusus hari minggu pukul
14.30 WIB sampai dengan hari Senin pukul 07.00 WIB libur. Namun permintaan terhadap
produk maka diadakan lembur. Pembagian lembur menjadi dua shift yaitu:
a. Shift I : pkl 07.0019.00 WIB
b. Shift II : pkl 19.0007.00 WIB
Bagi karyawan yang lembur akan mendapatkan uang lembur yang dihitung tiap jam dan
dibayarkan bersama dengan gaji dan tunjangan tiap bulan. Pada pengaturan jam kerja
mengalami perubahan seminggu sekali dengan mengurangi kejenuhan karyawan dalam bekerja.
C. Penyedian Bahan Mentah
1. Air
Air merupakan kandungan terbesar di dalam CSD (Carbonated Soft Drink). Air yang
digunakan harus mempunyai kualitas tinggi. Air yang terdapat di PT. CCBI CJ berdasarkan
kegunaanya digolongkan yaitu sebagai berikut:
a. Raw Water
Raw water merupakan air yang berasal dari sumur dalam (deep well) atau PDAM yang
dialirkan dengan menggunakan pompa menuju pabrik untuk mengalami pengolahan labih
lanjut.
b. Treated Water
Treated water digunakan untuk proses pembuatan CSD (Carbonated Soft Drink).
2. Gula Pasir
Bahan dasar pembuatan sirup adalah gula dan konsentrat sebagai penentu rasa minuman.
Gula berasal dari dalam negeri dan luar negeri yaitu Indonesia (PT. Jawamanis Rafinasi) ,
Thailand (Singburi Sugar Limited), Australia (Australian Sugar), dan Malaysia (Malayan
Sugar). Gula yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik dan cukup murni. Hal ini bisa
dilihat secara visual bahwa kristal gula berwarna putih bersih. Sebelum gula diterima selalu
dilakukan pemeriksaan dahulu apakah sesuai dengan standar. Gula akan dibeli jika sesuai
dengan standar dan kemudian disimpan dalam gudang disusun dalam pallet (1 pallet = 20 zak).
Gula yang digunakan dalam pembuatan syrup sederhana adalah gula bit. Gula ini dikemas
dengan kemasan 50 kg setiap 1 zaknya.
3. Karbondioksida
Karbondioksida merupakan bahan yang paling penting dalam pembuatan minuman
ringan yaitu untuk karbonasi. Dengan penambahan karbondioksida minuman ringan akan terasa
lebih segar dan awet, serta dapat berfungsi untuk memperkuat rasa dan aroma minuman dan
sebagai pengawet karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri aerob yang dapat hidup
dalam air. Karbondioksida yang digunakan berasal dari PT. Samator, PT. Molindo.
4. Konsentrat
Konsentrat merupakan bahan yang sangat penting dalam pembuatan minuman
berkarbonasi karena berfungsi memberikan bau, rasa, warna, dan aroma yang khas. Pembuatan
konsentrat hanya dilakukan oleh The Coca Cola Company (TCCC) yang berpusat di Atlanta, hal
ini bertujuan untuk menjaga kekhasan produk Coca Cola diseluruh dunia. Komposisi konsentrat
mengandung Na benzoate dengan ciriciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit
berbau, yang berfungsi sebagai zat pengawet. Selain itu ada konsentrat yang mengandung asam
sitrat sebagai zat pemberi cita rasa dan merupakan asam organik yang mudah larut dalam air
Konsentrat dibagi menjadi:
a. Part 1 adalah bagian dari konsentrat yang berbentuk powder yang berisi zat warna dan zat
pengawet.
b. Part 1B adalah bagian dari konsentrat yang berisi zat pengawet yang berbentuk powder dan
terdapat label IB pada kemasan.
c. Part 2 adalah bagian dari konsentrat yang berbentuk cair
d. Part 3 adalah bagian dari konsentrat yang berupa daun teh
D. Proses Produksi
1. Proses Pengolahan Air
Air yang berasal dari deep well (dalam sumur) dan PDAM sebelum digunakan dalam
proses produksi CSD harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Berikut proses
pengolahan pada air:
a. Sand filter adalah proses penyaringan air dengan suatu media penyaring dari sand silica
(pasir kerikil).
b. Carbon Purifier adalah proses penyaringan air dengan bahan carbon active untuk menyerap
warna, bau, dan rasa.
c. Buffer tank adalah tangki penampungan air setelah dioloah dari carbon purifier.
d. Reverse Osmosis (RO) adalah proses dengan tekanan kemudian dilewatkan dengan membran
semi permeable dengan ukuran membran
hanya sebesar 0,0006 mikron agar air terpisah mineral dan kotoran lain.
e. Stroage adalah tangki untuk menampung air dari RO untuk dialirkan ke produksi.
.
2. Proses Pengolahan Sirup
Sirup menjadi bagian yang sangat menentukan dalam proses produksi di PT.CCBI,
karena sirup akan menentukan atau berpengaruh pada kualitas, aroma, dan rasa minuman yang
dihasilkan. Berikut proses pembuatan sirup:
a.Sugar Dumping adalah proses menuang gula dalam kemasan karung/ zak ke tangki pelarutan.
b.Dissolving adalah proses pelarutan gula dengan treated water sampai larutan homogen
kemudian ditambah filter aid dan actived carbon.
c.Precoating adalah proses pelapisan awal (cake) dengan filter aid pada filter press sebelum
simple syrup
d.Filtration adalah proses penyaringan larutan gula dengan filter press untuk memisahkan benda
asing sehingga diperoleh simple syrup yang standar
e.UV Lamp adalah lampu UV dengan intensitas 36.000 micro Wsec/ cm2 untuk mensterilisasi
simple syrup.
f.Strainer adalah proses penyaringan benda asing dengan saringan stainless steel ukuran 100
mesh untuk menyaring benda asing dalam simple syrup.
g.Simple finish syrup adalah larutan gula setelah proses filtrasi dan sterilisasi dengan UV lamp.
h.Pelarutan concentrate adalah proses pelarutan beverage non liquid sebelum dicampur dengan
simple finish syrup.
i.Finish syrup mixing adalah proses pencampuran larutan sirup
3. Proses Pemurnian CO2
Karbondioksida adalah salah satu bahan penting dalam pembuatan minuman
berkarbonasi yang berfungsi sebagai pengawet dan penyegar. Sehingga diperlukan perlakuan
khusus agar didapatkan hasil yang sesuai dengan standar.
Proses pemurnian CO2 yaitu:
a.Container adalah proses penyimpanan CO2 dalam tangki milik supplier.
b.Evaporation adalah proses penguapan bertujuan menghilangkan kandungan air yang ada.
c.OilX evolution adalah proses penyaringan partikel dengan ukuran catridge 0,01 micron untuk
menurunkan pencemaran
d.PCO2 gas phase purifier adalah proses penyaringan untuk menghilangkan kandungan uap air,
senyawa hydrocarbons, dan komponen sulfur.
e.OilX evolution adalah proses penyaringan partikel dengan ukuran catridge 0,01 micron.
4. Proses Produksi Line VIII
Proses produksi merupakan proses yang terjadi pada mesin produksi mulai dari
pencucian botol, pengisian sampai produk siap dipasarkan. Untuk memproduksi minuman
berkarbonasi dalam botol digunakan line VIII dengan kecepatan 800 bpm (botol permenit).
Tahaptahap dalam proses produksi line VIII yaitu:
• Depalletizer
Botolbotol yang digunakan oleh PT. CCBI Central Java adalah Returnable Glass
Bottle (RGB). RGB dibawa menggunakan forklif menuju mesin depalletizer yang berfungsi
menurunkan botol dalam krat dari pallet. Dalam satu pallet terdapat 54 krat yang berisi 1296
botol.
• Uncaser
Mesin uncaser berfungsi mengeluarkan botol dari krat dengan rubber gripper
dengan sistem electronic pneumatic.
• Pre Inspection
Botol yang terlalu kotor (terdapat cat, minyak, sedotan dll) disortir di pre inspection.
Botolbotol ini dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu botol kotor berat dan berkarat, botol
pecah atau gumpil. Botol yang baik di pre inspection menuju bottle washer machine.
• Bottle Washer
Ada beberapa tahap dalam bottle washer machine yaitu :
1. Pre Rinse (Proses Penyemprotan Awal)
Pada tahap ini bertujuan untuk mengurangi dan melunakkan kotoran, mengurangi
tingkat keasaman dalam botol, meningkatkan efisiensi pencucian sekaligus
memperpanjang umur penggunaan larutan caustic. Temperatur pada pre rinse adalah
minimal 45 o C.
2. Compartement I
Merupakan tempat perendaman dan penyemprotan dengan cairan caustic (NaOH 1.5 %)
untuk melunakkan kotoran di dalam botol dan ditambahkan zat additive (ferrisol 0.10.3
%) untuk mengkilapkan botol.
3. Compartement II
Merupakan tempat perendaman pada botol yang berisi cairan caustic (NaOH 2.5 %)
untuk melarutkan kotoran di luar botol, dan ditambahkan zat additive (ferrisol 0.10.3
%) untuk mengkilapkan botol dan menjaga logo botol agar tidak pudar.
4. Post Caustic
Pada bagian ini botol disemprot dengan cairan caustic 2 % yang fungsinya untuk
menghilangkan kotoran yang masih tersisa setelah botol melewati compartement II.
Temperatur pada post caustic minimal 60o C.
5. Warm Water bath
Merupakan bak yang berisi air yang berfungsi untuk emrendam dan membilas botol
minimal 40o C selama 2.5 menit.
6. Warm Water
Pada daerah ini dilakukan penyemprotan pada botol yang berfungsi untuk mengurangi
atau menghilangkan residu caustic dan kotoran yang masih tertinggal, serta mengurangi
temperatur botol (temperatur minimal 50o C).
7. Warm Water II
Proses dan fungsinya sama dengan warm water I dengan temperatur minimal 45o C.
8. Cold Water
Pada daerah ini dilakukan penyemprotan pada botol yang berfungsi untuk membilas
botol agar bersih.
9. Final Rinse
Merupakan tempat penyemprotan terakhir dengan soft water, temperatur 30o C dan total
chlorine 13 ppm.
• Empties Inspection (Post Inspection)
Setelah dicuci, botol yang masih kotor, botol pecah disortir kembali di post
inspection oleh para inspector (proses berlangsung secara manual).
• Electronic Bottle Inspection (EBI)
Prinsip kerja dari EBI adalah membantu mendeteksi seluruh bagian botol. Jika
ditemukan ada cacat pada botol misalkan:
a. Botol pecah pada bibir
b. Botol rusak bagian bawah
c. Botol lain jenis
• Proses Filling (Pengisian)
Proses pengisian beverages ke dalam botol dan tekanan kembali ke bowl karena
terdesak beverages. Beverages masuk ke dalam botol melewati tepi bagian dalam botol yang
bertujuan agar terjadi pergantian tekanan yang sebelumnya diisi oleh gas CO2 sehingga tidak
banyak CO2 yang terlepas. Head space adalah ruang hampa udara antara permukaan
minuman dengan tutup botol, dan berfungsi sebagai mempertahankan karakteristik flavor
dan komponen nutrisi yang peka terhadap oksidasi, menyediakan ruang untuk membebaskan
gasgas yang terbentuk selama pemanasan, menghindari atau meminimalkan korosi akibat
adanya oksigen.
• Crowning
Merupakan proses penutupan RGB yang telah diisi beverages dengan crown.
• Date Coding
Produk akan diberi kode produksi oleh date coder. Date coder dicetak dibagian leher
botol. Date coder berfungsi sebagai pemberi label akhir konsumsi produk (Best Before)..
• Full Product Detector and Inspection
Full product detector (full inspection) berfungsi untuk menyeleksi produk setelah
pengisian antara lain :
→ Adanya benda asing
→ No crown
→ Tidak ada kode produksi
→ Terlalu penuh (low level/ over level)
• Palletizer
Produk yang memenuhi standar/persayaratan dimasukkan ke dalam krat yang sudah
dicuci bersih dengan mesin caser. Setelah produk dimasukkan ke dalam krat maka akan
menuju palletizer untuk dimasukkan ke dalam palet dan dibawa ke gudang penyimpanan
(Full Storages).
E. Produk Akhir
Di PT. CCBI menghasilkan dua macam minuman jenis minuman yaitu CSD ( Carbonated
Soft Drink ) seperti Coca – Cola, Fanta, Sprite dan Non CSD yaitu Frestea dan dikemas sesuai
dengan kebutuhan konsumen.
1. Coca – Cola
RGB 193 ml RGB 295 ml RGB 1000 ml
CAN 250 ml
2. Fanta
RGB 195 ml RGB 295 ml RGB 1000 ml
CAN 250 ml
3. Sprite
RGB 195 ml RGB 295 ml RGB 1000 ml
CAN 250 ml
4. Frestea Green 5. Frestea
RGB 220 ml RGB 220 ml
Gamabar 4.1 Produk jadi PT. Coca – Cola Bottling Indonesia Central Java
F. Quality Assurance (QA)
Untuk mengantisipasi kegagalan mutu PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java
mempunyai sistem pengendalian mutu dan pengawasan kualitas semua faktor produksi yang disebut
The Coca Cola Quality System (TCCQS), yaitu metode pengendalian manajemen yang
memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan dan mengendalikan hasil akhir proses dan
keputusan bisnis.
TCCQS dikeluarkan oleh The Coca Cola Company, Atlanta dan ditangani oleh departemen
Quality Assurance (QA) dan Quality Managing System (QMS).
Quality Assurance menangani pengendalian mutu bahan baku, dan pengendalian mutu
produk akhir. Standar mutu yang digunakan sebagai acuan perusahaan adalah standar mutu yang
digunakan oleh PT. Coca Cola Bottling. Peranan pengendalian mutu terdiri dari persiapan produksi,
selama produksi, dan akhir produksi.
Teknik pemantauan terhadap pengendalian mutu produk Coca Cola meliputi:
1. Pemantauan Mikrobiologi
Pemantauan ini bertujuan untuk pemantauan jumlah mikrobia yang ada, bukan
mengidentifikasi jenis mikrobia tersebut pada minuman dan yang berkembang biak dengan baik
pada media yang mengandung gula.
2. Pemantauan Fisika
Dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik bahan dan produk. Pemeriksaan ini antara
lain logo botol, ukuran botol, crown, dll.
3. Pemantauan Kimia
Teknik ini menggunakan bahan – bahan kimia dan alat – alat khusus untuk menentukan
standart bahan dan produk.
1. Pengendalian Mutu Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh PT. CCBI antara lain primary material, auxiliary
material, dan primary package. Semua bahan tersebut sebelum digunakan harus mengalami
pengujian terlebih dahulu untuk menjamin agar semua atribut mutu produk dapat terpenuhi.
Pemeriksaan mutu bahan baku dilakukan terhadap mutu air, gula, CO2, dan konsentrat sehingga
dinyatakan dapat diterima jika sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan
jika tidak memenuhi standar maka bahan tersebut tidak digunakan.
a. Pengendalian mutu bahan baku utama (primary material)
1) Gula
Gula digunakan harus mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Pengontrolan gula dilakukan dengan cara pengambilan sampel gula secara
acak, pengawasan mutu gula dilakukan setiap kedatangan gula. Agar mutu gula yang
sudah memenuhi standar PT.CCBI gula disimpan pada temapat yang kering,
kelembaban rendah, bebas dari bakteri. Standar gula yang digunakan PT.CCBI dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Standar Mutu Gula Pasir PT.CCBI
No. Parameter Standar1 Rasa Normal2 Bau Normal3 Bau pada kemasan Negatif4 Brix 60 obrix
5 Warna awal max 35 RBU6 Kelembaban <0,04%7 Kemasan tidak rusak/ utuh8 Turbidity < 10 NTU
Sumber: PT. CCBI Central Java
Pengujian yang dilakukan yaitu:
1. Pengujian visual
• Meliputi kondisi kemasan, dimana harus bersih, kering dan tidak.
2. Pembuatan larutan gula 50 o brik dan 60 o brix
• Pembuatan larutan gula 60 o brix
• Menimbang gula sebanyak 77.1264 gram dan menimbang aquadest sebanyak
51.4176 gram untuk mendapatkan 100 ml larutan gula dalam beaker glass.
• Melarutkan dengan menggunakan magnetic stirrer.
• Mendiamkan sampai bebas gelembung udara.
• Pembuatan larutan gula 50 o brix
• Menimbang gula sebanyak 61.427 gram dan menimbang aquadest sebanyak
61.427 gram untuk mendapatkan 100 ml larutan gula dalam beaker glass.
• Melarutkan dengan menggunakan magnetic stirrer.
• Mendiamkan sampai bebas gelembung udara.
3. Pengujian warna
• Mengambil larutan gula 60 o brix
• Melakukan pengukuran warna awal dengan menggunakan colorimeter
sirup dengan cara:
• Menuang 20 ml dengan tepat larutan gula dalam gelas ukur 50 ml
• Mengencerkan hingga 40 ml dan kocok hingga homogen
• Menuang dalam tube colorimeter
• Baca warna larutan gula dengan cara membandingkan comparator dari
colorimeter, dengan diperoleh warna yang sama.
4. Pengujian kelembaban
• Menyiapkan cawan porselin yang telah dioven dengan suhu 105 o C selama 1
jam
• Menimbang gula sebanyak 20 gram (A)
• Memanaskan dengan suhu 105 o C selam 3 jam
• Angkat, dinginkan dengan masukkan kedalam desikator
• Timbang cawan porselin tersebut, catat hasilnya.(B)
• Menghitung kelembaban gula:
X100%sampleBobot
AB −
5. Bau dan rasa
• Melakukan pengujian terhadap bau dan rasa secara organoleptis.
6. Bau pada kemasan
• Membuat larutan gula 50 o brix
• Menambahkan 0,2 ml 75% H3PO4 pada 50 ml larutan dalam beaker glass 100
ml, aduk hingga homogen menggunakan magnetik strirer.
• Tutup beaker glass dan panaskan hingga suhu 30 O C
• Melakukan pengujian secara organoleptis.
7. Turbidity
• Membuat larutan gula 50 brix
• Melakukan pengujian turbidity menggunakan turbiditymeter dengan standar
< 10 NTU.
2) Air
Pengujian pada air rutin dilakukan tiap proses untuk memantau perubahan
selama empat jam sekali. Air yang digunakan dalam proses pembuatan CSD harus
memenuhi standar PT. CCBI CJ agar mutu produk CSD tetap terjaga. Standar mutu air
yang digunakan PT.CCBI dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Standar Mutu Air PT.CCBI
No Parameter Frequensi Standar1 M Alkalinity 4 jam < 85 ppm2 Iron 4 jam < 0.1 ppm3 Total Hardness 4 jam < 0 ppm4 Taste 4 jam normal5 Odor/ Appearance 4 jam normal6 Turbidity 4 jam < 0.5 NTU7 pH 4 jam 612.58 TDS 4 jam < 500 ppm9 Chloride Harian < 50 ppm10 Sulphate Harian < 250 ppmSumber: PT. CCBI Central Java
Pengujian yang dilakukan yaitu:
1. Pengujian kadar Sulphate
• Menekan nomer metoda sesuai reference (121),
• Mengambil 2.5 ml sample menggunakan pipet volume, masukkan dalam tabung
• Sampel ditambahkan dengan 2 tetes SO4 1A, campur kemudian tambah 1 takar
SO4 2A lalu campur
• Panaskan waterbath 40o C selama 5 menit
• Tambahkan 2.5 ml SO4 3A kemudian tambahkan 4 tetes SO4 4A lalu panaskan
waterbath 40o C selama 7 menit
• Memindahkan sampel pada tabung kuvet
• Mempersiapkan alat spectroquant dengan membuka cover alat spectroquant
nova 60 kemudian masukkan tabung kuvet pada alat maka hasil akan terbaca
2. Pengujian Kadar Chloride
• Mengambil 50 ml sample kemudian ditambah dengan 3 tetes KCrO4
• Kemudian dititrasi dengan AgNO3 0.0282 N
• Menghitung kadar chloride :
Ml titrasi X 20
3. Pengujian Total Dissolved Solid
• Memasukkan 50 ml sample dalam beaker
• Menggeser OnOff dalam posisi On
• Membilas probe portable TDS meter dengan sample
• Memasukkan proble pada beaker sampai posisi tercelup
4. Pengujian Free Chlorine dan Total Chlorine
• Membilas cell tube dengan aquades
• Menakar 25 ml sample ditambah DPD, kocok homogen
• Menuang 5 ml sample ke dalam cell tube
• Meletakkan cell tube pada disk comparator, sebelah kiri aquades sebelah kanan
sample
• Mengarahkan kearah sinar, cari warna sama
• Membaca disk comparator
5. Pengujian Total Hardness
• Mengambil 50 ml sample kemudian ditambahkan dengan 34 tetes HBS dan 34
tetes TH Indikator, goyang homogen.
• Menetrasi dengan EDTA 0.01 N dengan titik akhir titrasi warna ungu berubah
menjadi biru
• Menghitung kadar total hardness yaitu
• Ml titrasi X 20(ppm)
6. Pengujian Kadar Iron
• Mengambil 50 ml sample kemudian ditambah dengan HCl 6N 5ml, didihkan
selama 5 menit
• Menambahkan KMnO4 0,2 N sampai warna merah jambu
• Menambahkan 2 tetes HSCN 20% sebanyak 5 ml lalu goyang homogen
• Mengisikan dalam tabung Fe Comparator pada sebelah kiri dan kanannya diberi
blanko.mencari warna yang sama. (ppm)
7. Pengujian Alkalinity
• Mengambil 50 ml sample ditambah dengan 34 tetes T.Solution dan 34 tetes PP
Indikator (jika tidak ada perubahan warna maka P Alkalinity = 0)
• Menetrasi dengan HCl N/50 dengan titik akhir titrasi warna pink berubah
menjadi bening.
• Menghitung P alkalinity
• Sisa dari P alkalinity ditambahkan MR Mix, kemudian warna akan berubah
menjadi biru muda
• Menetrasi dengan HCl N/50 dengan titik akhir titrasi warna biru muda menjadi
merah muda.
• Menghitung M Alkalinity
• Menghitung A Alkalinity
RUMUS :
P Alkalinity = ml titrasi X 20
M Alkalinity = ml titrasi X 20
A Alkalinity = 2X P Alkalinity M Alkalinity
8. Pengujian pH
• Mengambil sample dan mengaduknya secara pelan (suhu 2527o C)
• Memasukkan sample kedalam beaker glass
• Menghidupkan pH meter, tekan tombol AR
• Mencelupkan probe pH meter dalam sample yang telah dibilas aquedest.
• Menekan AR, sampai tulisan pH nampak padam display
9. Pengujian Total Hardness
• Mengambil 50 ml sample ditambahkan dengan 2 ml NaOH 1 N dan 1gram TH
indicator
• Menetrasi dengan EDTA dengan titik akhir titrasi warna pink berubah menjadi
ungu
• Menghitung kadar Total Hardness:
ml titrasi X 20 (ppm)
10. Pengujian Turbidity
• Membilas cell tube dengan aquadest
• Memasukkan sample ke dalam cell tube
• Memasukkan cell tube yang berisi sample ke dalam turbidity meter
• Menunggu sampai angka yang ditunjukan stabil
Dampak penggunaan air yang tidak memenuhi standar mutu
• Kesadahan (kekerasan/ hardness)
Hardness berkaitan dengan kadar keasaman (pH) jika air asam umumnya menunjukkan
reaksi lunak dan air basa umumnya merupakan air sadah (keras). Tingkat kesadahan air
ditentukan oleh banyaknya kandungan kalsium karbonat dalam air. Standar total hardness
dalam dalam air yang digunakan dalam proses produksi minuman karbonasi adalah < 100
ppm. Apabila total hardness kurang dari standar yang telah ditentukan berakibat timbulnya
kerak pada pipapipa atau tangki maupun botol. Adanya kerak mengakibatkan efisiensi
penghantaran panas rendah sehingga biaya produksi meningkat maka kesadahan harus
rendah.
• pH
pH derajat keasaman menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu
larutan. Standar pH pada air yang akan digunakan dalam proses produksi minuman
karbonasi adalah > 4,9. Jika pH air kurang dari standar yang telah ditentukan akan
menyebabkan korosi pada alatalat produksi yang dilalui air ini.
• Alkalinitas
Alkalinity menunjukkan konsentrasi total dari unsur basabasa yang terkandung dalam air.
Standar alkalinity pada air yang akan digunakan dalam proses produksi adalah < 85 ppm,
alkalinity ini mempengaruhi kesadahan dan menjaga kesetabilan pH. Jika alkalinity pada air
melebihi standar yang ditentukan maka air tidak mudah dikarbonasi dan minuman akan
menjadi flat.
• Iron
Iron menunjukan kadar besi yang terkandung dalam air. Standar iron pada air yang
digunakan dalam proses produksi minuman karbonasi adalah < 0,01 ppm. Jika iron melebihi
standar yang telah ditentukan akan menyebabkan warna koloid merah (karat) dan bau logam
yang tidak diinginkan pada air dan dapat sebagai racun bila dikomsumsi.
• TDS (Total Dissolved Solid)
TDS menunjukan padatan yang terlarut dalam air. Standar TDS pada air yang akan
digunakan dalam proses minuman karbonasi adalah < 500 ppm. Dampak apabila air yang
digunakan melebihi standar TDS yang ditentukan akan menyebabkan kualitas air tidak baik
dan menimbulkan reasksi dan menggangu estetika.
• Turbidity
Turbidity ini menunjukan tingkat kekeruhan pada air yang ditimbulkan oleh adanya bahan
bahan anorganik dan bahan organik dalam air. Standar turbidity pada air yang digunkan
dalam proses pembuatan minuman karbonasi adalah < 0,5 NTU.
• Clorine
Chlorine berfungsi sebagai disienfektan guna membunuh bakteri pathogen dalam proses
pengolahan air. Standar chlorine pada air yang digunakan dalam proses produksi minuman
karbonasi adalah 0 ppm. Apabila chloride yang digunakan dalam proses pembuatan
minuman karbonasi melebihi standar yang telah ditentukan dapat memacu terjadinya korosi
pada alat mesin yang digunakan dalam proses produksi.
• Sulphate
Sulphate adalah koagulan yang digunakan dalam proses pengolahan saat koagulasi. Standar
kandungan sulphate pada air yang digunakan dalam proses produksi pengolahan minuman
karbonasi adalah < 250 ppm. Apabila air yang digunakan dalam proses produksi melebihi
standar yang telah ditentukan akan menyebabkan gumpalan dan membentuk flock.
• Rasa dan kenampakan
Standar rasa dan kenampakan air yang digunakan dalam proses pengolahan minuman
karbonasi adalah normal. Apabila rasa dan kenampakan tidak normal hal ini mempengaruhi
rasa dan kenampakan pada hasil produk akhir minuman karbonasi.
3) Karbondioksida (CO2)
Pengujian pada karbondioksida antara lain bau, appearance in water, dan
kemurnian CO2 menggunakan Zahm CO2 purity tester. Standar mutu pada
karbondioksida di PT. CCBI CJ dapat dilihat pada tebel berikut ini:
Tabel 4.3 Standar Mutu Karbondioksida PT. CCBI
No Parameter Standar 1 Kondisi segel Baik 2 Kemurnian Minimal 99,90 %3 Rasa dan penampakan Tidak ada rasa dan bau asing4 Penampakan di air Tidak berwarna5 Snow test Tidak berbau6 Sulfide test Negatif
Sumber: PT. CCBI Central Java
4) Konsentrat
Pemeriksaan konsentrat pada saat penerimaan hanya dilakukan secara visual karena
kemasan tertutup rapat. Pemeriksaan konsentrat meliputi kecocokan antara surat
penerimaan barang dengan jenis, flavor, jumlah konsentrat yang diterima, kondisi
keutuhan segel dan kemasan, label, dan kode produksi pada setiap kemasan.
b. Pengendalian mutu bahan penunjang (Auxiliary Material)
Pengawasan bahan tambahan dan bahan kimia dalam proses pembuatan minuman
Coca Cola dilakukan melalui penetapan berbagai standar tentang spesifikasi bahan
tambahan dan bahan kimia yang dibutuhkan. Bahan kimia yang penting dalam kelancaran
proses yaitu filter aid dan carbon aktif. Pengujian yang dilakukan meliputi tingkat
kemurnian, kecocokan dokumen dan keutuhan serta kerapatan kemasan.
c. Pengendalian mutu (primary package)
Primary package adalah bahan pengemas yang kontak langsung dengan produk.
Misalnya, RBG (Returnable Glass Bottle), crown, closure, can, dan easy open end.
1) Botol gelas RBG (Returnable Glass Bottle)
Kemasan utama produk minuman karbonasi di PT.CCBI adalah botol gelas.
Botol yang digunakan untuk proses produksi merupakan botol yang diisi ulang
(returnable) setelah melalui proses pencucian dan inspeksi. Botol yang digunakan tidak
terlebih dahulu dilakukan pengecekan. Apabila ditemukan botol pecah, hilang, kotor,
dan terjadi peningkatan volume produksi maka dilakukan pembelian botol baru.
Pengendalian mutu botol dilakukan melalui pemeriksaan setiap botol yang
masuk meliputi:
a) Pemeriksaan visual meliputi fisik botol (cacat/ tidak, warna) dan printing (logo atau
merek).
b) Pemeriksaan dimensi, bertujuan untuk memeriksa bahwa botol yang digunakan
mempunyai ukuran yang sesuai. Pemeriksaan meliputi diameter terluar, tinggi botol,
ketegak lurusan botol, kebersihan botol.
c) Pengukuran berat dan isi.
d) Uji mikrobiologi
2) Penutup botol
Jenis penutup botol yang digunakan yaitu crown. Pemeriksaan crown meliputi
diameter crown, berat, ketinggian crown, ada tidaknya material lain pada crown, logo,
tumbling dan tingkat karat.
Pengendalian mutu botol dilakukan melalui pemeriksaan setiap crown yang masuk
meliputi:
a) Pemeriksaan visual meliputi fisik crown (cacat/ tidak, warna) dan printing (logo atau
merek).
b) Pemeriksaan dimensi, bertujuan untuk memeriksa bahwa crown botol yang
digunakan mempunyai ukuran yang sesuai. Pemeriksaan meliputi diameter crown
terluar
2. Pengendalian Mutu Selama Proses Produksi
a. Simple syrup
Sampel sirup yang telah dibuat dilakukan pemeriksaan secara setiap satu jam sekali.
Pemeriksaan meliputi suhu simple sirup, adanya benda asing, UV lamp, warna, odor, dan
brix.
b. Finish syrup
Finish syrup yang telah dibuat dilakukan pengujian setiap dua jam sekali yang
meliputi aroma, suhu, brix, volume, nomor batch konsentrat, lama pengadukan,
penampakan, dan flavour. Standar mutu yang ditetapkan PT. CCBI dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.4 Standar mutu simple sirup
No Parameter Standar 1 Foreighn matter Negative2 Colour <35 RBU3 Apperanance Jernih/ tidak keruh 4 Odor Tidak ada bau asing 5 Taste Manis Normal 6 Brix > 58° Brix7 Temperature 10°C 30°C
Sumber: PT. CCBI Central Java
Tabel 4.5 Standar mutu finish syrup
No Parameter Standar 1 Flavour Normal 2 Brix ± 0,2 dari brix standar3 Suhu < 30° C4 Odor Normal 5 Taste Normal 6 Appearance Normal
Sumber: PT. CCBI Central Java
Tabel 4.6 Standar brix pada finish syrup
No Flovour Brix 1 Coke 54,85° ß ± 202 Fanta strawbery 57,85° ß ± 203 Fanta orange 57,80° ß ± 204 Sprite 55,95° ß ± 205 Fanta melon,
apple, grape
55,96° ß ± 20
Sumber: PT. CCBI Central Java
Pengujian yang dilakukan antara lain:
1. Pengujian brix
• Mengambil sampel dengan spuit 5 ml
• Suntikkan pada DMA 23 kali pembilasan
• Tunggu sampai pembacaan DMA stabil
2. Pengujian kenampakan/ appearance
• Mengambil sampel sebanyak 200 ml ke dalam erlemenyer 250 ml
• Melakukan pengamatan sampel dengan latar belakang putih/ terang
3. Pengujian foreign matter:
• Mengambil sampel sebanyak 100 ml dan tambahkan 100 ml aquadest
• Saring campuran tersebut dalam alat penyaring vakum dengan membran 0,8 µm
• Setelah seluruh larutan sampel tersaring periksa kondisi membran penyaring
4. Pengujian bau/ odor:
• Mengambil sampel secukupnya pada beaker glass
• Panaskan hingga 30°35° C
• Cium bau larutan tersebut
5. Pengujian rasa/ taste:
• Masukkan sampel sebanyak 15 ml dalam beaker glass
• Encerkan dengan aquadest hingga volume 100ml
• Campur sampai homogen
• Rasakan secara organoleptik
6. Pengujian suhu/ temperature:
• Mangambil sampel masukkan dalam beaker glass
• Ukur suhu dengan alat pengkur suhu (thermometer)
3. Pengendalian Mutu Setelah Produksi
Pengendalian dan pengawasan mutu setelah produk jadi dilakukan untuk memberi
jaminan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan
perusahaan. Pengawasan atribut mutu produk meliputi saat produk selesai diproduksi (internal)
dan produk di luar pabrik (eksternal).
a. Pemeriksaan internal produk
Meliputi pemeriksaan terhadap kondisi kemasan, gas volume, rasa, brix, dan kode
produksi. Standar mutu produk kemasan botol dan paroduk kemasan kaleng dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Standar mutu produk kemasan botol
No Parameter Standar 1 Tekanan 2 Temperature 3 Brix Sesuai standar4 Odor Normal 5 Taste Normal 6 Appearance Normal 7 Date code Ok
Sumber: PT. CCBI Central Java
Pengujian yang dilakukan antara lain:
1. Pengujian gas volume
• Mengambil sample produk dan meletakannya dibawah pearcing needle (alat
pengukur tekanan)
• Menekan pearcing needle sampai crown berlubang
• Buang tekanan sampai tekanan nol dengan alat switch shaker (di ON kan)
• Mengamati tekanan produk pada pressure gauge
• Membuka crown dan mengukur temperature
• Mencocokan besarnya tekanan dan temperature pada tabel gas volume.
2. Pengujian brix
• Pengambilan sample
• Penghilangan CO2
• Tuang 100 ml sample ke dalam vacum flash
• Hubungkan vacum flash dengan stupper
• Hidupkan vacum pump (pemompa vacum)
• Goyangkan vacum flash hingga bebas CO2
• Tuang sample kedalam beaker glass
• Pengujian brix
• Mengambil sample dengan spuit 5 ml
• Suntikkan pada DMA 23 kali pembilasan
• Tunggu sampai pembacaan DMA stabil
b. Pemeriksaan eksternal produk
Pengendalian produk di luar pabrik merupakan tugas bagian QA eksternal yang
bertanggung jawab terhadap kualitas produk setelah keluar logistik sampai aman di tangan
konsumen. Pemeriksaan produk meliputi:
1) trade sample dilakukan untuk mengetahui product quality dan package quality yang
meliputi gas volume, brix, rasa, kemasan, kenampakan, dan kode produksi.
2) age survey yaitu pemeriksaan terhadap umur produk PT.CCBI yang telah ada di pasaran
menggunakan jasa supermarket, restoran, hotel, dan perkantoran.
4. Pengendalian Mutu Mikrobiologi
Pengendalian mutu mikrobiologi merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin
produk bebas dari kontaminasi mikrobia. Dalam hal ini jumlah miokrobia yang ada harus
dikendalikan yang artinya diusahakan jumlah mikrobia yang ada tidak melebihi standar yang
telah ditentukan oleh PT. CCBI. Pengendalian mutu mikrobiologi meliputi pemeriksaan bahan
baku (gula, air, sirup), peralatan yang dilewati jalur beverage dan produk jadi. Mikrobia yang
menjadi fokus pemeriksaan antara lain yaitu Esherichia coli
Pengendalian mikrobiologi pada air dilakukan terhadap air yang berasal dari deep well
dan treated water. Pengendalian mikrobiologi air memfokuskan pada pengendalian total
mikrobia dimana pada deep well < 500/ ml, pada treated water dan air diruang sirup < 25/ ml
sedangkan untuk bakteri Esherichia coli harus 0/100 ml.
G. Sanitasi
1. Sanitasi Gedung
Sanitasi pada gedung diutamakan pada ruangan yang berhubungan langsung dengan
proses produksi, dalam hal ini adalah filing room, syrup room, dan water treatment plant.
a. Disinfektasi lantai porselin
Bahan bahan yang digunakan adalah sapu/sikat plastik bertangkai, teepol dan
chlorine 5%. Langkah pertama yang dilakukan adalah meyemprot lantai dengan raw water.
lalu menyiapkan larutan teepol sebanyak 20 liter (dengan perbandingan raw water : teepol
adalah 20 : 1). Setelah larutan siap, langkah selanjutnya adalah menggosok lantai dengan
sapu plastik. Setelah semua area bersih, kemudian dibilas dengan raw water hingga bebas
teepol. Untuk kotoran yang berupa jamur, dihilangkan dengan larutan chlorine 5%
secukupnya ( perlakuan seperti pada teepol).
b. Pertukaran udara
Pertukaran udara dibutuhkan untuk menjaga udara yang mengalir di dalam ruangan
tetap bersih. Pertukaran udara juga dibutuhkan untuk menjaga suhu udara didalam ruangan
agar tetap stabil. Untuk pertukaran udara ini digunakan 5 blower, yang setiap blower
digunakan untuk luas ruangan minimal 20 X 20 m2.
2. Sanitasi Peralatan
a. Chlorinasi Treated Water Line
Chlorinasi dilakukan setiap akhir produksi untuk menghilangkan mikroorganisme
yang mungkin tumbuh selama pengaliran treated water pada proses produksi. Chlorinasi ini
dilakukan dengan cara mengalirkan air dari sand filter dan storage tank tampa
melewatkannya ke carbon purifier sehingga diperoleh treated water yang masih
mengandung chlorine minimal tiga ppm keseluruh line treated water yang tersebar ke area
produksi.
Proses pembebasan dilakukan dengan membilas pipapipa line treated water dengan
cara mengalirkan treated water yang dilewatkan ke carbon purifier sehingga yang dihaliskan
bebas chlorine. Pembilasasan dilakukan hingga line bebas dari chlorine. Untuk memastikan
bahwa line bebas dari chlorine, dilakukan pengujian terhadap air bilasan dengan reagent
DPD Total Chlorine.
b. Sanitasi tangki pelarutan
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan larutan caustic 1,5 % sebanyak
600 liter ditangki simple syrup (caustic 48% sebanyaak 18,7 liter diencerkan dengan treated
water menjadi 600 liter) kemudian menyiapkan hot water >85oC. Tangki simple syrup
dibilas dengan treated water kemudian dilakukan pembilasan larutan caustic 1,5% selama
20 menit pada suhu 85oC setelah selesai kemudian dilakukan pembilasan tangki dengan hot
water > 85oC selama 10 menit kemudian membilas tangki dengan treated water hingga
bersih dan bebas caustic.
c. Sanitasi line syrup dan UV lamp
Untuk persiapan langkah pertama adalah melakukan pembilasan line atau pipa sirup
dan UV lamp dari sirup dengan treated water. Langkah kedua adalah proses perendaman
dengan larutan chlorine. Untuk membebaskan chlorine dilakukan dengan cara mengalirkan
treated water sampai bebas chorine.
d. Sanitasi caustic filter press tank
Mengisi tangki precoating dengan treated water dilanjutkan dengan mengisi filter
press, kemudian memasukkan larutan caustic ke tangki pre coating sambil terus dilakukan
filtrasi dan di mixer. Kemudian perendaman larutan caustic selama 20 menit, dilanjutkan
dengan pembilasan dengan treated water hingga bebas caustic.
e. Sanitasi pipa stinless steel dan tangki finish bagian luar
Langkah pertama adalah mencampur filter aid dan asam phosphate dengan
perbanding tiga banding satu aduk hingga rata. Kemudian menggosokkan larutan tersebut
dengan bantuan lap kaos pada pipa dan tangki finish syrup bagian luar hingga merata dan
biarkan 15 20 menit, kemudian membilas dengan treated water sampai merata, kemudian
membersihkan bagian yang terkena larutan filter aid dengan teepol yang diencerkan dengan
treated water dan langkah terakhir adalah membilas treated water sampai bebas teepol.
f. Sanitasi tangki finish
Sanitasi pada tangki finish syrup ini dilakukan sesuai dengan matrik sanitasi yang
disesuaikan dengan pergantian rasa:
1) Sanitasi tiga langkah:
• Membilas tangki dengan menggunakan treated water
• Perendaman dengan hot water selama 10 menit pada suhu 85oC
• Pembilasan dengan treated water hingga bau normal kembali
2) Sanitasi lima langkah:
• Bilas tangki dengan mengunakan treated water
• Perendaman dengan NaOH 1,5% selam 20 menit, kemudian dipanaskan dengan
steam pada suhu 85oC selama 10 menit
• Bilas dengan menggunakan treated water sampai bersih
• Perendaman dengan chlorine selama 30 menit
• Pembilasan dengan treated water sampai bebas dari chlorine
3) Sanitasi treated water (WT)
• Pembilasan dengan treated water hingga bau normal kembali
Tabel 4.8 Matrik Sanitasi
No From/To Coca cola
Fanta Fruit Punch
Fanta Strawberry Fanta
Orange SpriteFanta Soda
Water1 Coca cola TW 3 3 3 3 32 Fanta Fruit
Punch5 TW 5 5 5 5
3 Fanta Strawberry
5 5 TW 5 5 5
4 Fanta Orange
5 3 3 TW 3 3
5 Sprite 5 3 3 3 TW 36 Fanta Soda
WaterTW TW TW TW TW TW
Sumber: PT. CCBI Central Java
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengendalian mutu di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java diawasi langsung oleh
Quality Managing System (QMS) manger dan dilaksanakan oleh Quality Assurance (QA)
2. Quality Assurance menangani pengendalian mutu bahan baku, pengendalian mutu proses, dan
pengendalian mutu produk akhir. Standar mutu yang digunakan sebagai acuan perusahaan
adalah standar mutu yang telah ditetapkan oleh PT. Coca Cola Bottling.
3. Sistem penjaminan mutu di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java telah berjalan
dengan baik dan mendapat sertifikat ISO 9001 & ISO 14001
4. Pengawasan kedisiplinan para pekerja di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java
dilakukan setiap hari selama proses produksi. Sehingga dapat memperkecil dan mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan.
5. Pengangkutan kaleng dengan forklift kadangkadang kurang hatihati akan menyebabkan
kerusakkan pada kaleng.
B. Saran
1. Meningkatkan pengawasan mutu mulai dari mutu bahan baku, mutu terhadap proses dan produk
akhir pada minuman ringan berkarbonasi secara cermat dan efisien karena setiap tahap untuk
mengawasi mutu diperlukan pengetahuan dan teknologi yang tinggi guna meniadakan kegagalan
mutu.
2. Meneliti lebih teliti dan spesifik terhadap incoming material, seperti gula yang datang dari
suplier harus memenuhi standarnya dimana kemurnianya
(minimal 99,0%) dan kelembabanya (maksimal 0,04 %) serta melakukan berbagai pengujian
yang tepat pada material gula.
3. Para pekerja yang menggunakan forklift selama proses pengankutan kaleng harus lebih
diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan pada kaleng. Sehingga dapat mengurangi kerugian
DAFTAR PUSTAKA
(Anonim, 2009. Quality Engineering. Http://id.QualityEngineering/seventool staqfeed).
(Anonim, 2007. Minumankarbonasi. Http://id. Wikipedia. org/ wiki/ Minuman_ringan).
(Anonim, 2006. Minuman karbonasi. Http://bz. Blogfam. Comminuman_ringan_kenikmatan_memb).
(Anonim, 2005. Air. Http://ms. Wikipedia. org/ wiki/Air).
(Anonim, 2004. Pengawasan mutu. Http:// Library, gunadarma ac.id/files/disk1/14/jbptgunadarmagdicoursenoname688P11bpeu.ppt)
Ahyari, Agus. 1987. Managemen Produksi Perencanaan Sistem Produksi. BPFE. Yogyakarta.
Assauri, S. 1980. Managemen Produksi. LPPE UI. Jakarta.
Buckle, K. A, et all,1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia (UI press). Jakarta.
Feigenbaum, AV. 1991. Kendali Mutu Terpadu. Erlangga. Jakarta.
Kadarisma, D.1994. Sistem Jaminan Mutu Pangan, Dalam Makalah Binsar Nababan Dan KawanKawan, 2001. tumotou.net/3012/ke3;012.htm133k.
Prawirosentono, Suyadi. 2002. Manajemen Mutu Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
Soekarto. 1990. Dasardasar Standarisasi Mutu Pangan. Depdikbud Dirjen Pendidikan PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
Soekanto Soewarno T. 1996. Dasardasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. IPB. Bogor.
Soekarno.1990. Dasar – Dasar Pengawasan Dan Standarisasi Mutu Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. IPB Press. Bogor.
Susanto, T. Dan N. Sucipta. 1994. Teknologi Pengemasan Bahan Makanan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.