Upload
anggasetiyawan
View
14
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TUgas
Citation preview
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
1. Tempe
Tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat terkenal di Indonesia.
Tempe yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah tempe yang
menggunakan bahan baku kedelai. Fermentasi kedelai dalam proses pembuatan
tempe menyebabkan perubahan kimia maupun fisik pada biji kedelai, menjadikan
tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh. Tempe segar tidak dapat disimpan lama,
karena tempe tahan hanya selama 2 x 24 jam, lewat masa itu, kapang tempe mati
dan selanjutnya akan tumbuh bakteri atau mikroba perombak protein, akibatnya
tempe cepat busuk ( Sarwono, 2005). Pada awalnya tempe hanya terkenal di pulau
Jawa dan merupakan makanan yang biasa dimakan dan dihidangkan setiap hari.
Seiring dengan berjalannya waktu, tempe tidak hanya dikenal dipulau Jawa,
melainkan hampir seluruh pelosok Indonesia dan biasa disebut sebagai makan
Nasional (Wirakusuma, 2005).
Hingga saat ini kedelai masih merupakan bahan utama untuk pembuatan
tempe. Meskipun belum sepopuler tempe dengan bahan dasar kedelai, salah satu
ragam tempe yang ada di Indonesia adalah tempe kecipir yang mulai dikenal di
Indonesia pada awal tahun 1980-an. Fermentasi adalah perubahan kimia dalam
bahan makanan yang disebabkan oleh enzim dari kedelai yang mengandung enzim
lipoksidase. Bahan pangan umumnya merupakan medium yang baik untuk
pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme (Buckle, 2007).
Selain meningkatkan mutu gizi, fermentasi kedelai menjadi tempe juga
mengubah aroma kedelai yang berbau langu menjadi aroma khas tempe. Jamur
yang berperanan dalam proses fermentasi tersebut adalah Rhizopus
oligosporus. Beberapa sifat penting dari Rhizopus oligosporus antara lain meliputi:
aktivitas enzimatiknya, kemampuan menghasilkan antibiotika, biosintesa vitamin
vitamin B, kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen,
perkecambahan spora, dan penertisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji
kedelai (Kasmidjo, 1990). Proses fermentasi pembuatan tempe memakan waktu 36
48 jam. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kapang yang hampir tetap dan
tekstur yang lebih kompak. Jika proses fermentasi terlalu lama, menyebabkan
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
terjadinya kenaikan jumlah bakteri, jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur
juga menurun dan menyebabkan degradasi protein lanjut sehingga terbentuk
amoniak. Akibatnya, tempe yang dihasilkan mengalami proses pembusukan dan
aromanya menjadi tidak enak. Hal ini terjadi karena senyawa yang dipecah dalam
proses fermentasi adalah karbohidrat (Winarno, 1980).
Tempe segar mempunyai aroma lembut seperti jamur yang berasal dari
aroma miselium kapang bercampur dengan aroma lezat dari asam amino bebas dan
aroma yang ditimbulkan karena penguraian lemak makin lama fermentasi
berlangsung, aroma yang lembut berubah menjadi tajam karena terjadi pelepasan
amonia (Astawan, 2004). Menurut Hidayat (2008), selain jenis tempe kedelai ada
jenis tempe yang lain, yakni tempe leguminosa non kedelai dan tempe non
leguminosa. Tempe leguminosa non kedelai diantaranya adalah tempe benguk,
tempe kecipir, tempe kedelai hitam, tempe lamtoro, tempe kacang hijau, tempe
kacang merah, dan lain-lain. Sedangkan jenis tempe non leguminosa diantaranya
tempe gandum, tempe sorghum, tempe campuran beras dan kedelai, tempe ampas
tahu, tempe bongkrek, tempe ampas kacang, tempe tela, dan lain-lain.
Khasiat dan Kandungan Gizi
Asam Lemak
Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan
derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh
majemuk (polyunsaturated fatty acids, (PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam
proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan,
sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak
terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan
terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif
sterol di dalam tubuh.
Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B
kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara
lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin),
vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin). Vitamin B12 umumnya
terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati
(sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12
sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan
pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan
tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari
kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin
2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak
diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella
pneumoniae dan Citrobacter freundii. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar
antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat
mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12
pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin
B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.
Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup.
Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05
mg setiap 100 g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan
menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan
inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi,
kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk
isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan
antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi
pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu
daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon
tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam
kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai
menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Penuaan
(aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari
mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber
antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat
mencegah terjadinya proses penuaan dini. Penelitian yang dilakukan
di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan
fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan
payudara (http://www.wikipedia.com).
Tempe kedelai mengandung senyawa antioksidan yang salah satunya
adalah genistein. Masyarakat tidak hanya mengkonsumsi tempe ketika masih segar,
tetapi juga tempe ketika sudah busuk, sebagai lauk pauk dan campuran sayur".
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa dari 200 gram tempe segar dihasilkan
tempe busuk sekitar 250 gram" Setiap 200 gram sampel tempe, menghasilkan
ekstrak metanol sekitar 0,883 gram untuk tempe segar dan 1,676 gram untuk tempe
busuk" Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap 200 gram sampel tempe dalam
ekstrak metanol mengandung senyawa genistein sekitar 47,9 g pada tempe segar
dan 4635,7 g pada tempe busuk. Kontribusi daya antioksidan senyawa genistein
dalam ekstrak methanol sekitar 17,5% pada tempe segar dan sekitar 25% pada
tempe busuk (Novi, 2007).
2. Tape
Tape adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari
proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tape
bisa dibuat dari singkong atau ubi kayu dan hasilnya dinamakan tape singkong. Ada
berbagai nama tape, yaitu peyeum, tapai tela, tapai pulut dan lao-chao (Hidayat et
al., 2006). Pembuatan tape tidak hanya berbahan baku singkong maupun ketan.
Tape juga dapat dibuat dari ubi jalar, karena kandungan karbohidrat ubi jalar
relative tinggi. Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas var. Ayamurasaki) merupakan
salah satu jenis ubi jalar yang mulai banyak mendapat perhatian belakangan ini.
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
Bahan pangan ini mulai banyak diminati masyarakat karena selain mempunyai
komposisi gizi yang baik juga memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. Ubi
jalar ungu memiliki kulit dan daging umbi yang berwarna ungu kehitaman (ungu
pekat) yang disebabkan oleh pigmen antosianin.
Kandungan nutrisi ubi jalar ungu lebih tinggi bila dibandingkan ubi jalar
varietas lain. Ubi jalar ungu merupakan sumber karbohidrat, vitamin dan mineral.
Vitamin yang terkandung dalam ubi jalar ungu antara lain vitamin A, vitamin C,
thiamin, dan riboflavin, sedangkan mineral dalam ubi jalar ungu diantaranya adalah
Cu, Mg, K, Zn, Fe, P, dan Ca. Kandungan lainnya adalah protein, lemak, serat kasar,
kadar abu dan antosianin (Kumalaningsih, 2007). Pengolahan ubi jalar ungu
menjadi tape merupakan salah satu usaha dalam diversifikasi pangan. Disamping
itu, pengolahan ubi jalar ungu menjadi tape juga merupakan usaha untuk
meningkatkan daya guna bahan mentah dari ubi jalar ungu. Jika dibandingkan
dengan ubi jalar putih, ubi jalar ungu memiliki tekstur yang agak berair dan mudah
hancur saat dikukus dengan waktu yang lama.
Untuk mendapatkan tekstur ubi jalar yang agak keras tetapi tetap gembur
dan tidak hancur selama pengukusan, dapat dilakukan dengan mengatur waktu
pengukusan. Pengukusan bahan baku tape akan memudahkan terjadinya
perombakan oleh aktivitas enzim (Gunadnya dan Semadi, 1997). Harris dan
Karmas (1989) menyatakan, dalam pengukusan ubi jalar ungu yang dilakukan
dengan waktu yang terlalu lama mengakibatkan produk akan kehilangan banyak zat
gizi yang terkandung didalamnya. Pengukusan dalam waktu yang lama akan
menghasilkan tape yang bertekstur terlalu lunak dan terkadang hancur, sebaliknya
pengukusan yang terlalu singkat dapat menghasilkan tape yang bertekstur keras dan
kurang diminati oleh masyarakat. Selain lama waktu pengukusan, lama fermentasi
juga dapat mempengaruhi karakteristik tape ubi jalar ungu yang dihasilkan.
Fermentasi yang terlalu lama dapat menghasilkan tape yang memiliki kandungan
alkohol yang tinggi dan rasa asam yang kurang disukai masyarakat. Berdasarkan
permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
waktu pengukusan dan fermentasi yang tepat untuk mendapatkan tape ubi jalar
ungu dengan karakteristik terbaik.
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
3. Nata de Coco
Nata de Coco merupakan makanan pencuci mulut (desert). Nata de Coco
adalah makanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi
yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan. Kadungan kalori
yang rendah pada Nata de Coco merupakan pertimbangan yang tepat produk Nata
de Coco sebagai makan diet. Dari segi penampilannya makanan ini memiliki nilai
estetika yang tinggi, penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal, aroma
segar. Dengan penampilan tersebut maka nata sebagai makanan desert memiliki
daya tarik yang tinggi. Dari segi ekonomi produksi nata de coco menjanjikan nilai
tambah. Uning (1974) mengungkapkan bahwa pembuatan nata yang diperkaya
dengan vitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi dari produk ini. Nata de
Coco dibentuk oleh spesies bakteri asam asetat pada permukaan cairan yang
mengandung gula, sari buah, atau ekstrak tanaman lain (Lapuz et al., 1967).
Beberapa spesies yang termasuk bakteri asam asetat dapat membentuk selulosa,
namun selama ini yang paling banyak dipelajari adalah A. xylinum (Swissa et al.,
1980). Bakteri A. xylinum termasuk genus Acetobacter (Ley & Frateur, 1974).
Bakteri A. xylinum bersifat Gram negatip, aerob, berbentuk batang pendek atau
kokus (Moat, 1986; Forng et al., 1989). Pemanfaatan limbah pengolahan kelapa
berupa air kelapa merupakan cara mengoptimalkan pemanfaatan buah kelapa.
Limbah air kelapa cukup baik digunakan untuk substrat pembuatan Nata
de Coco. Dalam air kelapa terdapat berbagai nutrisi yang bisa dimanfaatkan bakteri
penghasil Nata de Coco. Nutrisi yang terkandung dalam air kelapa antara lain : gula
sukrosa 1,28%, sumber mineral yang beragam antara lain Mg2+3,54 gr/l
(Woodroof, 1972, Pracaya 1982), serta adanya faktor pendukung pertumbuhan
(growth promoting factor) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan
pertumbuhan bakteri penghasil nata (A. xylinum) (Lapus et al., 1967). Adanya gula
sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh A. xylinum sebagai sumber
energi, maupun sumber karbon untuk membentuk senyawa metabolit diantaranya
adalah selulosa yang membentuk Nata de Coco. Senyawa peningkat pertumbuhan
mikroba (growth promoting factor) akan meningkatkan pertumbuhan mikroba,
sedangkan adanya mineral dalam substrat akan membantu meningkatkan aktifitas
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
enzim kinase dalam metabolisme di dalam sel A. xylinum untuk menghasilkan
selulosa. Dengan perrtimbangan diatas maka pemanfaatan limbah air kelapa
merupakan upaya pemanfaatan limbah menjadi produk yang memiliki nilai tambah.
Fermentasi Nata de Coco dilakukan melalui tahap-tahap berikut: 3
- Persiapan bahan dan alat
- Pemeliharaan biakan murni A. xylinum.
- Pembuatan starter.
- Fermentasi.
- Pemanenan
- Pengolahan
- Pengemasan
4. Yogurt
Yoghurt adalah salah satu produk susu terkoagulasi (mengental), diperoleh
dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus, dimana mikroorganisme ini dalam produk akhir harus
hidup aktif dan berlimpah. Kerja bakteri asam laktat memfermentasikan susu
ternyata meningkatkan kandungan gizi yoghurt. Khususnya vitamin B-kompleks,
di antaranya vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin),
vitamin B6 (piridoksin), asam folat, asam pantotenat, dan biotin. Sederet vitamin
tersebut membantu meningkatkan kesehatan sistem reproduksi, kekebalan tubuh,
dan ketajaman fungsi berpikir. Dengan rajin minum yoghurt, terutama yang
murni/polos, dapat merangsang tubuh mempercepat proses peremajaan sel.
Pembuatan yoghurt menggunakan bakteri L. bulgaricus dan S.
thermophilus. Kedua bakteri itu mengurai laktosa (gula susu) menjadi asam laktat
dan berbagai komponen aroma dan citarasa. L. bulgaricus lebih berperan pada
pembentukan aroma, sedangkan S. thermophilus lebih berperan pada pembentukan
citarasa. Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di
bawah temperatur dan kondisi lingkungan yang dikontrol. Bakteri L. bulgaricus dan
S. thermophlillus merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
produk sisa. Keasaman yang meningkat menyebabkan protein untuk membuat susu
menjadi menggumpal.
Bagi orang yang selalu diare setiap kali minum susu karena menderita
intoleransi laktosa (lactose intolerance) akan aman-aman saja jika meminum
yoghurt. Proses fermentasi telah menguraikan sebagian besar gula susu (laktosa)
menjadi komponen-komponen sederhana. Ellie Metchnikoff, ahli mikrobiologi asal
Rusia yang memenangi Hadiah Nobel bidang fisiologi kedokteran pada tahun 1908,
meneliti kebiasaan minum yoghurt penduduk kawasan Balkan. Hasilnya,
Metchnikoff mendapati secara umum penduduk Balkan panjang usia (capaian usia
rata-rata 87 tahun) dan tampak lebih muda dari usianya. Menurut Metchnikoff,
meminum yoghurt meningkatkan jumlah bakteri baik di dalam sistem pencernaan,
khususnya usus halus. Karenanya, peminum yoghurt umumnya jarang menderita
penyakit akibat cemaran mikroba, seperti influenza, dan diare. Fakta penduduk
Balkan yang ditemukan Metchnikoff tersebut kemudian melahirkan teori panjang
usia dan tetap awet muda (Metchnikoffs longevity-without-aging theory).
Manfaat Yoghurt
Yoghurt memiliki beberapa manfaat jika dikonsumsi, antara lain:
1) Membantu proses penyerapan nutrisi
Yoghurt meningkatkan penyerapan kalsium dan vitamin B. Adanya asam laktat
pada yoghurt akan membantu mencerna kalsium susu. Dengan begitu, kalsium
akan lebih mudah diserap.
2) Menetralisir antibiotik
Mengonsumsi antibiotik memang berfungsi mematikan kuman, namun
antibiotik tidak pandang bulu kuman yang mana saja yang perlu dibunuh dan
mana yang sebetulnya tidak perlu dimusnahkan.
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
3) Menjaga kesehatan pencernaan
Bakteri-bakteri yang berperan dalam yoghurt dapat mengubah zat-zat
prekarsinogenik (zat-zat pemicu kanker) yang ada dalam saluran pencernaan,
hingga mampu menghambat terjadinya kanker. Berbagai penyakit dapat
dicegah, seperti maag, susah buang air besar, diare, dan potensi mencegah
kanker kolon.
4) Kaya akan kalsium
Dalam satu gelas yoghurt rata-rata terkandung sekitar 450 mg kalsium. Mineral
ini sangat bermanfaat bagi kesehatan kolon.
5) Mencegah jantung koroner
Bakteri baik, yakni Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus yang terdapat
dalam yoghurt, akan menghasilkan asam folat dan vitamin B kompleks, kedua
vitamin ini berguna mencegah munculnya penyakit jantung koroner.
6) Meningkatkan daya tahan tubuh atau imunitas dari probiotik bakteri di dalam
yoghurt
Penelitian yang dilakukan terhadap 68 orang yang mengonsumsi yoghurt dua
cangkir per hari menunjukkan hasil yang cukup positif. Mereka ini mempunyai
kadar interferon lebih tinggi. Dalam kamus saku kedokteran Dorland, interferon
adalah famili glikoprotein yang salah satu pembentukannya dapat dirangsang
oleh bakteri, berfungsi sebagai imunoregulator dan mengeluarkan aktivitas
antivirus. Penelitian lain yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa
yoghurt mengandung faktor yang memiliki efek antitumor.
7) Mengurangi kolesterol
Penelitian pada beberapa orang yang mengonsumsi yoghurt secara teratur dalam
jumlah dan waktu tertentu ternyata menunjukkan jumlah kolesterol dalam serum
darahnya menurun. Mekanisme penurunan kolesterol ini bisa terjadi karena
bakteri asam laktat yang ada dalam yoghurt dapat mendegradasi kolesterol
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
menjadi coprostanol. Coprostanol ini merupakan zat yang tak dapat diserap oleh
usus. Berkat yoghurt, coprostanol dan sisa kolesterol dikeluarkan bersama-sama
tinja. Sebuah laporan mengenai hal ini memaparkan bahwa penurunan kolesterol
oleh bakteri Lactobacillus dapat mencapai kisaran 27% - 38%.
8) Mencegah pathogen
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 1992. SNI Yoghurt (SNI 01-2981-1992.1992).
Forng, E.R., Anderson,S.M., & Cannon, R.E.. 1989. Synthetic Medium for
Acetobacter xylinum That Can Be Used for Isolation of Auxotrophic Mutan
and Study of Cellulose Biosynthesis. App. and Environ. Microbiol. 55 :
1317-1319.
http://www.jawaban.com diakses tgl 20 oktober 2011
http://www.wikipedia.com diakses tgl 20 oktober 2011
http://almaizarnetagh.blogspot.com/2013/04/makalah-cara-pembuatan
tape_2862.html
Marwan W. 2006. Proses Pembuatan dan Analisis Mutu Yoghurt. Buletin Teknik
Pertanian
Novi Dewi Sartika. 2007. Studi Pendahuluan Daya Antioksidan Ekstrak Metanol
Tempe Segar Dan Tempe "Busuk" Kota Malang Terhadap Radikal Bebas
DPPH (1,1 -difenil-2-pikrilhidrazil). Skripsi. Universitas Negeri Malang
Sarwono. 2005. Membuat Tempe dan Oncom. Cetakan 29. Jakarta
Uning. S.B., 1974. Studi Mengenai Penggunaan Berbagai Umur Bakteri
Acetobacter xylinum pada Pembentukan Nata de Coco secara Fermentasi
dari Medium air Kelapa. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Widianarko . 2002. Tips Pangan Teknologi, Nutrisi, dan Keamanan Pangan.
Grasindo. Jakarta
www.manglayang.blogsome.com. 2005. Sejarah dan Perkembangan Yoghurt. 30-
12-2005
NAMA : Angga Setiyawan
NIM : 141710101040
KELAS : THP-A
KELOMPOK : 4
ANGGA SETIYAWAN
141710101040
KELOMPOK 4
ANGGA SETIYAWAN
141710101040
KELOMPOK 4