31
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO TELAAHAN STAF NAMA : CHAIDAR SYAIFULLAH, ST NID : 7704005E JABATAN : ASSISTANT ENGINEER ANALISA DAN EVALUASI OPERASI DAN PEMELIHARAAN DISTRIBUSI JUDUL : PEMASANGAN RECLOSER DAN AUTOLINK PADA PENYULANG SR1 JURUSAN WORI SISTEM 20 KV AREA MANADO UNTUK MENGURANGI DAERAH YANG PADAM i PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO KANTOR WILAYAH

Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO

TELAAHAN STAF

NAMA : CHAIDAR SYAIFULLAH, ST

NID : 7704005E

JABATAN : ASSISTANT ENGINEER ANALISA DAN EVALUASI

OPERASI DAN PEMELIHARAAN DISTRIBUSI

JUDUL : PEMASANGAN RECLOSER DAN AUTOLINK PADA

PENYULANG SR1 JURUSAN WORI SISTEM 20 KV

AREA MANADO UNTUK MENGURANGI DAERAH

YANG PADAM

PROGRAM ON THE JOB TRAINING DIKLAT EXECUTIVE EDUCATION IV

ANGKATAN III TAHUN 2012

i

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOKANTOR WILAYAH

Page 2: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PEMASANGAN RECLOSER DAN AUTOLINK PADA

PENYULANG SR1 JURUSAN WORI SISTEM 20 KV

MANADO UNTUK MENGURANGI DAERAH YANG

PADAM.

NAMA : CHAIDAR SYAIFULLAH, ST

NIP : 7704005 E

JABATAN : ASSISTANT ENGINEER ANALISA DAN EVALUASI

OPERASI DAN PEMELIHARAAN DISTRIBUSI

ii

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGOKANTOR WILAYAH

MenyetujuiMentor

DM Distribusi

RUDIYANTO LOLEHNIP : 6894122 S

Manado, 18 September 2012Siswa OJT

CHAIDAR SYAIFULLAH, STNIP : 7704005 E

Manajer Transmisi dan DistribusiPT. PLN Wilayah Suluttenggo

TRINO ERWIN NIP : 6391007 Z

Manajer SDM & KHAPT. PLN Wilayah Suluttenggo

Ir. FRANKY W. MEWENGKANG, MA NIP : 5984017 E

Mengetahui,

Page 3: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

3

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah SWT, akhinya penulis dapat menyelesaikan

Telaahan staf sebagai Persyaratan Menyelesaikan On The Job Training (OJT)

Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan Eksekutif Education IV (EE IV).

Didalam menyusun laporan Telaahan Staf ini penulis telah dapat bimbingan,

dorongan serta pencerahan dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Istri dan kedua anakku yang tercinta.

2. Bapak Trino Erwin selaku Manager Bidang Transmisi dan Distribusi PT. PLN

(Persero) Wilayah Suluttenggo.

3. Bapak Rudiyanto Loleh selaku DM Distribusi PT. PLN (Persero) Wilayah

Suluttenggo sekaligus sebagai Mentor.

4. Rekan-rekan kerja di Bidang T&D, para Deputi Manajer, Fungsional Ahli, dan

seluruh staf.

5. Seluruh pihak yang telah bekerjasama dengan baik baik pegawai,

outsourching, maupun pihak eksternal/mitra kerja

6. Bapak dan Ibu Selaku Pembimbing di PT. PLN (Persero) UDIKLAT

Makassar.

Kepada Bapak dan Ibu yang tidak sempat disebutkan satu persatu namun telah

membantu dalam penyusunan laporan hasil On The Job Training ini Penulis

menyampaikan terima kasih.

Selanjutnya penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangan, baik dalam penulisan maupun dalam penyusunan bahasanya oleh karena

itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Demikian penulis banyak berterima kasih kepada seluruh pegawai bidang

transmisi dan distribusi PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo atas pembuatan

laporan penulisan ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi penulis khususnya.

Manado, 18 September 2012

Siswa OJT

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 4: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

4

Chaidar Syaifullah

DAFTAR ISI

ContentsKATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5

DAFTAR TABEL....................................................................................................6

ABSTRAK...............................................................................................................7

I. LATAR BELAKANG ......................................................................................8

II. PERMASALAHAN...........................................................................................8

III. PERSOALAN....................................................................................................9

IV. PRA ANGGAPAN..........................................................................................10

V. FAKTA YANG MEMPENGARUHI..............................................................11

VI. PEMBAHASAN..............................................................................................12

VII KESIMPULAN ..............................................................................................21

VII.TINDAKAN YANG DISARANKAN............................................................21

REFERENSI .........................................................................................................22

LAMPIRAN ..........................................................................................................23

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 5: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

5

DAFTAR GAMBAR

ContentsGambar 6.1a. Skema Pemasangan dan Foto recloser

Gambar 6.1b. Karakteristik operasi recloser setting 4 kali operasi untuk gangguan sesaat

Gambar 6.1c. Karakteristik operasi recloser setting 4 kali operasi untuk gangguan tetap

Gambar 6.1d. Skema dan Foto Autolink.

Gambar 6.1e. Grafik Karakteristik sistem kerja autolink dengan setting 2 count.

Gambar 6.2a. Tampak Udara Lokasi Penyulang SR1 Jurusan Wori

Gambar 6.2b. Single Line Diagram SR 1 Jurusan Wori

Gambar 6.2c. Single Line Diagram Penyulang SR 1 Jurusan Wori dengan rencana

penempatan recloser dan autolink.

Gambar 6.2d. Single Line Diagram Penyulang SR 1 Jurusan Wori dengan peralatan

pengaman jaringan

Gambar 6.2e. Single Line Diagram Penyulang SR 1 Jurusan Wori dengan peralatan

Recloser dan Autolink.

Gambar 6.2f. Skema Operasi recloser dan autolink

Gambar 6.2g. Skema Operasi recloser dan autolink dengan contoh titik gangguan

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 6: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

6

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Rekap Penyebab Trip Total Januari s/d Agustus 2012.

Tabel 5.2. Jumlah Jatuh PMT ( Kali ) Bulan Januari s/d Agustus 2012.

Tabel 5.3. Data Penyulang SR 1 Jurusan Wori.

Tabel 5.4. Rencana Lokasi pemasangan recloser dan autolink pada penyulang SR 1

Jurusan Wori.

Tabel 6.2a. Data Penyulang SR1 Jurusan Wori untuk masing-masing wilayah kerja

recloser dan autolink

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 7: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

7

ABSTRAK

Pengaman sistem distribusi tenaga listrik merupakan salah satu unsur dari pemenuhan pelayanan, Pemutus Balik Otomatis/Recloser dan Saklar Seksi Otomatis/Sectionlizer merupakan salah satu peralatan pengaman SUTM 20 kV yang berfungsi untuk mengantisipasi gangguan sesaat sehingga pemadaman listrik dapat diantisipasi, sehingga daerah pemadaman tidak meluas sehingga kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dapat berjalan dengan baikJaringan distribusi PT. PLN (Persero) Area Manado berupa saluran udara tegangan menengah (SUTM) 3 phasa 4 kawat dengan kawat penghantar AAAC (All Alloy Alluminium Conductor) dengan tegangan operasional 20 kV. Resiko SUTM AAAC tersebut adalah adanya gangguan sesaat akibat arus lebih akibat hubung singkat dominan terjadi. Data terakhir jumlah jatuh PMT s.d. Agustus 2012 untuk PLN Area Manado sebanyak 2.694 kali atau 68,36 % dari total jumlah jatuh PMT untuk Sistem Minahasa - Gorontalo. Dan jumlah jatuh PMT Untuk Jurusan Wori atau SR1 (GI. Sawangan – GI. Ranomut) sampai dengan bulan Agustus 2012 sebanyak 128 kali atau 4,75 % dari total jumlah jatuh PMT untuk PLN Area Manado. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka jumlah jatuh PMT adalah memasang peralatan perlindungan arus lebih yaitu Recloser dan Autolink, karena Recloser dan autolink ini mampu bekerja secara otomatis untuk mengamankan gangguan sesaat dan dapat memperkecil radius daerah pemadaman serta pada akhirnya pelanggan PLN akan tetap dapat menikmati listrik tanpa terganggu dengan adanya gangguan didaerah lain meskipun disuplai dari jaringan yang sama.

Kata Kunci : . Gangguan Sesaat, PMT Trip, Recloser dan Autolink.

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 8: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

8

I. LATAR BELAKANG

Penulisan telaahan staf ini dilatar belakangi oleh beberapa hal, diantaranya

adalah :

a. Untuk memenuhi persyaratan di dalam On The Job Traning (OJT) yang telah

ditetapkan oleh Diklat Executive Education IV yang dilaksanakan oleh PT. PLN

(Persero) Pusdiklat.

b. Untuk melakukan kajian Perbaikan Jumlah Jatuh PMT (PMT Trip) akibat

terjadinya gangguan sesaat.

c. Untuk mengimplementasikan SPLN 52 – 3 : 1983 tentang pola pengaman sistem;

d. Untuk mengimplementasikan SPLN 64 : 1985 tentang petunjuk pemilihan dan

penggunaan pelebur pada sistem distribusi tengangan menengah;

e. Untuk mengimplementasikan SPLN 59 : 1985 tentang keandalan pada sistem

distribusi 20 kV dan 6 kV,

f. Untuk mengimplementasikan SPLN 72:1987 tentang Spesifikasi desain untuk

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR).

II. PERMASALAHAN

Dalam rangka meningkatkan keandalan jaringan distribusi sistem kelistrikan

demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat , PLN melaksanakan berbagai

kegiatan operasi jaringan dan pemeliharaan baik dari sisi peningkatan kualitas

material yang dipergunakan maupun jadwal dalam melakukan pemeliharaan jaringan

distribusi.

Namun dalam pengoperasian jaringan distribusi itu khususnya Saluran Udara

Tegangan Menengah (SUTM) dengan panjang jaringan yang sudah tidak sesuai lagi

dengan SPLN 72:1987 tentang Spesifikasi desain untuk Jaringan Tegangan

Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) maka akan berpotensi akan

terjadinya gangguan jaringan baik itu gangguan sesaat maupun gangguan permanen.

Gangguan yang terjadi pada SUTM ini khususnya yang masih menggunakan

penghantar jenis AAAC (All Alloy Alluminium Conductor) rawan mengalami

gangguan yang disebabkan karena adanya sentuhan terhadap penghantar tersebut

yang sering disebabkan oleh dahan pohon. Sehingga mengakibatkan terjadinya padam

sesaat yang sering kali terjadi serang berulang-ulang sehingga berdampak pada

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 9: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

9

kerusakan peralatan distribusi yang terpasang pada jaringan dan peralatan yang

terpasang pada instalasi rumah pelanggan. Apalagi jika lokasi gangguan terletak

sangat jauh dari kantor piket pelayanan teknik, maka penanganan gangguan tersebut

akan membutuhkan tenaga petugas dan waktu yang cukup lama, baik mengunjungi

lokasi gangguan maupun penanganan gangguan. Sehingga apabila belum dilakukan

penanganan gangguan tersebut, maka pemadaman terjadi dalam waktu yang lama dan

daerah yang padam pun menjadi banyak. Karena seringnya terjadi padam sesaat ini

maka angka gangguan sesaat yang terjadi sangat tinggi dan kaarena lamanya padam

listrik ini makan berdampak pada buruknya pelayanan PLN kepada masyarakat

Oleh karena itu diperlukan peralatan proteksi atau pengaman yang otomatis

yang bertujuan untuk mengurangi jangkauan daerah dampak pemadaman dan

mempercepat melokalisir daerah yang aman gangguan agar tidak merasakan

pemadaman terlalu lama apabila terjadi gangguan tersebut tanpa harus menunggu

petugas pelayanan teknik untuk memisahkan daerah yang aman dan daerah yang

terkena gangguan jaringan.

III. PERSOALAN

Persoalan yang akan dibahas dalam telaahan staf ini adalah Penyulang SR1

Jurusan Wori pada sistem distribusi 20 kV PLN Area manado yang cukup panjang

membentang dari Gardu Induk Ranamuut sampai dengan daerah Wori di Kabupaten

Minahasa Utara Propinsi Sulawesi Utara dengan panjang SUTM 115,25 kms kawat

penghantar AAAC dengan beban puncak 121 A dengan jumlah gardu distribusi

sebanyak 88 unit dan melewati yang banyak ditumbuhi pepohonan. Dengan kondisi

dan panjang jaringan yang seperti itu apabila tidak dilakukan pemeriksaan dan

pembersihan jaringan secara berkala maka hal tersebut berpotensi akan

mengakibatkan terjadinya gangguan sesaat karena sentuhan sesaat secara berulang

kali dari dahan pohon sekitar jaringan. Jika pengaman atau alat proteksi yang

terpasang pada jaringan tersebut hanya pada pangkal jaringan atau pada Gardu

Hubung saja, maka pemadaman akan terjadi sangat luas pada SR1 jurusan Wori

walaupun terdapat jaringan yang tidak mengalami gangguan, juga harus tetap

mengalami pemadaman karena tidak adanya peralatan pengaman atau proteksi yang

dapat melokalisir yang memisahkan jaringan utama (main line) dari PMT SR1 jurusan

Wori dengan jaringan percabangan (branch line) sampai ujung jaringan tersebut.

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 10: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

10

IV PRA ANGGAPAN

Pengaman sistem distribusi tenaga listrik merupakan salah satu unsur dari

pemenuhan pelayanan, Pemutus Balik Otomatis/Recloser dan Saklar Seksi

Otomatis/Sectionlizer merupakan salah satu peralatan pengaman SUTM 20 kV yang

dapat mendeteksi arus lebih karena hubung singkat antar fasa atau fasa dengan tanah

dimana recloser ini membuka dan menutup kembali saklar pemutus arus secara

otomatis sesuai dengan besar arus lebih (Over Current Relay = OCR) dengan selang

waktu yang dapat diatur sesuai dengan setting interval recloser dan autolink ini

bekerja membuka saklar secara otomatis sesuai dengan jumlah tegangan hilang

(Count To Open = CTO) dan besar arus yang mengalir yang berfungsi untuk

mengantisipasi gangguan sesaat sehingga pemadaman listrik dapat diantisipasi,

sehingga daerah pemadaman tidak meluas sehingga kontinyuitas penyaluran tenaga

listrik dapat berjalan dengan baik.

Penggunaan Recloser dan Autolink pada jaringan di penyulang SR 1 Jurusan

Wori dimaksudkan untuk melokalisir daerah padam akibat gangguan sesaat yang

terjadi jaringan tersebut. Apalagi gangguan sesaat tersebut sering terjadi secara

berulang kali sehingga menyebabkan Jatuh atau trip Pemutus Tenaga (PMT) baik

yang terpasang pada Gardu Hubung maupun Gardu Induk. Hal itulah yang

menyebabkan mengapa gangguan sesaat yang terjadi pada Penyulang SR 1 Jurusan

Wori ini sangat tinggi.

Gangguan Sesaat yang terjadi pada SUTM Jurusan Wori ini dapat diminimalkan

dengan memasang recloser dan autolink pada jaringan yang sering mengalami

gangguan sesaat terutama pada percabangan dengan beban yang arah daerah hutan.

Pemasangan recloser dan autolink ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk

mengatasi permasalahan ini. Sehingga jumlah jatuh PMT dapat juga dikurangi.

Pada saat terjadi gangguan baik sesaat maupun gangguan tetap maka recloser

dan autolink akan bekerja jika besar arus gangguan yang yang melewatinya lebih

besar dari arus kerjanya. Dan jumlah gangguan yang melewati sesuai dengan setting

counter (hitungan) gangguan. Sehingga apabila alat tersebut recloser dan autolink

bekerja dengan membuka saklarnya (open) maka beban yang ada (rumah pelanggan)

setelah peralatan tersebut.

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 11: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

11

V. FAKTA YANG MEMPENGARUHI

Data PMT Trip Penyulang di Area Manado .

Tabel 5.1 Rekap Penyebab Trip Total Januari s/d Agustus 2012

Sumber : Distribusi PLN Area Manado

.

Tabel 5.2 Jumlah Jatuh PMT ( Kali ) Bulan Januari s/d Agustus 2012

Sumber : DCC PLN Area Manado

Tabel 5.3 Data Penyulang SR 1 Jurusan Wori

Sumber : PLN Area ManadoRayon Paniki

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 12: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

12

VI. PEMBAHASAN

VI.1 Recloser dan Autolink

Dalam penggunaan dan pemanfaatan peralatan recloser dan autolink sebagai

proteksi terhadap gangguan arus lebih dan arus hubung singkat, maka prinsi kerja dan

karakteristik kedua alat tersebut harus dipahami dan dimengerti sehingga pada saat

pemasangan tidak mengalami kesulitan dan pemilihan lokasi penempatan kedua alat

tersebut tepat sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Recloser merupakan suatu peralatan pengaman yang dapat mendeteksi arus lebih

karena hubung singkat antara fasa dengan fasa atau fasa dengan tanah,dimana recloser

ini memutus arus dan menutup kembali secara otomatis dengan selang waktu yang

dapat diatur. Secara garis besar prinsip dasar kerja recloser adalah sebagai berikut :

1. Arus yang mengalir normal bila tidak terjadi gangguan.

2. Ketika terjadi suatu gangguan, arus yang mengalir melalui recloser membuka

kontak pada recloser.

3. Kontak recloser akan menutup kembali setelah beberapa detik, sesuai

pengaturan (setting) yang ditentukan. Tujuan memberikan selang waktu

(interval time) memberi kesempatan agar arus gangguan tersebut hilang dari

sistem, terutama gangguan yang bersifat sesaat (temporary).

4. Apabila yang terjadi adalah gangguan tetap (permanent) maka recloser akan

membuka dan balik sesuai setting yang ditentukan dan kemudian lock out.

Contoh : Setting recloser (pengaturan pemutusan) terhadap gangguan permanen

Interval

1 st : 5 detik 

2 nd : 10 detik 

Lock out : 3X trip (reclose 2X)

Reset delay : 90 detik 

Setting recloser terhadap gangguan sesaat sama dengan gangguan

permanen yang membedakan adalah tidak ada trip ke 3

Recloser adalah alat yang digunakan untuk membuka dan menghubungkan

rangkaian melalui sebuah pengendali dilengkapi dengan kontrol recloser (terletak

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 13: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

13

pada kontrol box) dihubungkan dengan kabel kontrol seperti pada gambar dibawah

ini :

Gambar 6.1a Skema Pemasangan dan Foto recloser

Trafo arus (CT) yang digunakan sebagai sensing melingkari bushing recloser

pada sisi sumber. Sedangkan rele terletak pada kontrol reclosernya. Pada saat terjadi

gangguan arus lebih, arus akan mengalir melalui CT kemudian rele akan merasakan

adanya gangguan dan memberi perintah ke moving contact pada recloser (yang

awalnya normally close) untuk membuka (faulth open), bersamaan dengan itu

tripping coil pada tiap-tiap fasanya akan terbuka. Arus lebih yang terjadi akibat

gangguan akan masuk ke vacuum interrupter dan busur api yang terjadi akan

diredam pada vacuum interrupter tersebut sehingga tidak terjadi kerusakan akibat

bunga api tersebut. Minyak recloser berguna untuk mendinginkan atau menstabilkan

suhu di dalam recloser .

Sebagai contoh jika recloser disetting 4 kali operasi

a. Jika recloser mendapat gangguan sesaat (temporary)

Gambar 6.1b Karakteristik operasi recloser setting 4 kali operasi untuk

gangguan sesaat.

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 14: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

14

Setelah a detik gangguan terjadi, recloser membuka, t1 detik kemudian

recloser menutup, b detik kemudian recloser membuka kembali , t2 detik

kemudian recloser menutup dan ternyata gangguan yang terjadi hilang maka

recloser akan menutup dan bekerja secara normal sampai recloser mendapat

gangguan lagi.

b. Jika recloser mendapat gangguan tetap (permanent)

Setelah a detik gangguan terjadi, recloser membuka, t1 detik kemudian

recloser menutup, b detik kemudian recloser membuka kembali proses ini

berlangsung sama terus sampai pada d detik kemudian recloser membuka terus

(lock out).

Gambar 6.1c Karakteristik operasi recloser setting 4 kali operasi untuk

gangguan tetap (permanent)

Sedangkan autolink adalah alat yang digunakan untuk memutus beban secara otomatis

setelah perhitungan operasi pemutusan ( Count To Open ) dari peralatan di sisi

sumbernya atau dari sisi recloser.

Gambar 6.1d. Skema dan Foto Autolink

Secara garis besar autolink bekerja secara otomatis berdasarkan arus lebih yang

melewatinya karena hubung singkat antara fasa dengan fasa atau fasa dengan tanah,

dan jumlah hitungan operasi pemutusan yang dilakukan oleh recloser pada saat dalam

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 15: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

15

keadaan terbuka (open). Misalnya pada saat terjadi gangguan sesaat (temporary) jika

recloser bekerja (open) sebanyak 2(dua) kali, dan autolink di atur pada 2 (dua) kali

hitungan operasi pemutusan (setting2 count), maka saklar autolink tersebut akan

membuka (open). Dan selanjutnya recloser akan menutup (close) kembali secara

normal dan seksi (section) yang autolinknya terbuka menjadi padam. Seperti pada

skema berikut ini :

Gambar 6.1e Grafik Karakteristik sistem kerja autolink dengan setting 2 count

VI.2 Lokasi pemasangan Recloser dan Autolink pada Penyulang SR 1

Jurusan Wori

Setelah kita memahami prinsip kerja dan karakteristik dari recloser dan

autolink, dan berdasarkan kondisi jaringan yang banyak melalui pepohonan dan

pegunungan seperti pada gambar 6.4 dibawah ini :

Gambar 6.2a. Tampak Udara Lokasi Penyulang SR1 Jurusan Wori.

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

A = Kantor PLN Rayon PanikiB = Desa Wori Kab. Minahasa Utara

Page 16: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

16

Dan panjang jaringan penyulang SR 1 Jurusan Wori yang membentang dari

Gardu Induk Ranomuut sampai dengan ujung penyulang di desa Wori Kabupaten

Minahasa Utara adalah 115,25 kms dengan Saluran Udara Tegangan Menengah

SUTM 20 kV dengan sifat radial, trafo distribusi sebanyak 83 unit dengan kapasitas

terpasang sebesar 7.280 kVA dan kondisi beban pada saat beban puncak berdasarkan

pengukuran sebesar 121 A atau 4,18 MW, tidak ada sumber daya atau pembangkit

pada ujung penyulang , seperti pada gambar diagram satu garis sistem distribusi 20

kV Area Manado Penyulang SR1 Jurusan Wori sebagai berikut :

Gambar 6.2b Single Line Diagram Penyulang SR 1 Jurusan Wori

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 17: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

17

Berdasarkan kondisi dan karakteristik jaringan penyulang SR 1 Jurusan Wori,

maka lokasi penempatan pemasangan recloser dan autolink sebagai berikut :

PENYULANG PERALATAN JUMLAH LOKASI KET

SR 1

JUR. WORI

RECLOSER

AUTOLINK

1

1

1

1

LBS SUMOMPO

CO PEREMPATAN 1

CO SECTION PANDU

CO JUR. BUDO

Tabel 6.2 Rencana Lokasi pemasangan recloser dan autolink pada penyulang SR 1

Jurusan Wori.

Maka diperoleh single line diagram rencana pemasangan recloser dan autolink untuk

penyulang SR1jurusan Wori sebagai berikut :

Gambar 6.2c Single Line Diagram Penyulang SR 1 Jurusan Wori dengan

rencana penempatan recloser dan autolink.

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 18: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

18

Dengan terpasangnya recloser dan autolink pada lokasi yang telah ditetapkan tersebut

diatas maka setting untuk recloser dan autolink dapat digambarkan pada Single Line

Diagram sebagai berikut :

Gambar 6.2d. Single Line Diagram Penyulang SR 1 Jurusan Wori dengan

peralatan pengaman jaringan.

Gambar 6.2e. Single Line Diagram Penyulang SR 1 Jurusan Wori dengan

peralatan Recloser dan Autolink.

Untuk pengaturan setting arus dan setting count harus berdasarkan beban pada setiap

seksi atau percabangan jaringan yang dipasang recloser dan autolink. Berdasarkan

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

SR.7

GI RANOMUUT

20 kV

LBS Pabrik Kopi

LBS Obat Nyamuk

NC

NO

NOLBS

Psr Tuminting

SR.6

LBS Poltek

NO

SR.7

CO Buha

RecloserSumampo

Autolink Section Pandu

NO

SR.6

LBS Bahowo

Autolink Budo Jurusan

Talawang Atas

Wori

CO Watraco

Autolink Perempatan

SR.4

LBS VeryNO

NO

Wusa

GI RANOMUUT

20 kV

Recloser Autolink Autolink

JurusanTalawang Atas

Wori

Autolink Wusa

Page 19: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

19

tabel 5.3 diatas diperoleh data beban masing-masing jurusan yang dipasang recloser

dan autolink sebagai berikut :

Tabel 6.2a. Data Penyulang SR1 Jurusan Wori untuk masing-masing wilayah kerja

recloser dan autolink.

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh data Arus beban nominal (In)masing-masing

peralatan yaitu sebagai berikut :

In Recloser = In rec.Sumompo + In al.pandu + In al.perempatan

+ In al.Budo

= 7 A + 60 + 11 A + 16 A

= 94 A

Berarti Arus beban normal yang melewati recloser adalah sebesar 94 A sehingga

setting arus pada recloser jika mendapatkan gangguan baik arus beban lebih maupun

arus hubung singkat harus lebih besar dari 94 A yaitu Iset > 94 A.

Dengan perhitungan yang sama maka setting arus kerja (Iset ) untuk masing-masing

autolink adalah sebagai berikut :

I set recloser > 94 A

I set al.pandu > 71 A

I set al.perempatan > 16 A

I set al.budo > 11 A

Untuk pengaturan jumlah kali membuka saklar (setting count) sesuai dengan skala

prioritas panjang jaringan. Maksudnya adalah recloser harus diatur jumlah operasi

pemutusan saklar lebih banyak dibanding autolink setelahnya dan begitu juga dengan

autolink yang lebih dekat dengan recloser harus lebih banyak dibanding autolink yang

lebih jauh dari recloser.

Sebagai contoh :

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 20: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

20

Setting count recloser untuk lock out = 4 kali

Setting count to open autolink pandu = 3 kali

Setting count to open autolink budo = 2 kali

Setting count to open autolink perempatan = 3 kali

Gambar 6.2f. Skema Operasi recloser dan autolink

Sehingga dengan demikian jika terjadi gangguan maka arus gangguan (I faulth) yang

melebihi setting arus kerja dan setting jumlah kali, maka autolink yang lebih dahulu

terbuka adalah yang paling dekat dengan titik gangguan. Misalnya gangguan terjadi

setelah autolink budo, maka setelah mencapai persyaratan I set dan Count to Open

maka autolink budo akan terbuka (open) lebih dahulu dibanding dengan autolink

pandu dan autolink perempatan.

Sehingga pelanggan jurusan Wori dan Jurusan Talawang sebanyak 182 pelanggan

akan padam lebih lama dibanding dengan pelanggan section pandu dan section

perempatan, dan secara total akan mengurangi jumlah daaerah pemadaman jika terjadi

gangguan.

Gambar 6.2g. Skema Operasi recloser dan autolink dengan contoh titik

gangguan

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

GI RANOMUUT

20 kV

Recloser4 counts

Autolink 3 counts

Autolink 2 counts

JurusanTalawang

Atas

Wori

Autolink 3

counts

Wusa

GI RANOMUUT

20 kV

Recloser4 counts

Autolink 3 counts

Autolink 2 counts

JurusanTalawang

Atas

Wori

Autolink 3

counts

Wusa

I faulth

I faulth

Page 21: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

21

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisa diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Tingginya jumlah jatuh PMT pada penyulang SR 1 Jurusan Wori dikarenakan

banyaknya gangguan sesaat yang terjadi.

2. Kondisi dan panjang jaringan penyulang SR 1 jurusan Wori, menyebabkan

lamanya melakukan penanganan dan penormalan jaringan apabila terjadi

gangguan dan mengakibatkan cakupan wilayah pemadaman sangat luas.

3. Pemasangan recloser dan autolink sangat bermanfaat untuk mempercepat

penanganan dan penormalan jaringan pada saat terjadi gangguan baik

gangguan sesaat maupun gangguan tetap dan melokalisir wilayah pemadaman

sehinggan pemadaman tidak berdampak lebih luas pada wilayah yang tidak

merasakan gangguan.

VIII. TINDAKAN YANG DISARANKAN

Sebagai upaya untuk mengurangi daerah pemadaman dan mempercepat proses

penanganan gangguan pada saat terjadi gangguan pada SUTM Penyulang SR 1

Jurusan Wori maka tindakan yang disarankan adalah dengan pemasangan recloser

dan autolink pada lokasi LBS Sumampo, CO Section, CO Budo dan Co Jurusan

Tiwoho pada jurusan Wori SR 1.

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 22: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

22

REFERENSI

.................., SPLN 52 -3 : 1983 tentang pola pengaman sistem.

.................., SPLN 64 : 1985 tentang petunjuk pemilihan dan penggunaan pelebur

pada sistem distribusi tengangan menengah.

.................., SPLN 59 : 1985 tentang keandalan pada sistem distribusi 20 kV dan 6 kV

.................., SPLN 72:1987 tentang Spesifikasi desain untuk Jaringan Tegangan

Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR).

Abraham Silaban, “Studi Tentang Penggunaan Recloser pada Sistem Distribusi 20

kV”, Departemen Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara, Medan 2009

Ivan Sugiarto,”Autolink Resettable Electronic Auto Sectionalizer”, PPMV, ABB

Group, Makassar, Desember 2011.

Nugroho A.D.Susatyo, “Analisa Koordinasi OCR – Recloser Penyulang Kaliwungu

03 “, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Semarang, 2006

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012

Page 23: Telaahan Staf Ee 4 -Chaidar Syaifullah-7704005e-Edit

23

LAMPIRAN

Gambar Single Line Diagram sistem 20 kV Area Manado

CHAIDAR SYAIFULLAH, ST – 7704005E, TELAAHAN STAF EE IV Angkatan III - 2012