14
Model Von Thunen Johann Heinrich Von Thunen seorang ekonom dan tuan tanah di Jerman menulis buku berjudul Der Isolierte Staat in Beziehung auf Land Wirtschaft pada tahun 1826. Ia mengupas tentang perbedaan sewa tanah (pertimbangan ekonomi). Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Isolated State in Relation to Agriculture oleh Peter Hall yang diterbitkan pada tahun 1966 di London. Dalam modelnya tersebut, Von Thunen membuat asumsi sebagai berikut: 1. Wilayah analisis bersifat terisolir (isolated state) sehingga tidak terdapat pengaruh pasar dari kota lain. 2. Tipe permukiman adalah padat di pusat wilayah (pusat pasar) dan makin kurang padat apabila menjauh dari pusat wilayah. 3. Seluruh wilayah model memiliki iklim, tanah, dan topografi yang seragam. 4. Fasilitas pengangkutan adalah primitive (sesuai pada zamannya) dan relative seragam. Ongkos ditentukan oleh berat barang yang dibawa. 5. Kecuali perbedaan jarak ke pasar, semua factor alamiah yang memengaruhi penggunaan tanah adalah seragam dan konstan. Berdasarkan asumsi di atas Von Thunen membuat kurva hubungan sewa tanah dengan jarak ke pasar sebagai berikut. sewa tanah sewa yang terjadi dari hasil tawar menawar 0 D = jarak dari pasar Kurva perbedaan sewa tanah sesuai dengan perbedaan jarak ke pasar.

Teori Lokasi

  • Upload
    zikri

  • View
    20

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori Lokasi Von Thunen

Citation preview

Page 1: Teori Lokasi

Model Von Thunen

Johann Heinrich Von Thunen seorang ekonom dan tuan tanah di Jerman menulis buku berjudul Der Isolierte Staat in Beziehung auf Land Wirtschaft pada tahun 1826. Ia mengupas tentang perbedaan sewa tanah (pertimbangan ekonomi). Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Isolated State in Relation to Agriculture oleh Peter Hall yang diterbitkan pada tahun 1966 di London. Dalam modelnya tersebut, Von Thunen membuat asumsi sebagai berikut:

1. Wilayah analisis bersifat terisolir (isolated state) sehingga tidak terdapat pengaruh pasar dari kota lain.

2. Tipe permukiman adalah padat di pusat wilayah (pusat pasar) dan makin kurang padat apabila menjauh dari pusat wilayah.

3. Seluruh wilayah model memiliki iklim, tanah, dan topografi yang seragam.4. Fasilitas pengangkutan adalah primitive (sesuai pada zamannya) dan relative

seragam. Ongkos ditentukan oleh berat barang yang dibawa.5. Kecuali perbedaan jarak ke pasar, semua factor alamiah yang memengaruhi

penggunaan tanah adalah seragam dan konstan.

Berdasarkan asumsi di atas Von Thunen membuat kurva hubungan sewa tanah dengan jarak ke pasar sebagai berikut.

sewa tanah

sewa yang terjadi dari

hasil tawar menawar

0 D = jarak dari pasar

Kurva perbedaan sewa tanah sesuai dengan perbedaan jarak ke pasar.

Dari gambar tersebut terlihat bahwa tingkat sewa tanah adalah paling mahal di pusat pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar. Berdasarkan perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya produksi, masing-masing jenis produksi memiliki kemampuan yang berbeda untuk membayar sewa tanah. Makin tinggi kemapuannya untuk membayar sewa tanah, makin besar kemungkinan kegiatan itu berlokasi dekat ke pusat pasar. Selain itu, masing-masing jenis kegiatan/produksi memiliki kurva permintaan atas tanah berupa kurva tak acuh (indifference curve) yang menggambarkan hubungan antara sewa tanah dan jarak dari pasar. Kemiringan kurva berbeda antara satu jenis kegiatan/produksi dengan kegiatan/produksi lainnya. Ada kurva yang menurun tajam, agak tajam, agak landai, dan landai. Misalnya, ada dua jenis kegiatan A dan B yang masing-masing memiliki kurva tak acuh dengan kelandaian berbeda seperti berikut:

Page 2: Teori Lokasi

Sewa tanah

Kurva A

Kurva B

Pasar T D=Jarak dari pasar

Perbedaan kurva sewa tanah untuk kegiatan yang berbeda.

Kurva A menggambarkan kurva permintaan tanah (sewa tanah) untuk kegiatan A, sedangkan kurva B menggambarkan kurva permintaan tanah (sewa tanah) untuk kegiatan B. Kegiatan A bersifat tak acuh (indifference) pada kurva permintaan tanah tersebut. Artinya, bagi mereka adalah sama saja berlokasi di titik mana pun pada cakupan kurva tersebut, setelah membandingkan antara sewa tanah dengan jauhnya lokasi ke pasar yang berbanding terbalik. Karena perbeddaan kurva permintaan antar kegiatan A dengan kegiatan B, maka sampai jarak T akan dimenangkan oleh kegiatan A, sedangkan setelah titik T dimenangkan oleh kegiatan B. analisis seperti ini dapat dilanjutkan sampai beberapa macam kegiatan yang menggunakan penggunaan tanah. Hasilnya adalah satu pola penggunaan tanah berupa diagram cincin yang pada waktu itu adalah sebagai berikut:

Keterangan :P = PasarCincin 1 = Pusat industry/kerajinanCincin 2 = Pertanian intensif (produksi susu dan sayur-sayuran)Cincin 3 = Wilayah hutan (untuk menghasilkan kayu bakar).Cincin 4 = pertanian ekstensif (dengan rotasi 6 atau 7 tahun).Cincin 5 = Wilayah peternakan.Cincin 6 = Daerah pembuangan sampah.

Diagram cincin dari Von Thunen.

Penggunaan tanah saat ini tidak lagi berkelompok persisi seperti cincin dan isi masing-masing cincin juga tidak lagi sama seperti dalam diagram Von Thunen. Namun demikian konsep Von Thunen bahwa sewa tanah sangat memengaruhi jenis kegiatan yang mengambil tempat pada lokasi tertentu masih tetap berlaku dan hal ini mendorong terjadinya konsentrasi kegiatan tertentu pada lokasi tertentu. Von Thunen menggunakan contoh sewa tanah untuk produksi pertanian, tetapi banyak ahli studi ruang berpendapat bahwa teori itu juga relevan untuk sewa/penggunaan tanah di perkotaan dengan

P1

23

45

6

Page 3: Teori Lokasi

menambah aspek tertentu, misalnya aspek kenyamanan dan penggunaan tanah di masa lalu. Penggunaan tanah di perkotaan tidak lagi berbentuk cincin tetapi tetap terlihat adanya kecenderungan pengelompokan dan untuk pengguanaan yang sama berupa kantong-kantong, di samping adanya penggunaan berupa campuran antara berbagai kegiatan. Penggunaan lahan yang berbeda antar satu kota dengan kota lainnya. Namun, kecenderungan saat ini adalah pusat kota umumnya didominasi oleh kegiatan perdangan dan jasa, sedikit ke arah luar diisi oleh kegiatan industry, kerajinan (home industry) bercampur dengan perumahan sedang dan kumuh. Perumahan elit justru mrngambil lokas lebih kearah luar lagi (mengutamakan kenyamanan). Industry besar umumnya berada di luar kota karena banyak pemerintah kota yang melarang industry besar dan yang berpolusi mengambil lokasi di dalam kota.

WEBER

Pertimbangan utama dalam menentukan alternatif lokasi industri yaitu ditekankan pada biaya transportasi yang rendah. Pada prinsipnya beberapa teori lokasi tersebut untuk memberikan masukan bagi penentuan lokasi optimum, yaitu lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai beberapa teori lokasi :a. Theory of industrial location (teori lokasi industri) dari Alfred WeberTeori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan mempertimbangkan risiko biaya atau ongkos yang paling minimum, dengan asumsi sebagai berikut:1) Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan penduduknya relatif homogen.2) Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah Minimum Regional (UMR).4) Hanya ada satu jenis alat transportasi.5) Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.6) Terdapat persaingan antarkegiatan industri.7) Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.Persyaratan tersebut jika dipenuhi maka teori lokasi industri dari Alfred Weber dapat digunakan. Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu) dalam analisis teorinya, yaitu titik material, titik konsumsi, dan titik tenaga kerja. Ketiga titik (faktor) ini diukur

Page 4: Teori Lokasi

dengan ekuivalensi ongkos transport. Berdasarkan asumsi tersebut di atas, penggunaan teori Weber tampak seperti pada gambar berikut ini :

(a) (b) (c)Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri(Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer, 2000)Keterangan:M = pasar P = lokasi biaya terendah.R1, R2 = bahan bakuGambar (a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.

b. Teori lokasi industri optimal (Theory of optimal industrial location) dari LoschTeori ini didasarkan pada permintaan (demand), sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu pabrik atau industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat dihasilkan pendapatan paling besar. Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi bahwa pada suatu tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disuplai oleh pusat (industri) volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh dari pusat industri semakin berkurang volume penjualan barang karena harganya semakin tinggi, akibat dari naiknya ongkos transportasi. Berdasarkan teori ini, setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-luasnya. Di samping itu, teori ini tidak menghendaki wilayah pasarannya akan terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran milik pabrik lain yang menghasilkan barang yang sama, sebab dapat mengurangi pendapatannya. Karena itu, pendirian pabrik-pabrik dilakukan secara merata dan saling bersambungan sehingga berbentuk heksagonal.

c. Teori susut dan ongkos transport (theory of weight loss and transport cost)Teori ini didasarkan pada hubungan antara faktor susut dalam proses pengangkutan dan ongkos transport yang harus dikeluarkan, yaitu dengan cara mengkaji kemungkinan penempatan industri di tempat yang paling menguntungkan secara ekonomi. Suatu lokasi dinyatakan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya transport yang paling murah. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa:1) Makin besar angka rasio susut akibat pengolahan maka makin besar kemungkinan untuk penempatan industri di daerah sumber bahan mentah (bahan baku), dengan catatan faktor yang lainnya sama.

Page 5: Teori Lokasi

2) Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi maka makin besar kemungkinan untuk menempatkan industri di daerah pemasaran.

d. Model gravitasi dan interaksi (model of gravitation and interaction) dari Issac Newton dan UllmanTeori ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap massa mempunyai gaya tarik (gravitasi) untuk berinteraksi di tiap titik yang ada di region yang saling melengkapi (regional complementarity), kemudian memiliki kesempatan berintervensi (intervening opportunity), dan kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability). Teori interaksi ialah teori mengenai kekuatan hubungan-hubungan ekonomi (economic connection) antara dua tempat yang dikaitkan dengan jumlah penduduk dan jarak antara tempat-tempat tersebut. Makin besar jumlah penduduk pada kedua tempat maka akan makin besar interaksi ekonominya. Sebaliknya, makin jauh jarak kedua tempat maka interaksi yang terjadi semakin kecil. Untuk menggunakan teori ini perhatikan rumus berikut.

Keterangan:I = gaya tarik menarik diantara kedua region.d = jarak di antara kedua region.P = jumlah penduduk masing-masing region.

e. Teori tempat yang sentral (theory of cental place) dari Walter ChristallerTeori ini didasarkan pada konsep range (jangkauan) dan threshold (ambang). Range (jangkauan) adalah jarak tempuh yang diperlukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan threshold (ambang) adalah jumlah minimal anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan suplai barang. Menurut teori ini, tempat yang sentral secara hierarki dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:1) Tempat sentral yang berhierarki 3 (K = 3), merupakan pusat pelayanan berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi daerah sekitarnya, atau disebut juga kasus pasar optimal.2) Tempat sentral yang berhierarki 4 (K = 4), merupakan situasi lalu lintas yang optimum. Artinya, daerah tersebut dan daerah sekitarnya yang terpengaruh tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan jalur lalu lintas yang paling efisien.3) Tempat sentral yang berhierarki 7 (K = 7), merupakan situasi administratif yang optimum. Artinya, tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian wilayah-wilayah tetangganya.Untuk menerapkan teori ini, diperlukan beberapa syarat di antaranya sebagai berikut:1) Topografi atau keadaan bentuk permukaan bumi dari suatu wilayah relatif seragam sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh lereng atau pengaruh alam lain dalam hubungannya dengan jalur angkutan.

Page 6: Teori Lokasi

2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu, dan batubara.

CHRISTALER

Central Place theory dikemukakan oleh Walter Christaller pada 1933. Teori ini menyatakan bahwa suatu lokasi dapat melayani berbagai kebutuhan  yang terletak pada suatu tempat yang disebutnya sebagai tempat sentral. Tempat sentral tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayanan tersebut digambarkan dalam segi enam/heksagonal. Teori ini dapat berlaku apabila memiliki karakteristik sebagai berikut

1. wilayahnya datar dan tidak berbukit

2. tingkat ekonomi dan daya beli penduduk relatif sama

3. penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah

Secara hierarki Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan pelayanan

1. Herarkri K 3

Merupakan pusat pelayanan pasar optimum dimana tempat sentral tersebut selalu menyediakan kebutuhan barang-barang pasar untuk daerah disekitarnya.

2. Hierarki K 4

Merupakan pusat lalu lintas/transportasi maksimum dimana tempat sentral tersebut menyediakan sarana dan prasarana lalu-lintas yang optimal.

Page 7: Teori Lokasi

3. Hierarki K 7

Merupakan pusat pemerintahan optimum dimana tempat sentral tersebut merupakan sebuah pusat pemerintahan

Teori pada prinsipnya bersifat statis dan tidak memikirkan pola  pembangunan di masa yang akan datang akan tetapi dasar tentang hierarki suatu pusat pelayanan sangat membantu dalam hal perencanaan pembangunan sebuah wilayah/kota.

TEORI LOKASI AUGUST LOSCH

August Losch menulis sebuah teori lokasi didalam bukunya yang berjudul Economics of Location pada tahun 1954. Berbeda dengan teori Weber yang mengungkapkan teori

Page 8: Teori Lokasi

lokasinya berdasarkan letak bahan baku, teori Losch mengungkapkan teorinya berdasarkan kemampuan sebuah produksi untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Maksudnya, semakin jauh dari pasar maka konsumen menjadi enggan membeli karena mahalnya biaya transportasi menuju tempat penjualan yang jauh. Sehingga produsen harus memilih lokasi industri yang mempunyai tempat yang cukup dekat dengan konsumen agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.Dalam teorinya, Losch lebih menyarankan agar lokasi industri terletak di pasar atau mendekati pasar. Ini mempunyai tujuan untuk menemukan pola lokasi industri sehingga dapat ditemukan keseimbangan spasial antar lokasi. Menurut pendapat Losch, dalam lokasi industri yang tampak tidak teratur dapat ditemukan pola keberaturan. Oleh karena itu Losch merupakan pendahulu dalam mengatur kegiatan ekonomu secara spasial dan merupakan pelopor dalam teori ekonomi regional modern. Teori Losch berasumsi bahwa suatu daerah yang homogen yang mempunyai distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan yang merata serta selera konsumen yang sama. Contoh kegiatan tersebut merupakan pertanian yang mempunyai skala kecil yang pada dasarnya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan masing-masing petani. Akan timbul perdagangan baru apabila terdapat kelebihan produksi.Untuk memperoleh keseimbangan, maka ekonomi ruang Losch harus memenuhi syarat sebagai berikut:1. Setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun pembeli;2. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehinggan seluruh permintaan yang ada dapat dilayani;3. Terdapat free entry dan tak ada petani yang memperoleh super-normal profit sehingga tak ada rangsangan bagi petani dari luar untuk masuk dan menjual barang yang sama di daerah tersebut;4. Daerah penawaran adalah sedemikian hingga memungkinkan petani yang ada untuk mencapai keuntungan dengan besar maksimum;5. Konsumen bersifat indifferent terhadap penjual manapun dan satu-satunya pertimbangan untuk membeli dengan harga yang rendah.Pada teori ini, wilayah pasar bisa berubah jika terjadi inflasi (perubahan) harga. Hal ini disebabkan karena produsen tidak dapat memenuhi permintaan dikarenakan jarak yang terlalu jauh sehingga mengakibatkan biaya transportasi naik. Ini akan mengakibatkan harga jualnya juga naik. Karena tingginya harga jual, maka pembelian juga akan berkurang. Hal ini mendorong petani untuk melakukan proses produksi yang sama untuk memenuhi permintaan yang belum terlayani. Dengan banyaknya petani yang menawarkan produk yang sama, maka akan terjadi keadaan seperti berikut:1. Permintaan dari seluruh daerah akan terpenuhi;2. Akan terjadi persaingan antar petani penjual yang semakin tajam dan berebut pembeli.Menurut pendapat Losch pada akhirnya luas daerah pasar masing-masing petani penjual akan menyempit dan dalam keseimbangannya akan terbentuk segienam beraturan. Bentuk ini menggambarkan daerah penjualan terbesar yang masih dapat dikuasai setiap penjual dan berjarak minimum dari tempat lokasi kegiatan produksi yang bersangkutan. Keseimbangan yang dicapai dalam teori ini berasumsi bahwa harga hanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, oleh karena apabila penjual menaikkan harga jualnya maka keseimbangannya akan terganggu. Ini akan berakibat bukan hanya pada pasar yang

Page 9: Teori Lokasi

semakin menyempit karena konsumen tidak mampu membeli tetapi sebagian pasar akan hilanh dan direbut oleh prnjual yang berdekatan. Salah satu cara untuk memperluas jangkauan pasar dapat dilakukan dengan menjual barang yang berbeda dari yang sudah ditawarkan.Teori sektor yang dikemukakan olah Losch menyebutkan bahwa jaringan heksagon tidaklah sama penyebarannya. Tetapi di sekeliling tempat sentralnya masih ada enam faktor yang memiliki wilayah luas dan ada enam sektor yang memiliki wilayah sempit. Oleh karena itu Losch menggambarkan teori tersebut dalam bentuk roda.

Menurut Losch, munculnya daerah pasar disekeliling setiap tempat sentral juga dipengaruhi oleh adanya jaringan daerah-daerah pasar untuk setiap kelompok barang. Jaringan-jaringan ini terletak secara sistematis di dalam wilayah-wilayah ekonomi yang terbagi di seluruh dunia menurut hukum tertentu.

Page 10: Teori Lokasi

Dafrar pustaka

“Teori lokasi industry” 02october2015

http://geografi-geografi.blogspot.co.id/2010/11/teori-lokasi-industri-pertimbangan.html

“Perencana dan pembangunan kota” 02october2015

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/perencanaan-dan-pembangunan-wilayah-dan-kota.html

“teori lokasi weber” 02ocober2015

http://virgidede.blogspot.co.id/2010/10/teori-lokasi-weber.html

“perkembangan industry” 02october2015

http://athidanalyst.blogspot.co.id/2008/11/perkembangan-industrialisasi-di.html