14
Telaah Jurnal Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) KHOIRINA DWI NUGRAHANINGTYAS, SABIRIN MATSJEH, TUTIK DWI WAHYUNI Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126 Korespondensi: Jl. Ir Sutami 36A Surakarta 57126. Telp. & Fax.: +62-271-663375. email: [email protected] 1. Judul Dari jurnal yang berjudul “Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.). Dari judul di atas dapat kita lihat sudah menggambarkan tentang isi dari jurnal tersebut tetapi masih kurang lengkap judul ini seharusnya judul ini dapat ditambahkan dengan menggunakan metode spektrofotometer UV-VIS, IR, dan GC-MS sehingga menjadi “Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Rimpang Temu (Curcuma aeruginosa Roxb.) menggunakan spektofotometer UV-Vis, IR dan GC-MS”. Dengan judul seperti ini dapat membuat para pembaca

telaah jurnal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasi

Citation preview

Page 1: telaah jurnal

Telaah Jurnal

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Rimpang TemuIreng (Curcuma aeruginosa Roxb.)

KHOIRINA DWI NUGRAHANINGTYAS, SABIRIN MATSJEH, TUTIK DWI WAHYUNI

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126 Korespondensi: Jl. Ir Sutami 36A Surakarta 57126. Telp. & Fax.: +62-271-

663375. email: [email protected]

1. Judul

Dari jurnal yang berjudul “Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid

dalam Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.)”.

Dari judul di atas dapat kita lihat sudah menggambarkan tentang isi

dari jurnal tersebut tetapi masih kurang lengkap judul ini seharusnya judul ini

dapat ditambahkan dengan menggunakan metode spektrofotometer UV-VIS,

IR, dan GC-MS sehingga menjadi “Isolasi dan Identifikasi Senyawa

Flavonoid dalam Rimpang Temu (Curcuma aeruginosa Roxb.) menggunakan

spektofotometer UV-Vis, IR dan GC-MS”. Dengan judul seperti ini dapat

membuat para pembaca lebih mengetahui inti dari jurnal ini sebelum masuk

kedalam pokok pembahasan.

2. Nama Penulis

Menurut Tips Penulisan Jurnal (Wayan, 2012), untuk point nama penulis

dalam jurnal ini sudah memenuhi syarat penulisan jurnal. Dimana, penulis

telah mencantumkan universitas tempat kuliahnya, alamat korespondensi serta

alamat emailnya yang memudahkan para pembaca dapat menghubunginya jika

pembaca ingin menanyakan sesuatu atau memberikan pendapat terhadap

jurnal penulis tersebut.

Page 2: telaah jurnal

3. Abstrak

Dalam jurnal ini, abstraknya sudah masuk dalam kriteria penulisan jurnal

(Wayan,2012). Dimana, abstrak ini sudah mencakup pendahuluan, metode,

pembahasan dan hasil dari judul diatas. Tetapi kekurangan dari abstrak dalam

jurnal ini, abstraknya hanya ditulis dengan menggunakan bahasa inggris

sedangkan dalam Panduan Penulisan Artikel Ilmiah, abstrak yang tertulis

harus menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

4. Pendahuluan

Dalam menelaah sebuah jurnal pada bagian pendahuluan ini diperlukan

point-point sebagai berikut :

Pertama, alasan yang mendasari penelitian pada jurnal ini dibahas secara

tersirat, sehingga sangat menyulitkan pembaca untuk mengetahui alasan

sebenarnya dalam jurnal ini. Sebenarnya jika kita pahami alasan yang

sebenarnya dapat dipahami dengan baik. Tetapi alangkah baiknya, jika alasan

dalam jurnal ini dituliskan secara terperinci.

Kedua, teori yang mendasari jurnal ini sudah sangat lengkap dituliskan dalam

jurnal ini sehingga pembaca dapat memahami teori sesuai dengan judul diatas

akan tetapi ada beberapa penulisan catatan kaki yang tidak beraturan dan ada

juga teori yang tidak diberikan catatan kaki. Menurut penulisan catatan kaki,

penulisan catatan kaki lebih baik diberikan disetiap akhir point point

penjelasan sehingga ini akan sangat memudahkan pembaca jurnal dapat

mencari teori tersebut.

Ketiga, tujuan yang mendasari dari jurnal ini tidak dituliskan dalam jurnal ini.

Hal ini akan sangat menyulitkan pembaca karena tujuan isolasi dan

Page 3: telaah jurnal

identifikasi senyawa flavonoid dalam rimpang temu ireng ini tidak diketahui.

Hanya saja dalam jurnal ini dituliskan beberapa manfaat dari beberapa kelas

flavonoid.

5. Metode Penelitian

Pada bagian metode penelitian dalam jurnal ini ada bebearapa point yang

tidak lengkap. Menurut Tips Menelaah Jurnal (Wayan, 2012) pada metode ini

mencakup populasi sampel, lokasi dan waktu penelitian, sampel dan besar

sampel, variabel-variabel yang diteliti dan rancangan penelitian. Dalam

metode penelitian peneliti hanya menuliskan teknik pengolahan data, dan

analisis data.

Adapun poin-poin dalam menelaah metode penlitian ini yaitu :

Pertama, meliputi teknik pengolahan data dimana dalam teknik pengolahan

data ini kita mengkaji tentang alat, bahan, dan cara kerja. Dalam jurnal ini

bahan yang digunakan sudah sangat jelas dimana untuk pelarutnya

menggunakan petroleum eter, kloroform, n-butanol, dan methanol. Pelarut ini

dipakai dengan bertujuan untuk menarik senyawa non polar karena tujuan dari

isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid ini yaitu untuk memisahkan

isoflavon dari temu ireng tersebut. Akan tetapi cara kerja dari metode

penelitian ini masih sangat kurang dimana tidak dituliskan tentang

perbandingan pada penentuan eluen pada ekstrak petroleum eter, ekstrak

kloroform, ekstrak n-butanol dan juga pada ekstrak methanol, penulis hanya

menuliskan eluen yang sesuai. Dalam hal ini seharusnya penulis harus tetap

menuliskan eluen apa yang digunakan meskipun sudah diketahui bersama

bahwa untuk ekstrak metanol kita bisa menggunakan pelarut apa saja entah itu

Page 4: telaah jurnal

polar dan non polar akan tetapi sebaiknya jika penulis mencantumkan eluen

yang harus digunakan untuk ekstrak metanol agar pembaca lebih mudah untuk

memahami cara kerjanya.

Kedua, Analisis Data. Dalam jurrnal ini tidak dituliskan secara lengkap

tentang analisis datanya sehingga pembaca akan sangat binggung ketika

membaca pada bagian metode penelitian ini. Proedur penelitiannya harus

dituliskan secara lengkap dengan menambahkan prosedur ketika fraksinasi

dilanjutkan dengan uv-vis atau uji warna, kemudian juga untuk identifikasi

UV-VIS, IR, GC-MS juga perlu dituliskan agar pembaca mengerti dengan

langkah-langkah yang dipakai untuk mengisolasi dan mengindetifikasi

flavonoid dari temu ireng tersebut.

6. Hasil dan Pembahasan

Menurut Tips Telaah Jurnal (Wayan, 2012) pada bagian hasil dan

pembahasan ini ada beberapa point jika kita mengkaji suatu jurnal tersebut

yaitu dalam bagian ini jurnal harus mempunyai tabel dan grafik hasil

penelitian.

Dalam jurnal ini ada beberapa poin yang telah mencakup persyaratan

jurnal yang baik dan ada beberapa poin kekurangan yang terdapat dalam jurnal

ini yang akan dijelaskan dalam poin-poin berikut ini :

Pertama, dalam jurnal ini menggunakan 3 spektofotometer yaitu UV-Vis, IR,

dan GC-MS. Dimana, untuk isolasi dan pengindentifikasian senyawa

flavonoid dalam temu ireng sudah sangat lengkap dengan menggunakan 3

spektofotometer ini.

Page 5: telaah jurnal

Pada hakikatnya prinsip dari UV-VIS secara umum adalah untuk menentukan

golongan senyawa flavonoid. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah

dimana sinar/cahaya dilewatkan melewati sebuah wadah (kuvet) yang berisi

larutan, dimana akan menghasilkan spektrum. Alat ini menggunakan hukum

Lambert Beer sebagai acuan (Ewing, 1975). Dari spektometer UV-Vis ini,

dilanjutkan ke spektometer IR, dimana metode ini digunakan untuk menentukan

golongan senyawa flavonoid. Prinsip kerja dari IR ini adalah adalah berdasarkan

penyerapan sinar infra merah oleh suatu senyawa. Setiap senyawa mempunyai

spectrum infra merah yang karakteristiknya tergantung dari kandungan gugus

fungsinya. Dari spektofotometer IR kemudian dilanjutkan ke Gas

chromatographic mass spectroscopy (GC-MS) dimana metode ini digunakan

untuk menentukan struktur senyawa tersebut. Prinsip dari Gas chromatographic

mass spectroscopy ini adalah instrumentasi GC yang menggunakan

spektrometer massa (MS) sebagai dapat digunakan untuk memisahkan

campuran komponen dalam suatu sampel (GC komponen) sekaligus

mengidentifikasi komponen-komponen tersebut pada tingkat molekuler (MS

komponen) (Skoog et al. 2004).

Kedua, hasil penelitian dalam jurnal ini sangat sulit di mengerti dan sangat tidak

menarik pembaca dikarenakan langkah-langkah untuk pembuatan pelarut sampai

prosedur kerja menggunakan spectrometer UV-Vis, IR, dan GC-MS tidak

dijelaskan secara terperinci dalam jurnal ini. Jadi, untuk menelaah hasil dari

penelitian ini akan sangat sulit karena dari awal prosedur kerjanya saja tidak jelas.

Hasil penelitian dalam jurnal ini dimana menunjukkan hasil analisis fraksi f2, f4,

dan f9 menunjukkan adanya senyawa isoflavon. Dimana, fraksi f2 dengan UV-

Vis memperlihatkan panjang gelombang maksimum 207nm sedangkan pada

Page 6: telaah jurnal

spektrofotometer IR ditunjukkan dengan adanya gugus aromatis C=O, C-O,

vinyl, -CH2- dan gugus metoksi sedangkan pada GC-MS menunjukkan

spektra fraksi f2 menunjukkan adanya puncak dasar pada m/z = 158 dan

puncak-puncak lain pda m/z = 295, 186 dan 128 . Pada fraksi f4 dengan uv-vis

tidak dijelaskan sampai pada panjang gelombang berapa hanya diperlihatkan

gambarnya sedangkan gambar dalam jurnal ini tidak jelas sehingga tidak bisa

dipastikan secara jelas apakah fraksi f4 ini menunjukkan flavonoid,

seharusnya dicantumkan secara jelas panjang gelombang yang terbaca pada

uv-vis tersebut. Pada spektorofotometer IR untuk fraksi f4 ditunjukkan dengan

adanya C=O, - C-O dan paling sedikit satu gugus –CH3. Pada spektra masa

fraksi f4 menunjukkan flavonoid terlihat bahwa m/z terbesar adalah 281, yang

berarti bukan ion molekul, karena m/z-nya ganjil. Berdasarkan hasil analisis

sebelumnya, maka spektra ini berasal dari isoflavon dengan subtituen 2 gugus

metoksi. Pada fraksi f9 menggunakan uv-vis tidak dituliskan panjang

gelombangnya hingga mencapai isoflavon hanya dijelaskan dengan gambar

dan gambarnya pun tidak jelas. Dengan menggunakan spektrofotometer IR

untuk fraksi f9, isoflavon ditunjukkan dengan gugus aromatik, -OH, eter dan –

CH3. Menggunakan spektra masa pada fraksi f9 ditunjukkan dengan adanya

limpahan sebagai puncak dasar pada m/z = 149 dan puncak-puncak lain pada

m/z = 167, 132, 123 dan 104. Berdasarkan analisis dengan uji warna dan

terhadap spektra UV-Vis, IR dan GC-MS, dapat disimpulkan bahwa fraksi f9

mengandung isoflavon dengan subtituen 2 gugus metoksi dan 1 gugus

hidroksi. Bisa disimpulkan bahwa metode spektrofotometer UV-Vis, IR, dan

Page 7: telaah jurnal

GC-MS berjalan dengan baik dengan menunjukkan adanya senyawa isoflavon

dalam fraksi f2, f4, dan f9.

7. Kesimpulan dan Saran

Dilihat dari Tips Menelaah Jurnal (Wayan, 2012), dalam jurnal ini

kesimpulannya sudah mencakupi persyaratan jurnal yaitu dengan menjawab

tujuan dari jurnal tersebut. Saran yang terdapat dalam jurnal ini pun juga

sudah relevan dengan hasil penelitian tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa poin dibawah ini :

Pertama, kesimpulan dari penelitian ini sudah mencakup semuanya dimana

ekstrak petroleum eter mengandung senyawa flavonoid golongan isoflavon

yang diperkirakan mempunyai struktur sebagai berikut

Kedua, saran dari penelitian ini adanya penelitian lebih lanjut. Pada penelitian

ini yang diteliti senyawa isoflavonnya hanya pada ekstrak petroleum eter

dimana pada ekstrak petroleum eter banyak mengandung senyawa flavonoid

sehingga hanya ekstrak petroleum eter yang diteliti lebih lanjut dalam jurnal

ini maka diharapkan adanya penelitian lebih lanjut pada ekstrak kloroforn dan

n-butanol yang dimana pada kedua ekstrak ini menunjukan adanya flavonoid.

Page 8: telaah jurnal

DAFTAR PUSTAKA

Ewing, G.W., (1975). Instrumental Methods of Chemical Analysis. Fouth Edition.

Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha.

Herman, Soewardi. 2004. Panduan Penulisan Artikel Ilmiah. Jakarta: Universitas

Padjadjaran

Skoog, Douglas A., et al. 1996. Principles of Analysis, 5th ed. Saunders College

Publishing

Wayan, A. 2012. Tips Menelaah Jurnal. (Online).(http://www.blogspot.com/tips_

menelaah_jurnal.html, diakses 26 Oktober 2012)

Page 9: telaah jurnal

LAMPIRAN