Upload
pramuja-aria-martha
View
80
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Cengkeh Syzygium aromaticum L termasuk dalam Familia Myrtaceae. Di
IndonesiaSumatera disebut Bungeu lawang, bunga lawang, singke, bunga lasang, sake, kembang
lawang, cengkeh, bunga cangkeh, cangkih. Orang Jawa menyebutnya Cengkeh, cengke.
Masyarakat di Nusatenggara mengenalnya sebagai :Cengkeh, wunga lawang, cangke, singke,
palasenge, sengke. Penduduk di Sulawesi menamakannya Bunga rawan, single, bunga lawang,
hungo lawa, cangke, cengke. Orang di Maluku menyebutnya Poirawane peela ano, pualawane,
perawano, bung lawa, gomode, bululawa, buwalawa, gomede. Cengkeh memiliki berbagai
sebutan dengan Nama daerah (Tarmizi, 2010).
Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) juga punya Sinonim yaitu; Eugenia aromatica L. dan
Eugenia cayyophyllata Thumb. Para ahli jamu menyebut Cengkeh dengan nama simplisia
Syzygii Flos, Caryophylli Flos, yaitu Bunga Cengkeh. Kandungan kimia Kuncup bunga cengkeh
antara lain :Minyak atsiri, zat samak, lendir, lemak dan malam. Kegunaan Kuncup bunga
cengkeh antara lain untuk: mengurangi rasa nyeri, peluruh haid, peluruh kentut, pencegah mual,
penambah nafsu makan, penurun panas (Tarmizi, 2010).
Tidak seperti obat modern yang bertujuan tunggal, senyawa misterius dalam cengkeh
lebih berfungsi sebagai obat mujarab (mangkus) yang menangkal terjadinya perusakan sel
(Tarmizi, 2010).
Cengkeh (Eugenia aromatica (L.) Mer et Prry) = Ting hsiang dengan Nama Simplisia:
Syzygii flos atau caryophylli flos (bunga cengkeh).
Sosok Tanaman cengkeh
Tanaman rempah, asli di Maluku, ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau
dikebun, tetapi umumnya dibudidayakan. Cengkeh tumbuh baik pada iklim tropis, tanah subur
dengan drainase baik dan tidak tahan terhadap genangan air, serta tumbuh pada ketinggian 1-
900 m di atas permukaan laut (Tarmizi, 2010).
Pohon cengkeh bisa mencapai tinggi 5-10.m, percabangan banyak mulai dari bawah.
Batang bila dimemar berbau harum. Daun tunggal, bertangkai, tebal seperti kulit. Helaian daun
bulat telur sampai lanset memanjang, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, tulang daun
menyirip, permukaan atas mengkilap, panjang 6-13,5 cm, lebar 2,5-5 cm, warnanya hijau, bintik-
bintik kelenjar yang tembus cahaya. Panjang tangkai daun 1-2 Cm. Daun muda warnanya hijau
muda atau coklat muda, tergantung varietasnya. Bunganya bunga majernuk dalam malai rata,
yang keluar dari ujung-ujung ranting. Jumlah bunga pada tiap malai 3-21 bunga. Daun mahkota
berbentuk tudung, bulat lingkaran, kemerahan, panjang 4-5 mm, rontok awal. Warna bunga
mula-mula hijau muda, kemudian kuning pucat dan akhirnya merah, lazimnya hanya pada
puncak kelopak, kadang-kadang menyeluruh. Buahnya buah buah buni memanjang sampai
bentuk bulat telur sungsang, panjang 2-2,5 cm, warnanya merah gelap sampai ungu tua. Biji
kecil, diameter sekitar 4 mm, warnanya coklat muda (Tarmizi, 2010).
Ada bebrapa macam kultiivar cengkeh yang ditanam di Indonesia, seperti sikotok,
siputih, zanzibar. Tunas bunga yang,dikeringkan dikenal dengan nama cengkeh. Dipakai antara
lain untuk bahan penyedap rokok. Minyak cengkeh dapat dihasilkan dari penyulingan srbuk
kuntum cengkeh kering (clove oil), serbtik tangkai kuntum cengkeh kering (clove steam oil) dan
daun cengkeh (clove leaf oil), yang banyak digunakan oleh dokte gigi sebagai penghilang rasa
sakit, digunakan dalam industri farmasi, penyedap masakan dan weawangian (Tarmizi, 2010).
SIFAT KIMIAW DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Hangat, rasarrya tajam. Menghangatkan tubuh, stimulan, aromatik, antiseptik, peluruh
kentut (karminatif), anestetik lokal, menghilangkan kolik (antispasmodik), obat batuk
(Tarmizi, 2010).
KANDUNGAN KIMIA :Minyak atsiri 16%-20%, mengandung eugenol 70%-85%, asetil
eugenol, a,b-kariofilen furfural, eugenin, eugenitin, isoeugenitin,
isoeugeditol, oleanolic acid (Tarmizi, 2010).
BAGIAN YANG DIPAKAI: Kuncup bunga (Tarmizi, 2010).
KEGUNAAN :Sakit perut, mulas dan mual. Muntah karena lambung dingin.
Kecegukan (hiccups). Rasa sakit di dada dan perut Sakit gigi. Batuk.
Lemah syahwat (Tarmizi, 2010).
PEMAKAIAN:
Untuk minum : 1-5 g, setiap kali pakai, Sehari 3-4 kali.
Pemakaian luar : Dibuat serbuk, minyak atau saleb. untuk pemakaian setempat seperti obat
gosok untuk perut mules, beri-beri, suara serak, rematik, dsb (Tarmizi,
2010).