Upload
rasyad-wicaksono
View
60
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rangkuman singkat mengenai obat-obatan pada sistem kulit dan integumen
Citation preview
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 1/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 1
Alhamdulillah sampai tentir farmakologi, yuk tancap terus maang!!
Sebelum memulai marilah kita berdoa untuk kesuksean pemahaman dalam tentir
ini, berdoa mulai………amin. Yook capcus mulai..bismillah..
Obat untuk penyakit kulit terbagi menjadi 2 berdasarkan tujuan
pengobatannya, ada yang bersifat kausatif dan simptomatis. Kausatif berarti obat
bekerja untuk melaman agent penyebab sakit tersebut, contohnya adalah obat anti-
virus, anti-biotik, anti-jamur, dan anti-anti yang lain. Simptomatis berarti obat
yang bekerja untuk mengatasi gejala pada kulit yang mengganggu orang tersebut,
seperti gatal diberi obat anti-histamin.
Pengobatan penyakit kulit bervariasinya banyak ya teman, maksudnya?
Iya jadi karena setiap orang berbeda-beda euflorensi di kulitnya, missal terdapat
ulkus dengan pus di tengah, maka kita tidak dapat langsung memberikan salep
untuk ulkus tersebut, tetapi kita gunakan revanol untuk membersihkan pus nya,
baru seteah kering kita beri salep. Prinsipnya bila luka basah kita tangani secara
basah, dan luka kering kita tangani secara kering. Mengapa? Karena obatmembutuhkan keadaan tertentu untuk dapat masuk menembus barrier kulit, seperti
salep ngga bisa kan diberikan kepada luka yang masih basah…
Pembuatan obat topical memperhatikan beberapa factor, dilihat secara
empiris. Dari segi anatomi bisa dilihat apakah dibagiaan lipatan atau dibagian
yang sering kontak dengan lingkungan. Dari segi obatnya sendiri dilihat dari
farmakologinya, apakah obat tersebut lebih pas dalam bentuk bedak, sale, atau
lotio.
Prinsip dalam pembuatan ada 2, prinsip khusus dan umum.
Prinsip Umum
Status medis penderita. Kalau sedang keadaan shock atau coma kan sulit
diberikan obat per oral, jadi bisa dengan intravena.
Berikan kesempatan alam menyembuhkan penyakit . Secara fisiologis,
kulit kita memiliki pertahanan dan regenerasi sendiri, sehingga dapat
sembuh dengan sendirinya, tapi terkadang kita butuh obat untuk
membantu penyembuhan.
Segi fisiologis dan anatomi tubuh. Di lipatan? tempat terbuka? Tebalnya
kulit berpengaruh
Individu. Setiap individu berbeda penyakitnya. Bisa terjadi interaksi obat
bila individu mengalami penyakit lain Kesederhanaan terapi . Obat nya tidak perlu banyak, diberi yang sesuai
kebutuhan saja
Tingkat ekonomi. Macam-macam obat kan banyak tuh, dipilih lah yang
sesuai dengan kemampuan ekonomi pasien
Prinsip Khusus
Memilih vehikulum. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, mau salep apa lotio
(distribusinya luas atau local), daerah liapatan atau terbuka?
Semakin akut penyakit, semakin rendah konsentrasi bahan aktif.
Kelainan produktif . Luka basah dengan obat basah, kering dengan
kering.
Perubahan obat topical sesuai tingkat perubahan penyakit.
Diagnosis penyakit yang benar dan edukasi pemberian obat kepada
pasien yang benar juga.
Sensitizer . Dilihat dari alergi pasien, apaah sensitive terhadap obat
tertentu atau tidak.
Obat yang kurang stabil . Setiap obat bisa sensitive terhadap factor
tertentu, seperti obat yang menjadi tidak aktif pada paparan sinar UV,
sehingga waktu penggunaan obat (missal malam hari) dan vehikulumnya
harus diperhatikan.
Macam Cara pengobatan
Topical
Sistemik . baik oral maupun injeksi. Injeksi bila membutuhkan reaksi obat
yang cepat.
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 2/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 2
Physical modalities. missal dengan laser. Untuk kasus-kasus
hiperkeratosis
Psikoterapi. Penyakit-penyakit tertentu disebabkan gangguan
psikologi, ex: psoriasis, neurodermatitis
Macam-macam obat topical bergantung vehiculumnya.
Kenapa diberikan dalam bentuk berbeda2? Karena menempelnya obat dikulit bergantung pada vehikulumnya, begitu juga daya serap obat ke kulit.
PEMILIHAN VEHIKULUM BEDASARKAN SISTRIBUSI DAN
LOKALISASI. *nyontek dari ppt maaf ya, ihihihi*
MACAM OBAT BERGANTUNG EFEK OBAT YANG DIINGINKAN
1. Protetif Salep, pasta, pata pendingin, krim
2. Absorbsi bedak, bedak kocok
3. Mengeringakan Cairan, bedak kocok
4. Penetrasi yang baik dan cepat Salep, krim, tintura
5. Melemaskan kulit kering salep, krim
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 3/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 3
6. Membersihkan lesi Cairan
7. Mendinginkan Cairan, bedak kocok
8. proteksi UV Bedak
9. Memanaskan Kompres tertutup
Obat topical masuk ke kulit melalui tiga tempat: 1. stratum Corneum, 2.folikel
sebasea, 3.saluran
keringat
Kecepatan obat
topical menimbulkan
respon dipengaruhi
oleh beberapa factor, yaitu :
1.
Daerah penetrasi kulit . Seperti di muka daya serapnya di tangan
2.
Gradient konsentrasi. Semakin tinggi konentrasi, semakin cepat penetrasi
3.
Jadwal pemberian obat . Bergantung pada waktu paruh obat dalam tubuh.
4. Zat pembawa/vehikulumnya. Apakah cepat meresap atau tidak.
Pemilihan vehikulum juga ngga sembarangan temaan. Selain dilihat dari
cocok tidaknya zat aktif dengan vehikullum, ia juga harus dicek apakah dapatmenembus lapisan kulit sampai stratum apa? Dan bagaimana pengeluaran zat
aktifnya, bertahap atau seperti apa…dengan begitu kita dapat mengetahui
menggunakan vehikulum apa yang tepat untuk dapat menembus lapisan kulit
tertentu.
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 4/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 4
Glukokortikoid
Anti-inflamasi, immunosupressor
Ada yang topicalHidrokortison, Triamsinolon, Mometason
Sistemik Hidrokortison, Triamsinolon, Dexametason
Mekanisme kerja:
1. Apoptosis limfosit – biar ngga radang
2.
Menghambat kaskade arachidonat – biar eikosanoid yang dapat memicu
radang misalnya prostaglandin tidak terbentuk
3.
Menekan produksi sitokin – ngga manggil mediator-mediator yang lain
4.
Mempengaruhi sel mast. Kortikosteroid melindungi membrane sel mast,tida mudah pecah.
5. Anti-mitosis epidermis manusia – reaksi non spesifik imun dengan
mitosis epidermis yang cepat, nah si kortiko ini mengurangi kecepatan
mitosisnya
Pada kortikosteroid topical, banyak digunakan untuk penyakit kulit yang
inflamasi, umumnya pada muka dan aksila. Penggunaan steroid topical jangka
pendek dapat terjadi strie. Jangka panjangnya dapat terjadi katarak, telangektasis,
atrophy.
Kortkosteroid itu adalah hormone agonis pada tubuh, pemberiaan jangka
panjang akan mempengaruhi keadaan tubuh. Makanya kalau ingin menghentikan
kortikosteroid pemberian jangka panjang, harus dengan perlahahan-lahan
dikuranginya hingga benar-benar berhenti (tapering off ), bila tidak dapat
menyebabkan withdraw syndrome.
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 5/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 5
Kortikosteroid responsive pada dermatitis atopic, psoriasis genital dan muka.
Tetapi kurang responsive terhadp pemphigus, psoriasis tangan dan kaki.
Efek samping.
Topicalkulit atrofi, acne steroid, purpura, hipopigmentasi, naiknya tekanan
intra-okuler, dermatitis kontak alergika
Sistemik menekan aksis hipofisis kelenjar adrenal, syndrome cushing, pada anak
dapat menghambat pertumbuhan karena mempengaruhi hormonal
Pemberian sistemik pada dermatitis kontak alergi. Untuk mengurangi
efek samping, dosis diberikkan tiap hari dan lakukan tapering off pada saat
penghentian obat.
TIDAK DIBERIKAN PADA PASIEN DENGAN HIPERSENSITIFITAS
DENAN KORTIKOSTEROID.
ANTI-PRURITUS
1.
ANTIHISTAMIN PENGHAMBAT RESEPTOR H1
Jadi seperti yang sudah kita ketahui, gatal karena terlepasnya granul histamine
akibat rusaknya sel mast. Ketika granul – granul histamine keluar, akan berikatan
dengan reseptornya yaitu H1 dan H2. Di kulit terdapat kedua reseptor itu, cuma
yang lebih terlibat pada pruritus adalah H1. H2 banyak terdapat pada tukak
lambung. Selain prurits, histamine juga berperan dalam urtikaria gigitan serangga,
dan kaligata.
Kerja histamine adalah dengan memblok reseptor H1 dengan metode competitive
inhibitor. Efek samping dari antihistamin adalah rasa ngantuk, Cuma itu yang
golongan 1 generasi lama saja. Ada antihistamin golongan 1 generasi baru yang
tidak menimbulkan rasa ngantuk. Perbedaan generasi tersebut hanya ada struktur
obatnya. Contohnya loratadin dan cetrizin, dia bekerja lebih lama dan tidak
menyebabkan ngantuk, hanya saja harganya lebih mahal, hehe. Dalam pemilihan
obat selain melihat bagus tidaknya obat, tetapi kita juga melihat keadaan social
ekonomi pasien.
Masa kerja obat oral 30 menit- 1 jam. Antihistamin yang umum dipakai per oral
adalah klorfeniramin dan defehidramin.
2.
DOXEPIN
Pemberian obat ini via topical terutama untk penderita dermatitis atopic.
Mekanismenya masih dipertanyakan, Cuma diperkirakan antagonis dengan
reseptor H1 dan H2. Efek sampingnya rasa tertusu dan terbakar. Dapat
menyebabkan ngantuk juga dan antikoligernik.
3.
PRAMOXINEYaitu anastesik local, menaikan ambang batas gatal. Menghilangkan pruritus pada
dermatozus eczematus ringan. Berbentuk krim, lotion dan gel. Efek sampingnya
yaitu rasa terbakar dan ditusuk-tusuk sementara.
KERATOLITIK
Untuk Hiperkeratosis
1. Asam Salisilat
Mengandung 3-6 % keratolitik. Lebih dari 6% menyebabkan efek
kerusakan jaringan.
Mekanismenya adalah dengan melarutkan protein permukaan sel yang
akhirnya memicu deskuamasi atau pengelupasan keratin.
Efek samping menyebabkan alergi sehingga timbul utikaria, inflamasiakut, iritasi. Pada kadar yang tinggi menyebabkan ulserasi jaringan.
Pemakaian dosis asam salisilat PERLU DIPERHATIKAN, karena efek
destruktifnya. Bila pasien DM terluka sedikit saja bisa terjadi ulkus,
terlebih lagi bila diberikan obat ini.
2.
Prophylene Glycol
Efeknya keratolitik pada kadar 40-70%.
Biasa digunakan polyethylene oklusi atau asam salisilat 6% untuk
pengobatan keratoderma (kapalan) palmar dan plantar, psoriasis
ANTIFUNGI
Sekarang kita mulai membahas fungsi yaa, semangaattt!!
Yap jadi obat anti-fungi itu ada yang topical dan ada yang oral.
1. Oral
a.
Griseovulvin (dermatofit +, candida -)
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 6/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 6
-
Mekanisme: menghambat sintesis dinding sel, sintesis asam nukeat
dan menghambat mitosis
-
Lama kerja
Kulit kepala : 4-6 minggu
Tidak berambut : 3-4 minggu
Kuku tangan : 6 bulanKuku kaki : 8-18 bulan
- Efek samping : sakit kepala, mual, muntah, diare,
fotosensitivitas, neuritis perifer, bingung, leukopeni, proteinuria
-
Terapi jangka perlu dilakukan evaluasi penting pada fungsi hati,
ginjal, dan hematopoetik karena obat ini toksik terhadap hati dan
ginjal
-
Obat ini tidak cocok pada pasien porfiria atau gagal hati, atau
pernah reaksi hipersensitivitas
b.
Derivat azol (dermatofit +, candida -)
-
Untuk mikosis sistemik
- Mekanisme : menghambat pembentukan ergosterol, yaitu
komponen membrane penting membrane sel jamur
Ketokonazole
Kandidiasis mukokutan sistemik kronik, 1 dosis dewasa, 16
minggu bersih
Dermatofit pada kulit tak berambut 2-3 mg, telapak tangan
kaki 4-6 mg, rambut dan kuku membutuhkan waktu yang lama
Efek samping : nausea, pruritus, ginekomastia, peningkatan
enzim hati karena itu perlu dilakukan evaluasi rutin fungsi
hati
Flukonazol
Oral, masa paruh 30 jam
Kandidiasis mukokutan: 100 mg DD
Dermatofitofit: selang sehari
Itrakonazol
Masa paruhnya panjang, setelah stop terapi bisa sampai 28 hari
*beda tipis sama ramadhan*
Cocok untuk onkomikosis (tinea pada kuku) dengan dosis 200
mg 1 kali DD selama 3 minggu
Sering terjadi gagal jantung, tidak dianjurkan pada pasien
gangguan ventrikel
Evaluasi fungsi hati jangan lupa, oke?
Ada kontraindikasinya nih si azol ini:
azol dengan midazolam /triazolam berpotensi efek hipnotik
sedative (tidur lebih panjang karena metabolism midazolam
dihambat)
azol dengan HMG-COA reductase inhibitor (obat penurun
kolestrol) menyebabkan rhabdomyolisis (lisis otot)
c.
Terbinafin (onkomikosis)
- Termasuk alilamin yang bekerja mirip untuk menghambat
sintesis ergosterol dengan menghambat squalene epoksidase
-
Jari tangan : 6 minggu
Jari kaki : 12 minggu
-
Toksik pada hati, evaluasi fungsi hati wajib yoo
2.
Topical
a. Gol. Amidazol (dermatofit +, candida +)
-
Hampir sama dengan ketokonazol, mikonazol, klotrimazol,
eonazol. spectrum luas
-
Efek samping: kerasa ketusuk, pruritus, eritema, iritasi local, dan
dermatitis kontak alergi
b.
Tolnaftat (dermatofit +, P. orbiculare +, candida -)
- Spectrum sempit, sering kambuh
-
Infeksi pada stratum korneum tebal (ex. Telapak tangan dan kaki)
tidak cukup tolnaftat saja
-
Secara umum tidak menimbulkan efek samping
c.
Nistatin dan Amfotericin B (dermatofit -, candida +)
Nistatin
Spectrum sempit
Hanya untuk kandidiasis kulit dan mukosa (mulut,
vagina, etc)
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 7/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 7
Non iritatif, alergi kontak jarang
Amfotericin B
Spectrum lebih luas
Pengobatan sistemik mikosis melalui intra vena
Pemberian topical memberikan efek iritasi local dan
warna kuning sementara ( Kevin “Schroder”)
ANTIBIOTIK
Infeksi kulit kebanyakan disebabkan oleh Streptokokus beta-
hemolytikus, group A Staphylococcus aureus, atau kedua-duanya.Penggunaan antibiotik :
secara topikal digunakan untuk infeksi bakteri superfisial
secara sistemik digunakan untuk infeksi bakteri yang lebih dalam
Keduanya juga bisa digunakan untuk mengobati acne.
ANTIBIOTIK SISTEMIKYang biasa digunakan adalah antibiotik golongan:
Golongan Penicillin : untuk mengobati penyakit Pyoderma, gonorrhea
Golongan Cephalosporin : untuk mengobati penyakit folikulitis, furuncle,
carbuncle, dan cellulitis
1. Generasi 1 : efektif untuk bakteri gram positif (seperti staph. Danstrep.) dan juga anaerob oral
2. Generasi 2 : untuk cellulitis karena gram negatif
3. Generasi 3 : untuk abses jaringan lunak dan ulkus kaki diabetik
Antibiotik golongan cephalosporin yang biasanya digunakan adalah yang
generasi pertama. Karena antibiotik generasi kedua dan ketiga makinefektif untuk bakteri gram negatif (meskipun kata dosennya bisa juga
buat bakteri gram positif).
Golongan Fluroquinolon : digunakan untuk infeksi bakteri gram negatif
multiresisten, misalnya untuk abses dan ulkus pada kaki penderita
diabetes
Golongan Tetrasiklin : untuk pengobatan infeksi kuman penyebab
jerawat (propionibacteria). Selain itu juga dapat digunakan untukmengobati dermatititis perioral (dermatitis yang terjadi umumnya pada
wanita dengan eritema polimorf, papul, dan pustul di sekitar mulut yang
bersifat gatal) dan infeksi ricketsia.
Golongan Rifamycin : untuk penyakit TBC kulit
Golongan Clindamycin : untuk bakteri gram positif dan anaerob.Golongan ini biasa digunakan untuk mengobati acne, cellulitis,
folliculitis, furunculosis, carbuncles, impetigo, dan yang termasuk juga di
sini adalah ulkus kaki diabetik. Namun, biasanya ada efek samping pada
antibiotik golongan ini, yaitu risiko terjadinya colitis pseudomembranosa – diare yang kadang-kadang disertai pendarahan karena adanya gangguan pada kolon.
ANTIBIOTIK TOPIKAL
Digunakan untuk mengobati luka dan dermatosis terinfeksi. Selain itu,
akne vulgaris juga dapat diobati dengan menggunakan antibiotik topikal.Macam-macam antibiotik topikal
Bacitracin : biasanya hanya untuk topikal, dan tidak digunakan untuk
antibiotik sistemik (mengapa? Karena pada pemberian sistemik dapat
merusak ginjal – bersifat nefrotoksik *Farmakologi jilid 5)
- Untuk bakteri gram positif, basil tetanus dan coccus anaerobik
- Biasanya diberikan secara tunggal ataupun dikombinasikan denganneomycin atau polumyxin B
- Dapat terjadi resistensi apabila digunakan secara jangka panjang
- Efek samping yang dapat muncul adalah dermatitis kontak, urtikaria
kontak, dan anaphylaxis.
Polymixin B : untuk bakter gram negatif
- Hanya sebagai obat topikal (alasannya sama seperti bacitracin)
- Efek samping yang dapat muncul yaitu alergi kontak (jarang) dan
sistemik (sangat jarang)
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 8/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 8
- Tambahan dari saya : Obat ini bekerja dengan cara mengganggufungsi pengaturan osmosis oleh membran sitoplasma kuman. Selain
itu resistensi juga jarang terjadi pada obat ini.
Neomisin dan gentamycin
- Obat ini termasuk dalam golongan aminoglikosida – golongan
antibiotika bakterisidal yang dikenal toksik terhadap saraf otak VIII(nervus vestibulokoklearis) dan juga ginjal.
- Keduanya efektif untuk kuman gram negatif
- Neomisin dapat digunakan untuk daerah luas seperti luka bakar dan
dapat menimbulkan efek sistemik
- Dapat menyebabkan gagal ginjal, dan ketika berakumulasi dapat
menyebabkan nefrotoksisitas, neurotoksisitas dan ototoksisitas.
ANTIBIOTIK TOPIKAL UNTUK ACNE
Efektivitas topikal lebih rendah daripada efektivitas sistemik. Antibiotik
topikal diberikan untuk inflammatory acne yang ringan-sedang.
Macam-macam antibiotik topikal untuk acne :1. Klindamisin
- Aktif terhadap : P. acnes
- Efek samping : kulit kering, iritasi (terdapat rasa terbakar, sepertiditusuk-tusuk), dan dermatitis kontak alergi (kadang-kadang)
- Selain itu terkadang dapat terjadi diare berdarah (colitis
pseudomembranosa)
2. Eritromisin
- Melakukan inhibisi terhadap P. acnes dengan cara menghambat
sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversibel
dengan ribosom subunit 50S.
- Dapat terjadi komplikasi pada terapi topikal, yaitu dapat terbentuk
galur resisten termasuk staphylococcus
- Efek samping lokal : rasa terbakar, kulit kering, iritasi, dan terkadangalergi
- Tersedia dalam bentuk tunggal ataupun kombinasi dengan benzoyl peroxide.
3. Metronidazole
- Efektif untuk acne rosacea- Mekanismenya belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan
inhibisi ter hadap Demodex brevis atau sebagai anti inflamasi
- Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui!
- Efek samping lokal yang dapat timbul yaitu kulit kering, rasa
terbakar, dan tertusuk-tusuk
4. Sodium sulfacetamide
- Bentuknya lotion 10%, dan terkadang dikombinasikan dengan sulfur
- Digunakan untuk terapi acne vulgaris dan acne rosacea
- Mekanisme kerja diduga dengan menghambat secara kompetitif
penggunaan p-aminobenzoic acid (PABA)
- Jumlah obat yang diabsorbsi kulit sekitar 4 %- Kontraindikasi obat ini adalah pasien dengan hipersensitivitas
terhadap sulfonamid
ANTIBIOTIK SISTEMIK UNTUK ACNE
Pemberian antibiotik sistemik untuk mengobati acne dilakukan apabila
terdapat banyak acne dan sudah resisten terhadap terapi topikal.
Macam-macam antibiotik sistemik untuk acne yaitu : tetrasiklin,
minosiklin, eritromisin, klindamisin, dan trimetoprim-sulfametoksazol.
PREPARAT LAIN UNTUK ACNE
1. Retinoic Acid (RA)
- Disebut juga tretinoin
- Pemberiannya secara topikal, dan efektif untuk acne vulgaris
- Obat ini peka terhadap oksidasi terutama bila terpapar cahaya
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 9/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 9
- Kebanyakan obat ini tinggal di epidermis, dan hanya sekitar <10%
yang diabsorpsi
- Mekanisme kerja : ekspulsi komedo (mengeluarkan komedo) terbuka
dan mengubah komedo tertutup menjadi terbuka. Hal ini disebabkan
kohesi antar sel epidermis berkurang dan laju malih epidermis
meningkat akibat RA
- Terapi dimulai dengan kadar yang cukup untuk menimbulkan
eritema ringan dan sedikit peeling (pengelupasan)
- Frekuensi dan kadar disesuaikan dengan kondisi pasien
- Pada 4-6 minggu terapi, akan terkesan akne yang dialami pasien
semakin memberat, tetapi dalam 8-12 minggu lesi menjadi bersih
- Efek samping topikal dapat berupa : eritema, kekeringan dalam
beberapa minggu pertama, dan dermatitis kontak alergi (jarang).
- Penderita harus menghindari atau mengurangi kemungkinan paparan
sinar matahari, misalnya dengan menggunakan sunscreen
- Ada juga obat yang disebut adapalene, yang digunakan untuk akneyang ringan-sedang. Efektifitas dan iritasinya lebih sedikit dibanding
isotretinoin
2. Isotretinoin
- Disebut juga 13-cis-retinoic acid, yang merupakan analog vitamin A
- Digunakan untuk akne kistik yang berat yang sulit dengan terapi
standar
- Diberikan secara oral
- Mekanisme kerjanya : kemungkinan dengan menghambat besar dan
fungsi dari kelenjar sebasea
3. Benzoyl Peroxide
- Pemberiannya secara topikal
- Dimetabolisme menjadi asam benzoat pada epidermis dan dermis
- Mekanisme kerja : berhubungan dengan aktivitas antimikrobanya
terhadap P. acnes, efek peeling dan comedolyticnya
- Kombinasi benzoyl peroxide 5% dengan eritromisin 3% atau
klindamisin 1% lebih efektif daripada efek benzoyl peroxide saja
- Efek samping : benzoyl peroxide merupakan contact sensitizer bagi
sekitar 1% pasien dengan acne. Kontak terhadap mata dan membran
mukosa harus dihindari.
- Benzoyl peroxide merupakan oksidan dan terkadang dapatmenyebabkan bleaching rambut atau bahan berwarna.
ANTIVIRUS TOPIKAL - Misalnya acyclovir dan pencyclovir
- Antivirus topikal ini bekerja dengan menghambat virus herpes (HSV-1, HSV-2, varicela-zoster virus)
- Mekanisme kerjanya : menghambat polimerase dan replikasi DNA virus
oleh acyclovir trifosfat yang diperoleh dari hasil fosforilasi acyclovir oleh
thymidine kinase virus
- Antivirus ini memperpendek masa pembelahan virus dan masa penyembuhan
- Reaksi lokal yang dapat timbul termasuk pruritus, nyeri ringan, rasa ditusuk-tusuk, atau rasa terbakar sementara
OBAT PSORIASISSelain kortikosteroid, ada obat lain yang dapat digunakan untuk mengatasi
psoriasis, yaitu :
1. Acitretin : derivat dari vitamin A
- Efektif untuk psoriasis terutama bentuk pustular
- Diberikan secara oral
- Efek samping : mirip hipervitaminosis, hepatotoksisitas, dan bersifat teratogenik
- Tidak boleh diberikan pada wanita hamil. Pada wanita yang pernahmenjalani terapi obat ini, disarankan tidak boleh hamil dalam jangka
waktu minimal 3 tahun setelah penghentian terapi obat ini.
2. Tazarotene
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 10/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 10
- Merupakan prodrug (obat inaktif yang akan diaktifkan setelahdimetabolisme oleh tubuh) yang memiliki bentuk aktif tazarotenic
acid setelah dihidrolisis oleh esterase.
- Tazarotenic acid kemudian berikatan dengan reseptor retinoic acid,
sehingga menyebabkan perubahan ekspresi gen.
- Mekanismenya berhubungan dengan antiinflamasi danantiproliferasi.
- Tazarotene diabsorpsi melalui kulit. Kadar teratogenik dapat
dicapai apabila pemakaian >20% luas permukaan tubuh
- Efek samping lokal : rasa terbakar atau ditusuk-tusuk, peeling,
eritema, dan edema lokal pada kulit.
- Pasien harus dianjurkan untuk menghindari paparan matahari
3. Calcipotriene
- Merupakan derivat vitamin D3 sintetik
- Memiliki efek lokal, efektif untuk psoriasis vulgaris tipe plaque- Terjadi peningkatan serum kalsium sementara pada kurang dari 1%
penderita
- Perbaikan terjadi setelah 2 minggu s/d 8 minggu
- Pada kurang dari 10% pasien, terjadi total clearing (sembuh total)
setelah menggunakan calcipotriene sebagai single agent therapy.
- Efek samping yang dapat muncul seperti rasa terbakar, gatal, iritasi
ringan, dengan kekeringan dan eritema
- Kontak muka harus dihindari agar iritasi mata tidak terjadi.
IMMUNOMODULATOR
1. Imiquimod
- Obat ini digunakan untuk wart (kutil) genitalia eksternal dan
perianal pada dewasa, keratoses, maupun pada carcinoma sel basal
primer.
- Mekanisme kerjanya : sebagai immunomodulator yangmerangsang sel-sel mononuklear untuk menghasilkan interferon
alfa dan menstimulasi makrofag untuk menghasilkan sitokin-
sitokin (IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF-alfa)
- Cara penggunaannya untuk wart : dioleskan 3X per minggu,dibiarkan pada kulit selama 6-10 jam, dan kemudian dicuci dengan
sabun lunak dan air. Biasanya tidak lebih dari 16 minggu.
- Untuk carcinoma sel basal superfisial : dioleskan 5X per minggu
dan hanya selama 6 minggu saja.
- Obat ini bisa diserap melalui kulit, meskipun jumlahnya tidak
banyak (<0.9%).
- Efek samping : reaksi inflamasi lokal, pruritus, eritema, dan erosi
superfisial
EKTOPARASITICIDES
1. Lindane (hexachlorocyclohexane)
- Merupakan pediculisida dan skabisida
- Bentuk sediaan berupa lotion atau shampoo
- Untuk pediculosis capitis atau pubis, dosis pemakaiannya 30ml 1X,
biarkan 5 menit, lalu cuci
- Untuk scabies : 1X seluruh tubuh mulai leher ke bawah, biarkan 8-12
jam, lalu cuci
- Jika penyebab masih ada, ulangi setelah 1 minggu
- Dapat terjadi kemungkinan neurotoksisitas dan hematotoksisitas, oleh
karena itu hati-hati penggunaan pada bayi, anak dan wanita hamil
- Tidak dianjurkan untuk bayi yang mengalami prematur
- Risiko yang timbul sangat kecil jika digunakan secara tepat
- Efek samping : iritasi lokal
2. Sulfur
7/17/2019 Tentir dermatofarmakologi
http://slidepdf.com/reader/full/tentir-dermatofarmakologi 11/11
SiePend FKUIN 2011DERMATOFARMAKOLOGI
Semangat Uyeeeah 11
- Merupakan skabisida yang sudah lama dikenal, tidak iritasi, tetapimenimbulkan bau yang tidak enak , oleh karena itu banyak
ditinggalkan
- Merupakan alternatif untuk bayi dan wanita hamil
3. Permetrin
- Neurotoksik terhadap pediculus humanus, pthirus pubis, dan
sarcoptes scabiei
- Efek samping : rasa terbakar, ditusuk-tusuk, dan pruritus sementara
OBAT YANG MEMENGARUHI PIGMENTASI
1. Hidrokinon dan monobenzon :
- Mengurangi hiperpigmentasi kulit
- Hidrokinon topikal hanya bersifat memudarkan sementara,
sementara monobenzon membuat depigmentasi irreversibel
- Mekanisme kerjanya dengan menghambat tirosinase
- Monobenzon bersifat toksik terhadap melanosit, itulah sebabnya
monobenzon menyebabkan depigmentasi permanen. Hipopigmentasi
juga dapat terjadi pada tempat yang jauh dari tempat pemakaian.
- Efek samping : iritasi lokal dan alergi
2. Trioksalen dan metoksalen
- Untuk repigmentasi vitiligo
- Harus diaktifkan oleh sinar UV A
- Merupakan photo-chemotherapy (gabungan antara terapi foto dan
obat)
- Efek samping jangka panjang : katarak dan kanker kulit.
SUNSCREENPemakaiannya secara topikal, untuk memproteksi terhadap sinar
matahari.Jenis-jenis dari sunscreen adalah : p-aminobenzoic acid (PABA) danbenzofenon.
Sunscreen tersebut merupakan absorber paling efektif terhadap sinar UV
B (280-320 nm). UV B dapat menyebabkan eritema, tanning, dan kalau terpajan
secara kronik dapat menyebabkan penuaan kulit dan fotokarsinogenesis.
Efektifitas sunscreen dinyatakan sebagai protection factor (PF) yangartinya adalah efektivitas dalam mengabsorbsi sinar UV yang eritrogenik .
Nilai PF merupakan rasio (perbandingan) dari minimal erythema dose (MED)
dengan sunscreen dibandingkan dengan MED tanpa sunscreen.Individu yang mudah sunburn dianjurkan untuk menggunakan produk
dengan PF > 15
*Alhamdulillah sudah selesai tentir dermatofarmako, maaf ya kalau aga samakayak slides-_-, mohon maaf atas kekurangan dan kelebihannya*