Upload
ahmed-toufan-julidinata
View
262
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
1/129
TELEVISI PENERIMA
BAB I
TEORI TELEVISI PENERIMA
1.1 Pendahuluan
Kata televisi berasal dari dua suku kata yaitu TELEdari bahasa Yunani yang berarti jauh dan
VISIatau VISIONdalam bahasa Inggris yang berarti penglihatan, sehingga kata Televisi dapat
diartikan Melihat Jauh. Melalui Televisi dapat melihat gambar atau kegiatan dan
mendengarkan suara secara bersamaan.
Pada awalnya pesawat televisi dimaksudkan sebagai suatu cara menyiarkan program-program
berita ataupun hiburan dalam bentuk gambar, akan tetapi kemampuan untuk memproduksi
gambar, suara, tulisan maupun hal lain yang berbentuk informasi visual lainnya telah begitu
bermanfaat sehingga sekarang ini pemakaian televisi telah menjadi meluas, bukan hanya menjadi
pesawat televisi penerima bertambah fungsi sebagai penampil informasi dari berbagai sumber
seperti VCD, Video Game, dan lain sebagainya.
Monitor TV pertama sekali diperkenalkan dengan tampilan Monokrom (Monochrome) dimana
gambar direproduksi dengan warna hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Kemudian
teknologinya dikembangkan menjadi televisi berwarna nyata menyerupai warna asliya.
Seiring dengan perkembangan teknologi elektronika, komponen televisi yang untuk pertama
sekali menggunakan transistor tabung sebagai komponen aktifnya dialihkan menjadi transistor
dengan bahan silikon ataupun dengan bahan germanium.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
2/129
Kehadiran transistor-transistor logika yang dikemas secara terintegrasi atau yang sering disebut
dengan IC (Integrated Circuit) maupun Chip, rangkaian televisi dikembangkan dan dirancang
dengan menggunakan teknologi chip sehingga rangkaiannya dapat disederhanakan tanpa
mengurangi fungsi utamanya.
Setelah para peneliti tabung pada dunia elektronika melakukan riset, tabung gambar pada televisi
juga mengalami perubahan pada perbandingan ukuran panjang dan tinggi layar yang semula
pada perbandingan panjang dan tinggi 4 : 3 diperbaharui menjadi 16 : 9.
Selain itu tabung gambar juga mengalami kemajuan untuk penampilan dan tentu saja
kualitas yakni dengan hadirnya tabung CRT dengan bentuk layarSemiFlat(layar hampir datar)
dan akhirnya tabung gambar dengan layar yang datar (True Flat).
Perkembangan dunia elektronika yang tiada hentinya, kini menghadirkan layar gambar
dengan menggunakan bahan kristal cair atau yang disebut dengan LCD (Liquid Cristal Display).
1.2. Sistem Televisi
Pada pemancar televisi agar sinyal informasi gambar dan suara dapat dipancarkan melalui media
udara, perlu ada modulasi dan demodulasi. Modulasi adalah proses penumang sinyal informasi
ke sinyal pembawa (Carrier Wave). Setelah gelombang termodulasi ini dihasilkan maka sinyal
informasi gambar dan suara dapat diudarakan.
Pada pesawat televisi penerima terjadi hal sebaliknya dari pemancar siaran televisi, sinyal
modulasi yang diterima didemodulasi. Demodulasi adalah proses pemisahaan sinyal informasi
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
3/129
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
4/129
Gambar 1.1. Blok Diagram Televisi Penerima
Pada pembahasan ini penulis membuat penjelasan tentang kerja dari blok-blok pada
gambar 1.1.
1.2.1. Tuner
Tuneratau rangkaian penala digunakan untuk memilih gelombang-gelombang frekuensi
yang diterima oleh Antena. Rangkaian Tuner dibentuk dari tiga bagian, yaitu :
Penguat RF, Berfungsi untuk melakukan penguatan pertama pada gelombang yang masuk
dari antena, sinyal ini perlu diperkuat karena selama dalam perambatan sinyal-sinyal
modulasi RF telah mengalami redaman. Jika sinyal yang diterima tidak diperkuat terlebih
dahulu maka tidak dapat melewati proses selanjutnya karena lemahnya sinyal RF
sehingga akan dianggap sebagai noise.
Osilator Lokal, Berfungsi untuk menghasilkan gelombng osilasi lokal yang akan diberikan
ke mixer. Frekuensi dari Osilator Lokal ini dapat dirubah frekuensinya secara eksternal
tergantung pada saluran penerimaan yang dipilih. Osilator ini harus dapat sestabil
mungkin karena apabila bergeser sedikit saja frekuensinya maka gambar tidak dapat
diproduksi lagi.
AFC, Automatic Frequency Control berfungsi untuk menjaga kestabilan frekuensi yang
dihasilkan Osilator Lokal. Pada rangkaian AFC ini bila terjadi pergeseran frekuensi
sinyal IF gambar yang dideteksi diumpankan kembali ke Osilator Lokal untuk
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
5/129
menstabilkan pergeseran tersebut dengan tegangan umpan balik (Feed Back) yang
dihasilkan oleh AFC.
Mixer, Menggabungkan gelombang yang telah diperkuat dengan sinyal yang dibangkitkan
oleh osilator lokal.
1.2.2 Penguat IF Video
Rangkaian ini berfungsi memperkuat sinyal yang dihasilkan oleh tuner hingga 1.000 kali
lipat, serta penguatan ini juga perlu dilakukan karena output yang dihasilkan oleh tuner masih
dalam kondisi sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar ke penerima, serta
bentang alam.
Dapat dikatakan kwalitas dari rangkaian Televisi tergantung dari rangkaian penguat IF-
nya, karena bila keluaran penguatan sinyal yang dihasilkan tidak baik maka untuk proses
selanjutnya sinyal yang tidak bik inilah yang diproses, bila hal ini terjadi, gambar yang
dihasilkan pada tabung CRT jelas dengan kualitas buruk.
Pada rangkaian penguat IF ini mempunyai sistim AGC (Automatic Gain Control). AGC
atau kendali penguatan otomatis. Rangkaian AGC ini bertujuan mengendalikan secara otomatis
penguatan pada sinyal IF ditingkat menegah pertama dan kedua.
Selain AGC rangkaian penguat IF gambar juga dilengkapi dengan rangkaian Jebakan
atau yang sering disebut dengan Trap. Rangkaian ini bertujuan untuk membuang sinyal-sinyal
pengganggu yang tidak diperlukan. Rangkaian ini mempunyai dua jebakan yaitu penjebak
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
6/129
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
7/129
diambil dari pembawa IF gambar dan diberikan ke detektor sinkronisasi, dan sinyal
output hasil pendeteksian akan keluar hanya apabila diberikan pulsa sinkronisasi.
Penguat Video, Rangkaian penguat video atau yng lazimnya disebut dengan rangkaian
RGB Out rangkaian ini mempunyai fungsi utama untuk memperkuat sinyal video yang
terbentuk dari komposisi warna, agar dapat diteruskan ke masing-masing katoda warna
pada Tabung CRT.
Pada rangkaian penguat video juga terdapat rangkaian ABL (Automatic Brightnees Level) atau
pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan
tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
1.2.4 Reproduksi Warna Gambar
Pada rangkaian ini berfungsi untuk memperkuat sinyal-sinyal gambar yang dihasilkan oleh
rangkaian penerima gambar dan suara agar mampu sinyal informasi gambar dapat lewat ke
tabung gambar. Rangkaian regenerasi warna ini juga sering disebut rangkaian penguat RGB.
1.2.5 Detektor Audio
Rangkaian ini berfungsi untuk mengolah sinyal informasi IF hasil rangkaian penalaan
menjadi informasi audio, blok diagram dari rangkaian suara ini dapat ditunjukkan pada gambar
1.2.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
8/129
Gambar 1.2. Blok Diagram Rangkaian Audio
Deteksi 5,5 MHz, Rangkaian ini berfungsi untuk memisahkan sinyal IF frekuensi tengah
5,5 MHz (suara) dari IF Vidio. Pada gelombang sinyal Televisi berwarna selisih antara
frekuensi pembawa gambar dan frekuensi pembawa suara adalah 5,5 MHz, maka oleh
rangkaian ini akan mengambil selisihnya dan selanjutnya menghasilkan sinyal IF suara.
Penguat IF Suara, Penguat IF suara berfungsi untuk memperkuat sinyal IF suara yang
dideteksi oleh rangkaian deteksi 5,5 MHz, agar mendapatkan level yang cukup untuk
detektor FM dan juga bertindak sebagai limiter (pembatas)
Detektor FM, Sinyal IF yang telah dideteksi dan diperkuat oleh penguat IF suara, maka
sinyal ini sudah cukup kuat untuk dideteksi secara FM, sehingga informasi masuk
kerangkaian ini dapat diubah menjadi suara, namun suara yang diproduksi masih
berbentuk sinyal-sinyal listrik. Belum cukup kuat untuk menggetarkan Loud Speaker.
Audio Amplifier, Audio amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal-sinyal audio dari
detektor FM yang masih lemah agar dapat diteruskan, dan dapat menggetarkan membran
loudspeaker.
Loud Speaker, Loudspeaker berfungsi untuk mengubah sinyal suara dari bentuk sinyal
listrik menjadi sinyal akustik yang dapat didengarkan oleh telinga.
1.2.6 Sistem Regulator Televisi
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
9/129
Regulator adalah suatu bagian rangkaian televisi yang berfungsi untuk membagi tegangan ke
setiap bagian-bagian komponen rangkaian televisi. Regulator merupakan bagian penting dari
televisi, tanpa adanya tegangan dari regulator maka televisi tidak dapat bekerja. Tegangan dibagi
sesuai dengan yang dibutuhkan setiap bagian itu sendiri.
Dalam sistem regulator trainer, penulis memfokuskan pada bagian regulator. Rangkaian
regulator ini berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke
seluruh rangkaian. Tegangan tinggi untuk televisi berwarna mengalami banyak perubahan jika
dibandingkan dengan seksi tegangan tinggi untuk televisi hitam putih. Tegangan tinggi yang
diperlukan untuk tabung gambar televisi berwarna ialah :
Untuk anode kedua kira-kira 20 KVolt sampai 25 KVolt atau lebih.
Untuk elektrode fokus kira-kira 4 KVolt sampai 8 KVolt.
Untuk elektrode konvergen (hanya pada tabung gambar yang menggunakan konvergen
elektrostatistika) sampai 10 KVolt.
Di dalam sirkuit tegangan tinggi televisi berwarna juga dilengkapi dengan sirkuit pengatur
tegangan yang digunakan untuk menstabilkan tegangan tinggi tersebut. Hal ini disebabkan
karena arus yang dibutuhka lebih besar dan adanya pengaruh berubah-ubah tegangan terhadap
warna gambar yang dihasilkan serta agar tegangan tinggi yang dibutuhkan lebih tinggi.
Dalam bagian regulator terdapat beberapa blok rangkaian, setiap blok rangkaian saling bekerja
sama dengan blok-blok yang lain sehingga regulator dapa menjalankan fungsinya sebagai
pembagian tegangan.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
10/129
Adapun bagian-bagian itu antara lain seperti ditunjukan gambar 1.3.
Gambar 1.3 Blok diagram regulator
a. Sumber Tegangan
Besar tegangan jala-jala yang dibutuhkan televisi penerima adalah 220 volt AC
b. Filter Jala-jala
Bagian rangkaian filter ini berfungsi untuk menyaring tegangan yang masuk supaya murni 220
volt sesuai dengan yang dibutuhkan bagian penyearah.
Ada dua macam metode penyearahan jala-jala:
1. Metode Tanpa Transformator.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
11/129
Dalam sistem ini, tegangan DC (arus searah ) pada penerima tv trainer dihasilkan dari
penyearahan tegangan AC ( bolak balik) jala-jala, dan juga dari penyearahan pulsa melayang
kembali defleksi horizontal, dimana tegangan bolak-balik langsung diberikan pada penyearah
melalui filter jala-jala untuk menghindari noisnya, maka digunakan penyearah jala-jala langsung.
Sebelum penyearah terdapat pula rangkaian-rangkaian lain seperti; lampu pilot, rangkaian
pemanas untuk tabung gambar, rangkaian pendegaus dan lain sebagainya
2 Metode Menggunakan Transformator
Pada sistem penyaringan tegangan jala-jala TV penerima pada masa sekarang lebih
banyak menggunkan metode transformator, transpormator input pada jala-jala dan regulator
diambil dari penyearah bagian sekunder transpormator input itu sendiri. Pada rangkaian daya
terdapat penyearah, regulator tegangan , lampu pilot, rangkaian pendegaus dan rangkaian
pemanas tabung gambar berwarna.
Pada penyearah, tegangan AC disearahkan, difilter dan dilewatkan regulator tegangan.Dengan
regulator tegangan, tegangan DC output dibuat selalu tetap meskipun tegangan jala-jala dan
bebanya berubah-ubah. Tegangan output diatur dengan menggunakan resistansi dalam transistor
yang ada pada regulator.
c. Penyearah
Rangkaian penyearah berfungsi untuk menyearahkan tegangan AC menjadi DC
Adapun jenis-jenis penyearah yang yang sering digunakan dalam rangkaian elektronika yaitu:
Penyearah setengah gelombang
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
12/129
Penyearah gelombang penuh
Penyearah pendouble
d. Osilator
Osilator merupakan piranti elektronika yang menghasilkan keluaran berupa isyarat tegangan AC.
Osilator berbeda dengan penguat, oleh karena penguat memerlukan isyarat masukan, untuk
menghasilkan isyarat keluaran. Pada osilator tidak ada isyarat masukan, hanya ada isyarat
keluaran saja. Osilator digunakan secara luas sebagai sumber isyarat untuk menguji suatu
rangkaian elektronika.
Dalam bagian regulator, osilator menggunakan pengisian dan penguatan muatan pada suatu
kapasitor melalui suatu hambatan. Suatu perubahan yang terjadi secara exponensial terhadap
waktu. Pengisian muatan oleh tegangan tetap tidak berubah- ubah sehingga proses pengisian dan
pengosongan tegangan tetap stabil.
Osilator adalah sebuah rangkaian elektronika yang dirancang untuk menghasilkan gaya gerak
listrik bolak-balik dengan frekuensi dan bentuk gelombang konstiniu. Fungsi osilator secara
umum adalah membangkitkan sinyal-sinyal gelombang sinus yang memiliki frekuensi dan
amplitudo yang berubah-ubah dengan waktu yang teratur. Keluarannya bisa berupa gelombang
sinusoidal, pulsa, segi tiga, dan gigi gergaji. Osilator banyak jenisnya, antara lain: osilator
kristal, osilator jembatan win, osilator LC, osilator harfly, dan lain-lain.
f. Optocoupler
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
13/129
Optocoupler adalah merupkan komponen elektronik opto isolator yang terdiri dari pemancar
cahaya atau emitter yang mengkopel secara optik terhadap photo detector melalui media yang
terisolasi. Pemancar cahaya dapat berupa penerang lampu ataupun LED. Media isolasi berupa
udara, plastik, dan fiber gelas.
Sedangkan photo detector dapat berupa photo konduktor, photo dioda, photo transistor, photo
SCR atau rangkaian photo dioda.
Pengaturan pemancaran cahaya dan photo detector memungkinkan pemindahan informasi dari
suatu rangkaian yang mengandung pemancar cahaya ke rangkaian yang mengandung photo
detector. Informasi dilewatkan secara optik melintasi celah isolasi yang perpindahannya
memiliki sistem satu arah sehingga photo detector tidak mempengaruhi rangkaian input. Isolasi
optik mencegah adanya interaksi ataupun kerusakan rangkaian input yang disebabkan oleh
perbedaan tegangan yang relatif tinggi terhadap rangkaian output.
Bentuk fisik dari kemasan optocoupler N501 terdiri dari 6 pin atau kemasan dual-inline.
Konfigurasi ini pin 1 dan 2 umumnya dihubungkan ke keluaran sedangkan pin 4 dan 5
dihubungkan ke osilator seperti ditunjukkan pada gambar 1.4.
Gambar : 1.4 Bentuk Salah Satu Konfigurasi Optocoupler
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
14/129
Optocoupler dirancang untuk menggantikan fungsi relay mekanis dan pengubahan pulsa secara
fungsional optocoupler sama dengan pasangan relay mekanis karena suatu isolasi tingkat tinggidi
antara terminal input dan out putnya.
Beberapa keunggulan optocoupler komponen solid statet adalah:
-Kecepatan operasi lebih cepat
-Ukuran kecil
-Tidak mudah dipengaruhi getaran dan goncangan
-Respon frekuensi
Pada rangkaian regulator televisi, optocoupler berfungsi untuk memberi
keseimbangan frekuensi antara osilator dan keluaran agar tetap stabil.
h. Keluaran
Setelah terjadi pemrosesan tegangan di bagian regulator maka tegangan disuplay kesetiap bagian
rangkaian sesuai dengan besarnya tegangan yang diperlukan. Ini dapat kita lihat dari keluaran
trafo switching, adapun keluaran dari trafo switching yaitu keluaran untuk bagian rangkaian
yang memerlukan
tegangan tinggi dan tegangan rendah. Untuk lebih jelasnya perhatikan output rangkaian.
Adapun besar tegangan yang diperlukan bagian-bagian rangkaian televisi itu antara lain:
1.Tunner 5 Volt
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
15/129
2.Program 5 Volt
3.Memory 5 Volt
4.Sensor 5 Volt
5.Penguat If 5 Volt
6.Penguat Audio / Video 5 Volt
7.Sistem 5 Volt
8.RGB program 5 Volt
9.Osc Horizontal 12 Volt
10.Osc Vertikal 12 Volt
11.Penguat amplifiert Audio 17 Volt
12.Driver horizontal 24 Volt
13.Vertikal out put 24 Volt
14.Horizontal out put 110 Volt
15.FBT 110 Volt
16.RGB Out 190 Volt
i. Transformator Switching
Pada dasarnya transformator terdiri dari 2 kumparan yang saling tersekat secara elektris dan
terlilit diatas sebuah bahan inti yang membentuk sirkit maknetis tertutup.Transformator adalah
komponen pasif yang bekerja tanpa memerlukan daya listrik dari luar, jika transformator
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
16/129
digunakan pada frekuensi daya maka inti maknetisnya harus dibuat dari laminasi bahan yang
mempunyai permeabilitas yang tinggi. Dalam transformator terdapat 2 lilitan yaitu lilitan primer
dan lilitan skunder. Impedansi masukan trafo tidak sama dengan impedansi keluaran jika jumlah
lilitan primer berbeda dengan lilitan skunder. Kumparan primer dihubungkan ke sumber AC dan
kumparan sekunder dihubungkan ke beban. Transformator sering digunakan untuk :
1. Menaikan dan menurunkan tegangan bolak- balik
2. Menyesuaikan impedansi
Pada rangkaian regulator televisi penerima, transformator yang digunakan adalah Trafo
switching . Trafo swithing adalah trafo yang mempunyai switch pada bagian dalam trafo itu
sendiri. Pada rangkaian catu daya televisi trainer, trafo switching harus diberi isyrat masukan
dari transistor switching sehingga trafo dapat bekerja, isyarat masukan yang diterima dari
transistor switch berasal dari osilator yang memberi sinyal ke basis, sehingga transistor switch
bekerja dan colektor memberi isyarat ke trafo switching.. Untuk lebih jelasnya perhatikan bentuk
trafo switching pada gambar 1.5.
Gambar 1.5 Simbol Trafo Switching
Prinsip Kerja Regulator
Prinsip kerja dari regulator yaitu pertama-
tama tegangan masuk 220 volt AC kemudian
arus AC disearahkan di rangkaian penyearah
menjadi tegangan DC Tegangan DC yang
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
17/129
datang dari penyarah kemudian masuk ke bagian osilator, pada bagian osilator tegangan diproses
sehingga menghasilkan sinyal frekuensi yang tinggi kemudian sinyal tersebut masuk ke basis
transistor, maka transistor menjadi satu rasi (transistor bekerja) sehingga sinyal yang keluar dari
kolektor mempunyai gelombang frekuensi yang tinggi maka keluaran osilator menghaasilkan
sinyal gelombang bolak-balik.
Sinyal gelombang bolakbalik yang datang dari osilator kemudian masuk ke bagian trafo
switching. Pada trafo switcing gelombang bolak-balik diubah menjadi gelombang searah,
sehingga regulator menghasilkan tegangan dc. Pada rangkaian regulator ini terjadi proses
regulasi, proses ini diatur sepenuhnya oleh optocoupler
Indikator Kerusakan Pada Regulator
Jika terjadi kerusakan pada salah satu bagian dari regulator maka hal pertama kita lakukan adalah
melakukan pengukuran pada setiap titik bagian regulator, pengukuran ini dilakukan harus
berurutan yaitu mulai dari sumber sampai ke bagian keluaran regulator.
Untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu melihat blok diagram dan harus mempelajari
sampai mengerti, karena tiap pabrik membuat rangkaian dan nama-nama komponennya yang
kadang sedikit berbeda walaupun pada prinsip semulanya adalah sama.
Untuk memeriksa rangkaian regulator kita dapat mencoba dengan mengoperasikan televisi
trainer. Ini kita lakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul pada monitor pada saat
pengooperasian. Adapun kemungkinan indikator kerusakan pada rangkaian regulator adalah :
1. Tegangan tidak masuk ke rangkaian
2. Fuse rusak/putus.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
18/129
3. L 501 rusak/putus.
4. Dioda pada bagian penyearah rusak/putus
5. Transistor regulator(V523) putus
6. Resistor 502 (6WK3.9) rusak/putus.
7. Resistor 520 (1/2SJ120K) rusak/putus.
8. Transistor V512 (2SC3807) rusak.
9. N501(PC817B) rusak
10.T511 (KB6-TH0818) rusak.
1.2.7 Rangkaian Sinkronisasi dan Defleksi
Rangkaian sinkronisasi digunakan untuk memberikan pulsa penyinkron ke rangkaian vertikal
dan horizontal agar gambar yang ditampilkan pada layar gambar sesuai dengan informasi yang
dikirimkan dari pemancar siaran televisi. Pulsa sinkronisasi mempunyai arah yang berlawanan
dengan sinyal video terhadap landasannya serta mudah dipisahkan dengan menggunakan
rangkaian pemisah amplituda. Sinkronisasi vertikal dan horizontal dapat dipisahkan berdasarkan
perbedaan frekuensinya.
Rangkaian defleksi berfungsi untuk mengolah sinyal-sinyal sinkronisasi dan memberikan
penguatan agar informasi yang gambar dari rangkaian regenerasi warna dapat dibelokkan pada
tabung gambar sehingga informasi atau gambar dapat kita lihat langsung. Rangkaian defleksi
dibagi yaitu defleksi vertikal dan defleksi horizontal, dimana masing-masing mempunyai fungsi
yang sama dan keduanya berujung pada kumparan pembelok atauDeflection Yoke.
Pada gambar 1.6 dapat dilihat blok diagram rangkaian sinkronisasi dan defleksi.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
19/129
Gambar 1.6 Blok Diagram Rangkaian Sinkronisasi Dan Defleksi
a. Pemisah Sinkron
Pulsa sinkronisasi mempunyai arah yang berlawanan terhadap tingkat landasan, dan mudah
dipisahkan dengan memakai rangkaian pemisah amplitudo. Pulsa sinkronisasi horizontal dan
vertikal dapat dipisah satu sama lain berdasarkan perbedaan frekuensi.
Gambar 1.7 menunjukkan rangkaian dasar pemisah pulsa sinkronisasi dari sinyal vidio komposit
yang berdasarkan perbedaan amplitudonya. Bila sinyal video komposit negatif diberikan
kepadankya kapasitor C dimuati atau diisi seperti pada gambar. Selama perioda sinyal video,
elektron-elektron yang telah dimuatkan dikuras atau dibuang sesuai dengan garis titik-titik pada
gambar 1.7.a, basis transistor ini mendapatkan tegangan negatif dan transistor menjadi terputus
maka pulsa sinkronisasi dipisahkan.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
20/129
Gambar 1.7 Pemisah Pulsa Sinkronisasi
b. Rangkaian Peredam Derau
Derau atau noise yang masuk pada gelombang televisi kadang-kadang besarnya melebihi
pulsa sinkronisasi, maka sinkronisasi pada penerima televisi menjadi tidak stabil, atau bahkan
kadang-kadang tidak sinkron sama sekali, ganguan seperti ini timbul disebabkan karena tegangan
bias yang terlalu besar, dan akibatnya transistror pemisah pulsa sinkronisasi terputus yang
menyebabkan sinyal noise menjadi besar.
Guna mencegah terjadinya noise pada sinkronisasi perlu dipasang rangkaian peredam niose.
Transistor 1 ( Tr1) pada gambar 1.8 berfungsi sebagai peredam derau dan C diisi dengan pulsa
sinkronisasi. D1 diatur sedemikian hingga dapat mengahantarkan pulsa sinkronisasi. Ini berarti
biasanya terdapat hantaran antara elektroda-elektroda dioda tersebut. Bila pulsa derau lebih besar
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
21/129
dari pada pulsa sinkronisasi maka penghantaran yang dilakukan antara elektroda-elektroda D2,
tegangan basis Tr2 menurun disebabkan oleh tegangan jatuh pada R,juga arus kolektornya
menurun maka tegangan katoda D1 naik dan D1 menjadi terputus. Seperti diperlihatkan pada
gambar 1.8
Gambar 1.8 Rangkaian pemisah sinkronisasi
Pemisah pulsa horizontal dan pulsa vertikal dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan frekuensi,
seperti pada pulsa sinkronisasi vertikal pada 50 Hz dan pulsa sinkronisasi horizontal pada 15,
625 Hz. Gambar 1.9 menunjukkan bekerjanya kedua rangkaian diffrensiator dan rangkaian
integrator.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
22/129
Gambar 1.9. Rangkain Diffrensial dan Integrator
Pada gambar 1.9.a, daerah frekuensi yang lebih tinggi dapat dikeluarkan dengan
rangkaian diffrensiator, komponen energi yang besar dapat dihasilkan dengan rangkaian
integrator. Sebelumnya sebuah rangkaian AFC (Automatic Frequency Control) dipergunakan
dalam rangkaian pemisah pulsa sinkronisasi horizontal, sebagai pengganti dari rangkain
diffrensiator seperti yang terlihat pada gambar 1.2. (rangkaian pemisah Sinkronisasi), dan output
penguat pemisah pulsa sinkronisasi vertikal karena bentuk gelombang outputnya mengalami
distrorsi seperti terlihat pada gambar 1.9.c. Bila hanya digunakan beberapa tingkatan rangkaian
integrator.
1.2.8 Rangkaian Horizontal
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
23/129
Fungsi sirkuit defleksi horizontal adalah untuk membangkitkan gigi gergaji dengan
frekwensi horizontal dan frekuensi ini menurut sistem FCC besarnya 15,75 Hz untuk system
CCIR sama dengan 15,62 Hz. Arus gigi gergaji dari penguat horizontal dimasukkan kegulungan
defleksi horizontal pada leher kines cope untuk men-Sweep sinar berkas elektron sehingga
bergerak dalam arah mendatar.
Transformator output horizontal dilengkapi dengan gulungan untuk tegangan tinggi yang
digunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi AC, dan tegangan tinggi ini dimasukkan
keperata tegangan tinggi kemudian setelah menjadi tegangan DC digunakan untuk memberi
tegangan pada anoda CRT.
Dan osilator horizontal terdapat tingkat sinkron horizontal yang disebut dengan pengatur
frekwensi automatis atau AFC (Automatic frequency Control), yang digunakan untuk mengatur
waktu atau frekwensi horizontal sehingga frekwensi ini selalu dalam keadaan serempak atau
sinkron dengan scanning horizontal pemancar.
Sirkuit AFC tersebut mendapat sinyal sinkron dari bagian pemisah sinkron dan feedback
gigi gergaji dari sirkuit output horizontal. Pada televisi warna terdapat beberapa blok televisi
yang saling atau mempunyai fungsi tersendiri dan cara kerja yang berbeda, sehingga ini
menyebabkan blok tersebut tidak dapat dipisahkan dari rangkaian yang lain.
Diagram blok horizontal dapat dilihat pada gambar 1.10
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
24/129
Gambar
1.10. Blok Diagram Horizontal
1.2.9 Rangkaian AFC (Automatic Frequency Control)
Rangkaian AFC dapat mengatur frekuensi oscilator horizontal, generator pulsa horizontal yang
menghasilkan pulsa pendorong horizontal dibuat ada rangkaian AFC, yaitu dengan cara
membandingkan fasa sinyal output generator pulsa horizontal dengan pulsa sinkronisasi yang
stabil dengan mengatur langsung pulsa sinkronisasi horzontal, dan perbedaanya dikeluarkan
berupa tegangan.
Pada generator pulsa pendorong horizontal, sukar membuat sinkronisasi yang stabil dengan
mengatur langsung pulsa sinkronisasi horizontal, karena pulsa sinkronisasi horizontal itu sangat
tinggi maka sinkronisasinya mudah terganggu oleh noise-noise dari luar.
Untuk membuat sinkronisasi yang stabil, dipasang rangkaian AFC pada generator pulsa
pendorong horizontal yang mengontrol frekuensinya.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
25/129
Ada dua macam metode defleksi rangkaian AFC, pertama AFC yang menggunakan lebar pulsa.
Kebanyakan gelombang gigi gergaji, dan AFC yang manggunakan lebarpulsa. Kebanyakan
menggunakan AFC gigi gergaji.
Gambar 1.11 menunjukkan sebuah rangkaian yang dinbuat dari campuran AFC gigi gergaji
seimbang dengan oscilator blocking. Tr1 adalah penguat sinkronisasi dan Tr2 adalah osilator
blocking.
Gambar 1.11. Rangkaian AFC dan Generator Pulsa Defleksi Horizontal
Ada dua macam AFC gigi gergaji, yaitu tipe seimbang dan tipe tidak seimbang. Pada
kedua tipe itu, pulsa melayang kembali (FlyBack) dari transformator melayang kembali
diberikan ke rangkaian integrator dan dari pulsa melayang kembali itu dibangkitkan sinyal gigi
gergaji yang dipakai sebagai bentuk gelombang referensi.
Sedangkan metode pembuatan tegangan pengontrol yang dihasilkan dari perbedaan fasa
antara bentuk gelombang referensi dengan pulsa sinkronisasi pada kedua tipe AFC itu sedikit
berbeda.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
26/129
Pada gambar 1.11, bentuk gelombang seperti yang tergambar pada 1.12 timbul pada kolektor dan
emitor Tr1 dan bentuk gelombang referensi ini diberikan kepada titik perpotongan dioda D1 dan
D2. seperti yang digambarkan pada gambar 1.12.b, sama, maka arus yang mengalir pada D1 dan
D2 sama besar dan elektron yang memuati kapasitor C1 dan C2 juga sama maka pada titik
tengah A antara R1 dan R2 tegangan AFC tidak timbul.
Bila frekuensi oscilator defleksi horizontal lebih rendah daripada frekuensi pulsa sinkronisasi,
maka fasa gelombang referensi tertunda seperti digambarkan pada gambar 1.12.a, sehingga arus
yang mengalir pada D2 lebih besar yang mengalir pada D1, dan elektron yang mengalir melewati
C1 lebih besar daripada yang memuati C2, maka tegangan pada A naik dan tegangan pada Basis
Tr2 Oscilator defleksi horizontal juga naik. Maka frekuensi defleksi horizontal menjadi naik.
Bila frekuensi oscilator defleksi horizontal itu naik saeperti yang ditunjukkan pada
gambar 1.12.c, muatan kapasitor C2 lebihn besar daripada muatan pada C1 dan tegangan pada
titik A menurun, dan pada oscilator defleksi horizontal bertambah rendah karena bekerjanya
tegangan AFC pengontrol. Tegangan AFC pada titik A diratakan oleh rangkaian reductor riak
(Ripple) yang terdiri dari C3, C4 dan R3 dan kemudian diberikan kepada basis Tr2.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
27/129
Gambar 1.12. Respon Sinya Rangkaian AFC
1.2.10 Osilator Pembangkit Sinyal Horizontal
Pada umumnya osilator horizontal yang digunakan dalam televisi penerima ada tiga macam yaitu
: Osilator Blocking, Osilator Hartley, Dan Multi Vibrator. Pada gambar 1.13 menunjukkan
contoh rangkaian osilator blocking, pada prinsipnya rangkaian ini bekerja dengan feedback (Catu
balik) positif kenaikan arus emitor, yaitu bila Tr2 berkonduksi maka arus emitor dan kenaikan
arus ini membuat tegangan basis naik dengan menggunakan transformator, maka Tr2 serentak
jadi jenuh. Bila Tr2 jenuh maka arus emitor mulai menurun dan tegangan basisnya juga menurun
karena teganan waktu transformator dan Tr2 menjadi terputus (Cut Off). Pekerjaan ini diulang-
ulangi maka dihasilkan osilator blocking. Frekwensi ini diatur oleh tegangan bias basis.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
28/129
Pada osilator tegangan menggunakan transistor NPN, frekwensi osilasi menjadi tinggi.
Tetapi bila osilator mempergunakan transistor PNP, frekwensi osilasinya menjadi rendah bila
tegangan bias basisnya dinaikkan.
Gambar 1.13. Rangkaian Dasar Osilator
1.2.11 Sinyal Keluaran Horizontal
Tingkat Output horizontal adalah bagian yang paling sulit dalam seksi defleksi, sebab tingkat ini
harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti: tegangan yang cukup tinggi, arus yang besar,
tenaga yang besar, kerja switching yang cepat. Tingkat output horizontal harus memberikan
sinyal arus gigi-gergaji yang besar pada gulungan defleksi horizontal yang dipasang pada leher
tabung gambar, membangkitkan tegangan tinggi yang diperlukan anoda tabung .
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
29/129
Dengan menggunakan sirkuit equivalen untuk output horizontal seperti gambar dibawah, maka
secara singkat bekerjanya tingkat transistor output horizontal dapat diterangkan sebagai berikut :
1.Transistor output horizontal bekerja sebagai saklar, oleh karena tu dalam gambar 1.12 a
dilukiskan saklar S untuk menggantikan transistor itu.
2. Lo yang merupakan induksi gulugan defleksi horizontal bersama-sama dengan Co
membntuk sirkuit penala. Induksi Lo dari 100 mikro henry adalah hanya kira-kira 1/10
dari induksi gulungan defleksi horizontal untuk telvisi tabung yang biasanya sampai 10
mikro henry.
3. IL dan EC pada gambar dibawah menunjukan tegangan kolektor transistor dan arus
gulungan pada defleksi horizontal. IL merupakan arus dengan bentuk gigi-gergaji linear,
sedangkan tegangan EC pada kolektor transistor berbentuk pulsa.
4.Ketika saklar S tertup pada waktu t3, tegangan yang mengalir kegulungan defleksi akan
naik menurut garis linear.
5. Pada waktu t4 saklar terbuka ( terputus ), dan arus pada gulungan defleksi horizontal
terputus tiba-tiba. Perobahan arus yang cepat ini menyebabkan bangkitnya tegangan
balik induksi yang besar.
6. untuk mengatur tegangan balik induksi yang besar itu, maka gulungan dibuat resonansi
dengan menghubungkan paralel condensator Co, dan periode resonansi sama denan dua
kali waktu terbang balik ( flyback ).
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
30/129
7. Ketika saklar sedang terputus (terbuka) gulngan induksi Lo dan kondensator Co ang
membentuk sirkuit resonansi bekerja dengan jatuhnya medan magnet, artinya diberikan
tegangan kejut oleh jatuhnya medan magnet sebagai akibat arus yang turun dengan
cepat.
8. ketika stengah siklus yang pertama, semua energi listrik yang tidak dissipasikan oleh
kerugian,disimpan dalam sirkuit penala Lo-Co.
9.Seperti yang tampak pada gambar (1) Gambar 1.12.a, tegangan pulsa kembali kenilai nol
dalam waktu setengah dari waktu resonansi nya. Pada titik ini (t5) saklar terhubung lagi,
dan arus kembali mengalir kesumber tegangan karena pada pertengahan siklus osilasi
menyebabkan berbaliknya arus. Mengalirnya kembali arus kesumber tegangan terus
berlangsung sehingga waktu t6, yaitu ketika arus telah mencapai nilai nol. Dari titik t6
arus mulai mengalir dari sumber tegangan kegulungan defleksi Lo, dan naik secara
linear sehingga mencapai waktu t7, yaitu ketika saklar S terputus lagi . Dengan demikian
siklus diulangi kembali, sehingga dengan demikian dapat diproleh arus gigi gegaji pada
glungan defleksi horizontal (IL) seperti yang ditunjukan pada gambar (2). Arus gigi-
gegaji yang dihasilkan dapat membangkitkan sinar berkas elektron dalam arah mendatar.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
31/129
Gambar 1.12. Prinsip Kerja Rangkaian Output Horizontal
1.2.12 Transistor Penguat Sinyal Horizontal
Untuk membatasi arus DC pokok yang masuk ke kumparan defleksi maka pada transistor
output horizontal diberi kopling. Dengan menggunakan gulungan primer transformator output
horizontal dihubungkan paralel dengan gulungan defleksi.Jenis-jenis rangkaian keluaran pada
transistor horizontal dapat ditunjukan pada gambar 1.13
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
32/129
Gambar 1.13. Tiga jenis rangkaian horizontal dengan gulungan defleksi
Menggunakan gulungan sekunder transformator output horizontal output horizontal dengan cara
ini gulungan defleksi dikopel melalui gulungan sekunder transformator output horizontal pada
gambar (b), yaitu arus DC kolektor sama sekali tidak masuk ke gulungan defleksi horizontal.
Menggunakan kopling induktif-kapasitif (L C) seperti gambar (C), yaitu arus DC kolektor
transistor dicegah masuknya kegulungan defleksi oleh kondensator kopling.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
33/129
Perbandingan lilitan antara gulungan primer dan sekunder tranmsformator kopling seperti
gambar (b) tidak jauh dari satu, jadi benar-benar merupakan transformator kopling atau
transformator isolasi DC, dan tidak ada sangkut pautnya dengan penyusunan impedansi.
1.2.13 Dioda Dumper
Transistor merupakan alat impedansi rendah, sehingga untuk mendukung bekerjanya
gulungan defleksi yang juga mempunyai impedansi rendah dapatlah dikopel secara langsung.
Dissipasi tenaga transistor output horizontal rendah sekali jika dibandingkan dengan tanung
elektron, dan kopel tidak langsung adalah untuk membatasi dissipasi tenaga DC (tenaga statis).
Dan menurut teori transistor dapat bekerja seperti dioda karena kemampuannya untuk
konduksi dalam arah yang berlawanan. Dalam prakteknya, dioda digunakan dalam rangkaian
televisi penerima sebab scanning linear dapat diperolehnya dan dissipasi tenaga transistor output
horizontal dapat berkurang.hal ini karena dioda mengambil sebagian besar dari arus balik, yang
mana tanpa dioda arus balik seluruhnya akan dipikul oleh transistor.
Dalam rangkaian televisi penerima, transistor dioda, dapat dihubungkan seperti pada
gambar 1.14
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
34/129
Gambar 1. 14. Dioda sebagai dumper rangkaian horizontal
a). Dioda langsung dihubungkan paralel dengan transistor, dan transistor bekerja dengan
emitor terbuni.
b). Paralel dengan transistor, dan transistornya bekerja dengan prinsip kolektor terbumi.
Transistor dapat bekerja dengan efektif seperti dioda dumper dimana dalam hal ini
transistor dapat konduksi dua arah atau arus baik (reserve current)
1.2.14 Rangkaian Defleksi Sinyal Horizontal
Pada rangkaian output defleksi horizontal, pulsa defleksi horizontal diberikan pada kumparan
defleksi horizontal, dan pengulasan horizontal dikerjakan oleh arus gigi gergaji yang
dibangkitkan yang mengalir kedalam kumparan defleksi horizontal itu . Transistor output hanya
bertindak sebagai saklar elektronik saja.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
35/129
Pada gambar 1.15 menunjukan rangkaian pengganti (ekuivalen) dan cara kerjanya. Pada interval
dasar dari pulsa pendorong horizontal, arus defleksi mengalir ke dalam kumparan defleksi itu
dan naik berlahan-lahan (lihat (1) pada gambar).
Bila pulsa pendorong horizontal pada vidio tiba pada transisitor output maka saklar dalam
gambar itu menjadi terbuka (artinya transisitor output horizontal itu terputus), lalu arus yang
diinduksikan meulai mengisi kapasitor C dengan energi yang telah terkumpul dalam kumparan
defleksi tersebut (lihat (2) pada gambar) mengalir berbalikdidalam kumparan defleksi itu.
Setelah muatan C telah dikuras habis, maka arus induksi timbul dari kumparan mengalir melalui
dioda peredam dan menyerap energi yang terkumpul dan mencegah adanya gejala resonansi pada
rangkaian defleksi itu. Bila dioda peredam terputus (Cut Off) saklar transistor output
berkonduksi lagi dan pekerjaan yang telah disebut diulangi.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
36/129
Gambar 1.15. Rangkaian output defleksi horizontal
1.2.15 Catu Tegangan Tinggi
Tegangan anoda tabung gambar harus tinggi mendekati 25 KV. Untuk menghasilkan tegangan
tinggi itu menggunakan pulsa output horizontal.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
37/129
Gambar 1.16 menunjukkan sebuah contoh rangkaian tegangan tinggi. Pulsa output horizontal
diberikan kepada trnsformator melayang kembali yang memperbesar pulsa output horizontal itu
menjadi 10 kalinya. Pulsa yang telah diperbesar diberikan ke rangkaian penyearah pendobel
(pelipat ganda).
Biasanya rangkaian pembangkit tegangan tinggi dibuat bersama dengan rangkaian
pembangkitoutput defleksi horizontal. Pada pesawat penerima televisi berwarna yang biasanya
membutuhkan daya output horizontal lebih besar, maka transistor-transistor, output
horizontalnya menggunakan dalam pasangan atau paralel, atau mungkin rangkaian pembangkit
tegangan tinggi itu dibuat terpisahdari rangkaian defleksi horizontalnya.
Gambar 1.16. Catu daya tegangan tinggi
Gambar 1.17. Bentuk gelombang resonansi tinggi
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
38/129
Sebuah catu daya menyearahkan masukan bolak baliknya (AC) agar mgeluarkan searah
(DC). Pesawat televisi memiliki beberapa penyearah daya pada tegangan-tegangan kerja arus
searah (DC) yang dibutuhkan. Tegangan tinggi diperlukan untuk anoda, atau ultor tabung
gambar. Tegangan rendah dipergunakan untuk penguat sinyal kecil seperti penguatan-peguatan
penyelarasan , pemroses kroma,dan tingkatan-tingkatan dalam penyetala RF. Kebutuhan yang
berbeda diperlihatkan dalam daftar tegangan catu daya untuk sebuah pesawat televisi seperti
ditunjukan pada gambar 1.18
Gambar 1.18. Tegangan Catu yang dihasilkan oleh FlyBack
Ada beberapa keuntungan dengan menggunakan metode pemayaran. Pertama-tama tegangan
catu daya searah (dc) yang berbeda dapat diproleh seca muda dari pencabangan-pencabangan
yang berbeda pada transformator keluaran horizontal. Metode ini jauh lebih efisien dari pada
sebuah tahanan bleeder (pengambil arus) yang dicabangkan, atau tahanan yang penurunan
tegangan; sebab tidak ada daya I2.R yang terbuang dalam pemanasan tahanan-tahanan. Kedua,
kerut bolak balik adalah pada frekwensi pemayaran horizontal 15.750 Hz, yang jauh lebih muda
menapisnya dari pada frekwensi jaringan jala-jala 60 Hz.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
39/129
Umumnya penyearah jaringan menggunakan pengatur untuk keluaran searah, seperti pada
gambar 1.13. Tujuannya adalah mengizinkan suatu nilai yang mantap dari tegangan keluaran
arus searah yang disearahkan dengan perubahan-perubahan dalam jumlah arus beban. Sebagian
pengatur menggunakan suatu transistor pelewat seri dalam lintasan untuk arus beban. Konduksi
diubah oleh suatu tegangan pengontrol kesalahan untuk keluaran searah. Suatu metode yang
efisien menggunakan pengatur modus pensaklaran (switching mode regulation) . dalam sistem
ini arus beban keluaran pulsa on dan offpada laju pensaklaran. Efiseennya sangat tinggi sebab
keluaran diatur melalui pengontrolan daur tugas dari pulsa-pulsa arus yang disalurkan kebeban.
Regulator mendisspasikan daya yang kecil sebab dia bekerja on dengan tahanan yang sangat
rendah atau offdengan arus nol.
Penyerah jala-jala listik pada gambar 1.13 memberikan catu searah untuk penguat keluaran
horizontal. Tingkat ini menghasilkan daya bagi catu-catu tegangan pemayaran. Walaupun
akhirnya semua daya searah (DC) datang dari jaringan daya bolak balik.
1.2.16 RGB (RedGreenBlue)
Secara umum rangkaian RGB berfungsi untuk mengatur sinyal-sinyal perbedaan warna
gambar. Rangkaian RGB ini sangat berperan penting dalam pengaturan warna-warna gambar
pada layar CRT. Rangkaian ini menghasilkan tiga warna dasar yaitu ; R (merah), G (hijau), dan
B (biru). Sedangkan warna-warna gambar yang dihasilkan setelah pencampuran dari ketiga
warna dasar disebut warna sekunder atau warna campuran. Diagram blok RGB terdapat bagian:
1. Demodulator warna.
2. Buffer.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
40/129
3. Penguat output
4. CRT.
Diagram blok RGB ditunjukkan pada gambar 1.19.
Demodulator warna
CRT
Penguat
Output
Buffer
Sinyal RGB in Gambar
Gambar 1.19. Diagram Blok RGB
a. Demodulator Warna
Sinyal warna didemodulasi dalam rangkaian pembangkitan kembali sinyal warna dan tiga
sinyal warna primer (ER, EG, EB) dibuat dari sinyal yang telah didemodulasi itu. Rangkaian
pembangkitan kembali sinyal warna terdiri dari sebuah penguat band pass (pelewat-jalur),
sebuah demodulator, sinyal warna sebuah rangkaian sinkronisasi warna, sebuah rangkaian output
sinyal warna dan lainnya. Penguat pelewat-jalur mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
41/129
Pengkoreksi cacat respon frekuensi dari tingkatan penguat IF gambar.
ACC (Automatic Chroma Control) pemati warna dan
Pengatur kejenuhan kroma.
b. Buffer
Buffer berfungsi untuk mengolah sinyal-sinyal warna gambar, sehingga menghasilkan
sinyal-sinyal perbedaan warna gambar yang kontras. Sinyal-sinyal perbedaan warna gambar
yang dihasilkan oleh bagian ini belum cukup kuat untuk mensupply CRT, oleh karena itu sinyal-
sinyal tersebut harus diperkuat terlebih dahulu oleh penguat output. Pada bagian ini terdapat
rangkaian pengatur inensitas gambar yang berfungsi untuk mengatur ketajaman gambar objek
dan ABL (Adjust Brightness Level) berfungsi untuk meningkatkan pengaturan kegelapan
gambar . Jika rangkaian ini tidak bekerja dengan baik, maka gambar yang terlihat pada tabung
gambar terkadang terlihat tipis bahkan tidak terlihat sama sekali.
c. Penguat Sinyal Warna
Penguat keluaran berfungsi untuk memperkuat sinyal-sinyal perbedan warna gambar
yang dihasilkan oleh penguat buffer, sehingga sinyal-sinyal tersebut culup kuat untuk mensupply
katoda CRT. Sinyal ini harus cukup kuat, agar warna gambar yang ditampilkan dilayar dapat
menimbulkan kontras. Penguatan yang tidak merata pada bagian ini menyebabkan warna gambar
menjadi kurang baik.
Penguat keluaran, biasanya memiliki impedansi yang lebih tinggi. Hal ini perlu
mencegah sinyal warna gambar yang dihasilkan oleh penguat buffer agar tidak kehilangan tenaga
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
42/129
(loss) jika diberikan suatu beban input yang mempunyai inpedansi masukan yang rendah. Pada
rangkaian penguat video terdapat pengatur kontras. Kontras adalah perbedaan warna gambar
antara bagian-bagian berwarna merah, hijau dan biru. Mengatur kontras sebenarnya adalah :
Mengatur penguatan dari sinyal-sinyal warna gambar.
Mengatur amplitudo dari sinyal-sinyal warna gambar.
Pengatur kontras ini mengatur banyaknya sinyal warna gambar yang sampai ke tabung
gambar, pengatur kontras bekerja dengan cara memutar pengatur potensiometer dan diatur sesuai
keinginan dan juga disesuaikan dengan keadaan ruangan. Jika ruangan terang, maka kontras
diperbesar dan jika ruangan gelap kontras dikurangi. Pengatur kontras ini juga harus diimbangi
dengan pengatur cerah (brightness control).
1.2.17Tabung CRT (Catode Ray Tube)
Tabung gambar dalam teknik televisi berfungsi untuk mengubah informasi sinyal video
menjadi informasi video visual. Dalam tabung televisi warna mempunyai tiga buah penembak
elektron (katoda) yang masing-masing dipanasi oleh sebuah filamen. Tabung CRT umumnya
membutuhkan tegangan filamen sebesar 4.5 Volt AC dan ada juga yang menggunakan tegangan
DC sebesar 12 Volt DC. Sumber tegangan filamen pada televisi ada yang dari trafo flyback dan
ada juga yang dari power supply.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
43/129
Gambar 1.20. Gambar Tabung CRT
Tabung CRT televisi mempunyai tiga kaki katoda yaitu Katoda RED (KR), Katoda
GREEN (KG) dan Katoda BLUE (KB). Kelengkapan tabung gambar adalah kumparan defleksi
atau defleksi yoke. Kumparan defleksi terdiri dari dua macam kumparan defleksi yaitu kumparan
defleksi vertikal dan kumparan defleksi horizontal.
Defleksi yoke berfungsi untuk menggerakkan sinar elektron dalam menscaning seluruh
permukaan layar tabung dengan cara memberi arus gergaji pada kumparan defleksi vertikal dan
kumparan defleksi horizontal. Defleksi yoke pada tabung warna menggunakan tiga pasang ring
magnet pada leher tabung warna.
Sepasang magnet dengan tanda Pyang dinamakan sebagai magnet purity berfungsi
untuk mengontrol arah ketiga elektron.
Sepasang magnet 4 kutup dipakai untuk mengarahkan warna merah dengan warna biru.
Sepasang magnet 6 kutup dipakai untuk mengarahkan warna hijau konvergen, gabungan
antara warna merahbiru.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
44/129
Konvergen artinya mengontrol agar ketiga sinar elektron pada saat yang sama menembak dot
melalui satu lubang yang sama pada shadow mask pada keseluruh layar. Kesalahan penyetelan
magnet konvergen, akan dapat menyebabkan garis putih pinggirnya menjadi berwarna kemerah-
merahan atau kehijau-hijauan atau kebiru-biruan.
Bagian dalam tabung gambar atau CRT terdiri atas penembak elektron di bagian lehernya yang
terdiri atas elektroda-elektroda sebagai berikut :
1. Pin atau kaki lampu filamen G1, G2, G3, Katoda.
2.
Filamen dengan tegangan 6v 12v. Fungsi flamen ialah kawat pemenasan karena itu
disebut heater.
3. Katoda penghasil elektron. Jalannya elektron sangat cepat karena bentuk katoda seperti
tabung, dengan bagian depannya berlubang kecil atau tertutup sehingga memungkinkan
elektron bergerak cepat menyerupai tembakan, oleh karena itu katoda sering dinamai
elektron gun.
4. Grid yang menyerupai silinder dengan penahan-penahan arus. Silinder berlubang tempat
sinar-sinar elektron mengumpul dan membentuk suatu fokus. Ini dinamai control grids.
5. Grid 2, tempat penarik elektron supaya bergerak cepat, karena itu G2 diberi tegangan 70v
350v.
6. Gelang centering/cincin yang berfungsi untuk mengatur berkas elektron secara magnet.
7. Leher tabung dari kaca yang pada bagian luarnya terdapat elektroda-elektroda kumparan
yoke atau defleksi coil. Pada leher tabung terdapat gelang centering, alat ini dapat diputar
ke kanan atau kekiri. Guna centering yaitu untuk mengatur supaya sinar elektron tepat
jatuh pada titik pusat layar tabung gambar yang biasanya berupa titik-titik.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
45/129
Pada gambar 1.31, ditunjukkan susunan pin-pin pada tabung televisi berwarna dan daftar nama
elektroda-elektrodanya adalah sebagai berikut :
Gambar 2.4. Sambungan basis ke kaki CRT
G3 = Grid 3 (Fokus)
G2 = Grid 2 (Screen)
H1 = Heater 1
KR = Katoda Red (Merah)
KG = Katoda Green (Hijau)
KB = Katoda Blue (Biru)
H2 = Heater 2
G1 = Grid
a.Cara kerja tabung
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
46/129
Tegangan yang masuk ke Heater sebesar 4,3 Volt sampai 6,3 Volt akan mengakibatkan
lampu Heater akan menyala. Lampu heater ini seperti lampu pijar yang mengeluarkan panas
apabila menyala, panas dari heater akan dimanfaatkan untuk memanasi elemen-elemen KR, KG,KB, agar informasi yang ada pada masingmasing katoda dapat mengalir. Tegangan atau
informasi yang dialirkan dari masing-masing elemen warna masih sangat kecil dan lemah, G2
berfungsi untuk menarik sinyal informasi dari elemen warna ke layar screen.
Pada keadaan sinyal informasi di layar screen, informasi belum dapat disaksikan dengan
jelas, untuk itu G3 akan menarik kembali sinyal-sinyal warna tersebut ke layar fosfor. TeganganAnoda berfungsi untuk memberikan tegangan tinggi agar sinyal informasi yang telah sampai
pada layar fosfor dapat dilihat.
b.Sinyal Monochrome
Sinyal monochrome atau disebut pula sinyal gambar hitam putih atau disingkat Y,
merupakan sinyal 3 warna pokok. Tiga warna pokok tersebut terbentuk dari tiga sinyal warna
primer, dengan perbandingan : sinyal hijau (Green) sebanyak 59%, sinyal merah (Red) sebesar
30%, dan sinyal biru (Blue) sebanyak 11%.
Berdasarkan perbandingan tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = 0,59%G + 0,30%R + 0,11%B
Y = sinyal monochrome (sinyal hitam putih/ Luminansi).
R = sinyal Red (merah).
G = sinyal Green (hijau).
B = sinyal Blue (biru).
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
47/129
Dengan perhitungan matematis seperti tersebut diatas, bila Y = 100%, dan sinyal B (Blue/Biru)
=11% serta sinyal G (Green/Hijau) = 59%, maka sinyal sisanya, yaitu sinyal R (Red/Merah) =
100% - (11% +59%) = 30%.
c.Sinyal Berwarna
Sinyal berwarna merupakan komponen kedua dari sinyal informasi video untuk televisi
berwarna selain sinyal monochrome. Sinyal berwrna yang digunakan pada dasarnya juga terdiri
dari tiga warna primer, yaitu merah (red), hijau (green), dan biru (blue). Namun dalam
penggunaanya, sinyal-sinyal tiga warna primer ini tidaklah langsung digunakan, melainkan
proses penggabungan terlebih dahulu. Sinyal berwarna ini mengandung tiga sifat, yaitu :
1. Sifat warna yang menyentuh mata (hue) yaitu yang merupakan warnanya sendiri seperti
warna biru, hijau,merah dan lain-lain sebagainya.
2. Sifat yang menentukan intensitas warna (saturation), yaitu warna-warna jenuh seperti
hijau tua, hijau muda, kuning tua, kuning muda dan lain-lainnya.
3. Sifat yang menentukan kecerahan warna (Bright-ness). Kecerahan warna ini ditentukan
oleh kuatnya sinar pada layar ditambah dengan kemampuan permukaan berwarna untuk
memantulkan sinar yang mengenainya.
1.2.18Konfigurasi Pin-pin IC LA 76818A
IC LA 76818A merupakan suatu piranti yang digunakan pada rangkaian televisi untuk
mengolah sinyal-sinyal yang masuk dan keluar yang didalamnya merupakan gabungan dari
rangkaian-rangkaian eletronik yang dikemas dalam suatu chip IC (integrated circuit).
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
48/129
Konfigurasi pin-pin IC LA76818A seperti ditunjukkan pada gambar 1.32.
Gambar 1.32. Konfigurasi Pin-pin IC LA76818A
Susunan pin-pin IC 76818A LA seperti pada gambar 1.32. sebagai berikut :
Pin 1 adalah AUDIO OUTPUT
Pin 2 adalah FM OUTPUT
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
49/129
Pin 3 adalah PIF AGC
Pin 4 adalah RF AOC
Pin 5 adalah VIF INPUT 1
Pin 6 adalah VIF INPUT 2
Pin 7 adalah IF GND
Pin 8 adalah IF VCC
Pin 9 adalah FM FILTER
Pin 10 adalah AFT OUT
Pin 11 adalah BUS DATA
Pin 12 adalah BUS CLOCK
Pin 13 adalah ABL
Pin 14 adalah RED INPUT
Pin 15 adalah GREEN INPUT
Pin 16 adalah BLUE INPUT
Pin 17 adalah FAST BLANK INPUT
Pin 18 adalah RGB VCC
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
50/129
Pin 19 adalah RED OUTPUT
Pin 20 adalah GREEN OUTPUT
Pin 21 adalah BLUE OUTPUT
Pin 22 adalah Fsc OUTPUT/C-Sync OUTPUT
Pin 23 adalah VI OUTPUT
Pin 24 adalah Ramp ALC FITER
Pin 25 adalah H/BUS VCC
Pin 26 adalah H/AFC FILTER
Pin 27 adalah H OUTPUT
Pin 28 adalah Fly back Pulse INPUT
Pin 29 adalah VCO REF
Pin 30 adalah CLOK OUTPUT
Pin 31 adalah VCC (CCD)
Pin 32 adalah CCD FILTER
Pin 33 adalah GND (CCD/H)
Pin 34 adalah SECAM B-Y INPUT
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
51/129
Pin 35 adalah SECAM R-Y INPUT
Pin 36 adalah APC 2 FILTER
Pin 37 adalah FSC OUTPUT
Pin 38 adalah XTAL
Pin 39 adalah APC 1 FILTER
Pin 40 adalah SEL VIDEO OUTPUT
Pin 41 adalah GND (Y/C/B) VIDEO BUS
Pin 42 adalah EXT VIDEO INPUT
Pin 43 adalah VCC (V/C/B)
Pin 44 adalah INT VIDEO INPUT
Pin 45 adalah BLACK STRET CH FILTER
Pin 46 adalah VIDEO OUTPUT
Pin 47 adalah APC FILTER
Pin 48 adalah VCO COIL 2
Pin 49 adalah VCO COIL 1
Pin 50 adalah VCO FILTER
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
52/129
Pin 51 adalah EXT AUDIO INPUT
Pin 52 adalah SIF OUTPUT
Pin 53 adalah SIOF APC FILTER
Pin 54 adalah SIF INPUT
IC LA 76818A terdapat 54 pin yang mempunyai fungsi masing-masing. Dalam
pembahasan pin-pin IC LA 76818A ini tidak semuanya dijelaskan fungsi dari masing-masing pin
IC tersebut. Adapun pin-pin IC LA 76818A yang akan dibahas sesuai dengan yang digunakan
didalam rangkaian RGB adalah sebagai berikut :
Pin 14 adalah pin R (Red) Input yang digunakan untuk tempat masuknya sinyal warna
merah atau R (Red).
Pin 15 adalah pin G (Green) Input yang digunakan untuk tempat masuknya sinyal warna
hijau atau G (Green).
Pin 16 adalah pin B (Blue) Input yang digunakan untuk tempat masuknya sinyal warna biru
atau B (Blue).
Pin 18 adalah Vcc RGB yang dihubungkan ke tegangan + 9 Volt DC.
Pin 19 adalah pin R (Red) Output yang digunakan untuk tempat keluarnya sinyal warna
merah R (Red)
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
53/129
Pin 20 adalah pin G (Green) Output yang digunakan untuk tempat keluarnya sinyal warna
hijau G (Green)
Pin 21 adalah pin B (Blue) Output yang digunakan untuk tempat keluarnya sinyal warna
biru B (Blue)
a.Arsitektur IC LA 76818A
Didalam IC LA 76818A terdapat beberapa blok rangkaian yang mempunyai fungsi
masing-masing. IC LA 76818A merupakan komponen utama dalam mengatur segala kegiatan
kerja pada rangkaian televisi trainer.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
54/129
Gambar 1.33. Arsitektur IC LA 76818A
Adapun fungsi dari berbagai blok diagram IC LA76818A tidak semuanya dijelaskan dalam
pembahasan ini. Tetapi penulis hanya membahas bagian blok RGB dari IC LA76818A.
1.Clamp berfungsi sebagai pengapit atau penjepit sinyal yang diterima.
2.RGB Matrix merupakan pencampuran dari warna dasar R, G dan B yang akan menghasilkan
sinyal luminasi Y dan dua sinyal krominasi, yaitu I dan Q seperti ditunjukkan pada
persamaan dibawah ini :
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
55/129
Y = + 0,30%R + 0,59%G + 0,11%B .....................................................(2.1)
I = + 0,60%R - 0,28%G - 0,32%B ........................................................(2.2)
Q = + 0,21%R - 0,52%G + 0,31%B .......................................................2.3)
3.Drive/Out-Off merupkan output dari sinyal RGB yang akan dilangsungkan pada rangkaian
penguat warna.
4.Contrast bright berfungsi untuk mengkontrast warna gelap yang diterima agar dapat diproses
dalam RGB matrix.
5.ACC (Automatic Chroma Control) berfungsi sebaga pemati warna.
6.Video SW merupakan pengontrol sinyal video.
7.RGB SW merupakan pengontrol sinyal warna merah, hijau dan biru.
1.2.19Indikator-Indikator Kerusakan RGB
Jika terjadi kerusakan pada salah satu bagian dari RGB maka urutan seperti dibawah ini
harus dicoba untuk mendapatkan bagian yang rusak dan bagaimana memperbaikinya.
Untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu melihat blok diagram dan harus
mempelajari sampai mengerti, karena tiap pabrik membuat rangkaian dan nama-nama
komponennya yang kadang sedikit berbeda walaupun pada prinsip semulanya adalah sama.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
56/129
Untuk memeriksa rangkaian RGB dapat dicoba menghidupkan televisi trainer untuk
mengecek gejala-gejala yang timbul dari rangkaian RGB tersebut. Adapun kemungkinan
indikator kerusakan pada Rangkaian RGB adalah:
Resistor 902 (100) rusak/putus.
Resistor 902 (100) rusak/putus
Transistor V901 (2SC2688) rusak.
Resistor 908 (2SJ10K) rusak/putus.
Resistor 912 (100) rusak/putus.
Transistor V912 (2SC2688) rusak.
Resistor 918 (2SJ10K) rusak/putus.
Resistor 922 (100) rusak/putus.
Transistor V922 (2SC2688) rusak.
Resistor 928 (2SJ10K) rusak/putus.
Tegangan tidak masuk pada rangkaian.
Secara umum rangkaian RGB berfungsi untuk mengatur sinyal-sinyal perbedaan warna
gambar. Rangkaian RGB ini sangat berperan penting dalam pengaturan warna-warna gambar
pada layar CRT. Rangkaian ini menghasilkan tiga warna dasar yaitu ; R (merah), G (hijau), dan
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
57/129
B (biru). Sedangkan warna-warna gambar yang dihasilkan setelah pencampuran dari ketiga
warna dasar disebut warna sekunder atau warna campuran. Diagram blok RGB terdapat bagian:
Buffer.
Demodulator warna
Penguat output
CRT.
BAB II
SISTEM REGULATOR TV TRAINER
Sebelum menentukan titik pensaklaran dan pengukuran dirangkaian regulator hal yang pertama
dilakukan adalah mempelajari bagian-bagian apa saja yang terdapat pada rangkaian regulator,
dan bagaimana fungsi setiap bagian- bagian itu bekerja sama, agar tegangan dapat disuplai
kesetiap bagian sesuai dengan yang dibutuhkan.
2.1 Blok Diagram Pengujian
Rancangan rangkaian regulator trainer TV HUIJIA ini, diawali dengan blok diagram dari
rangkaian regulator TV Trainer tersebut. Dimana tiap-tiap blok berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya. Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk
menjelaskan cara kerja dari suatu sistem dan memudahkan untuk melokalisir kesalahan dalam
suatu sistem.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
58/129
Diagram blok dapat juga menganalisa cara kerja rangkaian yang akan dibuat secara umum, dan
merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki
satu kesatuan kerja sehingga semua bagian rangkaian dapat bekerja menjadi satu kesatuan seperti
ditunjukkan pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Blok Diagram Pengujian Regulator
Adapun fungsi dari masing-masing blok diagram pengujian regulator diatas adalah sebagai
berikut :
Bagian Input
Bagian ini berfungsi sebagai sumber tegangan sebesar 220 volt AC
Bagian Filter jala- jala
Bagian ini berfungsi untuk menyaring tegangan yang masuk dan
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
59/129
membuang tegangan-tegangan liar agar tetap sesuai masuk ke
penyearah. (menghindari noise)
Bagian Penyearah
Bagian penyearah berfungsi untuk menyearahkan tegangan bolak-balik
(ac) menjadi tegangan searah (dc).
Bagian Osilator
Bagian ini ber fungsi untuk menghasilkan gaya gerak listrik berupa
frekuensi dan gelombang.
Bagian Transformator
Blok ini berfungsi untuk mengubah tegangan bolak-balik menjadi
tegangan searah (dc).
Bagian Switch
Switch berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan jalur
tegangan antara setiap bagian.
Bagian Pengukuran
Bagian pengukuran digunakan untuk melakukan pengujian rangkaian
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
60/129
regulator dengan cara melakukan pengukuran pada setiap titik yang
telah ditentukan
Bagian Out put
Blok out put digunakan sebagai keluaran dari regulator yang telah
disuplay kesetiap bagian rangkaian dan telah ditentukan besar
tegangannya.
2.2.1 Nomor Saklar Pengujian ( SW ).
Sebelum melakukan perancangan trainer titik saklar pada rangkaian regulator televisi, terlebih
dahulu kita menentukan titik jalur yang akan diputus pada rangkaian. Setelah ditentukan titik
jalur pemutusan kemudian potong jalur rangkaian dengan hati-hati agar jalur-jalur yang lain
tidak terganggu kemudian
sambungkan jalur yang diputus tadi dengan Switch (saklar) yang telah dipersiapkan
Dalam rancangan titik switch ini, penulis akan membatasi jumlah titik pemutusan yaitu sebanyak
13 titik switch, dan untuk memudahkan melihat tata letak penempatan saklar tersebut maka
penulis membuat titik pada setiap blok rangkaian regulator.
a. Saklar pada rangkaian filter jala-jala
Pada rangkaian jala-jala titik switch dibuat satu titik yaitu pada gambar 2.2
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
61/129
Gambar 2.2 Rangkaian filter jala-jala di regulator televisi
Switc 1 dibuat pada filter jala-jala yaitu switch yang menghubungkan dan
memutuskan tegangan dari Fu 501 ke L 501
b. Saklar Pada Rangkaian Penyearah
Pada regulator televisi, rangkaian penyearah berfungsi untuk menyearahkan gelombang bolak-
balik menjadi gelombang searah Pada rangkaian penyearah, titik switch dibuat 2 titik seperti
yang ditunjukan gambar 2.3.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
62/129
Gambar 2.3 Rangkaian penyearah pada regulator televisi
Keterangan dari gambar 2.3 diatas, dimana :
a dan b: sumber tegangan bolak-balik sebesar 220 Volt
d: ground
c: tegangan keluaran dari penyearah (V0)
Besar tegangan pada c dapat ditentukan dari persamaan berikut yaitu,
V0 = 220 2
= 220.1,4
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
63/129
= 300 Volt
d adalah sebagai ground dari keluaran penyearah
Switch 2 dibuat untuk menghubungkan dan memutuskan tegangan dari
jala-jala ke bagian penyearah.
Switch 3 dibuat untuk menghubungkan dan memutuskan tegangan dari
penyearah ke bagian osilator.
Bentuk gelombang masukan dan keluaran penyarah dapat kita lihat seperti gambar 2.4 dan 2.5
Gambar 2.4 Gelombang sinyal masukan penyearah
Gambar 2.5 Gelombang sinyal keluaran penyearah
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
64/129
c. Saklar Pada Rangkaian Osilator
Pada bagian rangkaian osilator penulis menentukan titik switch sebanyak 5 titik yaitu seperti
pada gambar rangkaian 2.6.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
65/129
Gambar 2.6 Rangkaian osilator di regulator televisi
Adapun keterangan rangkaian diatas yaitu:
Switch 4 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari C 516 ke
kaki 3 trafo switching.
Switch 5 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari kaki
kolektor V 543 ke L 504.
Switch 6 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari R524 ke
basis V543.
Switch 7 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari R 519 ke
kaki 1 trafo switching.
Switch 8 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari C 517 ke
kaki 2 trafo switching.
d. Saklar Pada Rangkaian Keluaran Regulator Televisi
Untuk rangkaian keluaran penulis menetukan titik switch sebanyak 5 titik. Ini ditempatkan pada
keluaran trafo switching untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.7.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
66/129
Gambar: 2.7 Letak switch di rangkaian regulator
Adapun keterangan gambar rangkaian diatas adalah :
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
67/129
Switch 9 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari keluaran
kaki 10 trafo switching ke VD 552.
Switch 10 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari
keluaran kaki 11 trafo swicthing ke VD 553
Switch 11 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari
keluaran kaki 12 trafo switching ke VD 554
Switch 12 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari
keluaran kaki14 ke VD 555
Switch 13 yaitu saklar yang menghubungkan dan memutuskan tegangan dari kaki 3
N551 ke kaki kolektor V 556
2.2.2 Nomor Terminal Pengukuran ( TP )
Titik pengukuran pada rangkaian regulator dibuat dengan cara menentukan terlebih dahulu titik-
titik yang akan diukur, kemudian titik tersebut disambungkan ke titik pengujian yang telah
dibuat, untuk menjaga keamanan pada penyambungan titik ukur, maka alangkah baiknya kita
buat kabel yang tebal yang cocok dibuat untuk pengukuran, sehingga tegangan tinggi dan
tegangan rendah dapat diukur dengan baik.
Dalam rancangan titik ukur ini, penulis membatasi jumlah titik yang akan diukur yaitu sebanyak
8 titik pengukuran. Titik pengukuran 1 dimulai dari masukan trafo switching dan titik
pengukuran 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dapat kita lihat pada keluaran trafo switching. Dalam gambar
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
68/129
rangkaian ini, letak titik pengukuran ditunjukan pada nomor dan simbol yang telah dibuat pada
rangkaian. Untuk lebih jelasnya perhatikan letak titik pengukuran pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Letak titik-titik pengukuran
Adapun keterangan gambar diatas adalah sebagai berikut
TP adalah Titik pengukuran
a.Titik pengukuran 1 ditempatkan pada C 516 atau masukan trafo
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
69/129
switcing kaki ke 3
b.Titik pengukuran 2 ditempatkan pada R558 atau masukan untuk
bagian rangkaian RGB
c.Titik pengukuran 3 ditempatkan pada R556 atau masukan tegangan
untuk bagian rangkaian Horizontal out put.
d.Titik pengukuran 4 ditempatkan pada R550 atau tegangan masukan
untuk bagian rangkaian Vertikal output.
e. Titik pengukuran 5 ditempatkan pada kaki emitor VD 556 atau masukan tegangan
untuk bagian rangkaian Penguat Audio / Video
f.Titik pengukuran 6 ditempatkan pada kaki 3 N551 atau masukan untuk
bagian rang kaian Oscilator Vertikal.
g.Titik pengukuran 7 ditempatkan pada R562 atau masukan tegangan
untuk rangkaian Penguat Audio Amplifier.
h.
Titik pengukuran 8 ditempatkan pada C 570 atau masukan tegangan
untuk rangkaian Tuner.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
70/129
Untuk mengetahui tata letak keseluruhan rancangan titik switch dan letak titik pengukuran pada
rangkaian regulator televisi dapat kita lihat pada gambar rangkaian 2.9.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
71/129
Gambar 2.9 Rangkaian Lengkap Saklar Pengujian dan Titik Pengukuran Regulator TV Trainer
2.3. Pengantar Pengujian dan Pengukuran Regulator
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
72/129
Pengujian dan pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian sudah bekerja sesuai
dengan yang telah direncanakan. Pengujian dilakukan setiap blok pada bagian rangkaian
regulator trainer televisi. Dalam setiap pengujian dilakukan pengukuran tegangan yang nantinya
digunakan untuk menganalisa gejala-gejala yang terjadi pada saat pengoperasian televisi
penerima trainer.
Setelah semua saklar switching pada regulator selesai dipasang lalu kita melakukan pemeriksaan
ulang pada setiap jalur rangkaian regulator yang telah diputus, apakah ada yang korslet atau tidak
tersambung, ini dilakukan agar dalam pengujian dan pengukuran dapat berjalan dengan baik
tanpa ada gangguan.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengujian rangkaian regulator trainer ini adalah :
1. Disiapkan alat ukur multimeter, dan alat yang dipakai dalam pengujian dikalibrasikan.
2. Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan pada setiap titik-titik pengukuran ( titik
pengukuran 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8).
3. Hidupkan televisi yang sudah dibuat regulator trainer dan televisi tersebut dikalibrasikan
ke keadaan normal.
4. Switch yang sudah ditentukan titik-titik pengujian pada setiap rangkaian regulator trainer
ini kemudian digambarkan hasil pengujian dari setiap titik-titik yang sudah ditentukan.
5. Sambungkanlah kembali semua switch dalam keadaan ON (hidup) dan diukur tegangan
pada setiap titik-titik yang sudah ditentukan.
2.3.1 Pengujian dan Pengukuran Regulator
Adapun hasil yang diperoleh dari pengujian setiap titik switch adalah sebagai berikut:
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
73/129
a. Pengujian pada switch 1
Apabila switch 1 diputus maka tegangan tidak masuk ke bagian jala-jala
sehingga bila diukur pada R 501 maka besar tegangan 0 volt
b. Pengujian pada switch 2
Bila saklar switch 2 diputus maka tegangan ke penyearah adalah 0 volt
Tegangan hanya sampai pada C 501 yaitu sebesar 220 Volt ac.
c. Pengujian pada Switch 3
Pengujian pada switch 3 apabila saklar diputus maka tegangan ke bagian
osilator tidak masuk sehingga bila diukur pada bagian osilator tegangan
menjadi 0 Volt sedangkan besar tegangan pada penyearh adalah sebesar
300 Volt dc
d. Pengujian pada Switch 4
Apabila switch 4 diputus maka tegangan tidak masuk ke kaki 3 trafo
switching sehingga trafo switching belum dapat bekerja, tetapi tegangan
pada osilator sudah masuk. Yaitu pada R520 sebesar 300 Volt.
e. Pengujian pada Switch 5
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
74/129
Pada pengujian 5 bila switch diputus maka tegangan belum stabil masuk
ke kaki 7 trafo switching sedangkan tegangan di bagiaqn osilator sudah
normal.
f. Pengujian pada Switch 6
Bila switch 6 diputus maka tegangan tidak masuk ke transistor switching,
sehingga tansistor switcing tidak bekerja, maka rangkaian belum dapat
beroperasi. Tegangan di osiltor belum normal.
g. Pengujian pada Switch 7
Bila switch 7 diputus maka tegangan tidak masuk ke kaki 1 trafo switching
sehingga trafo switching belum dapat bekerja, sedangkan pada osilator
tegangan sudah normal.
h. Pengujian pada Switch 8
Bila switch 8 diputus maka tegangan di osilator normal tetapi tidak masuk
ke kaki 2 trafo switching.
i. Pengujian pada Switch 9
Apabila Switch 9 diputus, maka tegangan tidak masuk ke VD552
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
75/129
sehingga besar tegangan di R 558 adalah 0 Volt, sedangkan dibagian lainya
tegangan sudah normal..
j. Pengujian pada Switch 10
Apabila Switch 10 tidak disambungkan maka tegangan tidak masuk ke
VD 553 sehingga bila diukur besar tegangan adalah 0 Volt.
k. Pengujian pada Switch 11
Pengujian pada saklar 11, bila saklar diputus maka tegangan tidak masuk
ke VD 554 sehingga bila diukur maka besar tegangannya adalah 0 Volt.
l. Pengujian pada saklar 12
Bila saklar 12 diputus maka tegangan tidak masuk ke VD 555 sehingga
bila diukur pada B2 maka besar tegangannya adalah 0 Volt .
m. Pengujian pada saklar 13
Bila saklar 13 diputus maka tegangan tidak masuk ke capasitor V 556
sehingga bila diukur teganganny 0 Volt
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
76/129
Setelah melakukan beberapa pengujian dari keseluruhan rangkaian regulator diatas, maka dapat
dijelaskan bahwa setiap bagian-bagian pada regulator harus saling bekerja sama agar regulator
dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
2.3.2Hasil Pengujian dan Pengukura Regulator
Pengujian rangkaian dilakukan dengan melakukan pengukuran tegangan pada setiap titik-titik
pengukuran yang telah ditentukan, ini dilakukan untuk membuktikan apakah rangkaian yang
sudah dibuat titik-titik pengsaklaran dapat bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Adapun
hasil pengukuran yang telah diuji seperti tabel ini:
Titik Pengukuran
(TP)
Besar
tegangan
Letak Pengukuran
Titik Pengukuran 1 300 Volt dc Bagian masukan trafo switching kaki 3
Titik Pengukuran 2 180 Volt dc Bagian RGB
Titik Pengukuran 3 130 Volt dc Bagian FBT
Titik Pengukuran 4 24 Volt dc Bagian Vertikal out put
Titik Pengukuran 5 5 Volt dc Bagian Penguat audio Video
Titik Pengukuran 6 17 Volt dc Bagian Penguat audio Amplifier
Titik Pengukuran 7 5 Volt dc Bagian Osilator HorizontalTitik Pengukuran 8 5 Volt dc Bagian Program
Setelah melakukan beberapa pengukuran pada rangkaian televisi maka dapat dijelaskan
bahwa dalam menjalankan fungsi setiap bagian rangkaian televisi, tegangan yang dibutuhkan
berbeda-beda besar tegangannya. Perhatikan pada hasil pengukuran diatas bahwa bagian yang
memerlukan tegangan yang paling besar adalah bagian masukan RGB yaitu sebesar 180 volt.
BAB III
SISTEM RGB TRAINER TV MEREK HUIJIA
3.1. Sistem RGB Trainer
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
77/129
Sistem RGB Trainer TV Merek Hujia ini, diawali dengan blok diagram dari rangkaian RGB
Trainer TV tersebut. Dimana tiap-tiap blok berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya.
Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja
dari suatu sistem dan memudahkan untuk melokalisir kesalahan dalam suatu sistem. Diagram
blok dapat juga menganalisa cara kerja rangkaian yang akan dibuat secara umum. Diagram blok
merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki
satu kesatuan kerja tersendiri seperti ditunjukkan pada gambar 3.1.
Tabung
Gambar 3.1. Blok Diagram RGB Trainer
Power Suplay
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
78/129
Adapun fungsi masing-masing blok diagram pada RGB trainer ini antara lain sebagai
berikut :
Blok Generator RGB
Blok generator RGB ini berfungsi untuk mengirimkan sinyal warna yang akan diproses
pada rangkaian RGB. Generator RGB ini akan mengirimkan sinyal warna pada rangkaian
RGB.
Blok Catu Daya
Blok catu daya ini berfungsi untuk memberikan tegangan ke setiap Blok rangkaian agar
dapat melakukan pengujian rangkaian dengan melakukan pengukuran tegangan pada titik
pengukuran yang sudah ditentukan.
Blok RGB
Blok RGB ini berfungsi untuk menguatkan sinyal warna yang diterima dari IC 76818A
untuk mendapatkan output sinyal yang baik.
Blok Pengukuran
Blok pengukuran ini digunakan untuk melakukan pengujian rangkaian RGB dengan
melakukan pengukuran pada setiap titik pengukuran yang sudah dittentukan.
CRT (Catode Ray Tube)
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
79/129
Blok CRT ini berfungsi untuk megubah sinyal-sinyal video dan warna dari penguat
video/warna menjadi gambar yang dapat dilihat.
3.2 Generator RGB
Generator RGB merupakan komponen utama yang dipakai dalam rangkaian televisi
trainer untuk mengatur segala kegiatan kerja pada rangkaian RGB televisi trainer tersebut.
Generator RGB merupakan pengolah sinyal-sinyal warna yang diterima melalui pin
masukan/input. Sinyal warna yang diterima dari keluaran pin 14, pin 15 dan pin 16 IC
LA76818A yaitu merah, hijau dan biru akan diproses dalam generator RGB. Output dari
generator RGB akan mengirmkan sinyal tersebut ke rangkaian penguat melalui saklar. Pada saat
saklar dalam keadaan terhubung/ON sinyal dari generator RGB akan dilangsungkan pada
penguat RGB karena sinyal keluaran dari IC LA76818A masih lemah sehingga diperkuat
kembali kerangkaian penguat RGB. Rangkaian generator RGB ditunjukkan pada gambar 3.2.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
80/129
Gambar 3.2. Rangkaian Generator RGB
3.3 Penguat Sinyal RGB
Rangkaian RGB merupakan suatu penguat sinyal yang berfungsi untuk menguatkan
sinyal warna yang lemah yang diterima dari keluaran IC LA76818A pin 19, 20, 21 untuk
diperkuat kembali. Adapun komponen yang terdapat didalam rangkaian penguat RGB ini adalah
transistor, resistor, dioda dan kapasitor.
Transistor jenis NPN dipakai dalam rangkaian ini yang berfungsi untuk menguatkan
sinyal warna yang sangat kecil. Sinyal warna yang dihasilkan oleh IC LA76818A pada saat
televisi dihidupkan sinyal tegangannya masih kecil. Agar sinyal warna pada saat televisi
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
81/129
dihidupkan menghasilkan sinyal tegangan berlogika tinggi maka sinyal tersebut dikuatkan
dengan penguatan transistor jenis NPN.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.3. pada penguat R (Red) ini terdapat titik-titik
pengukuran dan pengsaklaran dimana dalam melakukan pengujian pada rangkaian penguat ini
harus dilakukan beberapa pengujian/analisa sebagai berikut :
1. Troubleshooting
Dalam melakukan troubleshooting pada rangkaian penguat RGB ini, setiap titik-titik
pengsaklaran yang sudah ditentukan dilakukan pengujian dengan cara menggunakan saklar yang
sudah ditentukan yaitu SW1 s/d SW 11 yang berfungsi untuk menghubung dan memutuskan
sinyal atau tegangan pada setiap titik-titik pengujian tersebut.
2. Pengukuran tegangan
Pada rangkaian penguat RGB terdapat titik-titk pengukuran yang telah ditentukan untuk
pengujian rangkaian tersebut. Untuk mengetahui tegangan yang masuk pada setiap komponen-
komponen ini maka dilakukan pengukuran tegangan pada setiap titik-titik pengukuran yang
sudah ditentukan yaitu TP1 s/d TP9.
Adapun titik pengsaklaran dan pengukuran tegangan pada rangkaian penguat RGB
seperti ditunjukkan pada gambar 4.3.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
82/129
Gambar 3.3. Rangkaian Penguat Sinyal RGB
Adapun keterangan gambar dari rangkaian penguat RGB diatas sebagai berikut :
a.Saklar atau SW
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
83/129
SW1 adalah input dari R902 ke basis transistor V902
SW2 adalah input dari R912 ke basis transistor V912
SW3 adalah input dari R922 ke basis transistor V922
SW4 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V902
SW5 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V912
SW6 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V922
SW7 adalah keluaran dari kaki emitor transistor V902
SW8 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V912
SW9 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V922
SW0, SW10, SW11, SW12, dan SW13 sebagai switch pengembangan
b. Titik pengukuran atau TP
TP1 adalah input dari R902 ke basis transistor V902
TP2 adalah input dari R912 ke basis transistor V912
TP3 adalah input dari R922 ke basis transistor V922
TP4 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V902
TP5 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V912
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
84/129
TP6 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V922
TP7 adalah keluaran dari kaki emitor transistor V902
TP8 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V912
TP9 adalah keluaran dari kaki kolektor transistor V922
Dari rangkaian penguat RGB diatas dapat diambil persamaan dari salah satu rangkaian
penguat yaitu penguat G (Green) karena rangkaian ketiga penguat sinyal warna ini sama dan
bentukl rangkaian penguat sinyal warna seperti ditunjukkan pada gambar 3.4
Gambar 3.4. Rangkaian penguat G (Green)
Dari rangkaian penguat G diatas dapat diambil persamaan :
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
85/129
Vcc = Vc + VCE + VE
Vcc = IR917 . R917 + VCE + IR918 . R918
Vc = Vcc(VCE + VE)
VE = IR918 . R918
VE
I R918 =_________
R9\08
3.4 Pengantar Pengujian dan Pengukuran RGB Trainer
Pengujian dan pengukuran dilakukan untuk membuktikan apakah rangkaian yang sudah dibuat
bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Pertama sekali pengujian dilakukan pada setiap
rangkaian penguat RGB kemudian menganalisa hasil yang ditimbulkan dalam pengujian
tersebut.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengujian rangkaian RGB trainer ini adalah :
1.Disiapkan alat ukur multimeter, dan alat yang dipakai dalam pengujian dikalibrasikan.
2.Multimeter digunakan untuk mengukur tegangan pada setiap titik-titik pengukuran.
3. Hidupkan televisi yang sudah dibuat RGB trainer dan televisi tersebut dikalibrasikan ke
keadaan normal.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
86/129
4. Saklar yang sudah ditentukan titik-titik pengujian pada setiap rangkaian penguat RGB
trainer ini kemudian digambarkan hasil pengujian dari setiap titik-titik yang sudah
ditentukan.
5. Sambungkanlah kembali semua saklar dalam keadaan ON (normal) dan diukur tegangan
pada setiap titik-titik yang sudah ditentukan.
3.4.1 Troubleshooting RGB
Pengujian rangkaian dilakukan dengan troubleshooting untuk membuktikan apakah rangkaian
yang sudah dibuat titik-titik pengsaklaran bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Pertama
sekali pengujian dilakukan pada setiap titik-titik saklar yang sudah ditentukan.
Titik-titik pengujiannya seperti gambar 3.5
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
87/129
Gambar 3.5 Titik Pengujian Rangkaian RGB TV Trainer
Adapun hasil pengujian yang didapat pada titik pengujian diatas adalah sebagai berikut :
1. Saklar 1 (R 902) diputus
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
88/129
Dengan diputusnya saklar 1 (R 902) warna pada layar CRT menjadi warna cyam karena
tegangan pada Tr V902 dibasis tidak ada dan hasil gambar yang terjadi dilayar tabung seperti
ditunjukkan pada gambar 3.6.
Gambar 3.6. layar tampak berwarna cyam
2. Saklar 2 (R 912) diputus
Dengan diputusnya saklar 1 (R 912) warna pada layar CRT menjadi warna magenta
karena tegangan pada Tr V912 dibasis tidak ada dan hasil gambar yang terjadi dilayar tabung
seperti ditunjukkan pada gambar 3.7.
Gambar 3.7. Layar tampak berwarna magenta
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
89/129
3. Saklar 3 (R 922) diputus
Dengan diputusnya saklar 3 (R 922) warna pada layar CRT menjadi warna kuning karena
tegangan pada Tr V922 dibasis tidak ada dan hasil gambar yang terjadi dilayar tabung seperti
ditunjukkan pada gambar 3.8.
Gambar 3.8. Layar tampak berwarna kuning
4. Saklar 4 (R 908) diputus
Dengan diputusnya saklar 4 (R 908) warna pada layar CRT menjadi warna cyam karena
tegangan pada Tr V902 dibasis tidak dapat dikuatkan karena tegangan dikolektor Tr V902 tidak
ada dan hasil gambar yang terjadi dilayar tabung seperti ditunjukkan pada gambar 3.9.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
90/129
Gambar 3.9. Layar tampak berwarna cyam
5. Saklar 5 (R 918) diputus
Dengan diputusnya saklar 5 (R 918) warna pada layar CRT menjadi warna magenta
karena tegangan pada Tr V912 dibasis tidak dapat dikuatkan karena tegangan dikolektor Tr
V912 tidak ada dan hasil gambar yang terjadi dilayar tabung seperti ditunjukkan pada gambar
3.10.
Gambar 3.10. Layar tampak berwarna magenta
6. Saklar 6 (R 928) diputus
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
91/129
Dengan diputusnya saklar 6 (R 928) warna pada layar CRT menjadi warna kuning karena
tegangan pada Tr V922 dibasis tidak dapat dikuatkan karena tegangan dikolektor Tr V922 tidak
ada dan hasil gambar yang terjadi dilayar tabung seperti ditunjukkan pada gambar 3.11.
Gambar 3.11. Layar tampak berwarna kuning
7. Saklar 7 (Tr V902 Emitor) diputus
Dengan diputusnya saklar 7 (Tr V902 Emitor) warna pada layar CRT menjadi warna
cyam karena tegangan pada Tr V902 dibasis tidak dapat dikuatkan karena tegangan diemitor Tr
V902 tidak ada dan hasil gambar yang terjadi dilayar tabung seperti ditunjukkan pada gambar
3.12.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
92/129
Gambar 3.12. Layar tampak berwarna cyam
8. Saklar 8 (Tr V912 Emitor) diputus
Dengan diputusnya saklar 7 (Tr V912 Emitor) warna pada layar CRT menjadi warna
magenta karena tegangan pada Tr V912 dibasis tidak dapat dikuatkan karena tegangan diemitor
Tr V912 tidak ada dan hasil gambar yang terjadi dilayar tabung seperti ditunjukkan pada gambar
3.13.
Gambar 3.13. Layar tampak berwarna magenta
9. Saklar 9 (Tr V922 Emitor) diputus
Dengan diputusnya saklar 8 (Tr V922 Emitor) warna pada layar CRT menjadi warna
kuning karena tegangan pada Tr V922 dibasis tidak dapat dikuatkan karena tegangan diemitor Tr
V922 tidak ada dan hasil gambar yang terjadi dilayar tabung seperti ditunjukkan pada gambar
3.14.
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
93/129
Gambar 3.14. Layar tampak berwarna kuning
10.Saklar 4 (R 908) dan saklar 6 (R 928) diputus
Dengan dilepasnya saklar 4 (R 908) dan saklar 6 (R 928) warna pada layar CRT menjadi
warna hijau top karena tegangan pada Tr V 902 dan 922 dicolektor tidak ada dan hasil gambar
yang terjadi dilayar tabung seperti ditunjukkan pada gambar 3.15.
Gambar 3.15. Layar tampak hanya berwarna hijau
11.Saklar 6 (R 928) dan saklar 5 (R 918) diputus
7/28/2019 TELEVISI PENERIMA
94/129
Dengan dilepasnya saklar 6 (R 928) dan saklar